chapter ii
DESCRIPTION
metematikaTRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG GRAMEEN BANK
A. Sejarah Singkat Grameen Bank
Bangladesh adalah salah satu negara di kawasan Asia Selatan yang
tergolong negara miskin. Negara ini memperoleh kemerdekaannya pada tahun
1971. Awalnya Bangladesh merupakan bagian dari negara Pakistan sebelah timur,
namun pemerintahan di sektor barat bersikap tidak peduli terhadap sektor timur
sehingga menyebabkan Bangladesh melakukan pemisahan diri melalui
peperangan yang didukung oleh India.
Pada awal berdirinya negara Bangladesh, perekonomian tidak memiliki
fundamental yang kuat, sedangkan sistem pemerintahannya pun masih
berantakan. Di masa-masa tersulit sekitar tahun 1970-an, seorang profesor dari
Fakultas Ekonomi Universitas Chittagong bernama Muhammad Yunus muncul
dengan membawa konsep perekonomian mikro yang nantinya sangat berpengaruh
pada kehidupan rakyat miskin. Konsep ini disebut oleh Muhammad Yunus
sebagai Bank Grameen atau bank untuk kaum miskin. Awal mulanya pendirian
bank ini hanya sebuah unit usaha kredit yang khusus ditujukan kepada kaum
miskin. Namun, seiring berjalannya waktu, unit usaha kredit ini berkembang pesat
menjadi sebuah Bank Grameen yang nyatanya dapat meminimalisir bahkan
menghapus kemiskinan di Bangladesh. Dewasa ini, Bank Grameen tidak hanya
beroperasi di Bangladesh saja namun juga telah berkembang sangat pesat dan
Universitas Sumatera Utara
diadopsi oleh lebih dari 100 negara di dunia. Bank Grameen tidak melihat
perbedaan ideologi, ekonomi, hukum, bahkan politik. Bank Grameen hanya
berfokus pada satu hal, yakni kemiskinan. Sebab, kemiskinan merupakan indikasi
dari buruknya perekonomian dan kesejahteraan negara.19
Melihat keadaan yang semakin parah, Yunus memutuskan untuk terjun
langsung ke lapangan untuk melihat kondisi riil masyarakat yang mengalami
Tahun 1974 merupakan tahun yang harus dihadapi dengan berat oleh
Bangladesh, sebab pada tahun ini Bangladesh masuk kedalam cengkraman
kelaparan. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan, sebab sebuah negara kecil
yang baru meraih kemerdekaannya disertai perekonomian dan perpolitikan yang
belum stabil harus mengadapi kelaparan yang mengakibatkan banyak sekali
warganya yang meninggal.
Muhammad Yunus, Seorang dosen Universitas Chittagong serta Dekan
Fakultas Ekonomi ini sangat risau melihat keadaan tersebut. Saat bencana
kelaparan di tahun 1974 sedang melanda Bangladesh, Yunus berpandangan bahwa
selama ini segala macam teori ekonomi klasik maupun modern yang secara elegan
di ajarkan di kampus tidak bisa menjawab permasalahan sosial di negaranya, tidak
hanya kelaparan namun juga kemiskinan dan permasalahan sosial ekonomi
lainnya.
19http://accountant120790.wordpress.com/2009/06/21/kisah-grameen-bank-dan-muhammad-yunus-sebagai-founder-nya/, “Kisah Grameen Bank dan Muhammad Yunus sebagai Founder-nya”terakhir kali diakses pada 13 November 2010.
Universitas Sumatera Utara
kelaparan dan kemiskinan. Desa jobra adalah obyek yang menjadi pusat
observasi, sebab daerah tersebut dekat dengan kampus. Proyek awal yang
dilakukan Yunus adalah mencari tahu berapa banyak keluarga di desa jobra yang
memiliki lahan garapan dan tanaman yang bisa di garap, keterampilan yang
dimiliki penduduk desa, hambatan yang dihadapi dalam peningkatkan
kesejahteraan mereka, dan berapa banyak warga yang miskin. Setelah melakukan
analisis sebab-akibat, Yunus kemudian melakukan studi tentang ekonomi
pertanian yang kemudian dilanjutkan dengan pengembangan desa melalui sektor
pertanian.20
20http://accountant120790.wordpress.com/2009/06/21/kisah-grameen-bank-dan-muhammad-yunus-sebagai-founder-nya/, “Kisah Grameen Bank dan Muhammad Yunus sebagai Founder-nya”terakhir kali diakses pada 13 November 2010.
Pengembangan desa yang dilakukan oleh Profesor Muhammad Yunus
tidak berhenti pada sektor pertanian saja. Setelah menuai hasil yang positif, pada
tahun 1976 Yunus mulai mengunjungi rumah tangga yang paling miskin di Jobra.
Kunjungan tersebut melahirkan suatu insiprasi baru ketika Yunus menemui salah
satu perajin bangku di Desa Jobra. Hasil perbincangan Yunus kepada perajin
tersebut membuahkan kesimpulan bahwa rata-rata warga miskin yang memiliki
profesi sebagai pengusaha kecil sangat sulit memperoleh kredit dan bahkan
terpaksa meminjam uang kepada rentenir yang tentunya akan memberikan bunga
pinjaman yang tinggi sehingga sangat memberatkan si debitur, apalagi debitur
merupakan warga miskin.
Universitas Sumatera Utara
Dari tahun 1976 itu, Profesor Muhammad Yunus meluncurkan sebuah
proyek penelitian untuk meneliti kemungkinan merancang sebuah sistem kredit
untuk menyediakan layanan perbankan yang ditargetkan pada pedesaan miskin
yang juga merupakan asal-usul dari Grameen Bank. Proyek Grameen Bank
(Grameen berarti ”pedesaan” atau ”desa” dalam bahasa Bangla) memiliki tujuan
sebagai berikut:21
1. Memberikan fasilitas perbankan untuk orang miskin dan perempuan;
2. Menghapuskan eksploitasi orang miskin oleh pemberi pinjaman uang;
3. Menciptakan peluang kerja mandiri karena banyaknya pengangguran di
pedesaan Bangladesh;
4. Membawa kebanyakan wanita kurang mampu dari rumah tangga miskin,
dalam format organisasi yang mereka dapat pahami dan kelola sendiri; dan
5. Membalikkan keadaan lingkaran setan kuno ”berpenghasilan rendah, tabungan
rendah, dan rendah investasi”, ke dalam lingkaran yang baik dari ”pendapatan
lebih, tabungan lebih banyak, lebih banyak investasi.”
Dengan konsep Grameen Bank-nya, Yunus mengembangkan konsep
kredit mikro yaitu memberi pinjaman skala kecil tanpa agunan untuk usahawan
miskin yang tidak mampu meminjam dari bank umum. Untuk menjamin
pembayaran utang, Grameen Bank menggunakan sistem kelompok ”solidaritas”.
Kelompok-kelompok itu mengajukan permohonan pinjaman bersama-sama, dan
21 http://grameen info.org/index.php?option=com_content&task=view&id=19&itemid=114, ”A Short History of Grameen Bank”terakhir diakses tanggal 13 November 2010.
Universitas Sumatera Utara
setiap anggotanya berfungsi sebagai penjamin anggota lainnya, sehingga mereka
dapat berkembang bersama-sama.22
Periode 90-an, Bank Grameen sudah memperlihatkan bagaimana sistem
itu efektif bekerja. Para peminjam yang dulunya tergolong miskin, sekarang tidak
lagi sekedar melewati garis kemiskinan, namun juga sudah meninggalkannya jauh
di belakang. Salah seorang peminjam yang pernah bertenmu langsung dengan
Profesor Yunus mengungkapkan bahwa cicilan per minggunya lebih dari 500 taka
(US$ 12). 500 taka yang dipinjamnya itu adalah nilai pinjaman pertamanya saat
sepuluh tahun yang lalu. Ini berarti bahwa kapasitas mereka untuk meminjam,
berinvestasi dan membayar kembali melipat hingga 50 kali dalam 10 tahun. Bank
Grameenjuga mendirikan sebuah museum yang disebut sebagai Museum
Kemiskinan sebagai simbol bahwa kinerja bank selama ini sangat efektif
memberantas kemiskinan.
Setelah mengalami kemajuan yang sangat pesat, Bank Grameen mulai
membuka cabang di setiap pedasaan di Bangladesh. Kinerja bank juga semakin
ditingkatkan. Bank Grameen tidak hanya sekedar memberikan pinjaman yang
mudah dijangkau warga miskin, namun juga memberikan pelatihan kepada para
peminjam dalam memajukan usahanya.
23
22 Edy Rachmad, “Bank Syariah Belum Syariah”, Waspada, 17 Mei 2010.
23http://accountant120790.wordpress.com/2009/06/21/kisah-grameen-bank-dan-muhammad-yunus-sebagai-founder-nya/, “Kisah Grameen Bank dan Muhammad Yunus sebagai Founder-nya”terakhir kali diakses pada 13 November 2010.
Universitas Sumatera Utara
Bank Grameen saat ini telah diadopsi oleh lebih dari 100 negara di dunia.
Sebagai bentuk penghargaan karena telah berhasil menuntaskan kemiskinan,
founding father-nya yakni Profesor Muhammad Yunus memperoleh penghargaan
Nobel Perdamaian tahun 2006.
B. Keanggotaan dan Prinsip Grameen Bank
Sampai dengan akhir tahun 2005, Grameen Bank telah mempunyai cabang
sebanyak 2.226 di 71.371 senter (jumlah desa di Bangladeh 68. 231) dengan total
anggota lebih dari 6,6 juta orang. Grameen Bank juga telah direplikasikan di 52
negara, dengan anggota mencapai 102 juta orang. Dana disalurkan dari tahun
1983 sampai dengan 2005 kumulatif mencapai US $ 5.17 miliar, atau lebih kurang
US $ 238 juta per tahun. Jumlah modal yang dimiliki Grameen Bank berkembang
menjadi US $ 563,2 juta, sebanyak 92% adalah milik anggota. Tingkat
pengembalian mencapai 98,2%.24
Sebagian besar dari mereka penduduk miskin yang dibantu tersebut adalah
perempuan. Ada beberapa hal mendasar yang membuat Grameen Bank memilih
kaum perempuan sebagai target grup. Pertama, dari segi ketenagakerjaan,
umumnya perempuan bukan angkatan kerja yang produktif. Sehingga dengan
bantuan kredit mereka dapat mengerjakan usaha produktif disela mengurus rumah
tangganya. Kedua, secara kultural perempuan yang terbiasa mengurus ekonomi
rumah tangga memiliki potensi sebagai “manajer keuangan”. Ketiga, secara
24Http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2029/grameen_bank.pdf, “Grameen Bank Membuktikan Perempuan dan Orang Termiskin Dari yang Miskin Punya Potensi Untuk Diberdayakan”terkhir diakses tanggal 13 November 2010.
Universitas Sumatera Utara
emosional mereka dapat dekat dengan anak-anaknya, baik dalam hal nutrisi
maupun pendidikan. Lewat kaum perempuan inilah diharapkan perubahan yang
mendasar dapat dimulai.25
Perempuan yang dipilih sebagai target sasaran karena dalam konsep
ekonomi rumah tangga, perempuan merupakan manajer keuangan keluarga yang
baik. Perempuan memiliki naluri yang alami dalam mengurus keuangan keluarga
di mana penghasilan suami harus didayagunakan sebaik-baiknya untuk
mencukupi belanja rumah tangga, biaya sekolah anak dan sebagainya. Dalam
lingkungan sosial suatu rumah tangga diyakini akan berjalan lebih baik apabila
peran perempuan (seorang ibu) dapat berjalan dengan baik dalam hal mengurus
suami, mengurus anak-anak dan mengurus rumah. Apabila dapat mengurus
Yang menarik perhatian dari 6,6 juta orang anggota Grameen Bank,
sebanyak 94% jiwa adalah wanita. Piliha wanita untuk menjadi anggota Grameen
Bank didasarkan pada pemikiran bahwa tanggung jawab wanita terhadap keluarga
lebih besar dan wanita cenderung mengutamakan membelanjakan uangnya hanya
untuk kepentingan keluarga. Grameen Bank bukan bank konvensional yang hanya
berhubungan dengan nasabah secara vertikal dari aspek ekonomi, tetapi Grameen
Bank bersifat multidimensional dari segala aspek kehidupan anggotanya, serta
memasukkan unsur sosial budaya ke dalamnya.
25 http://www. elsppat.or.id/download/file/w14_a4.pdf., “Grameen Bank Kredit yang Manusiawi dan Demokratis”diakses terakhir tanggal 13 November 2010.
Universitas Sumatera Utara
sebuah keluarga dengan baik tentunya perempuan diharapkan dapat mengurus
usaha dengan bijaksana sehingga akan memberikan hasil terbaik.26
1. Grameen Bank adalah milik anggotanya (92% saham milik anggota);
Tujuh prinsip Grameen Bank yang perlu diperhatikan adalah :
2. Grameen Bank hanya akan memberikan pinjaman kepada orang yang paling
miskin dari masyarakat miskin atau yang tidak memiliki harta untuk dijadikan
agunan (termasuk para pengemis);
3. Sasaran Grameen Bank terutama adalah permpuan;
4. Pinjaman ini diberikan tanpa jaminan/agunan;
5. Para peminjam sendiri dan bukan Grameen Bank yang menentukan jenis
kegiatan usahanya yang akan dibiayai dengan pinjaman dari Grameen Bank;
6. Grameen Bank membantu informasi dan sarana agar peminjam berhasil;
7. Para peminjam membayar tingkat bunga sesuai keperluan untuk menjaga agar
Grameen Bank tetap mandiri (tidak tergantung hibah atau donasi).27
C. Konsep Perkreditan Grameen Bank
Hubungan bank dengan calon anggotanya dimulai dengan calon
anggotanya dimulai dengan penyuluhan, yang dilanjutkan dengan pendidikan
(termasuk mengajari membaca dan menulis), pengenalan usaha, dan pelatihan.
26 Rini Rafika Sari, “Perempuan dan Peningkatan Ekonomi Sumatera Utara”, Analisa, 30 September 2010.
27Http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2029/grameen_bank.pdf, “Grameen Bank Membuktikan Perempuan dan Orang Termiskin Dari yang Miskin Punya Potensi Untuk Diberdayakan”terkhir diakses tanggal 13 November 2010.
Universitas Sumatera Utara
Tetapi, sebagian besar nasabah adalah mereka yang sudah memiliki keterampilan
di suatu bidang usaha, seperti kerajinan rumah tangga, pertanian, peternakan dan
perdagangan. Anggota yang mempunyai keahlian ini akan mengajari keahliannya
kepada anggota yang lain dalam satu kelompok atau mengajari kelompok lainnya.
Setelah itu baru diakukan penandatanganan 16 butir kesepakatan (enam belas
keputusan):28
1. Empat prinsip Grameen Bank-Disiplin, Persatuan, Keberanian, dan Kerja
Keras-harus dijalankan dan diutamakan dalam setiap langkah kehidupan kita.
2. Kita harus menyejahterakan keluarga kita.
3. Kita tak akan hidup di rumah bobrok. Kita harus memperbaiki dan berusaha
mendirikan rumah baru sesegera mungkin.
4. Kita harus menanam sayuran sepanjang tahun. Kita harus makan banyak
sayuran dan menujual kelebihannya.
5. Selama musim tanam, kita harus menanam sebanyak mungkin benih.
6. Kita harus merencanakan keluarga kecil. Kita harus meminimalkan
pengeluaran. Kita harus merawat kesehatan.
7. Kita harus mendidik anak-anak dan memastikan mereka mampu membiayai
pendidikan mereka.
8. Kita harus merawat anak-anak dan lingkungan agar selalu bersih.
9. Kita mesti membangun dan menggunakan W.C.
28 Muhammad Yunus, Menciptakan Dunia Tanpa Kemiskinan, (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Umum,2008), hal.64.
Universitas Sumatera Utara
10. Kita harus merebus air sebelum diminum atau menggunakan tawas untuk
membersihkan air.
11. Kita tidak boleh megambil mahar (maskawin) dari pernikahan putra kita;
jangan pula memberi mahar apa pun pada pernikahan putri kita. Kita harus
menjaga pusat perkumpulan bebas dari kutukan mahar. Kita jangan
melakukan pernikahan dini.
12. Kita tidak boleh menimbulkan ketidakadilan pada siapa pun; kita pun jangan
pernah membiarkan siapapun melakukannya.
13. Untuk pendapatan lebih tinggi, kita secara kolektif harus melakukan investasi
lebih besar.
14. Kita harus selalu siap saling membantu. Jika seseorang dalam kesulitan, kita
semua harus membantu.
15. Jika kebetulan menemukakan pelanggaran disiplin di pusat mana pun, kita
semua harus ke sana dan membantu memulihkan kedisiplinan itu.
16. Kita harus sama-sama ambil bagian dalam semua aktivitas sosial.
Penerapan sistem Grameen Bank menggunakan prinsip antara lain tanpa
surat perjanjian. Kepercayaan adalah hal utama dalam pelaksanaannya dab tidak
ada pemberlakuan sanksi. Sistem Grameen Bank bertujuan untuk membuat sistem
perbankan yang adil, pro rakyat miskin, dan pro perempuan.29
29 “Muhammad Yunus: Grameen Bank Bisa Diterapkan di Indonesia”, Gatra, 11 Agustus 2007.
Sebagaimana
dimaklumi bahwa akses orang-orang miskin terhadap kredit dari perbankan
Universitas Sumatera Utara
konvensional adalah sangat kecil atau bahkan tertutup sama sekali. Berdasarkan
kenyataan tersebut, Grameen Bank di bangun atas dasar empat prinsip berikut:
Pertama: bantuan kredit diberikan tidak perlu ada jaminan (agunan) dan atau
penjamin.
Kedua: tidak ada sanksi hukum bila anggota tidak bisa mengembalikan pinjaman
dan kredit tersebut dihibahkan bila anggota meninggal dunia.
Ketiga: anggota tidak perlu datang ke kantor untuk mengurus pinjamannya, tetapi
justru petugas yang mendatangi mereka dalam pertemuan rembug pusat.
Keempat: prosedur perkreditan dibuat sesederhana mungkin, dengan tidak
menggunakan banyak formulir yang tidak dimengerti oleh anggota.30
Ada beberapa peraturan yang telah ditetapkan oleh Grameen Bank dalam
penyaluran kredit, baik yang berkaitan dengan kelompok, kewajiban anggota,
realisasi pinjaman dan prosedur pembayaran, tabungan kelompok, dana darurat,
penggunaan pinjaman dan lain-lain, yang diuraikan berikut ini:
31
1) Kelompok
a. Bantuan kredit kepada keluarga miskin diberikan melalui pembentukan
kelompok
b. Pembentukan kelompok harus memenuhi syarat sebagai berikut:
30 http;//elib.pdii,lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byId/5612, ”Grameen Bank sebagai Sebuah Model Pengentasan Kemiskinan di Pedesaan”terakhir diakses pada tanggal 13 November 2010.
31 Ibid.
Universitas Sumatera Utara
1. Hanya rumah tangga yang tidak mempunyai tanah atau maksimum
memiliki 0,4 are tanah pertanian yang dikategorikan sebagai rumah
tangga miskin.
2. Tiap kelompok terdiri dari lima orang.
3. Tiap kelompok dibentuk atas kemauan para calon anggota sendiri yang
mempunyai kondisi ekonomi relatif sama serta saling mempercayai
satu sama lain.
4. Antar anggota tiap dalam kelompok tidak diperbolehkan memiliki
hubungan keluarga (ayah, ibu, paman, mertua).
5. Setiap kelompok mempunyai satu ketua dan satu sekretaris. Mereka
dipilih oleh anggota untuk jangka waktu satu tahun, sedangkan
pemilihan dilakukan setelah kelompok terbentuk.
2) Kewajiban dan Tanggung Jawab seluruh Anggota
a. Ketua dan sekretaris memberi rekomendasi bagi anggota yang ingin
mengajukan kredit dan menjamin penggunaan kredit sesuai dengan
rencana serta pembayaran pinjaman secara teratur.
b. Semua anggota harus hadir dalam pertemuan kelompok.
c. Pada setiap pertemuan rembug pusat setiap anggota menabung 1 taka.
d. Setiap anggota wajib mematuhi peraturan dan tugas-tugas anggota.
3) Realisasi Pinjaman dan Prosedur Pembayaran
a. Petugas lapangan akan memproses pengajuan pinjaman sesudah ada
persetujuan dari seluruh anggota kelompok. Anggota berikutnya akan
Universitas Sumatera Utara
menerima pinjaman bila penerima sebelumnya secara teratur
melaksanakan pembayaran dengan baik selama tiga kali berturut-turut.
b. Semua bentuk pinjaman dibayar dengan angsuran mingguan.
4) Tabungan Kelompok
a. Sebanyak 5% dari total pinjaman tiap anggota dipotong sebagai tabungan
kelompok dan disimpan di bank. Pengambilan dana kelompok ini harus
ditandatangani oleh ketua, sekretaris kelompok, dan petugas lapangan.
Bila anggota berhenti menjadi anggota, maka yang bersangkutan tidak
berhak untuk menarik dana tersebut.
b. Tabungan kelompok bersama-sama dengan tabungan wajib mingguan
(bersifat individual) dinamakan “dana kelompok”. Dana kelompok yang
dapat dipinjam oleh kelompok atau individu maksimal 50% dari total
akumulasi tabungan. Pinjaman dapat diberikan sesudah disetujui oleh
seluruh anggota.
c. Peminjaman dana kelompok dikenakan iuran kelompok sebesar 5% dari
jumlah pinjaman dan dipotong saat menerima pinjaman.
d. Kelompok bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pengembalian
pinjaman dana kelompok. Bila pinjaman tidak dibayar dalam waktu yang
telah disepakati, dianggap disiplin kelompok menurun.
e. Bila ada anggota kelompok yang tidak membayar pinjaman bank, maka
pinjaman tersebut harus dibayar sepenuhnya dari dana kelompok.
f. Bila pinjaman dana kelompok tidak terbayar sesudah batas waktunya
habis, pinjaman baru tidak akan diberikan.
Universitas Sumatera Utara
5) Dana Darurat
Dana darurat disisihkan sebanyak 25% dari bunga pinjaman yang sudah
dibayar dan didepositokan. Sebagai dan khusus rembug pusat, dana ini dapat
digunakan anggota untuk berbagai keperluan asuransi misalnya asuransi jiwa,
asuransi ternak, dan asuransi tanaman. Penggunaannya berdasarkan keputusan
yang ditetapkan oleh rembug pusat. Pengeluaran dana darurat harus
ditandatangani oleh ketua rembug, wakil ketua rembug, dan manajer.
Pemanfaatan dana darurat harus ditandatangani secara bersama yang terdiri
dari ketua rambuk pusat, wakil ketua dan manajer cabang.
6) Penggunaan Pinjaman dan Denda
a. Pinjaman harus sudah dimanfaatkan dalam waktu satu minggu setelah
penerimaan pinjaman untuk kegiatan sesuai dengan pengajuan. Mereka
yang tidak menggunakan uang dalam waktu satu minggu harus
didepositokan ke bank sampai peluang untuk melakukan kegiatan dapat
dilakukan. Tiap penyimpangan ketentuan yang telah disepakati berarti
menurunkan disiplin kelompok.
b. Semua barang yang dibeli dengan dana pinjaman ditetapkan sebagai milik
bank sampai pinjaman telah dikembalikan sepenuhnya.
c. Bantuan kredit yang diberikan bank kepada anggota tergantung kepada
tingkat kehadiran semua anggota kelompok dalam pertemuan mingguan
dan keteraturan membayar angsuran. Semakin banyak frekuensi
ketidakhadiran atau tidak mengangsur, maka peluang untuk mendapatkan
bantuan kredit semakin kecil.
Universitas Sumatera Utara
d. Bila anggota melanggar disiplin kelompok (tidak hadir dalam pertemuan
anggota, tidak teratur membayar pinjaman), maka berdasar kesepakatan
anggota, dapat dikenakan denda. Denda dimasukkan dalam dana
kelompok.
7) Keluar Sebagai Anggota
a. Anggota yang tidak berminat lagi kepada lembaga, boleh keluar sebagai
anggota sewaktu-waktu. Anggota ini boleh mendapatkan seluruh tabungan
individualnya.
b. Bagi anggota yang masih punya hutang kepada lembaga, sebelum keluar
sebagai anggota harus membayar seluruh hutangnya.
c. Bila anggota yang masih punya hutang tetapi keluar sebelum melunasi
hutangnya, kelompoknya bertanggung jawab untuk membayar pinjaman
anggota tersebut. Bila kelompok tidak bersedia membayar, rembug pusat
bertanggung jawab untuk membayar semua hutang anggota yang belum
terbayar.
d. Anggota yang merusak kedisiplinan (lama tak hadir dalam pertemuan
mingguan, tidak mengangsur dan sebagainya) atas kesepakatan anggota
kelompok dapat dikeluarkan sebagai anggota. Bila anggota tersebut masih
punya hutang di bank, hutang haru dilunasi sebelum dikeluarkan atau
kelompok yang bersangkutan harus membayar hutang anggota yang
dikeluarkan.
Universitas Sumatera Utara
8) Pertemuan Rembug
a. Pertemuan antar kelompok per minggu pada suatu tempat dinamakan
“pertemuan rembug pusat”.
b. Tiap pertemuan rembug seharusnya dipimpin oleh ketua rembug. Ketua
rembug dipilih selama satu tahun. Bila ketua tidak ada, pertemuan
dipimpin wakil ketua.
c. Bila ketua rembug tidak hadir lebih dari 50% dari jumlah pertemuan
mingguan selama tiga bulan berturut-turut maka ketua rembug sebelumnya
diminta untuk mengisi kekosongan dan kemudian rembug harus memilih
ketua rembug yang baru.
d. Bila ketua rembug menjadi peminjam yang sulit (misalnya tidak
membayar pinjaman berturut-turut selama 10 minggu atau tidak hadir
sebanyak 10 kali pertemuan secara berurutan atau tidak membayar penuh
dalam waktu 52 minggu), ia akan diberhentikan sebagai ketua rembug dan
ketua sebelumnya mengisi kekosongan sampai diadakan pemilihan ketua
baru.
Grameen Bank merupakan bisnis dan program pembangunan sosial
sekaligus. Bagi kedua organisasi ini, salah satu ujian terbesarnya adalah cara
bertahan dalam bencana ekonomi dan kemanusiaan yang mengerikan.
Kebanyakan lembaga dapat bertahan dalam masa subur, tetapi hanya yang paling
ulet yang bias bertahan dengan di tengah bencana.32
32 Muhammad Yunus, op.cit., hal. 66.
Universitas Sumatera Utara
Dalam perjalanannya Grameen Bank mengalami perkembangan seperti
bisnis lain yang senantiasa berubah dan beradaptasi waktu demi melayani
pelanggan dan kebutuhan mereka lewat cara yang efektif. Di penghujung 2001,
Grameen Bank memberlakukan sistem baru yang dinamai Grameen II
memperbaharui Grameen I.33
Grameen I
Perbedaannya dapat dilihat dari tabel berikut:
Grameen II Alasan Perubahan
Tak ada persyaratan untuk tabungan pension.
Nasabah menyimpan jumlah tetap per bulan dalam rencana dana pensiun Grameen.
Membantu nasabah memiliki tabungan pensiun.
Program buku tabungan baku, satu ukuran berlaku untuk semua.
Beragam tabungan untuk memenuhi kebutuhan individual anggota.
Mendorong menabung untuk kebutuhan khusus dan demi mendapat manfaat ekonomi jangka panjang.
Tak ada inisiatif menghimpun tabungan dari nonanggota.
Promosi aktif untuk menerima tabungan dari nonanggota.
Memungkinkan bank mendanai sendiri pinjaman masa depan.
Kebanyakan pinjaman selama setahun dengan jumlah cicilan tetap.
Lama pinjaman dan besar cicilan bias berbeda-beda.
Memudahkan nasabah menyesuaikan produk pinjaman sesuai kebutuhan individual dan berbagai kondisi yang berubah-ubah.
Plafon kredit sama untuk seluruh cabang.
Plafon kredit bersifat individual berdasarkan simpanan dan kesepakatan lain.
Mendorong praktik peminjaman dan pengembalian yang lancer oleh anggota.
Keluarga bertanggung jawab atas peminjaman anggota yang meninggal.
Dana simpanan khusus untuk menjamin pinjaman terlunasi setelah meninggal.
Meringankan kekhawatiran nasabah meninggalkan utang setelah meninggal/
Nasabah jadi gugur Nasabah menjadi gugur Memberi peringatan dini
33 Ibid, hal. 68.
Universitas Sumatera Utara
sebagai nasabah bila dia tidak mengembalikan dalam waktu 52 minggu.
sebagai nasabah jika jadwal pengembalian tidak ditepati selama enam bulan.
terhadap potensi nasabah bermasalah.
Dana untuk cabang bank baru dipinjam dari kantor pusat dengan bunga 12%.
Cabang baru bersifat swadana sejak hari pertama berdiri, menggunakan tabungan nasabah dan bukan nasabah.
Menjamin agar cabang cepat mandiri.
Tabel: Perbedaan Sistem Grameen I dan Grameen II.34
Kemudian Prof. Yunus memberikan sepuluh indikator bahwa seseorang
sudah lepas dari kemiskinan, yaitu:
35
1. Anggota bank beserta keluarga tinggal di rumah beratap seng atau rumah
seharga minimal 25.000 taka (kira-kira setara dengan US$370). Anggota
keluarga tidur di atas dipan atau ranjang dan bukan di lantai.
2. Anggota dan keluarga minum air bersih dari sumur, merebus air, atau air
bebas arsenik yang dibersihkan menggunakan tawas, tablet pemurni air atau
teko dengan saringan.
3. Semua anggota dan anak mereka yang sehat jasmani dan mental, berusia di
atas enam tahun sudah sekolah atau menyelesaikan sekolah dasar.
4. Cicilan pengembalian pinjaman mingguan anggota minimal 200 taka (sekitar
3 dolar).
5. Seluruh anggota keluarga menggunakan WC yang besih dan bebas
pencemaran.
34 Ibid, hal. 71.
35 Ibid, hal. 117.
Universitas Sumatera Utara
6. Seluruh keluarga anggota memiliki pakaian yang cukup untuk kebutuhan
sehari-hari, termasuk pakaian untuk musim dingin, selimut dan kelambu.
7. Keluarga memiliki sumber nafkah tambahan, seperti kebun sayur atau pohon
yang menghasilkan buah untuk digunakan sebagai pilihan saat dibutuhkan.
8. Anggota mampu mempertahankan saldo tahunan rata-rata 5.000 taka (sekitar
US$75) dalam tabungan.
9. Anggota sanggup memberi makan keluarga tiga kali sehari selama setahun.
10. Seluruh keluarga anggota sadar akan kesehatan, dapat bertindak cepat untuk
pengobatan yang tepat, dan mampu membayar biaya pengobatan jika ada yang
sakit.
Kesepuluh indikator itu jelas didesain untuk mendefinisikan individu dan
keluarga yang bukan lagi termasuk miskin. Namun, hilangnya indikator yang
sama dapat digunakan di negara berkembang lain. Dalam kasus lain, butuh
definisi unik agar sesuai dengan kondisi lokal. Yang penting ialah kemiskinan
harus didefinisikan dengan jelas sehingga program anti kemiskinan punya sasaran
jelas dan dengan satu atau lebih tujuan untuk dicapai.36
D. Jaminan Kredit Pada Grameen Bank
Grameen Bank memberikan kredit kecil tanpa agunan yang bisa
digunakan untuk kegiatan produksi (income generating) maupun yang berkaitan
dengan perumahan. Sebuah bank yang hanya mau memberikan kredit kecil bagi
36 Ibid, hal. 117-118.
Universitas Sumatera Utara
orang miskin apalagi tanpa mensyaratkan adanya jaminan, adalah sesuatu yang
tidak umum dalam sistem moneter di mana pun. Juga di Bangladesh tentunya,
karena kedua hal ini sama sekali tidak diatur oleh Undang-Undang Perbankan di
sana.37
Perbankan tidak bersedia melayani kebutuhan kredit masyarakat kecil atau
orang-orang miskin karena:
38
a. Orang-orang miskin tidak mempunyai barang-barang atau kekayaan yang
dapat dijadikan agunan pinjamannya;
b. Mereka tidak dapat mengisi berbagai formulir yang rumit karena sebagian
besar dari mereka tidak dapat membaca dan menulis;
c. Perbankan lebih suka melayani kebutuhan kredit berskala besar daripada yang
kecil-kecilan yang banyak jumlahnya sehingga memerlukan banyak pekerjaan
dan mengandung resiko tinggi;
d. Perbankan takut bunga pinjaman yang diterima tidak dapat menutup biaya
pelayanan pinjaman kecil yang banyak jumlahnya tersebut.
Di negara mana pun, institusi perbankan tidak mungkin bisa melepaskan
kredit tanpa adanya jaminan yang cukup dari nasabah. Di Bangladesh jaminan
kredit yang paling lazim digunakan adalah aset tanah. Padahal kelompok sasaran
37 http://www. elsppat.or.id/download/file/w14_a4.pdf., “Grameen Bank Kredit yang Manusiawi dan Demokratis”diakses terakhir tanggal 13 November 2010.
38 http;//elib.pdii,lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byId/5612, ”Grameen Bank sebagai Sebuah Model Pengentasan Kemiskinan di Pedesaan”terakhir diakses pada tanggal 13 November 2010.
Universitas Sumatera Utara
yang dituju oleh Prof. Yunus adalah penduduk termiskin yang praktis tidak
mempunyai tanah. Bagi Prof. Yunus, persyaratan adanya jaminan bagi orang
miskin sama juga bohong. Inilah keistimewaan Grameen Bank, tidak adanya
persyaratan agunan.
Dari banyak studi sudah diketahui bahwa lemahnya akses kredit bagi
penduduk termiskin memang terletak pada kendala penyediaan agunan.
Bagaimana bila tidak punya agunan? Cara yang termudah bagi mereka untuk
mendapatkan pinjaman uang yang tidak bertele-tele adalah dari rentenir. Rentenir
memang memiliki beberapa keunggulan diantaranya gigih menjaring nasabah,
aktif dan rajin memberi kredit. Tentu saja juga rajin menagih. Hal yang tidak
betele-tele itu penting bagi sebagian besar masyarakat Bangladesh yang miskin
dan masih buta huruf. Gaya rentenir ini yang coba diterapkan oleh Prof. Yunus
dalam Grameen Bank. Akan tetapi bukan semata-mata melegalkan rentenir karena
ada perbedaan mendasar. Perbedaan paling mendasar adalah Grameen Bank
hanya mengenal tiga jenis kredit yaitu, kredit untuk menciptakan pendapatan
(income generating) yang produktif, kredit untuk membangun rumah dan kredit
musiman untuk menanam tanaman musiman. Dalam kasus rentenir yang paling
dominan adalah kredit untuk konsumsi yang sama sekali tidak produktif.39
Disiplin, ini juga yang ingin dibudayakan dalam Grameen Bank. Dalam
setiap lima peminjam dibentuk satu kelompok sehingga terjadi tanggung renteng.
Ketika masih ada anggota yang menunggak kredit maka yang lain bertanggung
39 http://www. elsppat.or.id/download/file/w14_a4.pdf., “Grameen Bank Kredit yang Manusiawi dan Demokratis”diakses terakhir tanggal 13 November 2010.
Universitas Sumatera Utara
jawab. Maka muncul suatu keharusan untuk menumbuhkan rasa solidaritas dan
disiplin dalam kelompok yang pada akhirnya akan menekan kredit macet.
Suku bunga yang diterapkan juga tidak mencekik. Grameen Bank
menerapkan suku bunga yang sama dengan suku bunga komersial, yaitu 20% per
tahun. Bandingkan dengan rentenir yang bisa menetapkan bunga samapai 10% per
bulan bahkan sampai 10% per hari. Ciri mendasar terakhir adalah tidak
melakukan ekspansi besar-besaran seperti layaknya rentenir. Meskipun menyebar
cabang di mana-mana tetapi Grameen Bank tetap menjaga plafon kredit bagi
setiap peminjam. Ini bedanya dengan rentenir yang berekspansi besar-besaran
hanya untuk meraih untung besar.40
Berdasarkan hal-hal di atas, Grameen Bank mampu "menyulap" citra
orang miskin yang dianggap pemalas, tak bisa dipercaya, tak bertanggung jawab
soal keuangan, menjadi sebaliknya. Itu bukan omong kosong, sebab data statistik
menunjukkan 99 persen kredit nasabah Grameen dikembalikan tepat waktu. Ini
menjadikan Grameen Bank salah satu dari sedikit bank dengan kredit macet
terkecil di dunia. Kini, 144 juta penduduk Bangladesh menunggu keajaiban demi
keajaiban lain yang akan dilakukan lelaki dari Chittagong tersebut. Menurut
Yunus, dengan kecepatan pertumbuhan sekarang, Grameen Bank akan
40 http://www. elsppat.or.id/download/file/w14_a4.pdf., “Grameen Bank Kredit yang Manusiawi dan Demokratis”diakses terakhir tanggal 13 November 2010.
Universitas Sumatera Utara