chapter ii

28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Semen Semen adalah bahan-bahan yang memperlihatkan sifat-sifat karakteristik mengenai pengikatan serta pengerasannya jika dicampur dengan air, sehingga terbentuk pasta semen. Tujuan dari penggunaan semen adalah mencampurkan butir-butir batu sedemikian sehingga menjadi massa yang padat. Penggunaannya antara lain adalah untuk pembuatan beton, adukan untuk beton dan barang-barang lain. Fungsi semen secara umum adalah untuk merekatkan butiran-butiran agregat agar terjadi suatu massa yang padat. Kandungan silikat dan aluminat pada semen merupakan unsur utama pembentuk semen yang mana apabila bereaksi dengan air akan menjadi media perekat. Media perekat ini kemudian akan memadat dan membentuk massa yang keras. Berikut tabel susunan unsur semen biasa (Tjokrodimuljo, 1996). Tabel 2.1 Susunan unsur semen biasa Oksida Persentase Kapur, CaO 60-65 Silika, SiO 17-25 2 Alumina, Al 2 O 3-8 3 Besi, Fe 2 O 0,5-6 3 Magnesia, MgO 0,5-4 Sulfur, SO 1-2 3 Soda / potash Na 2 O + K 2 0,5-1 O Material semen adalah material yang mempunyai sifat-sifat adhesif dan kohesif yang diperlukan untuk mengikat agregat-agregat menjadi suatu massa yang Universitas Sumatera Utara

Upload: barani-harahap

Post on 25-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

2

TRANSCRIPT

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Semen

    Semen adalah bahan-bahan yang memperlihatkan sifat-sifat karakteristik mengenai

    pengikatan serta pengerasannya jika dicampur dengan air, sehingga terbentuk pasta

    semen. Tujuan dari penggunaan semen adalah mencampurkan butir-butir batu

    sedemikian sehingga menjadi massa yang padat. Penggunaannya antara lain adalah

    untuk pembuatan beton, adukan untuk beton dan barang-barang lain.

    Fungsi semen secara umum adalah untuk merekatkan butiran-butiran agregat

    agar terjadi suatu massa yang padat. Kandungan silikat dan aluminat pada semen

    merupakan unsur utama pembentuk semen yang mana apabila bereaksi dengan air

    akan menjadi media perekat. Media perekat ini kemudian akan memadat dan

    membentuk massa yang keras. Berikut tabel susunan unsur semen biasa

    (Tjokrodimuljo, 1996).

    Tabel 2.1 Susunan unsur semen biasa

    Oksida Persentase

    Kapur, CaO 60-65

    Silika, SiO 17-25 2

    Alumina, Al2O 3-8 3

    Besi, Fe2O 0,5-6 3

    Magnesia, MgO 0,5-4

    Sulfur, SO 1-2 3

    Soda / potash Na2O + K2 0,5-1 O

    Material semen adalah material yang mempunyai sifat-sifat adhesif dan

    kohesif yang diperlukan untuk mengikat agregat-agregat menjadi suatu massa yang

    Universitas Sumatera Utara

  • padat yang mempunyai kekuatan yang cukup. Apabila semen dicampur dengan air dan

    membentuk suatu adukan yang halus, bahan tersebut lambat laun akan mengeras

    sampai menjadi padat. Proses ini dikenal sebagai proses pemadatan dan pengerasan.

    Semen dikatakan telah memadat apabila telah mencapai kekakuan yang cukup untuk

    memikul suatu tekan tertentu yang diberikan, setelah itu ia akan berproses terus untuk

    suatu jangka waktu yang cukup lama hingga mengeras, yaitu untuk mendapatkan

    kekuatan yang lebih besar. Air didalam adukan melarutkan material pada permukaan

    butir-butir semen dan membentuk suatu koloida yang secara berangsur-angsur

    bertambah volume dan kekakuannya.

    Proses hidrasi akan terus berlangsung lebih dalam ke dalam butir-butir semen,

    dengan kecepatan yang makin lama makin berkurang, sesuai dengan berlangsungnya

    proses pengakuan dan pengerasan dari massa tersebut. Supaya terjadi proses hidrasi

    secara lengkap pada sejumlah semen, menurut H. Rusch, secara kimiawi diperlukan

    jumlah air yang beratnya kurang lebih 25 % dari berat semen tersebut. Proses kimiawi

    yang terjadi pada proses pemadatan dan pengerasan akan melepaskan panas, yang

    dikenal sebagai panas dari hidrasi.

    Batu kapur merupakan elemen utama untuk semua jenis semen. Jenis semen

    dengan berbagai mutu diperoleh dengan mengatur komposisi kapur atau dengan

    mengatur kapur dengan komponen-komponen lain dari semen.

    Dengan membakar bahan mentah yang bersangkutan maka bahan tersebut

    akan kehilangan air dan karbon dioksida, bahan baru hasil pembakaran mempunyai

    kemampuan untuk menyerap air lagi apabila digiling halus, sehingga setelah itu bila

    dicampur dengan air bahan halus tersebut dapat membentuk dirinya kembali menjadi

    batu.

    Waktu perawatan berlangsung sejak air dibubuhkan pada semen sampai

    pengikatan awal dari pasta semen permulaan serta lamanya proses perawatan

    bergantung pada jenis semen yang digunakan dan cara pengerjaannya. Selama waktu

    perawatan bahan yang bersangkutan tidak boleh dipengaruhi oleh getaran mekanis,

    Universitas Sumatera Utara

  • guncangan atau panas, sebab kekuatannya dapat berkurang sehingga tidak sesuai lagi

    dengan persyaratan.

    Proses pengerasan berlangsung sejak tercapainya pengikatan awal. Lamanya

    proses pengerasan serta penambahan kekuatan berlangsung untuk jangka waktu yang

    lama. Bahan yang bersangkutan memerlukan perlakuan yang hati-hati dan tidak boleh

    dipengaruhi oleh perlakuan-perlakuan kasar dari luar.

    2.2 Semen Sebagai Bahan Perekat Bangunan

    Semen berasal dari bahasa asing yaitu CEMENT yang berarti pengikat / perekat.

    Perkataan cement itu sendiri diambil dari kata latin CEMENTUM yaitu nama yang

    diberikan kepada batu kapur yang serbuknya telah dipergunakan sebagai adukan

    (mortar) lebih dari 2000 tahun yang lalu di Negara Italia.

    Dalam perkembangannya, arti perkataan CEMENT mengalami sedikit

    perubahan (evolusi), misalnya pada abad pertengahan diartikan sebagai segala macam

    bahan pengikat perekat seperti Rubber Cement.

    Semen adalah hydraulic binder (perekat hidraulis) yang berarti bahwa

    senyawa-senyawa yang terkandung didalam semen tersebut dapat beraksi dengan air

    dan membentuk zat baru yang bersifat sebagai perekat terhadap batuan.

    Oleh karena sifat hidraulis tersebut, maka semen bersifat :

    1. Dapat mengeras bila dicampur dengan air

    2. Tidak larut dalam air

    2.3 Penggunaan Semen Pada Pekerjaan Konstruksi

    Dalam perkembangannya dari waktu ke waktu penggunaan beton atau bahan

    bangunan berbasis semen, mengalami perubahan atau kemajuan yang disesuaikan

    dengan jenis, fungsi serta kondisi lingkungannya. Sehingga dengan metode dan

    teknologi pencampuran bahan tambahan tertentu muncullah jenis beton mutu tinggi,

    Universitas Sumatera Utara

  • beton ringan, beton tahan radiasi dan lain-lain. Begitu pula dengan adanya

    pengelompokkan jenis konstruksi structural dan non struktural seharusnya ada dan

    diperlukan jenis semen tertentu yang dapat digunakan sesuai dengan peruntukkannya

    tanpa perlu menambahkan bahan tambahan lainnya.

    2.4 Semen Portland

    Semen Portland adalah suatu bahan kunstruksi yang paling banyak dipakai serta

    merupakan jenis semen hidraulik yang terpenting. Semen Portland dipergunakan

    dalam semua jenis beton struktural seperti tembok, lantai, jembatan, terowongan dan

    sebagainya yang diperkuat dengan tulangan atau tanpa tulangan. Berikut tabel bahan

    mentah semen Portland

    Tabel 2.2 Bahan Mentah Semen Portland

    Mengandung kapur

    (CaCO3

    Mengandung kapur dan lempung

    > 75 %) (CaCO3

    Mengandung lempung

    (CaCO = 40 %-75 %) 3

  • Tabel 2.3 Persentase dari Komposisi dan Kadar

    Senyawa Kimia Semen Portland

    Analisa Biasa Pengerasan

    cepat

    Panas

    rendah

    Tahan

    sulfat

    Kapur 63,1 64,5 60,0 64,0

    Silikat 20,6 20,7 22,5 24,4

    Alumina 6,3 5,2 5,2 3,7

    Besi Oksida 3,6 2,9 4,6 3,0

    Senyawa kimia

    Trikalsium silikat (C3 40 S) 50 25 40

    Dikalsium Silikat (C2 30 S) 21 45 40

    Trikalsium Aluminate (C3 11 A) 9 6 2

    Senyawa besi (C4 11 AF) 9 14 9

    Sumber (L.J Murdock, 1979)

    Sifat-sifat semen Portland sangat dipengaruhi oleh susunan ikatan dari oksida-

    oksida serta dari bahan-bahan kotoran-kotoran lainnya. Pada umumnya analisa kimia

    menunjukkan persentase dari senyawa-senyawa berikut :

    Bagian yang tidak larut (dalam asam klorida) :

    - Silisiumdioksida (SiO2- Aluminiumoksida (Al

    )

    2O3- Kalsiumoksida (CaO)

    )

    - Ferioksida (Fe2O3- Magnesiumoksida (MgO)

    )

    - Sulfurtrioksida (SO3- Alkali sebagai Natriumoksida (Na

    )

    2

    - Alkali sebagai kaliumoksida (K

    O)

    2

    - Kalsiumoksida bebas (CaO-bebas)

    O)

    Berikut ini tabel persyaratan semen Portland.

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 2.4 Persyaratan Phisik Semen Portland.

    Jenis semen Kuat adukan kubus N/mm2 (lb/in2)

    1 hari 3 hari 7 hari 28 hari

    a. Portland biasa

    BS 12 : 1971

    ASTM jenis I

    -

    -

    15 (2200)

    12.4 (1800)

    23 (3400)

    19.3(2800)

    -

    -

    b.Portland yang cepat keras

    BS 1222 : 1971

    ASTM jenis III

    -

    12.4

    (1800)

    21 (3000)

    24.1

    (3500)

    28 (4000)

    -

    -

    -

    c. Portland panas rendah

    BS 1370 : 1974

    ASTM jenis IV

    ASTM jenis II

    -

    -

    -

    8 (1100)

    -

    10.3 (1500)

    14 (2000)

    6.9 (1000)

    17.2

    (2500)

    28 (4000)

    17.2(2500)

    -

    d. Portland tahan sulfat

    BS 4027 : 1972

    ASTM jenis V

    -

    -

    15 (2200)

    8.3 (1200)

    23 (3400)

    15.2

    (2200)

    -

    20.7

    (3000)

    e. Portland dapur letus

    BS 146 : 1973

    - 15 (2200) 23 (3400) 34 (5000)

    f. Aluminium tinggi

    BS 915 : 1972

    42

    (6000)

    49 (7000) - -

    Sumber : LJ Murdock, 1979.

    Keterangan :

    a. Semen Portland tahan sulfat mempunyai bentuk yang lebih tahan sulfat

    daripada semen biasa, karena kadar trikalsium aluminat dikurangi. Semen ini

    tidak tahan asam dan tak ada keharusan untuk menambahkan kalsium klorida

    karena mengurangi sifat-sifat tahan sulfat.

    Universitas Sumatera Utara

  • b. Semen Portland dapur letus memenuhi persyaratan BS 146 : 1973 diproduksi

    dengan menggiling suatu campuran klinker semen Portland dengan sisa batuan

    tambang dari dapur letus pada perbandingan 35 : 36.

    2.5 Semen Alternatif

    Semen alternatif adalah jenis semen selain semen Portland (PC) sesuai dengan

    peruntukkannya yaitu didapatnya faktor efisiensi yang optimal, terutama bagi jenis

    konstruksi non-struktural seperti : Pasangan bata, plesteran, acian dan komponen

    bangunan lainnya seperti : paving block, kansteen, conblock, genteng beton dan lain-

    lain.

    2.6 Semen Pozolan Kapur (SPK)

    Semen Pozolan Kapur (SPK) adalah suatu bahan pengikat hidrolis yang dibuat dengan

    menggiling bersama suatu bahan pozolan dengan kapur padam atau yang dibuat

    dengan mengaduk secara cermat dan merata suatu bahan pozolan halus dengan kapur

    padam.

    SPK dibuat dengan cara menggiling bersama antara bahan pozolan dan kapur

    padam atau dengan cara mengaduk bahan pozolan halus dengan kapur padam hingga

    didapatkan adukan yang homogen. Sebelum pencampuran kedua bahan tersebut harus

    dalam kondisi kering, sehingga tidak terjadi gumpalan-gumpalan yang dapat

    mengurangi homogenitas dan menurunkan kualitasnya.

    Tiga kadar komponen kimia yaitu : SiO2, Al2O3 dan Fe2O3

    SPK dapat dibuat dengan beberapa variasi perbandingan masing-masing

    bahan. Mengingat banyaknya faktor yang menerntukan mutu dari SPK, sehingga

    perbandingan antara kapur dan pozolan yang dapat menghasilkan SPK dengan yang

    baik secara umum. Dari beberapa percobaan yang telah dilakukan oleh DPMB

    Bandung dapat dilakukan bahwa perbandingan antara pozolan dan kapur yang terlalu

    menurut ASTM

    C 618-78 sekitarnya harus lebih besar dari 70 %, selanjutnya unsur MgO dibatasi

    maksimum 5 % dan hilang pijar lebih kecil 10 %.

    Universitas Sumatera Utara

  • besar ataupun yang terlalu kecil, maka akan menghasilkan SPK dengan kekuatan

    tekan dan kekuatan tarik yang kecil.

    Dari uraian diatas dapat diterangkan reaksi kimia yang terjadi sebagai berikut :

    Ca(OH)2 + SiO2 + H2O CaO. SiO2. nH2

    O

    Dalam hal perbandingan campuran kapur dan pozolan kecil, maka senyawa komplek

    CaO.SiO2.nH2

    O yang terbentuk sedikit, berarti kekuatannya rendah. Dengan makin

    besarnya perbandingan campuran kapur dan pozolan maka senyawa komplek yang

    terbentuk makin banyak, mengakibatkan bertambahnya kekuatan.

    Jika perbandingan campuran kapur padam bertambah, maka pada suatu saat

    akan terjadi kelebihan senyawa Ca(OH)2. Adanya Ca(OH)2

    yang rapuhpercobaan

    untuk mengetahui kekuatan tekan dengan bermacam-macam variasi perbandingan,

    menurut prosedur biasanya diperlukan 14 hari untuk jangka waktu pengerasan

    sebelum dilakukan percobaan tekan. Karena itu sebelum bahan-bahan tersebut

    dimanfaatkan untuk bahan-bahan campuran SPK perlu dilakukan percobaan, sehingga

    nantinya akan dicapai harga perbandingan tertentu yang menghasilkan SPK dengan

    mutu yang baik. Berikut tabel komposisi SPK.

    Tabel 2.5 Komposisi SPK

    Trass Persentase Batu gamping Persentase

    Magnesium Oksida

    (MgO)

    1,31 % Magnesium Oksida (MgO) 14,05 %

    Universitas Sumatera Utara

  • Kalsium Oksida (CaO) 3,09 % Kalsium Oksida (CaO) 52,00 %

    Ferri Oksida (Fe2O3 2,00 % ) Ferri Oksida (Fe2O3 0,42 % )

    Aluminium Oksida

    (Al2O3

    16,23 %

    )

    Aluminium Oksida (Al2O3 0,32 % )

    Silica (SiO2 63,74 % ) Silica (SiO2 1,85 % )

    LOI 13,08 % LOI 30,48 %

    Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Sumatera Utara.

    SPK merupakan bubuk yang sangat halus, material yang berwarna abu-abu

    yang terutama terdiri dari kalsium dan aluminium silikat. Bahan mentah utama untuk

    membuat semen pozolan kapur adalah batu kapur yang mengandung CaO, dan tanah

    liat atau endapan batuan yang terdiri dari SiO2 dan H2O.

    Material ini digiling, diaduk,

    dilebur hingga menjadi butiran dalam sebuah tanur, didinginkan dan kemudian

    digiling hingga mencapai kehalusan sesuai dengan yang dibutuhkan. Berikut tabel

    semen pozolan kapur (SPK).

    Tabel 2.6 Semen Pozolan Kapur (SPK)

    Sifat-sifat Syarat-syarat

    1. Kehalusan

    Sisa di atas ayakan 1,2 mm

    Sisa di atas ayakan 0,09 mm

    0 %

    10 %

    2. Kekekalan bentuk Tidak memperlihatkan peristiwa retak,

    pecah atau perubahan bentuk lainnya

    3. Pengikatan awal

    Harus mengeras dalam waktu

    maksimum dalam jam

    3 x 24 jam

    4. Kuat tekan 50 Kg/cm2

    Sumber SII (Standar Industri Indonesia) dan Dinas Pertambangan dan Energi.

    Universitas Sumatera Utara

  • Kegunaan :

    a. Bahan komponen bangunan struktur ringan, seperti dinding, lantai dan saluran

    air

    b. Material untuk bangunan Rumah Sehat Sederhana terutama di perkotaan dan

    pedesaan

    c. Material untuk jalan lingkungan pedesaan

    d. Mempertinggi kualitas beton

    Keistimewaannya :

    a. Pengolahannya sederhana

    b. Harga semen pozolan kapur relatif lebih murah dibanding semen Portland

    c. Beton dengan campuran semen pozolan bersifat :

    - Bangunan lebih tahan lama

    - Kekuatan bangunan bertambah

    - Bangunan lebih tahan terhadap radiasi panas

    Sifat-sifat fisik semen yaitu :

    a. Kehalusan butir

    Kehalusan butir semen mempengaruhi kecepatan hidrasi. Makin halus butiran-

    butiran semen, makin cepat berjalannya proses hidrasi dan makin cepat pula

    perkembangan kekuatan selama 7 hari pertama. Reaksi antara semen dan air

    dimulai dari permukaan butir-butir semen, sehingga makin luas permukaan butir-

    butir semen makin cepat proses hidrasinya. Butir-butir semen yang halus akan

    menjadi kuat dan menghasilkan panas hidrasi yang lebih cepat dari pada semen

    dengan butir-butir yang lebih kasar. Secara umum, semen berbutir halus

    meningkatkan kohesi pada beton segar dan dapat mengurangi bleeding.

    Bleeding adalah Pemisahan air dari campuran beton yang menembus ke

    permukaan beton waktu diangkut., dipadatkan atau setelah dipadatkan.

    Universitas Sumatera Utara

  • Bleeding terjadi karena :

    1. Pemakaian air yang berlebihan

    2. Semennya kurang

    b. Kemulusan

    Kemulusan pasta semen merupakan suatu ukuran dari kemampuan pengembangan

    dari bahan-bahan campurannya dan kemampuan untuk mempertahankan

    volumenya setelah mengikat. Ketidakmulusan pasta semen disebabkan oleh terlalu

    banyaknya jumlah kapur bebas yang pembakarannya tidak sempurna serta

    magnesia yang terdapat dalam campuran tersebut. Kapur bebas itu mengikat air

    dan kemudian menimbulkan gaya-gaya ekspansi.

    c. Waktu Pengikatan

    Semen jika dicampur dengan air membentuk bubur yang secara bertahap menjadi

    kurang plastis, dan akhirnya menjadi keras. Pada proses ini, tahap pertama dicapai

    ketika pasta semen cukup kaku untuk menahan suatu tekanan. Waktu ikatan

    dihitung sejak air dicampur dengan semen. Waktu dari pencampuran semen dan

    air sampai saat kehilangan sifat keplastisannya disebut waktu ikatan awal dan

    waktu sampai mencapai pastanya menjadi massa yang keras disebut waktu ikatan

    akhir. Sifat pengikatan pada adonan semen dengan air adalah dimaksudkan

    sebagai gejala terjadinya kekakuan pada adonan tersebut. Waktu pengikatan yaitu

    waktu mulai dari adonan terjadi sampai mulai terjadi kekakuan.

    d. Kuat Tekan

    Kuat tekan semen ditentukan dengan menekan benda uji semen sampai hancur.

    Benda uji semen dibuat dengan menggunakan contoh semen yang akan diuji

    kemudian memasukkan campuran yang bersangkutan kedalam kubus-kubus

    cetakan berukuran 5 x 5 x 5 cm3

    . Setelah dirawat dalam jangka waktu yang

    disyaratkan, kubus itu ditekan sampai hancur untuk memperoleh gambaran dari

    perkembangan kekuatan semen yang sedang diuji. Kekuatan tekan diuji setelah

    benda uji berumur 1 hari, 3 hari, 7 hari dan 28 hari.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan tekan :

    Universitas Sumatera Utara

  • 1. Kualitas semen

    2. Kualitas selain semen

    i. Kualitas air

    ii. Kualitas agregat

    Pengaruh kualitas air terhadap kekuatan tekan

    Fungsi Air

    1. Air merupakan media pencampur pada pembuatan pasta

    2. Kekuatan dari pasta pengerasan semen ditentukan oleh perbandingan berat

    antara air dan faktor semen

    3. Kandungan air yang tinggi menghalangi proses pengikatan, dan kandungan air

    yang rendah reaksi tidak selesai. Kandungan air yang tinggi dapat

    mengakibatkan :

    - Mudah mengerjakannya

    - Kekuatan rendah

    - Mortar dan beton menjadi porous

    Air digunakan untuk membuat adukan menjadi bubur kental dan juga sebagai

    bahan untuk menimbulkan reaksi pada bahan lain untuk dapat mengeras. Oleh karena

    itu, air sangat dibutuhkan di dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan, tanpa air

    konstruksi pasangan tidak akan terlaksana dengan baik dan sempurna.

    3. Faktor air semen (Water Ratio Cement = W / C)

    Faktor air semen adalah perbandingan berat air terhadap berat semen dan dapat

    dirumuskan sebagai berikut :

    Faktor Air Semen (FAS = W/C) = semenBerat

    airBerat .(2.1)

    Faktor air semen harus dihitung, sehingga campuran air dan semen menjadi pasta

    yang baik, artinya tidak kelebihan air dan tidak kelebihan semen. Apabila faktor air

    semen tinggi, berarti berat air tinggi, sehingga kelebihan air, akibatnya air akan

    Universitas Sumatera Utara

  • merembes keluar membawa sebagian pasta semen, pasta tidak cukup mengikat

    agregat dan mengisi rongga, yang menyebabkan beton kurang kuat.

    Kandungan air dari adonan semen dengan air yang telah mengeras dapat

    diklasifikasikan menjadi 3 macam :

    1. Air (H2

    2. Adsorber water yaitu H

    O) yang telah terikat dalam senyawa-senyawa hidrat yang telah

    mengeras tersebut. Air ini terikat secara ikatan kimiawi .

    2

    3. Air bebas adalah air yang terdapat diantara fase padat dan pasta, air ini disebut

    Capilary water.

    O yang terikat secara ikatan fisika dalam molekul-

    molekul gel semen

    Faktor-faktor yang mempengaruhi massa jenis semen adalah susunan

    butiran, suhu dan senyawa. Kehalusan permukaan dipengaruhi oleh salah satu

    diantaranya keberadaan oksida penyusunnya yaitu Fe2O3, kandungan senyawa yang

    terdapat didalam senyawanya adalah C4

    AF. Semakin besar massa jenis semen maka

    kekuatan bahan yang dihasilkan akan semakin besar sehingga nilai kekuatan semen

    berbanding lurus dengan massa jenisnya. Apabila massa jenis dari semen yang diuji

    tidak memenuhi syarat yang ditentukan, maka semen tersebut tidak dapat dipakai

    untuk campuran beton tapi dapat digunakan untuk keperluan plesteran, pembuatan

    lantai teras, dan keperluan lain yang bukan keperluan utama untuk konstruksi. Massa

    jenis semen dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut ini :

    Vm

    = ..(2.2)

    Dengan :

    = Massa jenis (gr/cm3

    m = massa semen (gr)

    )

    V = Volume semen (cm3

    )

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.6.1 Pozolan

    Pozolan adalah bahan alam atau buatan yang sebagian besar terdiri dari unsur-unsur

    silikat dan aluminat yang reaktif. Bahan ini tidak mempunyai sifat-sifat semen, tetapi

    dalam keadaan halus jika dicampur dengan kapur padam dan air setelah beberapa

    waktu dapat mengeras pada suhu kamar sehingga membentuk suatu massa yang padat

    dan tidak larut dalam air.

    Pozolan adalah bahan yang dalam keadaan sendiri tidak terlalu bersifat semen,

    tetapi akan muncul sifat semen apabila dicampur dengan gamping. Kekuatan awal

    semen ini lebih rendah daripada semen Portland, tetapi dalam waktu setahun

    kekuatannya sudah sama.

    Keunggulannya adalah semen ini tahan terhadap aksi korosi dari garam dan air

    laut lebih baik daripada semen Portland.

    Ada 2 (dua) jenis pozolan, yaitu pozolan alam dan pozolan buatan. Yang

    termasuk pozolan alam adalah trass yaitu hasil lapukan batuan gunung berapi yang

    banyak mengandung silika yang dalam keadaan halus bila dicampur dengan kapur dan

    air setelah beberapa waktu akan padat, keras dan tidak larut dalam air. Sedangkan

    pozolan buatan yaitu suatu bahan yang didapatkan melalui proses pembuatan seperti :

    1.Semen merah (bata merah/genteng keramik yang digiling)

    2. Gilingan terak dapur tinggi

    3. Fly ash/abu terbang

    Berikut tabel persyaratan pozolan .

    Tabel 2.7 Persyaratan Pozolan

    Persyaratan Tingkat I Tingkat II Tingkat III

    Kadar air bebas pada 100o < 6 % C 6-8 % 8-10 %

    Kehalusan lewat ayakan 2,5

    mm

    < 10 % 10-30 % 30-50 %

    Universitas Sumatera Utara

  • Waktu pengikatan 1 jam 2 jam 3 jam

    Kuat tekan 100 Kg/cm 100-75 Kg/cm2 75-50

    Kg/cm

    2 2

    Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi (Standar Normalisasi Indonesia / SNI)

    Pozolan dapat dipakai sebagai bahan tambahan atau sebagai pengganti semen

    Portland. Bila dipakai sebagai pengganti sebagian semen Portland umumnya berkisar

    antara 10 % sampai 35 % berat semen. Bila pozolan dipakai sebagai bahan tambah

    akan menjadikan beton lebih mudah diaduk, lebih rapat air, dan lebih tahan terhadap

    serangan kimia. Pozolan dapat mengurangi pemuaian beton yang terjadi akibat proses

    reaksi alkali agregat dengan demikian mengurangi retak-retak beton akibat reaksi

    tersebut. Pada pembuatan beton massa (mass concrete) misalnya dam, pemakaian

    pozolan sangat menguntungkan karena menghemat semen, dan mengurangi panas

    hidrasi yang mengakibatkan retakan serius.

    2.6.2 Kapur

    Kapur merupakan bahan baku campuran adukan kapur, yang banyak digunakan,

    dalam pelaksanaan pembangunan. Kapur yang dikenal di Indonesia umumnya kapur

    udara (kapur yang mengeras dengan CO2

    dari udara). Kapur diperoleh dari

    pembakaran batu kapur, kulit kerang, atau karang laut. Reaksi kimia yang terjadi pada

    pembakaran kapur sebagai berikut :

    CaCO3 CaO + CO

    Dengan : 2

    CaCO3CaO = kapur tohor

    = batu kapur

    CO2

    = asam arang

    Kapur adalah berbagai macam batu kapur terbentuk dari organisma-organisma

    laut atau yang mengambang berbentuk butir-butir yang sangat halus, tembus air dan

    Universitas Sumatera Utara

  • dapat dihancurkan dengan remasan tangan. Warnanya putih atau sangat muda dan

    hampir seluruhnya terdiri dari kalsiat. Berikut ini tabel persyaratan kapur.

    Tabel 2.8 Persyaratan Kapur

    Persyaratan Kelas I Kelas II

    Kehalusan

    Sisa diatas ayakan :

    i. 4,75 mm

    ii. 1,18 mm

    iii. 0,85 mm

    -

    0 %

    5 %

    0 %

    -

    10 %

    Ketetapan bentuk Tidak retak Tidak retak

    CaO + MgO aktif

    CO2

    90 %

    maksimum 6 %

    85 %

    6 %

    Sumber : SII (Standar Industri Indonesia)

    Kapur dibuat dari batu gamping yang dibakar dalam suhu tertentu yang

    menghasilkan kapur tohor. Kapur yang digunakan untuk pembuatan SPK adalah kapur

    padam, yaitu kapur hasil pemadaman dari kapur tohor yang membentuk hidrat yang

    dapat digunakan untuk pembuatan adukan. Kapur tohor adalah hasil pembakaran dari

    batu kapur yang belum dipadamkan Kapur dihasilkan dengan membakar batu kapur

    atau kalsium karbonat bersama dengan bahan-bahan kotorannya seperti magnesia,

    silika, besi, alkali, alumina dan belerang.

    Selain digunakan untuk stabilisasi perkerasan, kapur padam dapat dicampur

    dengan pozolan kering, sehingga berbentuk tepung semen. Bahan campuran ini

    disebut semen pozolan kapur dan berfungsi menggantikan (substitusi) penggunaan

    semen Portland untuk pembuatan bata, batako dan konstruksi-konstruksi bangunan

    non struktural.

    Kapur hidrolik merupakan batu kapur yang terdiri dari kira-kira 65 % hingga

    75 % batu gamping yaitu kalsium karbonat dengan kotoran-kotoran berupa silika,

    alumina, magnesia dan oksida besi.

    Universitas Sumatera Utara

  • Kapur hidrolik memperlihatkan sifat-sifat hidroliknya, namun tidak cocok

    untuk bangunan-bangunan didalam air karena untuk mencapai kekerasannya kapur

    hidrolik membutuhkan udara segar. Udara diperlukan agar proses karbonisasi antara

    kalsium hidroksida dan karbondioksida dari udara berlangsung dengan baik. Proses ini

    menghasilkan kalsiumkarbonat yang akan mengeras sehingga kapur mencapai

    kekuatannya yang penuh.

    Sifat-sifat umum dari kapur adalah sebagai berikut :

    i. Kekuatan kecil (rendah)

    ii. Berat jenis rata-rata 1 kg/dm

    iii. Bersifat hidrolik

    3

    iv. Tidak menunjukkan pelapukan

    v. Dapat terbawa arus.

    Penggunaannya antara lain :

    i. Adukan untuk tembok

    ii. Untuk lapisan bawah plesteran

    iii. Untuk plesteran akhir

    iv. Sebagai adukan jika dicampur dengan semen

    Berikut tabel susunan batu kapur (Tjokrodimuljo,1992)

    Tabel 2.9 Susunan Batu Kapur

    Batu Kapur Persen

    Jumlah karbonat (CO3 97 % )

    Kapur tohor (CaO) 29,77-55,5 %

    Magnesium (MgO) 21-31 %

    Silika (SiO2 0,14-2,41 % )

    Alumina (Al2O3 0,5 % )

    Oxida Besi (Fe2O3 0,5 % )

    Universitas Sumatera Utara

  • Proses kimia pembentukan kapur dapat ditulis sebagai berikut :

    Ca + CO3 CaO + CO2CaO + H

    (1)

    2O Ca(OH)2Ca(OH)

    + panas(2)

    2 + CO2 CaCO3 + H2Sumber : Tjokrodimuljo, 1992 dalam Fathani, 1998.

    O(3)

    2.6.2.1 Kapur Tohor

    Kapur tohor adalah hasil pembakaran dari batu kapur yang belum dipadamkan, jadi

    masih berbentuk bongkah-bongkah atau butir-butir.

    2.6.2.2 Kapur Padam

    Kapur padam merupakan hasil pemadaman atau penyeduan dari kapur tohor yang

    dapat digunakan untuk pembuatan adukan. Kapur tohor yang masih berupa bongkah,

    setelah disiram dengan air akan hancur hingga berupa tepung kapur atau bubur kapur.

    Berikut ini tabel persyaratan kapur padam.

    Tabel 2.10 Persyaratan Kapur Padam

    Persyaratan Kelas I Kelas II

    Kehalusan

    Sisa di atas ayakan :

    i. 6,70 mm

    ii. 4,75 mm

    iii. 0,85 mm

    iv. 0,106 mm

    -

    -

    0 %

    15 %

    0 %

    8 %

    -

    -

    CaO + MgO aktif

    CO2

    65 %

    maksimum 6 %

    65 %

    6 %

    Sisa tidak larut 1 % 1 %

    Ketetapan bentuk Tidak retak Tidak retak

    Kadar air 15 % 15 %s

    Universitas Sumatera Utara

  • Sumber : SII (Standar Industri Indonesia)

    Apabila hasil pembakaran dan pemadaman sempurna, maka kapur tohor akan

    hancur menjadi tepung kapur atau bubur kapur. Tetapi bila pembakaran dan atau

    pemadaman kurang sempurna maka akan terdapat butir-butir kapur tohor yang belum

    hancur. Sisa-sisa butir ini akan merugikan dalam adukan.

    Untuk menghasilkan kapur padam, terdapat dua cara pemadaman kapur tohor

    yaitu :

    1. Pemadaman secara kering

    a. Kebutuhan air untuk menyiram lebih kurang 1/3 dari jumlah kapur tohor

    b. Kapur tohor diletakkan diatas lantai setebal lebih kurang 5 cm secara merata

    c. Kemudian air disiramkan perlahan-lahan dan merata atau diaduk-aduk sampai

    semua kapur tohor hancur menjadi tepung kapur.

    Hasil pemadaman tersebut berupa tepung kapur kering. Untuk pembuatan

    adukan kapur padam ini diayak dengan ayakan, karena masih terdapat sisa-sisa butir

    kapur yang mentah atau kapur tohor yang belum hancur.

    2. Pemadaman secara basah

    a. Dengan cara basah diperlukan bak besar dan bak kecil yang berdampingan,

    serta sejumlah air lebih kurang 3x dari jumlah kapur tohor yang akan

    dipadamkan

    b. Di dalam bak besar dimasukkan air dan kapur tohor, yang perlu diaduk hingga

    berupa bubur kapur

    c. Dari bak besar bubur kapur dialirkan kebak kecil.

    Karena sisa-sisa butir yang belum hancur telah mengendap di dalam bak besar,

    maka bubur kapur yang telah dialirkan ke dalam bak kecil umumnya telah halus

    seluruhnya, sehingga untuk keperluan pembuatan adukan tidak perlu diadakan

    penyaringan lagi. Reaksi kimia yang terjadi pada pemadaman kapur adalah sebagai

    berikut :

    CaO + H2O Ca (OH)

    2

    Universitas Sumatera Utara

  • Dengan :

    CaO = Kapur tohor

    H2Ca(OH)

    O = air

    2

    = Kapur padam

    2.6.3 Tanah lempung

    Tanah lempung merupakan tanah yang berukuran mikroskopis sampai dengan sub

    mikroskopis yang berasal dari pelapukan unsur-unsur kimiawi penyusun batuan, tanah

    lempung sangat keras dalam keadaan kering dan bersifat plastis pada kadar air sedang.

    Pada kadar air lebih tinggi lempung bersifat lengket (kohesif) dan sangat lunak.

    Tanah liat (lempung) adalah bahan alam yang sangat penting bagi manusia.

    Pada tanah ini terdapat akar-akar dan sisa-sisa tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan

    organik lainnya yang membusuk, sehingga memberi warna abu-abu sampai hitam.

    Dalam tanah lempung murni masih mengandung butiran-butiran bebas dari bahan-

    bahan yang dapat dinamakan pasir atau debu. Umumnya unsur-unsur tambahan ini

    terdiri dari kwarsa dalam bermacam-macam ukuran, feldspar dan besi. Banyaknya

    unsur tambahan ini bersama unsur organik lainnya menentukan sifat-sifat dari tanah

    lempung dan penggunaannya. Sifat-sifat seperti : Kemungkinan mencair, warna

    setelah dibakar dan taraf padat dari macam tanah lempung sangat dipengaruhi oleh

    unsur mineral. Sedangkan unsur organik biasanya membuat tanah itu plastis jika

    belum dibakar. Jadi semua tanah lempung mempunyai sifat-sifat yaitu bila dalam

    keadaan basah akan mempunyai sifat plastis, bila dalam keadaan kering akan menjadi

    keras, sedang bila dibakar akan menjadi padat dan kuat.

    Tanah lempung harus dapat dibentuk dengan mudah. Besar kecilnya partikel-

    partikel (butir-butir) tanah dan juga zat-zat organis seperti akar tumbuh-tumbuhan,

    sisa-sisa binatang kecil, zat-zat yang telah membusuk serta bakteri lainnya yang ada

    dalam tanah lempung tersebut sangat mempengaruhi sifat plastisnya.

    Tanah lempung mengandung partikel-partikel pembentuk tanah, yang terdiri

    dari partikel halus dan partikel kasar. Perbandingan dan besar butir dalam tanah sangat

    Universitas Sumatera Utara

  • mempengaruhi sifat tanah tersebut. Sifat tanah lempung yang sangat menguntungkan

    adalah mudah dibentuk bila tanah lempung ini telah dicampur dengan air dalam

    perbandingan tertentu.

    Sifat-sifat yang dimiliki tanah lempung adalah sebagai berikut (Hardiyatmo, 1999) :

    1) Ukuran butir halus

    2) Permeabilitas rendah

    3) Kenaikan air tinggi

    4) Bersifat sangat kohesif

    5) Kadar susut tinggi

    Lempung biasanya mengandung beberapa ketakmurnian yang jenis dan

    jumlahnya cukup untuk memberikan daya fluks dan daya rekat. Lempung adalah

    Aluminium silikat hidrat yang tidak terlalu murni yang terbentuk sebagai hasil

    pelapukan dari batuan beku yang mengandung feldspar sebagai salah satu mineral asli

    yang penting.

    Reaksinya :

    K2O.Al2O3.6SiO2 + CO2 + 2H2O K2CO3 +Al2O3.2SiO2.2H2O + 4SiO

    Lempung digunakan sebagai pengisi berbagai produk seperti kertas, karet dan plastik. 2

    Mineral lempung :

    a. Kaolinit (Al2O3.2SiO2.2H2b. Montmorilonit [(Mg,Ca)O.Al

    O)

    2O3.5SiO2.nH2c. Illit (K

    O]

    2O, MgO, Al2O3, SiO2, H2

    O

    Komposisi kimia :

    CaO, Al2O3, Fe2O3, SiO2, TiO

    2

    Sifat Fisik :

    Elastis, mempunyai daya ikat dan daya alir yang baik.

    Universitas Sumatera Utara

  • Kegunaan :

    a. Bahan industri keramik dan refraktori dalam industri metallurgi

    b. Pelet makanan ternak dan pengisi

    c. Bahan baku pembuatan Portland

    d. Bahan baku genteng

    e. Untuk batu bata

    f. Pipa-pipa saluran air

    g. Perabot rumah tangga

    h. Tungku

    Berikut ini tabel specific gravity mineral-mineral lempung (Das, 1985)

    Tabel 2.11 Specific gravity mineral-mineral lempung

    Mineral Specific gravity

    Quart (kuarsa) 2,65

    Kaolinite 2,6

    Illite 2,8

    Montmorillonite 2,65-2,68

    Halloysite 2,0-2,55

    Pottasium feldspar 2,57

    Sodium dan calcium feldspar 2,62-2,76

    Chlorite 2,6-2,9

    Biotite 2,8-3,2

    Muscovite 2,76-3,1

    Hornblende 3,0-3,47

    Limonite 3,6-4

    Olivine 3,27-3,32

    Universitas Sumatera Utara

  • Syarat lempung :

    i. Tidak boleh membongkah

    ii. Tidak mengandung garam terlarut

    iii. Harus cukup keras dibakar pada suhu sedang

    iv. Warna setelah dibakar tetap seragam.

    Lempung terbentuk dari keping-keping pelapukan batu karang. Bergantung pada cara

    pengangkutannya. Lempung dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu :

    1. Residu yaitu lempung yang terbentuk akibat pelapukan batu karang

    Sifat-sifatnya :

    a. berbutir kasar bercampur batuan asal yang belum lapuk

    b. tidak plastis (rapuh)

    2. Endapan yaitu lempung yang terbentuk akibat gerakan arus

    Sifat-sifatnya :

    a. kurang murni karena tercampur oleh unsur-unsur lain pada waktu perpindahan

    dari tempat asal

    b. berbutir lebih halus

    c. lebih plastis

    3. Glasial yaitu lempung glasial terbentuk sebagai endapan akibat gerakan gletscher.

    Kadar silika dalam setiap jenis lempung tidak boleh kurang dari 55 % - 65 %,

    dan jumlah gabungan dari alumina dan oksidabesi tidak boleh kurang dari 1/3 1/2

    jumlah silika.

    Apabila kapur dengan mineral lempung bereaksi maka akan membentuk suatu

    gel yang kuat dan keras yaitu kalsium silikat yang mengikat butir-butir. Gel silika

    bereaksi dengan segera melapisi dan mengikat partikel lempung dan menutup pori-

    pori tanah.

    Universitas Sumatera Utara

  • Macam-macam tanah lempung :

    1. Kaolin

    Kaolin adalah tanah lempung yang mengandung mineral kaolinit sebagai bagian

    yang terbesar, dan termasuk jenis tanah lempung primer. Sifat dan keadaan bahan :

    a. berbutir kasar

    b. rapuh dan tidak plastis jika dibandingkan dengan lempung sedimenter

    c. warnanya putih karena kandungan besinya paling rendah

    2. Ball Clay

    Ball Clay adalah tanah lempung yang sangat plastis. Sifat dan keadaan bahan :

    a. berbutir sangat halus

    b. sangat plastis

    c. kuat kering tinggi

    d. susut kering dan susut bakar sangat tinggi

    e. unsur besinya sangat tinggi dari kaolin

    f. warna mentahnya abu-abu/kehitaman karena banyak mengandung karbon

    2. Stoneware clay (Tanah benda batu)

    Stoneware clay adalah tergolong lempung sedimen yang mengandung feldspat

    yang tergabung dengan plastis. Sifat dan keadaan bahan :

    a. Plastis

    b. Pengeringannya baik

    c. Kadar besi oksida dan titan oksida agak tinggi karenanya warna bakarnya

    adalah abu-abu

    d. Warna mentahnya abu-abu, kuning kotor.

    Tanah lempung mengandung senyawa-senyawa besi yang memberikan warna merah

    setelah dibakar. Susunan mineral tanah lempung mengandung :

    a. Mineral-mineral yang memberi sifat plastis

    b. Senyawa-senyawa besi yang memberi warna

    c. Kadang-kadang tergantung dari batuan asal lempung tersebut dan keadaan

    sekitarnya, dapat juga tercampur kapur, dolomit, magnesit

    d. Kadang-kadang juga mengandung batuan-batuan kecil

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.6.4 Batu gamping

    Batu gamping adalah batuan gunung berapi yang telah mengalami pelapukan baik

    pelapukan fisik maupun kimia. Gamping biasanya dijual sebagai kapur tohor

    (quicklime) yang mengandung kalsium tinggi dengan kandungan CaO.

    Batu gamping yang terdapat di alam menurut genesanya terjadi akibat dua

    proses yaitu :

    a. Proses Sedimentasi

    Batu gamping yang terjadi akibat proses sedimentasi melalui sedimentasi

    organik dan sedimentasi kimia serta sedimentasi mekanik. Proses sedimentasi

    terjadi karena adanya tumbuhan laut (koloni binatang foraminifera, algae dan

    renik lainnya) yang telah mati dan diendapkan didasar laut dengan kondisi

    yang tenang. Batu gamping yang terjadi akibat sedimentasi kimia terjadi akibat

    proses kimia yang berlangsung secara terus-menerus di lautan luas dengan

    larutan yang terkandung didalamnya, sedangkan sedimentasi mekanik yang

    terjadi pada batu gamping diakibatkan oleh adanya proses akumulasi dari

    lumpur-lumpur yang mengandung karbonat. Proses pembentukan batu

    gamping melalui proses sedimentasi secara terus-menerus dan berlangsung

    cukup lama sehingga terbentuk endapan batu gamping.

    b. Proses Pelapukan

    Pada proses pelapukan ini, sumber unsur karbonatnya adalah karbon dioksida

    (CO2) dari udara dan mineral-mineral yang mengandung unsur-unsur karbonat

    yang terdapat pada batuan asal yang tersebar dipermukaan bumi. Dalam

    bentuk yang umum adalah melalui proses pelapukan pada masa batu gamping

    sehingga membentuk larutan kalsium karbonat (CaCO3

    ) yang pada larutannya

    oleh media air diangkut dan diendapkan dilingkungan laut.

    Gamping dapat digunakan sebagai pereaksi dalam proses sulfit dalam

    pembuatan kertas. Kecocokan gamping untuk suatu pemakaian tertentu bergantung

    pada komposisi dan sifat-sifat fisiknya, yang semuanya itu dapat dikendalikan dengan

    Universitas Sumatera Utara

  • memilih batu gampingnya dan mengatur proses pembuatannya. Biasanya gamping

    harus digiling sebelum dipakai.

    Ditinjau dari komposisinya, ada beberapa jenis gamping. Gamping hidraulik

    didapatkan dari pembakaran batu gamping yang mengandung lempung, dan sifat

    produk yang didapatkan setelah diberi air adalah beragam sekali, mulai dari dempul

    sampai seperti semen. Gamping berkadar kalsium tinggi hanya dapat mengeras

    dengan menyerap karbon dioksida dari udara, yang prosesnya lambat. Gamping

    hidraulik juga mengeras dengan perlahan, tetapi dapat digunakan didalam air.

    Gamping hidrasi makin banyak dipakai dalam industri bangunan sebagai pengganti

    gamping tohor, walaupun beratnya lebih tinggi. Gamping tohor hampir selalu

    dimatikan atau dihidrasi sebelum dipakai.

    Gamping selalu merupakan komoditi yang murah karena endapan batu

    gamping terdapat dimana-mana. Gamping dihasilkan dari batuan gunung berapi yang

    letaknya berdekatan dengan pusat konsumsi, karbonat kalsium dan magnesium

    didapat dari endapan batu gamping marmer, kapur, dolomit, atau kulit kerang.

    Batu gamping dibakar menurut ukuran masing-masing, di dalam tanur vertikal

    untuk membuat gamping bongkahan, atau didalam tanur putar horizontal untuk

    gamping halus. Batu gamping merupakan batuan sedimen karbonat yang terdapat di

    alam. Tampak luar bahan tambang batu gamping berwarna putih, putih kekuningan,

    abu-abu hingga hitam. Batu gamping merupakan salah satu bahan galian industri yang

    potensinya sangat besar.

    Sifat fisik batu gamping :

    i. Warna putih kotor, putih keabu-abuan sampai kuning keabu-abuan

    ii. Berbuih bila dideteksi

    iii. Berat jenis 2,60 2,70

    Kegunaan batu gamping :

    i. Industri semen

    ii. Bahan pemutih

    iii. Penetral keasaman tanah

    Universitas Sumatera Utara

  • iv. Bahan bangunan

    v. Pengembang dan pengisi dalam industri cat, karet, kertas dan kosmetik

    Komposisi kimia :

    i. CaO, MgO, Al2O3, Fe2O3, SiO2, Na2ii. CaO > 35 %

    O

    2.7 Kekuatan Pasta Semen dan Faktor air Semen

    Kekuatan semen yang telah mengeras tergantung pada jumlah air yang dipakai waktu

    proses hidrasi berlangsung. Pada dasarnya jumlah air yang diperlukan untuk proses

    hidrasi hanya kira-kira 25 persen dari berat semennya, penambahan jumlah air akan

    mengurangi kekuatan setelah mengeras. Pasta semen yang mengeras merupakan

    bagian yang porous. Konsentrasi hasil-hasil hidrasi yang padat pada seluruh ruang

    atau volume yang tersedia (volume yang semula ditempati oleh air dan semen)

    merupakan suatu nilai indek porositas. Kuat tekan pasta semen dipengaruhi oleh besar

    pori-pori di antara gel-gel atau pori-pori hasil hidrasi. Kelebihan air mengakibatkan

    pasta semen berpori lebih banyak, sehingga hasilnya kurang kuat dan juga lebih

    porous (berpori). Porositas semen dapat ditentukan dengan menggunakan rumus

    berikut ini :

    Porositas = %1001 xx

    Vbmkmb

    air

    ..(2.3)

    Dengan :

    mb = massa basah (gram)

    mk = massa kering (gram)

    air = 1 gr/cm

    3

    2.8 Sifat Kimia Semen

    Universitas Sumatera Utara

  • Pengujian kehilangan berat akibat pembakaran (loss of ignition) dilakukan pada semen

    untuk menentukan kehilangan berat jika semen dibakar sampai sekitar 900-1000o

    C.

    Kehilangan berat ini terjadi karena adanya kelembaban dan adanya karbondioksida

    dalam bentuk kapur bebas atau magnesium yang menguap.

    Adanya kelembaban udara menyebabkan proses prehidrasi semen.

    Kelembaban tersebut mungkin disebabkan atmosfir yang mengandung air selama atau

    sesudah pembuatan. Karbon dioksida juga terambil dari atmosfir. Kehilangan berat

    dari pembakaran ini merupakan ukuran kesegaran semen. Karena hidroksida dan

    karbon dari kapur dan magnesium bukan merupakan unsur perekat maka disebut

    unsur pengisi. Semakin sedikit kehilangan berat berarti semakin sedikit unsur

    pengisinya, dan ini berarti semen semakin baik.

    Universitas Sumatera Utara