chapter ii

Upload: harry-yusmanto

Post on 14-Jul-2015

1.457 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kecerdasan Buatan

Komputer telah berkembang sebagai alat pengolah data, penghasilan informasi. Bahkan komputer juga turut berperan dalam pengambilan keputusan. Tidak buas hanya dengan fungsi tersebut, para ahli komputer masih terus mengembangkan kecanggihan komputer agar dapat memiliki kemampuan seperti manusia.

Ilmu yang mempelajari cara membuat komputer dapat bertindak dan memiliki kecerdasan seperti manusia disebut kecerdasan buatan (Turban, 1995). Bidang-bidang yang termasuk dalam kecerdasan buatan antara lain : Penglihatan Komputer (Computer Vision), Pengolahan Bahasa Alami (Natural Language Processing), Robotika (Robotics), Sistem Syaraf Buatan (Artificial Neural System), dan Sistem Pakar (Expert System).

Kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang mempelajari cara membuat komputer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia (Minsky, 1989).

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas (H. A. Simon, 1987).

Kecerdasan buatan sebagai sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia (Rich and Knight, 1991).

Universitas Sumatera Utara

Ada tiga tujuan kecerdasan buatan, yaitu : membuat komputer lebih cerdas, mengerti tentang kecerdasan, dan membuat mesin lebih berguna. Yang dimaksud kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar atau mengerti dari pengalaman, memahami pesan yang kontradiktif dan ambigu, menanggapi dengan cepat dan baik atas situasi yang baru, menggunakan penalaran dalam memecahkan masalah serta menyelesaikan dengan efektif ( Winston dan Prendergast, 1994).

Kecerdasan buatan berbeda dengan program konvensional. Pemrograman konvensional berbasis pada algoritma yang mendefinisikan setiap langkah dalam penyelesaian masalah dan dapat menggunakan rumus matematika atau prosedur sekuensial untuk menghasilkan solusi. Dalam kecerdasan buatan, sebuah simbol dapat berupa kalimat, kata atau angka yang digunakan untuk merepresentasikan obyek, proses, dan hubungannya. Obyek dapat berupa manusia, benda, ide, konsep, kegiatan, atau pernyataan dari suatu fakta. Proses digunakan untuk memanipulasi simbol untuk menghasilkan saran atau pemecahan masalah. Selain itu kecerdasan buatan dapat melakukan penalaran terhadap data yang tidak komplit. Hal ini sangat mustahil dilakukan oleh pemrograman konvensional. Kemampuan penalaran dan penjelasan terhadap setiap langkah dalam pengambilan keputusan menjadi kelebihan dari kecerdasan buatan (Turban, 1995).

2.1.1 Domain Penelitian dalam Kecerdasan Buatan

Beberapa bidang penelitian dalam kecerdasan buatan di antaranya :

1. Formal tasks (matematika, games).

2. Mundane tasks (perception, robotics, natural language, common sense, reasoning).

3. Expert tasks (financial analysis, medical diagnostics, engineering, scientific analysis, dll.).

Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Konsep Kecerdasan Buatan

Ada beberapa konsep yang harus dipahami dalam kecerdasan buatan, di antaranya :

1. Turing test Metode Pengujian Kecerdasan

Turing test merupakan sebuah metode pengujian kecerdasan yang dibuat oleh Alan Turing. Proses uji ini melibatkan seorang penanya (manusia) dan dua obyek yang ditanyai. Yang satu adalah seorang manusia dan satunya adalah sebuah mesin yang akan diuji.

2. Pemrosesan Simbolik

Komputer semula didesain untuk memproses bilangan/ angka-angka (Pemrosesan Numerik). Sifat penting dari kecerdasan buatan adalah bahwa kecerdasan buatan merupakan bagian dari ilmu komputer yang melakukan proses secara Simbolik dan Non-algoritmik dalam penyelesaian masalah.

3. Heuristic

Heuristic merupakan sustu strategi untuk melakukan proses pencarian (search) ruang problem secara selektif, yang memandu proses pencarian yang kita lakukan sepanjang jalur yang memiliki kemungkinan sukses paling besar.

4. Penarikan Kesimpulan (Inferencing)

Kecerdasan buatan mencoba membuat mesin memiliki kemampuan berfikir atau mempertimbangkan (reasoning). kemampuan berfikir (reasoning) termasuk didalamnya proses penarikan kesimpulan (inferencing) berdasarkan fakta- fakta dan aturan dengan menggunakan metode hueristik atau pencarian lainnya.

Universitas Sumatera Utara

5. Pencocokan Pola (Pattern Matching)

Kecerdasan Buatan bekerja dengan metode pencocokan pola (Pattern Matching) yang berusaha untuk menjelaskan objek, kejadian (event) atau proses, dalam hubungan logik atau komputasional.

2.1.3 Lingkup Kecerdasan Buatan pada Aplikasi Komersial

Makin pesatnya perkembangan teknologi menyebabkan adanya perkembangan dan perluasan lingkup yang membutuhkan kehadiran kecerdasan buatan. Karakteristik cerdas sudah mulai dibutuhkan di berbagai disiplin ilmu dan teknologi. Kecerdasan buatan tidak hanya dominan di bidang ilmu komputer (informatika), namun juga sudah merambah di berbagai disiplin ilmu yang lain. Irisan antara psikologi dan kecerdasan buatan melahirkan sebuah area yang dikenal dengan nama Cognition and Psycolinguistics. Irisan antara teknik elektro dengan kecerdasan buatan melahirkan berbagai ilmu seperti: pengolahan citra, teori kendali, pengenalan pola dan robotika.

Adanya irisan penggunaan kecerdasan buatan di berbagai disiplin ilmu tersebut menyebabkan cukup rumitnya untuk mengklasifikasikan kecerdasan buatan menurut disiplin ilmu yang menggunakannya. Untuk memudahkan hal tersebut, maka pengklasifikasian lingkup kecerdasan buatan didasarkan pada output yang diberikan yaitu aplikasi komersial (meskipun sebenarnya kecerdasan buatan itu sendiri bukan merupakan medan komersial). Lingkup utama dalam kecerdasan buatan adalah:

1. Sistem Pakar (Expert System). Disini komputer digunakan sebagai sarana untuk menyimpan pengetahuan para pakar. Dengan demikian komputer akan memiliki keahlian untuk menyelesaikan permasalahan dengan meniru keahlian yang dimiliki oleh pakar.

2. Pengolahan

Bahasa

Alami

(Natural

Language

Processing).

Dengan

pengolahan bahasa alami ini diharapkan user dapat berkomunikasi dengan komputer dengan menggunakan bahasa sehari-hari.

Universitas Sumatera Utara

3. Pengenalan Ucapan (Speech Recognition). Melalui pengenalan ucapan diharapkan manusia dapat berkomunikasi dengan komputer dengan

menggunakan suara.

4. Robotika & Sistem Sensor (Robotics & Sensory Systems).

5. Computer Vision, mencoba untuk dapat menginterpretasikan Gambar atau objek-objek tampak melalui komputer.

6. Intelligent Computer-Aided Instruction. Komputer dapat digunakan sebagai tutor yang dapat melatih dan mengajar. 7. Game Playing. Perbandingan kecerdasan buatan dengan pemrograman konvensional sebagai berikut :

Tabel 2.1 Perbandingan kecerdasan buatan dengan pemrograman konvensional

Di Kecerdasan Buatan mensi Pr Simbolik ocessing In Tidak harus tetap put Se Heuristic arch M Knowledge data ajor Interest lengkap

Pemrogram an Konvensional

Algoritmik

Harus

Algoritmik

Informasi

Universitas Sumatera Utara

Kontrol Str uktur Terpisah antara kontrol terintegrasi dan Knowledge data Ou Tidak harus lengkap tput M Mudah aintenance menggunakan modul-modul dan Update Ke Terbatas tetapi dapat mampuan ditingkatkan Pemikiran Tidak ada susah dilakukan karena Umumnya Harus tetap dengan

2.2

Sistem Pakar

Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuaan, fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut (Martin dan Oxman, 1998).

Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan masalah. Beberapa aktivitas pemecahan yang dimaksud antara lain: pembuatan keputusan (decision making), pemanduan pengatahuan (knowledge fusing), pembuatan desain (designing), perencanaan (planning), prakiraan (forecasting), pengaturan (regulating), pengendalian (controlling), diagnosis (diagnosing), perumusan

(prescribing), penjelasan (explaining), pemberian nasihat (advising) dan pelatihan

Universitas Sumatera Utara

(tutoring). Selain itu sistem pakar juga dapat berfungsi sebagai asisten yang pandai dari seorang pakar (Martin dan Oxman, 1998).

Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan mengembangkan sistem pakar, antara lain :

1. Masyarakat awan non-pakar dapat memanfaatkan keahlian di dalam bidang tertentu tanpa kehadiran langsung seorang pakar.

2. Meningkatkan produktivitas kerja, yaitu bertambah efesien pekerjaan tertentu serta hasil solusi kerja.

3. Penghematan waktu dalam menyelesaikan masalah yang kompleks.

4. Memberikan penyederhanaan solusi untuk kasus-kasus yang kompleks dan berulang-ulang.

5. Pengetahuan dari seorang pakar dapat didokumentasikan tanpa ada batas waktu.

6. Memungkinkan penggabungan berbagai bidang pengetahuan dari berbagai pakar untuk dikombinasikan.

Berikut ini merupakan perbandingan antara kemampuan pakar manusia dan sistem komputer yang menjadi pertimbangan pengembangan sistem pakar :

Tabel 2.2 Perbandingan antara pakar manusia dengan sistem pakar

Pakar Manusia Terbatas waktu karena

Sistem Pakar Tidak terbatas karena dapat digunakan kapan pun juga Dapat digunakan di

manusia membutuhkan istirahat Tempat akses bersifat lokal

Universitas Sumatera Utara

pada suatu tempat saja dimana pakar berada Pengetahuan bersifat

berbagai tempat

Pengetahuan konsisten

bersifat

variabel dan dapat berubah-ubah tergantung situasi Kecepatan menemukan bervariasi Biaya yang harus dibayar untuk konsultasi biasanya sangat mahal solusi untuk sifatnya

Kecepatan

untuk

memberikan solusi konsisten dan lebih cepat daripada manusia Biaya lebih murah yang dikeluarkan

Selain banyak manfaat yang diperoleh, ada juga kelemahan pengembangan sistem pakar, yaitu :

Tabel 2.3 Perbandingan kelemahan perangkat lunak konvensional dengan perangkat lunak sistem pakar

Perangkat Konvensional Fokus pada solusi Pengembangan dilakukan secara individu Pengembangan sekuensial

Lunak Pakar

Perangkat Lunak Sistem

Fokus pada permasalahan dapat Pengembangan oleh tim kerja secara iteratif Pengembangan secara dilakukan

2.2.1 Sejarah Singkat

Universitas Sumatera Utara

Perkembangan kecerdasan buatan merupakan terobosan baru dalam dunia komputer. Kecerdasan buatan berkembang setelah perusahaan General Electric menggunakan komputer pertama kali di bidang bisnis. Pada tahun 1956, istilah kecerdasan buatan mulai dipopulerkan oleh John McCarthy sebagai suatu tema ilmiah di bidang komputer yang diadakan di Darmouth College.

Pada tahun yang sama komputer berbasis kecerdasan buatan pertama kali dikembangkan dengan nama Logic Theorist yang melakukan penalaran terbatas untuk teorema kalkulus. Perkembangan ini mendorong para peneliti untuk mengembangkan program lain yang disebut sebagai General Problem Solver (GPS). Program ini bertujuan untuk memecahkan berbagai jenis masalah dan ternyata menjadi tugas yang sangat besar dan sangat berat untuk dikembangkan.

Setelah GPS, ternyata kecerdasan buatan banyak dikembangkan dalam bidang permainan atau game, misalnya program permainan catur oleh Shannon (1955) dan program untuk pengecekan masalah oleh Samuel (1963). Banyak juga ahli yang mengimplementasikan kecerdasan buatan dalam bidang bisnis dan matematika.

Pada tahun 1972, Newell dan Simon memperkenalkan Teori Logika secara konseptual yang kemudian berkembang pesat dan menjadi acuan pengembangan sistem berbasis kecerdasan buatan lainnya.

Buchanan dan Feigenbaum juga mengembangkan bahasa pemrograman DENDRAL pada tahun 1978. bahasa pemrograman ini dibuat untuk badan antariksa Amerika Serikat, yaitu NASA, dan digunakan untuk penelitian kimia di planet Mars.

Pada tahun 1976, yaitu 2 (dua) tahun sebelum DENDRAL, sebenarnya program sistem pakar sudah dikembangkan secara modern, yaitu MYCIN yang dibuat oleh Shortliffe dengan bahasa pemrograman LISP. Program MYCIN menyimpan 500 basis pengetahuan dan basis aturan untuk mendiagnosis penyakit manusia. Program ini juga mengimplementasikan metode penelusuran dan pemecahan masalah,

Universitas Sumatera Utara

serta mengembangkan berbagai teori penting dalam kecerdasan buatan seperti metode Certainty factor, teori probabilitas dan teorema fuzzy.

Dewasa ini program MYCIN menjadi acuan penting untuk pengembangan sistem pakar secara modern karena di dalamnya telah terintegrasi semua komponen standar yang dibutuhkan oleh sistem pakar itu sendiri.

2.2.2 Ciri-ciri Sistem pakar

Sistem pakar merupakan program-program praktis yang menggunakan strategi heuristik yang dikembangkan oleh manusia untuk menyelesaikan permasalahanpermasalahan yang spesifik (khusus), disebabkan oleh keheuristikannya dan sifatnya yang berdasarkan pada pengetahuan sehingga umumnya sistem pakar mempunyai ciriciri sebagai berikut (E. Turban, 1995): 1. Terbatas pada domain keahlian tertentu.

2. Berdasarkan pada kaidah/rule tertentu.

3. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.

4. Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu kemampuan dari basis pengetahuannya.

5. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai, dituntun oleh dialog dengan pemakai.

2.2.3 Keuntungan Pemakai Sistem Pakar

Secara garis besar, banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya sistem pakar, antara lain :

Universitas Sumatera Utara

1. Memungkinkan orang awan bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.

2. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis.

3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.

4. Meningkatkan output dan produktivitas.

5. Menigkatkan kualitas.

6. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk keahlian langka).

7. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.

8. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan.

9. Memiliki reabilitas.

10. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer.

11. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian.

12. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan.

13. Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah.

14. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.

2.2.4 Kelemahan Sistem pakar

Universitas Sumatera Utara

Di samping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiki beberapa kelemahan, antara lain : 1. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan di mana pengetahuan tidak selalu bisa didapatkan dengan mudah, karena kadangkala pakar dari masalah yang kita buat tidak ada dan kalaupun ada kadang-kadang pendekatan yang dimiliki oleh pakar berbeda-beda.

2. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk pengembangan dan pemeliharaannya.

3. Boleh jadi sistem tak dapat membuat keputusan.

4. Sistem pakar tidaklah 100% menguntungkan, walaupun seorang tetap tidak sempurna atau tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan. Dalam hal ini peran manusia tetap merupakan faktor dominan.

2.2.5 Arsitektur Sistem Pakar

Sistem pakar memiliki beberapa komponen utama, yaitu antarmuka pengguna (user interface), basis data sistem pakar (expert system database), fasilitas akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition facility), dan mekanisme inferensi (inference mechanism). Selain itu ada satu komponen yang hanya ada pada beberapa sistem pakar, yaitu fasilitas penjelasan (explanation facility) (Martin dan Oxman, 1988).

Basis data sistem pakar berisi pengetahuan setingkat pakar pada subyek tertentu. Berisi pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami, merumuskan, dan menyelesaikan masalah. Basis data ini terdiri dari 2 (dua) elemen dasar :

1. Fakta, situasi masalah dan teori yang terkait.

Universitas Sumatera Utara

2. Heuristik khusus atau rules, yang langsung menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah khusus. Fasilitas akuisisi pengetahuan merupakan perangkat lunak yang menyediakan fasilitas dialog antara pakar dengan sistem. Fasilitas akuisisi ini digunakan untuk memasukkan fakta-fakta dan kaidah-kaidah sesuai dengan perkembangan ilmu. Meliputi proses pengumpulan, pemindahan dan perubahan dari kemampuan pemecahan masalah seorang pakar atau sumber pengetahuan terdokumentasi (buku, jurnal, dll) ke program komputer, yang bertujuan untuk memperbaiki dan atau mengembangkan basis pengetahuan (knowledge-base).

Fasilitas penjelasan berguna dalam memberikan penjelasan kepada pengguna mengapa komputer dan dasar apa yang digunakan komputer sehingga dapat menyimpulkan suatu kondisi.

Ada 4 (empat) tipe penjelasan yang digunakan dalam sistem pakar, yaitu (Schupp, 1989) :

1. Penjelasan mengenai jejak aturan yang menunjukkan status konsultasi.

2. Penjelasan mengenai bagaimana sebuah keputusan diperoleh.

3. Penjelasan mengapa sistem menanyakan suatu pertanyaan.

4. Penjelasan mengapa sistem tidak memberikan keputusan seperti yang dikehendaki pengguna.

Arsitektur dasar dari sistem pakar dapat dilihat pada gambar 2.1 (Giarrantano dan Riley, 1994) :

Universitas Sumatera Utara

MesinBasis Pengetahuan (aturan) Workplace

Agenda

(fakta)

Fasilitas Penjelasan

Fasilitas Akuisisi Pengetahuan

Antar Muka Pengguna Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar

Memori kerja dalam arsitektur sistem pakar merupakan bagian dari sistem pakar yang berisi fakta-fakta masalah yang ditemukan dalam suatu sesi, berisi faktafakta tentang suatu masalah yang ditemukan dalam proses konsultasi.

Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar adalah seperti yang terdapat pada Gambar 2.1, yaitu User Interface (antarmuka pengguna), basis pengetahuan, fasilitas akuisisi pengetahuan, mesin inferensi, workplace, dan fasilitas penjelasan.

Antarmuka Pengguna (User Interface)

User interface merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan

Universitas Sumatera Utara

mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu antarmuka menerima informasi dari sistem dan menyajikannya ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai. Menurut McLeod (1995), pada bagian ini terjadi dialog antara program dan pemakai, yang memungkinkan sistem pakar menerima intruksi dan informasi (input) dari pemakai, juga memberikan informasi (output) kepada pemakai.

Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi dan penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini disusun atas dua elemen dasar, yaitu fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi tentang obyek dalam area permasalahan tertentu, sedang aturan merupakan informasi tentang cara bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui.

Dalam studi kasus pada sistem yang berbasis pengetahuan terdapat beberapa karakteristik yang dibangun untuk membantu kita dalam membentuk serangkaian prinsip-prinsip arsitekturnya. Prinsip tersebut meliputi :

1. Pengetahuan merupakan kunci kekuatan sistem pakar.

2. Pengetahuan sering tidak pasti dan tidak lengkap.

3. Pengetahuan sering miskin spesifikasi.

4. Amatir menjadi ahli secara bertahap.

5. Sistem pakar harus fleksibel.

6. Sistem pakar harus transparan.

Universitas Sumatera Utara

Sejarah penelitian di bidang kecerdasan buatan telah menunjukkan berulang kali bahwa pengetahuan adalah kunci setiap sistem cerdas (intelligence system).

Mesin Inferensi

Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelasikan suatu masalah. Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace dan untuk memformulasikan kesimpulan.(Turban, 1995)

Workplace (Tempat Kerja)

Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working memory). Workplace digunakan untuk merekam hasil-hasil antara dan kesimpulan yang dicapai. Ada 3 tipe keputusan yang direkam, yaitu:

1. Rencana : Bagaimana menghadapi masalah.

2. Agenda : Aksi-aksi yang potensial.

3. Solusi : calon aksi yang akan dibangkitkan.

Fasilitas Penjelasan

Fasilitas penjelasan adalah komponen tambahan yang akan meningkatkan kemampuan sistem pakar. Komponen ini menggambarkan penalaran sistem kepada pemakai. Fasilitas penjelasan dapat menjelaskan perilaku sistem pakar dengan menjawab pertanyan-pertanyaan sebagai berikut (Turban, 1995):

1. Mengapa pertanyaan tertentu ditanyakan oleh sistem pakar ?

Universitas Sumatera Utara

2. Bagaimana kesimpulan tertentu diperoleh ?

3. Mengapa alternatif tertentu ditolak ?

4. Apa rencana untuk memperoleh penyelesaian ?

Pelaku dalam Sistem Pakar

Untuk memahami perancangan sistem pakar, perlu dipahami mengenai siapa saja yang berinteraksi dengan sistem. Meraka adalah :

1. Pakar (domain expert) adalah seseorang ahli yang dapat menyelesaikan masalah yang sedang diusahakan untuk dipecahkan oleh sistem.

2. Pembangun pengetahuan (knowledge engineer) adalah seseorang yang menerjemahkan pengetahuan seorang pakar dalam bentuk deklaratif dapat digunakan oleh sistem pakar.

3. Pengguna (user) adalah seseorang yang berkonsultasi dengan sistem untuk mendapatkan saran yang disediakan oleh pakar.

4. Pembangun sistem (system engineer) adalah seseorang yang membuat antarmuka pengguna, merancang bentuk basis pengetahuan secara deklaratif dan mengimplementasikan mesin inferensi.

Seorang pakar/ ahli (human expert) adalah seorang individu yang memiliki kemampuan pemahaman yang superior atas suatu masalah. Misalnya : seorang dokter, penasihat keuangan, pakar mesin mobil, dll. Seorang pakar memiliki kemampuan :

1. Dapat mengenali (recognizing) dan merumuskan masalah.

2. Menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat.

Universitas Sumatera Utara

3. menjelaskan solusi.

4. Belajar dari pengalaman. 5. Restrukturisasi pengetahuan.

6. Menentukan relevansi/ hubungan.

7. Memahami batas kemampuan.

Kepakaran/ keahlian merupakan pemahaman yang luas dari tugas atau pengetahuan speksifik yang diperoleh dari pelatihan, membaca dan pengalaman. Jenis-jenis pengetahuan yang dimiliki dalam pakaran :

1. Teori-teori dari permasalahan.

2. Aturan dan prosedur yang mengacu pada area permasalahan.

3. Aturan yang harus dikerjakan pada situasi yang terjadi.

4. Strategi global untuk menyelesaikan berbagai jenis masalah.

5. Meta-knowledge (pengetahuan tentang pengetahuan).

6. Fakta-fakta

Pemilihan seseorang sebagai domain expert, hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Orang yang memiliki keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge) untuk menyelesaikan masalah khusus dengan cara-cara yang superior dibanding orang kebanyakan.

Universitas Sumatera Utara

2. Memiliki pengetahuan kepakaran.

3. Memiliki keterampilan problem-solving yang efisien.

4. Dapat mengomunikasikan pengetahuan.

5. Dapat menyediakan waktu.

6. Dapat bekerja sama.

Klasifikasi Sistem Pakar

Pada penerapan ada beberapa bidang aplikasi yang sesuai dengan teknologi ini. Bidang-bidang tersebut antara lain :

1. Kontrol

Sistem pakar ini digunakan untuk mengontrol kegiatan yang membutuhkan presisi waktu yang tinggi. Misalnya pengontrolan pada industri teknologi tinggi.

2. Prediksi

Keunggulan dari seorang pakar adalah kemampuannya memprediksi kedepan. Contoh yang mudah ditemui, bagaimana seorang pakar meteorologi memprediksi cuaca besok berdasarkan data-data sebelumnya. Kemampuan ini juga dipunyai sistem pakar. Penggunaan sistem pakar prediksi misalnya untuk peramalan cuaca, penentuan masa tanam dan sebagainya.

3. Interpretasi

Universitas Sumatera Utara

Sistem pakar ini digunakan untuk menganalisis data-data yang tidak lengkap, tidak teratur dan data kontradiktif. Misalnya untuk interpretasi citra.

4. Pengajaran

Sistem pakar ini digunakan untuk mengajar, mulai dari SD sampai mahasiswa perguruan tinggi. Kelebihan dari sistem pakar yang digunakan untuk mengajar adalah membuat diagnosa apa penyebab kekurangan dari seorang siswa, kemudian memberikan cara untuk memperbaikinya.

5. Perencanaan

Penggunaan sistem pakar untuk perencanaan sangat luas, mulai dari perencanaan mesin-mesin sampai manajemen bisnis. Penggunaan sistem pakar ini akan menghemat biaya, waktu dan material, sebab pembuatan model sudah tidak diperlukan lagi. Contoh penggunaan antara lain sistem konfigurasi komputer, tata letak sirkuit dan sebagainnya.

6. Diagnosis

Sistem pakar diagnosis biasanya digunakan untuk merekomendasikan obat untuk orang sakit, kerusakan mesin, kerusakan rangkaian elektronik dan sebagainya. Prinsipnya adalah menemukan masalah apa masalah atau kerusakan yang terjadi. Sistem pakar diagnosis adalah jenis sistem pakar yang paling popular saat ini. Biasanya sistem pakar diagnosis. Menggunakan pohon keputusan (decision tree) sebagai representasi pengetahuanya. Kebanyakan sistem pakar diagnosis menggunakan shell, sehingga sangat mudah untuk melakukan perubahan pada basis pengetahuannya. Hal lain dari dari sistem pakar diagnosis ini adalah basis pengetahuannya bertambah besar secara eksponensial dengan semakin kompleksnya permasalahan.

Universitas Sumatera Utara

Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan adalah suatu teknik untuk merepresentasikan basis pengetahuan yang diperoleh ke dalam suatu skema/diagram tertentu sehingga dapat diketahui relasi/keterhubungan antara suatu data dengan data yang lain. Tekink ini membantu knowledge engineer dalam memahami struktur pengetahuan yang akan dibuat sistem pakarnya.

Bahasa representasi harus dapat membuat seorang pemrogram mampu mengekspresikan pengetahuan yang diperlukan untuk mendapatkan solusi masalah, dapat diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman dan dapat disimpan. Harus dirancang agar fakta-fakta dan pengetahuan lain yan terkandung di dalamnya dapat digunakan untuk penalaran.

Pengetahuan dapat direpresentasikan dalam bentuk yang sederhana atau kompleks, tergantung dari masalahnya. Beberapa model representasi pengetahuan yang penting adalah :

1. Logika (logic)

2. Jaringan sematik (semantic nets)

3. Object Atributte Value ( OAV)

4. Bingkai (frame)

5. Kaidah produksi (production rule)

6. Matriks

2.2.8.1 Logika (Logic)

Universitas Sumatera Utara

Logika merupakan suatu pengkajian ilmiah tentang serangkaian penalaran, sistem kaidah dan prosedur yang membantu proses penalaran. Logika mrupakan bentuk representasi pengetahuan yang paling tua, yang menjadi dasar dari teknik representasi high level. Dalam melakukan penalaran, komputer harus dapat menggunakan proses penalaran deduktif dan induktif ke dalam Logika Simbolik atau Logika Matematik. Metode ini disebut Logika komputasional. Bentuk logika komputasional ada 2 macam, yaitu Logika Proporsional atau Kalkulus dan Logika Predikat.

1. Logika Proporsional

Proposisi merupakan suatu statemen atau pernyataan yang menyatakan benar (TRUE) atau salah (FALSE). Operator logika dan simbolnya ditunjukan oleh Tabel 2.4. Tabel 2.4 Operator Logika dan Simbol

Operato AND OR NOT IMPLIE

Simbol ,V,& U,V,+-

2. Logika Predikat

Logika predikat adalah suatu logika yang lebih canggih yang seluruhnya menggunakan konsep dan kaidah proposional yang sama, Disebut juga kalkulus predikat, yang memberi tambahan kemampuan untuk

mempresentasikan pengetahuan dengan sangat cermat dan rinci.

Kalkulus predikat memungkinkan kita untuk memecahkan statetmen ke dalam bagian komponen, yang disebut objek, karakteristik objek, atau

Universitas Sumatera Utara

beberapa keterangan objek. Suatu proposisi atau premis dibagi menjadi dua bagian, yaitu ARGUMEN (objek) dan PREDIKAT (keterangan). Argumen adalah individu atau objek yang membuat keterangan. Predikat adalah keterangan yang membuat argumen dan predikat.

Dalam suatu kalimat, predikat dapat berupa kata kerja atau bagian kata kerja. Misalnya proposisi: Mobil berada dalam garasi. Dinyatakan menjadi: Di dalam (mobil,garasi) Di dalam = produk (keterangan) Mobil Garasi = Argumen (objek) = Argumen (objek)

2.2.8.2 Jaringan Semantik (Semantic Nets)

Konsep jaringan semantik diperkenalkan pada tahun 1968 oleh Ross Quillin. Jaringan semantic merupakan teknik representasi kecerdasan buatan klasik yang digunakan untuk informasi proposional (Giarrantano dan Riley, 1994). Yang dimaksud dengan informasi proporsional adalah pernyataan yang mempunyai nilai benar atau salah. Informasi proporsional merupakan bahasa deklaratif karena menyatakan fakta.

Representasi jaringan semantik merupakan penggambaran grafis dari pengetahuan yang memperlihatkan hubungan hirarkis dari objek-objek. Komponen dasar untuk mempresentasikan pengetahuan dalam bentuk jaringan semantic adalah simpul (node) dan penghubung (link). Simpul mempresentasikan objek, konsep, atau situasi. Simpul digambarkan dengan kotak atau lingkaran. Penghubung

menghubungkan antarsimpul. Penghubung digambarkan dengan panah berarah dan diberi label untuk menyatakan hubungan yang direpresentasikan.

Gambar 2.2 berikut ini adalah sebuah contoh bagaimana pengetahuan dapat direpresentasikan menggunakan jaringan semantik :

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2 contoh jaringan semantik

2.2.8.3 Object-Attribute-Value (OAV)

Object dapat berupa bentuk fisik atau konsep. Atrinbute adalah karakteristik atau sifat dari objek tersebut. Values (Nilai) besaran/nilai/takaran spesifik dari attribute tersebut pada situasi tertentu, dapat berupa numerik, string atau boolean. Sebuah objek bisa memiliki pengetahuan dengan OAV. Tabel 2.5 Representasi Pengetahuan dengan OAV Object Mangga Mangga Attribu Warna Berbiji Va Hij Tu

Universitas Sumatera Utara

Mangga Mangga Pisang Pisang 2.2.8.4 Bingkai (frame)

Rasa Bentuk Warna Bentuk

As Ov Hij Lo

Bingkai adalah struktur data yang mengandung semua informasi/pengetahuan yang relevan dari suatu objek. Pengetahuan ini diorganisasikan dalam struktur herarkis khusus yang memungkinkan pemrosesan pengetahuan. Bingkai merupakan aplikasi dari pemrograman berorentasi objek dalam kecerdasan buatan dan sistem pakar. Pengetahuan dalam bingkai dibagi-bagi kedalam slot atau atribut yang dapat mendeskripsikan pengetahuan secara deklaratif ataupun prosedural. Contoh : Tabel 2.6 Bingkai kerusakanR uang(Slots) I D Kerusakan K erusakan erusakan pada Power Supply blok K ian Rangka horizontal, erusakan pada blok Power Supply (bagian osilator) G ejala Kerusakan a . TV mati total b Sekring mati total b. Tidak a. TV . TV mati total b . a . TV hidup b Tegangan a K erusakan bukan pada blok Power Supply K 1 S S2 3 S 4 S Isi (Fillers)

vertikal, dan suara

Universitas Sumatera Utara

.

Sekring

Putus c. Tegangan Ada Output

. Sekring Tidak Putus c . Tegangan Output Tidak Ada

Power Supply Normal c . gambar

Putus

normal

S olusi eriksa komponen

P rnya

Sebena kerusakan erusakan pada blok Power Supply (bagian osilator).

K erusakan

K

bukan pada blok Power Supply.

bukan pada blok Power Supply, periksa kemungkina P n kerusakan pada bagian lainnya.

di rangkaian power yang berhubunga n dengan

Kemungkinan, pada rangkaian

horizontal, vertikal, dan suara. Potong setiap jalur yang menghubungkanny

sekring tersebut. Potonglah beberapa bagian di

otong jalur output tegangan ke rangkaian lain dengan mencabut solderan pada jumper atau kaki

a

ke

rangkain

sekitar jalur jala-jala listrik lakukan pengukuran dengan multitester pada posisi pengukuran dan

tersebut, lalu ukur tegangannya. Jika tegangan pasanglah normal, satu-

satu, lalu ukur lagi hingga ditemui ke jalur tegangan hilang mana tersebut dan

Universitas Sumatera Utara

Ohm meter untuk mengukur komponen yang dikira rusak atau

lanjutkan memeriksa komponen.

dengan

komponen . ukur tegangan output. Jika berarti kerusakan terjadi pada rangkaian di depannya. Jika tidak pada bagian osilator power, periksa resistor dengan tahanan diatas 100k Ohm sebagai catu osilator. ada, Lalu,

melakukan pengukuran tegangan langsung.

2.2.8.5 Kaidah Produksi

Universitas Sumatera Utara

Kaidah menyediakan cara formal untuk mempresentasikan rekomendasi, arahan, atau strategi. Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk jika-maka (if-then). Kaidah if-then menghubungkan anteseden (antecedent) dengan konskuensi yang diakibatkannya. Berbagai struktur kaidah if then yang menghubungkan objek atau atribut adalah sebagai berikut :

JIKA premis MAKA konklusi JIKA masukan MAKA keluaran JIKA kondisi MAKA tindakan JIKA anteseden MAKA konsekuen JIKA data MAKA hasil JIKA tindakan MAKA tujuan

Premis mengacu pada fakta yang benar sebelum konklusi tertentu dapat diperoleh. Masukan mengacu pada data yang tersedia sebelum keluaran dapat diperoleh. Kondisi mengacu pada keadaan yang harus berlaku sebelum tindakan dapat diambil. Anteseden mengacu pada situasi yang terjadi sebelum konsekuensi dapat diamati. Data mengacu pada kegiatan yang harus dilakukan sebelum hasil dapat diharapkan. Tindakan mengacu pada kegiatan yang harus dilakukan sebelum hasil dapat diharapkan (Hanifah, 1998).

Sebuah kaidah terdiri dari klausa-klausa. Sebuah klausa mirip dengan kalimat subjek, kata kerja dan objek yang mengatakan suatu fakta. Ada sebuah klausa premise dan sebuah klausa konklusi pada setiap kaidah. Suatu kaidah juga dapat terdiri atas beberapa premise dan lebih dari satu konklusi. Antara premise dan konklusi dapat dihubungkan dengan atau atau dan. Contoh :

JIKA TV mati total dan Sekring Putus MAKA Kerusakan pada blok Power Supply

2.2.8.6 Matriks

Universitas Sumatera Utara

Salah satu cara yang sangat membantu mengorganisasi pengetahuan adalah matriks. Matriks terdiri dari baris dan kolom yang menunjukkan pangkalan pengetahuan dan bagaimana keterkaitan antara satu penalarannya. Bagian kiri (baris) mengarah pada prosedur sedangkan bagian atas (kolom) menunjukkan kemungkinan hasil jawaban.

Akuisisi Pengetahuan

Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian dalam penyelasaian masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Dalam tahap ini knowledge engineer berusaha menerapkan pengetahuaan untuk selanjutnya ditransfer ke dalam basis pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian dan pengalaman pemakai. Menurut Turban (1998), terdapat empat metode utama dalam akuisisi pengetahuan, yaitu :

1. Wawancara

Wawancara adalah metode akuisisi yang paling banyak digunakan. Metode ini melibatkan pembicaraan dengan pakar secara langsung dalam suatu wawancara. Terdapat beberapa bentuk wawancara yang dapat digunakan. Masing-masing bentuk wawancara tersebut memmpunyai tujuan yang berbeda.

a. Contoh masalah (kasus)

Dalam bentuk wawancara ini, pakar dihadapkan dengan suatu masalah nyata.

b. Wawancara klasifikasi

Maksud dari bentuk wawancara ini adalah untuk memperoleh wawasan pakar untuk domain permasalahan tertentu. c. Wawancara terarah (direct interview)

Universitas Sumatera Utara

Metode ini biasanya merupakan pelengkap bagi metode wawancara dengan menggunakan contoh masalah dan wawancara klasifikasi. Dalam bentuk wawancara ini, pakar dan knowledge engineer mendiskusikan domain dan cara penyelesaian masalah dalam tingkat yang lebih umum dari dua metode sebelumnya.

d. Diskusi kasus dalam konteks dari sebuah prototype sistem

Dalam metode ini pakar dihadapkan dalam sebuah kasus contoh dari prototipe sistem. Metode ini digunakan untuk melihat apa yang pakar pikirkan tentang prototipe sistem.

2. Analisis protokol

Dalam metode akuisisi ini, pakar diminta untuk melakukan suatu pekerjaan dan mengungkapkan proses pemikirannya dengan menggunakan kata-kata. Pekerjaan tersebut direkam, dituliskan dan dianalisis.

3. Observasi pada pekerjaan pakar

Dalam metode ini, pekerjaan dalam bidang tertentu yang dilakukan pakar direkam dan diobservasi.

4. Induksi aturan dari contoh

Metode ini dibuat untuk sistem berbasis aturan. Induksi adalah suatu proses penalaran dari khusus ke umum. Suatu sistem induksi aturan diberi contohcontoh dari suatu masalah yang hasilnya telah diketahui.

Setelah diberikan beberapa contoh, sistem induksi aturan tersebut dapat membuat aturan yang benar untuk kasus-kasus contoh. Selanjutnya aturan dapat digunakan untuk menilai kasus lain yang hasilnya tidak diketahui.

Universitas Sumatera Utara

Tahapan Pengembangan Sistem Pakar

Terdapat 6 tahapan atau fase dalam pengembangan sistem pakar seperti digambarkan pada gambar 2.3 penjelasan berikut merupakan penjelasan secara garis besar tentang fase-fase pengembangan tersebut.

1. Identifikasi

Tahap ini merupakan tahap penentuan hal-hal penting sebagian dasar dari permasalahan yang akan dianalisis. Tahap ini merupakan tahap untuk mengkaji dan membatasi masalah yang akan diimplementasikan dalam sistem. Setiap masalah yang akan diidentifikasi harus dicari solusi. Fasilitas yang akan dikembangkan, penentuan jenis bahasa pemrograman dan tujuan yang ingin dicapai dari proses pengembangan tersebut.

Apabila identifikasi masalah dilakukan dengan benar maka akan dicapai hasil yang optimal.

2. Konseptualisasi

Hasil identifikasi masalah dikonseptualisasikan dalam bentuk relasi antar data, hubungan antar pengetahuan dan konsep-konsep penting dan ideal yang akan diterapkan dalam sistem. Konseptualisasi juga menganalisis data-data penting yang harus didalami bersama dengan pakar di bidang permasalahan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperoleh konfirmasi hasil wawancara dan observasi sehingga hasilnya dapat memberikan jawaban pasti bahwa sasaran permasalahan tepat, benar dan sudah selesai.

3. Formalisasi

Universitas Sumatera Utara

Apabila tahap konseptualisasi sudah dilakukan, maka di tahap formalisasi konsep-konsep tersebut diimplementasikan secara formal, misalnya

memberikan kategori sistem yang akan beberapa faktor

dibangun, mempertimbangkan

pengambilan keputusan seperti keahlian manusia, tingkat

kesulitan yang mungkin terjadi, dokumentasi kerja dan sebagainya.

4. Implementasi

Apabila pengetahuan sudah diformalisasikan secara lengkap, maka tahap implementasi dapat dimulai dengan membuat garis besar masalah kemudian memecahkan masalah ke dalam modul-modul. Untuk memudahkan maka harus diidentifikasikan :

a. Apa yang akan menjadi inputan.

b. Bagaimana prosesnya digambarkan dalam bagan alur dan basis aturannya.

c. Apa yang menjadi output atau hasil kesimpulan.

Sesudah itu semuanya diubah dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh komputer dengan menggunakan tahapan fase seperti gambaran fase pengembangan sistem pakar.

5. Evaluasi

Sistem pakar yang selesai bangun, perlu dievaluasi untuk menguji dan menemukan kesalahannya. Hal ini merupakan hal yang umum dilakukan karena suatu sistem belum tentu sempurna setelah selesai pembuatannya sehingga proses evaluasi diperlukan untuk penyempurnaannya. Dalam evaluasi akan ditemukan bagian-bagian yang harus dikoreksi untuk menyamakan permasalahan dan tujuan akhir pembuatan sistem. 6. Pengembangan Sistem

Universitas Sumatera Utara

Pengembangan sistem diperlukan sehingga sistem yang dibangun tidak menjadi usang dan investasi sistem tidak sia-sia. Dalam pengembangan sistem yang paling berguna adalah proses dokumentasi sistem dimana di dalamnya tersimpan semua hal penting yang menjadi tolak ukur pengembangan sistem di masa mendatang termasuk di dalamnya adalah kamus pengetahuan masalah yang diselesaikan.Fase I Inisialisasi kasus Definisi masalah Kebutuhan sistem Evaluasi solusi alternatif Vertifikasi pendekatan sistemKonseptualisasi rancangan dan disain Strategi pengembangan Materi pengetahuan Komputasi masalah Kemudahan pengenalan Analisa efisiensi

Fase II Anlisis dan desain sistem

Fase III Prototipe dasar kasus

Membangun prototipe Pengujian dan pengembangan Demonstrasi dan kemudahan analisa Penyelesaian desainMembangun basis pengetahuan Pengujian, evaluasi dan pengembangan basis pengetahuan Demonstrasi dan kemudahan analisa

Fase IV Pengembangan sistem

Fase V Implementasi sistem

Proses inputan pemakai Instalasi, evaluasi dan pengembangan basis pengetahuan Orentasi dan latihan Keamanan Dokumentasi Integrasi dan pengujian kasus

Fase VI Implementasi Tahap lanjut

Operasional Perawatan dan pengembangan sistem Evaluasi sistem secara periodik Gambar 2.3 Fase Pengembangan Sistem Pakar

Metode Pemecahan Masalah

Universitas Sumatera Utara

Suatu perkalian inferensi yang menghubungkan suatu permasalahan dengan solusinya disebut dengan rantai (chain). Suatu rantai yang dicari atau dilewati/dilintasi dari suatu permasalahan untuk memperoleh solusinya disebut forward chaining. Cara lain menggambarkan forward chaining ini adalah dengan penalaran dari fakta menuju konklusi yang terdapat dari fakta. Suatu rantai yang dilintasi dari hipotesa kembali ke fakta yang mendukung hipotesa tersebut adalah backward chaining. Cara lain menggambarkan backward chaining adalah dalam hal tujuan yang dapat dipenuhi dengan pemenuhan sub tujuannya.

Terdapat berbagai cara pemecahan masalah didalam sistem pakar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah arah penelusuran dan topologi penelusuran.

1. Arah penelurusan

Arah penelurusan dibagi dua yaitu :

a. Forward chaining

Strategi dari sistem ini adalah dimulai dari inputan beberapa fakta, kemudian menurunkan beberapa fakta dari aturan-aturan yang cocok pada knowledge base dan melanjutkan prosesnya sampai jawaban sesuai. Forward chaining dapat dikatakan sebagai penelusuran deduktif.Kaidah C Fakta 1 Kaidah A Observasi 1 Observasi 2 Fakta 2 Kaidah B Fakta 3 Kesimpulan 4 Kaidah E Kesimpulan 3 Kaidah D Kesimpulan 2 Kesimpulan 1

Gambar 2.4 b. Backward chaining

Diagram Pelacakan ke Depan

Universitas Sumatera Utara

Strategi penarikan keputusan yang didasarkan dari hipotesa atau dugaan yang didapat dari informasi yang ada. Ciri dari strategi ini adalah pertanyaan user. Memperoleh fakta biasanya diajukan dalam bentuk YA atau TIDAK, proses ini berdampak dengan diterima atau tidaknya hipotesis.Observasi 1 Kaidah A Observasi 2 Kaidah B Observasi 3 Kaidah C Observasi 3 Fakta 3 Fakta 2 Kidah E Fakta 1 Kidah D Tujuan

Gambar 2.5

Diagram Pelacakan ke Belakang

Ada empat faktor metode menentukan mana arah yang lebih baik digunakan dari dua arah penelusuran yaitu :

a. Jumlah keadaan awal dan keadaan akhir akan lebih mudah bila bergerak dari kumpulan keadaan yang lebih sedikit ke kumpulan yang lebih banyak.

b. Besar kecilnya faktor percabangan lebih baik menuju ke arah yang faktor percabangannya sedikit.

c. Proses penalaran program sangatlah penting untuk menuju kearah yang lebih condong dengan cara pemikiran pemakai.

d. Kejadian yang memicu rangkaian tindakan pemecahan masalah. Jika kejadian ini adalah kedatangan fakta baru, maka dipilih forward chaining, tetapi jika kejadian ini adalah suatu pertanyaan yang membutuhkan tanggapan, akan lebih baik jika dipilih backward chaining.

Universitas Sumatera Utara

Televisi Berwarna

TV atau Televisi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan lagi oleh masyarakat indonesia saat ini atau bahkan masyarakat dunia, karena TV saat ini sudah menjadi pusat informasi dan hiburan, bagaimana tidak, setiap saat setiap detik, menit dan jam siaran televisi terus berlangsung denganmenyuguhkan berbagai macam acara yang sangat menarik untuk di tonton. Perkembangan teknologi pertelevisian pun kini kian canggih.

Saya paparkan sejarah televisi yaitu sebagai berikut:

1. Michael Faraday dan James Clark Maxwell : Mendalami gelombang radio untuk mengirim gambar dan suara

2. Heinrich Hertz : Mengirim gelombang elektromagnetik jarak dekat

3. Morse : yang mengembangkan sinyal elektromagnetik mampu menempuh jarak jauh, yakni menyebrangi lautan, sekaligus beliau yang mempatenkan teknologi nirkabel

4. 1926 : John L Baird, yang melakukan eksperimen mengenai pemancar TV pertama

5. 1928 : F.F Alexanderson , melakukan percobaan dan demo pemancar televisi berukuran 3 inchi

6. 1928 : TV pertama kali muncul di Jerman, sekaligus TV pertamakali muncul di dunia

7. 1935 : TV pertama kali muncul di Perancis

Universitas Sumatera Utara

8. 1936 : TV di inggris

9. 1939 : TV di AS

10. 1939 : Pesawat TV elektromagnetik pertama dengan 441 garis

11. 1941 : AS mengambil alih teknologi TV dengan komisi perhubungan AS yang mengeluarkan standarisasi TV dengan 525 garis.

12. 1951 : UHF channel dan TV berwarna muncul

13. Sedangkan di Indonesia sendiri, TV pertamakali muncul pada tanggal 17 Agustus 1962, pada saat HUT RI ke-17, sebagai kado ulang tahun RI, TVRI muncul pertama kali dengan siaran langsung upacara bendera, siaran pertama ini adalah siaran uji coba.

14. TVRI resmi mengudara pada tanggal 24 Agustus 1962 yang bertepatan dengan Sea Games ke-4 di Gelora Bung Karno.

2.3.1 Prinsip Kerja Televisi

Sebelum kita mengetahui prinsip lerka pesawat televisi, ada baiknya kita mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang bisa kita lihat di layar kaca. Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera. Objek gambar yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R=red), hijau (G=green), dan biru (B=blue). Hasil tersebut akan di pancarkan oleh pemancar televisi (transmiter). Pada sistem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada awalnya diubah dari objek gambar menjadi signal listrik. Signal listrik tersebut akan di transmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi. pesawat televisi akan mengubah signal listrik yang diterima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek yang di transmisikan. Pada televisi hitam putih (monocrome), gambar yang diproduksi akan

Universitas Sumatera Utara

membentuk warna gambar hitam putih dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah dipisah kedalam warna dasar R (red), G (green), B (blue) akan di campur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan signal luminasi Y dan dua signal krominasi, yaitu I dan Q menurut persamaan berikut :

Y = + 0'30R + 0,95G + 0,11B

I = + 0,60R - 0,28G - 0,32B

Q = + 0,21R- 0,52G + 0,31B

Selain gambar, pemancar televisi juga membawa signal suara yang ditransmisikan bersama signal gambar. Penyiaran televisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. signal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan signal gambar. Signal gambar termodulasi mirif dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah glombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi. Modulasi adalah signal bisang frekuensi dasar (baseband).

Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada signal suara untuk meminimalisasi atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Signal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75 kHz melainkan 25 kHz.

2.3.2 Saluran dan Standar Pemancar Televisi

Kelompok frekuensi yang telah di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk transmisi signalnya disebut saluran (channel). masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 Mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.

Universitas Sumatera Utara

1. VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHz sampai 88 MHz.

2. VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHz sampai 216 MHz.

3. UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHz samapi 890 MHz.

Sebagai contoh saluran 3 disiarkan pada 60 MHz samapai 66 MHz. signal pembawa RF untuk pembawa gambar dan suara kesuanya termasuk didalam tiap saluran tersebut.

Untuk mempermudah, saluran-saluran tersebut diringkas pada sebuah tabel berikut. Tabel 2.7 Saluran Frekuensi

N omor Saluran

Lebar Bidang Frekuensi (MHz)

Keterangan

Tidak digunakan

Saluran- saluran VHF

Bidang rendah 2 3 4 54 60 60 66 66 72 76 82 82 88 88 108 7 174 -180 Saluran-saluran VHF Bidang FM

Universitas Sumatera Utara

180 185 9 186 192 192 198 0 198 204 1 204 210 2 210 216 3 470 890 4 83

Bidang tinggi

Saluran-saluran UHF

2.3.3 Standar Pemancar Televisi

Sistem pemancar televisi yang kita kenal di antaranya NTSC, PAL, SECAM, dan PAL B.NTSC (National Television System Committee) digunakan di Amerika Serikat, sistem PAL (Phases Alternating Line) digunakan di Inggris, sistem SECAM (Sequential Coleur a'Memorie) digunakan di Prancis. Sementar itu, Indonesia sendiri menggunakan system PAL B. hal yang membedakan sistem tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa, dan pembawa suara.

2.3.4 Mengenal Blok Rangkaian Pada TV Berwarna Serta Cara Kerjanya

Rangkaian Blok pada televisi berwarna dan cara kerjanya. Sebagai berikut :

AFT

Rangkaian Suara

Speaker

Penala

Penguat IF

Detektor Video

Universitas Sumatera Utara

Penguat Video

CRT

Gambar 2.6 Gambar diagram blok TV berwarna

Secara garis besar blok tersebut memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Rangkaian Penala (tuner)

Rangkaian ini terdiri dari penguat frekuensi tinggi (penguat HF), pencampur (mixer), dan osilator lokal. Rangkain penala berfungsi utnuk menerima signal masuk (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.

Gambar 2.7 Tuner TV

2. Rangkaian Penguat IF (Intermediate Frequency)

Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat signal hingga 1.000 kali. Sinyal output yang dihasilkan penala (tuner) merupakan signal yang lemah dan sangat tergantung pada jarak pemancar, posisi penerima, dan bentang alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain yang tidak dibutuhkan dan

Universitas Sumatera Utara

meredam interferensi pelayangan gelombang pembawa suara yang mengganggu gambar.

Gambar 2.8 Penguat IF

3. Rangkaian Detektor Video

Rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam saluran sinyal lain yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar. Salam satu sinyal yang di redam adalah sinyal suara.

4. Rangkaian Penguat Video

Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari detektor video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (Catode Ray Tube). Di dalam rangkaian penguat video terdapat pula rangkaian ABL (Automatic Brightnees Level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca.

5. Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)

Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input signal televisi yang berubah-ubah sehingga output yang dihasilkannya menjadi konstan.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.9 Rangkaian AGC

6. Rangkaian Penstabil Penerima Gelombang TV

Rangkaian penstabil penerima gelombang TV diantaranya adalah AGC dan AFT. AGC (automatic gain control) akan menguatkan signal jika signal yang diterima terlalu lemah. Sebaliknya, jika signal yang diterima terlalu besar, AGC dengan sendirinya memperkecil signal. Sementara itu, AFT (automatic fine tuning) atau penala halus secara otomatis akan mengatur frekuensi pembawa gambar dari penguat IF secara otomatis.

7. Rangkaian Defleksi Sinkronisasi

Rangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian defleksi horizontal, dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi.

Gambar 2.10 Defleksi Horizontal

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.11 Defleksi Vertikal

8. Rangkaian Suara

Suara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian defleksi suara, sinyal pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar.

9. Rangkaian Catu Daya (Power Supply)

Rangkaian catu daya (power supply) berfungsi untuk merubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya di distribusikan ke saluran rangkaian.

Pada gambar, rangkaian catu daya di atas oleh garis putih PCB dan di daerah di dalam lingkarang merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area). Sementara itu, daerah didalam lingkaran merah adalah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan tegangan DC keseluruh rangkaian TV.

Gambar 2.12 rangkaian Catu daya

2.3.5 Gangguan dan Perbaikan Televisi Berwarna

Universitas Sumatera Utara

Memperbaiki televisi hendaklah dilakukan dengan hati-hati dan teliti karena berakibat fatal. Televisi adalah barang elektronik yang memiliki tegangan listrik tinggi. Di samping itu, dari semua gejala kerusakan belum tentu disebabkan oleh komponen yang rusak. Adakalanya televisi rusak hanya karena patrian timah yang tidak baik akibat panas komponen sehingga kaki-kaki komponen tidak tersambung ke PCB dengan sempurna. Gejala yang timbul dapat berupa mati total, tidak ada suara, atau gambar yang dihasilkan jelek. Sementara itu, kerusakan TV disebabkan oleh komponen yang sudah dimakan umur, komponen yang rusak, atau hubungan antar komponen yang kurang sempurna.

2.3.5.1 Tidak Ada Gambar dan Suara

Ada pun kerusakan televisi tidak ada gambar dan suara, sebagai berikut :

1. Mati Total

Ada beberapa kerusakan yang bias mengakibatkan pesawat televisi tidak dapat bekerja sama sekali. Pada umumnya kerusakan semacam ini terjadi pada bagian catu daya (power supply) atau pada rangkaian defleksi horizontal yakni pada osilator horizontal, rangkaian pendorong awal atau predriver, penguat awal, dan rangkaian penguat akhir.

a. Kerusakan Mati Total dan tidak ada lampu indikator yang menyala

Penyebab : Kemungkinan besar terdapat kerusakan pada rangkaian catu daya.

Solusi

: Periksa jala-jala listrik, rangkaian regulator input sampai output.

Pada umumnya catu daya pesawat televisi mempunyai output tegangan sebesar 115 volt, 24 volt, 12 volt, dan 5 volt, tergantung merek TV-nya. Ganti komponen yang rusak dan perbaiki jalur rangkaian yang tidak sempurna.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.13 TV mati total dan lampu indikator tidak menyala

Gambar 2.14 Catu daya. Tanda panah menandakan komponen yang mudah rusak

b. Terdengar suara derit getaran kerusakan trafo switching

Peyebab

: Kerusakan ini biasanya terjadi karena tegangan outputnya tersumbat disebabkan komponen yang rusak.

Solusi

: Lepaskan beban dari output regulator dengan cara melepas kaki basis transistor horizontal atau salah satu kaki input trafo horizontal dan ukuran tegangan outputnya. Jika output regulator menunjukkan tegangan yang sesuai dengan petunjuk yang ada di PCB, periksa seluruh jalur distribusi tegangan dari output regulator dan seluruh rangkaian horizontal.

Pada umumnya komponen yang biasa mudah rusak adalah trafo flayback, transistor horizontal dan kapasitor.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.15 Rangkaian defleksi horizontal

c. Lampu indikator menyala tetapi TV tidak dapat dioperasikan

Penyebab : Kemungkinan kerusakan terjadi pada rangkaian horizontal atau regulator. Tegangan yang dihasilkan oleh regulator biasanya terhambat karena dioda pembatas tegangan rusak. Tapi tidak semua merek TV memiliki nomor seri R2M dan R2KY.

Solusi

: Pada beberapa TV biasanya ada dua warna cahaya lampu indikator. Saat ini dinyalakan, lampu indikator akan menyala merah, selang beberapa detik cahayanya berubah menjadi hijau atau mati dan tayangan TV dapat dinikmati. Apabila lampu indikator menyala merah dan tidak berubah menjadi hijau atau mati atau berubah tetapi hanya sebentar dan berwarna merah kembali, berarti terjadi proteksi. Periksa tegangan output dari regulator sampai ke beban. Jika tegagan ini tidak normal berarti rangkaian regulator teganggu atau ada komponen yang rusak dan perlu diganti.

b. Tidak ada raster tapi suara baik

Penyebab : Rangkaian penguat video atau rangkaian penguat cahaya atau rangkaian pembatas tegangan tinggi atau CRT (catode ray tube) rusak. Solusi :

a. Apakah tegangan tinggi yang terhubung ke CRT normal? Jika normal, periksa tegangan tinggi katoda CRT. Jika tegangan yang diukur tidak ada, periksalah rangkaian tegangan tinggi

b. Apakah tegangan tinggi ke katoda CRT normal? Jika normal, periksa rangkaian penguat video dan pengontrol kuat cahaya (britnes).

Universitas Sumatera Utara

c. Apabila semua normal, periksa rangakian CRT. Kerusakan yang sering terjadi adalah filamennya putus sehingga CRT tidak memancarkan cahaya.

Gambar 2.16 TV tidak tampak (gelap) tetapi suara TV terdengar dengan jelas

Gambar 2.17 Daerah rangkaian tegangan tinggi

Gambar 2.18 CRT. Filamennya mudah putus

c. Kerusakan Gambar Gelap

Penyebab :

Universitas Sumatera Utara

a. Tegangan anoda CRT terlalu rendah akibat adanya kerusakan pada rangkaian tegangan tinggi, rangkaian defleksi horizontal, atau pada rangkaian catu daya.

b. Tegangan semua katoda CRT menjadi besar karena gangguan pada penguat video, pada pengatur kuat cahaya, pada rangkaian pembatas, atau tegangan katoda CRT terlalu rendah karena ada komponen yang rusak.

Solusi

:

a. Apakah tegangan regulator output normal? Jika normal, periksa tegangan katoda CRT. Jika tidak normal, periksa tegangan output regulator.

b. Apakah tegangan katoda CRT normal? Jika normal, Periksa tegangan anoda CRT. Jika tidak normal, periksa rangkaian tegangan tinggi.

Gambar 2.19 Raster tidak menyala terang meskipun posisi screen flyback pada posisi maksimum

d. Kerusakan Raster Satu Garis Horizontal

Penyebab : Kerusakan seperti ini sumber gangguan tergantung pada osilator yang digunakan TV tersebut, menggunakan osilator SCS, osilator bloking, atau multivibrator. Biasanya semua osilator menggunakan sistem bertingkat sehingga pemeriksaan harus sesuai dengan tingkat komponen yang rusak. Kesalahan dalam menentukan

Universitas Sumatera Utara

tingkat osilator yang rusak akan berakibat gangguan pada osilator tidak ditemukan.

Solusi

:

a. Periksa rangkaian defleksi vertikal

b. Periksa seluruh elektroda IC atau transistor dengan multitester

Gambar 2.20 Hanya muncul raster satu garis horizontal pada layar TV

2.3.5.2 Sinkronisasi Jelek

Kerusakan sinkronisasi meliputi 4 (empat) kerusakan pada tv yaitu :

1. Sinkronisasi Horizontal Jelek

Penyebab : Kerusakan semacam ini jarang dijumpai pada TV baru. Jika terjadi kerusakan, biasanya disebabkan oleh komponen yang sudah termakan umur.

Solusi

: Periksa rangkaian osilator horizontal. Kemungkinan ada elko (elco) yang sudah kering. Biasanya ditunjukan oleh punggung elko yang terlihat kusam atau pecah.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.21 Strip hitam tidak dapat hilang dari raster meskipun sinkronisasi telah disetel

2. Sebagian Gambar Tergeser Horizontal

Penyebab : Kerusakan ini terjadi karena sinyal video yang dihasilkan tercampur dengan input sinyal sinkronisasi pada rangkaian AFC horizontal karena pemeriksaan sinyal sinkronisasi tidak sempurna.

Solusi

: Periksa elko yang kering atau dioda yang bocor pada bagian rangkaian sinkronisasi, rangkaian buffer video, dan AGC.

Gambar 2.22 Gambar tergeser horizontal dan selalu berubah-ubah sesuai dengan perubahan gambar

Gambar 2.23

Gambar pada layar TV bergerak ke atas atau ke bawah meskipun tombol pengatur vertikal telah disetel

Universitas Sumatera Utara

3. Sinkronisasi Vertikal Jelek

Penyebab : Kerusakan ini terjadi karena pada rangkaian integrator atau pada rangkaian osilator verikal. Kerusakan semacam ini biasanya sering terjadi pada TV keluaran lama.

Solusi

: Periksa rangkaian osilator vertikal. Mungkin pengatur vertikal TV keluaran lama sudah aus, sedangkan pada TV keluaran baru kerusakan terjadi akibat kapasitor keramik bocor.

Gambar 2.24 Muncul garis-garis hitam miring pada raster, gambar bergerak ke atas atau ke bawah dan tidak mau terkunci (lock)

4. Sinkronisasi Vertikal dan Horizontal Jelek

Penyebab : Kebanyakan kerusakan terjadi pada pemisah sinyal sinkronisasi dan pada rangkaian penguat sinyal sinkronisasi, atau kadang-kadang terjadi pada rangkaian AGC dan rangkaian penghapus noise (noise canceler).

Solusi

: Apakah sinkronisasi vertikal dan horizontal lemah? Jika ya, periksa rangkaian pemisah sinyal sinkronisasi.

Universitas Sumatera Utara

Jika rangkaian pemisah sinyal sinkronisasi normal, periksa bagian penguat sinyal sinkronisasi. Jika rangkaian bagian penguat sinyal sinkronisasi normal, periksa rangkaian AGC dan rangkaian penghapus noise.

2.3.5.3 Cacat (Distorsi) Pola Raster

Cacat atau Distorsi pola raster, kerusakan ini merupakan kerusakan gambar pada tv. Kerusakan ini ada 6 (enam) macam yaitu :

1. Gambar Sempit

Penyebab : Kerusakan seperti ini jarang terjadi pada TV keluaran baru. Tegangan output horizontal lebih rendah sehingga rangkaian arus gigi gergaji kumparan defleksi horizontal (yoke) bertambah lemah. Solusi :

a. Periksa tegangan output catu daya. Jika tegangan outputnya lebih rendah dari nilai yang tertulis pada PCB, periksa komponenkomponennya.

b. Periksa rangkaian defleksi horizontal terutama transistor yang ada di dalamnya. c. Periksa kondisi yoke. Jika rusak atau terbakar harus diganti.

Gambar 2.25 Gambar menyempit pada salah satu atau kedua sisinya

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.26

Transistor pada rangkaian defleksi horizontal

2. Pelebaran Horizontal

Kerusakan pelebaran horizontal disebut juga amplitudo horizontal terlalu besar atau meregang.

Penyebab : Kerusakan semacam ini sangat jarang terjadi pada TV keluaran baru. Sementara itu, pada TV konvensional, kerusakan semacam ini disebabkan oleh Vr yang rusak.

Solusi

:

a. Ubah nilai pengontrol lebar horizontal. Jika tidak ada perubahan, ganti Vr tersebut.

b. Periksa tegangan output catu daya. Jika tegangan outputnya lebih besar dari pada nilai yang tertulis pada PCB, periksa komponenkomponennya.

c. Jika tegangan catu daya normal, periksa tegangan anoda CRT.

d. Jika tegangan anoda CRT terlalu rendah, periksa bagian rangkaian penguat tegangan tinggi.

3. Pemendekan Tinggi Gambar

Universitas Sumatera Utara

Penyebab : Amplitudo gelombang gigi gergaji dalam kumparan defleksi vertikal terlalu kecil sehingga output rangkaian defleksi vertikalnya tidak cukup.

Solusi

: Periksa Vr pengatur amplitudo vertikal (V SIZE) dan pengatur linieritas (V LIN). Pada TV digital, pengaturan dapat dilakukan dengan meng-adjust dengan remote control pada menu adjusment. Jika tidak ada perubahan atau hanya sedikit perubahan, periksa R dan Tr pada rangkaian defleksi vertikal barangkali ada yang rusak.

4. Penyusutan Bagian Atas dan Bawah

Penyebab : Kerusakan semacam ini hanya terjadi pada TV konvensional yang biasanya disebabkan oleh nilai Vr yang tidak sesuai atau kondensator elektrolit yang sudah kering.

Solusi

:

a. Setel Vr pengatur amplitudo vertikal dan Vr pengatur linieritas. Jika tidak ada perubahan, berarti Vr sudah rusak.

b. Periksa kondensator elektrolit. Kondisi kondensator elektronik dapat dilihat dari penampilan fisiknya. Jika karet bag bawah menggelembung atau permukaan atasnya berwarna kusam, berarti kondensator elektrolit tersebut sudah kering.

5. Gambar Vertikal Memanjang

Penyebab : Arus gigi gergaji pada kumparan defleksi vertikal terlalu besar.

Solusi

: Apakah gambar menjadi lebih pendek ketika Vr tinggi vertikal diubah nilainya? Jika tinggi gambar menjadi lebih pendek atur Vr

Universitas Sumatera Utara

ini bergantian dengan Vr pengatur linieritas vertikal. Jika tidak ada perubahan pada gambar, mungkin kondensator elektrolit yang sudah kering.

6. Gambar Jelek

Gambar jelek meliputi 6 (enam) kerusakan yaitu :

a. Noise Salju atau Bersemut

3 (tiga) macam kerusakan ini yaitu :

Penyebab : Intensitas medan pada tempat penerimaan sinyal frekuensi rendah.

Solusi

: Jika mendapat masalah seperti ini, ada hal yang paling mudah untuk dilakukan yaitu dengan melihat siaran TV tetangga apakah sama buruknya untuk stasiun TV dengan channel (kanel) dan frekuensi yang sama. Jika tidak, putar arah antena sampai didapatkan gambar bagus.

Penyebab : Sistem antenna TV rusak. Biasanya salah satu kabel antenna terputus atau pada ujung antenna kabel berkarat.

Solusi

: Perbaiki jalur kabel antena. Jika ada yang berkarat, harus dipotong.

Penyebab : Rangkaian penguat frekuensi tinggi rusak. Biasanya blok tuner atau blok AGC terganggu karena ada beberapa komponen yang tidak terhubung dengan baik atau solderan sudah rusak.

Solusi

: Periksa solderan pada blok tuner dan AGC. Solder ulang jika ada solderan yang tidak sempurna atau sudah terlepas.

Universitas Sumatera Utara

Penyolderan hendaklah dilakukan dengan hati-hati karena komponen tuner dan AGC sangat kecil. Jika terjadi kesalahan, akan mengakibatkan tuner tidak dapat digunakan kembali.

Gambar 2.27 Gambar bersemut atau berbintik salju gambar menjadi kotor

b. Kontras Gambar Rendah

Penyebab

: Biasanya kerusakan terletak antara rangkaian mixer hingga penguat video. Jika kontras sudah disetel tapi tidak mengalami perubahan, dapat dipastikan pesawat TV kita mengalami gangguan.

Solusi

: Periksa rangkaian mixer hingga penguat video. Pada beberapa jenis TV biasanya ada resistor yang nilainya sudah membengkak atau short.

Gambar 2.28 Perbedaan terang gelap gambar menjadi kurang jelas

c. Muncul Garis Miring atau Pola Jala Pada Gambar

Penyebab

: Gejala seperti ini disebut interferensi pelayangan (beat) yang biasanya disebabkan oleh gangguan pemancar radio yang mungkin memancar dekat posisi TV penerima. Hal ini akan

Universitas Sumatera Utara

mengganggu apabila frekuensi radio tersebut dekat dengan frekuensi pembawa video, frekuensi sama dengan frekuensi bayangan dari pembawa video TV, dan frekuensi dekat dengan frekuensi menengah (IF) video pada penerima TV.

Solusi

: Jauhkan antena dan TV dari sumber frekuensi pengganggu.

Gambar 2.29 Muncul Garis-garis miring yang saling berdekatan, tipis seperti jala, dan bergoyang

d. Noise Bintik Putih

Penyebab

: Gangguan dari busi motor dan mobil atau berasal dari transmisi distribusi daya listrik atau kawat distribusi listrik tegangan tinggi.

Solusi

:

1. Jauhkan antena dan TV dari jalan raya atau dari kabel listrik tegangan tinggi.

2. Gunakan kabel koaksial untuk menghubungkan antena dan pesawat TV.

e. Garis Horizontal Hitam pada Gambar

Universitas Sumatera Utara

Penyebab

: Noise ini biasanya disebabkan oleh alat yang menggunakan motor kecil yang memakai komutator, seperti bor listrik, mixer, dan pengering rambut.

Solusi

:

1. Jauhkan pesawat TV dari sumber noise.

2. Pasangkan penekan noise pada alat yang memakai komutator listrik yang dioperasikan di dekat TV.

f. Terdapat Bayangan dari Kanal Lain

Bayangan hitam bergerak (sinyal pemadam/ blanking) tampak seperti kipas hujan mobil yang disebabkan oleh interferensi kanal lain yang mengganggu atau biasa disebut wind shild cliper interference.

Penyebab

: Gelombang

kanal yang

memiliki daya pancar

besar

menyebabkan penguat frekuensi dan terjadi modulasi silang (cross modulation).

Solusi

:

1. Aturan letak dan ketinggian antena penerima TV

2. Aturan nilai Vr pada rangkaian AGC.

2.3.5.4 Gangguan Warna Gambar TV tampak biru, merah, kuning, cyan atau hijau. Penyebab dari kerusakan ini adalah :

Penyebab : Kerusakan ini biasanya terjadi karena gangguan pada rangkaian RGB (Red Green Blue) atau CRT.

Universitas Sumatera Utara

Solusi

:

1. Periksa rangkaian matriks RGB, biasanya ada nilai resistor yang membesar atau solderan sudah jelek sehingga kaki komponen dengan PCB tidak terhubung dengan sempurna. Rapikan solderannya dan cari komponen yang rusak.

2. Jika tidak ada komponen yang rusak, atur dan periksa Vr RGB, barang kali nilainya telah berubah.

3. Jika tetap tidak mendapatkan hasil, periksalah CRT.

Gambar 2.30

Gangguan warna pada TV

2.3.5.5 Gangguan Suara

Kerusakan pada gangguan suara ada 2 (dua) macam yaitu :

1. Tidak Ada Suara

Universitas Sumatera Utara

Gambar TV bagus tapi tidak terdengar suara walaupun pengatur volume sudah pada posisi maksimum.

Penyebab

: Kerusakan ini terjadi pada rangkaian audio antara IF audio dan speaker.

Solusi

: Sentuh input rangkaian penguat audio dengan jari tangan. Jika terdengar suara desis di speaker, periksa bagian IF audio. Jika tidak, periksa bagian rangkaian penguat audio atau penguat speaker.

2. Suara Lemah

Suara TV kecil atau lemah meskipun volume sudah maksimum.

Penyebab

: Kerusakan ini umumnya sama dengan tidak ada suara, yakni pada rangkaian audio antara IF audio dan speaker.

Solusi

: Periksa bagian IF audio. Jika tidak ada kerusakan, periksa bagian rangkaian penguat audio atau periksa speaker.

Penelitian yang Sudah Ada

Penelitian yang saya ambil sebenarnya sudah ada. Yang berjudul Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan TV Berwarna. Tetapi penelitian yang sebelumnya penulis menggunakan metode forward chaining. Dan saya untuk penelitian ini saya menggunakan metode backward chaining. Di penelitian sebelumnya penulis hanya menggunakan objek penelitian televise yang masih menggunakan CRT atau tabung katoda.

Penelitian sebelumnya menggunakan metode forward chaining dan memakai pertanyaan untuk mencari solusi perbaikan TV berwarna. Penelitian sebelumnya

Universitas Sumatera Utara

membuat kaidah produksi dimulai dari gejala kerusakan lalu diketahui kerusakannya baru keluarlah solusi perbaikan. Seperti contoh kaidah produksi dibawah ini :

Rule 1 If gejala: TV mati total And sekring putus Then kerusakan pada blok power supply (S1) Rule 2 If gejala: TV mati total And sekring tidak putus And Tegangan Output Ada Then kerusakan pada Rangkaian horizontal, vertikal, dan suara (S2)

Rule 3 If gejala: TV mati total And Sekring Tidak Putus And Tegangan Output Tidak Ada Then kerusakan pada blok Power Supply (bagian osilator) (S3) Rule 4 If gejala: TV hidup And Tegangan Power Supply Normal And gambar normal Then kerusakan bukan pada blok Power Supply (S4)

Penelitian sebelumnya menggunakan pertanyaan untuk mengetahui solusi perbaikan. Dibawah ini ditampilkan tabel pertanyaan sebagai berikut :

Tabel 2.8

Tabel Pertanyaan Penelitian Sebelumnya

Perta D nyaan ak ta Y A Apak IDA K akta a id ak erusaka n D

Universitas Sumatera Utara

1

ah

TV

anda

V ma ti tot al

V hidu p

2

4

1

mati total ?

Apak 1 0 ah TV bisa V hid up Apak 1 1 ah kontrol ont rol bai k ontr ol tidak berf ungs i 1 2 12 2 R V mati 1 1 18 2

dihidupkan?

berfungsi dengan baik?, seperti on/off, volume, brightness, kontras, color Apak

1 2

ah OSD (On screen display) tampil dengan baik?

SD ta mp il

SD tidak tamp il

1 3

13

2

Universitas Sumatera Utara