buku panduan 2014
DESCRIPTION
Buku Panduan 2014TRANSCRIPT
PANDUAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Edisi Cetakan ke-5 (Revisi) Jakarta, Tahun 2014 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum Ilustrasi Sampul Sketsa Ikon Perkotaan: Kota Jakarta (Monas); Kota Semarang (Tugu
Monas); Kota Balikpapan (Bandara Sepinggan)(Sumber: Sketsa Ilustrasi Tim Subdit. Pengembangan Permukiman Baru), Tahun 2014
Edisi Cetakan ke-4 (Revisi) Jakarta, Tahun 2013 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum Ilustrasi Sampul Konsep Pengembangan Kawasan Tamansari dan Kawasan Cigondewah,
Kota Bandung (Sumber: Dokumen SPPIP Kota Bandung), Tahun 2010 Edisi Cetakan ke-3 (Revisi) Jakarta, Tahun 2012 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum Ilustrasi Sampul Konsep Pengembangan Kawasan Tamansari dan Kawasan Cigondewah,
Kota Bandung (Sumber: Dokumen SPPIP Kota Bandung), Tahun 2010 Edisi Cetakan ke-2 Jakarta, Tahun 2011 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum Edisi Cetakan ke-1 Jakarta, Tahun 2010 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum
i
Kata Pengantar
i
Kata Pengantar
Salam Sejahtera,
Sejalan dengan meningkatnya pembangunan perkotaan di berbagai wilayah di
Indonesia, kebutuhan akan kawasan permukiman yang aman, nyaman, layak huni,
dan berkelanjutan menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari. Pemenuhan kebutuhan
ini harus sejalan dan sinergi dengan perencanaan pembangunan dan penataan ruang
yang telah disusun. Berkenaan dengan hal ini, diperlukan suatu strategi
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang dapat
memberikan payung bagi penyelenggaraan pembangunan di daerah, melalui Strategi
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan turunan
operasionalnya yang berupa Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas
(RPKPP).
Dalam penyelenggaraan pembangunan, SPPIP dan RPKPP ini merupakan instrumen
penting untuk menjamin terwujudnya pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan yang serasi dan sinergi dengan sektor pembangunan lainnya,
baik dari sisi pentahapan maupun alokasi ruangnya. Dengan adanya instrumen ini,
penyelenggaraan program dan kegiatan invenstasi pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan dapat berjalan efektif dan efisien. Untuk dapat
mewujudkan harapan tersebut, sejak tahun 2010, Pemerintah melalui Direktorat
Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan
Umum telah melakukan fasilitasi pendampingan kepada pemerintah kabupaten/kota
untuk melakukan penyusunan SPPIP dan RPKPP tersebut. Sebagai upaya untuk
menciptakan kemandirian kepada pemerintah kabupaten/kota, pada tahun 2014,
fasilitasi pendampingan hanya diberikan untuk proses penyusunan SPPIP, sedangkan
penyusunan RPKPP sepenuhnya diserahkan kepada daerah. Agar penyelenggaraan
penyusunan SPPIP dan RPKPP tersebut, baik yang dilakukan secara mandiri oleh
pemerintah kabupaten/kota maupun dengan fasilitasi Pemerintah, dapat berjalan
dengan baik, maka diperlukan penguatan pengetahunan penyusun dan pihak yang
terlibat dalam penyusunan SPPIP dan RPKPP mulai dari pemahaman hingga pada
proses penyusunannya yang diakomodir dalam panduan ini.
ii
Secara garis besar, panduan ini terdiri atas dua bagian besar, yaitu pemahaman
SPPIP dan RPKPP, serta prosedur pelaksanaan kegiatan penyusunan SPPIP dan
RPKPP. Panduan ini selain memberikan arahan bagi pelaksanaan kegiatan
penyusunan SPPIP dan RPKPP, namun juga dapat menjadi materi untuk pelatihan
dan sosialisasi dalam penyusunan SPPIP dan RPKPP. Akhir kata semoga Panduan
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini dapat
bermanfaat sebagai panduan dalam kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP.
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum
iv
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... vii
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................................. .x
PETUNJUK PENGGUNAAN PANDUAN ..................................................................... xi
BAGIAN 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................... 1
1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN ............................................... 5
1.2.1 Maksud ................................................................................... 5
1.2.2 Tujuan ..................................................................................... 5
1.2.3 Sasaran .................................................................................. 5
1.3 MANFAAT PANDUAN ....................................................................... 5
1.4 SISTEMATIKA PANDUAN ................................................................. 6
BAGIAN 2 PEMAHAMAN DASAR PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAN
KEBUTUHAN PENYELESAIANNYA MELALUI SPPIP DAN RPKPP ........ 8
2.1 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN
KEBUTUHAN PENANGANANNYA ................................................... 9
2.2 PENANGANAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
PERKOTAAN MELALUI SPPIP DAN RPKPP .................................... 12
2.3 SPPIP DAN RPKPP DALAM KERANGKA PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
PERKOTAAN ..................................................................................... 14
v
2.3.1 Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ................................. 14
2.3.2 Kedudukan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka
Pengembangan Kabupaten/Kota .......................................... 17
2.3.3 Peninjauan Kembali Dokumen SPPIP ................................... 23
2.3.4 Pemangku Kepentingan SPPIP dan RPKPP ......................... 23
2.3.5 Legalisasi SPPIP dan RPKPP ................................................ 26
BAGIAN 3 KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) ............... 28
3.1 RUANG LINGKUP PENYUSUNAN SPPIP ........................................ 29
3.1.1 Lingkup Kegiatan Penyusunan SPPIP ................................... 29
3.1.2 Lingkup Wilayah Penyusunan SPPIP ..................................... 32
3.1.3 Kedalaman Substansi SPPIP ................................................. 34
3.2 KELUARAN YANG DIHASILKAN ...................................................... 36
3.3 PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYUSUNAN SPPIP ....................................................................... 43
BAGIAN 4 KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) ........................................................ 92
4.1 RUANG LINGKUP PENYUSUNAN RPKPP ...................................... 93
4.1.1 Lingkup Kegiatan Penyusunan RPKPP ................................. 93
4.1.2 Lingkup Wilayah Penyusunan RPKPP ................................... 96
4.1.3 Kedalaman Substansi RPKPP ............................................... 97
4.2 KELUARAN YANG DIHASILKAN ...................................................... 101
4.3 PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYUSUNAN RPKPP ..................................................................... 106
GLOSSARY .................................................................................................................. xiii
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... xxii
ANNEX ......................................................................................................................... xxiv
vi
Daftar Tabel
Tabel 2-1 Rincian Perbedaan Antara SPPIP, dan RPKPP Dalam Kerangka
Pembangunan Wilayah Perkotaan ...................................................... 21
Tabel 2-2 Peran dan Bentuk Keterlibatan Masing-Masing Pihak Dalam
Kegiatan Penyusunan SPPIP dan RPKPP .......................................... 24
Tabel 3-1 Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan
Penyusunan SPPIP .............................................................................. 29
Tabel 3-2 Contoh Tabel Isian Strategi dan Program Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) .............................. 38
Tabel 3-3 Contoh Tabel Potensi dan Permasalahan .......................................... 54
Tabel 3-4 Contoh Tabel Tujuan dan Kebijakan Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan ........................................... 59
Tabel 3-5 Contoh Tabel Tujuan, Kebijakan dan Strategi .................................... 72
Tabel 4-1 Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan
Penyusunan RPKPP ............................................................................ 90
Tabel 4-2 Contoh Rencana Aksi Program Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Perkotaan Pada Kawasan Prioritas ................................ 96
Tabel 4-3 Contoh Rencana Program Penanganan Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Pada Kawasan
Pengembangan Tahap 1..................................................................... 97
Tabel 4-4 Contoh Tabel Inventarisasi Potensi, Permasalahan, Tantangan,
Hambatan ............................................................................................ 113
Tabel 4-5 Contoh Tabel Kebutuhan Penanganan Kawasan .............................. 117
Tabel 4-6 Contoh Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan
Pembangunan Tahap 1 ....................................................................... 133
vii
Daftar Gambar
Gambar 2-1 Ilustrasi Arah Pembangunan Kota yang Dibentuk Berdasarkan
Pada Kebutuhan Kabupaten/Kota ................................................... 11
Gambar 2-2 Diagram Keterkaitan Arah Pengembangan dan Pembangunan
Kabupaten/Kota, SPPIP, dan RPKPP Dalam Kerangka
Pembangunan Perkotaan ................................................................. 13
Gambar 2-3 Diagram Keterkaitan SPPIP dan RPKPP .......................................... 16
Gambar 2-4 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan
Pembangunan Kabupaten/Kota ....................................................... 19
Gambar 2-5 Ilustrasi Keterkaitan SPPIP, RPKPP dan RPIJM Bidang
Permukiman ...................................................................................... 20
Gambar 2-6 Contoh Keterkaitan Substansi SPPIP, RPKPP dan RPIJM
Bidang Permukiman ......................................................................... 20
Gambar 2-7 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan
Pembangunan Kabupaten/Kota Dari Sisi Waktu ............................. 22
Gambar 2-8 Peninjauan Kembali Dokumen SPPIP .............................................. 23
Gambar 2-9 Keterkaitan Semua Pihak yang Terlibat Dalam Proses
Penyusunan SPPIP/RPKPP .............................................................. 26
Gambar 3-1 Ilustrasi Lingkup Wilayah Penyusunan SPPIP Untuk Wilayah
Adaministrasi Kota (atas) dan Untuk Wilayah Administrasi
Kabupaten (bawah) .......................................................................... 33
Gambar 3-2 Dasar Pertimbangan Perumusan Strategi Dalam SPPIP ................. 35
Gambar 3-3 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ........................... 41
Gambar 3-4 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk
Lingkup Persiapan ............................................................................ 43
viii
Gambar 3-5 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk
Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan .............................. 49
Gambar 3-6 Contoh Peta Pemetaan Potensi dan Permasalahan
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman
Perkotaan .......................................................................................... 55
Gambar 3-7 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk
Lingkup Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan ................... 56
Gambar 3-8 Contoh Peta Sebaran Kawasan Permukiman Prioritas ................... 67
Gambar 3-9 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk
Lingkup Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Permukiman Perkotaan ................................................ 69
Gambar 3-10 Contoh Pemetaan Strategi dan Program Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan ................... 82
Gambar 3-11 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk
Finalisasi dan Sosialisasi .................................................................. 85
Gambar 4-1 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan
Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ........................................ 101
Gambar 4-2 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan
Persiapan .......................................................................................... 103
Gambar 4-3 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan
Identifikasi Potensi dan Permasalahan ............................................ 108
Gambar 4-4 Contoh Peta Permasalahan Pembangunan Permukiman ............... 114
Gambar 4-5 Contoh Peta Permasalahan Pembangunan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan .................................................................... 114
Gambar 4-6 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan
Perumusan Rencana Aksi Program ................................................. 115
Gambar 4-7 Contoh Peta Penanganan Kawasan Permukiman Prioritas............. 118
ix
Gambar 4-8 Contoh Peta Konsep Pembangunan Kawasan Permukiman
Prioritas ............................................................................................. 122
Gambar 4-9 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan
Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan
Tahap 1 ............................................................................................. 131
Gambar 4-10 Contoh Konsep Penanganan Tahap 1 ............................................. 137
Gambar 4-11 Contoh Rencana Detail Desain ........................................................ 144
Gambar 4-12 Contoh Ilustrasi 3D Rencana Penanganan Kawasan
Pembangunan Tahap 1 .................................................................... 145
Gambar 4-13 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan
Finalisasi dan Sosialisasi .................................................................. 148
x
Daftar Singkatan
1. APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara
2. CAP : Community Action Plan
3. CK : Cipta Karya
4. CPA : Community based Participatory Approach
5. DED : Detailed Engineering Design
6. DJCK : Direktorat Jenderal Cipta Karya
7. DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
8. FGD : Focus Group Discusion
9. LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
10. NGO : Non-Governmental Organization
11. PKP : Pengembangan Kawasan Permukiman
12. Pokjanis : Kelompok Kerja Teknis
13. PPIP : Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
14. PU : Pekerjaan Umum
15. Randal : Perencanaan dan Pengendalian
16. RP3KP : Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman
17. RPIJM : Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah
18. RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah
19. RPJP : Rencana Pembangunan Jangka Panjang
20. RPKPP : Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas
21. RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah
22. Satker : Satuan Kerja
23. SPK : Strategi Pengembangan Kota
24. SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja
25. SPPIP : Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
26. TOR/KAK : Term of Reference / Kerangka Acuan Kerja
xi
Petunjuk Penggunaan Panduan
Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas
(RPKPP) meliputi 4 (empat) bagian besar yang saling terkait, yaitu: (1) pendahuluan,
(2) pemahaman dasar permasalahan pembangunan dan kebutuhan penyelesaiannya
melalui SPPIP dan RPKPP, (3) kegiatan penyusunan Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), dan (4) kegiatan penyusunan
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP). Untuk
memudahkan pemahaman keempat bagian panduan tersebut, maka dimohon
memperhatikan beberapa hal berikut :
Keempat bagian dalam Panduan Teknis Pelaksanaan Penyusunan Strategi
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana
Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini merupakan bagian
yang saling terkait satu sama lain, namun dapat digunakan secara terpisah
maupun bersamaan sesuai dengan kebutuhan yang ada;
Bagian 1 memuat mengenai latar belakang penyusunan panduan; maksud,
tujuan, dan sasaran penyusunan panduan; manfaat panduan; dan sistematika
panduan yang membantu memberikan gambaran ringkas dari keseluruhan
panduan;
Bagian 2 memuat mengenai pemahaman dasar atas kondisi perencanaan di
Indonesia serta kebutuhannya akan SPPIP dan RPKPP.
Bagian 3 memuat tentang teknis penyelenggaraan kegiatan dan penyusunan
SPPIP;
Bagian 4 memuat tentang teknis penyelenggaraan kegiatan dan penyusunan
RPKPP;
xii
Sistematika Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan
Permukiman Prioritas (RPKPP)
Secara diagramatis petunjuk penggunaan Panduan Teknis Pelaksanaan Penyusunan
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana
Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dalam kaitannya dengan
pelaksanaan kegiatan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada Gambar berikut.
PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP
PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
PERSIAPAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP
PENYUSUNAN SPPIP
PENYUSUNAN RPKPP
PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN
SPPIP DAN RPKPP
`BAGIAN 1
Pendahuluan
BAGIAN 2Pemahaman Dasar Persoalan Pembangunan dan Kebutuhan
Penyelesaian Melalui SPPIP dan RPKPP
`BAGIAN 3
Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
BAGIAN 4Kegiatan Penyusunan Rencana
Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
0
Pendahuluan
01 Pendahuluan
1
Pendahuluan
01 Pendahuluan
1.1 LATAR BELAKANG
Kawasan perkotaan dan perkembangannya adalah sesuatu yang tidak terpisahkan
satu sama lain. Kawasan perkotaan dengan kompleksitas kegiatannya ini akan terus
berkembang dari waktu ke waktu dan meliputi semua bidang pembangunan. Adanya
perkembangan di kawasan perkotaan ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi
masyarakat untuk berdomisili dan melakukan aktivitas ekonominya di kawasan
perkotaan tersebut. Hal ini mengakibatkan terjadinya migrasi yang menambah beban
kawasan perkotaan baik dari sisi ruang maupun intensitas aktivitas.
Meningkatnya jumlah penduduk dan intensitas aktivitas pada kawasan perkotaan ini
perlu untuk disikapi dan diantisipasi lebih awal oleh pemerintah daerah terkait. Hal ini
perlu dilakukan mengingat fenomena tersebut dapat membangkitkan banyak
permasalahan perkotaan terutama yang terkait dengan ketersediaan dukungan
permukiman dan infrastruktur pemukiman perkotaan. Pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan yang kurang atau belum mengantisipasi dan
mengakomodir perkembangan kawasan perkotaan akan menimbulkan permasalahan
antara lain: (a) tidak meratanya penyediaan infrastruktur permukiman perkotaan, dan
(b) tidak tersedianya lingkungan permukiman yang layak, tidak terkendalinya
pembangunan permukiman pada daerah-daerah non-permukiman, dan (d) terjadinya
permukiman kumuh.
2
Pendahuluan
Di Indonesia, permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan serta pembangunan kabupaten/kota secara keseluruhan
ditangani dan diantisipasi melalui 2 (dua) bentuk perencanaan, yaitu: (1) perencanaan
pembangunan yang memberikan arahan pencapaian tujuan pembangunan sektoral
dan (2) penyelenggaraan penataan ruang yang memberikan arah pembangunan
keruangan. Kedua bentuk perencanaan tersebut diwadahi dalam 2 (dua) dokumen,
yaitu: (1) dokumen rencana pembangunan (Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP)/Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)) dan (2) dokumen
rencana tata ruang (Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Detail Tata Ruang).
Dalam upaya untuk menangani permasalahan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan, beserta permasalahan pembangunan
kabupaten/kota secara keseluruhan, kedua bentuk perencanaan ini perlu saling
sinergi dan terpadu satu sama lain. Dalam pelaksanaannya, kondisi ini seringkali
belum dapat dilakukan, karena adanya beberapa permasalahan sebagai berikut:
Belum adanya acuan yang jelas dan selaras untuk mengarahkan pengembangan
kabupaten/kota yang selanjutnya menjadi acuan bagi keberadaan strategi yang
terkait dengan pengembangan dan pembangunan kawasan perkotaan, termasuk
dalam hal pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Dalam hal pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan,
kondisi ini dapat dilihat dari arah kebijakan di dalam dokumen perencanaan
pembangunan dan penataan ruang yang ada. Kebijakan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam dokumen
perencanaan pembangunan yang tertuang dalam arahan pembangunan wilayah
dan tata ruang seringkali belum dirumuskan secara khusus. Hal ini berakibat
pada timbulnya kesulitan dalam menerjemahkan kebijakan perencanaan
pembangunan ke dalam kebijakan tata ruang untuk pengembangan permukiman
yang terdapat dalam dokumen rencana tata ruang. Selain itu rencana
3
Pendahuluan
pengembangan kawasan permukiman dalam dokumen rencana tata ruang lebih
didasarkan pada rencana struktur ruang dibandingkan dengan arahan
pembangunan makro yang terdapat dalam dokumen rencana pembangunan.
Arah pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota serta pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan belum didasarkan pada
kebutuhan kabupaten/kota dan masih bersifat sektoral. Pengembangan
kabupaten/kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan yang ada selama ini seringkali berorientasi pada penyelesaian
permasalahan dalam jangka pendek, tidak melihat keberlanjutan penanganan,
serta belum mempertimbangkan keterkaitan antarsektor. Hal ini menyebabkan
bentuk-bentuk strategi dan program pengembangan serta pembangunan bersifat
sektoral dan parsial. Bentuk-bentuk penanganan ini menyebabkan arahan
pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota lebih didasarkan pada
ketersediaan program-program yang ada dan tidak berdasarkan pada kebutuhan
kabupaten/kota secara keseluruhan.
Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan dan strategi
pengembangan kabupaten/kota seringkali belum terpadu. Kondisi tersebut
merupakan fenomena umum yang juga terjadi pada bidang pembangunan
lainnya. Hal ini disebabkan oleh: (1) strategi pembangunan skala kabupaten/kota
yang ada tidak memberikan acuan yang jelas, dan (2) strategi pembangunan
sektoral yang disusun tidak atau belum mengacu kepada strategi pembangunan
dalam skala kabupaten/kota. Terkait dengan hal tersebut, arahan pengembangan
dan pembangunan seringkali disusun dalam tataran makro yang bersifat filosofis
dan normatif, sehingga menyulitkan untuk dijabarkan dalam strategi
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan atau strategi
sektoral lainnya yang implementatif dan operasional. Sebaliknya, strategi
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, serta
strategi sektoral lainnya seringkali disusun sebagai suatu strategi yang terpisah
dan belum mengacu pada kebijakan yang lebih tinggi.
Mempertimbangkan permasalahan yang muncul tersebut, maka suatu
kabupaten/kota sudah selayaknya memiliki strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan yang sinergi dengan arah pengembangan
kabupaten/kota, serta dapat menjadi acuan yang jelas bagi penerapan program-
program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Kebutuhan akan acuan yang jelas ini sejalan dengan amanat dari Undang-undang
(UU) No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman pada Pasal 15
huruf c yang menyatakan bahwa pemerintah kabupaten/kota dalam melaksanakan
pembinaan mempunyai tugas untuk menyusun rencana pembangunan dan
pengembangan perumahan dan kawasan permukiman. Dalam penyusunan rencana
pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman tersebut
diperlukan adanya strategi operasional untuk perwujudan rencana tersebut. Terkait
4
Pendahuluan
dengan hal ini, strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan yang dimaksud diwadahi di dalam Strategi
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). Dalam
penyelenggaraan SPPIP ini, pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum, memiliki tugas pembinaan terhadap kabupaten/kota
penyusun.
SPPIP ini diturunkan dalam suatu rencana operasional berupa Rencana
Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dimana keduanya disusun
dengan tetap mengacu pada strategi pengembangan kabupaten/kota yang telah ada.
Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan keduanya
menjadi suatu yang penting dan dapat menjadi langkah awal dalam mendukung
terjadinya integrasi antara perencanaan pembangunan dan penataan ruang.
Dalam kerangka kebijakan pengembangan kabupaten/kota, SPPIP dan RPKPP ini
bukan merupakan insiasi untuk menyusun suatu kebijakan baru. SPPIP dan RPKPP
merupakan bentuk sinkronisasi dan kesepakatan dalam prosesnya, karena SPPIP
merupakan kebijakan makro yang bersifat strategis yang diarahkan untuk menjadi
acuan kebijakan bagi pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan, sedangkan RPKPP merupakan penjabaran SPPIP ke dalam rencana aksi
yang operasional dan mendapat legitimasi dari pemangku kepentingan. Dalam
lingkup pengembangan kabupaten/kota, SPPIP dan RPKPP ini merupakan instrumen
kebijakan yang menjadi salah satu acuan penyelenggaraan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan di tingkat kabupaten/kota dan
menjadi rujukan bagi semua pihak.
Terkait dengan karakteristik tersebut, terdapat hal-hal spesifik yang membutuhkan
kesamaan atau keseragaman proses dan hasil, sehingga capaian yang diharapkan
dari SPPIP dan RPKPP dapat dipenuhi oleh setiap pemerintah kabupaten/kota
bersangkutan. Hal-hal yang spesifik yang perlu untuk diseragamkan dalam proses
penyusunan SPPIP dan RPKPP tersebut menuntut adanya panduan sebagai acuan
untuk mencapai hasil sesuai baku mutu yang telah ditetapkan. Panduan Penyusunan
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana
Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini diharapkan mampu
berfungsi sebagai rujukan teknis dalam penyusunan SPPIP dan RPKPP sekaligus
memberikan pemahaman dan keseragaman terhadap proses, kedalaman informasi,
pengelompokkan materi, serta output produk dari penyusunannya.
5
Pendahuluan
1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN
1.2.1 Maksud
Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas
(RPKPP) disusun dengan maksud untuk memberikan panduan teknis bagi pemangku
kepentingan dalam penyusunan SPPIP dan RPKPP.
1.2.2 Tujuan
Dengan memperhatikan maksud penulisan Panduan Penyusunan Strategi
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana
Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), maka keberadaan panduan
ini bertujuan:
memberikan pemahaman dasar mengenai SPPIP dan RPKPP;
memberikan acuan teknis mengenai penyelenggaraan penyusunan SPPIP dan
RPKPP; dan
memberikan acuan teknis baku mutu dari produk SPPIP dan RPKPP yang
dihasilkan.
1.2.3 Sasaran
Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas
(RPKPP) memiliki sasaran:
tersedianya landasan memahami konsepsi penyusunan SPPIP dan RPKPP;
tersedianya acuan teknis bagi penyelenggaraan penyusunan SPPIP dan RPKPP;
dan
tercapainya standar baku mutu dari produk SPPIP dan RPKPP yang dihasilkan.
1.3 MANFAAT PANDUAN
Keberadaan Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman
Prioritas (RPKPP) ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
6
Pendahuluan
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum sebagai acuan
dalam rangka melaksanakan tugas pembinaan melalui fasilitasi kegiatan
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
(SPPIP) dan/atau Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas
(RPKPP);
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman dan Tim Teknis Provinsi
sebagai acuan dalam mengarahkan dan melakukan monitoring evaluasi terhadap
pelaksanaan proses dan pencapaian hasil dari SPPIP dan RPKPP yang disusun;
Tim Pokjanis kabupaten/kota sebagai acuan dalam merumuskan SPPIP dan
RPKPP, baik dalam proses penyusunan maupun keluaran dari kegiatan
penyusunan SPPIP dan RPKPP; dan
Tim ahli pendamping sebagai acuan dalam memberikan pendampingan pada
anggota Pokjanis dan mengarahkan pada proses pelaksanaan kegiatan yang
seharusnya.
1.4 SISTEMATIKA PANDUAN
Untuk memudahkan dalam memahami substansi di dalam Panduan Penyusunan
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana
Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), maka panduan ini dibagi ke
dalam 4 (empat) bagian, yaitu:
BAGIAN I PENDAHULUAN
Bagian ini menjelaskan mengenai maksud, sasaran dan tujuan serta
manfaat dari Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman
dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan
Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP).
BAGIAN II PEMAHAMAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA
PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Bagian ini menjelaskan mengenai permasalahan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan beserta kebutuhan
penanganannya melalui SPPIP dan RPKPP, serta prinsip dan filosofi
dasar penyusunan SPPIP dan RPKPP.
BAGIAN III KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)
Bagian ini menjelaskan mengenai rangkaian kegiatan dalam proses
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
7
Pendahuluan
Perkotaan (SPPIP) kabupaten/kota yang diperinci ke dalam tiap kegiatan
dan sub kegiatan. Dalam bab ini tiap kegiatan dijelaskan mengenai
teknis pelaksanaannya mulai dari deskripsi, sasaran, langkah, metoda,
waktu, durasi, dan outputnya.
BAGIAN IV KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Bagian ini menjelaskan mengenai rangkaian kegiatan dalam proses
Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas
(RPKPP) yang diperinci ke dalam tiap kegiatan dan sub kegiatan. Dalam
bab ini tiap kegiatan dijelaskan mengenai teknis pelaksanaannya mulai
dari deskripsi, sasaran, langkah, metoda, waktu, durasi, dan outputnya.
8
Pemahaman Dasar
Pemahaman Dasar 02
Permasalahan Pembangunan dan Kebutuhan Penyelesaian Melalui
SPPIP & RPKPP
9
Pemahaman Dasar
02 Pemahaman Dasar Permasalahan Pembangunan & Kebutuhan Penyelesaian Melalui SPPIP & RPKPP
2.1 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
DAN KEBUTUHAN PENANGANANNYA
Banyak permasalahan perkotaan yang bermula dari permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan, seperti tidak meratanya penyediaan infrastruktur permukiman
perkotaan, ketidaktersediaan lingkungan permukiman yang layak, dan sebagainya
yang belum tertangani secara optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa kondisi
sebagai berikut:
tuntutan yang tinggi terhadap pemenuhan kebutuhan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan belum didasarkan pada kebijakan dan
strategi pembangunan yang memadai,tepat, berskala kabupaten/kota, dan
berbasis kawasan;
penyusunan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan sering bersifat sesaat, responsif terhadap permasalahan
yang ada, serta berorientasi pada ketersediaan sumberdaya yang ada sehingga
kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan bersifat parsial dan tidak komprehensif, serta tidak terpadu dengan
kebutuhan arah pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota;
pembangunan komponen-komponen permukiman seringkali tidak terselenggara
secara terpadu dan berkelanjutan;
belumterdapatnya strategi khusus pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan yang terintegrasi dengan penataan ruang dan
perencanaan pembangunan secara keseluruhan; dan
10
Pemahaman Dasar
terdapattumpang tindih kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penanganan
permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan pada tingkat operasional (kabupaten/kota).
Berdasarkan permasalahan pembangunan yang ada tersebut, diperlukan beberapa
pertimbangan, yaitu:
bahwa dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan memerlukan adanya arahan yang jelas dan selaras dengan arah
pengembangan kabupaten/kota;
bahwa dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan diperlukan arahan yang didasarkan pada kebutuhan kabupaten/kota
dan berbasis kawasan;
bahwa pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
perlu diselenggarakan secara terpadu dan berkelanjutan sebagaimana yang
diamanatkan dalam Undang- Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman; dan
bahwa dalam pengembangan kabupaten/kota dan kawasan perkotaan terdapat
kebutuhan untuk merumuskan strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan yang mampu mendukung dan
mengintegrasikan seluruh strategi sektoral yang terkait.
Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka suatu kabupaten/kota sudah
seharusnya memiliki arahan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan yang jelas dan komprehensif yang
mempertimbangkan semua aspek pembangunan baik fisik, sosial, ekonomi, investasi,
pembiayaan, kelembagaan, maupun partisipasi publik. Selain itu, arahan kebijakan
dan strategi yang dimaksud sebaiknya dapat menjadi acuan bagi penerapan program
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ada.
Terkait dengan hal ini, program-program yang diselenggarakan mengacu pada
kebutuhan untuk menjawab strategi yang telah dirumuskan dan skala
prioritasnya.Selain itu, program yang dikembangkan dapat mendukung terwujudnya
tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan yang diharapkan dari penerapan strategi tersebut (Gambar 2.1).
11
Pemahaman Dasar
Gambar 2-1 Ilustrasi Arah Pembangunan Kota yang Dibentuk Berdasarkan Pada Kebutuhan Kabupaten/Kota
KOTA
STRATEGI
SEKTORAL
Program (sektor)
KEBUTUHAN PROGRAM SEKTORAL
STRATEGI SEKTORAL
Program (sektor)
KEBUTUHAN PROGRAM SEKTORAL
STRATEGI SEKTORAL
Program (sektor)
KEBUTUHAN PROGRAM SEKTORAL
STRATEGI
PEMBANGUNAN
Dalam perwujudannya, kebutuhan akan arahan kebijakan dan strategi pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan ini tidak hanya menjadi tugas
Pemerintah melainkan juga menjadi tanggung jawab penuh pemerintah
kabupaten/kota. Sejak berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
telah terjadi transformasi peran pemerintah daerah, yaitu pemerintah daerah menjadi
aktor utama dalam pembangunan daerah, termasuk dalam melaksanakan rencana
tata ruang dan rencana pembangunan yang menjadi induk bagi pembangunan di
bidang permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Dengan adanya peran
ini, maka arahan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan yang dirumuskan oleh pemerintah daerah harus terpadu dan
sinergi dengan rencana tata ruang (RTRW) dan rencana pembangunan (RPJP dan
RPJM).
12
Pemahaman Dasar
2.2 PENANGANAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
PERKOTAAN MELALUI SPPIP DAN RPKPP
Kebutuhan penanganan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan yang dijelaskan dalam sub-bab 2.1 dapat diselesaikan melalui
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) yang untuk
operasionalisasi dalam skala kawasan dijabarkan dalam Rencana Pembangunan
Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP). Dalam kerangka pembangunan nasional,
SPPIP dan RPKPP ditujukan pula untuk mendukung kebijakan nasional yang sejalan
dengan Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum, implementasi Peraturan
Menteri (Permen) mengenai Standar Pelayanan Minimal(SPM),dan Millenium
Development Goals (MDG’s), sedangkandalam kerangka pengembangan dan
pembangunan kabupaten/kota, SPPIP dan RPKPP merupakan penjabaran dari
strategi pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota untuk pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Arah pengembangan dan
pembangunan kabupaten/kota untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan akan diturunkan ke dalam strategi rinci berupa SPPIP, yang
untuk operasionalisasi penanganan kawasannya akan dijabarkan dalam RPKPP
(Gambar 2.2).
Dalam kaitannya dengan pembangunan kabupaten/kota, keberadaan SPPIP dan
RPKPP ini menjadi penting, karena SPPIP dan RPKPP ini akan menjadi:
acuan bagi penentu kebijakan (policy makers) dan pengambil keputusan
(decision makers) dalam menetapkan program dan kegiatan prioritas dan cara
pencapaiannya, yang dapat membantu pemerintah daerah untuk lebih fokus
mencapai tujuan pembangunan;
acuan bagi perencana program dan kegiatan dalam mensinergikan dan
mengintegrasikan sektor yang ada, baik sektor strategis, sektor unggulan
maupun sektor penunjang, kedalam program pembangunan tahunan; dan
acuan bagi perangkat pelaksana pembangunan dalam menjalankan tugasnya
sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing, dalam mencapai tujuan
pembangunan.
13
Pemahaman Dasar
Gambar 2-2 Diagram Keterkaitan Arah Pengembangan dan Pembangunan Kabupaten/Kota, SPPIP, dan RPKPP Dalam Kerangka Pembangunan Perkotaan
SPPIP dan RPKPP sebagai suatu acuan yang operasional dan implementatif ini
dalam penyelenggaraan pembangunan memiliki beberapa karakteristik sebagai
berikut:
SPPIP dan RPKPP merupakan kebijakan, strategi, program, dan kegiatan
pembangunan permukiman yang berbasis pada kawasan perkotaan sesuai
dengan dokumen Rencana Tata Ruang;
keseluruhan rangkaian proses dan produk SPPIP dan RPKPP menjadi
kewenangan pemerintahkabupaten/kota secara keseluruhan bukan oleh
pemerintah, pemerintah provinsi, konsultan, maupun lembaga donor;
SPPIP dan RPKPP disusun secara sistematis mulai dari jangka panjang yang
kemudian dirinci dalam jangka menengah dan jangka pendek. Oleh karena itu,
SPPIP dan RPKPP diharapkan dapat mengakomodir berbagai kemungkinan
penyesuaian akibat dinamika perkembangan kabupaten/kota;
penyusunan SPPIP dan RPKPP melibatkan partisipasi dari berbagai pemangku
kepentingan kabupaten/kota yang signifikan, sehingga rasa kepemilikan dan
kepedulian terhadap SPPIP dan RPKPP menjadi tinggi;
SPPIP dan RPKPP merupakan produk yang bersifat strategis dan lintas isu; dan
rangkaian proses penyusunan SPPIP dan RPKPP mengarahkan pada cara
pandang baru dalam pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota beserta
keberlanjutannya.
KOT
A
BIDANG
EKONOMI
ARAH
PEMBANGUNAN KOTA
BIDANG
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH PERKOTAAN
LAINNYA
STRATEGI PEMBANGUNAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERKOTAAN (SPPIP)
RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PERMUKIMAN
PRIORITAS (RPKPP)
14
Pemahaman Dasar
2.3 SPPIP DAN RPKPP DALAM KERANGKA
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.3.1 Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
SPPIP merupakan suatu strategi yang menjadi acuan bagi pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang penyusunannya mengacu
dan terintegrasi dengan arahan pengembangan kabupaten/kota secara
komprehensif.SPPIP ini merupakan alat utama bagi pemerintah daerah untuk
mengarahkan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan.Selain itu, SPPIP juga merupakan rancangan tindakan atau aksi untuk
membangun permukiman dan infrastruktur pendukungnya sebagai komponen inti
pembentuk kawasan perkotaan.Sebagai rancangan tindakan atau aksi, SPPIP ini
diterjemahkan kedalam suatu strategi berikut program pembangunannya. SPPIP ini
disusun berdasarkan arahan kebijakan dan strategi yang terdapat di dalam RTRW
dan RPJPD.
Dalam prosesnya, SPPIP memiliki karakteristik yang membedakannya dengan
kebijakan dan strategi lainnya, yaitu:
penyusunan SPPIP lebih banyak dilakukan melalui proses sinkronisasi,
akomodasi, dan adopsi dari kebijakan dan strategi pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ada;
pada proses penyusunannya, SPPIP tidak hanya berorientasi pada produk,
namun juga pada proses penyusunannya. Hal ini dapat dilihat dari pengutamaan
legitimasi produk yang diukur dari rasa memiliki dan komitmen dari seluruh
pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terlibat dalam proses penyusunan
dan penerapannya;
kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan yang disusun tidak dipandang sebagai kebijakan dan strategi sektoral,
melainkan mempertimbangkan keterkaitannya dengan pembangunan kawasan
perkotaan secara keseluruhan; dan
kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan disusun dari skala kabupaten/kota sampai dengan skala kawasan.
Pada skala kawasan, penyusunannya dilakukan dengan mengacu pada
kebijakan dan strategi skala kabupaten/kota.
Terkait dengan karakteristik tersebut, SPPIP ini memiliki fungsi dalam konteks
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, yaitu:
15
Pemahaman Dasar
sebagai acuan bagi implementasi program pembangunan permukiman dan
infrastuktur permukiman perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program
pembangunan lainnya;
sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral
bidangpermukiman di daerah, sehingga fasilitasi APBN dalam penyediaan
infrastruktur diprioritaskan pada daerah yang sudah memiliki Dokumen
SPPIP/RPKPP;
sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM Bidang Permukiman;
sebagai sarana untuk mengintegrasikan semua kebijakan dan strategi
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang
tertuang di berbagai dokumen; dan
sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota.
Strategi dan program yang menjadi keluaran dari SPPIP disajikan dalam peta spasial
skala 1:25.000. Dalam kondisi kabupaten/kota yang bersangkutan belum memiliki
peta dengan skala tersebut, maka dapat menggunakan skala minimum 1:50.000.
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) merupakan rencana
aksi program strategis untuk penanganan permasalahan permukiman dan
pembangunan infrastruktur permukiman pada kawasan prioritas di perkotaan. RPKPP
disusun pada lingkup wilayah perencanaan kawasan dan dengan kedalaman rencana
teknis yang dituangkan dalam peta skala 1:5.000 dan 1:1.000. RPKPP ini merupakan
penjabaran dari SPPIP untuk kawasan permukiman prioritas yang ditetapkan.
Seperti halnya dengan SPPIP, RPKPP memiliki karakteristik yang membedakan
dengan rencana pembangunan kawasan permukiman lainnya, meliputi:
RPKPP berorientasi pada penanganan kawasan permukiman yang diprioritaskan
pembangunannya;
rencana pembangunan kawasan yang terdapat dalam RPKPP dilakukan secara
logis dan bertahap sesuai kebutuhan;
rencana pembangunan kawasan yang dihasilkan memiliki tingkat implementasi
yang tinggi karena dalam penyusunannya melibatkan seluruh pemangku
kepentingan yang terkait termasuk masyarakat yang terkena dampak, serta
mempertimbangkan kebijakan-kebijakan makro di atasnya; dan
produk yang dihasilkan dari RPKPP dapat langsung diimplementasikan pada
sebagian kawasan paling cepat pada tahun berikutnya, karena RPKPP ini
mencakup juga perencanaan detail untuk kawasan pembangunan tahap 1.
Terkait dengan karakteristik ini, maka dalam kerangka pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan, RPKPP ini memiliki fungsi sebagai berikut:
sebagai alat operasionalisasi dalam penanganan kawasan permukiman prioritas;
dan
sebagai masukan dalam penyusunan RPIJM Bidang Permukiman
16
Pemahaman Dasar
Gambar 2-3 Diagram Keterkaitan SPPIP dan RPKPP
Secara rinci keterkaitan hubungan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada Gambar 2-3
berikut ini.
Dari sisi penyusunannya, proses penyusunan SPPIP dan RPKPP ini didasarkan pada
tiga (3) pendekatan, yaitu: (1) pendekatan normatif, (2) pendekatan fasilitatif dan
partisipatif, serta (3) pendekatan teknis-akademis, dengan penjelasan untuk tiap
pendekatan sebagai berikut:
Pendekatan Normatif adalah suatu cara pandang untuk memahami
permasalahan atau kondisi dengan berdasarkan pada norma-norma yang ada
atau pada suatu aturan yang menjelaskan bagaimana kondisi tersebut
seharusnya terjadi. Dalam pendekatan ini, perhatian pada masalah utama serta
tindakan yang semestinya dilakukan menjadi ciri utama. Kondisi atau situasi yang
terjadi tersebut dijelaskan, dilihat, dan dibandingkan karakteristiknya dengan
kondisi yang seharusnya, dimana dalam konteks pembangunan kondisi yang
seharusnya tersebut didasarkan pada produk legal peraturan perundangan, baik
untuk nasional maupun daerah.
Pendekatan Fasilitatif dan Partisipatif digunakan dengan dasar pertimbangan
bahwa proses penyusunan dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan yang terkait dengan pengembangan kabupaten/kota maupun
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, baik di
tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional. Hal ini dimaksudkan agar
hasil penyusunan dapat dirasakan dan dimiliki oleh seluruh pemangku
kepentingan terkait di daerah.
Pendekatan Teknis-Akademismerupakan pendekatan yang dilakukan dengan
menggunakan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis,
baik itu dalam pembagian tahapan pekerjaan maupun teknik-teknik identifikasi,
analisis, penyusunan strategi maupun proses pelaksanaan penyepakatan. Dalam
pendekatan ini, proses penyusunan SPPIP dan RPKPP menggunakan beberapa
17
Pemahaman Dasar
metode dan teknik studi yang baku yang sebelumnya telah disepakati bersama
oleh tim kerja, pemberi kerja, dan tim pokjanis daerah.
2.3.2 Kedudukan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka
Pengembangan Kabupaten/Kota
Penyelenggaraan SPPIP dan RPKPP tidak dapat dipisahkan dari kebijakan
pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota secara keseluruhan. Berdasarkan
Undang-Undang (UU) No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, tiap kabupaten/kota diamanatkan memiliki dokumen
perencanaan pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) yang kemudian diterjemahkan dalam rencana 5 (lima)
tahunan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Selain itu dari sisi ruang, UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
mengamanatkan tiap kabupaten/kotamemiliki dokumen rencana tata ruang yang
tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/kotaberikut dengan
rencana rincinya. Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan, kebijakan, dan strategi yang terdapat pada kedua kelompok dokumen
yang dihasilkan dari 2 (dua) pilar pembangunan di Indonesia ini, akan diterjemahkan
dan disinkronkan dalam SPPIP.
Kedua pilar pembangunan tersebut, dalam lingkup pembangunan perkotaan
diintegrasikan dan dipadukan di dalam kebijakan dan strategi pembangunan
perkotaan.Kebijakan dan strategi tersebutmemiliki fungsi: (1) memberikan acuan bagi
pembangunan kabupaten/kota dan kawasan perkotaan, (2) mengatur fungsi
kabupaten/kota dan penataan ruang kabupaten/kota untuk pembangunan
berkelanjutan, (3) menjadi dasar dalam sinkronisasi regulasi dan kebijakan terkait
pembangunan perkotaan, serta (4) menjadi instrumen perencanaan yang menjadi
acuan kementerian/lembaga dalam pelaksanaan program dan kegiatan terkait
pembangunan perkotaan.
Untuk menunjang pembangunan bidang permukiman di kawasan perkotaan,
berdasarkan Pasal 15 huruf c, dalam UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman, pemerintah kabupaten/kota perlu menyusun dan memiliki
rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman.
Rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman
ini merupakan penjabaran dari arahan rencana pola ruang kawasan permukiman
yang tertuang di dalam RTRW kabupaten/kota, yang di dalamnya mengatur
perencanaan untuk 2 (dua) lingkup substansi, yaitu perumahan dan kawasan
permukiman. Untuk mewujudkan rencana pembangunan dan pengembangan
kawasan permukiman tersebut diperlukan strategi pembangunan yang akan diisi oleh
substansi SPPIP.
18
Pemahaman Dasar
SPPIP yang menjabarkan kebijakan makro kabupaten/kotauntuk pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam implementasinya akan
menjadi acuan bagi penyusunan strategi sektor dan Rencana Induk Sistem (RIS)
komponen-komponen pembentuk permukiman.Dalam konteks pembangunan
permukiman, strategi sektor dan RIS yang telah disusun secara sistematis dan sinergi
ini nantinya akan menjadi masukan dalam proses penyusunan Rencana Program
Investasi Jangka Menengah (RPIJM)Bidang Permukiman, yang selanjutnya akan
diterjemahkan ke dalam RPKPP. Dalam kondisi strategi sektor, RIS, dan RPIJM
Bidang Permukiman sudah tersedia terlebih dahulu dari SPPIP, maka proses
penyusunan SPPIP akan mempertimbangkan dan mensinkronisasikan kebijakan dan
strategi yang terdapat di dalam dokumen-dokumen tersebut, sedangkan proses
penyusunan RPKPP wajib untuk mempertimbangkan program dan kegiatan di dalam
RPIJM Bidang Permukiman dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Secara diagramatis, keterkaitan SPPIP dan RPKPP dengan dokumen kebijakan yang
berlaku di kabupaten/kota dapat dilihat pada Gambar 2-4 berikut.
Terkait dengan RPIJM Bidang Permukiman, SPPIP ini menjadi dokumen induk dan
acuan utama dalam penyusunan program-program investasi permukiman yang
terdapat dalam RPIJM Bidang Permukiman, sedangkan RPKPP merupakan dokumen
teknis untuk mendukung operasionalisasi RPIJM Bidang Permukiman tersebut.Dalam
hal ini, program 5 (lima) tahunan yang dihasilkan dalam SPPIP akan menjadi acuan
dan dasar dalam penyusunan program, indikasi kegiatan, serta alokasi pendanaan di
dalam RPIJM Bidang Permukiman. Program, indikasi kegiatan, serta alokasi
pendanaan di dalam RPIJM Bidang Permukiman tersebut akan dirinci dalam program
dan kegiatan yang terukur baik volume, biaya, dan lokasinya ditiap kawasan prioritas
RPKPP (Gambar 2-5 dan Gambar 2-6). Berdasarkan keterkaitan ini, maka apabila
RPIJM Bidang Permukiman sudah disusun sebelum SPPIP dan RPKPP, maka
program yang tertuang dalam RPIJM Bidang Permukiman, khususnya untuk tahun
pertama, akan menjadi bahan pertimbangan dalam perumusan strategi dan program
di dalam SPPIP, sedangkan rumusan, volume, alokasi lokasi, dan alokasi
penganggaran akan menjadi acuan utama dalam perumusan kegiatan berikut
rinciannya di dalam RPKPP. Untuk tahun kedua dan seterusnya, rumusan strategi dan
program SPPIP akan menjadi dasar dalam upaya review dan penyempurnaan RPIJM
Bidang Permukiman.
Dalam kaitannya dengan RTRW, keberadaan SPPIP dan RPKPP perlu diperhatikan
lingkup substansi dan lingkup wilayahnya.Lingkup SPPIP dan RPKPP lebih rinci dari
RTRW. RTRW mencakup penanganan untuk seluruh kawasan, baik kawasan lindung,
permukiman, perdagangan, dan sebagainya, sedangkan SPPIP dan RPKPP hanya
fokus pada pembangunan kawasan permukiman yang telah diarahkan oleh RTRW
dan secara lebih spesifik, RPKPP fokus pada kawasan permukiman prioritasnya saja.
19
Pemahaman Dasar
Gambar 2-4 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan Pembangunan Kabupaten/Kota
Secara rinci perbedaan RTRW, SPPIP, dan RPKPP dalam kerangka pembangunan
perkotaan dapat dilihat pada Tabel 2-1 berikut.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
(RTRW) KOTA/KABUPATEN
RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD)
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG
PERMUKIMAN (RPIJM BIDANG
RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PERKOTAAN
DAERAH
RENCANA PEMBANGUNAN DAN
PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN
RENCANA SEKTORAL LAINNYA
RENCANA SEKTORAL LAINNYA
RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PERMUKIMAN
PRIORITAS (RPKPP)
STRATEGI PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERKOTAAN (SPPIP)
RENCANA
DETAIL TATA RUANG (RDTR)
STRATEGI SEKTOR
STRATEGI SISTEM
SANITASI KOTA
(S-SK)
STRATEGI SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
(S-SPP)
STRATEGI SISTEM
LAINNYA
RENCANA INDUK SISTEM
RENCANA
INDUK SANITASI
RENCANA
INDUK PERSAMPAHAN
MASTERPLAN
SEKTOR LAINNYA
20
Pemahaman Dasar
Gambar 2-5 Ilustrasi Keterkaitan SPPIP, RPKPP dan RPIJM Bidang Permukiman
Gambar 2-6 ContohKeterkaitan Substansi SPPIP, RPKPP dan RPIJM Bidang Permukiman
21
Pemahaman Dasar
Ta
bel 2
-1
Rin
cia
n P
erb
ed
aa
n A
nta
ra S
PP
IP, d
an
RP
KP
P D
ala
m K
era
ng
ka P
em
ba
ng
un
an
W
ilaya
h P
erk
ota
an
RT
RW
S
PP
IP
RP
KP
P
LIN
GK
UP
W
ILA
YA
H
Ko
ta/k
ab
up
ate
n
kaw
asa
n p
erk
ota
an
di d
ala
m
kota
/ka
bu
pa
ten
ka
wa
san
(fu
ng
sio
na
l)
LIN
GK
UP
S
EK
TO
R
Selu
ruh
Asp
ek
Perm
uki
ma
n
da
n In
fra
stru
ktu
r K
ecip
taka
rya
an
P
erm
uki
ma
n
da
n In
fra
stru
ktu
r K
ecip
taka
rya
an
KE
DA
LA
MA
N
PR
OD
UK
•
Ren
ca
na
Po
la R
ua
ng
•
Ren
ca
na
Str
ukt
ur
Ru
an
g
• A
rah
an
Pem
an
faa
tan
Ru
an
g
• A
rah
an
Pen
gen
da
lian
P
em
an
faa
tan
Ru
an
g
• S
kala
1:2
5.0
00
– 1
:50.0
00
• S
tra
teg
i Pem
ba
ng
un
an
•
Pro
gra
m In
vest
asi
Pem
ba
ng
un
an
•
Ska
la 1
: 2
5.0
00
– 1
:50
.00
0
• R
en
ca
na
P
rog
ram
Aks
i •
Rin
ci
• O
pera
sio
na
l •
Ska
la 1
: 5
.00
0
• S
kala
1:
1.0
00
ILU
ST
RA
SI
22
Pemahaman Dasar
Gambar 2-7 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan Pembangunan Kabupaten/Kota Dari Sisi Waktu
Dari sisi waktu, SPPIP merupakan penterjemahan arahan pengembangan dan
pembangunan kabupaten/kota untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan selama jangka waktu 20 tahun sebagaimana arahan dalam
RTRW dan RPJPD. Strategi untuk 5 (lima) tahun pertama didasarkan pada arahan
dalam RPJMD dan kebijakan pembangunan perkotaan, serta akan menjadi acuan
bagi penyusunan RPKPP dan RPIJM Bidang Permukiman. Ilustrasi kedudukan SPPIP
dan RPKPP dalam kerangka kebijakan pembangunan kabupaten/kota terdapat pada
Gambar 2-7.
ARAHAN SPASIAL ARAHAN PEMBANGUNAN ARAHAN PERKOTAAN
RTRWN
20 TAHUN
RPJPN
20 TAHUN
RTRWD
20 TAHUN
RPJPD
20 TAHUN
RPJMD
5 TAHUN
20 TAHUN
5 TAHUN
SPPIP
20 TAHUN
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN II
LIMA
TAHUN III
LIMA
TAHUN IV
RPIJM BIDANG PERMUKIMAN
5 TAHUN
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
RPKPP
5 TAHUN
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
LIMA
TAHUN I
KEBIJAKAN
PERKOTAAN NASIONAL
KEBIJAKAN
PERKOTAAN DAERAH
23
Pemahaman Dasar
Gambar 2-8 Peninjauan Kembali Dokumen SPPIP
2.3.3 Peninjauan Kembali Dokumen SPPIP
Dalam upaya untuk mengakomodasi tingginya intensitas pembangunan, maka
dimungkinkan kabupaten/kota melakukan proses peninjauan kembali terhadap
dokumen SPPIP yang telah disusun. Peninjauan kembali ini dilaksanakan berdasarkan
peninjauan kembali RTRW kabupaten/kota dan/atau RPJPD yang dilakukan:
1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun dalam kondisi normal; dan
memungkinkan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun dalam keadaan force
majeure, yaitu suatu keadaan yang muncul karena adanya kejadian di luar
kemampuan manusia dan tidak dapat dihindarkan lagi sehingga RTRW dan/atau
RPJPD tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Hasil dari peninjauan kembali tersebut memungkinkan berupa dokumen SPPIP tetap
berlaku sesuai dengan tahun berlakunya atau dokumen SPPIP perlu untuk direvisi dan
disesuaikan kembali.Apabila berdasarkan hasil peninjauan kembali diperlukan adanya
revisi terhadap dokumen SPPIP, maka proses revisi dapat dilakukan pada tahun yang
bersangkutan. Tahun pertama dari jangka waktu 20 tahun revisi dokumen SPPIP
dimulai pada tahun dimana hasil revisi ditetapkan. Ilustrasi dari proses peninjauan
kembali dokumen SPPIP dapat dilihat pada Gambar 2-8.
2.3.4 Pemangku Kepentingan SPPIP dan RPKPP
Kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP melibatkan pemangku kepentingan, baik
yang berada di tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota.Secara rinci peran
dan bentuk keterlibatan dari masing-masing pihak tersebut dalam kegiatan
penyusunan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada Tabel 2-2 dan Gambar 2-9.
LIMA TAHUN I LIMA TAHUN II LIMA TAHUN III LIMA TAHUN IV
SPPIP (Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan)
tahun dimulainya proses
review SPPIP *)
LIMA TAHUN I LIMA TAHUN II LIMA TAHUN III LIMA TAHUN IV
Revisi SPPIP (Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan)
tahun pertama dokumen
revisi SPPIP
*) apabila dari proses review diperlukan adanya revisi maka, penyesuaian
waktunya mengikuti ilustrasi pada diagram revisi SPPIP
LIMA TAHUN I LIMA TAHUN II LIMA TAHUN III LIMA TAHUN IV
RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah)
24
Pemahaman Dasar
Tabel 2-2 Peran dan Bentuk Keterlibatan Masing-Masing Pihak Dalam Kegiatan Penyusunan SPPIP dan RPKPP
PEMANGKU KEPENTINGAN
PERAN BENTUK KETERLIBATAN TUGAS DAN WEWENANG
TINGKAT PUSAT
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
Pembina kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP
- Mendorong dan mengarahkan penyusunan SPPIP/RPKPP pada kabupaten/kota melalui Pokjanis daerah
TUGAS - melaksanakan pembinaan
kegiatan penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP;
- menyediakan pedoman penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; dan
- melakukan pemantauan dan evaluasi penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP.
WEWENANG - melakukan penilaian
terhadap hasil penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP;
- memberikan rekomendasi berdasarkan penilaian terhadap hasil penyusunan SPPIP; dan
- memfasilitasi, mengoordinasikan, dan mensosialisasikan penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP
Direktorat Pengembangan Permukiman DJCK
Pembina kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP
- Memberikan pendampingan teknis pelaksanaan penyusunan SPPIP/RPKPP
- Menyediakan pedoman pelaksanaan penyusunan SPPIP/RPKPP (KAK, panduan)
- Memantau pelaksanaan SPPIP/RPKPP melalui kegiatan koordinasi di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota
- Menyelenggarakan kolokium
TINGKAT PROVINSI
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Penyelenggara kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP
- Melakukan tertib administrasi penyelenggaraan kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP
- Menyediakan tenaga ahli pendamping
- Berperan aktif dalam tim teknis tingkat provinsi
TUGAS - melaksanakan konsolidasi
pada tingkat provinsi; - melaksanakan
pendampingan dan pengendalian kegiatan penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; dan
- mendorong peningkatan kapasitas pokjanis di tingkat kabupaten/kota.
WEWENANG - menetapkan tim teknis
provinsi; - melaksanakan koordinasi
penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP dalam lingkup provinsi; dan
- memberikan rekomendasi kepada pemerintah kabupaten/kota terkait dengan kinerja pokjanis.
Tim Teknis Provinsi, Terdiri dari: Ketua : Satker Randal CK Anggota : Korwil, Dinas PU/CK Provinsi, Bappeda Provinsi, dan Satker Provinsi Bidang CK
Pendamping/ pengendali kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP
- Mendorong peningkatan kapasitas Pokjanis melalui kegiatan pelatihan/konsolidasi tingkat provinsi
- Melakukan pendampingan kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP melalui monitoring dan evaluasi/konsolidasi di tingkat provinsi
25
Pemahaman Dasar
PEMANGKU KEPENTINGAN
PERAN BENTUK KETERLIBATAN TUGAS DAN WEWENANG
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis), Terdiri dari dinas/instansi terkait di lingkup pemerintah kabupaten/kota. Pembentukan Pokjanis ini dibentuk berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota
Perumus SPPIP/RPKPP
- Merumuskan SPPIP/RPKPP
- Menjadi narasumber dan penentuperumusan hasil SPPIP/RPKPP
- Mengambil keputusan dalam proses penyusunan dokumen SPPIP/RPKPP
- Mengawal keberlanjutan program SPPIP/RPKPP hingga tahapan implementasi
TUGAS - menyediakan basis data dan
informasi spasial dan sektoral;
- melaksanakan penyusunan SPPIP dan RPKPP sesuai dengan pedoman sebagaimana diatur dalam peraturan menteri ini;
- menghasilkan SPPIP dan RPKPP yang dapat diimplementasikan; dan
- penyebarluasan informasi produk SPPIP dan RPKPP kepada masyarakat
WEWENANG - menetapkan pokjanis; - melaksanakan peninjauan
kembali terhadap SPPIP dan RPKPP berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam peraturan menteri ini;
- melibatkan peran masyarakat dalam proses penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; dan
- menetapkan SPPIP. Tim Ahli
Pendamping, yang terdiri dari tenaga ahli beserta asisten ahli
Pendamping kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP
- Memfasilitasi Pokjanis dalam proses penyusunan SPPIP/RPKPP
- Menyusun laporan proses kegiatan SPPIP/RPKPP
- Menyusun dokumen SPPIP/RPKPP hasil perumusan Pokjanis
TUGAS - memfasilitasi kebutuhan data
dan informasi spasial * WEWENANG - memberikan
masukan/pendampingan secara akademis dan teknis dalam proses penyusunan SPPIP/RPKPP
*) pengadaan peta bila dibutuhkan
25
Pemahaman Dasar
26
Pemahaman Dasar
Gambar 2-9 Keterkaitan Semua Pihak yang Terlibat Dalam Proses Penyusunan SPPIP/RPKPP
2.3.5 Legalisasi SPPIP dan RPKPP
Untuk menjamin pemanfaatan dokumen SPPIP dan RPKPP sebagai acuan dalam
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, maka dokumen
SPPIP dan RPKPP dapat dilegalisasi dalam bentuk peraturan perundangan-undangan
di daerah. Legalisasi untuk SPPIP dan RPKPP ini ditetapkan dengan peraturan
bupati/walikota. Proses legalisasi untuk SPPIP dan RPKPP ini diselenggarakan
dengan mengikuti mekanisme yang terdapat di daerah masing-masing.
28
Penyusunan SPPIP
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kegiatan Penyusunan 03
29
Penyusunan SPPIP
03 Kegiatan Penyusunan Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman & Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
3.1 RUANG LINGKUP PENYUSUNAN SPPIP
3.1.1 Lingkup Kegiatan Penyusunan SPPIP
Secara garis besar, lingkup kegiatan penyusunan SPPIP meliputi 5 (lima) kegiatan,
yaitu: (1) persiapan, (2) identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, (3) perumusan tujuan dan
kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, (4)
perumusan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan, dan (5) finalisasi dan sosialisasi. Secara rinci, lingkup
kegiatan dari tiap kegiatan besar dan capaian kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3-1.
Tabel 3-1 Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan Penyusunan SPPIP
LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
(1) Persiapan
Mengikuti sosialisasi penyusunan SPPIP
yang akan dikoordinasikan
penyelenggaraannya oleh tim pusat
Melakukan persiapan pelaksanaan
kegiatan, termasuk di dalamnya melakukan
koordinasi tim untuk pelaksanaan kegiatan,
penyepakatan rencana kerja dan
metodologi pelaksanaan kegiatan,
penyiapan peta dasar, sampai dengan
pengumpulan data dan informasi
Rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan
Peta dasar Data dan informasi yang
diperlukan Desain pengumpulan data dan
informasi
30
Penyusunan SPPIP
LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
Melakukan konsolidasi dengan semua
pemangku kepentingan dalam proses
penyamaan tujuan dan rencana kerja
penyusunan SPPIP
(1) Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Melakukan kajian terhadap kebijakan, strategi, dan program pembangunan daerah berdasarkan dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah daerah
Review kebijakan, strategi, dan program daerah dari tiap dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah daerah
Melakukan kajian terhadap isu-isu permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, serta potensi, permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan.
Kajian isu-isu permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Potensi, permasalahan, dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan perkotaan
Potensi, permasalahan, dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan permukiman perkotaan
Peta potensi, permasalahan, dan tantangan dalam pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan
(2) Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Bersama dengan pemangku kepentingan kota menghasilkan indikasi arah pengembangan kabupaten/kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan hasil kajian kebijakan dan hasil kajian terhadap isu-isu, potensi, permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaannya
Indikasi arah pengembangan kabupaten/kota
Indikasi arah pembangunan permukiman kabupaten/kota dan infrastruktur permukiman perkotaan
Bersama dengan pemangku kepentingan kota menghasilkan rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Rumusan tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Rumusan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastrukur permukiman perkotaan
31
Penyusunan SPPIP
LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
Penyelenggaraan Pra-FGD 1 dan FGD 1
Bersama dengan pemangku kepentingan menghasilkan:
- Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas
- Identifikasi kawasan permukiman prioritas
Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas
Kawasan permukiman prioritas
Penyelenggaraan Pra-FGD 2 dan FGD 2
Bersama dengan pemangku kepentingan merumuskan rancangan SK Bupati/Walikota tentang Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas
Rancangan SK Bupati/Walikota tentang Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas
(3) Perumusan Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Bersama dengan pemangku kepentingan kota menghasilkan rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Penyelenggaraan Pra-FGD 3 dan FGD 3
Bersama dengan pemangku kepentingan menghasilkan : - Analisis korelasi strategi
pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan.
- Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
- Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala kabupaten/kota dan skala kawasan) sebagai arahan investasi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan jangka menengah.
- Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan
Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala kabupaten/kota dan skala kawasan) sebagai arahan investasi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan jangka menengah
Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Penyelenggaraan Pra-FGD 4 dan FGD 4 dan diskusi informal
32
Penyusunan SPPIP
LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
(4) Finalisasi dan Sosialisasi
Mengikuti kegiatan kolokium yang akan dikoordinasikan oleh koordinator pelaksana, dan memberikan pemaparan dan pembahasan capaian kegiatan pada Kolokium SPPIP
Masukan untuk penyempurnaan hasil
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
Menyelenggarakan konsultasi publik untuk menjaring masukan terhadap rumusan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Masukan untuk penyempurnaan hasil
Melakukan diseminasi hasil kesepakatan perumusan SPPIP kepada dinas/instansi terkait dan pemangku kepentingan lainnya di kabupaten/kota bersangkutan
Tersosialisasikannya Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
3.1.2 Lingkup Wilayah Penyusunan SPPIP
Kegiatan penyusunan SPPIP dilakukan pada lingkup wilayah kabupaten/kota. Untuk
wilayah yang berstatus kota, maka lingkup wilayah penyusunan SPPIP mencakup
keseluruhan kawasan permukiman di wilayah administrasi kota yang ditetapkan
dalam RTRW kota. Untuk wilayah yang berstatus kabupaten, maka lingkup wilayah
penyusunan SPPIP mencakup kawasan di dalam wilayah administrasi kabupaten
yang didefinisikan sebagai kawasan permukiman perkotaanoleh RTRW kabupaten
yang bersangkutan. Sebagai ilustrasi, lingkup wilayah penyusunan SPPIP dapat dilihat
pada Gambar 3-1.
33
Penyusunan SPPIP
Gambar 3-1 Ilustrasi Lingkup Wilayah Penyusunan SPPIP Untuk Wilayah Adaministrasi Kota (atas) dan Untuk Wilayah Administrasi Kabupaten (bawah)
34
Penyusunan SPPIP
3.1.3 Kedalaman Substansi SPPIP
Dari sisi substansi, keluaran akhir yang diharapkan dari kegiatan penyusunan SPPIP
berupa strategi pembangunan yang diturunkan dan didetailkan dalam bentuk
program.Strategi pembangunan dalam SPPIP memuat langkah-langkah riil dan
terukur yang harus diambil untuk merealisasikan tujuan pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan yang diatur dalam kebijakan.
Strategipembangunan dalam SPPIP ini disusun dengan mempertimbangkan
beberapa hal berikut (Gambar 3-2):
Rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan yang telah disepakati bersama oleh Pokjanis;
Kebutuhan penanganan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan,
yang didasarkan pada karakteristik potensi dan permasalahan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan eksisting;
Sumber daya yang dimiliki yang dapat menjadi pembatas ataupun pendorong
bagi terwujudnya target capaian dalam pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan yang ingin dicapai. Sumber daya ini dapat
berupa:
- sumber pendanaan yang dimiliki oleh Pemerintah dan pemerintah daerah;
- luas lahan yang tersedia untuk pembangunan;
- kesiapan masyarakat dalam mendukung program pembangunan;
- kapasitas aparatur pelaksana program;
- dan sebagainya
Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan yang telah ada di berbagai dokumen perencanaan pembangunan dan
penataan ruang yang berlaku; dan
Target capaian dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan yang diharapkan, baik pada lingkup kota, provinsi, nasional, MDG’s,
maupun komitmen internasional lainnya
Dalam perumusan strategi pembangunan SPPIP perlu memperhatikan 2 (dua) hal,
yaitu: cakupan aspek dan wilayah.
strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
merujuk pada strategi fisik dan non-fisik. Untuk strategi non-fisik dapat meliputi
35
Penyusunan SPPIP
Gambar 3-2 Dasar Pertimbangan Perumusan Strategi Dalam SPPIP
strategi terkait aspek sosial, ekonomi, pembiayaan, kelembagaan, pelibatan
masyarakat dan pelaku terkait lainnya, serta legalisasi.
strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
disusun untuk skala kabupaten/kota dan skala kawasan.
Setiap strategi yang dirumuskan didetailkan ke dalam program yang memuat
penjabaran strategi ke dalam langkah-langkah operasional untuk jangka waktu
tertentu. Dalam perumusan program dilakukan dengan mengacu beberapa hal
berikut:
disusun untuk menjawab implementasi strategi pembangunan sehingga
penyusunan program dilakukan untuk tiap strategi;
rumusan program disusun dengan mengacu pada nomenklatur program di
dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 2 Tahun 2010
tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum;Lampiran
A.VIIPeraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo.
Permendagri No. 21 Tahun 2011, berikut penyesuaiannya di kabupaten/koya
yang bersangkutan dan ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda)
kota/kabupaten; serta Rencana Strategi (Renstra) Kementerian/Lembaga lainnya;
36
Penyusunan SPPIP
program merupakan pengarah dan penjembatan terhadap rencana aksi program
yang akan dirincikan dalam RPKPP (siap dijabarkan dalam komponen dan
volume serta pentahapan program); dan
perlunyapenekananpada program bidang permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan.
Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan yang disusun, dilengkapi dengan pihak yang berperan serta sumber
pendanaannya.Untuk mendukung dan memberikan kejelasan dalam proses
implementasi, program yang disusun tersebut dirinci mekanisme pentahapan
pelaksanaanya dalam jangka waktu 20 tahun dengan rincian tahapan per lima
tahunan. Untuk 5 (lima) tahun pertama dirinci dalam tahapan 1 (satu) tahunan. Skema
pentahapan program yang dimaksud dalam SPPIP diwujudkan ke dalam tabel isian
strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan (Tabel 3-2).
Fokus dari obyek yang diatur di dalam SPPIP adalah strategi dan program terkait
dengan infrastruktur permukiman perkotaan, yang terdiri atas:
sistem penyediaan air minum untuk kawasan permukiman;
sistem pengelolaan air limbah untuk kawasan permukiman;
sistem pengelolaan persampahan untuk kawasan permukiman;
sistem drainase permukiman; dan
sistem jaringan jalan lingkungan di dalam kawasan permukiman.
Selain fokus pada infrastruktur permukiman perkotaan, strategi dan program yang
disusun dapat juga mencakup infrastruktur bidang lainnya yang dibutuhkan di dalam
pembangunan kawasan permukiman seperti sarana pemadam kebakaran dan
penerangan jalan lingkungan sesuai dengan kebutuhan di masing-masing
kabupaten/kota.
3.2 KELUARAN YANG DIHASILKAN
Keluaran yang dihasilkan dalam kegiatan Penyusunan SPPIP meliputi: (1) Dokumen
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan (2)
Dokumen Penyelenggaraan Kegiatan (Proceeding Kegiatan) dengan rincian muatan
sebagai berikut:
37
Penyusunan SPPIP
Dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
(SPPIP)
MUATAN - Indikasi arah pengembangan kabupaten/kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
- Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas;
- Identifikasi kawasan permukiman prioritas;
- Rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
- Rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
- Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan;
- Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
- Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala kabupaten/kota dan skala kawasan);
- Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
- Rangkuman berita acara hasil kesepakatan pada tiap output kegiatan; dan
- Dokumen spasial terkait dengan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
PENYAJIAN
- Dokumenini disajikan sebagai laporan utama(terpisah dengan dokumen Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir Sementara, dan Laporan Akhir)
- Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar dan peta yang representatif
38
Penyusunan SPPIP
Ta
bel 3
-2C
on
toh
Ta
bel I
sia
n S
tra
teg
i da
n P
rog
ram
Pem
ba
ng
un
an
Perm
uki
ma
n d
an
In
fra
stru
ktu
r P
erm
uki
man
Pe
rko
taa
n (
SP
PIP
)
39
Penyusunan SPPIP
Dokumen Penyelenggaraan (Proceeding) Kegiatan
MUATAN - Notulensi dari tiap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penyepakatan dan diseminasi;
- Absensi dan daftar hadir tiap penyelenggaraan kegiatan penyepakatan dan diseminasi;
- Materi yang disampaikan;
- Bentuk-bentuk kesepakatan yang dihasilkan; dan
- Proses diskusi.
PENYAJIAN
- Dokumen ini disajikan sebagai dokumen yang terpisah dengan dokumen proses (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir Sementara, dan Laporan Akhir) dan dokumen SPPIP
- Kegiatan yang dilaporkan setidaknya adalah kegiatan FGD, diskusi informal, kolokium, konsultasi publik,dan diseminasi
- Bentuk-bentuk kesepakatan tertuang dalam berita acara kegiatan yang dihasilkan yang ditanda tangani oleh perwakilan pihak yang hadir dan menyetujui
- Tiap kegiatan yang diselenggarakan dilengkapi dengan dokumentasi foto penyelenggaraan yang disajikan sebagai lampiran dalam dokumen ini.
41
Penyusunan SPPIP
KEGIATAN
DISKUSI
PERSIAPAN 1
KEGIATAN
PENYUSUNAN
BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5 BULAN 6 BULAN 7WAKTU
TAHAPAN
O-1
O-4
O-5
O-6
O-7
O-2
IDENTIFIKASI POTENSI DAN
PERMASALAHAN2 3 4
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) SOSIALISASIPERSIAPAN
1.1
SOSIALISASI
5
OUTPUT
Rencana
kerja
Pendekatan
dan
metodologi
pelaksanaan
kegiatan
Arah pengembangan kota
Arah pembangunan permukiman
perkotaan
Isu-isu permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan
Potensi, permasalahan, dan
tantangan pembangunan perkotaan
dan permukiman perkotaan
Kebutuhan Pembangunan Permukiman Perkotaan
Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman
Perkotaan
O1: O2: O3: Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Dampak Penerapan Program
Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Strategi dan Program
Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Permukiman Perkotaan
yang Telah Disempurnakan
Materi Visualisasi SPPIP
O4:
O5:
Korelasi Strategi Pembangunan Permukiman dan Kebutuhan Infrastruktur Dalam Skema Manajemen Pembangunan Perkotaan
Konsekuensi Penerapan Strategi Terhadap Penyusunan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman
Perkotaan
Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
O6:
O7:
1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN,
STRATEGI, DAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
KAB/KOTA
2.2
PERUMUSAN INDIKASI ARAH
PENGEMBANGAN KAB/KOTA
SERTA PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.3
KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.4
KAJIAN POTENSI,
PERMASALAHAN, DAN
TANTANGAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.1
PERUMUSAN TUJUAN DAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.2
PEURMUSAN KRITERIA DAN
INDIKATOR PENENTUAN
KAWASAN PERMUKIMAN
PRIORITAS
3.3
PENENTUAN
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
4.1
PERUMUSAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN
4.2
IDENTIFIKASI DAN
ANALISIS KORELASI
STRATEGI DALAM
SKEMA
MANAJEMEN
PEMBANGUNAN
PERKOTAAN
4.3.
ANALISIS
KONSEKUENSI
ATAU IMPLIKASI
PENERAPAN
STRATEGI
PEMBANGUNAN
4.4
PERUMUSAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
DALAM SKALA KAB/
KOTA DAN
KAWASAN SEBAGAI
ARAHAN
KEBUTUHAN
PROGRAM
INVESTASI
4.5
ANALISIS DAMPAK
PENERAPAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
5.2
PENYUSUNAN
MATERI
VISUALISASI
SPPIP
5.1
PENYEMPURNAAN
STRATEGI DAN
PERUMUSAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
DALAM SKALA
KOTA DAN
KAWASAN
FGD 2
Identifikasi
Kawasan
Permukiman Prioritas
FGD 3
Perumusan Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan
DISEMINASIKONSULTASI
PUBLIK KOLOKIUMFGD 4
Perumusan Program Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan
FGD 1
Perumusan Tujuan dan
Kebijakan Pembangunan
Permukiman Perkotaan
PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
PERKOTAAN
PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAANFINALISASI DAN
SOSIALISASI
KONSOLIDASI
Penyusunan di
Tingkat Provinsi
PRA-FGD 1
O-3
PRA-FGD 2 PRA-FGD 3 PRA-FGD 4
Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Permukiman
Prioritas
Kawasan Permukiman Prioritas
Profil Kawasan Permukiman Prioritas
Rancangan SK Bupati/Walikota
3.4
PENYUSUNAN
RANCANGAN
SK BUPATI/
WALIKOTA
TENTANG
PENETAPAN
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
Gambar 3-3 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
43
Penyusunan SPPIP
Gambar 3-4 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk Lingkup Persiapan
3.3 PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYUSUNAN SPPIP
Proses dan prosedur pelaksanaan kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) kabupaten/kota ini diarahkan
dengan mengacu pada rangkaian kegiatan pada Gambar 3-3. Rincian proses dan
prosedur pelaksanaan kegiatan untuk tiap sub kegiatan selama jangka waktu 7 (tujuh)
bulan adalah sebagai berikut:
1. PERSIAPAN
Kegiatan persiapan adalah kegiatan untuk
menyiapkan pelaksanaan kegiatan baik
teknis maupun non-teknis yang akan
melandasi rangkaian pelaksanaan kegiatan
secara keseluruhan. Dalam lingkup
kegiatan persiapan ini terdapat 2 (dua) sub
kegiatan, yaitu:
sosialisasi; dan
persiapan dan pemantapan rencana
kerja.
Lingkup kegiatan persiapan akan
diselesaikan pada minggu awal
pelaksanaan kegiatan selama 2 (dua)
minggu. Secara diagramatis, rangkaian
kegiatan pada lingkup kegiatan persiapan
dapat dilihat pada Gambar 3-4.
KEGIATAN
DISKUSI
PERSIAPAN 1
KEGIATAN
PENYUSUNAN
TAHAPAN
O-1
O-2
IDENTIFIKASI POTENSI DAN
PERMASALAHAN2
PERSIAPAN
1.1
SOSIALISASI
1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN,
STRATEGI, DAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
KAB/KOTA
2.2
PERUMUSAN INDIKASI ARAH
PENGEMBANGAN KAB/KOTA
SERTA PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.3
KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.4
KAJIAN POTENSI,
PERMASALAHAN, DAN
TANTANGAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
KONSOLIDASI
Penyusunan di
Tingkat Provinsi
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
(SPPIP)
44
Penyusunan SPPIP
1.1 SOSIALISASI Mengikuti kegiatan sosialisasi pelaksanaan kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman, DJCK, Kementerian Pekerjaan Umum.
TUJUAN Melaksanakan penyebarluasan informasi mengenai SPPIP; dan
Mencapai pemahaman yang sama mengenai proses, prosedur, dan produk dari penyusunan SPPIP
METODE Workshop dan Diskusi
LANGKAH Mengikuti sosialisasi pelaksanaan kegiatan; dan
Koordinasi dengan Pokjanis untuk merumuskan rencana penyelesaian kegiatan
OUTPUT Kesamaan pemahaman mengenai proses, prosedur, dan produk dari penyusunan SPPIP
DURASI Awal bulan pertama, dengan alokasi waktu ditentukan oleh DJCK, Kementerian Pekerjaan Umum.
O-1
1.1
SOSIALISASI
1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN,
STRATEGI, DAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
KAB/KOTA
45
Penyusunan SPPIP
1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA
Melakukan koordinasi antara tenaga ahli pendamping dan Pokjanis terkait penyepakatan jadwal, metodologi penyusunan serta penyediaan peta, data dan informasi.
TUJUAN Koordinasi antara tim ahli
pendamping dengan Pokjanis; Menyepakati rencana dan metodologi
penyusunan SPPIP; Menyediakan peta dasar skala
kabupaten/kota dan kawasan yang diperlukan dalam penyusunan SPPIP; dan
Mengumpulkan data dan informasi kabupaten/kota mengenai permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
METODE Diskusi koordinasi
LANGKAH Diskusi kesiapan tim ahli pendamping dalam menjalankan lingkup pekerjaan dan kebutuhan penyiapan pekerjaan;
Penyamaan pemahaman lingkup tugas tim ahli pendamping dan Pokjanis dalam kegiatan penyusunan SPPIP;
Penyusunan dan penyepakatan rencana kerja dan metodologi yang akan digunakan;
Penyiapan peta dasar; dan Pengumpulan data dan informasi
terkait dengan pembangunan
O-1
1.1
SOSIALISASI
1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN,
STRATEGI, DAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
KAB/KOTA
46
Penyusunan SPPIP
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
OUTPUT Rencana kerja dan metodologi yang telah disepakati; dan
Data dan informasi terkait pembangunan dan pengembangan kabupaten/kota maupun pembangunan permukiman dan infrastrukturpermukiman perkotaan, termasuk peta.
*) pemanfaatan peta yang ada dari RTRW atau penyediaan peta sesuai dengan ketentuan dalam penyusunan SPPIP
DURASI 2 minggu pertama pada bulan pertama
47
Penyusunan SPPIP
Pada bulan pertamapenyelenggaraan kegiatan, akan diselenggarakan konsolidasi penyusunan di tingkat provinsi yang wajib diikuti oleh Tenaga Ahli Pendamping dan Pokjanis. Dalam rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP, kegiatan ini menjadi bagian dalam proses penyamaan pemahaman substansi dan mekanisme penyusunan SPPIP diantara penyusun di tingkat Provinsi. Definisi tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan kolokium ini secara rinci adalah sebagai berikut:
DEFINISI : Kegiatan penyamaan pemahaman dari sisi substansi dan proses penyusunan SPPIP yang dikemas dalam bentuk pelatihan serta dikoordinasikan penyelenggaraannya oleh Satker Provinsi
TUJUAN : Menyamakan pemahaman proses peyusunan SPPIP dan keluarannya di antara kota/kabupaten di provinsi yang bersangkutan
METODE : Pelatihan dan Diskusi
LANGKAH – LANGKAH
: Menyiapkan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan
kegiataan
Menyamakan proses, posedur, dan capaian yang akan diharapkan
OUTPUT Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Satker, Pokjanis, dan tenaga ahli pendamping
PENYELENGGARA : Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi
PESERTA : Semua perwakilan kabupaten/kota yang melakukan kegiatan penyusunan SPPIP di provinsi yang berangkutan. Perwakilan tersebut meliputi: Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) Tim Teknis Provinsi Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program
Infrastruktur Permukiman Provinsi Satuan Kerja Provinsi di Lingkungan Direktorat Jenderal
Cipta Karya Tenaga ahli pendamping
BENTUK : Workshop
WAKTU PELAKSANAAN
: minimal 1 (satu) hari pada bulan ke-1(satu) setelah SPMK Tim Tenaga Ahli, (setelah dilakukan kegiatan sosialisasi) *) waktu pelaksanaan ditentukan kemudian oleh masing-masing Satker
Provinsi
TEMPAT PELAKSANAAN
: Tempat pelaksanaan ditentukan oleh masing-masing Satker Provinsi
Box 3-1 Penyelenggaraan Konsolidasi Penyusunan di Tingkat Provinsi
48
Penyusunan SPPIP
2. IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN
Kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan adalah kegiatan awal dari tahapan penyusunan SPPIP yang bertujuan untuk memetakan potensi dan permasalahan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Dalam lingkup kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan ini terdapat 4 (empat) sub kegiatan, yaitu:
kajian kebijakan, strategi, dan program pembangunan kabupaten/kota;
perumusan indikasi arah pengembangan kabupaten/kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
kajian isu-isu permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
kajian potensi, permasalahan, dan tantangan pembangunan dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Lingkup kegiatan identifikasi potensi dan permasalahanakan diselesaikan selama 1(satu) bulan terhitung dari kegiatan persiapan selesai dilakukan. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan dapat dilihat pada Gambar 3.5.
49
Penyusunan SPPIP
Gambar 3-5 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan
50
Penyusunan SPPIP
2.1 KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
Melakukan kajian terhadap kebijakan, strategi, dan program pembangunan daerah yang terdapat dalam dokumen perencanaan pembangunan dan penataan ruang kabupaten/kota (RPJPD, RPJMD, Renstra Dinas, RTRW, dan sebagainya)
TUJUAN Mengkaji kebijakan dan strategi pembangunan, serta rencana tata ruang wilayah yang telah tersedia maupun yang sedang disusun terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur pendukung permukiman; dan
Mengidentifikasi sinkronisasi kebijakan dan strategi pembangunan kabupaten/kota, termasuk didalamnya kajian terhadap dokumen-dokumen sektoral.
METODE Content Analysis (Analisis Isi)
LANGKAH Inventarisasi kebijakan dan strategi pembangunan kabupaten/kota, khususnya yang terkait pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, terutama yang terdapat di dalam RTRW, RPJPD, dan RPJMD;
Melakukan pemetaan terhadap arahan kebijakan dan strategi pembangunan terkait pengembangan permukiman
O-1
1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN,
STRATEGI, DAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
KAB/KOTA
2.2
PERUMUSAN INDIKASI ARAH
PENGEMBANGAN KAB/KOTA
SERTA PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
51
Penyusunan SPPIP
yang terutamanya terdapat di dalam RTRW, RPJPD, dan RPJMD ; dan
Melakukan kajian terhadap keselarasan antar kebijakan dan strategi pembangunan yang terkait pengembangan permukiman terutamanya terdapat di dalam RTRW, RPJPD, dan RPJMD.
OUTPUT Matriks strategi, kebijakan dan program kabupaten/kota
DURASI 1 minggu terhitung dari minggu ketiga pada bulan pertama
52
Penyusunan SPPIP
2.3 KAJIAN ISU – ISU PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
Melakukan kajian terhadap isu yang berkembang terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
TUJUAN Terumuskannya isu – isu permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
METODE Diskusi, analisis dan pemetaan isu
LANGKAH Menggunakan hasil kajian kebijakan (output kegiatan 2.2);
Identifikasi isu terkait pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam kebijakan dan yang sedang berkembang; dan
Analisis dengan membandingkan fakta atau kondisi eksisting pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan arahan kebijakan di dalam RTRW, RPJPD, dan RPJMD
OUTPUT Isu strategis pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang dapat ditampilkan dalam bentuk peta.
DURASI 2 minggu terhitung dari minggu pertama pada bulan kedua
O-2
2.2
PERUMUSAN INDIKASI ARAH
PENGEMBANGAN KAB/KOTA
SERTA PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.3
KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.4
KAJIAN POTENSI,
PERMASALAHAN, DAN
TANTANGAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
53
Penyusunan SPPIP
2.4 IDENTIFIKASIPOTENSI, PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PEMBANGUNANPERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
Identifikasi terhadap potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan pada isu-isu yang telah dipetakan.
TUJUAN Mengetahui potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
METODE Diskusi, pemetaan potensi dan permasalahan, serta analisis SWOT
LANGKAH Identifikasi potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan kajian dari indikasi arah pengembangan kota dan indikasi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
Melakukan review terhadap RPIJM dan dokumen kebijakan terkait lainnya khususnya mengenai skenario pembangunan infrastruktur permukiman;
Penyusunan tabel potensi dan tantangan pembangunan perkotaan dan permukiman (lihat contoh pada Tabel 3-3); dan
Penyusunan peta potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ditampilkan dalam bentuk peta.
O-2
2.3
KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.4
KAJIAN POTENSI,
PERMASALAHAN, DAN
TANTANGAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.1
PERUMUSAN TUJUAN DAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN PERKOTAAN
54
Penyusunan SPPIP
OUTPUT Matriks potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
Peta potensi dan tantangan pembangunan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (Gambar 3-6).
DURASI 2 minggu terhitung dari minggu pertama pada bulan kedua
Tabel 3-3 Contoh Tabel Potensi dan Permasalahan
NO SEKTOR POTENSI PERMASALAHAN
PELUANG PENGEMBANGAN
TANTANGAN PENGEMBANGAN
1. Perumahan Daya tarik kota besar yang memiliki segala kelengkapan fasilitas dapat menarik penduduk untuk melakukan perpindahan ke kota sehingga dapat mengakibatkan semakin tingginya permintaan akan penyediaan perumahan.
- Munculnya permukiman kumuh dan illegal akibat kurangnya daya beli masyarakat akan perumahan.
- Munculnya permukiman kumuh dan illegal menyebabkan kondisi lingkungan kota yang buruk sehingga dapat menurunkan citra kawasan
Munculnya konsep-konsep baru dalam hal perumahan, hunian dan permukiman yang ditawarkan pengembang dapat dijadikan sebagai solusi alternatif untuk mengatasi tingginya permintaan akan perumahan.
Kepadatan bangunan yang tinggi dapat mendorong munculnya rawan kebakaran pada kawasan permukiman
2. Air Bersih
3. Persampahan
.. dst
55
Penyusunan SPPIP
Ga
mb
ar
3-6
C
on
toh
Peta
Pe
meta
an
Po
ten
si d
an
Perm
asa
lah
an
Pem
ba
ng
un
an
Perm
uki
ma
n d
an
In
fra
stru
ktu
r P
erm
uki
man
Pe
rko
taa
n
56
Penyusunan SPPIP
Gambar 3-7 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk Lingkup Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
3. PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
PERKOTAAN
Kegiatan perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan merupakan kegiatan yang mendasari perumusan
strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan. Lingkup kegiatan ini meliputi:
perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukimaan perkotaan;
perumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas; dan
identifikasi kawasan permukiman prioritas.
Secara keseluruhan lingkup kegiatan ini akan diselesaikan selama 1,5 (satu setengah) bulan terhitung dari kegiatan identifikasi potensi dan masalah selesai dilakukan. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 3-7.
TAHAPAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)
KEGIATAN
DISKUSI
KEGIATAN
PENYUSUNAN
O-4
O-5O-2
IDENTIFIKASI POTENSI DAN
PERMASALAHAN2 3 4
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN,
STRATEGI, DAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
KAB/KOTA
2.2
PERUMUSAN INDIKASI ARAH
PENGEMBANGAN KAB/KOTA
SERTA PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.3
KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
2.4
KAJIAN POTENSI,
PERMASALAHAN, DAN
TANTANGAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.1
PERUMUSAN TUJUAN DAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.2
PEURMUSAN KRITERIA DAN
INDIKATOR PENENTUAN
KAWASAN PERMUKIMAN
PRIORITAS
3.3
PENENTUAN
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
4.1
PERUMUSAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN
4.2
IDENTIFIKASI DAN
ANALISIS KORELASI
STRATEGI DALAM
SKEMA
MANAJEMEN
PEMBANGUNAN
PERKOTAAN
4.3.
ANALISIS
KONSEKUENSI
ATAU IMPLIKASI
PENERAPAN
STRATEGI
PEMBANGUNAN
FGD 2
Identifikasi
Kawasan
Permukiman Prioritas
FGD 3
Perumusan Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan
FGD 1
Perumusan Tujuan dan Kebijakan
Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Permukiman Perkotaan
PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
PERKOTAAN
PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
PRA-FGD 1
O-3
PRA-FGD 2 PRA-FGD 3
3.4
PERUMUSAN
RANCANGAN
SK BUPATI/
WALIKOTA
TENTANG
PENETAPAN
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
57
Penyusunan SPPIP
3.1 PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
Perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaanyang diturunkan dari visi dan misi pengembangan kabupaten/kota yang tercantum dalam dokumen perencanaan pembangunan
TUJUAN Mengetahui kebutuhan kabupaten/kota dalam penanganan permasalahan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada masa sekarang dan mendatang; dan
Merumuskan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang akan digunakan sebagai landasan penyusunan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur kabupaten/kota oleh para pemangku kepentingan.
METODE Analisis normatif, pemetaan kebutuhan, diskusi melalui Focus Group Discussion (FGD)
LANGKAH Menganalisis kebutuhan penanganan berdasarkan potensi, permasalahan, dan isu-isu terkait permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
Menganalisis kebutuhan pembangunan permukiman dan
O-3O-2
2.4
KAJIAN POTENSI,
PERMASALAHAN, DAN
TANTANGAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.1
PERUMUSAN TUJUAN DAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
4.1
PERUMUSAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN
FGD 1
Perumusan Tujuan dan
Kebijakan Pembangunan
Permukiman dan
Infrastruktur Permukiman
Perkotaan
Pra-FGD 1
58
Penyusunan SPPIP
infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan arahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
Menentukan tujuan yang selaras dengan indikasi arah pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (output kegiatan 2.2) dan kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
Merumuskan kebijakan yang menjawab kebutuhan penangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
Menyelenggarakan Pra-FGD 1 (Box 3-2) untuk membahas tujuan dan kebijakan sebelum disepakati dalam FGD 1
Menyepakati tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan memperhatikan ketentuan penyelenggaraan FGD1 (Box 3-3); dan
Menyusun tabel tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
OUTPUT Kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
Rumusantujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah disepakati bersama (Tabel 3-4); dan
Berita acara kesepakatan tentang tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
DURASI 4 minggu terhitung dari minggu ketiga bulan kedua
59
Penyusunan SPPIP
Tabel 3-4 Contoh Tabel Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
TUJUAN KEBIJAKAN
1. Mewujudkan kawasan permukiman yang layak dan bebas kumuh bagi semua golongan masyarakat
Penyediaan perumahan yang layak dengan memanfaatkan lahan secara proporsional
Peningkatan kualitas permukiman kumuh
2. Mewujudkan pelayanan Infrastruktur permukiman dan perkotaan yang berkualitas
Peningkatan pelayananan air bersih
Peningkatan sanitasi lingkungan
3. ................................... -
-
-
Box 3-2 Ketentuan Penyelenggaraan Pra-FGD 1
TUJUAN : Untuk membahas rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan beserta landasan perumusannya sebelum disepakati dalam FGD 1
PENYELENGGARA : Pokjanis
PESERTA DAN PENDUKUNG
: kegiatan Pra-FGD melibatkankeseluruhan anggota Pokjanis dan tenaga ahli pendukung
WAKTU PELAKSANAAN : Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
BENTUK : Diskusi
TEMPAT PELAKSANAAN : di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP
60
Penyusunan SPPIP
Box 3-3 Ketentuan Penyelenggaraan FGD 1*)
TUJUAN : Untuk memperoleh kesepakatan dari semua pemangku kepentingan mengenai rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
PENYELENGGARA : Pokjanis
PESERTA DAN PENDUKUNG
: kegiatan FGD melibatkanminimal 15 (lima belas) orang, yang terdiri peserta dan pendukung
Peserta meliputi:
Dinas/instansi tingkat kabupaten/kotayang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Akademisi
Tokoh masyarakat
Pendukung meliputi:
Dinas/instansi tingkat provinsiyang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Tim Teknis Provinsi
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Tenaga Ahli Pendamping
WAKTU PELAKSANAAN : Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
BENTUK : FGD
TEMPAT PELAKSANAAN : di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP
*)apabila dari hasil FGD 1 belum berhasil mendapatkan kesepakatan dan/atau masih diperlukan
diskusi lebih lanjut, maka dapat diselenggarakan Paska-FGD 1 dengan ketentuan yang sama
dengan Pra-FGD 1.
61
Penyusunan SPPIP
3.2PERUMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
Perumusan kriteria dan indikator kawasan permukiman yang akan diprioritaskan penanganannya
TUJUAN Merumuskan kriteria dan indikator sebagai pedoman untuk menentukan skala prioritas penanganannya
METODE Inventarisasi kriteria dan indikator, analisis kesesuaian dan skala prioritas, diskusi melalui Focus Group Discussion (FGD)
LANGKAH Inventarisasi kriteria dan indikator yang sesuai dengan kondisi yang ada, dengan memanfaatkan berbagai referensi berupa pedoman atau peraturan yang ada di tingkat pusat maupun daerah, kearifan lokal, hasil studi literatur, dan sebagainya;
Melakukan diskusi untuk penjaringan usulan dan aspirasi;
Menyusun daftar seluruh usulan kriteria dan indikator yang dihasilkan;
Melakukan analisis kesesuaian dan skala prioritas kriteria dan indikator yang telah disusun terhadap terhadap karakteristik dan kebutuhan daerah dengan memperhatikan beberapa hal penting;
Pembahasan kriteria dan indikator penentuan kawasan prioritas dalam Pra-FGD 2 (Box 3-4);
Penyepakatan kriteria dan indikator yang paling tepat untuk menentukan kawasan prioritas dalam penanganan pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan memperhatikan ketentuan
O-4
3.2
PEURMUSAN KRITERIA DAN
INDIKATOR PENENTUAN
KAWASAN PERMUKIMAN
PRIORITAS
3.3
PENENTUAN
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
62
Penyusunan SPPIP
penyelenggaraan FGD2 (Box 3-5); dan Menyusun matriks kriteria dan indikator
lokasi kawasan prioritas.
OUTPUT Matriks kriteria dan indikator lokasi kawasan permukiman prioritas
DURASI 2 minggu terhitung dari minggu pertama bulan ketiga
63
Penyusunan SPPIP
3.3 PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
Identifikasi kawasan-kawasan permukiman yang diprioritaskan untuk ditangani berdasarkan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan mempertimbangkan amanat UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang mencakup pemugaran, peremajaan, relokasi, dan upaya pencegahan penurunan kualitas lingkungan
TUJUAN Memperoleh kawasan-kawasan permukiman prioritas untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik kabupaten/kota
METODE Observasi lapangan, analisis kondisi kawasan, analisis peta spasial, pemetaan masalah, diskusi melalui Focus Group Discussion (FGD)
LANGKAH Inventarisir kawasan-kawasan permukiman yang memerlukan penanganan atau pengembangan sesuai dengan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan (output kegiatan 3.3);
Inventarisir kawasan prioritas atau kawasan strategis yang diarahkan di dalam kebijakan (RTRW, RPJMD, dan rencana sektoral lainnya;
Identifikasi dan pemetaan kondisi umum kawasan permukiman melalui penyusunan peta sebaran permukiman;
Survey ke lokasi-lokasi kawasan permukiman yang dipilih untuk mengetahui kondisi riil, pemetaan potensi dan permasalahan di kawasan
FGD 2
Identifikasi
Kawasan
Permukiman Prioritas
O-4
3.2
PEURMUSAN KRITERIA DAN
INDIKATOR PENENTUAN
KAWASAN PERMUKIMAN
PRIORITAS
3.3
PENENTUAN
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
4.1
PERUMUSAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAANPra-FGD 2
64
Penyusunan SPPIP
yang telah ditentukan;
Melakukan Pra-FGD 2 untuk mengidentifikasi kawasan permukiman prioritas sebelum disepakati dalam FGD 2 (Box 3-4);
Melakukan diskusi FGD untuk menyepakati lokasi kawasan-kawasan permukiman prioritas dengan memperhatikan ketentuan penyelenggaraan FGD-2 (Box 3-5);
Pemetaan lokasi kawasan-kawasan permukiman prioritas yang disajikan dalam bentuk peta sebagaimana contoh pada Gambar 3-8;
Melakukan analisis terhadap kawasan-kawasan prioritas terpilih untuk menentukan skala prioritas kawasan penanganan; dan
Menyusun daftar skala prioritas kawasan penanganan.
OUTPUT Peta sebaran kawasan permukiman dan permasalahannya;
Peta sebaran kawasan permukiman prioritas;
Daftar skala prioritas kawasan penanganan; dan
Berita acara kesepakatan tentang kawasan permukiman prioritas terpilih
DURASI 2-3 minggu terhitung dari minggu pertama bulan ketiga
Box 3-4 Ketentuan Penyelenggaraan Pra-FGD 2
TUJUAN : Untuk membahas kriteria dan indikator penentuan kawasan prioritas, beserta indikasi kawasan permukiman prioritasnya
PENYELENGGARA : Pokjanis
PESERTA DAN PENDUKUNG
: kegiatan Pra-FGD melibatkan keseluruhan anggota Pokjanis dan tenaga ahli pendukung
WAKTU PELAKSANAAN : Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
BENTUK : Diskusi
TEMPAT PELAKSANAAN : di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP
65
Penyusunan SPPIP
Box 3-5 Ketentuan Penyelenggaraan FGD 2 dan Ilustrasinya*)
TUJUAN : Untuk memperoleh kesepakatan dari semua stakeholder/pemangku kepentingan mengenai penentuan kriteria dan indikator serta penentuan kawasan permukiman prioritas
PENYELENGGARA : Pokjanis
PESERTA DAN PENDUKUNG
: kegiatan FGD melibatkan minimal 15 (lima belas) orang, yang terdiri peserta dan pendukung
Peserta meliputi: Dinas/instansi tingkat kabupaten/kotayang
membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Akademisi Tokoh Masyarakat
Pendukung meliputi: Dinas/instansi tingkat provinsiyang membidangi
infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Tim Teknis Provinsi Satuan Kerja Pengembangan Kawasan
Permukiman Tenaga Ahli Pendamping
WAKTU PELAKSANAAN : Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
BENTUK : FGD
TEMPAT PELAKSANAAN : di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP
*)apabila dari hasil FGD 2 belum berhasil mendapatkan kesepakatan dan/atau masih diperlukan
diskusi lebih lanjut, maka dapat diselenggarakan Paska-FGD 2 dengan ketentuan yang sama
dengan Pra-FGD 2
66
Penyusunan SPPIP
3.4PERUMUSAN RANCANGAN SK BUPATI/WALIKOTA TENTANG PENETAPAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
Mengemas hasil penetapan kawasan permukiman prioritas ke dalam rumusan SK Bupati/Walikota
TUJUAN Menghasilkan rumusan rancangan SK Bupati/Walikota tentang Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas
METODE Perumusan kebijakan
LANGKAH Identifikasi poin-poin dalam SK Bupati/Walikota
Merumuskan rancangan SK Bupati/Walikota dengan menggunakan hasil penetapan kawasan permukiman prioritas
OUTPUT Rancangan SK Bupati/Walikota tentang Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas
DURASI 1minggu terhitung dari minggu keempat bulan ketiga
O-4
3.3
PENENTUAN KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS
4.1
PERUMUSAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN
FGD 2
Identifikasi
Kawasan
Permukiman Prioritas
PRA-FGD 2
3.4
PERUMUSAN RANCANGAN SK
BUPATI/WALIKOTA TENTANG
PENETAPAN KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS
67
Penyusunan SPPIP
Ga
mb
ar
3-8
C
on
toh
Peta
Seb
ara
n K
aw
asa
n P
erm
uki
ma
n P
rio
rita
s
68
Penyusunan SPPIP
4. PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
Kegiatan perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan adalah lingkup kegiatan inti dari penyusunan SPPIP, yang
fokus pada proses perumusan strategi dan program pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan tujuan dan kebijakan yang telah
dirumuskan. Lingkup kegiatan ini meliputi:
perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
identifikasi dan analisis korelasi dalam skema manajemen pembangunan
perkotaan;
analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi pembangunan;
perumusan program pembangunan dalam skala kabupaten/kota dan kawasan
sebagai arahan kebutuhan program investasi; dan
analisis dampak penerapan program pembangunan.
Secara keseluruhan lingkup kegiatan perumusan strategi dan program pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan ini akan diselesaikan selama 3
(tiga) bulan terhitung dari kegiatan perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan selesai dilakukan. Secara
diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup perumusan strategi pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dapat dilihat pada Gambar 3-9.
69
Penyusunan SPPIP
Ga
mb
ar
3-9
R
an
gka
ian
Keg
iata
n P
en
yusu
na
n S
tra
teg
i Pe
mb
an
gu
na
n P
erm
uki
ma
n d
an
In
fra
stru
ktu
r P
erk
ota
an
(S
PP
IP)
Un
tuk
Lin
gku
p P
eru
mu
san
Str
ate
gi P
em
ba
ng
un
an
Perm
uki
ma
n d
an
Infr
ast
rukt
ur
Pe
rmu
kim
an
Pe
rko
taa
n
TA
HA
PA
NP
EN
YU
SU
NA
N S
TR
AT
EG
I P
EM
BA
NG
UN
AN
PE
RM
UK
IMA
N D
AN
IN
FR
AS
TR
UK
TU
R P
ER
KO
TA
AN
(S
PP
IP)
SO
SIA
LIS
AS
I
KE
GIA
TA
N
DIS
KU
SI
KE
GIA
TA
N
PE
NY
US
UN
AN
O-4
O-5
O-6
O-7
34
5
3.1
PE
RU
MU
SA
N T
UJU
AN
DA
N
KE
BIJ
AK
AN
PE
MB
AN
GU
NA
N
PE
RM
UK
IMA
N D
AN
INF
RA
ST
RU
KT
UR
PE
RM
UK
IMA
N P
ER
KO
TA
AN
3.2
PE
UR
MU
SA
N K
RIT
ER
IA D
AN
IND
IKA
TO
R P
EN
EN
TU
AN
KA
WA
SA
N P
ER
MU
KIM
AN
PR
IOR
ITA
S
3.3
PE
NE
NT
UA
N
KA
WA
SA
N
PE
RM
UK
IMA
N
PR
IOR
ITA
S
4.1
PE
RU
MU
SA
N S
TR
AT
EG
I
PE
MB
AN
GU
NA
N
PE
RM
UK
IMA
N D
AN
INF
RA
ST
RU
KT
UR
PE
RM
UK
IMA
N
PE
RK
OT
AA
N
4.2
IDE
NT
IFIK
AS
I DA
N
AN
ALI
SIS
KO
RE
LAS
I
ST
RA
TE
GI D
ALA
M
SK
EM
A
MA
NA
JEM
EN
PE
MB
AN
GU
NA
N
PE
RK
OT
AA
N
4.3.
AN
ALI
SIS
KO
NS
EK
UE
NS
I
AT
AU
IMP
LIK
AS
I
PE
NE
RA
PA
N
ST
RA
TE
GI
PE
MB
AN
GU
NA
N
4.4
PE
RU
MU
SA
N
PR
OG
RA
M
PE
MB
AN
GU
NA
N
DA
LAM
SK
ALA
KA
B/
KO
TA
DA
N
KA
WA
SA
N S
EB
AG
AI
AR
AH
AN
KE
BU
TU
HA
N
PR
OG
RA
M
INV
ES
TA
SI
4.5
AN
ALI
SIS
DA
MP
AK
PE
NE
RA
PA
N
PR
OG
RA
M
PE
MB
AN
GU
NA
N
5.2
PE
NY
US
UN
AN
MA
TE
RI
VIS
UA
LIS
AS
I
SP
PIP
5.1
PE
NY
EM
PU
RN
AA
N
ST
RA
TE
GI D
AN
PE
RU
MU
SA
N
PR
OG
RA
M
PE
MB
AN
GU
NA
N
DA
LAM
SK
ALA
KO
TA
DA
N
KA
WA
SA
N
FG
D 2
Ide
ntifika
si
Ka
wa
sa
n
Pe
rmu
kim
an
Prio
rita
s
FG
D 3
Pe
rum
usa
n S
tra
teg
i P
em
ba
ng
un
an
Pe
rmu
kim
an
da
n In
fra
str
uktu
r
Pe
rmu
kim
an
Pe
rko
taa
n
DIS
EM
INA
SI
KO
NS
UL
TA
SI
PU
BL
IK
KO
LO
KIU
MF
GD
4
Pe
rum
usa
n P
rog
ram
Pe
mb
an
gu
na
n
Pe
rmu
kim
an
da
n In
fra
str
uktu
r
Pe
rmu
kim
an
Pe
rko
taa
n
PE
RU
MU
SA
N T
UJ
UA
N D
AN
KE
BIJ
AK
AN
PE
MB
AN
GU
NA
N
PE
RM
UK
IMA
N D
AN
IN
FR
AS
TR
UK
TU
R P
ER
MU
KIM
AN
PE
RK
OT
AA
N
PE
RU
MU
SA
N S
TR
AT
EG
I D
AN
PR
OG
RA
M P
EM
BA
NG
UN
AN
PE
RM
UK
IMA
N D
AN
IN
FR
AS
TR
UK
TU
R P
ER
MU
KIM
AN
PE
RK
OT
AA
NF
INA
LIS
AS
I D
AN
SO
SIA
LIS
AS
I
O-3
PR
A-F
GD
2P
RA
-FG
D 3
PR
A-F
GD
4
70
Penyusunan SPPIP
4.1PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
Merumuskan hasil diskusi dan analisis yang dilakukan sebelumnya dalam suatu bentuk strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skala kabupaten/kota maupun skala kawasan,dengan mempertimbangkan amanat UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang mencakup pemugaran, peremajaan, relokasi, dan upaya pencegahan penurunan kualitas lingkungan
TUJUAN Memperoleh strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang berupa langkah-langkah riil dan terukur untuk mewujudkan tujuan pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
METODE Analisis Kebijakan, SWOT, Diskusi melalui Focus Group Discussion (FGD)
LANGKAH Menggunakan rumusan tujuan dan
O-3
O-4
O-5
3.1
PERUMUSAN TUJUAN DAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.3
PENENTUAN
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
4.1
PERUMUSAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN
4.2
IDENTIFIKASI DAN
ANALISIS KORELASI
STRATEGI DALAM
SKEMA
MANAJEMEN
PEMBANGUNAN
PERKOTAAN
4.3.
ANALISIS
KONSEKUENSI
ATAU IMPLIKASI
PENERAPAN
STRATEGI
PEMBANGUNAN
FGD 3
Perumusan Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan
Pra- FGD 3
71
Penyusunan SPPIP
kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah disepakati bersama (output kegiatan 3.1);
Merumuskan konsep strategi yang berupa gambaran umum pencapaian tujuan dan kebijakan serta langkah-langkah penanganan kebutuhan pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang lebih riil dan terukur di daerah terkait;
Melakukan identifikasi dan kajian peran dan fungsi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait lainnya dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
Membahas rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan beserta proses perumusannya dalam kegiatan Pra-FGD 3 (Box 3-6);
Melakukan diskusi FGD untuk menetapkan dan menyepakati strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan memperhatikan ketentuan penyelenggaraan FGD-3 (Box 3-7); dan
Merumuskan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan memperhatikan ketentuan yang ada
OUTPUT Tabel strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (Tabel 3-5); dan
Berita acara kesepakatan tentang strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota dan skala kawasan
DURASI 4 minggu terhitung dari minggu pertama bulan keempat
72
Penyusunan SPPIP
Box 3-6 Ketentuan Penyelenggaraan Pra-FGD 3
TUJUAN : Untuk membahas rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan beserta landasan perumusannya
PENYELENGGARA : Pokjanis
PESERTA DAN PENDUKUNG
: kegiatan Pra-FGD melibatkankeseluruhan anggota Pokjanis dan tenaga ahli pendukung
WAKTU PELAKSANAAN : Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
BENTUK : Diskusi
TEMPAT PELAKSANAAN : di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP
Tabel 3-5 Contoh Tabel Tujuan, Kebijakan dan Strategi
TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI
1. Mewujudkan kawasan permukiman yang layak dan bebas kumuh bagi semua golongan masyarakat
Penyediaan perumahan yang layak dengan memanfaatkan lahan secara proporsional
Mengembangkan rumah sederhana sehat
Mengembangkan rusun berstandar internasional
Peningkatan kualitas permukiman kumuh
2. Mewujudkan pelayanan infrastruktur permukiman dan perkotaan yang berkualitas
Peningkatan pelayanan air bersih
Peningkatan sanitasi lingkungan
3. ................................... - - -
73
Penyusunan SPPIP
Box 3-7 Ketentuan Penyelenggaraan FGD 3*)
TUJUAN : Untuk memperoleh kesepakatan dari semua stakeholder/pemangku kepentingan mengenai strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan baik pada skala kabupaten/kota maupun kawasan
PENYELENGGARA : Pokjanis
PESERTA DAN PENDUKUNG
: kegiatan FGD melibatkanminimal 15 (lima belas) orang, yang terdiri peserta dan pendukung
Peserta meliputi:
Dinas/instansi tingkat kabupaten/kotayang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Akademisi
Tokoh Masyarakat
Pendukung meliputi:
Dinas/instansi tingkat provinsiyang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Tim Teknis Provinsi
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Tenaga Ahli Pendamping
WAKTU PELAKSANAAN : Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
BENTUK : Diskusi
TEMPAT PELAKSANAAN : di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP
*)apabila dari hasil FGD 3 belum berhasil mendapatkan kesepakatan dan/atau masih diperlukan
diskusi lebih lanjut, maka dapat diselenggarakan Paska-FGD 3 dengan ketentuan yang sama
dengan Pra-FGD 3
74
Penyusunan SPPIP
4.2 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KORELASI STRATEGI DALAM SKEMA MANAJEMEN PEMBANGUNAN PERKOTAAN
Identifikasi dan analisis korelasi/keterkaitan antarastrategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan strategi pembangunan lainnya dalam skema manajemen pembangunan kabupaten/kota baik untuk skala kabupaten/kota maupun skala kawasan. Analisis korelasi akan menjadi dasar bagi penetapan pelaku dan sumber pendanaan program – programnya.
TUJUAN Mengetahui tingkat korelasi antara strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan kebijakan kabupaten/kota dalam skema manajemen pembangunan perkotaan.
METODE Analisis korelasi
LANGKAH Menggunakan hasil kajian kebijakan yang telah dilakukan sebelumnya;
Menggunakan rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (output kegiatan 4.1);
Melakukan analisis korelasi antara rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah disepakati dengan kebijakan lainnya dengan memperhatikan aspek-aspek fisik dan non fisik (sosial ekonomi, kelembagaan dan pembiayaan); dan
Menyusun matriks analisis korelasi strategi pembangunan permukiman
O-5
4.1
PERUMUSAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN
4.2
IDENTIFIKASI DAN
ANALISIS KORELASI
STRATEGI DALAM
SKEMA
MANAJEMEN
PEMBANGUNAN
PERKOTAAN
4.3.
ANALISIS
KONSEKUENSI
ATAU IMPLIKASI
PENERAPAN
STRATEGI
PEMBANGUNAN
4.4
PERUMUSAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
DALAM SKALA KAB/
KOTA DAN
KAWASAN SEBAGAI
ARAHAN
KEBUTUHAN
PROGRAM
INVESTASI
75
Penyusunan SPPIP
dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan.
OUTPUT Matriks analisis korelasi strategi pembangunan permukiman daninfrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan.
DURASI 1 minggu terhitung dari minggu ketiga bulan keempat
76
Penyusunan SPPIP
4.3 ANALISIS KONSEKUENSI ATAU IMPLIKASI PENERAPAN STRATEGI PEMBANGUNAN
Identifikasi dan analisis terhadap konsekuensi dan dampak yang mungkin muncul sebagai akibat dilaksanakannya strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
TUJUAN Mengetahui konsekuensi dan dampak penerapan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan sebagai langkah antisipasi terhadap perubahan yang terjadi; dan
Menghasilkan analisis konsekuensi yang menjadi dasar penyusunan program pembangunan kabupaten/kota.
METODE Analisis konsekuensi dan dampak
LANGKAH Melakukan kajian terhadap strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
Melakukan analisis konsekuensi dan dampak penerapan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada berbagai aspek sesuai dengan karakteristik wilayahnya baik skala kabupaten/kota maupun kawasan meliputi aspek fisik, aspek sosial, aspek ekonomi, dan aspek budaya;
Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan
O-5
4.1
PERUMUSAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN
4.2
IDENTIFIKASI DAN
ANALISIS KORELASI
STRATEGI DALAM
SKEMA
MANAJEMEN
PEMBANGUNAN
PERKOTAAN
4.3.
ANALISIS
KONSEKUENSI
ATAU IMPLIKASI
PENERAPAN
STRATEGI
PEMBANGUNAN
4.4
PERUMUSAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
DALAM SKALA KAB/
KOTA DAN
KAWASAN SEBAGAI
ARAHAN
KEBUTUHAN
PROGRAM
INVESTASI
77
Penyusunan SPPIP
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang akan dilaksanakan terkait dengan penerapan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
Melakukan analisis proyeksi pertumbuhan akibat pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
Menyusun langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi perubahan yang mungkin terjadi; dan
Menyusun matriks analisis konsekuensi dan dampak strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
OUTPUT Matriks konsekuensi dan dampak strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
DURASI 2 minggu terhitung dari minggu ketiga bulan keempat
78
Penyusunan SPPIP
4.4 PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KABUPATEN/KOTA DAN KAWASAN SEBAGAI ARAHAN KEBUTUHAN PROGRAM INVESTASI
Merupakan langkah aplikatif pelaksanaan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dan arahan kebutuhan program investasi baik dalam skala kabupaten/kota maupun kawasan dengan memperhatikan dampak dan korelasi dengan program pembangunan sektor lainnya
TUJUAN Merumuskan program pembangunan yang aplikatif, riil dan terukur sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah dalam skala kabupaten/kota maupun kawasan sebagai pelaksanaan strategi dan arahan kebutuhan program investasi SPPIP.
METODE Analisis kebijakan dan strategi, perencanaan program, diskusi melalui Focus Group Discussion (FGD)
LANGKAH Menggunakan matriks analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan (output kegiatan 4.2);
Menggunakan matriks konsekuensi dan
O-6
4.2
IDENTIFIKASI DAN
ANALISIS KORELASI
STRATEGI DALAM
SKEMA
MANAJEMEN
PEMBANGUNAN
PERKOTAAN
4.3.
ANALISIS
KONSEKUENSI
ATAU IMPLIKASI
PENERAPAN
STRATEGI
PEMBANGUNAN
4.4
PERUMUSAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
DALAM SKALA KAB/
KOTA DAN
KAWASAN SEBAGAI
ARAHAN
KEBUTUHAN
PROGRAM
INVESTASI
4.5
ANALISIS DAMPAK
PENERAPAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
FGD 4
Perumusan Program
Pembangunan Permukiman
dan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan
Pra- FGD 4
79
Penyusunan SPPIP
dampak strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (output kegiatan 4.3);
Melakukan review terhadap program-program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang terdapat di berbagai dokumen kebijakan, antara lain dokumen RPIJM (sub-bab program investasi infrastruktur permukiman) dan dokumen RTRW (bagian indikasi program);
Merumuskan kebutuhan program-program penanganan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan memperhatikan ketentuan yang ada (Box 3-8);
Merinci setiap program ke dalam skema pentahapan yang dirinci ke dalam program lima tahunan;
Melakukan Pra-FGD 4 untuk membahas rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan beserta landasan kebutuhannya sebelum disepakati dalam FGD 4 (Box 3-9);
Melakukan diskusi FGD untuk menjaring aspirasi dan penyepakatan terhadap program-program yang dirumuskan dengan memperhatikan ketentuan penyelenggaraan FGD-4 (Box 3-10); dan
Melakukan pemetaan spasial dari strategi dan program yang telah dirumuskan.
OUTPUT Matriks program pembangunan dalam skala kabupaten/kota dan kawasan (Tabel 3-2);
Peta strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (Gambar 3-10); dan
Berita acara kesepakatan tentang program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
80
Penyusunan SPPIP
perkotaan skala kabupaten/kota dan skala kawasan
DURASI 4 minggu terhitung dari minggu pertama bulan kelima
Box 3-8 Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Perumusan Program
Box 3-9 Ketentuan Penyelenggaraan Pra-FGD 4
TUJUAN : Untuk membahas rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan beserta landasan perumusannya sebelum disepakati dalam FGD 4
PENYELENGGARA : Pokjanis
PESERTA DAN PENDUKUNG
: kegiatan Pra-FGD melibatkan keseluruhan anggota Pokjanis dan tenaga ahli pendukung
WAKTU PELAKSANAAN : Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
BENTUK : Diskusi
TEMPAT PELAKSANAAN : di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP
Dalam perumusan program tersebut minimal dilakukan dengan mengacu pada beberapa hal sebagai berikut:
- disusun untuk menjawab implementasi strategi pembangunan sehingga penyusunan program dilakukan berdasarkan lingkup wilayah dan lingkup aspek dalam strategi pembangunan;
- program merupakan pengarah dan penjembatan terhadap rencana aksi programyang akan dirincikan dalam RPKPP (siap dijabarkan dalam komponen dan volume serta pentahapan program); dan
- perlunya pembatasan pada program bidang permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
Untuk mendukung dan memberikan kejelasan dalam proses implementasi, program yang disusun dirinci mekanisme pentahapan dan waktu implementasinya.Skema pentahapan tersebut disusun untuk jangka waktu 20 tahun dengan perincian tahapan per lima tahunan.
81
Penyusunan SPPIP
Box 3-10 Ketentuan Penyelenggaraan FGD 4*)
TUJUAN : Untuk memperoleh kesepakatan dari semua stakeholder/pemangku kepentingan mengenai strategi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan sebagai pelaksanaan strategi dan arahan kebutuhan program investasi SPPIP
PENYELENGGARA : Pokjanis
PESERTA DAN PENDUKUNG
: kegiatan FGD melibatkan minimal 15 (lima belas) orang, yang terdiri peserta dan pendukung
Peserta meliputi:
Dinas/instansi tingkat kabupaten/kotayang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Akademisi
Tokoh Masyarakat
Pendukung meliputi:
Dinas/instansi tingkat provinsiyang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Tim Teknis Provinsi
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Tenaga Ahli Pendamping
WAKTU PELAKSANAAN : Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
BENTUK : Diskusi
TEMPAT PELAKSANAAN : di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP
*)apabila dari hasil FGD 4 belum berhasil mendapatkan kesepakatan dan/atau masih diperlukan
diskusi lebih lanjut, maka dapat diselenggarakan Paska-FGD 4 dengan ketentuan yang sama
dengan Pra-FGD 4
82
Penyusunan SPPIP
Ga
mb
ar
3-1
0
Co
nto
h
Pe
meta
an
Str
ate
gi
da
n
Pro
gra
m
Pem
ban
gu
na
n
Perm
uki
ma
n
da
n
Infr
ast
rukt
ur
Pe
rmu
kim
an
P
erk
ota
an
83
Penyusunan SPPIP
4.5 ANALISIS DAMPAK PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN
Analisis yang memperkirakan dampak dari penerapan suatu program yang telah dirumuskan(outcome).
TUJUAN Mengetahui dampak berupa perubahan yang diperkirakan akan terjadi akibat penerapan suatu program.
METODE Diskusi internal, analisis dan pemetaan dampak penerapan program
LANGKAH Menggunakan matriks program pembangunan dalam skala kabupaten/kota dan kawasan (output kegiatan 4.4);
Melakukan analisis dampak penerapan masing-masing program yang telah dirumuskan;
Menyusun matriks analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
Mengikuti kegiatan kolokium yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya (Box 3-11).
OUTPUT Matriks analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
DURASI 4 minggu terhitung dari minggu pertama bulan keenam
O-6
4.4
PERUMUSAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
DALAM SKALA KOTA
DAN KAWASAN
SEBAGAI ARAHAN
KEBUTUHAN
PROGRAM
INVESTASI
4.5
ANALISIS DAMPAK
PENERAPAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
5.1
PENYEMPURNAAN
STRATEGI DAN
PERUMUSAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
DALAM SKALA
KOTA DAN
KAWASAN
KOLOKIUM
84
Penyusunan SPPIP
Box 3-11 Keikutsertaan Dalam Kolokium
Pada bulan keenam penyelenggaraan kegiatan, akan diselenggarakan Kolokium yang wajib diikuti oleh Tenaga Ahli Pendamping dan Pokjanis. Dalam rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP, kegiatan ini menjadi bagian proses monitoring dan evaluasi oleh Satker Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) provinsi dan penyelenggara di tingkat pusat terhadap proses penyusunan SPPIP. Definisi tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan kolokium ini secara rinci adalah sebagai berikut:
DEFINISI : Kegiatan monitoring dan pengendalian yang dilakukan oleh Satker Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) provinsi dan penyelenggara di tingkat pusat terhadap proses penyusunan SPPIP
TUJUAN : Memonitor pencapaian dari kegiatan penyusunan SPPIP yang dilakukan di setiap kabupaten/kota
METODE : Workshop dan Diskusi
LANGKAH – LANGKAH
: Menyiapkan materi pembahasan capaian SPPIP hingga saat Kolokium yang meliputi bahan tayangan dan materi visualisasi yang telah disusun, serta dikoordinasikan bersama Tim Teknis Provinsi *)
Mengikuti kegiatan kolokium dengan memaparkan hasil-hasil penyusunan SPPIP kepada para pemangku kepentingan terkait
Merumuskan langkah perbaikan berdasarkan masukan terhadap pencapaian kegiatan SPPIP dari pelaksanaan kolokium
OUTPUT Kesamaan hasil dari produk SPPIP yang dihasilkan oleh tiap kabupaten/kota
Hasil evaluasi terhadap proses yang telah dilakukan
PENYELENGGARA : Direktorat Jenderal Cipta Karya
PESERTA : Semua perwakilan kabupaten/kota yang melakukan kegiatan penyusunan SPPIP. Perwakilan tersebut meliputi Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga ahli pendamping
BENTUK : Workshop
WAKTU PELAKSANAAN
: minimal 1 (satu) hari pada akhir bulan ke-6 (enam) setelah SPMK(setelah dilakukan kegiatan penyusunan konsep, rencana, strategi dan program penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas) **)waktu pelaksanaan dilakukan bersamaan dengan
penyelenggaraan Kolokium pada kegiatan RPKPP dan ditentukan oleh koordinator pelaksana
TEMPAT PELAKSANAAN
: dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan Kolokium pada kegiatan penyusunan RPKPP dan ditentukan oleh Koordinator Pelaksana
*) Catatan Koordinasi Bersama Tim Teknis Provinsi (Pra-Kolokium): Perlu dilakukan persiapan (pra-kolokium) yang bertujuan untuk mempersiapkan seluruh substansi yang dipersyaratkan di dalam
kolokium. Pelaksanaan pra-kolokium dilakukan secara koordinatif antara tim pokjanis di setiap kabupaten/kota bersama tim teknis provinsi.
85
Penyusunan SPPIP
Gambar 3-11 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk Finalisasi dan Sosialisasi
5. FINALISASI DAN SOSIALISASI
Kegiatan finalisasi dan sosialisasi adalah kegiatan terakhir dari rangkaian kegiatan
penyusunan SPPIP yang fokus pada penyempurnaan dari strategi dan program
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan
masukan dari berbagai diskusi. Lingkup kegiatan ini meliputi:
penyempurnaan strategi dan program pembangunan dalam skala
kabupaten/kota dan kawasan; dan
penyempurnaan materi visualisasi SPPIP
Secara keseluruhan lingkup kegiatan finalisasi dan sosialisasi ini akan diselesaikan
selama 1 (satu) bulan terhitung dari kegiatan perumusan strategi dan program
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan selesai
dilakukan. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup finalisasi dan
sosialisasi dapat dilihat pada Gambar 3-11.
TAHAPAN SOSIALISASI
KEGIATAN
DISKUSI
KEGIATAN
PENYUSUNAN
O-5
O-6
O-7
4 5
4.1
PERUMUSAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN
4.2
IDENTIFIKASI DAN
ANALISIS KORELASI
STRATEGI DALAM
SKEMA
MANAJEMEN
PEMBANGUNAN
PERKOTAAN
4.3.
ANALISIS
KONSEKUENSI
ATAU IMPLIKASI
PENERAPAN
STRATEGI
PEMBANGUNAN
4.4
PERUMUSAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
DALAM SKALA KAB/
KOTA DAN
KAWASAN SEBAGAI
ARAHAN
KEBUTUHAN
PROGRAM
INVESTASI
4.5
ANALISIS DAMPAK
PENERAPAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
5.2
PENYUSUNAN
MATERI
VISUALISASI
SPPIP
5.1
PENYEMPURNAAN
STRATEGI DAN
PERUMUSAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
DALAM SKALA
KOTA DAN
KAWASAN
FGD 3
Perumusan Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan
DISEMINASIKONSULTASI
PUBLIK KOLOKIUMFGD 4
Perumusan Program Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan
PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAANFINALISASI DAN
SOSIALISASI
PRA-FGD 3
PRA-FGD 4
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)
86
Penyusunan SPPIP
5.1 PENYEMPURNAAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN SKALA KABUPATEN/KOTA DAN KAWASAN
Perbaikan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan hasil masukan dari kolokium
TUJUAN Menyempurnakan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastrukturpermukiman perkotaan
METODE Desk study
LANGKAH Menginventarisasi catatan masukan penyelenggaraan kolokium;
Memperbaiki strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
Menyelenggarakan konsultasi publik untuk mendapatkan masukan untuk penyempurnaan strategi dan program pembangunan permukiman dan
4.5
ANALISIS DAMPAK
PENERAPAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
5.2
PENYUSUNAN
MATERI
VISUALISASI
SPPIP
5.1
PENYEMPURNAAN
STRATEGI DAN
PERUMUSAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
DALAM SKALA KAB/
KOTA DAN
KAWASAN
KONSULTASI
PUBLIK
87
Penyusunan SPPIP
infrastruktur permukiman perkotaan. Penyelenggaraan konsultasi publik ini dilakukan dengan memperhatikan ketentuan yang ada (Box 3-12).
OUTPUT Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah disempurnakan.
DURASI 2 minggu terhitung dari minggu pertama bulan ketujuh
88
Penyusunan SPPIP
Box 3-12 Ketentuan Dalam Penyelenggaraan Konsultasi Publik
Untuk memantapkan hasil yang telah dicapai, maka pada awal bulan ketujuh diselenggarakan kegiatan konsultasi publik.Kegiatan konsultasi publik ini adalah kegiatan penjaringan masukan terhadap muatan SPPIP yang dilakukan dalam bentuk konsultasi kepada pemangku kepentingan kabupaten/kota termasuk masyarakat. Bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan konsultasi publik ini secara rinci adalah sebagai berikut:
TUJUAN : Untuk menjaring masukan terhadap strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
METODE : Pemaparan hasil dan diskusi terbuka
LANGKAH-LANGKAH
: Menyiapkan materi pemaparan dan pembahasan seluruh capaian kegiatan SPPIP, yang meliputi bahan tayang, dan materi visualisasi yang telah disusun
Memaparkan seluruh capaian kegiatan SPPIP Melakukan diskusi untuk mendapatkan masukan-
masukan terhadap muatan SPPIP Melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap
capaian kegiatan SPPIP berdasarkan masukan dari konsultasi
OUTPUT : Masukan terhadap pencapaian kegiatan SPPIP
WAKTU PELAKSANAAN
: Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
TEMPAT PELAKSANAAN
: di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP
PESERTA : Setiap kegiatan FGD melibatkan 40 (empat puluh) orang peserta dan pendukung. Peserta kegiatan FGD antara lain mewakili unsur : Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi
infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Akademisi Pendukung kegiatan FGD antara lain mewakili unsur : Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi
infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tim Teknis Provinsi Tenaga ahli pendamping
PENYELENGGARA : Pokjanis
89
Penyusunan SPPIP
5.2PENYUSUNAN MATERI VISUALISASI SPPIP
Penyusunan hasil/keluaran kegiatan dalam bentuk materi visualisasi yang informatif, menarik dan mudah dimengerti yang akan disosialisasikan kepada masyarakat umum dan para pemangku kepentingan terkait.
TUJUAN Menyediakan materi visualisasi hasil/ keluaran kegiatan untuk digunakan dalam sosialisasi SPPIP; dan
Menyelenggarakan sosialisasi hasil SPPIP.
METODE Penyederhanaan materi, Desain Komunikasi Visual, Diseminasi
LANGKAH Menggunakan seluruh hasil/ keluaran kegiatan penyusunan SPPIP;
Merumuskan poin-poin penting yang akan ditampilkan dalam materi visualisasi meliputi:
- Latar belakang pelaksanaan kegiatan
- Kebutuhan penyusunan SPPIP - Tujuan dan arah pembangunan
O-7
4.5
ANALISIS DAMPAK
PENERAPAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
5.2
PENYUSUNAN
MATERI
VISUALISASI
SPPIP
5.1
PENYEMPURNAAN
STRATEGI DAN
PERUMUSAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
DALAM SKALA KAB/
KOTA DAN
KAWASAN
DISEMINASI
90
Penyusunan SPPIP
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
- Rangkuman strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah dirumuskan
- Rangkuman program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah dirumuskan
- Dokumentasi kegiatan dan susunan peta.
Menyusun materi visualisasi SPPIP dalam bentuk leaflet, banner, poster, video dokumentasi dan bentuk visualisasi lainnya yang dianggap perlu; dan
Menyelenggarakan sosialisasi hasil SPPIP dalam bentuk diseminasi yang diselenggarakan dengan mengikuti ketentuan yang ada (Box 3-13)
OUTPUT Materi visualisasi SPPIP yang informatif, menarik dan mudah dimengerti; dan
Diseminasi hasil SPPIP
DURASI 2 minggu terhitung dari minggu ketiga bulan ketujuh
91
Penyusunan SPPIP
Box 3-13 Ketentuan Penyelenggaraan Kegiatan Diseminasi
TUJUAN Kegiatan untuk mensosialisasikan seluruh hasil kegiatan dan produk SPPIP yang telah disepakati, kepada dinas/instansi terkait dan stakeholder/pemangku kepentingan daerah lainnya.
PENYELENGGARA Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis)
BENTUK Seminar
PESERTA 40 (empat puluh) orang peserta yang mewakili unsur:
Perwakilan masyarakat
Legislatif (DPRD kabupaten/kota)
Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Tim Teknis Provinsi
Akademisi
WAKTU PELAKSANAAN
1 hari pada bulan ketujuh atau pada akhir kegiatan
TEMPAT PELAKSANAAN
di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP
92
Penyusunan RPKPP
04
Kegiatan Penyusunan
Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan
Permukiman Prioritas (RPKPP)
93
Penyusunan RPKPP
04 Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
4.1 RUANG LINGKUP PENYUSUNAN RPKPP
4.1.1 Lingkup Kegiatan Penyusunan RPKPP
Lingkup kegiatan penyusunan RPKPP meliputi 4 (empat) kegiatan, yaitu: (1)
persiapan, (2) identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas, (3) perumusan rencana
aksi program, dan (4) perumusan rencana penanganan kawasan pembangunan
tahap 1. Secara rinci, lingkup kegiatan dari tiap kegiatan besar dan capaian kegiatan
dapat dilihat pada Tabel 4-1.
Tabel 4-1 Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan Penyusunan RPKPP
LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
(1) Persiapan
Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan, termasuk di dalamnya melakukan koordinasi tim untuk pelaksanaan kegiatan, penyepakatan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta dasar, sampai dengan pengumpulan data dan informasi. Persiapan ini juga didukung dengan mengikuti konsolidasi di tingkat provinsi.
Rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan
Peta dasar Data dan informasi yang
diperlukan Desain pengumpulan data dan
informasi
94
Penyusunan RPKPP
LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
(2) Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Pada Kawasan Prioritas
Melakukan review dan kajian terhadap kebijakan, strategi, dan program pembangunan daerah berdasarkan dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah daerah serta dokumen SPPIP yang telah dibuat
Review kebijakan, strategi, dan program daerah dari tiap dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pemerintah daerah serta dokumen SPPIP
Melakukan kajian mikro terhadap kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan dalam SPPIP
Kajian mikro kawasan permukiman prioritas
Presentasi audio-visual kawasan permukiman prioritas hasil investigasi di lapangan
Melakukan identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas
Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas
Pemetaan spasial potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas
(3) Perumusan Rencana Aksi Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Pada Kawasan Prioritas
Melakukan identifikasi kebutuhan penanganan kawasan permukiman prioritas
Kebutuhan penanganan kawasan permukiman prioritas
Melakukan penyusunan konsep penanganan kawasan permukiman prioritas untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Proses penyusunan ini dilakukan dengan Focus Group Discusion (FGD) bersama dengan pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan
Konsep penanganan kawasan permukiman prioritas untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Peta konsep penanganan kawasan permukiman prioritas untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Penyelenggaraan FGD bersama dengan pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan untuk merumuskan konsep penanganan kawasan permukiman prioritas
95
Penyusunan RPKPP
LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
Melakukan penyusunan rencana aksi program penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan arahan dalam program pembangunan dalam dokumen SPPIP berikut dengan tahapan pelaksanaan penanganannya. Adapun proses penyusunan ini dilakukan dengan FGD bersama dengan pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan.
Rencana aksi program penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
Penyelenggaraan FGD bersama dengan pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan untuk merumuskan dan menyepakati rencana aksi program penanganan
(4) Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1
Merumuskan kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1
Kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1
Melakukan pemilihan dan penetapan kawasan pembangunan tahap 1
Kawasan pembangunan tahap 1
Melakukan perumusan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 berdasarkan pada kebutuhan kawasan yang telah disepakati bersama oleh pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan. Adapun kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan perencanaan partisipatif yang melibatkan semua pihak terkait
Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1
Diskusi partisipatif dengan masyarakat setempat untuk perumusan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1
Bersama dengan pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan melakukan penyusunan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 dengan tingkat kedalaman informasi skala 1:1.000 dan menyepakatinya dalam suatu FGD
Rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1
Penyelenggaraan FGD bersama dengan pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan untuk merumuskan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1
Melakukan penyusunan Rencana Teknis Rinci (Detailed Engineering Design/DED) untuk pelaksanaan tahun pertama di dalam kawasan pembangunan tahap 1 yang meliputi permukiman dan infrastruktur permukiman
Rencana Teknis Rinci (Detailed Engineering Design/DED) untuk pelaksanaan tahun pertama di dalam kawasan pembangunan tahap 1
Visualisasi 3D untuk DED kawasan
96
Penyusunan RPKPP
LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
perkotaan. Rencana detail desain tersebut juga disajikan dalam bentuk 3 dimensi
Mengikuti kegiatan kolokium yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat melalui Direktorat Pengembangn Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum untuk memberikan pemaparan dan pembahasan capaian kegiatan penyusunan RPKPP
Masukan untuk penyempurnaan hasil
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
Menyelenggarakan konsultasi publik untuk menjaring masukan terhadap konsep, rencana penanganan, dan rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas untuk jangka waktu 5 tahun dan kawasan pembangunan tahap 1 untuk jangka waktu 1 tahun pertama
Masukan untuk penyempurnaan hasil
(5) Finalisasi dan Sosialisasi
Menyelenggarakan sosialisasi hasil penyusunan RPKPP melalui diseminasi kepada dinas/instansi terkait dan masyarakat di kawasan prioritas
Tersosialisasikannya RPKPP
4.1.2 Lingkup Wilayah Penyusunan RPKPP
RPKPP dilakukan untuk kawasan permukiman prioritas yang terdapat di setiap
kawasan perkotaan dalam lingkup kabupaten/kota dan mengacu pada arahan yang
terdapat dalam dokumen SPPIP. Kawasan permukiman prioritas ini dibagi dalam
zona/blok pentahapan penanganan sehingga dapat ditentukan kawasan
pembangunan Tahap 1. Pemahaman terhadap lingkup kawasan permukiman prioritas
dan kawasan pembangunan Tahap 1 dalam rangkaian kegiatan ini adalah sebagai
berikut:
97
Penyusunan RPKPP
Kawasan Permukiman Prioritas RPKPP
Kawasan permukiman prioritas adalah kawasan permukiman yang disepakati oleh
pihak daerah sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dalam konteks
pembangunan kabupaten/kota dan merupakan prioritas dalam pembangunan dan
pengembangannya. Kawasan permukiman prioritas merupakan satu kesatuan
fungsional tertentu yang tidak terpisah (memiliki kesamaan permasalahan/ tema
penanganan) tanpa merujuk pada batas adminstrasi. Dalam penetapannya,
didasarkan pada beberapa pertimbangan berikut:
- memiliki urgenitas penanganan;
- memiliki kontribusi dalam penanganan permasalahan kabupaten/kota;
- memiliki kontribusi dalam stimulasi pembangunan dan pengembangan
kabupaten/kota;
- sesuai kebijakan pembangunan dan pengembangan kabupaten/kota;
- memiliki dominasi permasalahan terkait bidang permukiman; dan
- memiliki dominasi penanganan melalui bidang permukiman.
Besaran kawasan permukiman perkotaan yang diprioritaskan mempunyai batasan
luasan lebih besar dari 60 Ha sampai dengan 500 Ha berdasarkan kebutuhan
keutuhan penanganan dan didasari oleh hasil kesepakatan pada proses
penetapan kawasan prioritas.
Kawasan Pembangunan Tahap 1
Kawasan pembangunan Tahap 1 adalah bagian dari kawasan permukiman
prioritas yang disepakati oleh masyarakat di dalam kawasan dan pihak daerah
sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dalam konteks pembangunan
kawasan dan memiliki prioritas untuk dimulai pembangunannya pada tahun
pertama dalam rencana pentahapan pembangunan kawasan. Luasan per
kawasan pengembangan tahap 1 antara 20 - 30 Ha atau lainnya berdasarkan
kesepakatan dengan pihak daerah.
4.1.3 Kedalaman Substansi RPKPP
Kedalaman substansi dari RPKPP sampai dengan rencana aksi program yang
dijabarkan ke dalam rencana teknis. Rencana aksi program merupakan penjabaran
dari strategi skala kawasan yang dirumuskan pada SPPIP yang disusun untuk jangka
waktu 5 tahun dan didetailkan pada program tahunan/1 (satu) tahun. Untuk
komponen bidang permukiman pada program tahun pertama di kawasan
pengembangan tahap 1 dilakukan penyusunan Rencana Detail Desain/Detailed
Engineering Design (DED). Rumusan program dan kegiatan disusun dengan
98
Penyusunan RPKPP
mengacu pada nomenklatur program di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
(Permen PU) No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian
Pekerjaan Umum; Lampiran A.VII Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No.
13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun
2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011, berikut penyesuaiannya di kabupaten/kota
yang bersangkutan yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda)
kabupaten/kota; serta Rencana Strategi (Renstra) Kementerian/Lembaga lainnya.
Secara garis besar rencana aksi program dalam RPKPP diilustrasikan ke dalam Tabel
4.2 dan Tabel 4.3.
Fokus dari obyek yang diatur di dalam RPKPP adalah program dan kegiatan terkait
dengan infrastruktur permukiman perkotaan, yang terdiri atas:
sistem penyediaan air minum untuk kawasan permukiman;
sistem pengelolaan air limbah untuk kawasan permukiman;
sistem pengelolaan persampahan untuk kawasan permukiman;
sistem drainase permukiman; dan
sistem jaringan jalan lingkungan di dalam kawasan permukiman; dan
ruang terbuka hijau (RTH)
Selain fokus pada permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, program dan
kegiatan yang disusun dapat juga mencakup infrastruktur bidang lainnya yang
dibutuhkan di dalam pembangunan kawasan permukiman seperti sarana pemadam
kebakaran dan penerangan jalan lingkungan sesuai dengan kebutuhan di masing-
masing kabupaten/kota. Dalam penerapannya, RPKPP dapat berupa penataan
kawasan ataupun revitalisasi kawasan.
99
Penyusunan RPKPP
Ta
bel 4
-2
Co
nto
h R
en
ca
na
Aks
i Pro
gra
m P
em
ba
ng
un
an
Perm
uki
ma
n d
an
Infr
ast
rukt
ur
Pe
rmu
kim
an
Pe
rko
taa
n P
ad
a
Ka
wa
san
Prio
rita
s
100
Penyusunan RPKPP
Ta
bel 4
-3
Co
nto
h R
en
ca
na
Pro
gra
m P
en
an
ga
na
n P
em
ba
ng
una
n P
erm
uki
ma
n d
an
In
fra
stru
ktu
r P
erm
uki
ma
n P
erk
ota
an
Pa
da
K
aw
asa
n P
en
ge
mb
an
ga
n T
ah
ap
1
101
Penyusunan RPKPP
4.2 KELUARAN YANG DIHASILKAN
Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan Penyusunan RPKPP meliputi 5 (lima) dokumen,
yaitu: (1) Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP),
(2) Dokumen Penyelenggaraan Kegiatan (Proceeding Kegiatan), (3) Dokumen
Rencana Detail Desain (DED), (4) Dokumen Profil Kawasan Permukiman Prioritas, dan
(5) Dokumen Konsep Pembangunan Kawasan Prioritas, dengan rincian muatan tiap
dokumen sebagai berikut:
Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
MUATAN - Profil kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan indikasi dalam SPPIP;
- Kajian mikro kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan dalam SPPIP;
- Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas;
- Konsep dan rencana penanganan pada kawasan permukiman prioritas;
- Rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas selama 5 tahun;
- Kawasan di dalam kawasan prioritas yang akan dilakukan pembangunannya pada tahap pertama (dilakukan penyusunan rencana penanganan secara lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan 1:1.000);
- Rencana Detail Desain (Detailed Engineering Design/DED) infrastruktur permukiman untuk kawasan prioritas yang pembangunannya akan dilaksanakan pada tahun pertama yang disajikan dalam bentuk 3D; dan
- Dokumen spasial terkait dengan konsep, rencana penanganan, rencana aksi program dalam skala : a) 1:5.000 (untuk kawasan prioritas) b) 1:1.000 (untuk kawasan pembangunan tahun pertama)
PENYAJIAN
- Dokumen ini disajikan sebagai laporan utama; dan - Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar dan
peta yang representatif
102
Penyusunan RPKPP
Dokumen Penyelenggaraan (Proceeding) Kegiatan
MUATAN - Notulensi dari tiap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penyepakatan dan sosialisasi;
- Absensi dan daftar hadir tiap penyelenggaraan kegiatan penyepakatan dan sosialisasi;
- Materi yang disampaikan; - Bentuk-bentuk kesepakatan yang dihasilkan; dan - Proses penyelenggaraan partisipatif melalui pendekatan
Community based Participatory Approach (CPA)
PENYAJIAN
- Dokumen ini disajikan sebagai dokumen yang terpisah dengan dokumen proses (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir Sementara, dan Laporan Akhir) dan dokumen RPKPP;
- Kegiatan yang dilaporkan setidaknya adalah kegiatan FGD, diskusi partisipatif, kolokium, konsultasi publik, dan diseminasi;
- Bentuk-bentuk kesepakatan tertuang dalam berita acara kegiatan yang dihasilkan yang ditanda tangani oleh perwakilan pihak yang hadir dan menyetujui; dan
- Tiap kegiatan yang diselenggarakan dilengkapi dengan dokumentasi foto penyelenggaraan yang disajikan sebagai lampiran dalam dokumen ini.
Dokumen Rencana Detail Desain (DED)
MUATAN - DED untuk komponen infrastruktur permukiman dan sektor terkait lainnya pada kawasan pembangunan tahap pertama; dan
- Rencana Anggaran Biaya (RAB)
PENYAJIAN
- Dokumen ini disajikan dalam bentuk laporan tertulis; dan - Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar,
dan peta yang representatif.
Dokumen Profil Kawasan Permukiman Prioritas
MUATAN - Profil Kawasan Prioritas (aspek fisik dan non-fisik); dan - Hasil kajian potensi dan permasalahan kawasan prioritas
PENYAJIAN - Dokumen ini disajikan dalam bentuk audio visual (film dokumenter)
Dokumen Konsep Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas
MUATAN - Rumusan skenario penanganan kawasan; dan - Konsep 3 dimensi (3D) pembangunan kawasan
permukiman prioritas
PENYAJIAN - Dokumentasi ini disajikan dalam bentuk audio visual
103
Penyusunan RPKPP
104
Penyusunan RPKPP
KEGIATAN
PENYUSUNAN
BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5 BULAN 6 BULAN 7WAKTU
TAHAPAN
O-1
O-2
O-3
O-4
O-5
O-6 O-7
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) SOSIALISASIPERSIAPAN
KEGIATAN DISKUSI FGD 1
Penyusunan Konsep
Penanganan Kawasan
FGD 2
Perumusan Rencana
Aksi Program
DISEMINASIKONSULTASI
PUBLIK
FGD 3
Penyusunan Rencana
Penanganan Kawasan
Pengembangan Tahap 1
KOLOKIUM
OUTPUT
Rencana kerja
Pendekatan
dan
metodologi
pelaksanaan
kegiatan
Arah kebijakan
pada kawasan
prioritas
Profil kawasan
dan infrastruktur
permukiman
kawasan prioritas
Potensi dan
permasalahan
kawasan prioritas
Kebutuhan penanganan kawasan prioritas
Konsep pembangunan kawasan prioritas
Rencana pembangunan kawasan prioritas
Rencana aksi program kawasan prioritas
Pentahapan kegiatan pembangunan kawasan prioritas
Kriteria dan indikator penentuan sub kawasan untuk pengembangan tahap 1
Sub kawasan dalam kawasan prioritas
Konsep pembangunan sub kawasan untuk pengembangan tahap 1
Rencana pembangunan sub kawasan untuk pengembangan tahap 1
Masterplan kawasan
Rencana Detail Desain (DED)
kawasan
O1: O2: O3: O4:
O5:
O6:
O7:
1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN
DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
2.2
KAJIAN MIKRO
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
2.3IDENTIFIKASI
POTENSI &
PERMASALAHAN
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN PADA
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
3.1
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN
PENANGANAN
KAWASAN
3.2
PENYUSUNAN
KONSEP
PEMBANGUNAN
KAWASAN
3.3
IDENTIFIKASI
PROGRAM
PENANGANAN
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
3.4
PERUMUSAN RENCANA
AKSI PROGRAM
3.5
PERUMUSAN TAHAPAN
PELAKSANAAN PROGRAM
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN
4.4
PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.2
PENENTUAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.1
PERUMUSAN
KRITERIA &
INDIKATOR
PENENTUAN
KAWASAN
PEMBANGUNAN
TAHAP 1
4.3PERUMUSAN KONSEP
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.5
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED)
KAWASAN
5.1
PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI
PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1PERUMUSAN
RENCANA AKSI
PROGRAM
PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 113
4 FINALISASI DAN SOSIALISASI5
IDENTIFIKASI
POTENSI DAN
PERMASALAHAN2
Konsolidasi
Penyusunan di
Tingkat Provinsi
PRA FGD 1 PRA FGD 2
1.1
SOSIALISASI
DISKUSI
PARTISIPATIF PRA FGD 2
PERSIAPAN
Gambar 4-1 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
105
Penyusunan RPKPP
106
Penyusunan RPKPP
Gambar 4-2 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan Persiapan
4.3 PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYUSUNAN RPKPP
Proses dan prosedur penyusunan RPKPP mengacu pada rangkaian kegiatan
sebagaimana yang dijelaskan pada lingkup kegiatan (sub bab 4.2) dan pada Gambar
4-1. Rincian proses dan prosedur pelaksanaan kegiatan untuk tiap sub kegiatan
selama jangka waktu 7 (tujuh) bulan adalah sebagai berikut:
1. PERSIAPAN
Kegiatan persiapan adalah kegiatan untuk menyiapkan pelaksanaan kegiatan baik teknis maupun non-teknis yang akan melandasi rangkaian pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan. Dalam lingkup kegiatan persiapan terdapat kegiatan persiapan dan pemantapan rencana kerja serta keikutsertaan dalam sosialisasi penyusunan SPPIP dan RPKPP. Pada tahap ini pula diselenggarakan konsolidasi penyusunan RPKPP di tingkat provinsi.
Lingkup kegiatan persiapan akan
diselesaikan pada minggu awal
pelaksanaan kegiatan selama 2
(dua) minggu. Secara diagramatis,
rangkaian kegiatan pada lingkup
kegiatan persiapan dapat dilihat
pada Gambar 4-2.
TAHAPAN PERSIAPAN
KEGIATAN
PENYUSUNAN
O-1
O-2
KEGIATAN DISKUSI FGD 1
Penyusunan Konsep
Penanganan Kawasan
1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN
DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
2.2
KAJIAN MIKRO
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
2.3IDENTIFIKASI
POTENSI &
PERMASALAHAN
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN PADA
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
3.1
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN
PENANGANAN
KAWASAN
3.2
PENYUSUNAN
KONSEP
PEMBANGUNAN
KAWASAN
PERUMUSAN
RENCANA AKSI
PROGRAM13
IDENTIFIKASI
POTENSI DAN
PERMASALAHAN2
Konsolidasi
Penyusunan di
Tingkat Provinsi
PRA FGD 1
1.1
SOSIALISASI
PERSIAPAN
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
107
Penyusunan RPKPP
1.1 SOSIALISASI Mengikuti kegiatan sosialisasi pelaksanaan kegiatan yang diselenggarakan secara terpusat oleh Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum.
O-1
1.1
SOSIALISASI
1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN,
STRATEGI, DAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
TUJUAN Melaksanakan penyebarluasan informasi mengenai RPKPP; dan
Mencapai pemahaman yang sama mengenai proses, prosedur, dan produk dari penyusunan RPKPP
METODE Workshop dan diskusi
LANGKAH Mengikuti sosialisasi pelaksanaan kegiatan; dan
Koordinasi dengan Pokjanis untuk merumuskan rencana penyelesaian kegiatan.
OUTPUT Kesamaan pemahaman mengenai proses, prosedur, dan produk dari penyusunan RPKPP
DURASI Awal bulan pertama, dengan alokasi waktu ditentukan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman, DJCK, Kementerian Pekerjaan Umum.
108
Penyusunan RPKPP
1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA
Melakukan persiapan penyusunan RPKPP yang meliputi kegiatan koordinasi tim, penyusunan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta dasar, serta pengumpulan data dan informasi.
O-1
1.1
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN
DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
TUJUAN
Terkoordinasinya kegiatan penyusunan RPKPP dari awal hingga akhir;
Tersepakatinya rencana kerja dan metodologi penyusunan RPKPP;
Tersedianya peta dasar dan rancangan pengumpulan data dan informasi; dan
Terinventarisasikannya data dan informasi mengenai kondisi eksisting di kawasan permukiman prioritas berserta kawasan makronya.
METODE Diskusi koordinasi, digitasi peta, observasi lapangan dan wawancara
LANGKAH Melakukan mobilisasi dan koordinasi tim untuk penyamaan pemahaman lingkup tugas tim pelaksana dan Pokjanis dalam kegiatan Penyusunan RPKPP;
Menyusun rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati bersama oleh seluruh anggota tim;
Menyiapkan peta dasar dengan skala minimal 1:5.000 yang siap untuk digunakan sebagai dasar untuk survey;
Menyiapkan rancangan pengumpulan data dan informasi berdasarkan kebutuhan yang ada dan rencana kerja yang telah disusun; dan
Melakukan pengumpulan dokumen,
109
Penyusunan RPKPP
observasi lapangan, dan wawancara dalam rangka pengumpulan data dan informasi mengenai kondisi eksisting kawasan permukiman prioritas.
OUTPUT
Rencana kerja; Pendekatan dan metodologi
pelaksanaan kegiatan; Peta dasar kawasan permukiman
prioritas dan sekitarnya dalam skala 1 : 5.000; dan
Data dan informasi mengenai kondisi eksiting kawasan permukiman prioritas berikut dengan kawasan makronya
DURASI 2 minggu terhitung dari minggu pertama bulan pertama
110
Penyusunan RPKPP
Box 4-1 Penyelenggaraan Konsolidasi Penyusunan di Tingkat Provinsi
Pada bulan pertama penyelenggaraan kegiatan, akan diselenggarakan konsolidasi penyusunan di tingkat provinsi yang wajib diikuti oleh Tenaga Ahli Pendamping dan Pokjanis. Dalam rangkaian kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), kegiatan ini menjadi kegiatan awal antara tim Tenaga Ahli Pendamping dan Pokjanis dengan semua pemangku kepentingan dalam proses penyamaan tujuan dan rencana kerja penyusunan dokumen RPKPP. Definisi tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan tempat penyelenggaraan konsolidasi ini secara rinci adalah sebagai berikut:
DEFINISI : Kegiatan penyamaan pemahaman dari sisi substansi dan proses penyusunan RPKPP yang dikemas dalam bentuk pelatihan serta dikoordinasikan penyelenggaraannya oleh Satker Provinsi
TUJUAN : Menyamakan tujuan dan rencana kerja penyusunan RPKPP
METODE : Pelatihan dan diskusi
LANGKAH – LANGKAH
: menyiapkan rencana kerja penyusunan RPKPP dan
rencana penyusun
menyepakati rencana dan jadwal kerja penyusunan
RPKPP dengan pemangku kepentingan terkait
OUTPUT : Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Satker, Pokjanis, dan tenaga ahli pendamping
PENYELENGGARA : Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Provinsi
PESERTA : Semua perwakilan kota/kabupaten yang melakukan kegiatan penyusunan RPKPP di provinsi yang berangkutan. Perwakilan tersebut meliputi Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) Tim Teknis Provinsi Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian
Program Infrastruktur Permukiman Provinsi Satuan Kerja Provinsi di Lingkungan Direktorat
Jenderal Cipta Karya Tenaga Ahli Pendamping
WAKTU
PELAKSANAAN
: minimal 1 (satu) hari pada bulan ke-1(satu) setelah SPMK Tim Tenaga Ahli, (setelah dilakukan kegiatan sosialisasi)
*) waktu pelaksanaan ditentukan kemudian oleh masing-masing Satker Provinsi
TEMPAT
PELAKSANAAN
: Tempat pelaksanaan ditentukan oleh masing-masing
Satker Provinsi
111
Penyusunan RPKPP
Gambar 4-3 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan
2. IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN
Kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan adalah kegiatan untuk mengkaji kebijakan, strategi, dan program, serta kondisi riil kawasan permukiman prioritas sehingga diperoleh gambaran mengenai potensi dan permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan kawasan permukiman prioritas. Lingkup kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan ini meliputi 3 (tiga) kegiatan, yaitu:
kajian kebijakan dan strategi pembangunan; kajian mikro kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan SPPIP; dan identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas.
Lingkup kegiatan identifikiasi potensi dan permasalahan ini diselesaikan dalam jangka waktu 2 (dua) minggu terhitung dari kegiatan persiapan selesai dilakukan. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup kegiatan persiapan dapat dilihat pada Gambar 4-3.
KEGIATAN
PENYUSUNAN
TAHAPAN
O-1
O-2
O-3
PERSIAPAN
KEGIATAN DISKUSI FGD 1
Penyusunan Konsep
Penanganan Kawasan
FGD 2
Perumusan Rencana
Aksi Program
1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN
DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
2.2
KAJIAN MIKRO
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
2.3IDENTIFIKASI
POTENSI &
PERMASALAHAN
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN PADA
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
3.1
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN
PENANGANAN
KAWASAN
3.2
PENYUSUNAN
KONSEP
PEMBANGUNAN
KAWASAN
3.3
IDENTIFIKASI
PROGRAM
PENANGANAN
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
3.4
PERUMUSAN RENCANA
AKSI PROGRAM
3.5
PERUMUSAN TAHAPAN
PELAKSANAAN PROGRAM
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN
PERUMUSAN
RENCANA AKSI
PROGRAM13
IDENTIFIKASI
POTENSI DAN
PERMASALAHAN2
Konsolidasi
Penyusunan di
Tingkat Provinsi
PRA FGD 1 PRA FGD 2
1.1
SOSIALISASI
PERSIAPAN
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
112
Penyusunan RPKPP
2.1 KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
Melakukan kajian terhadap berbagai produk kebijakan dan strategi pembangunan kabupaten/kota, khususnya produk rencana yang telah dimiliki pemerintah kabupaten/kota mulai dari tingkat yang tertinggi yaitu RTRW kabupaten/kota, RDTR kawasan, hingga yang terkait dengan penyusunan RPKPP, diantaranya SPIPP dan RP3KP, untuk dioptimalkan dan disinergikan sesuai dengan karakteristik dan kekhasan kabupaten/kota yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu.
O-1
1.1
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN
DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
2.2
KAJIAN MIKRO
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
TUJUAN Mengkaji kebijakan dan strategi pembangunan, serta rencana tata ruang wilayah yang telah tersedia maupun yang sedang disusun terkait dengan kawasan permukiman prioritas RPKPP yang akan direncanakan;
Mengidentifikasi sinkronisasi kebijakan dan strategi pembangunan kabupaten/kota dengan penyusunan RPKPP; dan
Mengidentifikasi kontribusi dan kedudukan kawasan permukiman prioritas RPKPP yang akan direncanakan dan tingkat pelayanannya dalam lingkup wilayah kabupaten/kota.
METODE Desk study (studi literatur), content analysis (analisis isi).
113
Penyusunan RPKPP
LANGKAH Inventarisasi kebijakan dan strategi pembangunan kabupaten/kota, khususnya yang terkait pengembangan permukiman;
Melakukan pemetaan terhadap arahan kebijakan dan strategi pembangunan terkait pengembangan permukiman yang ada di kabupaten/kota;
Melakukan kajian terhadap keselarasan antar kebijakan dan strategi pembangunan yang terkait pengembangan permukiman yang ada, untuk disinergikan dengan kebutuhan penyusunan RPKPP; dan
Melakukan identifikasi terhadap kontribusi dan kedudukan kawasan prioritas yang akan direncanakan dalam skala kabupaten/kota.
OUTPUT Hasil review dari dokumen dan kebijakan lainnya yang terkait, yang didalamnya memuat kesimpulan mengenai: Kebijakan dan strategi pembangunan
pada kawasan permukiman prioritas yang direncanakan;
Sinkronisasi antara kebijakan dan strategi pembangunan kabupaten/kota terkait dengan penyusunan RPKPP;
Kontribusi dan kedudukan kawasan permukiman prioritas yang akan direncanakan dan tingkat pelayanannya dalam lingkup wilayah kabupaten/kota; dan
Arah kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas
DURASI 2 minggu terhitung dari minggu ketiga bulan pertama
114
Penyusunan RPKPP
2.2 KAJIAN MIKRO KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS BERDASARKAN ARAHAN SPPIP
Melakukan kajian rinci pada kawasan permukiman prioritas baik yang sifatnya fisik maupun non fisik. Kajian mikro ini didasarkan pada hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada kawasan permukiman prioritas.
O-2
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN
DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
2.2
KAJIAN MIKRO
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
2.3IDENTIFIKASI
POTENSI &
PERMASALAHAN
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN PADA
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
TUJUAN Mengidentifikasi karakteristik pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas RPKPP
METODE Desk Study (Studi Literatur)
LANGKAH Inventarisasi karakteristik fisik, sosial, ekonomi, dan budaya pada kawasan permukiman prioritas;
Melakukan analisis kondisi dan kebutuhan pembangunan pada kawasan permukiman prioritas; dan
Menyusun dokumentasi berupa audio-visual/film dokumenter mengenai hasil analisis kondisi dan kebutuhan pembangunan kawasan prioritas.
OUTPUT Karakteristik pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas yang didalamnya memuat kesimpulan mengenai kondisi fisik, sosial budaya, dan ekonomi kawasan yang disajikan dalam peta; dan
Dokumentasi berupa audio-visual/film dokumenter mengenai profil kawasan permukiman prioritas.
DURASI 2 minggu kedua terhitung dari minggu ketiga bulan pertama (dilakukan secara pararel dengan pelaksanaan kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan pada Kawasan Permukiman Prioritas)
115
Penyusunan RPKPP
2.3 IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PADA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
Melakukan identifikasi terhadap potensi, permasalahan, hambatan, dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas dengan menganalisis data dan informasi yang tersedia. Hasil dari kegiatan tersebut akan dituangkan secara spasial.
O-2
2.2
KAJIAN MIKRO
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
2.3IDENTIFIKASI
POTENSI &
PERMASALAHAN
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN PADA
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS3.1
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN
PENANGANAN
KAWASAN
TUJUAN Mengidentifikasi potensi, permasalahan, hambatan, dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas; dan
Menyusun skala prioritas kawasan berdasarkan kebutuhan penanganan di kawasan permukiman yang akan direncanakan.
METODE Survey, analisis kawasan, diskusi
LANGKAH Melakukan kajian dan analisis terhadap hasil pengamatan lapangan (survey data primer) dan memadukannya dengan hasil survey data sekunder untuk mengidentifikasi dan menginventarisasi potensi dan permasalahan pada kawasan prioritas baik secara fisik maupun non fisik;
Menyusun matriks potensi dan permasalahanyang telah teridentifikasi dan terinventarisasi, disertai dengan hambatan dan tantangan yang akan dihadapi, juga peluang di dalam kawasan prioritas RPKPP; dan
Melakukan pemetaan spasial terhadap potensi dan
116
Penyusunan RPKPP
permasalahan pada kawasan permukiman prioritas RPKPP.
OUTPUT Matriks identifikasi potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan pada kawasan prioritas (Tabel 4-4); dan
Peta identifikasi potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan pada kawasan prioritas (Gambar 4-4 dan Gambar 4-5).
DURASI 2 minggu kedua terhitung dari minggu ketiga bulan pertama (dilakukan secara pararel dengan pelaksanaan kegiatan Kajian Mikro Kawasan Permukiman Prioritas Berdasarkan Arahan SPPIP)
Tabel 4-4 Contoh Tabel Inventarisasi Potensi, Permasalahan, Tantangan, Hambatan
NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN TANTANGAN HAMBATAN 1 Fisik Potensi lahan
kosong untuk pengembangan RTH yang berfungsi sebagai taman bermain anak dan penempatan MCK
Kepadatan bangunan kawasan yang mencapai >70%
- -
2 Ekonomi
3 Sosial
4 dll
117
Penyusunan RPKPP
Gambar 4-4 Contoh Peta Permasalahan Pembangunan Permukiman
Gambar 4-5 Contoh Peta Permasalahan Pembangunan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
118
Penyusunan RPKPP
Gambar 4-6 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan Perumusan Rencana Aksi Program
3. PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM
Kegiatan perumusan rencana aksi program merupakan kegiatan untuk merumuskan konsep dan rencana besar penanganan kawasan permukiman prioritas berdasarkan pada hasil identifikasi kebutuhan penanganan kawasan. Rangkaian kegiatan yang berada dalam lingkup perumusan rencana aksi program ini akan menjadi bahan utama untuk melakukan pendetailan pada sub kawasan yang dipilih untuk pengembangan tahap 1. Lingkup kegiatan perumusan rencana aksi program ini meliputi 5 (lima) sub kegiatan, yaitu:
identifikasi kebutuhan penanganan kawasan; penyusunan konsep pembangunan kawasan; identifikasi program penanganan berdasarkan arahan SPPIP; perumusan rencana aksi program; dan perumusan tahapan pelaksanaan pembangunan permukiman.
Lingkup kegiatan perumusan rencana aksi program ini dilakukan dalam jangka waktu 2 (dua) bulan terhitung sejak kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan selesai dilakukan. Rangkaian kegiatan yang berada dalam lingkup perumusan rencana aksi program ini akan menjadi bahan utama untuk melakukan pendetailan pada sub kawasan yang dipilih untuk pengembangan tahap 1. Secara diagramatis rangkaian kegiatan pada lingkup perumusan rencana aksi program dapat dilihat pada Gambar 4-6 berikut.
KEGIATAN
PENYUSUNAN
TAHAPAN
O-2
O-3
O-4
O-5
KEGIATAN DISKUSI FGD 1
Penyusunan Konsep
Penanganan Kawasan
FGD 2
Perumusan Rencana
Aksi Program
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN
DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN
2.2
KAJIAN MIKRO
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
2.3IDENTIFIKASI
POTENSI &
PERMASALAHAN
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN PADA
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
3.1
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN
PENANGANAN
KAWASAN
3.2
PENYUSUNAN
KONSEP
PEMBANGUNAN
KAWASAN
3.3
IDENTIFIKASI
PROGRAM
PENANGANAN
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
3.4
PERUMUSAN RENCANA
AKSI PROGRAM
3.5
PERUMUSAN TAHAPAN
PELAKSANAAN PROGRAM
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN
4.2
PENENTUAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.1
PERUMUSAN
KRITERIA &
INDIKATOR
PENENTUAN
KAWASAN
PEMBANGUNAN
TAHAP 1
PERUMUSAN
RENCANA AKSI
PROGRAM
PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN
KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 13
4
IDENTIFIKASI
POTENSI DAN
PERMASALAHAN2
PRA FGD 1 PRA FGD 2 DISKUSI
PARTISIPATIF
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
119
Penyusunan RPKPP
3.1 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN PRIORITAS RPKPP
Kebutuhan penanganan kawasan prioritas merupakan penilaian terhadap jenis, besaran dan lokasi infrastruktur yang dibutuhkan berdasarkan potensi permasalahan eksisting, proyeksi dan rencana pengembangan kawasan di masa mendatang. Hasil dari analisis kebutuhan ini disusun menjadi daftar kebutuhan penanganan kawasan yang berisikan rincian komponen dan volume pada setiap infrastruktur permukiman yang dibutuhkan pada penanganan kawasan.
O-2
2.3IDENTIFIKASI
POTENSI &
PERMASALAHAN
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN PADA
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS3.1
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN
PENANGANAN
KAWASAN
3.2
PENYUSUNAN
KONSEP
PEMBANGUNAN
KAWASAN
TUJUAN Mengidentifikasi kebutuhan penanganan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan kawasan prioritas
METODE Analisis kebutuhan, analisis kawasan, diskusi
LANGKAH Merumuskan kebutuhan penanganan di kawasan permukiman prioritas berdasarkan hasil kajian terhadap potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan;
Menyusun daftar kebutuhan penanganan yang rinci per komponen infrastruktur permukiman perkotaan dan lokasinya; dan
Melakukan pemetaan kebutuhan penanganan secara spasial untuk menentukan lokasi-lokasi pada
120
Penyusunan RPKPP
kawasan permukiman yang membutuhkan penanganan.
OUTPUT Daftar kebutuhan penanganan pada kawasan permukiman prioritas (Tabel 4.5); dan
Peta kebutuhan penanganan pada kawasan permukiman prioritas (Gambar 4-7).
DURASI 2 minggu terhitung dari awal bulan kedua
Tabel 4-5 Contoh Tabel Kebutuhan Penanganan Kawasan
NO ASPEK MASALAH DAMPAK YANG TERJADI
LOKASI KEBUTUHAN PENANGANAN
1. FISIK Status lahan (surat hijau, sewa, lahan Negara)
Konflik tanah Seluruh kawasan
Aliran sungai yang terhambat
Banjir pasang Sepanjang sungai
Normalisasi, penurapan
Pencemaran boezem oleh limbah cair domestik
Air boezem tidak dapat digunakan
Permukiman sekitan boezem
IPAL
Drainase tersumbat
Banjir Hampir seluruh kawasan
Perbaikan saluran drainase
Minimnya sambungan rumah PDAM
Terbatasnya pasokan air
Hampir seluruh kawasan
Penambahan SR
Penanganan sampah yang tidak tuntas
Menumpuknya sampah
Sebagian kawasan
Pengolahan sampah
Kualitas bangunan yang buruk
Rumah tidak sehat dan layak
Sebagian kawasan
Perbaikan rumah
2. SOSIAL ... ... ...
3. EKONOMI ... ... ...
4. TATA RUANG
... ... ...
5. dst... ... ... ...
121
Penyusunan RPKPP
Ga
mb
ar
4-7
C
on
toh
Peta
Pe
na
ng
an
an
Ka
wa
san
Perm
uki
ma
n P
rio
rita
s
122
Penyusunan RPKPP
3.2 PENYUSUNAN KONSEP PENANGANAN KAWASAN
Konsepsi penanganan kawasan permukiman prioritas RPKPP merupakan rencana konseptual penataan kawasan yang memuat tujuan pengembangan kawasan, tahapan penanganan kawasan secara spasial, langkah-langkah strategis yang dilakukan beserta bentuk program-program penataan kawasan yang akan dilakukan. Konsepsi tersebut berdasarkan arahan dalam program-program yang disusun dalam kegiatan SPPIP
O-3
FGD 1
Penyusunan Konsep
Penanganan Kawasan
3.1
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN
PENANGANAN
KAWASAN
3.2
PENYUSUNAN
KONSEP
PEMBANGUNAN
KAWASAN
3.4
PERUMUSAN RENCANA
AKSI PROGRAM
PRA FGD 1
TUJUAN Merumuskan konsep dan indikasi rencana penanganan kawasan prioritas RPKPP
METODE Analisis SWOT, FGD
LANGKAH Melakukan kajian terhadap kebutuhan dan skala prioritas penanganan dan pembangunan kawasan permukiman prioritas;
Merumuskan konseps penanganan kawasan, yang meliputi :
- perumusan tujuan dan sasaran pengembangan kawasan yang sinergis dengan SPPIP serta berlandaskan pada kondisi, potensi dan permasalahan pengembangan kawasan prioritas
- perumusan strategi penanganan kawasan beserta bentuk-bentuk program penanganan yang mencakup beberapa aspek, antara lain : aspek fisik, aspek lingkungan, aspek sosial kelembagaan, aspek ekonomi dan aspek pendanaan yang kesemuanya
123
Penyusunan RPKPP
diturunkan dari tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
Melakukan Pra-FGD 1 untuk merumuskan konsep penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas sebelum dilakukan FGD 1 untuk mendapatkan masukan dan kesepakatan atas konsep tersebut (Box 4-2); dan
Melakukan FGD 1 dengan pemangku kepentingan terkait lainnya mendapatkan kesepakatan mengenai konsep penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas terpilih (Box 4-3).
OUTPUT Peta konsep pembangunan kawasan prioritas; dan
Berita acara kesepakatan tentang konsep penanganan kawasan permukiman prioritas
DURASI 4 minggu terhitung dari awal bulan kedua (pada tiga minggu pertama dilakukan secara pararel dengan kegiatan Identifikasi Kebutuhan Penanganan Kawasan)
Box 4-2 Ketentuan Penyelenggaraan Pra-FGD 1
TUJUAN Untuk merumuskan konsep penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas
PENYELENGGARA Pokjanis
PESERTA DAN PENDUKUNG
Kegiatan Pra-FGD melibatkan keseluruhan anggota Pokjanis dan tenaga ahli pendukung
WAKTU Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
BENTUK Diskusi
TEMPAT PELAKSANAAN
di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP
124
Penyusunan RPKPP
Box 4-3 Ketentuan Penyelenggaraan FGD 1*)
TUJUAN Untuk mendapatkan kesepakatan dari semua stakeholder mengenai konsep pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas RPKPP
PENYELENGGARA Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis)
PESERTA DAN PENDUKUNG
Setiap kegiatan FGD melibatkan 15 (lima belas) orang peserta dan pendukung.
Peserta kegiatan FGD antara lain mewakili unsur:
Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Akademisi
Tokoh Masyarakat
Pendukung meliputi:
Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Tim Teknis Provinsi Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga Ahli Pendamping
WAKTU Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
BENTUK FGD
TEMPAT PELAKSANAAN
di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP
*) apabila dari hasil FGD 1 belum berhasil mendapatkan kesepakatan dan/atau masih diperlukan diskusi
lebih lanjut, maka dapat diselenggarakan Paska-FGD 1 dengan ketentuan yang sama dengan Pra-
FGD 1.
125
Penyusunan RPKPP
Ga
mb
ar
4-8
C
on
toh
Peta
Ko
nse
p P
em
ba
ng
un
an
Ka
wa
san
Perm
uki
ma
n P
rio
rita
s
126
Penyusunan RPKPP
3.3 IDENTIFIKASI PROGRAM PENANGANAN BERDASARKAN ARAHAN SPPIP
Menyusun program berdasarkan pada konsep pembangunan yang telah disusun. Program penanganan dalam RPKPP disusun dengan mengacu dan mempertimbangkan program pembangunan yang dikeluarkan dalam dokumen SPPIP.
O-3
3.2
PENYUSUNAN
KONSEP
PEMBANGUNAN
KAWASAN
3.3
IDENTIFIKASI
PROGRAM
PENANGANAN
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
3.4
PERUMUSAN RENCANA
AKSI PROGRAM
TUJUAN Mengidentifikasi program-program pembangunan yang diarahkan oleh SPPIP untuk kawasan permukiman prioritas
METODE Analisis isi
LANGKAH Melakukan review kebijakan, strategi, dan program pembangunan yang terdapat dalam dokumen SPPIP pada kawasan permukiman prioritas RPKPP;
Melakukan review terhadap program dan kegiatan yang ada dalam berbagai dokumen kebijakan terkait permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan terutama dokumen RPIJM; dan
Melakukan pemetaan program pembangunan pada kawasan permukiman prioritas RPKPP.
OUTPUT Matriks program-program pembangunan yang diarahkan oleh SPPIP untuk kawasan permukiman prioritas RPKPP
DURASI 3 minggu terhitung dari minggu kedua bulan kedua sampai dengan awal minggu
127
Penyusunan RPKPP
pertama bulan ketiga (pada tiga minggu pertama dilakukan secara pararel dengan kegiatan Identifikasi Kebutuhan Penanganan Kawasan dan kegiatan Penyusunan Konsep Pembangunan Kawasan)
128
Penyusunan RPKPP
3.4 PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM
Penyusunan rencana aksi program penanganan dan pembangunan permukiman ini dilakukan dengan model pembangunan berbasis kawasan dan pendekatan perencanaan partisipatif (CPA) pada kawasan prioritas. Rencana aksi program yang dihasilkan meliputi permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan maupun komponen sektor terkait lainnya, dan disusun sampai dengan tingkat kedalaman yang bersifat operasional (jenis/komponen, volume, kegiatan, lokasi, dan pelaku)
O-3
3.2
PENYUSUNAN
KONSEP
PEMBANGUNAN
KAWASAN
3.3
IDENTIFIKASI
PROGRAM
PENANGANAN
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP
3.4
PERUMUSAN RENCANA
AKSI PROGRAM
3.5
PERUMUSAN TAHAPAN
PELAKSANAAN PROGRAM
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN
PRA FGD 2
TUJUAN Menyusun rencana aksi penanganan permasalahan pembangunan pada kawasan permukiman prioritas RPKPP meliputi jenis/komponen, volume, lokasi, dan pelaku
METODE Analisis dan pemetaan stakeholder, analisis pembiayaan, pendekatan partisipatif (CPA), dan FGD
LANGKAH Mengidentifikasi dan memetakan pemangku kepentingan masyarakat untuk turut terlibat dalam proses perencanaan;
129
Penyusunan RPKPP
Mengidentifikasi kebutuhan penanganan di lokasi perencanaan tahap pertama dengan melakukan diskusi partisipatif dengan pemangku kepentingan dan masyarakat setempat;
Menyusun dan memilih komponen yang akan dibangun, melalui beberapa kriteria, yaitu : - Komponen yang akan dibangun harus
benar-benar menjadi prioritas utama bagi penataan kawasan yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat.
- Komponen yang akan dibangun harus memberikan dampak nyata terhadap perbaikan lingkungan.
- Komponen yang akan dibangun terlihat jelas secara visual untuk memberikan dorongan moril bagi masyarakat maupun pemerintah bahwa penataan lingkungan akan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan manusianya.
- Komponen yang akan dibangun mudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak berada dalam tanah/lahan yang disengketakan.
- Komponen yang akan dibangun dapat tercukupi oleh pembiayaan yang telah disediakan.
Melakukan Pra-FGD 2 dengan pemangku kepentingan terkait untuk membahas hasil-hasil identifikasi kebutuhan pada kawasan permukiman prioritas yang kemudian disusun dalam rencana aksi program (Box 4-4)
OUTPUT Matriks rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas RPKPP (Tabel 4-2)
DURASI 3 minggu terhitung dari minggu kedua bulan ketiga
130
Penyusunan RPKPP
Box 4-4 Ketentuan Penyelenggaraan Pra-GD 2
TUJUAN Untuk membahas hasil-hasil identifikasi kebutuhan pada kawasan permukiman prioritas yang kemudian disusun dalam rencana aksi program pada kawasan prioritas RPKPP
PENYELENGGARA Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis)
PESERTA DAN PENDUKUNG
Kegiatan Pra-FGD melibatkan keseluruhan anggota Pokjanis dan tenaga ahli pendukung
WAKTU Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
BENTUK Diskusi
TEMPAT PELAKSANAAN
di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP
131
Penyusunan RPKPP
3.5 PENYUSUNAN TAHAPAN PELAKSANAAN PENANGANAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
Rencana aksi program yang telah disusun perlu diidentifikasi prioritas dan tahapan penanganannya sesuai dengan kondisi yang ada, sehingga dapat operasional pada saat penerapannya. Hasil dari pentahapan ini akan menjadi input bagi peyusunan rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1.
O-4
FGD 2
Perumusan Rencana
Aksi Program
3.4
PERUMUSAN RENCANA
AKSI PROGRAM
3.5
PERUMUSAN TAHAPAN
PELAKSANAAN PROGRAM
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN
4.4
PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
PRA FGD 2
TUJUAN Mengidentifikasi prioritas program pembangunan kawasan permukiman prioritas RPKPP; dan
Menyusun tahapan pelaksanaan pembangunan berdasarkan pada prioritas program pembangunan yang disusun
METODE Analisis dan pemetaan stakeholder, analisis pembiayaan, FGD, analisis skoring
LANGKAH Mengidentifikasi prioritas penanganan berdasarkan pada kesepakatan pemangku kepentingan kabupaten/kota;
Menyusun tahapan penanganan berdasarkan sumber daya pembiayaan dan kemungkinan penerapannya; dan
Melakukan FGD 2 dengan pemangku kepentingan terkait untuk kesepakatan rencana aksi program berikut dengan tahapan pelaksanaannya
OUTPUT Matriks tahapan pelaksanaan pembangunan permukiman dan infrastruktur
132
Penyusunan RPKPP
permukiman perkotaan; dan Berita acara kesepakatan tentang rencana
aksi program penanaganan kawasan permukiman prioritas
DURASI 3 minggu
Box 4-5 Ketentuan Penyelenggaraan FGD 2 *)
TUJUAN Untuk mendapatkan kesepakatan dari semua stakeholder mengenai rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas RPKPP berikut dengan tahapan pelaksanaannya
PENYELENGGARA Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis)
PESERTA DAN PENDUKUNG
Setiap kegiatan FGD melibatkan 15 (lima belas) orang peserta dan pendukung.
Peserta kegiatan FGD antara lain mewakili unsur:
Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Akademisi
Tokoh Masyarakat
Pendukung meliputi:
Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Tim Teknis Provinsi Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga Ahli Pendamping
WAKTU Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
BENTUK FGD
TEMPAT PELAKSANAAN
di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP
*) apabila dari hasil FGD 2 belum berhasil mendapatkan kesepakatan dan/atau masih diperlukan
diskusi lebih lanjut, maka dapat diselenggarakan Paska-FGD 2 dengan ketentuan yang sama
dengan Pra-FGD 2.
133
Penyusunan RPKPP
4 PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN
PENGEMBANGAN TAHAP 1
Kegiatan perumusan rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1 merupakan kegiatan untuk mendetailkan rencana aksi program ke dalam rencana penanganan untuk sub kawasan yang dipilih untuk pengembangan tahap pertama. Lingkup kegiatan perumusan rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1 meliputi 5 (lima) sub kegiatan, yaitu:
perumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan pengembangan tahap 1; penentuan kawasan pengembangan tahap 1; perumusan konsep pembangunan kawasan pembangunan kawasan
pengembangan tahap 1; penyusunan rencana pembangunan kawasan pengembangan tahap 1; dan penyusunan rencana detail desain (DED) kawasan.
Akumulasi dari output rangkaian rangkaian kegiatan perumusan rencana aksi program dan perumusan rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1 ini nantinya akan menjadi output akhir dari kegiatan. Dari sisi waktu, rangkaian kegiatan perumusan rencana aksi program dan perumusan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 akan diselenggarakan selama jangka waktu 3,5 (tiga setengah) bulan terhitung dari kegiatan perumusan rencana aksi program selesai dilakukan. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan dalam lingkup perumusan rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1 dapat dilihat pada Gambar 4-9.
134
Penyusunan RPKPP
Ga
mb
ar
4-9
R
an
gka
ian
Keg
iata
n P
en
yusu
na
n U
ntu
k Lin
gku
p K
eg
iata
n P
eru
mu
san
Ren
can
a P
en
an
ga
na
n K
aw
asa
n
Pe
mb
an
gu
na
n T
ah
ap
1
T
AH
AP
AN
PE
NY
US
UN
AN
RE
NC
AN
A P
EM
BA
NG
UN
AN
KA
WA
SA
N P
ER
MU
KIM
AN
PR
IOR
ITA
S (
RP
KP
P)
SO
SIA
LIS
AS
I
KE
GIA
TA
N
PE
NY
US
UN
AN
O-3
O-4
O-5
O-6
O-7
KE
GIA
TA
N
DIS
KU
SI
FG
D 2
Pe
rum
usa
n R
en
ca
na
Aksi P
rog
ram
DIS
EM
INA
SI
KO
NS
UL
TA
SI
PU
BL
IK
FG
D 3
Pe
nyu
su
na
n R
en
ca
na
Pe
na
ng
an
an
Ka
wa
sa
n
Pe
ng
em
ba
ng
an
Ta
ha
p 1
KO
LO
KIU
M
3.3
IDE
NT
IFIK
AS
I
PR
OG
RA
M
PE
NA
NG
AN
AN
BE
RD
AS
AR
KA
N
AR
AH
AN
SP
PIP
3.4
PE
RU
MU
SA
N R
EN
CA
NA
AK
SI P
RO
GR
AM
3.5
PE
RU
MU
SA
N T
AH
AP
AN
PE
LAK
SA
NA
AN
PR
OG
RA
M
PE
MB
AN
GU
NA
N
PE
RM
UK
IMA
N D
AN
INF
RA
ST
RU
KT
UR
PE
RM
UK
IMA
N
PE
RK
OT
AA
N
4.4
PE
NY
US
UN
AN
RE
NC
AN
A
PE
MB
AN
GU
NA
N K
AW
AS
AN
PE
MB
AN
GU
NA
N T
AH
AP
1
4.2
PE
NE
NT
UA
N K
AW
AS
AN
PE
MB
AN
GU
NA
N T
AH
AP
1
4.1
PE
RU
MU
SA
N
KR
ITE
RIA
&
IND
IKA
TO
R
PE
NE
NT
UA
N
KA
WA
SA
N
PE
MB
AN
GU
NA
N
TA
HA
P 1
4.3
PE
RU
MU
SA
N K
ON
SE
P
PE
MB
AN
GU
NA
N K
AW
AS
AN
PE
MB
AN
GU
NA
N T
AH
AP
1
4.5
PE
NY
US
UN
AN
RE
NC
AN
A D
ET
AIL
DE
SA
IN (
DE
D)
KA
WA
SA
N
5.1
PE
NY
EM
PU
RN
AA
N R
EN
CA
NA
AK
SI
PR
OG
RA
M D
AN
RE
NC
AN
A P
EM
BA
NG
UN
AN
KA
WA
SA
N P
EM
BA
NG
UN
AN
TA
HA
P 1
PE
RU
MU
SA
N R
EN
CA
NA
PE
NA
NG
AN
AN
KA
WA
SA
N
PE
MB
AN
GU
NA
N T
AH
AP
14
FIN
AL
ISA
SI D
AN
SO
SIA
LIS
AS
I5
PR
A F
GD
2D
ISK
US
I
PA
RT
ISIP
AT
IF
PR
A F
GD
2
135
Penyusunan RPKPP
4.1 PERUMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
Penentuan kawasan pembangunan tahap 1 didasarkan pada penilaian terhadap kriteria dan indikator yang dirumuskan dengan mempertimbangkan kebijakan dan strategi yang terkait serta kesepakatan pemangku kepentingan. Kriteria dan indikator yang dirumuskan ini nantinya menjadi dasar dalam proses penentuan kawasan pembangunan tahap 1.
O-54.2
PENENTUAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.1
PERUMUSAN
KRITERIA &
INDIKATOR
PENENTUAN
KAWASAN
PEMBANGUNAN
TAHAP 1
TUJUAN Merumuskan kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1
METODE Analisis kawasan, diskusi
LANGKAH Melakukan kajian terhadap lokasi kawasan permukiman prioritas yang telah ditetapkan ;
Melakukan kajian terhadap kebijakan dan strategi penanganan kawasan prioritas; dan
Merumuskan kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1
OUTPUT Tabel kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1 (Lihat Tabel 4.6)
DURASI 2 minggu terhitung dari minggu pertama bulan keempat
136
Penyusunan RPKPP
Tabel 4-6 Contoh Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1
KRITERIA INDIKATOR
Urgenitas terhadap penanganan akar permasalahan kawasan
Mempunyai korelasi positif terhadap penanganan akar permasalahan
Sesuai dengan tahapan penanganan akar permasalahan kawasan
Mempunyai implikasi positif terhadap lokasi lainnya
Jaminan keberlanjutan program dan penuntasan masalah
Potensi konflik rendah (konflik lahan, konflik sosial, dsb)
Dukungan kelembagaan masyarakat Historical kawasan Keluwesan dalam penyusunan rencana
aksi
Berpotensi untuk menjadi pilot project dalam skala kawasan dan kota
Keragaman penanganan infrastruktur permukiman perkotaan
Aspek yang ditangani secara menyeluruh (fisik sosial, ekonomi)
Model penanganan dapat direplikasikan pada lokasi lain (best practice)
… …
137
Penyusunan RPKPP
4.2 PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
Pemilihan kawasan pembangunan tahap 1 di dalam kawasan permukiman prioritas RPKPP didasarkan pada proses identifikasi, penetapan kebutuhan dan penetapan skala prioritas penanganan dan pembangunan pada kawasan prioritas RPKPP. Pada kawasan pengembangan tahap pertama ini dilakukan penyusunan rencana penanganan secara lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan 1 : 1.000.
O-54.2
PENENTUAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.1
PERUMUSAN
KRITERIA &
INDIKATOR
PENENTUAN
KAWASAN
PEMBANGUNAN
TAHAP 1
4.3PERUMUSAN KONSEP
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
TUJUAN Menentukan kawasan pembangunan tahap pertama yang akan direncanakan secara lebih rinci dan operasional
METODE Analisis kawasan, diskusi, dan pendekatan partisipatif (CPA)
LANGKAH Melakukan kajian terhadap lokasi kawasan permukiman prioritas RPKPP yang telah ditetapkan;
Menentukan zona-zona perencanaan dalam kawasan permukiman prioritas RPKPP, untuk pentahapan pembangunan;
Menentukan tahapan pembangunan per zona, penentuan tahapan pembangunan per zona ini dapat didasarkan pada : - Skala prioritas kebutuhan
penanganan berdasarkan kriteria dan indikator yang ditetapkan sebelumnya
- Aspek fisik terkait dengan teknis
138
Penyusunan RPKPP
pembangunan - Aspek pembiayaan - Aspek sosial yaitu kesiapan
masyarakat pada kawasan yang akan direncanakan
Menentukan 2 lokasi kawasan pengembangan tahap pertama untuk direncanakan secara lebih rinci dan operasional; dan
Menyelenggarakan diskusi partisipatif dengan pemangku kepentingan kawasan dalam penentuan kawasan pengembangan tahap 1
OUTPUT 2 kawasan di dalam kawasan permukiman prioritas RPKPP yang akan dilakukan penanganan dan pembangunannya pada tahap pertama
DURASI 2 minggu terhitung dari minggu kedua bulan keempat
139
Penyusunan RPKPP
4.3 PENYUSUNAN KONSEP PENANGANAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 ini dilakukan untuk memberikan gambaran imajiner untuk penanganan kawasan pembangunan tahap 1. Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 ini akan menjadi dasar bagi penyusunan rencana penanganannya dan DED Kawasan.
O-5
4.4
PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.2
PENENTUAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.3PERUMUSAN KONSEP
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
TUJUAN Merumuskan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1
METODE Desk Study, diskusi, analisis pentahapan program (staging analisys)
LANGKAH Merumuskan kebutuhan penanganan kawasan pembangunan tahap 1; dan
Merumuskan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1.
OUTPUT Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 berdasarkan pada kebutuhan yang telah dirumuskan (Gambar 4-10)
DURASI 2 minggu terhitung dari awal bulan kelima
140
Penyusunan RPKPP
Ga
mb
ar
4-1
0
Co
nto
h K
on
sep
Pen
an
ga
na
n T
ah
ap
1
141
Penyusunan RPKPP
4.4 PENYUSUNAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
Penerjemahan konsep penanganan kawasan ke dalam rencana penanganan yang lebih terukur baik lokasi, besaran/volume, maupun pembiayaannya sehingga dapat operasional pada saat penerapannya. Rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 ini akan menjadi dasar dalam penyusunan DED kawasan.
O-4O-6
FGD 3
Penyusunan Rencana
Penanganan Kawasan
Pengembangan Tahap 1
3.5
PERUMUSAN TAHAPAN
PELAKSANAAN PROGRAM
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN
4.4
PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.3PERUMUSAN KONSEP
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.5
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED)
KAWASAN
5.1
PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI
PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
PRA FGD 3
TUJUAN Merumuskan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 yang operasional
METODE Desk study, diskusi, analisis pentahapan program (staging analisys)
LANGKAH Menerjemahkan konsep penanganan ke dalam rencana penanganan;
Melakukan pengecekan lapangan terkait dengan rencana penanganan;
Menyelenggarakan Pra-FGD 3 untuk menyusun rencana penanganan pembangunan kawasan pembangunan tahap 1 (Box 4-6); dan
Menyelenggarakan FGD 3 untuk pembahasan dan penyepakatan rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1 (Box 4-7);
OUTPUT Rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 yang diterjemahkan dalam Tabel 4.3; dan
Berita acara kesepakatan tentang
142
Penyusunan RPKPP
rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1
DURASI 2 minggu
Box 4-6 Ketentuan Penyelenggaraan Pra-FGD 3
TUJUAN Untuk untuk menyusun rencana penanganan pembangunan kawasan pembangunan tahap 1
PENYELENGGARA Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis)
PESERTA DAN PENDUKUNG
Kegiatan Pra-FGD melibatkan keseluruhan anggota Pokjanis dan tenaga ahli pendukung
WAKTU Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
BENTUK Diskusi
TEMPAT PELAKSANAAN
di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP
Box 4-7 Ketentuan Penyelenggaraan FGD 3 *)
TUJUAN Untuk mendapatkan kesepakatan dari semua stakeholder mengenai rencana penanganan pada kawasan pembangunan tahap 1
PENYELENGGARA Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis)
PESERTA DAN PENDUKUNG
Setiap kegiatan FGD melibatkan 15 (lima belas) orang peserta dan pendukung.
Peserta kegiatan FGD antara lain mewakili unsur:
Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Akademisi Tokoh Masyarakat
Pendukung kegiatan FGD ini antara lain mewakili unsur:
Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
143
Penyusunan RPKPP
Tim Teknis Provinsi Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga ahli pendamping
WAKTU Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
BENTUK FGD
TEMPAT PELAKSANAAN
di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP
*) apabila dari hasil FGD 3 belum berhasil mendapatkan kesepakatan dan/atau masih diperlukan
diskusi lebih lanjut, maka dapat diselenggarakan Paska-FGD 3 dengan ketentuan yang sama
dengan Pra-FGD 3.
144
Penyusunan RPKPP
4.5 PENYUSUNAN RENCANA TEKNIS RINCI
Penyusunan Rencana Teknis Rinci (Detailed Engineering Design/DED) untuk komponen program pembangunan prioritas di dalam kawasan pembangunan tahap 1 yang meliputi infrastruktur permukiman perkotaan
O-6
KONSULTASI
PUBLIK
4.4
PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.5
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED)
KAWASAN
5.1
PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI
PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
TUJUAN Menyusun Rencana Teknis Rinci (DED) infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan pembangunan tahap pertama; dan
Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan daftar kuantitas harga.
METODE Survey lapangan (ground survey), desk study, studio.
LANGKAH Menyiapkan gambar pra rencana berdasarkan rumusan program kegiatan untuk pembangunan kawasan secara keseluruhan. Gambar ini hanya memuat bentuk dan komponen-komponen fisik apa saja yang diperlukan dalam pembangunan kawasan, namun jumlah dan besarannya belum terinci;
Melakukan ground check dan pengukuran yang mulai di sesuaikan dengan kebutuhan nyata di lapangan. Komponen rencana disusun ulang dan dilihat sejauh mana kemungkinan dapat dilaksanakan pembangunannya di lapangan. Pemilihan komponen yang
145
Penyusunan RPKPP
akan dibangun harus melalui beberapa kriteria, yaitu : - Komponen yang akan dibangun
harus benar-benar menjadi prioritas utama bagi pengembangan kawasan;
- Komponen yang akan dibangun harus memberikan dampak nyata/manfaat terhadap perbaikan lingkungan yang ditata;
- Komponen yang akan dibangun terlihat jelas secara visual untuk memberikan dorongan moril bagi masyarakat maupun pemerintah bahwa penataan lingkungan member dampak positif bagi lingkungan dan manusianya;
- Komponen yang akan dibangun mudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak berada dalam tanah/lahan yang disengketakan
Pembuatan site plan dan gambar kerja sebagai pendetailan komponen prioritas yang ditentukan. Gambar ini dibuat rinci sebagai acuan untuk pelaksanaan di lapangan;
Penghitungan volume pekerjaan dan RAB;
Mengikuti kegiatan kolokium yang diselenggarakan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman dengan memperhatikan ketentuan yang ada (Box 4-9 ); dan
Menyelenggarakan konsultasi kepada calon penerima manfaat penyusunan RPKPP untuk penjaringan masukan terhadap muatan RPKPP (Box 4-10)
OUTPUT Site Plan kawasan pembangunan tahap pertama yang disusun dengan memperhatikan berbagai acuan yang ada (Box 4-8);
Gambar kerja/detail design yang implementatif (Gambar 4-11);
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dari paket-paket pekerjaan tersebut diatas
146
Penyusunan RPKPP
(OE); dan Visualisasi 3 dimensi (3D) dari rencana
yang disusun (Gambar 4-14).
DURASI 8 minggu / 2 bulan terhitung dari awal bulan keenam sampai dengan bulan ketujuh
Box 4-8 Acuan Yang Dapat Digunakan Dalam Penyusunan Rencana Teknis Kawasan
Penyusunan rencana teknis rinci dapat mengacu kepada standar teknis yang digunakan yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI) dan pedoman teknis lainnya, yang antara lain meliputi : Rencana Induk Kawasan, standar teknis bidang ini antara lain: SNI 02-
2406-1991 dan Pt T-15-2002-C untuk kawasan yang pertumbuhannya normal dan satuan luas daerah tidak terlampau luas (<200 ha).
Studi Kelayakan Kawasan, Standar teknis bidang ini antara lain: sesuai AB-K/RE-SK/TC/001/98
Standar teknis penanganan jalan kawasan, SNI 03-2853-1995, SNI 03-2446-1991, SNI 03.6967-2003
Standar teknis penyediaan prasarana drainase, SNI 06-2409-2002 dan SNI 03-2453-2002.
Standar teknis bidang sarana air minum: AB-K/RE-RT/TC/026/98 dan ABK/OP/ST/004/98.
Standar teknis bidang pengelolaan Air Limbah, SNI 03-2398-2002, PTT-19-2000-C dan PTS -09-2000-C
Standar teknis bidang Pengelolaan sampah kawasan, SNI 19-3964-1994 dan SNI 03-3242-1994 dan SNI 19-3983-1995 sesuai PTS 06-2000-C dan PTS 07-2000-C
Standar teknis bidang kelistrikan,SNI 04-0225-2000 Standar teknis bidang RTH, 009/T/BT/1995 Standar Teknis Penyusunan Analisa Biaya Komponen DED Standar teknis
bidang antara lain: SNI Tahun 2007 tentang Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Analisa BOW.
147
Penyusunan RPKPP
Ga
mb
ar4
-11
Co
nto
h R
en
ca
na
Deta
il D
esa
in
148
Penyusunan RPKPP
Gambar 4-12 Contoh Ilustrasi 3D Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1
149
Penyusunan RPKPP
Box 4-9 Keikutsertaan Dalam Kolokium
Pada bulan keeenam penyelenggaraan kegiatan, akan diselenggarakan Kolokium yang wajib diikuti oleh Tenaga Ahli Pendamping dan Pokjanis. Dalam rangkaian kegiatan RPKPP, kegiatan ini menjadi bagian proses monitoring dan evaluasi oleh Satker Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) provinsi dan penyelenggara di tingkat pusat terhadap proses penyusunan RPKPP. Definisi tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan kolokium ini secara rinci adalah sebagai berikut:
DEFINISI : Kegiatan monitoring dan pengendalian yang dilakukan oleh Satker Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) provinsi dan penyelenggara di tingkat pusat terhadap proses penyusunan RPKPP
TUJUAN : Memonitor pencapaian dari kegiatan penyusunan RPKPP yang dilakukan di setiap kabupaten/kota
METODE : Workshop dan Diskusi
LANGKAH – LANGKAH
: Menyiapkan materi paparan dan pembahasan capaian RPKPP yang meliputi bahan tayangan dan materi visualisasi yang telah disusun, serta dikoordinasikan bersama Tim Teknis Provinsi *)
Mengikuti kegiatan kolokium dengan memaparkan hasil-hasil penyusunan RPKPP kepada para pemangku kepentingan terkait
Merumuskan langkah perbaikan berdasarkan masukan terhadap pencapaian kegiatan RPKPP dari pelaksanaan kolokium
OUTPUT Kesamaan hasil dari produk RPKPP yang dihasilkan oleh tiap kabupaten/kota
Hasil evaluasi terhadap proses yang telah dilakukan
PENYELENGGARA : Direktorat Jenderal Cipta Karya
PESERTA : Semua perwakilan kabupaten/kota yang melakukan kegiatan penyusunan RPKPP. Perwakilan tersebut meliputi Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga ahli pendamping
BENTUK : Workshop
WAKTU PELAKSANAAN
: Dilakukan 1 (satu) hari pada akhir bulan ke-6 (enam) setelah SPMK (setelah dilakukan kegiatan penyusunan konsep, rencana, strategi dan program penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas) **) waktu pelaksanaan dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan kolokium pada kegiatan SPPIP dan ditentukan oleh koordinator pelaksana
TEMPAT PELAKSANAAN
: dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan kolokium pada kegiatan penyusunan SPPIP dan ditentukan oleh Koordinator Pelaksana
*) Catatan Koordinasi Bersama Tim Teknis Provinsi (Pra-Kolokium): Perlu dilakukan persiapan (Pra-kolokium) yang bertujuan untuk mempersiapkan seluruh substansi yang dipersyaratkan di dalam
kolokium. Pelaksanaan Pra-kolokium dilakukan secara koordinatif antara tim pokjanis di setiap kota/kabupaten bersama tim teknis provinsi.
150
Penyusunan RPKPP
Box 4-10 Ketentuan Penyelenggaraan Konsultasi Publik
Untuk memantapkan hasil yang telah dicapai, maka pada awal bulan ketujuh diselenggarakan kegiatan konsultasi publik. Kegiatan konsultasi publik ini adalah kegiatan penjaringan masukan terhadap muatan RPKPP yang dilakukan dalam bentuk konsultasi kepada pemangku kepentingan kabupaten/kota termasuk masyarakat calon penerima manfaat. Bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan konsultasi publik ini secara rinci adalah sebagai berikut:
TUJUAN : Untuk menjaring masukan terhadap konsep, rencana penanganan, dan rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas RPKPP untuk jangka waktu 5 tahun dan kawasan pembangunan tahap 1 pada pelaksanaan 1 tahun pertama
METODE : Pemaparan hasil dan diskusi terbuka
LANGKAH-LANGKAH
: Menyiapkan materi pemaparan dan pembahasan seluruh capaian kegiatan RPKPP, yang meliputi bahan tayang, dan materi visualisasi yang telah disusun
Memaparkan seluruh capaian kegiatan RPKPP Melakukan diskusi untuk mendapatkan masukan-masukan
terhadap muatan RPKPP Melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap capaian
kegiatan RPKPP berdasarkan masukan dari konsultasi
OUTPUT : Masukan terhadap pencapaian kegiatan RPKPP
PENYELENGGARA : Pokjanis
WAKTU PELAKSANAAN
: Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
TEMPAT PELAKSANAAN
: di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP
PESERTA : Kegiatan Konsultasi Publik melibatkan 40 (empat puluh) orang peserta dan pendukung. Peserta kegiatan antara lain mewakili unsur : Dinas/instansi tingkat kota/kabupaten yang membidangi
infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan Akademisi Perwakilan masyarakat kawasan permukiman prioritas RPKPP
(calon penerima manfaat)*
Pendukung kegiatan antara lain mewakili unsur : Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur
permukiman, permukiman, dan perencanaan Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga ahli pendamping
*Perwakilan masyarakat yang diundang dalam kegiatan ini perlu melibatkan perempuan
151
Penyusunan RPKPP
Gambar 4-13 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi
5 FINALISASI DAN SOSIALISASI
Kegiatan finalisasi dan sosialisasi merupakan kegiatan penyempurnaan produk-produk penyusunan RPKPP yang dihasilkan untuk disebarluaskan kepada pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan di kabupaten/kota yang bersangkutan. Lingkup kegiatan finalisasi dan sosialisasi ini mencakup 1 (satu) kegiatan, yaitu penyempurnaan rencana aksi program dan rencana pembangunan kawasan pengembangan tahap 1. Dari sisi waktu, lingkup kegiatan ini akan diselenggarakan selama 1 (satu) bulan. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup kegiatan finalisasi dan sosialisasi dapat dilihat pada Gambar 4-13.
TAHAPAN SOSIALISASI
KEGIATAN
PENYUSUNAN
O-5
O-6 O-7
KEGIATAN DISKUSI DISEMINASI
KONSULTASI
PUBLIK
FGD 3
Penyusunan Rencana
Penanganan Kawasan
Pengembangan Tahap 1
KOLOKIUM
4.4
PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.2
PENENTUAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.1
PERUMUSAN
KRITERIA &
INDIKATOR
PENENTUAN
KAWASAN
PEMBANGUNAN
TAHAP 1
4.3PERUMUSAN KONSEP
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.5
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED)
KAWASAN
5.1
PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI
PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 14 FINALISASI DAN SOSIALISASI5
DISKUSI
PARTISIPATIF PRA FGD 2
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
152
Penyusunan RPKPP
5.1 PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
Perbaikan dan penyempurnaan dari rencana aksi program, rencana pembangunan kawasan pengembangan tahap 1, dan rencana detail desain kawasan berdasarkan pada masukan dari berbagai diskusi, FGD, dan konsultasi publik
O-6 O-7
DISEMINASI
4.4
PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
4.5
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED)
KAWASAN
5.1
PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI
PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
TUJUAN Menyempurnakan hasil yang telah dicapai sehingga layak untuk dipublikasikan
METODE Studi literatur (desk study)
LANGKAH Melakukan rekapitulasi terhadap berbagai masukan dari semua pihak dalam tiap diskusi dan konsultasi publik;
Melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap rencana aksi program dan rencana pembangunan kawasan pengembangan tahap 1;
Melakukan penyempurnaan terhadap rencana detail desain (DED) kawasan;
Menyusun materi visualisasi RPKPP dalam bentuk leaflet, banner, poster, video dokumentasi dan bentuk visualisasi lainnya yang dianggap perlu; dan
Menyelenggarakan sosialisasi hasil RPKPP dalam bentuk diseminasi yang diselenggarakan dengan mengikuti ketentuan yang ada (Box 4-11)
153
Penyusunan RPKPP
OUTPUT Rencana aksi program dan rencana pembangunan kawasan pengembangan tahap 1 yang telah final dan siap untuk disebarluaskan;
Rencana detail desain kawasan; Materi visualisasi RPKPP yang
informatif, menarik dan mudah dimengerti; dan
Diseminasi hasil RPKPP
DURASI 4 minggu terhitung dari awal bulan ketujuh
Box 4-11 Ketentuan Penyelenggaraan Kegiatan Diseminasi
TUJUAN Kegiatan untuk mensosialisasikan seluruh hasil kegiatan dan produk RPKPP, serta rencana aksi program yang telah disepakati, kepada dinas/instansi terkait dan stakeholder/pemangku kepentingan daerah lainnya.
PENYELENGGARA Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis)
BENTUK Seminar
PESERTA 40 (empat puluh) orang peserta yang mewakili unsur:
perwakilan masyarakat (calon penerima manfaat)
Legislatif (DPRD kabupaten/kota)
Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan
Akademisi
WAKTU PELAKSANAAN
1 hari pada bulan ketujuh atau pada akhir kegiatan
TEMPAT PELAKSANAAN
di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP
xiii
Glossary
Analisis SWOT
Metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats) dalam suatu perencanaan pembangunan/ proyek
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
Rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, baik dalam lingkup Pemerintah Provinsi ataupun
Pemerintah Kota/Kabupaten.
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)
Rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat.
Bidang Cipta Karya
Bidang pembangunan yang terkait dengan permukiman, yang meliputi
penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum, penyehatan
lingkungan permukiman, dan pengembangan prasarana lingkungan
permukiman.
Community Based Participatory Approach (CPA)
Model pendekatan perencanaan penanganan kawasan dengan melibatkan
peranserta masyarakat pada umumnya bukan saja sebagai objek tetapi
sekaligus sebagai subjek.
Corporate Social Responsibility (CSR)
Bentuk tanggung jawab atau komitmen berkelanjutan dari suatu organisasi/
badan usaha untuk memberikan kontribusi terhadap pengembangan ekonomi
dan komunitas.
xiv
Diseminasi
Kegiatan menyerbarluaskan suatu pemikiran dan pemahaman yang ditujukan
kepada masyarakat luas agar mereka mendapatkan informasi dan kesadaran
untuk menerima dan akhirnya memanfaatkan dokumen SPPIP dan RPKPP
yang telah dihasilkan.
Diskusi Partisipatif
Diskusi intensif yang melibatkan peran aktif dari seluruh pemangku
kepentingan, terutama pihak yang terkena dampak pembangunan, mulai dari
proses identifikasi awal sampai dengan proses pengambilan keputusan.
Focus Group Discussion (FGD)
Diskusi terfokus dan mendalam dari sekelompok pihak yang berkepentingan
mengenai suatu topik tertentu
Implikasi Strategi
Dampak logis dari pelaksanaan strategi pada suatu wilayah atau kawasan
berdasarkan kondisi fisik, sosial, ekonomi masyarakat, kelembagaan,
pembiayaan, dan legal.
Infrastruktur Perkotaan
Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang berupa penyediaan air minum kota,
pengelolaan air limbah, sistem persampahan, sistem drainase kota, tata
bangunan dan lingkungan, penyediaan dan pemanfaatan prasarana sarana
jaringan jalan, jaringan jalan pejalan kaki, serta jalur evakuasi bencana.
Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Jaringan prasarana dan sarana berupa sistem penyediaan air minum, sistem
pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, sistem drainase,
jaringan jalan lingkungan serta penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan
sarana lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan permukiman di
perkotaan.
Indikator
Penetapan kriteria untuk mengukur dan menjamin terpenuhinya pencapaian
program atau kegiatan.
xv
Kawasan Permukiman
Bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan
perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan.
Kawasan Perkotaan
Wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan
fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi.
Kawasan Permukiman Prioritas
Kawasan permukiman yang disepakati oleh pemangku kepentingan di
kabupaten/kota sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dan
diprioritaskan pembangunannya dalam rangka mendorong pertumbuhan
kawasan ke arah yang direncanakan dan/atau menanggulangi masalah yang
mendesak.
Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis)
Perwakilan instansi pemerintah yang membidangi pembangunan permukiman
dan infrastruktur perkotaan di tingkat kabupaten/kota.
Kebijakan
Arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/ Daerah untuk mencapai
tujuan.
Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD)
Pedoman pengaturan dan rencana pengembangan kota yang merupakan
turunan dari Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN).
Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN)
Pedoman pengaturan dan rencana pengembangan perkotaan secara
nasional. Meliputi uraian tentang tujuan, visi, dan misi pengembangan
perkotaan secara nasional; isu, permasalahan, dan tantangan pengembangan
perkotaan; serta kebijakan dan strategi pengembangan perkotaan secara
nasional.
xvi
Kegiatan
Bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi
sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur, dan terdiri dari sekumpulan
tindakan pengerahan sumber daya baik sumber daya manusia, barang modal
termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau
kesemua jenis sumber daya tersebut, sebagai masukan untuk menghasilkan
keluaran dalam bentuk barang ataupun jasa.
Kriteria
Ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan dalam pemilihan
kawasan, dimana ukuran tersebut didasarkan pada tinjauan akademis dan
menjadi kesepakatan semua pihak yang terkait.
Kolokium
Pertemuan keahlian di antara para penyusun SPPIP dan RPKPP untuk dapat
saling belajar satu sama lain sehingga dapat semakin memperkaya hasil yang
dicapai.
Konsultasi Publik
Suatu mekanisme pembahasan dengan melibatkan masyarakat luas agar
semua pemangku kepentingan di suatu kota/kabupaten dapat diberdayakan
dan dikembangkan kemampuannya untuk memberikan peran aktif dan
dinamis dalam proses pengambilan keputusan dan perumusan SPPIP dan
RPKPP yang secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh kepada
kehidupan mereka.
Konsep Penanganan
Kerangka imajiner yang menggambarkan upaya penanganan kawasan
berdasarkan potensi dan persoalan eksisting.
Koordinator Wilayah (Korwil)
Tim di lingkungan Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal
Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum yang bertanggung jawab terhadap
kualitas penyelenggaraan penyusunan SPPIP dan RPKPP dan memberikan
pendampingan/ pembinaan kepada kota/kabupaten yang sedang melakukan
proses penyusunan SPPIP dan RPKPP berdasarkan Surat Keputusan Direktur
Pengembangan Permukiman.
xvii
Millenium Development Goals (MDGs)
Sasaran pembangunan internasional hasil kesepakatan dari 189 negara
anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan 23 organisasi internasional
yang harus dicapai pada tahun 2015. Sasaran pembangunan tersebut adalah
(1) memberantas kemiskinan dan kelaparan; (2) ketercapaian pendidikan
dasar untuk semua golongan (2) mendorong kesetaraan jender dan
pemberdayaan perempuan; (4) menurunkan angka kematian anak; (5)
meningkatkan kesehatan ibu; (6) memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit
menular lainnya; (7) memastikan kelestarian lingkungan hidup; (8)
mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
Perumahan
Kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian yang dilengkapi prasarana, sarana, dan utilitas lingkungan.
Permukiman
Bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan
perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan (terkait dengan adanya jalinan ekonomi,
sosial, politik, dan budaya)
Penataan Ruang
Suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
Perencanaan Pembangunan
Suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan
berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/ daerah dalam jangka
waktu tertentu.
Pemangku Kepentingan
Pihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak
dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
xviii
Perencanaan
Suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui
urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Program
Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan
oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta
memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan
oleh instansi pemerintah.
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
Tindak lanjut dari SPPIP berupa rencana aksi program untuk penanganan
permasalahan permukiman dan pembangunan infrastruktur permukiman pada
kawasan permukiman prioritas.
Rencana Aksi Program
Rencana operasional terhadap penanganan kawasan permukiman prioritas
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan didetailkan pada program tahunan/ 1
(satu) tahun.
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kota/ kabupaten yang
dilengkapi dengan peraturan zonasi kota/ kabupaten. RDTR disusun untuk
bagian dari wilayah kota/ kabupaten yang merupakan kawasan perkotaan
dan/atau kawasan strategis kota atau kawasan strategis kabupaten.
Rencana Induk Sistem
Dokumen perencanaan pembangunan infrastruktur di daerah, khususnya
dalam Bidang Cipta Karya
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
(RP3KP)
Dokumen perencanaan yang merupakan jabaran pengisian rencana pola
ruang perumahan dan kawasan permukiman dalam RTRW, serta memuat
skenario penyelenggaraan pengelolaan bidang perumahan dan kawasan
permukiman yang terkoordinasi dan terpadu secara lintas sektoral dan lintas
wilayah administrasi.
xix
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Rencana penyelenggaraan pembangunan prasarana dan sarana permukiman
kota/kabupaten yang disusun dengan keterpaduan penanganan fisik dan
bukan fisik untuk mendukung perwujudan wilayah perkotaan yang bersifat multi
sektor, multi tahun, dan multi sumber pembiayaan.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Dokumen perencanaan pembangunan untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk
mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan,
serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan,
rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan
pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan
pengembangan lingkungan/ kawasan.
Rencana Tata Ruang (RTR)
Hasil perencanaan tata ruang, yang dapat diklasifikasikan menjadi Rencana
Umum Tata Ruang dan Rencana Rinci Tata Ruang.
1. Rencana Umum Tata Ruang disusun menurut wilayah adminsitrasi
pemerintahan karena kewenangan mengatur pemanfaatan ruang dibagi
sesuai dengan pembanguan administrasi pemerintahan, seperti Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional, Provinsi dan Kota/Kabupaten
2. Rencana Rinci Tata Ruang disusun sebagai perangkat operasional rencana
umum tata ruang dan/ atau disusun apabila rencana umum tata ruang
belum dapat dijadikan dasar dalam pemanfaatan ruang/ pengendalian
pemanfaatan ruang. Seperti Rencana Tata Ruang Pulau, Rencana Tata
Ruang Kawasan Strategis, dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Kota/Kabupaten
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRW Kabupaten/Kota)
Rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah kabupaten/kota, yang
merupakan penjabaran dari RTRW provinsi, dan yang berisi tujuan, kebijakan,
strategi penataan ruang wilayah kabupaten/kota, rencana struktur ruang
wilayah kabupaten/kota, rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota,
penetapan kawasan strategis kabupaten/kota, arahan pemanfaatan ruang
xx
wilayah kabupaten/kota, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten/kota.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Cipta Karya
Dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur bidang Cipta
Karya dalam periode lima tahun, dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/swasta, yang mengacu pada
rencana tata ruang untuk menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakat
yang berkualitas dan mewujudkan pembangunan infrastruktur cipta karya yang
berkelanjutan.
Satuan Kerja Bidang Cipta Karya
Bagian dari unit kerja Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan
Umum di tingkat provinsi yang melaksanaan kegiatan dari program Bidang
Cipta Karya.
Strategi
Langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi
dan misi. Strategi setidaknya memenuhi beberapa hal sebagai berikut
Mampu merespon semua target yang ada
Mengadopsi harapan dan kepentingan dari semua kelompok pemangku
kepentingan yang relevan
Tidak menimbulkan konflik
Keputusan-keputusan yang diambil terkait dengan strategi saling
memperkuat satu sama lain
Memiliki keterkaitan dengan lingkungannya
Dapat direalisasikan
Berjalan sesuai dengan hasil maupun dampak lainnya sebagaimana yang
diinginkan
Strategi Pengembangan Kota
Strategi skala kota yang mengarahkan pengembangan dan pembangunan
kota secara keseluruhan untuk mencapai harapan, cita-cita, dan target yang
diinginkan.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Strategi yang digunakan sebagai pedoman dalam pembangunan kawasan
permukiman dan infrastruktur permukiman di perkotaan yang penyusunannya
xxi
mengacu, menyelaraskan, dan mengintegrasikan kebijakan pembangunan
dan pengembangan kota secara komprehensif
Sosialisasi
Kegiatan atau upaya untuk menyebarluaskan wawasan SPPIP dan RPKPP
sebagai alat untuk mengarahkan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan berbasis kawasan yang lebih terpadu.
Tim Teknis Provinsi
Tim pendamping penyusunan SPPIP dan RPKPP yang terdiri dari instansi
pemerintah yang membidangi pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan di tingkat provinsi.
xxii
Daftar Pustaka
BUKU
David, Fred R. 2009. Strategic Management: Manajemen Strategis Konsep. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Heene, Aimed dan Desmidt, Sabastian. 2010. Manajemen Strategik Keorganisasian
Publik. Terjemahan. Bandung: PT. RefikaAditama.
Luwihoni, Slamet dkk. 2006. Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif untuk Good
Governance. Bandung: Forum Pengembangan Partisipasi Masyarakat (FPPM)
Solihin, Dadang. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi,
Tahapan, dan Proses. Bahan Tayangan Diklat Perencanaan Pembangunan
Ekonomi Daerah. Jakarta: Badiklat Depdagri. Diunduh dari
http://www.slideshare.net/DadangSolihin/perencanaan-pembangunan-daerah-
konsep-strategi-tahapan-dan-proses pada tanggal 14 Februari 2011.
PERATURAN PERUNDANGAN
UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
UU No. 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Peraturan Pemerintah (PP) No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 14 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang
Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendari) No. 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo.
Permendagri No. 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah
xxiii
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 15/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 16/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 17/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 02/PRT/M/2010 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014
Surat Edaran (SE) Direktur Jenderal Cipta Karya No. 02/SE/DC/2011 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Program dan Anggaran Direktorat Jenderal Cipta Karya
Surat Edaran (SE) Direktur Jenderal Cipta Karya No. 03/SE/DC/2010 tentang Rencana
Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2010-2014
xxiv
Annex
ANNEX 1. OUTLINE DOKUMEN SPPIP DAN RPKPP
Outline Dokumen SPPIP
BAGIAN SUBSTANSI
BAGIAN I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
2 Tujuan dan Sasaran
3 Ruang Lingkup
4 Kedudukan SPPIP dalam Dokumen Perencanaan Daerah
5 Rangkuman proses penyusunan SPPIP (proses, waktu, dan hasil ringkas pelaksanaan Sosialisasi, Konsolidasi, Pra FGD dan FGD dll)
BAGIAN II
KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
1 Kajian Arahan Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkotaan kabupaten/kota
(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)
2 Kajian Arah Pengembangan Pembangunan Perkotaan kabupaten/ kota
(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)
3 Kajian Arah Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)
.
xxv
BAGIAN SUBSTANSI
BAGIAN III
POTENSI DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
1 Kondisi Eksisting Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman perkotaan
(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)
2 Isu-isu strategis Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)
3 Potensi, Permasalahan, Tantangan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)
4 Kebutuhan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)
BAGIAN V
TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
1 Tujuan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
2 Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
BAGIAN IV
KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
1 Rangkuman Proses Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas
2 Kajian Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas
3 Profil Kawasan Permukiman Prioritas dan Kebutuhan Pembangunan Kawasan
(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:5.000)
BAGIAN VI
STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
1 Rangkuman Proses Perumusan Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
2 Hasil Analisis Korelasi Strategi Pembangunan Permukiman dan Kebutuhan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Dalam Skema Manajemen Pembangunan Perkotaan
xxvi
BAGIAN SUBSTANSI
3 Hasil Analisis Konsekuensi atau Implikasi Penerapan Strategi dan Identifikasi Dampak Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
4 Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala kota/ kabupaten
(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)
5 Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala kawasan
(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:5.000)
6 Analisis Dampak Penerapan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
xxvii
Outline Dokumen RPKPP
BAGIAN SUBSTANSI
BAGIAN I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
2 Tujuan dan Sasaran
3 Ruang Lingkup
4 Kedudukan RPKPP dalam Dokumen Perencanaan Daerah
5 Rangkuman proses penyusunan RPKPP (proses, waktu, dan hasil ringkas pelaksanaan Sosialisasi, Konsolidasi, Pra FGD dan FGD dll)
BAGIAN II
KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
1 Kajian Arahan Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkotaan Kabupaten/Kota Dalam Lingkup Kawasan Permukiman Prioritas / berdasarkan SPPIP
(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta)
2 Kajian Arah Pengembangan Pembangunan Perkotaan kabupaten/ kota
(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)
3 Kajian Arah Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)
BAGIAN III
POTENSI DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
1 Kajian mikro kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan SPPIP
(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:5.000)
2 Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan pada Kawasan Permukiman Prioritas
(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:5.000)
3 Kebutuhan Penanganan Kawasan permukiman prioritas
(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:5.000)
BAGIAN IV
KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN
1 Konsep dan Rencana Penanganan Kawasan
(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:5.000)
2 Rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan pada kawasan permukiman prioritas selama 5 tahun berikut pentahapannya
(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:5.000)
xxviii
BAGIAN SUBSTANSI
3 Kajian Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap1 (Matriks)
4 Konsep dan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1
(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:1.000)
BAGIAN V
RENCANA DETAIL DESAIN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1
1 Rencana Detail Desain (Detailed Engineering Design/DED) Kawasan Pembangunan Tahap 1
(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta/siteplan kawasan dengan skala minimal 1:1.000 serta ilustrasi 3D kawasan)