bolehkah mendirikan yayasan dakwah

27
1 BOLEHKAH BOLEHKAH BOLEHKAH BOLEHKAH MENDIRIKAN MENDIRIKAN MENDIRIKAN MENDIRIKAN YAYASAN YAYASAN YAYASAN YAYASAN DA DA DA DAWAH WAH WAH WAH? (TANGGAPAN ATAS TANGGAPAN ATAS TANGGAPAN ATAS TANGGAPAN ATAS FATWA SYAIKH YAHYA FATWA SYAIKH YAHYA FATWA SYAIKH YAHYA FATWA SYAIKH YAHYA AL AL AL AL- - -HAJURI HAJURI HAJURI HAJURI) : Ditulis Oleh dr. M Faiq Sulaifi dr. M Faiq Sulaifi dr. M Faiq Sulaifi dr. M Faiq Sulaifi *) *) *) *) Gratis Gratis Gratis Gratis – Untuk kalangan Salafiyyin sendiri Untuk kalangan Salafiyyin sendiri Untuk kalangan Salafiyyin sendiri Untuk kalangan Salafiyyin sendiri

Upload: abdul-haq

Post on 11-Jun-2015

568 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Berita tentang ‘najwa’ didapati dalam banyak ayat Al-Quran. Begitu pula berbagai macam organisasi24 –dengan segala bentuk kesederhanaannya- didapati pada masa salafush shalih dengan jalan penukilanyang melebihi mutawatir. Sehingga orang yang mengingkari berita ini terancam untuk tidak bisa diambililmunya.25 Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata:فالمعتمد أن الذي ترد روايته من أنكر أثرا متواترا من الشرع معلوما من الدين بالضرورة وكذا من اعتقد عكسه“Pendapat yang dapat dijadikan sandaran adalah bahwa orang yang ditolak periwayatannya adalahorang yang mengingkari atsar yang mutawatir dari syari’at yang diketahui dari ad-dien ini secara pasti,begitu pula orang yang meyakini sebaliknya.” (Nukhbatul Fikr: 4).Kiranya jelas bagi para pembaca sekalian, semoga menjadikan pencerahan bagi kita semua. SemogaAllah Ta’ala selalu memberikan bimbingan, hidayah, taufiq, pada kita sekalian, sehingga selalu menetapikebenaran dan menjauhi kesesatan. Semoga Allah Ta’ala memberkahi kita semuanya.Wallahu a’lam bish shawab.

TRANSCRIPT

Page 1: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

1

BOLEHKAH BOLEHKAH BOLEHKAH BOLEHKAH MENDIRIKAN MENDIRIKAN MENDIRIKAN MENDIRIKAN YAYASANYAYASANYAYASANYAYASAN DADADADA’’’’WAHWAHWAHWAH????

(TANGGAPAN ATAS TANGGAPAN ATAS TANGGAPAN ATAS TANGGAPAN ATAS FATWA SYAIKH YAHYA FATWA SYAIKH YAHYA FATWA SYAIKH YAHYA FATWA SYAIKH YAHYA

ALALALAL----HAJURIHAJURIHAJURIHAJURI)

:Ditulis Oleh

dr. M Faiq Sulaifidr. M Faiq Sulaifidr. M Faiq Sulaifidr. M Faiq Sulaifi *)*)*)*)

Gratis Gratis Gratis Gratis –––– Untuk kalangan Salafiyyin sendiri Untuk kalangan Salafiyyin sendiri Untuk kalangan Salafiyyin sendiri Untuk kalangan Salafiyyin sendiri

Page 2: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

2

PENDAHULUAN

Ketika saya membaca sebuah situs yang beralamat: http://jumiyyah.wordpress.com/hukum-

mendirikan-yayasan-dan-organisasi-untuk- dakwah/, saya terperanjat dan kaget dengan sebuah tulisan

tentang fatwa Syaikh Yahya Al-Hajuri tentang:

Hukum mendirikan yayasan dan organisasi untuk dakwah Syaikhuna Yahya bin Ali Al Hajuri ditanya … Soal : Apa hukum mendirikan yayasan atau organisasi untuk menyebarkan da`wah salafiyyah?

karena di negeri kami kalau yayasan atau organisasi ini tidak berdiri maka

kebanyakan orang tidak tertarik kepadanya bahkan mereka menuduhnya sebagai da`wah

yang sesat. Maka sebagian da`i mendirikannya untuk kesinambungan da`wah ini.

Jazakumullahu Khairan. Jawab :

Saya katakan kepadamu wahai saudaraku ajarkanlah pelajaran di masjid dan tetaplah di

dalamnya walaupun sendiri. Barangsiapa yang datang kepadamu di atas kebaikan dan

sunnah dan walaupun hanya sepuluh orang bersamamu dan kamu ajari mereka kitab dan

sunnah maka engkau dianggap sebagai da`i yang beruntung dan berhasil. Demi Allah sepuluh orang yang datang kepadamu dan kamu mengajari kitab Allah dan

sunnah Rasulullah shallallahu `alaihi wa aalihi wa sallam kepada mereka dan mereka

keluar sebagai ulama dan da`i maka sesungguhnya engkau beruntung. Tinggalkanlah

keinginan mencari pengikut yang banyak dan mengumpulkan pengikut dari sana dan sini

dengan alasan orang awwam berkata demikian mereka menginginkan demikian dan mereka

menyukai demikian. Wahai saudaraku, orang-orang awwam sangat butuh pengarahan untuk diri mereka sendiri

bukanlah mereka yang mengarahkanmu dan menguasaimu, sebaliknya kamulah yang harus

menjelaskan kepada mereka bahwa belajar agama di masjid adalah lebih utama. Dan

bahwasanya kita salafiyyun tidak butuh terhadap organisasi, karena organisasi ini

tidaklah mendatangkan sesuatu bagi manusia kecuali percekcokan, penyakit, perpecahan

dan perselisihan serta menyempitkan dada. Rasulullah Shallalahu `alaihi wa aalihi wa sallam bersabda:

� ��� رد« �� �� أ��ث � أ��� ه�ا «

“Barangsiapa yang mengada-ada dalam perkara agama kami ini maka yang ia bukan bagian

darinya maka ia tertolak” (Hadist Aisyah Radiyallahu `anha Riwayat Al-Bukahri (2697)

dan Muslim (1718))

Demi Allah ketetapan dan kondisi perkara ini di zaman Rasulullah shallallahu

`alaihi wa aalihi wa sallam sudah ada. Ustman bin Affan radhiyallahu `anhu dia

adalah golongan hartawan, Abdurrahman bin `Auf radhiyallahu `anhu ia adalah golongan

hartawan dan Abu Thalhah setelah itu menjadi golongan hartawan juga dan sejumlah

hartawan dari shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di sisi mereka ada

Ashaabus Suffah. Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi shodaqoh maka beliau

mengirimkan shodaqoh itu kepada mereka sebagaimana riwayat dari Abu Hurairah

(diriwatkan Al-Bukhari 6452) dan jika beliau diberi hadiah maka beliau mengambil

sebagiannya kemudian beliau memberikan kepada mereka dan beliau tidak berkata

“Berkumpullah kalian dan buatlah kotak infaq atau organisasi untuk Ashabus Suffah

dan yang semisal dengan Ashabus Suffah“. Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam ketika didatangi tamu maka beliau mengirim tamu itu kepada keluarga-keluarga

beliau, maka beliau tidak mendapatkan sesuatu kecuali air. Setiap istri beliau

berkata, “Demi Allah kami tidak memiliki sesuatu keculai air,” maka Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Siapa yang hendak menjamu tamu Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam?” maka dibawalah dia oleh salah seorang shahabat

beliau dan ia diberi makan makanan anak kecil. (Hadist tersebut di dalam As-

Shahihain dari hadist Abu Hurairah, Al-Bukhari 4889 dan Muslim 2094)

Janganlah salah satu diantara kalian merasa gentar dan takut untuk mengatakan

kebenaran. Demi Allah organisasi-organisasi ini tidaklah datang dari Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saya katakan ini dengan terus terang!! Ia tidaklah

datang kecuali dari orang-orang yang menganggap baik dalam agama mereka. Mereka

tidak memiliki syara’ yang benar yang mereka jalani di dalam agama mereka. Karena

itu mereka mendatangkan sesuatu dari mereka sendiri untuk mereka jalani seperti

Jam’iyyah Yunus, organisasi ini, organisasi itu. Adapun kita, maka agama kita adalah

agama rahmah dan agama kita adalah agama yang benar, memberi hak pada setiap yang

berhak mendapatkannya.

Page 3: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

3

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

»������ !�!����& آ� *(���ن& %�$�" ��.)/0 ��.)/ »ا

“Seorang mukmin dan mukmin yang lain ibarat bangunan. Yang mana sebagiannya

mengokohkan sebagian yang lain.” (Hadits Abu Musa Al Asy’ari, Bukhari 481 dan Muslim

2585)

»��123 < �= :�2ا�!/�&67 و�:��اد>ه67 و�:��89�2&67 آ/�45& ا�.)/ 45 ا«

“Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam menyayangi dan mencintai sesama

mereka seperti satu jasad.” (Muttafaqun ‘alaihi dari hadits Nu’man bin Basyir)

Sedangkan agama kita adalah agama yang mensyariatkan zakat, sedekah, dan berbuat

baik kepada orang tua dan memberi hak tetangga, hak persaudaraan dan memuliakan

tamu, maka kita tidak butuh terhadap organisasi semacam ini. Kita berjalan di atas

jalan salaf kita –rahimahumullah-. (Al As’ilah Al Indonisiah, 25 Jumadi Tsaniyah

1424 H)

Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya -selaku anak- kepada Asy-Syaikh Yahya Al-Hajuri selaku

orang tua, saya katakan: Fatwa tersebut di atas (bahwa mendirikan yayasan da’wah adalah bid’ah)

adalah syaadz (ganjil) karena bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunnah serta keterangan salafus

shalih.

Silakan simak baris-baris tulisan saya berikut ini.

Page 4: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

4

BAB I. BAB I. BAB I. BAB I. PENGERTIAN PENGERTIAN PENGERTIAN PENGERTIAN

ORGANISASIORGANISASIORGANISASIORGANISASI DAN RAGAMNYA DAN RAGAMNYA DAN RAGAMNYA DAN RAGAMNYA

Para pembaca yang budiman, kiranya saya perlu menerangkan tentang pengertian dari organisasi.

Di dalam buku “DASAR-DASAR ADMINISTRASI KESEHATAN MASYARAKAT” 1 dijelaskan tentang unsur

pengertian organisasi2 yaitu:

• Organisasi merupakan wadah sekelompok orang

• Dalam wadah tersebut terdapat proses kerjasama

• Dalam wadah tersebut terdapat kedudukan dan tugas yang jelas dari para anggotanya

• Wadah tersebut dibentuk dengan suatu tujuan yang jelas dan

• Bersifat legal aspect, atau ikatan hukum/formal

Dalam perkembangannya organisasi akan mengalami berbagai macam nama seperti yayasan, majelis,

klub, perserikatan, dewan, komite, panitia, lajnah, forum dan sebagainya.

Organisasi sendiri termasuk bagian dari administrasi. Administrasi memiliki 2 unsur:

1. Unsur statis yang berupa organisasi

2. Unsur dinamis yang berupa manajemen.3

I.1. Hubungan Antara Organisasi dengan Al-Islam

Allah Azza wajalla menjelaskan tentang tujuan-tujuan yang diperbolehkan dalam mendirikan

perkumpulan atau organisasi :

الله مرضاة ابتغاء ذلك يفعل ومن الناس بين إصلاح أو معروف أو بصدقة أمر من إلا نجواهم من كثري في خير لافوفس يهتؤا نرا أجيمظع

“Tiada kebaikan dari najwa mereka kecuali dari orang yang memerintahkan shadaqah atau perkara

kebaikan atau memperbaiki diantara manusia. Barangsiapa yang berbuat demikian dalam rangka

mencari ridla Allah maka Kami akan memberinya pahala yang besar.” (QS. An-Nisa’: 114).

Makna “An-Najwa” menurut kesimpulan Al-Imam Ibnu Jarir adalah “Al-Mutanaajuun” (kumpulan orang

yang berbisik-bisik, pen). (Tafsir Ath-Thabari: 9/204).

Al-Imam Asy-Syaukani berkata: “An-Najwa adalah rahasia antara 2 orang atau jamaah (kumpulan

orang, pen).” (Fathul Qadir: 2/214).4

1 Tulisan dosen saya dr. Subur Prayitno, MS terbitan Airlangga University Press, tahun 1997 halaman 10

2 Merujuk kepada ahli dunia di dalam pembahasan masalah duniawi adalah sesuatu yang mubah. Untuk mengerti definisi

organisasi kita perlu merujuk kepada pakar manajemen dan administrasi. Untuk mengerti hakekat internet dan computer

kita bisa merujuk pakar informatika, untuk mengerti masakan bisa merujuk pakar kuliner. Begitu pula Rasulullah shallallahu

alaihi wasallam ketika membahas perkawinan bunga kurma merujuk kepada para petani dengan menyatakan:

د���آ� ���� أ��� أ���“Kalian lebih mengerti urusan dunia kalian.” (HR. Muslim: 4358).

3 Ibid, hal 2

4 Pada asalnya ‘najwa’ merupakan perkumpulan rahasia yang diadakan oleh orang-orang kafir untuk membikin makar

terhadap dakwah para nabi alaihimusssalam. Di antaranya adalah Darun-Nadwah yang dibentuk oleh dedengkot kafir

Makkah untuk membendung dakwah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di Makkah. Allah berfirman:

تبصرون وأنتم السحر أفتأتون مثلكم بشر إلا هذا هل ظلموا الذين النجوى وأسروا قلوبهم لاهية

Page 5: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

5

Bahkan menurut sebagian mufassirin seperti Imam Az-Zujaj bahwa An-Najwa adalah pembicaraan

jamaah (sekelompok orang) yang bersendirian atau 2 orang baik secara rahasia atau terang-terangan.

(Fathul Qadir: 2/214).5

Maka dari ayat di atas dapat diambil faedah bahwa mendirikan perkumpulan itu diperbolehkan jika

bertujuan untuk memerintahkan sadaqah, atau amar ma’ruf dan nahi munkar atau memperbaiki antara

manusia.6

I.2 Organisasi di kalangan Umat Nabi Luth ‘alaihis salam

Kaum Luth dulu juga memiliki perkumpulan atau semacam klub. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

أئنكم لتأتون الرجال وتقطعون السبيل وتأتون في ناديكم المنكر فما كان جواب قومه إلا أن قالوا ائتنا بعذاب الله إن نيقادالص نم تكن

“(Nabi Luth alaihis salam berkata:) “Adakah kalian mendatangi laki-laki (sodomi, pen), membegal dan

mendatangi kemungkaran di dalam Naadii (perkumpulan, pen) kalian? Maka tiada jawaban kaumnya

“Hati mereka dalam keadaan lalai, orang-orang zalim merahasiakan perkumpulan (seraya berkata): “Bukankah ia

(Muhammad) kecuali manusia seperti kalian? Apakah kalian mendatangi sihir dalam keadaan kalian bisa melihat.” (QS. Al-

Anbiya’: 3).

Begitu pula sebelum Firaun dan tukang sihirnya bertanding dengan Nabi Musa alaihissalam, ia membentuk semacam panitia

untuk membahas perkara tersebut. Allah berfirman:

المثلى بطريقتكم ويذهبا بسحرهما أرضكم من يخرجاكم أن يريدان لساحران هذان إن قالوا () النجوى وأسروا بينهم أمرهم فتنازعوا

“Maka mereka memusyawarahkan urusan mereka di antara mereka dan membentuk pertemuan rahasia. Mereka berkata:

“Sesungguhnya 2 orang ini (Musa dan Harun alaihimassalam) adalah 2 tukang sihir yang ingin mengusir kalian dari negeri

kalian dengan sihir dan melenyapkan agama kalian yang utama.” (QS. Thaha: 62-63).

Kemudian Allah subhanahu wata'ala membolehkan kaum mukminin untuk mendirikan perkumpulan rahasia dengan asas

ketaqwaan dan kebaikan. Allah berfirman:

تحشرون إليه الذي الله واتقوا والتقوى بالبر وتناجوا الرسول ومعصية والعدوان بالإثم تتناجوا فلا تناجيتم إذا آمنوا الذين أيها يا

“Wahai orang-orang yang beriman jika kalian ingin membuat pertemuan rahasia janganlah membuat pertemuan rahasia

atas dasar dosa, permusuhan dan maksiat kepada Ar-rasul akan tetapi buatlah pertemuan rahasia dengan asas kebaikan dan

taqwa dan bertaqwalah kepada Allah yang mana kalian akan dipertemukan kepada-Nya.” (QS. Al-Mujadilah: 9).

5 Pendapat ini (yaitu makna ‘Najwa’ yang meliputi organisasi rahasia dan organisasi terang-terangan) lebih pantas untuk

dipilih. Pertama, dikarenakan ikhtilaf salaf dalam tafsir Al-Quran termasuk ikhtilaf tanawwu’. Kedua, Allah telah menjelaskan

panjang lebar tentang ‘najwa’ dalam surat Al-Mujadilah dari ayat 7 sampai ayat 13. Allah membuat contoh najwa yang berarti

organisasi terang-terangan dengan majelis ta’lim. Allah subhanahu wata'ala berfirman:

منكم آمنوا الذين الله يرفع فانشزوا انشزوا قيل وإذا لكم الله يفسح فافسحوا المجالس في تفسحوا لكم قيل إذا منواآ الذين أيها ياينالذوا وأوت لمالع اتجرد اللها ولون بممعت بريخ

“Wahai orang-orang yang beriman jika dikatakan kepada kalian: “Buatlah kelonggaran dalam majelis-majelis!” maka buatlah

kelonggaran niscaya Allah akan membuat kelonggaran untuk kalian. Dan jika dikatakan: “Silakan bangkit (dari tempat duduk

untuk memberi tempat kepada saudara kalian)!” maka bangkitlah kalian niscaya Allah akan mengangkat orang-orang yang

beriman di antara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat. Allah Maha Waspada terhadap perbuatan kalian.”

(QS. Al-Mujadilah: 11).

6 Termasuk dalam bab ini adalah pertemuan atau lajnah yang diadakan para Masyayikh Yaman di Ma’bar dan Hudaidah

dalam rangka meng-ishlah dan menyelesaikan konflik yang kemudian dikomentari –dengan tanpa ilmu- oleh Syaikh Yahya

dengan bid’ah atau muhdats. (Kemana Kalian akan Pergi dengan Fitnah ini: 20-21).

Page 6: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

6

kecuali mereka berkata: “Silahkan kamu datangkan siksa Allah kalau kamu termasuk orang yang jujur.”

(QS. Al-Ankabuut: 29).

Dalam ayat di atas terdapat lafadz ‘naadii’ yang memiliki shighat lain yaitu ‘nadwah’ yang berarti

perkumpulan atau klub.

Klub mereka adalah termasuk organisasi terlarang karena didalamnya dilaksanakan kemungkaran. Klub

tersebut juga bertentangan dengan isi surat An-Nisa ayat 114 di atas.

Para mufassirin memiliki bermacam-macam pendapat tentang kemungkaran yang dilakukan dalam

perkumpulan mereka. Menurut A’isyah radliayallahu anha, kemungkaran mereka adalah saling kentut

dan saling menertawakan. Sedangkan menurut Mujahid adalah bersiul-siul, bermain merpati, dan

sebagainya. Ada yang menyatakan adu ayam. (Silahkan lihat selengkapnya pada Tafsir Ibnu Katsir:

6/276). Ini termasuk ikhtilaf tanawwu’, sehingga mungkin saja segala jenis kemungkaran dilakukan di

tempat itu.

I.3. Organisasi Ta’mir Masjid

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga membentuk organisasi ta’mir masjid. Ada yang ditunjuk

menjadi imam rawatib, imam badal, mu’adzdzin bahkan petugas kebersihan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

الله دنون عوتسلا ي بيل اللهي سف داهجر وم الآخواليو بالله نآم نام كمرالح جدسة المارمعو اجة الحقايس ملتعأجنيمالظال مي القودهلا ي اللهو

“Adakah kalian jadikan memberi minum jamaah haji dan keta’miran masjidil haram setara dengan orang

yang beriman kepada Allah dan hari akhir dan berjihad di jalan Allah? Tidak sama di sisi Allah. Allah tidak

menujuki orang-orang zhalim.” (QS. At-Taubah: 19).

Dari ayat di atas menunjukkan bahwa kegiatan memakmurkan masjid itu adalah suatu kebaikan

meskipun tidak dapat dibandingkan dengan berjihad di jalan Allah.

Suatu ketika Utsman bin Abil Ash radliyallahu anhu berkata kepada Rasulullah shallallahu alaihi

wasallam:

أ�8 إ����4، وا"�7 ��6&�45، وا12, �0ذ�� . ��-, ��+ أذا�( : ا'&�%! إ��م "��!، ���ل! �� ر��ل ا�( أ-�'( ا:1@=?، و<=%( ا:���,ي ، و;99( ا:�9آ�) أ'�ا

“Wahai Rasulullah! Jadikan saya imam dari kaum saya!” Beliau berkata: “Kamu imam mereka, ikutilah

orang yang paling lemah diantara mereka dan angkatlah seorang mu’adzin yang tidak meminta upah

atas adzannya.” (HR. Imam Lima, dihasankan oleh At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Hakim. Lihat

Bulughul Maram hadits: 211).

Organisasi ta’mir ini memiliki legal aspect karena disetujui dan ditunjuk oleh Rasulullah shallallahu

alaihi wasallam sebagai pemerintah.

I.4. Organisasi Dagang

Ini disebut juga kongsi atau syirkah. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata:

لكفت كذل عله مأو حفتي قداء ، واله ذفحت قداء ، وكون الرسله ور أوبكساء ، ور الركسة ومجعح المركة بفتالشوا من الاختلاط لتحصيل الربح ، وقد تحصل بغير قصد ما يحدث بالاختيار بين اثنين فصاعد: وهي شرعا . أربع لغات

ث420 ص>ج: فتح الباري.(كالإر(

Page 7: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

7

“Asy-Syirkah dengan fathah syien dan kasrah ra’ atau kasrah syien dan sukun ra’. Kadang-kadang huruf

haa’ dibuang atau fathah syien dan membuang haa’. Ada 4 logat. Pengertiannya secara syar’I adalah

sesuatu yang terjadi dalam keadaan bebas (tidak terpaksa) antara 2 orang atau lebih yang berbentuk

percampuran untuk menghasilkan keuntungan (laba). Dan kadang-kadang tidak sengaja seperti harta

waris.” (Fathul Bari: </420).

ةيندبالم هماليع امقل طع و أوزي الغلوا فمإذا أر نيريعإن الأش لمسو هليع لى اللهص بيى قال قال النوسأبي م نعف مهنيب وهمساقت ثم داحب وي ثوف مهدنا كان عوا معمج مهنا مأني ونم مفه ةويبالس داحاء ورواه (ي إن

)2306:البخاري

Dari Abi Musa radiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Bersabda Nabi shallallahu alaihi wasallam: “Sesungguhnya

orang-orang dari Kabilah Asy’ariyyin jika kehabisan bekal dalam peperangan atau stok makanan

keluarga mereka telah menipis di Madinah maka mereka mengumpulkan sisa makanan yang ada pada

mereka dalam satu baju kemudian mereka membagikannya diantara mereka dalam satu wadah dengan

sama. Mereka adalah bagian dariku dan aku bagian dari mereka.” (HR. Bukhari: 2306, Muslim: 4556,

Al-Baihaqi dalam As-Sunanul Kubra: 10/132, An-Nasa’I dalam As-Sunanul Kubra: 5/24<).

Selain syirkah kita juga mengenal organisasi dagang yang disebut muzara’ah dalam pertanian.

عن عبد الله رضي الله عنه قال: رواه البخاري(أعطى رسول الله صلى الله عليه وسلم خيبر اليهود أن يعملوها ويزرعوها ولهم شطر ما يخرج منها

231@(

Dari Abdullah RA, ia berkata: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyerahkan tanah Khaibar agar

digarap oleh orang-orang Yahudi dan mereka mendapat separuh dari hasil panennya.” (HR. Bukhari:

231@, Muslim: 2@9@, Abu Dawud: 2960, An-Nasa’i: 3@6@).

I.5. Organisasi Dakwah Ketika memasuki tahun kelima dari masa kenabian, cobaan dan himpitan dari kaum musyrikin Quraisy

semakin hebat. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengambil langkah strategis.

Al-Allamah Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfuri menyatakan:

:اختذ رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم خطوتني حكيمتني كان هلما أثرمها يف تسيري الدعوة وحتقيق اهلدف، ومها . ـ اختيار دار األرقم بن أيب األرقم املخزومى مركزا للدعوة ومقرا للتربية 1 )110 ص1ج:الرحيق املختوم.(ـ أمر املسلمني باهلجرة إىل احلبشة 2

“Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengambil 2 langkah yang bijaksana yang memiliki

pengaruh dalam kelancaran da’wah dan pencapaian tujuan, yaitu:

1. Memilih rumah Al-Arqam bin Abil Arqam Al-Makhzumi RA sebagai markas da’wah dan tempat

pendidikan.

2. Memerintahkan kaum muslimin untuk berhijrah ke negeri Habasyah. (Ar-Rahiqul Makhtum:

1/110).

Rumah tersebut terletak pada dasar bukit Shafa yang jauh dari pengamatan para thaghut kafir Quraisy.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memilihnya untuk mengumpulkan kaum muslimin secara

rahasia7dan membacakan kepada mereka Al-Quran dan As-Sunnah. (Ar-Rahiqul Makhtum: 1/110).

Setelah memasuki periode madinah kaum muslimin sudah dapat melaksanakan agama mereka dengan

kuat tanpa gangguan maka organisasi rahasia seperti Darul Arqam sudah tidak diperlukan lagi.

Maka dibentuklah organisasi yang berupa majelis ta’lim di masjid-masjid dengan bentuk organisasi

jahriyah. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

7 Tahap ini sudah memasuki tahap da’wah jahriyyah. Maksudnya Rasulullah SAW menjahrkan da’wahnya sedangkan para

sahabat tetap menyebarkan islam kepada keluarga mereka secara sembunyi-sembunyi.

Page 8: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

8

مهتيغشة وينكالس همليع لتزإلا ن مهنيب هونساردتيو الله ابتلون كتالى يعت الله وتيب نم تيي بف مقو عمتا اجم هدنع نيمف الله مهذكركة ولائالم مهفتحة ومح1243: وأبو داود>6@4: لمه مسروا(الر(

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di suatu rumah dari rumah-rumah Allah ta’ala, membaca kitabullah

dan saling mempelajarinya diantara mereka kecuali turunlah ketenangan kepada mereka, rahmat

melingkupi mereka, malaikat mengelilingi mereka dan Allah menyebut mereka termasuk orang-orang

yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim: 4@6< dan Abu Dawud: 1243).

Asy-Syaikh Al-Faqih Ibnu Utsaimin memberi contoh hadits di atas dengan Halaqah Tahfidzil Quran.

(lihat Syarh Riyadlus Shalihin hadits 1023).

Bahkan tidak hanya tahfidzil Quran saja tetapi meliputi kajian tafsir, hadits, fiqih dan sebagainya. Dari

Anas bin Malik radliyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إذا مررتم برياض الجنة فارتعوا قالوا وما رياض الجنة قال حلق الذكر

“Kalau kalian berjalan bertemu dengan taman-taman surga maka silahkan menggembalakan!” Mereka

bertanya: “Apakah taman-taman surga?” Beliau menjawab: “Halaqah Dzikir.” (HR. Ahmad: 12065, At-

Tirmidzi: 3432, ia nyatakan hadits hasan gharib, Ath-Thabrani dalam Al-Kabir: 9/305, dan dihasankan

oleh Al-Imam Al-Albani dalam Ash-Shahihah:2562).

Imam Atha’ berkata: “Adz-Dikr adalah majelis halal dan haram, bagaimana kamu jual beli, kamu shalat,

puasa, haji dan menikah.” (Kifayatul Akhyar: 1/@).

Lafadz ‘kaum’ pada hadits di atas adalah menunjukkan umum karena ia isim nakirah yang jatuh setelah

nafi. Sehingga meliputi perorangan atau kumpulan baik secara spontan maupun secara terorganisir.

Demikianlah bentuk organisasi da’wah di jaman Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat

radliyallahu anhum setelah hijrah ke Madinah yang berupa majelis ta’lim. Organisasi tersebut bersifat

jahriyah (terang-terangan), menda’wahkan Al-Quran dan As-Sunnah.

Setelah jaman para sahabat radliyallahu anhum, organisasi ini semakin kompleks karena peserta majelis

ta’lim semakin membludak. Maka selain sudah ada syaikh yang menyampaikan hadits, juga dibutuhkan

al-mumli yaitu juru dikte untuk meneruskan suara Syaikh yang tidak dapat didengar oleh peserta yang

jaraknya jauh.

إن الناس كثري ال يسمعون ، قال أمسعهم أنت ،: فعن ابن عيينة أنه قال له أبو مسلم املستملي

Dari Ibnu Uyainah bahwa Abu Muslim al-Mustamli berkata kepadanya: “Sesungguhnya manusia (peserta

majelis ta’lim) bertambah banyak sehingga tidak bisa mendengar.” Maka beliau berkata: “Kalau begitu

kamu yang memperdengarkan (suara saya) kepada mereka.” (Tadribur Rawi: 1/304).

Ini mirip dengan yang terjadi di jaman kita. Ada panitia daurah bertugas menyiapkan sound system,

makalah, tasjilat dan perijinan.

Kemudian muncullah organisasi-organisasi rahasia yang diikuti oleh orang-orang yang memiliki

pemikiran khawarij untuk merongrong pemerintah yang sah. Amirul Mukminin Umar bin Abdil Aziz RA

berkata:

)313:سنن الدارمي.(ون بأمر دون عامتهم فهم على تأسيس الضاللةينتجإذا رأيت قوما

“Kalau kalian melihat kaum yang merahasiakan suatu urusan tanpa diketahui orang umum maka

mereka adalah mendirikan sebuah kesesatan.” (Sunan Ad-Darimi: 313).

Sehingga sudah menjadi ciri khas organisasi dari firqah sesat seperti khawarij yang bersifat tersembunyi

atau gerakan bawah tanah.

I.6. Organisasi Jihad

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga mengorganisasi jihad di jalan Allah. Kita kenal ghozwah dan

sariyyah. Ghozwah dipimpin langsung oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sedangkan pimpinan

sariyyah bukanlah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam secara langsung tetapi seseorang yang diangkat

oleh beliau.

Page 9: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

9

Sebagai contoh, pada perang badar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memimpin langsung jihad.

Zubair bin Al-Awwam radliyallahu anhu dan Miqdad bin Al-Aswad Al-Kindi radliyallahu anhu ditunjuk

sebagai pasukan berkuda (kavaleri). Beliau menyerahkan bendera (al-liwa’) kepada Mush’ab bin Umair

radliyallahu anhu, menyerahkan panji (ar-rayah) yang satu kepada Ali bin Abi Thalib radliyallahu anhu

dan yang lainnya (milik Anshar) kepada Sa’d bin Mu’adz radliyallahu anhu. Beliau juga menunjuk Basbas

bin Amr Al-Juhani radliyallahu anhu dan Adi bin Abir Raghba’ radliyallahu anhu menjadi mata-mata

untuk mengintai musuh. Urusan imam shalat di Madinah diserahkan kepada Abdullah bin Ummi

Maktum radliyallahu anhu sedangkan amil Madinah diserahkan kepada Abu Lubabah bin Abdul Mundzir

radliyallahu anhum. (Lihat secara lengkap kisahnya dalam Zaadul Ma’aad: 3/153).

Dan ciri khas dari suatu organisasi (terutama dalam masalah jihad) adalah adanya musyawarah, rapat

koordinasi atau briefing.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

نيكلوتالم بحي إن الله لى اللهكل عوفت تمزر فإذا عي الأمف مهاورشو

“Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu sudah bulatkan

tekat maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang

bertawakkal.” (QS. Ali Imran: 159).

Dan pada ghozwah-ghozwah berikutnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyempurnakan

organisasi ini berdasar kebutuhan. Diantaranya adalah ditambahkannya tim kesehatan. Tersebutlah

seorang perawat pertama dalam Islam yang bernama Rufaidah Al-Aslamiyah Al-Anshariyah.

حولوه عند امرأة يقال هلا رفيدة وكانت تداوي : وملا أصيب أكحل سعد يوم اخلندق فقيل: عن حممود بن لبيد قال اجلرحى

“Ketika kelopak mata Sa’d bin Mu’adz radliyallahu anhu terkena panah pada perang khandaq, orang-

orang berkata: “Pindahkan ia ke kemah seorang wanita yang bernama Rufaidah radliayallahu anha.

Dan adalah ia pandai merawat orang-orang yang terluka.” (Al-Ishabah fii Tamyiizis Shahabah: 3/4@<

dan Al-Hafizh menshahihkan sanadnya).

Organisasi jihad berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan semakin memadainya

system pencatatan. Pada masa setelah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yaitu masa kekhalifahan,

pasukan-pasukan yang ikut berjihad dihimpun dalam suatu organisasi yang disebut dengan Diwanul

Jundi (Dinas Ketentaraan).

Ibnul Manzhur dalam Mukhtashar Tarikh Damsyiq menyatakan:

وذكر املدائين أن وظيفة دمشق اليت وظفها معاوية أربع مئة ألف دينار، وهذا بعد صرف ما ال بد من صرفه يف ديوان واهللا . وهذا يدل على كثرة دخلها وعظم الربكة يف مستغلها. اجلند والوالة، وأرزاق الفقهاء واملؤذنني والقضاة

)24 ص1ج: ر تاريخ دمشقخمتص(.أعلم

“Al-Mada’ini menuturkan bahwa gaji kota Damaskus yang diterima oleh Mu’awiyah radliyallahu anhu

adalah 400 ribu dinar. Ini setelah dibagikan kepada bagian yang berhak dalam dinas ketentaraan, para

wali (kota), gaji fuqaha, para mu’adzin dan para qadli. Ini menunjukkan banyaknya pemasukan kota

Damaskus dan besarnya barakah dalam hasil buminya.” (Mukhtashar Tarikh Damsyiq: 1/24).

Sebenarnya khalifah yang pertama kali mengorganisasi Ad-Diwan adalah Umar bin Al-Khaththab

radliyallahu anhu.8 Semua penduduk dicatat berdasarkan alamat rumahnya. Pencatatan dimulai pada

8 Sebenarnya yang mengusulkan pembentukan Ad-Diwan adalah Khalid bin Al-Walid radliyallahu anhu. Ia telah melihat raja-

raja kafir di Syam mengembangkan system Ad-Diwan ini dan mengklasifikasi tentara mereka. Ini tidak menunjukkan bahwa

Umar radliyallahu anhu bertasyabbuh dengan orang-orang kafir akan tetapi masalah ini termasuk maslahat mursalah.

Page 10: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

10

Bani Hasyim kemudian Abu Bakar radliyallahu anhu dan kaumnya kemudian Umar radliyallahu anhu dan

kaumnya dan seterusnya. Setiap orang dari muhajirin yang ikut perang Badar mendapat uang

kesejahteraan sebesar 5 ribu dirham per tahun. Sedangkan masing-masing anshor yang ikut perang

Badar mendapat jatah 4 ribu dirham tiap tahun. (Lihat secara lengkap Al-Ahkamus Sulthaniyah karya

Abu Ya’la Al-Hanbali: 265-266).

Page 11: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

11

BAB II. PRAKTEK SALAFUS BAB II. PRAKTEK SALAFUS BAB II. PRAKTEK SALAFUS BAB II. PRAKTEK SALAFUS

SHALIH SHALIH SHALIH SHALIH & TANGGAPAN TANGGAPAN TANGGAPAN TANGGAPAN

2.1 Panitia-Panitia di Era Khulafa’ur Rasyidin

Diantaranya adalah panitia syura yang dibentuk oleh Amirul Mukminin Umar bin Khaththab radliyallahu

anhu menjelang ajalnya untuk membahas pemimpin pengganti beliau. Berkata Imam Adz-Dzahabi:

.وملا طعن عمر استنابه على الصالة باملسلمني إىل أن يتفق أهل الشورى على إمام

“Ketika Umar ditusuk (oleh seorang majusi yang bernama Abu Lu’lu’ah), beliau menyuruhnya (Shuhaib

bin Sinan Ar-Ruumi) untuk menggantikannya mengimami shalat kaum muslimin sampai panitia syura

berhasil mengangkat seorang pemimpin.” (Siyar A’lamin Nubala’: 2/18 tentang sirah Shuhaib bin Sinan

Ar-Ruumi radliyallahu anhu). Mereka beranggotakan 6 orang yaitu Ali bin Abi Thalib radliyallahu anhu,

Utsman bin Affan radliyallahu anhu, Sa’d bin Abi Waqqash radliyallahu anhu, Abdurrahman bin Auf

radliyallahu anhu, Zubair bin Awwam radliyallahu anhu, dan Thalhah bin Ubaidillah radliyallahu anhu.

(Al-Kamil fit Tarikh: 1/4<5).

Termasuk dalam bab ini adalah panitia penyeragaman mushaf Al-Quran yang dibentuk oleh Amirul

Mukminin Utsman bin Affan radliyallahu anhu yang terdiri atas beberapa orang hafizh. Dari Anas bin

Malik radliyallahu anhu:

ل الشازي أهغكان يان وثملى عع مقد انمالي نفة بذيفة أن حذيح عاق فأفزرل العأه عان مبيجأذرة وينيمح إري فتأم فاف اليهود اختلافهم في القراءة فقال حذيفة لعثمان يا أمري المؤمنني أدرك هذه الأمة قبل أن يختلفوا في الكتاب اختل

والنصارى فأرسل عثمان إلى حفصة أن أرسلي إلينا بالصحف ننسخها في المصاحف ثم نردها إليك فأرسلت بها الز نب الله دبعو ثابت نب ديز ران فأمثمة إلى عفصام حشن هب ارثالح نن بمحالر دبعاص والع نب يدعسر ويب

آنالقر نء ميي شف ثابت نب ديزو متأن ملفتتإذا اخ الثلاثة نييشالقر طهلران لثمقال عو فاحصي الما فوهخسفنبإلى فاكت فحان الصثمع در فاحصي المف فحوا الصخسى إذا نتلوا حففع انهمسل بلزا نمش فإنيقر انسبل وه

كل صحيفة أو مصحف أن يحرق حفصة وأرسل إلى كل أفق بمصحف مما نسخوا وأمر بما سواه من القرآن في )4604: رواه البخاري(

“Bahwa Hudzaifah bin Al-Yaman radliyallahu anhu mendatangi Utsman radliyallahu anhu sehabis

berperang bersama penduduk Syam pada penaklukan Armenia dan Azerbaijan bersama penduduk Iraq.

Perselisihan mereka dalam qiraat sangat mengkhawatirkan Hudzaifah. Kemudian Hudzaifah berkata

kepada Utsman: “Wahai Amirul Mukminin bertindaklah untuk umat ini sebelum mereka berselisih di

dalam Al-Kitab seperti perselisihan Yahudi dan Nashara!” Kemudian Utsman mengirim utusan kepada

Hafshah radliayallahu anha: “Mohon dikirim kepada kami lembaran-lembaran Al-Quran karena kami

akan menyalinnya ke dalam mushaf-mushaf kemudian lembaran tersebut akan kami kembalikan lagi

kepadamu!” kemudian Hafshah mengirimkan lembaran-lembaran tersebut kepada Utsman. Maka

Utsman memerintahkan Zaid bin Tsabit radliyallahu anhu, Abdullah bin Zubair radliyallahu anhu, Sa’id

bin Al-Ash radliyallahu anhu dan Abdurrahman bin Harits bin Hisyam radliyallahu anhu untuk menyalin

mushaf. Utsman berpesan kepada 3 orang Quraisy tersebut: “Kalau kalian berselisih dengan Zaid bin

Tsabit tentang Al-Quran maka tulislah dengan lisan Quraisy karena Al-Quran diturunkan dengan lesan

mereka!” Kemudian mereka mengerjakannya sampai ketika telah disalin menjadi beberapa mushaf,

Utsman mengembalikan lembaran tersebut kepada Hafshah dan mengirim mushaf-mushaf tersebut ke

penjuru wilayah islam. Beliau juga memerintahkan untuk membakar mushaf-mushaf yang lainnya

(selain yang disusun oleh panitia Utsman, pen).” (HR. Bukhari: 4604).9

9 Bandingkan usaha mulia khulafa’ur rasyidin radliyallahu anhum untuk menjaga persatuan kaum muslimin dengan menunjuk

panitia syura dan panitia penyeragaman Al-Quran dengan ucapan Syaikh Yahya –yang jauh dari ilmu- yaitu: .” Dan

bahwasanya kita salafiyyun tidak butuh terhadap organisasi, karena organisasi ini

Page 12: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

12

2.2. Sistim Administrasi di Awal Islam

Kita tidak bisa membandingkan organisasi yang ada pada masa kini dengan organisasi pada tempo awal

islam dulu. Pada jaman ini telah dikenal tulis-menulis, stempel, kop surat, kuitansi yang menjadi alat-alat

administrasi sehingga organisasi pada jaman sekarang sudah memiliki sistem manajemen yang rapi.

Pada jaman itu sedikit sekali kaum muslimin yang mengenal tulis-menulis. Rasulullah shallallahu alaihi

wasallam bersabda:

ا نكتب ولا نحسب الشهر هكذا وهكذا يعني مرة تسعة وعشرين ومرة ثلاثنيإنا أمة أمية ل

“Sesungguhnya kita ini adalah umat yang ummi (buta huruf, pen) tidak bisa menulis dan tidak bisa

menghitung. Sebulan itu demikian dan demikian yakni kadang-kadang 29 hari dan kadang-kadang 30

hari.” (HR. Bukhari: 1<@0, Muslim: 1@06, Abu Dawud: 19<5, An-Nasa’i: 2111, Ahmad: 4<<5).

Al-Hafizh Ibnu Hajar menyatakan: “Ini tidak menolak kenyataan bahwa diantara mereka ada yang bisa

menulis dan menghitung karena memang jumlah mereka itu sedikit dan jarang.” (Fathul Bari: 6/156).

Tetapi mereka tidak berpangku tangan dengan keadaan mereka yang seperti itu. Allah mendorong

mereka untuk meningkatkan system administrasi melalui kemampuan baca tulis. Allah ta’ala berfirman:

وهبى فاكتمسل من إلى أجيبد متنايدوا إذا تنآم ينا الذها أيي

“Wahai orang-orang yang beriman jika kalian mengadakan utang-piutang sampai tempo tertentu maka

tulislah utang-piutang tersebut.” (QS. Al-Baqarah: 2@2).

Al-Imam As-Sa’di berkata: “Faedah ke-25 dari ayat ini adalah bahwa mempelajari baca tulis adalah

masyru’ bahkan fardlu kifayah karena Allah menyuruh kita menulis utang piutang dan sebagainya.”

(Taisir Karimir Rahman: 11@).

Sa’ad bin Abi Waqqash radliyallahu anhu berkata:

نم وذ بكأعل وخالب نم وذ بكي أعإن مة اللهابتالك لمعا تكم اتملاء الكلؤا هنلمعي لمسو هليع لى اللهص بيكان النأعر ومذل العإلى أر درأن ن نم وذ بكأعن وبرالجذاب القبعا وينالد ةنتف نم وذ بك

“Adalah Nabi shallallahu alaihi wasallam mengajari kita kalimat ini -sebagaimana pelajaran baca tulis-

yaitu “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kikir, aku berlindung kepada-Mu dari sifat

penakut, aku berlindung kepada-Mu dari kehinaan umur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia

dan adzab kubur.” (HR. Bukhari: 5911).

Adapun pemakaian stempel maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menggunakannya ketika

berkirim surat kepada raja seperti Heraklius, Kisra dan Makaukis.

Anas bin Malik radliyallahu anhu berkata:

لما أراد النبي صلى الله عليه وسلم أن يكتب إلى الروم قيل له إنهم لا يقرءون كتابا إلا أن يكون مختوما فاتخذ خاتما ف قشنو هدي يف هاضيإلى ب ظري أنفكأن ةضف نم ول اللهسر دمحم والنسائي3902: ومسلم21>2:رواه البخاري(يه :

)12259: وأمحد5106

“Ketika Nabi shallallahu alaihi wasallam akan berkirim surat kepada raja Romawi dikatakan bahwa

mereka (orang-orang Romawi) tidak mau membaca surat kecuali yang diberi stempel. Maka Rasulullah

tidaklah mendatangkan sesuatu bagi manusia kecuali percekcokan, penyakit, perpecahan

dan perselisihan serta menyempitkan dada.”

Page 13: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

13

shallallahu alaihi wasallam menjadikan cincin stempel dari perak.10

Seolah-olah saya melihat pada

putihnya pada tangannya dan dipahat padanya tulisan ‘Muhammad Rasul Allah’.” (HR. Bukhari: 2<2<,

Muslim: 3902, An-Nasa’i: 5106 dan Ahmad: 12259).

Dan Abu Bakar radliyallahu anhu memakai cincin stempel tersebut setelah Nabi shallallahu alaihi

wasallam wafat, kemudian dipakai oleh Umar radliyallahu anhu, kemudian oleh Utsman radliyallahu

anhu kemudian stempel tersebut jatuh ke dalam sumur Aris. (HR. Abu Dawud: 421@ dan dishahihkan

oleh Al-Imam Al-Albani).

2.3. Kaidah fiqih untuk organisasi

Ucapan Syaikh Yahya bahwa organisasi da’wah itu bid’ah adalah perlu ditinjau ulang.

Organisasi da’wah –dari segi kaidah fiqih- dimasukkan ke dalam al-mashalih al-mursalah11

atau

dimasukkan ke dalam wasa’il.12

Tentang mashlahat mursalah Al-Imam As-Sa’di –dalam syairnya- berkata:

وهي اليت قد أوجبت لشرعيته# كل حكم دائر مع علته و

10

Ini tidak menunjukkan beliau bertasyabbuh dengan orang kafir tetapi beliau memperhatikan maslahat mursalah dan

wasilah dalam berda’wah.

11 Berkata Ustadz Zakariya bin Ghulam Qadir Al-Bakistani: “Maslahat mursalah tidak dapat dianggap sebagai bid’ah. Oleh

karena dalil-dalil syar’I telah menunjukkan keabsahannya berbeda dengan bid’ah. Syari’ah datang untuk memperkuat

maslahat dan menghilangkan madlarat. Dan atas demikianlah berjalan perbuatan para sahabat RA.” (kemudian beliau

menyitir ucapan Al-Allamah Asy-Syinqithi). (Min Ushulil Fiqhi ala Manhaji Ahlil Hadits: 213). Batasan maslahat mursalah telah

diperinci oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Iqtidla’ Shirathil Mustaqim dengan menimbang adakah motivasi dari

perbuatan tersebut di jaman Nabi shallallahu alaihi wasallam kemudian adakah penghalang untuk melaksanakannya di

jaman Nabi shallallahu alaihi wasallam.

12 Telah terjadi perbedaan pendapat antara ulama’ jaman ini tentang wasilah dakwah. Apakah ia harus tauqifiyyah (sesuai

nash Al-Quran dan Al-Hadits) atau tidak harus tauqifiyyah? Di antara ulama yang menyatakan bahwa wasilah dakwah bukan

tauqifiyah adalah Al-Allamah Ibnu Utsaimin. Beliau mencontohkannya dengan pengeras suara dan kacamata. (Lihat

selengkapnya kitab Liqa’ Al-Babil Maftuh: 2/135). Sedangkan yang mengharuskan tauqifiyahnya wasilah dakwah di antaranya

adalah Syaikh Abdus Salam bin Barjis Abdul Karim –sebagaimana dalam kitab beliau Al-Hujajul Qawiyyah- dan Syaikh Shalih

Fauzan sebagaimana yang dinukil dalam kitab Usus Manhajis Salaf fid- Dakwati ilallah hal: 130-131). Pendapat yang rajih

adalah bahwa wasilah dakwah haruslah tauqifiyyah. Di antara dalilnya adalah firman Allah:

���� ��� �� ����� ����� ����� ����� ����� �� ����� ��� � � � � !" " " " " ! � ! ! ! ! ! " ! � � � � ! ! ! ! !

“Pada hari ini Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian dan Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian dan Aku rela al-islam

sebagai agama kalian.” (QS. Al-Ma’idah: 3).

Al-Imam As-Sa’di berkata:

.وفروعه أصوله الدين أحكام يف الكفاية، كل كافيني والسنة الكتاب كان وهلذا“Dan oleh karena itu Al-Kitab dan As-Sunnah keduanya telah mencukupi dengan secukup-cukupnya dalam hukum-hukum ad-

dien dan cabang-cabangnya.” (Tafsir As-Sa’di: 1/219).

Termasuk dalam hal ini (hukum-hukum ad-dien dan cabang-cabangnya) adalah cara berdakwah dan wasilah-wasilahnya,

kita tidak membutuhkan kepada selain keduanya.

Hanya saja –masih menurut Penulis- wasilah dakwah itu dibagi menjadi 2:

• Al-Wasilah Al-Adiyah yaitu wasilah kebiasaan manusia yang bersifat duniawi seperti media cetak atau elektronik,

sound system, sistim administrasi baik berupa manajemen atau pun organisasi. Maka hukum asalnya adalah mubah

sampai ada dalil yang mengharamkannya.

• Al-Wasilah At-Ta’abbudiyah seperti ikhlas, uswah hasanah, berdo’a, mau’izhah. Maka hukum asalnya adalah haram

sampai ada dalil yang menyatakan masyru’nya.

Termasuk wasilah yang terlarang adalah nada dan dakwah, sinetron, demokratisme dan sebagainya.

Untuk mengerti secara detil wasilah dakwah silakan merujuk kitab ‘Usus Manhajis Salaf fid Dakwah ilallah’.

Page 14: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

14

“Setiap hukum itu berkisar bersama illat (penyebabnya). Dan itulah yang menyebabkan

disyari’atkannya.”

Tidak dibentuknya yayasan untuk ahlus shuffah –sebagaimana penjelasan Syaikh Yahya- adalah karena

illat (alasannya) tidak ditemukan. Rumah zakat13

ketika itu berfungsi dengan optimal. Al-Mustahiqq

sudah mendapatkan haknya. Dan Ahlush shuffah berangsur-angsur hilang karena banyaknya ghanimah

dari perang. (lihat secara lengkap Al-I’tisham lisy Syathibi: 1/182).

Adapun pada masa sekarang ini meskipun Pemerintah Republik Indonesia sudah memiliki badan-badan

yang menyalurkan zakat, akan tetapi banyak para mustahiqq yang belum tersentuh terutama daerah

yang rawan kristenisasi. Maka munculnya yayasan penyalur zakat dan shadaqah adalah diperbolehkan

dalam rangka melaksanakan ayat:

انودالعلى الإثم ووا عناوعلا تى وقوالتو لى البروا عناوعتو

“Dan tolong-menolonglah kalian di atas kebaikan dan takwa dan janganlah tolong-menolong di atas

dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Ma’idah: 2).

Ketika Lajnah Da’imah Saudi Arabiyah ditanya tentang menyerahkan zakat kepada Jum’iyyatul Birr,

mereka menjawab:

العموم يف جمردة عما حيوط ا مما تقدم بيانه فهو منشأ فهم) جيوز دفع زكاة املال إىل مجعية الرب: (أما النظر إىل كلمةفإنه جيب النظر إىل اجلواب مع . جواز دفع زكاة األموال جلمعية الرب، والتوسع يف الدعاية والتطبيق فذلك مما ال ينبغي

: الزكاة إىل هذه اجلمعية ملحوظ فيها ما يأيت واخلالصة أن الفتوى جبواز دفع. السؤال وإىل ظروف السائل

.اهرة أن ال تكون الزكاة من األموال الظ- 1

أن ال تكون الزكاة مما طلبه ويل األمر، بل ممن خلى ويل األمر بني صاحبها وبينها ليتوىل دفعها إىل مستحقيها - 2 .بنفسه أو مبن ينيبه

. أن يصرفها املسئولون عن هذه اجلمعية يف مصارفها الشرعية ويكون يف أقرب وقت ممكن- 3

. وآله وصحبه وسلموباهللا التوفيق وصلى اهللا على نبينا حممد اللجنة الدائمة للبحوث العلمية واإلفتاء

//نائب رئيس اللجنة // عضو // عضو

)265رقم //(عبد العزيز بن عبد اهللا بن باز // عبد اهللا بن غديان // عبد اهللا بن منيع “Adapun mengkaji kalimat (diperbolehkan menyerahkan zakat harta benda kepada Jum’iyatul Birr

(Yayasan Kebajikan) dengan murni tanpa memandang perkara yang melingkupinya dari yang telah

terdahulu keterangannya, maka ini muncul dari pemahaman umum tentang bolehnya menyerahkan

zakat harta kepada Yayasan Kebajikan. Maka tidak seyogyanya untuk memperluas sengketa dan

penerapan. Karena wajib melihat pada pertanyaan dan keadaan penanya. Ringkasnya fatwa tentang

bolehnya menyerahkan zakat kepada organisasi ini harus diperhatikan 3 perkara berikut:

1. Zakat bukan dari harta dhahir (yang tampak).14

2. Zakat tersebut bukan yang dituntut untuk diserahkan kepada pemerintah.15

Tetapi harta yang

dibebaskan oleh pemerintah antara si pemilik dan hartanya untuk diserahkan kepada mustahiqqnya

dengan dirinya sendiri ataupun melalui orang yang menggantikannya.16

13

Rumah ini berfungsi sebagai gudang untuk menyimpan hasil pungutan zakat. Abu Hurairah radliyallahu anhu pernah

dipercaya menjadi penjaganya. (HR. Bukhari: 4624, di dalamnya ada kisah syetan yang mengajarkan ayat kursi).

14 Harta zhahir seperti pertanian dan peternakan sedangkan harta batin seperti emas, perak, uang yang disimpan. (Lihat Al-

Ahkamus Sulthaniyah lil Qadli Abi Ya’la Al-Hanbali: 129)

Page 15: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

15

3. Penanggung jawab yayasan tersebut menyerahkan zakat sesuai aturan syar’I dalam waktu

sesegera mungkin.

Wabillahittaufiq wa shallallahu ala nabiyinaa Muhammad wa alihi wa shahbihi wasallam.

Abdullah bin Mani’ (anggota), Abdullah bin Ghudayyan (anggota), Abdul Aziz bin Baz (wakil ketua).

(Fatwa Lajnah Da’imah nomor: 265. Jilid: 11 hal: 4@6-<).

Dan kedudukan yayasan ini adalah sebagai mustakhlaf (orang yang diamanati zakat) antara mustahiqq

dan muzakki (si pemilik harta). Al- Allamah Ibnu Utsaimin berkata:

ضل لإلنسان أن يدفع زكاته بنفسه أو يعطيها لوكيل يدفعها عنه؟ واجلواب أن األفضل أن يدفعها بنفسه ألنه وهل األفبذلك يباشر عبادة من العبادات وألنه أطمن لقلبه وأوثق يف دفع زكاته لكن إذا كان ال يعرف املستحقني أو كان يرى

فتاوى نور على .( احلال يوكله ألن هذا أقوم ملصلحة الزكاةأن هذا الوكيل أعرف منه وأفقه يف الزكاة فإنه يف هذه )204 ص9ج: الدرب

“Apakah yang lebih utama atas seseorang itu menyerahkan zakat (kepada mustahiqq) ia sendiri

ataukah bisa diserahkan kepada seorang wakil untuk menyerahkannya (kepada mustahiqq)? Dan

jawabannya adalah yang lebih utama adalah menyerahkannya sendiri karena demikian ia melakukan

sebuah ibadah dari beberapa perkara ibadah dan juga lebih menentramkan hati, lebih mantap dalam

15

Kalau dituntut pemerintah maka kita harus serahkan zakat tersebut sebagaimana hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam:

حقنا ويمنعونا حقهم يسألونا أمراء علينا قامت إن أرأيت الله نبي يا فقال وسلم عليه الله صلى الله رسول الجعفي يزيد بن سلمة سأل عليهم فإنما وأطيعوا اسمعوا وقال قيس بن الأشعث فجذبه الثالثة في أو الثانية في سأله ثم عنه فأعرض لهسأ ثم عنه فأعرض تأمرنا فما حملتم ما وعليكم حملوا ما

“Salamah bin Yazid Al-Ju’fi bertanya kepada rasulullah shallallahu alaihi wasallam: “Wahai Nabi Allah! Bagaimana menurutmu

jika kita dipimpin oleh pemerintah yang selalu meminta kepada kami hak mereka dan menghalangi kami dari hak kami. Apa

yang engkau perintahkan?” Maka beliau berpaling kemudian ditanya lagi dan berpaling lagi (sampai 3 kali) maka beliau

ditarik oleh Asy’ats bin Qais dan beliau berkata: “Dengarkan dan ta’atilah mereka karena bagi mereka dosa mereka dan bagi

kalian dosa kalian.” (HR. Muslim: 3433, Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf: 8/615).

16 Untuk harta yang dibebaskan ini si pemilik harta mendapat pilihan sesuai hadits:

نعقال م نب زيدي يضر الله هنع تعايول بسر لى اللهص الله هليع لمسا وأبي أني ودجو طبخو ليني عكحفأن ماصخوت هكان إليأبي و زيدي جرأخ انريند قدصتا يبه

فقال وسلم عليه الله صلى الله رسول إلى فخاصمته أردت إياك ما والله فقال بها فأتيته فأخذتها فجئت المسجد في رجل عند فوضعهاا لكم تيوا ني زيدي لكا وم ذتا أخي نع1691: والدارمي15299: وأمحد1333: رواه البخاري(م(

“Berkata Ma’n bin Yazid RA: “Aku berbai’at kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, saya, bapak dan kakek saya.

Rasulullah melamarkan untukku kemudian menikahkanku dan saya pernah mengadukan perselisihan kepada beliau. Adalah

bapak saya (Yazid) mengeluarkan beberapa dinar untuk dishadaqahkan kemudian diletakkan (dititipkan) pada seseorang di

masjid. Kemudian saya datang dan mengambilnya. Kemudian saya mendatangi bapak saya dengan uang tersebut. Bapak

berkata: “Demi Allah! bukan kamu yang saya maksudkan (untuk menerimanya). Maka saya adukan perkara ini kepada

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam maka beliau menjawab: “Kamu mendapatkan apa yang kamu niatkan, wahai Yazid!

Dan kamu mendapatkan apa yang kamu ambil, wahai Ma’an!” (HR. Bukhari: 1333, Ahmad: 15299, Ad-Darimi: 1691).

Al-Hafizh berkata: “ Pada kata ‘diletakkan pada seseorang’ terdapat sesuatu yang dibuang. Taqdirnya adalah ‘ia

memberikan ijin kepadanya untuk menyerahkan shadaqah tersebut kepada orang yang membutuhkan dengan ijin secara

mutlak’.” (Fathul Bari: 5/20).

Al-Hafizh juga berkata: “(Di dalamnya terdapat pelajaran) bolehnya istikhlaf (mempercayakan kepada seseorang) dalam

sadaqah apalagi sadaqah sunnah karena di dalamnya ada nilai sirriyah (kerahasiaan).” (Fathul Bari: 5/20).

Page 16: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

16

menyerahkan zakat. Akan tetapi jika ia tidak mengetahui para mustahiqq atau menurutnya si wakil ini

lebih tahu dan lebih faqih darinya dalam urusan zakat maka dalam keadaan ini boleh ia percayakan

kepada wakil karena ia akan lebih membawa maslahat.” (Fatawa Nur Alad Darb: 9/204).

Sampai saat ini BAZIS merupakan lembaga resmi amil zakat pemerintah. Tetapi BAZIS masih belum

memiliki kekuatan memaksa kepada kaum muslimin karena masih belum memiliki jubah atau su’ah

(petugas pemungut zakat). Sehingga BAZIS masih belum bisa disamakan dengan Walayatus Shadaqaat

ketika masa kekhalifahan. Kecuali kalau pemerintah sudah menunjuk SATPOL PP mendampingi BAZIS

dalam memungut zakat maka tidak boleh lagi mendirikan yayasan penyalur zakat sebagaimana fatwa

Lajnah Da’imah di atas.

Tentang wasa’il (wasilah /cara) Al-Imam As-Sa’di –dalam syairnya- menyatakan:

فاحكم ذا احلكم ىف الزوائد# وسائل االمور كاملقاصد

“Wasilah dari perkara adalah seperti tujuannya. Maka hukumilah dengan ini pada perkara yang lain.”

Maka ucapan Syaikh Yahya bahwa salafiyyun tidak butuh pada organisasi da’wah adalah tidak

dapat diterima. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam saja ketika masih di Makkah mendirikan

organisasi Darul Arqam.

Maka jika ditemukan illat-illat keadaan seperti Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di Makkah maka

boleh didirikan organisasi seperti Darul Arqam.

Bayangkan untuk meminjam sebuah masjid untuk kajian salafiyyin melalui perorangan akan ditolak oleh

ta’mir masjid tersebut. Dan pemerintah Indonesia pada waktu sekarang ini –dalam isu-isu sensitive

seperti terorisme- memerintahkan kita agar kajian salafiyin ini terdaftar pada catatan mereka sehingga

dapat dibedakan dengan gerakan Usamah bin Laden, Jama’ah Islamiyah dan NII yang ilegal. Sehingga

munculnya yayasan da’wah adalah diperlukan sebagai wasilah untuk mengadakan kajian tersebut.

Yang penting dari keterangan di atas bahwa yayasan da’wah yang akan dibentuk haruslah memenuhi

syarat berikut:

1. Menda’wahkan Al-Quran dan As-sunnah dengan pemahaman salaf

2. Tidak sembunyi-sembunyi tetapi terbuka

3. Memiliki legal aspek atau ikatan hukum dalam arti disetujui oleh pemerintah17

4. Tidak membawa semangat hizbiyah, ta’ashub dan perpecahan.

Dan atas demikian keluarnya fatwa Lajnah Da’imah Saudi Arabiyah di bawah ini :

):4>16(السؤال األول والثالث والرابع من الفتوى رقم حزاب باإلسالم مثل حزب التحرير وحزب اإلخوان املسلمني؟ما حكم اإلسالم يف األحزاب، وهل جتوز األ: 1س

ال جيوز أن يتفرق املسلمون يف دينهم شيعا وأحزابا يلعن بعضهم بعضا ويضرب بعضهم رقاب بعض، فإن هذا : 1جلى اهللا عليه التفرق مما ى اهللا عنه وذم من أحدثه أو تابع أهله وتوعد فاعليه بالعذاب العظيم، وقد تربأ اهللا ورسوله ص

ولا تكونوا كالذين تفرقوا { : إىل قوله تعاىل} واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا { : وسلم منه، قال اهللا تعاىل يمظع ذابع مله كأولئو اتنيالب ماءها جم دعب نلفوا متاخوا { : ت، وقال تعاىلاآليا} وكانو مهينقوا دفر ينإن الذ

17

Masing-masing Negara memiliki pemerintah yang saling berbeda, termasuk birokrasi perijinan yayasan, jum’iyyah dan

sebagainya. Jadi sangat tidak tepat jika mengikuti birokrasi pemerintah -sebagaimana anggapan Syaikh Yahya- dianggap

sebagai ‘sikap tunduk terhadap hawa nafsu orang awam’. Ini seperti Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang

membubuhi stempel pada surat-surat beliau sesuai birokrasi pemerintah Romawi tidak dapat dan tidak boleh disimpulkan

bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tunduk kepada hawa nafsu pemerintah Romawi!!!

Page 17: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

17

من جاء بالحسنة فله عشر أمثالها ومن }{ شيعا لست منهم في شيء إنما أمرهم إلى الله ثم ينبئهم بما كانوا يفعلون ياء بالسون جظلملا ي مها وثلهى إلا مزجفلا ي ال ترجعوا بعدي « وثبت عن النيب صلى اهللا عليه وسلم أنه قال } ئة

.واآليات واألحاديث يف ذم التفرق يف الدين كثرية. » كفارا يضرب بعضكم رقاب بعض

احلياة ومرافقها الدينية والدنيوية ليقوم كل بواجبه يف أما إن كان ويل أمر املسلمني هو الذي نظمهم ووزع بينهم أعمال يوزع رعيته على واجبات الدين أنجانب من جوانب الدين والدنيا فهذا مشروع، بل واجب على ويل أمر املسلمني

... والدنيا على اختالف أنواعها، فيجعل مجاعة خلدمة علم احلديث من جهة نقله وتدوينه ومتييز صحيحه من سقيمهخل، ومجاعة أخرى خلدمة فقه متونه تدوينا وتعليما، وثالثة خلدمة اللغة العربية قواعدها ومفرداا وبيان أساليبها إ

والكشف عن أسرارها، وإعداد مجاعة رابعة للجهاد وللدفاع عن بالد اإلسالم وفتح الفتوح وتذليل العقبات لنشر فهذا من ضرورات احلياة اليت ال تقوم لألمة قائمة إال ا وال . إخل.. اإلسالم، وأخرى لإلنتاج صناعة وزراعة وجتارة

حيفظ اإلسالم وال ينتشر إال عن طريقه، هذا مع اعتصام اجلميع بكتاب اهللا وهدي رسوله صلى اهللا عليه وسلم وما كان إلسالم والذود عن عليه اخللفاء الراشدون وسلف األمة ووحدة اهلدف وتعاون مجيع الطوائف اإلسالمية على نصرة ا

حياضه، وحتقيق وسائل احلياة السعيدة، وسري اجلميع يف ظل اإلسالم وحتت لوائه على صراط اهللا املستقيم، وجتنبهم ق بكم عن وأن هذا صراطي مستقيما فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفر{ : السبل املضلة والفرق اهلالكة، قال اهللا تعاىل

.} سبيله ذلكم وصاكم به لعلكم تتقون

الرئيس اللجنة // نائب رئيس// عضو//عضو

عبد العزيز بن عبد اهللا بن باز// عبد الرزاق عفيفي// عبد اهللا بن غديان//عبد اهللا بن قعود )5-302 ص3ج: اللجنة الدائمة للبحوث العلمية واإلفتاءفتاوى (

Pertanyaan 1, 3 dan 4 dari fatwa nomer: 1674

Tanya: Apa hukum hizib-hizib di dalam islam? Bolehkah munculnya hizib-hizib seperti Hizib Tahrir dan

Hizib Ikhwanul Muslimin?

Jawab: Tidak boleh kaum muslimin berpecah belah dalam agama mereka menjadi bergolong-golong

dan berhizib-hizib. Masing-masing saling melaknat dan saling memerangi. Perpecahan ini termasuk yang

dilarang oleh Allah. Allah mencela pendirinya, pengikutnya dan mengancam pelakunya dengan siksa

yang besar. Allah dan rasul-Nya berlepas diri dari ini. Allah berfirman: “Dan pegangilah tali Allah

semuanya dan janganlah kalian berpecah belah……sampai….Dan janganlah kalian seperti orang yang

berpecah belah dan berselisih setelah datangnya kebenaran.” (QS. Ali Imran: 103-5). Allah berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama mereka menjadi bergolong-golong dan

engkau sama sekali tidak termasuk mereka….dst.” (QS. Al-An’am: 159,160). Dan telah shahih dari

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam: “Janganlah kalian kembali menjadi kafir sepeninggalku, masing-

masing kalian memerangi yang lainnya.” Dan ayat dan hadits yang mencela pertikaian dalam ad-dien

sangat banyak.

Adapun jika pemerintah kaum muslimin yang mengatur mereka dan membagi mereka di dalam tugas-

tugas duniawi dan ukhrawi agar masing-masing menegakkan tugasnya di berbagai bidang agama dan

dunia maka ini hukumnya boleh. Bahkan merupakan kewajiban pemerintah untuk membagi rakyatnya

dalam berbagai kewajiban agama dan dunia. Maka pemerintah mendirikan organisasi untuk melayani

ilmu hadits secara riwayat dengan membedakan shahih dan dlaifnya, organisasi untuk fiqhul hadits atau

secara dirayah baik secara kelembagaan atau pendidikan, organisasi ketiga untuk mengurusi seluk

beluk bahasa arab…., organisasi keempat untuk jihad dan pembelaan negeri kaum muslimin……, yang

lain untuk mengurusi industry, teknologi, pertanian, perdagangan,.. dst. Ini termasuk kemestian

kehidupan yang mana umat tidak akan tegak kecuali dengannya, dan Islam tidak akan terjaga dan

tersebar kecuali melalui cara ini. Ini ditempuh dengan tetap berpegangan dengan kitabullah, petunjuk

rasul-Nya dan apa yang dijalankan oleh khulafa’ur rasyidin setelahnya, para salafus shalih, penyatuan

tujuan, tolong-menolong dari segala kelompok islam untuk membela islam dan menjaganya,

merealisasikan kehidupan yang berbahagia, dan berjalannya semua di bawah naungan islam dan

benderanya di atas jalan yang lurus sambil tetap menjauhi jalan-jalan yang menyesatkan dan sekte-

sekte yang membinasakan. Allah berfirman: “Dan sesungguhnya ini adalah jalan-Ku dalam keadaan

Page 18: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

18

yang lurus maka ikutilah ia dan jangan kalian ikuti jalan-jalan (selainnya) sehingga kalian akan tercerai

berai dari jalan tersebut. Yang demikian Allah wasiatkan kepada kalian agar kalian bertaqwa.” (QS. Al-

An’am: 153).

Ketua Lajnah// wakil ketua//anggota//anggota

Abdul Aziz bin Baz//Abdurrazaq Afifi//Abdullah bin Ghudayyan//Abdullah Qu’ud

(Fatawa Lajnah Da’imah: 3/302-5).

2.4. Contoh Yang Lain dari Wasilah Dakwah

Termasuk contoh wasilah dakwah –selain organisasi- adalah penggunaan ijazah dalam berdakwah.

Ijazah memiliki padanan kata (sinonim) yang bermacam-macam seperti syahadah1@

, sertifikat, lisensi

dan sebagainya. Semuanya merupakan bentuk rekomendasi (tazkiyah) atas kemampuan dan keahlian

seseorang. Rekomendasi dapat berupa rekomendasi secara lisan dan rekomendasi secara tertulis.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga pernah memberikan rekomendasi kepada beberapa sahabat

beliau radliyallahu anhum. Beliau bersabda:

و أقرؤهم لكتاب اهللا أيب بن كعب و أرحم أميت بأميت أىب بكر و أشدهم يف أمر اهللا عمر و أصدقهم حياء عثمان و احلرام معاذ بن جبل أال و إن لكل أمة أمينا و إن أمني هذه األمة أبو عبيدة أفرضهم زيد بن ثابت و أعلمهم باحلالل

"بن اجلراح

“Umatku yang paling penyayang terhadap umat adalah Abu Bakar radliyallahu anhu, yang paling tegas

terhadap perintah Allah adalah Umar radliyallahu anhu, yang paling jujur sifat malunya adalah Utsman

radliyallahu anhu, yang paling qari’ terhadap kitabullah adalah Ubay bin Ka’ab radliyallahu anhu, yang

paling mengeri ilmu fara’idl adalah Zaid bin Tsabit radliyallahu anhu, yang paling mengerti halal dan

haram adalah Mu’adz bin Jabal radliyallahu anhu. Ingatlah! Setiap umat memiliki kepercayaan dan

kepercayaan umat ini adalah Abu Ubaidah bin Al-Jarrah radliyallahu anhu.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu

Majah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim. Al-Imam Al-Albani berkata; “Perawinya semuanya tsiqat, perawi

Muslim kecuali Sufyan bin Waki’. Berkata Al-Hafizh: Ia shaduq.” Lihat Silsilah Ash-Shahihah hadits

nomer: 1224).

Ini menunjukkan bahwa mereka adalah lulusan terbaik madrasah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Yang didapati pada saat itu adalah rekomendasi secara lisan dan masih jarang ditemui rekomendasi

secara tertulis karena kemampuan baca tulis masih sedikit dikuasai kaum muslimin ketika itu.

Dan di dalam ilmu hadits juga dikenal tazkiyah terhadap perawi hadits agar haditsnya dapat diterima.

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata:

تقبل التزكية من عارف بأسباا ولو من واحد على األصح

“Diterima suatu tazkiyah (rekomendasi ta’dil terhadap perawi, pen) dari seorang mengerti sebab-

sebabnya meskipun hanya satu orang menurut pendapat yang paling benar.” (Nukhbatul Fikr: 6).

18

Ini saya bahas untuk menanggapi tulisan Al-Akh Abu Sulaim Sulaiman Al-Ambony (salah seorang santri Dammaj) yang

berjudul ‘Ya Ustadz! Ad-Dienun Nashihah’. Di situ ia tidak menyetujui adanya syahadah doctoral, syahadah magister pada

lulusan sekolah dengan alasan bahwa gelar tersebut tidak dipakai di jaman salafus shalih. Tidak ada gelar Doktor Abu

Hurairah, Doktor Ahmad bin Hanbal, Doktor Abu Bakar, Doktor Ibnu Taimiyah. (Ad-Dienun Nashihah hal. 22).

Maka saya katakan: “Kenapa Anda tidak sportif dengan menyebut Ustadz Fulan, Syaikh Fulan, Al-Allamah Fulan? Padahal kita

tidak pernah mendengar pemakaian gelar tersebut pada jaman para sahabat radliyallahu anhum seperti Ustadz Umar bin

Khaththab, Syaikh Abu Hurairah, Al-Allamah Utsman bin Affan?” Ini menunjukkan bahwa Al-Akh Abu Sulaim tidak memiliki

timbangan dalam masalah ini.

Page 19: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

19

Dan di dalam persaksian dalam persidangan juga dibutuhkan tazkiyah terhadap saksi. Al-Allamah

Badruddin Az-Zarkasyi berkata:

الشاهد والمخبر يحتاجان إلى التزكية متى لم يكونا مشهورين بالعدالة والرضا: وقال القاضي أبو بكر

“Berkata Qadli Abu Bakar: “Saksi dan orang membawa berita membutuhkan kepada tazkiyah ketika

belum dikenal keadilan dan ridlanya.” (Al-Bahrul Muhith: 5/321).

Begitu pula ketika kita berdakwah pada masyarakat yang belum mengenal kita dan mereka meminta

kita rekomendasi ijazah (syahadah). Al-Imam Al-Walid Abdul Aziz bin Baz menyatakan:

)30: مسئولية طالب العلم( على تبليغ العلم والدعوة اىل اخلري فقد أحسن يف ذلك من أراد الشهادة ليتقوى ا

“Barangsiapa yang ingin mendapatkan syahadah (ijazah dalam belajar ad-dien, pen) untuk memperkuat

dirinya dalam menyampaikan ilmu dan berdakwah kepada kebaikan maka dia telah berbuat baik dalam

masalah ini.” (Mas’uliyatu Thalibil Ilmi: 30).

Al-Allamah Al-Faqih Ibnu Utsaimin pernah ditanya:

إن إخالص النية يف عصرنا احلاضر صعب أو قد يكون : يقول بعض الناس : سئل فضيلة الشيخ ـ رعاه اهللا تعاىل ـ لب النظامي يطلبون العلم لنيل الشهادة فحسب؟مستحيال؛ ألن الذين يطلبون العلم وال سيما الط

إذا كنت تطلب العلم لنيل الشهادة، فإن كنت تريد من هذه الشهادة أن ترتقي مرتقى : نقول: فأجاب فضيلته بقولهمن دنيويا فالنية فاسدة، أما إذا كنت تريد أن ترتقي إىل مرتقى تنفع الناس به ألنك تعرف اليوم أنه ال ميكن اإلنسان

ارتقاء املناصب العالية النافعة لألمة إال إذا كان معه شهادة، فإذا قصدت ذه الشهادة أن تنال ما تنفع الناس به فهذه )4-223: كتاب العلم البن عثيمني.(نية طيبة ال تنايف اإلخالص

Beliau ditanya: “Sesungguhnya mengikhlaskan niat di jaman sekarang ini sulit atau bahkan mustahil.

Karena para penuntut ilmu terutama di tempat akademis, mereka mencari ilmu hanya agar mendapat

syahadah (ijazah) saja?”

Beliau menjawab: “Kami katakan: “Jika kamu mencari ilmu untuk mendapatkan ijazah, maka kalau

ijazah yang kamu inginkan ini hanya agar kamu mendapatkan kenaikan status duniawi maka niatmu

telah rusak. Adapun jika kamu ingin naik ke derajat orang yang bisa memberi manfaat kepada manusia

dengan ijazah tersebut, karena kamu mengetahui pada saat ini tidak mungkin bagi seseorang untuk

mendapat kedudukan yang memberikan manfaat kepada manusia kecuali dengan ijazah, maka kalau

kamu memiliki tujuan dengan ijazah yang kamu miliki itu akan mendapatkan sesuatu yang bermanfaat

bagi manusia maka itu adalah niat yang bagus yang tidak menafikan ikhlas.” (Kitabul Ilmi: 223-224).

Adapan ucapan Syaikh Al-Albani dan Syaikh Muqbil tentang para doktor ilmu hadits yang ilmu mereka

amburadul dalam bidang hadits maka ini tidak menunjukkan bid’ahnya ijazah tetapi yang disalahkan

adalah oknumnya dan pemberi tazkiyah. Ini juga seperti maraknya kasus jual beli ijazah di Indonesia.

2.5. Tuduhan Yang Salah

Adapun tuduhan bahwa organisasi ini menyibukkan dari thalabul ilmi maka ini tidak sepenuhnya benar.

Perkara ini dikembalikan kepada individu masing-masing.

Banyak orang yang ilmunya lebih alim dan lebih mumpuni dari si penuduh yang mampu

menggabungkan semuanya. Dan ini adalah keutamaan dari Allah.

Page 20: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

20

Sebagai contoh adalah Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alus Syaikh.19

Beliau memiliki beberapa tugas

diantaranya sebagai ketua ta’sisi Rabithah Al-Alam Al-Islami, Musyrif Aam Ri’asatul Banaat, ketua

Ri’asatul Qadla’, mufti Ad-Diyar As-Su’udiyah, ketua Ri’asatul Ma’ahid wal Kulliyat dan terakhir sebagai

Rektor Al-Jami’ah Al-Islamiyah. Meskipun demikian beliau tetap sibuk menyampaikan kajian halaqah-

halaqah beliau. (Lihat secara lengkap Siratu Samahatisy Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alis Syaikh

tulisan Syaikh Nashir bin Hamd Al-Fahd).

Juga Syaikh Al-Walid Abdul Aziz bin Baz, selain ilmunya mumpuni beliau juga aktif di berbagai organisasi

seperti gurunya (Syaikh Muhammad bin Ibrahim).

2.6. Memasang kotak amal di depan masjid

Termasuk fatwa yang ganjil adalah melarang memasang kotak infaq di depan masjid.

Memang ketika itu belum ada kegiatan menggalang dana dengan kotak infaq tetapi kegiatan yang

sejenis20

sudah pernah dilaksanakan di jaman Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

19

Bahkan pada diri beliau telah terkumpul 3 keutamaan:

• Termasuk Bani Tamim karena beliau adalah cicit Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi. Ada

sebuah hadits:

نة أبي عريره يضر الله هنقال ع وكانت الدجال على أمتي أشد هم فيهم يقولها وسلم عليه الله صلى الله رسول من هسمعت ثلاث بعد تميم بني أحب أزال لا

يهمة فبيس دنة عشائا فقال عيهقتا أعهفإن نم لديل واعمإس اءتجو مهقاتدفقال ص ذهه قاتدم صقو ي أومقو

“Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu ia berkata: “Saya selalu mencintai Bani Tamim karena 3 hal yang saya dengar

dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang bersabda tentang mereka: “Mereka adalah orang yang paling keras

atas dajjal, ketika di sisi A’isyah radliayallahu anha ada wanita tawanan dari mereka maka beliau berkata:

“Merdekakan ia karena ia termasuk anak Ismail alaihissalam dan (ketiga) jika datang sadaqah dari mereka beliau

menyatakan bahwa itu adalah sadaqah dari kaum beliau.” (HR. Bukhari: 4018, Muslim: 4587, Ahmad: 8707).

• Jagoan dalam ilmu ad-dien. Hafalan beliau meliputi Al-Quran, dan meliputi matan-matan kitab hadits, fiqih dan

nahwu-sharaf.

• Jagoan dalam berorganisasi karena banyak jabatan yang beliau emban.

20 Kata ‘jenis kegiatan, jenis perbuatan, jenis ucapan dan jenis keyakinan’ adalah termasuk qiyas yang diperbolehkan oleh

agama ini di dalam beristimbath. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah juga pernah menggunakan qiyas model ini. Beliau pernah

menjelaskan tentang ucapan quburiyyin: “Aku berdo’a kepada Syaikh Abdul Qadir, Al-Badawi dsb agar mereka menjadi

penolongku di sisi Allah”, beliau berkomentar:

.وا:�Xه�Vن وا:�<�Vر :@��� ا:%�ULرى د��ء '% Q� R��O�: �&�5P !: �4ن ا:K�LM أد�� أ�� : "�IJ "�ل �Gذا“Maka jika seseorang berkata: “Aku berdo’a kepada Asy-Syaikh agar ia jadi penolongku di sisi Allah.” Maka ini adalah

termasuk jenis do’anya orang Kristen kepada Maryam, para pendeta dan para rahib.” (Majmu’ Al-Fatawa: 6/211).

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga pernah menggunakan qiyas model ini sebagaimana dalam hadits Abu Waqid Al-

Laitsi radliyallahu anhu tentang permintaan sebagian sahabat beliau agar dibuatkan pohon Dzatu Anwath (sebuah pohon

yang dikeramatkan) sebagaimana orang-orang musyrik memiliki Dzatu Anwath. Beliau menyatakan:

:��آQ%=: LQV إ��4L }2[4��ن "�م إ�OL� "�ل \:4? :4� آ@� إ:�4 :%� ا'&I{ ���+ "�م "�ل آ@� Z7�� 5�=! وا:L,ي "���Q%� Q� آ�ن �O�V" ?L%� ?L%�

“Kalian telah berkata -demi Allah- seperti perkataan Kaumnya Musa alaihis salam “Jadikan untuk kami sesembahan

sebagimana mereka memiliki sesembahan.” Musa berkata: “ Sesungguhnya kalian adalah kaum yang bodoh.” Ini adalah

sunnah-sunnah dan pasti kalian akan mengikuti sunnah-sunnah orang-orang sebelum kalian satu sunnah demi satu sunnah.”

(HR. At-Tirmidzi: 2106 dan ia berkata hadits hasan shahih, Ahmad: 20@92, dishahihkan oleh Al-Imam Al-Albani dalam

Zhilalil Jannah hadits: <6 dan Tahqiq Misykatil Mashabih hadits: 540@).

Al-Faqih Ibnu Utsaimin mengomentari hadits di atas:

: ان ا:���ل ;�+ ا� ���( و��� "�س �� "�:( ا:��9U? ر6! ا� �%�4 ��+ �� "�:( �%� ا��اQ�> +��@: I�J "�:�ا K:ا:�4 آ@� :�4 \:4? ا �%: I&'ل ا:@7�5(ا�� )126ص1ج: ا:

Page 21: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

21

Al-Bara’ bin Azib radliyallahu anhu berkata:

}ولا تيمموا الخبيث منه تنفقون { قال نزلت فينا معشر الأنصار كنا أصحاب نخل فكان الرجل يأتي من نخله على قدر كثرته وقلته وكان الرجل يأتي

قه في المسجد وكان أهل الصفة ليس لهم طعام فكان أحدهم إذا جاع أتى القنو فضربه بعصاه بالقنو والقنوين فيعللقنو فيه الشيص والحشف وبالقنو قد فيسقط من البسر والتمر فيأكل وكان ناس ممن لا يرغب في الخير يأتي الرجل با

انكسر فيعلقه فأنزل الله تبارك تعالىخبيث منه تنفقون ولستم يا أيها الذين آمنوا أنفقوا من طيبات ما كسبتم ومما أخرجنا لكم من الأرض ولا تيمموا ال{

يهوا فضمغإلا أن ت يهذبآخ{

ما قال لو أن أحدكم أهدي إليه مثل ما أعطاه لم يأخذه إلا على إغماض أو حياء قال فكنا بعد ذلك يأتي أحدنا بصالح هدنع

“Ayat ini (QS. Al-Baqarah: 267) turun kepada kami kaum anshar. Kami adalah petani kurma. Dan

seseorang dari kami membawa dari hasil panennya 1 dahan atau 2 dahan buah kurma tergantung

dari hasil panennya. Kemudian digantung di masjid. Dan adalah ahlush shuffah itu tidak memiliki

makanan dan jika salah seorang mereka merasa lapar maka ia memukul gantungan kurma tersebut

dengan tongkatnya. Sehingga jatuhlah buah kurma itu dan ia memakannya. Orang-orang yang tidak

suka kebaikan membawa dahan-dahan yang berisi kurma dari hasil panennya dengan kualitas kurma

yang jelek. Maka Allah turunkan ayat: “Wahai orang-orang yang beriman infakkan dari yang baik dari

“Sesungguhnya Ar-Rasul shallallahu alaihi wasallam mengqiyaskan ucapan para sahabat radliyallahu anhum dengan ucapan

Bani Israil kepada Musa alaihis salam ketika mereka berkata: “jadikan sesembahan untuk kami sebagaimana mereka

memiliki sesembahan.” Dst (Al-Qaulul Mufid: 1/126).

Hadits di atas juga merupakan bantahan kepada Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah yang menolak qiyas dengan menyatakan:

�I ��أي و. "��س آ@� ذآ�Z ا:�1Vري �! آ��ب �ا:%V! ;�+ ا� ���( و��+ \:( و��� آ�ن �%cل ���( ا:�<! و:� )556ص: ا'��? ا:=�IJ(ا:K ..ا.���Uم

“Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah turun kepadanya wahyu dan beliau tidak berkata dengan ra’yu dan juga qiyas

sebagaimana yang disebutkan oleh Al-Bukhari dalam Kitabul I’tisham..dst” (Ijabatus Sa’il: 556). Untuk perlu diketahui bahwa ahlus sunnah tidaklah menolak qiyas secara keseluruhan, akan tetapi mereka membedakan

antara qiyas yang benar dan qiyas yang yang batil. Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab berkata:

.وا:�5رق ��:[��f و'4��4 ، ا:e�9U ا:���س وإ��Oر ، ا:7��5 ��:���س ا.��7.ل )��Mة ا:��1=?(“Masalah Jahiliyah ke-15 yaitu (ahlul jahiliyah) berdalil dengan qiyas yang rusak dan mengingkari qiyas yang benar dan

bodohnya mereka terhadap al-jami’ dan al-fariq.” (Masa’ilul Jahiliyah tahqiq Al-Alusi: 65).

Sebenarnya Al-Imam Al-Bukhari tidaklah mencela qiyas secara keseluruhan –seperti penukilan Asy-Syaikh Muqbil- tetapi

hanya mencela qiyas yang takalluf (memaksakan, pen). Beliau hanya berkata:

�,آ� �� ��ب Q� hأي ذمL�:ا iX�O2��س و� ا:“Bab Dalil yang Disebutkan tentang Tercelanya Ra’yu dan Qiyas yang Takalluf (dipaksakan, pen).” (Shahih Bukhari: Kitabul

I’tishom (22) hal: 278).

Al-Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan maksud Imam Al-Bukhari:

�O��5L( ��� ا:���س إ:+ وا<��ج ا:Ll��k? ا:���ر �[7 :� إذا أي " ا:���س وO2�iX " و"�:( I� )�@&�=� و:� أو�6�( ��+ iL=&�� ��:V�اءة ����@=nL وا96? ا:[��&? ا:&�QO2 ?L :� إذا I� ، ا:���س أرآ�ن Q� ه! ا:L�! ا:[��&? ا:&�L? إ�Vkت �! ?L��;�:ا

“Ucapan beliau “Qiyas yang Takalluf” maksudnya adalah jika ia tidak menemukan ketiga perkara (Al-Quran, As-Sunnah dan

ijma’, pen) dan ia membutuhkan qiyas maka janganlah ia memaksa akan tetapi ia menggunakannya pada tempatnya dan

tidak memaksa dalam menetapkan illat yang jami’ yang merupakan rukun qiyas. Akan tetapi jika illat jami’ tadi tidak jelas

maka ia kembali pada hukum asal.” (Fathul Bari: 20/362).

Bahkan Al-imam An-Nasa’I juga membuat bab tentang qiyas dalam Kitab Adabil Qadla’ dalam sunannya:

�O9:ا )�VML�:�� I�l@L�:ف وذآ� وا��+ ا:�-��ا:�:�7 � Q� ��=� !� q�7> Q�س ا�LV� “Bab Menghukumi dengan Analogi dan Permisalan …dst” (Sunan An-Nasa’I Al-Mujtaba: 16/225).

Page 22: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

22

hasil usaha kalian dan dari apa yang Kami keluarkan untuk kalian dari hasil bumi. Dan janganlah

kalian memilih yang jelek untuk kalian infakkan dalam keadaan kalian tidak mengambilnya kecuali

dengan memicingkan mata kepadanya.” Dan seterusnya……..(HR. At-Tirmidzi: 2913, ia berkata hadits

hasan gharib shahih, An-Nasa’i: 244<, dan dihasankan oleh Al-Imam Al-Albani dalam Shahih At-

Targhib wat Tarhib hadits : @<9).

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata:

ل بلفظلائي الدثابت ف هجرر أخيث آخدا حضاب أيي البفو " ونط بقائكل ح نم رأم لمسو هليلى الله عص بيأن النأي على حفظها أو على قسمتها " اذ بن جبل وكان عليها مع" يعني للمساكني ، وفي رواية له " يعلق في المسجد

)@13 ص2ج: فتح الباري.(

“Termasuk dalam bab ini juga adalah hadits lain yang dikeluarkan oleh Tsabit dalam Ad-Dala’il dengan

lafazh: “Bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam memerintahkan dari tiap kebun diserahkan satu

dahan kurma untuk digantung di masjid” yakni untuk orang-orang miskin. Dan dalam riwayat miliknya

“dan Mu’adz bin Jabal radliyallahu anhu ditugasi atasnya” maksudnya adalah “untuk menjaganya”

atau “membagikannya”.” (Fathul Bari: 2/13@).

Al-Hafizh Ibnu Rajab berkata:

أن املسجد جيوز أن يوضع فيه أموال الفيء ومخس الغنيمة وأموال الصدقة وحنوها من أموال اهللا : املقصود ذا الباب .اليت تقسم بني مستحقيها

“Yang dimaksud dengan bab ini adalah bahwa masjid itu boleh digunakan untuk meletakkan harta fai’,

khumus ghanimah, harta sadaqah dan lain sebagainya dari harta Allah yang akan dibagikan kepada

mustahiqqnya.” (Fathul Bari libni Rajab: 3/1<6).

Kemudian beliau (Ibnu Rajab) menyatakan:

الباري البن فتح (من رواية معن بن يزيد السلمي )) الزكاة((ما خرجه البخاري يف : وما ينبغي إدخاله يف هذا الباب )>>1 ص3ج: رجب

“Dan yang seharusnya dimasukkan ke dalam bab ini (menggantung tandan kurma) adalah hadits yang

dikeluarkan oleh Al-Bukhari dalam Az-Zakat dari riwayat Ma’an bin Yazid As-Sulami radliyallahu anhum

(kemudian beliau membawakan hadits tersebut sebagaimana sudah saya sampaikan dalam catatan

kaki tentang masalah zakat).” (Fathul Bari libni Rajab: 3/1<<).

Kemudian beliau (Ibnu Rajab) membawakan juga hadits Imam Muslim:

، -احلاجة : أي - فيهم - عليه وسلم صلى اهللا-عن جرير البجلي ، أن قوما جاءوا إىل النيب )) صحيح مسلم((ويف الظهر ، مث خطب فحث على الصدقة ، فجاء رجل بصرة من فضة كادت كفه - صلى اهللا عليه وسلم - فصلى النيب

)>250: والنسائي1691: رواه مسلم(تعجز عنها ، مث تتابع الناس حىت رأيت كومني من طعام وثياب

“Dan dalam Shahih Muslim dari Jarir Al-Bajali radliyallahu anhu bahwa suatu kaum mendatangi Nabi

shallallahu alaihi wasallam yang pada mereka ada kefakiran kemudian Nabi shallallahu alaihi wasallam

sholat zhuhur kemudian berkhutbah dan menganjurkan untuk bershadaqah. Kemudian datanglah

seseorang dengan membawa pundi-pundi dari perak yang mana tangannya hampir tidak mampu

memegangnya (karena besarnya). Kemudian manusia berturut-turut (mengikuti dia dengan

menyerahkan shadaqah) sampai aku melihat 2 gundukan makanan dan pakaian.” (HR. Muslim: 1691

dan An-Nasa’i: 250<).

Kemudian beliau (Ibnu Rajab) menyatakan:

Page 23: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

23

صلى اهللا -أيب داود والنسائي ، عن أيب سعيد ، أن رجال دخل املسجد يف هيئة رثة والنيب )) سنن((و )) املسند((ويف وذكر - الناس ثيابا على الصدقة ، فألقى- صلى اهللا عليه وسلم - خيطب يوم اجلمعة ، فحث النيب -عليه وسلم

)>>1 ص3ج: فتح الباري البن رجب.(احلديث

“Dan dalam Musnad dan Sunan Abi Dawud dan An-Nasa’I dari Abu Sa’id bahwa seseorang masuk masjid

dengan keadaan yang lusuh (karena miskin, pen). Sedangkan Nabi shallallahu alaihi wasallam masih

sedang berkhutbah hari Jum’at. Maka Nabi menganjurkan shadaqah. Para manusia melemparkan

baju-baju…..dan seterusnya.” (Fathul Bari libni Rajab: 3/1<<).

Berkata Al-Allamah Waliyuddin At-Tibrizi:

)@30 ص2ج: مرعاة املفاتيح(النقود لغلبته الظاهر أنه هنا حبوب، ولعل االقتصار عليه من غري ذكر ) من طعام(قوله

“Kata ‘dari makanan (dalam hadits di atas)’ zhahirnya di sini adalah biji-bijian. Mungkin hanya

menyebut ini (biji-bijian) tanpa menyebutkan uang kontan karena keumumunannya (tersedia banyak

makanan tapi jarang yang memiliki uang kontan, pen).” (Mir’atul Mafatih Syarh Misykatil Mashabih:

2/30@).

Apa kaitan hadits-hadits di atas dengan pembahasan kotak infaq?

Dari keterangan di atas dapat ditarik pelajaran bahwa pada masjid Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

ketika itu sudah dilaksanakan kegiatan penggalangan infaq dan sadaqah yang meliputi 2 hal:

1. Penggalangan dan pengumpulan harta sadaqah dan infaq. Hasilnya dapat dikumpulkan dengan

cara ditumpuk, atau cara lainnya (seperti dimasukkan ke dalam keranjang, kotak atau karung infaq).

2. Pembagian dari harta tersebut dapat secara langsung atau melalui petugas atau panitia yang

ditunjuk untuk membagikan.21

Bahkan Lajnah Da’imah dalam salah satu fatwanya –ketika ditanya tentang kotak amal yang dibuat oleh

suatu keluarga besar- menyatakan:

إنشاء صندوق خريي لصاحل الفقراء يعترب من عمل املعروف واإلحسان ملا فيه من الرب بالفقراء ومواسام ودفع : أولاويف عموم سائر النصوص من الكتاب } وتعاونوا على البر والتقوى { : احلاجة عنهم، وهو داخل يف عموم قوله تعاىل

.حام وغريهم من الفقراء واملساكنيوالسنة اليت حثت على صلة األر

“Yang pertama: Membuat kotak amal kebaikan untuk orang-orang fakir yang shalih termasuk amal

ma’ruf dan ihsan karena didalamnya terdapat amal baik kepada orang fakir serta membantu dan

memenuhi hajat mereka. Ini termasuk keumuman firman Allah: “Dan tolong-menolonglah kalian di atas

kebaikan dan takwa.” Dan juga masuk dalam keumuman nash-nash dari Al-Kitab dan As-Sunnah yang

mendorong silaturrahim dan lainnya dari fakir miskin. (Fatwa Lajnah Da’imah nomor: 4515 jilid 11 hal:

190-192. Ditandatangani oleh Syaikh Bin Baz (ketua), Syaikh Abdurrazaq Afifi (wakil ketua) dan Syaikh

Abdullah Qu’ud (anggota)).

Cuma yang masih menjadi permasalahan sekarang adalah mengedarkan kotak infaq ketika khutbah hari

raya masih berlangsung. Ini yang menyelisihi petunjuk Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Yang

benar adalah setelah selesai khutbah hari raya. Jabir bin Abdillah radliyallahu anhu berkata:

أ بالصدلى فبطر فصالف موي لمسو هليع لى اللهص بيالن كأ قاموتي وهو نهاء فذكرسى النل فأتزغ نا فرفلم طبخ ثم لاة على يد بلال وبلال باسط ثوبه يلقي فيه النساء الصدقة

21

Jika kegiatan menggalang dana infaq dan shadaqah dianggap sebagai tasawwul (mengemis) maka Rasulullah shallallahu

alaihi wasallam dan para sahabat radliyallahu anhum jatuh pada perbuatan tasawwul. Na’udzubillahi min ihaanati salafinaa.

Page 24: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

24

“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengadakan shalat hari raya, beliau memulai dengan shalat

kemudian berkhutbah. Setelah selesai khutbah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam turun kemudian

mendatangi para wanita sambil bersandar pada tangan Bilal radliyallahu anhu. Beliau memperingatkan

mereka (agar bershadaqah). Bilal menengadahkan bajunya dan para wanita melempar shadaqah

mereka ke baju Bilal.” (HR. Bukhari: 925).

Alhamdulillah, sampai disini semoga para pembaca sekalian jelas tentang masalah Yayasan, Organisasi

ini. Silakan simak bab III, kesimpulan.

Page 25: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

25

BAB III. KESIMPULANBAB III. KESIMPULANBAB III. KESIMPULANBAB III. KESIMPULAN

Pendirian organisasi dakwah, kotak infaq adalah termasuk masalah wasilah dan mashalih mursalah.22

Maka sangat tidak tepat fatwa yang membid’ahkan yayasan dakwah dan kotak infak apalagi

menjatuhkan vonis hizbi kepada orang yang mendirikan yayasan dakwah.23

Berita tentang ‘najwa’ didapati dalam banyak ayat Al-Quran. Begitu pula berbagai macam organisasi24

dengan segala bentuk kesederhanaannya- didapati pada masa salafush shalih dengan jalan penukilan

yang melebihi mutawatir. Sehingga orang yang mengingkari berita ini terancam untuk tidak bisa diambil

ilmunya.25

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata:

فاملعتمد أن الذي ترد روايته من أنكر أثرا متواترا من الشرع معلوما من الدين بالضرورة وكذا من اعتقد عكسه

“Pendapat yang dapat dijadikan sandaran adalah bahwa orang yang ditolak periwayatannya adalah

orang yang mengingkari atsar yang mutawatir dari syari’at yang diketahui dari ad-dien ini secara pasti,

begitu pula orang yang meyakini sebaliknya.” (Nukhbatul Fikr: 4).

Kiranya jelas bagi para pembaca sekalian, semoga menjadikan pencerahan bagi kita semua. Semoga

Allah Ta’ala selalu memberikan bimbingan, hidayah, taufiq, pada kita sekalian, sehingga selalu menetapi

kebenaran dan menjauhi kesesatan. Semoga Allah Ta’ala memberkahi kita semuanya.

Wallahu a’lam bish shawab.

22

Pendapat ini –yaitu menjadikan organisasi sebagai wasilah dakwah- adalah pegangan ahlus sunnah wal jama’ah al-firqatun

najiyah di dalam berdakwah kepada Allah. Perlu untuk diketahui bahwa sikap kaum muslimin terhadap organisasi dakwah

terbagi menjadi 3, yaitu:

• Kelompok yang menjadikan organisasi dakwah sebagai hizib, mengajak manusia berloyal kepada organisasi tersebut

dan memusuhi orang yang memusuhinya seperti Hizbut Tahrir, Ikhwanul Muslimin dan sebagainya. Ini adalah

keumuman firqah yang menyelisihi jalan yang lurus.

• Kelompok yang menjadikan organisasi dakwah sebagai wasilah dakwah. Kalau diperlukan maka didirikan organisasi

dakwah dan kalau tidak diperlukan maka dibubarkan. Ini adalah jalan pertengahan, jalan ahlus sunnah wal jama’ah.

• Kelompok yang mengharamkan organisasi dakwah secara mutlak. Mereka memegang fatwa syaikh Yahya al Hajuri.

23 Termasuk hal ini adalah apa yang ditulis oleh Al-Akh Abu Sulaim Sulaiman Al-Amboni –yang jauh dari tahqiq ilmiah- dalam

bukunya Ya Ustadz, Ad-Dienun Nashihah: 8-9. Ia menjelaskan bahwa yayasan dakwah itu bid’ah dengan alasan: menyelisihi

dakwah para rasul, bukan jalan salaf, menimbulkan semacam syirik kecil karena bernaung dengan yayasan dakwah dan

adanya tasawwul dan mengambil harta manusia. Untuk membantah tulisan yang tidak berbobot ini saya serahkan kepada

pembaca yang budiman.

24 Meskipun lafazh ‘panitia, yayasan, jum’iyyah’ tidak didapati pada masa salafush shalih akan tetapi hakekat dan makna

perkumpulan dan najwa di jaman itu sama dengan organisasi di jaman ini. Asy-Syaikh Al-Walid Shalih Fauzan berkata:

فاحلاصل؛ أن هذا فيه دليل على أن العربة يف املعاين ال يف األلفاظ،

“Maka wal hasil, sesungguhnya ini (hadits tentang Dzatu Anwath, pen) di dalamnya terdapat dalil atas kaidah: ‘Yang

dianggap adalah makna (dari sesuatu yang dibicarakan, pen) bukan lafazhnya’.” (I’anatul Mustafid: 162). Jadi najwa di

jaman Nabi shallallahu alaihi wasallam memiliki kesamaan makna dan hakekat dengan organisasi di jaman ini meskipun

lafazhnya berbeda.

25 Selain madzhab ini jatuh pada penolakan terhadap atsar mutawatir, madzhab ini juga terjatuh pada tajhil wa tadlil as-

salafish shalih (menganggap salafus shalih itu bodoh dan sesat). Jika mereka mengatakan bahwa organisasi dakwah itu

menyelisihi dakwah para rasul alaihimus salam maka organisasi darul arqam yang didirikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi

wasallam itu juga menyelisihi dakwah para rasul, maha suci Allah dari ucapan mereka. Jika mereka mengatakan bahwa

organisasi dakwah bukan jalan salaf maka Amirul Mukminin Utsman bin Affan radliyallahu anhu yang memilih panitia

penyeragaman Al-Quran telah menyelisihi jalan salaf, maha suci Allah dari ucapan mereka. Akhirnya salafush shalih –

menurut mereka- jatuh pada syirik kecil dan tasawwul (mengemis). Subhanallah.

Page 26: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

26

*) Tentang penulis26

Penulis dilahirkan di Mojokerto, 19 Februari 1977 (29 Shafar 1397 H) sebagai anak ke-2 dari delapan

bersaudara dari pasangan Fachrur Razi dan Dewi Masyithoh.

Pendidikan Umum:

1. SD Negeri Miji V Mojokerto 6 tahun

2. SMPN 2 Mojokerto 3 tahun

3. SMA Negeri Sooko 3 tahun

4. Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga lulus tahun 2003.

5. Juga beberapa kali mengikuti symposium, Continuing Education dan seminar ilmu kedokteran.

Pendidikan Agama:

Ada 2 fase:

1. Masih menganut sufi

• Sejak kecil mengaji Al-Quran di bawah bimbingan kakek yaitu Bapak Syamsu Madyan sampai

khatam.

• Kemudian ketika kelas 1 SMP membaca Al-Quran secara tartil riwayat Hafsh an Ashim kepada

Bapak Ali Hafizh (ahli qiraat tujuh) selama 6 tahun sambil diselingi pelajaran tajwid kitab Hidayatush

Shibyan, Tuhfatul Athfal, Nadzam Jazariyah. Ini dilakukan setiap ba’da Maghrib sampai Isya’.

• Mengikuti Madrasah Diniyah Awwaliyah setiap selesai pulang sekolah selama 3 tahun.

• Mengikuti Madrasah Diniyah Wustha setiap ba’da isya’ selama 2 tahun.

• Mengikuti pengajian ba’da shubuh kitab Fathul Mu’in (fiqih syafi’iyah) kepada Bapak Abdul

Muhaimin dan kitab Minhajul Abidin (tasawwuf) karya Al-Ghazali kepada Bapak Muthahharun Afif, Lc.

(tetapi tidak sampai selesai)

• Mengikuti kilatan (Pesantren Kilat) yang diadakan setiap bulan Ramadlan dan libur panjang

sekolah dengan kitab Riyadlus Shalihin, Bulughul Maram, Mukhtarul Ahadits, Jawahirul Bukhari, Syarh

Lubabul Hadits (karya As-Suyuthi), Kasyifatus Saja syarh Safinatin Naja (fiqih Syafi’iyah). Semuanya

sampai selesai.

• Belajar ilmu falak tentang arah kiblat dengan segitiga bola kepada Drs. Musta’in.

2. Sebagai salafi

Penulis mengenal manhaj salaf ketika duduk di semester 3 FK Unair

• Mengikuti daurah sehari Al-Irsyad sekitar tahun 1997 dengan kitab Ashlus Sunnah wa I’tiqadud

Dien karya Al-Imam Ibnu Abi Hatim, disampaikan oleh Yazid Jawwas sampai selesai. (ini permulaan

Penulis mengenal manhaj salaf).

• Mengikuti kajian Tafsir Juz Amma (dari Tafsir Ibnu Katsir) kepada Ust. Hannan Bahannan di

Mushalla FK UNAIR, tetapi tidak selesai.

• Belajar aqidah dengan Qashidah Haa’iyah karya Ibnu Abi Dawud dan nazham Ibnu Taimiyah “Ya

Saa’ilii an Madzhabii wa Aqidati” kepada Ust. Afifuddin ketika masih di Ambon.

• Mengikuti Daurah Di ITS tentang “Pentingnya Ilmu” oleh Ust. Usamah Mahri, Lc.

• Belajar kitab Masa’il Jahiliyah, Kitabut Tauhid, Al-Arba’in An-Nawawiyah dan Minhajul Firqatin

Najiyah kepada Ust. Zainul Arifin, tetapi yang ke-3 terakhir tidak selesai.

26

Sebenarnya Penulis tidak ingin menyebutkan otobiografi ini. Akan tetapi karena sekarang ini banyak orang-orang yang

melecehkan orang yang membawa hujah maka Penulis memberanikan diri untuk menulisnya juga karena ingin meniru para

nabi seperti Nabi Isa alaihissalam. Beliau memaparkan otobiografi beliau untuk menghadapi pelecehan Bani Israil dalam QS

Maryam: 30-33).

Page 27: Bolehkah Mendirikan Yayasan Dakwah

27

• Belajar kepada Ust. Agus Su’aidi di Mushalla FK UNAIR kitab Lum’atul I’tiqad karya Ibnu

Qudamah sampai selesai dan Shahih Bukhari tapi hanya sempat sampai Kitabul Ilmi saja.

Menikah dengan dr. Win Khozainul Muna ketika masih menjalani Dokter Muda 2. Sampai sekarang

sudah dikaruniai 3 anak putri: Faqihah, Fauzanah dan Furoi’ah. Sekarang bekerja di sebuah sumah sakit

swasta di Babat Lamongan.

Al-hamdulillah sampai sekarang –di tengah kesibukan sebagai dokter- Penulis sudah hafal Al-Quran 30

juz (2 tahun lalu) dengan muraja’ah istri tercinta, Bulughul Maram 300 hadits, Alfiyah Ibnu Malik

(nahwu-sharaf) 350 bait, hafal matan Ushulus Tsalatsah, Al-Arbain Nawawi, matan Nukhbatul Fikr

(mushtalah hadits), dan matan nazham Qawaidul Fiqhiyyah karya al-Imam As-Sa’di.

Semoga Allah menjaga ilmu Penulis dan menjadikannya istiqamah. Amien.

Ditulis di Babat tanggal 19 Shafar 1430 bertepatan dengan 15 Februari 2009. Direvisi ulang tanggal 26

Shafar 1430 (21 Februari 2009). Direvisi kedua tanggal 23 Rabi’ul Awwal 1430 (20 Maret 2009). Direvisi

ketiga tanggal 22 Rabi’uts Tsani 1430 (18 April 2009).