bahan organik tanah

24
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam siklus kehidupan, terdapat beberapa ekosistem yang berjalan secara seimbang. Baik keseimbangan ekosistem daratan maupun perairan. Di dalam ekosistem tersebut terjadinya interaksi yang baik antara produsen dengan konsumen baik tingkat I, tingkat II maupun III. Kemudian peradaban manusia sejak zaman kuno hingga kini selalu tergantung pada lingkungan. Keperluan akan makanan senantiasa menjadi masalah yang tak ada putusnya. Kurang pangan seolah-olah sudah merupakan persoalan yang akrab dengan manusia., yang tiak dapat dipisahkan dari kehidupan. Sadar atau tidak, baik primitive atau modern sekalipun, manusia pasti memerlukan bahan manusia sebagai penyambung hidup. Namun problema bahan pangan tak henti hentinya mengendala, yang pada gilirannya memaksa manusia memikirkan suatu cara terbaik untuk dapat memanfaatkan lingkungan guna mengatasi masalah tersebut yaitu bercocok tanam. Seiring berjalannya waktu, dengan bertambahnya populasi dan tuntutan selain makan seperti rumah, kendaraan, pakaian, dan lain-lain sehinhgga manusia dengan sengaja merusak alam yang secara langsung juga

Upload: ferra-apriadi

Post on 13-May-2017

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: bahan organik tanah

I.       PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam siklus kehidupan, terdapat beberapa ekosistem yang berjalan secara

seimbang. Baik keseimbangan ekosistem daratan maupun perairan. Di dalam

ekosistem tersebut terjadinya interaksi yang baik antara produsen dengan konsumen

baik tingkat I, tingkat II maupun III.

Kemudian peradaban manusia sejak zaman kuno hingga kini selalu

tergantung pada lingkungan. Keperluan akan makanan senantiasa menjadi masalah

yang tak ada putusnya. Kurang pangan seolah-olah sudah merupakan persoalan yang

akrab dengan manusia., yang tiak dapat dipisahkan dari kehidupan. Sadar atau tidak,

baik primitive atau modern sekalipun, manusia pasti memerlukan bahan manusia

sebagai penyambung hidup. Namun problema bahan pangan tak henti hentinya

mengendala, yang pada gilirannya memaksa manusia memikirkan suatu cara terbaik

untuk dapat memanfaatkan lingkungan guna mengatasi masalah tersebut yaitu

bercocok tanam.

Seiring berjalannya waktu, dengan bertambahnya populasi dan tuntutan selain

makan seperti rumah, kendaraan, pakaian, dan lain-lain sehinhgga manusia dengan

sengaja merusak alam yang secara langsung juga merusak rantai makanan yang ada

di ekosistem tersebut. Ekosistem yang tak seimbang membuat tingginy salah satu

tingkat konsumen di rantai makanan yaitu konsumen tingkat I. Yang berdampak tak

terkendalinya pertumbuhan dan perkembangbiakkan konsumen tingkat I, sehingga

menyerang tanaman manusia untuk dapat mempertahankan kehidupannya juga.

Namun pengelolaan tanah yang buruk pada saat bercocok tanam membuat

tanah menjadi kurang subur dan kehilangan unsure hara. Unsur hara merupakan

salah satu unsure yang harus ada di tanah untuk membantu pertumbuhan tanaman

agar pertumbuhan dan produksi tanaman menjadi maksimal.

Selain unsure hara, tanah harus mempunyai keseimbangan yang baik antar

bahan organic, mineral, air dan udara. Ke semua komponen tersebut yang dapat

Page 2: bahan organik tanah

menunjang keseburan tanah. Selain itu juga pola penanaman serta pengendalian

hama yang baik dan benar yang tidak menggunakan bahan kimia dapat menjaga

kesuburan tanah.

Di dalan tanah yang ideal seharusnya memiliki kandungan bahan organic

yang cukup. Bahan organik adalah sekumpulan beragam senyawa-senyawa organik

kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus

hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan

termasuk juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada

didalamnya.

Bahan organik tanah merupakan timbunan binatang dan jasad renik yang

sebagian telah mengalami perombakan. Bahan organik ini biasanya berwarna cokelat

dan bersifat koloid yang dikenal dengan humus, Humus terdiri dari bahan organik

halus yang berasal dari hancuran bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru

yang terbentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalui suatu kegiatan

mikroorganisme dalam tanah.

Bahan organik mencakup semua bahan yang berasal dari jaringan tanaman

dan hewan, baik yang hidup maupun yang telah mati, pada berbagai tatanan

dekomposisi. Bahan organik tanah lebih mengacu pada bahan (sisa jaringan

tanaman/hewan) yang telah mengalami perombakan/dekomposisi baik

sebagian/seluruhnya, yang telah mengalami humifikasi maupun yang belum.

Kandungan bahan organik di wilayah tropika serupa dengan yang ada di

wilayah iklim sedang. Oksisols yang sangat lapuk mempunyai kandungan bahan

organik yang lebih tinggi daripada ditunjukkan oleh warnanya yang kemerah-

merahan. Faktor yang mempengaruhi kandungan bahan organik tanah dapat dianalis

dalam hubungan dengan tambahan bahan organik tahunan dan laju pelapukan

tahunan.

Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengetahui dan mengenal mengenai

bahan organic tanah agar dapat mengelola dan menjaga kandungan organic tersebut

secara benar dan tidak merusak alam.

B. Tujuan Praktikum

Page 3: bahan organik tanah

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian bahan organic tanah.

2. Mengetahui kandungan bahan organik tanah secara kualitatif berdasarkan

warna tanah.

3. Mengetahui penetapan kandungan bahan organik tanah berdasarkan jumlah

bahan organik yang mudah teroksidasi (metode Walkey dan Black).

Page 4: bahan organik tanah

II.    TINJAUAN PUSTAKA

Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem

kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang

terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena

dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia . bahan organik tanah adalah

semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi

bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam

air, dan bahan organik yang stabil atau humus.

Bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan

tanah untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah

menurun, kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman juga

menurun. Menurunnya kadar bahan organik merupakan salah satu bentuk

kerusakan tanah yang umum terjadi. Kerusakan tanah merupakan masalah penting

bagi negara berkembang karena intensitasnya yang cenderung meningkat

sehingga tercipta tanah-tanah rusak yang jumlah maupun intensitasnya meningkat.

Kerusakan tanah secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga

kelompok utama, yaitu kerusakan sifat kimia, fisika dan biologi tanah. Kerusakan

kimia tanah dapat terjadi karena proses pemasaman tanah, akumulasi garam-

garam (salinisasi), tercemar logam berat, dan tercemar senyawa-senyawa organik

dan xenobiotik seperti pestisida atau tumpahan minyak bumi . Terjadinya

pemasaman tanah dapat diakibatkan penggunaan pupuk nitrogen buatan secara

terus menerus dalam jumlah besar . Kerusakan tanah secara fisik dapat diakibatkan

karena kerusakan struktur tanah yang dapat menimbulkan pemadatan tanah.

Kerusakan struktur tanah ini dapat terjadi akibat pengolahan tanah yang salah atau

penggunaan pupuk kimia secara terus menerus. Kerusakan biologi ditandai oleh

penyusutan populasi maupun berkurangnya biodiversitas organisme tanah, dan

terjadi biasanya bukan kerusakan sendiri, melainkan akibat dari kerusakan lain

(fisik dan atau kimia). Sebagai contoh penggunaan pupuk nitrogen (dalam bentuk

ammonium sulfat dan sulfur coated urea) yang terus menerus selama 20 tahun

Page 5: bahan organik tanah

dapat menyebabkan pemasaman tanah sehingga populasi cacing tanah akan turun

dengan drastis.

Kehilangan unsur hara dari daerah perakaran juga merupakan fenomena

umum pada sistem pertanian dengan masukan rendah. Pemiskinan hara terjadi

utamanya pada praktek pertanian di lahan yang miskin atau agak kurang subur

tanpa dibarengi dengan pemberian masukan pupuk buatan maupun pupuk organik

yang memadai. Termasuk dalam kelompok ini adalah kehilangan bahan organik

yang lebih cepat dari penambahannya pada lapisan atas. Dengan demikian terjadi

ketidakseimbangan masukan bahan organik dengan kehilangan yang terjadi

melalui dekomposisi yang berdampak pada penurunan kadar bahan organik

dalam tanah. Tanah-tanah yang sudah mengalami kerusakan akan sulit

mendukung pertumbuhan tanaman. Sifat-sifat tanah yang sudah rusak

memerlukan perbaikan agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi kembali

secara optimal.

Penyediaan hara bagi tanaman dapat dilakukan dengan penambahan pupuk

baik organik maupun anorganik. Pupuk anorganik dapat menyediakan hara

dengan cepat. Namun apabila hal ini dilakukan terus menerus akan menimbulkan

kerusakan tanah. Hal ini tentu saja tidak menguntungkan bagi pertanian yang

berkelanjutan. Meningkatnya kemasaman tanah akan mengakibatkan ketersediaan

hara dalam tanah yang semakin berkurang dan dapat mengurangi umur produktif

tanaman.

Pengelolaan tanah yang berkelanjutan berarti suatu upaya pemanfaatan

tanah melalui pengendalian masukan dalam suatu proses untuk memperoleh

produktivitas tinggi secara berkelanjutan, meningkatkan kualitas tanah, serta

memperbaiki karakteristik lingkungan. Dengan demikian diharapkan kerusakan

tanah dapat ditekan seminimal mungkin sampai batas yang dapat ditoleransi,

sehingga sumberdaya tersebut dapat dipergunakan secara lestari dan dapat

diwariskan kepada generasi yang akan datang.

Selain memiliki dampak positif, penggunaan bahan organik dapat pula

memberikan dampak yang merugikan. Salah satu dampak negatif yang dapat

muncul akibat dari penggunaan bahan organik yang berasal dari sampah kota

Page 6: bahan organik tanah

adalah meningkatnya logam berat yang dapat diasimilasi dan diserap tanaman,

meningkatkan salinitas, kontaminasi dengan senyawa organik seperti poli khlorat

bifenil, fenol, hidrocarburate polisiklik aromatic, dan asam-asam organik

(propionic dan butirik)

Faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah juga harus diperhatikan

karena mempengaruhi jumlah bahan organik .Berpendapat bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi jumlah bahan organik dalam tanah adalah sifat dan

jumlah bahan organik yang dikembalikan, kelembaban tanah, temperatur tanah,

tingkat aerasi tanah, topografi dan sifat penyediaan hara.

Faktor-faktor yang mempengaruhi dekomposisi bahan organik dapat

dikelompokkan dalam tiga grup, yaitu 1) sifat dari bahan tanaman termasuk jenis

tanaman, umur tanaman dan komposisi kimia, 2) tanah termasuk aerasi,

temperatur, kelembaban, kemasaman, dan tingkat kesuburan, dan 3) faktor iklim

terutama pengaruh dari kelembaban dan temperatur.

Bahan organik secara umum dibedakan atas bahan organik yang relatif

sukar didekomposisi karena disusun oleh senyawa siklik yang sukar diputus atau

dirombak menjadi senyawa yang lebih sederhana, termasuk di dalamnya adalah

bahan organik yang mengandung senyawa lignin, minyak, lemak, dan resin yang

umumnya ditemui pada jaringan tumbuh-tumbuhan; dan bahan organik yang

mudah didekomposisikan karena disusun oleh senyawa sederhana yang terdiri dari

C, O, dan H, termasuk di dalamnya adalah senyawa dari selulosa, pati, gula dan

senyawa protein.

Dari berbagai aspek tersebut, jika kandungan bahan organik tanah cukup,

maka kerusakan tanah dapat diminimalkan, bahkan dapat dihindari. Jumlah bahan

organik di dalam tanah dapat berkurang hingga 35% untuk tanah yang ditanami

secara terus menerus dibandingkan dengan tanah yang belum ditanami atau belum

dijamah menyatakan bahwa untuk mempertahankan kandungan bahan organik

tanah agar tidak menurun, diperlukan minimal 8 – 9 ton per ha bahan organik tiap

tahunnya.

Bahan organik tanah merupakan hasil dekomposisi atau pelapukan bahan-

bahan mineral yang terkandung didalam tanah. Bahan organik tanah juga dapat

Page 7: bahan organik tanah

berasal dari timbunan mikroorganisme, atau sisa-sisa tanaman dan hewan yang telah

mati dan terlapuk selama jangka waktu tertentu.bahan organik dapat digunakan untuk

menentukan sumber hara bagi tanaman, selain itu dapat digunakan untuk

menentukan klasifikasi tanah (Soetjito, 2009).

Bahan organik merupakan perekat butiran lepas dan sumber utama nitrogen,

fosfor dan belerang. Bahan organik cenderung mampu meningkatkan jumlah air yang

dapat ditahan didalam tanah dan jumlah air yang tersedia pada tanaman. Akhirnya

bahan organik merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Tanpa bahan organik

semua kegiatan biokimia akan terhenti (Doeswono,2007). 

Sumber primer bahan organik dalam tanah Alfisol adalah jaringan tanaman

berupa akar, batang, ranting dan daun. Jaringan tanaman ini akan mengalami

dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasikan dengan

tanah tersebut (Islami,2005).

Arus dekomposisi jauh lebih penting dari pada jumlah bahan organik yang

ditambahkan. Pengukuran kandung bahan organik tanah dengan metode walkey and

black ditentukan berdasarkan kandungan C-organik (Foth,2004).

Bahan organik adalah sekumpulan beragam senyawa-senyawa organik

kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi baik berupa humus

hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa organik hasil mineralisasi dan termasuk

juga mikrobia heterotrofik organik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya

(Madjid,2007).

Bahan organik tanah terbentuk dari jasad hidup tanah yang terdiri atas flora

dan fauna, perakaran tanaman yang hidup dan yang mati, yang terdekomposisi dan

mengalami modifikasi serta hasil sintesis baru yang berasal dari tanaman dan hewan.

Humus merupakan  bahan organik tanah yang sudah mengalami prubahan bentuk

dan bercampur dengan mineral tanah (Sutanto,2005).

Page 8: bahan organik tanah

III.  PEMBAHASAN

A. TANAH ULTISOL

Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan Indonesia

(Subagyo et al. 2004). Sebaran ter- luas terdapat di Kalimantan (21.938.000 ha),

diikuti di Sumatera (9.469.000 ha), Maluku dan Papua (8.859.000 ha), Sulawesi

(4.303.000 ha), Jawa (1.172.000 ha), dan Nusa Tenggara (53.000 ha). Tanah ini dapat

dijumpai pada berbagai relief, mulai dari datar hingga bergunung. Ultisol dapat

berkembang dari berbagai bahan induk dari yang bersifat masam hingga basa.

Namun sebagian besar bahan induk tanah ini adalah batuan sedimen masam.

Ultisol dicirikan oleh adanya akumulasi liat pada horizon bawah permukaan

sehingga mengurangi daya resap air dan meningkatkan aliran permukaan dan erosi

tanah. Erosi merupakan salah satu kendala fisik pada tanah Ultisol dan sangat meru-

gikan karena dapat mengurangi kesuburan tanah. Hal ini karena kesuburan tanah

Ultisol sering kali hanya ditentukan oleh kandungan bahan organik pada lapisan atas.

Bila lapisan ini tererosi maka tanah menjadi miskin bahan organik dan hara.

Tanah Ultisol mempunyai tingkat perkembangan yang cukup lanjut, dici-

rikan oleh penampang tanah yang dalam, kenaikan fraksi liat seiring dengan keda-

laman tanah, reaksi tanah masam, dan kejenuhan basa rendah. Pada umumnya tanah

ini mempunyai potensi keracunan Al dan miskin kandungan bahan organik. Tanah ini

juga miskin kandungan hara terutama P dan kation-kation dapat ditukar seperti Ca,

Mg, Na, dan K, kadar Al tinggi, kapasitas tukar kation rendah, dan peka terhadap

erosi.

Di Indonesia, Ultisol umumnya belum tertangani dengan baik. Dalam skala

besar, tanah ini telah dimanfaatkan untuk per- kebunan kelapa sawit, karet dan hutan

tanaman industri, tetapi pada skala petani kendala ekonomi merupakan salah satu

penyebab tidak terkelolanya tanah ini dengan baik.

Page 9: bahan organik tanah

A. CIRI MORFOLOGI

Pada umumnya Ultisol berwarna kuning kecoklatan hingga merah. Pada

klasifikasi lama menurut , Warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

bahan organik yang menyebabkan warna gelap atau hitam, kandungan mineral

primer fraksi ringan seperti kuarsa dan plagioklas yang mem- berikan warna putih

keabuan, serta oksida besi seperti goethit dan hematit yang mem- berikan warna

kecoklatan hingga merah.

B. BAHAN ORGANIK DI TANAH ULTISOL

Tanah Ultisol umumnya peka terhadap erosi serta mempunyai pori aerasi

dan indeks stabilitas rendah sehingga tanah mudah menjadi padat. Akibatnya per-

tumbuhan akar tanaman terhambat karena daya tembus akar ke dalam tanah menjadi

berkurang.

Bahan organik selain dapat meningkatkan kesuburan tanah juga mem-

punyai peran penting dalam memperbaiki sifat fisik tanah. Bahan organik dapat

meningkatkan agregasi tanah, memper- baiki aerasi dan perkolasi, serta membuat

struktur tanah menjadi lebih remah dan mudah diolah. Bahan organik tanah

melalui fraksi-fraksinya mempunyai pengaruh nyata terhadap pergerakan dan

pencucian hara. Asam fulvat berkorelasi positif dan nyata dengan kadar dan jumlah

ion yang tercuci, sedangkan asam humat berkorelasi negatif dengan kadar dan

jumlah ion yang tercuci.

Pengelolaan bahan organik dengan penanaman Mucuna sp. selama 3 bulan

dan pengembalian serasah + pupuk kandang 10 t/ha pada guludan dapat

meningkatkan pori tanah, dan pori air tersedia, serta menurunkan kepadatan tanah .

Pada Ultisol dari Sitiung, pemberian bahan organik be- rupa kotoran sapi, jerami, dan

Flemingia congesta dapat meningkatkan kandungan bahan organik dan kapasitas

tukar kation.

Page 10: bahan organik tanah

C. KESUBURAN TANAH

Tanah yang subur lebih disukai untuk usaha pertanian, karena

menguntungkan. Sebaliknya terhadap tanah yang kurang subur dilakukan usaha

untuk menyuburkan tanah tersebut sehingga keuntungan yang diperoleh meningkat.

Kesuburan Tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan

produk tanaman yang diinginkan, pada lingkungan tempat tanah itu berada. Produk

tanaman tersebut dapat berupa: buah, biji, daun, bunga, umbi, getah, eksudat, akar,

trubus, batang, biomassa, naungan atau penampilan.

Tanah memiliki kesuburan yang berbeda-beda tergantung faktor pembentuk

tanah yang merajai di lokasi tersebut, yaitu: Bahan induk, Iklim, Relief, Organisme,

atau  Waktu. Tanah merupakan fokus utama dalam pembahasan kesuburan tanah,

sedangkan tanaman merupakan indikator utama mutu kesuburan tanah.

Table 1 Hubungan C-organik dengan Kesuburan Tanah

KARAKTERKATEGORI KESUBURAN

TIDAK SUBUR SUBUR SANGAT SUBUR

TEKSTURpasiran, pasir, geluhan, geluh

pasiran

geluh lempungan,

lempung

geluh lempungan, lempung

C-organik ,1 1-1,5 1,5-2,5

Page 11: bahan organik tanah

D. PENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN

Pemberian bahan organik ke dalam tanah memberikan dampak yang baik

terhadap tanah, tempat tumbuh tanaman. Tanaman akan memberikan respon yang

positif apabila tempat tanaman tersebut tumbuh memberikan kondisi yang baik

bagi pertumbuhan dan perkembangannya.

Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah menyediakan zat

pengatur tumbuh tanaman yang memberikan keuntungan bagi pertumbuhan

tanaman seperti vitamin, asam amino, auksin dan giberelin yang terbentuk melalui

dekomposisi bahan organic.

Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah mengandung karbon

yang tinggi. Pengaturan jumlah karbon di dalam tanah meningkatkan

produktivitas tanaman dan keberlanjutan umur tanaman karena dapat

meningkatkan kesuburan tanah dan penggunaan hara secara efisien. Selain itu

juga perlu diperhatikan bahwa ketersediaan hara bagi tanaman tergantung pada

tipe bahan yang termineralisasi dan hubungan antara karbon dan nutrisi lain

(misalnya rasio antara C/N, C/P, dan C/S).

Penggunaan bahan organik telah terbukti banyak meningkatkan

pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian yang memberikan kompos berupa jerami

pada tanaman padi sudah memberikan pengaruh setelah 30 hari diaplikasikan.

Selain itu, juga ditemukan dampak positif lain seperti meningkatkan ketersediaan

makro dan mikronutrien bagi tanaman(Foth 2004)

Bahan organik yang berasal dari sisa tanaman mengandung bermacam-

macam unsur hara yang dapat dimanfaatkan kembali oleh tanaman jika telah

mengalami dekomposisi dan mineralisasi. Sisa tanaman ini memiliki kandungan

unsur hara yang berbeda kualitasnya tergantung pada tingkat kemudahan

dekomposisi serta mineralisasinya. Unsur hara yang terkandung dalam sisa bahan

tanaman baru bisa dimanfaatkan kembali oleh tanaman apabila telah mengalami

Page 12: bahan organik tanah

dekomposisi dan mineralisasi. , gula, protein sederhana adalah bahan yang

mudah terdekomposisi, sedangkan lignin yang akan lambat terdekomposisi.

Kemudahan dekomposisi bahan organik berkaitan erat dengan nisbah

kadar hara. Secara umum, makin rendah nisbah antara kadar C dan N di dalam

bahan organik, akan semakin mudah dan cepat mengalami dekomposisi. Oleh

karena itu, untuk mempercepat dekomposisi bahan organik yang memiliki nisbah

C dan N tinggi sering ditambahkan pupuk nitrogen dan kapur untuk memperbaiki

perbandingan kedua hara tersebut serta menciptakan kondisi lingkungan yang

lebih baik bagi dekomposer. Selain itu, kandungan bahan juga mempengaruhi

proses pengomposan.

E. PENGOMPOSAN

Pengomposan adalah dekomposisi alami dari bahan organik oleh

mikroorganisme yang memerlukan oksigen (aerob). Hasil pengomposan berupa

kompos memiliki muatan negatif, dapat dikoagulasikan oleh kation-kation dan

partikel tanah untuk membentuk agregat tanah. Dengan demikian, penambahan

kompos dapat memperbaiki struktur tanah sehingga akan memperbaiki pula

aerasi, drainase, absorbsi panas, kemampuan daya serap tanah terhadap air serta

berguna untuk mengendalikan erosi tanah

Page 13: bahan organik tanah

IV.    KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum bahan organik tanah

adalah sebagai berikut :

1. Kandungan bhaan organik lebih banyak didapatkan

didaerah topsoil dibandingkan di daerah subsoil.

2. Tinggi rendahnya bahan organik tanah dipengaruhi oleh suhu, curah hujan,

vegetasi dan struktur tanah.

3.  Semakin banyak kandungan humus, maka warna tanah semakin pekat.

4.  Kematangan kompos yang digunakan juga menjadi faktor yang

mempengaruhi cepat aplikasinya ke tanaman. Kriteria kematangan

kompos bervariasi tergantung bahan asal kompos, kondisi dan proses

dekomposisi selama pengomposan

5. Pemberian bahan organik ke dalam tanah memberikan dampak yang baik

terhadap tanah, tempat tumbuh tanaman. Tanaman akan memberikan respon

yang positif apabila tempat tanaman tersebut tumbuh memberikan kondisi

yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangannya

B. SARAN

Adapun saran pada penggunaan bahan organik yaitu dalam hal pengolahan

tanah yang baik dan benar serta selalu menjaga kesuburan tanah.

Page 14: bahan organik tanah

DAFTAR PUSTAKA

Annisa R, 2010. Tanah dan Lingkungan daerah taman kota Surabaya. Jurnal Hal

66:67.IPB:Bogor.

Doeswono,2007. Ilmu-Ilmu Terjemahan. Bhtara Karya Aksara. Jakarta.

Foth, Henry. D, 2004 . Dasar-Dasar Ilmu Tanah Jilid ke Enam . Erlangga.  Jakarta.

Islami, T. 2005. Klasifikasi Tanah. Aka press. Jakarta.

Madjid, Abdul. 2007. Bahan Organik Tanah. Universitas Sriwijaya. Palembang.

Pandji A, 2005. Kandungan Bahan %C dan % Bahan Organik Tanah di Tanah

Kawasan Perkebunan. Jurnal Hal 45:46 UGM.Yogyakarta

Soetjipto,dkk . 2009 . Dasar-Dasar Irigasi . Erlangga . Jakarta.

Sutanto, Rachman . 2005 . Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep Kenyataan . Kanisius.

Yogyakarta.

Page 15: bahan organik tanah

MATERI DISKUSI

PRATIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH

Pengaruh Bahan Organik Pada Tanaman

Kelompok 2

Dede Ifantri 05071381320021Dicky Dwi Septian 05071381320011Fahri Inayah 05071381320054Fajar Sidiq H 05071381320048Ferra Apriadi 05071281320025Hendra Jaka S 05071381320029Iik Pandita U 05071381320036Levi Indriani 05071381320066M. Aidil Fitriansyah 05071381320025Ogi Kusuma 05071381320062Oktaria 05071381320006Puspita Indryani 05071381320017Rinovli Fransisco 05071381320040

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDERALAYA

2014

Page 16: bahan organik tanah