bahan laporan praktikum gith - ph tanah dan permeabilitas

17
Laporan Praktikum Dasar Ilmu Tanah "Pengukuran pH Tanah" I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolorimeter adalah penentuan pH tanah dengan menggunakan indikator warna seperti kertas lakmus, kertas pH, dan pH Stick. Fungsi dari menggunakan alat dengan metode kolorimeter yaitu untuk mengetahui pH Tanah dengan berdasarkan warna yang diperoleh (Aminiarin, 2013). pH meter adalah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur pH (keasaman atau alkalinitas) dari cairan (meskipun probe khusus terkadang digunakan untuk mengukur pH zat semi-padat). Sebuah pH meter khas terdiri dari probe pengukuran khusus atau elektroda yang terhubung ke meteran elektronik yang mengukur dan menampilkan pembacaan pH (Aslilah, 2013). Terdapat beberapa jenis alat ukur pH tanah salah satunya yaitu alat ukur pH tanah ETP110 atau yang biasa disebut dengan soil pH meter merupakan salah satu dari soil test kit yang sangat penting dalam kegiatan pengukuran dan penelitian kandungan zat dalam tanah. Alat pH tanah ini digunakan untuk mengukur keasaman dan kebasaan pada tanah, selain itu juga terdapat kertas lakmus yang menentukan pH tanah pada saat dilapangan (Ryan, 2012). 1.2 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum dengan materi “pengukuran ph tanah” yaitu : 1. mahasiswa dapat mengenal dan menggunakan alat-alat yang digunakan untuk mengukur pH tanah. 2. Mahasiswa dapat membandingkan pengukuran pH dengan kedua jenis metode.

Upload: icuksugiarto

Post on 20-Feb-2016

87 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

PH Tanah

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Laporan Praktikum GITH - PH Tanah Dan Permeabilitas

Laporan Praktikum Dasar Ilmu Tanah "Pengukuran pH Tanah"

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKolorimeter adalah penentuan pH tanah dengan menggunakan indikator warna seperti kertas lakmus, kertas pH, dan pH Stick. Fungsi dari menggunakan alat dengan metode kolorimeter yaitu untuk mengetahui pH Tanah dengan berdasarkan warna yang diperoleh (Aminiarin, 2013).pH meter adalah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur pH (keasaman atau alkalinitas) dari cairan (meskipun probe khusus terkadang digunakan untuk mengukur pH zat semi-padat). Sebuah pH meter khas terdiri dari probe pengukuran khusus atau elektroda yang terhubung ke meteran elektronik yang mengukur dan menampilkan pembacaan pH (Aslilah, 2013).Terdapat beberapa jenis alat ukur pH tanah salah satunya yaitu alat ukur pH tanah ETP110 atau yang biasa disebut dengan soil pH meter merupakan salah satu dari soil test kit yang sangat penting dalam kegiatan pengukuran dan penelitian kandungan zat dalam tanah. Alat pH tanah ini digunakan untuk mengukur keasaman dan kebasaan pada tanah, selain itu juga terdapat kertas lakmus yang menentukan pH tanah pada saat dilapangan (Ryan, 2012).

1.2  Tujuan PraktikumAdapun tujuan dari praktikum dengan materi “pengukuran ph tanah” yaitu :

1.      mahasiswa dapat mengenal dan menggunakan alat-alat yang digunakan untuk mengukur pH tanah.

2.      Mahasiswa dapat membandingkan pengukuran pH dengan kedua jenis metode.

Page 2: Bahan Laporan Praktikum GITH - PH Tanah Dan Permeabilitas

II. BAHAN DAN METODE

2.1    Waktu dan TempatKegiatan praktikum dilaksanakan pada hari jumat, 15 November 2013. Pukul 09.00 – 10.40 WIB. Praktikum bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya.

2.2    Bahan dan AlatBahan yang digunakan yaitu, air destilasi (melarutkan tanah) dan contoh tanah. Sedangkan alat yang digunakan yaitu gelas ukur (mengukur banyaknya air destilasi yang diperlukan), kertas lakmus (mengukur pH tanah), botol film (mengocok sampel tanah), pH meter (mengukur pH tanah), dan indikator (mengukur pH tanah).

2.3    Cara KerjaPenetapan pH tanah dengan menggunakan indikator

1.      Memasukkan 1 gram contoh tanah dalam tabung film, menambahkan 2,5 ml air destilasi, kemudian kocok selama 10 menit lalu diamkan selama 5 menit.

2.      Mencelupkan dengan hati-hati kertas indikator ke larutan tanah yang jernih, mengusahakan agar kertas indikator tidak menyentuh tanah yang mengendap.

3.      Membandingkan perubahan warna pada kertas indikator dengan warna standar yang ada pada wadah kertas indikator, kemudiat mencatat pHnya.Penetapan pH tanah dengan pH meter

1.      Menimbang 10 gram contoh tanah, memasukkan ke dalam botol film dan menambahkan 25 ml air destilasi. Kemudian kocok selama 30 menit.

2.      Menentukan pH tanahnya dengan menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi dengan larutan buffer pH standar. Catat pH yang terukur.

Page 3: Bahan Laporan Praktikum GITH - PH Tanah Dan Permeabilitas

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1    Hasil PengamatanTabel pengamatan nilai pH tanah

Kode Contoh Tanah Nilai pH tanahIndikator pH meter

Kelompok 1 4,4 4,53

Kelompok 2 4,7 4,37

Kelompok 3 4,4 4,57

Kelompok 4 4,4 4,57

Kelompok 5 4,4 3,96

Kelompok 6 4,0 4,16

3.2    PembahasanBerdasarkan tabel pengamatan dapat diketahui,Kode tanah kelompok 1 dengan menentukan nilai pH tanah menggunakan indikator yaitu 4,4 dan menggunakan pH meter yaitu 4,53. Kode tanah kelompok 2 dengan menentukan nilai pH tanah menggunkan indikator yaitu 4,7 dan menggunakan pH meter 4,37.Kode tanah kelompok 3 dengan menentukan nilai pH tanah menggunakan indikator yaitu 4,4 dan menggunakan pH meter 4,57.Kode tanah kelompok 4 dengan menentukan nilai pH tanah menggunakan indikator yaitu 4,4 dan menggunakan pH meter 4,57.Kode tanah kelompok 5 dengan menentukan nilai pH tanah menggunakan indikator yaitu 4,4 dan menggunakan pH meter yaitu 3,96.Kode tanah kelompok 6 dengan menentukan nilai pH tanah menggunakan indikator yaitu 4,0 dan menggunakan pH meter 4,16.

Page 4: Bahan Laporan Praktikum GITH - PH Tanah Dan Permeabilitas

Hasil pengukuran pH tanah menggunakan indikator dengan kode sampel kelompok 6, yang menunjukkan nilai pH 4,0 dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar pengukuran pH indikatorSumber : Dokumentasi Pribadi

Terdapat perbedaan pada nilai pH tanah antar kelompok, dengan menggunakan indikator maupun pH meter hal tersebut disebabkan oleh alat yang digunakan berbeda. Perbandingan berdasarkan pengukuran nilai pH dengan menggunakan pH meter lebih akurat dibandingkan dengan indikator, hal tersebut dikarenakan pH meter menggunakan digital, maka pengukurannya ditampilkan langsung berupa angka pada monitor dan dapat menunjukkan nilai pH dari larutan yang tidak diketahui pH-nya, sedangkan pada indikator sifat penentuan nilai pH-nya terbatas pada nilai (Partana Fajar Crys, 2006). Manfaat dengan mengetahui pH tanah pada bidang pertanian adalah dengan mengetahui pH tanah akan menjadikan kegiatan pertanian lebih mudah karena telah mengetahui jenis maupun kandungan asam dan basa tanah, sehingga dapat menentukan komoditas apa yang cocok dibudidayakan pada tanah tersebut (Rappang, 2011). Berdasarkan pengamatan contoh tanah kelompok kami dengan nilai pH tanah pada Indikator yaitu 4,0 dan menggunakan pH meter yaitu 4,16 dapat dimanfaatkan dibidang pertanian pada tanaman kelapa sawit dan cengkeh (Muchtardi dan Justiana Sandri, 2006).

Page 5: Bahan Laporan Praktikum GITH - PH Tanah Dan Permeabilitas

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KesimpulanDari tujuan praktikum dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai jenis alat ukur ph tanah diantaranya yaitu pH meter, indikator, kertas lakmus, dan lain-lain. dalam penggunaan alat ukur ph tanah harus sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, seperti contoh penggunaan kertas indikator dengan mencelupkan kedalam sampel tanah yang akan diamati pH-nya dengan mencelupkan dibagian airnya saja.Perbandingan antara metode kolorimeter dan metode pH meter yaitu pada alatnya, terdapat perbedaan dengan menggunakan indikator maupun pH meter hal tersebut disebabkan oleh alat yang digunakan berbeda. Berdasarkan pengukuran nilai pH dengan menggunakan pH meter lebih akurat dibandingkan dengan indikator, hal tersebut dikarenakan pH meter menggunakan digital, maka pengukurannya ditampilkan langsung berupa angka pada monitor dan dapat menunjukkan nilai pH dari larutan yang tidak diketahui pH-nya, sedangkan pada indikator sifat penentuan nilai pH-nya terbatas pada nilai

4.2 SaranSaran yang saya berikan adalah pada pengamatan menggunakan pH meter seharusnya praktikan, agar menambah pengetahuan. Terima kasih

Page 6: Bahan Laporan Praktikum GITH - PH Tanah Dan Permeabilitas

DAFTAR PUSTAKA

Aminiarin, 2013. Kolorimeter. (http://aminiarin.blogspot.com/2013/07/acara-viii-reaksi-tanah-ph-tanah.html). Diakses pada tanggal 19 Nopember 2013

Aslilah, 2013. pH meter dan fungsi. (http://www.alatlabor.com/article/detail/58/ fungsi-dan-pengenalan-ph-meter). Diakses pada tanggal 19 November 2013

Muchtardi dan Justiana Sandri, 2006. KIMIA 2 Kelas IX. Quadra : JakartaPartana Fajar Crys, 2006. Seri IPA KIMIA 1 Kelas VII. Quadara : JakartaRyan, 2012. Alat Ukur pH meter ETP110. (http://www.multimeter-digital.com/alat-ukur-ph-tanah-

etp110.html). Diakses pada tanggal 19 November 2013Rappang, 2011. Tanah Untuk Pertanian. (http://bpp-rappang.blogspot.com) diakses pada tanggal 20

oktober 2013

JUDUL PRATIKUM: Penetapan pH tanah

TUJUAN PRATIKUM

1. Mengetahui cara penetapan pH tanah menggunakan pH meter

2. Mengetahui tingkat pH yang terkandung pada tanah Oxisol

LANDASAN TEORI

pH adalah tingkat keasaman atau suatu benda yang diukur dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai contoh, jus jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air laut dan cairan pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di sebut sebagai alkaline) dengan nilai pH 7 – 14. Air murni adalah netral atau mempunyai nilai pH 7.

Dalam sistem alami pH tanah dipengaruhi oleh mineralogi, iklim dan pelapukan. Pengolahan tanah sering kali mengubah pH alami dari tanah akibat dari pupuk nitrogen penghasil asam atau akibat pengambilan basa-basa kalium (K), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Tanah yang mengandung mineral

Page 7: Bahan Laporan Praktikum GITH - PH Tanah Dan Permeabilitas

penghasil sulfur dapat menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat asam apabila mineral tersebut terkena udara bebas.

Larutan mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 disebut masam, dan lebih besar dari 7 disebut alkalis. Reaksi tanah ini sangat menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah. Status kimia tanah mempengaruhi proses-proses biologik (Hakim, dkk, 1986).

pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5–10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman (Sarwono, 2010).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah

Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH-, mineral tanah, air hujan dan bahan induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah (Kemas, 2005), selain itu bahan organik dan tekstur. Bahan organik mempengaruhi besar kecilnya daya serap tanah akan air. Semakin banyak air dalam tanah maka semakin banyak reaksi pelepasan ion H+ sehingga tanah menjadi masam. Tekstur tanah liat mempunyai koloid tanah yang dapat yang dapat melakukan kapasitas tukar kation yang tinggi. tanah yang banyak mengandung kation dapat berdisiosiasi menimbulkan reaksi masam.

Tanah masam dan penyebarannya

Tanah mineral masam banyak dijumpai di wilayah beriklim tropika basah, termasuk Indonesia. Luas areal tanah bereaksi asam seperti podsolik, ultisol, oxisols dan spodosol, masing-masing sekitar 47,5, 18,4, 5,0 dan 56,4 juta ha atau seluruhnya sekitar 67% dari luas total tanah di Indonesia (Nursyamsi et al, 1996). Luasnya tanah masam tersebut sebenarnya mempunyai potensi yang besar untuk pengembangan usaha pertanian, tetapi sampai sekarang masih belum dapat dimanfaatkan secara maksimal mengingat beberapa kendala yang terdapat pada tanah masam.Tanah ordo lain yang bersifat masam adalah inseptisol dan entisol.

Keasaman tanah ditentukan oleh kadar atau kepekatan ion hidrogen di dalarn tanah tersebut. Bila kepekatan ion hidrogen di dalam tanah terlalu tinggi maka tanah akan bereaksi asam. Sebaliknya, bila kepekatan ion hidrogen terIalu rendah maka tanah akan bereaksi basa. Pada kondisi ini kadar kation OH- lebih tinggi dari ion H+.

Page 8: Bahan Laporan Praktikum GITH - PH Tanah Dan Permeabilitas

Tanah masam adalah tanah dengan pH rendah karena kandungan H+ yang tinggi. Pada tanah masam lahan kering banyak ditemukan ion Al3+ yang bersifat masam karena dengan air ion tersebut dapat menghasilkan H+. Dalarn keadaan tertentu, yaitu apabila tercapai kcjenuhan ion Al3+ tertentu, terdapat juga ion Al-hidroksida ,dengan demikian dapat menimbulkan variasi kemasaman tanah (Yulianti, 2007).

Di daerah rawa-tawa, tanah masam umumnya disebabkan oleh kandungan asam sulfat yang tinggi. Di daerah ini sering ditemukan tanah sulfat masam karena mengandung, lapisan cat clay yang menjadi sangat masarn bila rawa dikeringkan akibat sulfida menjadi sulfat.

Kebanyakan partikel lempung berinteraksi dengan ion H+. Lempung jenuh hidrogen mengalami dekomposisi spontan. Ion hidrogen menerobos lapisan oktahedral dan menggantikan atom Al. Aluminium yang dilepaskan kemudian dijerap oleh kompleks lempung dan suatu kompleks lempung-Al-H terbentuk dengan cepat ion. Al3+ dapat terhidrolisis dan menghasilkan ion H.

Reaksi tersebut menyumbang pada peningkatan konsentrasi ion H+ dalam tanah. Sumber keasaman atau yang berperan dalam menentukan keasaman pada tanah gambut adalah pirit (senyawa sulfur) dan asam-asam organik. Tingkat keasaman gambut mempunyai kisaran yang sangat lebar. Keasaman tanah gambut cendrung semakin tinggi jika gambut semakin tebal. Asam-asam organik yang tanah gambut terdiri dari atas asam humat, asam fulvat, dan asam humin. Pengaruh pirit yaitu pada oksida pirit yang akan menimbulkan keasaman tanah hingga mencapai pH 2 - 3. Pada keadaan ini hampir tidak ada tanaman budidaya yang dapat tumbuh baik. Selain menjadi penghambat pertumbuhan tanaman, pirit menyebabkan terjadinya karatan (corrosion) sehingga mempercepat kerusakan alat-alat pertanian yang terbuat dari logam.

Terdapat dua jenis reaksi tanah atau kemasaman tanah, yakni kemasaman (reaksi tanah) aktif dan potensial. Reaksi tanah aktif ialah yang diukurnya konsentrasi hidrogen yang terdapat bebas dalam larutan tanah. Reaksi tanah inilah yang diukur pada pemakaiannya sehari-hari. Reaksi tanah potensial ialah banyaknya kadar hidrogen dapat tukar baik yang terjerap oleh kompleks koloid tanah maupun yang terdapat dalam larutan (Hanafiah, 2007).

Ada 3 alasan utama nilai pH tanah sangat penting untuk diketahui :

Page 9: Bahan Laporan Praktikum GITH - PH Tanah Dan Permeabilitas

1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman, pada umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah netral 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air.

2. pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. pada tanah asam banyak ditemukan unsur alumanium yang selain bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah asam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro seperti Fe, Zn, Mn dan Cu dalam jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman.

3. pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di dalam tanah. Pada pH 5.5 – 7 bakteri jamur pengurai organik dapat berkembang dengan baik

Tindakan pemupukan tidak akan efektif apabila pH tanah diluar batas optimal. Pupuk yang telah ditebarkan tidak akan mampu diserap tanaman dalam jumlah yang diharapkan, karenanya pH tanah sangat penting untuk diketahui jika efisiensi pemupukan ingin dicapai. Pemilihan jenis pupuk tanpa mempertimbangkan pH tanah juga dapat memperburuk pH tanah.

I.     PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi optimal dari tanaman adalah

pH tanah. Reaksi tanah yang dinyatakan dengan pH menunjukkan sifat kemasaman atau

konsentrasi ion H+ dan ion OH- dalam tanah. pH yang dibutuhkan oleh tanaman adalah pH yang

sesuai dengan keadaan anatomi dan fisiologis daripada tanaman tersebut, oleh sebab itu pH perlu

diubah agar sesuai kebutuhan tanaman. Namun usaha ini tidak mudah sebab ada penghambat

Page 10: Bahan Laporan Praktikum GITH - PH Tanah Dan Permeabilitas

yang disebut Buffer (sanggahan), yang merupakan suatu sifat umum dari campuran asam-basa

dan garamnya.

pH tanah sangat penting bagi tanaman dalam menentukan mudah tidaknya unsur-unsur

hara diserap oleh tanaman, hal ini menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun yang

dapat mempengaruhi aktivitas organisme. Tanah-tanah masam umumnya dijumpai pada daerah

beriklim basah. Dalam tanah tersebut konsentrasi ion H+ melebihi konsentrasi ion OH-. Tanah ini

mengandung Al, Fe, dan Mn terlarut dalam jumlah besar. Akibatnya, reaksi basa dengan

tanahnya hanya mengandung sedikit Al, Fe, dan Mn yang terlarut.

Penentuan pH dapat ditentukan baik dilapangan atau di Laboratorium. Hal ini perlu

diketahui karena pH tanah merupakan gambaran diagnosis dari nilai yang khusus. Reaksi tanah

yang penting karena dengan mengetahui pH maka dapat pula diketahui apa yang akan diberikan

pada atanaman, baik pupuk maupun bahan organik lainnya serta jumlah kadar air untuk

pertumbuhan tanaman.

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan praktikum reaksi tanah untuk mengetahui

tingkat kemasaman tanah yang berkaitan erat dengan pH tanah yang sangat penting bagi

pertumbuhan tanaman.

1.2 Tujuan dan KegunaanTujuan dari praktikum pH tanah adalah untuk mengetahui nilai pH dan tingkat kemasaman tanah

disetiap lapisan pada tanah Ultisol dengan menggunakan kertas pH.

Kegunaan praktikum pH tanah adalah sebagai bahan informasi untuk mengetahui nilai

pH pada setiap lapisan tanah dan juga bagaimana mengatasi tanah yang memiliki pH rendah dan

pH tinggi.

II.                TINJAUAN PUSTAKA2.1 Reaksi Tanah

Reaksi tanah adalah salah satu sifat kimia tanah yang melingkupi berbagai unsur-unsur dan

senyawa-senyawa kimia yang lengkap. Reaksi tanah menunjukkan tentang status atau keadaan

kimia yang terkandung di dalam tanah dan merupakan faktor yang mempengaruhi proses-proses

biologis pada pertumbuhan tanaman. Bila keadaan kimia tanah dalam proses biologis yang

terganggu maka biasanya ditunjukkan dengan reaksi atau pH yang ekstrim (Pairunan dkk, 1985).

Sumber kemasaman tanah dalam kandungan bahan-bahan organik dan anorganik.

Ionisasi asam menghasilkan ion H+yang bebas dalam larutan tanah. Sumber lain dari kemasaman

Page 11: Bahan Laporan Praktikum GITH - PH Tanah Dan Permeabilitas

tanah adalah H+dan Al3+ yang dapat ditukar dengan koloid tanah. Kemampuan suatu tanah dalam

mempertahankan pH dari perubahan karena terjadinya penambahan Alkalisatau masam biasa

dinamakan sebagai daya sanggah pada tanah (Hadjowigeno, 1987).

Kemasaman suatu tanah ditentukan oleh dinamika ion H+ yang terdapat di dalam tanah

dan berada pada kesetimbangan dengan ion H+yang terjerap. Kemasaman tanah merupakan

suatu sifat yang penting sebab terdapat hubungan antara pH dengan ketersediaan unsur hara dan

juga terdapatnya hubungan antara pH tanah dengan proses pertumbuhan (Foth, 1989).

Kisaran suatu pH yang terdapat dalam tanah dapat dibatasi dengan dua elekstin. Kisaran

pH untuk tanah mineral biasanya terdapat diantara 3,5 – 10,0. kebanyakan toleransi tanah pada

pH yang ekstrim atau tinggi, asalkan dalam tanah tersebut tersedia banyak unsur-unsur hara yang

cukup untuk kesuburan tanah sehingga kadar untuk kemasaman tadi dapat seimbang (Hakim,

1985).

Kemasaman atau pH tanah yang tinggi biasanya mengakibatkan terjadinya kerusakan

atau terhambatnya pertumbuhan akar pada tanaman. Pengaruh tidak langsung ketidakstabilan

pada pH tanah, mengakibatkan keracunan pada tanaman (Hakim, 1985).

Tanah yang terlalu masam, dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan kapur ke

dalam tanah, sedangkan pH tanah yang terlalu alkalis atau mempunyai nilai pH yang tinggi dapat

diturunkan dengan cara menambahkan belerang atau dengan cara pemupukan pada tanah

(Hadjowigeno, 1987).

Page 12: Bahan Laporan Praktikum GITH - PH Tanah Dan Permeabilitas

PERMEABILITAS TANAH

April 7, 2011 / nabilussalam

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Permeabilitas adalah tanah yang dapat menunjukkan kemampuan tanah meloloskan air. Tanah dengan permeabilitas tinggi dapat menaikkan laju infiltrasi sehingga menurunkan laju air larian. Pada ilmu tanah, permeabilitas didefenisikan secara kualitatif sebagai pengurangan gas-gas, cairan-cairan atau penetrasi akar tanaman atau lewat. Selain itu permeabilitas juga merupakan pengukuran hantaran hidraulik tanah.hantaran hidraulik tanah timbul adanya pori kapiler yang saling bersambungan dengan satu dengan yang lain. Secara kuantitatif hantaran hidraulik jenuh dapat di artikan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media berpori dalam keadaan jenuh. Dalam hal ini sebagai cairan adalah air dan sebagai media pori adalah tanah. Penetapan hantaran hidraulik didasarkan pada hukum Darcy. Dalam hukum ini tanah dianggap sebagai kelompok tabung kapiler halus dan lurus dengan jari-jari yang seragam. Sehingga gerakan air dalam tabung tersebut di anggap mempunyai kecepatan yang sama.

 

2. TUJUAN

–          Mempelajari tentang permeabilitas tanah

–          Agar kita mengerti untuk arti permeabilitas

–          Mengetahui hal yang mempengaruhi permeabilitas

–          Mengetahui hal yang dipengaruhi  permeabilitas

–          Mengetahui penrtian dari permeabilitas.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Permeabilitas

a. Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui infiltrasi tanah dan bermanfaat sebagai permudahan dalam pengolahan tanah.       (Dede rohmat, 2009)

b. Permeabilitas tanah memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara lambat sampai agak cepat (0,20 – 9,46 cm jam-1), sedangkan di lapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1).

Page 13: Bahan Laporan Praktikum GITH - PH Tanah Dan Permeabilitas

( N.Suharta dan B. H Prasetyo.2008)

2.2. Faktor yang mempengaruhi permeabilitas

a.       Tekstur, tekstur sangat mempengaruhi permeabilitas tanah. Hal ini dikarenakan permeabilitas itu adalah melewati tekstur tanah. Misalnya tanah yang bertekstur pasir akan mudah melewatkan air dalam tanah

b.      Struktur

Struktur juga mempengaruhi permebilitas. Semakin banyak ruang antar struktur, maka semakin cepat juga permeabilitas dalam tanah tersebut. Misalnya tanah yang berstruktur lempeng akan sulit di tembus oleh air daru pada berstruktur remah

c.       Porositas

Porositas atau ruang pori adalah rongga antar tanah yang biasanya diisi air atau udara. Pori sangat menentukan sekali dalam permeabilitas tanah, semakin besar pori dalam tanah tersebut, maka semakin cepat pula permeabilitas tanah tersebut

d.      Viskositas

Viskositas sama juga dengan kekentalan air, semakin kental air tersebut, maka semakin sulit juga air untuk menembuas tanah tersebut

e.      Gravitasi

Gaya gravitasi atau gaya tarik bumi juga sangat menentukan permeabilitas tanah, karena permeabilitas adalah gaya yang masuk ke tanah menrut gaya gravitasi

(praktikum, 2010)

2.3. Faktor yang dipengaruhi permeabilitas

a.       Drainase

Apabila permeabilitas tanah baik, maka waktu dalam pergerakan air akan semakin cepat, begitu pula sebaliknya

b.      Infiltrasi

Penyerapan yang dilakukan tanah akan semakin cepat apabila drainase tanah itu baik

c.       Pengolahan

Apa bila drainase dalam tanah tersebut baik, maka pengolahan dalam tanah akan semakin mudah

Page 14: Bahan Laporan Praktikum GITH - PH Tanah Dan Permeabilitas

d.      Perkolasi

Pergerakan air dalam tanah akan baik bila drainase dalam tanah juga baik

e.      Erosi

Pengikisan juga dipengaruhi oleh permebilitas, semakin baik permeabilitas dalam tanah, maka erosi akan minimum

f.        Evaporasi

Evaporasi akan semakin maksimal jika permeabilitas tanah tersebut baik

(praktikum, 2010)