bahan ddrt - tebal perkerasan metode analisa komponen

Upload: mawar08

Post on 14-Apr-2018

248 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    1/44

    Perencanaan TebalPerkerasan

    METODE ANALISA KOMPONEN

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    2/44

    METODE ANALISA KOMPONEN

    Rumus umum:

    Log Wt18 = 9.36 log ((ITP/2.54)+1) - 0.20

    + Gt/ ((0.40+(1094/((ITP/2.54)+1)5.19))) + log (1/FR)

    + 0.372((DDT/1.20) - 3)

    Atau Gunakan Rumus AASHTO (1972)

    Dimana:

    Wt18 = Total EAL (atas dasar beban 18 kips) selama UR yangdihitung pada lajur rencana

    Gt = log (IPo-IPt)/(IPo-1.5)

    DDT = daya dukung tanah dasar yang merupakan korelasi dari

    CBR

    FR = faktor regional (0.5 s/d 4)

    (Bersumber pada AASHTO 72)

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    3/44

    ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3 + .

    dimana :

    ITP = Indek Tebal Perkerasan, dalam cm.Di = tebal lapisan ke i perkerasan jalan, cm.

    ai = koefisien struktural lapisan perkerasan

    (pavement structural layer coefficient)

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    4/44

    Rumus AASHTO

    19,5)1(

    109440,020,0)1(log36,9

    18log

    SN

    tG

    SNt

    W

    )0,3(372,01

    log iS

    R

    Si = 3,71 log (CBR) + 1,35dimana, Si = Soil Support Value

    SN = Structural Number = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3+

    SN dan Di dalam inches (1 inch = 2,54 cm)

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    5/44

    Daya DukungTanah Dasar

    Punya korelasi dengan CBRsubgrade

    Gunakan Grafik

    CBR skala logDDT skala linear

    Rumus empiris dari Bina Marga:

    DDT = 4,30 log (CBR) + 1,70

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    6/44

    Faktor Regional

    Menurut AASHTO merupakan faktor pengaruh dari: drainase,

    muka air tanah, kelandaian jalan

    Menurut Bina Marga merupakan faktor pengaruh dari curah

    hujan

    Curah Hujan

    Kelandaian I Kelandaian II Kelandaian III

    (< 6 %) (6 10 %) (> 10 %)

    % kendaraan berat % kendaraan berat % kendaraan berat

    30 % > 30 % 30 % > 30 % 30 % > 30 %

    Iklim I0,5 1,0 1,5 1,0 1,5 2,0 1,5 2,0 2,5

    < 900 mm/th

    Iklim II1,5 2,0 2,5 2,0 2,5 3,0 2,5 3,0 3,5

    > 900 mm/th

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    7/44

    Faktor Regional

    Catatan:

    Pada bagian-bagian jalan tertentu, seperti persimpangan,

    pemberhentian atau tikungan tajam (R=30m) FR ditambah

    dengan 0.5.

    Pada daerah rawa FR ditambah 1.0.

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    8/44

    Indeks Permukaan (IP)

    Merupakan nilai kerataan/kehalusan serta kekokohan

    permukaan yang bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lalu

    lintas yang lewat

    Terdapat IPo dan IPt

    IPo = indeks permukaan pada awal usia rencana (lihat Tabel)

    Tergantung jenis lapis permukaan yang direncanakan atau nilai

    roughness.

    IPt = indeks permukaan pada akhir umur rencana (lihat Tabel)Tergantung lintas ekivalen rencana dan klasifikasi jalan.

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    9/44

    Indeks Permukaan Awal (IPo)

    Contoh: Bila jalan

    direncanakan untuk

    perkerasan aspal

    beton maka IPo > 4

    Jenis Lapis

    PerkerasanIPo

    Roughness

    (mm/km)

    LASTON 4 1000

    3,93,5 > 1000

    LASBUTAG3,93,5 2000

    3,4

    3,0 > 2000

    HRA3,93,5 2000

    3,43,0 > 2000

    BURDA 3,93,5 < 2000

    BURTU 3,43,0 < 2000

    LAPEN 3,43,0 30002,92,5 > 3000

    LATASBUM 2,92,5

    BURAS 2,92,5

    LATASIR 2,92,5

    JALAN TANAH 2,4

    JALAN KERIKIL 2,4

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    10/44

    Indeks Permukaan Akhir (IPt)

    Pada proyek-proyek penunjang jalan, jalan murah atau jalan darurat makaIP dapat diambil 1,0.

    LER merupakan ekivalen dari beban sumbu standar 8.16 ton

    Lintas Ekivalen Rencana *) Klasifikasi Jalan

    (LER) Lokal Kolektor Arteri Tol

    < 10 1,01,5 1,5 1,52,0

    10100 1,5 1,52,0 2,0

    1001000 1,52,0 2,0 2,02,5

    > 1000

    2,0

    2,5 2,5 2,5

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    11/44

    Indeks Permukaan Akhir (IPt)

    IPt = 1.0 jalan rusak berat IPt = 1.5 jalan dengan tingkat pelayanan rendah

    (jalan tidak terputus) IPt = 2.0 jalan dengan tingkat pelayanan rendah bagi jalan

    yang masih mantap

    IPt = 2.5 jalan dengan kondisi permukaan masih cukupbaik

    Contoh: Jalan tol IPt = 2.5 artinya pada perencanaan jalan tol

    diharapkan pada akhir umur rencana kondisi jalan

    masih cukup baik. Jalan tol tidak boleh IPt < 2.5, karena

    jalan ini merupakan jalan bebas hambatan.

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    12/44

    Indeks Permukaan Akhir (IPt)

    Penentuan nilai IPo dan IPt ini untuk menentukan Nomogram

    untuk menentukan Indeks Tebal Perkerasan (ITP)

    ITP akan dijelaskan lebih lanjut !!!

    Catatan :

    Jangan gunakan Nomogram, gunakan saja rumus yang diberikan

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    13/44

    Lintas Ekivalen Rencana (LER)

    LER = LET x FP

    FP = UR / 10

    Contoh: umur rencana (UR) = 20 th FP = 20 / 10 = 2 LET = 0.5 (LEP + LEA)

    LEP = LHR (1+i)n . C . E

    LEA = LHR (1+i)UR. C . E

    LEP = Lintas Ekivalen Permulaan = Total EALdalam 1 (satu) hari pada awal Umur Rencana

    (UR), pada hari ke 0, tahun pertama, di lajur

    rencana.

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    14/44

    Lintas Ekivalen Rencana (LER)

    Contoh: bila volume kendaraan sbb.

    Angka pertumbuhan = i = 6 %

    Umur Rencana = UR = 20 th Type jalan = 6 / 2 UD

    Hitung LER20th !!!

    depan belakang

    MP 1400 1 1

    Bus 450 3 5

    Truk 10 ton 90 4 6Truk 20 ton 45 6 14

    Beban sumbu (ton)

    KendaraanVolume

    (kend)

    Contoh kendaraan di Petunjuk Bina Marga (1987):- Kendaraan ringan 2 ton; EAL = 0,0004

    - Bus 8 ton, EAL = 0,1592

    - Truck 2 as 10 ton, EAL = 0.3501

    - Truck 2 as 13 ton, EAL = 1,0648

    - Truck 3 as 20 ton, EAL = 1.0375

    - Truck 5 as 30 ton, (truck 3 as 20 ton + gandengan 2 x 13 ton), EAL = 1,3195

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    15/44

    Lintas Ekivalen Rencana (LER)

    depan belakang depan belakang Total

    MP 1400 1 1 0.0002 0.0002 0.0005

    Bus 450 3 5 0.0183 0.1410 0.1592Truk 10 ton 1.2 90 4 6 0.0577 0.2923 0.3501

    Truk 20 ton 1.22 45 6 14 0.2923 0.7452 1.0375

    Beban sumbu (ton)

    KendaraanVolume

    (kend)

    Ekivalen

    4

    16.8086.0

    Px

    4

    16.8

    PEtunggal = Etandem =

    1. Hitung angka ekivalen masing-masing kendaraan:

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    16/44

    Lintas Ekivalen Rencana (LER)

    1 arah 2 arah 1 arah 2 arah

    L < 5.50 1 1.000 1.000

    5.50 < L < 8.25 2 0.600 0.500 0.700 0.500

    8.25 < L < 11.25 3 0.400 0.400 0.500 0.475

    11.25 < L < 15.00 4 0.300 0.45015.00 < L < 18.75 5 0.250 0.425

    18.75 < L < 22.00 6 0.200 0.400

    Kendaraan Ringan (5 ton)

    Lebar Lajur (m)Jumlah

    Lajur

    3. Hitung LEP (Lintas Ekivalen Permulaan) : LEP = LHR . E . C

    2. Tentukan koef. C:

    Kendaraan Vol. kend E C LEP

    MP 1400 0.00045 0.2 0.126

    Bus 450 0.15924 0.4 28.663

    Truk 10 ton 1.2 90 0.35005 0.4 12.602

    Truk 20 ton 1.22 45 1.03747 0.4 18.674

    Total 60.065

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    17/44

    Lintas Ekivalen Rencana (LER)

    4. Hitung LEA (Lintas Ekivalen Akhir) : LEA = LHR (1+i)UR . C . E

    LEA = LEP (1+0.06)20 = 60.065 (1.06)20 = 192.637

    5. Hitung LET (Lintas Ekivalen Tengah) : LET = 0.5 (LEP + LEA)

    LET = 0.5 (60.065 + 192.637) = 126.351

    6. Hitung LER (Lintas Ekivalen Rencana) : LER = LET x FP

    LER = 126.351 x 20/10 = 252.702

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    18/44

    Contoh Penggunaan Nomogram

    Setelah direncanakan IPo dan diketahuiLER maka dapat diketahui

    IPt, kemudian juga diketahui DDT dan FR, maka tahap selanjutnya

    adalah memilih NOMOGRAM yang sesuai dengan IPo dan IPt.

    Nomogram u/ metode MAK ada 9 buah

    Contoh penggunaan:Bila diketahui jalan arteri dengan LER = 252.702 maka IPt = 2 2.5

    diambil IPt = 2.5

    Lintas Ekivalen Rencana

    *)Klasifikasi Jalan

    (LER) Lokal Kolektor Arteri Tol< 10 1,01,5 1,5 1,52,0

    10100 1,5 1,52,0 2,0

    1001000 1,52,0 2,0 2,02,5

    > 1000 2,02,5 2,5 2,5

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    19/44

    Indeks Permukaan Awal (IPo)

    Bila jalan direncanakan

    dengan LASTON IPo = 4

    Jenis Lapis

    PerkerasanIPo

    Roughness

    (mm/km)

    LASTON 4 1000

    3,93,5 > 1000

    LASBUTAG3,93,5 2000

    3,4

    3,0 > 2000

    HRA3,93,5 2000

    3,43,0 > 2000

    BURDA 3,93,5 < 2000

    BURTU 3,43,0 < 2000

    LAPEN 3,4

    3,0

    30002,92,5 > 3000

    LATASBUM 2,92,5

    BURAS 2,92,5

    LATASIR 2,92,5

    JALAN TANAH 2,4

    JALAN KERIKIL 2,4

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    20/44

    Faktor Regional (FR)

    Diketahui:

    Curah hujan = 500 mm/th

    Kelandaian jalan rata-rata = 4 %

    Jumlah kendaraan berat = 29 % dari total LHR

    Maka FR = 0.5

    Curah Hujan

    Kelandaian I Kelandaian II Kelandaian III

    (< 6 %) (6 10 %) (> 10 %)

    % kendaraan berat % kendaraan berat % kendaraan berat

    30 % > 30 %

    30 % > 30 %

    30 % > 30 %

    Iklim I0,5 1,0 1,5 1,0 1,5 2,0 1,5 2,0 2,5

    < 900 mm/th

    Iklim II1,5 2,0 2,5 2,0 2,5 3,0 2,5 3,0 3,5

    > 900 mm/th

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    21/44

    Daya Dukung Tanah

    Diketahui:

    CBR segmen rata2 = 2.9Jumlah titik pengamatan = 8 ttk

    1 2

    2 3

    3 4

    4 4 2 8 8/8 x 100% = 100

    5 4 3 7 7/8 x 100% = 87.5

    6 4 4 6 6/8 x 100% = 757 6 6 2 2/8 x 100% = 25

    8 8 8 1 1/8 x 100% = 12.5

    Diurutkan

    Nilai CBR

    Jumlah

    sama

    atau lebih

    Persen sama atau

    lebih besar

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

    CBR = 2.9

    CBR = 2.9

    DDT = 3.8

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    22/44

    Indeks Tebal Perkerasan (ITP)

    IPo = 4

    IPt = 2.5

    DDT = 3.8

    LER = 252.7

    FR = 0.5

    ITP = 9.4

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    23/44

    Indeks Tebal Perkerasan (ITP)

    ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3

    a1, a2, a3 = kekuatan relatif (lihat Tabel)

    D1, D2, D3 = tebal lapis perkerasan (lihat

    Tabel)

    Berdasarkan hasil dari Nomogram 1 ITP = 9.4

    Bila direncanakan:

    Surface: laston

    a1=0.4

    Base course: laston atas

    a2= 0.28 Sub base: batu pecah kelas A

    a3 = 0.13

    SURFACE

    BASE COURSE

    SUBBASE COURSE

    D1

    D2

    D3

    SUBGRADE

    Kekuatan Kekuatan Bahan

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    24/44

    a1, a2, a3

    a1 A2 a3 MS (kg) Kt (kg/cm) CBR (%)

    0,40 744

    0,35 590

    0,32 454

    0,30 340

    0,35 744

    0,31

    590

    0,28 454

    0,26 340

    0,30 340 HRA

    0,26 340 Aspal Macadam

    0,25 Lapen (mekanis)0,20 Lapen (manual)

    0,28

    590

    0,26 454

    0,24 340

    0,23 Lapen (mekanis)

    0,19 Lapen (manual)

    0,15

    0,13

    0,15

    22

    0,13 18

    0,14 100 Batu Pecah (kelas A)

    0,13 80 Batu Pecah (kelas B) 0,12 60 Batu Pecah (kelas C)

    0,13 70 Sirtu/pitrun (kelas A)

    0,12 50 Sirtu/pitrun (kelas B)

    0,11

    30 Sirtu/pitrun (kelas C)

    0,10 20 Tanah/lempung kepasiran

    Lasbutag

    Laston Atas

    Stab. tanah dengan semen

    Stab. tanah dengan kapur

    Jenis Bahan

    Laston

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    25/44

    ITP Tebal Minimum (cm) Bahan

    < 3,00 5 Lapis pelindung : (Buras/Burtu/Burda)

    3,00 6,70 5 Lapen/Aspal Macadam, HRA, Lasbutag, Laston.

    6,71 7,49 7,5 Lapen/Aspal Macadam, HRA, Lasbutag, Laston.7,50 9,99 7,5 Lasbutag, Laston.

    10,00 10 Laston.

    < 3,00 15Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi

    tanah dengan kapur.

    3,00 7,49 20*) Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasitanah dengan kapur.

    10 Laston Atas.

    7,50 9,99 20Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi

    tanah dengan kapur, pondasi Macadam.

    15 Laston Atas.

    10 12,14 20Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasitanah dengan kapur, pondasi Macadam, Lapen, Laston

    Atas.

    >12,25 25

    Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi

    tanah dengan kapur, pondasi Macadam, Lapen, Laston

    Atas.

    1. Lapis Permukaan :

    2. Lapis Pondasi Atas :

    3. Lapis Pondasi Bawah :Untuk setiap nilai ITP bila digunakan pondasi bawah, tebal minimum adalah 10 cm

    TebalMinimum

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    26/44

    Indeks Tebal Perkerasan (ITP)

    ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3

    9.4 = 0.4 x 7.5 + 0.28 x 10 + 0.13 x D3

    D3 = (9.4 3 2.8 ) / 0.13 = 27.7

    Dipakai D3 = 30 cm

    Jadi tebal perkerasan: D1 = 7.5 cm

    D2 = 10 cm

    D3 = 30 cm

    Total = 47.5 cm

    SURFACE

    BASE COURSE

    SUBBASE COURSE

    D1

    D2

    D3

    SUBGRADE

    CBR 2.9%

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    27/44

    Tugas 4:

    CBR Sama lebih besar Persentase

    1 3.04 3.04 15 100.00

    2 3.04 3.07 13 86.673 3.07 3.1 12 80.00

    4 3.1 3.12 9 60.00

    5 3.1 3.15 8 53.33

    6 3.1 3.18 6 40.00

    7 3.12 3.72 3 20.00

    8 3.15 4.22 1 6.67

    9 3.15 4.64 1 6.67

    10 3.18

    11 3.18

    12 3.18

    13 3.72

    14 4.22

    15 4.64

    1. Bila diketahui CBR tanah dasar sbb:3.1; 3.04; 3.04; 3.12; 3.1; 3.1; 3.07; 3.18; 3.15; 3.15; 3.18; 3.18; 3.72;4.22; 4.64. Tentukan CBR segmen cara grafis.

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    8090

    100

    3 3.5 4 4.5 5

    CBR segmen = 3.05

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    28/44

    2. Bila diketahui data lalin sbb:

    Konfigurasi Berat Total

    sumbu (ton) (E)1 Spd. Motor, Sekuter,Spd. Kumbang 50:50 0.3 (50%x0.3/8.16) 4 = 0.00000011 (50%x0.3/8.16) 4 = 0.00000011 0.0000002

    2 Sedan, Station Wagon, Jeep 50:50 0.5 (50%x0.5/8.16) 4 = 0.00000088 (50%x0.5/8.16) 4 = 0.00000088 0.0000018

    3 Oplet, Combi, Suburban 50:50 0.5 (50%x0.5/8.16) 4 = 0.00000088 (50%x0.5/8.16) 4 = 0.00000088 0.0000018

    4 Pick Up dan Mobil Hantaran 50:50 0.5 (50%x0.5/8.16) 4 = 0.00000088 (50%x0.5/8.16) 4 = 0.00000088 0.0000018

    5 Bus 34:66 9 (34%x9/8.16) 4 = 0.01977539 (66%x9/8.16) 4 = 0.28079227 0.3005677

    6 Truck 2 Sumbu, Mobil Tangki 34:66 8.3 (34%x8.3/8.16) 4 = 0.01430433 (66%x8.3/8.16) 4 = 0.20310821 0.2174125

    7 Truck 3 Sumbu (tandem) 25:75 25 (25%x25/8.16) 4 = 0.34415924 (75%x25/8.16) 4 x 0.086= 2.39741327 2.7415725

    8 Truck Gandengan, Mobil Semi Trailer 17:35:24:24 31.4 4.9282862

    Belakang

    (E) (E)

    No. Jenis KendaraanDepan

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    29/44

    1. Sepeda motor 0,3 ton sb. depan : 50 %, sb. belakang : 50 %.

    E = E sb. tunggal + E sb. tunggal

    =

    44

    160,8

    3,0.50,0

    160,8

    3,0.50,0

    = 0,000000228

    2. Kendaraan pribadi 2 ton (1.1) sb. depan : 50 %, sb. belakang : 50 %.

    E = E sb. tunggal + E sb. tunggal

    =

    44

    160,82.50,0

    160,82.50,0

    = 0,0004

    3. Angkutan Umum 2 ton (1.1) sb. depan : 50 %, sb. belakang : 50 %.

    E = E sb. tunggal + E sb. tunggal

    =

    44

    160,8

    2.50,0

    160,8

    2.50,0

    = 0,0004

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    30/44

    1. Mobil barang 2 ton (1.1) sb. depan : 50 %, sb. belakang : 50 %.

    E = E sb. tunggal + E sb. tunggal

    =

    44

    160,8

    2.50,0

    160,8

    2.50,0

    = 0,0004

    2. Bus 9 ton (1.2) sb. depan : 34 %, sb. belakang : 66 %.

    E = E sb. tunggal + E sb. tunggal

    =

    44

    160,82,1.66,0

    160,82,1.34,0

    = 0,3006

    3. Truk dua sumbu 8,3 ton (1.2H) sb. depan : 34 %, sb. belakang : 66 %.

    E = E sb. tunggal + E sb. tunggal

    =

    44

    160,8

    3,8.66,0

    160,8

    3,8.34,0

    = 0,2174

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    31/44

    1. Truk tiga sumbu 25 ton (1.22) sb. depan : 25 %, sb. belakang : 75 %.

    E = E sb. tunggal + E sb. ganda

    =44

    160,8

    25.75,0

    160,8

    25.25,0

    x 0,086

    = 2,7416

    2. Truk trailer 31,4 ton (1.2+2.2)

    sb.Pertama :17%, sb.Kedua : 35%, sb.Ketiga : 34%, sb.Keempat : 34%.

    E = E sb. tunggal + E sb. ganda

    =

    44

    160,8

    4,31.35,0

    160,8

    4,31.17,0

    +

    44

    160,8

    4,31.24,0

    160,8

    4,31.24,0

    = 4,9283

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    32/44

    3. Dengan data lalulintas dan CBR tsb. di atas (soal 1 dan soal

    2) Rencanakan tebal perkerasan sampai tahun 2013

    (UR=10th) menggunakan metoda analisa komponen, dengan

    data tambahan sebagai berikut:

    Type jalan kolektor 2/2 UD (2 lajur dari tabel diketahui C=0.5) Kelandaian rata-rata : 12 %

    Curah hujan rata-rata : 750 mm/th

    Jalan menggunakan LASTON tingkat kerataan >1000 mm/km

    Lapis atas LASTON

    Lapis pondasi atas (base course) batu pecah kelas B

    Lapis pondasi bawah (subbase) sirtu kelas B

    URUTAN PENGERJAAN SOAL NO.3:

    1. Hitung LEP = LHR2003 x C x E

    2. Hitung LEA = LHR2013 x C x E

    3. Hitung LET = (LEP+LEA) x 0.5

    4. Hitung LER dengan FP = UR/10 LER = LET x FP5. Tentukan IPt dan IPo, DDT

    6. Gunakan Nomogram

    7. Tentukan ITP-nya dan harga masing-masing a1,a2,a3

    8. Rencanakan tebal lapis pondasi bawahnya

    9. Hitung total tebal lapis perkerasan = tanah yang akan digali

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    33/44

    1 Spd. Motor, Sekuter,Spd. Kumbang 0.0000002 0.5 4302 5152 0.0005 0.0006

    2 Sedan, Station Wagon, Jeep 0.0000018 0.5 1005 1205 0.0009 0.0011

    3 Oplet, Combi, Suburban 0.0000018 0.5 1795 1935 0.0016 0.0017

    4 Pick Up dan Mobil Hantaran 0.0000018 0.5 681 861 0.0006 0.0008

    5 Bus 0.3005677 0.5 90 100 13.5255 15.0284

    6 Truck 2 Sumbu, Mobil Tangki 0.2174125 0.5 211 271 22.9370 29.4594

    7 Truck 3 Sumbu (tandem) 2.7415725 0.5 6 16 8.2247 21.9326

    8 Truck Gandengan, Mobil Semi Trailer 4.9282862 0.5 5 15 12.3207 36.9621

    57.01 103.39 80.20 80.20

    (LEP+LEA

    )/2LET x FP

    LEP LEA LET LERE C LHR2003 LHR2013No. Jenis Kendaraan

    Direncanakan u/ Laston, nilai roughness > 1000 mm/km IPo = 3.9-3.5

    Jalan kolektor; LER = 80.2 IPt = 1.5-2.0 ; ambil IPt = 2

    % juml. Kend berat = (100+271+16+15)/9555 * 100% = 4.20%

    Curah hujan = 750 mm/th ; kelandaian = 12 %

    FR = 1.5 ; CBR = 3.05 DDT = 3.9

    Gunakan Nomogram 4.

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    34/44

    ~ Tanah dasar (sub grade) dengan harga CBR 3,05 %,didapatkan daya dukung tanah (DDT) = 3,80. Dengan LER = 80dan FR = 1,5 diperoleh = 8,5 (Nomogram 4)

    ~ Lapisan pondasi bawah (sub base course) menggunakan sirtu /pitrun (kelas B) dengan harga CBR 50 %, didapatkan dayadukung tanah (DDT) = 9,1. Dengan LER = 80 dan FR = 1,5diperoleh = 3,60 (Nomogram 4).

    ~ Lapisan pondasi atas (base course) menggunakan batu pecahkelas B dengan harga CBR 80 %, didapatkan daya dukungtanah (DDT) = 9,8. Dengan LER = 80 dan FR = 1,5 diperoleh= 3,20 (Nomogram 4).

    Perencanaan tebal perkerasan pada ruasjalan adalah sebagai berikut :

    Nomogram 4

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    35/44

    Nomogram 4

    ITP = 8.5

    Lapis subbase

    Lapis base

    Lapis permukaan

    ITP = 3.5ITP = 3.1

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    36/44

    SURFACE

    BASE COURSE

    SUBBASE COURSE

    D1

    D2

    D3

    SUBGRADE

    CBR 2.9%

    ~Tebal lapisan permukaan (surface course), D1 :

    ITP = a1. D1

    3.10 = 0.35 . D1

    D1 = 3.20 / 0,35

    = 8.85 cm > tebal minimum = 5 cm

    Dipakai D1 sebesar 10 cm.

    ~Tebal lapisan pondasi atas (base course), D2 :

    ITP = a1. D1 + a2. D2

    3.5 = 0.35 x 8.85 + 0,13 x D2

    D2 = 3,09 cm < tebal minimum = 20 cm

    Dipakai D2 sebesar 20 cm.

    ~Tebal lapisan pondasi bawah (sub base course), D3 :

    ITP = a1. D1 + a2. D2 + a3. D3

    8. 5 = 0.35 x 9.14 + 0.13 x 3.09 + 0.12 . D3

    D3 = 40.82 cm 45 cm > tebal minimum = 10 cm

    Dipakai D3 sebesar 45 cm.

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    37/44

    Nomogram 2

    Nomogram 3

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    38/44

    Nomogram 3

    Nomogram 4

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    39/44

    Nomogram 4

    Nomogram 5

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    40/44

    Nomogram 5

    Nomogram 6

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    41/44

    Nomogram 6

    Nomogram 7

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    42/44

    Nomogram 7

    Nomogram 8

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    43/44

    Nomogram 8

    Nomogram 9

  • 7/29/2019 Bahan DDRT - Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen

    44/44

    Nomogram 9