bab8imankpdtakdir

34
DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH Memahami Konsep Memahami Konsep Takdir Allah Takdir Allah A. PENDAHULUAN Dari materi ini, diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan tentang: 1. Pengertian takdir 2. Takdir dan ikhtiar manusia 3. Beberapa tingkatan takdir 4. Bersikap yang benar terhadap takdir 4. Hakekat beriman kepada takdir dan hikmahnya 1. Pengertian Takdir Suatu Ketika Umar membatalkan rencananya untuk mengunjungi Syam (kawasan Syiria, Palestina) karena ada wabah penyakit yang sedang melanda kawasan tersebut. Tampil seorang menanyakan perihal pembatalan tersebut, Wahai Umar, Apakah anda akan lari dari takdir Allah?” Umar Menjawab, saya lari dari takdir Allah menuju takdir Allah”. Maksud Umar, dia BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN II UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG B A B 8 142

Upload: mayah-vierrania-vahl

Post on 15-Jan-2016

227 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mgxjgzsxhnfrahjtdxjnyg

TRANSCRIPT

Page 1: Bab8ImankpdTakdir

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

Memahami Konsep Memahami Konsep Takdir AllahTakdir Allah

A. PENDAHULUAN

Dari materi ini, diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan tentang:

1. Pengertian takdir

2. Takdir dan ikhtiar manusia

3. Beberapa tingkatan takdir

4. Bersikap yang benar terhadap takdir

4. Hakekat beriman kepada takdir dan hikmahnya

1. Pengertian Takdir

Suatu Ketika Umar membatalkan rencananya untuk mengunjungi Syam

(kawasan Syiria, Palestina) karena ada wabah penyakit yang sedang melanda

kawasan tersebut. Tampil seorang menanyakan perihal pembatalan tersebut, “Wahai

Umar, Apakah anda akan lari dari takdir Allah?” Umar Menjawab, “saya lari dari

takdir Allah menuju takdir Allah”. Maksud Umar, dia menghindar dari takdir Allah

yang satu (kemungkinan terkena penyakit), menuju takdir Allah yang lain.

Takdir sering dikaitkan dengan apakah manusia berkehendak atau Allah-lah

yang mempunyai kehendak. Juga sering pula dikaitkan dengan apakah Tuhan yang

menciptakan perbuatan manusia; baik dan buruk. Jika manusia ditentukan

perbuatannya mengapa manusia harus bertanggungjawab terhadap perbuatannya di

akhirat. Hal-hal tersebut yang sering menjadi fokus pembicaraan mengenai takdir.

Sehingga dalam kajian teologis, pembahasan takdir tersebut memunculkan aliran-

BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

B A B

8

142

Page 2: Bab8ImankpdTakdir

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

aliran semacam jabbariyah yang cenderung fatalis, qadariyah dan mu'tazilah yang

cenderung memberikan kekuasaan mutlak pada manusia. Pembahasan mereka

akhirnya malah menimbulkan kebingungan, karena sama-sama mendasarkan pada

ayat al-Qur'an dan sama-sama memunculkan pertanyaan kembali terhadap konsep

tersebut.

Jika kita menengok kehidupan Rasulullah dan para sahabat, mereka sangat

meyakini akan adanya takdir Allah SWT. Namun keyakinan tersebut tidak sampai

menghalangi mereka dari usaha atau ikhtiar atau bersikap pasrah (jabbariyah).

Sebaliknya usaha dan ikhtiar mereka tidak sampai memunculkan persepsi akan

kekuasaan mutlak manusia (qadariyah). Namun mereka berada dalam posisi yang

tepat antara kedua kecenderungan tersebut.

Berbeda dengan ketentuan unsur-unsur Iman yang lainnya. Iman kepada

takdir memiliki variasi pemikiran cukup tajam. Dari sisi keberadaanya, ada yang

mempertanyakan unsur rukun iman iman ini. Mereka menyatakan bahwa iman

kepada takdir tidak termasuk pada rukun-rukun iman yang enam. Alasannya tidak ada

satupun ayat al-Qur'an yang menegaskan akan adanya iman kepada takdir ini. Dasar

yang sering dipakai adalah hadits dari Umar tentang datangnya Jibril yang berwujud

manusia di tengah majlis Rasulullah yang menanyakan tentang hakekat Iman, Islam,

Ihsan dan hari akhir. Lepas dari pro dan kontranya, takdir memang menjadi salah satu

unsur yang sudah melekat pada rukun Iman.

Takdir merupakan bentuk mashdar dari qaddara yang dirumuskan dari kata

qadara yang arti leksikalnya adalah mengukur, memberi kadar atau ukuran. Untuk

lebih memahami makna atau pengertian qadar atau takdir, dapat menelaah lebih

lanjut ayat-ayat di bawah ini:

“Mahasucikanlah Nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi. Yang menciptakan lalu menyempurnakan, dan Yang membuat segala sesuatu menurut ukurannya (qaddara), lalu memberi petunjuk” (QS. Al-A'la ayat: 1-3)

BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

143

Page 3: Bab8ImankpdTakdir

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

�ذ�ي �ه� ال �ك� ل م�و�ات� م�ل ض� الس� �ر� ��م� و�األ ذ� و�ل �خ� �ت �د+ا ي �م� و�ل �ن� و�ل �ك �ه� ي ل

ر�يك/ �ك� ف�ي ش� �م�ل �ق� ال ل �ل� و�خ� ء8 ك �ي ه� ش� ا ف�ق�د�ر� �ق�د�ير+ ت

“yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, Dan Dia menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran (takdir) baginya” (QS. Al-Furqan: 2)

�ا �ن �ل� إ ء8 ك �ي �اه� ش� �ق�ن ل �ق�د�ر8 خ� ب“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (qadar)” (QS. Al-Qamar: 49)

ي� ف�يه�ا و�ج�ع�ل� و�اس� ك� ف�و�ق�ه�ا م�ن� ر� �ار� �ه�ا ف�يه�ا و�ق�د�ر� ف�يه�ا و�ب �ق�و�ات أ �ع�ة� ف�ي ب �ر

� 8 أ �ام �ي و�اء+ أ �ين� س� �ل ائ �لس� ل

“Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni) nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya”. (QS. Fushshilat(41): 10)

��ن ء8 م�ن� و�إ �ي �ال� ش� �ا إ �د�ن ن �ه� ع� �ن ائ �ه� و�م�ا خ�ز� ل Qز� �ن �ال� ن �ق�د�ر8 إ 8 ب �وم م�ع�ل

“Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.” (QS. Al-Hijr (15): 21)

�ا �ن ل �ز� �ن م�اء� م�ن� و�أ �ق�د�ر8 م�اء+ الس� �اه� ب �ن ك �س� ض� ف�ي ف�أ �ر

� ��ا األ �ن ع�ل�ى و�إ �ه� ذ�ه�اب8 �ر ب ون �ق�اد�ر� ل

BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

144

Page 4: Bab8ImankpdTakdir

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

“Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.” (QS. Al-Mu'minun (23): 18)

�ذ�ي ل� و�ال �ز� م�اء� م�ن� ن �ق�د�ر8 م�اء+ الس� �ا ب ن �ر �ش� �ن �ه� ف�أ �د�ة+ ب �ل +ا ب �ت �ك� م�ي �ذ�ل ك ج�ون� �خ�ر� ت

“Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (QS. Al-Zukhruf (43): 11)

�ن� �ك� إ ب �م� ر� �ع�ل �ك� ي �ن وم� أ �ق]]� �ى ت �د�ن �ي� م�ن� أ �ث �ل ل� ث ��ي]] ف�ه� الل ��ص]] ه� و�ن �ث]]� �ل و�ث�ف�ة/ �ذ�ين� م�ن� و�ط�ائ �ه� م�ع�ك� ال �ق�دQر� و�الل �ل� ي �ي �ه�ار� الل �م� و�الن �ن� ع�ل �ن� أ ل�ح�ص�وه� �اب� ت �م� ف�ت �ك �ي ء�وا ع�ل ر� م�ا ف�اق�ر� �س� �ي ء�ان� م�ن� ت �ر �ق]]� �م� ال �ن� ع�ل أ�ون� �ك ي �م� س� �ك ض�ى م�ن �ون� م�ر �ون� و�ء�اخ�ر� �ض�ر�ب ض� ف�ي ي �ر

� ��غ�ون� األ �ت �ب ي��ه� ف�ض�ل� م�ن ون� الل �ون� و�ء�اخ�ر� �ل �ق�ات �يل� ف�ي ي ب �ه� س� ء�وا الل ا ف�اق�ر� م]]�

ر� �س� �ي �ه� ت �ق�يم�وا م�ن ة� و�أ �وا الص�ال� �اة� و�ء�ات ك �ق�ر�ض�وا الز� �ه� و�أ ض+ا الل � ق�ر+ا ن �ق�دQم�وا و�م�ا ح�س� �م� ت ك �ف�س� �ن �ر8 م�ن� أل� ي �ج�د�وه� خ� �د� ت ن �ه� ع� ا ه�و� الل �ر+ ي خ�

�ع�ظ�م� ا و�أ �ج�ر+ وا أ �غ�ف�ر� ت ��ه� و�اس �ن� الل �ه� إ ح�يم/ غ�ف�ور/ الل ر�

“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Muzammil (73): 20)

BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

145

Page 5: Bab8ImankpdTakdir

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

Dari ayat-ayat tersebut, dapat dipahami bahwa qadar, takdir dan mustaq-nya

mempunyai makna ketentuan (undang-undang) Allah yang bersifat universal, yang

bergerak dalam semua aspek, baik pada manusia maupun alam dan seisinya.

Kata qadar atau takdir sering disinonimkan dengan qadla. Qadla sendiri

sebenarnya memiliki beberapa makna, namun yang berhubungan dengan kata takdir

adalah menentukan, menetapkan, memutuskan sebuah perkara. Sebagaimana istilah

qadhi yang dalam bahasa Indonesianya adalah hakim, memutuskan perkara yang

dihadapkan padanya. Pengertian qadha ini dapat dipahami dari beberapa ayat berikut:

kك� و�ق�ض�ى ب �ال� ر� �د�وا أ �ع�ب �ال� ت �اه� إ �ي �ن� إ د�ي �و�ال]]� �ال +ا و�ب ان �ح�س]]� ا إ �م]]� �غ�ن� إ �ل �ب ي�د�ك� ن �ر� ع� �ب �ك �ح�د�ه�م�ا ال و� أ

� ه�م�ا أ �ال� �ق�ل� ف�ال� ك �ه�م�ا ت �فl ل ا و�ال� أ ه�م]]� ��ه�ر �ن ت��ه�م�ا و�ق�ل �ر�يم+ا ق�و�ال+ ل ك

“Dan Tuhanmu telah menetapkan (memerintahkan), janganlah menyembah kecuali kepada-nya dan berbaktilah kepada kepada Ibu Bapak dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Qs. Al-Isra': 23)

��ذ وه�م� و�إ �م]]]]]]]]� �ر�يك �ذ� ي �م� إ �ت �ق�ي �ت �م� ف�ي ال �ك �ن �ع�ي �يال+ أ �م� ق�ل �ك Qل �ق�ل ف�ي و�ي��ه�م �ن ع�ي

� �ق�ض�ي� أ �ي �ه� ل ا الل م�ر+� �ان� أ �ل�ى م�ف�ع�وال+ ك �ه� و�إ ع� الل ج� ��ر �م�ور� ت �األ

“ Dan ketika Allah menampakkan mereka kepada kamu sekalian, ketika kamu berjumpa dengan mereka berjumlah sedikit pada penglihatan matamu dan kamu ditampakkan-Nya berjumlah sedikit pada penglihatan mata mereka, karena Allah hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan. Dan hanya kepada Allahlah dikembalikan segala urusan. Supaya Allah menetapkan (memutuskan) keputusannya yang mesti terlaksana” (QS. Al-Anfal: 44)

�ا �ن �ل�ى و�ق�ض�ي �ن�ي إ �يل� ب رائ ��اب� ف�ي إس �ت �ك د�ن� ال �ف�س� �ت ض� ف�ي ل �ر� �األ

�ن� �ي ت �ن� م�ر� �ع�ل �ت �وoا و�ل ا ع�ل �ير+ �ب ك

BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

146

Page 6: Bab8ImankpdTakdir

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

“Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” (QS. al-Isra'(17 ): 4)

Jika disimpulkan, Qadla, qadar, atau takdir mempunyai kesamaan makna

yaitu segala ketentuan, undang-undang, peraturan, hukum, keputusan Allah SWT

yang bersifat universal dan berlaku pada sekalian makhluk.

2. Takdir & Ikhtiar Manusia

Sebelum membahas apakah manusia memiliki hal ikhtiar atau tidak, perlu

dijelaskan bahwa ada dua mainstream pemikiran tentang masalah ini: pertama setiap

peristiwa selalu didahului oleh oleh Kehendak Ilahi dan bahwa hal itu sudah tersurat

sebelumnya. Ayat-ayat al-Qur'an yang mendukung adalah:

ص�اب� م�ا� �ة8 م�ن� أ ض� ف�ي م�ص�يب �ر

� ��م� ف�ي و�ال� األ ك �ف�س� �ن �ال� أ ف�ي إ �اب8 �ت �ل� م�ن� ك �ن� ق�ب �ه�ا أ أ �ر� �ب �ن� ن �ك� إ �ه� ع�ل�ى ذ�ل ير/ الل �س� ي

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hadid (57): 22)

د�ه� �ن]] �ح� و�ع� ات �ب� م�ف]]� �غ�ي ا ال� ال �م�ه]]� �ع�ل �ال� ي و� إ �م� ه]]� �ع�ل ا و�ي رQ ف�ي م]]� �ب]]� ال�ح�ر� �ب ق�ط� و�م�ا و�ال ��س ق�ة8 م�ن� ت �ال� و�ر� �م�ه�ا إ �ع�ل ة8 و�ال� ي ب]� ات� ف�ي ح� �م]� ظ�ل

ر�ض�� �ط�ب8 و�ال� األ �س8 و�ال� ر� �اب �ال� ي �اب8 ف�ي إ �ت �ين8 ك م�ب

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Al-An'am (6): 59)

BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

147

Page 7: Bab8ImankpdTakdir

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

�م� ل� ث �ز� �ن �م� أ �ك �ي �ع�د� م�ن� ع�ل �غ�مQ ب �ة+ ال م�ن� ا أ �ع�اس+ ى ن �غ�ش� �ف�ة+ ي �م� ط�ائ �ك م�ن

�ف�ة/ �ه�م� ق�د� و�ط�ائ �ه�م�ت ه�م� أ �ف�س]]� �ن ون� أ k[[ظ�ن� ه� ي �الل]]� ر� ب �قQ غ�ي]] �ح]]� ظ�ن� ال�ة� �ي �ج�اه�ل �ون� ال �ق�ول �ا ه�ل� ي �ن ر� م�ن� ل ��م]] �ء8 م�ن� األ �ي ل� ش]]� �ن� ق]]� ر� إ ��م]] � األ

�ه� �ل �ه� ك �ل �خ�ف�ون� ل ه�م� ف�ي ي �ف�س� �ن �د�ون� ال� م�ا أ �ب �ك� ي �ون� ل �ق�ول �و� ي ان� ل ك]]��ا �ن �م�ر� م�ن� ل �ء/ األ �ي ا م�ا ش� �ن]]� �ل ا ق�ت ل� ه�اه�ن]]� و� ق]]� �م� ل]]� �ت �ن �م� ف�ي ك �ك وت �ي]]� ب

ز� �ر� �ب �ذ�ين� ل �ب� ال �ت �ه�م� ك �ي �ل� ع�ل �ق�ت �ل�ى ال �ي� م�ض�اج�ع�ه�م� إ �ل �ت �ب �ي �ه� و�ل م�ا الل�م� ف�ي د�ور�ك �م�حQص� ص]]� �ي ا و�ل �م� ف�ي م]]� �ك وب ه� ق�ل]]� �يم/ و�الل]]� ذ�ات� ع�ل ب]]�

الصkد�ور�

“Kemudian setelah kamu berduka-cita Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan daripada kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah. Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?" Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah". Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini". Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.” (QS. Ali Imran (3): 154)

��ن ء8 م�ن� و�إ �ي �ال� ش� �ا إ �د�ن ن �ه� ع� �ن ائ �ه� و�م�ا خ�ز� ل Qز� �ن �ال� ن �ق�د�ر8 إ 8 ب �وم م�ع�ل

“Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.” (QS. Al-Hijr (15): 21)

ه� �ق]] ز� ��ر �ث� م�ن� و�ي ي ب� ال� ح� �س]]� ت ��ح ل� و�م�ن� ي �و�ك]]� �ت ه� ع�ل�ى ي و� الل]]� ف�ه]]��ه� ب ��ن� ح�س �ه� إ �غ� الل �ال م�ر�ه� ب

� �ه� ج�ع�ل� ق�د� أ �لQ الل �ك ء8 ل �ي ا ش� ق�د�ر+“Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan

barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Al-Thalaq (65): 3)

BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

148

Page 8: Bab8ImankpdTakdir

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

�ا �ن �ل� إ ء8 ك �ي �اه� ش� �ق�ن ل �ق�د�ر8 خ� ب

“ Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran” (QS.al-Qamar (54): 49)

�ا و�م�ا �ن ل س]]� �ر� ول8 م�ن� أ س]]� �ال� ر� ان� إ �ل�س]]� ه� ب Qن� ق�و�م]]� �ي �ب �ي �ه�م� ل لk ل �ض]]� ف�ي�ه� اء� م�ن� الل �ش� �ه�د�ي ي اء� م�ن� و�ي �ش� �ع�ز�يز� و�ه�و� ي �ح�ك�يم� ال ال

“Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ibrahim (14): 4)

�ه�م� ق�ل� �ك� الل �ك� م�ال �م�ل �ي ال �ؤ�ت �ك� ت �م�ل اء� م�ن� ال �ش]]� ز�ع� ت ��ن]] ك� و�ت ��م�ل]] ال�اء� م�م�ن �ش� �ع�زk ت اء� م�ن� و�ت �ش� �ذ�لk ت اء� م�ن� و�ت �ش� د�ك� ت �ي]]� ر� ب �ي]] �خ� ك� ال �ن]]� إ�لQ ع�ل�ى ء8 ك �ي ق�د�ير/ ش�

“Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali Imran (3): 26)

Kedua, manusia memiliki kebebasan dalam perbuatannya, mampu

mempengaruhi masa depan dan nasibnya dan dapat pula mengubahnya, didukung

ayat-ayat al-Qur'an, di antaranya:

�ه� �ات/ ل �ن� م�ن� م�ع�قQب �ي �ه� ب �د�ي �ف�ه� و�م�ن� ي ل �ه� خ� �ح�ف�ظ�ون ر� م�ن� ي �م]]� ه� أ الل]]�

�ن� �ه� إ Qر� ال� الل �غ�ي 8 م�ا ي و�م �ق]]� وا ح�ت�ى ب ر� Q[[غ�ي� ا ي ه�م� م]]� �ف�س]]� �ن �أ �ذ�ا ب اد� و�إ ر�� أ

�ه� 8 الل �ق�و�م وء+ا ب د� ف�ال� س� �ه� م�ر� �ه�م� و�م�ا ل �ه� م�ن� ل و�ال8 م�ن� د�ون

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya

BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

149

Page 9: Bab8ImankpdTakdir

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Al-Ra'd (13): 11)

ب� �ه� و�ض�ر� �ال+ الل �ة+ م�ث ي ��ت� ق�ر �ان �ة+ ك �ة+ ء�ام�ن �ن �يه�ا م�ط�م�ئ ت� �أ ق�ه�ا ي �ر�ز

غ�د+ا �لQ م�ن� ر� �ان8 ك ت� م�ك �ف�ر� � ف�ك �ع�م ن� �أ �ه� ب �ذ�اق�ه�ا الل �ه� ف�أ �اس� الل �ب ل

�ج�وع� �خ�و�ف� ال �م�ا و�ال �وا ب �ان �ع�ون� ك �ص�ن ي

“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari ni`mat-ni`mat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (QS. Al-Nahl (16): 112)

�ا ع�م�ل� م�ن �ح+ ه� ص�ال �ف�س� �ن اء� و�م�ن� ف�ل س�� �ه�ا أ �ي kك� و�م�ا ف�ع�ل ب 8 ر� م �ظ�ال� ب

�يد �ع�ب �ل ل

“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba (Nya).” (QS.Fushilat (41): 46)

oال� �ا ف�ك �خ�ذ�ن �ه� أ �ب �ذ�ن �ه�م� ب �ا م�ن� ف�م�ن �ن ل س]]� �ر� ه� أ ��ي]] +ا ع�ل ب �ه�م� ح�اص]]� م�ن� و�م�ن

ه� ��خ�ذ�ت]] ة� أ �ح� ي �ه�م� الص]]� �ا م�ن� و�م�ن ف�ن ه� خ�س]]� ض� ب]]� �ر� ��ه�م� األ م�ن� و�م�ن

�ا ق�ن �غ�ر� �ان� و�م�ا أ �ه� ك �م�ه�م� الل �ظ�ل �ي �ك�ن� ل �وا و�ل �ان ه�م� ك �ف�س� �ن �م�ون� أ �ظ�ل ي

“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri” (QS. Al-Ankabut (29): 40)

ي� ف�يه�ا و�ج�ع�ل� و�اس� ك� ف�و�ق�ه�ا م�ن� ر� �ار� �ه�ا ف�يه�ا و�ق�د�ر� ف�يه�ا و�ب �ق�و�ات أ �ع�ة� ف�ي ب �ر

� 8 أ �ام �ي و�اء+ أ �ين� س� �ل ائ �لس� ل

BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

150

Page 10: Bab8ImankpdTakdir

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

“Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni) nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.” (QS. Fushshilat (41): 46)

�ا �ن �اه� إ �ن �يل� ه�د�ي ب �م�ا الس� ا إ �ر+ اك �م�ا ش� ا و�إ �ف�ور+ ك

“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir “. (QS. Al-Insan (76): 3)

�ح�قk و�ق�ل� �م� م�ن� ال Qك ب اء� ف�م�ن� ر� �ؤ�م�ن� ش� �ي اء� و�م�ن� ف�ل �ف�ر� ش� �ك �ي �ا ف�ل �ن إ�ا د�ن �ع�ت]]� �م�ين� أ ال �لظ]]� ا ل ار+ اط� ن]]� �ح]]� �ه�م� أ اد�ق�ه�ا ب ر� �ن� س]]� �وا و�إ �غ�يث ت ��س]] ي�وا �غ�اث �م�اء8 ي �م�ه�ل� ب �ال و�ي ك ��ش وه� ي �و�ج]]� �س� ال �ئ اب� ب ر� اء�ت� الش]]� و�س]]�

�ف�ق+ا ت �م�ر

“Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (QS. Maryam (18): 29)

ر� اد� ظ�ه]]� �ف�س]]� رQ ف�ي ال �ب]]� ر� ال ��ح]] �ب ا و�ال �م]]� �ت� ب ب �س]]� د�ي ك ��ي]] اس� أ الن]]���ذ�يق�ه�م �ي �ع�ض� ل �ذ�ي ب �وا ال �ه�م� ع�م�ل �ع�ل ج�ع�ون� ل ��ر ي

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan

tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)

perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Rum (30): 41)

��ان� م�ن �ر�يد� ك ث� ي �ة� ح�ر خ�ر� ��ز�د� اآل �ه� ن �ه� ف�ي ل ث ��ان� و�م�ن� ح�ر �ر�يد� ك ي ث� ��ا ح�ر �ي �ه� الدkن �ؤ�ت �ه�ا ن �ه� و�م�ا م�ن ة� ف�ي ل خ�ر� ��ص�يب8 م�ن� اآل ن

BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

151

Page 11: Bab8ImankpdTakdir

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

“Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (QS. Al-Syura (42): 20)

Kedua mainstream ini sering dianggap berlawanan, sebagaimana munculnya

dua kelompok besar teologi yang didukung kekuatan politik yang saling berhadap-

hadapan dan masing-masing mengklaim pendapatnya yang paling benar. Untuk

menyatukan kedua pendapat tersebut, para ulama teologi sering melakukan ta'wil

dalam masalah tersebut.

Jika kita cermati lebih jauh, sebenarnya bukan pertentangan antara dua

maintsream terebut. Namun kedua hal itu merupakan batasan dan kewenangan yang

dimiliki manusia dalam kaitannya dengan persoalan takdir. Sebagai gambaran

misalnya aliran sungai dimulai dari hulu dan berakhir di hilir. Kedua ujung itu bukan

berarti keduanya terpisah, namun merupakan satu kesatuan dengan aliran sungai yang

membentuk sebuah aliran sungai. Disini dapat dijelaskan bahwa memang ada

ketentuan-ketenatuan Allah SWT yang sudah digariskan, namun manusia memiliki

hak dalam menentukan perbuatannya. Dalam pembicaraan takdir, persoalan ikhtiar

sering dikaitkan dengan persoalan ada tidaknya kehendak manusia. Apakah manusia

mempunyai kehendak dan kekuasaan atas perbuatannya?

Pada intinya Allah SWT memiliki kehendak dan manusia memiliki kehendak.

Namun kehendak manusia tidak sepenuhnya mutlak sebagaimana kehendak Allah

SWT. Hal ini sebagaimana hubungan antara sifat yang dimiliki manusia dan sifat

yang dimilki Allah SWT. Sama-sama bisa melihat, mendengar, namun penglihatan

dan pendengaran manusia sangat terbatas. Dibatasai ruang lingkup yang sempit dalam

batasan ruang dan waktu. Sedangkan pengalihatan dan pendengaran Allah SWT

adalah Maha sangat luas dan tidak terbatas. Demikian juga dengan kehendak

manusia, tidaklah sama dengan kehendak Allah SWT yang maha berkehendak.

Kehendak manusia dibatasi dengan kehendak manusia lain dalam kerangka kehendak

BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

152

Page 12: Bab8ImankpdTakdir

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

Allah SWT. Manusia dalam berkehendak dalam batas-batas dan hukum tertentu dan

dengan bermacam-macam kondisi yang memungkinkan manusia melakukan pilihan

atas kehendaknya. Sehingga kehendak manusia disertai kebebasan untuk memilih

kehendak mana yang akan diambilnya. Apakah menuju jalan baik atau bukan. Untuk

itulah manusia diminta pertanggungjawabannya atas pilihan yang diambilnya.

Hidayah Allah

Dalam setiap penciptaan, ada empat unsur yang selalu melekat, yaitu: 1)

Khalq atau menciptakan, 2) Taswiyah atau menyempurnakan, 3) Takdir atau memberi

ukuran, 4) hidayah atau memberi petunjuk atau pimpinan. Keempat unsur tersebut

berlaku pada semua penciptaan.

Dalam setiap penciptaan, keempat unsur tersebut selalu ada. Jika kita amati,

biji-biji tanaman yang kecil, ada yang berkembang dalam bentuk yang sempurna

menjadi sebuah pohon besar. Namun ada yang dengan sebesar biji yang sama hanya

berkembang menjadi semak belukar. Dengan memakai kacamata ayat di atas, setiap

makhluk diciptakan melalui proses menjadi bentuk yang sempurna sesuai dengan

ketentuan atau takdirnya masing-masing. Dalam proses penyempurnaan tersebut,

setiap makhluk mendapat petunjuk dan bimbingan dari Allah SWT agar tidak keluar

dari ketentuan yang ada. Misalnya sperma manusia tidak akan tumbuh menjadi

seekor binatang. Biji padi tidak akan tumbuh menjadi jagung. Ini semua karena ada

unsur ketentuan (takdir) juga unsur hidayah (pimpinan dan petunjuk) dari Allah

SWT.

Bagaimana dengan kehendak manusia?

Manusia memiliki hak ikhtiar. Namun itu tidak berarti manusia bebas tanpa

batas. Konsep takdir dalam Islam bukan seperti yang digambarkan sebagaimana teori

bandul jam yang mengatakan bahwa Tuhan menciptakan alam dengan segala

sistemnya untuk berjalan sendiri, kemudian Tuhan beristirahat. Dalam konsep Islam,

Allah Maha pencipta dan Maha pengatur, sehingga Tadbir Allah SWT tetap

BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

153

Page 13: Bab8ImankpdTakdir

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

melingkupi makhluknya. Hal ini dapat dipahami misalnya dari hadits tentang doa-doa

yang langsung diijabahi seperti doa orang yang teraniaya, doa seorang ibu yang

anaknya durhaka, bahwa pada waktu-waktu tertentu para malaikat mendoakan bagi

manusia-manusia yang beriman.

Menurut Yunahar Ilyas, kata al-Hidayah dalam al-Qur'an mempunyai dua

makna:1

1. Al-Dilalah wa al-Irsyad (menunjuki dan membimbing), misal dalam QS.

Fushshilat (41);17

2. Idkhalul iman ilal qalb (memasukkan iman ke dalam hati, atau menjadikan

seseorang beriman); seperti dalam QS. al-Qashash (28);56

Muhammad as-Saleh bin Utsaimin mengemukakan beberapa dalil yang

membuktikan bahwa manusia memiliki hak ikhtiar sebagaimana dikutip Yunahar

Ilyas dalam bukunya Kuliah Akidah Islam:

1. Adanya masyiyah dan iradah manusia yang secara eksplisit dikemukakan al-

Qur'an.

��م اؤ�ك �س� ث/ ن ��م� ح�ر �ك �وا ل �ت �م� ف�أ �ك ث ��ى ح�ر �ن �م� أ �ت ئ و�ق�دQم�وا ش� ��م ك �ف�س� �ن �ق�وا أل� �ه� و�ات �م�وا الل �م� و�اع�ل �ك �ن ق�وه� أ ر� م�ال� Qش� �ين� و�ب �م�ؤ�م�ن ال

“Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Baqarah (2): 223)

��و اد�وا و�ل ر�� وج� أ �خ�ر� �ع�دkوا ال �ه� أل� �ك�ن� ع�د�ة+ ل �ر�ه� و�ل �ه� ك �ه�م� الل �ع�اث �ب ان

��ط�ه�م �ب �ق�اع�د�ين� م�ع� اق�ع�د�وا و�ق�يل� ف�ث ال“Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan kepada mereka:

1 Yunahar Ilyas, Kuliah Akidah.Yogyakarta: LPPI. 2001 hal. 186

BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

154

Page 14: Bab8ImankpdTakdir

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

"Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu." (QS. Al-Taubah (9): 46)

2. Adanya Pujian terhadap perbuatan baik manusia, celaan terhadap perbuatan jahat, dan balasan yang sesuai bagi keduanya.

3. Diutusnya para Rasul sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi

peringatan bagi manusia

ال+ س� ر�ين� ر� Qش� �ذ�ر�ين� م�ب �ال� و�م�ن �ئ �ون� ل �ك �اس� ي �لن �ه� ع�ل�ى ل ة/ الل �ع�د� ح�ج� ب س�ل� kان� الر� �ه� و�ك ا الل ح�ك�يم+ا ع�ز�يز+

“(Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. “ (QS. Al-Nisa' (4): 165)

4. Dalam kehidupan sehari-hari semua yang dilakukan manusia berdasarkan

pada kemauannya, tanpa merasakan sesuatu yang memaksanya. Seperti

makan, minum, tidur dan sebagainya.

3. Beberapa Tingkatan Takdir

Ada beberapa tingkatan takdir; yaitu al-Ilmu, al-Kitabah, al-Masyiah, dan al-

Khalq.2 Pertama, al-Ilmu. Takdir atau ketentuan Allah pada jenjang awal merupakan

jangkauan ilmu Allah yang bersifat azali (abadi) atas segala sesuatu. Allah maha

mengetahui apa yang telah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi. Tidak satupun

terluput dari pengetahuan Allah. Allah berfirman:

��م �ل �م� أ �ع�ل �ن� ت �ه� أ �م� الل �ع�ل م�اء� ف�ي م�ا ي ض� الس� �ر� ��ن� و�األ �ك� إ ف�ي ذ�ل

�اب8 �ت �ن� ك �ك� إ �ه� ع�ل�ى ذ�ل ير/ الل �س� ي

“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh) Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hajj (22): 70)

2 ibid, hal. 178 s.d. 181

BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

155

Page 15: Bab8ImankpdTakdir

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

�ه� ه�و� �ذ�ي الل �ه� ال� ال �ل �ال� إ �م� ه�و� إ �ب� ع�ال �غ�ي ه�اد�ة� ال ح�م�ن� ه�و� و�الش� الر� ح�يم� الر�

“Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS.al-Hasyr (59): 22)

�د�ه� ن �ح� و�ع� �ب� م�ف�ات �غ�ي �م�ه�ا ال� ال �ع�ل �ال� ي �م� ه�و� إ �ع�ل �رQ ف�ي م�ا و�ي �ب ال �ح�ر� �ب ق�ط� و�م�ا و�ال ��س ق�ة8 م�ن� ت �ال� و�ر� �م�ه�ا إ �ع�ل �ة8 و�ال� ي ب �م�ات� ف�ي ح� ظ�ل

ر�ض�� �ط�ب8 و�ال� األ �س8 و�ال� ر� �اب �ال� ي �اب8 ف�ي إ �ت �ين8 ك م�ب

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)” (QS. Al-An'am (6): 59)

Kedua, al-Kitabah. Berdasarkan pengetahuan Allah, ketentuan-ketentuan

(takdir) dituliskan di lauh mahfudz. Apa yang telah, sedang dan akan terjadi sudah

tertulis di sana. Allah berfirman:

��م �ل �م� أ �ع�ل �ن� ت �ه� أ �م� الل �ع�ل م�اء� ف�ي م�ا ي ض� الس� �ر� ��ن� و�األ �ك� إ ف�ي ذ�ل

�اب8 �ت �ن� ك �ك� إ �ه� ع�ل�ى ذ�ل ير/ الل �س� ي

“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh) Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hajj (22): 70)

ص�اب� م�ا� �ة8 م�ن� أ ض� ف�ي م�ص�يب �ر

� ��م� ف�ي و�ال� األ ك �ف�س� �ن �ال� أ ف�ي إ �اب8 �ت �ل� م�ن� ك �ن� ق�ب �ه�ا أ أ �ر� �ب �ن� ن �ك� إ �ه� ع�ل�ى ذ�ل ير/ الل �س� ي

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami

BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

156

Page 16: Bab8ImankpdTakdir

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS.al-Hadid (57): 22)

Ketiga, al-Masyiah. Allah mempunyai kehendak terhadap segala sesuatu yang

ada di langit dan bumi. Tidak ada sesuatupun yang terjadi kecuali atas kehendak-Nya.

Apa yang dikehendaki Allah pasti akan terjadi.

اء�ون� و�م�ا �ش� �ال� ت �ن� إ اء� أ �ش� �ه� ي �ن� الل �ه� إ �ان� الل �يم+ا ك ح�ك�يم+ا ع�ل

“Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Insan (76): 30)

Keempat, al-Khalq. Allah menciptakan segala sesuatu. Allah berfirman:

�ه� �ق� الل ال �لQ خ� ء8 ك �ي �لQ ع�ل�ى و�ه�و� ش� ء8 ك �ي �يل/ ش� و�ك

“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.” (QS. Al-Zumar (39): 62)

�ذ�ي �ه� ال �ك� ل م�و�ات� م�ل ض� الس� �ر� ��م� و�األ ذ� و�ل �خ� �ت �د+ا ي �م� و�ل �ن� و�ل �ك �ه� ي ل

ر�يك/ �ك� ف�ي ش� �م�ل �ق� ال ل �ل� و�خ� ء8 ك �ي ه� ش� ا ف�ق�د�ر� �ق�د�ير+ ت

“yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, Dan Dia menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran (takdir) baginya” (QS. Al-Furqan (25): 2)

�ه� �م� و�الل �ق�ك ل �ون� و�م�ا خ� �ع�م�ل ت“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu".

( QS. Al-Shaffat (37): 96)

4. Bersikap Benar terhadap Takdir Allah

Kekeliruan dalam memahami qadla dan qadar akan memunculkan sikap yang

salah dalam kehidupan manusia. memahami bahwa semua kejadian sudah ditentukan

BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

157

Page 17: Bab8ImankpdTakdir

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

sebelumnya oleh Allah SWT tanpa memberikan peluang bagi manusia, akan

memunculkan sikap malas, tidak ada etos kerja, tidak ada usaha. Hal ini sering

dilontarkan para pengecam Islam bahwa keimanan kepada qadla dan takdir adalah

biang kemalasan dan kemunduran individu dan masyarakat. Hal ini pernah terjadi di

masa-masa kemunduran Islam, pasca klimaksnya kejayaannya. Saat itu orientasi umat

Islam adalah kehidupan ukhrawi di masjid-masjid dan kurang memikirkan kehidupan

dunia. Para sejarawan menilai bahwa penyebab kemunduran Islam saat itu adalah

paham Asy'ariyah yang cenderung jabbariyah.

Pemahaman seperti ini juga pernah dipakai penguasa sebagai justifikasi

terhadap kesewenang-wenangannya dalam menjalankan pemerintahan. Pernah pada

awal pemerintahannya, Mu'awiyah mengirimkan surat kepada salah satu sahabat

Rasul al-Mughirah ibn Syu'bah menanyakan, "Apakah doa yang dibaca Rasulullah

setiap selesai shalat? Ia memperoleh jawaban sebagai berikut:

وال أعطيت لما مانع ال اللهم له شريك ال وحده الله اال آلإله الجد منك ذالجد ينفع وال منعت لما معطي

“Tiada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, Wahai Allah tidak ada yang mampu menghalangi apa yang Engkau beri. Dan tidak ada yang mampu memberikan apa yang Engkau halangi, tiada berguna upaya yang bersungguh-sungguh semua bersumber dari-Mu” (HR Bukhari)Doa ini dipopulerkannya untuk memberi kesan bahwa segala sesuatu telah

ditentukan Allah, dan tiada usaha manusia sedikitpun. Kebijakan mempopulerkan doa

ini dinilai banyak pakar sebagai "bertujuan politis", karena dengan doa itu para

penguasa Dinasti Umayyah melegitimasi kesewenangan pemerintah mereka, sebagai

kehendak Allah.3

Sebaliknya, pemahaman bahwa manusia mempunyai kekuasaan penuh

terhadap perbuatannya, memunculkan bentuk kesombongan dan over-optimis, karena

menganggap seluruh usaha dan keberhasilannya adalah murni usahanya sendiri.

3 Quraish Shihab, Wawasan al-Qur'an: Tafsir Maudlu'I atas Berbagai Persoalan Umat. Bandung: Mizan. 2000. hal.59

BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

158

Page 18: Bab8ImankpdTakdir

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

dalam taraf yang lebih ekstrim akan muncul sikap bahwa dialah yang berkuasa atas

segal sesuatu, sebagaimana kata fir'aun yang menganggap bahwa dia berkuasa atas

seluruh rakyatnya. Dia menuhankan dirinya karena dia merasa dapat melakukan apa

saja dengan kekuasaan dan hartanya.

Dalam tataran tertentu, pemahaman yang demikian akan merugikan diri

sendiri. ketika over-optimis mengalami kegagalan, dia akan mudah patah dan sulit

untuk bangkit kembali.

Idealnya, memahami takdir Allah SWT adalah dengan penuh keyakinan

bahwa Allah SWT maha mengetahui semua apa yang ada di muka bumi ini, yang

tersembunyi maupun yang nampak, yang sudah berlaku, sedang terjadi dan yang akan

terjadi. Allah SWT maha kuasa atas segala sesuatu. Semua ini diimbangi dengan

ikhtiar dan usaha maksimal. Disamping itu disertai keyakinan bahwa apapun yang dia

capai atau hasilkan, diserahkan kepada Allah SWT disertai dengan tawakkal kepada-

nya. Pemahaman yang demikian akan menumbuhkan sikap optimis. Sikap optimis

akan membuahkan perasaan cinta dan semangat yang tinggi dalam hidup. Dengan

sikap tawakkal akan hasil yang dicapainya, maka seseorang tidak akan mudah roboh

ketika mengalami kegagalan. Pemahaman yang demikian itulah yang dapat

menumbuhkan etos kerja bagi umat Islam.

Pandangan yang tepat terhadap konsep takdir akan memunculkan pribadi-

pribadi sebagaimana para sahabat Rasul. Keyakinan dan keimanan para sahabat

Rasul kepada takdir Allah SWT tidak menjadikan mereka menjadi seorang jabbari,

dan optimisme mereka tidak menjadikan mereka menjadi seorang qadari.

Sebagaimana diceritakan seorang Arab Badui yang akan menjalankan shalat dan

memarkir ontanya di depan masjid, tanpa mengikatnya. Ketika selesai shalat, dia

mendapati ontanya hilang, sehingga dia mencari dan berteriak-teriak: aina naqati,

aina naqati? Umar yang melihatnya kemudian bertanya apakah ontanya sudah diikat

sebelumnya? Orang Arab Badui itu mengatakan: laqad tawakkaltu ala-Llah. Umar

menjawab: ikatlah dulu ontamu, baru kamu bertawakal.

BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

159

Page 19: Bab8ImankpdTakdir

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

Dalam perang-perang yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya, Rasul

tetap merencanakan sebuah strategi yang kadang berasal dari Rasul sendiri kadang

dari para sahabat. Artinya Rasulullah tetap berusaha dan mengupayakan agar perang

itu dapat dimenangkan kaum muslimin, tidak hanya menyandarkan pada takdir Allah

semata. Setelah ada ikhtiar dan usaha, baru mereka menyandarkan hasilnya kepada

Allah dalam bentuk doa dan tawakkal.

5. Hakekat Beriman Kepada Takdir dan Hikmahnya

Beriman kepada takdir Allah pada hakekatnya adalah beriman kepada Allah

SWT sebagai Dzat yang Maha Segala. Artinya, seseorang yang mengaku bertauhid

dia meyakini akan Allah SWT dengan segala sifat dan kekuasaannya. Bahwa Allah

Maha Melihat, Maha Mengetahui, Maha Kuasa atas segala sesuatu, dengan segala

iradah-Nya. Memang pemahaman tentang qadar dan takdir tidak secara tegas

diungkapkan dalam al-Qur'an. Penyebutan keimanan dalam al-Qur'an biasanya

menyangkut iman kepada Allah SWT dan iman kepada hari akhir. Seperti yang dapat

kita cermati dalam ayat-ayat di bawah ini:

ول� ء�ام�ن� س� �م�ا الر� �ز�ل� ب ن� �ه� أ �ي �ل ه� م�ن� إ Q[ب ون� ر� �م�ؤ�م�ن]� ل� و�ال ء�ام�ن� ك]�

�ه� �الل ه� ب �ت]]� �ك ئ ه� و�م�ال� �ب]]� �ت �ه� و�ك ل س]]� ق� ال� و�ر� Qر �ف]]� �ن� ن �ي د8 ب �ح]]� �ه� م�ن� أ ل س]]� ر��وا �ا و�ق�ال م�ع�ن �ا س� �ط�ع�ن �ك� و�أ ان �ا غ�ف�ر� �ن ب �ك� ر� �ي �ل �م�ص�ير� و�إ ال

“Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami ta`at". (Mereka berdo`a): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". (QS. Al-Baqarah (2): 285)

BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

160

Page 20: Bab8ImankpdTakdir

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

kه�ا ي� �اأ �ذ�ين� ي �وا ال �وا ء�ام�ن �ه� ء�ام�ن �الل �ه� ب ول س� �اب� و�ر� �ت �ك �ذ�ي و�ال ل� ال ز� ن]]�

�ه� ع�ل�ى ول س� �اب� ر� �ت �ك �ذ�ي و�ال ل� ال �ز� �ن ل� م�ن� أ �ر� و�م�ن� ق�ب]] �ف]]� �ك ه� ي �الل]]� ب�ه� �ت �ك ئ �ه� و�م�ال� �ب �ت �ه� و�ك ل س� � و�ر� �و�م �ي ر� و�ال خ� �ال+ ض�ل� ف�ق�د� اآل �ع�يد+ا ض�ال� ب

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS, al-Nisa' (4): 136)

Hadits Riwayat Bukhari Muslim

كان ضيفه. من فليكرم األخر واليوم بالله يؤمن كان من بالله يؤمن كان رحمه. من األخرفليصل واليوم بالله يؤمن

ليصمت أو خيرا األخرفليقل واليوم

“Barang Siapa yang percaya pada Allah dan hari akhir, maka hendaklah memuliakan tamunya. Barang Siapa yang percaya pada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia menyambung tali kekerabatan. Barang Siapa yang percaya pada Allah dan hari akhir,berkatalah yang benar atau diam” (HR Bukhari Muslim dari Abu Hurairah)

�ن� �ذ�ين� إ �وا ال �ذ�ين� ء�ام�ن �ص�ار�ى ه�اد�وا و�ال �ين� و�الن �ئ م�ن� و�الص�اب �ه� ء�ام�ن� �الل � ب �و�م �ي ر� و�ال خ� �ا و�ع�م�ل� اآل �ح+ �ه�م� ص�ال ه�م� ف�ل �ج�ر� �د� أ ن ع� �Qه�م ب �ه�م� خ�و�ف/ و�ال� ر� �ي �ون� ه�م� و�ال� ع�ل ن �ح�ز� ي

“Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah (2): 62)

Melihat ayat di atas, bukan berarti bahwa iman kepada takdir itu tidak ada.

Sebagai mana dalam ayat ke-62 dari surat al-Baqarah di atas, hanya menyebut iman

BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

161

Page 21: Bab8ImankpdTakdir

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

kepada Allah SWT dan hari akhir saja. Hal ini bukan berarti rukun iman hanya dua.

Namun keimanan kepada malaikat, Kitab, Rasul, hari kemudian dan takdir

merupakan konsekuensi logis terhadap keimanan kepada Allah SWT. Begitu juga

tidak menyebutkannya ayat di atas tentang iman kepada takdir bukan berarti iman

kepada takdir bukan salah satu rukun iman.

Ketika seseorang beriman kepada Allah SWT, tentu dia mengimani juga akan

kekuasaan Allah SWT terhadap seluruh makhluk-Nya, termasuk ketetapan-ketetapan

yang digariskannya untuk manusia dan alam seisinya. Bahwa Allah SWT telah

menetapkan undang-undang (ketentuan) yang mutlak, dimana manusia dan makhluk

lainnya tidak dapat mengelak. Warna kulit, keturunan, bentuk wajah seseorang telah

ditetapkan baginya. Begitu pula diciptanya seseorang menjadi bentuk yang ada.

Seorang manusia tidak dapat mengelak dari penciptaanya sebagai manusia. Seekor

lalat yang kecil tidak dapat protes mengapa dia menjadi lalat yang kecil, tidak

menjadi rajawali yang besar, misalnya. Demikian juga ketentuan yang bersifat mutlak

seperti air yang mendidih pada suhu 100 derajat celicius, dan membeku pada nol

derajat celcius. Juga ketentuan atau aturan beredarnya matahari dan bulan pada

tempatnya, hukum grafitasi, dan sebagainya.

Beberapa hikmah yang dapat dipetik dari keimanan kepada takdir:

1. Mendorong manusia untuk lebih menguak rahasia-rahasia alam yang sudah

tetatur. Dengan adanya konsep keteraturan (takdir) pada alam, maka menjadi

tantangan tersendiri bagi manusia untuk menguaknya.

2. Membangun rasa optimis dalam setiap aktivitas manusia, serta membantu

mengurangi rasa frustasi ketika mengalami kegagalan dengan sikap tawakkalnya.

3. Dengan optimisme tinggi, akan membantu meningkatkan etos kerja. Keimanan

yang benar akan meningkatkan etos kerja tinggi, sebagaimana para sahabat rasul

yang selalu giat dalam meningkatakan kualitas ibadahnya dan giat mencari

kehidupan dunianya.

BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

162

Page 22: Bab8ImankpdTakdir

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

4. Memberikan pelajaran kepada manusia bahwa sekuat-kuatnya manusia ada

kekuatan lain yang lebih dahsyat, sepandai-pandainya manusia ada Dzat yang

lebih darinya.

5. Memberikan ketenangan dalam diri manusia karena apapun yang diberikan

kepadanya adalah yang terbaik bagi dirinya.

C. RANGKUMAN

Iman kepada qadla, qadar atau takdir adalah salah satu rukun Iman yang

enam, sehingga wajib diyakini oleh seorang mukmin. Takdir harus dipahami secara

syumul (menyeluruh). Pemahaman yang parsial akan mengakibatkan sikap yang salah

dalam hidupnya. Mengimani takdir harus diikuti dengan ikhtiar.

D. PERTANYAAN:

1. Apa yang anda ketahui tentang takdir?

2. Apa Pengertian qadar, takdir, qadla?

3. Adakah hak ikhtiar manusia dalam menentukan perbuatannya?

4. Bagaimana sikap yang benar dalam beriman kepada Allah?

5. Orang barat sering mengecam iman kepada takdir sebagai penyebab kemunduran

individu dan msyarakat Islam. Bagaimana pendapat anda?

6. Apa sebenarnya hakekat beriman kepada takdir Allah?

7. Sebutkan hikmah-hikmah beriman kerpada takdir!

E. REFERENSI (END NOTE)

BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

163