bab iv. analisis iv.1.1 analisis pemilihan tapakthesis.binus.ac.id/asli/bab4/2008-2-00064 bab...

63
45 BAB IV. ANALISIS IV.1 Analisis Lingkungan IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapak Tabel IV.1.1 Alternatif Tapak ALTERNATIF TAPAK KELEBIHAN KEKURANGAN Tapak bersebelahan dengan Kampus Anggrek. Untuk pencapaian ke tapak terdapat 2 jalur dari jalan besar. Bentuk tapak meman jan g den gan lebar yang cukup sempit yaitu 33 m. Tapak berada di antara Kampus Syahdan dan Kampus Anggrek. Sekelilingi tapak dibatasi oleh jalan. Bentuk tapak meman jan g den gan sisi panjang menghadap Timur- Barat. Tapak berada di hook. Sebelah utara berbatasan dengan daerah hijau. Tapak dikelilingi oleh 2 jalan besar. Tapak berada di daerah rawan macet.

Upload: nguyendang

Post on 23-Mar-2019

251 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

45

BAB IV.

ANALISIS

IV.1 Analisis Lingkungan

IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapak

Tabel IV.1.1 Alternatif Tapak

ALTERNATIF TAPAK KELEBIHAN KEKURANGAN

• Tapak bersebelahan

dengan Kampus

Anggrek.

• Untuk pencapaian ke

tapak terdapat 2 jalur

dari jalan besar.

• Bentuk tapak

memanjang dengan

lebar yang cukup

sempit yaitu 33 m.

• Tapak berada di

antara Kampus

Syahdan dan

Kampus Anggrek.

• Sekelilingi tapak

dibatasi oleh jalan.

• Bentuk tapak

memanjang dengan

sisi panjang

menghadap Timur-

Barat.

• Tapak berada di

hook.

• Sebelah utara

berbatasan dengan

daerah hijau.

• Tapak dikelilingi

oleh 2 jalan besar.

• Tapak berada di

daerah rawan

macet.

Page 2: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

46

Kesimpulan: Dari hasil pertimbangan kelebihan dan kekurangan

dari analisa pemilihan tapak di atas , maka penulis memilih site yang ketiga

yaitu tapak yang terletak dipertigaan Jalan Kebon Jeruk Raya dan Jalan

Rawa Belong. Terletak di hook dengan sistem two way sistem. Jalan

disekitar tapak selalu macet pada saat pertukaran shift perkuliahan yaitu

pukul 11.00, 15.00 dan 17.00. Jalan yang kecil tidak sebanding dengan

jumlah penggunaan jalan. Hal ini menjadi salah satu faktor kemacetan lalu

lintas. Kepadatan lalu lintas sangat menganggu pejalan kaki karena trotoar

untuk pejalan kaki dipakai juga untuk lalu lalang motor. Lokasi tapak yang

dekat dengan kampus mengakibatkan munculnya toko-toko kecil seperti

fotokopian, rumah makan, toko komputer dan toko pulsa serta gerobak-

gerobak penjual makanan.

Berikut adalah data-data tapak yang dipakai:

Pemilik proyek : Swasta

Peruntukkan : Permukiman

Lokasi proyek : Jl. Kebon Jeruk Raya—Jakarta Barat

KDB : 50%

KLB : 2

Lapis : 4

GSB : 10 m

Batas-batas tapak :

Sebelah Utara berbatasan dengan kawasan perdagangan

Sebelah Timur berbatasan dengan ruko dan kawasan perdagangan

Page 3: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

47

Sebelah Selatan berbatasan dengan kos-an

Sebelah Barat berbatasan dengan perumahan

IV.1.2 Analisis Kegiatan Lingkungan Sekitar Tapak

Lokasi tapak terletak di Jalan Kebon Jeruk Raya –– Jakarta Barat.

Luas lahan tapak yaitu 1Ha. Kontur tapak relatif datar. Analisis tapak

berkaitan dengan kondisi di dalam dan di luar tapak. Kondisi di dalam tapak

mencakup karakter dan bentuk tapak, sedangkan kondisi di luar tapak

meliputi keadaan dan kegiatan di sekitar tapak.

Bangunan yang terdapat di sekitar lingkungan mempengaruhi

kondisi pada tapak dan kegiatan yang berlangsung di dalamnya. Kegiatan

sekitar tapak dapat dilihat dari bangunan-bangunan yang terdapat di

sekitarnya.

Gambar IV.1.1 Bangunan dan kondisi di sekitar tapak

Ruko-ruko (Kawasan perdagangan) Perumahan

Kos-an

Kawasan perdagangan

Hubungan erat

Hubungan tidak erat

U

Page 4: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

48

Tabel IV.1.2 Lingkungan sekitar

No. Lingkungan sekitar Lokasi Kegiatan Ciri-ciri

1.

Utara tapak

yang terletak di

Jalan Rawa

Belong.

Merupakan

kawasan

perdagangan

seperti toko jual

pulsa, rumah

makan, dll.

Rumah-rumah

satu dan dua

tingkat.

2.

Timur dari

tapak, Jalan

Rawa Belong.

Merupakan

kawasan

perdagangan

seperti toko

fotokopi, sewa

VCD, dll.

Toko 1 tingkat.

3.

Barat dari

tapak, Jalan

Kebon Jeruk.

Merupakan

kawasan

pemukiman.

Foto di samping

adalah

perumahan

Casagoya.

Perumahan

elite.

4.

Barat dari

Tapak, Jalan

Kebon Jeruk.

Sekolah TK

Tarsius.

Bangunan yang

terdiri dari 4

lantai bergaya

Arsitektur

Tropis.

Page 5: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

49

Kesimpulan: Kawasan perdagangan yang ada di sekitar tapak

menjadi tempat pemenuhan kebutuhan mahasiswa, walaupun telah terdapat

fasilitas penunjang pada asrama tetapi bangunan di sekitar tapak dapat

mendukung kegiatan di dalam tapak. Oleh karena itu, entrance akan ada

dikedua sisi tersebut.

IV.1.3 Analisis Ketinggian Bangunan Sekitar Tapak

Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan

ketinggian mulai dari 2 lantai sampai 4 lantai. Bentuk tapak tidak teratur,

penyusunan massa bangunan dinamis. Bangunan sekitar tapak yang paling

tinggi adalah 8 lantai yaitu Kampus Anggrek Universitas Bina Nusantara.

Gambar IV.1.2 Skyline ketinggian bangunan sekitar tapak

IV.1.4 Analisis Orientasi Matahari dan Angin

Cahaya matahari pagi bagus untuk kesehatan sedangkan cahaya

matahari sore hari sebaliknya. Oleh karena itu, cahaya matahari sore perlu

dihindari khususnya ruang-ruang utama seperti unit hunian yang merupakan

pusat kegiatan mahasiswa yang membutuhkan kenyamanan. Selain itu yang

perlu diperhatikan juga ialah unit-unit hunian sebaiknya mendapatkan

Kampus Anggrek

Asrama Binusian

Page 6: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

50

cahaya yang cukup, sehingga pada siang hari tidak perlu menyalakan lampu

untuk menghemat energi.

PAGI HARI

B T

SIANG HARI

B T

SORE HARI

B T

Gambar IV.1.3 Pengaruh orientasi bangunan terhadap pergerakan matahari

Page 7: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

51

Dari gambar di atas, untuk menghindari penerangan yang tidak

merata maka orientasi bangunan cenderung ke arah utara dan selatan karena

jika bangunan berorientasi timur — barat, pada pagi hari bangunan sebelah

timur terang namun bangunan sebelah barat gelap dan pada sore hari

sebaliknya.

Angin pada umumnya berhembus dari Barat Laut ke Tenggara. Agar

sirkulasi udara dalam tapak lancar, maka bagian terpendek dari bangunan

dihadapkan pada arah angin, sehingga angin tidak terlalu terhalang oleh

massa bangunan.

Gambar IV.1.4 Pengaruh arah matahari dan angin terhadap orientasi bangunan I

Bagian terpendek dari bangunan di atas menghadap arah datangnya

angin. Sirkulasi dapat mengalir dengan lancar, namun bagian terpanjang dari

U Radiasi matahari

Angin

Utara Memaksimalkan bukaan

Timur Memaksimalkan bukaan

Barat Ciptakan micro-climate, Perletakan daerah service.

Selatan Memaksimalkan bukaan

Page 8: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

52

bangunan menghadap arah barat dan menyerap radiasi matahari sore. Bagian

tersebut akan sangat panas.

Gambar IV.1.5 Pengaruh arah matahari dan angin terhadap orientasi

bangunan II

Gambar alternatif kedua ini berbeda dengan yang pertama, dimana

bangunan terpendek menghadap utara — selatan. Bangunan tidak panas

sehingga tidak perlu menghabiskan energi untuk menyejukkan ruangan.

Namun bangunan menghalangi pergerakan angin.

Cahaya matahari juga dapat dimanfaatkan untuk penggunaan listrik

dengan bantuan solar panel yang mengumpulkan panas, kemudian disimpan

dibaterai dan digunakan untuk keperluan listrik malam hari. Dengan

demikian bangunan ini dapat menurunkan persentase penggunaan listrik

yang berasal dari sumber energi yang tidak dapat diperbaharui.

U Radiasi matahari

Angin

Utara Memaksimalkan bukaan

Selatan Memaksimalkan bukaan

Barat Ciptakan micro-climate, Perletakan daerah service.

Timur Memaksimalkan bukaan

Page 9: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

53

Gambar IV.1.6 Sistem PV

Kesimpulan: Analisa matahari mempengaruhi orientasi bangunan

dan juga bukaan pada bangunan beserta besar bukaannya. Bukaan sebelah

barat akan lebih sedikit jika dibandingkan dengan bukaan sebelah timur.

Radiasi matahari sore hari dapat diatasi dengan pepohonan dan desain

facade serta pemilihan material yang tepat. Salah satu cara meminimalisasi

penggunaan energi untuk penyejuk udara adalah dengan mengurangi

paparan sinar matahari langsung ke dalam bangunan. Untuk itu, bangunan

hendaknya dirancang menghadap ke utara dan atau selatan. Cahaya matahari

dimanfaatkan sebagai sumber energi pada bangunan dengan bantuan sistem

solar panel.

IV.1.5 Analisis Kebisingan

Tapak terletak di sudut, pertemuan Jalan Kebon Jeruk dengan Jalan

Rawa belong. Jalan disekitar tapak selalu macet pada saat pertukaran shift

perkuliahan yaitu pukul 11.00, 15.00 dan 17.00. Jalan yang kecil tidak

sebanding dengan jumlah penggunaan jalan. Kemacetan lalu lintas

merupakan sumber dari kebisingan utama.

Page 10: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

54

Foto IV.1.1 Sumber kebisingan

Kesimpulan: Sebagai antisipasi terhadap kebisingan dari luar tapak

maka perlu diterapkan sound barrier untuk meredam bising di tapak. Selain

itu, penyusunan bangunan menurut fungsinya juga dapat dianalisa seperti

unit hunian asrama yang membutuhkan ketenangan diletakkan pada area

yang jauh dari sumber kebisingan.

U

Page 11: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

55

IV.1.6 Analisis Pencapaian Ke Tapak

Pencapaian ke tapak sebaiknya memperhatikan kepadatan arus

kendaraan. Untuk entrance sebaiknya tidak berada di jalan yang padat lalu

lintasnya sehingga tidak menjadi sumber kemacetan. Selain itu, pencapaian

ke tapak harus komunikatif sehingga penghuni maupun pengunjung tidak

bingung.

Pencapaian kendaraan ke tapak ada 2 jalur,yaitu melalui Jalan Kebon

Jeruk Raya dan melalui Jalan Rawa Belong. Berdasarkan hasil pengamatan

arus kendaraan terbesar pada saat pergantian shift pelajaran adalah dari arah

Barat — Timur dan dari Utara — Selatan ( lihat Gambar IV.1.6).

Pencapaian pejalan kaki yang terdekat terhadap kampus adalah dari

sebelah Timur tapak.

Tabel IV.1.3 Dua alternatif untuk entrance ke tapak

No. Entrance Kelebihan Kekurangan

1. Utara dari tapak

• Merupakan jalan

dimana arus

kendaraan

terbanyak dari

Jalan Kebon Jeruk

Raya.

• Selain itu sebelum

masuk ke tapak

• Jika kendaraan

hendak masuk ke

tapak, maka harus

memotong jalur

jalan dari arah

sebaliknya. Ini jelas

berbahaya dan

menyebabkan

U

Lalu lintas padat

IN

OUT

Page 12: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

56

ada perencanaan

daerah hijau.

kemacetan, karena

pengemudi was-

was dan butuh

waktu sejenak

untuk

memperhatikan

arus dari arah

seberang.

2. Timur dari tapak

• Arus kendaraan

Jalan Rawa

Belong (Selatan

— Utara) lebih

sepi.

• Kendaraan dari

Selatan — Utara

bisa langsung

masuk.

• Lebih dekat

dengan Kampus

Bina Nusantara.

• Jalan lebih lebar

yaitu 26 m.

• Arus kendaraan di

Jalan Rawa Belong

padat (Utara —

Selatan).

• Jika kendaraan dari

Utara — Selatan

hendak masuk tapak,

juga harus

memotong jalur jalan

dari arah sebaliknya.

Lalu lintas padat

Lalu lintas tidak begitu padat

IN

OUT

Page 13: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

57

Kesimpulan: Berdasarkan pertimbangan di atas maka untuk masuk

ke tapak, entrance melalui Jalan Rawa Belong.

IV.1.7 Analisis Zoning PadaTapak

Zoning dalam tapak berhubungan dengan bagian dari tapak yang

memiliki view yang bagus, perletakan daerah service, gedung penunjang dan

bagian-bagian lainnya. Secara umum, skema penzoningan sebagai berikut:

• Zoning public adalah area umum bagi penghuni maupun pengunjung.

• Zoning semi private adalah daerah yang bersifat private namun masih

boleh diakses oleh pengunjung.

• Zoning private adalah area yang bersifat pribadi dan hanya boleh diakses

oleh penghuni. Petugas/pengelola dan pengunjung boleh masuk jika

diijinkan.

• Zoning service adalah area pendukung seperti tempat mencuci, jemur

dan lain sebagainya.

Public Semi private Private

Page 14: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

58

Gambar IV.1.7 Zoning alternatif 1

Zoning di atas dari entrance langsung bertemu dengan zoning public,

kemudian untuk menuju area private harus melewati area semi private dan

service terlebih dahulu. Kelebihannya yaitu area private jauh dari sumber

kebisingan, namun kekurangannya area private menghadap arah barat.

Gambar IV.1.8 Zoning alternatif 2

Private Service Semi Private Public

Public

Private Service Semi Private

Page 15: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

59

Penzoningan alternatif II ini area private terletak di tengah-tengah

antara area publik & semi private dengan area service. Alternatif II ini lebih

baik dari alternatif I, karena untk mencapai area private tidak perlu melewati

area service terlebih dahulu.

Gambar IV.1.9 Zoning alternatif III

Zoning alternatif III ini area private dengan jelas dibagi menjadi 2

dan dipisah dengan area semi private. Pemisahan tersebut untuk

membedakan area putra dan putri, diharapkan tidak ada interaksi secara

langsung. Jadi hanya berinteraksi di area semi private.

Kesimpulan: Dari pertimbangan ketiga alternatif penzoningan di

atas, maka zoning alternatif ketiga lebih unggul karena dari aspek keamanan

dimana bangunan putra dan putri dipisah oleh area semi private, sehingga

tidak terjadi interaksi secara langsung.

Public

Private Service Semi Private

Page 16: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

60

IV.1.8 Analisis Sirkulasi Dalam Tapak

Sirkulasi di dalam tapak terdiri dari sirkulasi pejalan kaki dan

sirkulasi kendaraan.

Tabel IV.1.4 Jenis-jenis sirkulasi

No Jenis Sirkulasi Karakter Aplikasi

1. Linear

Menerus

Bertekuk

Berpotongan

Bercabang

Berbelok

Melingkar

Jalan yang linear dapat menjadi

unsur pengorganisir utama untuk

sederet ruang-ruang.

Untuk pola sirkulasi

kendaraan lebih

cocok digunakan pola

linear karena jelas

dan terarah,

sedangkan sirkulasi

untuk pejalan kaki

juga dapat digunakan

linear dan radial.

Page 17: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

61

2. Radial

Konfigurasi radial memiliki jalan-

jalan lurus yang berkembang dari

atau berhenti pada sebuah pusat, titik

bersama.

Pola radial

digunakan untuk

mencapai ruang

terbuka di tengah-

tengah massa atau

kumpulan massa-

massa.

3. Spiral

Konfigurasi grid terdiri dari dua

pasang jalan sejajar yang saling

berpotongan pada jarak yang sama

dan menciptakan bujur sangkar atau

kawasan-kawasan ruang segi empat.

Pola spiral akan

digunakan untuk

ruang luar.

4. Grid

Konfirurasi grid terdiri dari dua

pasang jalan sejajar yang saling

berpotongan pada jarak yang sama

dan menciptakan bujur sangkar atau

kawasan-kawasan ruang segi empat.

-

5. Jaringan

Konfigurasi jaringan terdiri dari

jalan-jalan yang menghubungkan

titik-titik tertentu di dalam ruang.

-

Sumber: Ching, F. (2000). Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan

Page 18: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

62

Kesimpulan: Penerapan pola sirkulasi dalam tapak harus

memberikan kenyamanan bagi penghuninya dan juga komunikatif.

IV.1.9 `Analisis Tata Ruang Luar

Ruang luar terdiri dari dua jenis, yaitu:

• Ruang luar positif

Tata ruang luar positif pada tapak meliputi penataan ruangan untuk

taman, lapangan, pedestrian dan ruang lain yang digunakan untuk

beraktivitas di luar dan juga sebagai tempat untuk melakukan kegiatan

sosial, bersantai dan rekreasi.

• Ruang luar negatif

Ruang luar pasif berfungsi untuk membatasi elemen visual yang tidak

diinginkan, penyaring polusi udara dan suara yang ditimbulkan lalu

lintas kendaraan, area penghijauan dan penyerapan air hujan. Ruang luar

pasif seperti: Taman, resapan air hujan, sculpture.

Tiga elemen ruang luar adalah bangunan, perkerasan dan

penghijauan. Komponen ruang luar terdiri dari lantai dan dinding:

• Lantai, dapat berupa bahan keras dan lunak. Yang termasuk bahan keras

yaitu seperti batu, conblock, kerikil, beton, aspal. Sedangkan bahan

lunak dapat berupa rumput dan tanah. Rumput dan tanah berfungsi

menyerap air hujan serta sebagai tempat untuk bermain bagi anak-anak;

Page 19: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

63

• Dinding, sebagai pembatas ruangan. Dinding dapat berupa dinding

masif (dinding bangunan luar, batu dan tebing), dinding transparan

(pohon-pohon dan pagar) serta dinding semu/imaginer (batas sungai,

batas laut);

Ruang luar dapat dibagi atas dua penggunaan, yaitu bagi manusia

dan bagi kendaraan. Untuk menghindari kendaraan memasuki area manusia,

dapat dibuat 1-2 anak tangga. Hal ini lebih efektif daripada tanda larangan.

Ruang manusia dan kendaraan dapat juga dibatasi dengan pagar tanaman

atau jalur pepohonan.

Elemen pendukung penataan ruang luar adalah sebagai berikut:

• Lampu taman, lampu taman sebagai penerangan pada malam hari dan

sekaligus sebagai sebuah hiasan yang menciptakan suasana yang berbeda

sehingga menambah nilai estetika ruang luar.

• Air mancur, air sebagai elemen untuk menurunkan temperatur pada

suatu area, air juga memberi efek yang menenangkan jiwa melalui suara

pancurannya serta sebagai focal point / pusat suatu pandangan.

• Tempat sampah, perlu diletakkan beberapa tempat sampah di beberapa

titik sehingga pejalan kaki ataupun orang-orang yang sedang berada di

ruang terbuka tidak membuang sampah sembarangan. Dengan demikian

kebersihan juga tetap terjaga.

• Bunga dan pohon, rumput serta perdu, komponen tanaman ini

menjadi elemen utama dalam pembentukan ruang luar, selain sebagai

Page 20: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

64

nilai estetika, dapat mengurangi radiasi sinar matahari serta

menyejukkan udara.

Gambar IV.1.11 Pemanfaatan ruang luar

Keterangan:

: Taman

: Lapangan olah raga

: Plaza

: Parkir

Kesimpulan: Penataan ruang luar yang harmonis sangat penting

bagi kelancaran dan keseimbangan kegiatan yang dilakukan di luar

bangunan. Ruang luar dapat dibatasi oleh bangunan dengan tanaman, batu

dan lain sebagainya.

Page 21: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

65

IV.2 Analisis Aspek Manusia

Kegiatan dan ruang berhubungan dengan aspek manusia dimana manusia

sebagai pelaku utama kegiatan di bangunan tersebut, maka dianalisis jenis kegiatan

yang dilakukan dan oleh siapa saja. Hubungan kegiatan dapat dianalisis dari

kegiatan yang dilakukan serta pelaku kegiatannya.

IV.2.1 Analisis Pelaku Kegiatan

Para pelaku kegiatan di dalam sebuah asrama, yakni:

Pengelola Asrama

Pengelola adalah orang-orang yang mengelola manajemen asrama serta

orang yang memastikan kelancaran aktivitas dalam asrama tersebut.

Pengelola terdiri dari beberapa orang dalam kelompok yang disebut staff.

Tugas-tugas staff pengelola adalah mengurus kebutuhan para penghuni,

menerima penghuni yang baru dan mengurus penhuni yang akan keluar,

mengelola keuangan serta melakukan pengecekan terhadap fasilitas di

asrama. Pengelola dapat berdomisili di tempat lain dan hanya datang ke

asrama pada jam-jam kerja.

Page 22: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

66

Penghuni Asrama

Penghuni asrama adalah orang-orang yang tinggal selama jangka waktu

tertentu di asrama dan melakukan sebagian besar aktivitasnya di asrama.

Penghuni asrama terdiri dari mahasiswa putra dan putri, dan mahasiswa

merupakan pelaku utama kegiatan dalam asrama.

Petugas Kebersihan

Para petugas kebersihan memastikan asrama selalu dalam keadaan bersih

dan melaksanakan komando dari pengelola asrama serta melakukan

kegiatan-kegiatan service lainnya. Umumnya petugas tinggal dalam

kompleks asrama, sehingga lebih mudah dalam menjalankan tugasnya,

tetapi ada juga yang tidak tinggal di kompleks asrama namun diijinkan

pulang setelah selesai menjalankan tugasnya.

Petugas Keamanan

Para petugas keamanan memastikan keamanan dalam asrama selama 24

jam. Petugas keamanan bertugas dengan sistem shift, jadi dalam sebuah

asrama biasanya terdapat 2-3 orang petugas keamanan.

Tamu/Pengunjung

Orang-orang yang datang untuk mengunjungi penghuni asrama dalam

jangka waktu tertentu, misalnya sanak saudara atau pengunjung yang

datang untuk melihat-lihat saja atau dengan suatu tujuan khusus atau

tamu yang datang secara rutin, seperti teman dari penghuni.

Pelaku Bisnis

Page 23: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

67

Pelaku bisnis adalah orang-orang yang datang ke kompleks asrama

sebagai supplier yang mendukung fasilitas seperti mini market,

fotokopian, dan lain sebagainya.

Kesimpulan: Sebuah asrama dapat berfungsi dengan baik apabila

semua kegiatan dan seluruh kegiatan dapat berjalan sesuai fungsinya

masing-masing dan saling melengkapi. Oleh karena itu, kegiatan setiap

pelaku kegiatan harus ditunjang dengan baik oleh fasilitas yang dibutuhkan

dan adanya kesadaran terhadap peraturan yang berlaku.

IV.2.2 Analisis Kegiatan Pelaku

Hubungan kegiatan harian pengelola asrama adalah:

Datang ke asrama

Parkir

Masuk kantor pengelola

Melakukan kegiatan pribadi (ke kamar

mandi, makan, minum)

Melakukan kegiatan manajemen mahasiswa) Menerima tamu

Parkir

Pulang

Page 24: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

68

Hubungan kegiatan harian yang dilakukan oleh penghuni asrama

(mahasiswa) adalah:

Hubungan kegiatan harian petugas keamanan:

Masuk asrama

Menuju unit hunian Menuju fasilitas penunjang

Melakukan kegiatan (makan, tidur, wc)

Melakukan kegiatan edukatif, social dan

rekreatif serta olahraga

Meninggalkan asrama

Datang ke asrama

Parkir Menuju pos jaga

Melakukan kegiatan (makan, minum, WC)

Menjaga keamanan

Istirahat Pulang/Ganti shift

Page 25: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

69

Hubungan kegiatan tamu pengunjung:

IV.2.3 Analisis Kapasitas Penghuni

Menurut survey yang telah dilakukan pada Asrama:

o UI, asrama diperuntukkan bagi mahasiswa daerah mulai dari semester I

sampai dengan semester IV. Setelah itu, mahasiwa diharuskan untuk

keluar dari asrama dan mencari tempat di tempat lain. Kapasitas asrama

ini mampu menampung 1250 mahasiswa dengan luas 4.158 Ha.

o UPH, asrama dikhususkan bagi mahasiswi saja mulai dari semeter I

sampai dengan semester II. Kapasitas asrama ini mampu menampung 80

mahasiswi. Namun sudah ada perancanaan untuk meningkatkan daya

tampungnya.

Tabel IV.2.1 Jumlah mahasiswa Bina Nusantara University

TAHUN PRIA PEREMPUAN 2004 660 309 2005 1189 665 2006 1418 735 2007 1575 865

Sumber : ATL (Applied Technology Laboratory) Universitas Bina Nusantara

Datang berkunjung Menuju fasilitas penunjang

Parkir Menuju ruang tamu

WC umum

Meninggalkan asrama

Parkir

Page 26: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

70

Kesimpulan: Dari data statistik mahasiswa daerah yang aktif kuliah

di Universitas Bina Nusantara (Lihat tabel I.1.1), disimpulkan bahwa jumlah

mahasiswa daerah bertambah setiap tahunnya, dengan peningkatan ±300

mahasiswa untuk 3 tahun terakhir berturut-turut. Pada tahun 2007

merupakan angkatan yang menerima mahasiswa daerah tertinggi yaitu 2440.

Setiap tahun persentase pria lebih tinggi dari persentase wanita, dengan rata-

rata 60% pria dan 40% wanita.

Mengingat batasan luas lahan, pengadaan kapasitas asrama

mahasiswa untuk putra dan putri yaitu 20% dari jumlah total mahasiswa

daerah pada tahun 2007 yakni ± 500 mahasiswa. Kapasitas untuk pria dan

wanita dibedakan sesuai dengan kebutuhan, yakni 200 wanita dan 300 pria.

IV.3 Analisis Bangunan

Analisis sistem bangunan berkaitan dengan bangunan itu sendiri, orientasi,

bentuk fisik serta sistem-sistem yang terkait seperti sistem struktur dan sistem

utilitas yang mendukung kelancaran dan berjalannya fasilitas dalam bangunan.

IV.3.1 Analisis Kebutuhan Ruang

Kebutuhan ruang yang dianalisis akan berhubungan dengan aktivitas

yang dilakukan sehari-hari serta kebutuhan ruang apa saja yang perlu

disediakan. Karakteristik penghuni asrama mahasiswa dimana terdapat

beberapa pola perilaku dan hubungan sosial diantara sesama penghuni,

yaitu:

Page 27: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

71

• Mahasiswa suka berkumpul dengan teman-teman, mahasiswa dengan

sifat seperti ini cenderung nyaman dalam kamar yang ditempati oleh 4

orang bersama dalam satu kamar;

• Mahasiswa suka berkumpul dalam kelompok kecil, mahasiswa dengan

sifat ini nyaman bila berada dalam kamar yang terdiri dari 2 orang

mahasiswa;

• Mahasiswa yang suka menyendiri, jarang berkumpul dan lebih

mementingkan privasi, mahasiswa sifat ini nyaman dalam kamar yang

ditempati oleh satu orang saja.

Tabel IV.3.1 Kebutuhan ruang mahasiswa

WAKTU JENIS KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG

Pagi hari Bangun tidur Kamar tidur/unit hunian

Buang air besar, buang air

kecil sikat gigi, mandi

Kamar mandi

Makan pagi, sarapan Ruang makan

Siang hari Istirahat Kamar tidur

Makan siang, masak Kamar tidur

Belanja Mini market

Belajar Ruang baca, kamar tidur

Rekreasi (Main game,

browsing, chatting, nonton

tv, berkumpul)

Ruang komunal

Page 28: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

72

Olah raga Lapangan olah raga, fitness

Menerima tamu Ruang tamu

Mencuci, menjemur,

menyetrika

Ruang laundri

Malam hari Berkumpul bersama Ruang komunal

Belajar Ruang baca, kamar tidur

Rekreasi (Main game,

browsing, chatting, nonton

tv, berkumpul)

Ruang komunal, kamar

tidur.

Makan malam, memasak Ruang makan, dapur

Mandi, sikat gigi Kamar mandi

Tidur, berdoa Kamar tidur

Selain itu, terdapat beberapa kebutuhan ruang lain untuk kegiatan

penunjang seperti tempat fotokopian, mini market, kios-kios.

Kebutuhan ruang lain untuk penghuni lain selain mahasiswa tetapi

berhubungan dengan kebutuhan mahasiswa adalah: ruang pengelola, ruang

jaga/pos satpam, ruang service dan parkir.

Kesimpulan: Unit mahasiswa merupakan ruang utama dari sebuah

asrama sebagai tempat belajar, tidur, bersosialisai, berpakaian. Unit

mahasiswa berfungsi juga sebagai tempat menyimpan barang-barang

pribadi. Unit hunian merupakan tanggung jawab penghuni sepenuhnya.

Page 29: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

73

IV.3.2 Analisis Dimensi Ruang

1. Unit 1 kamar untuk 2 orang

Gambar IV.3.1 Bentukb-bentuk double room

Keterangan:

B : Bed

D : Desk

W : Wardrobe

SC : Soft chair

BC : Bookcase

14,4 m²

16,2 m² 12,6 m²

19,8 m²

Page 30: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

74

2. Unit 1 kamar untuk 4 orang

Gambar IV.3.2 Kebutuhan tempat tidur bertingkat

Untuk 1 orang = 2,00 m x 0,8 m

= 1,6 m²

Jadi, untuk 4 orang = 16 m² x 4

= 6,4 m²

Total kebutuhan luas = 30% + 6,4 m²

= 1,92 m² + 6,4 m²

= 8,32 m²

3. Unit untuk mahasiswa cacat

Gambar IV.3.3 Lay out kamar untuk mahasiswa cacat

Panjang minimal = 0,92 m + 1,83 m + 0,45 m

= 3,2 m

Lebar minimal = 2 m

Luas per unit = 6,4 m

Page 31: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

75

4. Kamar Mandi

Untuk 1 kamar 4 orang (Kamar mandi di luar)

Rasio = 1: 4

Kapasitas untuk toilet bersama = 200 org

Dibutuhkan = 200 / 4 = 50 unit

Total luas toilet bersama = 50 x 2 m²

= 100 m²

Gambar IV.3.4 .Toilet Total luas kamar mandi bersama = 50 x 2 m²

= 100 m²

Untuk 1 kamar 2 orang (Kamar mandi di dalam)

Total unit = 125 unit

Luas kamar mandi = 2,4 m²

Total luas = 2,4 m² x 125 unit = 300 m²

Gambar IV.3.5 Dimensi kamar mandi

5. Laundry

Gambar IV.3.6 Ruang laundry

Page 32: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

76

Mesin laundri (1 & 2) = 10 buah

Mesin pengering (3) = 4 buah

Meja tumpukan (10) = 4 buah

6. Dapur

Gambar IV.3.7 Bentuk-bentuk dapur

Bentuk dapur yang digunakan ialah bentuk ”I” (Satu deret).

Panjang = A + B + C + D + E

= 30 + 60 + 60 + 90 + 60

= 3,00 m

Lebar = 1,50 m

7. Ruang Makan

Tabel IV.3.2 Kebutuhan luas tempat makan

Tempat makan Lebar (cm) Tinggi (cm) Luas (m²)

4 orang > 130 2,6

5 orang > 180 3,8

6 orang > 180 > 195 3,9

7 orang > 245 5,1

Page 33: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

77

8 orang > 260 5,2

Ruang makan didesain dengan kapasitas 100 orang dengan meja untuk 4 orang.

Jadi, kebutuhan luas ruangan = 2,6 m² x 25 meja

= 65 m²

Tabel IV.3.3 Dimensi ruangan

No. Ruang Dimensi Luas Keterangan

1. Unit 2 orang 1 kamar

Unit 4 orang 1 kamar

Unit untuk orang cacat

3,15 x 5,35 m

4,35 x 5,15 m

4,35 x 5,15 m

16,9m ²

22,4m²

22,4m²

78 unit (WC dalam)

84 unit (WC luar)

10 unit (WC dalam)

2. Kamar mandi bersama 2 x 1 m 2 m² 74WC+88Kmr mndi

3. Dapur

Ruang makan

4 x 6 m

-

2,4 m²

535 m²

-

Kapasitas 100 orang

4. Ruang TV

R.meeting

8 x 5 m

5 x 10 m

40 m²

50 m²

12-15 orang

20-25 orang

5. Kantor ADM

Kantor Pengelola

4 x 4 m

5 x 6 m

16 m²

30 m²

2 orang

5 orang

6. Laundri + setrika 10 x 5,23 m 50 m² -

7. Retail 4 x 4,43 m 17,72m² 5 unit

8. R.Pompa air

R.Genset

R.Panel

-

-

-

20 m²

45 m²

20 m²

-

-

-

Page 34: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

78

R.Trafo - 20 m² -

9. R.fitness - 200 m² -

IV.3.3 Analisa Hubungan Ruang

Berikut adalah hubungan antar ruang:

• Skema hubungan ruang untuk kegiatan pribadi

• Skema hubungan ruang untuk kegiatan edukatif, rekreasi

Unit asrama

Dapur + R.makan

Ruang komunal

Kamar mandi

Hall

Gedung asrama

Fasilitas penunjang

R.Baca

Lapangan Olah raga

Taman/plaza

Page 35: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

79

• Skema hubungan ruang untuk kegiatan service

IV.3.4 Analisis Gubahan Massa

Massa adalah benda-benda, baik benda buatan seperti bangunan,

monumen, pagar dan lainnya maupun benda alami yang karena

perletakannya membentuk ruang. Komposisi perletakan ini menjadi gubahan

massa. Gubahan massa yang baik adalah pemaduan yang harmonis dan ideal

antara ruang luar dengan massa bangunan sehingga menghasilkan gubahan

yang bersatu. Beberapa hal tentang gubahan massa:

• Gubahan massa sangat penting dan menentukan kualitas dari

perancangan suatu proyek;

• Gubahan massa tidak hanya berinteraksi dengan bangunan-bangunan di

dalam suatu proyek tetapi juga berinteraksi dengan lingkungan-

lingkungannya dan membentuk suatu lingkungan yang harmonis;

• Gubahan massa membentuk ruang-ruang positif dan berinteraksi dalam

komposisi yang terjadi antara benda-benda;

• Gubahan massa memperhatikan potensi yang ada pada lingkungannya

seperti arah angin dan best view.

Fasilitas Penunjang

Pengelola

Ruang laundri

Jalan/taman

Unit hunian

Page 36: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

80

Terdapat 2 macam gubahan massa:

• Gubahan massa statis/formil/anorganik, biasanya digunakan untuk

bangunan yang bersifat monumental, seperti bangunan pemerintahan,

tugu peringatan kepahlawanan, kantor pemerintahan.

Gambar IV.3.8 Gubahan massa statis/formal/anorganik

• Gubahan massa dinamis/informal/organik, gubahan massa ini

cenderung bersatu dengan lingkungan dan alamnya, misalnya mengikuti

aliran sungai atau mengikuti bentuk-bentuk yang ada pada alam, maka

disebut dengan organik.

Gambar IV.3.9 Gubahan massa dinamis/informal/organik

Page 37: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

81

Tabel IV.3.4 Pola massa

No. Pola massa Kelebihan Kelemahan

1. Tunggal • Mengatasi keterbatasan lahan

• Sifat bangunan dan sirkulasi

memusat

• Bersifat vertikal

• Tidak dinamis

• Pemisahan dari kelompok

kegiatan

• Area menjadi tidak jelas

Pemeliharaan dan

pengawasan lebih mudah

2. Majemuk • Dinamis

• Pemisahan kelompok dan

area jelas

Tercipta ruang makro dan

mikro untuk penghijauan

• Lahan yang dibutuhkan

besar

• Pemeliharaan serta

pengawasan lebih sulit

• Biaya besar

Page 38: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

82

Tabel IV.3.5 Alternatif Gubahan Massa

GUBAHAN MASSA KELEBIHAN KEKURANGAN

• Massa bangunan

berorientasi Utara-

Selatan, sehingga sisi

terpanjang bangunan

tidak menyerap panas

secara berlebihan.

• Massa bangunan

kurang berkesan

welcome terhadap

keberadaan-nya yang

berada di hook.

• Massa

memaksimalkan

tapak.

• Salah satu sisi

bangunan menghadap

sisi Timur-Barat,

memanaskan

bangunan.

Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisa maka penulis memilih

alternatif pertama sebagai acuan dalam desain karena dianggap lebih baik

daripada alternatif kedua.

Page 39: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

83

IV.3.5 Analisis Bentuk Bangunan

Bentuk bangunan terdiri dari bentuk-bentuk dasar geometri seperti

persegi, persegi panjang, bulat, segitiga dan segi banyak.

Tabel IV.3.6 Karateristik bentuk

No. Bentuk-bentuk Karakteristik

1. Lingkaran • Terpusat,

• Berarah ke dalam

• Bersifat stabil

• Pusat dari lingkungannya

• Memperkuat sifat dasarnya

sebagai poros

• Menimbulkan perasaan gerak

putar

2. Segitiga

• Menunjukkan stabilitas

3. Bujur sangkar

• Murni dan rasional

• Statis dan netral

Bentuk yang paling umum dipakai adalah bentuk persegi dan persegi

panjang, dengan variasi bentuk ”L”, ”U” dan ”T”. Bentuk-bentuk tersebut

Page 40: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

84

dapat disesuaikan dengan bentuk tapak. Bentuk bangunan harus

menampilkan / menyesuaikan bentuk tapaknya, sehingga bangunan tersebut

memiliki ciri khas.

Kelebihan untuk persegi dan persegi panjang adalah:

• Mudah dalam mengatur ruang-ruang yang ada di dalamnya;

• Mendapatkan luasan yang sesuai dan efektif, mudah dalam melakukan

aktifitas di dalamnya;

• Mudah dalam mengatur letak perabotan.

Beberapa pertimbangan dalam memilih bentuk bangunan adalah

sebagai berikut:

• Penyesuaian terhadap bentuk tapak yang cenderung berbentuk segi

empat dan lingkungan sekitar;

• Karakter bangunan tersebut yang mencerminkan fungsi bangunannya;

• Keadaan lingkungan sekitar dengan bentuk bangunannya didominasi

oleh persegi dan persegi panjang;

• Peruntukkan kegiatan di dalamnya dan jumlah lantai bangunannya.

Kesimpulan: Untuk bangunan asrama akan menggunakan bentuk

bujur sangkar karena sesuai dengan fungsinya dan mempermudah dalam

pengaturan ruang-ruang serta mengoptimalkan penggunaan ruang.

IV.3.6 Analisa Sirkulasi Dalam Bangunan

Sirkulasi dalam bangunan dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

Page 41: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

85

1. Horizontal

Sirkulasi dalam bangunan secara horizontal yaitu melalui koridor. Ada

beberapa pola, seperti:

Double loaded Single loaded

Gambar IV.3.10 Pola sirkulasi horizontal bangunan

2. Vertikal

Sirkulasi dalam bangunan secara vertical terbagi beberapa jenis, yaitu:

• Tangga

- Terdapat beberapa bentuk tangga, seperti gambar di bawah:

Gambar IV.3.11 Bentuk-bentuk tangga

Page 42: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

86

- Lebar tangga minimun: 80-90 cm (1 orang), 100-120 cm (2

orang), 150-180 (3 orang).

- Rumus:

Gambar IV.3.12 Tangga

• Tangga kebakaran

- Dinding harus tahan api minimal 2 jam.

- Pintu darurat mampu menahan api minimal 1,5 jam.

- Arah bukaan pintu ke dalam kecuali pintu lantai dasar

sebaliknya.

2 O + A = 62 – 68 Dimana, O (Optrede) : 16-18 cm A (Aptrede) : 27- 30 cm Bordes : A

Bordes

O

A

Page 43: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

87

Gambar IV.3.13 Arah bukaan tangga

- Jika bangunan mempunyai basemen, maka tangga turun dari

lantai 1 dan tangga naik dari basemen harus disekat.

- Jarak terjauh 30 meter (untuk bangunan tanpa sprinkler) dan

45 meter (untuk bangunan dengan sprinkler).

- Lebar pintu keluar minimum adalah 80 cm.

Gambar IV.3.14 Pintu tangga darurat

- Lebar tangga kebakaran dan koridor minimun 120 cm.

- Koridor menuju tangga darurat harus diberi sign ”EXIT”

Page 44: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

88

Gambar IV.3.15 Ukuran tangga darurat

Gambar IV.3.16 Ukuran bordes tangga darurat

• Ramp

- Lebar ramp minimum adalah 122 cm dengan panjang

minimum.

Page 45: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

89

Gambar IV.3.17 Ukuran ramp

IV.3.7 Analisis Struktur Bangunan

Struktur pada bangunan untuk melindungi suatu ruang terhadap

iklim, kondisi iklim, dan menyalurkan semua macam beban ke tanah melalui

pondasi. Struktur secara visual dapat disembunyikan dan dapat

diperlihatkan. Struktur secara visual diperlihatkan akan memberikan kesan

sebagai ornamen, sclupture dan menambah kesan atau aksen. Macam-

macam beban yang mempengaruhi bangunan:

• Beban mati, adalah berat dari semua bagian dari suatu bangunan yang

bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan seperti mesin-mesin serta

peralatan lengkap yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

bangunan.

• Beban hidup, adalah semua beban yang sifatnya berubah-ubah dan sulit

diperkirakan, terjadi akibat penghunian dan penggunaan suatu bangunan,

Page 46: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

90

dan di dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari

barang-barang yang dapat berpindah dan dapat mengakibatkan

perubahan dalam pembebanan lantai dan atap bangunan tersebut.

Contoh: manusia, perabotan, perlengkapan mekanis dan lain sebagainya.

• Beban angin, semua beban yang bekerja pada bangunan, atau bagian

bangunan yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara. Untuk

memahami angin dan memperkirakan perilakunya secara ilmiah akan

mustahil dilakukan. Aksi angin pada bangunan bersifat dinamis dan

dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti kekasaran dan bentuk

bangunan, facade, serta perletakan bangunan yang berdekatan.

• Beban gempa, beban yang bekerja pada bangunan atau bagian bangunan

yang mengikuti pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Karena

pondasi adalah titik singgung antara bangunan dengan tanah, maka gerak

seismik bekerja pada bangunan dengan menggoyang pondasi bolak-

balik.

Analisis sub-structure pada bangunan adalah:

No. Jenis Pondasi Kelebihan Kelemahan

1. Tiang Pancang • Pekerjaan cepat

• Kemampuan dalam

menahan gaya lateral

• Banyak terjadi sambungan,

sehingga berbahaya jika

sambungan tidak dikerjakan

secara teliti

• Bunyi pekerjaan yang bising

Page 47: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

91

2. Bored Pile • Tidak menimbulkan getaran

• Diameternya lebih besar,

sehingga daya dukung tiap

tiang lebih besar

• Cocok untuk segala Jenis

tanah

• Pekerjaan lama

• Biaya yang lebih besar

• Perlu diperhatikan bila air

tanah tinggi, karena

berbahaya ketika

pengecoran

Kesimpulan: Pondasi yang digunakan adalah pondasi dalam, yaitu

bored pile. Dengan bored pile, maka bangunan memiliki akar yang mengikat

ke tanah. Selain itu, proses pemasangan dan konstruksi dengan bored pile

lebih ramah untuk keadaan lingkungan sekitarnya.

Analisis Upper-Sturucture pada bangunan adalah:

• Sistem struktur yang digunakan adalah sistem stuktur rangka, dimana

terdiri dari dua unsur yaitu:

1. Tiang (kolom), sebagai unsur vertikal yang berfungsi sebagai

penyalur beban dan gaya menuju tanah; terdapat dua macam kolom

yang digunakan yaitu kolom struktur dan kolom praktis. Kolom

struktur menahan beban yang lebih besar sedangkan kolom praktis

berada diantara pertemuan dinding.

2. Balok (gelegar), sebagai unsur horizontal dan berfungsi sebagai

pemegang dan sebagai media pembagi beban kolom.

Page 48: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

92

• Struktur bangunan unsur permukaan, terdiri dari:

1. Dinding, sebagai unsur yang mampu menahan gaya-gaya aksial dan

rotasi, dinding dapat berongga atau kerangka. Dinding yang bersifat

struktur jika dinding tersebut memikul beban (bearing wall) dan jika

dinding tidak memikul beban dinamakan non-bearing wall.

2. Plat, sebagai unsur yang padat atau beruas, ditumpu pada rangka

lantai serta mampu memikul beban di dalam dan tegak lurus terhadap

bidang tersebut.

3. Struktur bangunan unsur spasial / ruang, yaitu pembungkus facade

atau inti (core), misalnya dengan mengikat bangunan agar menjadi

satu kesatuan.

Page 49: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

93

IV.3.8 Analisis Sistem Utilitas Bangunan

Sistem utilitas adalah segala macam sistem dalam bangunan yang

membantu beropeasinya dan berfungsinya suatu bangunan. Sistem utilitas

terdiri dari:

• Pencahayaan

Pencahayaan pada bangunan secara alami dan buatan. Pada siang hari,

ruangan mendapatkan intesitas cahaya yang cukup dari cahaya matahari

sedangkan pada malam hari pencahayaan dengan menggunakan lampu.

Ruang untuk belajar harus mendapatkan intensitas cahaya yang cukup.

Lebar koridor sebaiknya tidak terlalu sempit agar tidak terlalu gelap dan

tidak memerlukan lampu pada siang hari. Setiap unit kamar

mendapatkan bukaan ke luar sehingga tidak memerlukan lampu pada

siang hari.

Standar pencahayaan menurut Suwana, 2006 adalah:

1. Area baca : 200 – 500 lux

2. Meja baca (Ruang baca umum) : 300 lux

3. Meja baca (Ruang baca rujukan) : 700 lux

4. Area sirkulasi : 50-100 lux

5. Ruang genset : 200 lux

6. Ruang pompa : 100 lux

7. Gudang : 50 lux

Kesimpulan: Dalam perancangan bangunan diusahakan agar dapat

mengoptimalkan pencahayaan alami.

Page 50: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

94

• Pengudaraan / Tata Udara

Pada bangunan, ventilasi dan orientasi matahari adalah dua faktor utama

yang terkait dengan kepedulian kita terhadap lingkungan, karena

berhubungan dengan kenyamanan dan kesehatan pengguna bangunan,

serta berhubungan dengan perancangan bangunan.

1. Pengudaraan alami

Pemanfaatan udara alami yang ada di luar. Dengan memberikan

bukaan yang cukup sehingga udara luar bisa masuk maka udara

di dalam yang kotor bisa tergantikan secara terus menerus.

2. Pengudaraan buatan

Bangunan tidak bisa sepenuhnya bergantung pada udara alami.

Selain jendela dan ventilasi, digunakan sistem tata udara pada

bangunan, sehingga tercipta kenyamanan bagi penghuni, yaitu

AC (Air Conditioning), yang berfungsi untuk mempertahankan

suhu dan kelembaban dalam ruangan dengan cara menyerap

panas dalam ruangan. Kenyamanan thermal manusia, ialah:

• Temperatur: 24°C - 28°C

• Kelembapan : 40% – 60%

• Aliran udara : 0 – 0,02 m/det

Terdapat dua macam AC yang dipakai, yaitu AC split dan AC

central. Penggunaan AC central untuk ruangan yang luas, seperti

hall, lobby dan aula, sedangkan AC split yang kapasitasnya 0,5

Page 51: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

95

— 3 PK. Penggunaannya jika diperlukan untuk ruang per unit

seperti kamar tidur, ruang duduk dan ruang belajar. Ruang-ruang

lain seperti kamar mandi, dapur dan gudang tidak perlu AC.

Perhitungan kebutuhan energi buat AC:

Okupansi = L bruto L per orang = 20.000 20 = 1000 BSB = L.bid x beban kalor = 16 x 900

= 14.400 BTU/Jam/m²

BSO = Okupansi x 200

= 1000 x 200

= 200.000 BTU Jam

BLO = Okupansi x 250

= 1000 x 250

= 250.000 BTU Jam

BSL = watt x 125 x 3,4

= 50 watt / m² x 125 x 3,4

= 21.250 BTU Jam

CFM1 = P.L.T AC. 25,31 60

= 4 x 4 x 4 x 2 x 35,31 60

Page 52: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

96

= 75,328 BTU Jam

CFM2 = [(t0-t1).1,08 + (RH0-RH1). 0,67]

= (5 x 1,08) + (30 x 0,67)

= 5,4 + 20,1

= 25,5

BP = BSB + BSO + BLO + BSL + CFM1 + CFM2

= 14.400 + 200.000 + 250.000 + 21.250 + 75,328 +

25,5

= 485.725,3 + 26,5

= 485.750,8

Kapasitas = 485.750,8 TR 12.000

= 40,5 TR x 1,12

= 45,3 Kw/unit

Kesimpulan: Dalam perancangan akan diusahakan terjadinya

cross ventilation, sehingga suhu dalam bangunan tidak panas.

Namun untuk mencapai kenyamanan ruang-ruang tertentu akan

dipasang AC split.

• Proteksi Kebakaran

Sistem proteksi bertumpu pada rancangan bangunan yang

memungkinkan orang keluar dari bangunan dalam keadaan selamat pada

saat terjadi kebakaran / kondisi darurat lainnya. Proteksi kebakaran

Page 53: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

97

dibedakan atas proteksi kebakaran aktif dan pasif. Proteksi kebakaran

aktif seperti hidran, sprinkler, sedangkan proteksi kebakaran pasif seperti

material yang tahan api. Beberapa faktor yang dibutuhkan dalam

proteksi kebakaran secara aktif dan pasif:

1. Kontruksi tahan api

Setiap komponen bangunan, dinding dan lantai, kolom dan balok

harus tetap dapat bertahan dan menyelamatkan isi bangunan

meskipun bangunan dalam keadaan terbakar, dengan cara

menambahkan penghambat penjalaran panas pada pintu baja dan

menggunakan langit-langit yang dapat mencegah perambatan api /

panas.

2. Pintu keluar

- Pintu keluar harus memenuhi persyaratan seperti harus tahan api

sekurang-kurangnya dua jam.

- Dilengkapi dengan 3 engsel, harus dilengkapi dengan alat

penutup otomatis, dilengkapi dengan tanda tuas pembuka pintu.

Tabel IV.3.7 Jarak tempuh keluar bangunan

Hunian Batasan lorong

buntu (m’)

Tanpa sprinkler

(m’)

Dengan

sprinkler (m’)

Hotel 10 30 45

Apartemen 10 30 45

Asrama 0 30 45

Rumah Tinggal Tidak Perlu Tidak Perlu Tidak Perlu

Sumber : Juwana, J.S ; 2005

Page 54: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

98

3. Hidran

- Hidran sebagai pemadam api ringan berfungsi sebagai pencegah

kebakaran kecil. Biasanya hidran yang digunakan adalah hidran

bangunan (box hydrant) dan selang kebakaran.

- Sebaiknya kotak hidran ditempatkan dalam jarak 35 m dengan

kotak hidran lainnya. Digunakan di luar bangunan, di lokasi yang

aman dari api.

- Semua peralatan hidran dicat warna merah.

- Sumber persediaan air untuk hidran harus diperhitungkan

minimum untuk pemakaian selama 30 menit.

- Perhitungan kebutuhan hidran:

Hidran = L. Bangunan (2) 800

= 20.000 (2)

800 = 50 unit hidran

Gambar IV.3.18 Kotak hidran

Page 55: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

99

Gambar IV.3.19 Jarak hidran halaman terhadap bangunan

4. Sprinkler

- Pada bangunan, sprinkler memberikan respon yang cepat pada

saat terjadi terjadinya api dan memberi waktu bagi pengguna

bangunan untuk keluar dari gedung.

- Sprinkler tidak dipasang di semua ruang, hanya pada ruang

tertentu saja dan pada bangunan dengan tinggi 8 lantai,

pemakaian sprinkler diharuskan. Jika sprinkler bekerja, tekanan

air dalam pipa akan turun dan sensor otomatis akan memberi

tanda bahaya (alarm) dan lokasi yang terbakar akan terlihat pada

panel pengendalian kebakaran.

Gambar IV.3.20 Sprinkler

Page 56: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

100

5. Tangga darurat

- Pada bangunan minimal terdapat dua buah tangga kebakaran

pada ujung-ujung bangunan dan berjarak ± 30m.

- Pada saat kebakaran, tangga harus aman dan bebas dari asap.

• Sistem Penangkal Petir

- Untuk menghindari dan meminimalkan kerugian yang

disebabkan oleh petir, diperlukan suatu sistem perlindungan yang

tepat yaitu dengan tiang penangkap petir pada atap bangunan.

- Tiang penangkal petir terdiri dari tiang pendek dan kepala

penangkap petir. Terkadang penangkal petir jarang dipasang, bila

bangunan di sekitar ada yang lebih tinggi atau didominasi

pepohonan tinggi.

• Jaringan Pipa Bersih

- Untuk memasok kebutuhan air bersih, digunakan pompa agar air

dapat disalurkan ke tempat yang letaknya jauh dari permukaan

tanah, kemudian air bersih disalurkan menuju titik-titik pada

bangunan yang membutuhkan air bersih seperti washtafel dan

kamar mandi.

- Kebutuhan air bersih harian untuk asrama adalah 135-225 L/unit

asrama (sumber: Juwana, J.S; 2005)

Page 57: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

101

Gambar IV.3.21 Skema air bersih

- Perhitungan kebutuhan air bersih:

Qd = Vair keseharian + Vair kebakaran

= (225 L x 480 unit) + (50 hidran x 400 x 30)

= 108.000 + 600.000

= 708.000 Liter

Volume tangki bawah tanah:

Vbt = 40%. Qd

= 40%. 708.000

= 283.200 Liter

Volume tangki atas:

Va = 15%. Qd

= 15%. 708.000

= 106.200 Liter

• Jaringan Pipa Kotor

Tangki air bersih

Mengisi unit-unit asrama

PAM Ground Tank

Page 58: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

102

- Jaringan air kotor dibagi atas pemimpaan air kotor cair dan air

kotor padat. Pipa pembuangan air kotor padat memiliki diameter

yang lebih besar dari air kotor cair.

- Air kotor cair berasal dari kloset, wastafel, urinoir dan kitchen

sink. Air kotor padat berasal dari kloset dan kitchen sink

(buangan padat limbah rumah tangga).

- Perkiraan limbah cair asrama yaitu 378 per hari per orang.

(sumber: Juwana, J.S; 2005)

Keterangan:

: Air kotor cair

: Kotoran padat

Gambar IV.4.22 Skema air kotor

• Limbah

- Air kotor yang dihasilkan suatu bangunan ditampung dalam

septic tank atau diolah dalam unit STP (Sewage Treatment

Plant).

- Perhitungan kebutuhan STP = 0,022 x luas lantai bangunan

Pipa air kotor dari unit-unit hunian asrama

Bak kontrol

Septic tank

Sumur resapan (Biopori)

Page 59: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

103

= 0,022 x 20.000

= 440 m³

Tabel IV.3.8 Dimensi septict tank

Jumlah orang Volume (m³) Ukuran (m³)

60 4 1,2 x 2,5 x 1,5

120 8 1,5 x 3,5 x 1,9

180 12 1,8 x 4 x 1,9

240 16 1,8 x 5,4 x 1,9

300 20 2,2 x 5,4 x 2

360 24 2,4 x 6 x 1,5

420 28 2,5 x 6 x 2,1

480 32 2,5 x 7 x 2,1

• Sampah

- Pembuangan sampah dari tiap unit disediakan ruangan sampah

yang terletak di ujung bangunan dekat tangga. Petugas setiap hari

mengangkut sampah dari tiap lantai dan dibuang ke bak sampah.

- Perkiraan jumlah sampah yaitu 1 Kg/orang. (sumber: Juwana,

J.S; 2005)

• Instalasi Listrik

Page 60: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

104

- Instalasi jaringan listrik berasal dari PLN dan Solar panel. Solar

panel dengan kapasitas 185 watt digunakan untuk keperluan

pencahayaan unit-unit serta keperluan alat elektronik lainnya.

Gambar IV.3.23 Skema jaringan listrik

.

Meter PLN

Gardu listrik Solar

panel Panel anak

PLN

Panel induk Switch

Page 61: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

105

IV.3.9 Analisis Desain Ruang Dalam Bangunan

Mengukur dan memanfaatkan ruang secara efektif merupakan salah

satu elemen yang penting dalam desain. Semakin kecil area yang ada,

semakin kreatif penataan yang harus dilakukan. Faktor-faktor penataan

ruang yaitu:

• Pewarnaan

• Pencahayaan

IV.3.10 Analisis Kebutuhan Parkir

Adapun ketentuan –ketentuan tentang parkir sebagai berikut:

• Jika jumlah tempat parkir yang disediakan melebihi 20 kendaraan, maka

harus disediakan ruang duduk untuk istirahat supir dengan minimal 2,00

x 3, 00 m.

• Penataan halaman parkir harus mengupayakan adanya pohon peneduh

dan perkerasan halaman parkir harus menggunakan bahan yang dapat

meresap air.

• Pintu keluar / masuk ke dalam wilayah bangunan minimum berada 20 m

dari tikungan dan jika tidak memenuhi persyaratan tersebut, letak pintu

ditempatkan pada ujung sisi muka terjauh dari tikungan.

• Lantai untuk parkir tidak dihitung dalam KLB (maksimal 50% KLB,

selebihnya diperhitungkan 50%), dengan lantai parkir maksimal 150%

KLB.

• Untuk parkir dalam bangunan:

Page 62: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

106

- lantai parkir harus memiliki sarana sirkulasi vertikal berupa tangga.

Tangga spiral tidak boleh digunakan. Radius pelayanan tangga

adalah 25 meter ( tanpa sprinkler) dan 40 meter (dengan sprinkler).

- Pada setiap lantai parkir dengan luas mencapai 500 m² harus ada

ramp naik dan turun minimum masing-masing 2 unit, dengan ramp

lurus satu arah minimum 3,00 meter atau jika ramp 2 arah

menggunakan pemisah minimum 50 cm, sehingga lebar minimum

menjadi 7,5 m.

- Bagi bangunan parkir yang menggunakan ramp spiral, ketinggian

bangunan tidak boleh melebihi 5 lapis.

- Perhitungan kebutuhan parkir asrama:

Rasio mobil = 1: 12

Rasio motor = 1: 4

Kebutuhan parkir motor = penghuni + pengelola + tamu

= (458 /4) + 6 + 6

=112 + 12

= 124

Kebutuhan parkir mobil = penghuni + pengelola + tamu

= (500 /12) + 5 + 5

= 42+ 5 + 5

= 52

Page 63: BAB IV. ANALISIS IV.1.1 Analisis Pemilihan Tapakthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00064 bab 4.pdf · Kondisi fisik bangunan di sekitar tapak yaitu ruko-ruko dengan ... IV.1.5 Analisis

107

Gambar IV.3.24 Pola parkir