bab iii nama penyakit
DESCRIPTION
pertanianTRANSCRIPT
-
5/19/2018 Bab III Nama Penyakit
1/8
11
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Namanama Penyakit yang disebabkan oleh Bakteri :
Bakteri Nama
Penyakit
Tumbuhan
Inang
Daerah
Penyebaran
Sumber
Bacillus coli
(Euch.)Mig.
Bacterial Top
rot
Kelapa Jawa,
Kalimantan
Keuchenius
1916
B. Herbicola
vasculorum
Blendok Kuhn Tebu Jawa Han Lioe Hong
1960
B. solanacearum
Smith
Layu Karet Jawa Palm, 1918
Bacterium pseu-
dogloe Horing
Karat Hitam Tembakau Jawa, Sumatra Ann. Rept.
1915 bid 1931.
B. robici Bori- quet Die back Ubi kayu Indonesia Reitsma &
V.Hoof. 1949
Erwinia caro-
tovoral(Jones) Hell
Busuk basah Kentang
Selada
SalakTomat
Indonesia
Jawa
JawaJawa
Ann.Rpt.1924
Oka, 1964
Oka, 1964Ann.Rpt. 1938
E.carotovora F. zeae
Sabot.
Busuk basah Jagung Jawa Nunung &
Tantera, 1972
E.papayae
(Rant.)Magrou
Penyakit daun Papaya Jawa Rant, 9131
Pseudomonas apli
Jogger
- Selderi - Oka. 1964
P.glycines Coerper Becak daun Kedelai Indonesia Ann.Rpt. 1916
P.Musae Gau- mann Penyakit
Pembuluh
Jawa
Pisang Jawa Gaumann.1921
Ochse. 1931
P.pisi Sock - Kapri -
P.pseudozoo- gloeae
Stapp.
Karat Hitam Tembakau Jawa, Sumatra Ann.Rpt. 1920
P.rubrilineans
(lec.et.al) Stepp.
- Tebu Jawa Handoyo. 1973
P.solanacearum Layu Cengkeh Jawa Jochons &
-
5/19/2018 Bab III Nama Penyakit
2/8
12
Smith (Dowson) -
-
Yute
Tembakau
Jawa
Jawa, Sumatra
Mass. 1922
Ann.Rpt. 1913
P.tabaci & Foster
Stev.
Wolf Wild
Fire
Kedelai Indonesia Ann.Rpt. 1916
Bacillus coli
(Euch.)Mig.
Bacterial Top
rot
Kelapa Jawa,
Kalimantan
Keuchenius
1916
B. Herbicola
vasculorum
Blendok Kuhn Tebu Jawa Han Lioe Hong
1960
B. solanacearum
Smith
Layu Karet Jawa Palm, 1918
Bacterium pseu-
dogloe Horing
Karat Hitam Tembakau Jawa, Sumatra Ann. Rept.
1915 bid 1931.
B. robici Bori- quet Die back Ubi kayu Indonesia Reitsma &
V.Hoof. 1949
Erwinia caro-
tovoral(Jones) Hell
Busuk basah Kentang
Selada
Salak
Tomat
Indonesia
Jawa
Jawa
Jawa
Ann.Rpt.1924
Oka, 1964
Oka, 1964
Ann.Rpt. 1938
E.carotovora F. zeae
Sabot.
Busuk basah Jagung Jawa Nunung &
Tantera, 1972
E.papayae(Rant.)Magrou
Penyakit daun Papaya Jawa Rant, 9131
Pseudomonas apli
Jogger
- Selderi - Oka. 1964
P.glycines Coerper Becak daun Kedelai Indonesia Ann.Rpt. 1916
P.Musae Gau- mann Penyakit
Pembuluh
Jawa
Pisang Jawa Gaumann.1921
Ochse. 1931
P.pisi Sock - Kapri -
P.pseudozoo- gloeae
Stapp.
Karat Hitam Tembakau Jawa, Sumatra Ann.Rpt. 1920
P.rubrilineans
(lec.et.al) Stepp.
- Tebu Jawa Handoyo. 1973
P.solanacearum
Smith (Dowson)
Layu
-
-
Cengkeh
Yute
Tembakau
Jawa
Jawa
Jawa, Sumatra
Jochons &
Mass. 1922
Ann.Rpt. 1913
P.tabaci & Foster
Stev.
Wolf Wild
Fire
Kedelai Indonesia Ann.Rpt. 1916
-
5/19/2018 Bab III Nama Penyakit
3/8
13
Bakteri Nama
Penyakit
Tumbuhan
Inang
Daerah
Penyebaran
Sumber
Xanthomonas
albilineans (Ashby)
Dowson.
Blendok Jawa Tebu Jawa Wilbrink.1920
X.campestris Busuk Hitam Kobis Jawa Thung. 1949
(Pam.) Smith.
X.celebensis
(Gaumann) Dowson
Darah Pisang Sulawesi Ann.Rpt. 1922
Ann.Rpt. 1929
Gaumann. 1921
X. Citri (Masse)
Dowson
Kangker Jeruk Jawa Ann.Rpt. 1923
X.kresek Schure Daun berpita/
Kresek/Hawar
daun bakteri
Padi Indonesia Schure. 1953
X.malvacearum
(Smith) Dowson
Becak daun
bersudut
Kapas Indonesia Ann.Rpt. 1928
X. phaseoli (Smith)
Dowson
Lendir Buncis Jawa, Sumatra Gattani. 1964
Xanthomonas sojae
(Hedges)
Pustul Kedelai Indonesia Tantera. 1973
X.rubrilinens
(Lec.et.al.)
Garis Merah Tebu Jawa Han Lioe Hong.
1960
Starr. & Burk.
X.solanacearum
Lendir Jati Jawa Ann.Rpt. 1933
(Smith) Dowson Layu Kacang-
panjang
K.Tanah
Kedelai
Kentang
Lombok
Terong
Tomat
Ubi kayu
Jawa
Indonesia
Indonesia
Jawa
Indonesia
Indonesia
Jawa, Sumatra,
Sulawesi
Indonesia
Schwarz. 1927
Ann.Rpt. 1926
Palm. 1922
Schwarz. 1027
Ann.Rpt. 1916
Schwarz, De
Wilde & Ligny.
1952
Ann. Rpt. 1935
Palm. 1921
Namanama Penyakit yang disebabkan oleh Bakteri (Lanjutan)
-
5/19/2018 Bab III Nama Penyakit
4/8
14
X.translucens
f.sp.oryzae
Pordesimo
Daun Bergaris Padi Indonesia Oka, Nunung
Mimi D.Aman.
1972
Pseudomonas Busuk akar Anggrek - -
(Triharso et al, 1975)
Tabel 1 Beberapa nama penyakit yang disebabkan oleh serangan bakteri
3.2 Gejala Penyakit Daun Berpita / Hawar Daun Bakteri
Gejala penyakit ini dapat dibedakan menjadi tiga macam,yaitu:
a.
Gejala layu (kresek) pada tanaman muda atau tanaman dewasa yangpeka.
b. Gejala hawar, dan
c.
Gejala daun kuning pucat. (Singh, 1980; Machmud, 1991; Triny
dkk., 2006).
Penyakit hawar daun bakteri (HBD) merupakan salah satu penyakit
padi terbesar diberbagai ekosistem padi di negara-negara penghasil padi,
termasuk Indonesia. Penyakit disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae
pv. Oryzae (Xoo). Patogen ini dapat menginfeksi tanaman padi pada semua
fase tanaman dari mulai persemaian sampai menjelang panen. Penyebab
penyakit (pathogen) menginfeksi tanaman padi pada bagian daun melalui
luka daun atau lubang alami berupa stomata dan merusak klorofil daun. Hal
tersebut menyebabkan menurunnya kemampuan untuk fotosintesis.
Gejala Penyakitnya adalah sebagai berikut :
a. Bila serangan terjadi pada awal pertumbuhan, tanaman menjadi layu dan
mati. Gejala layu yang kemudian dikenal dengan nama kresek umumnya
terhadap pada tanaman muda berumur 1-2 minggu setelah tanam atau
tanaman dewasa yang rentan. Pada awalnya gejala terdapat pada tepi
daun atau bagian daun yang luka berupa garis bercak kebasahan, bercak
tersebut meluas berwarna hijau keabu-abuan , selanjutnya seluruh daun
menjadi keriput dan akhirnya layu seperti tersiram air panas. Sering kali
bila air irigasi tinggi, tanaman yang layu terkulai kepermukaan air dan
menjadi busuk. Pada tanaman yang peka terhadap penyakit ini, gejala
-
5/19/2018 Bab III Nama Penyakit
5/8
15
terus berkembang hingga seluruh permukaan daun,bahkan kadang-
kadang pelepah padi sampai mengering. Pada pagi hari cuaca lembab,
eksudat bakteri sering keluar ke permukaan daun dan mudah jatuh oleh
hembusan angin,gesekan angin, gesekan daun atau percikan air hujan.
Eksudat ini merupakan sumber penularan yang efektif. Pada tanaman
dewasa menimbulkan gejala hawar (blight). Gejala dimulai dari tepi
daun, berwarna keabu-abuan dan lama-lama menjadi kering.
b. Bila serangan terjadi pada saat berbunga, proses pengisian gabah
menjadi tidak sempurna, menyebabkan gabah tidak terisi penuh atau
bahkan hampa. Pada kondisi seperti ini kehilangan hasil mencapai 50-
70% penyakit hawar bakteri sering timbul terutama pada saat musim
hujan.
c. Menurut Machmud (1991), pada tanaman yang peka terhadap penyakit
ini, gejala terus berkembang hingga seluruh permukaan daun, bahkan
kadang-kadang pelepah padi sampai mengering. Pada pagi hari atau
cuaca lembab, eksudat bakteri sering keluar ke permukaan bercak
berupa cairan berwarna kuning menempel pada permukaan daun dan
mudah jatuh oleh hembusan angin, gesekan daun atau percikan air
hujan. Eksudat (inflamasi akibat infeksi bakteri) ini merupakan sumber
penularan yang efektif.
Faktor yang Mempengaruhi perkembangan penyakit bias
disebabkan oleh pertanaman yang dipupuk Nitrogen dengan dosis tinggi
tanpa diimbangi dengan pupuk kalium menyebabkan tanaman menjadi lebih
rentan terhadap penyakit hawar daun bakteri. Faktor lingkungan yang sangatberpengaruh terutama adalah kelembaban yang tinggi sangat memacu
perkembangan penyakit ini. Oleh karena itu untuk menekan perkembangan
penyakit hawar daun bakteri disarankan tidak memupuk tanaman dengan
nitrogensecara berlebihan, gunakan pupuk kalium dan tidak menggenangi
tanaman secara terus menerus, sebaiknya pengairan dilakukan secara
berselang (intermiten).
-
5/19/2018 Bab III Nama Penyakit
6/8
16
Gambar 3 Foto Gejala Serangan Xanthomonas pada Tanaman Padi
(Sumber : Anonim, 1989 danwww.hartanto.wordpress.com)
3.3 Penyebaran
Bakteri Xanthomonas oryzae termasuk dalam bakteri heterotrof,
karena membutuhkan suatu zat organik untuk kehidupannya, ini
menyebabkan bakteri Xanthomonas oryzae merupakan salah satu bakteri
parasit. Perpindahan atau penyebaran dari sumber infeksinya (jerami yang
terinfeksi, tunggul jerami, singgang dari tanaman yang terinfeksi, benih, dan
gulma inang) melalui hujan, angin dan percikan air. Umumnya bakteri ini
menginfeksi melalui hidatoda atau luka, luka yang disebabkan karena
pergesekan daun (akibat terlalu rimbun) maupun luka pada saat bibit dicabut
dari persemaian untuk dipindahtanamkan. Setelah masuk ke dalam jaringan
tanaman, bakteri memperbanyak diri dalam ephitemi yang menghubungkan
dengan sistem vaskular tanaman, kemudian menyebar ke seluruh jaringan
tanaman. Pada saat tanaman tidak mampu memperbaiki kerusakan akibat
infeksi bakteri ini maka muncul gejalanya (sympthom). Dalam keadaan
lembab (pada pagi hari), koloni bakteri yang berbentuk butiran berwarna
kuning keemasan mudah ditemukan pada daun-daun yang terserang. Massa
bakteri inilah yang berfungsi sebagai alat penyebarannya.
3.4 Pengendalian Penyakit Penyakit Hawar Daun Bakteri
1. Teknik Budidaya
Untuk menekan perkembangan penyakit hawar daun bakteri
disarankan pengendalian secara terpadu yang mencangkup cara budidaya
dengan perlakuan bibit secara baik, jarak tanam tidak terlalu rapat,
http://www.hartanto.wordpress.com/http://www.hartanto.wordpress.com/http://www.hartanto.wordpress.com/http://www.hartanto.wordpress.com/ -
5/19/2018 Bab III Nama Penyakit
7/8
17
pengairan secara berselang (intermiten), pemupukan sesuai kebutuhan
tanaman dan varietas tanaman. Bakteri penyebab penyakit hawar daun
bakteri menginfeksi tanaman melalui luka dan lubang alami. Oleh karena itu
memotong bibit sebelum ditanam sangat tidak dianjurkan karena akan
mempermudah terjadinya infeksi oleh bakteri pathogen.
2. Varietas Tahan
Pengendalian penyakit hawar daun bakteri yang selama ini di anggap
paling efektif adalah dengan varietas tahan. Namun teknologi ini dihambat
oleh adanya kemampuan bakteri pathogen membentuk patotipe (strain) baru
yang lebih virulen yang menyebabkan ketahanan varietas tidak mampu
bertahan lama. Adanya kemampuan pathogen ini terjadi dari waktu ke
waktu. Hal ini menyebabkan varietas tahan disuatu saat tetapi rentan disaat
yang lain dan tahan di suatu wilayah tetapi rentan di wilayah lain. Peta
penyebaran patotipe yang ada di wilayah tersebut. Mengingat tahan
terhadap strain tertentu bisa tidak tahan (rentan) terhadap strain yang lain.
Berikut beberapa vairetas tahan :
Tahun Pelepasan Nama Varietas tahan
1995 Membramo, Cibodas
1996 Maros
1998 Way Aao Buru
2001 Cimelati, Conde, Anqke,
Konawe, Ciuiuno, Wera, Intani
2002 Sunggal, Ketan Hitam
2008 Impari 1, Impari 6 Jete
Sumber : Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Tabel 2 Beberapa Varitas Tahan (Padi)
3. Pemanfaatan agensia hayati Corynebacterium.
Coryne bacterium sp. yang merupakan salah satu agens hayati
bersifat antagonis dapat mengendalikan beberapa jenis penyakit tanaman.
-
5/19/2018 Bab III Nama Penyakit
8/8
18
Yang paling utama Coryne bacterium sp. dapat mengendalikan penyakit
kresek pada tanaman padi yang disebabkan oleh bakteriXanthomonas
campestris pv oryzae
4. Pengendalian secara kimiawi
Ketika gejala serangan penyakit ini telah tampak, biasanya petani
mulai mencari pestisida yang tepat untuk mengendalikan BLB, namun
sayangnya bakterisida yang beredar di pasaran tidak begitu banyak dan
kadang distribusinya tidak merata. Berikut beberapa pestisida yang bisa
digunakan untuk mengendalikan serangan penyakit kresek:
a.
Pestisida berbahan aktif tembaga, penggunaannya bisa dicampurkan
dengan pemupukan. Beberapa contoh merek dagangnya antara lain :
Champion 77Wp, Kocide 54 WDG, Funguran 80 WP, Nordox 56 WP
b. Pestisida berbahan aktif antibiotik : Bactocyn 150 SL (teramisin 150
g/l), Kresek 150 SL (oksitetrasiklin 150g/l) dan Puanmur 50 SP
(chlorobromoisosianuric A / CBIA 50%)
Pemakain perstisida dilakukan secara bijaksana, gunakan dengan tepat
(tepat sasaran, jenis, dosis, waktu dan cara aplikasinya).