bab iii-moh hattalibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · bab iii...

20
BAB III BIOGRAFI DAN PENDAPAT MOH. HATTA TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK A. BIOGRAFI MOH. HATTA Nama sewaktu lahir adalah Muhammad Khattar yang kemudian dipanggil dengan nama sayang ‘Khatta’, lama kelamaan menjadi Hatta. Dilahirkan pada 12 Agustus 1902 di Bukit Tinggi. Beliau berasal dari keluarga pedagang dari pasangan Haji Muhammad Djamil berasal dari Batu Hampar kira-kira 16 km dari Bukit Tinggi Arab Payangkumbuh 1 dan Siti Saleha yang berasal dari keluarga kaya Bukit Tinggi, anak seorang pedagang, Ilyas Bagindo Marah. 2 Sejak usia 8 bulan, Moh. Hatta sudah kehilangan bapaknya, setelah itu Siti Saleha menikah lagi dengan Haji Ning. 3 Masa kecilnya dilalui secara wajar sebagaimana anak-anak pada umumnya, seperti belajar, bermain dan mengaji. 4 Oleh neneknya Siti Amanah ia diarahkan, sesudah maghrib untuk belajar mengaji kepada Syeikh Muhammad Djamil Jambek asal Bantam (1860-1947) dan Haji 1 Deliar Noer, Moh. Hatta Biogradi Politik, Jakarta : LPS, 1991, Cet. Ke-2, hlm. 15-16 2 Tugiyono KS, (eds), Dwi Tunggal Soekarno Hatta Pahlawan Proklamator Kemerdekaan Indonesia, Jakarta : Mutiara Sumber Widya, 1998, Cet. Ke-1, hlm. 67. 3 Mas Agus Haji Ning adalah anak dari Mas Agung Haji Akip, Pemilik pelabuhan Palembang dan merupakan keturunan ke-7 dari pengerah sidang Bapak dari Palembang,, lihat, Deliar Noer,op., cit, hlm. 18. 4 Ibid., hlm. 19.

Upload: lynhi

Post on 07-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III-Moh Hattalibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · BAB III BIOGRAFI DAN PENDAPAT MOH. HATTA TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK A. BIOGRAFI MOH. HATTA Nama

BAB III

BIOGRAFI DAN PENDAPAT MOH. HATTA

TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK

A. BIOGRAFI MOH. HATTA

Nama sewaktu lahir adalah Muhammad Khattar yang kemudian

dipanggil dengan nama sayang ‘Khatta’, lama kelamaan menjadi Hatta.

Dilahirkan pada 12 Agustus 1902 di Bukit Tinggi. Beliau berasal dari

keluarga pedagang dari pasangan Haji Muhammad Djamil berasal dari

Batu Hampar kira-kira 16 km dari Bukit Tinggi Arab Payangkumbuh1 dan

Siti Saleha yang berasal dari keluarga kaya Bukit Tinggi, anak seorang

pedagang, Ilyas Bagindo Marah.2 Sejak usia 8 bulan, Moh. Hatta sudah

kehilangan bapaknya, setelah itu Siti Saleha menikah lagi dengan Haji

Ning.3

Masa kecilnya dilalui secara wajar sebagaimana anak-anak pada

umumnya, seperti belajar, bermain dan mengaji.4 Oleh neneknya Siti

Amanah ia diarahkan, sesudah maghrib untuk belajar mengaji kepada

Syeikh Muhammad Djamil Jambek asal Bantam (1860-1947) dan Haji

1 Deliar Noer, Moh. Hatta Biogradi Politik, Jakarta : LPS, 1991, Cet. Ke-2, hlm. 15-16

2 Tugiyono KS, (eds), Dwi Tunggal Soekarno Hatta Pahlawan Proklamator Kemerdekaan

Indonesia, Jakarta : Mutiara Sumber Widya, 1998, Cet. Ke-1, hlm. 67. 3 Mas Agus Haji Ning adalah anak dari Mas Agung Haji Akip, Pemilik pelabuhan

Palembang dan merupakan keturunan ke-7 dari pengerah sidang Bapak dari Palembang,, lihat, Deliar Noer,op., cit, hlm. 18.

4 Ibid., hlm. 19.

Page 2: BAB III-Moh Hattalibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · BAB III BIOGRAFI DAN PENDAPAT MOH. HATTA TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK A. BIOGRAFI MOH. HATTA Nama

44

Abdullah Ahmad (1878-1933). Dari mereka Moh,. Hatta diasuh,

dibimbing dan dididik belajar membaca Al-Qur'an dan al-Hadits serta

pelajaran nahwu, sharaf, fiqh, dan tafsir, hingga menamatkannya. Selain

belajar kepada kedua guru tersebut, ia juga belajar tentang agama Islam

dari syeikh Arsyad.5

Sejak kanak-kanak Moh. Hatta telah menjadikan sikap disiplin

yang tinggi terhadap dirinya, baik dalam pembagian waktu maupun dalam

mengatur keuangannya. Pendidikan formulanya dimulai di SR Bukit

Tinggi namun hanya 2 tahun. Disinilah beliau mulai mempelajari bahasa

Inggris. Walaupun demikian beliau tetap mempelajari ilmu agama

bersama Haji Moh. Djamil Djambek. Kemudian beliau pindah ke Padang

dan bersekolah di Eropase Layers School (EIS-SO untuk orang-orang kulit

putih) pada tahun 1914-1927. Di sini beliau mulai mengenal bahasa

Perancis dan tetap mempelajari ilmu agama di bawah bimbingan ulama

Padang yang bernama Haji Abdullah Ahmad.6 Setelah itu beliau

melanjutkan studinya ke MULO (Meen Uitgetbrelt Layers Obder Wijh,

setingkat sekolah menengah pertama) pada tahun 1917-1919. Di sinilah

beliau mulai berkecimpung dalam organisasi pergerakan dengan menjadi

anggota pengurus (bendahara), JSB (Jong Sumatra Bond – perkumpulan

pemuda Sumatra).

5 Departemen Agama RI., Ensiklopedi Islam di Indonesia, Jakarta : Nada Utama, 1993,

hlm. 771.

6 Ibid.

Page 3: BAB III-Moh Hattalibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · BAB III BIOGRAFI DAN PENDAPAT MOH. HATTA TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK A. BIOGRAFI MOH. HATTA Nama

45

Karena intelektualitas dan kedisiplinannnya yang tinggi, pada

tahun 1919-1921 beliau melanjutkan sekolahnya ke Jakarta, yaitu PHSS

(Prins Hendrik Handles-Sekolah Dagang Prins Hendrik). Seiring dengan

masa studinya di jakarta itu, beliau terus meningkatkan diri dalam

pengembangan pribadinya dengan terus aktif berkiprah dalam JSB di

jakarta dan berhasil menjadi pengurus pusat (bendahara). Dalam

pendidikannya di PHS Jakarta inilah beliau kemudian memperoleh gelar

Doctorandus (Drs).7

Setelah itu beliau melanjutkan studinya ke negeri Belanda. Di

negeri ini, beliau segera terjun dalam Indische Vereneging (Perhimpunan

Hindia) yang pada tahun 1925 berubah menjadi PI (Perhimpunan

Indonesia) yang bergerak untuk persatuan dan kemerdekaan bangsa

Indonesia. Pada tahun 1925-1930, beliau terpilih sebagai ketua. Selain di

PI, beliau juga menjadi anggota pucuk pimpinan liga melawan

imperialisme dan penjajahan yang berada di Berlin.Sekembalinya ke

Indonesia pada tahun 1932-1934, beliau dipilih menjadi ketua PNI

(Pendidikan Nasional Indonesia), yang selanjutnya disebut PNI baru,

sekaligus menangani masalah perhimpunan tersebut (Daulat Rakyat)

menggantikan Sutan Syahrir.8

Tahun 1934, Moh. Hatta kembali ditahan oleh pemerintah Hindia

Belanda di penjara Glodok Jakarta, kemudian pada bulan Desember

7 Hasan Shadily (ed), Ensiklopedi Indonesia, Jakarta : Letoar Baro, t,.t.., hlm. 1269. 8 Ibid. hlm 1270

Page 4: BAB III-Moh Hattalibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · BAB III BIOGRAFI DAN PENDAPAT MOH. HATTA TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK A. BIOGRAFI MOH. HATTA Nama

46

dipindahkan ke Boven Digul selama satu tahun dan selanjutnya bulan

februari tahun 1942 dipindahkan ke Sukabumi, namun pada akhirnya

tahun yang sama ia dibebaskan bersama dengan pendudukan pasukan

Jepang di Indonesia. 9

Pada tahun 1945 bersama Ir. Soekarno memproklamasikan

kemerdekaan republik Indonesia, kemudian Bung Karno sebagai presiden

dan Moh. Hatta sebaai wakil presiden sampai tahun 1948. selain menjabat

sebagai wakil presiden ia pada tahun 1949 Moh. Hatta merangkap sebagai

perdana menteri dan menteri pertahanan. Bulan agustus sampai september

1949 ia memimpin RI ke Den Haag Belanda untuk mengikuti konferensi

meja bundar (KMB) hingga pada akhir tanggal 27 Desember tahun yang

sama menerima penyerahan kedaulatan Republik Indonesia dari Ratu

Juliana.10

Setelah pemilihan DPR dan Dewan konstituante oleh rakyat pada

tahun 1956, ia mengundurkan diri dari jabatan wakil presiden dengan

kehendak dan kesadaran sendiri. Sejak itu bukan berarti perjuangannya

selesai, akan tetapi dilakukannya melalui pendidikan dengan mengajar di

berbagai universitas dan perguruan tinggi11 ternama di Indonesia.12

9 Suhartono, Sejarah Pergerakan Nasional dari Budi Utomo sampai Proklamasi

Kemerdekaan 1908-1945, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1994, hlm. 150 10 Ibid, 11 Seperti Universitas Gajah Madja, Universitas Hasanudin, Universitas Padjajaran,

Universitas Indonesia, dan juga di SESKOAD, dengan kegiatan ilmiah ini, ia memperoleh gelar Doctor Honoris Causa yang pertama kali dari UGM pada 27 November 1956. pada tahun 1973

Page 5: BAB III-Moh Hattalibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · BAB III BIOGRAFI DAN PENDAPAT MOH. HATTA TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK A. BIOGRAFI MOH. HATTA Nama

47

Tahun 1969 oleh Presiden Soeharto ia diangkat sebagai penasehat

komisi VI tentang masalah korupsi, dan tahun 1972 ia menerima tanda

jasa bintang Republik. Pada tahun berikutnya 1975 ditunjuk menjadi ketua

panitia lima atau panitia pancasila yang dibentuk atas anjuran presiden dan

bertugas melakukan penafsiran tunggal mengenai pancasila.13

Dari sisi kultural dapat ditelusuri dari berbagai literatur, bahwa

Moh. Hatta hidup di daerah Minangkabau. Suatu daerah yang termasuk

cepat dalam mengubah diri untuk serta dalam perkembangan zaman.

Dalam rangka perubahan masyarakat pada masyarakat Minang (dikaitkan

dengan budaya), bentuk biografisnya disebutkan dengan kata-kata = “Adat

menurut syara’ mendaki”. Adat yang berasal dari Minangkabau asli yang

berbukit dan bergunung-gunung dibawa turun ke rantau oleh para

perantau, sedangkan agama Islam, yang semula tiba di pantai timur dan

barat Sumatra dibawa naik gunung ke pedalaman oleh para da'i dan juru

dakwah. Dalam rangka perubahan, terutama pada abad ke-19 dan 20,

mereka tidak mau ketinggalan dengan orang-orang pesisir. Bahkan mereka

lebih menantikan dan acapkali memimpin yang dirantau, malah dalam

banyak hal bersifat nasional (Indonesia).14

dari Universitas Hasanudin dan Universitas Indonesia dalam Ilmu Hukum tanggal 30 Agustus 1975.

12 Saeful Amin, Analisis Pemikiran Bung Hatta tentang Ekonomi Kerakyatan dan Implementasinya dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat, dalam Skripsi, Semarang : Perpustakaan Fakultas Syari'ah IAIN Walisongo,, 2005, hlm.. 26.

13 Hasan Shadily, (ed), op.cit. hlm, 1270 14 Deliar Noer, op. cit., hlm. 2.

Page 6: BAB III-Moh Hattalibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · BAB III BIOGRAFI DAN PENDAPAT MOH. HATTA TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK A. BIOGRAFI MOH. HATTA Nama

48

Perubahan daerah Minangkabau terletak dalam tiga bidang yaitu

ekonomi, sosial, dan agama. Dari sisi ekonomi, ekonomi Minangkabau

pada mulanya berpusat pada usaha bercocok tanam padi di persawahan

yang telah dikerjakan sejak ratusan tahun. Jenis usaha lain yang juga telah

dijalankan secara berabad-abad adalah penambangan dan perdagangan

emas. Karena kandungan emasnya yang tinggi, pada abad ke-17 daerah

Aceh berusaha menguasainya dan berhasil. Namun tidak begitu lama,

bangsa asing lain terutama dari barat termasuk Portugis, Inggris dan

Belanda turut bersaing memperebutkannya. Mereka mencoba mendesak

pedagang-pedagang India yang sebelumnya merupakan pedagang-

pedagang asing yang dominan. Dengan kedatangan orang-orang Barat ini,

struktur ekonomi (dan kemudian kekuasaan) berubah. Perebutan dan

persaingan menjadi-jadi yang menyebabkan orang-orang Minangkabau

terpaksa menyesuaikan diri karena lambat laun kekuasaannya pun jatuh

pada orang-orang asing yaitu Inggris dan akhirnya Belanda. Pengaruh

Aceh berkurang dan dalam banyak hal telah lenyap. Kekuasaan orang

asing berhasil membatasi kekuasaan kerajaan Aceh pada daerah aslinya.15

Persaingan antara Belanda dan Inggris dimanfaatkan oleh orang-

orang Minangkabau untuk kepentingan mereka. Bila Padang menjadi kota

yang lambat laun dikuasai oleh Belanda, maka pedagang-pedagang

Minangkabau tetap mendekati Inggris untuk tetap menguasai persaingan.

15 Ibid, hlm.3

Page 7: BAB III-Moh Hattalibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · BAB III BIOGRAFI DAN PENDAPAT MOH. HATTA TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK A. BIOGRAFI MOH. HATTA Nama

49

Namun mereka tidak berhasil karena Inggris sendiri telah lebih suka

memilih Bengkulu sebagai basisnya.16

Perkembangan ekonomi seperti ini sangat banyak berpengaruh

pada Moh. Hatta karena keluarga ibunya (terutama pihak ayah tirinya)

terlibat dalam kegiatan tersebut. Agaknya sangat perhatian Moh. Hatta

dalam kegiatan ekonomi juga dipengaruhi oleh perkembangan ini.

Bersamaan dengan itu paham bermasyarakat tentu tidak lepas. Adat dan

Islam merupakan bagian dari semua ini.17

Di daerah Minangkabau pada permulaan abad ke-20 ada tiga

paham yang pada umumnya berpengaruh pada diri penduduknya, Ketiga

paham tersebut adalah paham Islam adat dan kolonialisme serta berbagai

implikasi yang dikandungnya. Ketiganya memiliki pendukung walaupun

para pendukung itu juga terpengaruh oleh ketiganya. Namun sering juga

ke-3-nya berkembang secara bersaing. Terutama antara ke-2 pihak

pertama dan pihak kolonialisme di pihak lain. Dalam mengatakan ini

tidaklah menutup kerjasama dan sebaliknya benturan antara ke-3-nya.

Karena keberadaan bersama di satu pihak dan di tengah suatu masyarakat,

dalam masa yang sama tidak bisa mengakibatkan interaksi.18

Akhirnya walau tanpa disengaja, kolonialisme menimbulkan reaksi

yang sangat positif pada sebagian masyarakat Minangkabau atau lebih

16 Ibid, hlm.4 17 Ibid, hlm.5 18 Ibid, hlm.6

Page 8: BAB III-Moh Hattalibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · BAB III BIOGRAFI DAN PENDAPAT MOH. HATTA TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK A. BIOGRAFI MOH. HATTA Nama

50

tepat dikatakan bahwa masyarakat Minangkabau dikatakan berhasil

memanfaatkan apa yang ada, termasuk kolonialisme itu sendiri. Hal ini

terlihat pada sisi pendidikan, dimana sebagian masyarakat Minangkabau

memanfaatkan kemajuan yang diperlihatkan oleh orang-orang barat.

Keikutsertaan penduduk dalam administrasi perdagangan, administrasi

pemerintahan dan sebagai sarana penunjangnya mereka turut serta dalam

pendidikan. Dalam hal pendidikan keikutsertaan penduduk sangat tinggi

sehingga dalam tiga dasawarsa pertama abad 20 ini Bukit Tinggi menjadi

pusat pendidikan Se-Sumatera. Putra-putra daerahpun tidak segan-segan

memanfaatkan kesempatan di pulau Jawa, sehingga dalam tahun-tahun

tersebut sekolah dokter yang terkenal di Jakarta STOVIA (School Tof

Opleiding Voor Indische Artsen) di Jakarta secara relatif lebih banyak

dimasuki oleh putra Minang dibanding dengan anak-anak daerah lain,

termasuk Jawa itu sendiri.19

Moh Hatta sendiri adalah satu diantara putra Minang yang berhasil

memanfaatkan kemajuan yang secara tidak sengaja muncul sebagai akibat

kolonialisme. Dari pendidikannya itu, telah berhasil membuka cakrawala

berfikirnya tentang berbagai hal yang membuat dirinya dewasa dan

matang secara intelektual. Hal ini yang kemudian menyebabkan berfikir

bahwa apapun yang dinamakan dengan penjajahan merupakan suatu

penindasan yang harus dilenyapkan dari muka bumi ini, karena tidak

sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan, prinsip inilah yang

19 Ibid, hlm.14

Page 9: BAB III-Moh Hattalibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · BAB III BIOGRAFI DAN PENDAPAT MOH. HATTA TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK A. BIOGRAFI MOH. HATTA Nama

51

terus menerus mempengaruhi perkembangan jiwanya ketika melakukan

studinya. Dan ini terus berlanjut hingga menempatkan dirinya sebagai

salah seorang pejuang perintis kemerdekaan yang nama dan pemikirannya

masih mempunyai pengaruh yang besar dalam perkembangan

pembangunan bangsa Indonesia terutama dalam bidang ekonomi bahkan

sampai sekarang.

Moh. Hatta wafat pada hari jum’at tanggal 14 Maret 1980 di

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dalam usia 78 tahun. Sesuai dengan

amanatnya untuk dikubur di tengah-tengah rakyat, beliaupun kemudian

dimakamkan di pemakaman umum tanah kusir Jakarta selatan. Ia wafat

dengan meninggalkan seorang istri Rahmi Hatta dan tiga orang puteri

(Meutia Farida Hatta, Gamala Rabi’ah Hatta dan Halidah Nuriah Hatta).20

B. KARYA-KARYA ILMIAH

Moh. Hatta merupakan seorang yang produktif, aktif dan mempunyai

kecerdasan spiritual serta intelektual yang memadai. Sepanjang hidupnya,

Moh. Hatta lebih banyak menghasilkan karya ilmiah yang kemudian hari

banyak dirujuk oleh para pemikir dan sarjana. Karya-karya ilmiah yang

merupakan hasil pemikiran Moh. Hatta lebih banyak berfokus dalam bidang

ekonomi. Hal ini karena pengaruh dari latar belakang eksternal pribadinya.

Adapun karya-karya ilmiahnya antara lain :

20 Perpustakaan Departemen RI, Ensiklopedi Nasional Indonesia, jilid VI, Jakarta : Cipta

Adi Pustaka, 1989, hlm. 371.

Page 10: BAB III-Moh Hattalibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · BAB III BIOGRAFI DAN PENDAPAT MOH. HATTA TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK A. BIOGRAFI MOH. HATTA Nama

52

1. Bank dalam masyarakat Indonesia, For De Kock, Bank Nasional, 1942

2. Meninjau masalah koperasi, Jakarta, PT. Pembangunan 1954

3. Di koperasi harus didik manusia susila, buku ini merupakan sambutan

wakil presiden (Moh. Hatta), pada pembukaan kongres koperasi Indonesia,

Jakarta, Kementrian Penerangan Republik Indonesia, 1956

4. Bung Hatta menjawab, Jakarta, Gunung Agung, 1978

5. The cooperative movement in Indonesia, Ithaca, N.Y : Cornell University

Press, 1956

6. The co-operative movement in Indonesia, Ithaca : The Modern Indonesian

Project, Southeast Asia Program, Cornell University, 1957

7. Alam pikiran Yunani ,3 jilid, Jakarta : Tintamas, 1941-1950, terbitan

dalam 1 jilid oleh Tintamas, 1982

8. Ekonomi Terpimpin, Jakarta : Fasco, 1960

9. How far have we got ? Jakarta : Kementrian Penerangan, 1954

10. Ilmu dan Agama, Jakarta : Yayasan Idayu, 1980

11. Indonesia Merdeka, Jakarta : Bulan Bintang, 1976

12. Islam, Masyarakat Demokrasi dan Perdamaian, terj. L.E. Hakim, Jakarta :

Tintamas, 1957

13. Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta : Kementrian Penerangan, 1950

14. Koperasi Jembatan ke Demokrasi Ekonomi, Jakarta : Kementrian

Penerangan, 1953

15. Kumpulan Karangan, 4 jilid, Jakarta : Balai Buku Indonesia, 1953-1954

16. Kumpulan Pidato : Dari tahun 1942-1949, Jakarta : Yayasan Idayu, 1981

Page 11: BAB III-Moh Hattalibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · BAB III BIOGRAFI DAN PENDAPAT MOH. HATTA TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK A. BIOGRAFI MOH. HATTA Nama

53

17. Kumpulan Pidato II : Dari tahun 1950-1979, Jakarta : Inti Idayu Press,

1983

18. Kumpulan Pidato III, Jakarta : Inti Idayu Press,, 1985

19. Kumpulan Pidato-pidato selama berkunjung di RRT, Peking : Kedutaan

Besar RI, 1957.

20. Koperasi Dan Pembangunan, buku ini berisi pidato wakil presiden pada

tanggal 11 Juli pada hari koperasi ke VI, Jakarta, Kementrian Penerangan

Republik Indonesia, 1956

21. Beberapa fasal ekonomi dijalan ke ekonomi dan bank, Djakarta, jilid I, Cet

ke-4, 1950, jilid II, cet. Ke-3, 1958

22. Dasar Politik Luar Negeri Republik Indonesia, Djakarta, Tintamas, 1953

23. Ekonomi dan teknis, buku ini berisi pidato Muhammad Hatta sewaktu

menjabat wakil presiden ditunjukkan bagi pelajar-pelajar pers, teknis

menengah pada tanggal 18 Februari 1955, Djakarta, Kementrian

Penerangan Republik Indonesia, 1955

24. Nuzul Qur’an, buku ini merupakan pidato Mph. Hatta pada tanggal 9

Ferbruari1966, Bandung, Angkasa, 1966

25. Demokrasi Kita, Djakarta, Pustaka Antara, 1960

26. Ekonomi Berencana, buku ini berisi pidato Moh. Hatta yang diucapkan

pada dies natalis ke-X, universitas Sri Wijaya, Djakarta, Gunung Agung,

1971.

Page 12: BAB III-Moh Hattalibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · BAB III BIOGRAFI DAN PENDAPAT MOH. HATTA TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK A. BIOGRAFI MOH. HATTA Nama

54

27. Prinsip Ekonomi dan Pembangunan, buku ini berisi pidato penerimaan

Doctor Honoris Causa, pada tanggal 10 September 1974, Djakarta,

Yayasan Idayu, 1974.

28. Memori, Jakarta, Tintamas Indonesia, 1979

29. menuju Negara Hukum, buku ini berisi pidato pada penerimaan gelar

Doctor honoris Causa, Djakarta, Yayasan Idayu, 1975

30. Beri Contoh dan Selalu ingat kepada tugas kita, buku ini berisi pidato pada

briefing pada pejabat dan tokoh-tokoh masyarakat, Monokrasi, Dinas

Penerbitan, 1970

31. Berpartisipasi Dalam Perjuangan Kemerdekaan nasional Indonesia, buku

ini berisi pidato pada conference of international association of historian,

Jakarta, Yayasan Idayu, 1980.

32. Fasal Berekonomi dan Alam Saudagar Bukittinggi, Firma Cerdas, t.th.

33. Pengantar Kedjalan Ekonomi Sosiologi, Djakarta, fasco, 1957

34. Lampau dan Datang, Jakarta, Djambatan, 1956

35. Masalah Bantuan Perkembangan Ekonomi bagi Indonesia, Jakarta :

Djambatan, 1968

36. Membangun Ekonomi Indonesia, Kumpulan Pidato, Jakarta : Inti Idayu

Press, 1985.

37. Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun : Kumpulan Karangan,

Jakarta, Pusat Koperasi Pegawai Negeri, 1971.

38. Mendayung Antara Dua Karang, Jakarta : Kementrian Penerangan, 1948

Page 13: BAB III-Moh Hattalibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · BAB III BIOGRAFI DAN PENDAPAT MOH. HATTA TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK A. BIOGRAFI MOH. HATTA Nama

55

39. Mengambil Pelajaran dari Masa Lampau Untuk Membangun Masa

Datang, Bandung, Angkasa, 1966

40. Mencari Volkenbond dari Abad ke abad, Bukit Tinggi : Penyiaran Ilmu,

1939.

41. Nama Indonesia (Penemuan Komunis?), Jakarta : Yayasan Idayu, 1980

42. Pancasila Jalan Lurus, Bandung : Angkasa, 1966

43. Pendidikan Menengah Koperasi, Yogyakarta : Yayasan Pendidikan

Koperasi, 1958

44. Pendidikan Nasional Indonesia, Bogor : Melati, 1968

45. Pengantar ke jalan Ekonomi Perusahaan, Jakarta : Pembangunan, 1955.

judul semula “Petunjuk Bagi Rakyat dalam Hal Ekonomi Teori dan

Praktek.

46. Pengantar ke Jalan Ilmu dan Pengetahuan, Jakarta : Pembangunan, 1954

47. Pengertian Pancasila, Jakarta : Idayu press, 1977

48. Petunjuk bagi Rakyat Dalam Hal Ekonomi teori dan Praktek, Bukit Tinggi

: Cerdas, t.th

49. Peranan Pemuda Menuju Indonesia Merdeka, Bandung : Angkasa, 1966

50. Perkembangan Ekonomi Sosialis Indonesia, Jakarta : Gjambatan, 1967

51. Permulaan Pergerakan Nasional, Jakarta : Idayu Press, 1977.

52. persoalan Ekonomi Sosialis Indonesia, Jakarta : Djambatan, 1963

53. Pikiran-pikiran Dalam Bidang Ekonomi Untuk Mencapai Kemakmuran

yang Merata, Jakarta : Yayasan Idayu, 1972.

54. Portrait of a patriot, Den Haag :Mouton,1972

Page 14: BAB III-Moh Hattalibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · BAB III BIOGRAFI DAN PENDAPAT MOH. HATTA TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK A. BIOGRAFI MOH. HATTA Nama

56

55. The Putera Reports : Problems in Indonesia-Japanese War time

Cooperation, Ithaca, N.Y. Cornell Modern Indonesia Project, 1971.

56. Rasionalisasi, Surabaya : Dunia Dagang, 1939.

57. Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945, Jakarta : Tintamas, 1969

58. Sesudah 25 tahun, Jakarta.: Djambatan, 1970

59. Surat menyurat Hatta dan Anak Agung : Menjunjung Tinggi Keagungan

Demokrasi dan Mengutuk Kelaliman Diktatur, Jakarta : Pustaka Sinar

Harapan, 1987

60. Tanggung jawab Moril Kaum Inteligensia, Jakarta : Fasco, 1957.

61. Teori Ekonomi, politik ekonomi dan Orde Ekonomi, Jakarta : Tintamas,

1967

62. Uraian pancasila, Jakarta : Mutiara, 1977

63. Verspreide geschriften, Jakarta : Van Der Peet, 1952. 21

C. PENDAPAT MOH. HATTA TENTANG RIBA DAN BUNGA.BANK

Moh. Hatta dalam memandang tentang riba dan setatus bunga bank,

lebih menekankan pinjaman itu digunakan untuk apa dan melihat riba yang

terjadi dijaman jahiliah. Di mana pada waktu itu orang yang meminjam uang

biasanya untuk keperluan hidupnya, dan pinjaman inilah yang disebut

pinjaman konsumtif.22 Dalam pinjaman ini seorang kreditor bersedia menunda

21 Deliar Noer, op., cit. hlm.759-761 22 Moh. Hatta., Beberapa fasal Ekonomi di Jalan Ekonomi dan Bank, Jilid II, Djakarta:

Dinas penerbitan Balai Pustaka, 1958, Cet-III, hlm.32

Page 15: BAB III-Moh Hattalibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · BAB III BIOGRAFI DAN PENDAPAT MOH. HATTA TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK A. BIOGRAFI MOH. HATTA Nama

57

waktu pembayaran kepada debitur dengan syarat debitur juga bersedia

memberikan tambahan, bunga atau interest terhadap pokok pinjaman,

sehingga pinjaman yang semula berjumlah seratus rupiah misalnya, akan

berlipat ganda diterima oleh kreditur. Praktek pinjam meminjam demikian

seringkali menjadikan debitur tidak mampu melunasi hutang-hutangnya.

Bahkan tidak jarang semua harta dijual untuk melunasi pinjaman tersebut.

Apabila hartanya habis maka pinjaman tersebut dibayar dengan badan artinya

debitur menjadi budak kreditur. Maka oleh karena itu pinjaman konsumtif

dilarang oleh agama karena menyerupai riba yang terjadi di zaman jahiliyah.23

Atas dasar pertimbangan tersebut, maka larangan riba dalam

pemahamannya berkaitan dengan pinjaman konsumtif. Sebab itu dalam

pandangan Moh. Hatta, riba yang dilarang adalah riba dalam bentuk lipat

ganda dan yang menimbulkan kezaliman, dari konteks di atas dapat ditelaah

lebih jauh bahwa pinjaman konsumtif merupakan riba karena adanya unsur

lipat ganda dan menimbulkan zalim. Dan bagaimanakah relevansinya dengan

bunga bank ?

Di atas sudah disebutkan bahwa Moh.Hatta menghukumi riba pada

pinjaman konsumtif.Selain itu dalam bukunya Kahar Masyhur yang berjudul

Beberapa pendapat mengenai Riba juga dikemukakan pendapat Moh.Hatta

23 Ibid,

Page 16: BAB III-Moh Hattalibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · BAB III BIOGRAFI DAN PENDAPAT MOH. HATTA TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK A. BIOGRAFI MOH. HATTA Nama

58

yang menyatakan bahwa pinjaman yang tujuannya untuk produktif tidaklah

haram tetapi kalau tujuannya untuk konsumtif adalah haram.24

Dalam perekonomian modern, pada dasarnya bank merupakan sentrum

atau tempat mengumpulkan kapital (dana). Bank usahanya menarik uang atau

kapital orang yang tersebar dan meminjamkannya kembali kepada orang atau

perusahaan yang perlu akan kapital usaha..25 Jadi dapat dikatakan bahwa bank

membeli uang dari masyarakat pemilik dan ketika ia menerima simpanan dan

menjual barang kepada masyarakat yang memerlukan dana ketika ia memberi

pinjaman.

Bank juga dapat dikatakan sebagai perusahaan kredit. Kredit artinya

kepercayaan.26. Sebab itu jika hendak mendapat kredit, harus menunjukkan

bahwa diri seseorang itu dapat dipercayai. Moh. Hatta menyatakan bahwa

unsur-unsur yang terdapat dalam kredit meliputi :

- Kepercayaan

- Tenggang waktu

- Degree of risk (tingkat resiko)

- Keuntungan

Organisasi dan kedudukan bank pada satu negeri adalah cermin dari

pada keadaan dan kemajuan ekonominya. Menurut garis besarnya,

24 Kahar Masyhur, Beberapa Pendapat Mengenai Riba, Jakarta : Kalam Mulia, 1992, hlm..

150. 25 Moh. Hatta, Beberapa, op. cit., hlm. 203 26 Ibid, hlam.92

Page 17: BAB III-Moh Hattalibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · BAB III BIOGRAFI DAN PENDAPAT MOH. HATTA TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK A. BIOGRAFI MOH. HATTA Nama

59

perekonomian tiap-tiap negeri dapat dibagi kepada tiga bagian : Pertama :

pertanian, kedua, industri, ketiga, dagang. Apabila cabang perusahaan sudah

agak besar, ia perlu bantuan kredit dari luar. Kapital yang perlu bagi

perusahaan ada dua sifatnya. Pertama, kapital untuk membeli barang tetap

seperti rumah perusahaan, pabrik mesin, alat transport. Kedua, kapital untuk

sementara guna menjalankan perusahaan umpamanya uang untuk membeli

bibit, barang bahan, upah orang bekerja, belanja persediaan barang yang mesti

ada, dan banyak lainnya. Kredit yang perlu untuk mendapat kedua macam

kapital tersebut itu sudah tentu berlainan pula sifatnya. Kredit yang diminta

untuk membeli barang tetap mestilah lama jangkanya, dan kredit itu adalah

kredit panjang. Kredit panjang itu angka waktunya sekurang-kurangnya dua

puluh tahun. Sedangkan kredit sementara untuk melancarkan jalannya

perusahaan disebut kredit pendek. Lama waktunya kurang dari satu tahun,.

Dan ada juga kredit yang disebut dengan kredit tengah panjang yaitu kredit

untuk setahun, dua tahun.27

Moh. Hatta menyebutkan, berdasarkan golongannya kredit yang terjadi

pada bank, yang berkaitan dengan keperluan masyarakat antara lain :28

1. Kredit barang

2. Kredit perusahaan

3. Kredit pertanian

4. Kredit ternak

27 Ibid, hlm.48-49 28 Ibid, hlm.134-139

Page 18: BAB III-Moh Hattalibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · BAB III BIOGRAFI DAN PENDAPAT MOH. HATTA TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK A. BIOGRAFI MOH. HATTA Nama

60

5. Kredit pembuat rumah

6. Kredit hipotik

7. Kredit industri

Bank dalam melakukan transaksi kredit, menetapkan sistem bunga

dalam pembayarannya. Bunga itu adalah sebagian keuntungan yang diperoleh

dengan bantuan bank, oleh karena uang pinjaman itu menolong memperbaiki

keadaan hidup si peminjam, maka ia mau membayarnya,.

Bunga adalah kerugian dan keuntungan bank. Ia rugi karena

membayarnya kepada mereka yang menyimpan uang, dan ia beruntung karena

bunga didapatnya dari yang meminjam kepadanya.29 Itulah sebabnya mengapa

bank perlu memperhatikan kebaikan penyimpan dana (deposito) dengan

membayar imbalan kepadanya.

Ada juga ulama yang berpendapat bahwa bank bisa hidup dengan

sistem bagi hasil bukan dengan bunga. Akan tetapi Moh. Hatta menyatakan

bahwa sistem bagi hasil tidak rasional mengingat bank mempunyai banyak

percaturan kredit. Apalagi dengan sistem ini dikhawatirkan orang yang

meminjam uang ke bank tidak jujur dan adanya ketidakpastian apakah

pinjaman tersebut menguntungkan atau merugi. Dan usul ini merepotkan pada

uang deposito yang disimpan dalam bank, karena uang deposito itu disimpan

kadang-kadang untuk tiga bulan, enam bulan atau kadang disimpan atau

diambil begitu seterusnya dalam setahun. Menurut Moh. Hatta uang deposito

mendatangkan keuntungan bagi bank, karena ia telah melancarkan

29 Ibid.,

Page 19: BAB III-Moh Hattalibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · BAB III BIOGRAFI DAN PENDAPAT MOH. HATTA TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK A. BIOGRAFI MOH. HATTA Nama

61

perhubungan kredit. Dan uang deposito itu telah memenuhi akan uang kas.

Dengan adanya itu uang simpanan lain dapat dipertukarkan. Sebagai contoh

menurutnya, bank deposito Inggris berusaha dengan uang yang dipertaruhkan

orang kepadanya sebagai kredit pendek, deposito yang dapat diminta kembali

setiap waktu. Dan dengan uang itu juga ia mencapai keuntungan sampai

bermiliun pondsterling setahun. Apakah uang deposito dapat diberi bagian

padahal ia telah mendatangkan keuntungan bagi bank.30 Dan beliau

menyatakan uang deposito tidak dapat diberikan pada kredit panjang karena

bank harus menjaga likwiditet (bank sanggup memenuhi kewajiban setiap

waktu) kedudukan likwiditet itu sangat penting bagi bank.

Moh. Hatta mengatakan ada juga ulama yang mengusulkan agar bank

dalam operasionalnya menggunakan ongkos administrasi bukan bunga, hal ini

berkaitan bahwa bunga bank adalah haram. Menurut Moh. Hatta bunga atau

ongkos administrasi sama saja Cuma kata-katanya saja yang berbeda, bahkan

bank yang menggunakan ongkos administrasi dalam praktiknya memungut

ongkos administrasi sesuai dengan besarnya pinjaman atau mengenakan

tambahan yang lebih besar dari pada bunga.31

Praktek bank menghendaki sistem yang rasional, dan yang rasional

dalam perusahaan kredit adalah memungut bunga dan memberikan bunga

kepada yang mempunyai kapital. Bank tidak bisa hidup tanpa bunga, karena

30 Ibid, hlm. 34-35 31 Ibid, hlm,207

Page 20: BAB III-Moh Hattalibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1... · BAB III BIOGRAFI DAN PENDAPAT MOH. HATTA TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK A. BIOGRAFI MOH. HATTA Nama

62

dengan bunga itu dibayarnya gaji pegawai, pemeliharaan gedung dan tidak

lupa juga dibagikan kepada penyimpan dana.

Alasan Moh. Hatta menghalalkan bunga bank atau membolehkan

bunga bank, karena bank memang tidak bisa hidup tanpa bunga, adanya

kesepakatan antara nasabah dan bank ketika terjadi transaksi, karena bunga

bank ditetapkan terlebih dahulu maka orang yang datang ke bank sudah

mengkalkulasi untung dan rugi dalam menggunakan jasa bank, untuk

menghindari praktek mindering yang sering terjadi di masyarakat, bunga bank

tidak menimbulkan zulm, malah mendorong kemajuan ekonomi masyarakat.

Uraian di atas menyatakan bahwa bank adalah sendi kemajuan

masyarakat. Jika sekiranya tidak ada bank, tidak akan melancarkan segala

perhubungan dan perhubungan itulah yang membawa kemajuan. Dan beliau

menyatakan negeri yang tidak mempunyai bank, ternyata negeri yang amat

terbelakang.