bab iii biografi darraz a. riwayat hidupdigilib.uinsby.ac.id/4468/5/bab 3.pdfbab iii biografi darraz...

44
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB III BIOGRAFI DARRAZ A. Riwayat hidup Nama lengkap Darraz adalah Muhammad Abdullah Darraz atau (Dirraz) 1 lahir di Mahallah Diyay-Kufr al-Shaikh-Mesir pada 8 November 1894 M. 2 Ia tumbuh dan berkembang di dalam keluarga yang wara’, berakhlaq, dan berpendidikan. 3 Ia merupakan putra dari Shaikh Abdullah Darraz seorang ulama Mesir, dikenal sebagai pakar fikih dan bahasa yang pernah mensharah} kitab al-Muwa>faqa>t karya Imam al-Sha> t} iby. 4 Ia memulai riwayat pendidikannya di Ma’had al-Iskandariyyat al- Diny pada tahun 1905 M. Setelah berlangsung kira-kira 7 tahun di lembaga itu, ia berhasil memperoleh ijazah sekolah menengahnya pada umur 18 tahun yaitu sekitar tahun 1912 M. Empat tahun kemudian, pada umur 22 tahun yaitu sekitar tahun 1916 M ia berhasil menyelesaikan sekolah tingkat atas. 5 Ia terus melanjutkan pendidikannya di al-Azhar Mesir hingga ia diangkat menjadi Dosen Tafsir di Fakultas Ushuluddin al- Azhar. kemudian pada akhirnya ia meneruskan program doktoralnya di Universitas Sorbonne, Paris, Prancis. Di Sorbonne inilah ia banyak beriteraksi dengan para orientalist seperti; Levi Provencal, dan Louis Massignon. 1 Khairuddin al-Zirikly, al-A’la>m (Beirut: Da>r al-‘Ilm li al-Mala>yi>n, 2002), Juz 6, 246. 2 Abdullah Darra>z, al-Naba’ al-‘Azi}>m (Qatar: Da>r al-Thaqa>fat, 1985), 6. 3 Muhammad Rajab al-Bayyu>my, al-Nahd{at al-Isla>miyat fi Siyar A’la>miha al-Mu’a>s}iri>n, (Beirut: al-Da>r al-Sha>miyat, 1995), 242. 4 Abdullah Darra>z, al-Naba’ al-‘Azi}>m …, 6. 5 Ibid.

Upload: ngodan

Post on 26-Apr-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III

BIOGRAFI DARRAZ

A. Riwayat hidup

Nama lengkap Darraz adalah Muhammad Abdullah Darraz atau

(Dirraz)1 lahir di Mahallah Diyay-Kufr al-Shaikh-Mesir pada 8 November

1894 M.2 Ia tumbuh dan berkembang di dalam keluarga yang wara’,

berakhlaq, dan berpendidikan.3 Ia merupakan putra dari Shaikh Abdullah

Darraz seorang ulama Mesir, dikenal sebagai pakar fikih dan bahasa yang

pernah mensharah} kitab al-Muwa>faqa>t karya Imam al-Sha>t}iby.4

Ia memulai riwayat pendidikannya di Ma’had al-Iskandariyyat al-

Diny pada tahun 1905 M. Setelah berlangsung kira-kira 7 tahun di

lembaga itu, ia berhasil memperoleh ijazah sekolah menengahnya pada

umur 18 tahun yaitu sekitar tahun 1912 M. Empat tahun kemudian, pada

umur 22 tahun yaitu sekitar tahun 1916 M ia berhasil menyelesaikan

sekolah tingkat atas.5 Ia terus melanjutkan pendidikannya di al-Azhar

Mesir hingga ia diangkat menjadi Dosen Tafsir di Fakultas Ushuluddin al-

Azhar. kemudian pada akhirnya ia meneruskan program doktoralnya di

Universitas Sorbonne, Paris, Prancis. Di Sorbonne inilah ia banyak

beriteraksi dengan para orientalist seperti; Levi Provencal, dan Louis

Massignon.

1 Khairuddin al-Zirikly, al-A’la>m (Beirut: Da>r al-‘Ilm li al-Mala>yi>n, 2002), Juz 6, 246.

2 Abdullah Darra>z, al-Naba’ al-‘Azi}>m (Qatar: Da>r al-Thaqa>fat, 1985), 6.

3 Muhammad Rajab al-Bayyu>my, al-Nahd{at al-Isla>miyat fi Siyar A’la>miha al-Mu’a>s}iri>n, (Beirut:

al-Da>r al-Sha>miyat, 1995), 242. 4 Abdullah Darra>z, al-Naba’ al-‘Azi}>m …, 6.

5 Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

42

Dalam menyelesaikan program doktoralnya ia mampu lulus dengan dua

disertasi sekaligus yang berjudul al-Ta’ri>f bi al-Qur’a>n, dan al-Akhla>q fi

al-Qur’a>n. Sehingga ia lulus dengan memperoleh predikat mumtaz pada

tahun 1947 M.

Jauh sebelum perjalanannya ke Universitas Sorbonne, ia sudah cukup

menguasai bahasa Prancis. Karena, setelah menyelesaikan sekolah tingkat

atas, ia memang mencurahkan waktunya untuk mendalami bahasa

perancis. Keinginan untuk mendalami bahasa perancis bukan semata-mata

sebagai pengetahuan saja melainkan ingin dimanfaatkan untuk

mengimbangi serta melawan serangan perancis kala itu. Karena, waktu itu-

ketika ia memasuki umur 23-terjadilah pergolakan politik dan militer

antara Perancis dan Mesir. Serangan penjajah Perancis yang dimulai tahun

1798 berada di bawah kekuasaan Kaisar Napoleon Bonaparte membuat ia

merasa perlu untuk menguasai bahasa penjajah tanah airnya. Setelah ia

mampu menggunakan bahasa Perancis, serangan-serangan yang berupa

tulisan mulai digencarkan. Dengan penguasaan bahasa Perancis itu, ia

mampu menyelesaikan masalah-masalah yang ada di negerinya berkaitan

dengan pergolakan politik dan Militer Perancis. Tulisan-tulisannya dimuat

di surat kabar yang bernama “al-Than”.

Sepulangnya dari Universitas Sorbonne, Darraz mengisi hari-harinya

dengan mengajar beberapa mata kuliah seperti; sejarah agama-agama,

Tafsir, Bahasa Arab, dan Filsafat Akhlaq di Universitas al-Azhar. Lalu ia

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

43

pun menerima kehormatan sebagai anggota asosiasi profesor-profesor

pada tahun 1949.

Pada bulan Januari tahun 1957, Ia menghadiri muktamar islam

Internasional dengan tema ”Mauqif al-Isla>m min al-Adya>n al-Ukhra> wa

’Ala>qatuhu biha>‛ di kota Lahore, Pakistan. Dalam muktamar tersebut tiba-

tiba ia menghembuskan nafas terakhirnya.6

B. Karya-karyanya

1. Al-Ta’ri>f bi al-Qur’a>n, sebuah karya disertasi pertama dalam

bidang ’ulu>m al-Qur’a>n yang khusus ia tulis dalam bahasa

Perancis, dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa arab.

2. Al-Akhla>q fi al-Qur’a>n

3. Al-Di>n Buh}u>s} Mumahhadah li Dira>sah Ta>ri>kh al-Adya>n (agama;

sebuah pengantar menuju kajian sejarah agama-agama), adalah

sebuah karya yang mengkaji agama-agama di dunia dari sudut

historis.

4. Al-Naba> al-‘Az}i>m Dira>sa>t fi al-Qura>n (berita yang agung; kajian-

kajian atas al-Quran). Dalam karya ini ia membahas al-Quran

dengan pendekatan dan teori-teori yang relatif baru.

5. Ashl al-Isla>m

6. Al-Riba> fi Nas}hr al-Qa>nu>n al-Isla>mi>

7. Maba>di> al-Qa>nu>n al-Duwali> al-’A>m fi al-Isla>m

8. Ra’y al-Isla>m fi al-Qita>l,

6 Muhammad Rajab al-Bayyu>my, al-Nahd{at al-Isla>miyat…, 245.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

44

9. Al-’Iba>da>t: al-Shala>t-al-Zaka>t-al-Shaum-al-Hajj,

10. Bayn al-Mitsa>liyyah wa al-Wa>qi’iyyah merupakan salah satu

karyanya dalam bidang filsafat. Dalam karya ini ia ingin

membahas dan membedakan antara filsafat idealisme dan realisme

11. Al-Mas’u>liyyah fi al-Isla>m,

12. Al-Azha>r al-Ja<mi’ah al-Qadi>mah wa al-Hadi>t}sah

13. Kalima>t fi Maba>di> al-Falsafah wa al-Akhla>q,

14. Majmu>’ah Aha>di>t }s Iz}a>’iyyah fi al-Di>n wa al-Akhla>q.

15. Al-Madkha>l ila al-Qur’a>n al-Kari>m

C. Kitab al-Naba’ al-‘Az}i>m

Nama lengkap dari kitab ini adalah al-Naba’ al-‘Az}i>m: Naz}ra>t Jadi>dat

fi al-Qur’a>n (Berita Besar: Paradigma Baru Tentang al-Qur‟an). Kitab ini

berisi sekitar 216 halaman. Kitab ini membahas beberapa kajian tentang

al-Qur‟an yang kemudian diakhiri dengan penafsiran surat al-Baqarah.

Pembahasan-pembahasan yang dicakup oleh kitab ini diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Makna etimologis Qur’a>n dan Kita>b

2. Rahasia penggunaan nama Qur’a>n dan Kita>b sekaligus

3. Rahasia otentisitas al-Qur‟an yang terus terjaga.

4. Perbedaan al-Qur‟an dengan Hadith Qudsi.

5. Al-Qur‟an bukanlah klaim Muhammad melainkan ketetapan

yang bersumber dari Allah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

45

6. Al-Qur‟an yang disampaikan Muhammad pasti dari seorang

guru yang memiliki ilmu. Kebodohan bukanlah sumber ilmu.

7. Pembahasan wahyu dan korelasinya dengan sumber al-Qur‟an

8. Esensi al-Qur‟an dari hakikat sumbernya

9. Aspek-aspek kemukjizatan al-Qur‟an

10. Gaya bahasa al-Qur‟an

11. Holistisitas makna surat al-Qur‟an

12. Holistisitas surat al-Baqarah

D. Metode Penafsiran Darraz

1. Ditinjau dari segi sumber penafsiran.7

Apabila ditinjau dari aspek sumber penafsirannya, maka

penafsiran yang dilakukan oleh Darraz terhadap surat al-Baqarah

merupakan tafsi>r bi al-ra’y. Darraz berupaya menemukan

munasabah dalam surat al-Baqarah. Karena yang dilakukan

berkisar tentang munasabah, maka cara penafsirannya disandarkan

kepada sumber ijtihad dan petunjuk kaidah-kaidah bahasa arab

beserta kesusasteraannya.

Berikut salah satu contoh bahwa penafsiran Muhammad

Abdullah Darraz menggunakan metode tafsi>r bi al-ra’y.

7 M. Ridlwan Nasir, Teknik Pengembangan Metode Tafsir Muqarin Dalam Perspektif Pemahaman

Al-Qur’an, (t.t.: t.p., 1997), 4.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

46

2. Ditinjau dari cara penjelasan.

Apabila ditinjau dari aspek cara penjelasannya, maka

penafsiran yang dilakukan oleh Darraz terhadap surat al-Baqarah

merupakan metode baya>ny. Dalam penafsirannya, Ia hanya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

47

memberikan keterangan dan mendekripsikan tanpa

membandingkan riwayat ataupun pendapat dari mufassir lainnya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

48

3. Ditinjau dari keluasan penjelasan.

Apabila ditinjau dari aspek keluasan penjelasannya, maka

penafsiran yang dilakukan oleh Darraz ini merupakan metode tafsir

ijma>ly. Karena dalam menafsirkan surat terpanjang ini, ia hanya

membicarakannya secara umum, tidak mendetail dan mendalam

pada tiap ayat-ayatnya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

49

4. Ditinjau dari sasaran atau tertib ayat yang ditafsirkan

Apabila ditinjau dari aspek sasaran atau tertib ayat yang

ditafsirkan, Darraz ini menggunakan metode tafsir maud}u’iy li al-

su>rat. Maksud dari metode maud}u’iy li al-su>rat ini adalah

menafsirkan satu surat tertentu dalam al-Qur‟an dan memunculkan

pesan sentral yang terkandung dalam surat tersebut.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

50

E. Corak Tafsir

Corak yang nampak dari penafsiran Darraz adalah corak luqhawy

(bahasa). Karena di dalam penafsirannya ia cenderung membahas ayat-

ayat al-Qur‟an dari segi bahasanya, khususnya keterkaitan dan keteraturan

ayat-ayatnya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

51

F. Komentar Para Ulama

Menurut Shaikh Abu Zahrah, Darraz adalah orang yang faqih

(mengerti agama), amiq al-nazrat (analisisnya dalam), sadiq al-Iman

(imannya dipercaya), thabat fi al-ilm (ilmunya kokoh), qawiyyun fi al-

tadayyun (keberagamaannya kuat), salamat tafkirihi (fikirannya sehat).

Muhammad al-Bayyu>my menulis di dalam kitabnya (al-Nahd}at al-

Isla>miyyat}) bahwa M. Darraz adalah seorang pemikir yang mencintai al-

Qur‟an. Setiap hari ia mampu membaca al-Qur‟an sebanyak 6 juz.

Kecintaannya terhadap al-Qur‟an diwariskannya dari ayahnya sendiri.8

sebagaimana orang tuanya yang memahami al-Qur‟an.

Selain itu, Menurut Muhammad al-Ghazali, penulis kitab Nahwa

Tafsir Maudu’i, mengatakan bahwa Darraz merupakan salah satu ulama‟

tafsir yang mengerahkan tenaganya untuk membuktikan koherensi makna

dalam satu surat al-Qur‟an walaupun pembahasannya berbeda-beda.9

Menurut M. Quraish Shihab, Darraz merupakan salah seorang ulama

yang menggarisbawahi pentingnya ilmu munasabah ini. Ia

memperjuangkan gagasannya bahwa satu surat al-Qur‟an merupakan satu

kesatuan yang tak dapat dipisahkan. M. Quraish Shihab menambahkan

“anda jangan menduga bahwa ulama ini hanya mengemukakan teori.

Tidak ada teori dalam al-Naba’ al-Azim atau tepatnya hakikat tersebut ia

buktikan melalui uraiannya tentang surat al-Baqarah.”10

8 Muhammad Rajab al-Bayyu>my, al-Nahd{at al-Isla>miyat…, 255.

9 Muh}ammad al-Gaza>ly, Nah}wa Tafsi>r Maud}u>’iy li Suwar al-Qur’a>n al-Kari>m (Cairo: Da>r al-

Shuru>q, 1995), 5. 10

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…, 1, xxx.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

52

G. Keistimewaan Penafsiran Darraz

Darraz mampu memunculkan munasabah atau koherensi dari surat

terpanjang ini (al-Baqarah). Bahkan, menurut Muhammad al-Ghazali,

Darraz mampu menjadikan surat al-Baqarah ini bagaikan seikat bunga

yang berwarna-warna dan tersusun rapi.11

Menurut Syekh Azhar ‘Abd al-‘Azi>m Ibra>hi>m, Kitab Darraz ini

merupakan kitab yang relevan di zaman ini untuk membuktikan kebenaran

al-Qur‟an. Selain itu, kitab ini merupakan argumentasi yang kuat untuk

membentengi dari serangan-serangan para pengingkar al-Qur‟an.12

Ahmad Mustafa Fadilah salah satu syekh al-Azhar mengatakan

bahwa kitab al-Naba‟ al-Azim ini merupakan kitab yang memberi

pencerahan untuk mengkaji lebih jauh mengenai mukjizat al-Qur‟an,

khususnya dari segi bahasanya.13

Muhammad Abu Shahbah dalam tulisannya yang berjudul “al-Duktu>r

Muhammad ‘Abdulla>h Darra>z wa Juhu>duhu al-Bala>giyyat}” menyebutkan

perbedaan kitab al-Naba‟ al-„Azim dengan kitab-kitab lainnya sebagai

berikut:14

A. Gaya bahasanya sangat ilmiyah, Relevan untuk generasi saat ini.

B. Uraiannya dan pengungkapannya jelas.

C. Penjelasannya singkat padat tidak panjang lebar.

D. Memperhatikan kajian munasabah al-Qur‟an beserta

argumentasinya.

11

Ibid. 12

T{a>ha> al-Ra>d}y, ‚al-Naba’ al-‘Az}i>m Nad}ra>t Jadi>dat fi al-Qur’a> al-Kari>m‛, dalam

http://www.alquran.ma/Article.aspx?C=5793 (3 April 2015), 1. 13

T{a>ha> al-Ra>d}y, ‚al-Naba’ al-‘Az}i>m …, 1. 14

Ibid

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

53

H. Penafsiran Muhammad Abdullah Darraz Terhadap Surat Al-

Baqarah

Darraz menjelaskan bahwa pesan yang terkandung dalam surat al-

Baqarah dapat disistematisasikan sebagai berikut:15

I. Pendahuluan (يمذيخ): membahas tentang al-Qur‟an (ayat 1-20).

II. Uraian yang berisi empat tujuan pokok (أسثع يمبصذ), yaitu:

A. Tujuan Pertama: Ajakan umum untuk memeluk Islam

(ayat 21-25).

B. Tujuan Kedua: Ajakan khusus ahli kitab untuk

meninggalkan kebatilan dan ikut memeluk Islam (ayat 40-

162).

C. Tujuan Ketiga: Syariat Islam (178-283) (ayat 178-283).

D. Tujuan Keempat: Orang yang menghalangi muslim dalam

menjalankan syariat (ayat 284).

III. Penutup (خبرخ): Tentang Orang-Orang Yang Memeluk Islam

Dan Harapan Mereka (ayat 285-286).

I. Pendahuluan (مقدمة), membahas tentang al-Qur’an: 1-20.

Pada muqaddimah ini dimulai dengan huruf alif, lam, mim (انى).

penggunaan huruf demikian belum pernah dikenal oleh masyarakat

Arab Jahiliyyah khususnya dalam hal penulisan. Penggunaan cara

seperti ini menjadi pukulan dahsyat yang mengherankan masyarakat

Arab khususnya para ahli syair. Salah satu kejadian yang tercatat

sejarah mengenai keheranan orang Arab mengenai hal ini

15

Abdullah Darra>z, al-Naba’ al-‘Azi}>m (Qatar: Da>r al-Thaqa>fat, 1985), 163.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

54

sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Abu Jahal dan Abu Sofyan.

Mereka pernah mencuri dengar bacaan al-Quran nabi Muhammad

kurang lebih selama tiga malam berturut turut.

Penggunaan huruf alif, lam, mim (انى) dalam surat Al-Baqarah ini

menunjukkan bahwa yang akan dibacakan ini adalah kitab terbaik

yang diturunkan untuk manusia dan belum pernah ada sebelumnya.

kitab itu tidak perlu diragukan lagi kebenarannya, karena di dalam

kitab itu sedikitpun tidak tersentuh keraguan apalagi kebatilan, dan

kitab itu merupakan petunjuk bagi orang orang bertaqwa.

Setelah pada awal surat ini mengumukan bahwa Al-Quran ini

merupakan petunjuk kebenaran dan tidak sedikitpun mengandung

kebatilan, maka pastilah orang-orang yang mendengar kabar ini

memiliki respon yang berbeda beda, ada yang percaya (mukmin), ada

yang menolak (kafir), dan ada yang ragu dan meragukan (mukha>di’).

Oleh karena itu, ayat selanjutnya akan menceritakan mengenai tiga

tipe para responden tersebut.

Bersambungnya pembahasan Al-Quran sebagai petunjuk dan

para responden petunjuk tersebut bisa diketahui melalui huruf lam

pada kalimat hudan li al-muttaqi>n ( هدى للمتقين). Huruf lam tersebut

menjadi penghubung terhadap pembahasan selanjutnya, yaitu

pembahasan mengenai sifat-sifat dan karakter para responden seperti;

Mukmin, Kafir, dan mukha>di’ yang merupakan konsekuensi dari

pengumuman Al-Quran sebagai petunjuk kebenaran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

55

Demikianlah kandungan muqaddimah mulai dari ayat 1 sampai

ayat 20 surat al-Baqarah ini. Ayat 1-20 ini memiliki kesan berbicara

kepada manusia secara tidak langsung (عه أصهة انغجخ), dan pada

pembahasan selanjutnya akan berbicara langsung berhadapan dengan

manusia (عه أصهة انخبطجخ).

II. Empat Tujuan (أربع مقاصد)

A. Tujuan Pertama: Ajakan umum untuk memeluk Islam (1-25)

Tujuan pertama ini dimulai dengan ayat 21, ayat 21 ini diawali

dengan kalimat yang berbunyi:

ب انبس اعجذا سثكى... ب أ

“wahai manusia sembahlah Tuhanmu…”16

kalimat di atas memberi kesan berbicara langsung kepada manusia,

berhadapan lalu memerintah untuk menyembah Tuhan. Hal ini

mengisyaratkan bahwa orang orang yang menolak atau meragukan Al-

Quran masih belum mantap hatinya, oleh karena itu ayat ini memanggil

mereka untuk membuka mata dan mendatangi petunjuk-petunjuk

kebenaran ini. Ada 3 ajakan yang terdapat pada tujuan pertama ini, yaitu :

1. Ajakan untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukannya

2. Ajakan untuk meyakini kebenaran kitab yang diturunkan kepada nabi

Muhammad

16

DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,11.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

56

3. Ajakan untuk menjauhi/menghindari azab pedih Allah, dan mencari pahala

Allah sebanyak banyaknya.

Tiga ajakan itu merupakan bagian dari pokok-pokok iman atau yang

dikenal dengan rukun iman. Apabila ajakan ajakan tersebut diperhatikan

maka nampak keteraturannya mulai dari iman kepada Allah lalu kitab dan

hari akhir.

Kembali Ke Awal Ayat 26-39 (عود علي بدء)

Pada bagian muqaddimah telah menjelaskan mengenai Al-Quran

sebagai petunjuk. Akan tetapi, petunjuk kebenaran yang dikabarkan pada

muqaddimah yang lalu masih bersifat global (ijmal). oleh karena itu

petunjuk kebenaran Al-Quran ini harus diperinci, bagaimana cara Al-

Quran membuktikan bahwa dirinya adalah petunjuk kebenaran?. Dengan

demikian jelaslah bahwa petunjuk yang dikandung Al-Quran benar benar

sempurna. Itu sebabnya pada bagian ini dikategorikan sebagai (kembali ke

muqaddimah) untuk menjelaskan bahwa Al-Quran itu benar-benar sebagai

petunjuk.

Pada bagian “tujuan pertama” telah dijelaskan mengenai 3 rukun iman

yang kemudian diakhiri dengan kabar neraka bagi orang-orang yang

menolak kebenaran dan kabar syurga yang disiapkan bagi orang-orang

yang bertaqwa. Bahkan lebih detail, bahwa di dalam syurga nanti akan

disediakan hidangan yang mirip dengan hidangan-hidangan di dunia,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

57

walaupun kualitasnya pasti berbeda. Selain itu, penghuni syurga juga

diberi wanita-wanita yang suci, dan mereka kekal di dalam syurga itu.

Setelah memperhatikan penjelasan pada bagian “tujuan pertama”

tersebut, menimbulkan kesan bahwa cara al-Quran menyampaikan berita

itu sangat gamblang. Al-Quran menjelaskan tentang kenikmatan-

kenikmatan yang memang disukai oleh manusia salah satunya yang

berkaitan dengan hubungan biologis. Bisa dikatakan bahwa al-Quran itu

memang tanpa basa-basi dan malu untuk mengungkapkan hal-hal yang

tidak semua orang berani mengungkapkan permasalahan ini di depan

umum. Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa tidak sepantasnya

bagi kitab suci membicarakan hal-hal yang bersifat mesum. Padahal disaat

yang sama, sebagian orang itu lupa bahwasannya kebenaran itu tidak akan

pernah malu untuk menunjukkan dirinya (انحك الضزح ي انحك).

لب... ب ف ضشة يثلا يب ثعضخا ف ال ضزح أ للا ئ

Ayat pertama dari pembahasan ini sangat memiliki keterkaitan

dengan akhir pembahasan sebelumnya. Awal pembahasan ini menegaskan

bahwa Allah tidak akan malu dalam menyampaikan kebenaran. Disinilah

letak munasabah antara pembahasan ini dengan pembahasan sebelumnya.

Pada bagian ini, al-Quran menegaskan caranya dalam menyampaikan

petunjuk, yaitu dengan gamblang , jelas, apa adanya, tidak malu, karena

kebenaran tidak akan pernah malu untuk menampakkannya. Selain itu,

pada bagian ini juga membuktikan bahwa Al-Quran benar-benar petunjuk

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

58

bagi orang-orang yang beriman sebagaimana dijelaskan pada bagian

muqaddimah , itu sebabnya judul pada bagian ini bernama (عد عه ثذء)

yang berarti kembali ke muqaddimah.

Selain itu pada bagian ini juga menjelaskan tentang pembahasan pada

“tujuan pertama”, hanya saja menggunakan bahasa yang berbeda atau

kemasan baru. Pada tujuan pertama telah menjelaskan rukun-rukun iman,

rukun pertama mengajak untuk beribadah atau menyembah Allah dan pada

bagian ini mengutarakan kebalikannya yaitu dilarang menolak Allah, kalau

pada tujuan pertama menjelaskan nikmat dihamparkannya bumi untuk

manusia maka pada bagian ini diutarakan tentang nikmat diciptakannya

segala sesuatu dibumi untuk manusia, kalau pada tujuan pertama

menjelaskan tentang kenabian Muhammad maka pada bagian ini bercerita

mengenai kenabian Adam dengan maksud agar manusia tahu bahwa

kenabian Muhammad bukan hal yang baru dan syariat kenabian memang

sudah ada sejak dulu yang terus seirama dengan pertumbuhan manusia.

Pada bagian ini bahkan menceritakan penciptaan atau pemilihan Adam

sebagai khalifah di bumi dan dialog yang terjadi antara malaikat dan Allah

mengenai dipilihnya Adam. Dialog ini menjadi petunjuk atas adanya

bantuan Allah kepada manusia untuk menjadi kholifah di bumi. Bantuan

itu berupa ilmu atau akal yang bisa berfungsi untuk mengelola anugerah-

anugerah yang disediakan di bumi sebagaimana disebutkan pada tujuan

pertama, demikianlah letak munasabahnya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

59

Selain itu, pada bagian tujuan pertama dijelaskan mengenai syurga

dan neraka, sedangkan pada bagian ini hanya menyebutkan kembali

dengan lebih menekankan para penghuni keduanya, dan menetapkan

bahwa kebahagiaan adalah dengan menaati perintah Allah dan

kesengsaraan adalah dengan tidak mentaati perintah Allah. Demikian akhir

dari bagian (عد عه ثذء) sebagaimana akhir dari bagian muqaddimah yang

menceritakan tentang orang-orang yang kafir terhadap kebenaran dan

saatnya al-Quran mengajak mereka untuk memeluk Islam dan hal ini akan

diuraikan pada bagian selanjutnya yaitu tujuan kedua.

B. Tujuan Kedua: Ajakan khusus ahli kitab untuk meninggalkan

kebatilan dan ikut memeluk Islam (40-162).

Cukup untuk diketahui bahwa surat al-Baqarah ini merupakan surat

pertama yang diturunkan dimadinah. selain itu, penduduk madinah yang

didominasi oleh Yahudi merupakan penduduk yang banyak menentang

dan mendebat Nabi Muhammad dan orang-orang yang beriman. Ayat yang

begitu banyak pada bagian ini menjadi penolong untuk berhadapan dengan

orang-orang Yahudi yang notabennya mereka sudah memiliki ilmu dan

kitab sendiri sebelumnya. Kalau pada “tujuan pertama” berisi ajakan

kepada manusia secara umum maka pada bagian ini dikhususkan untuk

mengajak kaum Yahudi yaitu Bani Isra‟il.

Pada bagian ini diawali dengan ayat 40 yang sebenarnya telah

mencakup seluruh pembahasan pada bagian kedua ini, di dalam ayat ini

(40) menggunakan panggilan Bani Isra‟il, nama yang paling disenangi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

60

oleh kaum Yahudi. Selain itu, dalam ayat ini disinggung mengenai nikmat-

nikmat Allah kepada mereka secara global dan menggajak mereka untuk

memenuhi janji Allah dan tunduk kepada Allah.

ذ أف فا ثع أ كى ذ عه ع انز أ ز ب ث ئصشائم اركشا ع

فب ئب ذكى )ثع (سج

‚Hai Bani Isral, ingatlah akan nikmatKu yang telah Aku anugerahkan

kepadamu, dan penuhilah janjimu kepadaKu, dan hanya kepadaKulah

kamu harus tunduk.‛

Kemudian ayat 41-46 menjelaskan janji mereka yang harus dipenuhi,

dan pada ayat 47 menceritakan tentang nikmat-nikmat yang telah

dianugerahkan kepada mereka, dan pada ayat 48 mengenai ancaman

kepada mereka pada hari kiamat. Lebih rinci lagi, pembahasan dalam

bagian ini akan dibagi empat :

1. Tentang sejarah Yahudi klasik periode nabi Musa.

2. Tentang Yahudi modern periode nabi Muhammad.

3. Tentang muslim klasik periode Nabi Ibrahim.

4. Tentang muslim modern periode nabi Muhammad

Pembahasan pertama tentang Yahudi klasik (49-73)

Pada pembahasan ini yang terdiri dari delapan ayat, Allah

mengingatkan orang-orang Yahudi tentang hari-hari ketika mereka

diselamatkan dari kekajaman Fir‟aun. Termasuk juga hari ketika mereka

menyeberangi laut dan tenggelamnya tentara Fir‟aun dan juga hari

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

61

perjanjian Allah dengan nabi Musa untuk memberi kitab, dan hari sebelum

mereka taubat dari kesyirikan dan kesombongan terhadap nabinya. Semua

ini merupakan nikmat-nikmat yang diterima Bani Israil yang pada

akhirnya mereka banyak melakukan dosa. Sebenarnya masih ada nikmat

Allah yang lain seperti; lindungan yang awan mereka peroleh disaat panas

matahari, dan makanan dan minuman yang mereka dapatkan dengan

mudah dari Allah. Namun mereka berbuat dholim dan menyianyiakan

nikmat tersebut. Tidak ada rasa terimakasih melainkan bermain-main

dengan maksud menghina (زا نعجب). Mereka (bani israil) mendapat

murka Allah karena kekafiran mereka terhadap ayat-ayat Allah dan

kebiasaan mereka membunuh para nabi, dan menyombongkan diri kepada

perintah-perintah kitab taurat.

Setelah membahas panjang lebar mengenai Yahudi klasik sekarang

gilirannya membahas Yahudi Yahudi modern. Sebelum masuk kepada

masalah Yahudi modern, terlebih dahulu surat ini mengaitkan kepada

masalah selanjutnya sehingga nampaklah adanya munasabah. Yaitu ayat

74 yang berbunyi :

ثعذ رنك ف حا...ثى لضذ لهثكى ي أشذ لض كبنحجبسح أ

Pada ayat ini, khususnya pada kalimat ( ثعذ رنك merupakan, (ي

munasabah terhadap pembahasan selanjutnya mengenai Yahudi modern.

Kalimat ( ثعذ رنك .”memiliki arti “setelah atau mulai dari kejadian itu (ي

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

62

Artinya, kalimat tersebut memberi isyarat akan adanya generasi penerus

kaum Yahudi yang silih berganti.

Pembahasan tentang Yahudi modern (75-121).

Pembahasan ini diawali dengan kalimat Tanya, dan hal itu benar-

benar mengesankan bahwa pembicaraan kali ini baru dan berada pada

zaman yang berbeda dengan sebelumnya.

ى ... فشك ي لذ كب إيا نكى أ ع أفزط

Kalau diperjelas maka ayat di atas seakan mengatakan, “apakah setelah

kami ceritakan semua tentang bani israil masih ada orang yang berharap

mereka beriman”?. Padahal mereka ini adalah pewaris atau penerus dari

cerita sebelumnya. Kemudian pada pembahasan ini seakan mengingat

kembali tabiat pendahulu mereka (Yahudi). Dan pembahasan ini

menceritakan kesamaan sifat-sifat Yahudi modern dengan sifat-sifat nenek

moyangnya dulu. Setelah itu bagian ini membagi Yahudi modern menjadi

dua kelompok, pertama kalangan ulama‟ dan kedua kalangan awam.

Dijelaskan di sini bahwa para ulama mereka selalu mengubah kalamullah

dan senang menyembunyikan apa yang sebenaranya mereka ketahui

dengan tujuan agar umat islam tidak bisa menyerang mereka. Sedangkan

kelompok awam, mereka tidak mengetahui apa-apa tentang pengetahuan

sebenarnya, mereka hanya mengikuti nasihat yang difatwakan oleh ulama

mereka.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

63

Kemudian dijelaskan juga hal-hal lain yang berkaitan dengan mereka,

yaitu:

1. Tertutupnya hati mereka, sehingga telinga mereka tuli dari kebenaran.

2. Menolak adanya kitab baru (al Qur‟an) karena kitab ini diturunkan bukan

kepada golongan mereka.

3. Tentang ajakan kepada mereka (Yahudi) untuk mengimani kitabnya

sendiri (taurat) dan tidak membangkang.

4. Mereka (Yahudi ) meyakini akan menikmati negeri akhirat nanti. Padahal

secara bersamaan mereka sangat takut akan kematian dan sangat menjaga

hidupnya mereka di dunia.

5. Mereka memusuhi Jibril karena menurunkan kitab kepada selain dari

golongan mereka. Padahal pada hakikatnya Jibril itu diperintah oleh Allah.

6. Tentang pelanggaran janji.

7. Mereka sibuk mempelajari sihir dan melupakan kitab Allah.

8. Hinaan mereka kepada nabi Muhammad dengan mengucapkan “ra’ina”

yang berarti bodoh atau celaka.

9. Kedengkian mereka disebabkan turunnya kitab kepada Muhammad.

10. Keinginan mereka untuk menjadikan umat islam jatuh ke dalam kekafiran.

11. Mereka (Yahudi) dan nasrani sama-sama mengakui dan meyakini masuk

surga.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

64

12. Saling bantah membantah di antara mereka berdua (Yahudi dan nasrani)

berebut benar.

13. Kerjasama Yahudi untuk menghalangi umat Islam dalam meramaikan

masjid.

14. Perkataan mereka mengenai “Tuhan memiliki anak”.

15. Kesepakatan mereka untuk tidak beriman kepada nabi Muhammad,

mereka menginginkan Allah langsung berbicara kepada mereka.

Pembahasan ini kemudian diakhiri dengan keinginan mereka

(Yahudi) agar Nabi Muhammad berpaling dan mengikuti ajaran mereka.

Bagaimana mungkin nabi Muhammad mengikuti hawa nafsu mereka,

padahal ahli-ahli ilmu di antara mereka (Yahudi) yang selalu membaca

dan mengimani kitabnya (taurat) mempercayai dan mengimani kebenaran

nabi Muhammad dan kebenaran kitab suci al-Qur‟an.

بى انز حك زه انكزبة آر ر أنئك رل إي ث ي كفش ث

ى فأنئك () انخبصش

Muslim klasik periode nabi Ibrahim (122-134)

Urusan dakwah yang dilakukan Allah sama seperti orang yang ingin

bercocok tanam (petani) atau seperti orang tukang bangunan. Kebiasaan

petani sebelum menanam benih tumbuhan, terlebih dahulu memeriksa

kondisi tanah, membersihkan, dan mencabut atau membuang sesuatu yang

berbahaya atau menghambat pertumbuhan benih-benih tersebut. Sama

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

65

seperti tukang bangunan yang lebih dulu menyiapkan pondamen atau

pondasi yang kokoh sebelum membangun sebuah rumah. Demikian juga

mengenai surat al-Baqarah ini, setelah membersihkan kebatilan-kebatilan

untuk memperkuat pondasi keimanan baru kemudian menanamkan

kebenaran.

Pada bagian sebelumnya diakhiri dengan pernyataan bahwa di antara

kaum Yahudi terdapat orang-orang yang beriman disebabkan mereka

sungguh-sungguh dalam membaca kitab tauratnya. Pernyataan inilah yang

mengisyaratkan adanya orang-orang muslim zaman dulu. Selain itu dalam

pembahasan lalu disebutkan pembagian Yahudi menjadi dua, yaitu Yahudi

klasik dan Yahudi modern. Maka pada pembahasan ini juga akan dibahas

mengenai umat islam menjadi dua bagian yaitu muslim klasik dan modern.

Di sinilah letak munasabah dari cerita-cerita sebelumnya.

Pada pembahasan ini diawali dengan ayat:

أ فض كى ذ عه ع انز أ ز هزكى عه ب ث ئصشائم اركشا ع

انعبن

Ayat ini mirip seperti ayat sebelumnya yang ditujukan kepada Yahudi

klasik. Oleh karena itu pantaslah kalau pembahasan ini merupakan lawan

dari Yahudi klasik, yaitu muslim klasik. Pada bagian ini sebenarnya juga

berisi ajakan kepada kaum Yahudi untuk memeluk islam. Akan tetapi

menggunakan gaya bahasa yang berbeda. Pada bagian ini tidak memuat

perintah-perintah atau ajakan-ajakan sebagaimana pembahasan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

66

sebelumnya. Melainkan berisi cerita leluhur mereka nabi Ibrahim dan anak

cucunya, tiada lain untuk menjelaskan atau mengingatkan mereka

(Yahudi) bahwa leluhur mereka berserah diri kepada Allah Tuhan semesta

alam (اإلصلو هلل سة انعبن). Selain itu, pada bagian ini menceritakan bahwa

nabi Ibrahim pernah memohon kepada Allah agar menjadikan seorang

pemimpin dari keluarga Ibrahim, kemudian perihal pembangunan ka‟bah

bersama putranya Ismail juga diceritakan pada bagian ini.

Pada bagian ini sebenarnya merupakan penegasan bahwa Nabi

Muhammad itu masih memiliki hubungan nasab dengan Nabi Ibrahim,

bahkan juga memiliki hubungan misi kenabian yaitu islam. Hal ini

sebenarnya sudah diketahui oleh kaum Yahudi, hanya saja mereka sengaja

menyembunyikan kebenarannya dan melupakan wasiat-wasiat leluhurnya.

Muslim modern (135-162)

Setelah membicarakan tentang muslim klasik, saatnya melanjutkan

pembahasan mengenai muslim modern. Di sini akan dijelaskan hubungan

muslim modern dengan muslim klasik. Hubungan itu terletak pada

kesamaan “millah” mereka. Selain itu, pada bagian ini juga terdapat cerita

mengenai orang-orang Yahudi yang selalu menghalangi muslim modern

untuk mengikuti “millah” tersebut.

Pada pembahasan ini, kaum Yahudi mengajak kepada muslim modern

untuk mengikuti Yahudi dan nasrani (كا دا ا صبس). Ajakan ini

ditolak oleh kaum muslim, kaum muslim lebih memilih untuk mengikuti

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

67

“millah” Ibrahim, karena “millah” itu merupakan ajaran yang lurus.

Berkaitan dengan “millah” tersebut tentu Yahudi tahu bahwa inti “millah”

tersebut adalah iman kepada Allah dan iman kepada Nabi-Nabi serta kitab-

kitabNya tanpa membedakan salah satu di antara mereka. Penolakan kaum

muslim pukulan keras bagi kaum Yahudi, karena Yahudi mengetahui

bahwa ajaran Islam pada hakikatnya sama dengan isi kitab Taurat mereka.

Sampai kapanpun agama Islam sulit bisa dimusnahkan oleh Yahudi karena

sejatinya, agama Islam ini sama dengan ajaran mereka hanya saja mereka

(Yahudi) menyembunyikan kebenaran fakta itu.

Kemudian bagian ini juga membahas mengenai kiblat Ka‟bah dan

juga bukit sofa dan marwah. Dalam hal ka‟bah, orang-orang Yahudi

mempersoalkan perpindahan kiblat muslim dari Baitul Maqdis menuju

Ka‟bah, hal itu dianggap perbuatan yang mengada-ada. Permasalahan ini

dijawab oleh nabi Muhammad dengan firman Allah bahwa timur dan barat

adalah milik Allah.

ب لم هلل ى انز كبا عه لجهز ى ع ال انبس يب فبء ي صمل انض

شبء ئن صشاط يضزمى ) ذ ي غشة ان ششق (ان

‚orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata:

apakah yang memalingkan mereka dari kiblatnya yang dahulu mereka

telah berkiblat kepadanya? Katakanlah: Kepunyaan Allahlah timur dan

barat Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya ke jalan

yang lurus‛17

17

DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,36.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

68

Permasalahan pemindahan kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka‟bah ini

menjadi ujian keimanan bagi umat Nabi Muhammad untuk mengetahui

orang-orang yang tetap patuh dan orang-orang yang berpaling.

Permasalahan ini akan terus dijadikan bahan perdebatan oleh Yahudi, akan

tetapi semuanya jelas, bahwa kemanapun menghadap, semua ditentukan

oleh perintah Allah yang difirmankan kepada Nabi Muhammad.

Demikianlah tahap demi tahap yang diceritakan pada tujuan kedua

ini. Memang sebelum memasuki pembahasan inti dari ajaran islam lebih

dulu surat ini menceritakan kebenaran islam dan orang-orang yang

memusuhinya. Kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh musuh-musuh

Islam dan perdebatan-perdebatan yang mereka gencarkan kepada umat

Islam, semua ini disebutkan untuk membuka hati manusia agar bisa

menilai sejarah yang pernah terjadi antara Yahudi dan Muhammad.

Sebagaimana disebutkan pada awal pembahasan, bahwa seorang petani

sebelum menanam benih terlebih dahulu mengoreksi tanah yang akan

ditempati. Setelah tanah itu bersih dari sesuatu yang membahayakan dan

bisa menghambat pertumbuhan benih lalu siaplah kiranya benih itu untuk

ditanam. Pentingnya melihat kondisi tanah sebelum menanam seperti

halnya memeriksa kondisi pondasi rumah sebelum meneruskan

bangunannya. Bagusnya tanah serta pondasi rumah menentukan kokohnya

tumbuhan dan rumah tersebut.

Pintu masuk menuju bagian tujuan ketiga (163-177)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

69

Lebih dari sepuluh ayat pada bagian ini bagaikan lorong yang

menghubungkan antara pintu dengan rumah (ruang inti), kira-kira tiga

langkah lagi sudah bisa sampai ke rumah (ruang inti). Langkah pertama

berisi tentang penegasan ke-Esaan Allah swt, langkah kedua penegasan

Allah satu-satunya yang harus ditaati, dan langkah ketiga berisi garis besar

perintah-perintah yang harus ditaati.

(langkah pertama: ke-Esaan Allah swt.)

Pada pembahasan sebelumnya, yaitu perihal menghadap ka‟bah dan

sa‟i sofa marwah telah menjadi bahan perdebatan, bahkan ibadah

menghadap ke ka‟bah, thowaf, dan sa‟i antara shofa dan marwah

diserupakan dengan praktek penyembahan benda-benda. Memang sejarah

mengatakan bahwa sebelum Fathu Makkah, Ka‟bah dan sekelilingnya

dipenuhi patung-patung yang disembah masyarakat Arab Jahiliyah. Oleh

karena itu pintu masuk menuju “tujuan ketiga” ini menjadi sangat urgen

untuk meluruskan dan membantah anggapan-anggapan tersebut.

Pada bagian ini menegaskan bahwa yang dimaksud oleh Islam bukan

menghadapkan hati kepada kapada batu (ka‟bah) tersebut, atau adanya

Ka‟bah dijadikan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah, lebih-

lebih ingin mendapatkan rahmat dan syafaat dari (ka‟bah) tersebut.

Menghadap ke Ka‟bah ini tiada lain hanya untuk melaksanakan perintah

Allah, sebagaimana hal ini juga sudah dita‟ati oleh orang-orang sholeh

sebelumnya (Muslim Klasik). Dengan mengetahui ini, umat Islam akan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

70

lebih tenang dalam melakukan ibadahnya bahkan lebih mantap dalam

mengikuti jejak pendahulunya. Ka‟bah bukanlah sesuatu yang disembah,

karena tidak ada yang patut disembah kecuali Dia Yang Maha Pemurah

lagi Maha Penyayang.

ح انش احذ ال ئن ئال ئنكى ئن حى ) (انش

“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan

Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”18

Langkah pertama ini merupakan hal yang harus dipegang sebelum

memasuki ruang inti dari dari ajaran-ajaran dan syari‟at islam. Sehingga

segala sesuatu yang kita lakukan semata-semata diniatkan untuk

memenuhi perintah Allah SWT.

(Langkah Kedua: hanya Allah yang harus ditaati).

Masalah ini merupakan rukun tauhid dalam Islam. Sebagaimana yang

juga menjadi bagian dari rukun tauhid adalah tidak menunjukan niat dalam

ibadah selain kepada Allah yang mengatur seluruh alam raya ini.

Demikian juga yang menjadi pokok tauhid adalah menjadikan Allah

sebagai hakim dari semua perbuatan manusia. Dengan kata lain, semua

hukum dan keputusan mengenai tingkah laku manusia harus dikembalikan

kepada Allah. Kehalalan dan keharaman sesuatu harus merujuk kepada

ketentuan Allah.

18

DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,40.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

71

طب اد انش ال رزجعا خط ب ف السض حلالا طجاب ب انبس كها ي ب أ

نك )ئ يج (1انجمشح: ى عذ

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang

terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan,

karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”19

Pada langkah kedua ini mengisyaratkan kepada manusia akan nikmat-

nikmat Allah dan kasih sayang Allah yang sempurna. Kasih sayangNya

tergambar dalam kemudahan hukum-hukumNya yang sesuai dengan fitrah

manusia. Salah satu kemudahanNya adalah dihalalkannya semua makanan

yang baik dan bermanfaat bagi manusia dengan mengecualikan empat hal

saja, itupun sesuatu yang memang berbahaya dan tidak baik bagi manusia.

Karena kasih sayangNya, empat hal yang diharamkan itu masih boleh

dikonsumsi apabila berada dalam kondisi yang sangat mendesak dengan

syarat sesuai batas keperluan. Allah menunjukkan manusia ke jalan yang

benar. Tidakkah Dia pantas untuk dita‟ati dan diikuti?

Pada akhir langkah kedua ini dijelaskan mengenai hukuman bagi

orang-orang yang mengganti ketentuan-ketentuan Allah ini bahkan orang-

orang tersebut mengambil keuntungan dari perbuatan itu. Dikisahkan

dalam ayat terakhir ini bahwa mereka memakan api dalam perutnya dan

pada hari kiamat Allah tidak akan menyucikan mereka.

19

DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,41.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

72

ي زل للا يب أ كز انز اب لهلا أنئك يب ئ ث ث شزش انكزبة

نى ى ال زك و انمبيخ ى للا ال كه ى ئال انبس ف ثط أكه

(7انجمشح: عزاة أنى )

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah

diturunkan Allah, yaitu al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang

sedikit, mereka itu sebenarnya tidak memakan ke dalam perutnya

melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari

kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat

pedih”20

Langkah kedua yg berbicara halal-haram ini seakan mengabarkan

bahwa pembahasan syari‟at yang merupakan “tujuan ketiga” dari surat ini

sudah semakin dekat.

Secara historis, pembahasan mengenai syari‟at-yang akan dibahas

pada “tujuan ketiga” nanti-masih memiliki hubungan dengan masalah

akidah pada awal pembahasan. Pada zaman jahiliyah, kemusyrikan-

kemusyrikan yang dilakukan dalam ibadah pada akhirnya melebar dan

merasuki domain-domain syariat. Mereka mulai menghalalkan yang haram

dan mengharamkan yang halal sesuai kehendak nafsu mereka. Memang

permasalahan halal dan haram ini merupakan permasalahan awal dalam

hal syari‟at yang dilakukan kaum jahiliyah, itu sebabnya masalah pertama

yang dibahas setelah kesyirikan adalah bab halal haram. Kebanyakan

pembahasan mengenai halal-haram itu didahului oleh kesyirikan dalam

ibadah, dengan kata lain setelah menyekutukan Allah mereka

20

DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,42.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

73

menyekutukan syari‟atNya. Semua ini tergambar dalam surat-surat

makiyah seperti: al-An‟am, al-A‟rof, Yunus, al-Nahl dan lain sebagainya.

(Langkah Ketiga: Garis Besar Perintah-Perintah Yang Harus Ditaati)

Pembahasan mengenai syari‟at sudah semakin dekat, setelah bekal

aqidah cukup kokoh maka saatnya menanamkan syari‟at, sehingga syari‟at

yang dijalankan berdiri pada aqidah yang benar. Pada langkah ketiga ini

akan dijelaskan mengenai munasabah dengan pembahasan–pembahasan

sebelumnya. Paling tidak ada tiga hal yaitu:

1. Perhatikan perpindahan yang sangat baik dari tujuan kedua menuju tujuan

ketiga. Secara lafadz dua tujuan ini memiliki hubungan, tapi secara konten

maka kedua tujuan tersebut merupakan pembahasan yang berbeda. Kalau

ditinjau secara lafadznya maka perpindahan ini ibarat meletakkan kaki kiri

pada akhir “tujuan kedua” dan kaki kanannya berada pada awal tujuan

ketiga. Akan tetapi kalau ditinjau dari makna dan kandungannya maka

seakan kedua kaki itu serentak meloncat pada tujuan ketiga.

ان ثبهلل آي انجش ي نك غشة ان ششق جكى لجم ان ا ن ر ش انجش أ و ن

ر بل عه حج آر ان انج انكزبة لئكخ ان خش انزبي ا انمشث

ف ان كبح آر انز لح ألبو انص لبة ف انش بئه انض انضجم اث ضبك ان

انجأس أنئك انز ح اء ش انض ف انجأصبء بثش انص ى ئرا عبذا ذ ثع

( زم أنئك ى ان (77انجمشح: صذلا

“Bukanlah menghadapkan wajahmu kea rah timur dan barat itu suatu

kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada

Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

74

memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,

orang-orang miskin, musafir dan orang-orang yang meminta-minta, dan

memerdekakan hamba sahanya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat,

dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-

orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.

Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-

orang yang bertakwa”21

Ayat di atas mengisyaratkan bahwa masalah menghadap arah dalam

melaksanakan ibadah bukan inti dari kebaikan seluruhnya. Masalah

menghadap qiblat ini hanyalah satu dari keseluruhan perintah-perintah

Allah. Oleh karena itu seharusnya orang-orang Yahudi tidak hanya

mempermasalahkan dan menyerang masalah kiblat ini. Kebaikan ( الب)

yang sesungguhnya itu mencakup segala perintah Allah seperti, amaliyah,

mu‟amalah, ibadah, akhlaq, dan lain-lain.

2. Perhatikan perincian al-birr ( الب) yang disebutkan dalam ayat tersebut.

Dalam perinciannya, kandungan kata al-birr ( الب) diungkapkan secara

bertahap mulai dari yang global hingga meruncing kepada sesuatu yang

rinci. Hal ini sama seperti kita menulis daftar isi buku, yang pertama

tentang iman dan yang kedua tentang syari‟at.

و ان ثبهلل آي انجش ي نك بل عه آر ان انج انكزبة لئكخ ان خش ا

ألبو لبة ف انش بئه انض جم انض اث ضبك ان انزبي انمشث ر حج

كبح آر انز لح (77.. )انص

akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, hari

kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta

21

DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,43.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

75

yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang

miskin, musafir dan orang-orang yang meminta-minta, dan memerdekakan

hamba sahanya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat…22

3. Perhatikan penyebutan rukun iman tersebut, yaitu; iman kepada Allah dan

hari akhir dan dilanjutkan dengan penengah (اناصطخ) yaitu iman kepada

malaikat, kitab, dan nabi. Semua ini menunjukkan keteraturan, dimulai

dari malaikat pembawa wahyu, dan kitab yang merupakan wahyu itu

sendiri, kemudian Nabi yang menjadi tempat turunnya wahyu. Di sinilah

letak keterkaitan antara pembahasan lalu (Aqidah) dengan pembahasan

Syari‟at.

C. Tujuan Ketiga: Syariat Islam (178-283).

Setelah meletakkan batu pondamen pada pondasi rumah, maka

selanjutnya meneruskan bangunan dan membangun tembok-tembok

bagian dalam. Dengan kata lain, setelah selesai mengokohkan serta dan

memperbaiki akidah sebagai ruh serta pondasi dari agama Islam ini, maka

saatnya melanjutkan pada pembahasan syari‟at sebagai tembok atau

bangunan luar dari agama Islam ini.

Pada akhir ayat sebelumnya (ayat 177) telah dijelaskan mengenai

sabar dalam kesempitan, sabar dalam penderitaan , dan sabar dalam

peperangan. Pembahasan mengenai sabar ini akan di bahas di sini karena

masih memiliki keterkaitan dengan ayat-ayat selanjutnya.

22

DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,43.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

76

(Sabar Dalam Peperangan)

Maksud dari sabar dalam peperangan ini bukan dikarenakan luka atau

cidera sebab peperangan. Karena sabar dalam peperangan itu bisa berarti

penyerahan diri (صهج اصزضلي). Bukan juga sabar dalam penyerangan atau

perlawanan dalam perang, karena hal itu sudah menjadi keharusan dalam

berperang. maksud dari sabar dalam peperangan pada konteks ini adalah

sabar memerangi hawa nafsu. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis:

نش انشذذ ثبنصشعخ نك انز هك فض عذ انغضت

“orang hebat itu bukan karena kekuatan ototnya melainkan

kemampuannya dalam menahan dirinya ketika marah”

(Sabar Dalam Penderitaan)

Maksud “sabar” dalam penderitaan ini bukanlah sabar terhadap

penderitaan penyakit. Akan tetapi sabar dari haus dan lapar dalam

menjalankan perintah Allah, dan juga sabar dalam berpuasa, berpuasa pada

waktu tertentu dari sebagian makanan halal dan berpuasa penuh

(selamanya) dari makanan haram.

لجهكى نعه ي ب كزت عه انز بو ك كى انص آيا كزت عه ب انز ب أ كى رزم

(1انجمشح: )

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

77

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu

bertakwa”23

)Sabar Dalam Kesempitan(

Maksudnya bukan sabar dalam kekurangan harta atau kemiskinan,

akan tetapi sabar dalam mengorbankan harta di jalan Allah. Kalau kita

perhatikan ayatnya maka kalimat ( راء اء ونالض sangatlah tersusun, yaitu (ف البنأسن

sabar dalam jihad nafs kemudian sabar dalam jihad harta, jihad harta ini

sebagaimana yang disebutkan dalam ayat selanjutnya yaitu ayat 189-202.

رأرا انجد ي ش انجش ثأ ن انحج الذ نهبس ي هخ لم ال ضأنك ع

ن ظسب نعهكى رفهح ارما للا اثب أث أرا انجد ي ارم انجش ي ك

(11انجمشح: )

“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: Bulan sabit

itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan bagi ibadat haji, Dan

bukanlah kebaktian memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi

kebaktian itu ialah kebaktian orang yng bertakwa dan masuklah ke rumah-

rumah itu dari pintu-pintunya dan bertakwalah kepada Allah agar kamu

beruntung”24

Itu sebabnya ayat sebelumnya tentang puasa sangat berkaitan dengan ayat

189 ini yang menjelaskan tentang bulan sebagai alat bantu dalam

menjalankan puasa dan haji.

Istijma>mat (استجمامة) ayat 204-214

23

DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,44. 24

DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,46.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

78

Pada bagian ini berisi pesan umum untuk menguatkan atau

memantapkan terhadap apa yang sudah diperoleh pada pembahasan-

pembahasan sebelumnya. Dengan kata lain, bagian ini berfungsi sebagai

pesan dan motivasi untuk memijakkan kaki menuju pembahasan

selanjutnya. Pada bagian istijmamah ini merupakan waktu istirahat dari

perjalanan panjang yang sudah dilalui. Istirahat sambil mendengarkan

beberapa pesan yang akan diungkapkan pada bagian ini.

Pada akhir pembahasan sebelumnya yaitu ayat 200-202, disebutkan

mengenai pembagian manusia ditinjau dari harapannya. Pertama, orang

yang hanya menginginkan kebaikan di dunia dan kedua, orang yang

mengharapkan kebaikan di dunia dan akhirat. Nah, pada bagian ini

dijelaskan mengenai perangai kedua tipe orang tersebut. Perangai tipe

orang yang hanya menginginkan dunia dan perangai tipe orang yang

mengharapkan kebaikan di dunia dan akhirat.

خلق ) خشح ي يب ن ف ا ب ب آرب ف انذ مل سث انبس ي ى ...ف ي )

لب عزا خشح حضخا ف ا ب حضخا ب آرب ف انذ مل سث (ة انبس )ي

)انجمشح(

“maka diantara manusia ada orang yang mendo‟a Ya Tuhan kami, berilah

kami kebaikan di dunia, dan tiadalah baginya bahagian yang

menyenangkan di akhirat (200) dan di antara mereka ada orang yang

mendo‟a: Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di

akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”25

25

DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,49.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

79

Setelah menjelaskan perangai orang-orang tersebut, berpindahlah

kepada nasehat-nasehat untuk orang-orang beriman. Agar membersihkan

jiwanya dari hawa nafsu dan mematuhi semua perintah-perintah Allah

tanpa membeda-bedakannya, kemudian mengingatkan untuk tidak

menyimpang. Selain itu, Allah akan memulyakan orang-orang yang sabar

dalam mengerjakan perintahnya dan memberi contoh kepada mereka

dengan kisah-kisah pendahulunya yaitu salafussholih (muslim klasik).

Demikianlah pesan-pesan umum yang disampaikan pada bagian ini.

Pembahasan selanjutnya mengenai hal-hal yang dicakup oleh kata

.pada pembahasan sebelumnya, yaitu: al-wafa, al-Uhud, dan al-Uqud (انجش )

Pembahasan yang diprioritaskan dalam hal ini adalah al-Uqud atau akad

nikah, karena keluarga merupakan pangkal dari masyarakat, dan

masyarakat merupakan cikal bakal terbentuknya sebuah bangsa.

Coba perhatikan, betapa serasinya ketika pembahasan kali ini di awali

dengan membangun keluarga yang terdapat dalam ayat 223. bukankah

keluarga adalah hal pertama yang harus dibangun sebelum membangun

masyarakat. Kemudian dilarangnya bersumpah dalam menjalankan hak

suci ini (pernikahan), entah sebagai alat untuk menolak kebaikan atau

memutus perintah Allah. Kemudian dikaitkan dengan hukum illa‟, hukum

talak (ayat 228). Pembahasan mengenai keluarga seperti iddah, rujuk,

khulu’, rodo’ah, istirdo’, khitbah, dan shodaqoh dibahas pada bagian ini

hingga ayat 237.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

80

Kemudian berpindah kepembahasan lain yaitu ayat 238-276.

Pembahasan ini di awali dengan kalimat;

( لبز ليا هلل صط لح ان انص اد ه (1انجمشح:حبفظا عه انص

“Periharalah segala shalatmu dan peliharalah shalat wusthaa. Berdirilah

untuk Allah dalam shalatmu dengan khusyu‟”26

Setelah membahas hak-hak dan kewajiban-kewajiban keluarga yang cukup

menyibukkan kini saatnya mulai intropeksi diri mencari ketenangan dan

kemuliaan. Dengan kata lain janganlah menyibukkan diri dengan hak-hak

keluarga karna ada hak-hak yang lebih penting yaitu hak-hak Allah SWT.

Itu sebabnya pada akhir ayat sebelumnya (ayat 237) tertulis ( ضلن وا الفن ونلن ت ننسن

ننكم janganlah kalian melupakan sesuatu yang utama”, keutamaan itu“ (ب ني

adalah “shalat”. Shalat yang disebut pada bagian ini masih memiliki kaitan

dengan pembahasan jihad sebelumnya. Karena hakikatnya, shalat yang

diperintah di sini diberikan kepada para mujahid dalam peperangan. Ayat

ini memerintah shalat walaupun dalam keadaan perang, tidak ada rukshoh

(keringanan) untuk meninggalkannya, rukshoh itu hanya terdapat pada

cara-cara melakukannya.

سكجباب ...) خفزى فشجبالا أ (1انجمشح:فا

26

DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,58.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

81

“Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan

atau berkendaraan.”27

Selain itu, dilanjutkan mengenai keluarga yang suaminya terbunuh

dalam perang yang dibahas pada ayat 240-242. Tentang seseorang yang

takut mati dalam perang dibahas dalam ayat 243, dan juga rasa takut kalah

dalam peperangan dibahas dalam ayat 246-253.

Setelah ruh mereka (muslim) dibekali dengan tambahan taqwa

(sholat), maka jihad harta dan jiwa akan lebih mudah dan ringan untuk

dilaksanakan (ayat 244-245). Selain itu, mereka juga diberi motivasi

dengan cerita dahulu tentang jihad dan pengorbanan (ayat 246-253).

Sedangkan masalah jihad harta dijelaskan dalam ayat 245. Ajakan untuk

berjihad harta ini disampaikan dengan tegas pada ayat 254-260 dan ajakan

berjihad harta ini juga disampaikan dengan halus pada ayat 261,

selanjutnya cara-cara dalam berjihad harta ini disampaikan pada ayat 262-

273.

Pada pembahasan jihad harta atau menafkahkan harta di jalan Allah

dikaitkan selanjutnya dengan pembahasan riba, tujuannya adalah sebagai

peringatan agar menjauhinya dalam masalah harta. Dalam hal ini, al-

Qur‟an menjadi dengan berpesan agar kita tidak menganiaya dan tidak

pula dianiaya, selain itu, ayat 280-281 menjadi jalan tengah untuk

menjauhi kita dari perbuatan riba. Masih berkaitan dengan harta, pada ayat

27

Ibid, 59.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

82

selanjutnya (283-283) merupakan pengajaran untuk mencatat (dokumen

administrasi) dalam mengurusi keuangan sehingga keuangan ini menjadi

teratur. Demikianlah pembahasan ini ditutup dengan asas dalam

bermu‟amalah yaitu jujur dan amanah.

ا انشبدح...) ال ركز سث نزك للا أيبز (1انجمشح:...فهإد انز اؤر

“maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya)

dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah kamu

para saksi menyembunyikan persaksian”28

D. Tujuan Keempat: Orang yang menghalangi muslim dalam

menjalankan syariat (284).

Setelah selesai membahas pokok-pokok syariat, maka untuk

sementara, pembahasan yang telah dilalui adalah; 1. Hakikat Iman, 2.

Syariat Islam, apakah pembahasan yang telah dilalui ini sudah lengkap?

Sebagaimana yang sudah diketahui dalam agama Islam, pembahasan

mengenai Iman, Islam, dirasa kurang lengkap tanpa diakhiri oleh Ihsan.

Oleh karena itu, dalam Tujuan keempat ini berisi tentang pokok dari ihsan.

Pokok ihsan adalah beribadah kepada Allah seakan melihat Allah, dan

kalau tidak mampu demikian maka beribadahlah seakan dilihat oleh Allah.

رخف فضكى أ رجذا يب ف أ ئ ...(... للا (1انجمشح:حبصجكى ث

28

DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,71.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

83

“jika kamu melahirkan isi hatimu atau menyembunyikannya, niscaya

Allah akan membuat perhitungan denganmu”29

III. Penutup (خاتمة): Tentang Orang-Orang Yang Memeluk Islam Dan

Harapan Mereka: 285-286.

Pembahasan yang sudah dilalui telah mencakup pokok-pokok agama

yaitu; Iman, Islam, dan Ihsan. Sekarang saatnya menutup dan mengakhiri

pembahasan panjang surat al-Baqarah ini. Bagaimana surat ini menutup

pembahasannya? Sebelum dilanjutkan mari mengingatkembali 5 ayat

pembukaan surat ini. Di sana dijelaskan bahwa orang-orang yang beriman

akan mendapatkan keuntungan dari Allah. Oleh karena yang patut

ditanyakan adalah, “adakah yang mengikuti petunjuk al-Qur‟an tersebut?

dan seberapa keuntungan tersebut?”. Penutup surat ini akan menjawab

pertanyaan tersebut, sehinggan nampaklah bahwa awal dan akhir surat ini

sangat memiliki keterkaitan.

Ayat 285 menyatakan bahwa orang-orang yang mendapat petunjuk al-

Qur‟an itu adalah Rasulullah Muhammad SAW dan umat-umatnya yang

beriman.

س كزج يلئكز ثبهلل كم آي إي ان سث ي زل ئن ب أ صل ث انش ال آي صه

صش ) ك ان ئن ب أطعب غفشاك سث عب لبنا ص سصه أحذ ي ق ث (1فش

“Rasul telah beriman kepada al-Qur‟an yang diturunkan kepadanya dari

Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman

kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, dan rasul-rasulNya.

Mereka mengatakan: Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun

29

DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,71.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

84

dari rasul-rasulNya. Dan mereka mengatakan: Kami dengar dan kami

ta‟at. Mereka berdoa: Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada

Engkaulah tempat kembali”30

Kemudian ayat 286 menyatakan bahwa mereka akan mendapatkan

pahala dari apa yang telah diusahakan di dunia dan akan mendapat siksa

dari kejahatan yang dilakukan di dunia. Karena kekhawatiran ini mereka

semua mengangkat tangan lalu berdo‟a Rabbana…Rabbana…Rabbana…

ب ال رإاخزب ئ ... ب يب اكزضجذ سث عه م نب يب كضجذ ال رح ب أخطأب سث ضب أ

اع هب يب ال طبلخ نب ث ال رح ب لجهب سث ي هز عه انز ب ح ا ك ب ئصشا ف عه

صشب عه الب فب ذ ي ب أ اسح اغفش نب )عب و انكبفش (1انم

“…ia mendapat pahala dari kebajikan yang diusahakannya dai ia

mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya. Ya Tuhan kami,

janganlah hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Ya Tuhan kami,

janganlah bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau

bebankan kepada orang-orang sebelum kami, janganlah pikulkan kepada

kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami,

ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka

tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”31

30

DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,72. 31

Ibid.