bab iii biografi darraz a. riwayat hidupdigilib.uinsby.ac.id/4468/5/bab 3.pdfbab iii biografi darraz...
TRANSCRIPT
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB III
BIOGRAFI DARRAZ
A. Riwayat hidup
Nama lengkap Darraz adalah Muhammad Abdullah Darraz atau
(Dirraz)1 lahir di Mahallah Diyay-Kufr al-Shaikh-Mesir pada 8 November
1894 M.2 Ia tumbuh dan berkembang di dalam keluarga yang wara’,
berakhlaq, dan berpendidikan.3 Ia merupakan putra dari Shaikh Abdullah
Darraz seorang ulama Mesir, dikenal sebagai pakar fikih dan bahasa yang
pernah mensharah} kitab al-Muwa>faqa>t karya Imam al-Sha>t}iby.4
Ia memulai riwayat pendidikannya di Ma’had al-Iskandariyyat al-
Diny pada tahun 1905 M. Setelah berlangsung kira-kira 7 tahun di
lembaga itu, ia berhasil memperoleh ijazah sekolah menengahnya pada
umur 18 tahun yaitu sekitar tahun 1912 M. Empat tahun kemudian, pada
umur 22 tahun yaitu sekitar tahun 1916 M ia berhasil menyelesaikan
sekolah tingkat atas.5 Ia terus melanjutkan pendidikannya di al-Azhar
Mesir hingga ia diangkat menjadi Dosen Tafsir di Fakultas Ushuluddin al-
Azhar. kemudian pada akhirnya ia meneruskan program doktoralnya di
Universitas Sorbonne, Paris, Prancis. Di Sorbonne inilah ia banyak
beriteraksi dengan para orientalist seperti; Levi Provencal, dan Louis
Massignon.
1 Khairuddin al-Zirikly, al-A’la>m (Beirut: Da>r al-‘Ilm li al-Mala>yi>n, 2002), Juz 6, 246.
2 Abdullah Darra>z, al-Naba’ al-‘Azi}>m (Qatar: Da>r al-Thaqa>fat, 1985), 6.
3 Muhammad Rajab al-Bayyu>my, al-Nahd{at al-Isla>miyat fi Siyar A’la>miha al-Mu’a>s}iri>n, (Beirut:
al-Da>r al-Sha>miyat, 1995), 242. 4 Abdullah Darra>z, al-Naba’ al-‘Azi}>m …, 6.
5 Ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
42
Dalam menyelesaikan program doktoralnya ia mampu lulus dengan dua
disertasi sekaligus yang berjudul al-Ta’ri>f bi al-Qur’a>n, dan al-Akhla>q fi
al-Qur’a>n. Sehingga ia lulus dengan memperoleh predikat mumtaz pada
tahun 1947 M.
Jauh sebelum perjalanannya ke Universitas Sorbonne, ia sudah cukup
menguasai bahasa Prancis. Karena, setelah menyelesaikan sekolah tingkat
atas, ia memang mencurahkan waktunya untuk mendalami bahasa
perancis. Keinginan untuk mendalami bahasa perancis bukan semata-mata
sebagai pengetahuan saja melainkan ingin dimanfaatkan untuk
mengimbangi serta melawan serangan perancis kala itu. Karena, waktu itu-
ketika ia memasuki umur 23-terjadilah pergolakan politik dan militer
antara Perancis dan Mesir. Serangan penjajah Perancis yang dimulai tahun
1798 berada di bawah kekuasaan Kaisar Napoleon Bonaparte membuat ia
merasa perlu untuk menguasai bahasa penjajah tanah airnya. Setelah ia
mampu menggunakan bahasa Perancis, serangan-serangan yang berupa
tulisan mulai digencarkan. Dengan penguasaan bahasa Perancis itu, ia
mampu menyelesaikan masalah-masalah yang ada di negerinya berkaitan
dengan pergolakan politik dan Militer Perancis. Tulisan-tulisannya dimuat
di surat kabar yang bernama “al-Than”.
Sepulangnya dari Universitas Sorbonne, Darraz mengisi hari-harinya
dengan mengajar beberapa mata kuliah seperti; sejarah agama-agama,
Tafsir, Bahasa Arab, dan Filsafat Akhlaq di Universitas al-Azhar. Lalu ia
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
43
pun menerima kehormatan sebagai anggota asosiasi profesor-profesor
pada tahun 1949.
Pada bulan Januari tahun 1957, Ia menghadiri muktamar islam
Internasional dengan tema ”Mauqif al-Isla>m min al-Adya>n al-Ukhra> wa
’Ala>qatuhu biha>‛ di kota Lahore, Pakistan. Dalam muktamar tersebut tiba-
tiba ia menghembuskan nafas terakhirnya.6
B. Karya-karyanya
1. Al-Ta’ri>f bi al-Qur’a>n, sebuah karya disertasi pertama dalam
bidang ’ulu>m al-Qur’a>n yang khusus ia tulis dalam bahasa
Perancis, dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa arab.
2. Al-Akhla>q fi al-Qur’a>n
3. Al-Di>n Buh}u>s} Mumahhadah li Dira>sah Ta>ri>kh al-Adya>n (agama;
sebuah pengantar menuju kajian sejarah agama-agama), adalah
sebuah karya yang mengkaji agama-agama di dunia dari sudut
historis.
4. Al-Naba> al-‘Az}i>m Dira>sa>t fi al-Qura>n (berita yang agung; kajian-
kajian atas al-Quran). Dalam karya ini ia membahas al-Quran
dengan pendekatan dan teori-teori yang relatif baru.
5. Ashl al-Isla>m
6. Al-Riba> fi Nas}hr al-Qa>nu>n al-Isla>mi>
7. Maba>di> al-Qa>nu>n al-Duwali> al-’A>m fi al-Isla>m
8. Ra’y al-Isla>m fi al-Qita>l,
6 Muhammad Rajab al-Bayyu>my, al-Nahd{at al-Isla>miyat…, 245.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
44
9. Al-’Iba>da>t: al-Shala>t-al-Zaka>t-al-Shaum-al-Hajj,
10. Bayn al-Mitsa>liyyah wa al-Wa>qi’iyyah merupakan salah satu
karyanya dalam bidang filsafat. Dalam karya ini ia ingin
membahas dan membedakan antara filsafat idealisme dan realisme
11. Al-Mas’u>liyyah fi al-Isla>m,
12. Al-Azha>r al-Ja<mi’ah al-Qadi>mah wa al-Hadi>t}sah
13. Kalima>t fi Maba>di> al-Falsafah wa al-Akhla>q,
14. Majmu>’ah Aha>di>t }s Iz}a>’iyyah fi al-Di>n wa al-Akhla>q.
15. Al-Madkha>l ila al-Qur’a>n al-Kari>m
C. Kitab al-Naba’ al-‘Az}i>m
Nama lengkap dari kitab ini adalah al-Naba’ al-‘Az}i>m: Naz}ra>t Jadi>dat
fi al-Qur’a>n (Berita Besar: Paradigma Baru Tentang al-Qur‟an). Kitab ini
berisi sekitar 216 halaman. Kitab ini membahas beberapa kajian tentang
al-Qur‟an yang kemudian diakhiri dengan penafsiran surat al-Baqarah.
Pembahasan-pembahasan yang dicakup oleh kitab ini diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Makna etimologis Qur’a>n dan Kita>b
2. Rahasia penggunaan nama Qur’a>n dan Kita>b sekaligus
3. Rahasia otentisitas al-Qur‟an yang terus terjaga.
4. Perbedaan al-Qur‟an dengan Hadith Qudsi.
5. Al-Qur‟an bukanlah klaim Muhammad melainkan ketetapan
yang bersumber dari Allah.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
45
6. Al-Qur‟an yang disampaikan Muhammad pasti dari seorang
guru yang memiliki ilmu. Kebodohan bukanlah sumber ilmu.
7. Pembahasan wahyu dan korelasinya dengan sumber al-Qur‟an
8. Esensi al-Qur‟an dari hakikat sumbernya
9. Aspek-aspek kemukjizatan al-Qur‟an
10. Gaya bahasa al-Qur‟an
11. Holistisitas makna surat al-Qur‟an
12. Holistisitas surat al-Baqarah
D. Metode Penafsiran Darraz
1. Ditinjau dari segi sumber penafsiran.7
Apabila ditinjau dari aspek sumber penafsirannya, maka
penafsiran yang dilakukan oleh Darraz terhadap surat al-Baqarah
merupakan tafsi>r bi al-ra’y. Darraz berupaya menemukan
munasabah dalam surat al-Baqarah. Karena yang dilakukan
berkisar tentang munasabah, maka cara penafsirannya disandarkan
kepada sumber ijtihad dan petunjuk kaidah-kaidah bahasa arab
beserta kesusasteraannya.
Berikut salah satu contoh bahwa penafsiran Muhammad
Abdullah Darraz menggunakan metode tafsi>r bi al-ra’y.
7 M. Ridlwan Nasir, Teknik Pengembangan Metode Tafsir Muqarin Dalam Perspektif Pemahaman
Al-Qur’an, (t.t.: t.p., 1997), 4.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
46
2. Ditinjau dari cara penjelasan.
Apabila ditinjau dari aspek cara penjelasannya, maka
penafsiran yang dilakukan oleh Darraz terhadap surat al-Baqarah
merupakan metode baya>ny. Dalam penafsirannya, Ia hanya
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
47
memberikan keterangan dan mendekripsikan tanpa
membandingkan riwayat ataupun pendapat dari mufassir lainnya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
48
3. Ditinjau dari keluasan penjelasan.
Apabila ditinjau dari aspek keluasan penjelasannya, maka
penafsiran yang dilakukan oleh Darraz ini merupakan metode tafsir
ijma>ly. Karena dalam menafsirkan surat terpanjang ini, ia hanya
membicarakannya secara umum, tidak mendetail dan mendalam
pada tiap ayat-ayatnya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
49
4. Ditinjau dari sasaran atau tertib ayat yang ditafsirkan
Apabila ditinjau dari aspek sasaran atau tertib ayat yang
ditafsirkan, Darraz ini menggunakan metode tafsir maud}u’iy li al-
su>rat. Maksud dari metode maud}u’iy li al-su>rat ini adalah
menafsirkan satu surat tertentu dalam al-Qur‟an dan memunculkan
pesan sentral yang terkandung dalam surat tersebut.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
50
E. Corak Tafsir
Corak yang nampak dari penafsiran Darraz adalah corak luqhawy
(bahasa). Karena di dalam penafsirannya ia cenderung membahas ayat-
ayat al-Qur‟an dari segi bahasanya, khususnya keterkaitan dan keteraturan
ayat-ayatnya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
51
F. Komentar Para Ulama
Menurut Shaikh Abu Zahrah, Darraz adalah orang yang faqih
(mengerti agama), amiq al-nazrat (analisisnya dalam), sadiq al-Iman
(imannya dipercaya), thabat fi al-ilm (ilmunya kokoh), qawiyyun fi al-
tadayyun (keberagamaannya kuat), salamat tafkirihi (fikirannya sehat).
Muhammad al-Bayyu>my menulis di dalam kitabnya (al-Nahd}at al-
Isla>miyyat}) bahwa M. Darraz adalah seorang pemikir yang mencintai al-
Qur‟an. Setiap hari ia mampu membaca al-Qur‟an sebanyak 6 juz.
Kecintaannya terhadap al-Qur‟an diwariskannya dari ayahnya sendiri.8
sebagaimana orang tuanya yang memahami al-Qur‟an.
Selain itu, Menurut Muhammad al-Ghazali, penulis kitab Nahwa
Tafsir Maudu’i, mengatakan bahwa Darraz merupakan salah satu ulama‟
tafsir yang mengerahkan tenaganya untuk membuktikan koherensi makna
dalam satu surat al-Qur‟an walaupun pembahasannya berbeda-beda.9
Menurut M. Quraish Shihab, Darraz merupakan salah seorang ulama
yang menggarisbawahi pentingnya ilmu munasabah ini. Ia
memperjuangkan gagasannya bahwa satu surat al-Qur‟an merupakan satu
kesatuan yang tak dapat dipisahkan. M. Quraish Shihab menambahkan
“anda jangan menduga bahwa ulama ini hanya mengemukakan teori.
Tidak ada teori dalam al-Naba’ al-Azim atau tepatnya hakikat tersebut ia
buktikan melalui uraiannya tentang surat al-Baqarah.”10
8 Muhammad Rajab al-Bayyu>my, al-Nahd{at al-Isla>miyat…, 255.
9 Muh}ammad al-Gaza>ly, Nah}wa Tafsi>r Maud}u>’iy li Suwar al-Qur’a>n al-Kari>m (Cairo: Da>r al-
Shuru>q, 1995), 5. 10
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…, 1, xxx.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
52
G. Keistimewaan Penafsiran Darraz
Darraz mampu memunculkan munasabah atau koherensi dari surat
terpanjang ini (al-Baqarah). Bahkan, menurut Muhammad al-Ghazali,
Darraz mampu menjadikan surat al-Baqarah ini bagaikan seikat bunga
yang berwarna-warna dan tersusun rapi.11
Menurut Syekh Azhar ‘Abd al-‘Azi>m Ibra>hi>m, Kitab Darraz ini
merupakan kitab yang relevan di zaman ini untuk membuktikan kebenaran
al-Qur‟an. Selain itu, kitab ini merupakan argumentasi yang kuat untuk
membentengi dari serangan-serangan para pengingkar al-Qur‟an.12
Ahmad Mustafa Fadilah salah satu syekh al-Azhar mengatakan
bahwa kitab al-Naba‟ al-Azim ini merupakan kitab yang memberi
pencerahan untuk mengkaji lebih jauh mengenai mukjizat al-Qur‟an,
khususnya dari segi bahasanya.13
Muhammad Abu Shahbah dalam tulisannya yang berjudul “al-Duktu>r
Muhammad ‘Abdulla>h Darra>z wa Juhu>duhu al-Bala>giyyat}” menyebutkan
perbedaan kitab al-Naba‟ al-„Azim dengan kitab-kitab lainnya sebagai
berikut:14
A. Gaya bahasanya sangat ilmiyah, Relevan untuk generasi saat ini.
B. Uraiannya dan pengungkapannya jelas.
C. Penjelasannya singkat padat tidak panjang lebar.
D. Memperhatikan kajian munasabah al-Qur‟an beserta
argumentasinya.
11
Ibid. 12
T{a>ha> al-Ra>d}y, ‚al-Naba’ al-‘Az}i>m Nad}ra>t Jadi>dat fi al-Qur’a> al-Kari>m‛, dalam
http://www.alquran.ma/Article.aspx?C=5793 (3 April 2015), 1. 13
T{a>ha> al-Ra>d}y, ‚al-Naba’ al-‘Az}i>m …, 1. 14
Ibid
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
53
H. Penafsiran Muhammad Abdullah Darraz Terhadap Surat Al-
Baqarah
Darraz menjelaskan bahwa pesan yang terkandung dalam surat al-
Baqarah dapat disistematisasikan sebagai berikut:15
I. Pendahuluan (يمذيخ): membahas tentang al-Qur‟an (ayat 1-20).
II. Uraian yang berisi empat tujuan pokok (أسثع يمبصذ), yaitu:
A. Tujuan Pertama: Ajakan umum untuk memeluk Islam
(ayat 21-25).
B. Tujuan Kedua: Ajakan khusus ahli kitab untuk
meninggalkan kebatilan dan ikut memeluk Islam (ayat 40-
162).
C. Tujuan Ketiga: Syariat Islam (178-283) (ayat 178-283).
D. Tujuan Keempat: Orang yang menghalangi muslim dalam
menjalankan syariat (ayat 284).
III. Penutup (خبرخ): Tentang Orang-Orang Yang Memeluk Islam
Dan Harapan Mereka (ayat 285-286).
I. Pendahuluan (مقدمة), membahas tentang al-Qur’an: 1-20.
Pada muqaddimah ini dimulai dengan huruf alif, lam, mim (انى).
penggunaan huruf demikian belum pernah dikenal oleh masyarakat
Arab Jahiliyyah khususnya dalam hal penulisan. Penggunaan cara
seperti ini menjadi pukulan dahsyat yang mengherankan masyarakat
Arab khususnya para ahli syair. Salah satu kejadian yang tercatat
sejarah mengenai keheranan orang Arab mengenai hal ini
15
Abdullah Darra>z, al-Naba’ al-‘Azi}>m (Qatar: Da>r al-Thaqa>fat, 1985), 163.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
54
sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Abu Jahal dan Abu Sofyan.
Mereka pernah mencuri dengar bacaan al-Quran nabi Muhammad
kurang lebih selama tiga malam berturut turut.
Penggunaan huruf alif, lam, mim (انى) dalam surat Al-Baqarah ini
menunjukkan bahwa yang akan dibacakan ini adalah kitab terbaik
yang diturunkan untuk manusia dan belum pernah ada sebelumnya.
kitab itu tidak perlu diragukan lagi kebenarannya, karena di dalam
kitab itu sedikitpun tidak tersentuh keraguan apalagi kebatilan, dan
kitab itu merupakan petunjuk bagi orang orang bertaqwa.
Setelah pada awal surat ini mengumukan bahwa Al-Quran ini
merupakan petunjuk kebenaran dan tidak sedikitpun mengandung
kebatilan, maka pastilah orang-orang yang mendengar kabar ini
memiliki respon yang berbeda beda, ada yang percaya (mukmin), ada
yang menolak (kafir), dan ada yang ragu dan meragukan (mukha>di’).
Oleh karena itu, ayat selanjutnya akan menceritakan mengenai tiga
tipe para responden tersebut.
Bersambungnya pembahasan Al-Quran sebagai petunjuk dan
para responden petunjuk tersebut bisa diketahui melalui huruf lam
pada kalimat hudan li al-muttaqi>n ( هدى للمتقين). Huruf lam tersebut
menjadi penghubung terhadap pembahasan selanjutnya, yaitu
pembahasan mengenai sifat-sifat dan karakter para responden seperti;
Mukmin, Kafir, dan mukha>di’ yang merupakan konsekuensi dari
pengumuman Al-Quran sebagai petunjuk kebenaran.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
55
Demikianlah kandungan muqaddimah mulai dari ayat 1 sampai
ayat 20 surat al-Baqarah ini. Ayat 1-20 ini memiliki kesan berbicara
kepada manusia secara tidak langsung (عه أصهة انغجخ), dan pada
pembahasan selanjutnya akan berbicara langsung berhadapan dengan
manusia (عه أصهة انخبطجخ).
II. Empat Tujuan (أربع مقاصد)
A. Tujuan Pertama: Ajakan umum untuk memeluk Islam (1-25)
Tujuan pertama ini dimulai dengan ayat 21, ayat 21 ini diawali
dengan kalimat yang berbunyi:
ب انبس اعجذا سثكى... ب أ
“wahai manusia sembahlah Tuhanmu…”16
kalimat di atas memberi kesan berbicara langsung kepada manusia,
berhadapan lalu memerintah untuk menyembah Tuhan. Hal ini
mengisyaratkan bahwa orang orang yang menolak atau meragukan Al-
Quran masih belum mantap hatinya, oleh karena itu ayat ini memanggil
mereka untuk membuka mata dan mendatangi petunjuk-petunjuk
kebenaran ini. Ada 3 ajakan yang terdapat pada tujuan pertama ini, yaitu :
1. Ajakan untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukannya
2. Ajakan untuk meyakini kebenaran kitab yang diturunkan kepada nabi
Muhammad
16
DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,11.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
56
3. Ajakan untuk menjauhi/menghindari azab pedih Allah, dan mencari pahala
Allah sebanyak banyaknya.
Tiga ajakan itu merupakan bagian dari pokok-pokok iman atau yang
dikenal dengan rukun iman. Apabila ajakan ajakan tersebut diperhatikan
maka nampak keteraturannya mulai dari iman kepada Allah lalu kitab dan
hari akhir.
Kembali Ke Awal Ayat 26-39 (عود علي بدء)
Pada bagian muqaddimah telah menjelaskan mengenai Al-Quran
sebagai petunjuk. Akan tetapi, petunjuk kebenaran yang dikabarkan pada
muqaddimah yang lalu masih bersifat global (ijmal). oleh karena itu
petunjuk kebenaran Al-Quran ini harus diperinci, bagaimana cara Al-
Quran membuktikan bahwa dirinya adalah petunjuk kebenaran?. Dengan
demikian jelaslah bahwa petunjuk yang dikandung Al-Quran benar benar
sempurna. Itu sebabnya pada bagian ini dikategorikan sebagai (kembali ke
muqaddimah) untuk menjelaskan bahwa Al-Quran itu benar-benar sebagai
petunjuk.
Pada bagian “tujuan pertama” telah dijelaskan mengenai 3 rukun iman
yang kemudian diakhiri dengan kabar neraka bagi orang-orang yang
menolak kebenaran dan kabar syurga yang disiapkan bagi orang-orang
yang bertaqwa. Bahkan lebih detail, bahwa di dalam syurga nanti akan
disediakan hidangan yang mirip dengan hidangan-hidangan di dunia,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
57
walaupun kualitasnya pasti berbeda. Selain itu, penghuni syurga juga
diberi wanita-wanita yang suci, dan mereka kekal di dalam syurga itu.
Setelah memperhatikan penjelasan pada bagian “tujuan pertama”
tersebut, menimbulkan kesan bahwa cara al-Quran menyampaikan berita
itu sangat gamblang. Al-Quran menjelaskan tentang kenikmatan-
kenikmatan yang memang disukai oleh manusia salah satunya yang
berkaitan dengan hubungan biologis. Bisa dikatakan bahwa al-Quran itu
memang tanpa basa-basi dan malu untuk mengungkapkan hal-hal yang
tidak semua orang berani mengungkapkan permasalahan ini di depan
umum. Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa tidak sepantasnya
bagi kitab suci membicarakan hal-hal yang bersifat mesum. Padahal disaat
yang sama, sebagian orang itu lupa bahwasannya kebenaran itu tidak akan
pernah malu untuk menunjukkan dirinya (انحك الضزح ي انحك).
لب... ب ف ضشة يثلا يب ثعضخا ف ال ضزح أ للا ئ
Ayat pertama dari pembahasan ini sangat memiliki keterkaitan
dengan akhir pembahasan sebelumnya. Awal pembahasan ini menegaskan
bahwa Allah tidak akan malu dalam menyampaikan kebenaran. Disinilah
letak munasabah antara pembahasan ini dengan pembahasan sebelumnya.
Pada bagian ini, al-Quran menegaskan caranya dalam menyampaikan
petunjuk, yaitu dengan gamblang , jelas, apa adanya, tidak malu, karena
kebenaran tidak akan pernah malu untuk menampakkannya. Selain itu,
pada bagian ini juga membuktikan bahwa Al-Quran benar-benar petunjuk
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
58
bagi orang-orang yang beriman sebagaimana dijelaskan pada bagian
muqaddimah , itu sebabnya judul pada bagian ini bernama (عد عه ثذء)
yang berarti kembali ke muqaddimah.
Selain itu pada bagian ini juga menjelaskan tentang pembahasan pada
“tujuan pertama”, hanya saja menggunakan bahasa yang berbeda atau
kemasan baru. Pada tujuan pertama telah menjelaskan rukun-rukun iman,
rukun pertama mengajak untuk beribadah atau menyembah Allah dan pada
bagian ini mengutarakan kebalikannya yaitu dilarang menolak Allah, kalau
pada tujuan pertama menjelaskan nikmat dihamparkannya bumi untuk
manusia maka pada bagian ini diutarakan tentang nikmat diciptakannya
segala sesuatu dibumi untuk manusia, kalau pada tujuan pertama
menjelaskan tentang kenabian Muhammad maka pada bagian ini bercerita
mengenai kenabian Adam dengan maksud agar manusia tahu bahwa
kenabian Muhammad bukan hal yang baru dan syariat kenabian memang
sudah ada sejak dulu yang terus seirama dengan pertumbuhan manusia.
Pada bagian ini bahkan menceritakan penciptaan atau pemilihan Adam
sebagai khalifah di bumi dan dialog yang terjadi antara malaikat dan Allah
mengenai dipilihnya Adam. Dialog ini menjadi petunjuk atas adanya
bantuan Allah kepada manusia untuk menjadi kholifah di bumi. Bantuan
itu berupa ilmu atau akal yang bisa berfungsi untuk mengelola anugerah-
anugerah yang disediakan di bumi sebagaimana disebutkan pada tujuan
pertama, demikianlah letak munasabahnya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
59
Selain itu, pada bagian tujuan pertama dijelaskan mengenai syurga
dan neraka, sedangkan pada bagian ini hanya menyebutkan kembali
dengan lebih menekankan para penghuni keduanya, dan menetapkan
bahwa kebahagiaan adalah dengan menaati perintah Allah dan
kesengsaraan adalah dengan tidak mentaati perintah Allah. Demikian akhir
dari bagian (عد عه ثذء) sebagaimana akhir dari bagian muqaddimah yang
menceritakan tentang orang-orang yang kafir terhadap kebenaran dan
saatnya al-Quran mengajak mereka untuk memeluk Islam dan hal ini akan
diuraikan pada bagian selanjutnya yaitu tujuan kedua.
B. Tujuan Kedua: Ajakan khusus ahli kitab untuk meninggalkan
kebatilan dan ikut memeluk Islam (40-162).
Cukup untuk diketahui bahwa surat al-Baqarah ini merupakan surat
pertama yang diturunkan dimadinah. selain itu, penduduk madinah yang
didominasi oleh Yahudi merupakan penduduk yang banyak menentang
dan mendebat Nabi Muhammad dan orang-orang yang beriman. Ayat yang
begitu banyak pada bagian ini menjadi penolong untuk berhadapan dengan
orang-orang Yahudi yang notabennya mereka sudah memiliki ilmu dan
kitab sendiri sebelumnya. Kalau pada “tujuan pertama” berisi ajakan
kepada manusia secara umum maka pada bagian ini dikhususkan untuk
mengajak kaum Yahudi yaitu Bani Isra‟il.
Pada bagian ini diawali dengan ayat 40 yang sebenarnya telah
mencakup seluruh pembahasan pada bagian kedua ini, di dalam ayat ini
(40) menggunakan panggilan Bani Isra‟il, nama yang paling disenangi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
60
oleh kaum Yahudi. Selain itu, dalam ayat ini disinggung mengenai nikmat-
nikmat Allah kepada mereka secara global dan menggajak mereka untuk
memenuhi janji Allah dan tunduk kepada Allah.
ذ أف فا ثع أ كى ذ عه ع انز أ ز ب ث ئصشائم اركشا ع
فب ئب ذكى )ثع (سج
‚Hai Bani Isral, ingatlah akan nikmatKu yang telah Aku anugerahkan
kepadamu, dan penuhilah janjimu kepadaKu, dan hanya kepadaKulah
kamu harus tunduk.‛
Kemudian ayat 41-46 menjelaskan janji mereka yang harus dipenuhi,
dan pada ayat 47 menceritakan tentang nikmat-nikmat yang telah
dianugerahkan kepada mereka, dan pada ayat 48 mengenai ancaman
kepada mereka pada hari kiamat. Lebih rinci lagi, pembahasan dalam
bagian ini akan dibagi empat :
1. Tentang sejarah Yahudi klasik periode nabi Musa.
2. Tentang Yahudi modern periode nabi Muhammad.
3. Tentang muslim klasik periode Nabi Ibrahim.
4. Tentang muslim modern periode nabi Muhammad
Pembahasan pertama tentang Yahudi klasik (49-73)
Pada pembahasan ini yang terdiri dari delapan ayat, Allah
mengingatkan orang-orang Yahudi tentang hari-hari ketika mereka
diselamatkan dari kekajaman Fir‟aun. Termasuk juga hari ketika mereka
menyeberangi laut dan tenggelamnya tentara Fir‟aun dan juga hari
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
61
perjanjian Allah dengan nabi Musa untuk memberi kitab, dan hari sebelum
mereka taubat dari kesyirikan dan kesombongan terhadap nabinya. Semua
ini merupakan nikmat-nikmat yang diterima Bani Israil yang pada
akhirnya mereka banyak melakukan dosa. Sebenarnya masih ada nikmat
Allah yang lain seperti; lindungan yang awan mereka peroleh disaat panas
matahari, dan makanan dan minuman yang mereka dapatkan dengan
mudah dari Allah. Namun mereka berbuat dholim dan menyianyiakan
nikmat tersebut. Tidak ada rasa terimakasih melainkan bermain-main
dengan maksud menghina (زا نعجب). Mereka (bani israil) mendapat
murka Allah karena kekafiran mereka terhadap ayat-ayat Allah dan
kebiasaan mereka membunuh para nabi, dan menyombongkan diri kepada
perintah-perintah kitab taurat.
Setelah membahas panjang lebar mengenai Yahudi klasik sekarang
gilirannya membahas Yahudi Yahudi modern. Sebelum masuk kepada
masalah Yahudi modern, terlebih dahulu surat ini mengaitkan kepada
masalah selanjutnya sehingga nampaklah adanya munasabah. Yaitu ayat
74 yang berbunyi :
ثعذ رنك ف حا...ثى لضذ لهثكى ي أشذ لض كبنحجبسح أ
Pada ayat ini, khususnya pada kalimat ( ثعذ رنك merupakan, (ي
munasabah terhadap pembahasan selanjutnya mengenai Yahudi modern.
Kalimat ( ثعذ رنك .”memiliki arti “setelah atau mulai dari kejadian itu (ي
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
62
Artinya, kalimat tersebut memberi isyarat akan adanya generasi penerus
kaum Yahudi yang silih berganti.
Pembahasan tentang Yahudi modern (75-121).
Pembahasan ini diawali dengan kalimat Tanya, dan hal itu benar-
benar mengesankan bahwa pembicaraan kali ini baru dan berada pada
zaman yang berbeda dengan sebelumnya.
ى ... فشك ي لذ كب إيا نكى أ ع أفزط
Kalau diperjelas maka ayat di atas seakan mengatakan, “apakah setelah
kami ceritakan semua tentang bani israil masih ada orang yang berharap
mereka beriman”?. Padahal mereka ini adalah pewaris atau penerus dari
cerita sebelumnya. Kemudian pada pembahasan ini seakan mengingat
kembali tabiat pendahulu mereka (Yahudi). Dan pembahasan ini
menceritakan kesamaan sifat-sifat Yahudi modern dengan sifat-sifat nenek
moyangnya dulu. Setelah itu bagian ini membagi Yahudi modern menjadi
dua kelompok, pertama kalangan ulama‟ dan kedua kalangan awam.
Dijelaskan di sini bahwa para ulama mereka selalu mengubah kalamullah
dan senang menyembunyikan apa yang sebenaranya mereka ketahui
dengan tujuan agar umat islam tidak bisa menyerang mereka. Sedangkan
kelompok awam, mereka tidak mengetahui apa-apa tentang pengetahuan
sebenarnya, mereka hanya mengikuti nasihat yang difatwakan oleh ulama
mereka.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
63
Kemudian dijelaskan juga hal-hal lain yang berkaitan dengan mereka,
yaitu:
1. Tertutupnya hati mereka, sehingga telinga mereka tuli dari kebenaran.
2. Menolak adanya kitab baru (al Qur‟an) karena kitab ini diturunkan bukan
kepada golongan mereka.
3. Tentang ajakan kepada mereka (Yahudi) untuk mengimani kitabnya
sendiri (taurat) dan tidak membangkang.
4. Mereka (Yahudi ) meyakini akan menikmati negeri akhirat nanti. Padahal
secara bersamaan mereka sangat takut akan kematian dan sangat menjaga
hidupnya mereka di dunia.
5. Mereka memusuhi Jibril karena menurunkan kitab kepada selain dari
golongan mereka. Padahal pada hakikatnya Jibril itu diperintah oleh Allah.
6. Tentang pelanggaran janji.
7. Mereka sibuk mempelajari sihir dan melupakan kitab Allah.
8. Hinaan mereka kepada nabi Muhammad dengan mengucapkan “ra’ina”
yang berarti bodoh atau celaka.
9. Kedengkian mereka disebabkan turunnya kitab kepada Muhammad.
10. Keinginan mereka untuk menjadikan umat islam jatuh ke dalam kekafiran.
11. Mereka (Yahudi) dan nasrani sama-sama mengakui dan meyakini masuk
surga.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
64
12. Saling bantah membantah di antara mereka berdua (Yahudi dan nasrani)
berebut benar.
13. Kerjasama Yahudi untuk menghalangi umat Islam dalam meramaikan
masjid.
14. Perkataan mereka mengenai “Tuhan memiliki anak”.
15. Kesepakatan mereka untuk tidak beriman kepada nabi Muhammad,
mereka menginginkan Allah langsung berbicara kepada mereka.
Pembahasan ini kemudian diakhiri dengan keinginan mereka
(Yahudi) agar Nabi Muhammad berpaling dan mengikuti ajaran mereka.
Bagaimana mungkin nabi Muhammad mengikuti hawa nafsu mereka,
padahal ahli-ahli ilmu di antara mereka (Yahudi) yang selalu membaca
dan mengimani kitabnya (taurat) mempercayai dan mengimani kebenaran
nabi Muhammad dan kebenaran kitab suci al-Qur‟an.
بى انز حك زه انكزبة آر ر أنئك رل إي ث ي كفش ث
ى فأنئك () انخبصش
Muslim klasik periode nabi Ibrahim (122-134)
Urusan dakwah yang dilakukan Allah sama seperti orang yang ingin
bercocok tanam (petani) atau seperti orang tukang bangunan. Kebiasaan
petani sebelum menanam benih tumbuhan, terlebih dahulu memeriksa
kondisi tanah, membersihkan, dan mencabut atau membuang sesuatu yang
berbahaya atau menghambat pertumbuhan benih-benih tersebut. Sama
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
65
seperti tukang bangunan yang lebih dulu menyiapkan pondamen atau
pondasi yang kokoh sebelum membangun sebuah rumah. Demikian juga
mengenai surat al-Baqarah ini, setelah membersihkan kebatilan-kebatilan
untuk memperkuat pondasi keimanan baru kemudian menanamkan
kebenaran.
Pada bagian sebelumnya diakhiri dengan pernyataan bahwa di antara
kaum Yahudi terdapat orang-orang yang beriman disebabkan mereka
sungguh-sungguh dalam membaca kitab tauratnya. Pernyataan inilah yang
mengisyaratkan adanya orang-orang muslim zaman dulu. Selain itu dalam
pembahasan lalu disebutkan pembagian Yahudi menjadi dua, yaitu Yahudi
klasik dan Yahudi modern. Maka pada pembahasan ini juga akan dibahas
mengenai umat islam menjadi dua bagian yaitu muslim klasik dan modern.
Di sinilah letak munasabah dari cerita-cerita sebelumnya.
Pada pembahasan ini diawali dengan ayat:
أ فض كى ذ عه ع انز أ ز هزكى عه ب ث ئصشائم اركشا ع
انعبن
Ayat ini mirip seperti ayat sebelumnya yang ditujukan kepada Yahudi
klasik. Oleh karena itu pantaslah kalau pembahasan ini merupakan lawan
dari Yahudi klasik, yaitu muslim klasik. Pada bagian ini sebenarnya juga
berisi ajakan kepada kaum Yahudi untuk memeluk islam. Akan tetapi
menggunakan gaya bahasa yang berbeda. Pada bagian ini tidak memuat
perintah-perintah atau ajakan-ajakan sebagaimana pembahasan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
66
sebelumnya. Melainkan berisi cerita leluhur mereka nabi Ibrahim dan anak
cucunya, tiada lain untuk menjelaskan atau mengingatkan mereka
(Yahudi) bahwa leluhur mereka berserah diri kepada Allah Tuhan semesta
alam (اإلصلو هلل سة انعبن). Selain itu, pada bagian ini menceritakan bahwa
nabi Ibrahim pernah memohon kepada Allah agar menjadikan seorang
pemimpin dari keluarga Ibrahim, kemudian perihal pembangunan ka‟bah
bersama putranya Ismail juga diceritakan pada bagian ini.
Pada bagian ini sebenarnya merupakan penegasan bahwa Nabi
Muhammad itu masih memiliki hubungan nasab dengan Nabi Ibrahim,
bahkan juga memiliki hubungan misi kenabian yaitu islam. Hal ini
sebenarnya sudah diketahui oleh kaum Yahudi, hanya saja mereka sengaja
menyembunyikan kebenarannya dan melupakan wasiat-wasiat leluhurnya.
Muslim modern (135-162)
Setelah membicarakan tentang muslim klasik, saatnya melanjutkan
pembahasan mengenai muslim modern. Di sini akan dijelaskan hubungan
muslim modern dengan muslim klasik. Hubungan itu terletak pada
kesamaan “millah” mereka. Selain itu, pada bagian ini juga terdapat cerita
mengenai orang-orang Yahudi yang selalu menghalangi muslim modern
untuk mengikuti “millah” tersebut.
Pada pembahasan ini, kaum Yahudi mengajak kepada muslim modern
untuk mengikuti Yahudi dan nasrani (كا دا ا صبس). Ajakan ini
ditolak oleh kaum muslim, kaum muslim lebih memilih untuk mengikuti
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
67
“millah” Ibrahim, karena “millah” itu merupakan ajaran yang lurus.
Berkaitan dengan “millah” tersebut tentu Yahudi tahu bahwa inti “millah”
tersebut adalah iman kepada Allah dan iman kepada Nabi-Nabi serta kitab-
kitabNya tanpa membedakan salah satu di antara mereka. Penolakan kaum
muslim pukulan keras bagi kaum Yahudi, karena Yahudi mengetahui
bahwa ajaran Islam pada hakikatnya sama dengan isi kitab Taurat mereka.
Sampai kapanpun agama Islam sulit bisa dimusnahkan oleh Yahudi karena
sejatinya, agama Islam ini sama dengan ajaran mereka hanya saja mereka
(Yahudi) menyembunyikan kebenaran fakta itu.
Kemudian bagian ini juga membahas mengenai kiblat Ka‟bah dan
juga bukit sofa dan marwah. Dalam hal ka‟bah, orang-orang Yahudi
mempersoalkan perpindahan kiblat muslim dari Baitul Maqdis menuju
Ka‟bah, hal itu dianggap perbuatan yang mengada-ada. Permasalahan ini
dijawab oleh nabi Muhammad dengan firman Allah bahwa timur dan barat
adalah milik Allah.
ب لم هلل ى انز كبا عه لجهز ى ع ال انبس يب فبء ي صمل انض
شبء ئن صشاط يضزمى ) ذ ي غشة ان ششق (ان
‚orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata:
apakah yang memalingkan mereka dari kiblatnya yang dahulu mereka
telah berkiblat kepadanya? Katakanlah: Kepunyaan Allahlah timur dan
barat Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya ke jalan
yang lurus‛17
17
DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,36.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
68
Permasalahan pemindahan kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka‟bah ini
menjadi ujian keimanan bagi umat Nabi Muhammad untuk mengetahui
orang-orang yang tetap patuh dan orang-orang yang berpaling.
Permasalahan ini akan terus dijadikan bahan perdebatan oleh Yahudi, akan
tetapi semuanya jelas, bahwa kemanapun menghadap, semua ditentukan
oleh perintah Allah yang difirmankan kepada Nabi Muhammad.
Demikianlah tahap demi tahap yang diceritakan pada tujuan kedua
ini. Memang sebelum memasuki pembahasan inti dari ajaran islam lebih
dulu surat ini menceritakan kebenaran islam dan orang-orang yang
memusuhinya. Kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh musuh-musuh
Islam dan perdebatan-perdebatan yang mereka gencarkan kepada umat
Islam, semua ini disebutkan untuk membuka hati manusia agar bisa
menilai sejarah yang pernah terjadi antara Yahudi dan Muhammad.
Sebagaimana disebutkan pada awal pembahasan, bahwa seorang petani
sebelum menanam benih terlebih dahulu mengoreksi tanah yang akan
ditempati. Setelah tanah itu bersih dari sesuatu yang membahayakan dan
bisa menghambat pertumbuhan benih lalu siaplah kiranya benih itu untuk
ditanam. Pentingnya melihat kondisi tanah sebelum menanam seperti
halnya memeriksa kondisi pondasi rumah sebelum meneruskan
bangunannya. Bagusnya tanah serta pondasi rumah menentukan kokohnya
tumbuhan dan rumah tersebut.
Pintu masuk menuju bagian tujuan ketiga (163-177)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
69
Lebih dari sepuluh ayat pada bagian ini bagaikan lorong yang
menghubungkan antara pintu dengan rumah (ruang inti), kira-kira tiga
langkah lagi sudah bisa sampai ke rumah (ruang inti). Langkah pertama
berisi tentang penegasan ke-Esaan Allah swt, langkah kedua penegasan
Allah satu-satunya yang harus ditaati, dan langkah ketiga berisi garis besar
perintah-perintah yang harus ditaati.
(langkah pertama: ke-Esaan Allah swt.)
Pada pembahasan sebelumnya, yaitu perihal menghadap ka‟bah dan
sa‟i sofa marwah telah menjadi bahan perdebatan, bahkan ibadah
menghadap ke ka‟bah, thowaf, dan sa‟i antara shofa dan marwah
diserupakan dengan praktek penyembahan benda-benda. Memang sejarah
mengatakan bahwa sebelum Fathu Makkah, Ka‟bah dan sekelilingnya
dipenuhi patung-patung yang disembah masyarakat Arab Jahiliyah. Oleh
karena itu pintu masuk menuju “tujuan ketiga” ini menjadi sangat urgen
untuk meluruskan dan membantah anggapan-anggapan tersebut.
Pada bagian ini menegaskan bahwa yang dimaksud oleh Islam bukan
menghadapkan hati kepada kapada batu (ka‟bah) tersebut, atau adanya
Ka‟bah dijadikan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah, lebih-
lebih ingin mendapatkan rahmat dan syafaat dari (ka‟bah) tersebut.
Menghadap ke Ka‟bah ini tiada lain hanya untuk melaksanakan perintah
Allah, sebagaimana hal ini juga sudah dita‟ati oleh orang-orang sholeh
sebelumnya (Muslim Klasik). Dengan mengetahui ini, umat Islam akan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
70
lebih tenang dalam melakukan ibadahnya bahkan lebih mantap dalam
mengikuti jejak pendahulunya. Ka‟bah bukanlah sesuatu yang disembah,
karena tidak ada yang patut disembah kecuali Dia Yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang.
ح انش احذ ال ئن ئال ئنكى ئن حى ) (انش
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan
Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”18
Langkah pertama ini merupakan hal yang harus dipegang sebelum
memasuki ruang inti dari dari ajaran-ajaran dan syari‟at islam. Sehingga
segala sesuatu yang kita lakukan semata-semata diniatkan untuk
memenuhi perintah Allah SWT.
(Langkah Kedua: hanya Allah yang harus ditaati).
Masalah ini merupakan rukun tauhid dalam Islam. Sebagaimana yang
juga menjadi bagian dari rukun tauhid adalah tidak menunjukan niat dalam
ibadah selain kepada Allah yang mengatur seluruh alam raya ini.
Demikian juga yang menjadi pokok tauhid adalah menjadikan Allah
sebagai hakim dari semua perbuatan manusia. Dengan kata lain, semua
hukum dan keputusan mengenai tingkah laku manusia harus dikembalikan
kepada Allah. Kehalalan dan keharaman sesuatu harus merujuk kepada
ketentuan Allah.
18
DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,40.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
71
طب اد انش ال رزجعا خط ب ف السض حلالا طجاب ب انبس كها ي ب أ
نك )ئ يج (1انجمشح: ى عذ
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan,
karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”19
Pada langkah kedua ini mengisyaratkan kepada manusia akan nikmat-
nikmat Allah dan kasih sayang Allah yang sempurna. Kasih sayangNya
tergambar dalam kemudahan hukum-hukumNya yang sesuai dengan fitrah
manusia. Salah satu kemudahanNya adalah dihalalkannya semua makanan
yang baik dan bermanfaat bagi manusia dengan mengecualikan empat hal
saja, itupun sesuatu yang memang berbahaya dan tidak baik bagi manusia.
Karena kasih sayangNya, empat hal yang diharamkan itu masih boleh
dikonsumsi apabila berada dalam kondisi yang sangat mendesak dengan
syarat sesuai batas keperluan. Allah menunjukkan manusia ke jalan yang
benar. Tidakkah Dia pantas untuk dita‟ati dan diikuti?
Pada akhir langkah kedua ini dijelaskan mengenai hukuman bagi
orang-orang yang mengganti ketentuan-ketentuan Allah ini bahkan orang-
orang tersebut mengambil keuntungan dari perbuatan itu. Dikisahkan
dalam ayat terakhir ini bahwa mereka memakan api dalam perutnya dan
pada hari kiamat Allah tidak akan menyucikan mereka.
19
DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,41.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
72
ي زل للا يب أ كز انز اب لهلا أنئك يب ئ ث ث شزش انكزبة
نى ى ال زك و انمبيخ ى للا ال كه ى ئال انبس ف ثط أكه
(7انجمشح: عزاة أنى )
“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah
diturunkan Allah, yaitu al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang
sedikit, mereka itu sebenarnya tidak memakan ke dalam perutnya
melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari
kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat
pedih”20
Langkah kedua yg berbicara halal-haram ini seakan mengabarkan
bahwa pembahasan syari‟at yang merupakan “tujuan ketiga” dari surat ini
sudah semakin dekat.
Secara historis, pembahasan mengenai syari‟at-yang akan dibahas
pada “tujuan ketiga” nanti-masih memiliki hubungan dengan masalah
akidah pada awal pembahasan. Pada zaman jahiliyah, kemusyrikan-
kemusyrikan yang dilakukan dalam ibadah pada akhirnya melebar dan
merasuki domain-domain syariat. Mereka mulai menghalalkan yang haram
dan mengharamkan yang halal sesuai kehendak nafsu mereka. Memang
permasalahan halal dan haram ini merupakan permasalahan awal dalam
hal syari‟at yang dilakukan kaum jahiliyah, itu sebabnya masalah pertama
yang dibahas setelah kesyirikan adalah bab halal haram. Kebanyakan
pembahasan mengenai halal-haram itu didahului oleh kesyirikan dalam
ibadah, dengan kata lain setelah menyekutukan Allah mereka
20
DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,42.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
73
menyekutukan syari‟atNya. Semua ini tergambar dalam surat-surat
makiyah seperti: al-An‟am, al-A‟rof, Yunus, al-Nahl dan lain sebagainya.
(Langkah Ketiga: Garis Besar Perintah-Perintah Yang Harus Ditaati)
Pembahasan mengenai syari‟at sudah semakin dekat, setelah bekal
aqidah cukup kokoh maka saatnya menanamkan syari‟at, sehingga syari‟at
yang dijalankan berdiri pada aqidah yang benar. Pada langkah ketiga ini
akan dijelaskan mengenai munasabah dengan pembahasan–pembahasan
sebelumnya. Paling tidak ada tiga hal yaitu:
1. Perhatikan perpindahan yang sangat baik dari tujuan kedua menuju tujuan
ketiga. Secara lafadz dua tujuan ini memiliki hubungan, tapi secara konten
maka kedua tujuan tersebut merupakan pembahasan yang berbeda. Kalau
ditinjau secara lafadznya maka perpindahan ini ibarat meletakkan kaki kiri
pada akhir “tujuan kedua” dan kaki kanannya berada pada awal tujuan
ketiga. Akan tetapi kalau ditinjau dari makna dan kandungannya maka
seakan kedua kaki itu serentak meloncat pada tujuan ketiga.
ان ثبهلل آي انجش ي نك غشة ان ششق جكى لجم ان ا ن ر ش انجش أ و ن
ر بل عه حج آر ان انج انكزبة لئكخ ان خش انزبي ا انمشث
ف ان كبح آر انز لح ألبو انص لبة ف انش بئه انض انضجم اث ضبك ان
انجأس أنئك انز ح اء ش انض ف انجأصبء بثش انص ى ئرا عبذا ذ ثع
( زم أنئك ى ان (77انجمشح: صذلا
“Bukanlah menghadapkan wajahmu kea rah timur dan barat itu suatu
kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada
Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
74
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir dan orang-orang yang meminta-minta, dan
memerdekakan hamba sahanya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat,
dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-
orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-
orang yang bertakwa”21
Ayat di atas mengisyaratkan bahwa masalah menghadap arah dalam
melaksanakan ibadah bukan inti dari kebaikan seluruhnya. Masalah
menghadap qiblat ini hanyalah satu dari keseluruhan perintah-perintah
Allah. Oleh karena itu seharusnya orang-orang Yahudi tidak hanya
mempermasalahkan dan menyerang masalah kiblat ini. Kebaikan ( الب)
yang sesungguhnya itu mencakup segala perintah Allah seperti, amaliyah,
mu‟amalah, ibadah, akhlaq, dan lain-lain.
2. Perhatikan perincian al-birr ( الب) yang disebutkan dalam ayat tersebut.
Dalam perinciannya, kandungan kata al-birr ( الب) diungkapkan secara
bertahap mulai dari yang global hingga meruncing kepada sesuatu yang
rinci. Hal ini sama seperti kita menulis daftar isi buku, yang pertama
tentang iman dan yang kedua tentang syari‟at.
و ان ثبهلل آي انجش ي نك بل عه آر ان انج انكزبة لئكخ ان خش ا
ألبو لبة ف انش بئه انض جم انض اث ضبك ان انزبي انمشث ر حج
كبح آر انز لح (77.. )انص
akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, hari
kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta
21
DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,43.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
75
yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, musafir dan orang-orang yang meminta-minta, dan memerdekakan
hamba sahanya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat…22
3. Perhatikan penyebutan rukun iman tersebut, yaitu; iman kepada Allah dan
hari akhir dan dilanjutkan dengan penengah (اناصطخ) yaitu iman kepada
malaikat, kitab, dan nabi. Semua ini menunjukkan keteraturan, dimulai
dari malaikat pembawa wahyu, dan kitab yang merupakan wahyu itu
sendiri, kemudian Nabi yang menjadi tempat turunnya wahyu. Di sinilah
letak keterkaitan antara pembahasan lalu (Aqidah) dengan pembahasan
Syari‟at.
C. Tujuan Ketiga: Syariat Islam (178-283).
Setelah meletakkan batu pondamen pada pondasi rumah, maka
selanjutnya meneruskan bangunan dan membangun tembok-tembok
bagian dalam. Dengan kata lain, setelah selesai mengokohkan serta dan
memperbaiki akidah sebagai ruh serta pondasi dari agama Islam ini, maka
saatnya melanjutkan pada pembahasan syari‟at sebagai tembok atau
bangunan luar dari agama Islam ini.
Pada akhir ayat sebelumnya (ayat 177) telah dijelaskan mengenai
sabar dalam kesempitan, sabar dalam penderitaan , dan sabar dalam
peperangan. Pembahasan mengenai sabar ini akan di bahas di sini karena
masih memiliki keterkaitan dengan ayat-ayat selanjutnya.
22
DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,43.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
76
(Sabar Dalam Peperangan)
Maksud dari sabar dalam peperangan ini bukan dikarenakan luka atau
cidera sebab peperangan. Karena sabar dalam peperangan itu bisa berarti
penyerahan diri (صهج اصزضلي). Bukan juga sabar dalam penyerangan atau
perlawanan dalam perang, karena hal itu sudah menjadi keharusan dalam
berperang. maksud dari sabar dalam peperangan pada konteks ini adalah
sabar memerangi hawa nafsu. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis:
نش انشذذ ثبنصشعخ نك انز هك فض عذ انغضت
“orang hebat itu bukan karena kekuatan ototnya melainkan
kemampuannya dalam menahan dirinya ketika marah”
(Sabar Dalam Penderitaan)
Maksud “sabar” dalam penderitaan ini bukanlah sabar terhadap
penderitaan penyakit. Akan tetapi sabar dari haus dan lapar dalam
menjalankan perintah Allah, dan juga sabar dalam berpuasa, berpuasa pada
waktu tertentu dari sebagian makanan halal dan berpuasa penuh
(selamanya) dari makanan haram.
لجهكى نعه ي ب كزت عه انز بو ك كى انص آيا كزت عه ب انز ب أ كى رزم
(1انجمشح: )
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
77
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa”23
)Sabar Dalam Kesempitan(
Maksudnya bukan sabar dalam kekurangan harta atau kemiskinan,
akan tetapi sabar dalam mengorbankan harta di jalan Allah. Kalau kita
perhatikan ayatnya maka kalimat ( راء اء ونالض sangatlah tersusun, yaitu (ف البنأسن
sabar dalam jihad nafs kemudian sabar dalam jihad harta, jihad harta ini
sebagaimana yang disebutkan dalam ayat selanjutnya yaitu ayat 189-202.
رأرا انجد ي ش انجش ثأ ن انحج الذ نهبس ي هخ لم ال ضأنك ع
ن ظسب نعهكى رفهح ارما للا اثب أث أرا انجد ي ارم انجش ي ك
(11انجمشح: )
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: Bulan sabit
itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan bagi ibadat haji, Dan
bukanlah kebaktian memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi
kebaktian itu ialah kebaktian orang yng bertakwa dan masuklah ke rumah-
rumah itu dari pintu-pintunya dan bertakwalah kepada Allah agar kamu
beruntung”24
Itu sebabnya ayat sebelumnya tentang puasa sangat berkaitan dengan ayat
189 ini yang menjelaskan tentang bulan sebagai alat bantu dalam
menjalankan puasa dan haji.
Istijma>mat (استجمامة) ayat 204-214
23
DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,44. 24
DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,46.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
78
Pada bagian ini berisi pesan umum untuk menguatkan atau
memantapkan terhadap apa yang sudah diperoleh pada pembahasan-
pembahasan sebelumnya. Dengan kata lain, bagian ini berfungsi sebagai
pesan dan motivasi untuk memijakkan kaki menuju pembahasan
selanjutnya. Pada bagian istijmamah ini merupakan waktu istirahat dari
perjalanan panjang yang sudah dilalui. Istirahat sambil mendengarkan
beberapa pesan yang akan diungkapkan pada bagian ini.
Pada akhir pembahasan sebelumnya yaitu ayat 200-202, disebutkan
mengenai pembagian manusia ditinjau dari harapannya. Pertama, orang
yang hanya menginginkan kebaikan di dunia dan kedua, orang yang
mengharapkan kebaikan di dunia dan akhirat. Nah, pada bagian ini
dijelaskan mengenai perangai kedua tipe orang tersebut. Perangai tipe
orang yang hanya menginginkan dunia dan perangai tipe orang yang
mengharapkan kebaikan di dunia dan akhirat.
خلق ) خشح ي يب ن ف ا ب ب آرب ف انذ مل سث انبس ي ى ...ف ي )
لب عزا خشح حضخا ف ا ب حضخا ب آرب ف انذ مل سث (ة انبس )ي
)انجمشح(
“maka diantara manusia ada orang yang mendo‟a Ya Tuhan kami, berilah
kami kebaikan di dunia, dan tiadalah baginya bahagian yang
menyenangkan di akhirat (200) dan di antara mereka ada orang yang
mendo‟a: Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di
akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”25
25
DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,49.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
79
Setelah menjelaskan perangai orang-orang tersebut, berpindahlah
kepada nasehat-nasehat untuk orang-orang beriman. Agar membersihkan
jiwanya dari hawa nafsu dan mematuhi semua perintah-perintah Allah
tanpa membeda-bedakannya, kemudian mengingatkan untuk tidak
menyimpang. Selain itu, Allah akan memulyakan orang-orang yang sabar
dalam mengerjakan perintahnya dan memberi contoh kepada mereka
dengan kisah-kisah pendahulunya yaitu salafussholih (muslim klasik).
Demikianlah pesan-pesan umum yang disampaikan pada bagian ini.
Pembahasan selanjutnya mengenai hal-hal yang dicakup oleh kata
.pada pembahasan sebelumnya, yaitu: al-wafa, al-Uhud, dan al-Uqud (انجش )
Pembahasan yang diprioritaskan dalam hal ini adalah al-Uqud atau akad
nikah, karena keluarga merupakan pangkal dari masyarakat, dan
masyarakat merupakan cikal bakal terbentuknya sebuah bangsa.
Coba perhatikan, betapa serasinya ketika pembahasan kali ini di awali
dengan membangun keluarga yang terdapat dalam ayat 223. bukankah
keluarga adalah hal pertama yang harus dibangun sebelum membangun
masyarakat. Kemudian dilarangnya bersumpah dalam menjalankan hak
suci ini (pernikahan), entah sebagai alat untuk menolak kebaikan atau
memutus perintah Allah. Kemudian dikaitkan dengan hukum illa‟, hukum
talak (ayat 228). Pembahasan mengenai keluarga seperti iddah, rujuk,
khulu’, rodo’ah, istirdo’, khitbah, dan shodaqoh dibahas pada bagian ini
hingga ayat 237.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
80
Kemudian berpindah kepembahasan lain yaitu ayat 238-276.
Pembahasan ini di awali dengan kalimat;
( لبز ليا هلل صط لح ان انص اد ه (1انجمشح:حبفظا عه انص
“Periharalah segala shalatmu dan peliharalah shalat wusthaa. Berdirilah
untuk Allah dalam shalatmu dengan khusyu‟”26
Setelah membahas hak-hak dan kewajiban-kewajiban keluarga yang cukup
menyibukkan kini saatnya mulai intropeksi diri mencari ketenangan dan
kemuliaan. Dengan kata lain janganlah menyibukkan diri dengan hak-hak
keluarga karna ada hak-hak yang lebih penting yaitu hak-hak Allah SWT.
Itu sebabnya pada akhir ayat sebelumnya (ayat 237) tertulis ( ضلن وا الفن ونلن ت ننسن
ننكم janganlah kalian melupakan sesuatu yang utama”, keutamaan itu“ (ب ني
adalah “shalat”. Shalat yang disebut pada bagian ini masih memiliki kaitan
dengan pembahasan jihad sebelumnya. Karena hakikatnya, shalat yang
diperintah di sini diberikan kepada para mujahid dalam peperangan. Ayat
ini memerintah shalat walaupun dalam keadaan perang, tidak ada rukshoh
(keringanan) untuk meninggalkannya, rukshoh itu hanya terdapat pada
cara-cara melakukannya.
سكجباب ...) خفزى فشجبالا أ (1انجمشح:فا
26
DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,58.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
81
“Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan
atau berkendaraan.”27
Selain itu, dilanjutkan mengenai keluarga yang suaminya terbunuh
dalam perang yang dibahas pada ayat 240-242. Tentang seseorang yang
takut mati dalam perang dibahas dalam ayat 243, dan juga rasa takut kalah
dalam peperangan dibahas dalam ayat 246-253.
Setelah ruh mereka (muslim) dibekali dengan tambahan taqwa
(sholat), maka jihad harta dan jiwa akan lebih mudah dan ringan untuk
dilaksanakan (ayat 244-245). Selain itu, mereka juga diberi motivasi
dengan cerita dahulu tentang jihad dan pengorbanan (ayat 246-253).
Sedangkan masalah jihad harta dijelaskan dalam ayat 245. Ajakan untuk
berjihad harta ini disampaikan dengan tegas pada ayat 254-260 dan ajakan
berjihad harta ini juga disampaikan dengan halus pada ayat 261,
selanjutnya cara-cara dalam berjihad harta ini disampaikan pada ayat 262-
273.
Pada pembahasan jihad harta atau menafkahkan harta di jalan Allah
dikaitkan selanjutnya dengan pembahasan riba, tujuannya adalah sebagai
peringatan agar menjauhinya dalam masalah harta. Dalam hal ini, al-
Qur‟an menjadi dengan berpesan agar kita tidak menganiaya dan tidak
pula dianiaya, selain itu, ayat 280-281 menjadi jalan tengah untuk
menjauhi kita dari perbuatan riba. Masih berkaitan dengan harta, pada ayat
27
Ibid, 59.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
82
selanjutnya (283-283) merupakan pengajaran untuk mencatat (dokumen
administrasi) dalam mengurusi keuangan sehingga keuangan ini menjadi
teratur. Demikianlah pembahasan ini ditutup dengan asas dalam
bermu‟amalah yaitu jujur dan amanah.
ا انشبدح...) ال ركز سث نزك للا أيبز (1انجمشح:...فهإد انز اؤر
“maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya)
dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah kamu
para saksi menyembunyikan persaksian”28
D. Tujuan Keempat: Orang yang menghalangi muslim dalam
menjalankan syariat (284).
Setelah selesai membahas pokok-pokok syariat, maka untuk
sementara, pembahasan yang telah dilalui adalah; 1. Hakikat Iman, 2.
Syariat Islam, apakah pembahasan yang telah dilalui ini sudah lengkap?
Sebagaimana yang sudah diketahui dalam agama Islam, pembahasan
mengenai Iman, Islam, dirasa kurang lengkap tanpa diakhiri oleh Ihsan.
Oleh karena itu, dalam Tujuan keempat ini berisi tentang pokok dari ihsan.
Pokok ihsan adalah beribadah kepada Allah seakan melihat Allah, dan
kalau tidak mampu demikian maka beribadahlah seakan dilihat oleh Allah.
رخف فضكى أ رجذا يب ف أ ئ ...(... للا (1انجمشح:حبصجكى ث
28
DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,71.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
83
“jika kamu melahirkan isi hatimu atau menyembunyikannya, niscaya
Allah akan membuat perhitungan denganmu”29
III. Penutup (خاتمة): Tentang Orang-Orang Yang Memeluk Islam Dan
Harapan Mereka: 285-286.
Pembahasan yang sudah dilalui telah mencakup pokok-pokok agama
yaitu; Iman, Islam, dan Ihsan. Sekarang saatnya menutup dan mengakhiri
pembahasan panjang surat al-Baqarah ini. Bagaimana surat ini menutup
pembahasannya? Sebelum dilanjutkan mari mengingatkembali 5 ayat
pembukaan surat ini. Di sana dijelaskan bahwa orang-orang yang beriman
akan mendapatkan keuntungan dari Allah. Oleh karena yang patut
ditanyakan adalah, “adakah yang mengikuti petunjuk al-Qur‟an tersebut?
dan seberapa keuntungan tersebut?”. Penutup surat ini akan menjawab
pertanyaan tersebut, sehinggan nampaklah bahwa awal dan akhir surat ini
sangat memiliki keterkaitan.
Ayat 285 menyatakan bahwa orang-orang yang mendapat petunjuk al-
Qur‟an itu adalah Rasulullah Muhammad SAW dan umat-umatnya yang
beriman.
س كزج يلئكز ثبهلل كم آي إي ان سث ي زل ئن ب أ صل ث انش ال آي صه
صش ) ك ان ئن ب أطعب غفشاك سث عب لبنا ص سصه أحذ ي ق ث (1فش
“Rasul telah beriman kepada al-Qur‟an yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman
kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, dan rasul-rasulNya.
Mereka mengatakan: Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun
29
DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,71.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
84
dari rasul-rasulNya. Dan mereka mengatakan: Kami dengar dan kami
ta‟at. Mereka berdoa: Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali”30
Kemudian ayat 286 menyatakan bahwa mereka akan mendapatkan
pahala dari apa yang telah diusahakan di dunia dan akan mendapat siksa
dari kejahatan yang dilakukan di dunia. Karena kekhawatiran ini mereka
semua mengangkat tangan lalu berdo‟a Rabbana…Rabbana…Rabbana…
ب ال رإاخزب ئ ... ب يب اكزضجذ سث عه م نب يب كضجذ ال رح ب أخطأب سث ضب أ
اع هب يب ال طبلخ نب ث ال رح ب لجهب سث ي هز عه انز ب ح ا ك ب ئصشا ف عه
صشب عه الب فب ذ ي ب أ اسح اغفش نب )عب و انكبفش (1انم
“…ia mendapat pahala dari kebajikan yang diusahakannya dai ia
mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya. Ya Tuhan kami,
janganlah hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Ya Tuhan kami,
janganlah bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang sebelum kami, janganlah pikulkan kepada
kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami,
ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka
tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”31
30
DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, …,72. 31
Ibid.