bab ii tinjauan pustaka a. prestasi...

Download BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajardigilib.unimus.ac.id/files/disk1/5/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar

If you can't read please download the document

Upload: phungkien

Post on 07-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Prestasi Belajar

    1. Pengertian Prestasi Belajar

    Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

    dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

    Penguasaan prestasi bila dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam

    bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir maupun

    kemampuan motorik (Sukmadinata, 2005). Prestasi belajar pada dunia

    pendidikan adalah hasil pencapaian seseorang selama mengikuti pelajaran

    di sekolah yang berbentuk skor atau nilai (Sukmana, 2004). Ada dua

    pendekatan didalam pelaksanaan pengajaran di sekolah yaitu pendekatan

    yang mengutamakan hasil belajar dan yang menekankan proses belajar.

    Sesungguhnya antara kedua pendekatan tersebut tidak terdapat perbedaan,

    sebab suatu hasil belajar yang baik akan diperoleh melalui proses yang

    baik pula (Sukmadinata, 2005).

    2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

    Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa

    faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari

    dalam diri individu (internal) dan dari luar individu (eksternal). Faktor-

    faktor tersebut menurut Dalyono (2005) adalah :

  • a. Faktor Internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu

    sedang belajar, meliputi :

    1) Kesehatan

    Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap

    kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala,

    demam, pilek, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak

    bergairahnya belajar. Karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat

    penting bagi setiap orang baik fisik maupun mental agar badan

    tetap kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat dalam melakukan

    kegiatan belajar.

    2) Inteligensi dan bakat

    Inteligensi dan bakat besar pengaruhnya terhadap kemampuan

    belajar. Orang yang memiliki inteligensi baik umumnya mudah

    belajar dan hasilnya cenderung baik. Sebaliknya orang yang

    inteligensi rendah cenderung mengalami kesulitan dalam belajar,

    lambat berpikir sehingga prestasinya rendah. Bakat juga besar

    pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Orang yang

    mempunyai inteligensi tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang

    dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses.

    3) Minat dan motivasi

    Minat dan motivasi adalah 2 aspek psikis yang juga besar

    pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar. Minat dapat

    timbul dari ada daya tarik dari luar dengan juga datang dari hati

    8

  • sanubari. Motivasi merupakan daya penggerak atau pendorong

    untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Minat dan motivasi

    merupakan modal yang besar untuk mencapai cita-cita atau

    memperoleh benda dan tujuan yang ingin dicapai.

    4) Cara belajar

    Cara belajar juga mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Belajar

    tanpa memperhatikan teknik dan faktor-faktor fisiologis,

    psikologis, ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang

    memuaskan. Belajar secara teratur setiap hari, pembagian waktu

    yang baik, cara memilih belajar yang tepat dan cukup istirahat akan

    meningkatkan hasil belajar.

    b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu, meliputi :

    5) Keluarga

    Keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak serta family yang menjadi

    penghuni rumah. Faktor orang tua dan faktor keadaan rumah

    sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam

    belajar.

    6) Sekolah

    Keadaan tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan

    belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, keadaan fasilitas atau

    perlengkapan sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid dalam satu

    kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, semua ini mempengaruhi

    keberhasilan belajar anak.

    9

  • 7) Masyarakat

    Keadaan masyarakat menentukan prestasi belajar. Apabila

    disekitar tempat tinggal keadaan rumah masyarakat dari orang-

    orang yang berpendidikan, anak-anaknya rata-rata bersekolah

    tinggi dan moralnya baik maka akan mendorong anak lebih baik

    belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tempat tinggal di lingkungan

    masyarakat banyak anak-anak nakal, tidak bersekolah dan

    pengangguran maka akan mengurangi semangat belajar sehinga

    minat untuk belajar pun berkurang.

    8) Lingkungan sekitar

    Keadaan tempat tinggal misalnya keadaan lingkungan, bangunan

    rumah, suasana rumah sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan

    sebagainya dapat mempengaruhi prestasi belajar.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi belajar, juga

    dikemukakan oleh Mahmud (1990) yaitu:

    a. Faktor Internal, seperti motivasi, minat dan keyakinan

    1) N.Ach (Need For Achievement) ialah dorongan/motif untuk

    berprestasi. N.Ach adalah suatu motif intrinsik untuk mencapai

    prestasi belajar dalam hal tertentu. Dorongan yang kuat berasal dari

    keluarga.

    10

  • 2) Takut gagal

    Takut gagal dengan adanya perasaan cemas sangat apabila

    menempuh ujian, mempelajari sesuatu yang baru atau memecahkan

    masalah yang sulit, dapat mengganggu keberhasilan dalam

    berprestasi. Siswa yang merasa gugup selama menempuh ujian

    akan memperoleh hasil yang lebih buruk daripada siswa yang

    tenang dan santai.

    3) Takut sukses

    Apabila cukup kuat, rasa takut sukses itu dapat mendorong N.Ach

    seseorang dan melahirkan perasaan-perasaan negatif terhadap

    prestasi yang baik.

    b. Faktor Eksternal

    Faktor situasional sangat berpengaruh terhadap prestasi, misalnya

    situasi lingkungan yaitu lingkungan sekolah, lingkungan suasana

    rumah, lingkungan sekitar dan kualitas keluarga yang sangat

    berpengaruh terhadap tingkat prestasi akademik.

    Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ananta (2000) tentang

    korelasi antara emosional dalam keluarga dengan prestasi belajar pada

    siswa SMP kelas II di Purwodadi-Grobogan, diperoleh hasil yaitu

    adanya korelasi yang bermakna antara emosional dalam keluarga

    dengan prestasi belajar. Hubungan emosional dalam keluarga

    responden sebesar 73,6% mempunyai masalah. Hubungan emosional

    dalam keluarga mempunyai korelasi yang bermakna terhadap nilai

    11

  • Bahasa Indonesia yaitu pada keluarga yang bermasalah sebanyak 3

    responden mendapat nilai kurang dari 6 sedang keluarga yang tidak

    bermasalah sebanyak 1 responden. Hubungan emosional dalam

    keluarga mempunyai korelasi yang bermakna terhadap nilai

    Matematika yaitu pada keluarga yang bermasalah sebanyak 52

    responden mendapat nilai kurang dari 6 sedang dari keluarga yang

    tidak bermasalah sebayak 3 responden.

    3. Pengukuran Prestasi Belajar

    Pengukuran prestasi belajar pada dasarnya adalah untuk mengetahui

    tingkat prestasi belajar yang dicapai siswa dalam materi pelajaran.

    Pengukuran prestasi belajar siswa dengan melakukan tes, ujian dan

    ulangan. Istilah ulangan umum yang dulu disebut THB (Tes Hasil Belajar)

    dan TPB (Tes Prestasi Belajar). Sebuah proses belajar mengajar atau untuk

    menentukan taraf keberhasilan sebuah program pembelajaran atau

    penyajian materi dan kenaikan kelas. Sistem pemberian angka terhadap tes

    biasanya dilakukan dengan huruf A, B, C, D dan E, angka (0-10, 0-100)

    dan kategori kemampuan sangat baik/sangat memuaskan,

    baik/memuaskan, cukup/sedang, kurang dan tidak lulus (Syah, 2003).

    B. Minat

    1. Pengertian minat

    Minat adalah suatu fungsi jiwa untuk mencapai sesuatu, minat

    merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik

    12

  • (Purwanto, 1999). Menurut Syah (2003), minat adalah kecenderungan dan

    kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

    Menurut Dalyono (2005), minat adalah kecenderungan yang menetap

    untuk memperhatikan dan mengenal beberapa kegiatan dan disertai rasa

    senang dengan memperoleh kepuasan. Sedangkan menurut Slameto (2003)

    minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

    aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

    Setelah memperhatikan uraian diatas dapat disimpulkan, minat

    adalah perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau

    kecenderungan yang mengarah individu pada suatu pilihan tertentu yang

    ditandai rasa senang dan rasa ketertarikan untuk memperoleh kepuasan.

    2. Proses minat

    Perbuatan minat, memilih dan mengambil keputusan disebut kata

    hati; adapun proses minat menurut Purwanto (1999) terdiri dari :

    a. Motif (alasan, dasar, pendorong)

    b. Perjuangan motif, sebelum mengambil keputusan pada batin terhadap

    beberapa motif yang bersifat luhur dan rendah disini harus dipilih

    c. Keputusan, berisi pemilihan antara motif-motif yang ada dan

    meninggalkan kemungkinan yang lain, sebab tidak mungkin seseorang

    mempunyai macam-macam keinginan pada waktu yang sama

    d. Bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil

    13

  • 3. Aspek-aspek minat

    Aspek-aspek minat yang ada merupakan dasar bagi seseorang untuk

    memiliki minat yang benar, mantap dan keinginan untuk mewujudkannya.

    Menurut Sutjipto (2002), aspek-aspek minat tersebut terdiri atas:

    a. Perhatian

    Perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas

    individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.

    Prinsip penting yang berkaitan dengan perhatian menurut Walgito

    (2002) adalah:

    1) Perhatian seseorang tertuju atau kearah pada hal-hal yang baru,

    hal-hal yang berlawanan dengan pengalaman baru saja diperoleh

    atau pengalaman yang didapat selama hidupnya.

    2) Perhatian seseorang tertuju dan tetap sehingga diarahkan pada hal-

    hal yang dianggap rumit, selama kerumitan tersebut tidak

    melampaui batas kemampuan orang tersebut.

    3) Orang mengarahkan perhatiannya pada hal-hal yang

    dikehendakinya, yaitu hal-hal yang sesuai dengan minat,

    pengalaman dan kebutuhannya.

    b. Kesenangan

    Kesenangan adalah bagian dari komponen emosional (afektif) yang

    menyertai motivasi. Komponen emosional (afektif) ini yang

    mengakibatkan rasa senang sehingga seseorang cenderung mengulang

    kembali perilakunya atau mengulang perilaku tertentu. Dilihat dari

    14

  • segi hubungan antara kesenangan, minat, motivasi dan perilaku,

    kesenangan merupakan bagian dari minat. Dimana minat akan

    berpengaruh pada motivasi, sedangkan motivasi merupakan penggerak

    perilaku.

    c. Keyakinan

    Keyakinan yang kuat sangat penting untuk memperoleh imbalan yang

    memuaskan, dengan demikian siswa termotivasi untuk menimbulkan

    eksitasi (perangsangan) pada sistem saraf, baik yang disebabkan oleh

    diri individu itu sendiri maupun yang berasal dari luar individu. Minat

    siswa akan timbul apabila dalam diri siswa terdapat komitmen.

    Komitmen adalah kecenderungan melibatkan diri kedalam apa yang

    dikerjakan dengan keyakinan bahwa kegiatan yang dikerjakan penting

    dan berarti.

    4. Minat belajar

    Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara

    diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan

    tersebut semakin besar minat (Slameto, 2003). Minat belajar berarti

    kecenderungan yang menetap pada seseorang dan merasa senang pada

    kegiatan belajar, dilanjutkan dengan perubahan perilaku positif pada

    kegiatan belajar. Minat belajar disebabkan berbagai hal antara lain karena

    keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat, memperoleh pekerjaan

    yang baik serta keinginan hidup senang dan bahagia (Dalyono, 2005).

    15

  • Satu hal yang pasti adalah bahwa perasaan tidak senang akan

    menghambat dalam belajar karena tidak melakukan sikap yang positif dan

    tidak menunjang minat belajar sehingga motivasi menjadi sukar

    berkembang yang dalam kenyataannya tidak semua siswa memulai

    bidang studi baru karena faktor minatnya sendiri. Ada yang

    mengembangkan pelajaran karena pengaruh gurunya, teman sekelas atau

    orang tuanya. Walaupun demikian dalam jangka waktu tertentu siswa yang

    demikian akan mampu mengembangkan minatnya yang kuat terhadap

    mata pelajaran dan mampu pula mengarahkan segala daya dan upayanya

    untuk menguasai mata pelajaran tersebut sehingga siswa tersebut mampu

    memperoleh prestasi yang baik (Slameto, 2003).

    Minat sangat penting dalam menggiatkan aktivitas seseorang, minat

    dapat timbul dari situasi belajar. Ada tidaknya minat terhadap suatu

    pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran dan lengkap

    tidaknya catatan. Belajar yang tidak didasari minat berarti tidak sesuai

    dengan bakatnya, kebutuhannya, kecakapannya, dan tip-tip khusus

    sehingga anak banyak menjumpai problema pada dirinya. Tidak adanya

    minat seseorang terhadap suatu pelajaran akan menimbulkan kesulitan

    belajar (Dalyono, 2005).

    16

  • Adapun faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar

    menurut Syah (2003) terdiri dari dua macam yaitu :

    a. Faktor Intern siswa

    Faktor Intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-

    fisik siswa, yakni :

    1) Ranah kognitif (cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas

    intelektual atau inteligensi siswa.

    2) Ranah afektif ( rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap.

    3) Ranah psikomotor (karsa), antara lain seperti terganggunya alat-

    alat indra penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga).

    b. Faktor Ekstern siswa

    Faktor Ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan

    sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor

    lingkungan ini meliputi :

    1) Lingkungan keluarga, misalnya ketidak harmonisan hubungan

    antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi

    keluarga.

    2) Lingkungan perkampungan atau masyarakat, misalnya wilayah

    perkampungan kumuh (slum area) dan teman sepermainan (peer

    group) yang nakal.

    3) Lingkungan sekolah, misalnya kondisi dan letak gedung sekolah

    yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat-alat belajar

    yang berkualitas rendah.

    17

  • Selain faktor-faktor yang bersifat umum diatas, ada pula faktor lain

    yang juga menimbulkan kesulitan belajar anak didik. Faktor ini dipandang

    sebagai faktor khusus. Misalnya sindrom psikologis berupa learning

    disability (ketidakmampuan belajar), sindrom berarti satuan gejala yang

    muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan

    kesulitan belajar anak didik. Sindrom ini misalnya disleksia yaitu

    ketidakmampuan belajar membaca, disgrafia yaitu ketidakmampuan

    belajar menulis, diskalkulia yaitu ketidakmampuan belajar matematika.

    Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa minat

    belajar siswa timbul karena adanya rasa senang, ketertarikan pada suatu

    hal atau ketrampilan sehingga berdampak positif terhadap kegiatan belajar,

    serta keinginan atau cita-cita untuk menjadi lebih baik. Disamping minat

    untuk melanjutkan prestasi belajar yang baik harus ada dukungan,

    perhatian dan motivasi dari orang tua, guru, teman, lingkungan dalam

    mendukung proses proses belajar (Dalyono, 2005).

    Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh saudara Azizah

    (2006) tentang Hubungan Komunikasi Dalam Keluarga Dengan Minat

    Belajar Kelas V1 Pesawahan 01 Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal,

    di peroleh hasil yaitu ada hubungan antara komunikasi dalam keluarga

    dengan minat belajar. Komunikasi dalam keluarga baik sejumlah 19 siswa

    (63%), sedangkan yang mempunyai komunikasi dalam keluarga sedang

    sejumlah 11 siswa (36,6%). Siswa yang mempunyai minat belajar baik

    18

  • sebesar 11 siswa (60%), Sebagian siswa yang mempunyai minat belajar

    sedang sebesar 12 siswa (40%).

    C. Hubungan antara Minat dengan Prestasi Belajar

    Minat seseorang berhubungan erat dengan prestasinya sehingga untuk

    mencapai prestasi belajar yang tinggi tidak cukup hanya didukung oleh

    kemampuan atau tingkat integritas saja, tetapi juga perlu didukung minat.

    Minat belajar merupakan kecenderungan yang menetap pada diri seseorang

    dan merasa senang pada kegiatan belajar, diikuti dengan perubahan perilaku

    positif pada kegiatan belajar. Minat belajar ditimbulkan karena berbagai hal

    antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat dan

    memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat

    belajar yang besar menghasilkan pretasi yang tinggi. Sebaliknya minat belajar

    yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah (Dalyono, 2005).

    Perasaan tidak senang akan menghambat dalam belajar karena tidak

    melakukan sikap yang positif dan tidak menunjang minat belajar sehingga

    motivasi juga menjadi sukar berkembang. Kenyataannya tidak semua siswa

    memulai bidang studi baru karena faktor minatnya sendiri, ada yang

    mengembangkan pelajaran karena pengaruh gurunya, teman, atau orang

    tuanya. Walaupun demikian dalam jangka waktu tertentu siswa yang demikian

    akan mampu mengembangkan minatnya dengan segala upayanya untuk

    menguasai mata pelajaran tersebut sehingga siswa tersebut mampu

    memperoleh prestasi yang baik (Slameto, 2003).

    19

  • Dalam konteks itulah, diyakini bahwa minat mempengaruhi proses dan

    hasil belajar anak didik. Tidak banyak yang dapat diharapkan untuk

    menghasilkan prestasi belajar yang baik dari seorang anak yang tidak berminat

    untuk mempelajari sesuatu (Djamarah, 2002).

    Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Novita (2004) tentang

    Pengaruh Minat Terhadap Prestasi Siswa Dalam Pelaksanaan Metode Belajar

    Quantum Learning Di SMUN 3 Madiun, diperoleh hasil yaitu terdapat

    pengaruh yang kuat antara minat dan prestasi siswa dalam pelaksanaan

    metode belajar quantum learning. Metode pembelajaran quantum banyak

    menghasilkan siswa berprestasi. Metode ini bisa diterapkan untuk semua

    sekolah, namun sangat membutuhkan kesiapan dari semua pihak dan waktu

    yang panjang. Novita juga menemukan dua penyebab turunnya minat belajar

    siswa. Pertama, kurang motivasi dalam diri siswa, ini dapat dilihat dari masih

    banyaknya siswa yang pasif disekolah. Kedua, pengaruh lingkungan,

    kecanggihan tehnologi terkadang menjerumuskan siswa. Misalnya tanyangan

    televisi yang kurang mendidik.

    20

  • D. Kerangka Teori

    Setelah memperhatikan tentang uraian-uraian diatas mengenai minat

    belajar serta prestasi belajar, maka disusun kerangka teori sebagai berikut :

    Gambar 2.1 : Kerangka Teori

    Sumber : Dalyono, 2005

    Dari kerangka teori diatas, maka penulis berasumsi bahwa minat belajar

    mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi belajar. Penelitian ini akan

    mencari hubungan antara minat dengan prestasi belajar khususnya bagi

    mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas

    Muhammadiyah Semarang.

    21

    Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar :Faktor Internal

    Kesehatan Inteligensi dan bakatMinat dan motivasiCara belajar

    Faktor Eksternal KeluargaSekolah MasyarakatLingkungan sekitar

    Prestasi belajar

  • E. Kerangka Konsep

    Berdasarkan masalah penelitian dan uraian-uraian mengenai minat dan

    prestasi belajar, maka dapat digambarkan suatu kerangka konsep penelitian

    sebagai berikut :

    Gambar 2.2 : Kerangka Konsep

    F. Variabel Penelitian

    1. Variabel bebas (independent)

    Variabel bebas (independent) adalah variabel yang menjadi sebab

    timbulnya atau berubahnya variabel dependent (variabel terikat).

    Variabel independent dalam penelitian ini adalah minat belajar.

    2. Variabel terikat (dependent)

    Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

    menjadi akibat karena adanya variabel independent (variabel bebas).

    Variabel dependent dalam penelitian ini adalah prestasi belajar yang

    dinyatakan dengan nilai.

    22

    Variabel Independent:

    Minat Belajar

    Variabel Dependent:

    Prestasi Belajar

  • G. Hipotesis

    Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka dasar teori yang telah

    dikemukakan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan:

    ada hubungan antara minat dengan prestasi belajar pada Mahasiswa Fakultas

    Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

    23