bab ii tinjauan pustaka a. dioscorea esculentarepository.ump.ac.id/5998/3/danny rosyadi_bab...

13
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gembili (Dioscorea esculenta) Species : Dioscorea esculenta Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta. Divisi : Magnoliophyta. Kelas : Liliopsida. Ordo : Liliales. Famili : Dioscoreaceae. Genus : Dioscorea. Nama indonesia : Gembili, gembili (Jawa), huwi butul (Sunda). Uraian Tanaman Gembili (Dioscorea esculenta) merupakan tanaman perdu memanjat, dan dapat mencapai tinggi antara 3-5 m. Daun berbentuk seperti ginjal. Warna kulit umbi keabu-abuan, sedangkan warna daging putih kekuningan (Sastrapraja et al., 1977). Susunan senyawa umbi gembili bervariasi menurut spesies dan varietas. Onwueme (1984), menyatakan bahwa komponen terbesar dari umbi gembili adalah karbohidrat 27-33%. Tanaman gembili dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia. Tanaman ini diperkirakan berasal dari daratan Indo- Cina. Di negara tropis basah, gembili bersama dengan ubi kayu menjadi makanan berkarbohidrat dari berjuta penduduk (Sastrahidayat dan Soemamo, 1991). Nilai gizi gembili tidak jauh berbeda dibanding dengan ubi kayu segar. Gembili mempunyai nilai kalori 95 kaVI00 g atau sekitar dua per lima bagian dari nilai kalori ubi kayu dan sekitar seperlima bagian dari nilai kalori tepung beras (Suhardi dkk, 2002). Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013

Upload: hoangthien

Post on 09-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dioscorea esculentarepository.ump.ac.id/5998/3/Danny Rosyadi_BAB II.pdf · Warna kulit umbi keabu-abuan, sedangkan warna daging putih kekuningan (Sastrapraja

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gembili (Dioscorea esculenta)

Species : Dioscorea esculenta

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta.

Divisi : Magnoliophyta.

Kelas : Liliopsida.

Ordo : Liliales.

Famili : Dioscoreaceae.

Genus : Dioscorea.

Nama indonesia : Gembili, gembili (Jawa), huwi butul (Sunda).

Uraian Tanaman

Gembili (Dioscorea esculenta) merupakan tanaman perdu

memanjat, dan dapat mencapai tinggi antara 3-5 m. Daun berbentuk seperti

ginjal. Warna kulit umbi keabu-abuan, sedangkan warna daging putih

kekuningan (Sastrapraja et al., 1977). Susunan senyawa umbi gembili

bervariasi menurut spesies dan varietas. Onwueme (1984), menyatakan

bahwa komponen terbesar dari umbi gembili adalah karbohidrat 27-33%.

Tanaman gembili dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis

seperti Indonesia. Tanaman ini diperkirakan berasal dari daratan Indo-

Cina. Di negara tropis basah, gembili bersama dengan ubi kayu menjadi

makanan berkarbohidrat dari berjuta penduduk (Sastrahidayat dan

Soemamo, 1991). Nilai gizi gembili tidak jauh berbeda dibanding dengan

ubi kayu segar. Gembili mempunyai nilai kalori 95 kaVI00 g atau sekitar

dua per lima bagian dari nilai kalori ubi kayu dan sekitar seperlima bagian

dari nilai kalori tepung beras (Suhardi dkk, 2002).

Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dioscorea esculentarepository.ump.ac.id/5998/3/Danny Rosyadi_BAB II.pdf · Warna kulit umbi keabu-abuan, sedangkan warna daging putih kekuningan (Sastrapraja

5

Tanaman gembili mempunyai kadar amilosa yang cukup tinggi,

yang dimana kadar amilosa yang tinggi dapat meningkatkan absorbsi air.

Jika jumlah air dalam sistem dibatasi maka amilosa tidak dapat

meninggalkan granula. Granula pati dapat menyerap air dan membengkak

tetapi tidak dapat kembali seperti semula (Fennema, 1985). Kulp (1973)

menyatakan bahwa air yang terserap dalam molekul menyebabkan granula

mengembang. Pada proses gelatinisasi terjadi pengrusakan ikatan hidrogen

intramolekuler. Ikatan hidrogen mempunyai peranan untuk

mempertahankan struktur integritas granula. Terdapatnya gugus hidroksil

yang bebas akan menyerap air, sehingga terjadi pembengkakan granula

pati. Disamping itu nisbah penyerapan air dan minyak juga dipengaruhi

oleh keberadaan serat, karena sifat serat yang mudah menyerap air.

B. Tablet

Tablet merupakan obat dalam sediaan padat yang biasanya dibuat

dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai antara lain

bahan pengisi, bahan pengikat, bahan penghancur, dan bahan pelincin (Ansel,

1989:244-246).

Kriteria umum dalam mendisain sediaan tablet :

1. Ketelitian dalam keseragaman kandungan obat dalam setiap takaran.

2. Stabilitas, termasuk stabilitas bahan aktif, formulasi tablet secara

menyeluruh, waktu hancur.

3. Meningkatkan penerimaan pasien (Agoes, 2406:173).

4. Tablet harus merupakan produk yang menarik, bebas dari sepihan,

keretakan, kontaminasi. Tablet juga harus tahan guncangan mekanik

selama produksi, pengepakan (Lachman, 1994:647).

Keuntungan tablet antara lain:

1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan

kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan

ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.

Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dioscorea esculentarepository.ump.ac.id/5998/3/Danny Rosyadi_BAB II.pdf · Warna kulit umbi keabu-abuan, sedangkan warna daging putih kekuningan (Sastrapraja

6

2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling

rendah.

3. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling

kompak.

4. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah dan paling

murah untukdikemas serta dikirim.

5. Pemberian tanda pengenal produk pada tabel paling mudah dan murah,

tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan

permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul.

6. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di

tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan hancurnya

tablet tidak segera terjadi.

7. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti

pelepasan di usus atau produk lepas lambat.

8. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk

diproduksi secara besar-besaran.

9. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran

kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik (Lachman,

1994:645)

Tablet juga kurang disukai karena antara lain:

1. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak,

tergantung pada keadaan amrofnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis.

2. Obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukup atau tinggi,

absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi

dari sifat tersebut, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan

dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan bioaviabilitas

obat cukup.

3. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan,

atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembaban udara perlu

pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa atau

memerlukan penyalutan dulu (Lachman, 1994 : 645-646)

Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dioscorea esculentarepository.ump.ac.id/5998/3/Danny Rosyadi_BAB II.pdf · Warna kulit umbi keabu-abuan, sedangkan warna daging putih kekuningan (Sastrapraja

7

C. Bahan Tambahan dalam Pembuatan Tablet

Pada dasarnya bahan tambahan dapat dibedakan berdasarkan

fungsinya, yaitu bahan pengisi, bahan pengikat, bahan pelicin, bahan

penghancur atau bahan tambahan lain yang cocok.

1. Bahan Pengisi (Diluents)

Bahan pengisi ditambahkan bila dosis obat tidak cukup untuk

membuat bulk dan memperbaiki daya kohesi. Bahan pengisi harus

mempunyai beberapa kriteria yaitu: harus non toksik, tersedia dalam

jumlah yang cukup disemua negara tempat produk obat tersebut dibuat,

harganya cukup murah, bebas dari mikroba, tidak boleh mengganggu

warna obat (Lachman, 1994:698).

Bahan pengisi yang sering digunakan yaitu Laktosa yang dapat

dikombinasi dengan zat aktif sebanyak 20-25%, tepung gandum, jagung

atau kentang (Lachman, 1994:699).

2. Bahan Pengikat (Binders)

Bahan pengikat yaitu mempunyai sifat adhesif, sehingga

merupakan variabel yang kritis dalam metode granulasi basah sehingga

jumlah yang harus ditambahkan perlu diperhatikan umumnya dalam

bentuk larutan. Untuk menghasilkan granul yang kekerasannya sama,

diperlukan bahan pengikat lebih sedikit jumlahnya daripada jika

memakai bahan pengikat dalam bentuk serbuk kering. Sebagai bahan

pengikat digunakan amilum, gelatin, gula, akasia dan bahan lain yang

cocok dengan serbuk, dapat mengubah serbuk menjadi granul,

selanjutnya jika granul dikempa akan menjadi kompak. Gelatin

merupakan protein alam, kadang-kadang digunakan bersama-sama

dengan akasia (Lachman dkk, 1994: 701).Pasta amilum merupakan

bahan pembuat granul yang paling banyak dipakai. Dibuat dengan

mendispersikan amilum ke dalam air, kemudian dipanaskan beberapa

Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dioscorea esculentarepository.ump.ac.id/5998/3/Danny Rosyadi_BAB II.pdf · Warna kulit umbi keabu-abuan, sedangkan warna daging putih kekuningan (Sastrapraja

8

waktu.Polimer-polimer alam yang telah dimodifikasi seperti alginat,

derivat-derivat selulosa (metil selulosa, hidroksi propil metil selulosa dan

hidroksi propil selulosa) adalah pengikat dan perekat yang umum dipakai

(Lachman dkk, 1994: 701).

Bahan pengikat dalam jumlah yang memadai ditambahkan dalam

bahan yang akan ditabletasi melalui bahan pelarut atau larutan bahan

perekat yang digunakan pada saat granulasi. Bahan pengikat bekerja

menghambat pelepasan zat aktif adalah polietilen (pada umumnya

polietilen tekanan rendah). Dengan adanya tekanan pencetakan, akan

terjadi deformasi plastis, sehingga hasil cetakan akan mengalami

pengelasan dingin (deformasi plastis partikel). Polietilenglikol (bobot

molekul 4000-7000) juga memiliki sifat bahan pengikat yang baik,

meskipun menunjukkan banyak peristiwa tak tersatukan dengan bahan

obat. Sebagai bahan pengikat, yang digunakan untuk membuat granulat

adalah polivinil pirolidon (Voigt, 1995:202). Contoh dari bahan pengikat

adalah amilum, gelatin, turunan selulosa (Solusio Metilsellulosa 5%),

mucilago gummi Arabici 10-20%, PVP 5-10% dalam air atau dalam

alkohol(Anief, 2000 : 211).

3. Bahan Pelicin (lubricant, anti adherent dan glidant)

Fungsi utama dari lubrikan adalah untuk meredukasi gesekan

yang timbul antara muka dari tablet dan dinding die, selama kompresi

dan ejeksi. Lubrikan juga mempunyai sifat antiadherent atau glidant.

Selain itu juga ditujukan untuk memacu aliran serbuk atau granul dengan

jalan mengurangi gesekan di antara partikel-partikel. Dasar mekanisme

pelicinan adalah suatu proses penyalutan maka makin halus ukuran

partikelnya, makin tinggi efek pelicinnya. Macam-macam lubrikan yang

sering digunakan antara lain asam stearat, zink stearat dan bahan lain

yang cocok. (Voigt, 1995:204).

Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dioscorea esculentarepository.ump.ac.id/5998/3/Danny Rosyadi_BAB II.pdf · Warna kulit umbi keabu-abuan, sedangkan warna daging putih kekuningan (Sastrapraja

9

Bahan pelincin berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi 3

kelompok yaitu:

a. Lubricant

Bahan pelincin berfungsi untuk mengurangi gesekan antara

dinding tablet dengan dinding ruang cetak (die) pada saat tablet

ditekan keluar (Lachman, 1994:703). Bahan pelicin yang sering

digunakan adalah Asam Stearat, Magnesium Stearat dengan

konsentrasi 0,2-2,0%, PEG, Kalsium Stearat (Agoes, 2006:191).

b. Glidant

bahan yang diperlukan untuk memperbaiki sifat alir dari

granul dengan cara mengurangi gesekan antar partikel. Glidant

dalam jumlah cukup akan memberi aliran yang baik.

c. Anti Adherent

Berfungsi untuk mencegah granul tablet atau bahan lainnya

melekat pada dinding cetakan (Agoes, 2006)

Bahan pelicin yang sangat menonjol digunakan talk. Talk

mempunyai tiga keunggulan yaitu bisa sebagai bahan pelicin,

sebagai bahan pemisah hasil cetakan dan sebagai bahan pengatur

aliran. Talk merupakan kristal dengan bentuk papan datar yang

sangat mudah mengalir pada saat terjadi gesekan. Pada umumnya

talk ditambahkan dalam granul sebanyak 2% dan dianjurkan untuk

menambah magnesium stearatdalam serbuk sebanyak 0,2-0,3%

(Voigt, 1995:205).

4. Bahan Penghancur (Disintegrant)

Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan pecahnya

atau hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan pencernaan. Dapat

berfungsi menarik air kedalam tablet, mengembang dan menyebabkan

tablet pecah. Fragmen-fragmen itu mungkin sangat menentukan

kelarutannya selanjutnya dari obat dan dari obat dapat tercapai

bioaviabilitas yang diharapkan. Fungsi bahan penghancur adalah

Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dioscorea esculentarepository.ump.ac.id/5998/3/Danny Rosyadi_BAB II.pdf · Warna kulit umbi keabu-abuan, sedangkan warna daging putih kekuningan (Sastrapraja

10

memudahkan tablet hancur setelah pemberian obat, sehingga dapat

diabsorbsi. Bahan penghancur yang sering dipakai adalah amilum, gom,

CMC-Na, Natrium amilum glikolat dan bahan lain yang cocok. Amilum

USP dan jenis-jenis lainnya adalah jenis bahan penghancur yang paling

umum dipakai, harganya juga paling murah. Biasanya digunakan dengan

konsentrasi 5-20% dari berat tablet. Modifikasi amilum seperti primogel

dan explotab, sebagai pengganti yang murah dari karboksimetil,

digunakan dengan konsentrasi rendah (4% adalah yang optimum).

Macam-macam kanji sebelum gelatinisasi juga dipakai sebagai bahan

penghancur biasanya dengan konsentrasi 5% (Lachman dkk, 1994:702)

Cara penambahan bahan penghancur :

a. Penambahan Eksternal

Bahan penghancur ditambah bersama bahan pelicin pada

granul kering yang sudah diayak dan ditambahkan pada saat granul

akan dikempa.

b. Penambahan Internal

Bahan penghancur ditambah obat, bahan pengisi dan bahan

pengikat sebelum dibuat granul penambahan bahan penghancur

memakai kombinasi kedua cara tersebut, yaitu sebagian bahan

penghancur ditambah secara eksternal dan sebagian secara internal,

dengan jalan ini diharapkan efektifitas penghancur tablet dapat

lebih baik.

c. Kombinasi antara penambahan eksternal dan internal

Penambahan bahan penghancur memakai kombinasi kedua

cara tersebut, yaitu sebagian bahan penghancur ditambah secara

eksternal dan sebagian secara internal, dengan jalan ini diharapkan

efektifitas penghancur tablet dapat lebih baik karena penambahan

dengan cara kombinasi dimaksudkan agar ikatan antar granul cepat

terpisah (eksternal) dan cepat menjadi partikel-partikel kasar

(internal) (Sulaeman, 2007 :95).

Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dioscorea esculentarepository.ump.ac.id/5998/3/Danny Rosyadi_BAB II.pdf · Warna kulit umbi keabu-abuan, sedangkan warna daging putih kekuningan (Sastrapraja

11

Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan

pecahnya atau hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan

saluran pencernaan. Bahan penghancur digunakan bila diinginkan

pemisahan yang cepat dari bahan-bahan tabletkempa. Hal ini

menjamin pelepasan segera dari partikel-partikel obat ke dalam

proses melarut yang akan meningkatkan absorbsi obat

(Ansel,2005:257). Bahan penghancur berfungsi menarik air ke

dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi

suatu agregat dan akhirnya obat di absorbsi oleh tubuh. Amilum

sebagai bahan penghancur merupakan bahan penghidrofil, yang

artinya meningkatkan porositas dan pembasahan tablet sehingga

memudahkan penetrasi air melalui pori-pori ke dalam tablet, yang

menyebabkan waktu hancur menjadi lebih cepat (Voigt, 1995 : 210).

D. Metode Pembuatan Tablet

Sebelum pentabletan dilakukan bahan obat dan bahan tambahan yang

diperlukan digranulasi terlabih dahulu. Granulasi berarti partikel-partikel

serbuk diubah menjadi butiran granulat (Voigt, 1995:171). Umumnya

berbentuk tidak merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar

(Ansel, 1985:212). Tablet kempa dirancang untuk dapat langsung ditelan

sehingga kebanyakanmengandung obat yang diharapkan berefek lokal dalam

saluran cerna (Lachman, 1994:706-706).

Ada 3 metode dalam pembuatan tablet kompresi yaitu metode

granulasi basah, granulasi kering dan cetak langsung (Voigt, 1995:259).

1. Granulasi basah

Granulasi basah merupakan metode yang banyak digunakan

dalam produksi tablet kompresi. Umumnya kerja produksi tablet

kompresi. Granul diperoleh dengan cara mengikat serbuk dengan suatu

perekat sebagai pengganti pengempakan. Umumnya kerja pengikat akan

lebih efektif apabila serbuk dicampur dengan perekat dalam bentuk cair.

Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dioscorea esculentarepository.ump.ac.id/5998/3/Danny Rosyadi_BAB II.pdf · Warna kulit umbi keabu-abuan, sedangkan warna daging putih kekuningan (Sastrapraja

12

Bahan pengikat yang ditambahkan harus memberikan kelembaban yang

cukup. Jika dibasahi secara berlebihan akan menghasilkan granul yang

terlalu keras dan pembasahan yang kurang akan menghasilkan tablet

yang lunak dan cenderung mudah remuk (Ansel,2005: 263).

Pembuatan granul dengan cara granulasi basah dibuat : zat

berkhasiat, zat pengisi dan zat penghancur dicampur homogen, kemudian

dibasahi dengan larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan

pewarna. Setelah itu diayak menjadi granul dan dikerigkan dalam almari

pengering pada suhu 40-500C. Setelah kering diayak lagi untuk

memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan

bahan pelicin dan dikempa menjadi tablet dengan mesin tablet (Anief,

2000 : 211)

Secara umum semakin besar ukuran partikel maka semakin baik

sifat alirnya. Dengan adanya granulasi basah maka bisa menambah

ukuran diameter dari serbuk dan secara otomatis akan meningkatkan sifat

alirnya.

Keuntungan granulasi basah yaitu:

a. Meningkatkan fluiditas dan kompaktibilitas, sesuai untuk tablet dosis

tinggi dengan sifat aliran/kompaktibilitas buruk.

b. Mengurangi penjeratan udara

c. Meningkatkan keterbatasan serbuk melalui hidrofilisasi (granulasi

basah).

d. Memungkinkan penanganan serbuk tanpa kehilangan kualitas

campuran (Agoes, 2006:195).

2. Granulasi kering

Pada metode granulasi kering, granul dibentuk oleh pelembaban

atau penambahan bahan pengikat kedalam campuran serbuk obat tetapi

dengan cara memadatkan massa yang jumlahnya besar dari campuran

serbuk, dan setelah itu memecahkannya dan menjadikan pecahan-

pecahan yang lebih kecil.

Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dioscorea esculentarepository.ump.ac.id/5998/3/Danny Rosyadi_BAB II.pdf · Warna kulit umbi keabu-abuan, sedangkan warna daging putih kekuningan (Sastrapraja

13

Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah

dengan metode granulasi basah, karena kepekaanya pada uap air atau

karena untuk mengeringkannya diperlukan temperatur yang dinaikan

(Ansel, 1989:269).

3. Kempa langsung

Metode kempa langsung dilakukan terutama pada keadaan dosis

efektif terlalu tinggi untuk pencetakan langsung dan obatnya peka

tehadap pemanasan,kelembaban, yang dapat mengganggu dalam proses

granulasi basah. Sedangkan obat yang berdosis kecil dan berdosis sedang

dengan proses ini menjadi praktis karena waktu yang diperlukan dalam

pembuatan tablet menjadi singkat. Walaupun kempa langsung

mempunyai beberapa keuntungan penting (tenaga kerja yang sedikit,

proses kering, tahapan proses sedikit), tetapi adanya beberapa

keterbatasan dalam proses ini:

a. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara obat dengan

pengisi dapat menimbulkan peningkatan jumlah garnul sehingga

dapat menimbulkan ketidakseragaman isi obat dalam tablet.

b. Obat dosis besar dapat menimbulkan masalah dengan kempa

langsung bila tidak dikempa dengan obatnya sendiri.

c. Dalam beberapa keadaan, pengisi dapat berinteraksi dengan obat.

d. Karena kempa langsung keadaannya kering, sehingga tidak terjadi

pencampuran, hal ini dapat mencegah keragaman distribusi obat

garnul (Ansel, 2005 : 687).

Bahan tambahan untuk metode kempa langsung harus

mempunyai sifat khusus, yaitu: (Lachman dkk, 1994:710).

a. Harus mempunyai sifat alir dan kompresibilitas yang baik.

b. Inert.

c. Stabil terhadap lembab udara dan panas.

d. Kapasitas tinggi.

e. Homogen bila dicampur dengan zat warna.

Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dioscorea esculentarepository.ump.ac.id/5998/3/Danny Rosyadi_BAB II.pdf · Warna kulit umbi keabu-abuan, sedangkan warna daging putih kekuningan (Sastrapraja

14

f. Memberikan rasa yang enak terutama untuk tablet kunyah.

g. Tidak berpengaruh jelek terhadap ketersediaan hayati.

h. Rentan ukuran partikel tidak berbeda banyak dengan ukuran partikel

obat.

i. Relatif tidak mahal.

E. Problema-problema dalam pentabletan

1. Binding

Binding adalah suatu keadaan dimana terjadi pelekatan antara

tablet dengan dinding ruang cetak pada saat pengeluran tablet (ejection).

umumnya binding disebabkan karena material yang dikempa lembab,

kurangnya lubrikan dan die kurang bersih serta temperaturnya tinggi

(Sulaeman, 2007:183).

2. Sticking dan Picking

Sticking adalah melekatnya material yang dikempa pada dinding

die, bila berlanjutnya menjadi lekatan yang tebal (sticking). Penyebab

utama yaitu granulnya lembab atau lubrikasinya tidak baik. Picking adalah

istilah yang digunakan untuk tablet yang permukaannya hilang karena

sejumlah kecil material yang dikempa melekat pada permukaan punch

(Sulaeman, 2007:183).

3. Capping

Capping terjadi bila bagian atas tablet dikempa memisah dari

bagian induknya kemudian lepas seperti sebuah topi (cap). Problem ini

kemungkinan dikarenakan banyak fines dalam granul dan atau kurang

bersihnya punch atau die. Bisa juga karena punch yang baru, kelebihan

bahan pelicin (Lachman dkk, 1994 : 675).

Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dioscorea esculentarepository.ump.ac.id/5998/3/Danny Rosyadi_BAB II.pdf · Warna kulit umbi keabu-abuan, sedangkan warna daging putih kekuningan (Sastrapraja

15

F. Uraian Bahan Aktif dan Bahan Tambahan

1. Paracetamol

HO NHCOCH

Gambar 1 Rumus Bangun Parasetamol

4- Hidroksiasetanilida

C8H9NO2

BM 151.16

Khasiatnya analgetis dan antiparetis, tetapi tidak anti radang.

Umumnya dianggap sebagai zat anti nyeri yang paling aman (Tan dan

Rahardja, 2002:318). Pemerian serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa

sedikit pahit, kelarutan larut dalam air mendidih dan dalam natrium

hidroksida 1 N, mudah larut dalam etanol. Tablet parasetamol

mengandungparasetamol C8H9NO2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak

lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket (Depkes RI,

1995:649-650).

2. Pati Gembili

Bahan penghancur adalah bahan yang dapat membantu

penghancuran dan membantu memecah atau menghancurkan tablet

setelah pemberian sampai menjadi partikel-partikel yang lebih kecil,

sehingga mudah diabsorbsi (Ansel, 2008:247). Granula pati dapat

menyerap air dan membengkak tetapi tidak dapat kembali seperti semula

(Fennema, 1985). Kulp (1973) menyatakan bahwa air yang terserap

dalam molekul menyebabkan granula mengembang. Pada proses

gelatinisasi terjadi pengrusakan ikatan hidrogen intramolekuler. Ikatan

hidrogen mempunyai peranan untuk mempertahankan struktur integritas

granula. Terdapatnya gugus hidroksil yang bebas akan menyerap air,

sehingga terjadi pembengkakan granula pati. Kadar amilosa yang tinggi

Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dioscorea esculentarepository.ump.ac.id/5998/3/Danny Rosyadi_BAB II.pdf · Warna kulit umbi keabu-abuan, sedangkan warna daging putih kekuningan (Sastrapraja

16

juga dapat meningkatkan absorbsi air. Jika jumlah air dalam sistem

dibatasi maka amilosa tidak dapat meninggalkan granula.

3. Gelatin

Pemerian lembaran kepingan serbuk atau butiran, tidak berwarna

atau kekuningan pucat bau dan rasa lemah (Depkes RI, 1979). Gelatin

diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen dari kulit, jaringan ikat putih dari

tulang hewan. Gelatin tidak larut dalam air dingin, mudah larut dalam air

panas, sukar larut dalam etanol, kloroform, eter (Depkes RI, 1995).

4. Magnesium Stearat

Magnesium stearat mengandug tidak kurang dari 6,5% dan tidak

lebih dari 8,5% MgO, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian serbuk halus, putih, licin dan mudah melekat pada kulit, bau

lemah khas. Kelarutan praktis tidak larut air, etanol p, eter p (Depkes RI,

1979:354). Disarankan ditambahkan Mg stearat dalam bentuk serbuk

dengan konsentrasi 0,2-0,3% (Voigt, 1995:205).

5. Laktosa

Pemerian serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa agak manis.

Kelarutan larut dalam 6 bagian air, larut dalam satu bagian air mendidih,

sukar larut dalam etanol, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter.

Laktosa adalah bahan pengisi yang sering dipakai karena tidak

berinteraksi dengn hampir semua bahan obat. Dapat dikombinasi dengan

zat aktif sebanyak 20-25% (Lachman, 1994:699).

Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013