bab ii tinjauan pustaka 2.1.1. biochar -...
TRANSCRIPT
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teoritis
2.1.1. Biochar (Arang Hayati)
Biochar merupakan substansi arang kayu yang berpori, yang sering
disebut charcoal atau agric-char. Penambahan Biochar ke tanah meningkatkan
ketersediaan kation utama, fosfor, total nitrogen dan kapasitas tukar kation tanah
(Gani, 2010).
Bahan baku pembuatan Biochar umumnya adalah residu biomasa pertanian
dan kehutanan seperti kayu, tongkol jagung, tandan kelapa sawit.
Limbah pertanian seperti tempurung kelapa, kulit buah kakao, tempurung kelapa
sawit dan sekam padi sangat berpotensi untuk dijadikan Biochar
(Nurida dkk., 2008). Biochar dapat diproduksi menggunakan sistem pirolisis.
Pada sistem pirolisis, Biochar diproses tanpa oksigen dan menggunakan sumber
panas dari luar. Bahan dasar pembuatan Biochar akan mempengaruhi cara
pembuatan dan mempengaruhi sifat Biochar yang telah dihasilkan (Gani, 2010).
Penggunaan Biochar yang telah ditambah mikroba mampu 1) meningkatkan
pertumbuhan vegetatif (tinggi) tanaman jagung varietas Bisma;
2) dan meningkatkan jumlah tongkol, berat kering tongkol dan pipilan jagung
(Santi & Didiek, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2008)
menunjukkan bahwa pemberian arang berbahan dasar cangkang kelapa sawit
dapat meningkatkan kadar hara nitrogen yang lebih tinggi dibandingkan dengan
tanpa pemberian arang.
2.1.2. Dosis Pemberian Biochar
Berkembangnya pengetahuan mendorong manusia untuk melakukan
berbagai penelitian salah satunya adalah penelitian tentang pengaruh pemberian
Biochar terhadap produksi dan pertumbuhan tanaman. Beberapa penelitian yang
telah dilakukan, antara lain: Nurida dkk. (2010) dalam penelitiannya menyebutkan
bahwa pemberian dengan bentuk formula Biochar KS50 dengan dosis 2,5 ton
ha-1
menunjukkan perbedaan tinggi tanaman jagung sebesar 39,7-69%.
5
Penelitian yang dilakukan Supriyanto dan Fidryaningsih (2010) pemberian arang
sekam sebanyak 5% pada media semai tanaman jabon berpengaruh nyata terhadap
1) pertumbuhan tinggi semai tanaman jabon sebesar 18,31%-28,36%;
2) meningkatkan berat pucuk, berat basah akar dan berat kering tanaman jabon.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Masulili dkk. (2010) menyatakan pemberian
Biochar berbahan dasar sekam padi sebesar 10 ton ha-1
meningkatkan jumlah
anakan tanaman padi dengan rata-rata jumlah anakan 17,33 serta meningkatkan
total biomassa kering padi sebesar 75,93 g. Pemberian Biochar dengan bahan dari
FMY (Farm Yard Manure) sebanyak 15 ton ha-1
secara signifikan mampu
meningkatkan produktivitas ketela pohon yang ditumpangsari dengan kacang
tanah sebesar 21,44 ton ha-1
dibandingkan dengan kontrol yang menghasilkan
produktivitas ketela pohon sebesar 18,44 ton ha-1
(Islami dkk., 2011). Pemberian
Biochar berbahan dasar batang jagung yang diaplikasikan pada tanah asam secara
signifikan meningkatkan biomasa padi sebesar 74% dengan dosis Biochar 24 ton
ha-1
(Xu dkk., 2011).
2.1.3. Tanaman Wortel
Wortel (Daucus carota L.) merupakan tanaman semusim yang dapat
dibudidayakan di dataran tinggi dengan ketinggian 1.200-1.500 m dpl.
Wortel merupakan tanaman sayur yang termasuk dalam famili Apiaceae
(Umbelliferae). Tanaman wortel berasal dari daerah sub tropis, sehingga untuk
pertumbuhan wortel menghendaki daerah yang mempunyai suhu udara dingin dan
lembab (Soewito, 1991). Tanaman wortel memiliki bentuk batang yang pendek
dan berakar tunggang, akar tersebut berubah fungsi menjadi umbi. Umbi wortel
berkulit tipis dan berwarna kuning kemerah-merahan (Soewito, 1991).
Wortel dapat tumbuh dengan optimal pada tanah yang mempunyai struktur
remah, gembur dan kaya akan humus dengan pH berkisar antara 5,5-6,5.
Umbi wortel dapat dipanen setelah berumur 90-120 hari setelah tanam.
Umbi yang baik adalah yang masih muda karena umbi yang sudah tua mempunyai
tekstur yang keras dan pahit (Rukmana, 1995).
6
2.1.4. Tanaman Kangkung Darat
Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir.) dapat ditanam di dataran rendah
dan dataran tinggi. Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk
kedalam famili Convolvulaceae. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung
dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Kangkung darat, hidup di tempat yang
kering atau tegalan, dan 2) Kangkung air, hidup di tempat yang berair dan basah
(Yusri dan Edi, 2009).
Tanaman kangkung darat memiliki bentuk batang bulat panjang, berbuku-
buku, banyak mengandung air, dan berlubang-lubang. Tanaman kangkung
memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabang akarnya menyebar
kesemua arah (Rukmana, 1994). Daun kangkung berwarna hijau tua pada bagian
atasnya. Tangkai daunnya panjang dan melekat pada setiap ruas batang.
Kangkung dapat tumbuh pada ketinggian 1.000 m dpl, dengan kondisi tanah
gembur dan subur. Tanah yang pH 6,0-7,0 sangat cocok untuk pertumbuhan
kangkung. Kangkung darat dapat dipanen 50 hari setelah tanam (Supriati dan Esri,
2011).
2.1.5. Tumpangsari
Tumpangsari (multiple cropping) merupakan suatu usaha menanam
beberapa jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama atau hampir bersamaan.
Mengkombinasikan jenis tanaman di dalam sistem tumpangsari harus dilihat dari
beberapa aspek, diantaranya aspek tinggi tanaman, aspek kedalaman perakaran,
aspek kebutuhan unsur hara dan aspek kekerabatan (Wijaya, 2012).
Beberapa keuntungan pada pola tumpangsari antara lain; 1) dapat
memudahkan pengaturan populasi sesuai kehendak; 2) dalam satu lahan dapat
ditanami lebih dari satu komoditas; 3) tetap mempunyai peluang mendapatkan
hasil manakala satu jenis tanaman yang diusahakan gagal; 4) tumpangsari dapat
menciptakan stabilitas biologis sehingga dapat menekan serangan hama, penyakit
dan patogen serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal
kesuburan tanah (Warsana, 2009).
7
2.2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang, tujuan penelitian dan tinjauan pustaka, maka
disusun hipotesis sebagai berikut:
1. Pemberian dosis pembenah tanah Biochar sekam padi akan berpengaruh
terhadap tinggi, panjang umbi, diameter umbi, berat brangkasan segar
tanaman wortel.
2. Pemberian dosis pembenah tanah Biochar sekam padi akan berpengaruh
terhadap tinggi, berat brangkasan segar tanaman kangkung darat.
3. Pemberian Biochar sekam padi dengan dosis 15 ton ha-1
dapat meningkatkan
pertumbuhan dan produksi tanaman wortel dan kangkung darat.
2.3. Definisi dan Pengukuran Variabel
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda terhadap hipotesis yang
dikemukakan, maka dibuat definisi dan pengukuran variabel sebagai berikut:
1. Tinggi tanaman adalah tinggi tanaman wortel dan kangkung darat yang diukur
dari batas bawah tanaman wortel dan kangkung darat sampai dengan ujung
daun terpanjang menggunakan meteran.
2. Diameter umbi wortel diukur dari diameter terbesar umbi wortel dengan
menggunakan jangka sorong pada akhir pengamatan (panen).
3. Panjang umbi wortel yang diukur dari pangkal umbi hingga ujung umbi wortel
pada akhir pengamantan menggunakan meteran (panen).
4. Berat brangkasan segar ditimbang setelah tanaman tumpang sari dipanen,
penimbangan dilakukan secepat mungkin setelah pemanenan sebelum air
terlalu banyak menguap dari tanaman.
5. Penyetaraan kalori merupakan jumlah kalori yang dihasilkan oleh masing-
masing tanamam pada budidaya tumpang sari, dihitung dari berat produksi
dikalikan dengan kandungan kalori per 100 g yang terdapat pada masing-
masing tanaman. Kandungan kalori didapat dari sumber data.
6. Produktivitas lahan dihitung dari jumlah seluruh produksi per bedeng
(1x10 m2) ke dua komoditas tanaman dikali dengan harga jual saat dilakukan
panen.