bab ii tinjauan pustakarepository.ump.ac.id/8819/3/bab ii.pdf · 2019-07-22 · pandan wangi juga...

14
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Seledri (Apium graveolens Linn.) Klasifikasi seledri : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Apiales Famili : Apiaceae Genus : Apium Spesies : Apium graveolens Nama binomial : Apium graveolens Linn. Seledri merupakan tanaman yang sering digunakan sebagai penyedap masakan. Termasuk ke dalam tanaman dataran tinggi, banyak ditemukan di daerah dengan ketinggian 900 mdpl. Untuk pertumbuhannya, seledri memerlukan cuaca yang lembap. Oleh karena itu, seledri sangat baik ditanam di dataran tinggi. Seledri dapat juga tumbuh di daerah dataran rendah, namun ukuran batangnya menjadi lebih kecil (Dalimartha, 2000). Tanaman seledri tumbuh tegak dengan tinggi 50 cm dan memiliki bau aromatik yang khas. Batangnya berbentuk persegi, beralur, beruas, tidak berambut, bercabang banyak, dan berwarna hijau pucat. Daunnya merupakan daun majemuk dengan tulang daun menyirip ganjil dan mempunyai anak daun 3-7 helai. Anak daunnya mempunyai tangkai daun dengan panjang 1-2,7 cm, helaian daun tipis dan rapuh, pangkal dan ujung daunnya berbentuk runcing, tepi daun beringgit, panjang daunnya 2-7,5 cm, lebar daunnya 2-5 cm, pertulangan menyirip, berwarna hijau keputih- putihan. Bunganya termasuk bunga majemuk berbentuk payung, berjumlah 8-12 buah, kecil-kecil, berwarna putih, dan mekar secara bertahap. Buahnya Formulasi Shampo Antiketombe.. Ainun Nisa Arlian, Fakultas Farmasi UMP, 2019

Upload: others

Post on 02-Jan-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/8819/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · Pandan wangi juga berkhasiat sebagai antibakteri. Penelitian yang dilakukan ... (2012) membuktikan

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Seledri (Apium graveolens Linn.)

Klasifikasi seledri :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Apiales

Famili : Apiaceae

Genus : Apium

Spesies : Apium graveolens

Nama binomial : Apium graveolens Linn.

Seledri merupakan tanaman yang sering digunakan sebagai

penyedap masakan. Termasuk ke dalam tanaman dataran tinggi, banyak

ditemukan di daerah dengan ketinggian ≥ 900 mdpl. Untuk

pertumbuhannya, seledri memerlukan cuaca yang lembap. Oleh karena itu,

seledri sangat baik ditanam di dataran tinggi. Seledri dapat juga tumbuh di

daerah dataran rendah, namun ukuran batangnya menjadi lebih kecil

(Dalimartha, 2000).

Tanaman seledri tumbuh tegak dengan tinggi 50 cm dan memiliki

bau aromatik yang khas. Batangnya berbentuk persegi, beralur, beruas, tidak

berambut, bercabang banyak, dan berwarna hijau pucat. Daunnya

merupakan daun majemuk dengan tulang daun menyirip ganjil dan

mempunyai anak daun 3-7 helai. Anak daunnya mempunyai tangkai daun

dengan panjang 1-2,7 cm, helaian daun tipis dan rapuh, pangkal dan ujung

daunnya berbentuk runcing, tepi daun beringgit, panjang daunnya 2-7,5 cm,

lebar daunnya 2-5 cm, pertulangan menyirip, berwarna hijau keputih-

putihan. Bunganya termasuk bunga majemuk berbentuk payung, berjumlah

8-12 buah, kecil-kecil, berwarna putih, dan mekar secara bertahap. Buahnya

Formulasi Shampo Antiketombe.. Ainun Nisa Arlian, Fakultas Farmasi UMP, 2019

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/8819/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · Pandan wangi juga berkhasiat sebagai antibakteri. Penelitian yang dilakukan ... (2012) membuktikan

5

berbentuk kotak, kerucut, dengan panjang 1-1,5 cm, dan berwarna hijau

kekuningan (Dalimartha, 2000).

Herba seledri mengandung flavonoid, saponin, tanin 1%, minyak

atsiri 0,033%, flavon-glukosida (apiin), apigenin, kolin, lipase, asparagine,

zat pahit, vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Setiap 100 gram herba

seledri mengandung air sebanyak 93 mL, protein 0,9 gram, lemak 0,1 gram,

karbohidrat 4 gram, serat 0,9 gram, kalsium 50 mg, besi 1 mg, fosfor 40 mg,

yodium 150 mg, kalium 400 mg, magnesium 85 mg, vitamin A 130 IU,

vitamin C 15 mg, riboflavin 0,05 mg, tiamin 0,03 mg, dan nikotinamid

0,4 mg. Akar seledri mengandung asparagine, manit, zat pati, lendir, minyak

atsiri, pentosan, glutamin, dan tirosin. Biji seledri mengandung apiin,

minyak atsiri, apigenin, dan alkaloid (Dalimartha, 2000). Herba seledri

berkhasiat untuk pengobatan tekanan darah tinggi, vertigo, masuk angin,

mual, diare, batuk, bronitis, tidak nafsu makan, gangguan menstruasi, dan

penyubur rambut (Dalimartha, 2000).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukandar dkk. (2006),

ekstrak etanol herba seledri menunjukan aktivitas sebagai antijamur

terhadap jamur Pityrosporum ovale. Berdasarkan penelitian tersebut, ekstrak

etanol herba seledri memiliki daya hambat yang lebih besar daripada ekstrak

etanol daun urang-aring. Ekstrak etanol herba seledri memiliki konsentrasi

hambat minimum (KHM) < 0,001 mg/mL. Hal ini menunjukkan bahwa

ekstrak etanol herba seledri dengan konsentrasi < 0,001 mg/mL sudah

mampu menghambat tumbuhnya jamur Pityrosporum ovale.

Gambar 1. Tanaman Seledri (Apium graveolens Linn.)

(sumber: dokumentasi pribadi)

Formulasi Shampo Antiketombe.. Ainun Nisa Arlian, Fakultas Farmasi UMP, 2019

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/8819/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · Pandan wangi juga berkhasiat sebagai antibakteri. Penelitian yang dilakukan ... (2012) membuktikan

6

2. Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)

Klasifikasi pandan wangi

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Pandanales

Famili : Pandanaceae

Genus : Pandanus

Spesies : Pandanus amaryllifolius

Nama binomial : Pandanus amaryllifolius Roxb.

Pandan wangi di Sumatera disebut dengan seuke bangu, seuke

musang, pandan jau, pandan bebau, pandan harum, pandan rempai, pandan

wangi, dan pandan musang. Di Jawa disebut dengan : pandan rampe,

pandan seungit, pandan room, pandan wangi. Di Bali pandan wangi

memiliki sebutan pandan arum. Di Nusa Tenggara, pandan wangi disebut

dengan nama bonak. Di Sulawesi, pandan wangi disebut dengan : pondang,

pondan, ponda, dan pondango. Nama daerah pandan wangi di Maluku

adalah kelamoni, hao moni, keker moni, ormon foni, pondak, pondaki, dan

pundaka (Dalimartha, 1999).

Pandan wangi banyak dijumpai di daerah tropis. Karena memiliki

bau aromatik, pandan wangi banyak ditanam di halaman rumah atau di

kebun. Pandan terkadang tumbuh liar di tepi sungai, tepi rawa, dan di

tempat-tempat yang agak lembab. Pandan tumbuh subur dari daerah pantai

hingga daerah dengan ketinggian 500 mdpl (Dalimartha, 1999).

Pandan merupakan perdu tahunan dengan tinggi tanaman 1-2 m.

Mempunyai batang bulat dengan bekas duduk daun. Batangnya bercabang,

menjalar, dan memiliki akar tunjang yang keluar di sekitar pangkal batang

dan cabang. Daunnya merupakan daun tunggal, duduk, dengan pangkal

memeluk batang, dan tersusun berbaris tiga dalam garis spiral. Helai

daunnya berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang

sejajar, dengan panjang 40-80 cm, lebar 3–5 cm, berduri menempel pada ibu

tulang daun permukaan bawah bagian ujung, dan berwarna hijau. Bunganya

Formulasi Shampo Antiketombe.. Ainun Nisa Arlian, Fakultas Farmasi UMP, 2019

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/8819/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · Pandan wangi juga berkhasiat sebagai antibakteri. Penelitian yang dilakukan ... (2012) membuktikan

7

temasuk bunga majemuk, bentuk bongkol, berwarna putih. Buahnya buah

batu, menggantung, berbentuk bola, memiliki diameter 4-7,5 cm, dinding

buahnya berambut, dan buahnya berwarna jingga (Dalimartha, 1999).

Daun pandan mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, tanin,

polifenol, dan zat warna hijau atau klorofil (Dalimartha, 1999). Bagian yang

sering dimanfaatkan adalah daunnya. Daunnya mengeluarkan aroma harum

khas pandan. Campuran irisan daun pandan, bunga mawar, bunga melati,

bunga cempaka, dan bunga kenanga dapat digunakan sebagai pengharum

pakaian jika diletakkan dalam lemari. Irisan daun pandan juga sering

digunakan sebagai pelengkap bunga tujuh rupa atau bunga rampai

(Dalimartha, 1999). Daun pandan berkhasiat untuk mengatasi tidak nafsu

makan, rematik, pegel linu, rambut rontok, menghitamkan rambut, dan

ketombe (Dalimartha, 1999).

Pandan wangi juga berkhasiat sebagai antibakteri. Penelitian yang

dilakukan oleh Winarsih dkk. (2012) membuktikan bahwa ekstrak etanol

daun pandan wangi mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus

mutans strain 2302-UNR dengan nilai KHM 5%. Melinda dkk. (2012)

membuktikan bahwa ekstrak etanol 70% daun pandan wangi dapat

menghambat pertumbuhan campuran bakteri yang diisolasi dari kulit kepala

dengan zona hambat 7-18 mm. Kandungan flavonoid dalam pandan wangi

yang berkhasiat sebagai antibakteri (Cowan, 1999) yang diduga juga

berkhasiat sebagai antiketombe.

Gambar 2. Tanaman pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)

(sumber : dokumentasi pribadi)

Formulasi Shampo Antiketombe.. Ainun Nisa Arlian, Fakultas Farmasi UMP, 2019

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/8819/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · Pandan wangi juga berkhasiat sebagai antibakteri. Penelitian yang dilakukan ... (2012) membuktikan

8

3. Ketombe

Ketombe adalah salah satu penyakit kulit yang disebut dengan

dermatitis seboroik (seborrheic dermatitis). Ketombe ditandai dengan

adanya inflamasi pada kulit di daerah seborea yang disertai dengan rasa

gatal. Daerah seborea meliputi kulit kepala, alis mata, bibir, telinga, dan

lipat paha. Ketombe berwarna putih, kering kecil, dan yang sering terlihat

adalah di kulit kepala bagian paling atas.

Penyakit ketombe ditandai oleh timbulnya sisik-sisik kering atau

basah di kulit kepala. Selain itu juga terjadi bintik-bintik merah seperti bisul

kulit yang disertai rasa nyeri, gatal, dan dapat diikuti demam. Tanda-tanda

yang lain adalah kulit kepala yang lecet, basah, bergetah, bau, dan terjadi

kerontokan rambut (Mita dkk., 2009).

Timbulnya ketombe dapat disebabkan oleh :

a. Peningkatan sel keratin

Sel keratin pada kuit kepala ketika mengelupas akan digantikan

dengan sel-sel basal di bawahnya yang bergerak ke lapisan yang lebih

atas. Pada kondisi normal, pengelupasan kulit terjadi sebulan sekali,

sedangkan pada kondisis ketombe proses pengelupasan kulit terjadi

10-15 hari.

b. Mikroflora normal

Pityrosporum ovale adalah flora normal di kulit, termasuk kulit

kepala. Pada kondisi ketombe Pityrosporum ovale berubah menjadi

patogen. Pityrosporum ovale patogen ini kemudian menginduksi

inflamasi dan deskuamasi sehingga menimbulkan reaksi inflamasi.

Reaksi inflamasi yang terjadi disertai dengan pengeluaran lipase yang

menguraikan trigliserida pada sebum menjadi asam lemak bebas yang

bersifat iritan bagi kulit kepala, sehingga menimbulkan ketombe.

c. Kelenjar sebasea

Sebum di kulit kepala dihasilkan oleh kelenjar sebasea. Konsumsi

lemak yang berlebih dapat mempengaruhi kadar sebum. Stress psikis

juga dapat menyebabkan peningkatan aktivitas kelenjar sebasea (Wijaya,

2001).

Formulasi Shampo Antiketombe.. Ainun Nisa Arlian, Fakultas Farmasi UMP, 2019

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/8819/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · Pandan wangi juga berkhasiat sebagai antibakteri. Penelitian yang dilakukan ... (2012) membuktikan

9

4. Pityrosporum ovale

Klasifikasi jamur Pityrosporum ovale :

Kingdom : Fungi

Divisi : Basidiomycota

Kelas : Exobasidiomycetes

Bangsa : Malasseziales

Marga : Malassezia

Spesies : Pityrosporum ovale (Inamadar, 2003)

Pityrosporum ovale bersama-sama dengan Propionibacterium acnes

anaerob dan bakteri kokus aerob adalah mikroflora normal di kulit. Pada

kondisi ketombe, terjadi perubahan jumlah pada ketiganya. Pada kulit

normal jumlah Pityrosporum ovale adalah 500.000 organisme/cm2. Pada

kondisi ketombe jumlah Pityrosporum ovale meningkat menjadi 75% dari

jumlah normal. Pada kondisi ketombe terjadi penurunan jumlah

Propionibacterium acnes dan bakteri kokus aerob. Pada kulit normal jumlah

Propionibacterium acnes adalah 300.000 organisme/cm2, pada kondisi

ketombe jumlahnya menurun menjadi 75.000 organisme/cm2. Jumlah

bakteri kokus aerob pada kulit normal adalah 280.000 organisme/cm2, pada

kondisi ketombe jumlah menurun menjadi 250.000 organisme/cm2.

Pityrosporum ovale termasuk ke dalam marga Malassezia.

Merupakan jamur lipofilik bersel tunggal. Pityrosporum ovale bersifat

saprofit dan hanya ditemukan di kulit manusia. Morfologinya berbentuk

seperti botol dengan ukuran 1-2 x 2-4 µm. Termasuk ke dalam gram positif.

Memperbanyak diri dengan cara bertunas atau blastospora (Sutrisno, 2012).

Gambar 3.Morfologi mikroskopi Pityrosporum ovale

Formulasi Shampo Antiketombe.. Ainun Nisa Arlian, Fakultas Farmasi UMP, 2019

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/8819/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · Pandan wangi juga berkhasiat sebagai antibakteri. Penelitian yang dilakukan ... (2012) membuktikan

10

5. Shampo

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) shampo adalah

sabun cair untuk mencuci rambut dan kulit kepala, terbuat dari campuran

tumbuhan ataupun bahan kimia. Wilkinson dan Moore (1982) membagi

komposisi shampo secara garis besar menjadi dua, yaitu bahan utama dan

bahan tambahan.

a. Bahan utama

Bahan utama shampo yang sering digunakan adalah detergen.

Detergen dipilih karena dapat membentuk busa dan bersifat

membersihkan. Ada tiga golongan detergen, yaitu :

1) Detergen anionik

Detergen jenis ini dapat memberikan busa yang banyak,

mempunyai daya mencuci yang besar, dan efek iritasi yang ditimbulkan

relatif rendah. Kelemahan detergen jenis ini adalah kelarutannya dalam

air agak kecil dan harganya relatif mahal. Detergen jenis ini adalah

yang paling banyak digunakan pada shampo modern saat ini. Contoh

yang sering digunakan adalah natrium lauril sulfat.

2) Detergen kationik

Detergen jenis ini dapat menyebabkan hemolisis dan

mempunyai efek yang kurang baik untuk rambut dan kulit kepala. Oleh

karena itu, detergen jenis ini tidak banyak digunakan dalam pembuatan

shampo. Contoh yang termasuk detergen kationik adalah garam alkil

trimetil ammonium, garam alkil dimetil benzyl ammonium, dan garam

alkil pirimidin.

3) Detergen nonionik

Detergen jenis ini tahan terhadap air sadah maupun air laut.

Selain itu juga efektif dalam suasana asam maupun basa. Kelarutannya

cukup besar karena memiliki rantai oksietilen yang panjang.

Kelemahannya adalah mempunyai daya pembusa yang relatif rendah.

Contohnya adalah derivat polietilenglikol (Mita dkk., 2009).

Formulasi Shampo Antiketombe.. Ainun Nisa Arlian, Fakultas Farmasi UMP, 2019

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/8819/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · Pandan wangi juga berkhasiat sebagai antibakteri. Penelitian yang dilakukan ... (2012) membuktikan

11

b. Bahan tambahan

Bahan tambahan yang sering digunakan dalam pembuatan shampo

meliputi :

1) Opacifying agent

Merupakan zat yang dapat menimbulkan kekeruhan. Digunakan

pada pembuatan shampo krim atau shampo krim cair. Biasanya

merupakan ester alkohol tinggi dan asam lemak tinggi beserta garam-

garamnya. Contohnya adalah setil alkohol, stearil alkohol, glikol

monostearat, glikol distearat, magnesium stearat, dll.

2) Clarifying agent

Adalah zat yang digunakan untuk mencegah kekeruhan.

Digunakan pada pembuatan shampo cair atau shampo cair jernih.

Contohnya adalah butil alkohol, isopropil alkohol, etil alkohol, metilen

alkohol, EDTA, dll.

3) Finishing agent

Zat ini bermanfaat untuk melindungi rambut dari kekurangan

minyak saat mencuci rambut, sehingga rambut tidak menjadi kering dan

rapuh. Contohnya adalah lanolin dan minyak mineral.

4) Conditioning agent

Adalah zat berguna untuk menghaluskan rambut, sehingga

rambut menjadi mudah disisir. Contohnya adalah lanolin, minyak

mineral, telur, dan polipeptida.

5) Zat pendispersi

Zat pendispersi digunakan untuk mendispersikan sabun Ca dan

Mg yang terbentuk dari air sadah. Contohnya adalah tween 80.

6) Zat pengental

Zat pengental ditambahkan agar shampo yang dibuat dapat

dituang dengan baik. Penggunaannya dalam rentang 2-4%. Misalnya

gom, tragakan, metil selulosa, dan karboksil metil seluosa (CMC).

7) Zat pembusa

Zat pembusa digunakan untuk membentuk busa yang cukup

banyak. Persyaratan tinggi busa yaitu berkisar 1,3-22 cm. Keberadaan

Formulasi Shampo Antiketombe.. Ainun Nisa Arlian, Fakultas Farmasi UMP, 2019

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/8819/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · Pandan wangi juga berkhasiat sebagai antibakteri. Penelitian yang dilakukan ... (2012) membuktikan

12

busa bukan merupakan standar dari suatu shampo. Namun dengan

adanya busa, shampo yang dibuat menjadi lebih menarik bagi

konsumen. Contoh zat pembusa adalah dietanolamin, monoisopropil

amin.

8) Zat pengawet

Shampo merupakan sediaan yang mengandung air dan tidak

hanya digunakan dalam sekali pemakaian, sehingga sangat rentan

terhadap pengaruh mikroba. Zat pengawet digunakan untuk mencegah

rusaknya shampo karena pengaruh mikroba. Shampo yang rusak oleh

mikroba dapat dilihat dari hilangnya warna, timbul kekeruhan, atau

timbul bau yang tidak sedap. Penggunaannya dalam rentang 1-2%.

Contoh zat pengawet yang sering digunakan adalah formaldehida,

hidroksi benzoate, metil paraben, propil paraben, dll.

9) Zat aktif

Zat aktif ditambahkan ketika shampo yang dibuat memiliki

fungsi tertentu. Misalnya untuk membunuh bakteri. Zat aktif yang

sering digunakan adalah heksaklorofen dan asam salisilat.

10) Zat pewangi

Zat pewangi digunakan untuk membuat shampo menjadi lebih

menarik bagi konsumen. Digunakan dalam rentang 1-2%. Zat pewangi

yang dapat digunakan misalnya minyak jeruk, minyak mawar, minyak

lavender, dll.

11) Zat pewarna

Zat pewarna digunakan untuk membuat warna yang menarik

pada shampo, sehingga konsumen akan lebih tertarik untuk

menggunakan shampo yang dibuat. Rentang penggunaanya adalah 1%

hingga 2%. Zat pewarna yang digunakan adalah senyawa klorofil dan

ultra marin hijau untuk memberikan warna hijau.

12) Bahan tambahan lain

Zat tambahan lain ditambahkan ketika shampo yang dibuat

memiliki fungsi tertentu. Seperti shampo untuk antiketombe, shampo

untuk bayi, shampo untuk mencegah kerontokan, dll. Zat yang dapat

Formulasi Shampo Antiketombe.. Ainun Nisa Arlian, Fakultas Farmasi UMP, 2019

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/8819/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · Pandan wangi juga berkhasiat sebagai antibakteri. Penelitian yang dilakukan ... (2012) membuktikan

13

ditambahkan adalah zat antiketombe, ekstrak tumbuhan, vitamin,

mineral, dll (Mita dkk., 2009).

6. Uji aktivitas antijamur

Dalam uji aktivitas antijamur, ada dua macam metode yang dapat

digunakan. Metode tersebut adalah metode pengenceran dan metode difusi

agar (Jawetz dkk., 1986).

a. Metode pengenceran

Metode pengenceran dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengenceran

tabung atau dilusi cair dan pengenceran agar atau dilusi padat.

1) Dilusi cair

Masing-masing konsentrasi larutan uji ditambahkan suspensi

fungi dalam media agar dengan menggunakan tabung steril.

Kemudian pada tabung tersebut ditambahkan 0,1 mL suspesnsi fungi,

diinkubasikan selama 18-24 jam pada suhu 37 0C. Setelah itu diamati

daya hambatnya. Keuntungan dari metode ini adalah penggunaan

media yang lebih efisien. Kekurangannya adalah kekeruhan yang

kurang jelas (Jawetz dkk., 1986).

2) Dilusi padat

Zat yang memiliki daya antifungi dicampur pada media agar

yang masih mencair (suhu 45-50 0C) ke dalam tabung reaksi.

Pencampuran dilakukan dengan cara memutar tabung reaksi hingga

homogen. Lalu dimasukkan ke dalam petri, dan biarkan hingga

membeku atau memadat. Fungi yang akan diuji ditanam di atas

permukaan media agar dengan cara mengoleskannya hingga merata

(Jawetz dkk., 1986).

b. Metode difusi agar

Pada metode difusi agar ada tiga macam metode yang dapat

digunakan, yaitu metode silinder, metode perforasi, dan metode cakram

kertas.

1) Metode silinder

Metode ini menggunakan silinder gelas yang telah steril yang

kemudian diletakkan di atas agar yang berisi suspensi fungi yang telah

Formulasi Shampo Antiketombe.. Ainun Nisa Arlian, Fakultas Farmasi UMP, 2019

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/8819/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · Pandan wangi juga berkhasiat sebagai antibakteri. Penelitian yang dilakukan ... (2012) membuktikan

14

membeku. Lalu silinder tersebut diisi dengan zat yang akan diperiksa.

Kemudian diinkubasikan pada suhu 35 0C selama 18-24 jam. Setelah

itu, diukur daya hambatnya (Jawetz dkk., 1986).

2) Metode perforasi

Pada metode ini media agar yang masih cair (suhu 45-50 0C)

dicampur dengan suspensi fungi pada cawan steril kemudian dibiarkan

membeku. Setelah membeku, pada media tersebut dibuat lubang

dengan perforator. Lalu pada lubang tersebut dimasukkan zat yang

akan diperiksa daya anti-funginya. Dinkubasikan selama 18-24 jam

pada suhu 37 0C (Jawetz dkk., 1986).

3) Metode cakram kertas

Metode ini menggunakan cakram kertas yang diletakkan di

atas permukaan agar yang telah ditanami fungi yang akan diuji.

Kemudian diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37 0C. Setelah itu

ukur daya hambatnya. Kelebihan metode ini adalah konsentrasi zat

anti-fungi yang diujikan dapat diatur.

7. Uraian bahan

a. Sodium lauril sulfat

Pemerian : warna putih atau kuning pucat, seperti warna kristal,

serbuknya halus, menyerupai sabun, rasanya pahit, bau

samar zat lemah.

Kelarutan : mudah larut dalam air, dapat membentuk larutan opalesen,

hampir tidak dapat larut dalam kloroform dan eter.

Fungsi : surfaktan anionik, detergen, agen pengemulsi, penetrasi kulit,

pelumas aosul, zat pembasah.

(Rowe dkk., 2009).

b. Cocamid DEA

Pemerian : cairan kental berwarna kuning, atau padat. Terbuat dari asam

lemak minyak kelapa.

Fungsi : pembuat busa shampo dan produk mandi, meningkatkan

viskositas larutan shampo, zat pengemulsi pada kosmetik.

(Rowe dkk., 2009).

Formulasi Shampo Antiketombe.. Ainun Nisa Arlian, Fakultas Farmasi UMP, 2019

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/8819/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · Pandan wangi juga berkhasiat sebagai antibakteri. Penelitian yang dilakukan ... (2012) membuktikan

15

c. CMC

Pemerian : serbuk putih atau granul, tidak berbau dan berasa.

Fungsi : zat pengental pada shampo, zat pengemulsi, meningkatkan

viskositas.

(Rowe dkk., 2009).

d. Propil paraben

Pemerian : serbuk hablur putih, tidak berwarna, tidak berasa.

Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol

(95%) p, dalam 3 bagian aseton p, dalam 140 bagian

gliserol P dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut

dalam larutan alkali hidroksida.

Khasiat dan kegunaan : zat pengawet.

(Depkes RI, 1979:535).

e. Asam sitrat

Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk putih, tidak berbau, rasa

sangat asam, agak higroskopik, merapuh dalam udara kering

dan panas.

Fungsi : menetralkan reaksi basa yang terjadi pada pembuatan shampo.

(Rowe dkk., 2009).

f. Mentol

Pemerian : hablur berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna, bau

tajam seperti minyak permen, rasa panas dan aromatik

diikuti rasa dingin.

Fungsi : pewangi sediaan, antiiritan.

(Rowe dkk., 2009).

Formulasi Shampo Antiketombe.. Ainun Nisa Arlian, Fakultas Farmasi UMP, 2019

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/8819/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · Pandan wangi juga berkhasiat sebagai antibakteri. Penelitian yang dilakukan ... (2012) membuktikan

16

B. Kerangka Konsep

Ekstrak tunggal

herba seledri

Ekstrak tunggal

daun pandan wangi

Mempunyai efek

antiketombe

Mempunyai efek

antiketombe

Mempunyai efek

antiketombe

Dibuat sediaan

shampo antiketombe

Dibuat sediaan shampo

antiketombe

Kombinasi ekstrak herba seledri dan ekstrak

daun pandan wangi

Dibuat sediaan shampo

antiketombe

Mempunyai efek antiketombe yang lebih besar

Uji stabilitas fisik Uji aktivitas antiketombe

Tidak mengalami perubahan fisik

Gambar 4. Kerangka Konsep

Formulasi Shampo Antiketombe.. Ainun Nisa Arlian, Fakultas Farmasi UMP, 2019

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/8819/3/BAB II.pdf · 2019-07-22 · Pandan wangi juga berkhasiat sebagai antibakteri. Penelitian yang dilakukan ... (2012) membuktikan

17

C. Hipotesis

Ekstrak tunggal herba seledri mempunyai aktivitas sebagai antiketombe

(Mahataranti dkk., 2012) dan daun pandan wangi mempunyai aktivitas sebagai

antiketombe (Darijanto dkk., 2014), maka ketika dikombinasikan akan

memberikan aktivitas antiketombe yang lebih besar.

Formulasi Shampo Antiketombe.. Ainun Nisa Arlian, Fakultas Farmasi UMP, 2019