bab ii landasan teori a. tinjauan tentang khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/bab...

36
15 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. Pengertian Khitobah Khitobah berasal dari kata khotoba, yakhtubu. Khutbatan atau khitbaatan, yang berarti berkhutbah atau berpidato. 1 Khitobah secara etimologis sebenarnya berarti pidato. Khitobah artinya memberi khutbah atau nasihat kepada orang lain. Yaitu menyampaikan nasihat-nasihat kebajikan sesuai dengan perintah ajaran Islam. 2 Khitobah berasal dari kata khataba” yang berarti mengucapkan atau berpidato. Khitobah merupakan bentuk dakwah yang diucapkan dengan lisan pada upacara-upacara agama. 3 Kata khitobah berasal dari susunan tiga huruf, yaitu kha‟, tha‟, dan ba‟, yang dapat berarti pidato atau meminang. Arti asal khutbah adalah bercakap- cakap tentang masalah yang penting. Berdasar pengertian ini maka khitobah adalah pidato yang di sampaikan untuk menunjukkan kepada pendengar mengenai pentingnya suatu pembahasan, pidato diistilahkan dengan khitabahah. 4 1 Ahmad Warson Munawwir, Kamus AL-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka Progressif, 2002), 349 2 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), 9 3 Hasan Bisri, Ilmu Dakwah Pengembang Masyarakat, (Surabaya: Cahaya Intan, 2014), 8 4 Ali Aziz, Ilmu Dakwah, ( Jakarta: Prenadamedia Group, 2004), 28

Upload: others

Post on 29-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Khitobah

1. Pengertian Khitobah

Khitobah berasal dari kata khotoba, yakhtubu. Khutbatan atau khitbaatan,

yang berarti berkhutbah atau berpidato.1 Khitobah secara etimologis

sebenarnya berarti pidato. Khitobah artinya memberi khutbah atau nasihat

kepada orang lain. Yaitu menyampaikan nasihat-nasihat kebajikan sesuai

dengan perintah ajaran Islam.2

Khitobah berasal dari kata “khataba” yang berarti mengucapkan atau

berpidato. Khitobah merupakan bentuk dakwah yang diucapkan dengan lisan

pada upacara-upacara agama. 3

Kata khitobah berasal dari susunan tiga huruf, yaitu kha‟, tha‟, dan ba‟,

yang dapat berarti pidato atau meminang. Arti asal khutbah adalah bercakap-

cakap tentang masalah yang penting. Berdasar pengertian ini maka khitobah

adalah pidato yang di sampaikan untuk menunjukkan kepada pendengar

mengenai pentingnya suatu pembahasan, pidato diistilahkan dengan

khitabahah.4

1Ahmad Warson Munawwir, Kamus AL-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap, (Surabaya:

Pustaka Progressif, 2002), 349 2Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), 9

3Hasan Bisri, Ilmu Dakwah Pengembang Masyarakat, (Surabaya: Cahaya Intan, 2014), 8

4Ali Aziz, Ilmu Dakwah, ( Jakarta: Prenadamedia Group, 2004), 28

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

16

Pidato adalah upaya menyampaikan gagasan dan pikiran untuk

disampaikan kepada khalayak,5 dengan maksud agar pendengar dapat

mengetahui, memahami apa yang diharapkan dapat menjalankan segala

sesuatu yang telah disampaikan kepada mereka. Sedangkan menurut

Hendrikus dalam Nugraheni menyatakan bahwa pidato adalah sebuah

kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyampaikan

pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal.6

Dengan demikian dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

khitobah adalah upaya menyampaikan gagasan dan pikiran yang

mengandung penjelasan-penjelasan tentang suatu atau beberapa masalah

yang disampaikan seseorang dihadapan sekelompok orang atau khalayak.

Dengan kata lain, khitobah juga dapat diartikan sebagai upaya sosialisasi

nilai-nilai Islam melalui media lisan yang baik, supaya mudah dipahami

dan mampu mempengaruhi pendengar.

2. Macam – Macam Khitobah

Segala hal yang berhubungan dengan semua aktivitas penyampaian

pemikiran melalui lisan dari seseorang kepada khalayak bisa disebut pidato,

dan secara umum pidato-pidato ini terbagi menjadi beberapa macam jenis

5Fitriana Utami Dewi, Public Speaking; Kunci Sukses Bicara Didepan Publik, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2013), 149 6Aninditya Sri Nugraheni, Pidato Terampil Berbahasa Lisan,( Yogyakarta: Lentera Kreasindo,

2015), 1

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

17

yang ditinjau dari maksud dan tujuan penyampaian pidato tersebut,

diantaranya:7

a. Pidato pemerintah

Pidato jenis ini datang dari pemerintah untuk rakyat. isi pidato

biasanya berupa hal-hal yang resmi yang menyangkut kebijakan

pemerintah. Penyampaian pidato jenis ini dapat dilakukan dengan

berbagai cara, seperti melalui pertemuan langsung antara pejabat

pemerintah dengan bagian rakyat, atau dapat pula dengan

memanfaatkan media massa, baik melalui siaran televisi maupun radio.

b. Pidato parlemen

Pidato jenis ini bersifat resmi karena diselenggarakan oleh suatu

Negara dengan para peserta dari Negara-negara tetangga atau Negara-

negara sahabat. Isi dari pidato parlemen ini biasanya menyangkut

hubungan antar Negara atau untuk melakukan kerja sama yang saling

menguntungkan bagi kedua belah pihak.

c. Ceramah

Secara umum, pidato jenis ceramah ini dilakukan oleh seseorang

yang menjelaskan sesuatu hadapan sekalian audience yang kadan diisi

pula dengan Tanya-jawab antara audience dengan penceramah

Masalah yang disampaikan dalam ceramah bersifat umum dan begitu

pula audience-nya berasal dari kalangan umum.Artinya, siapa pun dapat

7Gamal, Siasat Sukses Pidato Plus Wawancara Media Massa Secara Menakjubkan, (Yogyakarta:

Smile Books, 2006), 31

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

18

mendengarkan ceramah tersebut, baik dengan memberikan kontribusi

bayaran tertentu terlebih dahulu atau secara gratis.

Contoh – contoh pidato jenis ini:

1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau juru dakwah

lainnya.

2) Ceramah masalah kesehatan.

3) Ceramah politik.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat kita ketahui ada

berbagai macam jenis pidato. Jenis-jenis pidato tersebut dapat kita jadikan

patokan dalam memilih pidato, supaya tidak salah dalam membawakan

sebuah pidato. Sehingga dapat menyampaikan pidato dengan baik sesuai

dengan acara yang diadakan serta audiens yang mendengarkan pidato

kita.

Menurut Jalaluddin Rakhmat, berdasarkan ada tidaknya persiapan,

sesuai dengan cara yang dilakukan waktu persiapan, ada empat macam jenis

pidato, yaitu: impromtu, manuskrip, memoriter, dan ekstempore.8

1) Pidato impromtu, adalah pidato yang dilakukan secara tiba-tiba,

spontan, tanpa persiapan sebelumnya.

2) Pidato manuskrip, adalah pidato dengan naskah. Juru pidato

membacakan naskah pidato dari awal sampai akhir.

8 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2011), 17

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

19

3) Pidato memoriter, adalah pidato yang ditulis dalam bentuk

naskah kemudian dihafalkan kata demi kata.

4) Pidato ekstempore, adalah pidato yang dalam penyampaiannya

juru pidato hanya menyiapkan garis-garis besar (out-line) dan

pokok-pokok bahasan penunjang (supporting point). Tetapi

pembicara tidak berusaha mengingat atau menghafalkannya

kata demi kata.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat kita ketahui ada

berbagai macam jenis pidato.Jenis-jenis pidato tersebut dapat kita jadikan

patokan dalam memilih pidato, supaya tidak salah dalam membawakan

sebuah pidato. Sehingga dapat menyampaikan pidato dengan baik sesuai

dengan acara yang diadakan serta audiens yang mendengarkan pidato kita.

3. Dasar Hukum Khitobah

Khitobah segala bentuknya adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim

misalnya amar ma’ruf nahyi munkar. Berjihad memberi nasihat dan

sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa syariat Islam tidak mewajibkan

bagi umatnya untuk selalu mendapatkan hasil maksimal akan tetapi

usahanyalah yang diwajibkan maksimal sesuai dengan keahlian dan

kemampuannya. Adapun ayat-ayat yang mendasari tentang wajibnya

pelaksanaan khitobah bagi setiap muslim adalah sebagai berikut:

a. QS. At Tahrim Ayat 6

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

20

ارام ه

هليك

م وأ

فسك

هىا أ

ذين آمنىا ق

ها ال ي

يا أ

ة لا

ة

ها م لاك

ل

ار

اا واا ىوها الن

وق

ىن ما مزهم ويفعل

ه ما أ

لا يعصىن الل شداوة

مزون ي

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah

manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang

kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah

terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka

dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.9

b. QS. Yasin Ayat 7

ن اا

لا

ينا لا ال

وما ل

“Dan kewajibanlah kami tidak lain hanyalah

menyampaikan ( perintah Allah ) dengan jelas”.10

c. QS. An Nahl Ayat 125

9 Depag R.I, Al- Qur’an dan Terjemahnya, ( Jakarta: PT. Bumi Restu,1978), 951

10 Depag R.I ,Al- Qur’an dan Terjemahnya, ( Jakarta: PT. Bumi Restu,1978), 706

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

21

حسن اا

ى ظ

م واا

حك

ك باا ى سبيل رب

اوع ل

م بمن ل

ك هى أ حسن ان ر ب

تي هي أ

هم بال

وجاول

هتدين م باا

ل

ضل ن سبيله وهى أ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan

hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka

dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah

yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-

orang yang mendapat petunjuk.”11

Dari ayat-ayat diatas dijelaskan bahwa setiap manusia memiliki

kewajiban untuk memberi peringatan, yaitu dengan cara mengajak

seseorang atau menyeru orang lain kepada hal-hal yang baik dan juga

memberi pelajaran yang baik. Cara menyeru/mengajak orang lain kedalam

hal-hal yang baik dapat melalui komunikasi secara pribadi atau juga

dapat dengan cara berbicara di depan publik.

4. Makna, Fungsi dan Sasaran Khitobah

Jika kita mendengar kata khitobah atau pidato, maka biasanya yang

lantas terbayang dalam benak kita pertama kali adalah gambaran seseorang

11

Depag R.I,Al- Qur’an dan Terjemahnya, ( Jakarta: PT. Bumi Restu,1978), 421

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

22

yang berdiri di atas mimbar dan tengah menyampaikan orasinya di hadapan

khalayak ramai atau di depan sebuah forum.

Gambaran seperti itu memang tidak terlalu salah, namun tidak

sepenuhnya benar. Mengacu pada makna pidato yang sesungguhnya, yakni

pengungkapan fikiran dalam bentuk kata-kata atau secara lisan kepada

orang banyak atau wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan

khalayak.Tentu saja tidak hanya gambaran seperti di atas yang dimaksud

dengan pidato, melainkan mencakup semua aktivitas yang berhubungan

dengan penyampaian pemikiran melalui lisan dari seseorang kepada

khalayak.12

Secara umum memang telah diketahui, manusia mempunyai daya cipta

dan kreativitas yang mengagumkan. Berbagai hal telah tercipta dari proses

kreatif manusia itu. Namun demikian, ada kalanya orang yang hebat dalam

mencipta atau piawai dalam berkreasi mempunyai „kelemahan‟ dalam segi

pengungkapan sesuatu yang diciptakan atau dikreasikannya itu melalui

penuturan lisannya. Kondisi ini akan dapat dibantu oleh orang yang pandai

mengungkapkan segala sesuatu melalui teknik penjelasan yang baik.

Sesungguhnya manusia mempunyai kecenderungan untuk berpikir dan

kemudian menyatakan pendapat, gagasan, perasaan dan juga pengalaman-

pengalamannya. Sulit pula diingkari jika manusia sesungguhnya

mempunyai kecenderungan untuk dapat mempengaruhi orang atau pihak

lain dengan pendapat dan gagasannya. Oleh karena itu kepintaran seseorang

12

Gamal, Siasat Sukses Pidato Plus Wawancara Media Massa Secara Menakjubka, (Yogyakarta:

Smile Books, 2006), 1

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

23

dalam mengungkapkan buah pikirannya di hadapan pihak lain sangat

memegang peranan penting dalam hal itu. Cara berbicara seseorang

memberikan pengaruh atau dampak yang sangat besar kepada pihak lain

sekaligus menunjukkan keberadaan orang itu sendiri.13

Dalam kenyataannya, sama halnya dengan orang yang pintar berkreasi

atau piawai dalam menciptakan namun sulit mengungkapkan buah

kreasinya itu melalui lisannya, tidak sedikit pula orang yang merasa

kesulitan ketika harus mengungkapkan pendapatnya itu melalui ucapannya.

Dan kesulitan itu akan semakin bertambah-tambah berat dirasakan oleh

seseorang yang karena profesi atau pekerjaannya menuntutnya untuk lebih

banyak berbicara di depan pihak lain. Maka, tidak ada jalan lain, pidato

yang merupakan ilmu sekaligus seni berbicara di hadapan umum ini harus

dikuasai. Pidato sangat penting bagi mereka yang hendak menyampaikan

pikirannya melalui lisan karena tuntutan profesinya.

5. Kegunaan Khitobah

Jika khitobah atau pidato mempunyai makna seperti yang telah

dijelaskan di atas, maka fungsi atau kegunaan dari pidato ini tentu akan

merujuk pada tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dengan adanya

13

Gamal, Siasat Sukses Pidato Plus Wawancara Media Massa Secara Menakjubkan, (Yogyakarta:

Smile Books, 2006), 5

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

24

pidato tersebut. Fungsi pidato sangat banyak dan beragam, beberapa di

antaranya dapat dijabarkan sebagai berikut14:

a. Memberikan informasi (To Inform)

Fungsi pidato secara umum adalah untuk memberikan informasi

atau keterangan dari seseorang kepada orang atau pihak lain. Berbagai

profesi atau pekerjaan menggunakan kepiawaiannya berpidato untuk

memberikan informasi ini, semisal: juru dakwah/da‟i, guru atau

pendidik, dan lain-lainnya. Dengan informasi ini, diharapkan para

pendengar (audience) mengetahui, memahami, serta bersedia

melaksanakan segala sesuatu seperti yang telah dijelaskan kepada

mereka.

b. Meyakinkan (To Convince)

Menurut Gentasri Anwar, S.H. dalam bukunya Retorika Praktis

Teknik dan Seni Berpidato, tujuan dari pidato adalah untuk mengubah

pendapat, sikap dan perilaku pendengar (audience) untuk kemudian

menggantikannya dengan pendapat, sikap dan perilaku yang diinginkan

pembicara (komunikator). Pembicara tentu saja harus bisa meyakinkan

kepada pendengarnya bahwa apa yang dipidatokannya mempunyai nilai

lebih atau lebih baik dibandingkan dengan kondisi yang terjadi pada

pendengarnya. Keahlian berbicara dari juru pidato ini tentu sangat

diperlukan agar perubahan yang diharapkan tersebut benar-benar berasal

dari dalam setiap pendengar dan bukan hanya bersifat semu.

14

Gamal, Siasat Sukses Pidato Plus Wawancara Media Massa Secara Menakjubkan, (Yogyakarta:

Smile Books, 2006), 6-9

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

25

c. Menghibur (To Entertain)

Tidak sedikit orang yang memanfaatkan pidato yang dilakukannya

untuk menghibur orang atau pihak lain. Makna menghibur ini bisa

dicapai jika pembicara atau juru pidato menguasai seni berbicara di

depan umum alias pidato ini dengan baik. Tidak jarang kondisi para

pendengar (audience) yang semula diharapkan terhibur oleh pidato

pembicara malah menjadi berang hanya karena pembicara salah atau

tidak tepat saat berpidato. Juru pidato yang ingin mendulang kesuksesan

dalam pidatonya tentu akan meletakkan porsi menghibur dalam

pidatonya itu pada tempat yang semestinya.

Selain tiga fungsi tersebut di atas, pidato juga masih mempunyai

banyak fungsi yang lainnya lagi, semisal untuk:

1) Memperingatkan (To Warn)

2) Memberi semangat (To Arouse)

3) Memberikan instruksi (To Instruct)

4) Membentuk kesan (To Impress)

5) Membujuk (To Persuade), dan fungsi-fungsi lainnya.

Sedangkan fungsi khitobah menurut Hasan Bisri sebagai berikut:

1) Menyebarkan islam kepada umat sebagai individu dan

masyarakat sehingga meratalah rahmat Allah sebagai “ rahmatan

lil‟alamin” bagi seluruh makhluk Allah.

2) Melestarikan nilai-nilai islam dari generasi ke generasi kaum

muslimin berikutnya, sehingga kelangsungan ajaran islam

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

26

beserta pemeluknya dari satu generasi ke generasi berikutnya

tidak terputus.

3) Korektif, artinya meluruskan akhlak yang bengkok, mencegah

kemungkaran, dan mengeluarkan manusia dai kegelapan

rohani.15

4)

6. Langkah-langkah dalam Berkhitobah

Khitobah atau pidato yang baik dan tepat, dapat menghitam-putihkan

jiwa pendengar, dapat menggetarkan jiwa dan mempengaruhi mereka,

membuat mereka sedih, marah, bersemangat, sadar dan lain-lain. Ahli pidato

yang mahir dapat menggambarkan pemain bola yang dapat mempermainkan

bola sesuka hatinya, demikianlah dia dapat mempermainkan jiwa manusia

yang dihadapinya menurut kehendaknya.16

Oleh karena itu, bahwa sebelum seorang da‟i terjun ke gelanggang

dakwah, ia harus memiliki persiapan secukupnya tentang bahan (materi)

yang akan disampaikannya.Demikianlah di dalam berkhitobah (berbicara)

harus pula siap bahan pembicaraan sebelum naik ke podium. Untuk itu perlu

diperhatikan beberapa hal17:

a. Menguasai betul materi yang akan disampaikan. Sebab bagaimana

audience (hadirin) dapat mengerti, jika pembicara itu sendiri tidak

memahami pembicaraannya.

15

Hasan bisri, Ilmu Dakwah Pengembang Masyarakat, (Surabaya: Cahaya Intan, 2014), 40 16

Hamzah Ya‟qub, Publistik Islam: Teknik Da’wah dan Leadership, (Bandung: Diponegoro,

1992), 99 17

Hamzah Ya‟qub, Publistik Islam: Teknik Da’wah dan Leadershi, (Bandung: Diponegoro,

1992), 100

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

27

b. Babak atau urutan pembicaraan harus diatur awal, pertengahan dan

ujungnya; pembukaan, isi dan kesimpulannya..

c. Sifat penyampaiannya, apakah bersifat penjelasan, penanaman kesan,

dorongan beramal (bertindak) ataukah bersifat menghibur.

d. Argumen atau dalil-dalil yang ditampilkan harus sesederhana mungkin,

jika ummat itu sederhana, sederhana pula daya tangkapnya. Juga harus

dipertimbangkan pembawaan dalil-dalil aqli dan dalil-dalil naqli.

e. Sampaikan dengan tegas, jelas, dan tidak grogi. Banyak sekali orang yang

sering grogi dalam berkhitobah. Hal ini bisa dikarenakan tidak biasa

bicara di depan umum. Grogi dapat diatasi dengan banyak berlatih,

sering-sering menambah wawasan, menumbuhkan rasa kepercayaan pada

diri sendiri, tak perlu takut terhadap audience dan lain-lain.

7. Sikap Positif dalam Berkhitobah

Secara umum, khitobah atau pidato merupakan bentuk komunikasi satu

arah. Sesuai fungsi dan peranannya, pembicara menyampaikan khitobahnya

sementara sekalian audience-nya lebih banyak terdiam seraya

mendengarkan. Oleh karenanya, seseorang yang tengah menyampaikan

khitobahnya akan menjadi pusat perhatian segenap pendengar (audience)-

nya. Segala tingkah, perilaku, gerak-gerik dan juga ucapan sang pembicara

akan langsung dilihat dan didengar oleh para pendengarnya. Pembicara yang

tidak mampu menunjukkan penampilannya yang mengesankan bagi sekalian

penglihatan audience-nya, tentu amat sulit meraih hasil maksimal dari tujuan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

28

berpidatonya sekalipun ia telah mengerahkan kemampuan berbicaranya

dengan maksimal. Ucapan dari sang pembicara tidak serta-merta mampu

menumbuhkan kesan yang positif bagi pendengarnya, mengingat ucapan

tersebut setelah diterima telinga pendengarnya perlu divisualisasikan terlebih

dahulu sebelum akhirnya ditransfer ke otak pendengarnya.18

Penampilan dan sikap seorang pembicara akan membawa dampak

terbesar bagi keberhasilan si pembicara menjalankan perannya. Pembicara

mutlak menunjukkan kesan dan sikap positif pada dirinya hingga kesan serta

sikap positif itu jelas tertangkap indra penglihatan sekalian para audience-

nya.

Beberapa kesan dan sikap positif yang harus ditunjukkan pembicara di

hadapan audience-nya, di antaranya adalah:19

a. Mempunyai rasa percaya diri yang besar

Rasa percaya diri (self confidence) merupakan salah satu modal

utama dari seseorang dalam berlaku dan bertindak. Rasa percaya diri

sangat menunjang kesuksesan seseorang dalam menghadapi pekerjaan.

Seseorang yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, kemungkinan

besar akan bisa menyelesaikan pekerjaan yang semula terlihat sulit untuk

dikerjakannya. Namun sebaliknya, orang yang rasa percaya dirinya

rendah, bisa jadi akan kesulitan melakukan suatu pekerjaan yang

sesungguhnya mudah untuk diselesaikannya.

18

Gamal, Siasat Sukses Pidato Plus Wawancara Media Massa Secara Menakjubkan, (Yogyakarta:

Smile Books, 2006),21 19

Gamal, Siasat Sukses Pidato Plus Wawancara Media Massa Secara Menakjubkan, (Yogyakarta:

Smile Books, 2006),23-29

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

29

Di depan segenap audience-nya, pembicara hendaknya

menunjukkan jika dirinya adalah orang yang mempunyai rasa percaya

diri yang besar. Rasa percaya diri itu nampak jelas dalam pandangan

audience-nya dan seolah hendak ditularkan kepada audience-nya.

Dengan sikap pembicara seperti itu maka segenap audience-nya akan

tertarik mengikuti khitobah yang diberikan sang pembicara.

b. Bersemangat tinggi

Sikap positif lainnya yang harus ditunjukkan sang pembicara di

depan audience-nya adalah bersemangat tinggi. Bagaimana mungkin

tujuan khitobah hendak dicapai oleh sang pembicara jika dirinya sendiri

nampak loyo seakan kehilangan semangat. Bagaimana sang pembicara

mampu membentuk kesan, menarik perhatian, memberikan instruksi, dan

terlebih-lebih membangun semangat pada sekalian audience-nya jika

dirinya sendiri sudah nampak tidak bersemangat dalam pandangan

audience-nya.

c. Riang hati

Riang hati (cheerfulness) adalah kesan positif yang juga harus

dimunculkan seorang pembicara yang ingin berhasil dalam tugasnya.

Wajah dan sikapnya yang riang gembira akan ditangkap sebagai

keriangan dan kegembiraan pula oleh segenap audience-nya.

Bagaimana reaksi para audience jika mereka telah merelakan

waktu dan tenaganya untuk menghadiri suatu pidato namun mereka

malah mendapati pembicara berwajah suntuk lagi suram. Mereka datang

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

30

bukan untuk melihat pembicara seperti itu. Maka, betapapun

„runyamnya‟ situasi dan kondisi yang tengah dialami dalam diri seorang

pembicara, ia harus mampu menekan perasaannya itu kuat-kuat dan

menggantikannya dengan kecerahan wajah dan keriangan serta

kegembiraan sikap seolah-olah ia tidak sedang menghadapi suatu

masalah apapun juga.

Sebagai misal, dapat kita lihat apa yang ditunjukkan K.H. Abdullah

Gymnastiar (Aa Gym) ketika mengalami cobaan karena meninggalnya

dua santriwati beliau akibat perampokan dan pembunuhan beberapa

waktu yang lalu.

Di depan sekalian audience-nya, Aa Gym tetap menampilkan

wajah berseri-seri dan riang dalam menjelaskan isi ceramahnya,

sekalipun hati beliau bisa jadi tengah merasakan kesedihan dan

kepedihan yang sangat. Sikap seperti itulah yang dapat dijadikan contoh

bagi pembicara yang ingin meraih keberhasilan dalam berkhitobah.

d. Meyakinkan

Salah satu fungsi khitobah atau pidato adalah untuk meyakinkan

audience-nya. Pembicara akan berusaha sekuat mungkin agar isi

pidatonya mampu menyakinkan pendengarnya. Untuk itu ia akan

memberikan contoh-contoh pembuktian dan pembenaran melalui ucapan

dan penjelasannya. Oleh karena itu pembicaraan hendaknya benar-benar

menguasai masalah yang tengah dijelaskannya hingga mampu baginya

meyakinkan segenap pendengarnya.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

31

Seorang pembicara yang mampu meyakinkan audience dengan

sebaik-baiknya maka ia akan dapat mengubah pendapat, sikap dan

perilaku audienceuntuk kemudian mengantikannya dengan pendapat,

sikap dan perilaku yang diinginkannya.

e. Tulus hati dan bersimpati

Sikap tulus hati (sincerity) dari seorang pembicara akan membawa

efek yang kuat pada pesan-pesan dan penjelasan yang diberikannya

terhadap sekalian audience. Begitu pula dengan sikap simpati (sympathy)

yang ditunjukkan sang pembicara juga akan membawa efek yang kuat

pada audience.

Sikap positif tulus hati menunjukan jika ucapan sang pembicara

berasal dari hati nuraninya yang terpendam, sedangkan simpati adalah

sikap yang menunjukkan sang pembicara turut berbagi perasaan dengan

apa yang tengah dirasakan oleh segenap audience. Dua sikap positif itu

hendaknya dimiliki seorang pembicara yang hendak meraih keberhasilan

dalam tugasnya.

f. Mempunyai selera humor yang baik

Tidak sedikit pembicara di negeri kita yang berhasil dalam

menjalankan tugas dan perannya karena mereka mempuyai selera humor

(sense of humor) yang baik. Bahkan, para pembicara yang bergelut

dalam bidang keagamaan sekalipun, tidak sedikit yang menuai

keberhasilan karena mempunyai selera humor yang baik dan mampu

menunjukkannya ketika mereka tengah berpidato.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

32

Dapatlah untuk dimisalkan, seperti K.H. Zainuddin M.Z yang

kerap melemparkan joke-joke segar yang membuat yang membuat segar

suasana hati sekalian audience-nya. Begitu pulah dengan yang kerap

ditampilkan K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) yang memberikan

hiburan segar bagi segenap audience-nya tanpa kehilangan inti sari

pidato yang tengah beliau berikan.

Jadi dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang da‟i

harus bisa menguasai dirinya sendiri untuk menyakinkan audience dan

menghibur, supaya isi pidato yang disampaikan da‟i tersampaikan

dengan baik.

8. Penyampaian khitobah

Sejak berdiri di depan audien, pendakwah (penceramah/khatib) akan

menghadapi tatapan mata hadirin yang seluruhnya memandang kepadanya.

Bagi seseorang yang sudah terbiasa ceramah atau khotbah,tatapan seperti itu

tidak akan berpengaruh apa-apa. Akan tetapi,bagi seseorang yang jarang

ceramah atau khotbah, apalagi bagi yang pertama kali melakukannya,

sorotan mata yang menatap kepadanya akan membuatnya gugup, gemetar,

dan gentar. Ini biasa dinamakan gentar mimbar atau demam panggung

(podium vrees).

Cara menghilangkan suasana yang biasa membuat gugup dan gagap

seperti itu ialah:

a. Percaya kepada diri sendiri karena sudah melakukan persiapan.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

33

b. Bersikap tenang, tidak menunjukkan ketakutan.

c. Menghirup napas panjang dan dalam tanpa terlihat oleh hadirin.

d. Menatap hadirin pada bagian atas matanya, bukan pada matanya

yang sedang menyorotkan sinar pandangan.

Demikianlah beberapa hal untuk menghilangkan rasa gentar dan

gemetar. Sesudah memberikan salam sebagai penunjukkan rasa hormat

kepada hadirin, dan sejak mulai sampai mengakhiri ceramah atau khotbah,

pendakwah hendaklah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Berbicara dengan gaya orisinal, tidak meniru gaya ceramah atau

khotbah orang lain.

b. Berbicara dengan sikap semata-mata sederajat (talk with the

people),tidak menggurui (talk to the people).

c. Berbicara dengan nada naik-turun, tidak datar yang menjemukan.

d. Berbicara dengan mengatur tempo agar dapat didengar dan dicerna

jelas oleh hadirin, tegas kapan harus berhenti lama (titik) dan jelas

bilamana mesti berhenti sejenak (koma).

e. Berbicara dengan memberikan tekanan-tekanan pada hal-hal

tertentu untuk mendapat perhatian khusus dari hadirin.

f. Berbicara dengan tetap memelihara kontak pribadi (personal

contact) dengan hadirin.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

34

g. Berbicara dengan menunjukkan wajah yang cerah untuk

menghadapi simpati hadirin.20

Dalam hal pengaturan waktu, pendakwah harus memperkirakan dan

dapat membagi waktu yang tersedia seluruhnya. Pendakwah yang baik

akan menghargai waktu dengan mempersingkat atau menyesuaikan

ceramah atau khitobahnya sesuai dengan waktu yang tersedia, karena lebih

baik menghadapi pendengar yang masih bersemangat atau menaruh

perhatian daripada menghadapi pendengar yang sudah letih atau tidak

menaruh perhatian. Untuk menghindari pendengar yang seperti itu,

pendakwah harus tanggap dan harus mengaktifkan perhatian mereka

dengan mengambil contoh-contoh yang menarik dengan pernyataan-

pernyataan retorika.21

B. Tinjauan Tentang Percaya Diri

1. Pengertian percaya diri

Percaya diri adalah salah satu aspek kepribadian yang penting pada

seseorang. Tanpa adanya kepercayaan diri akan banyak menimbulkan

masalah pada diri seseorang. Kepercayaan diri diperlukan baik oleh

seorang anak maupun orangtua, secara individual maupun kelompok.22

20

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, ( Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006), 69 21

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah,( Jakarta: Prenada Media Group, 2009), 364-365 22

Nur Gufron& Rini Risnawita, Teori-Teori Psikologi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 33

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

35

Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang, di mana

individu dapat mengevaluasi keseluruan dari dirinya sehingga memberi

keyakinan kuat pada kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam

mencapai berbagai tujuan didalam hidupnya.23 Percaya diri merupakan

atribut yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan

bermasyarakat. Dikarenakan dengan kepercayaan diri, seseorang mampu

mengaktualisasikan segala potensi dirinya.24

Percaya diri dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang untuk mampu

berperilaku sesuai dengan harapan atau keinginannya.25 Pengertian secara

sederhana dapat dikatakan sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap

gejala aspek kelebihan yang dimiliki oleh individu dan keyakinan tersebut

membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan

hidupnya.26

Sedangkan De Angelis mendefinisikan kepercayaan diri sebagai sesuatu

yang harus mampu menyalurkan segala yang kita ketahui dan segala kita

kerjakan.27 Dalam pengertian ini rasa percaya diri dapat muncul karena

kemampuan dalam melakukan atau mengerjakan sesuatu. sehingga rasa

percaya diri baru muncul setelah seseorang melakukan sesuatu pekerjaan

secara mahir dan melakukannya dengan cara memuaskan hatinya. Atas

dasar pengertian diatas maka seseorang tidak akan pernah menjadi orang

23

Pongky Setiawan, Siapa Takut Tampil Percaya Diri, ( Yogyakarta:Parasmu, 2014), 14 24

Nur Gufron& Rini Risnawita, Teori-Teori Psikologi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 33 25

Pradipta Sarastika, Stop Minder Dan Grogi, ( Yogyakarta: Araska, 2014), 41 26

Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, (Yogyakarta:Puspa Swara,2002), 6 27

Barbara De Angelis, Sel Confident: Percaya Diri Sumber Kesuksesan dan Kemandirian,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), 5

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

36

yang benar-benar percaya diri karena rasa percaya diri itu muncul hanya

berkaitan dengan ketrampilan tertentu yang ia miliki. Oleh sebab itu

menurut de angelicas rasa percaya diri yang sejati senantiasa bersumber

dari hati nurani, bukan dibuat buat. Rasa percaya diri berawal dari tekat

dari diri sendiri untuk melakukan segala yang di inginkan dan dibutuhkan

dalam hidup seseorang, yang terbina dari keyakinan diri sendiri, bukan dari

karya –karya kita, walaupun karya kita sukses.28

Agama Islam sangat mendorong umatnya untuk memiliki rasa percaya

diri yang tinggi. Manusia adalah makhluk ciptaannya yang memiiki terajat

yang paling tinggi karena kelebihan akal yang dimilikinya. Sehingga

sepatutnya ia percaya dengan kemampuan yang dimilikinya, sebagai firman

Alloh SWT dalam QS. Ali Imron Ayat 139, sebagai berikut:

من ننتم م

ىن ن ك

تم الأ ل

هىا وأ

حزه

ولا تهنىا ولا ت

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu

bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi

(derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”29

Dari berbagai definisi diatas secara umum dapat penulis simpulkan

bahwa percaya diri adalah sikap percaya dan yakin akan kemampuan yang

dimiliki, yang dapat membantu seseorang untuk memandang dirinya dengan

positif dan realitis sehingga ia mampu bersosialisasi secara baik dengan

28

Barbara De Angelis, Sel Confident: Percaya Diri Sumber Kesuksesan dan Kemandirian,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), 10 29

Depag R.I, Al- Qur’an Dan Terjemahnya, ( Jakarta: PT. Bumi Restu,1978), 98

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

37

orang lain. Rasa percaya diri seseorang juga banyak di pengaruhi oleh

tingkat kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki. Orang yang percaya diri

selalu yakin pada setiap tindakan yang dilakukannya,merasa bebas untuk

melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginannya dan bertanggung jawab

atas perbuatannya.

2. Macam-macam percaya diri

Liendenfiel menjelaskan bahwa ada dua jenis percaya diri yaitu percaya

diri batin dan percaya diri lahir.30

a. Percaya Diri Batin

Percaya diri batin adalah kepercayan yang memberi kita

perasaan dan anggapan bahwa kita dalam keadaan baik. Ada empat ciri

utama percaya diri batin yang sehat, meliputi:

1) Citra diri, yaitu orang memiliki kepercayaan diri untuk

mencintai diri sendiri dan cinta diri yang tidak dirahasiakan.

2) Pemahaman diri, yaitu anak yang memiliki pemahaman diri

yang baik akan menyadari kekuatan mereka,mengenal

kelemahan dan keterbatasan mereka,tumbuh dengan kesadaran

yang mantap tentang identitas sendiri, dan terbuka untuk

menerima umpan balik dari orang lain.

3) Tujuan yang jelas, yaitu orang yang memiliki kepercayaan diri

selalu mengetahui tujuan hidupnya karena mereka mempunyai

30

Gael Lindenfield, Mendidik Anak Supaya Percaya Diri, ( Jakarta : Arcan, 1997), 4-7

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

38

pikiran yang jelas mengapa melakukan tindakan tertentu

dan mereka tahu hasil apa yang bisa diharapkan.

4) Berpikir positif, yaitu orang yang memiliki kepercayaan diri

merupakan teman yang menyenangkan karena mereka biasa

melihat kehidupan dari sisi yang cerah dan mereka mengharap

serta mencari pengalaman dengan hasil yang bagus.

b. Percaya Diri Lahir

Percaya diri lahir memungkinkan anak untuk tampil dan

berperilaku dengan cara menunjukkan kepada dunia luar bahwa ia

yakin akan dirinya. Empat ciri percaya diri lahir meliputi:

1) Komunikasi,yaitu anak yang memiliki kepercayan diri lahir

dapat melakukan komunikasi dengan setiap orang dari segala

usia.

2) Ketegasan, yaitu anak yang memiliki kepercayaan diri lahir

akan meyatakan kebutuhan mereka secara langsung dan terus

terang

3) Penampilan diri, yaitu anak akan menyadari pengaruh gaya

hidupnya terhadap pendapat orang lain mengenai dirinya tanpa

terbatas pada keinginan untuk selalu ingin meyenangkan orang

lain.

4) Pengendalian perasaan, yaitu anak akan berani menghadapi

tantangan dan resiko karena mereka dapat mengendalikan rasa

takut, khawatir, dan frustasi.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

39

Munculnya rasa tidak percaya diri pada anak adalah karena anak

berpikir negatif tentang dirinya sendiri atau dibayangi dengan ketakutan

yang tanpa sebab. Sehingga timbul perasaan tidak menyenangkan serta

dorongan atau kecenderungan untuk segera menghindari apa yang hendak

dilakukannya. Untuk itulah, orang tua maupun guru harus mampu

mengarahkan anak agar berfikir positif.

Sebagimana firman Allah SWT dalam QS. Fushshilat Ayat 30 yang

menganjurkan untuk berpikir positif, sebagai berikut:

ت

امىا ت

م است

ه

نا الل ىا رب

ال

ذين ق

ن ال

نبشزوا باا

ىا وأ

حزه

ىا ولا ت

اف

خ

لا ت

أ

لاك

هم اا

ل

ى دون نتم ت

تي ك

ال

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:

Tuhan kami ialah Allah kemudian mereka meneguhkan

pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka

(dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan

janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu

dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah

kepadamu".31

31

Depag R.I, Al- Qur’an dan Terjemahnya, ( Jakarta: PT. Bumi Restu, 1978), 777

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

40

Ayat diatas menjelaskan tentang percaya diri yang berkaitan dengan

sikap dan sifat seseorang yang barpikir positif dan memiliki keyakinan

yang kuat terhadap dirinya. Orang yang percaya diri disebut sebagai orang

yang tidak takut dan tidak bersedih dalam menjalani hidup, karena Allah

SWT telah menjanjikan surga kepada umatnya.Apabila anak berfikir

positif, maka rasa percaya diri yang dimilikinya dapat tumbuh dan

berkembang dengan baik.

3. Ciri-ciri orang yang percaya diri

Adapun ciri-ciri dari percaya diri yaitu antara lain menurut Hakim ciri-

ciri orang yang percaya diri yaitu:32

a. Selalu bersikap tenang di dalam mengerjakan segala sesuatu

b. Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai

c. Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam berbagai

situasi

d. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi

e. Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang

penampilannya Memiliki kecerdasan yang cukup

f. Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup

g. Memiliki keahlian atau keterampilan lain yang menunjang

kehidupannya, misalnya ketrampilan berbahasa asing

h. Memiliki kemampuan bersosialisasi

i. Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik

32

Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, (Yogyakarta: Puspa Swara, 2002), 5-6

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

41

j. Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat

dan tahan di dalam menghadapi berbagai cobaan hidup

k. Selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah,

misalnya dengan tetap tegar, sabar, dan tabah dalam menghadapi

persoalan hidup.

Berdasarkan pendapat di atas maka ciri-ciri orang yang percaya diri

salah satunya selalu bersikap tenang di dalam mengerjakan segala

sesuatu maksudnya yaitu orang yang percaya diri akan selalu tenang

apabila menghadapi persoalan dalam hidupnya, ia akan bersikap optimis

dan yakin bahwa apa yang ia kerjakan pastilah dapat terselesaikan dengan

baik karena ia yakin bahwa ia memiliki potensi dalam dirinya.

Menurut Fahmadi ciri-ciri individu yang memiliki kepercayaan diri,

diantaranya:33

a. Percaya akan kemampuan sendiri, sehingga tidak membutuhkan

pujian, pengakuan, penerimaan, ataupun rasa hormat dari orang lain

b. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima

oleh orang lain atau kelompok

c. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain

d. Punya kendali diri yang baik (tidak moody dan emosi stabil)

e. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau

kegagalan, tergantung dari usaha sendiri dan tidak mudah menyerah

33

Ahmad Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), 5

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

42

pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung pada bantuan orang

lain).

f. Mempunyai cara pandang positif terhadap orang lain, diri sendiri, dan

situasi diluar dirinya.

g. Memiliki harapan-harapan yang realistik, sehingga ketika harapan itu

tidak terwujud mampu untuk melihat sisi positif dirinya dan situasi

yang terjadi

Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli, maka dapat disimpulkan

bahwa seorang yang memiliki kepercayaan diri akan selalu bersikap

optimis dalam segala hal, kemudian ia juga selalu bersikap tenang dalam

menghadapi permasalahan dan selalu bersikap positif dan berpikir positif

terhadap dirinya dan orang lain. Seorang yang percaya diri juga akan

memiliki kesadaran bahwa kegagalan dan kesalahan merupakan hal yang

biasa dalam hidup dan tidak perlu untuk terlalu menyesali kegagalannya.

4. Faktor-Faktor Pembentuk Percaya Diri

Kepercayaan diri dipengaruhi oleh beberapa faktor, berikut ini adalah

faktor-faktor tersebut.34

a. Konsep diri, menurut Anthony (1992) terbentuknya kepercayaan diri

pada diri seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang

diperoleh dalam pergaulannya dalam suatu kelompok. Hasil interaksi

yang terjadi akan menghasilkan konsep diri.

34

Nur Gufron& Rini Risnawita, Teori-Teori Psikologi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 37

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

43

b. Harga diri, konsep diri yang positif akan membentuk harga diri yang

positif pula. Harga diri adalah penilaian yang dilakukan terhadap diri

sendiri. Santoso35 berpendapat bahwa tingkat harga diri seseorang

akan mempengaruhi tingkat kepercayaan diri seseorang.

c. Pengalaman, dapat menjadi faktor munculnya rasa percaya diri.

Sebaliknya, pengalaman juga dapat menjadi faktor menurunnya rasa

percaya diri seseorang. Anthony (1992) mengemukakan bahwa

pengalaman masa lalu adalah hal terpentinguntuk mengembangkan

kepribadian sehat.

d. Pendidikan, tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap

tingkat kepercayaan diri seseorang. Tingkat pendidikan yang rendah

akan menjadikan orang tersebut tergantung dan berada di bawah

kekuasaan orang lain yang lebih pandai darinya. Sebaliknya, orang

yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi akan memiliki

tingkat kepercayaan diri yang lebih dibandingkan yang berpendidikan

rendah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan percaya diri

menurut Angelis adalah sebagai berikut:36

a. Kemampuan pribadi, rasa percaya diri hanya timbul pada saat

seseorang mengerjakan sesuatu yang memang mampu dilakukan.

35

Sukria,” Kemampuan Menyelesaikan Masalah Ditinjau Dari Kepercayaan Diri Dan Dukungan

Social Pada Remaja Akhir” Tesis, ( Yogyakarta: Fakultas Psikologi Ugm,2006). 36

Barbara De Angelis, Sel Confident: Percaya Diri Sumber Kesuksesan Dan Kemandirian

,(Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,2003),4

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

44

b. Keberhasilan seseorang, keberhasilan seseorang ketika mendapatkan

apa yang selama ini diharapkan dan cita-citakan akan memperkuat

timbulnya rasa percaya diri.

c. Keinginan, ketika seseorang menghendaki sesuatu maka orang

tersebut akan belajar dari kesalahan yang telah di perbuat untuk

mendapatkannya.

d. Tekat yang kuat, rasa percaya diri yang datang ketika seseorang

memiliki tekat yang kuat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Thursan Hakim menjelaskan bahwa percaya diri siswa di sekolah bisa

dibangun melalui berbagai macam bentuk kegiatan sebagai berikut37:

a. Memupuk keberanian untuk bertanya

b. Peran guru/pendidik yang aktif bertanya pada siswa

c. Melatih berdiskusi dan berdebat

d. Mengerjakan soal di depan kelas

e. Bersaing dalam mencapai prestasi belajar

f. Aktif dalam kegiatan pertandingan olah raga

g. Belajar berpidato

h. Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler

i. Penerapan disiplin yang konsisten

j. Memperluas pergaulan yang sehat dan lain-lain

37

Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, (Yogyakarta: Puspa Swara, 2002), 122

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

45

Dapat dipahami bahwa kepercayaan diri tidak tiba-tiba ada dengan

sendirinya,namun dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut

perlu mendapat dukungan dari orang tua, lingkungan, maupun guru di

sekolah. Disini lingkungan pendidikan mempunyai peluang yang paling

besar sebagai tempat untuk membentuk dan mengembangkan kepercayaan

diri siswa.

5. Aspek-aspek percaya diri

Menurut lauster (1992) dalam buku Nur Ghufron dan Rini Risnawita

Adapun aspek-aspek dari rasa percaya diri sebagai berikut38:

a. Keyakinan kemampuan diri

Kayakinan kemampuan diri adalah sikap positif seseorang tentang

dirinya. Ia mampu secara sungguh-sungguh akan apa yang dilakukan.

b. Optimis,

Optimis adalah sikap positif yang dimiliki seseorang yang selalu

berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri dan

kemampuannya.

c. Objektif

Orang yang memandang permasalahan atau sesuatu sesuai dengan

kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebeneran pribadi atau

menurut dirinya sendiri.

d. Bertanggung jawab

38

Nur Gufron& Rini Risnawita, Teori-Teori Psikologi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 36

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

46

Bertanggung jawab adalah kesediaan orang untuk menanggung

segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensi.

e. Rasional dan realistis

Rasional dan realistis adalah analisis terhadap suatu masalah,

sesuatu hal, dan suatu kejadian dengan menggunakan pemiliran yang

dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kepercayaan diri adalah sifat yang dimiliki seseorang yang memiliki aspek-

aspek keyakinan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab, rasional dan

realistis.

6. Percaya diri dalam pendidikan

Sekolah bisa dikatakan sebagai lingkungan yang paling berperan untuk

mengembangkan rasa percaya diri peserta didik setelah lingkungan

keluarga. Ini dapat ditinjau dari segi sosialisasinya sehingga sekolah dapat

dikatakan memegang peranan penting dalam mengembangkan percaya diri

dibandingkan dengan dilingkungan keluarga. Adapun ciri-ciri anak yang

percaya diri dalam dunia pendidikan atau di dalam sekolah antara lain :

a. Peserta didik mampu untuk selalu mengungkapkan pendapatnya

pada saat proses kegiatan belajar mengajar

b. Peserta didik mampu untuk tampil ke depan kelas mengerjakan

soal tanpa gugup atau grogi,

c. Peserta didik mampu bersosialisasi dengan baik

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

47

d. Peserta didik aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi

di sekolah

e. Peserta didik mampu mengerjakan soal tanpa menyontek.39

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa siswa

yang memiliki percaya diri dalam sekolah memiliki karakteristik antara

lain, dapat selalu mengungkapkan pendapatnya pada saat kegiatan

proses belajar dalam kelas, seperti pada saat berdiskusi kelompok,

kemudian siswa mudah bergaul dengan teman-temannya, tidak mudah

grogi saat harus tampil di depan kelas untuk mengerjakan soal, serta

siswa mampu mengerjakan tugas atau tes tanpa menyontek dari buku

maupun temannya.

C. Kerangka Konseptual

Kepercayaan diri merupakan kebutuhan bagi setiap individu untuk

dapat menjalani kehidupanya agar tidak mengalami kesulitan. Kepercayaan diri

adalah modal dasar bagi anak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu

membantu anak agar dapat diterima di lingkungannya. Kepercayaan diri tidak

datang dengan sendirinya namun dipengaruhi oleh berbagai faktor.faktor-faktor

tersebut perlu mendapat dukungan dari orang tua, lingkungan, maupun guru di

madrasah. Percaya diri siswa disekolah bisa dibangun melalui beberapa

kegiatan yang ada di sekolah seperti program khitobah.

39

Thursan hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, (Yogyakarta: Puspa Swara, 2002), 6

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

48

Program khitobah merupakan kegiatan latihan berpidato dengan tujuan

melatih mental, keberanian dan kemampuan para siswa untuk bisa berceramah

atau berpidato di depan orang banyak untuk mengajak orang-orang ke jalan

kebaikan dan kebenaran, menyampaikan amar ma‟ruf dan mencegah segala

kemungkaran dengan bijaksana sesuai dengan situasi dan kondisi yang

dihadapi. Dilihat dari permasalahan siswa yang masih memiliki rasa kurang

percaya diri salah satunya adalah dalam proses pembelajaran yang ada dikelas.

Bentuk siswa yang masih kurangnya rasa percaya diri seperti siswa masih

mengandalkan teman yang paling pintar dan paling berani berargumen dikelas.

Apabila guru memberikan pertanyaan hanya beberapa siswa yang mau

berpartisipasi dalam kelas, sedangkan mayoritas hanya diam padahal

sebenarnya mereka mampu namun kurang yakin dengan kemampuan yang

dimiliki. Dengan kegiatan tersebut peserta didik diharapkan bisa mengutarakan

pedapatnya dikhalayak ramai dan yang paling penting percaya diri untuk tampil

didepan kelas tidak takut lagi.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan.40

Dilihat dari kerangka konseptual di atas, maka hipotesis penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

40

Sugiyono,metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2014), 64

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

49

Hipotesis alternatif (Ha) dari penelitian ini adalah:

“Ada pengaruh yang signifikan antara progam khitobah terhadap

percaya diri siswa di MA Al-Ichsan Brangkal Kabupaten Mojokerto”.

Hipotesis nol (Ho) dari penelitian ini adalah:

“Tidak ada pengaruh yang signifikan antara program khitobah terhadap

percaya diri siswa di MA Al-Ichsan Brangkal Kabupaten Mojokerto”.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Khitobah 1. …repository.stitradenwijaya.ac.id/249/3/BAB II.pdf · 2019. 12. 9. · 1) Ceramah keagamaan dari para da‟i, mubaligh atau

50