bab ii kajian pustaka dan kerangka pikirabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/c0210018_bab2.pdf ·...

14
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir merupakan naskah yang di dalamnya mengandung banyak ajaran tasawuf, yaitu akidah, ibadah, akhlaki. Penelitian terhadap teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir dilakukan dalam rangka menyajikan teks ke dalam bentuk suntingan kemudian menganalisis isi teks tersebut berdasarkan tinjauan tasawuf. Istilah tasawuf merupakan salah satu langkah awal bagi seorang sufi untuk mendekatkan diri pada Allah yang dilakukan dengan cara beribadah, baik dalam ibadah wajib maupun ibadah sunah. Ada tiga kajian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Ketiga kajian tersebut adalah skripsi berjudul Manhaju ‘l-Atammi Fi tabwibi ‘l-Chikam: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Tinjauan Tasawuf yang disusun oleh Farida Hidayati Asni (2010) dari Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta skripsi berjudul Risālah Tabyin Ath-Tharīq ilā ‘l-Lāhi Ta’ālā karya Ali Al-Muttaqi: Suntingan Teks dan Tinjauan Tasawuf yang disusun oleh Siti Fathilah Nur Hidayati (2006) dari Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret serta skripsi yang berjudul Akhlaqul Mahmudah: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Isi Ajaran Tasawuf yang disusun oleh Fatmawati dari Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. Ketiga kajian tersebut akan disajikan secara ringkas sebagai berikut. Penelitian pertama adalah skripsi berjudul Manhaju ‘l-Atammi Fi tabwibi ‘l-Chikam: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Tinjauan Tasawuf yang disusun

Upload: trinhnguyet

Post on 06-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210018_bab2.pdf · Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta ... halus sebagai pengganti ungkapan

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

Teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir merupakan naskah yang di dalamnya

mengandung banyak ajaran tasawuf, yaitu akidah, ibadah, akhlaki. Penelitian

terhadap teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir dilakukan dalam rangka menyajikan

teks ke dalam bentuk suntingan kemudian menganalisis isi teks tersebut

berdasarkan tinjauan tasawuf. Istilah tasawuf merupakan salah satu langkah awal

bagi seorang sufi untuk mendekatkan diri pada Allah yang dilakukan dengan cara

beribadah, baik dalam ibadah wajib maupun ibadah sunah.

Ada tiga kajian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Ketiga kajian

tersebut adalah skripsi berjudul Manhaju ‘l-Atammi Fi tabwibi ‘l-Chikam:

Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Tinjauan Tasawuf yang disusun oleh

Farida Hidayati Asni (2010) dari Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan

Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta skripsi berjudul Risālah Tabyin

Ath-Tharīq ilā ‘l-Lāhi Ta’ālā karya Ali Al-Muttaqi: Suntingan Teks dan Tinjauan

Tasawuf yang disusun oleh Siti Fathilah Nur Hidayati (2006) dari Fakultas Sastra

dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret serta skripsi yang berjudul Akhlaqul

Mahmudah: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Isi Ajaran Tasawuf yang

disusun oleh Fatmawati dari Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas

Maret. Ketiga kajian tersebut akan disajikan secara ringkas sebagai berikut.

Penelitian pertama adalah skripsi berjudul Manhaju ‘l-Atammi Fi tabwibi

‘l-Chikam: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Tinjauan Tasawuf yang disusun

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210018_bab2.pdf · Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta ... halus sebagai pengganti ungkapan

11

oleh Farida Hidayati Asni (2010) dari Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra

dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Teks yang disingkat MATC

merupakan naskah yang di dalamnya mengandung ajaran tasawuf. Garis besar

ajaran tasawuf yang terkandung dalam teks MATC adalah sebagai berikut.

1. Penjelasan mengenai ilmu yang memberi manfaat.

2. Penjelasan mengenai mengasingkan diri dalam rangka menjauhi kenikmatan

duniawi.

3. Penjelasan mengenai keadaan fakir dan hajat.

4. Penjelasan mengenai mensucikan nafas serta takut apabila mengotorinya.

5. Penjelasan mengenai perasaan takut dan harap.

6. Penjelasan mengenai zikir khafī yang disunahkan bagi seorang hamba.

Penelitian kedua adalah skripsi berjudul Risālah Tabyin Ath-Tharīq ilā ‘l-

Lāhi Ta’ālā karya Ali Al-Muttaqi: Suntingan Teks dan Tinjauan Tasawuf yang

disusun oleh Siti Fathilah Nur Hidayati (2006) dari Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret. Secara keseluruhan, ajaran tasawuf yang terkandung

dalam teks Risālah Tabyin Ath-Tharīq ilā ‘l-Lāhi Ta’ālā karya Ali Al-Muttaqi

adalah penjelasan mengenai jalan untuk mengenal Tuhan yang ditempuh dengan

cara mengamalkan zikir lā ilāha illa ‘l-Lāh. Dalam teks itu juga disebutkan

mengenai faedah dari mengamalkan zikir lā ilāha illa ‘l-Lāh. Faedah itu meliputi:

selamat di dunia dan di akhirat, dijauhkan dari api neraka, dan semakin

mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Penelitian ketiga adalah skripsi yang berjudul Akhlaqul Mahmudah:

Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Isi Ajaran Tasawuf yang disusun oleh

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210018_bab2.pdf · Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta ... halus sebagai pengganti ungkapan

12

Fatmawati dari Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. Ajaran

tasawuf yang terkandung dalam teks Akhlaqul Mahmudah adalah sebagai berikut.

1. Zikir kepada Allah Swt.

2. Perintah untuk beribadah hanya kepada Allah Swt dan tidak boleh berputus

asa.

3. Larangan kufur terhadap nikmat Allah Swt.

4. Membelanjakan rizki yang diberikan Allah Swt dengan sebaik-baiknya.

5. Janganlah melihat hal yang gaib selain Allah Swt.

Berdasarkan deskripsi dari penelitian filologi terdahulu baik dari analisis

struktur sastra kitab maupun analisis isi teks dan mengkaji ajaran tasawuf dapat

diketahui bahwa penelitian terhadap teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir belum

pernah dilakukan sebelumnya.

B. Landasan Teori

1. Teori Penyuntingan Teks

Dalam filologi, menyunting adalah menyediakan naskah yang mendekati

aslinya, yaitu naskah yang baik dan benar. Baik, dalam arti mudah dibaca dan

mudah dipahami, sebab sudah ditransliterasikan dan ejaannya sudah disesuaikan

dengan ejaan bahasa sasaran. Benar, dalam arti “kebenaran” isi teks dapat

dipertanggungjawabkan karena sudah dibersihkan dari kesalahan-kesalahan pada

penyalinan (Dasuki, 1996:60).

Filologi adalah suatu disiplin ilmu pengetahuan yang bertujuan memahami

kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah klasik.

Salah satu bentuk kegiatan praktis filologi ialah membuat suntingan (edisi) suatu

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210018_bab2.pdf · Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta ... halus sebagai pengganti ungkapan

13

teks dan mengadakan perbaikan-perbaikan bagian teks yang rusak (Sudardi,

2003:7).

2. Teori Pengkajian Teks

a. Sastra Kitab

Dalam kesusastraan melayu klasik, terdapat suatu karya sastra

yang disebut dengan sastra kitab. Genre sastra ini muncul sekitar abad 17

yang sebagian besar mendapat pengaruh ajaran Islam. Liaw Yock Fang

(1991:286) menyebutnya dengan istilah “sastra keagamaan”.

Sastra kitab merupakan karya sastra yang berisi ajaran Islam

seperti tasawuf, tauhid, mistik, dan akhlak. Ajaran itu bertujuan untuk

menanamkan ajaran islam, menguatkan iman kepada Allah, dan

meluruskan ajaran yang menyimpang. Hal itu dikarenakan jenis sastra

kitab disajikan secara sistematis dan bersifat ilmiah. Oleh karena itu, jika

ditinjau dari konvensi ekspresinya, sastra kitab mempunyai ciri-ciri yang

khusus yang meliputi struktur penyajian, gaya penyajian, pusat penyajian,

dan gaya bahasa (Chamamah-Soeratno, 1982:209).

Teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir termasuk dalam sastra kitab

karena banyak ditemukan istilah-istilah tasawuf dan isinya secara

keseluruhan memuat masalah-masalah tasawuf, terutama konsep zikir

dalam hubungannya dengan makrifatullah. Jika dilihat dari struktur

penyajian teks, teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir mempunyai struktur

yang sistematis, yaitu terdiri dari pendahuluan, isi, dan penutup.

Sebuah karya sastra mengandung unsur-unsur yang membangun

karya sastra tersebut. Unsur-unsur dalam karya sastra bersifat timbal balik,

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210018_bab2.pdf · Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta ... halus sebagai pengganti ungkapan

14

saling berkaitan, dan saling mempengaruhi satu sama lain untuk menjadi

satu kesatuan utuh dan bermakna. Struktur sastra kitab sama halnya

dengan struktur penyajian dalam sastra fiksi yang berupa plot atau alur

(Chamamah-Soeratno, 1982:152). Struktur narasi teks Risalah Ilmu

Hakikat dan Zikir adalah sebagai berikut.

1) Pendahuluan

Pendahuluan berisi doa dan seruan. Doa dan seruan terdiri

dari bismillah, doa pengarang dengan bacaan bismillah untuk

memulai mengarang teks, hamdalah sebagai rasa syukur pengarang

kepada Allah Swt, doa untuk orang mukmin, dan salawat untuk

Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat, serta umatnya.

Kata wa ba’du. Kata wa ba’du merupakan ungkapan

penanda selesainya bacaan pembukaan teks. Keterangan judul teks

dan uraian singkat mengenai isi teks. Setelah kata wa ba’du,

terdapat judul teks, penjelasan mengenai pengertian judul teks, dan

penjelasan singkat mengenai isi teks.

2) Isi

Isi berupa uraian suatu masalah yang dibahas dalam teks.

Pada umumnya, isi menguraikan satu per satu permasalahan

kemudian diikuti dengan komentar atau tanggapan.

3) Penutup

Penutup berupa doa kepada Alah Swt, menyebutkan hari,

waktu, dan bulan selesainya teks ditulis dan kata tamma.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210018_bab2.pdf · Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta ... halus sebagai pengganti ungkapan

15

3. Gaya Penyajian

Gaya penyajian sastra kitab adalah cara pengarang dalam menyampaikan

ide atau gagasan, cerita, pikiran, dan pendapat-pendapatnya. Siti Chamamah

Soeratno menyatakan bahwa gaya penyajian sastra kitab dimulai dengan doa

dalam bahasa Arab kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu. Begitu

juga ajaran takwa dan salawat kepada nabi Muhammad saw ditulis dalam bahasa

Arab dan diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu (1982:160).

4. Pusat Penyajian

Siti Chamamah Soeratno, “Pusat penyajian adalah orang yang

menyampaikan cerita atau ajaran menjadi pusat atau titik pandang pertama.

Seorang pengarang menggunakan tiga metode dalam menyampaikan cerita”

(1982:172). Pusat penyajian meliputi tiga hal. Pertama, pusat pengisahan metode

orang pertama (Ich-Erzahlung). Dalam metode ini, pengarang memposisikan

dirinya sebagai orang pertama dalam menyampaikan cerita.

Kedua, metode pusat penyajian orang ketiga (omniscient author).

Pengarang sebagai orang ketiga dalam menyampaikan cerita. Dalam hal ini,

pengarang serba tahu karena ia mengetahui segala-galanya tentang tokoh yang

diberikan.

Ketiga, metode romantik-ironik dan objektif. Metode romantik-ironik ini

pengarang memperbesar peranannya dalam menyampaikan cerita. Metode

objektif, yaitu pengarang membiarkan para tokohnya berbicara dan berbuat

sendiri, sedangkan pengarang hanya berada di balik layar.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210018_bab2.pdf · Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta ... halus sebagai pengganti ungkapan

16

5. Gaya Bahasa

Gorys Keraf, “Style atau gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara

mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa

dan kepribadian penulis (pemakai bahasa)” (2002:113). Sastra kitab sebagai

sarana untuk mengajarkan agama Islam mengandung unsur-unsur istilah dalam

bahasa Arab. Istilah tersebut meliputi: kosa kata, ungkapan, sarana retorika, dan

sintaksis.

Sarana retorika atau bahasa retoris adalah cara pemakaian bahasa yang

satu-satunya merupakan penyimpanan dari susunan dan hubungan kata dalam

kalimat atau kelompok kata biasa untuk mencapai efek tertentu. Bahasa retoris

meliputi gaya polisindeton, gaya eufemisme, dan gaya litotes. (Keraf, 2007:129-

132)

1) Polisindeton

Polisindeton merupakan suatu gaya bahasa dengan cara beberapa kata,

frasa, atau klausa yang berurutan dihubungkan satu sama lain dengan

menggunakan kata penghubung. Polisindeton terbagi menjadi gaya

penguraian, gaya pengulangan, gaya paralesisme, gaya penguatan, dan gaya

penyimpulan.

2) Eufemisme

Eufemisme merupakan suatu gaya bahasa berupa ungkapan yang lebih

halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar atau tidak

menyenangkan.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210018_bab2.pdf · Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta ... halus sebagai pengganti ungkapan

17

3) Litotes

Litotes adalah suatu gaya bahasa berupa pernyataan yang memperkecil

sesuatu dan menyatakan kebalikannya dengan tujuan merendahkan diri.

Bahasa kiasan adalah cara pemakaian bahasa yang merupakan

penyimpangan yang lebih jauh, khususnya dalam makna berupa

perbandingan dengan hal yang lain.

Teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir menggunakan gaya polisindeton

yang berisikan tentang gaya pengulangan, gaya penguatan dan gaya

penyimpulan. Teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir tidak menggunakan majas

yang dapat menyulitkan pembaca untuk memahami isi teks.

6. Tasawuf

Secara etimologi, tasawuf berasal dari kata shafaa yang berarti „suci‟

karena proses penyucian diri merupakan salah satu langkah awal bagi seorang sufi

untuk mendekatkan diri pada Allah. Adapun makna termologis kata tasawuf

adalah kesadaran murni untuk mengerahkan jiwa pada amal dan kegiatan yang

sungguh-sungguh untuk menjauhkan diri dari keduniaan dalam rangka pendekatan

diri pada Allah (Dede Rosyada dan Abudin Nata, 1995:260-261).

Istilah tasawuf atau sufisme diartikan sebagai aspek esoterisisme Islam

yang berorientasi kepada pembinaan moral dan ibadah. Sebagai ilmu

pengetahuan, tasawuf mempelajari cara dan jalan seorang muslim dapat berada

sedekat mungkin dengan Allah Swt (Asmaran As., 2002:400). Dalam kajian Islam

dipaparkan bahwa di dalam tasawuf terdapat dua corak aliran besar, yaitu tasawuf

sunni dan tasawuf falsafi. Dinamakan tasawuf sunni karena ajaran sufinya tetap

konsisten dan komitmen dengan prinsip-prinsip Islam. Apabila dilihat dari aspek

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210018_bab2.pdf · Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta ... halus sebagai pengganti ungkapan

18

tujuan dan proses kerjanya maka tasawuf sunni dapat dibagi lagi menjadi tasawuf

akhlaki dan tasawuf amal. Tasawuf sunni sudah muncul sejak abad pertama

hijriah, tetapi pada saat itu barulah berupa gerakan asketik (zuhud) yaitu

menjauhkan diri dari dampak negatif kehidupan dunia. Pemahaman dan

pengamalannya benar-benar berdasar Islam, baik bersumber dari alQuran, sunnah,

maupun kehidupan sahabat nabi. Ciri-ciri asketisme pada periode awal ini terlihat

dari beberapa prinsip, yaitu (1) bersifat praktis sehingga tidak ditemukan konsep-

konsep teoritis. Sarana-sarana praktisnya antara lain meliputi: kehidupan yang

tenang dalam kesederhanaan, banyak beribadah, selalu ingat kepada Allah, sangat

takut pada dosa dan murka Allah, dan tidak tertarik pada gaya kehidupan yang

berlebihan, tetapi mengutamakan kehidupan rohaniah atau spiritual, (2) idenya

berakar pada memperoleh kebahagiaan hidup di akhirat dan melupakan kehidupan

duniawi, serta (3) motivasinya adalah karena rasa takut kepada siksa Allah di satu

sisi dan karena cinta kepada Allah di sisi lainnya.

Corak tasawuf akhlaki, yaitu pembahasannya berfokus pada tema jiwa

manusia, klasifikasinya, kelemahan-kelemahannya, penyakit-penyakit jiwa, dan

sekaligus jalan keluar atau pengobatannya. Kesemuanya itu adalah upaya untuk

menciptakan moral yang sempurna. Para sufi telah mengenali bahwa manusia

adalah makhluk jasmani dan rohani karena kepribadiannya tersusun dari kualitas-

kualitas material dan kualitas-kualitas rohaniah atau spiritual yang hidup dan

dinamik. Para tokoh sufi aliran ini sangat gemar melakukan kajian diri dan

sekaligus mengatur perilaku. Hal itu seperti yang ada pada diri Sufi besar Al-

Muhasabi. Al-Muhasabi, segala sesuatu mempunyai substansi. Substansi manusia

adalah akal budi yang disertai moralitas dan substansi akal budi adalah kesabaran.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210018_bab2.pdf · Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta ... halus sebagai pengganti ungkapan

19

Ciri terpenting lain dari tasawuf akhlaki adalah lebih mengutamakan rasa dan

pengagungan rohani yang bebas dari egoisme, tetapi tidak mengabaikan aspek

lahiriahnya yang dimotivasikan untuk membersihkan jiwa, serta kesetiaan akan

kehadiran Tuhan yang terus-menerus dalam segala perasaan dan perilaku. Sistem

pembinaan akhlak yang mereka susun terdiri dari tiga tahapan. Pertama, yaitu

tasawuf akhlaki. Pada tahap awal memasuki kehidupan tasawuf, seorang murid

diharuskan melakukan amalan dan latihan kerohanian yang cukup berat. Tujuannya

untuk menguasai hawa nafsu dalam rangka pembersihan jiwa untuk dapat berada di

hadirat Allah (Asmaran As, 2002:68). Tindakan manusia yang sering dikendalikan

oleh hawa nafsu dalam mengejar kehidupan duniawi merupakan tabir penghalang

antara manusia dan Tuhan. Sebagai usaha menyingkap tabir yang membatasi manusia

dengan Tuhan, ahli tasawuf membuat suatu sistem ajaran yang tersusun atas tiga

tingkat. Sistem tersebut terdiri dari takhalli, tahalli, dan tajalli (Asmaran As,

2002:68).

Takhalli berarti membersihkan diri dari sifat-sifat tercela. Di antara sifat-

sifat tercela yang mengotori hati manusia, yaitu dengki, rasa dongkol, buruk

sangka, sombong, membanggakan diri, pamer, kikir, dan pemarah. Takhalli juga

berarti mengosongkan diri dari sikap ketergantungan terhadap kelezatan hidup

duniawi. Tahalli adalah fase setelah takhalli, yaitu mengisi diri dengan sifat-sifat

terpuji. Tahalli merupakan tahap pengisian jiwa yang telah dikosongkan pada

tahap takhalli. Dengan kata lain, sesudah tahap pembersihan diri dari sifat-sifat

tercela (takhalli), usaha itu harus berlanjut ke tahap berikutnya, yaitu pengisian

diri dengan sifat-sifat terpuji (tahalli). Adapun tajalli merupakan pemantapan dan

pendalaman materi yang telah dilalui pada fase tahalli. Tajalli berarti

terungkapnya nur gaib untuk hati (Asmaran As, 2002:68).

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210018_bab2.pdf · Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta ... halus sebagai pengganti ungkapan

20

Apabila jiwa telah terisi dengan sifat-sifat yang mulia dan organ-organ

tubuh sudah terbiasa melakukan amal saleh dan perbuatan luhur, maka untuk

selanjutnya, agar hasil yang sudah diperoleh itu tidak berkurang, maka diperlukan

penghayatan rasa ketuhanan. Untuk melestarikan dan memperdalam rasa

ketuhanan, ada beberapa cara yang diajarkan kaum sufi, antara lain munajat,

muraqabah, muhasabah, memperbanyak wirid dan zikir, mengingat mati, serta

tafakur (Asmaran As, 2002:76-90).

Adapun tasawuf amali merupakan lanjutan dari tasawuf akhlaki karena

seseorang tidak dekat dengan Tuhan dengan amalan yang ia kerjakan sebelum ia

membersihkan jiwanya. Jiwa yang bersih merupakan syarat utama untuk kembali

kepada Tuhan. Ada beberapa istilah yang merupakan tahapan pelaksanaan ajaran

tasawuf sebagai upaya mendekatkan diri kepada Tuhan. Pelaksanaan ajaran tasawuf

dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat

(Asmaran As, 2002:95–104).

Tasawuf sunni yang bercorak amali lebih memfokuskan pembahasannya

(cara kerja) pada tema ilmu dan amal. Ilmu dan amal selalu terbagi dua, yaitu lahir

dan batin. Makna yang kedua itulah yang menjadi ciri khas dalam tasawuf,

meskipun begitu keduanya perlu dipelajari atau diketahui dan diamalkan secara

bersamaan, serta tidak boleh mengabaikan antara aspek yang satu dengan yang

lainnya. Tokoh tasawuf sunni dengan corak amali adalah Imam al-Ghazali. Al-

Ghazali mempelajari ilmu fikih dan menghafal syair-syair tentang mahabbah

(cinta) kepada Tuhan, alQuran, serta sunah.

Ihwal tujuan dari tasawuf sendiri adalah tercapainya kedekatan hamba

dengan Tuhan. Oleh karena itu, seorang sufi harus menempuh jalan yang sangat

panjang dan sulit serta harus melalui beberapa tahap secara berurutan dan tidak

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210018_bab2.pdf · Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta ... halus sebagai pengganti ungkapan

21

mungkin dilakukan secara terputus maupun terbalik, yaitu: syariat, tarekat,

hakikat, dan sampai pada tahap makrifat.

Syariat adalah tahapan yang terdiri dari ajaran-ajaran fikih dan moralitas

yang membimbing manusia, membangun kesadaran diri, kesadaran beribadah,

dan kesadaran ketuhanan untuk mencapai hidup yang semestinya. Adapun tarekat

adalah tahapan disiplin karena pada tahap ini seorang sufi harus beribadah untuk

mencapai makrifat. Oleh karena itu, tarekat mempunyai tingkatan-tingkatan atau

maqam di antaranya adalah taubat, zuhud, tawakal, muraqabah, dan mujahadah.

Pada tahap ini petunjuk seorang guru (syekh) sangat diperlukan.

Hakikat adalah suasana kejiwaan sufi dalam mencapai suatu tujuan

sehingga ia dapat menyaksikan tanda-tanda ketuhanan dengan mata hatinya.

Tahapan ini adalah pemahaman batin yang mendalam yang diperoleh dari

pengalaman mistis. Adapun makrifat berasal dari kata Al-ma’rifat yang berarti

„mengetahui atau mengenal sesuatu‟. Bila dihubungkan dengan pengalaman

tasawuf, maka istilah makrifat berarti mengenal Allah ketika sufi mencapai suatu

maqam dalam tasawuf. Untuk mencapai suatu tingkatan maqam, diperlukan

latihan-latihan kerohanian yang dilakukan dengan penuh ketekunan dan

kesinambungan dan inti pokoknya adalah memperbanyak amalan sunah dan selalu

berzikir.

Makrifat merupakan pengenalan hati terhadap objek-objek yang menjadi

sasarannya. Untuk memperoleh pengetahuan yang meyakinkan tentang segala

sesuatu, al-Ghazali haruslah diketahui arti pengetahuan atau ilmu yang benar dan

meyakinkan itu. al-Ghazali juga menyatakan bahwa ilmu yakin (ilmu yang

meyakinkan), yaitu tersingkapnya sesuatu dengan jelas sehingga tidak ada lagi

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210018_bab2.pdf · Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta ... halus sebagai pengganti ungkapan

22

ruang untuk ragu-ragu dan tidak mungkin salah atau keliru, tidak ada tempat di

hati untuk itu. Makrifat berarti mengetahui Tuhan dari dekat sehingga hati

sanubari dapat melihat Tuhan (Amin, 2015:51).

C. KERANGKA PIKIR

Penelitian skripsi yang berjudul Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir dapat

dituangkan ke dalam kerangka pikir sebagai berikut.

Langkah pertama dalam penelitian ini adalah melakukan suntingan teks.

Sutingan teks terdiri atas inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi teks,

suntingan teks, dan daftar kata sukar. Penyuntingan teks bertujuan untuk

menyediakan suntingan teks yang baik dan benar. Baik dalam arti mudah dibaca

karena sudah ditransliterasikan ke dalam huruf latin dan benar dalam arti

kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Langkah kedua, yaitu melakukan analisis struktur dan isi teks Risalah Ilmu

Hakikat dan Zikir. Analisis struktur terdiri dari struktur penyajian teks, gaya

penyajian teks, pusat penyajian teks, dan gaya bahasa. Isi teks Risalah Ilmu

Hakikat dan Zikir membahas tentang hakikat zikir untuk mendekatkan diri kepada

Allah berdasarkan tinjauan tasawuf.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0210018_bab2.pdf · Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta ... halus sebagai pengganti ungkapan

23

Bagan Kerangka Pikir

Teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir

Analisis struktur Analisis isi teks

a. Inventarisasi Naskah

b. Deskripsi Naskah

c. Ikhtisar isi teks

d. Kritik Teks

e. Suntingan Teks

f. Daftar Kata Sukar

a. Struktur penyajian teks

b. Gaya penyajian teks

c. Pusat penyajian teks

d. Gaya bahasa

Mengetahui

ajaran tasawuf

Islam

Menyediakan suntingan teks yang baik dan benar, serta menjelaskan isi teks

berdasarkan ajaran tasawuf

Suntingan Teks Risalah Ilmu Hakikat

dan Zikir