bab i pendahuluan a. latar belakangabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/c9413015_bab1.pdf · a. latar...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat Ekonomi Asean 2015 (MEA 2015) sudah di depan mata. Indonesia
dan negara-negara di wilayah Asia Tenggara membentuk sebuah kawasan yang
terintegrasi yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). MEA
merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi di kawasan Asia
Tenggara. Persaingannya pun tidak sebatas persaingan produk, tetapi juga sumber
daya manusia (SDM). Di era globalisasi perkembangan teknologi, pergeseran nilai–
nilai budaya, liberalisasi dan laju arus informasi yang tidak terbendung. Membuat
persaingan antar perusahaan maupun negara menjadi semakin berat dan ketat.
Sehingga manusia menjadi elemen yang sangat penting dalam peran dan
keberadaannya. Hal ini semakin komplek dengan diberlakukannya kebijakan
perdagangan bebas di kawasan ASEAN (AFTA 2003) dan kawasan Asia Pasific
(APEC 2010 – 2020), sehingga dalam menghadapi persaingan tersebut harus
dilakukan pengembangan kualitas sumber daya manusia seutuhnya dengan
peningkatan: kualitas iman dan taqwa, pola pikir, kualitas prosedur kerja, kualitas hasil
karya, kualitas hidup (crmsindonesia.org).
Untuk dapat memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, tentunya tidaklah
mudah. Hal ini disebabkan karena dibutuhkan suatu investasi yang cukup besar
dengan proses yang cukup panjang sehingga dibutuhkan suatu metode yang efektif
dalam pengelolaannya. Dengan metode pengelolaan yang efektif maka akan membuat
investasi yang dilakukan menjadi tepat guna dn berhasil guna. Selain itu, proses yang
dilakukan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas pun dapat diraih
dengan baik (Rudianto, 2010).
2
Menurut Djamaluddin Ancok (2002:12) salah satu bentuk kegiatan yang paling
efektif untuk meningkatkan motivasi dan kreativitas adalah pembentukan kerja sama
tim yang dilakukan melalui outbound training di alam terbuka.
Metode outbound training hampir sama dengan out door study atau metode di luar
ruangan kelas dengan pemberian tugas pada siswa. Dalam out door study guru
mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan
dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Tetapi dalam
outbond training lebih mengedepankan aktivitas dilaksanakan dalam suasana gembira.
Melalui metode outbound training lingkungan diluar sekolah dapat digunakan sebagai
sumber belajar. Peran guru disini adalah sebagai motivator artinya guru sebagai
pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungan
(Djamalundin, 2002)
Kegiatan outbound dilaksanakan dalam berbagai bentuk kegiatan berupa simulasi
kehidupan melalui kehidupan melalui permainan-permainan (games) yang kreatif,
rekreatif, dan edukatif, baik secara individual maupun kelompok, dengan tujuan untuk
pengembangan diri (personal development) maupun kelompok (team development).
Kegiatan outbound juga mendukung tujuan pendidikan secara umum yaitu
pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan untuk mendekatkan dirinya dengan
lingkungan alam, sosial, budaya, dan kebutuhan daerah (Djamalundin, 2002).
Berdasarkan latar belakang yang diungkapkan sebelumnya, serta hal-hal yang
menarik yang ada di dalamnya maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
yang berjudul “Kegiatan Wisata Edukasi Sebagai Metode Manajemen Sumber Daya
Manusia Di Kampoeng Pinus Sarangan”.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan masalah-
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana deskripsi kegiatan Kampoeng Pinus Sarangan yang meliputi fasilitator
game atau kegiatan dan proses penyusunan serta pelaksanaannya?
2. Bagaimana hasil wisata edukasi di Kampoeng Pinus Sarangan sebagai metode
manajemen sumber daya manusia terhadap peserta outbound?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui kegiatan di Kampoeng Pinus Sarangan yang meliputi fasilitator
game atau kegiatan dan proses penyusunan serta pelaksanaannya.
2. Untuk mengetahui bagaimana hasil wisata edukasi di Kampoeng Pinus Sarangan
sebagai metode manajemen sumber daya manusia terhadap peserta outbound.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperlukan dari penelitian yang dilakukan antara lain :
1. Manfaat Praktis
Sebagai ilmu pengetahuan dan wawasan sebagai bekal agar dapat lebih mengerti
baik sebagian maupun menyeluruh mengenai Kegiatan Wisata Edukasi Outbound
di Kampoeng Pinus Sarangan.
2. Manfaat Akademis
Sebagai sumber informasi dalam usaha untuk menambah ilmu pengetahuan serta
wawasan di bidang pariwisata umumnya dalam Wisata Edukasi Outbound.
4
E. Kajian Pustaka
1. Pariwisata
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah (Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009).
Menurut H.Kodhyat (1983:4) Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke
tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok,
sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan
lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
Menurut Yoeti, (1991:103). Pariwisata berasal dari dua kata, yakni Pari dan
Wisata. Pari dapat diartikan sebagai banyak, berkali-kali, berputar-putar atau
lengkap. Sedangkan wisata dapat diartikan sebagai perjalanan atau bepergian yang
dalam hal ini sinonim dengan kata ”travel” dalam bahasa Inggris. Atas dasar itu,
maka kata ”Pariwisata” dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-
kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain, yang dalam bahasa
Inggris disebut dengan ”Tour”.
Sedangkan Salah Wahab mendefinisikan pariwisata adalah salah satu usaha
dari industri gaya baru tersebut yang mampu menyediakan pertumbuhan
ekonomi secara cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan
dalam mengaktifkan sektor lain di dalam negara penerima wisatawan (Salah Wahab,
1988: 341).
2. Wisata
Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok
orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
5
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik yang dikunjungi dalam jangka waktu
sementara (Undang – Undang Rebublik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009).
Menurut H. Kodhyat wisata adalah perjalanan dan persinggahan yang dilakukan
oleh manusia diluar tempat tinggalnya untuk berbagai maksud dan tujuan, tetapi
bukan untuk tinggal menetap ditempat yang dikunjungi atau disinggahi atau untuk
melakukan pekerjaan dengan mendapatkan upah.
Menurut World Association of Trevel Agent (WATA) wisata adalah perlawatan
keliling yang memakan waktu lebih dari tiga hari yang diselengarakan oleh suatu
agent perjalanan (Trevel Agent) di suatu kota dengana cara lain mengunjungi
beberapa tempat atau beberapa kota di dalam negeri maupun di luar negeri (M. A.
Desky, 1999:6).
Kesimpulan dari pengertian wisata sebelumya adalah Kegiatan perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang tujuannya tidak untuk bekerja
ataupun mendapatkan upah tetapi rekreasi, pengembangan pribadi dan mempelajari
daya tarik.
3. Wisata Edukasi
Wisata edukasi adalah sebuah gagasan baru yang menerapkan pendidikan
nonformal akan suatu pengetahuan kepada wisatawan saat berkunjung ke suatu
objek wisata. Di dalam objek wisata tersebut para pengunjung bisa
mendapatkan pengetahuan selagi mereka berwisata dengan cara yang
menyenangkan. Melalui metode ini proses pembelajaran lebih cepat dimengerti
dan diingat karena sangat menyenangkan. Dalam metode wisata edukasi ini
dapat dilakukan melalui program seperti Gathering, Outing, dan Outbound.
6
Konsep Wisata edukasi ini muncul karena proses pendidikan yang formal
sangat membosankan dan sangat tidak elastis, karena itu Wisata edukasi
dijadikan jalan keluar baru dalam proses pendidikan karena tidak formal, kaku
dan membosankan. Wisata edukasi ini juga sangat berpengaruh terhadap
peningkatan pengetahuan dan unsur wisata. Manfaat yang ada dalam konsep ini
juga sangat bagus karena para pengunjung diberikan pengetahuan yang
mungkin tidak diajarkan di bangku sekolah dengan penyampaian yang tidak
kaku dan formal (library.binus.ac.id).
Ada berbagai jenis wisata edukasi dan pengertiannya:
Jenis – Jenis Wisata Edukasi
a. Wisata Edukasi Science atau Ilmu Pengetahuan.
Wisata Edukasi Science atau Ilmu Pengetahuan adalah wisata edukasi yangberbasis
kepada pendidikan ilmu pengetahuan.
b. Wisata Edukasi Sport atau Olahraga.
Adalah wisata edukasi yang berbasis kepada pendidikan secara fisik, skills atauolah
raga.
c. Wisata Edukasi Culture atau Kebudayaan.
Wisata Edukasi Culture atau disebut juga Wisata Edukasi Kebudayaan banyak
terdapat di Indonesia. Diantaranya pendidikan kebudayaan dalam bidang seni, adat
istiadat dan lain-lain yang berhubungan dengan kebudayaan.
d. Wisata Edukasi Agrobisnis.
Merupakan wisata edukasi yang berbasis kepada pendidikan agro atau pertanian
dan peternakan yang juga merupakan bisnis dari suatu perusahaan maupun
perseorangan.
7
e. Wisata Edukasi Adventure.
Wisata Edukasi Adventure Merupakan aktifitas wisata yang berkaitan dengan
petualangan di alam bebas (outdoors) untuk melatih individu ataupun kelompok
dalam memaksimalkan potensi dan kemampuan bertahan dan menghadapi
lingkungan yang selalu berubah seperti pada lingkungan alam yang tidak dapat
dipastikan keadaannya sehingga mendorong individu ataupun kelompok untuk
menyikapi menyiasati keadaan sehingga tetap tercapai tujuan yang ingin diraih
(library.binus.ac.id).
4. Outbound
Outbound berasal dari kata Outward Bound. Outbound adalah sebuah ide
pendidikan inovatif yang dikreasikan oleh Kurt Hahn. Kurt Hahn adalah seorang
berkebangsaan Jerman yang lahir di Berlin pada tanggal 5 Juni 1886. Ide Kurt Hahn
ini bertahan dan berkembang hingga sekarang ini. Outbound adalah sebuah metode
pendidikan yang dikemas dalam bentuk simulasi permainan baik secara individu
maupun kelompok dengan tujuan tertentu (Djamalundin, 2002)
Beberapa tujuan outbound adalah meningkatkan motivasi dan pengembangan
diri serta kerjasama dan kekompakan kelompok. Model permainan outbound setiap
tahunnya semakin meningkat dan pengembangan sesuai dengan perkembangan
zaman. Permainan outbound dibagi menjadi beberapa kelompok permainannya
adalah: Pembentukan Kelompok (Group Forming). Perkenalan (Introductions).
Pemecah Kebekuan (Ice Breaker). Mentalitas (Mentality). Kerjasama (Tim Work).
Pemecahan Masalah (Problem Solving). Permainan untuk Anak (Games for
Kids) (Dzikron, 2014).
8
5. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia (human resources management) adalah
rangkaian aktivitas organisasi yang diarahkan untuk menarik, mengembangkan, dan
mempertahankan tenaga kerja yang efektif. Manajemen sumber daya manusia
diperlukan dalam konteks lingkungan yang kompleks dan terus berubah. Tiga
komponen utama yang sangat penting dari konteks tersebut adalah kepentingan
strategis manajemen sumber daya manusia dan lingkungan hukum dan sosial dari
manajemen sumber daya manusia (Ricky W Griffin, 2004).
F. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian dilakukan di:
Nama : Kampoeng Pinus Sarangan Magetan Jawa Timur
Alamat : Jl. Sarangan-Tawangmangu Km.0,5 Magetan Jawa Timur
Telepon : 081545797102 (Munfaat,SE)
Email : [email protected]
2. Metode Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan jalan
mengamati, meneliti atau melihat kejadian yang sedang berlangsung. Dalam
melakukan penelitian ini, mengadakan observasi secara langsung, yaitu melakukan
pengamatan tentang kondisi di Kampoeng Pinus Sarangan dan praktek menjadi
seorang Fasilitator.
9
3. Studi Dokumen
Studi dokumen adalah pengumpulan data melalui dokumen, dilakukan untuk
mengakuratkan sebuah informasi yang diperoleh melalui Handbook Ice Breaking
Games, Handbook proposal penawaran fun game, Handbook proposal penawaran
PAUD, TK dan SD, Handbook proposal penawaran Perusahaan dan Instansi,
Handbook proposal penawaran SMP dan SMA di Kampoeng Pinus Sarangan.
4. Metode Wawancara
Merupakan proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul data dengan
responden (Endar Sugiarto, 2000:23). Metode wawancara yaitu mengadakan dialog
atau wawancara secara langsung kepada informan, informan adalah orang yang ahli
pada bidangnya, yaitu melakukan wawancara dengan Bapak Munfaat, SE,MM.
selaku pengelola Kampoeng Pinus Sarangan dan Bapak Nanang Wijayanto, S.ST
Par. Selaku Fasilitator di Kampoeng Pinus Sarangan.
5. Metode Angket
Metode angket cara pengumpulan data dengan mengirimkan daftar pertanyaan
untuk diisi sendiri mengacu pada kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara
tertulis kepada responden dan jawaban yang diperoleh juga dalam bentuk tertulis
(Sugiarto dan Kusmayadi,2000:82). Angket dibagikan kepada para peserta yang
sudah melakukan kegiatan outbound sebanyak 50 angket. Karena jumlah
pengunjung sekitar 500 orang dalam satu bulan. Pengambilan sempel sebanyak 50
atas aturan persepuluh, jadi dengan populasi sekitar 500 peserta outbound maka
dengan menggunakan aturan per sepuluh semple penelitian sejumlah 50 peserta
outbound untuk kemudian diambil informasi atau data premier.
10
Menentukan presentase sempel dilakukan dengan rumus:
Semple = Populasi
10
Mencari presentase dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
P = F × 100%
N
Keterangan:
P: Presentase yang dicari
F: Frekuensi
N: Jumlah Responden
6. Studi Pustaka
Studi Pustaka merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu
dengan membaca, mengkaji serta mempelajari buku-buku, data-data dan bahan-
bahan yang berkaitan dengan bidang kepariwisataan. Studi pustaka dilakukan
melalui referensi di Laboratorium Tour.
7. Teknik Analisa Data Deskriptif kualitatif dan Kuantitatif
Deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau
menggambarkan atau melukiskan fenomena atau hubungan antar fenomena yang
diteliti dengan sistematis faktual dan akurat (Sugiarto dan Kusmayadi,2000:181).
Deskriptif kuantitatif merupakan deskripsi frekuensi dimana nilai dan kategori
variablenya berupa angka numerik (Sugiarto dan Kusmayadi,2000:181)
G. Sistematika Penulisan
Laporan Tugas Akhir ini terdiri dari empat bab dalam setiap bab terdiri dari beberapa
sub bab berserta penjelasannya. Adapun bab-bab tersebut adalah:
11
Bab I Merupakan Pendahuluan yang menjabarkan tentang Latar Belakang
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian
Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab II Pada bab ini membahas tentang potensi wisata edukasi di Kampoeng Pinus
Sarangan Magetan Jawa Timur.
Bab III Pada bab ini membahas tentang simulasi game wisata edukasiperan
fasilitator outbound dalam kegiatan wisata edukasi, cara menyusun konsep
program wisata edukasi outbound.
Bab IV Merupakan bab terakhir yang berisi penutup dan didalam penutup ini akan
diuraikan kesimpulan dari uraian yang telah dibahas dalam bab–bab
sebelumnya dan saran dari penulis.