bab i pendahuluan - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/18654/4/bab 1.pdf · memberikan...
TRANSCRIPT
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pernikahan merupakan sunnatulla>h yang umum dan berlaku pada semua
makhluk-Nya, baik pada manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Ia adalah suatu
cara yang dipilih oleh Allah SWT sebagai jalan bagi makhluk-Nya untuk
berkembang biak dan melestarikan hidupnya.1 Allah tidak menjadikan manusia
seperti makhluk lainnya, yang hidup bebas mengikuti nalurinya dan berhubungan
antara jantan dan betina secara anargik atau tidak ada aturan. Akan tetapi, untuk
menjaga kehormatan dan martabat manusia, maka Allah SWT mengadakan hukum
sesuai dengan martabat tersebut.
Kata nikah berasal dari bahasa Arab yaitu (النكاح) dan (الزواج) yang secara
bahasa mempunyai arti (الوطء) bersetubuh,bersenggama2 dan (الضم) mengumpulkan.
3
Ulama’ Hanafiyah memberikan pengertian pernikahan, sebagai akad yang
memberikan faedah dimilikinya kenikmatan dengan sengaja. Maksudnya adalah
untuk menghalalkan suami memperoleh kesenangan (istimta>’) dari istri dan
sebaliknya dengan jalan berdasarkan syari’at Islam. Adapun yang dimaksud memiliki
disini adalah bukan makna yang hakiki. Kata nikah sendiri, menurut mereka adalah
mengandung arti secara hakiki,yakni untuk berhubungan kelamin.
Ulama Syafi’iyah mendefinisikan nikah sebagai akad yang mengandung
kebolehan untuk melakukan hubungan badan, dengan menggunakan lafadz inkah{,
tazwij, atau yang semakna/terjemahan dengan keduanya. Ulama Hanabilah
memberikan pengertian tentang pernikahan merupakan akad yang di dalamnya
menggunakan lafadz inkah{ dan tazwij dalam bentuk jumlah. Dan orang yang
diakadkan (suami dan istri) dapat mengambil kesenangan. Sebaagian fuqaha
mendefinisikan nikah sebagai akad yang menjadikan halalnya hubungan seksual
antara kedua orang yang berakad sehingga menimbulkan hak dan kewajiban yang
datangnya dari shara’.
1 Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqih Munakahat, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), 9.
2 Ahmad Warson al-Munawwir, al-Munawwir, Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka
Progressif, 1997), 1461. 3 Ibid.,825
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
Perkawinan dalam hukum Islam ialah sebuah kontrak, dan seperti halnya
semua kontrak-kontrak yan lain, perkawinan disimpulkan melalui pembinaan suatu
penawaran (ijab) oleh satu pihak dan pemberian suatu penerimaan (qabu>l) oleh pihak
yang lain. Bukan bentuk kata-katanya itu sendiri yang menjadi wajib, sepangjang
maksudnya dapat disimpulkan (dipahami), maka suatu akada perkawinan adalah jelas
(sah).4 Sedangkan perkawinan menurut hukum Islam adalah akad yang sangat kuat
atau misa>qan ghali@d{an dan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dan
wanita untuk mentaati perintah Allah dan siapa yang melaksanakannya adalah
merupakan ibadah, serta untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang saki@nah,
mawaddah, warah{mah.5
Selain terdapat anjuran untuk melaksanakan pernikahan, dalam Islam juga
mengatur tentang larangan pernikahan, yang dalam kitab-kitab fikih disebut al-
muh{arrama>t min al-nisa>’. Yang dimaksud larangan pernikahan dalam bahasan ini
adalah orang-orang yang tidak boleh melakukan pernikahan, yakni perempuan-
perempuan mana saja yang tidak boleh dinikahi oleh seorang laki-laki atau
sebaliknya, laki-laki mana saja yang tidak boleh menikahi seorang perempuan.6
Firman Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nisa>’ ayat 22-23, yaitu:
ذىا ما وكخ ءابآإكم مه الىسآءإلا ما قد سلف,إوه كان فذشة ومقحا وسآء سبيلولا جىكالار وبىات الؤخث وبىات وعمحكم وخلاجكم دزمث عليكم امهاجكم وبىاجكم وأخىاجكم
الحى فى واخىاجكم مه الزضعة وأمهات وسآئكم وربآئبكموأمهحكم الحى أرضعىكم ىاح عليكم ودلآئل فإن لم جكىوىا دخلحم بهه فلاجدجىركم مه وسآئكم الحى دخلحم بهه
ىا بيه الؤخحيه إلا ما قد سلف,إن الله كان ججمع نأبىآئكم الذيه مه اصلابكم وأ غفىرارديما
Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu,
terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnyaperbuatan itu amat
keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh). Diharamkan
atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anakanakmuyang perempuan; saudara-
saudaramu yang perempuan; saudarasaudarabapakmu yang perempuan;
saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-
saudaramu yang lakilaki;anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang
perempuan;ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan;
ibuibuistrimu (mertua); anakanak istrimu yang dalam pemeliharaanmu
4 Muhammad Amin Summa, Hukum Keluarga Islam Di Dunia Islam, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2004), 50-51. 5 M. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam, (Jakarta: Buku Aksara, 1996), 14.
6 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007), 109.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
dariistri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur
denganistrimu itu (dan sudah kamu ceraikan) maka tidak berdosa
kamumengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu
(menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuanyang
bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau. Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Pernikahan Islam ada beberapa asas yang mendasari. Salah satu
asasnya adalah asas selektivitas. Asas selektivitas merupakan asaz yang
menjelaskan bahwa dengan siapa seseorang boleh menikah dan dengan siapa
seseorang dilarang untuk menikah. Walaupun pernikahan tersebut telah
memenuhi rukun dan syaratnya, karena masih tergantung dengan satu hal, yaitu
ada hal-hal yang menghalanginya menurut Syar’i.7
Tidak semua perempuan boleh dinikahi, akan tetapi syarat perempuan
boleh dinikahi hendaklah dia bukan orang yang haram bagi laki-laki yang akan
menikahinya, baik haramnya ataupun untuk sementara. Yang haram selamanya
yaitu perempuan boleh dinikahi selamanya yaitu perempuan yang tidak boleh
dinikahi oleh laki-laki sepanjang masa (mah{ra>m muabbad), sedang yang haram
sementara yaitu perempuan tidak boleh dinikahinya selama waktu tertentu dan
dalam keadaan tertentu (mah{ra>m muaqqat). Dalam hal ini ada tiga kelompok
yang termasuk dalam mah{ra>m muabbad, yaitu:8
1. Larangan pernikahan yang disebabkan karena adanya hubungan kekerabatan (nasab)
Para perempuan yang diharamkan karena hubungan nasab untuk
selama-lamanya ada empat macam, yaitu:
a. Orang tua seseorang dan nasab ke atasnya (QS. An-Nisa>’: 23)
b. Anak dan nasab ke bawahnya (QS. An-Nisa>’: 23)
c. Anak orang tua (QS. An-Nisa>’: 23)
d. Generasi pertama atau yang bertemu secara langsung dari anak-anak
kakek dan nenek (QS. An-Nisa>’: 23)
2. Larangan pernikahan disebabkan adanya hubungan pernikahan yang disebut dengan
hubungan perbesanan (mus{a>harah)
Pengharaman yang bersifat abadi akibat hubungan perbesanan juga ada empat
jenis:
a. Istri orang tua (QS. An-Nisa>’: 22)
7 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia….., 110.
8 Ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
b. Istri anak (QS. An-Nisa>’: 23)
c. Orang tua istri dan nasab ke atasnya (QS. An-Nisa>’: 23)
d. Keturunan istri dan nasab ke bawahnya (QS. An-Nisa>’: 23)
3. Larangan pernikahan karena hubungan persusuan (rad{>a’ ).
Sedangkan mah{ra>m muaqqat yaitu larangan nikah yang berlaku untuk
sementara waktu yang disebabkan oleh hal tertentu. Apabila hal tersebut sudah tidak
ada, maka larangan itu tidak berlaku lagi. Golongan yang masuk dalam mah{ra>m
muaqqat adalah sebagai berikut:9
1. Larangan terhadap perempuan yang masih terikat dengan pernikahan.
2. Larangan terhadap perempuan yang ditalak tiga.
3. Larangan karena sedang dalam keadaan ih{ra>m.
4. Larangan karena beda agama.
5. Larangan karena perzinahan, yakni larangan melaksanakan pernikahan terhadap
laki-laki atau perempuan yang baik dengan pezina laki-laki atau perempuan.
6. Poligami di luar batas.
7. Larangan menikahi dua orang saudara dalam satu masa.
Pernikahan ayah dengan anak tiri ini banyak menarik perhatian, karena
merupakan pernikahan yang aneh atau tidak wajar bagi masyarakat Dusun
Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang. Dan
merupakan pernikahan yang hukumnya bertentangan dengan Islam.
Pernikahan ini dilakukan oleh Maskan dan Atin di Surabaya dan datang ke
Dusun Balongrejo Desa Badaas sudah berstatus sebagai suami-istri. Hal ini
bermula ketika Maskan menikahi Ibu Atin yang sudah lanjut usia, dan Maskan
sudah berusaha untuk mempunyai keturunan dari sang ibu Atin, namun karena
faktor lanjut usia ibu dari sang Atin tidak bisa memiliki keturunan dengan
Maskan. Setelah satu tahun pernikahan dengan ibunya Atin, Maskan kemudian
menikahi Atin dan mereka memilih tinggal di Dusun Balongrejo Desa Badas.
Pernikahan ini terlaksana seperti pernikahan pada umumnya, rukun
pernikahannya terpenuhi, yakni calon mempelai laki-laki dan perembuat, wali,
saksi dan ijab kabul. Syarat dari pernikahan ini tidak dipenuhi, yaitu tidak ada
halangan shara’ artinya bukan merupakan mahram dari calon laki-laki atau
9 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia….., 124.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
perempuan, di pernikahan Maskan dan Atin ini merupakan Atin adalah mahram
dari Maskan dan sebaliknya Maskan adalah mahram Atin. Pernikahan apabila
rukun pernikahan tersebut terpenuhi akan tetapi syarat dalam pernikahan itu
tidak terpenuhi, maka pernikahan tersbut dapat diartikan batal atau tidak.
Pernikahan yang terjadi di Dusun Balongrejo Desa Badas Kecamatan
Sumobito Kabupaten Jombang Memunculkan beragam bendapat tokoh agama.
Dalam kasus ini penulis memilih tokoh agama di Dusun Balongrejo Desa Badas
Kecamatan Sumobito Jombang sebagai subyek penelitian. Dikarenakan penulis
ingin mengetahui pandangan dari tokoh agama di Dusun tersebut mengenai
pernikahan Maskan dan Atin yang sudah terjadi di Dusun Balongrejo Desa Badas
Kecamatan Sumobito Jombang
. Kasus tersebut penulis ingin memberikan jawaban sekaligus penjelasan, hal
ini penulis merasa perlu untuk membahas pada penelitian skripsi ini. supaya hal
ini dapat dipahami dengan jelas. Dari kasus di atas penulis terdorong untuk
mengangkat masalah tersebut dalam judul “Studi Kritis Pendapat Tokoh Agama
Terhadap Pernikahan Ayah dengan Anak Tiri” (Studi kasus di Dusun Balongrejo
Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang)
B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, kiranya dapatlah mengidentifikasikan
masalah-masalah yang akan muncul nantinya.
Kemungkinan masalah-masalah yang akan muncul adalah sebagai berikut:
1) Faktor terjadinya pernikahan ayah dengan anak tirinya di Dusun
Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.
2) Deskripsi kasus dari pernikahan ayah dengan anak tiri d\i Dusun
Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.
3) Pertimbangan Pendapat Tokoh Agama tentang pernikahan ayah dengan
anak tirinya di Dusun Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito
Kabupaten Jombang.
4) Pendapat tokoh Agama terhadap pernikahan ayah dengan anak tiri di
Dusun Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
5) Analisis Kesesuaian hukum Islam terhadap pendapat tokoh agama
tentang pernikahan ayah dengan anak tiri di Dusun Balongrejo Desa
Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.
2. Batasan Masalah
Agar maksud penelitian atau pengkajian masalah ini lebih menjurus, maka
diperlukan pambatasan masalah yang telah direncanakan, sebagai berikut:
1. Deskripsi kasus dari pernikahan ayah dengan anak tiri di Dusun
Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.
2. Analisis Kesesuaian hukum Islam terhadap pendapat tokoh agama
tentang pernikahan ayah dengan anak tiri di Dusun Balongrejo Desa
Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil
adalah:
1. Bagaimana deskripsi kasus pernikahan ayah dengan anak tiri di Dusun
Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang?
3. Bagaimanana Analisis Kesesuaian hukum Islam terhadap pendapat
tokoh agama tentang pernikahan ayah dengan anak tiri di Dusun
Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang?
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka pada intinya adalah mendapatkan gambaran topik yang akan
diteliti dengan penelitian sejenis yang mungkin pernah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang sedang diteliti ini bukan
merupakan duplikasi atau pengulangan dari kajian atau penelitian tersebut.
Diantara beberapa karya ilmiah yang berhubungan dengan perkawinan dan
larangan perkawinan adalah:
1. Skripsi Aziz Abidin tahun 2001 yaitu perkawinan dengan anak tiri
menurut Ibnu Hazm Adh-Dhahiri. Dalam skripsi tersebut dijelaskan
bahwa Ibnu Hazm sependapat dengan jumhur Ulama’ bahwa diharamkan
menikah dengan anak tiri, bila sang suami telah bergaul dan si anak
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
berada dalam asuhannya selama ia masih hidup bersama dengan mantan
istrinya. Namun Ibnu Hazm menghalalkan si anak tiri untuk dinikahi
apabila sianak tiri tidak berada dalam asuhannya. Sedangkan pada skripsi
ini tidak mengkaji hukum pernikahan dengan anak tiri menurut
pandangan Ibnu Hazm Al-Dhahiri saja.10
2. Skripsi Abu Yazid Al-Busthomi tahun 2012 yaitu Tinjauan Hukum Islam
terhadap Latar Belakang Pernikahan Seorang Paman dengan
Keponakannya di Desa Batah Barat Kecamatan Kwanyar Kabupaten
Bangkalan. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, data
yang dikumpulkan dianalisis dengan metode deskriptif analisis, pada
skripsi ini disimpulkan bahwa seorang paman dengan keponakannya
bertentangan dengan hukum Islam dan haram hukumnya.11
Dengan demikian setelah penulis mempelajari kajian pustaka tersebut,
penulis menemukan beberapa pembahasan yang sama, yakni dari
penelitian-penelitian tersebut sama-sama membahas tentang larangan
pernikahan dalam tinjauan hukum islam. Maka tidak ditemukan
penelitian ilmiah yang mengkaji tentang “Studi Kritis Pendapat Tokoh
Agama Terhadap Pernikahan Ayah dengan Anak Tiri”(Studi Kasus di
Dusun Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten
Jombang), yang mana dari pendapat tokoh agama tersebut terdapat
argumen yang berbeda yangmana akan dikritisi oleh Penulis.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dihasilkan dari penelitian skripsi ini adalah
sebagaimana berikut :
1. Untuk mengetahui deskripsi kasus dari pernikahan ayah dengan anak tiri
di Dusun Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten
Jombang.
2. Untuk mengetahui analisis kesesuaian hukum Islam terhadap pendapat
tokoh agama tentang pernikahan ayah dengan anak tiri di Dusun
Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.
10
Aziz Zainul Abidin, Perkawinan dengan Anak Tiri Menurut Ibnu Hazm Adh-Dhahiri, (Surabaya: Skripsi—
IAIN Sunan Ampel Press,2001) 11
Abu Yazid Al-Busthomi, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Latar Belakang Pernikahan seorang Paman dengan
keponakannya di Desa Batah Barat Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan, (Surabaya: Skripsi—IAIN
Sunan Ampel Surabaya Press, 2012)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan menambah wawasan pembaca pada umunya, dan khususnya
bagi mahasiswa di jurusan hukum perdata Islam yang berkaitan dengan
masalah perkawinan.
2. Secara praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi penelitian
selanjutnya terkait masalah perkawinan terutama antara ayah dan anak tiri.
G. Definisi Operasional
Dari beberapa pemaparan di atas terdapat beberapa istilah yang perlu
dijelaskan untuk memudahkan pemahaman dan dapat memperjelas maksud dari judul
penelitian ini, diantaranya yaitu:
Studi Kritis : Menganalisis mengupas dengan pisau hukum Islam.
Pendapat Tokoh Agama : Pandangan seseorang yang dianggap mampu
mengampu hal-hal yang berkaitan dengan agama atau
seseorang yang menjadi rujukan masyarakat yang
berkaitan.
Pernikahan Ayah dengan anak tiri : suatu pernikahan dimana seorang ayah yang
menikahi anak dari ibu yang dinikahinya.
H. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara atau tahapan-tahapan yang dapat
memudahkan seorang penulis dalam melakukan penelitian, dengan tujuan dapat
menghasilkan penelitian yang berbobot dan berkualitas. Metode penelitian
berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta desain penelitian yang
digunakan.12
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research). Oleh
karena itu, data yang dikumpulkan merupakan data yang diperoleh dari lapangan
12
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014) 05.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
sebagai obyek penelitian. Agar penulisan skripsi ini dapat tersusun dengan benar,
maka penulis memandang perlu untuk mengemukakan metode penelitian skripsi
sebagai berikut:
1. Data yang dikumpulkan
a. Data tentang deskripsi kasus pernikahan ayah dengan anak tiri di Dusun
Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.
b. Data tentang gambaran umum Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten
Jombang.
2. Sumber Data.
Sumber data adalah sumber dimana data akan digali oleh penulis baik secara
primer atau sekunder.
a. Sumber primer
Sumber primer merupakan data yang diperoleh langsung dilapangan
atau sumbernya pertamanya.13
Adapun sumber primer yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1) orang yang memberikan informasi dan mengetahui deskripsi
kasus mengenai pernikahan ayah dengan anak tiri di Dusun
Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten
Jombang.
2) orang-orang diminta memberikan keterangan tentang sesuatu
pendapat atau fakta. Yang penulis maksud adalah tokoh
agama, yang mana akan dimintai pendapat mengenai
pernikahan ayah dengan anak tiri di Dusun Balongrejo Desa
Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.
b. Sumber sekunder
Sumber sekunder merupakan sumber data yang bersifat membantu
atau menunjang dalam melengkapi, memperkuat, dan memberikan
penjelasan mengenai sumber data primer.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan penulis untuk
mengungkap atau menjaring informasi data penelitian sesuai dengan lingkup
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2002), 129.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
penelitian itu sendiri. Pengumpulan data dalam penetian ini diperoleh dari
masyarakat Dusun Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten
Jombang. Adapun metode penelitian pengumpulan data yang penulis gunakan
adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah :
a. Interview (wawancara)
Interview atau wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan yang
diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan proses tanya jawab
lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.14
Dalam penelitian ini penulis mengadakan wawancara dan tanya jawab
kepada responden dan informan, penulis mewawancarai pelaku dan orang-
orang yang mengetahui tentang pernikahan tersebut.
b. Observasi
Metode ini menggunakan untuk mencari dan mengumpulkan data dengan
jalan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap data yang
diperlukan.
4. Teknik Pengolahan Data
Data yang di dapat dari lapangan dan dokumen yang sudah terkumpulkan
akan dilakukan analisa, tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Editing, yaitu mengadakan pemeriksaan kembali terhadap data-data yang
diperoleh secara cermat baik dari data yang di dapat dari responden maupun
informan tentang pernikahan di Dusun Balongrejo Desa Badas Kecamatan
Sumobito Kabupaten Jombang.
14
Pius A Paratant. Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 2001) 225
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
b. Organizing, menyusun data-data yang telah didapat dalam penelitian yang
diperlukan dalam kerangka paparan sudah direncanakan dengan rumusan
masalah secara sistematis. Data-data yang telah divalidasi ulang kemudian
disusun secara sistematis untuk memudahkan penulis dalam menganalisis
data.
5. Teknik analisis data
Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap baik dari lapangan dan
dokumentasi, maka tahap selanjutnya adalah analisis data. Seperti halnya pada teknik
pengumpulan data, analisis data juga merupakan bagian yang penting dalam sebuah
penelitian. Dengan menganalisis, data dapat diberi arti dan makna yang jelas sehingga
dapat digunakan untuk memecahkan masalah dan menjawab persoalan-persoalan
yang ada dalam penelitian.
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah metode
kualitatif yaitu teknik yang digunakan untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subyek penelitian secara jelas, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah dalam dalam metode penelitian
ini menggunakan pola pikir deduktif yaitu pola pikir yang berangkat dari hal-hal yang
bersifat umum, yakni aturan hukum Islam yang menjelaskan tentang masalah
pernikahan dan larangan nikah, lalu aturan tersebut berfungsi untuk menganalisis hal-
hal yang bersifat khusus yang terjadi di lapangan yaitu tentang Pernikahan ayah
dengan anak tiri di Dusun Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten
Jombang.
I. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dipaparkan dengan tujuan untuk memudahkan
pembahasan masalah-masalah dalam penelitian ini. Dan agar dapat dipahami
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
permasalahannya lebih sistematis dan kronologis, maka pembahasan ini disususn
penulis sebagai berikut:
Bab pertama, merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka,
tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian
dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, merupakan landasan teori yang memuat tentang larangan
pernikahan pernikahan dalam Islam,
Bab ketiga, pada bab ini berisi tentang gambaran umum atau deskripsi dari
pernikahan ayah dengan anak tiri di Dusun Balonrejo Desa Badas Kecamatan
Sumobito Kabupaten Jombang dan berisi pendapat tokoh agama di Dusun Balongrejo
Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.
Bab keempat, pada bab ini berisi tentang pendapat tokoh agama tentang
pernikahan ayah dengan anak tiri di Dusun Balongrejo Desa Badas Kecamatan
Sumobito Kabupaten Jombang dan kesesuaian pendapat tokoh agama dengan hukum
islam.
Bab kelima, pada bab ini merupakan penutup, berisi kesimpulan dan saran.
Kesimpulan dari pembahasan skripsi atau penelitian yang merupakan jawaban dari
rumusan masalah.