bab i pendahuluan - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/18654/4/bab 1.pdf · memberikan...

12
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan sunnatulla>h yang umum dan berlaku pada semua makhluk-Nya, baik pada manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Ia adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT sebagai jalan bagi makhluk-Nya untuk berkembang biak dan melestarikan hidupnya. 1 Allah tidak menjadikan manusia seperti makhluk lainnya, yang hidup bebas mengikuti nalurinya dan berhubungan antara jantan dan betina secara anargik atau tidak ada aturan. Akan tetapi, untuk menjaga kehormatan dan martabat manusia, maka Allah SWT mengadakan hukum sesuai dengan martabat tersebut. Kata nikah berasal dari bahasa Arab yaitu (لنكاحا) dan (الزواج) yang secara bahasa mempunyai arti (الوطء) bersetubuh,bersenggama 2 dan (الضم) mengumpulkan. 3 Ulama’ Hanafiyah memberikan pengertian pernikahan, sebagai akad yang memberikan faedah dimilikinya kenikmatan dengan sengaja. Maksudnya adalah untuk menghalalkan suami memperoleh kesenangan (istimta>’) dari istri dan sebaliknya dengan jalan berdasarkan syari’at Islam. Adapun yang dimaksud memiliki disini adalah bukan makna yang hakiki. Kata nikah sendiri, menurut mereka adalah mengandung arti secara hakiki,yakni untuk berhubungan kelamin. Ulama Syafi’iyah mendefinisikan nikah sebagai akad yang mengandung kebolehan untuk melakukan hubungan badan, dengan menggunakan lafadz inkah{ , tazwij, atau yang semakna/terjemahan dengan keduanya. Ulama Hanabilah memberikan pengertian tentang pernikahan merupakan akad yang di dalamnya menggunakan lafadz inkah{ dan tazwij dalam bentuk jumlah. Dan orang yang diakadkan (suami dan istri) dapat mengambil kesenangan. Sebaagian fuqaha mendefinisikan nikah sebagai akad yang menjadikan halalnya hubungan seksual antara kedua orang yang berakad sehingga menimbulkan hak dan kewajiban yang datangnya dari shara’. 1 Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqih Munakahat, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), 9. 2 Ahmad Warson al-Munawwir, al-Munawwir, Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), 1461. 3 Ibid.,825

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/18654/4/Bab 1.pdf · memberikan pengertian tentang pernikahan merupakan akad yang di dalamnya menggunakan lafadz inkah{

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pernikahan merupakan sunnatulla>h yang umum dan berlaku pada semua

makhluk-Nya, baik pada manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Ia adalah suatu

cara yang dipilih oleh Allah SWT sebagai jalan bagi makhluk-Nya untuk

berkembang biak dan melestarikan hidupnya.1 Allah tidak menjadikan manusia

seperti makhluk lainnya, yang hidup bebas mengikuti nalurinya dan berhubungan

antara jantan dan betina secara anargik atau tidak ada aturan. Akan tetapi, untuk

menjaga kehormatan dan martabat manusia, maka Allah SWT mengadakan hukum

sesuai dengan martabat tersebut.

Kata nikah berasal dari bahasa Arab yaitu (النكاح) dan (الزواج) yang secara

bahasa mempunyai arti (الوطء) bersetubuh,bersenggama2 dan (الضم) mengumpulkan.

3

Ulama’ Hanafiyah memberikan pengertian pernikahan, sebagai akad yang

memberikan faedah dimilikinya kenikmatan dengan sengaja. Maksudnya adalah

untuk menghalalkan suami memperoleh kesenangan (istimta>’) dari istri dan

sebaliknya dengan jalan berdasarkan syari’at Islam. Adapun yang dimaksud memiliki

disini adalah bukan makna yang hakiki. Kata nikah sendiri, menurut mereka adalah

mengandung arti secara hakiki,yakni untuk berhubungan kelamin.

Ulama Syafi’iyah mendefinisikan nikah sebagai akad yang mengandung

kebolehan untuk melakukan hubungan badan, dengan menggunakan lafadz inkah{,

tazwij, atau yang semakna/terjemahan dengan keduanya. Ulama Hanabilah

memberikan pengertian tentang pernikahan merupakan akad yang di dalamnya

menggunakan lafadz inkah{ dan tazwij dalam bentuk jumlah. Dan orang yang

diakadkan (suami dan istri) dapat mengambil kesenangan. Sebaagian fuqaha

mendefinisikan nikah sebagai akad yang menjadikan halalnya hubungan seksual

antara kedua orang yang berakad sehingga menimbulkan hak dan kewajiban yang

datangnya dari shara’.

1 Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqih Munakahat, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), 9.

2 Ahmad Warson al-Munawwir, al-Munawwir, Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka

Progressif, 1997), 1461. 3 Ibid.,825

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/18654/4/Bab 1.pdf · memberikan pengertian tentang pernikahan merupakan akad yang di dalamnya menggunakan lafadz inkah{

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Perkawinan dalam hukum Islam ialah sebuah kontrak, dan seperti halnya

semua kontrak-kontrak yan lain, perkawinan disimpulkan melalui pembinaan suatu

penawaran (ijab) oleh satu pihak dan pemberian suatu penerimaan (qabu>l) oleh pihak

yang lain. Bukan bentuk kata-katanya itu sendiri yang menjadi wajib, sepangjang

maksudnya dapat disimpulkan (dipahami), maka suatu akada perkawinan adalah jelas

(sah).4 Sedangkan perkawinan menurut hukum Islam adalah akad yang sangat kuat

atau misa>qan ghali@d{an dan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dan

wanita untuk mentaati perintah Allah dan siapa yang melaksanakannya adalah

merupakan ibadah, serta untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang saki@nah,

mawaddah, warah{mah.5

Selain terdapat anjuran untuk melaksanakan pernikahan, dalam Islam juga

mengatur tentang larangan pernikahan, yang dalam kitab-kitab fikih disebut al-

muh{arrama>t min al-nisa>’. Yang dimaksud larangan pernikahan dalam bahasan ini

adalah orang-orang yang tidak boleh melakukan pernikahan, yakni perempuan-

perempuan mana saja yang tidak boleh dinikahi oleh seorang laki-laki atau

sebaliknya, laki-laki mana saja yang tidak boleh menikahi seorang perempuan.6

Firman Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nisa>’ ayat 22-23, yaitu:

ذىا ما وكخ ءابآإكم مه الىسآءإلا ما قد سلف,إوه كان فذشة ومقحا وسآء سبيلولا جىكالار وبىات الؤخث وبىات وعمحكم وخلاجكم دزمث عليكم امهاجكم وبىاجكم وأخىاجكم

الحى فى واخىاجكم مه الزضعة وأمهات وسآئكم وربآئبكموأمهحكم الحى أرضعىكم ىاح عليكم ودلآئل فإن لم جكىوىا دخلحم بهه فلاجدجىركم مه وسآئكم الحى دخلحم بهه

ىا بيه الؤخحيه إلا ما قد سلف,إن الله كان ججمع نأبىآئكم الذيه مه اصلابكم وأ غفىرارديما

Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu,

terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnyaperbuatan itu amat

keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh). Diharamkan

atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anakanakmuyang perempuan; saudara-

saudaramu yang perempuan; saudarasaudarabapakmu yang perempuan;

saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-

saudaramu yang lakilaki;anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang

perempuan;ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan;

ibuibuistrimu (mertua); anakanak istrimu yang dalam pemeliharaanmu

4 Muhammad Amin Summa, Hukum Keluarga Islam Di Dunia Islam, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2004), 50-51. 5 M. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam, (Jakarta: Buku Aksara, 1996), 14.

6 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007), 109.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/18654/4/Bab 1.pdf · memberikan pengertian tentang pernikahan merupakan akad yang di dalamnya menggunakan lafadz inkah{

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

dariistri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur

denganistrimu itu (dan sudah kamu ceraikan) maka tidak berdosa

kamumengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu

(menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuanyang

bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau. Sesungguhnya

Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Pernikahan Islam ada beberapa asas yang mendasari. Salah satu

asasnya adalah asas selektivitas. Asas selektivitas merupakan asaz yang

menjelaskan bahwa dengan siapa seseorang boleh menikah dan dengan siapa

seseorang dilarang untuk menikah. Walaupun pernikahan tersebut telah

memenuhi rukun dan syaratnya, karena masih tergantung dengan satu hal, yaitu

ada hal-hal yang menghalanginya menurut Syar’i.7

Tidak semua perempuan boleh dinikahi, akan tetapi syarat perempuan

boleh dinikahi hendaklah dia bukan orang yang haram bagi laki-laki yang akan

menikahinya, baik haramnya ataupun untuk sementara. Yang haram selamanya

yaitu perempuan boleh dinikahi selamanya yaitu perempuan yang tidak boleh

dinikahi oleh laki-laki sepanjang masa (mah{ra>m muabbad), sedang yang haram

sementara yaitu perempuan tidak boleh dinikahinya selama waktu tertentu dan

dalam keadaan tertentu (mah{ra>m muaqqat). Dalam hal ini ada tiga kelompok

yang termasuk dalam mah{ra>m muabbad, yaitu:8

1. Larangan pernikahan yang disebabkan karena adanya hubungan kekerabatan (nasab)

Para perempuan yang diharamkan karena hubungan nasab untuk

selama-lamanya ada empat macam, yaitu:

a. Orang tua seseorang dan nasab ke atasnya (QS. An-Nisa>’: 23)

b. Anak dan nasab ke bawahnya (QS. An-Nisa>’: 23)

c. Anak orang tua (QS. An-Nisa>’: 23)

d. Generasi pertama atau yang bertemu secara langsung dari anak-anak

kakek dan nenek (QS. An-Nisa>’: 23)

2. Larangan pernikahan disebabkan adanya hubungan pernikahan yang disebut dengan

hubungan perbesanan (mus{a>harah)

Pengharaman yang bersifat abadi akibat hubungan perbesanan juga ada empat

jenis:

a. Istri orang tua (QS. An-Nisa>’: 22)

7 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia….., 110.

8 Ibid.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/18654/4/Bab 1.pdf · memberikan pengertian tentang pernikahan merupakan akad yang di dalamnya menggunakan lafadz inkah{

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

b. Istri anak (QS. An-Nisa>’: 23)

c. Orang tua istri dan nasab ke atasnya (QS. An-Nisa>’: 23)

d. Keturunan istri dan nasab ke bawahnya (QS. An-Nisa>’: 23)

3. Larangan pernikahan karena hubungan persusuan (rad{>a’ ).

Sedangkan mah{ra>m muaqqat yaitu larangan nikah yang berlaku untuk

sementara waktu yang disebabkan oleh hal tertentu. Apabila hal tersebut sudah tidak

ada, maka larangan itu tidak berlaku lagi. Golongan yang masuk dalam mah{ra>m

muaqqat adalah sebagai berikut:9

1. Larangan terhadap perempuan yang masih terikat dengan pernikahan.

2. Larangan terhadap perempuan yang ditalak tiga.

3. Larangan karena sedang dalam keadaan ih{ra>m.

4. Larangan karena beda agama.

5. Larangan karena perzinahan, yakni larangan melaksanakan pernikahan terhadap

laki-laki atau perempuan yang baik dengan pezina laki-laki atau perempuan.

6. Poligami di luar batas.

7. Larangan menikahi dua orang saudara dalam satu masa.

Pernikahan ayah dengan anak tiri ini banyak menarik perhatian, karena

merupakan pernikahan yang aneh atau tidak wajar bagi masyarakat Dusun

Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang. Dan

merupakan pernikahan yang hukumnya bertentangan dengan Islam.

Pernikahan ini dilakukan oleh Maskan dan Atin di Surabaya dan datang ke

Dusun Balongrejo Desa Badaas sudah berstatus sebagai suami-istri. Hal ini

bermula ketika Maskan menikahi Ibu Atin yang sudah lanjut usia, dan Maskan

sudah berusaha untuk mempunyai keturunan dari sang ibu Atin, namun karena

faktor lanjut usia ibu dari sang Atin tidak bisa memiliki keturunan dengan

Maskan. Setelah satu tahun pernikahan dengan ibunya Atin, Maskan kemudian

menikahi Atin dan mereka memilih tinggal di Dusun Balongrejo Desa Badas.

Pernikahan ini terlaksana seperti pernikahan pada umumnya, rukun

pernikahannya terpenuhi, yakni calon mempelai laki-laki dan perembuat, wali,

saksi dan ijab kabul. Syarat dari pernikahan ini tidak dipenuhi, yaitu tidak ada

halangan shara’ artinya bukan merupakan mahram dari calon laki-laki atau

9 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia….., 124.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/18654/4/Bab 1.pdf · memberikan pengertian tentang pernikahan merupakan akad yang di dalamnya menggunakan lafadz inkah{

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

perempuan, di pernikahan Maskan dan Atin ini merupakan Atin adalah mahram

dari Maskan dan sebaliknya Maskan adalah mahram Atin. Pernikahan apabila

rukun pernikahan tersebut terpenuhi akan tetapi syarat dalam pernikahan itu

tidak terpenuhi, maka pernikahan tersbut dapat diartikan batal atau tidak.

Pernikahan yang terjadi di Dusun Balongrejo Desa Badas Kecamatan

Sumobito Kabupaten Jombang Memunculkan beragam bendapat tokoh agama.

Dalam kasus ini penulis memilih tokoh agama di Dusun Balongrejo Desa Badas

Kecamatan Sumobito Jombang sebagai subyek penelitian. Dikarenakan penulis

ingin mengetahui pandangan dari tokoh agama di Dusun tersebut mengenai

pernikahan Maskan dan Atin yang sudah terjadi di Dusun Balongrejo Desa Badas

Kecamatan Sumobito Jombang

. Kasus tersebut penulis ingin memberikan jawaban sekaligus penjelasan, hal

ini penulis merasa perlu untuk membahas pada penelitian skripsi ini. supaya hal

ini dapat dipahami dengan jelas. Dari kasus di atas penulis terdorong untuk

mengangkat masalah tersebut dalam judul “Studi Kritis Pendapat Tokoh Agama

Terhadap Pernikahan Ayah dengan Anak Tiri” (Studi kasus di Dusun Balongrejo

Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang)

B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, kiranya dapatlah mengidentifikasikan

masalah-masalah yang akan muncul nantinya.

Kemungkinan masalah-masalah yang akan muncul adalah sebagai berikut:

1) Faktor terjadinya pernikahan ayah dengan anak tirinya di Dusun

Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

2) Deskripsi kasus dari pernikahan ayah dengan anak tiri d\i Dusun

Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

3) Pertimbangan Pendapat Tokoh Agama tentang pernikahan ayah dengan

anak tirinya di Dusun Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito

Kabupaten Jombang.

4) Pendapat tokoh Agama terhadap pernikahan ayah dengan anak tiri di

Dusun Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/18654/4/Bab 1.pdf · memberikan pengertian tentang pernikahan merupakan akad yang di dalamnya menggunakan lafadz inkah{

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

5) Analisis Kesesuaian hukum Islam terhadap pendapat tokoh agama

tentang pernikahan ayah dengan anak tiri di Dusun Balongrejo Desa

Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

2. Batasan Masalah

Agar maksud penelitian atau pengkajian masalah ini lebih menjurus, maka

diperlukan pambatasan masalah yang telah direncanakan, sebagai berikut:

1. Deskripsi kasus dari pernikahan ayah dengan anak tiri di Dusun

Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

2. Analisis Kesesuaian hukum Islam terhadap pendapat tokoh agama

tentang pernikahan ayah dengan anak tiri di Dusun Balongrejo Desa

Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil

adalah:

1. Bagaimana deskripsi kasus pernikahan ayah dengan anak tiri di Dusun

Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang?

3. Bagaimanana Analisis Kesesuaian hukum Islam terhadap pendapat

tokoh agama tentang pernikahan ayah dengan anak tiri di Dusun

Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang?

D. Kajian Pustaka

Kajian pustaka pada intinya adalah mendapatkan gambaran topik yang akan

diteliti dengan penelitian sejenis yang mungkin pernah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang sedang diteliti ini bukan

merupakan duplikasi atau pengulangan dari kajian atau penelitian tersebut.

Diantara beberapa karya ilmiah yang berhubungan dengan perkawinan dan

larangan perkawinan adalah:

1. Skripsi Aziz Abidin tahun 2001 yaitu perkawinan dengan anak tiri

menurut Ibnu Hazm Adh-Dhahiri. Dalam skripsi tersebut dijelaskan

bahwa Ibnu Hazm sependapat dengan jumhur Ulama’ bahwa diharamkan

menikah dengan anak tiri, bila sang suami telah bergaul dan si anak

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/18654/4/Bab 1.pdf · memberikan pengertian tentang pernikahan merupakan akad yang di dalamnya menggunakan lafadz inkah{

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

berada dalam asuhannya selama ia masih hidup bersama dengan mantan

istrinya. Namun Ibnu Hazm menghalalkan si anak tiri untuk dinikahi

apabila sianak tiri tidak berada dalam asuhannya. Sedangkan pada skripsi

ini tidak mengkaji hukum pernikahan dengan anak tiri menurut

pandangan Ibnu Hazm Al-Dhahiri saja.10

2. Skripsi Abu Yazid Al-Busthomi tahun 2012 yaitu Tinjauan Hukum Islam

terhadap Latar Belakang Pernikahan Seorang Paman dengan

Keponakannya di Desa Batah Barat Kecamatan Kwanyar Kabupaten

Bangkalan. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, data

yang dikumpulkan dianalisis dengan metode deskriptif analisis, pada

skripsi ini disimpulkan bahwa seorang paman dengan keponakannya

bertentangan dengan hukum Islam dan haram hukumnya.11

Dengan demikian setelah penulis mempelajari kajian pustaka tersebut,

penulis menemukan beberapa pembahasan yang sama, yakni dari

penelitian-penelitian tersebut sama-sama membahas tentang larangan

pernikahan dalam tinjauan hukum islam. Maka tidak ditemukan

penelitian ilmiah yang mengkaji tentang “Studi Kritis Pendapat Tokoh

Agama Terhadap Pernikahan Ayah dengan Anak Tiri”(Studi Kasus di

Dusun Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten

Jombang), yang mana dari pendapat tokoh agama tersebut terdapat

argumen yang berbeda yangmana akan dikritisi oleh Penulis.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dihasilkan dari penelitian skripsi ini adalah

sebagaimana berikut :

1. Untuk mengetahui deskripsi kasus dari pernikahan ayah dengan anak tiri

di Dusun Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten

Jombang.

2. Untuk mengetahui analisis kesesuaian hukum Islam terhadap pendapat

tokoh agama tentang pernikahan ayah dengan anak tiri di Dusun

Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

10

Aziz Zainul Abidin, Perkawinan dengan Anak Tiri Menurut Ibnu Hazm Adh-Dhahiri, (Surabaya: Skripsi—

IAIN Sunan Ampel Press,2001) 11

Abu Yazid Al-Busthomi, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Latar Belakang Pernikahan seorang Paman dengan

keponakannya di Desa Batah Barat Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan, (Surabaya: Skripsi—IAIN

Sunan Ampel Surabaya Press, 2012)

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/18654/4/Bab 1.pdf · memberikan pengertian tentang pernikahan merupakan akad yang di dalamnya menggunakan lafadz inkah{

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan menambah wawasan pembaca pada umunya, dan khususnya

bagi mahasiswa di jurusan hukum perdata Islam yang berkaitan dengan

masalah perkawinan.

2. Secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi penelitian

selanjutnya terkait masalah perkawinan terutama antara ayah dan anak tiri.

G. Definisi Operasional

Dari beberapa pemaparan di atas terdapat beberapa istilah yang perlu

dijelaskan untuk memudahkan pemahaman dan dapat memperjelas maksud dari judul

penelitian ini, diantaranya yaitu:

Studi Kritis : Menganalisis mengupas dengan pisau hukum Islam.

Pendapat Tokoh Agama : Pandangan seseorang yang dianggap mampu

mengampu hal-hal yang berkaitan dengan agama atau

seseorang yang menjadi rujukan masyarakat yang

berkaitan.

Pernikahan Ayah dengan anak tiri : suatu pernikahan dimana seorang ayah yang

menikahi anak dari ibu yang dinikahinya.

H. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara atau tahapan-tahapan yang dapat

memudahkan seorang penulis dalam melakukan penelitian, dengan tujuan dapat

menghasilkan penelitian yang berbobot dan berkualitas. Metode penelitian

berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta desain penelitian yang

digunakan.12

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research). Oleh

karena itu, data yang dikumpulkan merupakan data yang diperoleh dari lapangan

12

Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014) 05.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/18654/4/Bab 1.pdf · memberikan pengertian tentang pernikahan merupakan akad yang di dalamnya menggunakan lafadz inkah{

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

sebagai obyek penelitian. Agar penulisan skripsi ini dapat tersusun dengan benar,

maka penulis memandang perlu untuk mengemukakan metode penelitian skripsi

sebagai berikut:

1. Data yang dikumpulkan

a. Data tentang deskripsi kasus pernikahan ayah dengan anak tiri di Dusun

Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

b. Data tentang gambaran umum Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten

Jombang.

2. Sumber Data.

Sumber data adalah sumber dimana data akan digali oleh penulis baik secara

primer atau sekunder.

a. Sumber primer

Sumber primer merupakan data yang diperoleh langsung dilapangan

atau sumbernya pertamanya.13

Adapun sumber primer yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:

1) orang yang memberikan informasi dan mengetahui deskripsi

kasus mengenai pernikahan ayah dengan anak tiri di Dusun

Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten

Jombang.

2) orang-orang diminta memberikan keterangan tentang sesuatu

pendapat atau fakta. Yang penulis maksud adalah tokoh

agama, yang mana akan dimintai pendapat mengenai

pernikahan ayah dengan anak tiri di Dusun Balongrejo Desa

Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

b. Sumber sekunder

Sumber sekunder merupakan sumber data yang bersifat membantu

atau menunjang dalam melengkapi, memperkuat, dan memberikan

penjelasan mengenai sumber data primer.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan penulis untuk

mengungkap atau menjaring informasi data penelitian sesuai dengan lingkup

13

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2002), 129.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/18654/4/Bab 1.pdf · memberikan pengertian tentang pernikahan merupakan akad yang di dalamnya menggunakan lafadz inkah{

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

penelitian itu sendiri. Pengumpulan data dalam penetian ini diperoleh dari

masyarakat Dusun Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten

Jombang. Adapun metode penelitian pengumpulan data yang penulis gunakan

adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah :

a. Interview (wawancara)

Interview atau wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan yang

diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan proses tanya jawab

lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.14

Dalam penelitian ini penulis mengadakan wawancara dan tanya jawab

kepada responden dan informan, penulis mewawancarai pelaku dan orang-

orang yang mengetahui tentang pernikahan tersebut.

b. Observasi

Metode ini menggunakan untuk mencari dan mengumpulkan data dengan

jalan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap data yang

diperlukan.

4. Teknik Pengolahan Data

Data yang di dapat dari lapangan dan dokumen yang sudah terkumpulkan

akan dilakukan analisa, tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Editing, yaitu mengadakan pemeriksaan kembali terhadap data-data yang

diperoleh secara cermat baik dari data yang di dapat dari responden maupun

informan tentang pernikahan di Dusun Balongrejo Desa Badas Kecamatan

Sumobito Kabupaten Jombang.

14

Pius A Paratant. Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 2001) 225

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/18654/4/Bab 1.pdf · memberikan pengertian tentang pernikahan merupakan akad yang di dalamnya menggunakan lafadz inkah{

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

b. Organizing, menyusun data-data yang telah didapat dalam penelitian yang

diperlukan dalam kerangka paparan sudah direncanakan dengan rumusan

masalah secara sistematis. Data-data yang telah divalidasi ulang kemudian

disusun secara sistematis untuk memudahkan penulis dalam menganalisis

data.

5. Teknik analisis data

Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap baik dari lapangan dan

dokumentasi, maka tahap selanjutnya adalah analisis data. Seperti halnya pada teknik

pengumpulan data, analisis data juga merupakan bagian yang penting dalam sebuah

penelitian. Dengan menganalisis, data dapat diberi arti dan makna yang jelas sehingga

dapat digunakan untuk memecahkan masalah dan menjawab persoalan-persoalan

yang ada dalam penelitian.

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah metode

kualitatif yaitu teknik yang digunakan untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subyek penelitian secara jelas, dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah dalam dalam metode penelitian

ini menggunakan pola pikir deduktif yaitu pola pikir yang berangkat dari hal-hal yang

bersifat umum, yakni aturan hukum Islam yang menjelaskan tentang masalah

pernikahan dan larangan nikah, lalu aturan tersebut berfungsi untuk menganalisis hal-

hal yang bersifat khusus yang terjadi di lapangan yaitu tentang Pernikahan ayah

dengan anak tiri di Dusun Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten

Jombang.

I. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dipaparkan dengan tujuan untuk memudahkan

pembahasan masalah-masalah dalam penelitian ini. Dan agar dapat dipahami

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/18654/4/Bab 1.pdf · memberikan pengertian tentang pernikahan merupakan akad yang di dalamnya menggunakan lafadz inkah{

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

permasalahannya lebih sistematis dan kronologis, maka pembahasan ini disususn

penulis sebagai berikut:

Bab pertama, merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka,

tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian

dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, merupakan landasan teori yang memuat tentang larangan

pernikahan pernikahan dalam Islam,

Bab ketiga, pada bab ini berisi tentang gambaran umum atau deskripsi dari

pernikahan ayah dengan anak tiri di Dusun Balonrejo Desa Badas Kecamatan

Sumobito Kabupaten Jombang dan berisi pendapat tokoh agama di Dusun Balongrejo

Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

Bab keempat, pada bab ini berisi tentang pendapat tokoh agama tentang

pernikahan ayah dengan anak tiri di Dusun Balongrejo Desa Badas Kecamatan

Sumobito Kabupaten Jombang dan kesesuaian pendapat tokoh agama dengan hukum

islam.

Bab kelima, pada bab ini merupakan penutup, berisi kesimpulan dan saran.

Kesimpulan dari pembahasan skripsi atau penelitian yang merupakan jawaban dari

rumusan masalah.