bab i - pe kes

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh parasit jenis plasmodium. Malaria merupakan suatu masalah kesehatan yang banyak terjadi pada negara-negara tropis. Malaria juga dapat menjadi suatu masalah bagi orang- orang yang berkunjung ke negara-negara tropis tersebut. Jika anda bepergian atau traveling pada suatu daerah tropis atau ke suatu negara dimana kasus malaria sering terjadi di sana, anda sebaiknya berhati-hati akan rersiko penularan malaria dan lakukanlah tindakan pencegahan sebelum terserang penyakit ini. Memasuki musim penghujan malaria biasanya mudah terjadi, pemerintah dan petugas kesehatan setempat menghimbau kepada masyarakat agar mewaspadai penyakit malaria. Sebab musim hujan sangat rentan dengan perkembangbiakan nyamuk penyebab malaria (anopheles). Hujan menyebabkan naiknya kelembaban nisbi udara dan menambah jumlah tempat perkembangbiakan (breeding places) dan terjadinya epidemi malaria. Besar kecilnya pengaruh tergantung pada jenis dan derasnya hujan, jenis vektor dan jenis tempat perindukan. Hujan yang diselingi panas akan memperbesar kemungkinan berkembang biaknya nyamuk Anopheles. 1

Upload: ilviliansuri

Post on 10-Jul-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I - pe kes

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Malaria adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh parasit jenis

plasmodium. Malaria merupakan suatu masalah kesehatan yang banyak terjadi pada

negara-negara tropis. Malaria juga dapat menjadi suatu masalah bagi orang-orang yang

berkunjung ke negara-negara tropis tersebut. Jika anda bepergian atau traveling pada suatu

daerah tropis atau ke suatu negara dimana kasus malaria sering terjadi di sana, anda

sebaiknya berhati-hati akan rersiko penularan malaria dan lakukanlah tindakan pencegahan

sebelum terserang penyakit ini.

Memasuki musim penghujan malaria biasanya mudah terjadi, pemerintah dan

petugas kesehatan setempat menghimbau kepada masyarakat agar mewaspadai penyakit

malaria. Sebab musim hujan sangat rentan dengan perkembangbiakan nyamuk penyebab

malaria (anopheles). Hujan menyebabkan naiknya kelembaban nisbi udara dan menambah

jumlah tempat perkembangbiakan (breeding places) dan terjadinya epidemi malaria. Besar

kecilnya pengaruh tergantung pada jenis dan derasnya hujan, jenis vektor dan jenis tempat

perindukan. Hujan yang diselingi panas akan memperbesar kemungkinan berkembang

biaknya nyamuk Anopheles.

Pada hakikatnya malaria merupakan penyakit berbasis lingkungan yang menjadi

pola kesakitan dan kematian di Indonesia yang mengindikasikan masih rendahnya cakupan

dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan. Sebagai salah satu rumpun penyakit

reemerging atau yang biasa diistilahkan sebagai penyakit yang dapat menular kembali

secara missal membuat penyakit malaria hingga saat ini masih menjadi ancamam serius

bagi masyarakat yang tinggal di daerah tropis dan subtropis, dimana pada kawasan

tersebut- malaria sering menimbulkan kejadian luar biasa.

Dari data yang dimiliki oleh Kementrian Kesehatan, terdapat sekitar 500 juta

penduduk dunia terinfeksi penyakit malaria- dari jumlah tersebut lebih dari satu juta orang

meninggal dunia. Apabila kita telusuri lebih lanjut, maka ditemukan bahwa kasus terbanyak

1

Page 2: BAB I - pe kes

menimpa masyarakat di Afrika, Amerika Latin, Timur Tengah dan beberapa Negara bagian

Eropa- serta beberapa negara Asia tidak terkecuali Indonesia.

Dilihat dari data laporan puskesmas diatas menunjukan bahwa tingkat kejadian

Malaria paling tinggi dari penyakit lainnya yaitu dengan jumlah 30 orang, oleh karena itu

pemerintah dan petugas kesehatan setempat perlu melakukan penanganan serius terhadap

perkembangan penyakit Malaria.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana analisis keadaan dan masalah (analisis keadaan) penyakit Malaria di Daerah

Mandailing Natal?

2. Bagaimana perumusan masalah secara spesifik tentang Malaria di Daerah Mandailing

Natal?

3. Bagaimana penentuan prioritas masalah tentang penyakit Malaria di Daerah Mandailing

Natal?

4. Bagaimana cara penentuan tujuan tentang penyakit Malaria di Daerah Mandailing

Natal?

5. Bagaimana cara penentuan alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan tentang penyakit

di Daerah Mandailing Natal?

6. Bagaimana memilih alternatif terbaik untuk penyakit Malaria di Daerah Mandailing

Natal?

7. Bagaimana cara penyusun alternatif terbaik menjadi rencana operasional pada penyakit

Malaria di Daerah Mandailing Natal?

8. Bagaimana cara penyusunan rencana sumber daya untuk pelaksanaan rencana kegiatan

tentang penyakit di Daerah Mandailing Natal?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui analisis keadaan dan masalah (analisis keadaan) penyakit Malaria di

Daerah Mandailing Natal

2. Untuk mengetahui masalah secara spesifik tentang Malaria di Daerah Mandailing Natal

2

Page 3: BAB I - pe kes

3. Untuk mengetahui cara penentuan prioritas masalah tentang penyakit Malaria di Daerah

Mandailing Natal

4. Untuk mengetahui cara penentuan tujuan tentang penyakit Malaria di Daerah

Mandailing Natal

5. Untuk mengetahui cara penentuan alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan tentang

penyakit di Daerah Mandailing Natal

6. Untuk mengetahui memilih alternatif terbaik untuk penyakit Malaria di Daerah

Mandailing Natal

7. Untuk mengetahui cara menyusun alternatif terbaik menjadi rencana operasional pada

penyakit Malaria di Daerah Mandailing Natal

8. Untuk mengetahui cara penyusunan rencana sumber daya untuk pelaksanaan rencana

kegiatan tentang penyakit di Daerah Mandailing

3

Page 4: BAB I - pe kes

BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Situasi

1. Analisis Keadaan dan Masalah

Menurut Hendrik L Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status derajat kesehatan

masyarakat atau perorangan. Faktor-faktor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Lingkungan

Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti perilaku, fasilitas

kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi, umumnya digolongkan menjadi

tiga kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang

berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah, air, udara, tanah, ilkim, perumahan,

dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia

seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya

2. Perilaku

Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat

karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Di samping itu, juga dipengaruhi oleh

kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, pendidikan sosial ekonomi, dan perilaku-

perilaku lain yang melekat pada dirinya.

3. Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat

kesehatan masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam

pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan

keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan.

Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat dijangkau atau tidak. Yang

kedua adalah tenaga kesehatan pemberi pelayanan, informasi dan motivasi masyarakat

untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan serta program pelayanan

kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang memerlukan.

4

Page 5: BAB I - pe kes

4. Keturunan

Keturunan (genetik) merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia yang

dibawa sejak lahir, misalnya dari golongan penyakit keturunan seperti diabetes melitus dan

asma bronehial.

2. Analisis Derajat (Masalah) Kesehatan

Sehat dapat mencakup pengertian yang sangat luas, yaitu bukan saja sehat dalam

arti bebas dari penyakit tetapi termasuk juga tercapainya kesejahteraan fisik, sosial dan

mental. Untuk menilai suatu kondisi kesehatan digunakan indikator-indikator yang

merupakan kesepakatan mengenai kuantifikasi fenomena kesehatan yang terjadi di

masyarakat. Indikator keadaan kesehatan dapat dibandingkan dengan standar pelayanan

kesehatan, cakupan, target program kesehatan di daerahnya (puskesmas, kabupaten,

propinsi, nasional) atau dibandingkan dengan daerah lain serta dapat dianalisa kejadian dari

waktu ke waktu (trend / kecenderungan).

Analisa derajat kesehatan akan menjelaskan masalah kesehatan apa yang dihadapi.

Analisis ini akan menghasilkan ukuran-ukuran derajat kesehatan secara kuantitatif,

penyebaran masalah menurut kelompok umur penduduk, menurut tempat dan waktu.

Dalam menganalisis masalah kesehatan diperlukan kemampuan untuk mengaplikasikan

metode dan konsep epidemiologi, sebab pada dasarnya ukuran-ukuran yang digunakan

dalam menggambarkan masalah atau derajat kesehatan adalah ukuran-ukuran epidemiologi

seperti morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian).

Penyakit malaria merupakan salah satu momok kesehatan masyarakat yang sangat

penting di dunia. Penyakit ini penyebab utama terjadinya kematian di banyak Negara

berkembang terutama pada anak-anak dan ibu hamil sebagai kelompok utama yang mudah

terinfeksi (Sembel, 2009). Malaria merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dan

menyerang 100 Negara dan 41% penduduk di dunia dalam kelompok yang beresiko

(Achmadi, 2008). Malaria menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas setiap

tahunnya (Rathnam, 2007). Malaria adalah penyakit infeksi utama di dunia, WHO

memperkirakan sekitar 41% populasi dunia dapat terinfeksi malaria (Sembel, 2009).

5

Page 6: BAB I - pe kes

Malaria merupakan penyakit infeksi utama di dunia yang menginfeksi 170-300 juta orang

dengan angka kematian 1 juta orang pertahun diseluruh dunia.

Penelitian di Afrika menunjukkan penyebab mortalitas, pada tahun 2002 di laporkan

lebih dari 500 juta kasus malaria, 70% terjadi di Afrika, 25% di Asia Tenggara dan 5%

terjadi di Amerika Selatan dan di kawasan endemis lainnya (Harijanto, 2010). Malaria di

Indonesia merupakan peringkat ketiga penyebab kematian terutama di daerah endemis

(Sari, 2005). Malaria di jumpai hampir di seluruh pulau. Indonesia telah melakukan

pemberantasan penyakit malaria sejak tahun 1959, namun hingga saat ini angka morbiditas

dan mortalitas masih cukup tinggi (Zein, 2003).

API (Annual Parasite Index) merupakan angka kejadian malaria yang dihitung per

1000 penduduk sedangkan AMI (Annual Malaria Incidence) untuk luar Jawa Bali di

Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun. Pada tahun 2008 angka kesakitan malaria

sebesar 18,82 per 1000 penduduk dari 24,75 pada tahun 2005 (Depkes RI, 2008). Malaria

masih menjadi masalah kesehatan yang utama di provinsi Suamatera Utara. Berdasarkan

hasil laporan dinas kesehatan Sumatera Utara, terdapat 6 kabupaten yang dikatakan

endemic malaria, yaitu : Nias, Nias Selatan, Mandailing Natal, Labuhan Batu, Asahan dan

Tapanuli Selatan. Rata-rata terjadi 50.000 kasus malaria klinis/tahun, 9-10 orang meninggal

setiap tahun (Dinkes Sumut, 2009).

Kabupaten Mandailing Natal, tahun 2006 kasus malaria di kabupaten Mandailing

Natal di temukan 10.668 kasus atau AMI 25,78 per 1.000 penduduk dan 822 malaria parasit

positif atau API 1,98 per 1000 penduduk, tahun 2007 di temukan 13.064 kasus atau AMI

31,28 per 1000 penduduk dan 5.927 malaria parasit positif atau API 14,19 per 1000

penduduk, tahun 2008 meningkat menjadi 15,397 kasus atau AMI 36,34 per 1000

penduduk namun mengalami penurunan pada kasus malaria positif menjadi 1.704 kasus

atau API 4,02 per 1000 penduduk. Pada tahun 2008 malaria merupakan penyakit dengan

urutan kedua (15,1%) dari 10 penyakit terbesar di kabupaten Mandailing Natal (Dinkes

Mandailing Natal, 2008).

Puskesmas Naga Juang kabupaten Mandailing Natal kasus malaria ditemukan 150

orang malaria klinis pada tahun 2011 dan menjadi urutan ke 2 dari 10 penyakit terbesar di

Puskesmas Naga Juang Kabupaten Mandailing Natal (Puskesmas Naga Juang, 2011).

6

Page 7: BAB I - pe kes

Penyebaran penyakit malaria terkait dengan perilaku masyarakat sangat erat hubungannya

dengan kebiasaan hidup bersih dan kesadaran keluarga terhadap bahaya malaria (Rathnam,

2007).

3. Analisis Situasi Kependudukan

Faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu :

1) Umur

Secara umum dapat dikatakan bahwa pada dasarnya setiap orang dapat terkena

malaria, namun umur juga dapat mempengaruhi seseorang untuk terkena malaria atau tidak

karena derajat kekebalan tubuh seseorang berbeda.

2) Jenis kelamin

Perempuan mempunyai respon imun yang lebih kuat dibandingkan dengan laki-laki,

namun kehamilanmenambah resiko malaria.

3) Pengalaman

Seseorang yang sudah pernah terjangkit malaria akan mempunyai pengalaman

sehingga orang tersebut dapat melakukan pencegahan-pencegahannya.

4) Sosial dan Ekonomi

Suatu keadaan dimana interaksi antara sesama individu terjadi secara terus menerus.

Dimana tingkat penghasilan dan keadaan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi situasi

penduduk tersebut dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Jenis pekerjaan setiap

orang juga berbeda-beda dan dari pekerjaan itulah yang membedakan tingkat penghasilan

seseorang. Orang yang berpenghasilan rendah biasanya tidak terlalu mementingkan

kesehatan mereka.

5) Fasilitas

Adanya fasilitas kesehatan yang memadai dan persediaan obat-obatan yang lengkap

sehingga apabila ada warga yang terkena malaria dapat segera di berikan pertolongan.

4. Analisis Situasi Perilaku Kesehatan

Terdapat dua paradigma dalam kesehatan yaitu paradigma sakit dan paradigma

sehat. Paradigma sakit adalah paradigma yang beranggapan bahwa rumah sakit adalah

7

Page 8: BAB I - pe kes

tempatnya orang sakit. Hanya di saat sakit, seseorang diantar masuk ke rumah sakit. Ini

adalah paradigma yang salah yang menitikberatkan kepada aspek kuratif dan rehabilitatif.

Sedangkan paradigma sehat menitikberatkan pada aspek promotif dan preventif,

berpandangan bahwa tindakan pencegahan itu lebih baik dan lebih murah dibandingkan

pengobatan.

Analisis ini memberikan gambaran tentang pengetahuan, sikap dan perilaku

masyarakat sehubungan dengan kesehatan maupun upaya kesehatan dapat menggunakan

teori pengetahuan, sikap praktek, atau health belief model atau teori lainnya .

Perilaku seperti kebiasaan keluar rumah sampai larut malam akan mempermudah

seseorang untuk menderita penyakit Malaria, dimana vektornya bersifat eksofilik dan

eksofagik akan memudahkan kontak dengan nyamuk. Tingkat kesadaran masyarakat

tentang bahaya malaria akan mempengaruhi kesediaan masyarakat untuk memberantas

malaria seperti penyehatan lingkungan, menggunakan kelambu, memasang kawat kasa

pada rumah dan menggunakan obat nyamuk.

Menurut penelitian Yoga menyatakan bahwa keadaan kualitas rumah sangat

berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya penularan malaria di dalam rumah.

Penduduk dengan rumah dindingnya banyak berlubang beresiko sakit malaria dibandingkan

rumah penduduk yang dindingnya rapat (Yoga, 1999). Selain kawat kasa dan kualitas

rumah, keberadaan kandang ternak juga menjadi faktor terjadinya penyakit malaria,

menurut penelitian Akhsin yang menyatakan bahwa keberadaan kandang ternak disekitar

rumah yang buruk akan mempunyai resiko terkena malaria di bandingkan yang tidak

memiliki kandang ternak di sekitar rumah (Akhsin,2004).

Berbagai kegiatan manusia seperti pembuatan bendungan, pembuatan jalan,

pertambangan dan pembangunan pemukiman baru/transmigrasi sering mengakibatkan

perubahan lingkungan yang menguntungkan penularan malaria. Konflik antar penduduk

yang menimbulkan peperangan dan perpindahan penduduk, serta peningkatan pariwisata

dan perjalanan dari daerah endemik dapat menjadi faktor meningkatnya kasus malaria.

8

Page 9: BAB I - pe kes

5. Analisis Situasi Lingkungan Kesehatan

Faktor yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia yaitu salah satunya

lingkungan. Lingkungan hidup manusia pada dasarnya terdiri atas lingkungan internal dan

lingkungan hidup eksternal. Lingkungan hidup eksternal terdiri dari lingkungan fisik,

lingkungan biologi, lingkungan kimiawi, lingkungan sosial (Budiman, 2008).

1) Lingkungan Fisik

Faktor geografi dan meterorologi di Indonesia sangat menguntungkan transmisi

malaria di Indonesia, seperti :

a. Suhu

Suhu mempengaruhi perkembangan parasit dalam nyamuk. Suhu yang optimum

berkisar antara 20 - 30° C. Makin tinggi suhu (sampai batas tertentu) makin pendek masa

inkubasi ekstrinsik (sporogoni) dan sebaliknya makin rendah suhu makin panjang masa

inkubasi ekstrinsik. Pengaruh suhu ini berbeda bagi setiap spesies, pada suhu 26,7° C masa

inkubasi ekstrinsik adalah 10-12 hari untuk P. falciparum dan 8-11 hari untuk P. vivax, 14-

15 hari untuk P. malariae dan P. ovale.

b. Kelembaban

Kelembaban yang rendah memperpendek umur nyamuk, meskipun tidak

berpengaruh pada parasit. Tingkat kelembaban 60% merupakan batas paling rendah untuk

memungkinkan hidupnya nyamuk. Pada kelembaban yang lebih tinggi nyamuk menjadi

lebih aktif dan lebih sering menggigit, sehingga meningkatkan penularan malaria.

c. Hujan

Pada umumnya hujan akan memudahkan perkembangan nyamuk dan terjadinya

epidemi malaria. Besar kecilnya pengaruh tergantung pada jenis dan deras hujan, jenis

vektor dan jenis tempat perindukan. Hujan yang diselingi panas akan memperbesar

kemungkinan berkembang biaknya nyamuk Anopheles.

d. Ketinggian

Secara umum malaria berkurang pada ketinggian yang semakin bertambah, hal ini

berkaitan dengan menurunya suhu rata-rata. Pada ketinggian di atas 2000 m jarang ada

transmisi malaria. Hal ini bisa berubah bila terjadi pemanasan bumi dan pengaruh dari El -

nino. Di pegunungan Irian Jaya yang dulu jarang ditemukan malaria kini lebih sering

9

Page 10: BAB I - pe kes

ditemukan malaria. Ketinggian paling tinggi masih memungkinkan transmisi malaria ialah

2500 m diatas permukaan laut.

e. Angin

Kecepatan angin saat matahari terbit dan terbenam yang merupakan saat terbangnya

nyamuk ke dalam atau keluar rumah adalah salah satu faktor yang ikut mempengaruhi jarak

terbang nyamuk dan ikut menentukan jumlah kontak antara nyamuk dan manusia.

f. Sinar matahari

Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda – beda

Anopheles sundaicus lebih suka tempat yang terkena sinar matahari langsung, An.

Hyrcanus spp dan An. pinctutatus spp lebih menyukai tempat terbuka sedangkan An.

barbirostris dapat hidup baik di tempat teduh maupun kena sinar matahari.

g. Arus air

Anopheles barbirostris menyukai perindukan yang airnya statis/mengalir lambat,

sedangkan An. minimus menyukai aliran air yang deras dan An. letifer menyukai air

tergenang.

2) Lingkungan Biologik

Keadaan lingkungan sekitar penduduk seperti adanya tumbuhan salak, bakau,

lumut, ganggang dapat mempengaruhi kehidupan larva, karena ia dapat menghalangi sinar

matahari atau melindungi dari serangan mahluk hidup lainnya. Adanya berbagai jenis ikan

pemangsa larva seperti ikan kepala timah (Panchax spp), gambusia, nila, mujair dan lain

lain akan mengurangi populasi nyamuk di suatu daerah. Begitu pula adanya hewan

piaraan seperti sapi, kerbau dan babi dapat mempengaruhi jumlah gigitan nyamuk pada

manusia, bila ternak tersebut kandangnya tidak jauh dari rumah.

6. Analisis Situasi Program dan Pelayanan Kesehatan

1) Program Kesehatan

Adanya perhatian pemerintah dalam penanganan malaria contohnya dengan mengadakan

gerakan klambunisasi dan penyemprotan.

10

Page 11: BAB I - pe kes

2) Sarana dan Tenaga Kesehatan

Ketersediaan sarana dan tenaga kesehatan merupakan hal penting untuk

meningkatkan keterjangkauan masyarakat pada pelayanan kesehatan. Pada tahun 2001,

jumlah sarana kesehatan di Kabupaten Mandailing Natal terdiri atas 2 rumah sakit umum,

41 Puskesmas, 113 Puskesmas Pembantu, 38 Puskesmas Keliling, 48 balai pengobatan

swasta, 4 rumah bersalin, 5 balai kesehatan ibu dan anak, 1 gudang farmasi, 29 apotik, 3

laboratorium klinik, 261 toko obat berijin, dan 2.016 Posyandu. Sedangkan penyediaan

tenaga kesehatan meliputi 103 tenaga medis/dokter, 547 perawat, 378 bidan, 25 tenaga

farmasi, 40 ahli gizi, 87 teknisi medis, 60 sanitasi, dan 14 tenaga kesehatan masyarakat

(Dinkes Kabupaten Mandailing Natal, 2002).

Sementara itu, dalam rangka pelaksanaan program pencegahan dan pemberantasan

penyakit Malaria di Kabupaten Mandailing Natal, pemerintah telah menyediakan tenaga

untuk mengelola program tersebut. Berikut ini disajikan jumlah tenaga pengelola program

tersebut.

Jumlah dan Jenis Tenaga Pengelola Program Pencegahan dan Pemberantasan

Penyakit Malaria di Kabupaten Ciamis Tahun 2001

Jenis Jabatan/Tenaga Jumlah (orang) Jenis Jabatan/Tenaga Jumlah (orang)

Kepala Seksi P2M 1 JMD : - Organik (PNS) 22

20Assisten Entomologis 1- Non Organik

(harian)

Co. Ass. Entomologis 8 Kepala UPM 8

Mikroskopis 3 Kolektor 64

Mikroskopis Puskesmas 56 Regu Penyemprot 4

Sumber : Dinkes Kabupaten Mandailing Natal

B. Identifikasi Masalah

11

Page 12: BAB I - pe kes

Pada hakikatnya malaria merupakan penyakit berbasis lingkungan yang menjadi

pola kesakitan dan kematian di Indonesia yang mengindikasikan masih rendahnya cakupan

dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan. Sebagai salah satu rumpun penyakit

reemerging atau yang biasa diistilahkan sebagai penyakit yang dapat menular kembali

secara missal membuat penyakit malaria hingga saat ini masih menjadi ancamam serius

bagi masyarakat yang tinggal di daerah tropis dan subtropis, dimana pada kawasan

tersebut- malaria sering menimbulkan kejadian luar biasa. Dari data yang dimiliki oleh

Kementrian Kesehatan, terdapat sekitar 500 juta penduduk dunia terinfeksi penyakit

malaria- dari jumlah tersebut lebih dari satu juta orang meninggal dunia.

Dilihat dari data laporan puskesmas diatas menunjukan bahwa tingkat kejadian

Malaria paling tinggi dari penyakit lainnya yaitu dengan jumlah 30 orang, oleh karena itu

pemerintah dan petugas kesehatan setempat perlu melakukan penanganan serius terhadap

perkembangan penyakit Malaria.

Penyakit ini penyebab utama terjadinya kematian di banyak Negara berkembang

terutama pada anak-anak dan ibu hamil sebagai kelompok utama yang mudah terinfeksi

(Sembel, 2009). Malaria merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dan menyerang

100 Negara dan 41% penduduk di dunia dalam kelompok yang beresiko (Achmadi, 2008).

Malaria menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas setiap tahunnya (Rathnam,

2007). Malaria adalah penyakit infeksi utama di dunia, WHO memperkirakan sekitar 41%

populasi dunia dapat terinfeksi malaria (Sembel, 2009). Malaria merupakan penyakit

infeksi utama di dunia yang menginfeksi 170-300 juta orang dengan angka kematian 1 juta

orang pertahun diseluruh dunia.

Penelitian di Afrika menunjukkan penyebab mortalitas, pada tahun 2002 di laporkan

lebih dari 500 juta kasus malaria, 70% terjadi di Afrika, 25% di Asia Tenggara dan 5%

terjadi di Amerika Selatan dan di kawasan endemis lainnya (Harijanto, 2010). Malaria di

Indonesia merupakan peringkat ketiga penyebab kematian terutama di daerah endemis

(Sari, 2005). Malaria di jumpai hampir di seluruh pulau. Indonesia telah melakukan

pemberantasan penyakit malaria sejak tahun 1959, namun hingga saat ini angka morbiditas

dan mortalitas masih cukup tinggi (Zein, 2003).

12

Page 13: BAB I - pe kes

API (Annual Parasite Index) merupakan angka kejadian malaria yang dihitung per

1000 penduduk sedangkan AMI (Annual Malaria Incidence) untuk luar Jawa Bali di

Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun. Pada tahun 2008 angka kesakitan malaria

sebesar 18,82 per 1000 penduduk dari 24,75 pada tahun 2005 (Depkes RI, 2008). Malaria

masih menjadi masalah kesehatan yang utama di provinsi Suamatera Utara. Berdasarkan

hasil laporan dinas kesehatan Sumatera Utara, terdapat 6 kabupaten yang dikatakan

endemic malaria, yaitu : Nias, Nias Selatan, Mandailing Natal, Labuhan Batu, Asahan dan

Tapanuli Selatan. Rata-rata terjadi 50.000 kasus malaria klinis/tahun, 9-10 orang meninggal

setiap tahun (Dinkes Sumut, 2009).

Kabupaten Mandailing Natal, tahun 2006 kasus malaria di kabupaten Mandailing

Natal di temukan 10.668 kasus atau AMI 25,78 per 1.000 penduduk dan 822 malaria parasit

positif atau API 1,98 per 1000 penduduk, tahun 2007 di temukan 13.064 kasus atau AMI

31,28 per 1000 penduduk dan 5.927 malaria parasit positif atau API 14,19 per 1000

penduduk, tahun 2008 meningkat menjadi 15,397 kasus atau AMI 36,34 per 1000

penduduk namun mengalami penurunan pada kasus malaria positif menjadi 1.704 kasus

atau API 4,02 per 1000 penduduk. Pada tahun 2008 malaria merupakan penyakit dengan

urutan kedua (15,1%) dari 10 penyakit terbesar di kabupaten Mandailing Natal (Dinkes

Mandailing Natal, 2008).

Puskesmas Naga Juang kabupaten Mandailing Natal kasus malaria ditemukan 150

orang malaria klinis pada tahun 2011 dan menjadi urutan ke 2 dari 10 penyakit terbesar di

Puskesmas Naga Juang Kabupaten Mandailing Natal (Puskesmas Naga Juang, 2011).

Penyebaran penyakit malaria terkait dengan perilaku masyarakat sangat erat hubungannya

dengan kebiasaan hidup bersih dan kesadaran keluarga terhadap bahaya malaria (Rathnam,

2007).

Perilaku seperti kebiasaan keluar rumah sampai larut malam akan mempermudah

seseorang untuk menderita penyakit Malaria, dimana vektornya bersifat eksofilik dan

eksofagik akan memudahkan kontak dengan nyamuk. Tingkat kesadaran masyarakat

tentang bahaya malaria akan mempengaruhi kesediaan masyarakat untuk memberantas

malaria seperti penyehatan lingkungan, menggunakan kelambu, memasang kawat kasa

pada rumah dan menggunakan obat nyamuk.

13

Page 14: BAB I - pe kes

Menurut penelitian Yoga menyatakan bahwa keadaan kualitas rumah sangat

berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya penularan malaria di dalam rumah.

Penduduk dengan rumah dindingnya banyak berlubang beresiko sakit malaria dibandingkan

rumah penduduk yang dindingnya rapat (Yoga, 1999). Selain kawat kasa dan kualitas

rumah, keberadaan kandang ternak juga menjadi faktor terjadinya penyakit malaria,

menurut penelitian Akhsin yang menyatakan bahwa keberadaan kandang ternak disekitar

rumah yang buruk akan mempunyai resiko terkena malaria di bandingkan yang tidak

memiliki kandang ternak di sekitar rumah (Akhsin,2004).

Berbagai kegiatan manusia seperti pembuatan bendungan, pembuatan jalan,

pertambangan dan pembangunan pemukiman baru/transmigrasi sering mengakibatkan

perubahan lingkungan yang menguntungkan penularan malaria. Konflik antar penduduk

yang menimbulkan peperangan dan perpindahan penduduk, serta peningkatan pariwisata

dan perjalanan dari daerah endemik dapat menjadi faktor meningkatnya kasus malaria.

C. Menetapkan Prioritas Masalah

Malaria adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh parasit jenis

plasmodium. Dalam kasus penyebaran penyakit malaria, kita seringkali melupakan akar

masalah mengapa penyakit tersebut bisa tersebar dan menelan korban jiwa dan serta

cenderung menimbulkan kejadian luar biasa ( KLB ). Sejauh ini penyelesaian masalah atau

solusi yang umum dilaksanakan masih berkutat pada bagaimana mengobati orang yang

sakit malaria ataupun mengupayakan memberantas nyamuk sebagai vektor bagi penyebaran

parasit plasmodium yang menyebabkan tubuh seseorang menjadi sakit.

Oleh karena itu, berkaitan dengan penyebaran malaria ini, paling tidak ada tiga

faktor utama yang mesti mendapat perhatian bersama dan saling berhubungan satu sama

lain yaitu host (manusia atau nyamuk), agent (parasit plasmodium) dan environment

lingkungan) sehingga penyebaran malaria potensial terjadi apabila ketiga komponen

tersebut saling mendukung.

Program in diharapkan dapat berjalan dengan lancar, oleh karena itu dibutuhkan

kesadaran masyarakat dan tenaga ahli dalam masalah ini, disamping itu, teknologi yang

dibutuhkan juga harus ada dan memadai. Pemerintah telah menyiapkan sejumlah alat

14

Page 15: BAB I - pe kes

pengasaapan atau alat fogging untuk pemberantasan nyamuk. Jika program ini berhasil,

tentunya akan membawa dampak yang sangat besar bagi masyarakat, petugas kesehatan

maupun pemerintah dan untuk kedepanya masyarakat dapat terjamin/terbebas dari penyakit

malaria .

D. Menentukan Tujuan

Mengurangi angka kesakitan dan kematian Malaria

E. Menyusun Alternatif Jalan Keluar

a. Dinas kesehatan dan petugas kesehatan diharapkan  gencar melakukan pengasapan dan

pemberian abate di tempat penampungan genangan air, area persawahan tetapi kalau

tidak diikuti kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya, upaya akan sulit

tercapai.

b. Melakukan pelatihan pada petugas kesehatan terhadap penanganan malaria dengan

cepat tanggap secara dini, yang diharapkan dapat menemukan dan mengobati penderita

malaria dengan cepat dan mengadakan pengamatan secara dini terhadap keadaan yang

potensial terjadinya kejadian luar biasa KLB.

c. Pemda perlu menganggarkan dana yang dalam jumlah besar untuk pemberantasan

penyakit malaria pada masa yang akan datang.

d. Membentuk  organosasi/kelompok anti malaria di masyarakat yang dilengkapi dengan

fasilitas memadai (alat fogging dan obat anti malaria)

e. Menggratiskan biaya pengobatan bagi pasien penderita malaria di setiap  puskesmas

sampai dengan sembuh.

f. Memberantas vektor ( nyamuk penular malaria ) dengan mengikut sertakan kepedulian

dan peranserta masyarakat dalam menata lingkungannya secara kolaboratif dengan

upaya penyuluhan kepada masyarakat sekitar, tentang proteksi diri, perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS), serta memberikan pengetahuan bahayanya penyakit menular

malaria yang berkesinambungan untuk merubah perilaku masyarakat dalam

pemberantasan malaria, dengan melibatkan : PKK Desa/ Kelurahan , tokoh masyarakat,

tokoh agama dan guru sekolah serta seluruh stakeholders yang berkepentingan.

15

Page 16: BAB I - pe kes

F. Memilih Prioritas Jalan Keluar

Dari bebeapa alternative jalan keluar yang ada diatas dapat diprioritaskan untuk

dijalankan yaitu sebagai berikut dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti halnya

untuk mencapai tujuan, evektif, efisien biaya, serta ketersediaan sumber daya manusia.

a. Memberantas vektor ( nyamuk penular malaria ) dengan mengikut sertakan kepedulian

dan peranserta masyarakat dalam menata lingkungannya secara kolaboratif dengan

upaya penyuluhan kepada masyarakat sekitar, tentang proteksi diri, perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS), serta memberikan pengetahuan bahayanya penyakit menular malaria

yang berkesinambungan untuk merubah perilaku masyarakat dalam pemberantasan

malaria, dengan melibatkan : PKK Desa/ Kelurahan , tokoh masyarakat, tokoh agama

dan guru sekolah serta seluruh stakeholders yang berkepentingan.

b. Melakukan pelatihan pada petugas kesehatan terhadap penanganan malaria dengan cepat

tanggap secara dini, yang diharapkan dapat menemukan dan mengobati penderita

malaria dengan cepat dan mengadakan pengamatan secara dini terhadap keadaan yang

potensial terjadinya kejadian luar biasa KLB.

G. Menyusun Alternatif Terbaik

Kegiatan Tujuan Sasaran Biaya Waktu Pelaksanaan

Memberantasan

Vektor

Agar masyarakat

lebih peka terhadap

kewaspadaan

tentang malaria

untuk mewujudkan

masyakarat yang

sehat dan tangguh

terhadap kesehatan

yang mereka miliki

1. Ibu

2. Bapak

3. Anak-anak

4. Remaja

50.000.

000

Juni

2015

1. Kader

2. Petugas

Kesehatan

Melakukan

Pelatihan

Diharapkan dapat

menemukan dan

mengobati

1. Kader

2. Petugas

Kesehatan

10.000.

000

Juni

2015

Pemerintah

16

Page 17: BAB I - pe kes

penderita malaria

dengan cepat dan

mengadakan

pengamatan secara

dini terhadap

keadaan yang

potensial terjadinya

kejadian luar biasa

KLB.

H. Penyusunan Rencana untuk Sumber Daya

BAB III

17

Page 18: BAB I - pe kes

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka

18

Page 19: BAB I - pe kes

1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 293/MENKES/SK/IV

/2009 Tentang Eliminasi Malaria di Indonesia.

2. http://diskes.sumutprov.go.id

3. http://ganjenxpan.blogspot.com/2009/11/analisis-kualitatif-sikap-dan-

perilaku_24.html

4. http://geografi-kesehatan.blogspot.com/2009/09/analisis-wilayah-sebaran-

penyakit.html

5. http://herman-mamank.blogspot.com/2012/12/makalah-analisis-situasi-

keseahatan.html

6. http://id.wikipedia.org

7. www.sodiycxacun.web.id

8. http://www.madina.go.id

19