bab i pendahuluanrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/skripsi bab i-v.pdf · 2018. 10. 12. · yang...

87
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sebuah hubungan rumah tangga tentu tidak selamanya berjalan baik sesuai dengan tujuan awal membangun keluarga, namun ternyata ada beberapa faktor lain yang secara sengaja atau tidak disengaja menjadi penghambat keharmonisan hubungan keluarga tersebut. Salah satu akibat yang ditimbulkan dengan adanya konflik tersebut ialah perceraian. Perceraian bukan lagi hal asing di Indonesia, perceraian bisa dikatakan sebagai hal yang lumrah dan sudah memasyarakat. Perceraian merupakan kasus yang tidak asing di telinga, karena hampir setiap hari kasus perceraian semakin marak diberitakan di media elektronik. Baik di kalangan selebritis, pegawai negeri, atau pun yang lainnya dengan penyebab dan kasus yang berbeda-beda. Perceraian sendiri berarti melepaskan ikatan pernikahan dan merupakan tindakan atau jalan terakhir yang diambil pasangan suami isteri ketika perdamaian tidak bisa dilakukan. 1 Perceraian menjadi jalan yang dianggap baik oleh segelintir orang yang dalam rumah tangganya sering mendapat tindak kekerasan atau masalah-masalah lain yang memang tidak lagi bisa diselesaikan kecuali dengan jalan perceraian. Namun, 1 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam (Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset ,2013), p. 401.

Upload: others

Post on 25-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam sebuah hubungan rumah tangga tentu tidak

selamanya berjalan baik sesuai dengan tujuan awal membangun

keluarga, namun ternyata ada beberapa faktor lain yang secara

sengaja atau tidak disengaja menjadi penghambat keharmonisan

hubungan keluarga tersebut. Salah satu akibat yang ditimbulkan

dengan adanya konflik tersebut ialah perceraian. Perceraian

bukan lagi hal asing di Indonesia, perceraian bisa dikatakan

sebagai hal yang lumrah dan sudah memasyarakat.

Perceraian merupakan kasus yang tidak asing di telinga,

karena hampir setiap hari kasus perceraian semakin marak

diberitakan di media elektronik. Baik di kalangan selebritis,

pegawai negeri, atau pun yang lainnya dengan penyebab dan

kasus yang berbeda-beda. Perceraian sendiri berarti melepaskan

ikatan pernikahan dan merupakan tindakan atau jalan terakhir

yang diambil pasangan suami isteri ketika perdamaian tidak bisa

dilakukan.1 Perceraian menjadi jalan yang dianggap baik oleh

segelintir orang yang dalam rumah tangganya sering mendapat

tindak kekerasan atau masalah-masalah lain yang memang tidak

lagi bisa diselesaikan kecuali dengan jalan perceraian. Namun,

1 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam (Bandung: Sinar Baru Algensindo

Offset ,2013), p. 401.

Page 2: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

2

sangat disayangkan bahwa perceraian banyak sekali membawa

dampak kurang baik yang terkadang ini tidak terlalu diperhatikan

oleh kebanyakan orang, seperti halnya dituturkan oleh saudari

DM yang merupakan remaja bercerai dini, bahwa perceraian dini

dapat menimbulkan beban bagi perempuan yang diceraikan

sehingga akan menghambat segala aktivits, terlebih dampak

perceraian terjadi juga pada anak, mereka secara tidak langsung

menjadi korban atas apa yang dilakukan oleh orangtuanya,

kurangnya kasih sayang dan perhatian dari kedua orangtua bisa

menjadikan keadaan psikisnya terguncang.2

Dapat kita bayangkan bagaimana terlukanya seorang

remaja perempuan yang ditinggal suami tanpa nafkah. Hal ini

menjadikan keluarga bingung dan utamanya si istri karena

berkaitan dengan status perkawinannya.3 Perceraian karena

sebab pernikahan dini menjadikan keadaan perempuan tak jauh

lebih baik dari sebelumnya atau bahkan lebih sulit, sebab remaja

perempuan akan menjalani kehamilan tanpa ada yang

mendampingi dan menguatkan, belum lagi bayang-bayang masa

lalu kerap menghampiri seperti indahnya bersekolah, bercanda ria

bersama teman-teman sebayanya juga aktivitas-aktivitas lainnya

yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan

usia dan perkembangannya.

2 Wawancara dengan DM, Remaja yang Bercerai Dini di Kp.

Tenjolahang, Wawancara tanggal 16 Maret 2017. 3 Elvi, Lusiana ,100 + Kesalahan dalam Pernikahan (Jakarta:

Qultum media, 2011), p. 286.

Page 3: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

3

Selain itu penerimaan serta penilaian masyarakat terhadap

dirinya yang tidak lagi sama ini akan menambah cemas dan stres

pada remaja yang bercerai dini. Pada saat inilah remaja benar-

benar membutuhkan bimbingan dan layanan untuk mengurangi

dan menghilangkan rasa cemasnya dengan pendekatan -

pendekatan yang dilakukan oleh konselor dalam menangani

berbagai problem yang dihadapi oleh istri perceraian karena

sebab peernikahan dini ini.

Ada banyak cara untuk menangani kondisi psikologis istri

perceraian pernikahan dini ini, salah satu yang akan diangkat

adalah Logoterapi. Logoterapi ini menjelaskan tentang

bagaimana seseorag menemukan makna dari penderitaan yang

dialami sehingga klien akan mampu menjadikan dirinya terbebas

dari masalah yang dihadapi juga ia mampu menemukan nilai-

nilai positif darinya.4

manusia memiliki hak sama untuk mendapatkan

bimbingan dan layanan serta motivasi agar lebih semangat dalam

menjalani kehidupan serta mampu dalam menerima kenyataan

yang ada dan memperbarui kesalahan dengan amalan yang lebih

baik. Melihat fenomena yang terjadi saat ini yang berkaitan

dengan hal yang tertutur di atas, maka penulis tergugah untuk

melakukan penelitian bagaimana Teknik Logoterapi berperan

dalam menangani kondisi psikologis istri perceraian pernikahan

dini sehingga korban dapat menemukan nilai-nilai positif dari apa

4 Sofyan S. Willis, Konseling Individual Teori dan Praktik (Bandung:

Alfabeta, 2014), p. 75.

Page 4: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

4

yang terjadi. Studi kasus di Desa Tenjolahang, Kecamatan Jiput,

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang dicarikan

jawabannya melalui pengumpulan data.5 Adanya rumusan

masalah ialah sebagai acuan bagi peneliti dalam melakukan

penelitiannya sehingga lebih terarah.

1. Bagaimana Kondisi Psikologis Istri Perceraian dari

Pernikahan Dini di Desa Tenjolahang

2. Bagimana Dampak Psikologis Istri Perceraian dari

Pernikahan Dini di Desa Tenjolahang

3. Bagaimana Penerapan Teknik Logoterapi Berbasis Islam

pada Istri Perceraian dari Pernikahan Dini di Desa

Tenjolahang

C. Tujuan Masalah

Tujuan masalah adalah acuan terhadap hasil seperti

apakah yang hendak dicapai dan tujuan masalah biasanya selalu

terkait atau hampir sama isi kalimatnya dengan rumusan masalah.

1. Untuk Mendeskripsikan Kondisi Psikologis Istri

Perceraian dari Pernikahan Dini di Desa Tenjolahang

2. Untuk Mendeskripsikan Dampak Psikologis Istri

Perceraian dari Pernikahan Dini di Desa Tenjolahang

5 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2016), p.35.

Page 5: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

5

3. Untuk Mendeskripsikan Bagaimana Penerapan Teknik

Logoterapi Berbasis Islam pada Istri Perceraian dari

Pernikahan Dini di Desa Tenjolahang

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian lapangan terkait bagaimana

Logoterapi berbasis Islam dalam menangani kondisi psikologis

remaja korban perceraian dini diantaranya adalah :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat penelitian teoritis ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan keilmuan dalam bidang

Bimbingan dan Konseling Islam. Selain itu juga dapat

dijadikan referensi bagi mahasiswa khususnya jurusan

Bimbingan dan Konseling Islam pada masa mendatang.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

rujukan teknik konseling oleh konselor dalam menangani

konseli serta dapat dijadikan pedoman oleh pemerintah

dalam memberikan sosialisasi atau penyuluhan terhadap

remaja Indonesia yang cerdas dan berakhlakul karimah.

E. Telaah Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini penulis merujuk pada

beberapa skripsi diantaranya adalah skripsi mahasiswi IAIN

Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Ucu Sulasiah “Dampak

Perceraian Usia Lanjut Terhadap Kondisi Psikologis Pelaku dan

Page 6: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

6

Keluarga”, skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana kondisi

psikologis lansia yang bercerai serta melihat reaksi apa yang

ditimbulkan korban pasca perceraian.6 Adapun perbedaan skripsi

penulis dengan Ucu Sulasiah ini adalah terletak pada objek yang

diteliti serta tindakan yang dilakukan dalam menetralkan kondisi

psikologis korban yang bercerai pasca perceraian.

Selanjutnya adalah skripsi yng ditulis oleh M.Faiq Al

Wafiri, mahsiswa jurusan Psikologi Uin Maulana Malik Ibrahim

dengan judul “ Terapi Fitrah (Modifikasi Logo Terapi

berdasarkan Tazkiyatunnafs Al – Ghazali), skripsi ini

menjelaskan mengenai Relevansi antara Logoterapi dengan

Tazkiyatun Nafs , menurutnya ditengah zaman yang sedang

mengalami kegersangan spiritual maka perlulah suatu metode

untuk seseorang agar hidupnya lebih bermakna dan modifikasi

Logoterapi berdasarkan Tazkiyatun Nafs adalah cara yang tepat

karena meskipun keduanya memiliki latar belakang berbeda

tetapi isinya sama, ini sangat pas digunakan sebagai sebuah

metode bagi orang yang hidup pada abad modern namun gersang

spiritual.7 Adapun perbedaan skripsi penulis dengan M.Faiq Al

Wafiri adalah lebih kepada bagaimana Logoterapi ini mampu

menangani kondisi psikologis remaja yaitu dengan melakukan

6 Ucu Sulasiah, Dampak Perceraian Usia Lanjut Terhadap Kondisi

Psikologis Pelaku dan Keluarga (Bimbingan Konseling Islam: IAIN Sultan

Maulana Hasanuddin Banten, 2015), p. 57. 7 M.Faiq Al Wafiri, Modifikasi Logo Terapi Berdasarkan

Tazkiyatunnafs Al Ghazali (Psikologi, UIN Maulana Malik Ibrahim, 2008), p.

108.

Page 7: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

7

penelitin lapangan, berbincang langsung dengan korban serta

melakukan proses konseling berdasarkan teknik yang sesuai.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu data – data

hasil bersumber dari lapangan, juga menggunakan metode

atau pendekatan deskriptif kualitatif. Kualitatif disebut juga

sebagai jenis penelitian yang menghasilkan temuan-temuan

yang tidak diperoleh dari alat-alat prosedur statistik atau

kuantifikasi lainnya.8 Sedangkan deskriptif, yaitu

memaparkan, menggambarkan dan menyelidiki keadaan atau

tentang apa yang terjadi di lapangan.9 Maka penulis

menguraikan keadaan atau gambaran-gambaran, fakta-fakta

yang terjadi tentang kondisi psikologis remaja pelaku

perceraian dini.

2. Sumber Data

Dalam melakukan penelitian tentu peneliti

membutuhkan sumber yang akurat guna menegaskan hasil

penelitiannya. Adapun sumber data penelitian sendiri terbagi

menjadi :

8 Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media, 2016), p. 15. 9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta,

2013), p. 3.

Page 8: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

8

a. Data Primer adalah data yang diambil dari sebuah

penelitian atau observasi yang dilakukan pada waktu

tertentu dan tidak bisa digeneralisasikan karena

hasilnya hanya menunjukan keadaan saat itu. Adapun

hasil datanya ini bisa diperoleh melalui

kuisioner,wawancara juga pengamatan terhadap obyek

tertentu.

b. Data Sekunder adalah suatu data yang sudah ada

dalam buku ataupun hasil labolatorium. Jadi untuk

mendapatkan data sekunder ini tidak harus melalui

proses sebagaimana data primer, karena data sekunder

sendiri adalah data-data yang sudah ada dan

dibukukan.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data

dengan menggunakan serta memperdayakan indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, mengecap

ataupun meraba sebagai cara untuk mengumpulkan

informasi secara langsung di lapangan.10

b. Wawancara

Wawancara atau interview adalah teknik untuk

mencari data dengan melayangkan peertanyaan-

pertanyaan kepada narasumber yang dianggap dapat

10

Etta Mamang Sangdji dan Sopiah, Metode Penelitian (Yogyakarta:

CV Andi Offset, 2010), p. 192.

Page 9: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

9

memberikan informasi terkait permasalahan yang

sedang diteliti.11

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode

pengumpulan data yang sumber datanya dari dokumen

pribadi yang berbentuk tulisan, gambaran, atau karya-

karya monumental dari seseorang.12

Dokumentasi juga

berarti mendaya gunakan informasi yang terdapat

dalam buku, diktat dan sumber lainnya yang tentunya

berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

Atau bisa juga gambar yang diambil ketika melakukan

penelitian langsung di lapangan.

4. Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan ke dalam

bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinertpretasikan.13

Analisis data juga berarti menyusun secara sistematik serta

mengklasifikasikan seluruh data yang telah terkumpul baik

hasil dari wawancara ataupun dokumentasi, kemudian

dianalisis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan

penelitian. Dalam penelitian ini maka yang dianalisis adalah

tentang remaja, perceraian dan juga Logoterapi. Ketiga kunci

11

Mhsun, Metode Penelitian Bahasa (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2013) , p. 250. 12

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi revisi

(Bandung: Rosada, 2008), p. 329 13

Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey (Jakarta: LP3ES), P.

70

Page 10: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

10

itu akan dicari di lapangan dan setelah terkumpul lewat teknik

pengumpulan data maka akan dianalisis dan di klasifikasikan

berdasarkan jenis nya.

G. Sistematika Penulisan

Bab pertama, pendahuluan yang menjelaskan tentang latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, manfaat

penelitian, telaah pustaka, metodologi penelitian dan sistematika

penulisan.

Bab kedua, menjelaskan tinjauan teoritis mencakup

pengertian Logoterapi berbasis Islam, perceraian, Ragam kondisi

Psikologis.

Bab ketiga, menjelaskan kondisi objektif Desa

Tenjolahang baik dari sejarah, letak Geografis dan Demografis ,

kondisi Ekonomi, Sosial, Pendidikan, Agama dan Budaya

Masyarakat Desa Tenjolahang.

Bab keempat, menjelaskan bagaimana kondisi psikologis

istri perceraian pernikahan dini , dampak perceraian pernikahan

dini di Desa Tenjolahang serta penerapan Logoterapi berbasis

Islam dalam menangani kondisi psikologis istri perceraian

pernikkahan dini.

Bab kelima, penutup yang berisikan kesimpulan dan saran

Page 11: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

11

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Sejarah dan Pengertian Teknik Logoterapi Berbasis Islam

Logoterapi merupakan salah satu dari beberapa teknik

konseling yang digunakan dalam dunia konseling, Logoterapi

sendiri berasal dari kata Logos dari bahasa Yunani yang memiliki

konotasi “makna” dan “jiwa”. Terapi Logo sendiri ialah suatu

terapi yang dikembangkan oleh Viktor E.Frankl pada tahun 1938.

Ia lahir pada 26 Maret 1905 di Wina, Australia. Frankl adalah

putra dari orangtua yang berkebangsaan Yahudi. Ibunya adalah

keturunan dari keluarga Praha tua yang mapan, sedangkan

ayahnya adalah putra seorang penjilid buku berasal dari keluarga

miskin yag menjadi pegawai negeri kemudian menjadi direktur

departemen kesejahteraan pemuda pemerintah Australia.

Frankl tumbuh dan besar di lingkungan yang baik, ibunya

merupakan perempuan baik hati dan saleh, ayahnya pun seorang

laki-laki yang sangat religius serta memiliki sense of duty yang

kuat. Pencarian makna hidup oleh Frankl sudah dimulai pada usia

dini, ketika ia harus meninggalkan studinya di fakultas

kedokteran karena alasan finansial. Tapi hal itu tak lantas

membuatnya terpuruk, ia bahkan selalu mencari, merenungi

bahkan berusaha untuk memaknai setiap cerita hidup yang ia

jalani.

11

Page 12: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

12

Asal mula Logoterapi dapat dilihat kembali pada

perjuangan awal untuk menemukan makna di dalam

eksistensinya. Frankl berkata bahwa pada masa mudanya “saya

harus melewati neraka keputusasaan karena tidak menemukan

makna dalam hidup, melewati nihilisme total dan mendasar,

sampai saya mampu mengembangkan imunitas terhadap

nihilisme. Saya mengembangkan Logoterapi”.

Tahun 1938-1942 ia menjadi spesialis di bidang

Neurologi dan Psikiatri, juga kepala bagian Neurologi, di Jewish

Hospital dan Wina. Namun, pada 1942 sampai 1945 Frankl diuji

dengan beberapa pengalaman hidup yang mengerikan. Ayah, ibu,

saudara dan istrinya meninggal di kamp-kamp konsentrasi,

kemudian ia menjadi tahanan di empat konsentrasi berbeda, yaitu

Theresiensdat, Auschwitz-Birkenau, Kaufering 111 dan

Turkheim. Tiba di Auschwitz, rambutnya dicukur gundul, naskah

buku pertamanya disita. Tiga tahun berikutnya, ia selamat dari

seleksi siapa yang harus hidup atau mati, kerja paksa, capos

(penjaga) yang brutal, pemukulan, gizi buruk, penyakit, lika-liku

nasib dan tantangan eksistensial untuk menemukan makna

hidup.14

Makna hidup itu harus dicari, karena dalam makna hidup

ada nilai- nilai positif yang tersimpan diantaranya ada nilai

kreatif, pengalaman dan sikap. Dengan tergalinya nilai positif

dari pemaknaan hidup ini akan menjadikan remaja bangkit dari

14

Richard Nelson-Jones, Teori dan Praktik Konseling dan Terapi

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2011), p. 363-368

Page 13: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

13

keterpurukan dan memulai hidup dengan semangat baru, serta

terbangunnya sikap percaya diri sehingga ia mampu beraktivitas

kembali seperti remaja seusianya.

Logoterapi merupakan madzhab yang menerapkan

metode yang tidak terlalu retrospektif (mengungkap masa lalu)

dan introspektif (mawas diri) serta lebih kepada pencarian makna

hidup yang harus dilakukan oleh seseorang dimasa depannya.15

Tetapi dalam hal menemukan makna hidup ini kadang

membutuhkan penggalian untuk memahami dengan

menjalaninya.

Logoterapi memfokuskan pada will to meaning

(kehendak untuk menemukan makna). Ini merupakan motivasi

mendasar yang ada pada diri manusia untuk mengukur sejauh

mana seseorang dapat menemukan makna hidupnya. Dan yang

bisa menemukan makna itu adalah dirinya sendiri dengan cara

melihat serta merenungi berbagai jenis kehidupan yang

menghampiri dirinya. Penemuan makna ini akan berbeda-beda,

tergantung pada sejauh mana ia mampu memahami diri dan

kehidupannya.16

Dalam Logoterapi ada nilai-nilai spiritual positif yang

dapat diambil serta bisa menjadi salah satu cara untuk lebih

mendekatkan diri kepada Allah. Dan ini sama seperti yang

diajarkan oleh Islam. Karena, Logoterapi adalah cara bagaimana

15

Viktor E. Frankl, Optimisme ditengah Tragedi: Analisis Logoterapi

(Bandung: Nuansa, 2008), p. 158 16

Jones, Teori dan Praktik Konseling dan Terapi…, p. 368, 374, 36.

Page 14: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

14

seseorang memaknai kehidupannya mengarah kepada hal yang

lebih positif, menanamkan esensi keikhlasan akan takdir yang

memang tidak dapat dia ubah karena sudah menjadi ketentuan,

juga mengajarkan tentang berdamai dengan takdir dan percaya

bahwa Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik bagi

hambanya.

Ada satu cerita dari Khalifah Umar bin Khaththab yang

berencana untuk berkunjung ke Suriah. Tiba-tiba ada kabar

bahwa di daerah tersebut sedang terjadi wabah penyakit menular.

Maka kemudian Khalifah Umar memutuskan untuk tidak pergi ke

sana. Lantas sahabat bertanya pada umar, “Apakah Tuan hendak

lari dari takdir Allah ? “. Umar menjawab, “Aku lari dari takdir

Allah kepada takdir yang lain”.17

Dalam cerita ini dapat kita

ambil pointernya, yaitu hal-hal baik ataupun buruk senantiasa

menimpa, dan kita selaku manusia yang memiliki pengetahuan

dan potensi dapat memilih yang terbaik.

Berkaitan dengan hal diatas Allah Subhanahu Wataala

berfirman dalam QS. Ar-Ra’du : 11

“ Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali

kaum itu sendiri yang mengubahnya”. (QS.13:11)

Ayat tersebut memiliki relevansi dengan Logoterapi,

yakni setiap keadaan tidak akan penah bisa berubah kecuali ada

17

Abdul Halim Fathani,Ensiklopedi Hikmah Memetik Buah

Kehidupan di Kebun Hikmah (Jogjakart: Daarul Hikmah. 2008), p. 409

Page 15: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

15

usaha dari diri sendiri untuk merubahnya. Dalam hal ini

penemuan akan makna hidup yang positif haruslah digali dan

dicari sendiri. karena, apapun yang menjadi penggerak itu adalah

diri sendiri.

Sejatinya setiap apapun yang menimpa diri telah

diperhitungkan kadarnya. Jika seseorang ditimpa musibah, maka

sungguh seseorang itu telah dijamin bisa melaluinya.

Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wata’ala dalam Quran

Surat Al-Baqarah: 286

...

“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan

sesuai dengan kesanggupannya……” (QS. 2: 286).

Dunia Bimbingan Konseling mengenal Logoterapi

sebagai teknik konseling untuk menemukan makna hidup positif.

Begitupun dengan Bimbingan Konseling Islam, tidak hanya

mengenal teori dan teknik Bimbingan Konseling Barat,

melainkan juga yang berbasis keislaman. Adanya ayat-ayat

motivasi yang bersumber dari Alquran mampu menjadikan

konselor Islam lebih unggul.

Untuk menghadapi rumitnya masalah di era moderen

yang mana saat ini nilai-nilai saling bergeseran, jelas sangat

dibutuhkan penyeimbang untuk keduanya. Dan keseimbangan itu

Page 16: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

16

diperoleh dari ajaran agama yang merupakan pedoman hidup

seseorang.18

Logoterapi berbasis islam yang dijadikan teknik terapi

dalam konseling oleh penulis ini diambil dari kitab “Khimiyaus-

sa’adah” karangan Imam Alghazali. Sedikit biografi mengenai

Alghazali, ia bernama lengkap Abu Hamid Muhammad ibnu

Ahmad Alghazali At-Tusi. Ia dilahirkan pada 450 H/1058 M di

Ghazal, Thus, Provinsi Khurasan, Republik Islam Iran. Beliau

merupakan asli keturunan Persia.19

Alghazali memang termasuk

anak cerdas yang belajar pada bebeapa guru luar biasa dan

berbagai ilmu seperti fiqih, kalam, logika dan lainnya sehingga

keberhasilannya dalam belajar ini menghantarkan ia menjadi

ilmuan yang terkenal seantero dunia.

Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa ada 4 elemen

kebahagiaan, diantaranya mengenal diri, mengenal Allah,

mengenal dunia dan mengenal akhirat. Yang paling utama dan

harus diketahui bagi seseorang adalah mengenal dirinya sendiri.

sebagaimana hadits Rasulullah SAW, “siapa saja yang

mengetahui dirinya maka sungguh ia mengetahui Tuhannya”.

Ketika seseorang ingin menemukan hakikat kebahagiaan,

maka ia harus mampu mengenal dirinya. Mengenal diri yang

dimaksudkan disini adalah mengenalkan hakikat pada diri

sehingga tau siapa, apa dan bagaimana diri kita. Seperti dari mana

18

Etty, Mengelola Emosi: Tips Praktis Meraih Kebahagiaan…, p. 6 19

Sirajudin Zar, Filsafat Islam: Filosof dan Filsafatnya” (Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2005), p. 155

Page 17: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

17

kita datang hingga sampai pada keadaan sekarang, untuk apa kita

diciptakan, akan kemana selepas ini, bagaimana kita mampu

meraih kebahagiaan dan dengan apa kita bisa mendapatkan

kepuasan.20

Bahagia yang sebenarnya adalah ketika seseorang

mampu menemukan makna hidup dengan mengenal diri yang

merupakan modal awal untuk mengenal dunia, akhirat dan Allah.

Kebahagiaaan yang abadi adalah kebahagiaan akhirat, tetapi

semua tidak akan tercapai jika selama di dunia tidak ada usaha

untuk meraihnya.

Elemen yang kedua adalah mengenal Allah, yakni dengan

merenungkan wujud dan sifat-sifatNya, maka manusia akan

sampai pada sebagian pengetahuannya tentang Allah. Merenungi

setiap sisi penciptaan-Nya di muka bumi ini termasuk diri kita

sendiri bisa membawa kita untuk lebih dekat dan mengenali

Allah dengan segala Kekuasaannya. Selanjutnya adalah elemen

dunia, dalam dunia ini Allah sajikan berbagai hal untuk menguji

manusia dan jiwanya apakah bisa tetap terpelihara cintanya

kepada Allah atau sebaliknya. Dunia terkadang menipu dan

memperdaya manusia, hal ini terbukti dengan adanya segelintir

orang yang sangat cinta dunia sehingga merasa akan kekal,

padahal cepat atau lambat dunia ini akan ditinggalkan. Adapun

elemen kebahagiaan yang terakhir adalah mengenal akhirat,

akhirat merupakan tempat bermuaranya manusia yang bersifat

abadi. Di akhirat terdapat surga dan neraka yang diperuntukan

20

Imam Al-Ghazali, Rasa’il Al-Ghazali (Jakarta: Diadit Media,

2008), p. 257

Page 18: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

18

bagi manusia. Akan kemana manusia itu nanti menetap,

tergantung pada dirinya sendiri dalam melawan nafsu dunia

sehingga menjadikan derajatnya lebih tinggi dari Malaikat atau

lebih rendah dari binatang.21

B. Pengertian dan Penyebab Perceraian

Perceraian berasal dari bahasa Arab yaitu ithlaq yang

artinya lepasnya suatu ikatan perkawinan dan berakhirnya

hubungan perkawinan, sedangkan menurut istilah ialah

melepaskan tali perkawinan dan mengakhiri hubungan suami

istri.22

Dengan begitu, maka terputus semua hak-hak dan

kewajiban antara suami dan istri sebagaimana mereka masih

terikat dalam pernikahan.

Wilson mengartikan bahwa perceraian adalah berakhirnya

atau terputusnya hubungan perkawinan dan sebuah unit keluarga

dikarenakan salah satu dari pasangan meninggal dunia.23

Menurut

undang-undang no 1 tahun 1974 bahwa perceraian adalah

berakhirnya perkawinan yang telah dibina oleh pasangan suami

istri yang disebabkan oleh beberapa hal seperti kematian.

Perceraian adalah akhir dari ketidakstabilan sebuah perkawinan

21

Al-Ghazali, Rasa’il Al-Ghazali…, p. 258-259 22

M.A.Tihami dan Sohari Sahrani,Fikih Munakahat (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2013), p. 229. 23

Kustini, Perceraian di Bawah Tangan (Jakarta: Balai Penelitian

dan Pengembangan Agama, 2008), p. 16.

Page 19: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

19

dimana pasangan suami istri kemudian hidup terpisah dan secara

resmi diakui oleh hukum yang berlaku.24

Dua pengertian diatas mengenai perceraian memang

cukup jelas. Singkatnya, perceraian itu adalah suatu jalan yang

menyebabkan hukum kembali kepada asalnya. Maksudnya adalah

bahwa istri ataupun suami istri yang bercerai ini telah lepas hak

dan kewajiban antara keduanya sebagaimana dulu sebelum terikat

oleh akad nikah. Dibawah ini beberapa Firman Allah dalam Al

Quran mengenai talak.

Firman Allah Subhanahu Wataala dalam Quran Surat Al-

Baqoroh: 227

“Dan jika mereka berazam (bertetap hati untuk) talak,

maka sesungguhnya Allah maha Mendengar lagi Maha

Mengetahui”. (QS. 2: 227)

Firman Allah Subhanahu Wataala dalam Quran

Surat At-thalaq: 2

24

“Perceraian meurut uu no 1 tahun 1974,” https://kevinevolution.

Wordpress.com (diakses pada 10 feb 2018).

Page 20: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

20

“Maka aapabila mereka telah mendekati akhir

idahnya, maka rujuklah (kembali kepada), mereka

dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik

dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang

adil diantara kamu dan hendaklah kamu tegakkan

kesaksian itu karena Allah dan hari akhirat.

Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia

akan membukakan jalan keluar baginya”. (Qs. 65:

2)

Normalnya memang perceraian bisa terjadi karena

dijatuhkannya talak oleh suami. Ada dua definisi

mengenai talak, yaitu secara etimologis thaliq berarti unta

yang dlepaskan darinya tali yang mengekangnya lalu

dibebaskan di tempat penggembalaan. Sedangkan

menurut terminologis adalah melepaskan ikatan

pernikahan dengan kata thalak atau sejenisnya.25

Para

ulama pun berpendapat bahwa sahnya talak apabila suami

yang menjatuhkan talak itu berakal, baligh dan atas

kemauan sendiri tetapi jika suami itu adalah orang yang

gila, belum baligh dan karena paksaan maka meskipun

kata talak itu berasal darinya ini dianggap tidak sah.26

25

Yahya Abdurrahman al-Khatib, Fikih Wanita Hamil (Jakarta: Qisti

Press, 2005), p. 152-153 26

Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al faifi, Ringkasan Fikih Sunah

Sayyid Sabiq (Jakrta: Pustaka Al-Kautsar, 2015), p. 500.

Page 21: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

21

Dalam pasal 71 poin D mengenai batalnya suatu

perkawinan disebabkan karena perkawinan melanggar

batas umur perkawinan sebagaimana ditetapkan dalam

pasal 7 undang-undang no 1 tahun 1974, yaitu pria sudah

mencapai usia 19 tahun dan perempuan 16 tahun.27

Jika melihat kasus yang diteliti, maraknya

perceraian dikarenakan adanya pernikahan dini.

Pernikahan yang dipaksakan untuk menutupi aib ataupun

Karena perjodohan, akan sangat rentan berujung pada

perceraian. Karena mawaddah dan warahmah di sana

tidak tumbuh.

Ketika perceraian sudah terjadi bukan berarti

masalah telah selesai, justru sebaliknya, akan terjadi

guncangan psikologis terutama bagi istri. Perubahan

emosi yang tidak terkendali karena penerimaan terhadap

takdir dan masih banyak lagi yang difikirkan. Hal seperti

ini jelas membutuhkan bimbingan agar si istri mampu

berdamai dengan takdirnya sendiri sehingga dapat

menjalani kehidupan dengan baik.

Perceraian bisa terjadi karena beberapa hal,

diantaranya adalah :

1. Kurang selektif dalam memilih pasangan

Untuk menciptakan rumah tangga sakinah,

mawaddah, warahmah dimulai sejak

27

Suparman Usman, Hukum Islam (Jakarta: Gaya Media Pratama,

2001), p. 238.

Page 22: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

22

seseorang memilih pasangan hidup. Hal ini

dilakukan aga kelak tercipta keluarga dan

keturunan yang baik. Adapun langkah yang

dapat diambil dalam memilih pasangan adalah

dengan mengikuti panduan sebagaimana hadis

Rasulullah: “wanita dikawini karena empat

hal; hartanya, keturunannya, kecantikannya

dan agamanya. Pilihlah wanita karena

agamanya maka akan terpelihara tanganmu”.

(HR Bukhari Muslim).28

Meski redaksi Hadits di atas menyatakan

ketentuan dalam memilih perempuan, tetapi ini

juga berlaku untuk memilih laki-laki. Saling

mengenal keadaan satu sama lain dengan tidak

ada yang ditutup-tutupi akan membawa

dampak baik untuk kelangsungan pernikahan.

2. Kekerasan dalam rumah tangga

Kekerasan dalam rumah tangga yang

paling sering terjadi adalah dalam hal fisik,

memukul misalnya. Tindakan seperti ini jelas

tidak terpuji, suami yang seharusnya

melindungi istri dari bahaya apapun yang

menimpanya justru berbuat tidak baik. Islam

sangat mengecam tindakan kekerasan. Tiada

28

Elvi, Lusiana, 100+ Kesalahan dalam Pernikahan ,.., p. 7-8

Page 23: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

23

panutan yang dapat kita tiru akhlaknnya selain

Nabi Muhammad SAW. Nabi selalu

memperlakukan istri dan keluarganya denga

lemah lembut, kasih sayang, dan tidak pernah

sekalipun memukul meskipun istrinya

melakukan kesalahan.29

3. Menikah di bawah umur

Kasus perceraian yang kini sering terjadi

juga disebabkan oleh maraknya pernikahan

dini. Pernikahan dini biasa terjadi pada

remaja yang identik dengan masa transisi,

yaitu sebuah proses peralihan dari usia

anak-anak menuju dewasa. Tetapi belum

semua remaja siap menghadapi masa

transisi ini, sehingga banyak remaja yang

tumbuh berubah dengan kematangan fisik

saja tanpa diimbangi dengan kematangan

psikologis, kognitif, moral ataupun sosial.

Hal inilah yang kemudian memberikan

citra buruk remaja dan menjadikan remaja

bermasalah.30

Kondisi emosi yang belum

stabil cenderung menjadikan remaja mudah

untuk mengambil keputusan tanpa lebih

29

Elvi, Lusiana, 100+ Kesalahan dalam Pernikahan,…., p. 257-258 30

Layyin Mahfiana dkk, Remaja dan Kesehatan Reproduksi

(Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009), p. 1.

Page 24: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

24

dahulu mempertimbangkan konsekuensi

dari keputusan itu dimasa mendatang.

C. Dampak-dampak Perceraian

Peerceraian akan menimbulkan dampak-dampak serius

khususnya bagi perempuan, dianaranya adalah:

1. Trauma mental, mereka mengalami penderitaan untuk

bertahan hidup mencari nafkah dan juga membesarkan

anaknya seorang diri.

2. Awal perceraian perempuan akan mengalami rasa

penekanan yang membuat mereka hancur. Merasa tidak

aman, tidak berdaya, kehilangan arti hidup.

3. Mengalami stress sehingga berakibat pada penyesuaian

dengan lingkungan, terlebih dengan status janda yang

dimilikki.

4. Keputusan untuk mengakhiri hubungan dapat

menimbulkan traumatis dan dipenuhi dengan emosi yang

bertentangan.31

5. Seseorang yang mengalami perceraian karena pernikahan

dini biasanya akan menjauhi lingkungan sosialnya. Salah

satu faktor yang menjadi penyebabnya adalah status janda

muda yang dimiliki. Hal itu akan sangat mengganggu

karena melihat lingkungan sosial seusianya tidak lagi

sama.

31

Dampak Psikologis dan Mekanisme Coping Perempuan Pasca

Perceraian, https:// digilib. Umg. ac. id (diakses pada 31 juni 2018).

Page 25: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

25

BAB III

GAMBARAN UMUM DESA TENJOLAHANG

A. Sejarah Desa Tenjolahang

Setiap daerah memiliki cerita dan ke-khasan tersendiri,

begitupun dengan Desa yang dijadikan oleh penulis sebagai

tempat penelitian yaitu kp. Tenjolahang.

Menurut kasepuhan di sana, kata “lahang” yang berarti manis

memiliki arti bahwa masyarakat Desa ini ramah dan berbudi

luhur, atau istilah dalam bahasa Sunda disebut dengan someah.

Sehingga masyarakat luar Desa sangat menyegani masyarakat

Desa Tenjolahang.32

Dalam sejarah dijelaskan bahwa, Tenjolahang berasal dari

kata “Tenjo” yang dalam bahasa Sunda memiliki arti lihat dan

“lahang” yaitu sejenis minuman yang rasanya manis.

Di Desa ini dulu memang sangat banyak tumbuh pohon

aren yang kemudian dijadikan sejenis minuman bernama lahang.

Karena itulah, banyak pula warga luar berdatangan ke Desa ini

untuk mencari pohon arena atau minuman nya itu sendiri.

minuman ini sangat disukai semua kalangan baik tua, muda

maupun anak-anak. Karena hal itu lah banyak sekali warga yang

menanam dan membuat minuman lahang sebagai mata

pencaharian mereka.

32

Wawancara dengan US, Tokoh Masyarakat di Kp. Tenjolahang,

Wawancara tanggal 04 Februari 2018.

25

Page 26: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

26

Tetapi jika tidak dapat diolah dengan benar dan diminum

secara berlebihan maka lahang ini akan memabukan. Maka dari

itu, para tokoh ulama dan masyarakat sepakat untuk

memusnahkan pohon aren ini karena dianggap menghasilkan

minuman yang memabukkan. Saat ini hanya ada satu dua pohon

aren saja, dan itupun tidak diberdayakan atau diolah sebagaimana

dulu, dibiarkan tetap ada sebagai icon atau sejarah dari nama

Tenjolahang.33

Saat ini Desa Tenjolahang merupakan salah satu Desa

yang secara administratif berada di wilayah kec Jiput, kabupaten

Pandeglang dengan visi dan misi sebagai berikut :

Visi Desa :

Mewujudkan Desa Tenjolahang yang maju dan

unggul di bidang pertanian dan agroindustry di tahun

2020.

Rumusan visi tersebut merupakan niatan yang luhur untuk

memperbaiki dalam penyelenggaraan pemerrintahan dan

pelaksanaan pembangunan di Desa Tenjolahang.

Misi Desa :

1. Memperbaiki pengadaan sarana dan prasarana

yang dibutuhkan untuk mendukung perekonomian

masyarakat terutama di sektor transportasi.

2. Memperbaiki dan menambah sarana dan prasarana

yang dibutuhkan untuk mendukung perekonomian

33

Profil Desa Tenjolahang, 2016, p. 5

Page 27: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

27

masyarakat yang berbasiskan bidang pertanian dan

agroindindustri.

3. Meningkatkan SDM yang berkualitas melalui

pendidikan formal maupun informal yang

terjangkau oleh masyarakat.

4. Mendorong usaha ekonomi masyarakat yang

berbasiskan sektor pertanian.

5. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat

sebagai penopang stabilitas ekonomi rakyat.

6. Meningkatkan peran serta kelembagaan

masyarakat dalam pembangunan Desa.

7. Membangun hubungan yang intens dengan pihak

ketiga dalam pengembangan usaha masyarakat

disektor petanian (Agribisnis) dan sektor

Agroindustri.

8. Meningkatkan dan mengelola pendapatan asli

Desa

9. Mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih

melalui pelaksanaan otonomi daerah.34

B. Letak Geografis dan Demografis Desa Tenjolahang

Desa Tenjolahang merupakan salah satu Desa yang

berada di wilayah kecamatan Jiput, kabupaten Pandeglang,

Provinsi Banten. Desa ini memiliki lima kampung diantaranya

34

Pofil Desa Tenjolahang,…, p. 17-19

Page 28: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

28

Tenjolahang Dangur, Tenjolahang Timur, Babad Barat, Babad

Tengah/ Masjid dan Babad Lor. Dari beberapa kampung ini

berbatasan langsung dengan Desa-desa dan kecamatan berbeda.

Berikut dijelaskan mengenai batas wilayah Desa Tenjolahang.

1. Batas Wilayah

Batas Wilayah Batas wilayah Desa Tenjolahang

meliputi :

- Sebelah Utara : Desa Babadsari

- Sebelah Selatan : Desa Padahayu/Banyumekar

- Sebelah Timur : Desa Sukacai

- Sebelah Barat : Desa Banyubiru

2. Struktur Tanah

Adapun struktur tanah Desa Tenjolahang :

a. Pemukiman : 48.866 Ha/m2

b. Perkantoran : 6.200 Ha/m2

c. Pertanian : 18 Ha/m2

d. Perkebunan : 6.970 Ha/m2

e. Kuburan : 8.650 Ha/m2

f. Pekarangan : 4.250 Ha/m2

g. Taman : 1.310 Ha/m2

h. Fasilitas umum :10.575 Ha/m2

i. Pesawahan : 41 Ha/m235

35

Profil Desa Tenjolahang, 2017, p. 1

Page 29: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

29

3. Iklim

Keadaan iklim di wilayah Desa Tenjolahang pada

dasarnya Tropis, yaitu hanya memiliki dua musim antara

hujan dan kemarau.

Adapun kondisi Demografi nya :

A. Jumlah penduduk

a. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin :

1. Laki-laki : 1.004 orang

2. Perempuan : 939 orang

Adapun jumlah kepala keluarga di Desa ini yaitu

sebanyak 492 KK.

b. Jumlah penduduk menurut agama :

a. Islam : 1943 orang

b. Kristen : -

c. Katholik : -

d. Hindu : -

e. Budha : -

Dari data diatas, menunjukan bahwa jumlah

penduduk Desa Tenjolahang yang tercatat menurut

jenisnya lebih banyak laki-laki dibandingkan

perempuan. Jika selama ini yang kita tahu jumlah

perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki, maka

di Desa ini tidak berlaku, karena fakta berbicara lain.

Selain itu, dari keseluruhan jumlah penduduk Desa

Page 30: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

30

Tenjolahang, ternyata 100% penduduknya merupakan

beragama Islam.

c. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan :

a. Sarjana : 103 orang

b. SLTA : 700 orang

c. SLTP : 160 orang

d. SD : 306 orang

d. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian :

a. Karyawan : 129 orang

b. ABRI/TNI : - orang

c. PNS : 33 orang

d. Wiraswasta/pedagang : 56 orang

e. Tani : 46 orang

f. Buruh tani : 147 orang

g. Pertukangan : 37 orang

h. Pensiunan : 10 orang

i. Nelayan : - orang

j. Dokter/Bidan/Paramedis : 2 orang

k. Jasa : 22 orang36

36

Profil Desa Tenjolahang,…,p. 1-2

Page 31: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

31

C. Kondisi Ekonomi dan Sosial Budaya Desa Tenjolahang

Ada beberapa jenis perekonomian yang dikelola oleh

masyarakat dan sudah dapat dirasakan hasilnya oleh masyarakat

Tenjolahang diantaranya ada bidang perusahaan yang meliputi :

- Industri emping melinjo

- Galian pasir dan batu

- Panglong

- Kandang ayam

Adapun dari bidang perdagangan meliputi :

- Toko sembako

- Warungan

- Penjahit

- Sablon

- Pedagang keliling

- Baluk

- Penjual emping melinjo

- Kios bensin

Selanjutnya bidang jasa, pertanian dan perkebunan :

- Tukang kayu

- Penjahit

- Bengkel motor

- Buruh batu kali

- Ojeg

- Sopir

- Petani

Page 32: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

32

- Buruh tani

- Petani kebun37

Tingkat pendidikan mengang terkadang berpengaruh pada

menjadi siapa/ apa seseorang kedepannya. Allah berfirman dalam

Quran surat Al-Mujadalah: 11 “Wahai orang-orang yang

beriman, apabila dikatakan kepadamu berlapang-lapanglah

dalam majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah kamu,

maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang

yang beriman diantaramu dan orang-orang yang dibei ilmu

pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa

yang kamu kerjakan”. (QS. 58: 11).

Dalam ayat tersebut jelas dikatakan bahwa Allah akan

mengangkat derajat orang-orang berilmu baik dari segi

profesinya yang baik, pekerjaan yang layak juga penghormatan

terhadapnya karena sebab ilmu.

Latar belakang pendidikan, skil dan kemapuan yang

dimiliki warga masyarakat Tenjolahang menjadikan begitu

banyaknya jenis profesi yang digeluti sebagaimana yang telah

disebutkan diatas. Sumber daya alam yang melimpah ini

dimanfaatkan untuk mencari mata pencaharian guna memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari.

37

Profil Desa Tenjolahang,…, p. 3

Page 33: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

33

Teatapi ada satu profesi yang tidak dijalani oleh warga

Tenjolahang, yaitu Nelayan. Karena memang keseluruhan

wilayah Tenjolahang adalah pesawahan, kebun dan kali.

Adapun sisi Sosial Budaya Desa Tenjolahang adalah:

1. Pendidikan umum :

-PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)

- TK (Taman Kanak-kanak)

-SD (Sekolah Dasar)

-SLTP (Sekolah Lanjut Tingkat Pertama)

- SLTA (Sekolah Lanjut Tingkat Atas)

2. Pendidikan agama :

- Madrasah Ibdtidaiyah

- Madrasah Tsanawiyah

- Madrasah Aliyah

3. Sarana olahraga :

- Lapangan Sepak Bola

- Lapangan Volley

4. Kesehatan

- Posyandu

- Bidan dan dukun beranak38

D. Struktur Organisasi Desa Tenjolahang

Untuk struktur pemerintahan Desa Tenjolahang

Kecamatan Jiput Kabupaten pndeglang ini adalah :

38

Profil Desa Tenjolahang,…, p. 3-4

Page 34: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

34

Kepala Desa : Abdul Muiz, S. Ip

Sekretaris Desa : Maman Faturahman, S. Th. I

Kaur Tu & Umum : Siti Khobsah

Kaur Keuangan : Siti Usmiati, SE. Sy

Kar Perencanaan : Oskar

Kasi Pemerintahan : Abdul Hapid

Kasi Sejahteraan : Eman

Kasi Pelayanan : Sujana

Page 35: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

35

BAB IV

PENDEKATAN TEKNIK LOGOTERAPI

BERBASIS ISLAM PADA ISTRI PERCERAIAN

DARI PERNIKAHAN DINI

A. Permasalahan-Permasalahan Perceraian

Pertengkaran antara suami istri yang kemudian berujung

pada perceraian bisa terjadi oleh beberapa faktor, diantaranya

ekonomi, KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), komunikasi

yang tidak efektif dan lain sebagainya. Dibawah ini adalah

pemaparan hasil wawancara mengenai permasalahan yang

muncul dan mengakibatkan perceraian pada ke-6 responden di

Desa Tenjolahang.

1. Responden MY

MY adalah wanita yang kini berusia 20 tahun.

MY menikah pada Juli 2014 dan bercerai September

2015. Sebelum akhirnya menikah kembali dengan

laki-laki yang kini menjadi suaminya, ia pernah

menikah dan bercerai tepatnya pada usia 17 th. Salah

satu faktor yang menyebabkan perceraian pada rumah

tangganya adalah karena kasus KDRT (kekerasan

dalam rumah tangga).39

39

Wawancara dengan MY, Remaja yang Bercerai Dini di Ds.

Tenjolahang, Wawancara tanggal 12 Maret 2018.

35

Page 36: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

36

MY menikah karena perjodohan, sebelumnya

pun tidak pernah mengenal dan komunikasi, hanya

saja ia percaya bahwa pilihan orangtua pasti yang

terbaik. Awal-awal rumah tangga memang harmonis,

tapi seiring waktu berlalu, sikap suaminya ini mulai

berubah, tidak lagi penyayang, berbicara kasar bahkan

sampai main fisik. MY menuturkan bahwa ia pernah

dilempar teko sampai kakinya memar. MY tidak

pernah menceritakan prahara rumah tangganya pada

siapapun,bahkan orangtuanya. Tetapi naluri seorang

ibu kepada anaknya sangat kuat, sehingga orangtua

MY kerap menanyakan keganjilan yang ia lihat dari

anaknya dan mendesak MY agar bercerita tentang hal

yang sebenarnya terjadi.

Akhirnya MY menceritakan semua tindakan

kekerasan yang selama ini dilakukan oleh suaminya.

Sebenarnya ia juga tidak tahan ingin meluapkan

ketertekanan batin yang selama ini ia tutupi, tapi rasa

takut kepada suami dan orangtua menjadikan MY

tetap diam dan seolah-olah tidak terjadi apap-apa.

“sungguh malang nasibmu sayang” ujar

orangtua MY yang baru saja tau bahwa ternyata

selama ini ankanya disakiti. Penyesalan tiada arti

karena semua telah terjadi. Kemudian, masalah ini

diselesaikan secara kekeluargaan dan menghasilkan

Page 37: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

37

suatu keputusan yang memang sebenarnya ini tidak

diinginkan oleh kedua belah pihak keluarga yaitu

perceraian antara MY dan suami.40

Rasa takut MY akan tindakan kekerasan yang

dilakukan suaminya menjadikan MY mantap untuk

bercerai, lalu hidup kembali dengan keluarga yang

menyayanginya meskipun luka-luka bekas sayatan

yang dilakukan sang suami terus membayangi

hidupnya selama beberapa tahun sebelum akhirnya ia

menikah kembali dengan laki-laki pilihanya.

2. Responden DM

DM adalah remaja yang menikah pada 06 juni

2015 dan bercerai pada 28 November 2015. Pernikahan

yang terjadi antara DM dan suami bukan mutlak karena

rasa saling suka , melainkan atas dasar perjodohan

orangtua dari kedua belah pihak keluarga yang

mengantarkan mereka pada pintu pernikahan.41

DM sendiri memang tidak keberatan dengan

perjodohan ini, dia bahkan menerima dengan ikhlas,

karena memang baktinya kepada orangtua sangat dalam.

Namun setelah beberapa bulan berlalu, rumah tangga

yang awalnya harmonis dan romantis ini berubah tegang.

Laki-laki yang menjadi suaminya itu ternyata telah

40

Wawancara dengan AH (Ibu MY) pada 13 Maret 2018. 41

Wawancara dengan DM, Remaja yang bercerai dini di Ds.

Tenjolahang, pada 16 Maret 2017.

Page 38: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

38

memiliki istri sah dan belum pernah diceraikan. Itu

artinya, DM adalah istri kedua dari suaminya tersebut.

Saat itu batin nya terasa sakit, ia merasa dibohongi

oleh suaminya karena menutupi status yang sebenarnya.

Betapa saat itu dirinya merasa hancur, ketika kuliah ia

tinggalkan demi sebuah pengabdian pada laki-laki yang

menjadi suaminya, ternyata cinta kasih tulus DM dibalas

dengan kebohongan dan penghianatan.

Setelah peristiwa ini, DM tak lagi tinggal bersama

suami, ia lebih memilih untuk pulang ke rumah

orangtuanya meskipun percekcokan belum sampai pada

pintu perceraian. DM kemudian menceritakan masalah ini

kepada kedua orangtuanya. Setelah itu kedua keluarga

kumpul dan mencari solusi dari masalah ini. Saat itu, DM

masih mau meneruskan hubungan dengan syarat istri

pertama yang sempat ditinggalkan oleh suaminya itu

diceraikan. Alih- alih istri pertama yang diceraikan,

suaminya malah lebih memilih untuk menceraikan DM.

DM sangat kecewa dengan keputusan ini, ia

terpaksa harus menerima meski sebenarnya ia sangat-

sangat marah dan merasa dipermainkan takdir. Ahirnya

perpisahan itu telah terjadi. Sesal yang kini bersemayam

padanya. Ia mengatakan andai saja saat itu DM menolak

untuk perjodohan, mungkin saat ini ia masih bisa

merasakan masa-masa menjadi mahasiswa, mengajar

Page 39: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

39

MDTA dan juga aktif dari berbagai kegiatan lainnya baik

di ranah kampus maupun masyarakat.

Pasca bercerai dengan suaminya, DM enggan

untuk pergi kemana-mana, karena ia merasa malu dengan

status janda muda, terlebih kepada teman-teman

sekelilingnya yang kebanyakan masih menjalani aktivitas

remaja pada umumnya.

3. Responden YN

YN adalah remaja yang kini berusia 20 tahun. Saat

menikah, ia berusia 14 tahun tepatnya ketika ia kelas 2

SMP yakni sekitar tahun 2012. YN merupakan ABG

kekinian yang sering ikut-ikutan trend zaman sekarang.

Ketiadaan ibu karena bekerja sebagai TKW ke luar negeri

menjadikan YN leluasa dalam bergaul, tidak peduli itu

baik atau buruk. Maka tak heran, jika akhirnya ia putus

sekolah lalu menikah karena sebab kehamilan yang

berasal dari hubungan diluar nikah.42

Hubungan yang melanggar syariat memang tidak

akan pernah bertahan lama, itulah yang dialami oleh YN.

Disaat kandungannya semakin membesar, kondisi emosi

yang tidak stabil, ditinggalkan pula oleh suaminya.

Perginya yang tanpa pamit menjadikan YN semakin stres

dan merasa ia adalah korban yang paling dirugikan. Meski

42

Wawancara dengan YN, Remaja bercerai dini , di Ds. Tenjolahang,

pada 14 Maret 2018.

Page 40: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

40

begitu, YN bertahan sampai akhirnya melahirkan dan

membesarkan anaknya seorang diri.

Ada beberapa hal yang membuat YN semakin tak

sanggup hidup. Yaitu suami yang pergi meninggalkannya,

terbengkalainya pendidikan, penerimaan masyarakat dan

lingkungan terhadapnya juga hal-hal lain yang

menjadikan YN lebih terpuruk seolah tak memiliki arti

hidup.

4. Responden NA

NA adalah remaja yang kini berusia 19 tahun. Saat

menikah, usianya baru mengincak 15 tahun, tepatnya

ketika ia duduk dibangku sekolah menengah kelas tiga.

NA terpaksa berhenti sekolah karena memang ia di Drop

Out oleh pihak sekolah. Saat itu NA tidak menentang,

karena sadar atas tindakan melanggar hukum yang ia

perbuat. Pasca menikah, NA tidak tinggal bersama

ibunya, ia tinggal di kampung dan kecamatan berbeda

yakni bersama kakak perempuannya. Alasan ia tidak

tinggal bersama ibunya karena malu kepada tetangga dan

juga teman-teman sekolahnya. Ia juga tidak tinggal

bersama suaminya karena tepat setelah pernikahan

suaminya pergi mencari kerja dan tidak pernah kembali

sampai sekarang.

Ia pun sebenarnya tidak tahu statusnya sekarang

sudah bercerai atau belum. Tetapi jika orang-orang

Page 41: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

41

bertanya mengenai suaminya, ibunya selalu bilang kepada

NA bahwa saya sudah bercerai dan sekarang sudah tidak

lagi berkomunikasi dengan suaminya. Pasca melahirkan,

NA tinggal kembali bersama ibunya. Usia yang masih

belia serta ketidaktahuan bagaimana mengurus bayi

menjadi alasan ia pulang kembali ke kampung halaman.

Untuk menghilangkan rasa jenuh, NA juga sempat

bekerja keluar kota. Ia bekerja bukan saja untuk mencari

pundi rupiah, tetapi menghindari olok-olokan yang

terlontar dari orang sekelilingnya. Perasaannya terluka, ia

merasa hidupnya tidak ada warna. Disaat yang lain bisa

sekolah dan bekerja ditempat yang layak, ia hanya bisa

meratapi nasib. Sebenarnya NA adalah murid berprestasi,

sejak SD sampai dengan Mts ia selalu meraih juara.

Tetapi, arus pergaulan yang tidak terkontrol membawa ia

pada titik hitam tersebut.43

5. Responden PT

Usia PT saat ini 18 tahun, pengalaman hidup yang

mengerikan menimpanya tahun lalu. Kejadian pahit yang

tidak pernah diinginkan oleh siapapun termasuk dirinya.

Pergaulan bebas dikalangan remaja menjadi PR bagi para

43

Wawancara dengan NA, Remaja bercerai dini, di Ds. Tenjolahang,

pada Maret 17 2018.

Page 42: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

42

orangtua, tenaga pendidik dan masyarakat untuk tidak

terlalu mengacuhkannya.44

Zaman modern yang serba praktis dan canggih ini jika

tidak diperkuat dengan agama, akan merusak pada segala

hal. Dimana sesuatu yang melanggar aturan menjadi

trend, mengonsumsi obat-obatan terlarang bagi remaja

adalah salah satu gaya hidup yang kekinian. Dan yang

lebih mencengangkan adalah remaja yang tidak

melakukan hal itu dianggap tidak normal. PT mungkin

salah satu korbannya. Saat bermain bersama kawan-

kawan sekolahnya, PT diminta untuk minum segelas

minuman yang disinyalir mengandung sesuatu yang

memabukan atau membuat tidak sadar. Ahirnya, hal itu

mendorong kepada perbuatan-perbuatan yang melanggar

hukum.

Setelah kejadian itu, PT dan pasangan nya ini di Drop

Out dari sekolahnya. Kemudian keluarganya terpaksa

menikahkan mereka, namun pasca dinikahkan. Kekasih

yang menjadi suaminya itu tak pernah lagi menemuinya.

Lewat pesan singkat yang dikirim suaminya itu

menunjukan bahwa mereka tidak akan bisa hidup bersama

layaknya pasangan yang telah menikah. PT tidak mampu

berbuat apa-apa selain menyesali diri dengan kehidupan

44

Wawancara dengan PT, Remaja bercerai dini, di Ds. Tenjolahang,

pada 30 Desember 2017.

Page 43: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

43

yang kini ia jalani. Habis manis sepah dibuang ia

mengumpamakan dirinya begitu, dia tidak tahu apakah

kebahagiaan akan datang menyapanya atau justru hal

yang lebih buruk akan datang menimpanya.

6. Responden NG

Usia NG saat ini memang sudah sangat matang,

tetapi kejadian beberapa tahun yang lalu menjadikan ia

masih tetap hidup dalam kesendirian. Saat usianya masih

remaja, ia menikah dengan seorang laki-laki yang masih

berstatus sebagai suami perempuan lain. Dengan dalih

cinta, ia tidak peduli si laki-laki itu sudah beristri atau

belum. Keduanya menikah tanpa sepengetahuan keluarga

dan istri pertama. Setelah pernikahan itu terkuak, istri

pertama suami NG ini meminta agar NG hidup bersama

dengannya. Namun, suaminya menolak dengan berbagai

alasan.45

Singkat cerita, ahirnya NG meminta agar

suaminya menceraikannya. Terkait alasan, NG

menuturkan bahwasanya ada rasa tidak enak dan bersalah

kepada istri pertama suaminya itu. Ia merasa sudah

menjadi benalu diantara mereka. Menurutnya, tidak ada

perempuan yang benar-benar bisa ikhlas dimadu, berbagi

45

Wawancara dengan NG, Remaja bercerai dini, di Ds. Tenjolahang,

pada 18 Maret 2018.

Page 44: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

44

kasih dan cinta dengan perempuan lain, meski itu

dibenarkan tetapi ahirnya NG enggan meneruskan

pernikahannya.

Perceraian sudah terjadi, perasaan NG hancur,

berpisah dengan sosok yang dicinta memang berat. Tetapi

NG konsisten dengan pilihannya. Ahirnya, NG merantau

ke luar kota dan bekerja disalah satu pabrik makanan

ternama. Semua itu dilakukan agar perlahan ia bisa

melepas rasa yang ada dalam dirinya. Menurutnya, ada

yang lebih sulit dari merelakan, yaitu mengembalikan

kepercayaan masyarakat terhadapnya sebagai anggota

masyarakat yang baik, karena tak jarang masyarakan

mencibirnya dengan mencap bahwa NG adalah perebut

suami orang atau dalam bahasa kekiniannya disebut

dengan istilah pelakor. Selain itu, ia juga merasa

khawatir akan penerimaan laki-laki yang suatu saat ingin

menikah dan membina rumah tangga dengannya. Ia

merasa, bahwa tindakan konyol atas dalih cinta ini

membuatnya hidup dengan hanya mengikuti arus tanpa

bisa melakukan sesuatu yang lebih baik.

Page 45: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

45

B. Penerapan Pendekatan Logoterapi Berbasis Islam dalam

Menemukan Makna hidup atau Hikmah pada ke-6

Responden.

1. Responden MY

Nama

Responden

MY

Pertemuan ke-

1

A. Tahap Analisis :

1. Menjelaskan maksud

kedatangan

2. Menanyakan gambaran

masalah yang dihadapi klien

3. Menanyakan apakah klien

bersedia untuk menjalani

proses konseling

Pertemuan ke-

2

B. Tahap Diagnosis

1. Menanyakan kembali

masalah klien secara

mendalam

2. Membuat suasana menjadi

nyaman dan santai

3. Meyakinkan klien untuk

menjalani proses konseling

Logoterapi berbasis Islam

4. Menanyakan penyebab

perceraian, kondisi

Page 46: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

46

psikologis klien pasca

bercerai, masalah- masalah

yang timbul pasca bercerai

serta bagaimana klien

memaknai kehidupannya

Pertemuan ke-

3

C. Tahap Konseling

1. Melakukan proses konseling

(tahap penyelesaian

masalah)

Pertemuan ke-

4

1. Kesimpulan dari proses

konseling

a. Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilakukan di rumah MY

pada siang hari. Pertemuan ini berlangsung selama

satu jam. Pada pertemuan pertama ini, karena memang

sudah saling kenal, jadi peneliti hanya menjelaskan

maksud kedatangan dan menanyakan gambaran

masalah atau pengalaman hidup yang pernah dilalui

oleh MY. Kemudian, peneliti menanyakan kesiapan

MY untuk melakukan proses konseling. Setelah MY

mengiyakan maka dihari berikutnya peneliti mulai

menjalankan misi.

Page 47: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

47

b. Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua ini, proses konseling

dilakukan masih ditempat yang sama yaitu rumah

MY. Pada kesempatan ini, yang dilakukan peneliti

adalah membuat suasana menjadi santai agar klien

merasa nyaman dan mau terbuka serta menceritakan

masalahnya tanpa ada yang ditutup-tutupi.

Adapun cara konseli dalam menciptakan

suasana menjadi santai adalah dengan berbicara santai

(ngobrol) dengan bahasa sehari-hari tapi tidak keluar

dari bahasan. Kemudian peneliti meyakinkan klien

dengan mengatakan bahwa masalah ini akan dijaga

kerahasiaannya, karena dalam Bimbingan Konseling

ada asas yang mesti dijunjung tinggi oleh konselor

salah satunya adalah asas kerahasiaan, yaitu suatu asas

dimana konselor menjaga permasalahan klien yang

sangat privasi dan berusaha untuk tidak

menceritakannya pada siapapun kecuali darurat.46

Selanjutnya, peneliti juga menjelaskan bahwa

ini hanya sharing saja, tidak ada maksud terselubung

apalagi merugikan klien. Kemudian MY bercerita

terkait pengalaman hidupnya dari mulai ia melakukan

pernikahan sampai ahirnya harus bercerai diusia yang

masih muda. Kemudian MY juga menceritakan

46

Agus Sukirno, Pengantar Bimbingan dan Konseling Islam (Banten,

A-Empat, 2014), p. 80

Page 48: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

48

permasalahan-permasalahan baru pasca perceraian,

seperti adanya rasa malu, menyesal dan lain

sebagainya sebagaimana yang telah dijelaskan pada

halaman sebelumnya.

Pada pertemuan ini, peneliti benar-benar

memaksimalkan menggali informasi seputar

perceraian dan kondisi serta respon atau pandangan

MY mengenai kehidupan yang saat itu ia lalui. Meski

kini MY telah menikah kembali dengan laki-laki

pilihannya dan telah dikaruniai satu anak, bayang-

bayang penyesalan terhadap takdir yang harus ia

terima itu sangat berat dan sempat membuatnya

terpuruk.

c. Pertemuan ketiga

Dipertemuan ketiga ini, peneliti mulai

melakukan proses konseling. Dari permasalahan-

permasalahan yang dialami MY, pertama peneliti

memberikan pemahaman bahwa sebenarnya setiap

individu termasuk MY itu memiliki kemampuan untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Sejatinya

manusia itu diuji sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki. Ini dilakukan agar MY merasa percaya diri

dan bisa menghadapi jika bayang-bayang masa lalu itu

datang kembali.

Page 49: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

49

Kemudian untuk beberapa pengalaman hidup

yang dialami MY seperti perjodohan, pernikahan,

kekerasan dan perceraian peneliti menanyakan

seberapa jauh MY bisa menerima dan memaknainya.

MY mengungkapkan bahwa ia tidak pernah

menyangka akan mendapatkan pengalaman hidup

yang amat sangat berliku, perjodohan yang tidak

diinginkan yang kemudian berlangsung pada

pernikahan, meski sempat menerima dan beranggapan

ini yang terbaik, namun itu terpatahkan dengan adanya

tindak kekerasan yang dialami oleh MY sehingga

menghantarkannya pada perceraian. Sampai saat

inipun ia tak habis fikir kenapa itu bisa terjadi

padanya.

Dari pandangan MY terkait sejauh mana ia

mampu memaknai pengalaman hidup memang

sepertinya belum sepenuhnya termaknai. Meski saat

ini ia telah bahagia bersama keluarga barunya,

faktanya bayang-bayang masa lalu itu kerap hadir.

Dalam hal ini peniliti memberikan penguatan dan

pemahaman bahwa segala hal yang terjadi pada hidup

semata untuk menjadikan lebih baik.

Pahitnya hidup yang dialami akan terasa manis

jika kita selalu berpandangan positif terhadap takdir-

Nya. Sesuatu yang menyakitkan seperti kekerasan dan

Page 50: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

50

perceraian, jika kita yakin bahwa Allah pasti selipkan

hikmah yang tersingkap dibaliknya maka bukan tidak

mungkin kita akan tetap tegar, karena tau bahwasanya

ada kebaikan dibaliknya. Kunci untuk tetap bahagia

ditengah badai kehidupan adalah dengan meyakinkan

diri bahwa sesuatu yang terjadi ini membawa pesan

baik, senantiasa menjalaninya dengan sabar dan juga

syukur kepada Allah. Sabar menjadikan seseorang

sampai pada syukur dan syukur membawa seseorang

pada puncak kebahagiaan.

d. Pertemuan keempat

Pertemuaan keempat ini menjadi pertemuan

terahir dalam proses konseling ini, peneliti

menanyakan kabar dan kondisi pasca konseling.

Seperti, adakah perubahan atau pencerahan yang

membuat klien lebih damai. Kemudian MY

menuturkan, bahwa pasca konseling atau sharing

bersama peneliti ia merasa lebih tenang, karena

memang selama ini ia butuh sosok selain orangtua

untuk mau mendengarkan dengan tulus cerita

hidupnya yang terpendam. MY membenarkan bahwa

ia merasa mendapatkan pencerahan terkait

pengalaman hidupnya, yakni seburuk apapun

pengalaman hidup kita, pasti akan selalu ada hikmah

Page 51: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

51

baik yang terkandung di dalamnya. Benar,

bahwasanya Allah menciptakan atau

menganugerahkan sesuatu itu pasti ada sisi baiknya.

Dan MY percaya bahwa setiap jalan hidup yang ia

terima pasti bisa dilalui.47

2. Responden DM

Nama Responden DM

Pertemuan ke-1 A. Tahap Analisis

1. Menjelaskan maksud

kedatangan peneliti

2. Menanyakan apakah klien

bersedia untuk melakukan

proses konseling

3. Menanyakan masalah yang

dihadapi

Pertemuan ke-2 B. Tahap Analisis dan Diagnosis

1. Membuat suasana menjadi

nyaman dan santai

2. Menanyakan kembali

masalah klien secara

mendalam

Pertemuan ke-3 C. Tahap Konseling

1. Melakukan proses

47

MY (Remaja yang bercerai dini), diwawancarai oleh peneliti, Ds.

Tenjolahang, pada Maret 2018, pukul 16.00

Page 52: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

52

konseling (penyelesaian

masalah klien) dengan

penerapan Logoterapi

berbasis Islam

Pertemuan ke-4 1. Kesimpulan dari proses

konseling

a. Pertemuan pertama

Pada pertemuan pertama ini antara DM dan

peneliti tidak melakukan sesi perkenalan, karena

memang sebelumnya telah kenal dan bisa dikatakan

sangat dekat. Jadi, yang peneliti lakukan adalah

menjelaskan maksud dan tujuannya datang

berkunjung ke rumah DM. akhirnya, DM menyetujui

untuk melakukan proses konseling.

Setelah DM menyetujui untuk konseling, maka

peneliti mulai melakukan wawancara seputar

permasalahan dan pengalaman perceraian yang

dialami oleh DM. ketika DM menceritakan lika-liku

rumah tangganya, nada kekecewaan dan kekesalan

masih terlihat jelas dari bagaimana DM menjelaskan

masalah yang ia alami. Berat memang, diusia yang

masih sangat muda dalam membina rumah tangga,

ditambah dengan tindakan pembohongan yang

Page 53: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

53

dilakukan pasangannya, jelas ini bukanlah hal yang

mudah untuk dilalui.

b. pertemuan kedua

merefleksi pengalaman di masa lalu yang

menyedihkan memang sangat sensitif, maka dari itu

peneliti berusaha menciptakan suasana yang enjoy

agar klien merasa nyaman sehingga mau berbagi kisah

dengan tidak setengah-setengah. Adapun cara yang

ditempuh adalah mencari lokasi wawancara yang

menurut DM pas untuk menceritakan pengalamannya

yang sangat privasi ini. Kemudian, peneliti juga

meyakinkan DM bahwa dengan ia berbagi kisah, akan

memberikan pelajaran baru bagi yang mendengarkan,

selain itu juga pasti akan timbul perasaan lega.

DM ahirnya bercerita tentang kisahnya ini

pada peneliti, emosinya tumpah, seolah-olah ia benar

berada pada masa itu kembali. Sesekali ia terisak dan

langsung menyeka air matanya. Peneliti paham betul

tentang apa yang dirasakan kliennya ini. Terlebih

dengan kalimat penutup yang tertutur dari DM, yaitu

bahwa dihatinya masih ada sesal dan kecewa dengan

takdirnya. Jarak antara pernikahan dan perceraiannya

yang begitu singkat adalah kisah yang paling

menguras emosi dan membuat masa depannya hancur.

Page 54: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

54

c. Pertemuan ketiga

Setelah selesai tahap analisis dan diagnosis

mengenai masalah, ahirnya dipertemuan ketiga ini

peneliti mulai melakukan proses konseling dengan

penerapan Logoterapi berbasis Islam. Mula-mula DM

diberikan penguatan bahwa seseorang yang pernah

dikhianati atau dibohongi akan selalu menjunjung

tinggi kejujuran dan kepercayaan, dan peneliti rasa

DM akan selalu menjunjung tinggi hal baik tersebut.

Hal ini dilakukan agar rasa tidak terima karena

dibohongi dalam pernikahan tidak klien lakukan pada

orang lain.

Selanjutnya, agar klien mampu memaknai

kehidupan, baik yang telah berlalu ataupun yang akan

datang secara positif, maka klien diajak untuk sama-

sama membaca setiap keadaan dengan hati. Hati yang

suci akan selalu memancarkan fikiran dan perbuatan

baik. Mengenal diri menjadi kunci kebahagiaan

hakiki. Karena dengan mengenal diri, berarti

merenungi tentang tujuan penciptaan manusia beserta

ujian-ujian yang membersamainya. Jika manusia

mampu melaluinya dan dapat mengambil hikmah dari

pada ujian tersebut, maka ia berhasil memaknai

kehidupannya dengan positif. Allah Subhanahu

Page 55: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

55

wataala berfirman dalam Quran surat Al-Ankabut ayat

2

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan “kami telah beriman”,

sedangkan mereka tidak diuji lagi”. (QS. 29: 2)

d. Pertemuan keempat

Setelah proses konseling selesai, maka

dipertemuan ke-4 ini peneliti menanyakan kabar DM

pasca melakukan proses konseling. Jika sebelumnya

DM merasa bahwa ia dipermainkan takdir maka

setelah mendapatkan konseling dengan pendekatan

Logoterapi apakah masih sama atau justru ada

perubahan.

DM menuturkan secara santai, bahwa

pemaknaan ia selama ini terhadap takdir Allah keliru.

Karena sejatinya apapun yang Allah anugerahkan

kepada makhluknya itu mengandung hikmah luar

biasa. Dari masalah rumah tangga ini, Allah

memperlihatkan kepada saya tentang apa yang

disembunyikan oleh suami saya. Dan kini, perceraian

Page 56: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

56

bukan lagi sesuatu yang menyakitkan, justru dari sini

saya bisa menata hidup dengan lebih baik.48

3. Responden YN

Nama

Responden

YN

Pertemuan

ke-1

A. Tahap Analisis

1. Menjelaskan maksud

kedatangan peneliti

2. Menanyakan gambaran

masalah yang dihadapi

klien

3. Menanyakan apakah klien

bersedia untuk menjalani

proses konseling

Pertemuan

ke-2

B. Tahap Diagnosis

1. Membuat suasana menjadi

nyaman dan santai

2. Menanyakan kembali masalah

klien secara mendalam

3. Menanyakan penyebab

perceraian, kondisi psikologis

klien pasca bercerai, masalah-

masalah yang timbul pasca

48

DM (Remaja yang bercerai), diwawancarai peneliti, Ds.

Tenjolahang, Pada 14Maret 2018, pukul 13.00

Page 57: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

57

bercerai serta bagaimana klien

memaknai kehidupannya

Pertemuan

ke-3

4. Tahap Konseling

1. Melakukan proses

konseling (penyelesaian

masalah klien)

Pertemuan

ke-4

5. Tahap Konseling

1. Melkukan proses

konseling (pembekalan

untuk mempersiapkan

rumah tangga )

Pertemuan

ke-5

1. Kesimpulan dari proses

konseling

a. Pertemuan pertama

Sebagaimana yang dilakukan peneliti pada

responden-responden yang lain, dipertemuan

pertama ini hanya menjelaskan maksud

kedatangan peneliti ke tempat YN. Setelah

keadaan lebih cair, peneliti mulai membuka

obrolan dengan tidak telalu tho the point pada

masalah perceraian, hal ini dilakukan bertujuan

agar klien merasa nyaman. Jika perasaan nyaman

Page 58: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

58

itu telah hadir, maka biasanya klien akan lebih

mendominasi pembicaraan. Pembicaraan kali ini

semakin menarik, karena memang sosok YN ini

sangat welcome. Lalu, peneliti bertanya pada YN

terkait kesiapaannya untuk melakukan proses

konseling bersama peneliti. Dan Alhamdulillah,

klien menyatakan kesiapannya untuk melakukan

konseling.

b. Pertemuan kedua

Sebagaimana dipertemuan sebelumnya,

peneliti selalu berusaha membangun komunikasi

serta situasi yang nyaman agar klien mau bercerita

lebih dalam mengenai peermasalahannya. Adapun

cara yang dilakukan adalah dengan memilih

tempat yang membut klien rileks. Akhirnya YN

mengusulkan untuk ngobrol di tepian saung sawah

miliknya, menurutnya disana tempat yang sangat

nyaman.

Peneliti kemudian bertanya kepada YN

secara mendalam tentang perceraian yang dialami

olehnya di usia yang masih sangat muda serta

bagaimana YN memaknai semua yang terjadi.

Tanpa basa basi YN bercerita tentang apa yang

dialami olehnya. Ditinggal pergi ke luar negeri

untuk bekerja dan bapak yang bekerja sebagai

Page 59: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

59

sopir truk, memang membuat YN selalu sendiri, ia

hanya menerima uang sebagai bekalnya

bersekolah tanpa ia terima perhatian dan cinta dari

orangtua. Hal ini membuat YN merasa sepi

sehingga ia memilih dunia luar untuk

mendapatkan yang tidak ia terima dari

orangtuanya.

Namun, pergaulan bebas itu menyeretnya

pada sebuah kenyataan yang lebih pahit dari

sebelumnya. Saat itu jiwanya benar-benar

terguncang, ketiadaan orangtua disisinya,

kehamilan yang tidak pernah diinginkan, membuat

YN benar-benar terpuruk dan tidak tahu harus

berbuat apa. Akhirnya, ia menikah dengan

kekasihnya, namun ternyata ia sama sekali tidak

mendapatkan kebahagiaan. Selepas pernikahan,

kekasihnya itu pergi meninggalkan dirinya tanpa

pernah mengabari sehingga sampai anak yang

dikandung YN ini terlahir, ada sebuah surat

perceraian yang dilayangkan suaminya kepada

YN.

Sebagai perempuan, peneliti bisa

merasakan bagaimana perasaan YN saat itu. Dan

memang, ketika kita memilih hidup dengan

menentang ketentuan hukum, akan lebih banyak

Page 60: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

60

mendatangkan kemadharatan. Bagaimanapun, ini

adalah konsekuensi hidup yang harus diterima

YN. Ia menuturkan bahwasannya yang

menyakitkan dari kejadian ini adalah kehilangan

kepercayaan dari masyarakat. YN benar-benar

malu terhadap apa yang telah dia lakukan.

Kejadian ini membuat YN kehilangan berbagai hal

seperti teman, pendidikan, karir dan juga

kebahagiaan.

c. Pertemuan ketiga

Setelah mendengarkan dan juga merefleksi

perasaan serta pengalaman yang pernah dialami

YN, dipertemuan ketiga ini mulailah dilakukan

proses konseling (penyelesaian masalah). Mula-

mula, peneliti memberikan pemahaman

bahwasanya seseorang yang pernah berbuat

kesalahan di masa lalu bukan berarti tak memiliki

masa depan lebih baik. Terlebih jika seseorang itu

mau bertaubat kepada Allah dengan sebenar-

benarnya taubat, maka bukan tidak mungkin Allah

akan memberikannyaa kehidupan lebih baik dari

sebelumnya. Dengan YN mendekatkan diri kepada

Allah, berusaha untuk taqwa, maka sangat mudah

bagi Allah untuk mengembalikan kepercayaan

masyarakat kepada YN.

Page 61: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

61

Peneliti menyarankan kepada YN untuk

mulai kembali memabangun hubungan baik

dengan Allah dan manusia. Caranya dengan selalu

ikut serta bergabung pada acara kemasyarakatan,

baik gotong royong, pengajian dan lainnya, itulah

arti dari kebahagiaan hidup yang sebenarnya, yaitu

ketika kita mampu menjalin hubungan baik

dengan makhluk dan Penciptanya.

d. Pertemuan keempat

Berbeda dengan responden lainnya, YN

meminta peneliti untuk mau melakukan sharing

terkait persiapan membangun rumah tangga yang

baik. Pasalnya, ia ternyata telah dilamar kembali

oleh laki-laki yang menyatakan siap menerima YN

apa adanya, tanpa melihat status dan masa lalu

YN. Peneliti ikut berbahagia dengan kabar baik

ini. Sesuai dengan permintaan YN, maka penelti

pun menyanggupi untuk sekedar sharing mengenai

persiapan membangun rumah tangga yang baik.

Berbekal pengetahuan yang dimiliki,

penelitipun menuturkan bahwa untuk

mempersiapkan rumah tangga yang baik adalah

dimulai dari memperbaiki kualitas diri sendiri,

maka bukan tidak mungkin Allah akan

anugerahkan pasangan yang baik juga kepada kita,

Page 62: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

62

sebagaimana Firman-Nya dalam Al quran surat

An-Nur: 26

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk

laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk

wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita

yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan

laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita

yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih

dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang

menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki

yang mulia (surga)”. (QS. 24: 26).

Selain itu, cobalah untuk berkonsultasi

dengan konselor pra nikah agar tergambar

bagaimana perencanaan di masa mendatang guna

tercipta rumah tangga sakinah, mawaddah,

warahmah.

e. Pertemuan kelima

Pada pertemuan ini, peneliti bertanya

kepada YN bagaimana perasaanya setelah

menjalani proses konseling. Peneliti meminta agar

klien menjawab dengan apa adanya tanpa dilebih-

lebihkan. YN menjawab bahwa ia sangat senang

Page 63: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

63

karena ada yang mau menemui serta

mendengarkan cerita hidupnya yang kelam. Ia

sempat berfikir bahwa semua masyarakat

membenci dan tidak lagi peduli padanya, tetapi

ternyata ada yang mau membangunkannya

kembali untuk hidup sebagaimana masyarakat

pada umumnya.

YN, menuturkan bahwa ada rasa percaya diri

yang tumbuh ketika peneliti memberikan penguatan

dengan pemahaman bahwa kebahagiaan yang

sebenarnya akan didapat apabila kita mau

memperbaiki hubungan dengan Allah dan

makhluknya. setelah ini, YN akan kembali mengikuti

rutinitas atau kegiatan bersama masyarakat

sebagaimana dulu sebelum kejadian itu

menghampirinya. Ia juga menuturkan bahwa telah

memulai kembali belajar mengaji. Terlebih karena YN

akan menikah kembali, maka YN sangat

mengharapkan bahwa laki-laki yang datang kali ini

mampu membawanya lebih baik.49

pertemuan dengan YN dilakukan sebanyak 5

kali, yang kemudian membawa klien pada perubahan

yang lebih baik. Semua tidak lepas dari campur tangan

49

YN (Remaja yang bercerai dini) , diwawancara oleh peneliti, ds.

Tenjolahang pada maret 2018, pukul 13.00

Page 64: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

64

Yang Kuasa dan juga tekad klien sendiri untuk

menemukan kebahagiaan hidup.

4. Responden NA

Nama

Responden

NA

Pertemuan

ke-1

A. Tahap Analisis

1. Menjelaskan maksud

kedatangan peneliti

2. Menanyakan gambaran

masalah yang dihadapi

klien

3. Menanyakan apakah klien

bersedia untuk menjalani

proses konseling

Pertemuan

ke-2

B. Tahap Diagnosis

1. Menanyakan kembali

masalah klien secara

mendalam

2. Membuat suasana menjadi

nyaman dan santai

3. Menanyakan penyebab

perceraian, kondisi

psikologis klien pasca

bercerai, masalah-

masalah yang timbul

Page 65: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

65

pasca bercerai serta

bagaimana klien

memaknai kehidupannya

Pertemuan

ke-3

C. Tahap Konseling

1. Melakukan proses

konseling (penyelesaian

masalah klien)

Pertemuan

ke-4

1. Kesimpulan dari proses

konseling

a. Pertemuan pertama

Pada pertemuan pertama, peneliti

mengunjungi NA ke rumahnya, tetapi NA sedang

tidak di rumah, kemudian ibunya mengantarkan

peneliti ke kebun timun, di sana ternyata NA

berada. Kemudian peneliti menjelaskan maksud

dan tujuan mengunjunginya. Ditemani sang ibu

peneliti juga meminta kesediaan NA untuk

melakukan proses konseling terkait problem yang

dihadapi NA. NA beserta ibunya menyetujui.

Akhirnya, peneliti mencoba untuk menggali

informasi awal mengenai kasus perceraiannya

dengan sang suami. Setelah dirasa cukup, maka

peneliti pamit untuk pulang dan wawancara akan

dilanjutkan keesokan harinya.

Page 66: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

66

b. Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua, peneliti bertanya

lebih dalam mengenai kasus perceraian NA, tak

lupa juga peneliti berusaha menciptakan suasaana

nyaman agar klien menceritakan masalahnya

dengan tidak ada yang ditutup-tutupi. Adapun

caranya sama seperti beberapa responden yang

sudah diwawancara oleh peneliti.

Kemudian NA bercerita dari awal

pernikahannya sampai akhirnya ia memutuskan

untuk bercerai dari suaminya setelah bertahun-

tahun tidak pernah diberikan nafkah dan kabar

mengenai dimana suaminya berada. Berbeda

dengan responden sebelumnya yang sangat berapi-

api dalam menceritakan masalahnya, NA terlihat

tanpa ekspresi, pandangannya kosong. Setelah

ditanya, NA menjawab ia tidak tahu lagi

menjelaskan rasanya ini. NA merasa beban hidup

yang ia jalani sangat berat, tidak tahu lagi

bagaimana caranya bahagia.

Ijazah yang dimiliki hanya SD, Dunia

terlalu sulit ditembus dengan hanya selembar

ijazah SD. Melamar di perkantoran sudah pasti

ditolak, pabrik juga sama, ujung-ujungnya pasti

pembantu rumahtangga. Sampai di sini, barulah

Page 67: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

67

emosinya terlihat, ia menangis, dan dalam

tangisnya terlihat sisa-sisa penyesalan,

kekecewaan dan keputusasaan. Peneliti mengakui

ini memang berat, apalagi di usia NA yang masih

muda, saat remaja seusianya masih melakukan

aktifitas untuk mengembangkan bakat minatnya,

NA sibuk di kebun, mengurusi untuk sekedar

memberi pupuk, menyiramnya hingga siap

dipanen, begitu seterusnya.

c. Pertemuan ketiga

Setelah mendengar permasalahan yang

dialami NA, tibalah saatnya penyelesaian masalah.

Pada pertemuan ini peneliti coba memberikan

motivasi untuk NA agar mempunyai semangat

hidup dan mau keluar dari zona nyaman.

Berdasarkan pernyataan yang dituturkan NA di

pertemuan kedua, maka ada dua inti masalah yang

ia belum bisa memecahkannya. Pertama, ia belum

menemukan cara bahagia. Maka, peneliti

memberikan pandangan bahwasanya kebahagiaan

yang hakiki ada pada kehidupan yang sebenarnya

yaitu akhirat. Namun, untuk sampai kesana kita

harus melalui hidup yang sekarang, dan di sinilah

tempat kita berladang kebaikan untuk nanti

memetik bahagia.

Page 68: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

68

Adapun salah satu cara berladang adalah

dengan terus melakukan apa yang diperintahkan

serta menjauhi larangan-Nya. Mensyukuri dan

berdamai dengan apapun yang dikaruniakan Allah

adalah salah satu kunci untuk bahagia. Firman

Allah dalam Quran surat Ibrahim: 7

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu

memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur

atas nikmat-Ku maka akan Kutambah nikmat

kepadamu dan apabila kamu ingkar maka

sungguh Azab-Ku sangat pedih”. (QS. 14: 7)

Hidup di abad modern dengan persaingan

dunia kerja yang sangat ketat, ijazah saja tidak

cukup tanpa didukung dengan kemampuan yang

dimiliki. Jika ijazah tidak mampu membeli

kebahagiaan dunia, maka belilah dengan do’a dan

sujud kita kepada Sang Pemilik Dunia yaitu Allah.

Dengan begitu, mudah bagi Allah memberikan

kecukupan bagi hamba-Nya. Firman Allah dalam

Quran surat Ath-Thalaq: 2-3

Page 69: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

69

....

“…. Barang siapa bertaqwa kepada Allah

niscata Dia akan mengadakan baginya jalan

keluar”dan memberinya rezeki dari arah yang

tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang

bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan

mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya

Allah melaskanakan urusan yang

(dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah

mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”

(QS.65: 2-3)

d. Pertemuan Keempat

Setelah melakukan proses konseling dan

memberikan solusi yang sesuai dengan

permasalahannya. NA menuturkan bahwa hidup

akan bermakna jika selalu dekat dengan Sang

Pencipta dan itulah sumber bahagia sesungguhnya.

Dengan selalu meragap diri dari apa yang terjadi,

pasti akan menjadikan kita pribadi yang lebih

Page 70: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

70

baik.50

Koreksi diri sangat perlu dilakukan oleh

siapapun. Hal ini akan membuat seseorang

bertaubat dan semakin kukuh saat berhadapan

dengan takdir, sehingga ia tetap sadar bahwa hal

apapun yang menimpa diri merupakan

konsekuensi dari apa yang dilakukan.51

Kata yang menurut NA tidak akan pernah

ia lupa bahkan akan selalu memotivasi ia adalah

“belilah dunia dengan doa dan sujud kepada Sang

Pemilik Dunia”. Kini ia percaya bahwa sesuatu

akan menjadi sangat mungkin dengan ikhtiar dan

doa kepada Allah.

Firman Allah dalam Qs. Al- Mu’min: 60

“Dan Tuhanmu berfirman: “berdoalah

kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.

Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan

diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka

jahannam dalam keadaan hina”. (QS. 40: 60).

50

NA (Remaja bercerai dini),diwawancara oleh peneliti, ds.

Tenolahang pada Maret 2018, pukul 09.00 51

Atik Fikri Ilyas dan Abdi Pemi Karyanto, Mensyukuri Musibah

“Agar semua menjadi rahmat” (Jakarta: Nakhlah Pustaka, 2008), p. 109

Page 71: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

71

5. Responden PT

Nama

Responden

PT

Pertemuan

ke-1

A. Tahap Analisis

1. Menjelaskan maksud

kedatangan peneliti

2. Menanyakan gambaran

masalah yang dihadapi

klien

3. Menanyakan apakah klien

bersedia untuk melakukan

proses konseling

Pertemuan

ke-2

B. Tahap Diagnosis

1. Menanyakan kembali

masalah klien secara

mendalam

2. Membuat suasana menjadi

nyaman dan santai

3. Menanyakan penyebab

perceraian, kondisi

psikologis klien pasca

bercerai, masalah-

masalah yang timbul

pasca bercerai serta

bagaimana klien

Page 72: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

72

memaknai kehidupannya

Pertemuan

ke-3

C. Tahap Konseling

1. Melakukan proses

konseling (penyelesaian

masalah klien)

Pertemuan

ke-4

1. Kesimpulan dari proses

konseling

a. Pertemuan pertama

Pada pertemuan pertama, peneliti mencoba

untuk mengunjungi PT, melihat keadaanya yang

semenjak peristiwa itu terjadi, ia tidak pernah

terlihat keluar rumah. Menurut para tetangga dekat

rumahnya, PT sering terlihat duduk melamun di

depan rumah, jika ada teman sekolah atau banyak

orang, PT langsung masuk ke dalam rumah.

Alhamdulillah PT mau menerima kedatangan

peneliti, meski memang ia terlihat malu dan

enggan balas menatap peneliti. Setelah membuka

obrolan dan menjelaskan kedatangan peneliti ke

rumahnya, kemudian peneliti bertanya terkait

kabar peceraian yang dialami oleh PT serta

mengajaknya untuk melakukan proses konseling.

Akhirnya PT mau diajak untuk wawancara dan

melakukan konseling.

Page 73: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

73

e. Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua ini peneliti bertanya

lebih dalam mengenai problem yang tengah PT

hadapi. Peneliti juga berusaha menciptakan

suasana santai dan nyaman. agar PT merasa tenang

dan mau bercerita. Serta sejauh mana PT mampu

memaknai kehidupannya dengan positif. Miris

memang, pergaulan bebas menyebabkannya

berhenti sekolah dan harus menikah serta

ditinggalkan suami dalam keadaan hamil.

Hari-hari yang PT lalui ia akui sangat

hampa. PT membutuhkan sosok yang membuatnya

bangkit, ketiadaan ibu disisinya menjadikan hari yang

dilaluinya kini sangat sepi, teman-teman mainnya juga

tidak lagi membersamainya. Ia menuturkan bahwa

kehilangan oran-orang di sekelilingnya itu

menyedihkan. Dan mereka pergi karena takdir buruk

yang menimpanya.

f. Pertemuan ketiga

Setelah mendengarkan permasalahan yang

PT alami, maka dipertemuan ketiga ini proses

konseling dimulai. Setidaknya ada 3 permasalahan

yang membayang-bayangi hidupnya, pertama

adalah rasa malu kepada keluarga dan orang-orang

di sekitarnya atas perbuatan yang telah ia lakukan.

Page 74: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

74

Di sini peneliti memberikan pemahaman dan

penguatan bahwasanya, tidak ada manusia yang

sempurna dan benar-benar bersih dari dosa, setiap

manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan

kekhilafan. Dan untuk menebus semua

kesalahannya itu adalah dengan bertaubat kepada

Allah.

Permasalahan kedua adalah keterpukulan PT

karena ditinggalkan oleh orang-orang di

sekelilingnya. Ditinggalkan teman-teman bukanlah

suatu bencana besar, karena kerugian dan

kesedihan yang paling besar adalah ketika jauh

dan meninggalkan Allah. Sebagaimana tadi yang

telah disampaikan peneliti, mendekatkan diri dan

bertaubat adalah cara untuk memperbaiki

kesalahan.

Dengan seseorang mendekati Allah maka

bukan hal yang mustahil jika Allah akan dekatkan

kembali orang-orang yang telah meninggalkan

tersebut. Ketika seseorang yang bermkasiat kemudian

ia mampu istiqomah dengan ajaran Islam dan amal

shalihnya, maka itulah kebahagiaan yang sebenar-

benarnya.52

Kemudian Peneliti juga memberikan

pemahaman bahwasanya tidak ada takdir buruk yang

52

A’idh, Al qarNi, Selagi Masih Muda (Solo: Aqwam, 2010),p. 221-

222

Page 75: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

75

Allah kirimkan untuk hamba-Nya. Sesungguhnya

individu itulah yang menjadikannya tidak baik. Selalu

berpandangan positif terhadap takdir yang dialami

menjadikan seseorang lebih sabar, syukur dan

bahagia. Firman Allah dalam Qs. Al- Imran: 165

“Dan mengapa ketika kamu ditimpa

musibah (pada perang uhud), padahal kamu telah

menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada

musuh-musuhmu (pada peperangan badar), kamu

berkata, “darimana datangnya (kekalahan) ini ?

”katakanlah”, “itu dari (kesalahan) dirimu

sendiri.” sesungguhnya Allah maha kuasa atas

segala sesuatu”. (QS. 3: 165).

g. Pertemuan keempat

Setelah melakukan proses konseling, maka

dipertemuan keempat ini peneliti menanyakan

kepada klien apakah ada setitik kecerahan atau

perubahan positif yang dialami PT pasca

melakukan konseling. Pada kesempatan ini PT

menuturkan bahwa ia sangat senang karena ada

yang mau bertemu dan mendengarkan

masalahnya.

Page 76: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

76

PT juga menuturkan bahwa ia merasa

dibukakan dari pemaknaannya yang keliru terhadap

takdir hidup yang ia terima. Ia mengakui semua yang

terjadi ini karena sebab kesalahannya, tetapi dari sini

PT mau belajar untuk memperbaiki kesalahan dan

lebih giat lagi dalam beribadah sebagai wujud

penghambaan diri serta upaya untuk menjadi pribadi

yang lebih baik.53

Firman Allah Subhanahu Wata’ala

dalam Qs. As-Syura: 30

“Dan musibah apa saja yang menimpa kamu, maka

adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.

Dan Allah memaafkan sebagian besar (dari

kesalahan-kesalahanmu)”. (QS. 42: 30).

6. Responden NG

Nama

Responden

NG

Pertemuan

ke-1

A. Tahap Analisis

1. Menjelaskan maksud

kedatangan peneliti

2. Menanyakan apakah klien

53

PT (Remaja bercerai dini), diwawancara oleh peneliti, Ds.

Tenjolahang pada Maret 2018,pukul 09.00

Page 77: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

77

bersedia untuk melakukan

proses konseling

3. Menanyakan gambaran

masalah yang dihadapi

klien

Perteuan ke-2 B. Tahap Diagnosis dan

Konseling

1. Membuat suasana menjadi

nyaman dan santai .

2. Menanyakan kembali

masalah klien secara

mendalam

3. Menanyakan penyebab

perceraian, kondisi

psikologis klien pasca

bercerai, masalah- masalah

yang timbul pasca bercerai

serta bagaimana klien

memaknai kehidupannya

4. Melakukan proses

konseling dengan

pendekatan Logoterapi

berbasis Islam

Pertemuan

ke-3

1. Kesimpulan proses konseling

Page 78: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

78

a. Pertemuan pertama

Pada pertemuan pertama, tentu yang

dilakukan peneliti adalah menjelaskan maksud dan

tujuan kedatangannya serta menanyakan kepada

klien terkait kesiapannya untuk menjalani proses

konseling. Setelah ada kesepakatan antara peneliti

dan klien, barulah peneliti bertanya terkait

gambaran umum masalah yang dihadapi oleh

klien.

Adapun inti masalah itu sama halnya

dengan responden-responden sebelumnya, yaitu

perceraian. Namun, setiap responden tentunya

memiliki cerita dan pengalaman yang berbeda-

beda. Adapun NG, masalah yang ia alami pasca

bercerai adalah bagaimana ia bisa berdamai

dengan takdirnya, merelakan, mengikhlaskan itu

menurutnya tidak mudah. Hal itu ditambah lagi

cibiran-cibiran masyarakat yang semakin

membuatnya down.

b. Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua ini, peneliti

mencoba bertanya lebih dalam terkait

permasalahannya dan sejauh mana klien mampu

menerima dan tetap berhusnudzan terhadap apa-

apa yang ia terima sebagai takdir hidupnya.

Page 79: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

79

Tentunya, sebelum hal itu jauh dilakukan peneliti

selalu berusaha untuk menciptakan suasana yang

santai agar klien merasa nyaman.

Sebagaimana yang telah NG jelaskan di

halaman sebelumnya, bahwsanya ia memutuskan

untuk bercerai dari suaminya karena rasa tidak

enak terhadap istri pertamanya. Menurut NG, tidak

ada perempuan yang benar-benar ikhlas berbagi

kasih dengan perempuan lain, terlebih pernikahan

NG ini sebelumnya tidak diketahui oleh keluarga

dan istri pertamanya. Sebenarnya NG merasa berat

untuk bercerai, terlebih ia juga sudah mengandung

anak dari suaminya. Menurutnya, Allah memilik

berbagai macam cara untuk membuat hambanya

tersenyum dengan tanpa merebut senyum orang

lain. Hanya saja, yang ia khawatirkan adalah status

janda anak satu serta cibiran orang yang

menyebutnya sebagai perebut suami orang,

menjadikan NG ragu terhadap penerimaan laki-

laki yang nanti mau mengajaknya berumah tangga.

Setelah mendengarkan penuturan dari NG,

peneliti memberi kesimpulan bahwa sebenarnya

NG ini sudah bisa memaknai hidup atau takdir

yang ia jalani. Perceraian yang NG lakukan adalah

wujud dari rasa empati kepada istri pertama

Page 80: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

80

suaminya. Dalam situasi seperti ini, NG berusaha

untuk tidak egois. Karena ia sadar cara untuk

bahagia itu tidak harus merebut bahagia orang

lain. NG juga yakin bahwasanya ketika ia

mengikhlaskan sesuatu yang ia cinta, maka Allah

akan memberikan sesuatu yang lebih baik dari

yang ia ikhlaskan.

Adapun dalam konseling kali ini, peneliti

mencoba untuk memberikan saran terhadap klien

untuk terus bertaqarub kepada Allah, senantiasa

pasrah dan berdoa agar nanti diberikan pasangan

yang baik agamanya. Karena, seseorang yang baik

agamanya akan menerima dengan ikhlas apapun

keadaan kita, senantiasa membimbing kepada hal

yang lebih baik, tidak akan menyakiti baik fisik

ataupun non fisik sebab ia tau bagaimana

memuliakan seorang perempuan. Dan hal ini tidak

lepas dari usaha diri sendiri untuk terus berprogres

menjadi lebih shalehah dalam perkataan dan

perbuatan.

c. Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ini tidak banyak yang

disampaikan, peneliti hanya bertanya kepada klien

mengenai keadaan setelah konseling. Ia merasa

bahwa setelah cerita dan berbagi pengalaman,

Page 81: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

81

perasaannya jadi lega, juga ia merasakan manfaat

dari berbagi cerita adalah dapat menemukan solusi

dan motivasi. Sebagai contoh adalah jika

sebelumnya ia pesimis akan penerimaan dirinya

terhadap orang yang kelak menjadi suaminya,

maka kini hal itu bisa ia netralisir dengan terus

mendekat pada Allah dan senatiasa merubah diri

menjadi pribadi yang lebih baik.54

54

NG (wanita bercerai), diwawancara oleh peneliti, ds. Tenjolahang

pada Maret 2018, pukul 15.00

Page 82: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di

Desa Tenjolahang kec. Jiput kab. Pandeglang Provinsi Banten

tentang Pendekatan Teknik Logoterapi Berbasis Islam Pada Istri

Perceraian dari Pernikahan Dini adalah sebagai berikut :

1. Adapun kondisi psikologis ke-6 remaja pelaku perceraian

dini di Desa Tenjolahang adalah, mereka mengalami

stress, sedih, malu, tertutup, tidak percaya diri, benci dan

marah. Sehingga dari kondisi yang negatif itu

menyebabkan kegagalan dalam memaknai hidup secara

positif. Perceraian merupakan takdir atau pengalaman

hidup yang paling pahit, tidak ada kebahagiaan karena

perceraian merenggut banyak harapan.

2. Dampak psikologis dari ke-6 pelaku perceraian dini di

Desa Tenjolahang adalah, begitu kondisi psikologis

mereka terguncang, maka dampak yang terlihat adalah

mereka cenderung menjauhi lingkungan sosial karena ada

rasa malu, hal ini menyebabkan mereka tidak aktif lagi

dalam kegiatan masyarakat atau sosial sehingga mereka

jadi anti sosial. Rasa malu yang lekat pada mereka,

menyebabkan karirnya terhambat. Kemudian, kegagalan

dalam rumah tangga ini jika tidak disikapi secara baik

82

Page 83: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

83

bisa jadi menimbulkan kekhawatiran untuk memulai

kembali membina rumah tangga.

3. Penerapan Logoterapi berbasis Islam pada istri

perceraian dari pernikahan dini pasca melakukan

konseling adalah, klien mampu memaknai kembali

kehidupan dengan positif, mereka mengetahui hakikat

kebahagiaan itu didapat bukan karena sebuah takdir

bahagia penuh suka cita, melainkan dari hal yang

terkadang dianggap buruk sekalipun pasti telah terselip

hikmah baik di dalamnya. Pentingnya mengenali diri serta

menyikapi dengan syukur, ikhlas dan husnudzan kepada

takdir Allah adalah kunci kebahagiaan. Sehingga

perceraian yang selama ini mereka anggap sebagai takdir

pahit menyakitkanpun berubah menjadi suatu hikmah dan

pembelajaran hidup yang lebih baik.

B. Saran-saran

1. Perceraian memang sesuatu yang dilhalalkan namun

dibenci, ketika seorang pria dan wanita memiliki problem

dalam rumah tangga, maka selesaikan secara baik-baik

dan dengan kepala dingin. Jika memang tidak mampu

diselesaikan berdua, maka libatkanlah orang ketiga yang

faham dan mampu menengahi. Kemudian hendaklah

mengingat tujuan awal dari sebuah pernikahan, karena

pernikahan sifatnya sakral dan tidak main-main.

Page 84: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

84

2. Masyarakat baiknya jauh lebih bisa memahami keadaan

remaja yang bercerai dengan dan sebab apapun. Mereka

bukan untuk dijauhi dan dicibir, melainkan didekati dan

diberikan motivasi agar tabah menghadapi hidup serta

diberikan kepercayaan untuk selalu ikut terlibat dalam

kegiatan kemasyarakatan.

Page 85: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

85

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Rulam, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media Group, 2016.

Al-Khatib, Yahya Abdurrahman, Fikih Wanita Hamil, Jakarta:

Qisti Press, 2005.

Alfaifi, Syaikh Muhammad Yahya, Fikih Sunah Sayyid Sabiq,

Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015.

Al-Ghazali, Imam, Rasa’il Al-Ghazali, Jakarta: Diadit Media,

2008.

Al-Qarni, A’idh, Selagi Masih Muda, Solo: Aqwam, 2010.

Al Wafiri, M.Faiq, “Modifikasi Logo Terapi Berdasarkan

Tazkiyatunnafs Al Ghazali,” (Skripsi Fakultas Psikologi,

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim,

Semarang 2008).

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka

Cipta, 2013.

Etty, Maria, Mengelola Emosi: Tips Praktis Meraih

Kebahagiaan, Jakarta: Grasindo, 2002.

Fathani, Abdul Halim, Ensiklopedi Hikmah Memetik Buah

Kehidupan di Kebun Hikmah, Jogjakarta: Daarul Hikmah,

2008.

Fikri Ilyas, Atik dkk, Mensyukuri Musibah: Agar Semua Menjadi

Rahmat, Jakarta; Nakhlah Pustaka, 2008.

Frankl, Viktor E, Optimisme Ditengah Tragedi: Analisis

Logoterapi, Bandung: Nuansa, 2008.

Page 86: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

86

Kustini, Perceraian dibawah Tangan, Jakarta: Balai Penelitian

dan Pengembangan Agama, 2008.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi revisi,

Bandung: Rosada, 2008.

Lusiana, Elvi, 100+ Kesalahan dalam Pernikahan, Jakarta:

Qultum Media, 20011

Mahfiana, Layyin dkk, Remaja dan Kesehatan Reproduksi,

Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009.

Mhsun, Metode Penelitian Bahasa, Jakarta : Raja Grafindo

Persada, 2013.

Nelson-Jones, Richard, Teori dan Praktik Konseling dan Terapi,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Rasjid, Sulaima, Fiqih Islam, Bandung : Sinar Baru Algensindo

Offset, 2013.

Sangdji, Etta Mamang dan Sopiah, Metode Penelitian,

Yogyakarta: Andi Offset, 2010.

Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survey, Jakarta : LP3ES,

1989.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D,

Bandung: Alfabeta, 2016.

Sukirno, Agus, Pengantar Bimbingan Konseling Islam, Banten:

A-Empat, 2014.

Sulasiah, Ucu, “Dampak Perceraian Usia Lanjut Terhadap

Kondisi Psikologis Pelaku dan Keluarga,” (Fakultas

Ushuluddin, Dakwah dan Adab, Institut Agama Islam

Negeri Sultan Maulana Hasanuddin, Banten 2015)

Page 87: BAB I PENDAHULUANrepository.uinbanten.ac.id/2451/3/SKRIPSI BAB I-V.pdf · 2018. 10. 12. · yang biasa dilakukan remaja pada umumnya yang sesuai dengan usia dan perkembangannya. 2

87

Tihami, M.A dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2013.

Usman, Suparman, Hukum Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama,

2001.

Willis, Sofyan.S, Konseling Individual Teori dan Praktik,

Bandung : Alfabeta, 2014.

Zar, Sirajudin, Filsafat Islam: Filosof dan Filsafatnya Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2005.

Sumber Lain :

Wawancara

1. DM (Remaja yang Bercerai Dini), di Ds. Tenjolahang,

wawancara tanggal 16 Maret 2017

2. PT (Remaja yang Bercerai Dini), di Ds. Tenjolahang,

wawancara tanggal 30 Desember 2017

3. YN (Remaja yang Bercerai Dini), di Ds. Tenjolahang,

wawancara tanggal 14 Maret 2018

4. MY (Remaja Becerai Dini), di Ds. Tenjolahang,

wawancara tanggal 12 Maret 2018

5. NG (Remaja Bercerai Dini), di Ds. Tenjolahang,

wawancara tanggal 18 Maret 2018

6. NA (Remaja Bercerai Dini), di Ds. Tenjolahang,

wawancara tanggal 17 Maret 2018