bab i pendahuluansinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/...1 bab i pendahuluan a. latar...

15
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan. perkembangan industri yang pesat membawa implikasi pada persaingan antar perusahaan dalam industri. Perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dalam masa krisis maupun persaingan yang semakin ketat. Pada dasarnya masyarakat luas mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan yang terlihat dari kinerja keuangan. Dalam mengukur kinerja keuangan, dapat menggunakan rasio keuangan. Kinerja perusahaan pada akhir periode dievaluasi untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Proses evaluasi memerlukan standar tertentu sebagai dasar perbandingan. Standar yang digunakan dapat bersifat internal atau eksternal. Standar internal pada umumnya mengacu pada perbandingan kinerja perusahaan saat ini dengan periode sebelumnya. Standar eksternal mengacu pada perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam satu industri. Analisis kinerja keuangan perusahaan individual dengan menggunakan pendekatan industri relevan dalam persaingan industri, karena kinerja perusahaan tidak hanya dipengaruhi kegiatan internalnya tapi juga dipengaruhi faktor eksternal. Kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya dalam

Upload: vanthuy

Post on 22-May-2018

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUANsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri

jasa dan perdagangan. perkembangan industri yang pesat membawa implikasi

pada persaingan antar perusahaan dalam industri. Perusahaan dituntut untuk

mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dalam

masa krisis maupun persaingan yang semakin ketat. Pada dasarnya masyarakat

luas mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan

yang terlihat dari kinerja keuangan. Dalam mengukur kinerja keuangan, dapat

menggunakan rasio keuangan.

Kinerja perusahaan pada akhir periode dievaluasi untuk mengetahui

perkembangan perusahaan. Proses evaluasi memerlukan standar tertentu sebagai

dasar perbandingan. Standar yang digunakan dapat bersifat internal atau eksternal.

Standar internal pada umumnya mengacu pada perbandingan kinerja perusahaan

saat ini dengan periode sebelumnya. Standar eksternal mengacu pada

perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam satu industri.

Analisis kinerja keuangan perusahaan individual dengan menggunakan

pendekatan industri relevan dalam persaingan industri, karena kinerja perusahaan

tidak hanya dipengaruhi kegiatan internalnya tapi juga dipengaruhi faktor

eksternal. Kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya dalam

Page 2: BAB I PENDAHULUANsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa

2

persaingan industri dapat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang

bersangkutan.

Salah satu indikator penting dalam persaingan industri adalah daya tarik

bisnis (business attractiveness). Indikator daya tarik tersebut dapat diukur dari

profitabilitas industri. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan

untuk menghasilkan laba. Investor dan kreditor berkepentingan mengevaluasi

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba saat ini maupun di masa yang

akan datang. Semakin tinggi rasio ini akan menarik pendatang baru untuk masuk

dalam industri (Woelfel,1995).

Indikator lain dalam persaingan industri adalah posisi relatif perusahaan

dalam persaingan industri. Indikator posisi perusahaan dalam persaingan industri

dapat diukur dari pangsa pasar (Market Share). Semakin tinggi pangsa pasar

mencerminkan kekuatan perusahaan dalam persaingan pasar. Semakin besar

pangsa pasar atau semakin tinggi penjualan relatif perusahaan dalam industri

berarti semakin tinggi penerimaan perusahaan yang merupakan komponen penting

dalam perhitungan laba.

Dalam persaingan industri, hal penting yang perlu diperhatikan adalah

tingkat hambatan keluar masuk industri (barrier to entry). Rasio intensitas modal

digunakan sebagai indikator barrier to entry. Semakin tinggi rasio ini menjadi

semakin tidak menarik bagi pendatang baru untuk masuk industri karena

dibutuhkan lebih banyak asset untuk menghasilkan setiap unit penjualan.

Rasio yang digunakan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan

adalah rasio leverage keuangan. Rasio ini berimplikasi dalam pengukuran risiko

Page 3: BAB I PENDAHULUANsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa

3

finansial perusahaan. Kreditor akan melihat modal sendiri perusahaan, atau dana

yang disediakan pemilik untuk menentukan besarnya margin pengaman (margin

of safety). Jika pemilik menyediakan dana sebagian kecil dari seluruh

pembiayaan, maka resiko perusahaan ditanggung oleh para kreditor. Dana yang

berasal dari hutang, pemilik memperoleh manfaat mempertahankan kendali

perusahaan dengan investasi yang terbatas. Jika perusahaan memperoleh hasil

yang lebih besar dari dana yang dipinjam dari pada yang harus dibayar sebagai

bunga, maka hasil pengembalian untuk para pemilik akan meningkat.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik meneliliti “PENGARUH

PANGSA PASAR, RASIO LEVERAGE, DAN INTENSITAS MODAL

TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

GO-PUBLIC DI INDONESIA”.

B. Rumusan Masalah

Masalah utama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah pangsa pasar, rasio leverage keuangan, rasio intensitas modal

berpengaruh terhadap ROA perusahaan.

2. Apakah pangsa pasar, rasio leverage keuangan, rasio intensitas modal

berpengaruh terhadap ROE perusahaan

Page 4: BAB I PENDAHULUANsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa

4

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang bergerak

dalam bidang industri makanan dan minuman (Food and

Beverage) karena industri tersebut bergerak di consumer goods.

Sektor ini tahan terhadap krisis ekonomi bahkan masih bisa

tumbuh pada saat krisis terjadi.

2. Rasio keuangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rasio

profitabilitas (ROA & ROE), pangsa pasar, rasio leverage (DTA &

DER) dan rasio intensitas modal.

3. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan dari

tahun 1999 – 2003.

4. Perhitungan pangsa pasar berdasarkan pada volume penjualan pada

perusahaan manufaktur yang listing di BEJ saja.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Memberikan bukti empiris apakah pangsa pasar, rasio leverage

keuangan, rasio intensitas modal berpengaruh terhadap ROA

perusahaan.

2. Memberikan bukti empiris apakah pangsa pasar, rasio leverage

keuangan, rasio intensitas modal berpengaruh terhadap ROE

perusahaan.

Page 5: BAB I PENDAHULUANsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa

5

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian atau kegunaan penelitian merupakan dampak dari

tercapainya tujuan. Manfaat yang di peroleh dari penelitian ini adalah:

a. Bagi emiten.

Yaitu untuk memberikan bahan pertimbangan kepada perusahaan

untuk melakukan kebijakan keuangan berdasarkan analisis kinerja

keuangan.

b. Bagi akademisi

Yaitu untuk menambah pengetahuan teoritis dan praktis bagaimana

menilai kinerja keuangan sebuah perusahaan melalui rasio

keuangan.

c. Bagi pembaca lainnya.

Yaitu untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana cara

menilai kinerja keuangan sebuah perusahaan yang berkaitan

dengan analisis laporan keuangan yang terdiri dari analisis rasio

keuangan.

F. Tinjauan Literatur dan Hipotesis.

Semakin besar pangsa pasar atau semakin tinggi penjualan dalam industri

kemungkinan akan semakin tinggi penerimaan perusahaan., dengan biaya yang

relatif tetap maka keuntungan perusahaan semakin tinggi. Keuntungan perusahaan

yang semakin tinggi akan menyebabkan ROA semakin tinggi.

Page 6: BAB I PENDAHULUANsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa

6

Secara teori pengaruh leverage terhadap ROA dapat bersifat positif dan

negatif. Teori yang menyatakan bahwa rasio leverage berpengaruh positif

terhadap ROA didasarkan pada argumentasi bahwa penggunaan hutang akan

mengurangi laba yang terkena pajak, sehingga dipandang lebih menguntungkan

perusahaan karena terdapat penghematan pajak. Argumentasi teori tersebut

mengacu pada teori Mondigliani dan Miller (MM) dengan mempertimbangkan

pajak perusahaan. Pada sisi lain, Trade – off theory (Brigham dan Gapensky,

1999) berargumentasi bahwa penggunaan hutang yang terlalu tinggi membawa

implikasi pada risiko technical insolvency. Semakin tinggi penggunaan hutang

menyebabkan manfaat penghematan pajak yang diperoleh dari hutang menjadi

berkurang, sebaliknya financial distress perusahaan justru meningkat.

Argumentasi teori bahwa rasio leverage berpengaruh negatif terhadap ROA

konsisten dengan penelitian Cyrillius Martono (2002) dan Beard and Dess (1979),

yang membuktikan bahwa rasio leverage berpengaruh negative terhadap ROA

perusahaan.

Intensitas modal menunjukkan efisiensi perusahaan dalam penggunaan

aktivanya untuk menghasilkan setiap unit penjualan. Cyrillius Martono (2002)

menemukan bahwa rasio intensitas modal berpengaruh negatif terhadap ROA

perusahaan. Hasil ini konsisten dengan teori bahwa intensitas modal

mencerminkan hambatan masuk industri sehingga pendatang baru enggan masuk

industri karena untuk masuk ke industri tersebut diperlukan modal yang besar

sehingga industri tersebut tidak menarik. Perusahaan yang memiliki intensitas

Page 7: BAB I PENDAHULUANsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa

7

modal tinggi cenderung tidak efisien karena membutuhkan aktiva lebih besar

untuk menghasilkan setiap unit penjualan.

Berdasar argumentasi di atas serta penelitian Cyrillius Martono (2002) dan

Beard and Dess (1979), maka disusun hipotesis penelitian:

H1: Pangsa pasar, rasio leverage keuangan dan rasio intensitas modal

berpengaruh terhadap ROA perusahaan manufaktur yang go-public

di Indonesia.

Pengeluaran yang lebih besar untuk pemasaran akan membutuhkan biaya

yang relatif besar. Peningkatan aktiva atau ekuitas yang diimbangi dengan tingkat

penjualan yang memadai cenderung menguntungkan bagi perusahaan, jadi pihak

manajemen sebaiknya lebih memfokuskan pada tingkat penjualan secara bertahap

seiring dengan peningkatan assets.

Gale (1972) membuktikan bahwa rasio leverage berpengaruh dan

signifikan terhadap ROE perusahaan. Cyrillius Martono (2002) membuktikan

bahwa rasio intensitas modal berpengaruh negative terhadap ROE perusahaan.

Hasil ini konsisten dengan teori bahwa semakin kecil aktiva yang dibutuhkan

untuk menghasilkan penjualan berarti semakin efisien operasi perusahaan.

Berdasar penelitian Gale (1972) dan Cyrillius Martono (2002) maka

disusun hipotesis penelitian:

H2: Pangsa pasar, rasio leverage keuangan dan rasio intensitas modal

berpengaruh terhadap ROE perusahaan manufaktur yang go-public

di Indonesia.

Page 8: BAB I PENDAHULUANsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa

8

G. Metode Penelitian

1. Data dan Pemilihan Sampel

Perusahaan yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang go-public yang terdaftar di BEJ. Pemilihan

sampel pada perusahaan manufaktur dan yang telah terdaftar di BEJ

berdasarkan dari beberapa alasan. Pertama, ketersediaan laporan keuangan

hasil audit. Kedua, penggunaan hanya pada satu kelompok untuk

menghindari perbedaan karakteristik antara perusahaan manufaktur dan

bukan manufaktur, dengan kata lain mendasarkan pertimbangan pada

homogenitas dalam penghasilan pendapatan utama (Revenue-Producing

Activities).

2. Metode Pengambilan Sampel

Pemilihan sampel ditentukan secara purposive sampling dengan

tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan

kriteria yang ditentukan. Kriteria yang di gunakan untuk memilih sampel

adalah sebagai berikut:

a) Perusahaan telah mempublikasikan laporan keuangannya secara

kontinyu selama tahun 1999-2003.

b) Perusahaan yang diteliti merupakan perusahaan manufaktur yang

bergerak di industri makanan dan minuman (Food and Beverage)

karena industri tersebut bergerak di consumer goods. Sektor ini

tahan terhadap krisis ekonomi bahkan masih bisa tumbuh saat

krisis terjadi.

Page 9: BAB I PENDAHULUANsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa

9

Berdasarkan kriteria tersebut terdapat 20 perusahaan yang

memenuhi syarat untuk dijadikan sampel. Perusahaan yang terpilih

sebagai sampel di sajikan dalam tabel 1.1

Tabel 1.1 Sampel perusahaan

No Nama Perusahaan 1 PT Ades Alfindo PutraSetia, Tbk 2 PT Aqua Golden Missisippi, Tbk 3 PT Asia Intiselera, Tbk 4 PT Cahaya Kalbar, Tbk 5 PT Davomas Abadi, Tbk 6 PT Delta Djakarta, Tbk 7 PT Fast Food Indonesia, Tbk 8 PT Indofood Sukses Makmur, Tbk 9 PT Mayora Indah, Tbk

10 PT Multi Bintang Indonesia, Tbk 11 PT Prasidha Aneka Niaga, Tbk 12 PT Putra Sejahtera Pioneerindo (CFC), Tbk 13 PT Sari Husada, Tbk 14 PT Sekar Laut, Tbk 15 PT Siantar Top, Tbk 16 PT Sierad Produce, Tbk

17 PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Corporation, Tbk

18 PT Suba Indah, Tbk 19 PT Tunas Baru Lampung Tbk 20 PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company, Tbk

( Sumber: Indonesian Capital Market Directory)

3. Metode Analisis Data

Metode analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi berganda dengan panel data. Alasan penulis menggunakan

analisis regresi linier berganda dengan panel data adalah karena data yang

akan diolah bersifat time series dan cross section. Untuk mengolahnya

akan digunakan program Eviews 3.0. Variabel dependennya (Y) adalah

Page 10: BAB I PENDAHULUANsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa

10

Profitabilitas perusahaan (ROA dan ROE), sedangkan variabel

independennya adalah rasio leverage, rasio intensitas modal dan pangsa

pasar yang dihitung menggunakan data yang tersedia dalam laporan

keuangan yang di publikasikan dari perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEJ.

a) Model analisis untuk permasalahan pertama dirumuskan sebagai

berikut (Gujarati, 1995):

eXXXY itititpt +++= 3322111 βββ

Keterangan:

Y pt1 = ROA perusahaan ke i periode t

X it1 = Pangsa pasar pada perusahaan ke i periode t

X it2 = Rasio leverage keuangan dari perusahaan ke i

relatif terhadap industri, periode t

X it3 = Rasio intensitas modal dari perusahaaan ke i

relatif terhadap industri, periode t.

e = Error term

β = Koefisien regresi masing-masing variabel

Kriteria Keputusan:

H1 terbukti, bila t hitung > t tabel

b) Model analisis untuk permasalahan kedua dirumuskan sebagai

berikut:

eXXXY itititpt +++= 3322112 ααα

Page 11: BAB I PENDAHULUANsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa

11

Keterangan:

Y pt2 = ROE perusahaan ke i periode t.

X it1 = Pangsa pasar pada perusahaan ke i periode t.

X it2 = Rasio leverage keuangan dari perusahaan ke i

terhadap industri pada periode t.

X it3 = Rasio intensitas modal dari perusahaan ke i relatif

terhadap industri, periode t.

e = Error Term

α = Koefisien regresi masing-masing variabel

Kriteria Keputusan:

H 2 terbukti, bila t hitung > t tabel

c) Uji F

Uji F di gunakan untuk menguji pengaruh variabel

independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. F

hitung > F tabel berarti ada pengaruh antara variabel independen

secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Gujarati,1995).

d) Uji Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu model

regresi memenuhi Kriteria BLUE (Best Linier Unbiased

Estimator). Suatu model regresi dikatakan memenuhi kriteria

BLUE, bila memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut:

Page 12: BAB I PENDAHULUANsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa

12

1. Multikolinieritas

Multikolinieritas terjadi bila antara variabel

independen yang satu dengan yang lain dalam model

regresi saling berhubungan secara sempurna atau mendekati

sempurna.

Salah satu metode untuk mengetahui apakah dalam

model terdapat multikolinieritas adalah dengan

menggunakan kaidah Klein (Klein’s rule of tumb).

Berdasarkan kaidah Klein, multikoliniearitas akan menjadi

masalah yang mengganggu apabila r² dalam regresi antar

variabel independen lebih besar dari pada R² regresi utama

(Gujarati,1995:337).

Hipotesis:

Ho = terdapat multikoliniearitas jika R² < r ²

Ha = tidak terdapat multikoloniearitas jika R² >r ²

2. Heteroskedastisitas.

Heteroskedastisitas adalah varians variabel

independen konstan (sama) untuk setiap nilai tertentu

variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan uji White

yaitu jika terdapat model regresi Y i = 1121 ux ++αα dan

transformasinya menjadi In Y1 = 21 ββ + in 11 ux +

sehingga kemungkianan varian menjadi semakin kecil dan

Page 13: BAB I PENDAHULUANsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa

13

ada kemungkinan homokedastisitas. Nilai observasi R-

Squared statistik dijadikan acuan untuk menolak atau tidak

dapat menolak hipotesis nol (ada autokorelasi). Jika

probabiliatas dari observasi R-Squared lebih besar dari

alpha (α = 0,05) maka hipotesis dalam model regresi tidak

terdapat heterokedastisitas. Apabila dalam pengujian ini

terdapat masalah heterokedastisitas maka model persamaan

atau asumsi yang digunakan perlu dilakukan penyesuaian

atau perubahan (Gujarati,1995).

3. Autokorelasi

Sumodiningrat (1994) Autokorelasi adalah

hubungan (korelasi) yang terjadi diantara anggota-anggota

dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam

rangkaian waktu (seperti pada data runtun waktu atau time

series data) atau yang tersusun dalam rangkaian ruang

(seperti pada data silang waktu atau cross sectional data).

Salah satu jenis pengujian yang umum digunakan

untuk mengetahui adanya autokorelasi telah dikembangkan

oleh J Durbin dan G Watson tahun 1951. Pengujian ini

sebagai statistik Durbin Watson yang dihitung berdasarkan

jumlah selisih kuadrat nilai-nilai taksiran faktor-faktor

gangguan berurutan (Gujarati,1995).

Page 14: BAB I PENDAHULUANsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa

14

Rumus: ( )

∑=

=

=

=−−

= Nt

t

Nt

t

et

etetd

2

2

2

21

Gambar 1.1 Statistik d Durbin Watson

A E

C

B D

0 dl du 2 4-du 4-dl 4

Keterangan: A = Ada autokorelasi positif

B = Tanpa keputusan

C = Tidak ada autokorelasi

D = Ada autokorelasi negatif

E = Tidak ada autokorelasi positif

Page 15: BAB I PENDAHULUANsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/...1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa

15

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Penulisan laporan penelitian ini di bagi menjadi lima bagian, yang terdiri

dari:

BAB I. PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang, perumusan masalah, manfaat

penilitian, batasan masalah, tujuan penelitian, metode

penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II. LANDASAN TEORI

Kajian literature, Meliputi landasan teori mengenai laporan

keuangan, rasio keuangan, teori mengenai alat analisis yang

di gunakan dalam penelitian ini.

BAB III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Meliputi gambaran umum dari perusahaan yang dijadikan

sampel dalam penelitian.

BAB IV. ANALISIS DATA

Meliputi pengujian hasil penelitian secara lengkap dan

pembahasan berupa penjelasan teoritik baik secara

kualitatif,kuantitatif dan sistematis.

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

Meliputi kesimpulan dan saran hasil penelitian.