bab 1 bab i pendahuluan -...
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan industri fesyen di Indonesia tidak terpisahkan dari
perkembangan budaya, globalisasi dan teknologi informasi yang masuk ke
Indonesia dan menjadi trend, hal ini juga termasuk kepada perkembangan fesyen
muslim yang terus bergerak dinamis mengikuti trend jaman dan tumbuh secara
cepat. Pada tahun 2015 ekspor fesyen muslim Indonesia berdasarkan data
Organisasi Konferensi Islam (OKI), berada di posisi nomor tiga dengan nilai US$
7,18 milyar, setelah Bangladesh (US$22 milyar) dan Turki (US$14 milyar) .Hal ini
menunjukan bahwa masyarakat Indonesia memiliki minat yang lebih besar
terhadap busana dan fesyen muslim dibandingkan dengan negara yang lain. Kondisi
ini terlihat pada tabel 1.1 dibawah ini yakni 66,54% dari total nilai ekspor produk
fesyen merupakan produk fesyen muslim.
Tabel 1.1 Kontribusi Produk Fesyen Muslim pada Nilai Ekspor Produk
Fesyen tahun 2015.
Produk Nilai Ekspor
(miliar USD) %
Fesyen 18.20 100
Fesyen Muslim 12.11 66.54 Sumber: BPS, OKI dan Kemparekraf, 2015 (diolah kembali)
BAB I
2
Data kontribusi ekonomi kreatif yang cenderung meningkat dari tahun ke
tahun, menunjukkan terbukanya pasar ekspor serta banyaknya keinginan
masyarakat menggunakan produk fesyen muslim. Kebutuhan produk fesyen
muslim di Indonesia dan di negara lain khususnya busana muslim sangatlah tinggi.
Hal ini didukung juga dalam jurnal Thomson Reuters dan Dinard Standard pada
State of the Global Islamic Economy Repot 2015 yang ditulis oleh (Le Souk, 2015)
menurutnya, Posisi Negara Indonesia ada di posisi ketiga dari daftar konsumen
fesyen terbesar di dunia untuk masalah trend hijab atau fesyen hijab. Setelah posisi
dua negara di atasnya yaitu Turki (menduduki posisi peringkat pertama) dan Uni
Emirat Arab (menduduki posisi peringkat kedua).
Dari Gambar 1.1 dibawah ini, terlihat bahwa secara nasional perkembangan
industri kreatif fesyen yang tergolong ke dalam industri sektor pengolahan non
migas, hingga kini menempati urutan kedua setelah kuliner, dalam kurun waktu
lebih dari 5 tahun nilainya cenderung berfluktuasi. Hal ini termasuk perkembangan
industri fesyen khususnya fesyen muslim masih berupa UMKM.
Gambar 1.1 Pertumbuhan Industri Fesyen
Sumber: Data Bekraf 2018
3
Gambar 1.1 juga menunjukan bahwa kinerja bisnis sektor fesyen terus mulai
stabil yang ditandai dengan konsisten menempati urutan ke dua (15,22%) dalam
pengembangan industri kreatif Indonesia melalui BEKRAF. Keberhasilan fesyen
juga dipengaruhi dengan perkembangan trend berbusana muslim dan pekembangan
sosial media dalam bertukar informasi, trend, harga, dan lain lainnya.
Industri kreatif sudah mulai berkembang sejak tahun 2006 dan diyakini telah
merubah sistem ekonomi yang sudah berjalan seperti merubah sistem ekonomi
berbasis pertanian, merubah sistem ekonomi berbasis industri, dan merubah
ekonomi berbasis komunikasi yang masih konvensional dalam hal perdagangan
menjadi serba digitalisasi. Hal ini tentu saja mendorong percepatan pertumbuhan
dan meningkatnya persaingan, termasuk bidang ekonomi kreatif. Peningkatan
ekonomi kreatif juga mendorong peningkatan produk domestik bruto di Indonesia
sebesar Rp 852,24 Trilyun pada tahun 2015 meningkat sebanyak 4,38% dari tahun
sebelumnya (2014) sebesar Rp 784,82 Trilyun.
Gambar 1.2 Produk Domestik Bruto Sektor Ekonomi Kreatif Sumber: Hasil survey khusus ekonomi kreatif (2017)
4
Data BPS tahun 2015 (Gambar 1.3) juga menggambarkan kenaikan nilai
ekspor produk industri kreatif pada tahun 2015 yakni sebesar US$ 19,4 miliar atau
meningkat sebesar 6.6% dari tahun 2014 sebesar US$ 18,2 miliar.
Gambar 1.3 Nilai Ekspor Ekonomi Kreatif 2014 – 2015 Sumber: Hasil survey khusus ekonomi kreatif (2017)
Gambaran kontribusi ekonomi kreatif terhadap perekonomian ini dapat
dilihat pada gambar 1.4, bahwa kuliner (41,69%), fesyen (18,15%) dan kriya
(15,70%) adalah subsektor yang memberikan kontribusi PDB ekonomi dengan total
ketiga subsektor tersebut yakni sebesar 75,54%.
5
Gambar 1.4 Kontribusi PDB Ekonomi Kreatif per Sub Sektor tahun 2015
Sumber: Hasil survey khusus ekomomi kreatif (2017)
Namun dalam kenyataan di lapangan, angka tersebut belum dapat
menunjukan adanya optimalisasi dalam pencapaian target penjualan. Konsep model
bisnis untuk siap bersaing masih belum ada terutama konsep bisnis untuk bersaing
dalam menghadapi pasar global ke depan. Lebih jauhnya lagi dapat mendorong
daya saing sektor jasa dan ekspor Indonesia dan luar negeri melalui perencanaan
bisnis yang strategis dan terencana.
Peran penting dari industri kreatif adalah mampu menciptakan kemampuan
daya saing di era globalisasi dengan memiliki sumber daya manusia yang tangguh
untuk menjadi salah satu pilar dalam membangun ekonomi nasional juga sekaligus
mensejahterakan masyarakat. Pemberdayaan industri kreatif menjadi sesuatu yang
dipandang strategis mengingat penyerapannya dalam hal ketenagakerjaan serta
peluangnya dalam mendorong inovasi. Saat ini terdapat 1,5 juta unit bisnis industri
kreatif yang melibatkan 11,8 juta tenaga kerja sebagai bentuk hasil nyata sektor
6
padat karya. Khusus pada sub-sektor fesyen mampu menampung tenaga kerja
sebanyak 3,8 juta orang, didalamnya termasuk fesyen muslim 1,1 juta orang.
Jumlah tenaga kerja tersebut jika dilihat berdasarkan Provinsi di Indonesia, maka
Jawa Barat yang memiliki pemberdayaan industri kreatif yang paling banyak di
Indonesia.
Data dari Kemparekraf (2015), menunjukan hampir 34% produk fesyen
muslim berasal dari Provinsi Jawa Barat, diikuti dengan Provinsi Jawa Timur
sebesar 21% dan Provinsi Banten dan Jawa Tengah masing masing sebesar 16%
dan 14%, kondisi sumber produk fesyen muslim ini tampak dalam Gambar 1.5
berikut ini:
Gambar 1.5 Sumber Produk Fesyen di Indonesia Sumber: BPS dan Kemparekraf, 2015 (diolah kembali)
Gambar 1.5 di atas menujukan provinsi Jawa Barat berpeluang menjadi
provinsi kreatif termaju karena memiliki hampir semua sub-sektor ekonomi kreatif
sebagaimana tercantum dalam Inpres R.I Nomor 6 Tahun 2009 tentang
Pengembangan Ekonomi Kreatif. Dukungan beberapa kebijakan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat dalam mendorong tumbuh kembangnya industri kreatif
7
diantaranya pengembangan industri kreatif melalui sentra industri kreatif.
Pemberdayaan dan pengembangan eksistensi sentra sangat dibutuhkan dalam
menetapkan landasan yang kuat dan berkelanjutan, akan tetapi hal ini belum
sepenuhnya didukung oleh terobosan-terobosan agar sentra mampu bertahan dan
dapat mengantisipasi kondisi ekonomi serta perubahan lingkungan yang semakin
dinamis.
UMKM fesyen muslim di Jawa Barat belum maksimal dalam pencapaian
target penjualan. Hal ini dimungkinkan karena masih ada hambatan dalam faktor
produksi juga dinilai belum memahami sepenuhnya konsep model bisnis untuk
dapat siap bersaing. Para pelaku UMKM masih banyak yang belum serius
menggarap bisnisnya dengan baik, salah satunya target pemasaran dan penjualan
masih bersifat lokal dan hanya pada kalangan terbatas. Selain itu para pelaku
UMKM juga masih banyak yang kurang memahami perencanaan bisnis yang
strategis untuk dapat menguasai pangsa pasar fesyen muslim di Indonesia.
Dalam perkembangannya, industri pakaian muslim memang tidak hanya
didominasi oleh perusahaan besar saja, akan tetapi berasal dari usaha kecil dan
menengah yang memberikan andil dalam perkembangan perekonomian (Jamal Al
Maimani, 2015). Oleh sebab itu diperlukan pengembangan dan pembinaan yang
berkelanjutan agar dapat meningkatkan kemajuan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) pakaian muslim sehingga mampu mandiri dan menjadi usaha
yang tangguh (Gita, 2016).
Penelitian (Skokan Karel, et al., 2013) yang berkaitan dengan penelitian
UMKM di Czech and Slova, menjelaskan bahwa strategi bersaing dalam jangka
8
panjang yang diterapkan UMKM berupa analisis strategi, formulasi strategi,
pelaksanaan strategi & umpan balik, dapat mempertahankan UMKM dalam
menghadapi perubahan kondisi ekonomi dan persaingan. Disamping itu strategi
bersaing yang dilaksanakan saat ini oleh industri fesyen tergolong lemah, hal ini
diindikasikan dengan lemahnya daya saing harga produk dibandingkan dengan
produk dari luar negeri.
Di Indonesia sendiri, produk fesyen luar negeri masih menjadi pilihan utama
konsumen khususnya produk dari negara Cina yang terkenal lebih murah dengan
kualitas produk yang cenderung lebih baik, minimnya kemampuan internal
perusahaan dalam mengimbangi percepatan pergerakan dan perubahan dari
lingkungan bisnis yang lebih mampu yang memenuhi selera dan tuntutan pasar.
Pelaku bisnis UMKM fesyen muslim di Jawa Barat belum mampu menentukan
biaya operasional yang efisien dan mempersingkat saluran distribusi dan juga
dalam mengantisipasi tuntutan pasar akan kualitas produk.
Wheelen & Hunger (2012) menyatakan perusahaan yang memiliki model
strategi bersaing mampu menciptakan produk yang relatif lebih unggul dari para
kompetitornya. Pembinaan UMKM industri kreatif adalah sebuah solusi
meningkatkan daya saing global dan model, melalui inovasi dapat menghasilkan
nilai tambah dan daya saing UMKM industri kreatif. Saat ini produk industri fesyen
yang dihasilkan oleh UMKM fesyen muslim di Jawa Barat cenderung belum
sepenuhnya mengacu kepada tuntutan pasar. Kondisi ini dikarenakan UMKM
belum mampu menciptakan keunikan di setiap produk supaya mampu berkompetisi
dengan produk pesaing, misalnya model pakaian masih meniru produk merek lain,
9
kemasan masih konvensional, kualitas jenis kain, jahitan dan desainnya masih
standar. Hal ini menandakan bahwa para pelaku UMKM masih memiliki
keterbatasan dalam menciptakan produk yang inovatif dan sulit ditiru oleh pihak
pesaing, selain itu UMKM juga masih belum mampu maksimal dalam menjalin
kerjasama industri dengan berbagai pemangku kepentingan yang terkait, karena
masih banyak yang belum memiliki badan hukum yang jelas. Saat ini pihak UMKM
cenderung masih lemah dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis yang
cepat, pihak pelaku usaha UMKM fesyen muslim masih rentan dalam menghadapi
gejolak bisnis seperti halnya dalam perolehan bahan baku yang masih belum
sepenuhnya mampu dikendalikan dengan baik.
Permasalahan lain UMKM fesyen pada umumnya, terletak pada industri
bidang fesyen yang hingga kini juga belum mampu secara optimal melakukan
pengembangan dalam menciptakan keunikan sumber daya. Pada hakikatnya
keunikan sumber daya menjadi hal penting sebagai input / masukan bagi
perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis. Keunikan sumber daya didalam
industri fesyen cenderung masih lemah, seperti dalam hal kepemilikan aset
berwujud selain itu modal kerja yang dimiliki masih belum optimal, ditambah
kondisi alat produksi yang masih belum memenuhi standar kualitas, serta
kurangnya dana investasi yang dapat menjadi kendala dalam proses penyelesaian
pesanan. Akses pembiayaan yang sulit untuk para pelaku UMKM fesyen muslim
disebabkan belum adanya kesesuaian skema pembiayaan dan kemampuan industri
kreatif yang umumnya belum bankable, risiko tinggi, arus kas yang fluktuatif, serta
10
aset yang bersifat intangible. Padahal hal ini merupakan unsur penting dalam
meningkatkan daya saing dan kinerja bisnis.
Hasil survey perilaku ekraf 2016 yang disampaikan Deputi Akses
Permodalan Badan Ekonomi Kreatif, menyebutkan bahwa hanya 24% pelaku ekraf
yang mendapat dan pinjaman perbankan. Pendapat ini diperkuat dengan data
penyaluran kredit perbankan tahun 2015 dimana penyaluran kredit perbankan untuk
sektor ekraf baru mencapai 9%. Disamping itu kepemilikan aset tidak berwujud
seringkali memiliki permasalahan terutama dalam hal menciptakan merek produk
yang masih belum banyak dikenal pasar. Reputasi perusahaan yang relatif belum
bila dibandingkan dengan produk negara lain, sehingga aset tidak berwujud sulit
untuk diterima pihak perbankan dalam hal pembiayaan. Dari sisi pihak pasar,
kondisi seperti ini menyebabkan cara mengelola kapabilitas organisasi dalam
menciptakan budaya kerja yang superior masih lemah.
Menurut Pearce dan Robinson (2009) kepemilikan sumber daya yang
memadai terdiri dari sumber daya berwujud, sumber daya tidak berwujud dan
kapabilitas organisasi, merupakan unsur penting dalam meningkatkan kinerja
bisnis. Disamping itu tidak semua pelaku UMKM industri fesyen kreatif yang
berbadan hukum dan mampu membuat laporan keuangan dengan baik, sehingga
hal ini mengakibatkan terhambatnya peminjaman modal dan dapat dilihat pada
gambar 1.6 berikut ini:
11
Gambar 1.6 Perusahaan ekonomi kreatif menurut badan usaha Sumber: Hasil survey khusus ekonomi kreatif (2017)
UMKM fesyen muslim di Jawa Barat juga masih belum maksimal dalam
mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia. Kesenjangan standarisasi
kemampuan sumber daya manusia serta belum maksimal dalam pengembangan
pendidikan dan pelatihan bagi karyawan menjadi hambatan dalam pengembangan
kedepan industri termasuk adapatasi teknologi digital dalam pemasaran produk.
Tidak semua UMKM mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital
dan merubah pola pemasaran konvensional menjadi online.
Hadirnya perkembangan teknologi digital terutama sosial media seperti
munculnya blog, facebook (2004), Flickr (2004), Blackberry Messenger (2005),
Twitter (2006), WhatsApp (2009), Instagram (2010) Youtube (2005) dan
seterusnya, belum dimanfaatkan dengan maksimal sebagai sebuah fenomena
marketing 4.0 dengan menggunakan strategi dan konsep pemasaran yang terencana
dan sistematis. Sedangkan kehadiran teknologi digital ini telah memberi banyak arti
12
dan berpengaruh kepada perubahan pola bertransaksi serta telah memudahkan
kehidupan manusia yang diwujudkan dalam bentuk aplikasi yang dapat diakses
melalui smartphone atau tablet. Revolusi digital terus berkembang termasuk di
Indonesia yang pada tahun 2013 mulai diperkenalkan konsep ekonomi berbagi.
Layanan Go-Jek yang berdiri tahun 2010 mengalami peningkatan popularitas
ditandai dengan kesuksesan yang luar biasa pada tahun 2015, maka layanan sejenis
Grab dan Uber juga termasuk yang popular dan begitu cepat melakukan penetrasi
pasar. Berdasarkan hasil survei media yang dilakukan oleh Nilsen tahun 2017, saat
ini media internet menjangkau 44% populasi penduduk dan hanya berada di bawah
media televisi serta media statis luar ruangan seperti billboard dan papan iklan.
Angka tersebut juga meningkat tajam bila dibandingkan dengan tahun 2012,
dimana media internet hanya menjangkau sekitar 26% populasi penduduk. Nielsen
juga mengatakan bahwa konsumsi internet di masyarakat semakin meningkat,
dimana hal ini juga ditunjang oleh peningkatan penggunaan internet oleh
perusahaan.
Di Indonesia, menurut hasil survei yang dilakukan oleh Kompas (2018)
terdapat lebih dari 143 juta orang yang aktif menggunakan internet sepanjang tahun
2017, dimana terdiri dari 27,59% berada pada usia diatas 40 tahun dan 72,41%
berada pada usia 20 sampai dengan 39 tahun. Penggunaan media internet banyak
dilakukan untuk kegiatan media sosial, dimana berdasarkan hasil survey,
pemanfaatan sosial media sudah lebih jauh dari hanya sekedar alat untuk
berkomunikasi tetapi juga pemanfaatannya di lapangan oleh pengguna sosial media
berkembang menjadi berkaitan dengan membeli barang, memesan layanan
13
transportasi, hingga berbisnis dan berkarya. Berdasarkan wilayah geografisnya,
pengguna internet di Indonesia paling banyak terdapat di daerah Jawa dengan
jumlah pengguna 57,70 persen. Selanjutnya disusul oleh daerah Sumatera 19,09
persen, daerah Kalimantan 7,97 persen, daerah Sulawesi 6,73 persen, daerah Bali-
Nusa 5,63 persen, dan daerah Maluku-Papua 2,49 persen.
Persoalan budaya dan teknologi menjadi tidak terlepas dari perkembangan
industri kreatif, saat ini masyarakat Indonesia memasuki era teknologi digital
dimana setiap aktivitas tidak bisa menghindar dari pemanfaatan teknologi
khususnya Information Communication Technology. Dengan hadirnya teknologi
dan telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, hal ini dapat berdampak kepada
pola konsumsi, pola produksi dan pola-pola ekonomi lainnya seperti bertransaksi
melalui jaringan internet ataupun online. Hal ini harus dipersiapkan oleh UMKM
fesyen muslim agar dapat bersaing dan memiliki kinerja bisnis yang baik, dengan
juga mengemas konsep pemasaran yang tepat dan mengenal pasar produknya
dengan baik agar dapat tepat sasaran dalam melakukan inovasi pemasaran.
Inovasi mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan pemasaran dan
merupakan rangkaian dalam mencapai tujuan bisnis. Berdasarkan hasil penelitian
tentang inovasi pemasaran dapat dijelaskan bahwa inovasi pemasaran menjadikan
perusahaan untuk mendapatkan pasar yang tersembunyi atau bahkan baru sehingga
dapat meningkatkan penjualan. Inovasi mampu menciptakan pengembangan
segmen pasar, membentuk reputasi perusahaan yang baik serta peningkatkan
pertumbuhan perusahaan. Industri kreatif fesyen muslim hingga saat ini masih
14
belum optimal dalam melakukan inovasi pemasaran karena masih melakukan
pemasaran konvensional melalui jalur distribusi fisik yang konvensional pula.
Keberhasilan Inovasi pemasaran perlu didukung oleh kreasi nilai yang
dilakukan oleh UMKM. Indonesia dengan keragaman budaya dan berpenduduk
besar dengan mayoritas muslim menjadi sebuah potensi yang sangat besar dalam
mengembangkan ekonomi kreatif, terutama pengembangan industri kreatif bidang
fesyen. Pergeseran nilai bidang fesyen muslim mempengaruhi cara memaknai
fesyen dalam kehidupan sehari-hari. Fesyen muslim dewasa ini telah mengalami
pergeseran nilai dari kebutuhan primer manusia untuk menutupi aurat menjadi
bergeser ke kebutuhan akan mode, gaya dan tren dari gaya hidup. Oleh karena itu
berdampak pula kepada meningkatnya permintaan pasar terhadap fesyen muslim,
dan mengakibatkan perlu strategi dalam mendapatkan konsumen dengan
memperhatikan ciri khas produk bukan hanya follower trend.
Kotler dan Keller (2012) menjelaskan bahwa penciptaan kreasi nilai
merupakan salah satu cara agar dapat memiliki kelebihan atau nilai tambah suatu
produk agar mampu bersaing. Penciptaan kreasi nilai terdiri dari tiga tahap dasar
yaitu menciptakan produk yang memiliki nilai tambah untuk pelanggan, memiliki
domain dalam bisnis dan menciptakan kerjasama dengan mitra yang memadai dan
dengan berbagai pihak yang berhubungan. Penelitian lain mengenai kreasi nilai
adalah penelitian yang dilakukan oleh Lee (2005), penelitian ini menyatakan bahwa
rendahnya kinerja bisnis yang diakibatkan oleh masih lemahnya value creation
akan tergantung pada perusahaan itu sendiri, yaitu melalui potensi nilai co-
production-nya. Dari sisi pengguna perusahaan tersebut dapat dilihat melalui
15
karakteristik transaksinya. Argumen yang mendasari bahwa semakin tinggi nilai
co-production potensial pada sebuah model bisnis, maka kinerja juga akan semakin
tinggi. Semakin tinggi kesadaran pengguna dalam melakukan transaksi sebagai
suatu hubungan dengan perusahaan, maka akan semakin tinggi pula kinerja suatu
model e-business (online). Interaksi keduanya ini juga akan memiliki hubungan
positif dengan kinerja model e-business (online) termasuk menghubungkan dengan
mitra dan networking didalamnya. Oleh karena itu dalam pengembangan industri
kreatif fesyen maka diperlukan suatu grand design yang strategis dan terencana.
(Mohammad Adam Jerusalem, 2013).
Pemerintah dalam hal ini harus lebih mampu melihat kebutuhan industri
fesyen, sehingga kebijakan yang dibuat dapat mendukung pengembangan bisnis
fesyen khususnya fesyen muslim di Indonesia. Kebijakan pemerintah sangat
berpengaruh kepada perkembangan fesyen muslim ini, jika kita melihat sejarah
kebelakang fenomena pertumbuhan industri kreatif fesyen muslim di Indonesia
meningkat dimulai sejak dikeluarkannya aturan untuk memperbolehkan
penggunaan hijab di sekolah-sekolah, kantor-kantor dan juga di lingkungan
pemerintahan. Penggunaan hijab yang dahulu dianggap sebagai kaum minoritas
sekarang ini imej dan cara pandang sudah mulai bergeser. Terlebih lagi penggunaan
hijab sekarang ini sudah menjadi trend, bahkan menjadi ciri khas wanita muslim
bangsa Indonesia yang dikenal sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim
(88%). Para designer fesyen muslim yang saat ini banyak disukai oleh generasi
muda urban, karena stylenya yang trendy ditambah dengan mudahnya para
konsumen mengakses informasi mode terkini dan perkembangannya melalui sosial
16
media, Para Gen M (Generasi Muslim) ini memiliki jaringan informasi yang dapat
diakses dengan mudah melalui pemanfaatan Information Communication and
Technology (ICT). Namun bagi UMKM fesyen muslim di Jawa Barat di era digital
dan online, perlu mengembangkan kekhasan atau ciri khas produk, sehingga saat
ini mayoritas UMKM masih sebagai follower trend fesyen muslim, dan ditambah
lagi dengan masih lemahnya UMKM fesyen muslim dalam memenuhi pesanan
yang tepat waktu.
Pengembangan industri fesyen muslim Indonesia kedepan, tidak lepas bagian
dari keberhasilan industri mode yang telah mampu mendorong kemajuan ekonomi
kreatif dan memberikan pemasukan yang besar terhadap PDB hingga mencapai Rp
164,7 triliun setelah industri kuliner. Dalam sebuah grand design, industri fesyen
menjadi sebuah kekuatan dalam kemajuan ekonomi kreatif, dimana keunggulan
jangka panjang adalah memiliki modal dasar sumber daya yang akan selalu ada dan
senantiasa update dengan perkembangan jaman, berupa kreativitas bangsa. Industri
fesyen ini lebih luas lagi juga berkaitan dengan akses penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi, penyerapan tenaga kerja serta wirausaha baru. Dari sekian banyak
kebijakan pemerintah mendukung pengembangan fesyen, terdapat salah satu
dukungan pemerintah terhadap industri fesyen muslim yaitu untuk mendorong
Indonesia menjadi kiblat/ pusat mode dunia pada tahun 2020 tercapai. Di sisi lain,
Indonesia saat ini tergolong negara berkekuatan ekonomi ke-16 terbesar di dunia
serta negara berpenduduk muslim terbesar di dunia menjadikan memiliki potensi
besar dalam pengembangan industri fesyen muslim.
17
1.2 Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Dari fenomena yang dijelaskan di atas, pengembangan ekonomi kreatif
industri fesyen muslim online di Jawa Barat belum sesuai dengan harapan, karena
masalah kreasi nilai produk fesyen Jawa Barat yang masih belum banyak yang
dikaji mendalam dan dipecahkan secara serius serta belum memaksimalkan
pemanfaatan teknologi digital dalam melakukan inovasi pemasaran yang
berkembang pesat di Indonesia dan khususnya di Jawa Barat. Pelaku UMKM
fesyen muslim khususnya yang berbasis online ini belum mengemas konsep
pemasaran online secara sistematis dan mengimplementasikan inovasi pemasaran
sehingga melemahkan strategi bersaing.
Pengembangan industri kreatif fesyen muslim belum maksimal, disebabkan
kurangnya pengembangan keunikan sumber daya seperti sulitnya jalur pembiayaan
pelaku UMKM fesyen muslim, arus kas usaha yang fluktuatif, serta aset yang tidak
berwujud berupa kekayaan intelektual yang belum dapat diterima pihak perbankan
sebagai jaminan. Hal ini merupakan unsur penting dalam meningkatkan daya saing
dan kinerja bisnis. Seperti pengembangan sumber daya UMKM fesyen muslim
yang belum optimal, masalah kelangkaan bahan baku untuk produksi, kesenjangan
antara pendidikan dan industri dalam memenuhi kebutuhan sumber daya di
lapangan, kurangnya penelitian mendalam mengenai bahan baku serta standardisasi
dan sertifikasi yang belum sistematis.
Lemahnya strategi bersaing yang disebabkan oleh masih rendahnya kreasi
nilai UMKM fesyen muslim karena manfaat yang diterima pelanggan belum sesuai
18
dengan harga yang harus dibayarkan oleh konsumen, serta belum dimanfaatkan nya
kemitraan bisnis dalam mengembangkan produk.
Kinerja Bisnis UMKM fesyen muslim online pada umumnya belum merata
disetiap sektor dan masih belum memenuhi standar untuk dapat bersaing dengan
produk luar negeri yang memiliki standar kualitas yang relatif lebih baik namun
dengan harga yang bisa lebih murah, di pasar dalam dan luar negeri.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penelitian ini diberi judul
“Strategi bersaing UMKM fesyen muslim online untuk peningkatan ekonomi
kreatif di Jawa Barat “
1.2.2 Pembatasan Masalah
Merujuk pada latar belakang penelitian di atas maka penelitian ini dibatasi
hanya variable penelitian yang terdiri dari kreasi nilai, inovasi pemasaran, keunikan
sumber daya, strategi bersaing, dan kinerja bisnis.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah UMKM fesyen muslim online di
Jawa Barat. Unit observasi dalam penelitian ini adalah para pelaku UMKM industri
kreatif fesyen muslim online yang ada diwilayah Jawa Barat.
1.2.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan tema dan permasalahan di atas, maka masalah yang ada dikaji
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah kreasi nilai berpengaruh pada strategi bersaing UMKM fesyen
muslim online di Jawa Barat.
19
2. Apakah inovasi pemasaran berpengaruh pada strategi bersaing UMKM
fesyen muslim online di Jawa Barat.
3. Apakah keunikan sumber daya berpengaruh pada strategi bersaing UMKM
fesyen muslim online di Jawa Barat.
4. Apakah strategi bersaing berpengaruh terhadap kinerja bisnis UMKM fesyen
muslim online di Jawa Barat.
5. Apakah kreasi nilai berpengaruh terhadap kinerja bisnis melalui strategi
bersaing UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.
6. Apakah inovasi pemasaran berpengaruh terhadap kinerja bisnis melalui
strategi bersaing UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.
7. Apakah keunikan sumber daya berpengaruh terhadap kinerja bisnis melalui
strategi bersaing UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.
8. Apakah kreasi nilai, inovasi pemasaran, keunikan sumber daya berpengaruh
terhadap kinerja bisnis melalui strategi bersaing UMKM fesyen muslim
online di Jawa Barat.
1.3 Tujuan Penelitian
Mengacu kepada latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah,
maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengkaji kreasi nilai, apakah berpengaruh terhadap strategi bersaing UMKM
fesyen muslim online di Jawa Barat.
2. Mengkaji inovasi pemasaran, apakah berpengaruh terhadap strategi bersaing
UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.
20
3. Mengkaji keunikan sumber daya, apakah berpengaruh terhadap strategi
bersaing UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.
4. Mengkaji strategi bersaing apakah berpengaruh terhadap kinerja bisnis
UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.
5. Mengkaji kreasi nilai, apakah berpengaruh terhadap kinerja bisnis melalui
strategi bersaing UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.
6. Mengkaji inovasi pemasaran, apakah berpengaruh terhadap kinerja bisnis
melalui strategi bersaing UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.
7. Mengkaji keunikan sumber daya apakah berpengaruh terhadap kinerja bisnis
melalui strategi bersaing UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.
8. Mengkaji kreasi nilai, inovasi pemasaran, keunikan sumber daya apakah
berpengaruh terhadap kinerja bisnis melalui strategi bersaing UMKM fesyen
muslim online di Jawa Barat.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi terhadap
pengembangan ilmu manajemen stratejik, khususnya teori strategi bersaing dimana
penelitian ini dapat mendorong, peneliti-peneliti berikutnya untuk dapat
mengembangkan lebih lengkap lagi terutama yang berhubungan dengan Kreasi
Nilai, Inovasi Pemasaran, dan Keunikan Sumber Daya yang ditunjang oleh Strategi
Bersaing agar tercipta Kinerja Bisnis yang Optimal.
21
1.4.2 Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai rekomendasi dan referensi
bagi para pelaku UMKM/ pengusaha muda urban yang bergerak dibidang fesyen
muslim yang ada di provinsi Jawa Barat serta berguna bagi pihak yang bergerak
dalam bisnis praktis, pengambil kebijakan dan lembaga/ Pembina UMKM terutama
yang terkait dengan kinerja bisnis, strategi bersaing, kreasi nilai, inovasi pemasaran,
dan keunikan sumber daya.