annelida.docx

15
Klasifikasi Gambar 1. Spirobranchus giganteus Klasifikasi dari Spirobranchus giganteus: Kingdom : Animalia Filum : Annelida Kelas : Polichaeta Ordo : Sabellida Famili : Serpullidae Genus : Spirobranchus Spesies : Spirobranchus giganteus Morfologi Tubuh Spirobranchus giganteus terbagi menjadi dua bagian, yakni thorac dan abdomen dengan ukuran tubuh sekitar 3 cm. Cacing ini mempunyai mahkota tentakel (radiole) di bagian anterior cacing ini, yang dilengkapi dengan operculum sebagai organ

Upload: muhammad-afwan

Post on 27-Dec-2015

183 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: annelida.docx

Klasifikasi

Gambar 1. Spirobranchus giganteus

Klasifikasi dari Spirobranchus giganteus:

Kingdom : Animalia

Filum : Annelida

Kelas : Polichaeta

Ordo : Sabellida

Famili : Serpullidae

Genus : Spirobranchus

Spesies : Spirobranchus giganteus

Morfologi

Tubuh Spirobranchus giganteus terbagi menjadi dua bagian, yakni thorac dan abdomen

dengan ukuran tubuh sekitar 3 cm. Cacing ini mempunyai mahkota tentakel (radiole) di

bagian anterior cacing ini, yang dilengkapi dengan operculum sebagai organ protektif dan

pengontrol evaporasi. Cacing ini memiliki organ operculum menjadi ciri pembeda dengan

jenis Sabella pavovina (cacing kipas) karena cacing kipas tidak memiliki organ tersebut.

Yang menarik pada Spirobranchus giganteus mengalami modifikasi dengan bentuk memilin

menyerupai pohon natal dengan beragam warna yaitu orange, biru, kuning, dan putih.

Page 2: annelida.docx

Ciri-ciri

Jangka waktu hidup mencapai 10 hingga 20 tahun. Tabumg calcareous diameternya mencapai

0,2 – 1,0 mm setiap tahun, rata-rata 0,6 mm. Umur 5 hingga 7 tahun S. giganteus dapat

mencapai diameter 3 sampai 4 mm.

Habitat dan penyebaran

Habitat dari Spirobranchus giganteus yaitu di laut dan menempel pada karang hidup. Cacing

ini dijumpai di daerah tropis seperti di Laut Mediterania, Laut Merah, dan Samudra Hindia

sebelah barat. Menurut penelitian Petitjean dan Myers spesies ini banyak dijumpai di Laut

Cozumel, Meksiko.

Cara Hidup dan Makan

Spirobranchus giganteus hidup sesil dengan melekatkan dirinya pada karang hidup.

Tubuhnya dibungkus oleh tabung yang tersusun oleh kalsium karbonat yang bersifat kaku.

Cacing ini mendapat makanan dengan menggunakan mahkota tentakel untuk menangkap

materi organik kemudian dimasukkan ke dalam mulut untuk dicerna. Cacing ini berperan

penting dalam mengontrol kandungan nutrient ekosistem laut.

Cara Reproduksi

Spirobranchus giganteus memiliki kelamin yang terpisah (berumah dua). Untuk

melangsungkan reproduksinya, kedua jenis cacing ini menjadi matang kelamin pada musim-

musim tertentu dan melakukan pembuahan eksternal yang selanjutnya menghasilkan larva.

Setelah beberapa saat menjadi cacing dewasa dan melekat pada karang di laut.

Pemanfaatan

Cacing Spirobranchus giganteus memiliki nilai ekonomi yang cukup baik. Cacing ini

dibudidayakan dan dijual untuk menghias akuarium.

Page 3: annelida.docx

Polychaeta (Eunice viridis)

A. Klasifikasi Polychaeta

Kindom : Animalia

Phylum : Annelida

Class : Polychaeta

Ordo : Eunicida

Familia : Eunicedae

Genus : Eunice

Spesies : Eunice viridis

B. Morfologi

Panjang 5 – 10 cm dan diameter 2 – 10 mm. Warna sangat indah, merah, kesumba, hijau,

atau perpaduan beberapa warna seperti pelangi.

Page 4: annelida.docx

C. Anatomi

Pada tiap sisi lateral tubuh Polychaeta, kecuali kepala dan ujung posterior terdapat

sepasang parapodia dan sejumlah besar setae

Parapodia : pelebaran dinding tubuh yang pipih biasanya biramus, beberapa

uniramus-à terdiri atas notopodium dan neuropodium-à masing-masing disangga oleh

sebuah batang khitin disebut acicula

Pada prostomium terdapat mata, antena, dan sepasang palp. Bagian ini dianggap

sebagai kepala polychaeta.

Peristomium terletak setelah prostomium, yaitu ruas yang ada mulutnya.

Dibagi menjadi 2 sub kelas : Errantia (berkeliaran bebas) dan Sedentaria (menetap).

Yang termasuk Errantia : jenis pelagis, merayap pada celah batu dan karang, membuat

lubang atau lorong dalam pasir dan lumpur, ada yang membentuk selubung

Cacing sedentaria : tinggal dalam selubung permanen, tidak pernah meninggalkan

liang , hanya kepalanya saja yang keluar masuk untuk makan.

Bentuk kepala Sedentaria biasanya mengalami modifikasi sesuai dengan fungsinya

sebagai Ciliary feeder

Dalam beberapa hal, kepala berfungsi sebagai alat pertukaran gas, semacam insang

Pada Sabelidae dan Serpulidae, prostomium tumbuh semacam mahkota bunga gerbra

disebut Radiole

Ruas tubuh Errantia sama bentuk dan ukurannya sedangkan ruas tubuh sedentaria

cenderung mengalami modifikasi. Perbedaan terletak pada perbedaan diameter ruas,

parapodia atau ada tidaknya insang.

D. Sifat biologis

a. Pergerakan

Perpaduan antara parapodia, otot dinding tubuh dan cairan rongga badan.

Gerak undulasi dapat menyebabkan cacing dapat menjalar dan berenang

dengan cepat. Sebagian jenis meliang (=burrower) mempunyai bentuk

prostomium seperti kerucut kecil; mata, palp dan antena (-) dan ukuran

parapodia mengecil

b. Makanan dan pencernaan

Termasuk canivore atau raptorial feeder, ciliary feeder atau pemakan substrat

--à untuk kebanyakan Errantia.

Page 5: annelida.docx

Mangsa terdiri dari avertebrata kecil yang ditangkap dengan pharing atau

probosis yang dijulurkan. Pada probosis biasanya terdapat sepasang rahang

khitin atau lebih

Gigi digunakan untuk memotong mangsa, dengan jalan memompa isi mangsa

dihisap dengan pharynx. Atau menusukkan probosisnya ke dalam tubuh

mangsa dan menghisap isinya. Beberapa jenis errant memakan ganggang

(Herbivore), menggunakan giginya untuk memotong tanaman menjadi

potongan kecil-kecil

Sejumlah cacing meliang seperti Ophelia, memakan substrat dengan cara

mengeluarkan pharynx untuk menjilat pasir atau lumpur yang mengandung

makanan.

Pada waktu pharynx ditarik, pasir dan makanan masuk ke saluran pencernaan.

Pharynx tidak bergigi tapi adakalanya mengandung papila.

Ciliary feeder memakan plankton dan butir-butir sampah. Butir-butir makanan

yang melekat pada lendir permukaan palpus atau organ lain dibawa ke mulut

melalui ciliated groove.

c. Pencernaan Makanan :

Saluran pencernaan berupa saluran yang lurus, terletak sepanjang sumbu

antero posterior. Ada beberapa variasi, tetapi umumnya terdiri atas mulut,

pharynx, oesophagus yang pendek, usus perut dan anus

d. Pernafasan

Umumnya bernafas dengan insang, tetapi bentuk dan letaknya berbeda.

Pertukaran gas melalui permukaan tubuh masih diperlukan.

Pada umumnya insang berhubungan erat dengan parapodia atau merupakan

modifikasi dari sebagian parapodia, misalnya cirrus dorsal.

Pada Polychaeta dengan metamerik hampir sempurna, tiap ruas mengandung

insang, kecuali ujung anterior dan posterior. Cacing dengan tubuh yang

mengalami modifikasi, jumlah dan letak insangnya terbatas Peredaran darah

Polychaeta pada umumnya mempunyai susunan peredaran darah yang sudah

teratur, darah selalu dalam pembuluh darah

Ada 2 pembuluh darah utama yaitu pembuluh darah dorsal dan pembuluh

darah ventral yang sejajar dengan saluran pencernaan.

Pembuluh darah sudah berkontraksi, terutama pembuluh dorsal. Kontraksi ini

dapat disamakan sebagai pusat pompa atau jantung.

Page 6: annelida.docx

Darah Polychaeta biasanya berisi pigmen pernafasan yang larut dalam plasma.

Pigmen darah umumnya adalah hemoglobin, tetapi chlorocruonin merupakan

ciri khas jenis Sabelidae dan Flabelligeridae

Darah yang mengandung chlorocruonin berwarna hijau. Darah Polychaeta

biasanya berisi pigmen pernafasan yang larut dalam plasma. Pigmen darah

umumnya adalah hemoglobin, tetapi chlorocruonin merupakan ciri khas jenis

Sabelidae dan Flabelligeridae Darah yang mengandung chlorocruonin

berwarna hijau.

E. Alat Indra

Alat indra yang utama bagi Polychaeta adalah mata, nuchal organ dan statocyst.

Hanya cacing jenis Errantia yang mempunyai mata (kecuali Sabellidae) yang

berkembang baik, Sedentaria tidak mempunyai mata atau sebagai bintik mata.

Letak mata pada permukaan prostomium dan berjumlah 2-4 pasang, fungsi mata

hanya sebagai foto receptor.

Kebanyakan Polychaeta phototropic negatif.

Nuchal organ atau organ tengkuk terletak di bagian dorsal kepala : merupakan

chemoreceptor untuk mendeteksi makanan.

Statocyst merupakan alat keseimbangan .

F. Ekresi

Berupa protonephridia solenocyte pada jenis yang tidak mempunyai pembuluh darah

dan metanephridia bagi yang mempunyai pembuluh darahà terdapat sepasang pada

setiap ruas

Metanephridia terdapat pada kebanyakan Polychaeta

Nephridia pada beberapa Polychaeta berfungsi sebagai alat osmoregulasi, misal

beberapa spesies Nereis yang hidup di daerah estuaria, air payau atau air tawar

G. Regenerasi

Relatif mempunyai kemampuan untuk melakukan regenerasi

Tentakel, palp atau bagian tubuh lain jika putus/rusak dapat tumbuh yang baru

Beberapa jenis cacing dapat melakukan autotomy : melepaskan sebagian tubuhnya

jika diganggu, bagian yang hilang tumbuh baru

H. Reproduksi

Page 7: annelida.docx

Reproduksi terjadi baik secara sexual maupun asexual.

Reproduksi asexual pada beberapa jenis dilakukan dengan jalan ”budding”

(pertunasan) atau pembelahan

Kebanyakan Polychaeta hanya melakukan reproduksi seksual dan biasanya dioecious

Reproduksi seksual yang khas pada beberapa jenis Nereidae, Syllidae dan

Eunicidae :pembentukan epitoke (suatu individu reproduktif) berbeda dengan bentuk

tubuh yang non-seksual (atoke)

Biasanya epitoke berenang ke permukaan air menjelang pagi atau petang hari untuk

melepaskan sperma dan telur

I. Nilai Ekonomis

Merupakan pakan alami baik bagi udang windu Peneus monodon di tambak-à

menjadikan warna udang menjadi lebih cemerlang-à mutu meningkat

Jenis Sabellidae dan Serpulaidae :

Sabella pavonina dan Spirografis spalanzanit terkenal keindahannya bentuk seperti

bunga gerbra, warna seperti burung merak -à untuk hiasan akuarium laut

Page 8: annelida.docx

Namalycastis rhodochorde

Namalycastis rhodochorde disebut juga dengan Cacing Nipah. Spesies ini tergolong

di dalam kelas Polychaeta. Berikut ini adalah kasifikasi dari spesies Namalycastis

rhodochorde :

Kingdom : Animalia

Filum : Annelida

Kelas : Polychaeta

Ordo : Nereididae

Familia : Namanereididae

Genus : Namalycastis

Spesies : Namalycastis rhodochorde

Namalycastis rhodochorde disebut juga dengan cacing nipah karena cacing ini sering

ditemukan di sekitar pohon nipah (Nypa fruticans) dengan sebutan Kapang atau Kapang

Nipah. Nama ilmiah dari cacing nipah yang disebu t dengan Namalycastis rhodochorde

dipublikasikan oleh Glasby, Miura, Nishi, dan Junardi pada tahun 2007. Pada umumnya

cacing nipah memiliki proporsi panjang dan bobot yang seimbang. Diameter tubuh cacing

nipah umumnya hampir sama antara bagian anterior sampai median dan memipih serta

mengecil secara gradual sampai posterior dengan pertambahan panjang lebih cepat dari bobot

tubuh. Cacing nipah betina memiliki dua pola warna, betina immature (pradewasa) berwarna

merah muda yang akan berubah menjadi merah tua ketika meuju ke arah maturitas

(dewasa). Sedangkan pada tubuh betina yang mengalami regenerasi memiliki dua bagian

warna, warna bagian yang terbentuk umumnya berwarna merah cerah seperti warna betina

immature. Cacing nipah memiliki dua pasang mata berukuran kecil berwarna hitam yang

akan tampak jelas dan membesar pada saat musim reproduksi. Karakteristik khusus dari

cacing nipah yang membedakan dengan cacing lain dari kelas polychaeta yaitu memiliki

cirrus tentakel pendek sebanyak empat pasang di bagian kepala (1 pasang di anterodorsal

yang ukurannya lebih panjang, sedangkan yang berada di bagian posterodorsal lebih pendek).

Rahang pada cacing nipah berwarna hitam dengan bagian ujung yang agak tumpul. Cacing

nipah memiliki parapodia (kaki) yang berada pada kedua sisi tubuhnya, pada satu sisi bertipe

Page 9: annelida.docx

biramus (bercabang dua), yang masing-masing memiliki cirrus dorsal yang panjang dan

acicula. Parapodia pada bagian posterior berbentuk seperti daun yang tersusun rapat. Ada 2

tipe cirrus, yaitu cirrus dorsa dan cirrus ventral kecil. Cirrus dorsal berbentuk mirip tabung

yang berada pada bagian tengah tubuh dan memipih ke arah bawah. Cirrus ventral kecil,

berbentuk sigitiga dengan ujung membulat dan memipih dari bagian anterior ke arah

posterior. Tipe seta pada cacing nipah yaitu sesquigomph spiniger dan heterogomph falcigers.

Bagian ujung anterior tubuh dari Namalycastis rhodochorde dapat dijelaskan dari gambar

berikut ini :

Gambar bagian tubuh Namalycastis rhodochorde

Keterangan bagian ujung anterior tubuh polychaeta:

1. Tentakel Prostomium

2. Prostomium

3. Palpus

4. Peristoma

5. Parapodium

6. Faring

Page 10: annelida.docx

7. Kelenjar Esofagus

8. Esofagus

9. Usus

10. Ginjal

11. Pembuluh Dorsal

12. Pembuluh Ventral dan

13. Tali Saraf

gambar cacing nipah (Namalycastis rhodochorde)

Habitat cacing nipah sangat spesifik dan hanya ditemukan pada perakaran pohon

nipah. Cacing nipah hidup dengan cara membenamkan diri di dalam lumpur (infauna).

Habitat tempat cacing nipah hidup memiliki kondisi yang berupa tanahnya lembab dan berair.

Cacing nipah lebih menyukai habitat dengan kandungan salinitas yang lebih rendah dan

cenderung ke air tawar. Habitat yang cacing nipah berupa tanah dengan kandungan karbon

organik tinggi, suhu rendah dan tekstur berupa lumpur. Pada rantai makanan di estuaria,

cacing nipah dapat berperan sebagai pakan alami ikan dan udang. Cacing nipah

Page 11: annelida.docx

(Namalycastis rhodochorde) lebih menyukai tanah dengan kandungan karbon organik tinggi

sebagai hasil proses dekomposisi jaringan tumbuhan nipah.

Pola reproduksi cacing nipah tergolong monotelik yang memijah hanya satu kali

dalam satu siklus hidup dengan cara melepas gamet matang ke luar tubuh. Pola ini juga

dijumpai pada polychaeta monotelik lain seperti Nereis virens dan N. diversicolor yang

berasal dari daerah beriklim sedang dan Dendronereis pinnaticirris dari daerah tropis. Cacing

nipah yang siap memijah ditandai dengan kerusakan dinding tubuh, segmen-segmen terputus

menjadi beberapa bagian dan akhirnya mati. Pelepasan gamet matang pada polychaeta

monotelik terjadi dalam satu periode pemijahan dalam satu tahun. Kematangan individu

secara alami berkorelasi linier dengan usia cacing. Cacing Nereididae akan memijah pada

usia 1 tahun, 2-3 tahun, dan 5-6 tahun, umumnya akan memijah pada usia 3 tahun. Usia

memijah cacing nipah belum diketahui sehingga sangat dibutuhkan penelitian lanjutan untuk

mendapatkan data lengkap tentang siklus hidup cacing ini.