analisis terhadap putusan pengadilan agama...

98
ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KENDAL TENTANG HIBAH LEBIH DARI SEPERTIGA (STUDI PUTUSAN NO 11/PDT.P/2008/PA.KDL) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Progaram Strata 1 (S 1) Program Ahwalus Syahsiah Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Oleh : MUH. SAEHUDIN ANWAR N I M : 0 6 2 1 1 1 0 4 9 JURUSAN AL-AHWAL ASY-SYAKHSIYAH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: phamdieu

Post on 12-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN

AGAMA KENDAL TENTANG HIBAH LEBIH DARI

SEPERTIGA

(STUDI PUTUSAN NO 11/PDT.P/2008/PA.KDL)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Progaram Strata 1 (S 1)

Program Ahwalus Syahsiah

Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo

Oleh :

MUH. SAEHUDIN ANWAR

N I M : 0 6 2 1 1 1 0 4 9

JURUSAN AL-AHWAL ASY-SYAKHSIYAH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan
Page 3: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan
Page 4: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

MOTTO

ميلع ء فإن اهللا بهيش نا مقوفنا تمن ووبحا تما مقوفنى تتح ا البرالونت لن

Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang

sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta

yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan,

maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.”(Q.S. Ali

Imran: 92)1

1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Depok : Cahaya Quran, hlm.62

Page 5: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

PERSEMBAHAN

Saya persembahkan untuk :

Ibunda dan Ayahanda tercinta dan tersayang Kasih sayang, tuntunan, dukungan dan do’a dari kalian Selalu menerangi langkah penuh cita dan cinta putramu.

Para Kiai, Guru, Dosen dan Asatiid

Ilmu dan bimbingan dari kalian menuntun saya untuk menjadi insan yang ta’at dan berbakti.

Kakek dan Nenek yang saya ta’dzimi

Nasehat dan do’amu mengobarkan semangat cucumu.

Seluruh keluarga Dukungan kalian tak akan pernah saya sia-siakan.

Dan untuk teman-teman yang selalu menemani

Bersama kita raih cita-cita kita.

Saya dedikasikan karya ini untuk kalian semua...

Page 6: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab,

penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak

berisi materi yang pernah ditulis oleh orang

lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini

tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain

kecuali informasi yang terdapat dalam

referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 13 Juni 2011

Deklarator

M. SAEHUDIN ANWAR

NIM: 62111049

Page 7: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

ABSTRAK

Salah satu bentuk taqarrub kepada Allah SWT dalam rangka

mempersempit kesenjangan sosial serta menumbuhkan rasa kesetiakawanan dan

kepedulian sosial adalah hibah atau pemberian. Hibah, dilihat dari aspek vertikal

(hubungan antara manusia dengan Tuhan) memiliki dimensi taqarrub, artinya

dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan seseorang. Semakin banyak

berderma dan bershadaqah akan semakin memperkuat dan memperkokoh

keimanan dan ketakwaan, inilah aspek vertikal hibah. Yang menjadi perumusan

masalah, bagaimana dasar penetapan hakim dalam putusan No.11/

Pdt.P/2008/PA.Kdl kebolehan hibah yang lebih dari sepertiga?. Bagaimana

tinjauan hukum Islam tentang Putusan No. 11/ Pdt.P/2008/PA.Kdl

Dalam menyusun skripsi ini, peneliti menggunakan jenis penelitian

kepustakaan dengan data primer, yaitu berkas Putusan Pengadilan Agama Kendal

No. 11/ Pdt.P/2008/PA.Kdl, sedangkan data sekunder, yaitu literatur lainnya yang

relevan dengan permasalahan yang dikaji. Teknik pengumpulan data berupa

teknik dokumentasi atau studi dokumenter yaitu dengan meneliti sejumlah

kepustakaan (library research). Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan

metode deskriptif analitis yakni menggambarkan dan menganalisis Dasar

Penetapan Hakim Dalam Putusan No. 11/ Pdt.P/2008/PA.Kdl Terhadap Hibah

Yang Lebih Dari Sepertiga.

Pada dasarnya hibah tidak ada kaitannya dengan kewarisan kecuali nyata

bahwa hibah itu mempengaruhi hak ahli waris, maka dalam hal ini perlu adanya

pembatasan maksimal hibah tidak melebihi sepertiga. Dalam permasalahan ini

bahwa alm Romdo tidak mempunyai ahli waris yang mana saudara laki-lakinya

dan istri telah meninggal sehingga yang ada hanya anak angkatnya saja

(pemohon) yang kemudian separuh tanah pekarangan beserta rumah di atasnya

dihibahkan kepada pemohon, karena pihak Pemohon (anak angkat) semasa

hidupnya telah mengabdikan dirinya kepada bapak Romdo hingga akhir hayatnya.

Karena dalam permasalahan ini hibah tidak mempengaruhi hak-hak ahli waris

maka hibah tersebut menurut penulis sah menurut hukum Islam. Bahwa kalau

ternyata hibah itu mempengaruhi kepentingan dan hak-hak ahli waris maka perlu

ada batas maksimal hibah tidak melebihi sepertiga harta seseorang. Akan tetapi

bila menyangkut hak-hak ahli waris maka hibah perlu ada batasan.

Hasil pembahasan menunjukkan, sebagaimana yang diatur dalam

Kompilasi Hukum Islam pasal 210 bahwa Orang yang telah berumur sekurang-

kurangnya 21 tahun berakal sehat tanpa adanya paksaan dapat menghibahkan

sebanyak-banyaknya 1/3 (sepertiga) Kompilasi Hukum Islam memberikan

batasan dalam pemberian hibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari hartanya penghibah.

Page 8: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt, Yang Maha

pengasih lagi maha penyayang yang telah menyinari jalan-jalan orang yang

bertauhid, menunjukkan hati orang-orang mukmin kepada kebenaran dan

kebaikan. Sehingga pada akhirnya skripsi ini bisa hadir di hadapan kita, adapun

motivasi mendasar yang mendorong bagi penulis untuk berusaha keras

menyelesaikan skripsi ini selain dari pada kewajiban yang harus dilaksanakan dan

merupakan tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana adalah semata-mata

karena ingin berperan dan ikhtiar membangun hari esok yang lebih baik lagi,

sekalipun hasilnya ternyata hanya sekedar mampu menawarkan sebutir pasir pada

pantai lautan.

Dengan ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada :

1. Prof. DR. H.Muhibin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.

2. Dr. H.Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari'ah IAIN Walisongo

Semarang.

3. Ibu Dra,Hj.Endang Rumaningsih M.Hum, selaku Pembimbing I, dan ibu Nur

Hidayati setyani SH,MH, selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini.

4. Segenap dosen Fakultas Syari'ah yang telah membekali pengetahuan kepada

penulis pada jenjang pendidikan sarjana ( S-1 )

5. Segenap karyawan Fakultas Syari'ah, pegawai perpustakaan IAIN,

perpustakan Fakultas Syari'ah yang telah memberikan layanan yang baik

kepada penulis.

6. Bapak Drs.Syarifudin, SH, selaku Hakim pembimbing di Pengadilan Agama

Kendal yang telah meluangkan waktunya dengan tulus ikhlas kepada penulis

selama proses penelitian ini.

7. Segenap staf pegawai di Pengadilan Agama Kendal yang telah memberikan

izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Keluarga penulis, Bapak, Ibu, dan adik-adik penulis yang telah memberikan

dorongan baik materiil maupun moril dalam mengarungi lautan keilmuan ini.

Page 9: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

9. Sahabat-sahabatku tercinta yang ikut memberikan do'a, motivasi, semangat

serta palipur lara ketika dalam kegundahan, kelelahan selama studi terutama

dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT, membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan

yang lebih dari mereka berikan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini

masih jauh dari sempurna, baik dari segi materi, metodologi, dan analisisnya.

Karennya, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya hanya kepada Allah penulis berharap semoga apa

yang tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para

pembaca pada umumnya. Amin

Semarang, 13 Juni 2011

Penulis,

M. SAEHUDIN ANWAR

NIM: 62111049

Page 10: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... .............. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................................iii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................................v

HALAMAN DEKLARASI ............................................................................ ...........vi

HALAMAN ABSTRAK ...........................................................................................vii

HALAMAN KATA PENGANTAR .........................................................................viii

HALAMAN DAFTAR ISI ..........................................................................................ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..............................................................................1

B. Pokok Permasalahan ....................................................................9

C. Tujuan Penulisan Skripsi .............................................................9

D. Tela'ah Pustaka ..........................................................................10

E. Metode Penulisan Skripsi ..........................................................13

F. Sistematika Penulisan Skripsi .....................................................17

BAB II :TINJAUAN UMUM TETANG HIBAH

A. Pengertian Hibah .........................................................................19

B. Dasar Hukum Hibah ...................................................................23

C. Rukun dan Syarat-syarat Hibah ..................................................26

1. Rukun hibah…………………………………...................28

2. Syarat Hibah……………………………………………...30

Page 11: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

BAB III : PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KENDAL TENTANG

HIBAH LEBIH DARI SEPERTIGA PUTUSAN NO

11/Pdt.P/2008/PA.K.dl

A. Profil Pengadilan Agama Kendal .............................................42

1. Sekilas tentamg Pengadilan Agama Kendal….. ..................42

2. Tugas dan Wewenang Pengadilan Agama Kendal...............48

3. Hakim Pengadilan Agama....................................................51

B. Dasar Penetapan Hakim Dalam Memutus Perkara No

11/Pdt.P/2008/Pa.Kdl…............................................................53

1. Putusan Pengadilan Agama Kendal No 11/Pdt.P/2008/Pa.Kdl

.............................................................................................53

2. Dasar Pertimbangan Dan Penetapan Hakim Memutus

PerkaraNo11/Pdt.P/2008/Pa.Kdl..........................................63

BAB IV : ANALISIS TERHADAP PUTUSAN NOMOR

11/Pdt.P/2008/PA.Kdl TENTANG HIBAH

A. Analisis Terhadap Dasar penetapan Hakim Dalam Putusan

Perkara Nomor 11/Pdt.P/2008/PA.Kdl .....................................68

B. B. Tinjauan Hukum Islam Putusan Perkara Nomor

11/Pdt.P/2008/PA.Kdl...............................................................73

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................81

B. Saran-saran....................... ...........................................................82

C.Penutup .......................................................................................83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS

Page 12: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hibah merupakan fenomena yang umum dan lazim terjadi dalam

masyarakat, tetapi fenomena ini menarik ketika dihadapkan pada permasalah baru

di masyarakat, misalnya pemberian hibah yang lebih dari sepertiga dimana para

ulama berbeda pendapat mengenai kadar pemberian hibah, begitu juga dalam

hukum positif Indonesia (Kompilasi Hukum Islam) yang mengatur tegas pada

pasal 210, bahwa pada dasarnya besarnya hibah itu maksimal adalah sepertiga

dari milik penghibah.

Kata hibah berasal dari kata “hubuuburriib” yang berarti (muruuruha)

perjalanan angin. Kemudian kata hibah dengan maksud ialah memberikan sesuatu

kepada orang lain,baik harta ataupun lainnya.1 Secara pengertian syara’ hibah

berarti pemberian harta milik seeorang kepada orang lain saat ia masih hidup

tanpa adanya imbalan. Secara umum pengertian hibah adalah

a) Ibraa, yakni menghibahkan utang kepada yang berhutang;

b) Sedekah, yakni menghibahkan sesuatu dengan mengharapkan pahala di

akhirat;

c) Hadiah yakni pemberian yang menurut orang yang diberi itu untuk memberi

1 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Juz 4.terjemahan,(Jakarta:Pena pundit aksara, 2006),hlm

435

Page 13: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

2

imbalan.2

Hibah adalah pemberian suatu benda secara sukarela tanpa imbalan dari

seseorang kepada orang lain yang masih hidup untuk dimiliki. Setiap orang yang

telah berumur sekurang-kurangnya 21 tahun, berakal sehat dan tidak adanya

paksaan dalam menghibahkan sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta bendanya

kepada orang lain atau kepada suatu lembaga untuk dimiliki.3 Hibah harus

dilakukan dihadapan dua orang saksi dan harta yang dihibahkan itu haruslah

barang-barang milik pribadi (hak milik) orang yang memberi hibah.

Dalam Al-qur’an, penggunaan kata hibah digunakan dalam konteks

pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

oleh hamba-hambaNya, terutama para nabi, dan menjelaskan sifat Allah Yang

Maha memberi Karunia. Untuk itu mencari dasar hukum tentang hibah seperti

yang dimaksud dalam kajian ini secara ekplisit tidak ditemukan. Namun dapat

digunakan petunjuk dan anjuran secara umum, agar seseorang memberikan

sebagian rezekinya kepada orang lain, misalnya QS. Al baqarah, 2:2624

tÏ% ©!$# tβθà) Ï�Ζ ãƒ öΝ ßγs9≡ uθøΒ r& ’ Îû È≅‹ Î6y™ «! $# §Ν èO Ÿω tβθãèÎ7 ÷G ム!$tΒ (#θà)x�Ρr& $xΨ tΒ Iωuρ “ ]Œ r& � öΝçλ°; öΝ èδ ã�ô_r& y‰ΨÏã

öΝ Îγ În/ u‘ Ÿω uρ ì∃öθ yz óΟ Îγ øŠn=tæ Ÿω uρ öΝ èδ šχθçΡt“ ós tƒ

2 Ibid, hlm.437 3 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Akademika Presindo, 2008) hlm 164 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam Di Indonesia,( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,

1998)hlm 467

Page 14: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

3

Artinya: “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, Kemudian

mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan

menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan

si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. tidak

ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih

hati.

Menurut mayoritas ulama bahwa seseorang dibolehkan untuk

menghibahkan semua yang dimilikinya kepada orang lain. Muhammad Ibnu

Hasan dan sebagian kalangan Hanafi berkata, “tidak sah menghibahkan semua

harta meskipun dengan tujuan kebaikan.” Mereka menganggap bahwa orang yang

berbuat demikian itu sebagai orang bodoh yang wajib dibatasi tindakannya.

Dalam masalah ini orang yang mampu bersabar atas kemiskininan dan

kekurangan harta, maka tidak mengapa baginya menyedekahkan sebagian besar

atau bahkan semua hartanya. Barangsiapa yang besar kemungkinan meminta-

minta kepada manusia pada saat memerlukan, maka tidak dibolehkan

menyedekahkan semua atau atau sebagian besar hartanya.5

Islam memperbolehkan seseorang memberikan atau menghadiahkan

sebagian atau seluruhnya harta kekayaan ketika masih hidup kepada orang lain.

Pemberian semasa hidup itu lazim dikenal dengan sebutan ”hibah”. Di dalam

Hukum Islam jumlah harta seseorang yang dapat dihibahkan itu tidak terbatas.

Berbeda halnya dengan pemberian seseorang melalui surat wasiat yang terbatas

pada sepertiga dari harta peninggalan yang bersih.

5 Sayyid Sabiq, Op.cit, hlm 388

Page 15: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

4

Hibah pada dasarnya memang tidak ada kaitannya dengan kewarisan,

karena berdasarkan pelaksanaan sudah jauh berbeda. Hibah diberikan ketika si

penghibah masih hidup sedangkan kewarisan dilakukan setelah adanya kematian.

Namun dengan adanya permasalahan yang ada yaitu, ketika terdapat seseorang

yang menghibahkan seluruh hartanya kepada orang lain, agar hartanya bisa

bermanfaat, karena si pemberi hibah takut hartanya kelak akan jatuh ke tangan

ahli warisnya yang tak bisa di pertanggung jawabkan nantinya, dan kelak harta

tersebut akan sia-sia. Dan andainya perbuatanya itu (menghibahkan seluruh harta)

menyebabkan sanak keluarganya dalam keadaan tidak mempunyai harta (miskin)

maka sama halnya ia menjerumuskan sanak keluarganya ke gerbang kefakiran,

sebab fakir itu merupakan salah satu penyebab kekafiran. Sehingga pemberian

hibah harus ada batasan dalam pemberiannya, dengan maksud agar sanak

keluarga sejahtera. Selain itu batasan hibah juga melindungi hak-hak ahli waris

supaya tidak ada yang dirugikan dalam hal pewarisan, dan juga menghindari dari

timbulnya perselisihan.

Mengutip pendapat Muhammad Ibnu Hasan, bahwa seseorang boleh

menghibahkan hartanya kepada selain ahli waris, namun tidak sah jika ia

menghibahkan seluruh hartanya walaupun untuk kebaikan. meskipun secara

kepemilikan itu adalah harta si penghibah, yang dia bisa bebas melakukan apa

saja dengan hartanya. ketika ia menghibahkan seluruh hartanya, maka ia tak

memiliki lagi harta untuk dibagikan kepada ahli warisnya, dan bisa berakibat pula

Page 16: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

5

pada perselisihan antar keluarga, maka disini mafsadahnya lebih besar daripada

maslahatnya. Meskipun dalam masalah tadi si pemberi hibah berniat baik agar

kelak hartanya terkelola dengan baik,dan Allah telah memerintahkan kita untuk

menyedekahkan harta kita dalam firman Nya 6

Surat Al-Baqarah:195

(#θ à) Ï�Ρr&uρ ’Îû È≅‹Î6 y™ «!$# Ÿω uρ (#θ à) ù=è? ö/ ä3ƒ ω÷ƒ r' Î/ ’n<Î) Ïπ s3è=öκ−J9 $# ¡ (# þθ ãΖÅ¡ ômr& uρ ¡

¨β Î) ©!$# �= Ïtä†tÏΖÅ¡ ós ßϑø9 $#

Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah

kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat

baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat

baik. “

Dengan kemaslahatan pihak keluarga dan ahli warisnya, sungguh tidak

dibenarkan sebab didalam syariat Islam diperintahkan agar setiap pribadi untuk

menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka. Dalam konteks ini ada

kewajiban pada diri masing-masing untuk menyejahterakan keluarga. Apabila

perbuatan itu dilakukan dan menyebabkan keluarganya jatuh dalam keadaan

miskin, maka samalah halnya ia menjerumuskan sanak keluarganya ke gerbang

kekafiran.

6 Ibid., hlm.387

Page 17: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

6

Pemikiran yang mengatakan bahwa tidak ada salahnya memberikan semua

harta yang dimilikinya kepada siapa saja yang dikehendakinya sebagaimana yang

dikemukakan oleh jumhur fuqoha’ bukanlah pendapat seluruhnya salah. Para

praktisi hukum dilingkungan Peradilan Agama juga memperhatikan apa yang

dikemukakan oleh Muhammad Ibnu Hasan dan sebagian pentahkik mazhab

Hanafi bahwa tidak sah menghibahkan semua harta meskipun dalam kebaikan,

orang yang berbuat demikian adalah orang yang dungu dan patut dibatasi

hukumnya. Pendapat ini adalah sejalan dengan apa yang dibenarkan dalam

Kompilasi Hukum Islam yang mengatakan bahwa hibah itu sepertiga dari seluruh

harta yang dimilkinya. Apabila ada kelebihan dari hibah yang diterima itu, maka

dapat dijadikan bagian warisan yang diterima para ahli waris. Jadi manusia

diperintahkan oleh Allah untuk menginfakkan hartanya di jalan Allah dengan

cukup sekedarnya saja.

Selain itu ayat Al Qur’an Surat Ali-Imran:92 yang berbunyi:

s9 (#θ ä9$ oΨs? §�É9 ø9 $# 4®L ym (#θ à) Ï�Ζè? $ £ϑÏΒ šχθ™6 ÏtéB 4 $ tΒ uρ (#θ à) Ï�Ζè? ÏΒ & ó x« ¨β Î* sù ©!$# ϵ Î/ ÒΟŠÎ=tæ

Artinya: ”Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),

sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja

yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”

Pada lingkungan hukum adat di Indonesia, diakui bahwa proses

pewarisan harta seorang pewaris dapat mulai dilaksanakan sejak pewaris masih

Page 18: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

7

hidup. Meskipun secara umum pembagian harta warisan dilakukan setelah

pewaris meninggal, tidak jarang terjadi pembagian tersebut dilaksanakan jauh

sebelum pewaris meninggal. Penyerahan harta warisan kepada ahli waris atau

seorang yang tidak termasuk ahli waris sebelum pewaris meninggal, disebut

hibah.

Dalam hal pewaris menghibahkan hartanya kepada bukan ahli waris,

penghibahan dibatasi sepanjang tidak merugikan hak para ahli waris. Walaupun

hibah terhadap selain ahli waris dibatasi sebanyak- banyaknya 1/3, maka bukan

berarti hibah kepada anak-anak si pemberi hibah itu diperbolehkan lebih dari

sepertiga. Justru dalam hal ini aspek keadilan kepada semua anak- anaknya harus

diperhatikan.

Ketika antara umat berbeda pendapat dalam satu hal maka hendaknya

manusia menilik kembali firmannya, karena Allah SWT telah meletakkan prinsip-

prinsip dasar pokok keutamaan agama Islam sebagai agama terakhir yang menjadi

naungan umat, dengan ibarat dan ungkapan yang jelas disertai nash-nash yang

tegas yang tidak bisa diselewengkan.7 Semua itu dimuat dalam Al-Qur’an

sebagai sumber dari segala sumber hukum

Ketentuan KHI ( Kompilasi Hukum Islam) dalam hal ini tampak sekali

mengakomodasi realitas empiris sebagaimana dikandung dalam nilai-nilai hukum

7 Ahmad Qadri Azizi, Islam dan Permasalahan Social, (Yogyakarta: LKIS, 1997), hlm.

33

Page 19: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

8

adat yang telah hidup dan mapan di tengah masyarakat. Ketentuan KHI

(Kompilasi Hukum Islam) tentang hibah, disamping mempertimbangkan tujuan

dan motifnya, yaitu nilai-nilai kemaslahatan, keadilan dan kedamaian tanpa saling

cemburu secara sosial dalam pembagian tersebut, juga melakukan revisi sistem

aturannya dengan memasukkan sistem pembagian tidak melebihi sepertiga dari

keseluruhan harta penghibah.8

Pada putusan penetapan dalam perkara permohonan pengesahan hibah

lebih dari sepertiga oleh Pengadilan Agama Kendal yang tertuang dalam putusan

no 11/Pdt.p/2008/PA.Kdl menetapkan, menyatakan sah menurut hukum dan hal

ini tidak bertentangan dengan hukum Islam atau maksud dari ketentuan pasal 210

Kompilasi Hukum Islam tersebut.

Hukum Islam yang berbentuk keputusan Pengadilan Agama adalah

keputusan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama atas permohonan penetapan

atau gugatan yang diajukan oleh seseorang atau lebih dan /atau lembaga

kepadanya. Keputusan dimaksud, bersifat mengikat pihak-pihak yang berperkara.

Selain itu, keputusan pengadilan agama dapat bernilai sebagai yurisprudensi, yang

dalam kasus –kasus tertentu dapat dijadikan oleh hakim sebagai referensi

hukum.9

8 Mahsun Fuad, Hukum Islam Indonesia Dari Nalar Partisipatoris Hingga Emansipatoris,

,(Yogyakarta : lkis, 2005 ) hlm 273 9 Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta : Sinar Grafika, 2006), hlm

.5

Page 20: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

9

Berdasarkan pemaparan kasus dan informasi di atas serta berbagai

kontroversi yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk mengangkat dalam bentuk

skripsi dengan judul “Analisis Terhadap Putusan Pengadilan Agama Kendal

Tentang Hibah Lebih Dari Sepertiga (Studi Putusan No

11/Pdt.P/2008/Pa.Kdl Di Pengadilan Agama Kendal)”

B. Permasalahan

Dari latar belakang masalah di atas, maka penulis memfokuskan penelitian

ini dengan merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana dasar penetapan hakim dalam memutus perkara no

11/pdt.p/2008/PA/kdl

2. Bagaimana tinjauan hukum islam terhadap putusan hibah lebih dari sepertiga

no 11/pdt.p/2008/PA/kdl

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dala penelitian ini adalah :

1. Tujuan

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulisan skripsi ini bertujuan:

a. Menjelaskan dasar penetapan yang dilakukan hakim dalam

memutus perkara hibah lebih dari sepertiga no

11/pdt.p/2008/PA/kdl

b. Untuk mengetahui tinjauan Hukum Islam terhadap hibah lebih dari

sepertiga terhadap putusan no 11/pdt.p/2008/PA/kdl

2. Kegunaan

Page 21: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

10

Setiap permasalahan membutuhkan kajian secara tuntas dan mendasar agar

dapat di peroleh kegunaan dari permasalahan tersebut, yaitu:

a. Secara akademik

Penulisan ini diharapkan dapat menciptakan pengembangan Ilmu

Hukum, sebagai suatu sarana pengendalian masyarakat maupun

sebagai sarana perencanaan masyarakat dan menambah hazanah

keilmuan mengenai upaya hukum dapat ditempuh apabila terjadi

persengketaan terhadap Hibah oleh ahli waris. Maka dengan itu

dapat dijadikan salah satu bahan untuk melakukan kajian atau

penelitian lanjutan bagi akademis atau penelitian berikutnya.

b. Secara praktis

Dapat dijadikan pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara

sengketa tentang pembatasan Hibah oleh ahli waris yang mungkin

terjadi dikemudian hari. Bagi praktisi hukum, hasil penelitian ini

dapat dijadikan pertimbangan untuk menemukan aspek-aspek

hukum dari hibah yang lebih dari sepertiga.

D. Telaah pustaka

Pemberian hibah yang lebih dari sepertiga para ulama berbeda pendapat

mengenai kadar pemberiannya, begitu juga dalam hukum positif Indonesia

(Kompilasi Hukum Islam) yang mengatur tegas pada pasal 210, bahwa pada

dasarnya besarnya hibah itu maksimal adalah sepertiga dari milik penghibah.

Page 22: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

11

1. Buku Karya Ahmad Rofiq “Hukum Islam Di Indonesia “ yang menerangkan

bahwa pembatasan yang dilakukan Kompilasi Hukum Islam, baik dari usia

maupun sepertiga dari harta pemberi hibah, berdasar pertimbangan bahwa usia 21

tahun telah dianggap cakap untuk memiliki hak untuk menghibahkan benda

miliknya itu. Demikian juga batasan sepertiga harta, kecuali jika ahli waris

menyetujuinya. Selain itu beliau juga membahas pengertian hibah, dasar hukum

hibah, dan hibah hubungannya dengan warisan, hibah dari orang tua kepada

anaknya dapat diperhitungkan sebagai warisan (KHI ps.211), masalah penarikan

kembali hibah yang menjelaskan tercelanya menarik kembali hibahnya,

menunjukan keharaman penarikan kembali hibah atau sadaqah yang lain yang

telah diberikan kepada orang lain. Kebolehan menarik kembali hibah hanya

berlaku bagi orang tua yang menghibahkan sesuatu kepada anaknya. Kendatipun

demikian, menurut hemat penulis kebolehan menarik kembali, dimaksudkan agar

orang tua dalam memberikan hibah kepada anak-anaknya memperhatikan nilai-

nilai keadilan.10

2. Buku karya Abdul Manan “Aneka Masalah Hukum Perdata Islam Di Indonesia”

menerangkan yang berhubungan kewenangan Peradilan Agama yang sebagaima

diatur dalam Pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang

Peradilan Agama. Dalam undang undang ini kewenangan Pengadilan di

lingkungan Peradilan Agama diperluas yang sebelumnya hanya pada lingkup

10Ahmad Rofiq, Op.cit hlm 257

Page 23: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

12

perkawinan, perwakafan, kewarisan, wasiat, hibah, shodaqoh, hal ini sesuai

dengan perkembangan hukum dan kebutuhan hukum masyarakat, khususnya

masyarakat muslim. Perluasan tersebut antara lain meliputi ekonomi syariah.11

3. Skripsi Karya Abdul Khamid, Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Walisongo

Semarang yang berjudul “Analisis Pendapat Imam Syafi’i Tentang Serah Terima

Sebagai Syarat Sah Hibah” kontekstualitas pendapat Imam Syafi’i tentang serah

terima sebagai syarat hibah dengan praktek hibah saat ini masih relevan. Serah

terima sebagai salah satu syarat hibah menjadi unsur penting dalam menjaga nilai

kekuatan dan pembuktian hibah saat ini. Dalam kontekstualitas dengan praktek

hibah saat ini bahwa hibah dilakukan dengan serah terima dihadapan notaris atau

pejabat pembuat akta tanah.

4. Skripsi karya Muhammad Munir mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Walisongo

Semarang yang berjudul “Analisis Pendapat Imam Syafi’i Tentang Hukum

Pencabutan Kembali Hibah “ pembahasan Imam Syafi’i tentang hukum

pencabutan kembali hibah. Menurut Imam Syafi’I, Dalam analisisnya bahwa

Imam Syafi’i berpendapat bahwa hibah tidak boleh dicabut kembali manakala si

penghibah memberi hibah dengan sukarela tanpa mengharap imbalan. Sedangkan

bila si penghibah memberi hibah dengan maksud mendapat imbalan maka hibah

boleh dicabut kembali. Karena hibah merupakan pemberian yang mempunyai

akibat hukum perpindahan hak milik, maka pihak pemberi hibah tidak boleh

11 Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada

Media, 2006) hlm 2

Page 24: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

13

meminta kembali harta yang sudah dihibahkannya, sebab hal itu bertentangan

dengan prinsip-prinsip hibah.

Berdasarkan pemaparan pustaka di atas, maka dapat diketahui

bahwasannya pustaka-pustaka di atas secara substansi objek kajian memiliki

kesamaan dengan penelitian yang akan penulis laksanakan yang berkaitan dengan

hibah, akan tetapi jika dikaji secara khusus maka terdapat perbedaan masalah

yaitu Putusan Pengadilan Agama Kendal Terhadap Hibah Lebih Dari Sepertiga,

sebagai objek kajian penulis yang akan membedakan antara pustaka-pustaka di

atas dengan penelitian yang akan penulis laksanakan.

E. Metode penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kepustakaaan (library

reseach) penelitian yang dilakukan untuk menelaah bahan-bahan dari buku

utama yang berkaitan dengan masalah, dan buku penunjang berupa sumber

lainnya yang relevan dengan topik yang dikaji. Sedangkan dalam penelitian

ini menitikberatkan kepada dokumen. Penelitian dokumen adalah Penelitian

yang dilakukan dengan melihat data yang bersifat praktek, meliputi: data

arsip, data resmi pada institusi Pengadilan Agama Kendal, data yang

dipublikasikan (putusan pengadilan, yurisprudensi, dan sebagainya).12

12 P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

1991), hlm 109

Page 25: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

14

Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah putusan Pengadilan Agama

Kendal No: 11/Pdt.P/2008/PA.Kdl tentang hibah lebih dari sepertiga.

2. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder.

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber yang memberikan

informasi secara langsung, serta sumber data tersebut memiliki

hubungan dengan pokok penelitian sebagai bahan informasi yang

dicari.13 Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil

dari data-data dalam bentuk dokumen putusan Pengadilan yaitu

putusan Pengadilan Agama Kendal No: 11/Pdt.P/2008/PA.Kdl

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini meliputi

sumber data yang memuat tentang hibah dalam bentuk buku

maupun jurnal. Adapun data sekunder atau data pendukung yaitu

wawancara dengan hakim Pengadilan Agama Kendal dan literatur

yang digunakan dalam menjelaskan tentang pokok permasalahan

yaitu buku-buku yang ada relevansinya dengan penelitian. Antara

lain Sayyid Sabiq (Fiqh Sunah), Chairuman Pasaribu ( Hukum

Perjanjian Dalam Islam ), Rachmat syafe’I ( Fiqh Muamalah),

M. Idris Ramulyo (Perbandingan, Perbandingan Pelaksanaan

13 Saefudin Azwar, Metodologi Penelitian,,(Yoyakarta: Pustaka Pelajar, 1993), Hlm 91

Page 26: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

15

Hukum Kewarisan Islam Dengan Kewarisan Menurut Hukum

perdata), Cik Hasan Bisri ( Peradilan Agama Di Indonesia)

Dari sini setiap data atau informasi yang diperoleh dari

masalah demi masalah akan dibandingkan dengan informasi lain

yang ada, sehingga mendapatkan hasil yang diharapkan untuk

kemudian dapat diambil suatu kesimpulan sebagai hasil akhir dari

permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini.

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat, penulis akan menempuh atau

menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu sebagai berikut :

a. Metode Dokumen (Documentation)

Yaitu metode yang dilakukan dengan cara mencari dan

mempelajari data-data dari catatan-catatan, transkip, berkas, surat,

majalah, surat kabar dan sebagainya yang berkaitan dengan penelitian

ini.14 Pengumpulan data berupa sumber data tertulis, bentuk tulisan

ini adalah tulisan yang diarsipkan atau dikumpulkan. Diantara

dokumen yang penulis gunakan adalah putusan Pengadilan Agama

Kendal No: 11/Pdt.P/2008/PA.Kdl hibah lebih dari sepertiga

b. Metode Wawancara (Interview)

14 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,( Rineka Cipta,:

Jakarta, 2006), hlm 202

Page 27: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

16

Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

mewawancarai atau memberikan pertanyaan kepada responden yang

berkaitan dengan penelitian penulis.15 Dalam penelitian ini, interview

dilakukan dengan berbagai pihak yang berkompeten dan terkait dengan

penelitian. Yaitu hakim yang menangani masalah Putusan Hibah Lebih

Dari Sepertiga di lingkungan Pengadilan Agama Kendal dengan

menggunakan koesioner sebagai metode yang dipilih untuk

mengumpulkan data. Adapun wawancara dengan Hakim Pengadilan

Agama Kendal sebagai data pendukung.

4. Metode Analisis Data

Data-data yang telah diperoleh tersebut dianalisis dengan

menggunakan metode deskriptif analitatif, yaitu suatu metode yang dirancang

untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan nyata sekarang (sementara

berlangsung). Adapun tujuan dari metode tersebut adalah untuk

menggambarkan sifat suatu yang sementara berjalan pada saat penelitian

dilakukan.16

Jadi analisis deskriptif adalah analisis data yang dilakukan terhadap

seluruh data yang diperoleh untuk mengembangkan dan menemukan teori,

kemudian hasil analisis tersebut disajikan secara keseluruhan tanpa

menggunakan rumusan statistik.

15 Ibid, Hlm. 148

16 Ibid, Hlm. 136

Page 28: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

17

Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam dua tahap

dengan dua teknik yang berbeda. Analisis yang pertama dilakukan pada data

yang telah didapat oleh penulis dari lapangan (hasil wawancara, dan

dokumentasi) yang belum diolah. Pengolahan data bedasar pada kaidah

deskriptif yakni pengolahan yang meliputi seluruh data yang telah diperoleh

yang dilakukan dengan mendasar pada teknik kategorisasi. Maksud dari

teknik kategorisasi adalah penulis akan menempatkan data-data yang telah

diperoleh sesuai dengan kategori data yang telah dirancang. Hasil dari analisis

ini adalah data yang dipaparkan dan menjadi bab III.

Sedangkan analisa yang kedua dilakukan dengan mendasar pada kaidah

kualitatif. Metode kualitatif yaitu menganalisisnya dengan pemikiran logis,

teliti dan sistematis terhadap semua data yang berhasil dikumpulkan untuk

memperoleh kesimpulan, dalam penelitian ini penulis menggunakannya untuk

menganalisis buku-buku, literatur-literatur dan berkas putusan Pengadilan

Agama Kendal.

F. Sistematika Penulisan

Secara garis besar penulisan skripsi ini terdiri atas 5 bab, dalam setiap bab

terdapat sub-sub bab permasalahan; yaitu :

BAB I : Pendahuluan.

Bab ini memuat tentang latar belakang permasalahan, pokok

permasalahan, tujuan penelitian, telaah pustaka, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

Page 29: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

18

BAB II : Ketentuan Umum Tentang Hibah

Dalam Bab ini membahas pengertian hibah, dasar hukum

hibah, rukun hibah, syarat hukum hibah dan ketentuan hibah

menurut ulama dan KHI

BABIII : Putusan Pengadilan Agama Kendal tentang hibah lebih dari

sepertiga

Pada pemaparan bab ini terdapat tiga sub bab A) ulasan

mengenai profil Pengadilan Agama Kendal meliputi, sekilas

tentang Pengadilan Agama Kendal, Hakim Pengadilan

Agama Kendal, tugas dan kewenangan Pengadilan Agama,

B) membahas mengenai Bagaimana Dasar Penetapan Hakim

dalam memutus perkara no 11/pdt.p/2008/PA/kdl yang

meliputi deskripsi putusan hibah lebih sepertiga No.

11/Pdt.P/2008/PA.Kdl dan dasar penetapan hakim dalam

putusan No. 11/Pdt.P/2008/PA.Kdl C) Tinjauan Hukum

Islam Terhadap Putusan Hibah lebih lebih dari sepertiga no

11/pdt.p/2008/PA/ kdl

BAB IV : Bab ini merupakan pokok dari pembahasan penulisan skripsi

ini yakni meliputi:

A. Analisis Terhadap putusan hakim mengenai putusan

perkara hibah lebih dari sepertiga No

11/Pdt.P/2008/PA.Kdl ditinjau dari Hukum Islam

Page 30: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

19

B. Analalisis tinjauan Hukum Islam terhadap putusan No.

11/Pdt.P/2008/PA.Kdl tetang hibah lebih dari sepertiga.

BAB V : Penutup hasil akhir dari penelitian ini sekaligus merupakan

akhir dari rangkaian penulisan skripsi yang akan berisi

kesimpulan dan saran dan penutup.

Page 31: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

20

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG HIBAH

A. Pengertian hibah

Secara etimologi kata hibah adalah bentuk masdar dari kata wahaba,

yang berarti pemberian. Secara terminologis, hibah adalah pemilikan suatu

benda melalui transaksi atau akad tanpa mengharap imbalan apa pun dari

orang yang diberi ketika si pemberi masih hidup.1 Dalam hal ini, rumusan

Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI) dalam Pasal 171 huruf (g)

mendefinisikan hibah bahwa “Hibah adalah pemberian suatu benda secara

sukarela dan tanpa imbalan dari seseorang kepada orang lain yang masih

hidup untuk dimiliki”.2

Adapun pengertian hibah menurut para ulama yang dihimpun dalam

Kitab al-Fiqh ‘ala al-Madzahib al-Arba’ah, karya Abdurrahman Al Jaziri

a) Menurut Mazhab Hanafi adalah pemberian benda dengan tanpa ada

syarat harus mendapat imbalan ganti, pemberian mana dilakukan

pada saat si pemberi masih hidup. Benda yang dimiliki yang akan

diberikan itu adalah sah milik si pemberi.3

1 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah juz IV, (Beirut Dar Fath, 2004), 435

2 Mahsun Fuad, Hukum Islam Indonesia dari nalar Partisipatoris Hingga

Emansipatoris,(Yogyakarta : Lkis, 2005 ) hlm 271 3 Abd al-Rahman al-Jaziri,, Kitab al-Fiqh ‘ala al-Madzahib al-Arba’ah, Beirut: Dar al-

Kutub al-Ilmiah, t.th, hlm 112

Page 32: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

21

b) Menurut Mazhab Maliki, adalah memberikan suatu zat materi

tanpa mengharap imbalan, dan hanya ingin menyenangkan orang

yang diberinya tanpa mengharap imbalan dari Allah. Hibah

menurut Maliki ini sama dengan hadiah. Dan apabila pemberian itu

semata-mata untuk meminta ridha Allah dan mengharapkan pahala

maka ini dinamakan sedekah.4

c) Menurut Madzhab Hambali, adalah memberikan hak memiliki

sesuatu oleh seseorang yang dibenarkan tasarrufnya atas suatu

harta baik yang dapat diketahui atau, karena susah untuk

mengetahuinya. Harta itu ada wujudnya untuk diserahkan.

Pemberian yang mana tidak bersifat wajib, dan dilakukan pada

waktu si pemberi masih hidup dengan tanpa syarat adanya

imbalan.5

d) Menurut Madzhab Syafi’i, hibah mengandung dua pengertian:

1) Pengertian khusus, yaitu pemberian hanya sifatnya sunnah yang

dilakukan dengan ijab qabul pada waktu si pemberi masih hidup.

Pemberian yang tidak dimaksudkan untuk menghormati atau

memuliakan seseorang dan tidak dimaksudkan untuk mendapatkan

pahala dari Allah atau karena menutup kebutuhan orang yang

4 Ibid, hlm 113

5 Ibid

Page 33: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

22

diberikanya.6

2) Pengertian umum, yaitu hibah dalam arti umum mencakup

hadiah dan sedekah.

Walaupun rumusan definisi yang dikemukakan oleh keempat madzhab

tersebut berlainan redaksinya namun intinya tetaplah sama.

Hibah adalah memberikan hak memilik sesuatu benda kepada orang

lain yang dilandasi oleh ketulusan hati atas dasar saling membantu kepada

sesama manusia dalam hal kebaikan.

Adapun pengertian hibah dapat dipedomani definisi-definisi yang

diberikan oleh para Ahli hukum Islam, antara lain

Sayyid Sabiq mengemukakan bahwa definisi hibah adalah akad yang

pokok persoalannya pemberian harta milik seseorang kepada orang lain

diwaktu dia hidup, tanpa adanya imbalan.7

Menurut Saleh Al Fauzan hibah adalah pemberian secara sukarela dari

orang yang boleh bertasharruf 8 ketika masih hidup kepada orang lain dengan

jumlah yang diketahui.9

6 Ibid

7 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah 5, terjemahan ( Jakarta : Cakrawala Publishing, 2009) hlm

547 8 Tasyararruf maksudnya mempunyai kemampuan untuk membelajakan harta dan

merupakan pemilik dari harta tersebut 9 Saleh Al-Fauzan, Al Mulakhkhasul Fiqhi.( Saudi Arabia: Daar Ibnu Jauzi, t.th)

Page 34: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

23

Sedangkan Sulaiman Rasyid memberikan definisi sebagai berikut :

hibah ialah memberikan barang dengan tidak ada tukaranya dan tidak ada

sebabnya.10

Dari beberapa definisi yang disampaikan oleh para ahli hukum di atas,

dapat disimpulkan bahwa hibah merupakan sesuatu pemberian yang bersifat

sukarela (tidak ada sebab musababnya) tanpa adanya imbalan dari pihak

penerima pemberian, dan pemberian itu dilangsungkan pada saat si pemberi

masih hidup, inilah yang membedakannya dengan wasiat, yang mana wasiat

diberikan sesudah si pewasiat meninggal dunia.

Dalam istilah hukum perjanjian yang seperti ini dinamakan juga

dengan perjanjian sepihak ( perjanjian unilateral) sebagai lawan dari

perjanjian bertimbal balik (perjanjian bilateral).11

Jadi hibah merupakan pemindahan langsung hak milik itu sendiri oleh

seseorang kepada orang yang lain tanpa pemberian balasan. Dalam hibah yang

diberikan, ialah harta yang menjadi milik dari orang yang menghibahkan,

bukan hasil dari harta itu.12

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa hibah merupakan suatu

perbuatan yang terpuji karena memberikan harta dengan sukarela tanpa

10 Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam Hukum Fiqh Lengkap, (Bandung: PT Sinar Baru

Algensindo, 1994) hlm 326 11 Chairuman Pasaribu, Hukum Perjanjian, ( Jakarta: sinar grafika, 1994) hlm 114

12 Ilmu Fiqh. (Proyek Pembinaan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi Agama

Islam/Iain Di Jakarta Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen

Agama,1986)

Page 35: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

24

mengharapkan balasan, tidak tergantung dan tidak disertai dengan persyaratan

apapun juga.

B. Dasar Hukum Hibah

Dalam Al-qur’an, penggunaan kata hibah digunakan dalam konteks

pemberian anugrah Allah kepada utusan-utusan-Nya, doa yang dipanjatkan

oleh hamba-hambaNya, terutama para nabi, dan menjelaskan sifat Allah yang

Maha Memberi Karunia. Untuk itu mencari dasar hukum hibah seperti yang

dimaksud dalam kajian ini, dapat digunakan petunjuk dan anjuran secara

umum, agar seseorang dapat membagikan sebagian rizki kepada orang lain.

Misalnya, QS. Al baqarah, 2:262:

tÏ% ©!$# tβθ à) Ï�ΖムöΝ ßγ s9≡uθ øΒ r& ’Îû È≅‹Î6 y™ «!$# §Ν èO Ÿω tβθãè Î7 ÷Gム!$ tΒ (#θà)x�Ρr& $ xΨtΒ Iω uρ “]Œ r& �

öΝ çλ °; öΝ èδ ã� ô_ r& y‰Ψ Ïã öΝ ÎγÎn/ u‘ Ÿω uρ ì∃ öθyz óΟ Îγ øŠn=tæ Ÿωuρ öΝ èδ šχθçΡt“ ós tƒ

Artinya: “Orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, Kemudian

mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan

menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), mereka

memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. tidak ada rasa takut pada

mereka dan mereka tidak bersedih hati”.13

13 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahanya, Disempurnakan Oleh Lajnah

Pentashih Mushaf Al-qur’an Departemen Agama RI, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2006 34

Page 36: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

25

Firman Allah juga dalam surat (QS. Al Munnafiqun 63, ayat 10):

(#θ à) Ï�Ρr&uρ ÏΒ $ ¨Β Ν ä3≈ oΨ ø%y—u‘ ÏiΒ È≅ ö6 s% β r& š†ÎAù' tƒ ãΝ ä.y‰tn r& ßNöθ yϑø9 $# tΑθ à)u‹sù Éb>u‘ Iω öθ s9

û Í_s?ö� ¨z r& #’n<Î) 9≅y_ r& 5=ƒÌ� s% šX£‰¢¹r' sù ä.r&uρ zÏiΒ tÅs Î=≈ ¢Á9$#

Artinya: “Dan infakanlah sebagian dari apa yang telah kami berikan

kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang diantara

kamu; lalu ia berkata (menyesali) “Ya Tuhanku, sekiranya engkau

berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat

bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh?”.14

Hibah disyariatkan dan dihukumi mandhub (sunat) dalam Islam

berdasarkan Al-Qur’an, Sunnah, dan Ijma.15 Dalam Al-Qur’an Surah An-Nisa

: 4 yang berbunyi

4 β Î* sù t ÷ÏÛ öΝ ä3s9 tã & óx« çµ÷ΖÏiΒ $ T¡ ø�tΡ çνθ è=ä3sù $ \↔ÿ‹ÏΖyδ $ \↔ÿƒ Í÷£∆

Artinya: Kemudian mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari

maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambilah)

pemberian itu dengan (sebagai hadiah) yang sedap lagi baik

akibatnya.(QS.An-Nisa’)16

Adapun dasar hibah menurut Islam adalah firman Allah yang menganjurkan

kepada umat Islam agar berbuat baik kepada sesamanya, saling mengasihi dan

sebagainya. Islam menganjurkan agar umatnya suka memberi karena memberi lebih

baik daripada menerima. Namun pemberian itu harus ikhlas, tidak ada pamrih apa-

14 Ibid., hlm. 443

15 Racmat Syafe’i, Fiqh Muamalah ( Bandung: Pustaka Setia, 2001) Hlm 242

16 Al-Qur’an dan terjemahanya, Op. Cit

Page 37: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

26

apa kecuali mencari ridha Allah dan mempererat tali persaudaraan, sebagaimana

dalam firman Allah

’ tA# u uρ… tΑ$ yϑø9 $# 4’ n?tã ϵÎm6 ãm “ÍρsŒ 4†n1ö� à) ø9 $# 4’yϑ≈ tGuŠø9 $# uρ t Å3≈ |¡yϑø9 $# uρ t ø⌠$# uρ È≅‹Î6 ¡¡9 $# …

Artinya: “…dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak

yatim dan orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan

(musafir)…”. (QS Al-baqarah ayat 177).17

(#θ è?#u uu uuρρρρ u !$ |¡ ÏiΨ9$# £ÍκÉJ≈ s%߉|¹ \' s#øtÏΥ 4 βÎ* sù t ÷ÏÛ öΝ ä3s9 tã & óx« çµ÷ΖÏiΒ $ T¡ø�tΡ çνθ è=ä3sù $ \↔ÿ‹ ÏΖyδ

$ \↔ÿƒƒƒƒ ÍÍ ÍÍ÷÷÷÷ ££ ££∆∆∆∆

Artinya: “Dan berikanlah maskawin (mahar) kepada peremruan yang kamu

nikahi sebagai pemberian yang penuh kerelaan. Kemudian, jika

mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari (maskawin) itu

dengan senang hati, maka terimalah dan nikmatilah pemberian itu

dengan senang hati”. (QS. Annisa, ayat 4).

Di dalam Al–Qur’an maupun Hadist, tidak dapat ditemui perintah yang secara

langsung memerintahkan seseorang untuk berhibah. Namun dari ayat-ayat dan hadist

di atas dapat dipahami, bahwa Allah dan Rasul-Nya menganjurkan umat Islam untuk

suka menolong sesama, melakukan infaq, sedekah dan pemberian-pemberian lain

termasuk hibah. Karena itu Hibah dapat meneguhkan rasa kecintaan antara manusia,

oleh karena itu Islam mengantar dan memberikan keselamatan secara utuh memiliki

ajaran yang sangat lengkap dalam segala aspek kehidupan. Hibah atau pemberian

merupakan salah satu bentuk Taqarrub kepada Allah SWT, dalam rangka

mempersempit kesenjangan antara hubungan keluarga serta menumbuhkan rasa setia

17 Ibid., hlm. 21

Page 38: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

27

kawanan dan juga kepedulian sosial. Al-Qur’an menganjurkan kepada manusia untuk

tolong menolong dalam kebajikan dan taqwa dan melarang tolong menolong dalam

perbuatan dosa dan permusuhan,

Hibah dalam Hukum Islam dapat dilakukan secara tertulis maupun lisan,

bahkan telah ditetapkan dengan tegas bahwa dalam Hukum Islam, pemberian harta

berupa harta tidak bergerak dapat dilakukan dengan lisan tanpa mempergunakan

suatu dokumen tertulis.

Mengenai bukti-bukti yang cukup tentang terjadinya peralihan hak milik,

maka pemberian itu dapatlah dinyatakan dalam tulisan. Jika pemberian tersebut

dilakukan dalam bentuk tertulis tersebut terdapat 2 (dua) macam, yaitu :

1. Bentuk tertulis yang tidak perlu didaftarkan, jika isinya hanya

menyatakan telah terjadinya pemberian.

2. Bentuk tertulis yang perlu didaftarkan, jika surat itu merupakan alat

dari penyerahan pemberian itu sendiri, artinya apabila pernyataan

penyerahan benda yang bersangkutan kemudian disusul oleh dokumen

resmi tentang pemberian, maka yang harus didaftarkan.18

C. Rukun dan Syarat – Syarat Hibah

Hibah adalah salah satu bentuk pemberian yang diberikan oleh

seseorang kepada orang lain dengan adanya akad, dan dalam hal akad pasti

terdapat ikatan-ikatan penjanjian yang disepakati antara seorang dengan orang

lain. Dan dalam hal ini hibah mempunyai rukun-rukun serta syarat-syarat

yang harus ada, yang menjadi sahnya hibah.

18

`Asaf A.A Fyzee, Pokok- Pokok Hukun Islam II ( Jakarta: Tintamas, 1966) Hlm 5

Page 39: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

28

Dalam melaksanakan suatu perikatan, terdapat syarat dan rukun yang

harus dipenuhi. Secara bahasa rukun adalah “yang harus dipenuhi untuk sah

suatu pekerjaan”19, sedangkan syarat adalah “ketentuan (peraturan, petunjuk)

yang harus diindahkan dan dilakukan”.20 Dalam syari’ah, rukun dan syarat

sama-sama menentukan sah atau tidaknya suatu transaksi. Secara definisi

rukun adalah suatu unsur yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suatu

perbuatan atau lembaga yang menentukan sah atau tidaknya perbuatan

tersebut dan ada atau tidak adanya sesuatu itu.21 Definisi syarat adalah sesuatu

yang bergantung pada keberadaan hukum syar’i, dan ia berada di luar hukum

itu sendiri, yang ketiadaannya menyebabkan hukum pun tidak ada.22

Perbedaan antara rukun dan syarat menurut ulama ushul fiqh, bahwa rukun

merupakan sifat yang kepadanya tergantung keberadaan hukum dan ia

termasuk dalam hukum itu sendiri, sedangkan syarat merupakan sifat yang

kepadanya tergantung keberadaan hukum, tatapi ia berada di luar hukum itu

sendiri.23

19 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2005, Edisi III. Cet. III, hlm 966

I, hlm. 436 20

Ibid 1114. 21

Abdul Aziz Dahlan, et.al., Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT Ichtiar van Hoeve,

1996, hlm. 540. 22 Ibid, hlm1691

23 Ibid, hlm1692

Page 40: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

29

1. Rukun Hibah

Hibah adalah salah satu bentuk pemberian yang diberikan oleh

seseorang kepada orang lain dengan adanya akad, dan dalam hal akad pasti

terdapat ikatan-ikatan penjanjian yang disepakati antara seorang dengan orang

lain. Dan dalam hal ini hibah mempunyai rukun-rukun serta syarat-syarat

yang harus ada, yang menjadi sahnya hibah.

Menurut ulama Hanafiyah, rukun hibah adalah ijab dan qobul sebab

keduanya termasuk akad seperti halnya jual-beli. Selain itu sebagian ulama

Hanafiyah berpendapat bahwa qobul dari penerima hibah bukanlah rukun,

dengan demikian dicukupkan dengan adanya ijab dari pemberi. Hal hibah

menurut bahasa adalah sekedar pemberian dan qobul hanyalah dampak dari

adanya hibah, yakni pemindahan hak milik.24

Menurut jumhur ulama, rukun hibah ada empat.25

a. Wahib (pemberi hibah)

Wahib adalah pemberi hibah, yang menghibahkan barang

miliknya. Jumhur ulama berpendapat, jika orang yang sakit

memberikan hibah kemudian ia meningal maka hibah yang

dikeluarkan adalah sepertiga dari harta peninggalan (tirkah)

b. Mauhub lah (penerima)

24 Fiqh Muamalah, Op. Cit hml 244

25 Ibid

Page 41: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

30

Penerima hibah adalah seluruh manusia. Ulama sepakat bahwa

seseoarang dibolehkan menghibahkan seluruh harta.

c. Mauhub

Mauhub adalah barang yang dihibahkan

d. Shighat (ijab dan qobul)

Shighat hibah adalah segala sesuatu yang dapat dikatakan ijab

dan qobul, seprti dengan lafazh hibah, athiyah (pemberian),

dan sebagainya. Ijab dapat dilakukan secara sharih seperti

seseorang berkata “ saya hibahkan benda ini kepadamu”,

Dalam kitab Bidayatul Mujtahid Karya Ibnu Rusyd disebutkan bahwa

rukun hibah Ada Tiga Macam, Yaitu:

a. Pemberi hibah (Al wahib),

b. Penerima hibah (al mauhub lahu),

c. Benda yang dihibahkan.26

Sayyid Sabiq berpendapat hibah dinyatakan sah dengan adanya ijab

dan Kabul dengan ungkapan apapun yang bermakna penyerahan kepemilikan

harta tanpa imbalan. Yaitu pihak yang bermakna memberikan hibah

mengucapkan; aku hibahkan kepadamu. Atau aku memberikan kepadamu.

Dan ungkapan semacamnya. Dan pihak yang menerimanya mengucapkan;

26 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid juz 3 (Kairo:Musthafa Al-Babi Al Halbiy, 1990) hlm

346

Page 42: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

31

aku terima. Malik dan Syafi’I berpendapat bahwa dengan penerimaan maka

hibah sudah dapat dinyatakan sah.27

Sebagian penganut mazhab Hanafi berpendapat bahwa ijab saja sudah

cukup. Inilah pendapat yang paling shahih. Penganut mazhab Hanabali

mengatakan, “hibah dinyatakan sah dengan adanya pemberian dan

penerimaan yang menunjukkan maksud hibah. Sebab, Rosulullah SAW

memberi hadiah dan menerima hadiah, demikian pula yang dilakukan para

sahabat beliau ( tanpa ungkapan ijab dan Kabul). Dan tidak ada riwayat

mereka yang menyatakan bahwa mereka menetapkan syarat ijab dan Kabul

serta syarat semacamnya.28

Para fuqaha sependapat bahwa setiap orang dapat memberikan hibah

kepada orang lain, jika barang yang di hibahkan itu sah miliknya. Kemudian

fuqaha berselisih pendapat mengenai hal pemberi hibah itu dalam keadaan

sakit, bodoh, atau pailit. Mengenai orang yang sakit, jumhur fuqaha

berpendapat bahwa ia boleh menghibahkan sepertiga hartanya, karena

dipersamakan dengan wasiat. Hibah yang lengkap dengan syarat-syaratnya.

27

Sayyid Sabiq, Op. cit hlm 550 28

Ibid

Page 43: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

32

2. Syarat Hibah

Hibah terjadi dengan adanya pihak yang memberi, pihak yang

menerima hibah, dan barang yang dihibahkan. Masing –masing dari nilai

semua memiliki syarat-syarat sebagai berikut :29

a. Shighat hibah

Shighat hibah, ialah kata-kata yang diucapkan oleh orang –

orang yang melakukan hibah. Karena hibah semacam akad, maka

shighat hibah terdiri atas ijab dan qobul. Ijab, ialah kata- kata yang

diucapkan oleh penghibah, sedangkan qobul diucapkan oleh orang

yang menerima hibah.

Malikiyah dan Syafi’iyah berpendapat bahwa setiap hibah

harus ada ijab dan qobulnya, tidak sah suatu hibah tanpa ada kedua

macam shighat hibah itu.

b. Syarat – syarat yang berkaitan dengan pemberi hibah

Pemberi hibah adalah pemilik sah barang yang dihibahkan

yang pada saat pemberian itu dilakukan berada dalam keadaan sehat,

baik sehat jasmani maupun rohani.30Barang yang dapat dihibahkan

ialah segala sesuatu yang dapat dimiliki oleh sebab itu hukum Islam

mengatur persyaratan bagi pemberi hibah yang diantaranya sebagai

berikut:

29Ibid, hlm 551

30 Zainudin Ali, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006)

Hlm 138

Page 44: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

33

a) Pemberi hibah harus sebagai pemilik barang yang dihibahkan.

b) Dia tidak berada dalam kondisi dibatasi kewenangannya

lantaran suatu sebab yang menjadikan kewenangannya

dibatasi.

c) Dia harus berusia baliq, karena anak kecil belum layak untuk

melakukan akad hibah.

d) Hibah merupakan akad yang ditetapkan padanya syarat ridha

terkait keabsahannya.

c. Syarat-syarat yang berkaitan dengan penerima hibah

Penerima hibah adalah setiap orang, baik perorangan maupun

badan hukum serta layak untuk memiliki barang yang dihibahkan.31

Terhadap pihak yang menerima hibah, ditetapkannya syarat-syarat

sebagai berikut:

Penerima hibah harus benar-benar ada secara fisik saat

pemberian hibah. Jika secara fisik dia tidak ada ditempat atau dia

dinyatakan ada tetapi masih dalam keadaan prediksi, yaitu misalnya

dia masih berupa janin, maka hibah tidak sah. Ketika pihak yang

diberi hadiah ada ditempat pada saat pemberian hibah, namun dia

masih dikategorikan sebagai anak kecil, atau gila, maka walinya, atau

orang yang mendapat wasiat darinya, atau orang yang mengasuhnya,

31

Ibid,

Page 45: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

34

meskipun dia pihak lain ( yang tidak terikat hubungan kekerabatan),

maka orang itu boleh mewakilinya untuk menerima hadiah.32

d. Syarat syarat yang berkaitan dengan barang yang dihibahkan

Barang hibah sesuatu atau harta yang dihibahkan, syarat-syaratnya

ialah:

a) Barang hibah itu telah ada dalam arti yang sebenarnya waktu

hibah itu dilaksanakan. Tidak sah dihibahkan seperti rumah

yang belum dibangun, atau tanah yang belum selesai dibalik

nama atas nama penghibah dan sebagainya.

b) Barang yang dihibahkan itu adalah barang yang boleh dimiliki

secara sah oleh ajaran Islam.

c) Harta yang dihibahkan itu dalam keadaan tidak terikat pada

suatu perjanjian dengan pihak lain, seperti harta itu dalam

keadaan digadaikan atau dibankkan

d) Harta yang dihibahkan itu telah terpisah dari harta penghibah,

seperti penghibah mempunyai sebidang tanah, yang akan

dihibahkan ialah seperempat dari seluruh tanah itu. Di waktu

menghibahkan tanah yang seperempat itu telah dipecah atau

ditentukan dan tempatnya.

e) Barang itu telah menjadi milik sah dari penghibah dalam arti

yang sebenarnya. Tidak boleh dihibahkan barang yang belum

32

Sayyid Sabiq, Op.Cit, hlm 554

Page 46: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

35

jelas pemiliknya, seperti menghibahkan ikan dalam sungai dan

burung yang masih berterbangan di udara.33

D. Ketentuan Hibah Lebih Dari Sepertiga Menurut Ulama Dan KHI

Dalam Hukum Islam tidak ada larangan memberikan atau

menghibahkan sebagian harta atau seluruh harta kepada orang lain tanpa ada

batasan secara pasti. Mengenai kadar atau ukuran pemberian hibah ini

memang tidak dijelaskan secara mendalam dalam nash, sehingga jumlah harta

yang dapat dihibahkan tidak terbatas. Hanya saja, ulama berbeda pendapat

tentang kebolehan seseorang menghibahkan seluruh hartanya kepada orang

lain. Menurut Jumhur ulama, seseorang dapat menghibahkan seluruh hartanya

(tanpa batas) kepada orang lain, karena hibah tidak dijelaskan dalam nash.

34Muhammad Ibnu Hasan dan sebagian pentahqiq madzhab Hanafi

berpendapat, tidak sah menghibahkan semua harta meskipun dalam kebaikan.

Menurut mereka, orang yang melakukan hal semacam itu termasuk orang

dungu dan harus dibatasi tindakannya.

Mengenai ketentuan besaran hibah yang boleh diberikan oleh

penghibah antara para ulama maupun KHI ( Kompilasi Hukum Islam)

memang berbeda, perbedaan tersebut tidak hanya terjadi antara KHI

(Kompilasi Hukum Islam) dan ulama saja. Dikalangan ulama sendiri juga

terjadi perbedaan mengenai seberapa besar barang yang dapat dihibahkan.

33 Ilmu Fiqh, Op.Cit hlm 205

34 Sayyid Sabiq, Op.Cit, hlm 553

Page 47: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

36

Menurut Muhammad Daud Ali dalam bukunya Sistem Ekonomi

Islam, Zakat dan Wakaf, beliau mencantumkan syarat-syarat hibah, yang salah

satunya adalah: pada dasarnya, hibah adalah pemberian yang tidak ada

kaitannya dengan kewarisan kecuali kalau ternyata bahwa hibah itu, akan

mempengaruhi kepentingan dan hak-hak ahli waris. Dalam hal demikian,

perlu ada batas maksimal hibah, tidak melebihi sepertiga harta seseorang,

selaras dengan batas wasiat yang tidak melebihi sepertiga harta peninggalan.35

Dalam masalah ini, bahwa orang yang mampu bersabar dalam hal

kekurangan materi dan minimnya penghasilan, maka tidak masalah bila

menyedekahkan sebagian besar hartanya atau keseluruhan. Sedangkan orang

yang meminta-minta kepada orang lain jika terdesak kebutuhan, maka dia

tidak boleh menyedekahkan seluruh hartanya tidak pula sebagian besar

hartanya. Inilah kesimpulan yang dapat mempertemukan antara hadist-hadist

yang menunjukkan bahwa pemberian yang melebihi bagian sepertiga tidak

sesuai dengan ketentuan syariat, dengan dalil- dalil yang menunjukkan

diperkenankannya bersedekah dengan besaran melebihi bagian sepertiga.

Mayoritas pakar hukum Islam sepakat tidak ada batasnya, tetapi

jika hibah itu diberikan kepada anak-anak pemberi hibah, menurut Imam

Malik dan Ahlul Zahir tidak memperbolehkannya, sedangkan fuqaha’ Amsar

menyatakan makruh. Sehubungan dengan tindakan rasulullah SAW.

35

Muhammad Daud Ali. Sistem Ekonomi Islam, zakat dan WAkaf. UI-Press. 1988. hal

25

Page 48: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

37

Terhadap kasus Nu’man Ibnu Basyir menunjukkan bahwa hibah orang tua

terhadap anaknya haruslah disamakan bahkan banyak hadist lain yang

redaksinya berbeda menjelaskan ketidakbolehan membedakan pemberian

orang tua kepada anaknya secara berbeda, yang satu lebih banyak dari yang

lain.36

Menurut pendapat Imam Ahmad Ishaq, Tsauri, dan beberapa pakar

hukum Islam yang lain bahwa hibah batal apabila melebihkan satu dengan

yang lain, tidak diperkenankan menghibahkan hartanya kepada salah seorang

anaknya, haruslah bersikap adil diantara anak-anaknya. Kalau sudah terlanjur

dilakukan maka harus dicabut kembali. 37

Prinsip pelaksanaan hibah orang tua terhadap anaknya haruslah

sesuai petunjuk Rasulullah SAW. Dalam berberapa hadist dikemukakan

bahwa bagian mereka supaya disamakan dan tidak dibenarkan memberi

semua harta kepada salah seorang anaknya. Jika hibah yang diberikan orang

tua kepada anaknya melebihi dari ketentuan bagian waris, maka hibah tersebut

dapat diperhitungkan sebagai warisan.

Sikap seperti ini didasarkan pada kebiasaan yang dianggap positif

oleh masyarakat. Karena bukan suatu hal yang aneh apabila bagian waris yang

dilakukan tidak adil akan menimbulkan penderitaan bagi pihak tertentu, lebih-

lebih kalau penyelesaiannya sampai ke pengadilan agama tentu akan terjadi

36

Ibnu Rusyd, Op.Cit Hlm 348 37

Sayyid Sabiq, Op.Cit hlm 555

Page 49: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

38

perpecahan keluarga. Sehubungan dengan hal ini Umar Ibnul Khattab pernah

mengemukakan bahwa kembalikan putusan itu diantara sanak keluarga,

sehingga mereka membuat perdamaian karena sesungguhnya putusan

pengadilan itu sangat menyakitkan hati dan menimbulkan penderitaan.38

Ulama Malikiyah menetapkan dalam syarat orang yang yang

menghibahkan adalah Ahlan li tabarru’ yaitu orang yang berhak berderma dan

bersedekah. Yang dimaksud dengan ahli tabarru’ diantaranya adalah

a) bukan seorang isteri. Jika harta yang dihibahkan melebihi dari

sepertiga harta, karena ketika seorang isteri ketika

menghibahkan harta melebihi sepertiga harta harus mendapat

izin dari suaminya

b) bukan orang yang sakit, yang sudah mendekati kematian. Syarat

ini berlaku jika harta yang dihibahkan melebihi dari sepertiga.

Jika menghibahkan lebih dari sepertiga maka harus

mendapatkan persetujuan ahli waris.39

Sebagaimana diketahui bahwa di Indonesia terdiri atas berbagai

macam suku, bahasa, budaya serta agama. Dan sesuai dengan hal tersebut

hukum yang berlaku di Indonesia pun menyesuaikan atas keragaman itu.

Diantaranya ada dua macam hukum yang digunakan yaitu hukum Islam dan

38

Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam Di Indonesia ( Jakarta:

Kencana Media Prenada Group, 2006) hlm 13 39 Abdur Rahman Al Jaziri, Op.cit, hlm 294

Page 50: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

39

hukum positif atau hukum yang di bawah Belanda yang masih diberlakukan

sampai saat ini.

Dalam ketentuannya pemindahan hak suatu barang atau benda

menjadi hak kepemilikan seseorang yang ada di Indonesia ada berbagai

macam ketentuan, dan hal tersebut sesuai hukum yang berlaku atau digunakan

dalam suatu negara. Karena walau bagaimanapun bangsa Indonesia

mempunyai ketentuan hukum yang berlaku yaitu hukum Islam dan hukum

positif. Dan dalam pembahasan kali ini hibah merupakan pemindahan hak atas

suatu barang atau benda yang dilakukan secara suka rela dan cuma-cuma

kepada orang lain yang diatur sesuai dengan ketentuan Perundang-Undangan

yang berlaku di Indonesia. Ketentuan hukum yang pertama adalah hibah

menurut ketentuan hukum Islam.

Dalam hukum Islam hibah merupakan pemberian hak memiliki

suatu benda kepada orang lain yang dilandasi oleh ketulusan hati atas dasar

saling membantu kepada sesama manusia dalam hal kebaikan. Hukum Islam

merupakan salah satu ketentuan perundang-undangan yang berlaku di

Indonesia karena sebagaian besar penduduk Indonesia menganut agama Islam

serta tunduk pada hukum Islam

Dalam Kompilasi Hukum Islam tersebut disyaratkan selain harus

merupakan hak penghibah, penghibah telah berumur 21 tahun sebagaimana

dalam pasal 210 yang berbunyi: “Orang yang telah berumur sekurang-

kurangnya 21 tahun berakal sehat tanpa adanya paksaan dapat menghibahkan

Page 51: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

40

sebanyak-banyaknya 1/3 harta bendanya kepada orang lain atau lembaga.

Kompilasi Hukum Islam menganut prinsip bahwa hibah hanya boleh

dilakukan 1/3 dari harta yang dimilikinya. Apabila hibah akan dilaksanakan

menyimpang dari ketentuan tersebut, diharapkan agar terjadi pemecahan di

antara keluarga.40 Prinsip yang dianut oleh hukum Islam adalah sesuai dengan

kultur bangsa Indonesia dan sesuai pula apa yang dikemukakan oleh

Muhammad Ibnu Hasan bahwa orang yang menghilangkan semua hartanya

adalah itu adalah orang yang dungu dan tidak layak bertindak hukum. Oleh

karena orang yang menghibahkan harta dianggap tidak cakap bertindak

hukum, maka hibah yang dilaksanakan dipandang batal, sebab ia tidak

memenuhi syarat untuk melakukan penghibahan.

Dari pasal tersebut di atas dapat diketahui bahwa orang yang

menghibahkan suatu benda atau barang adalah dengan suka rela dan dengan

kehendak sendiri tanpa adanya paksaan dari orang lain, dan hendaknya orang

tersebut dalam keadaan sehat serta dewasa. Selain dari itu ketentuan hibah

tidak boleh lebih dari 1/3 harta peniggalannya. Dalam Kompilasi Hukum

Islam tersebut disyaratkan selain harus merupakan hak penghibah telah pula

berumur 21 tahun, berakal sehat dan didasarkan atas kesukarelaan dan

sebanyak-banyaknya 1/3 dari hartanya.

Pembatasan yang dilakukan Kompilasi Hukum Islam, baik dari usia

maupun 1/3 dari harta pemberi hibah, berdasar pertimbangan bahwa usia 21

40

Abdul Manan, Op.cit hlm 138

Page 52: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

41

tahun telah cakap untuk memiliki hak untuk menghibahkan benda miliknya

itu. Demikian juga batasan 1/3 harta, kecuali jika ahli waris menyetujuinya.41

Dari sudut lingkup makna the ideal law, kehadiran Kompilasi

Hukum Islam merupakan rangkaian sejarah hukum nasional yang dapat

mengungkapkan ragam makna kehidupan masyarakat Islam Indonesia

terutama tentang adanya norma hukum yang hidup dan ikut serta dalam

mengatur interaksi sosial dan juga mendorong terpenuhinya tuntutan hukum.

Atas kesepakatan para alim ulama Indonesia bahwa Kompilasi Hukum Islam

adalah rumusan tertulis hukum Islam yang hidup seiring dengan Kondisi

hukum dan masyarakat. Dan perumusan KHI ini didasarkan atas landasan

yang menurut Cik Hasan Bisri bahwa kehadirannya ini berlandaskan historis

yang terkait dengan pelestarian hukum Islam didalam kehidupan

bermasyarakat-bangsa, ia merupakan perwujudan nilai-nilai yang abstrak dan

sakral, kemudian dirinci dan disistematisasi melalui penalaran logis.42

41

Ahmad Rofiq, Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada , 1998)

470 42

Cik Hasan Bisri, Peradilan Agama Di Indonesia, (Jakarta:PT Rajagrafindo Persada)

Hlm 130

Page 53: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

42

BAB III

PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KENDAL TENTANG HIBAH LEBIH

DARI SEPERTIGA PUTUSAN NO 11/Pdt.P/2008/PA.Kdl

A. Profil Pengadilan Agama Kendal

1. Sekilas Tentang Pengadilan Agama Kendal

Berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1957 Lembaran

Negara 1957 Nomor 99 tentang Pengadilan Agama/Mahkamah

Syari’ah diluar Jawa dan Madura, merupakan landasan hukum bagi

pembentukan Pengadilan Agama di seluruh Indonesia.1 Pada saat itu

terdapat tiga bentuk Peraturan Perundang-undangan yang mengatur

tentang susunan, kekuasaan dan hukum acara Peradilan Agama yaitu:

a. Staatblad tahun 1882 Nomor 152 dihubungkan dengan

Staatsblad tahun 1937 Nomor 116 dan 610. peraturan tentang

peradilan agama di Jawa dan Madura.

b. Peraturan tentang kerapatan Qadhi dan kerapatan Qadhi besar

untuk sebagian bekas Residensi Kalimantan Selatan dan Timur

(Staatsbladtahun 1937 Nomor 638 dan 639).

1 Cik Hasan Bisri, Peradilan Agama Di Indonesia, (Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada, 2000) hlm 126

Page 54: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

43

c. Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1957 tentang

pembentukan Peradilan Agama/Mahkamah Syari’ah di luar

Jawa dan Madura.2. Lahirnya UU No. 1 tahun 1974 tentang

Perkawinan lebih memperkokohkan keberadaan Peradilan

Agama. Pada tahun 1989 lahirnya UU No. 7 tahun 1989

tentang Peradilan Agama yang mandiri, sederajat dengan

peradilan di lingkungan peradilan lainnya serta terwujudnya

kodifikasi dan unifikasi di bidang Peradilan Agama. UU No. 7

th 1989 telah mengatur definisi Peradilan Agama sebagaimana

pasal 1 angka 1 sebagai berikut: Hukum acara yang berlaku

pada pengadilan di lingkungan Peradilan Agama adalah hukum

acara perdata yang berlaku pada peradilan dalam lingkungan

peradilan umum kecuali yang telah diatur secara khusus dalam

UU ini. Dari sini dapat diklasifikasikan bahwa sumber-sumber

hukum acara di PA adalah sebagai berikut:

a. HIR (Herzien Island Reglement)/Rbg (Rechtylemen

Builergewesten).

b. UU No. 7 th 1989

c. UU No. 14 th 1970.

d. UU No. 14 th 1985

2 Ibid, hlm 242

Page 55: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

44

Secara resmi Pengadilan Agama Kendal dibentuk pada tahun 1950,

yang pada saat itu Pengadilan Agama Kendal diketuai oleh KH.

Abdurrahman Iman sampai tahun 1959. Pada tahun 1965 – 1975

diketuai oleh K. Achmad Slamet, pada tahun 1975 – 1977 diketuai

oleh K.R. Moh. Amin, pada tahun 1980 – 1990 diketuai oleh Drs. H.

Asyari, pada tahun 1990- 1997 diketuai oleh Drs. Achmad Mustofa,

SH., pada tahun 1997 –1999 diketuai oleh Drs. Muh Hazim, pada

tahun 1999 – 2002 diketuai oleh Drs. Yasmidi, SH., pada tahun 2002 –

2004 diketuai oleh H. Izzuddin M., SH., dan pada tahun 2004 hingga

awal Mei 2007 untuk ketua Pengadilan Agama Kendal dalam posisi

kosong dan sebagai Plt. Ketua untuk sementara dilaksanakan oleh Drs.

A. Agus Bahaudin M.Hum, dan sejak awal mei 2007 sampai sekarang

di ketuai oleh Drs Yusuf Buchori, SH, Itulah sedikit gambaran lahirnya

Pengadilan Agama Kendal yang hingga saat ini masih menjadi pilar

kekuasaan kehakiman di Indonesia khususnya di wilayah Kabupaten

Kendal. Pengadilan Agama Kendal termasuk salah satu pengadilan

yang masuk dalam kategori A1. Adapun struktur organisasi Pengadilan

Agama Kendal kelas 1-A 2007-sampai sekarang adalah sebagai

berikut:

Ketua : Drs. Yusuf Bukhari, SH.

Wakil Ketua : Hj. Nur Indah H. Nur, SH

Hakim-hakim :

1. Abu Amar, SH

2. Khoirozi, SH.

Page 56: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

45

3. Drs.H.M.A. Madiyan

4. Hj. Nur Roichanah,SH

5. Drs.Ichwan Qomari,M.Ag

6. Drs. Moh. Suhadak, MH

7. Drs.Ma’mun Azhar, SH.MH

8. Drs. Syarifudin, M.

9. Drs.Abdul Mujib, SH. MH

Panitera/sekretaris : Siti Maria Lutfi,SH.MH

Wakil Panitera : H. Muchammad Muchlis,SH

Wakil Sekretaris : Asmono, MH

Panmud Gugatan : Nurul Qumaraeni

Panmud gugatan PA : Sri Paryani Sulistyowati. S.Ag

Panmud Hukum PA : Drs. H. Fikri

Kasubag Kepeg : Amin, SH.

Kasubag Keuangan : Munfaati

Kasubag Umum : Nila Yudawati, SH

Panitera Pengganti : 1. Drs. Budiyono

2. Hj. Sholihah Hasan, SH.

3. Dra. Masturoh

4. Drs. Junaidi

5. Lajinah Hafnah Renita, SH.

6. Sabil Huda, S.Ag.

7. Hj. Kharirotun Lathifah, S.HI.

8. Amniyati Budiwidiyarsih, BA.

Page 57: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

46

Juru Sita Pengganti : 1. H. Warsito

2. Rachmad

Pengadilan Agama Kendal sebagai salah satu unit pelaksana

kehakiman, selalu berusaha mewujudkan tri fungsi yaitu pertama sebagai

“office”, yang berarti pemberian pelayanan yang prima kepada

masyarakat, kedua sebagai “wahana” yakni sebagai alat untuk

menegakkan hukum dan keadilan, khususnya hukum di Indonesia, dan

ketiga sebagai “sub sistem hukum nasional” yaitu kiprah Pengadilan

Agama Kendal berjalan dan tidak terpisahkan dari sistem hukum dan

peradilan nasional di Indonesia.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Pengadilan Agama

Kendal senantiasa mengedepankan dan menjunjung tinggi asas-asas

peradilan yaitu cepat, sederhana, dan biaya ringan, sedangkan dalam

memberikan putusannya tetap memperhatikan legal justice, moral justice,

dan social justice.

Pengadilan Agama Kelas I.A Kendal sebagai pengadilan negara,

dalam melaksanakan tugas sehari-harinya berpedoman pada peraturan

perundang undangan

Pengadilan Agama Kelas I.A Kendal merupakan Pengadilan tingkat

pertama dalam wilayah yurisdiksi Pengadilan Tinggi Agama Jawa Tengah di

Semarang dan berpuncak pada Mahkamah Agung Republik Indonesia.

Pengadilan Agama Kelas I.A Kendal berkedudukan di ibukota Kabupaten,

Page 58: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

47

yakni Kabupaten Kendal dengan alamat Jl. Laut No. 17. A Kendal.

Pengadilan Agama Kelas I.A Kendal menempati gedung permanen yang

dibangun di atas tanah milik negara yang terletak di utara alun-alun Kota

Kendal.

Adapun kondisi obyektif Kabupaten Kendal yang juga menjadi

wilayah hukum atau yurisdiksi Pengadilan Agama Kelas I.A Kendal terdiri

dari kecamatan sebagai berikut :

1. Wilayah Radius I : Kota Kendal.

2. Wilayah Radius II : Brangsong, Kaliwungu, Kaliwungu Selatan,

Patebon, Cepiring, Gemuh, Pegandon, Weleri, Rowosari, Kangkung,

Ringinarum, dan Ngampel.

3. Wilayah Radius III : Sukorejo, Pageruyung, Plantungan, Patean,

Boja, Singorojo dan Limbangan

Visi dan Misi

1. Visi

Terwujudnya putusan yang adil dan berwibawa sehingga

kehidupan masyarakat menjadi tenang, tertib dan damai di bawah

lindungan Allah SWT.

2. Misi

Menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan

perkara-perkara yang diajukan kepadanya di bidang perkawinan,

Page 59: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

48

waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah dan ekonomi

syariah, secara cepat, sederhana dan biaya ringan, serta senantiasa

memperhatikan perubahan-perubahan masyarakat dalam kerangka

sistem hukum nasional3.

2. Tugas dan Kewenangan Peradilan Agama

Berbicara tentang perkara yang ada di Pengadilan Agama

Kendal ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di antaranya

mengenai kewenangan mengadili di Pengadilan Agama Kendal yaitu:

Wewenang (kompetensi) Peradilan Agama diatur dalam pasal 48

sampai dengan Pasal 53 UU No.7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

Wewenang tersebut terdiri atas wewenang relative dan wewenang absolut.

Wewenang relative Peradilan Agama merujuk pada pasal 118 HIR atau

Pasal 142 RB.g jo pasal 66 dan pasal 73 UU No.7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama,

Kompetensi relative adalah kekuasaan mengadili berdasarkan

wilayah daerah. Kewenangan Pengadilan Agama sesuai tempat dan

kedudukannya. Pengadilan Agama berkedudukan di kota atau ibu kota

kabupaten dan daerah hukumnya meliputi wilayah kota atau kabupaten.4

Dalam hal ini kedudukan Pengadilan Agama Kendal mempuyai daerah

hukumnya meliputi 20 kecamatan diantaranya Kecamatan Kendal,

3 Data tersebut penulis dapatkan dari situs http// www. Pengadilan Agama

Kendal.com yang di akses pada tanggal 27 April 2011 4 Pasal 4 UU No. 7 tahun 1989 dan penjelasannya

Page 60: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

49

Kecamatan Cepiring, Kecamatan Kangkung, Kecamatan Weleri,

Kecamatan Gemuh, Kecamatan Ringin Arum, Kecamatan Rowosari,

Kecamatan Pegandon, Kecamatan Ngampel, Kecamatan Patebon,

Kecamatan Kaliwungu, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kecamatan

Brangsong, Kecamatan Singorojo Kecamatan Limbangan, Kecamatan

Boja, Kecamatan Patean, Kecamatan Sukorejo, Kecamatan Plantungan,

Kecamatan pageruyung. Yurisdiksi relative mempunyai arti penting

sehubungan dengan ke Pengadilan Agama mana orang akan mengajukan

perkaranya dan sehubungan hak eksepsi tergugat5

Kempetensi absolute adalah kekuasaan Pengadilan Agama yang

berhubungan dengan jenis perkara atau jenis pengadilan atau tingkatan,

dalam perbedaan jenis perkara atau jenis pengadilan atau tingkatan

pengadilan lainya, misalnya: Pengadilan Agama berkuasa atas perkara

perkawinan bagi mereka yang beragama Islam sedangkan bagi yang selain

beragama Islam menjadi kekuasaan Pengadilan Umum.6

Wewenang absolute berdasarkan pasal 49 no.7 tahun 1989

tentang Peradilan Agama, yaitu kewenangan mengadili perkara-perkara

perdata bidang:

5 Roihan A. Rosyid, Hukum Acara Pengadilan Agama, (Jakarta: Rajawali Pres,

2001) hlm 25 6 Ibid

Page 61: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

50

a) Perkawinan

b) Kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan berdasarkan

hukum.

c) Wakaf dan sedekah

Kekuasaan lingkungan peradilan dalam kedudukannya sebagai salah

satu kekuasaan kehakiman yang diberikan undang-undang kepada Peradilan

Agama dicantumkan dalam Bab III UU No. 7 Tahun 1989 yang meliputi

pasal 49 sampai dengan pasal 53. Menurut M. Yahya Harahap7, ada lima

tugas dan kewenangan yang terdapat dilingkungan peradilan agama, yaitu:

1) Fungsi kewenangan mengadili

2) Memberi keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang

hukum kepada instansi pemerintah.

3) Kewenangan lain oleh atau bedasarkan undang-undang.

4) Kewenangan Pengadilan Tinggi Agama mengadili perkara

dalam tingkat banding dan mengadili sengketa agama

kompetensi relatif

5) Bertugas mengawasi jalannya peradilan.

7 M. Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan Dan Acara Peradilan Agama,UU

NO. 7 Tahun 1986, (Jakarta: Sinar Grafika, 2003) hlm 137

Page 62: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

51

3. Hakim Pengadilan Agama

Hakim adalah unsur yang sangat penting dalam proses

penyelenggaraan peradilan karena sebagai penerjemah undang-undang

dalam melaksanakan kekusaan kehakiman. Oleh karena itu syarat-

syarat pengangkatan diatur dalam pasal 13 undang-undang no. 7 tahun

1989.

Dikalangan fuqaha, terdapat keanekaragaman pandangan

tentang persyaratan untuk dapat diangkat menjadi hakim, termasuk

diantaranya tentang kemampuan berijtihad.8

Hakim diangkat dan diberhentikan oleh presiden selaku kepala

negara atas usul Menteri Agama berdasarkan persetujuan ketua

Mahkamah Agung. Agar pengadilan sebagai penyelenggara kekuasaan

kehakiman bebas dalam memberikan keputusan, perlu adanya jaminan

bahwa, baik pengadilan maupun hakim dalam melaksanakan tugas

terlepas dari pengaruh pemerintah maupun pengaruh lain.9 Agar tugas

penegakan hukun dan keadilan itu dapat dilaksanakan oleh pengadilan

maka dalam undang-undang no. 7 tahun 1989 dicantumkan persyaratan

yang senantiasa harus dipenuhi oleh seorang hakim.

Syarat yang penting dan berbeda bagi hakim dilingkungan

Peradilan Agama dibandingkan dengan lingkungan peradilan lain

8 Cik Hasan Bisri, Op. cit, hlm 193

9 Mardani, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama Dan Mahkamah Syariah, (

Jakarta: Sinar Grafika, 2009) hlm 224

Page 63: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

52

adalah harus beragama Islam. Ini merupkan syarat mutlak yang harus

dipenuhi. Tentang syarat ini memang ada anggapan bahwa hal ini

mengandung diskriminasi.10 Bahwa Peradilan Agama adalah salah satu

dari empat lingkungan peradilan negara, hal ini berarti bahwa

peradilan agama milik bangsa yang dijamin kemerdekaanya dalam

mejalankan tugasnya. Oleh karena itu wajar bahwa seharusnya terbuka

untuk setiap warga negara tanpa kecuali. Memang dilihat dari sudut

pandang ini benar adanya, tetapi ditinjau dari sudut pandang

kekhususan yang dilekatkan undang-undang, Peradilan Agama

memiliki ciri dan bidang tertentu. Ciri ini mempunyai kaitan yang erat

dengan faktor personalitas ke-Islaman dan faktor hukum yang

diterapkan, yaitu khusus hukum Islam .

M. Yahya Harahap bependapat bahwa berdasarkan kekhususan

yang melekat pada kedua faktor tersebut, sudah tepat apabila

disejajarkan dengan ketentuan syarat ke-Islaman bagi mereka yang

akan duduk berfungsi menegakkan hukum dalam Peradilan Agama.

Ditinjau dari segi etis pun aneh rasanya jika hukum yag diterapkan

adalah hukum Islam dan diperlakukan khusus bagi orang yang

beragama Islam, sedangkan hakim yang menerapkan bukan beragama

Islam.11

10 Sulaikan Lubis, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama Di Indonesia,(Jakarta:

Prenada Media, 2005)hlm 87 11 M. Yahya Harahap, Op.Cit. hlm 117

Page 64: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

53

Pada penjelasan pasal 11 UU no 7 tahun 1989 mengenai

persyaratan ini dicantumkan yang senantiasa harus dipenuhi oleh

seorang hakim, seperti bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berwibawa, jujur, adil dan tidak berkelakuan tercela, sehingga hakim

dalam melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman ini dapat bekerja

secara optimal.

B. Dasar Penetapan Hakim Dalam Memutus Perkara No

11/Pdt.P/2008/PA.Kdl

a. Putusan Pengadilan Agama Kendal No 11/Pdt.P/2008/PA.Kdl

Salah satu sebab perpindahan hak milik dalam pandangan hukum

ialah dengan hibah. Dengan menghibahkan suatu benda berarti

keluarlah sesuatu itu dari milik wahib (yang menghibahkan dan

berpindah kepemilikan mauhub lah (yang menerima hibah). Dalam

Islam, seseorang dianjurkan untuk suka memberi. Ada dua hal tujuan

hibah, pertama dengan memberi akan menimbulkan suasana akrab dan

kasih sayang antara sesama manusia. Sedangkan mempererat hubungan

silaturrahmi itu termasuk ajaran agama. Kedua, yang dituju oleh

anjuran hibah adalah terbentuknya kerja sama dalam berbuat kebaikan,

baik dalam menanggulangi kesulitan saudaranya, maupun dalam

membangun lembaga-lembaga sosial.12

12 Satria Effendi M.Zaen, Problematika Hukum Keluarga Kontemporer Analisis

Yuridis dengan Pendekatan Ushuliyah, ( Jakatra: Prenada Media, 2004) hlm 472

Page 65: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

54

Kedudukan dan peranan hibah dalam menjalin tali persaudaraan di

kalangan umat dan hibah selalu tetap dalam fungsinya, dalam hukum

ia mendapat perhatian khusus dan mempunyai persyaratan –persyaratan

tertentu. Namun dalam praktiknya, oleh karena faktor –faktor kelalaian

manusia itu sendiri, praktik hibah tidak jarang pula membawa silang

sengketa diantara keluarga. Dengan demikian yang terjadi adalah

sebaliknya tali persaudaraan yang tadinya akrab dan erat, kemudian

menjadi renggang dan tidak jarang pula menjadi putus sama sekali.

Sehubungan dengan itu, tulisan ini disiapkan untuk mempelajari

perkara hibah, tepatnya perkara yang pernah diadili Pengadilan Agama

Kendal. Perkara tersebut bukan perkara sengketa melainkan berupa

penetapan status keabsahan hibah lebih dari sepertiga menurut hukum

yang diajukan pemohon.

Mengenai duduk perkaranya, Perkara hibah yang telah diadili dan

diputuskan oleh Pengadilan Agama kendal dalam keputusannya No

11/Pdt.P/2008/PA.Kdl. Perkara hibah yang dimaksud diajukan oleh

pemohon Zaenuri bin Achidat. Pemohon telah mengajukan

permohonannya pada tanggal 11 Juni 2008 dan terdaftar di

Kepaniteraan Pengadilan Agama Kendal dalam register No.

11/Pdt.P/2008/PA.Kdl, tanggal 11 juni 2008. Bahwa dahulu seoarang

laki-laki bernama Romdo bin Kemat menikah dengan Kabsah binti

Kamijan yang berstatus janda cerai, dengan membawa anak satu orang

yaitu Achidat, bahwa dalam perkawinan antara Romdo bin Kemat

Page 66: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

55

dengan Kabsah binti Kamijan tersebut tidak ada keturunan. Dalam hal

ini pemohon adalah anak dari Achidat bin Bagus (anak tiri Romdo),

yang sejak lahir tinggal serumah dengan bapak Romdo bin Kemat,

karena ayah pemohon juga tinggal serumah dengan Bapak Romdo dan

ibu Kabsah. Setelah pemohon kira-kira berumur 3 tahun, ayah pemohon

dan ibu pemohon pindah rumah, sedangkan pemohon diserahkan

kepada bapak Romdo dan ibu Kabsah untuk diasuh dan diangkat

sebagai anak angkat sebagai anak, karena bapak Romdo dan ibu Kabsah

tidak mempunyai anak. Sejak diserahkan kepada bapak Romdo, maka

pemohon sejak umur 3 tahun hingga dewasa tinggal bersama bapak

Romdo dan ibu Kabsah, bahkan pemohon yang merawat bapak Romdo

dan ibu Kabsah hingga keduanya meninggal dunia. Bapak Romdo juga

mempunyai seorang saudara laki-laki yang bernama Sukaimi bin

Kemat, telah meninggal dunia pada tahun 1987, dan tidak ada

keturunan. Ditahun 1986, tepatnya pada tanggal 9 Juli 1986 ibu Kabsah

binti Kamijan istri bapak Romdo meninggal dunia, sedangkan bapak

Romdo sendiri meninggal pada tanggal 24 Juli 1994.13

Semasa hidupnya bapak Romdo bin Kemat mempunyai harta

bawaan yang diperoleh dari orang tuanya (Kemat), yaitu berupa

sebidang tanah pekarangan beserta bangunan rumah diatasnya, SHM

550, luas tanah 480 m2, terletak di Kelurahan Sijeruk Kecamatan

Kendal Kabupaten Kendal dengan batas utara jalan desa, batas timur

13 Berkas salinan putusan No. 11/Pdt.P/2008/PA.Kdl

Page 67: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

56

tanah milik surati, batas selatan tanah milik Pardi, dan batas sebelah

barat tanah milik Djapan. Yang kemudian separoh tanah pekarangan

beserta bangunannya dihibahkan kepada pemohon. Semenjak bapak

Romdo meninggal dunia pada tanggal 24 Juli 1994 hingga sekarang ini,

tanah pekarangan seluas 240 m2 beserta rumah di atasnya SHM No.

550 Pemohon yang menempati dan merawatnya serta membayar pajak

PBB.14

Pada sekitar tahun 1989 bapak Romdo bin Kemat telah

menghibahkan setengah dari tanah pekarangan miliknya atau tanah

pekarangan seluas 240 m2 beserta rumah di atasnya tersebut kepada

Pemohon dengan disaksikan oleh beberapa saksi, dan pemohon

menyatakan menerima. Bahwa untuk kepastian hukum dan guna

mengurus balik nama sertifikat No. 550 dari an bapak Romdo kepada

an. Zaenuri ( Pemohon) dan an. Sucipto atau keluarga ( sertifikat No.

550 belum dipecah ketika sebagiannya dijual kepada Sucipto) sehingga

pemohon merasa perlu untuk mengajukan pengesahan hibah dari bapak

Romdo kepada Pemohon.

Bahwa berdasarkan hal-hal sebagaimana terurai di atas, pemohon

memohon kepada Kepala Pengadilan yang dalam hal ini Majlis Hakim

yang memeriksa perkara untuk berkenan menjatuhkan penetapan

sebagai berikut:

14 Ibid, hlm 2

Page 68: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

57

1) Mengabulkan permohonan pemohon

2) Menetapkan, sah menurut hukum hibah yang dilakukan oleh

Romdo bin Kemat kepada pemohon

3) Menetapkan biaya perkara menurut hukum

Didalam proses persidangan pemohon telah hadir dan menyatakan

tetap pada permohonannya dan selanjutnya dibacakankanlah

permohonan pemohon tersebut yang isinya tetap dipertahankan oleh

pemohon. Untuk meneguhkan dalil-dalil permohonannya tersebut,

pemohon telah mengajukan bukti surat-surat yaitu:

1) Surat kesaksian tertanggal 27 Maret 2008 yang diketahui lurah

setempat, bermaterai cukup, diberi tanda P-1

2) Fotocopy sertifikat tanah SHM No. 550 an Romdo bin Kemat,

bermaterai cukup, diberi tanda P-2

3) Foto copy surat keterangan kematian an. Kabsah, bermaterai

cukup, diberi tanda P-3

4) Foto copy surat kematian an. Romdo, bermaterai cukup, diberi

tanda P-4

Page 69: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

58

5) Foto copy surat perjanjian jual beli tanah dari Romdo kepada

Sucipto, tertanggal 11 Desember 1989, bermaterai cukup,

diberi tanda P-515

Selain bukti surat-surat tersebut, pemohon juga telah menghadirkan

saksi-saksi sebagai berikut:

1) H. Muhammad Sanwan bin Diah, umur 85 tahun, Agama

Islam, pekerjaan tani bertempat tinggal di Kelurahan Sijeruk

Rt.01 Rw.01, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal.

Bahwa saksi tersebut telah memberikan keterangan dibawah

sumpahnya, pada pokoknya adalah sebagai berikut:

� Bahwa saksi tersebut adalah tetangga pemohon dan

kenal dengan alm Romdo bin Kemat

� Bahwa dahulu pak Romdo menikah dengan ibu Umi,

lalu bercerai dan tidak mempunyai anak, kemudian

menikah dengan ibu Kabsah, seorang janda anak satu

bernama Achidat, dan dalam perkawinannya tersebut

juga tidak ada keturunan

� Bahwa pemohon adalah cucu tiri pak Romdo, dan sejak

kecil diangkat anak oleh pak Romdo dan ibu Kabsah

15 Ibid, hlm 4-5

Page 70: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

59

� Bahwa Romdo telah meninggal tahun 1994, tidak ada

keturunan, dan karenanya pemohon dijadikan anak

angkat

� Bahwa ketika hidupnya pak Romdo sering kerumah

saksi dan jika ada sesuatu masalah selalu bercerita

kepada saksi, termasuk tentang adanya hibah dari pak

Romdo kepada pemohon berupa setengah dari tanah

pekarangannya berikut rumah di atasnya.

� Bahwa penghibahan tersebut disampaikan kepada saksi

beberapa kali dalam waktu berbeda, dan masyarakat

juga tahu kalau tanah berikut rumah yang sekarang

ditempati pemohon adalah pemberian dari pak Romdo

� Bahwa pemohon yang merawat ketika pak Romdo sakit

sampai meninggal dunia, dan pemohon tidak pernah

melakukan hal-hal yang tidak terpuji kepada alm.

Romdo

� Bahwa sampai sekarang ini pemohon yang menempati

dan merawat tanah dan rumah pemberian pak Romdo

dan tidak ada yang mengganggu gugat.

2) Taswan bin Pardi, umur 52 tahun, Agama Islam, Pekerjaan

Swasta, tinggal di Kelurahan Sijeruk Rt.01 Rw.01, Kecamatan

Page 71: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

60

Kendal, Kabupaten Kendal. Bahwa saksi tersebut telah

memberikan keterangan dibawah sumpahnya pada pokoknya

perkara sebagai berikut:

� Bahwa saksi adalah tetangga pemohon, sebagai Ketua

RT 01 dan kenal dengan pak Romdo

� Bahwa pak Romdo mempunyai seorang saudara laki-

laki bernama Sukaimi dan telah meninggal dunia lebih

dulu, tidak ada anak.

� Bahwa pak Romdo juga bilang kalau yang setengahnya

lagi akan dijual kepada orang lain, lalu pak Sucipto

yang membelinya:

� Bahwa ketika Pak Romdo sakit-sakitan sebagian tanah

yang diberikan kepada pemohon akan dijual lagi,

namun hingga wafatnya tanah tersebut tidak dijual,

penyebabnya saksi tidak tahu.

� Bahwa pemohon tidak pernah ada urusan polisi dengan

pak Romdo.

3) Achidat bin Bagus, umur 58 tahun, Agama Islam, Pekerjaan

Swasta, tinggal di Kalibuntu Rt 02 Rw 02, Kelurahan

Kalibuntu, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal. Bahwa

Page 72: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

61

saksi tersebut telah memberikan keterangan dibawah

sumpahnya, pada pokoknya sebagai berikut:

� Bahwa saksi adalah anak tiri pak Romdo, yaitu ketika

pak Romdo menikah dengan ibu saksi yaitu seorang

janda bernama Kabsah, saksi sudah ada

� Bahwa pemohon adalah anak saksi ketika berumur 3

tahun diminta oleh pak Romdo sebagai anak, karena

pak Romdo tidak mempunyai anak, maka saksi

memberikanya.

� Bahwa semula saksi tinggal serumah dengan pak

Romdo dan ibu Kabsah, namun setelah saksi pindah

rumah di Kalibuntu, sedangkan pemohon saksi serahkan

kepada pak Romdo.

� Bahwa pada beberapa kesempatan pak Romdo

menyampaikan kepada saksi bahwa setengah dari tanah

miliknya yang di atasnya ada rumah diberikan kepada

pemohon sebagai anak angkatnya.

� Bahwa pak Romdo hanya mempunyai seorang saudara

laki-laki bernama Sukaimi, namun ia meninggal lebih

dulu dan tidak ada keturunan.

Page 73: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

62

� Bahwa pemohon sejak anak umur 3 tahun ikut pak

Romdo sampai ia menikah, dan ketika pak Romdo sakit

dan meninggal yang merawat adalah pemohon.16

Menimbang, bahwa pemohon telah membenarkan keterangan

saksi-saksi tersebut, selanjutnya menyatakan telah cukup dengan

keterangan dan bukti-bukti yang disampaikan, akhirnya berkesimpulan

tetap pada permohonannya serta mohon penetapan pengadilan.

Mengingat segala peraturan per Undang- Undangan yang berlaku dan

hukum syar’y yang berkaitan dengan perkara ini maka Pengadilan

Agama Kendal menetapkan

1. Mengabulkan permohonan perkara

2. Menyatakan sah menurut hukum, hibah yang dilakukan

oleh Romdo bin Kemat kepada pemohon (Zaenuri bin

Kemat) berupa separoh dari tanah pekarangan SHM No.

550 atau seluas 240 m2 berikut bangunan rumah di atasnya

yang terletak di Kelurahan Sijeruk Rt 01 Rw 01 Kecamatan

Kendal, Kabupaten Kendal.

3. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya

perkara ini yang hingga kini ditetapkan sebesar Rp.

66.000,- (enam puluh ribu rupiah).17

16 Ibid, hlm 7-8

17 Ibid, hlm 12

Page 74: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

63

b. Dasar Pertimbangan dan Penetapan Hakim Dalam Memutus

Perkara No 11/Pdt.P/2008/PA.Kdl

Dasar pertimbangan hakim dalam memutus perkara

permohonan penetapan putusan no 11/Pdt.P/2008/PA.Kdl, bahwa

dalam permohonan hibah pengesahan hibah ini pemohon

mendalilkan bahwa ayah angkat pemohon bernama Romdo bin

Kemat telah menghibahkan setengah dari harta miliknya berupa

tanah pekarangan luas 240 m2 berikut rumah di atasnya kepada

pemohon, yang dilakukan sekitar tahun 1989 dengan disaksikan

oleh beberapa orang saksi. Ketiga saksi tersebut telah mendengar

secara langsung tentang adanya pernyataan hibah dari alm. Romdo

kepada pemohon yang berupa setengah dari tanah pekarangannya

yang di atasnya ada rumah, meskipun itu berbeda waktunya atau

tidak dalam satu majlis.

Suatu hibah dapat berwujud jika terdapat 3 komponen yaitu

wahib, mauhub lah dan mauhub. Wahib adalah pemberi hibah yang

dalam hal ini pak Romdo, mauhub lahu adalah orang yang diberi

hibah ( Zaenuri bin Achidat, sedangkan mauhub adalah benda yang

dihibahkan yakni setengah tanah pekarangan seluas 240 m2 berikut

rumah diatasnya. Jadi dalam praktek hibah ini rukunnya sudah

terpenuhi. Yang menjadi pertanyaan, apakah hibah yang dilakukan

alm Romdo kepada pemohon yang besarnya setengah milik

pengibah itu dapat dibenarkan menurut hukum.

Page 75: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

64

Menimbang, bahwa para ulama sepakat suatu hibah harus ada

ijab qabul yaitu pernyataan memberi suatu benda miliknya kepada

orang tertentu baik lisan maupun tertulis, dan pernyataan menerima

dari orang yang diberi tersebut, tanpa adanya imbalan suatu

apapun.

Menimbang, bahwa saksi H. Muhammad Sanwan, Taswan

dan Achidat, ketiganya mengaku benar-benar telah mendengar

langsung dari alm Romdo tentang adanya penghibahan tersebut,

bahkan pernyataan tersebut tidak hanya sekali diucapkan oleh alm.

Romdo, tetapi berulang-kali dan masyarakat pada umumnya

mengetahui adanya penghibahan dimaksud (bukti P-1).

Menimbang, bahwa mengenai adanya pernyataan penerimaan

dari si penerima hibah, pemohon mengaku telah menerima

pemberian alm. Romdo tersebut, dan meskipun pernyataan

menerima tersebut tidak didukung dengan adanya saksi, namun

kenyataan pemohon telah menempati dan mengolah tanah

pekarangan tersebut sejak diangkat sebagai anak oleh alm. Romdo

sampai sekarang ini. Dengan demikian dapat dipahami bahwa

pemohon telah menerima pemberian tersebut sekalipun secara

diam-diam.

Dalam perkara ini majelis hakim pengadilan Agama Kendal

telah mencurahkan perhatiannya dalam upaya menetapkan

permohonan pengesahan hibah. Salah satu pertimbangan mengapa

Page 76: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

65

permohonan pengesahan pemohon dikabulkan karena ketentuan

batasan hibah itu maksimal adalah sepertiga dari milik penghibah,

dengan maksud agar ahli warisnya tidak ada yang dirugikan hak-

haknya untuk meperoleh harta warisannya. Oleh karena si

penghibah yaitu alm. Romdo tidak mempuyai ahli waris sama

sekali karena saudara laki-lakinya telah meninggal dan juga tidak

menpunyai anak sehingga ahli warisnya terputus, lagi pula

pemohon adalah satu-satunya orang yang merawat alm. Romdo

sampai akhir hayatnya, bahkan pemohon diakui sebagai anak

angkatnya, maka hibah alm Romdo kepada pemohon yang berupa

setengah dari tanah pekarangan berikut rumah di atasnya tidak

bertentangan dengan hukum atau maksud dari ketentuan pasal 210

Kompilasi hukum tersebut. Inilah dasar yang dipakai majelis hakim

dalam menafsirkan pasal 210 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam

dengan diperkuat kesaksian para saksi yang dihadirkan pemohon

dengan memberikan keterangan di bawah sumpahnya dan

karenanya dipertimbangkan.18

Menimbang, bahwa dalam hukum dikenal shahadah ala iqror

yaitu kesaksian atas pernyataan seseorang dan kesaksian dalam

bentuk ini dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah.

Dalam Hukum Islam tidak ada larangan memberikan atau

menghibahkan sebagian harta atau seluruh harta kepada orang lain

18 Hasil wawancara dengan hakim PA Kendal bapak Drs. Syarifudin M.H pada

tanggal 27 April 2011

Page 77: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

66

tanpa ada batasan secara pasti. Mengenai kadar atau ukuran

pemberian hibah ini memang tidak dijelaskan secara mendalam

dalam nash, sehingga jumlah harta yang dapat dihibahkan tidak

terbatas. Hanya saja, ulama berbeda pendapat tentang kebolehan

seseorang menghibahkan seluruh hartanya kepada orang lain.

Dalam Peradilan Perdata tugas hakim ialah mempertahankan

tata hukum perdata (hurgerlijke rechtsorde), menetapkan apa yang

ditentukan oleh hukum dalam suatu perkara. Berhubungan dengan

tugas tersebut, oleh para ahli hukum dipersoalkan, seberapa jauh

hakim harus mengejar kebenaran (iraarhaid) di dalam proses. Oleh

karena itu hakim tidak boleh menolak untuk memeriksa dan

memutus perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum kurang

jelas melainkan wajib memeriksa dan memutuskannya.

Ditegaskan pula bahwa agar supaya Pengadilan dapat

menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya yaitu memberikan

putusan yang semata-mata berdasarkan kebenaran keadilan dan

kejujuran, maka tidak dapat dibenarkan adanya tekanan-tekanan

atau pengaruh dari luar yang menyebabkan para hakim tidak bebas

lagi dalam mengambil keputusan yang seadil-adilnya.

Dalam hal memberikan keputusan seorang hakim tidak boleh

memihak kepada salah satu di antara orang yang berperkara,

bersifat bebas, dan tidak pula terpengaruh oleh pemerintah. Di

samping itu seorang hakim wajib pula menggali, mengikuti dan

Page 78: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

67

memahami nilai-nilai hukum yang ada dalam agama dan

masyarakat, apalagi hakim di Pengadilan Agama, yang menangani

kasus kasus, maka dalam hal ini hakim wajib dituntut untuk

menerapkan asas hukum yang sebenarnya. Sebab kesalahan hakim

adalah merupakan petaka bagi hakim sendiri, maupun pihak yang

telah dirugikan yang pada akhirnya harus dipertanggungjawabkan,

baik di dunia maupun di akhirat.19

Dasar hukum setiap putusan berisi tentang dasar hukum hakim

dalam memutus perkara. Karena Pengadilan Agama adalah

pengadilan khusus, maka dasar untuk memperkuat putusan adalah

segala peraturan perundang-undangan Negara yang berlaku,

relevan dan disusun menurut urutan derajatnya dan urutan tahun

terbitnya, lalu dasar hukumnya atau hukum tidak tertulis lainnya.

Di sini hakim Pengadilan Agama Kendal mempunyai pertimbangan

tersendiri mengapa hibah yang melebihi sepertiga tetap dinyatakan

sah menurut hukum.

19 Wawancara dengan hakim PA Kendal bapak Drs. Syarifudin M.H pada tanggal 27

April 2011

Page 79: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

BAB IV

ANALISIS DASAR PENETAPAN HAKIM NO. 11/PDT.P/2008/PA.KDL

TERHADAP HIBAH LEBIH SEPERTIGA

A. Analisis Dasar Penetapan Hakim Putusan No. 11/Pdt.P/2008/Pa.Kdl

Terhadap Hibah Lebih Sepertiga

Suatu perkara yang adil dan benar yang sesuai dengan hukum yang

berlaku, dibutuhkan adanya suatu alat bukti yang dapat membantu hakim

sebagai aparat penegak keadilan untuk mendapatkan gambaran yang

sebenar-benarnya tentang duduk perkara yang sedang diperiksa dan

diadilinya itu. Apabila alat bukti itu dapat dipenuhi, maka selanjutnya akan

dapat meringankan hakim dalam memutuskan perkara yang ditanganinya.

Putusan ini, landasan hukum yang dipakai oleh majelis hakim dalam

menyelesaikan perkara permohonan pengesahan hibah di Pengadilan

Agama Kendal adalah Pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo

Pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006. Berdasarkan pasal

tersebut, maka perkara pemeliharaan anak yang diajukan ke Pengadilan

Agama Kendal adalah termasuk wewenang absolut dari Pengadilan Agama

Kendal, Dalam pasal tersebut dijelaskan Pengadilan Agama bertugas dan

berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara di tingkat

pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang kewarisan, dan

salah satu dari bidang kewarisan itu adalah perkara hibah. Dengan

demikian Pengadilan Agama Kendal berwenang untuk memeriksa,

memutus dan menyelesaikan perkara hibah.

Page 80: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

Dasar hukum selanjutnya adalah merujuk pada Pasal 210

Kompilasi Hukum Islam. Pada pasal tersebut dijelaskan, bahwa setiap

orang yang telah berumur sekurang-kurangnya 21 tahun, berakal sehat dan

dan tidak adanya paksaan dalam menghibahkan sebanyak-banyaknya

sepertiga dari harta bendanya kepada orang lain atau kepada suatu lembaga

untuk dimiliki. maksud dan tujuan dari pasal tersebut di atas adalah hibah

merupakan pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan dari

seseorang kepada orang lain yang masih hidup untuk dimiliki. Karenanya

orang yang meghibahkan harta benda harus sudah dewasa, dalam artian

minimal berumur 21 tahun dan berakal sehat serta tanpa adanya paksaan,

kekhilafan ataupun penipuan dan hibah ini ada pembatasanya yakni paling

banyak sepertiga dari harta kekayaan penghibah. Namun kenyataanya

tidak demikian.

Pasal inilah yang dijadikan rujukan majelis hakim dalam penetapan

yang mengabulkan permohonan pemohon dan menyatakan sah menurut

hukum bahwa hibah berupa separuh dari tanah pekarangan SHM No. 550

atau seluas 240 m2 berikut bangunan rumah di atasnya yang terletak di

Kelurahan Sijeruk RT 01 RW 02. Berdasarkan ketentuan pasal di atas,

pada dasarnya besarnya hibah itu maksimal adalah sepertiga dari milik

penghibah. Dalam kasus ini, bahwa pada sekitar tahun 1989 bapak Romdo

bin Kemat telah menghibahkan separoh tanah pekarangan miliknya atau

tanah seluas sekitar 240 m2 beserta rumah diatasnya tersebut kepada

Pemohon dengan disaksikan oleh beberapa orang saksi, dan pemohon

Page 81: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

menyatakan menerimannya dan pada tahun yang sama itu pula separoh

tanah miliknya ( tanah yang tidak ada rumah diatasnya seluas 240 m2)

dijual kepada bapak Sucipto yang sekarang telah dibangun oleh bapak

Sucipto. Untuk adanya kepastian hukum dan guna mengurus balik nama

sertifkat No. 550 dari an. Bapak Romdo kepada an. Zaenuri (Pemohon)

dan an. Sucipto atau keluarganya karena sertifikat No. 550 belum dipecah

ketika sebagianya dijual kepada sucipto maka Pemohon merasa perlu

untuk mengajukan pengesahan hibah dari bapak Romdo kepada Pemohon.

Atas dasar inilah pemohon mengajukan Permohonanya ke Pengadilan

Agama Kendal dengan didukung saksi-saksi dan bukti-bukti yang

mempunyai fakta hukum di mata hakim dan majelis hakim Pengadilan

Agama Kendal akhirnya menerima permohonan pemohon untuk

pengesahan hibah yang diberikannya.

Perkara No.11/Pdt.P/2008/PA.Kdl tersebut permohonan Pemohon

diterima karena dalam pembuktian ternyata bukti-bukti yang diajukan

Pemohon dapat menguatkan dalil-dalil yang diajukan. Dilihat dari aspek

pembuktian perkara, maka putusan majelis hakim sudah tepat dengan

putusan menerima permohonan karena alasan-alasan yang diajukan dapat

menguatkan dalil-dalil yang diajukan. Dalam kasus ini majelis hakim

menerima permohonan ini dengan dua alasan. Pertama, ditemukan fakta

atas keterangan ketiga saksi yang telah dihadirkan pemohon bahwa ketiga

saksi tersebut telah mendengar secara langsung tentang adanya pernyataan

hibah dari alm Romdo kepada pemohon yang berupa setengah dari tanah

Page 82: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

pekarangannya yang di atasnya ada rumah, meskipun kejadian itu berbeda-

beda waktunya atau tidak dalam satu majelis. Kedua bahwa mengenai

adanya pernyataan penerimaan dari si penerima hibah, pemohon mengaku

telah menerima pemberian alm Romdo tersebut meskipun pernyataan

menerima tidak didukung dengan adanya saksi, namun secara kenyataan

bahwa pemohon telah menempati dan mengolah tanah pekarangan tersebut

sejak pemohon diangkat sebagai anak oleh alm. Romdo sampai sekarang

ini. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pemohon telah menerima

pemberian tersebut sekalipun secara diam-diam. Suatu hibah dapat

berwujud jika terdapat tiga komponen yaitu wahib, mauhub lah dan

mauhub. Dalam perkara ini Wahib adalah pemberi hibah ( alm bapak

Romdo), mauhub lah adalah orang yang diberi hibah Zaenuri bin Achidat,

sedangkan mauhub benda yang dihibahkan ( sebidang tanah luas 240 m2

berikut bangunan diatasnya, SHM No. 550 an Romdo bin Kemat. Dengan

demikian unsure hibah telah terpenuhi.

Namun, bila melihat esensinya, seperti yang dijelaskan Pasal 210

Kompilasi Hukum Islam (KHI), maka putusan majelis hakim bertentangan

dengan pasal tersebut, yang mana pasal ini memberikan batasan seseorang

melakukan hibah terhadap orang lain atau lembaga sebanyak-banyaknya

sepertiga dari hari harta penghibah. Perumusan hukum hibah yang diatur

dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) secara tegas memberi batasan

kebolehan jumlah harta yang dihibahkan tidak lebih dari sepertiga.

Page 83: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

Pemberian batasan ini untuk terciptanya persepsi yang sama baik bagi

aparat penegak hukum ( para hakim) maupun anggota masyarakat.1

Selama ini terdapat kesimpangsiuran pendapat tentang kebolehan

ini. Ada sementara ulama dan hakim yuang berpendirian boleh

menghibahkan seluruh harta. Sebaliknya banyak yang berpendapat

penghibahan tidak boleh melenyapkan hak ahli waris oleh karenanya hibah

hanya boleh sepertiga.

Secara objektif dan realistis hakim dalam melaksanakan fungsi dan

kewenangan mengadili perkara, selalu menghadapi keadaan kontroversi.

Dalam pasal 14 ayat (1) UU No. 14 Tahun 1970, sebagaimana diubah

dengan UU No. 35 Tahun 1999 sekarang diatur pada pasal 16 ayat (1) UU

No.4 Tahun 2004, mengariskan bahwa pengadilan atau hakim tidak boleh

menolak untuk memeriksa perkara yang diajukan kepadannya atas alasan

hukum tidak mengatur atau aturannya kurang jelas, melainkan wajib untuk

memeriksa dan memutusnya.

Merujuk pasal yang disebutkan diatas, majelis hakim berusaha

dengan segala kemampuanya untuk memeriksa dan memutus perkara

permohonan tersebut dengan menafsirkan pasal 210 Kompilasi Hukum

Islam. Menurut pendapat majelis hakim bahwa pembatasan hibah kepada

orang lain sebanyak-banyaknya sepertiga dari harta penghibah dengan

maksud untuk melindungi hak-hak ahli waris agar tidak dirugikan dalam

1 M. Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan Dan Acara Peradilan Agama,(

Jakarta: Sinar Grafika, 2003) hlm.50

Page 84: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

hal kewarisannya.2 Pada perkara permohonan ini bahwa si pemberi hibah

tersebut tidak mempunyai anak dan saudara laki-laki yang telah meninggal

juga tidak mempunyai anak, sehingga ahli warisnya terputus, maka ia

dapat menghibahkan separoh tanah pekarangan beserta rumah di atasnya

secara sah. Disamping itu sudah menjadi kodrat, bahwa hukum yang

dirumuskan dalam peraturan perundang-undangan, termasuk dalam hal ini

KHI tidak menampung permasalahan hukum yang timbul dalam

kehidupan manusia, yang senantiasa berubah dengan membaur

permasalahan yang baru, apalagi hibah yang diatur dalam KHI hanya

terdiri beberapa pasal yang tidak menutup kemungkinan permasalahan

hukum di bidang hibah belum diatur yang memerlukan penafsiran hukum

dalam penerapannya.

B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Putusan No. 11/Pdt.P/2008/PA.Kdl

Hibah adalah suatu akad pemberian hak milik seorang kepada

orang lain di kala masih hidup tanpa mengharapkan imbalan dan jasa.

Oleh sebab itu, hibah merupakan pemberian yang murni, bukan

mengharapkan pahala dari Allah SWT, serta tidak pula terbatas jumlahnya.

Mengenai seberapa besar kadar hibah ini tidak ada nas yang mengaturnya

hanya saja ulama berbeda pendapat tentang apakah boleh seorang

menghibahkan seluruh hartanya kepada orang lain.

2 Hasil wawancara dengan hakim PA Kendal bapak Drs. Syarifudin M.H pada

tanggal 27 April 2011

Page 85: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

Menurut mazhab jumhur ulama, orang boleh menghibahkan semua

harta atau semua apa yang dimilikinya.3 Dan para ulama juga sepakat

boleh menghibahkan semua hartanya kepada orang lain.4 Apabila ia yakin

mampu hidup sabar, tawakal atas apa yang akan ia deritanya, jika ia tidak

sanggup berlaku demikian perbuatan itu dimakruhkan.5

Pokok permasalahan dalam perkara ini adalah tentang keabsahan

hibah yang dilakukan alm. Romdo bin kemat kepada pemohon, yang mana

besaran hibah tersebut adalah separuh tanah pekarangan beserta rumah

diatasnya. Setelah mengikuti duduk perkara dan pertimbangan –

pertimbangan hukum dari putusan pengadilan Agama Kendal, ada

beberapa hal yang menarik perhatian penulis untuk dianalisis. Pokok

permasalahannya adalah tentang keabsahan hibah lebih sepertiga yang

diajukan pemohon. Dalam penyelesaian permohonan pengesahan hibah

tersebut majelis hakim menyatakan sah menurut hukum.

Sebagaimana yang diatur dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 210

bahwa Orang yang telah berumur sekurang-kurangnya 21 tahun berakal

sehat tanpa adanya paksaan dapat menghibahkan sebanyak-banyaknya 1/3

(sepertiga) harta bendanya kepada orang lain atau lembaga di hadapan dua

orang saksi untuk dimiliki.6 Kompilasi Hukum Islam memberikan batasan

dalam pemberian hibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari hartanya penghibah.

3 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah 5, hlm. 181

4 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Terj, Abu Usman Fakhtur, hlm. 653

5 Rahmat Syafei, Fiqh Muamalah, hlm. 252-253

6 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Akademika Presindo, 2008) hlm 164

Page 86: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

Pada dasarnya hibah tidak ada kaitannya dengan kewarisan kecuali

nyata bahwa hibah itu mempengaruhi hak ahli waris, maka dalam hal ini

perlu adanya pembatasan maksimal hibah tidak melebihi sepertiga.7 dalam

permasalahan ini bahwa alm Romdo tidak mempunyai ahli waris yang

mana saudara laki-lakinya dan istri telah meninggal sehingga yang ada

hanya anak angkatnya saja (pemohon) yang kemudian separuh tanah

pekarangan beserta rumah diatasnya dihibahkan kepada pemohon, Karena

pihak Pemohon (anak angkat) semasa hidupnya telah mengabdikan dirinya

kepada bapak Romdo hingga akhir hayatnya. Karena dalam permasalahan

ini hibah tid tidak mempengaruhi hak-hak ahli waris maka hibah tersebut

menurut penulis sah menurut hukum Islam. Hal ini sesuai dengan

pendapat Muhammad Daud Ali, bahwa kalau ternyata hibah itu

mempengaruhi kepentingan dan hak-hak ahli waris maka perlu ada batas

maksimal hibah tidak melebihi sepertiga harta seseorang.8 Akan tetapi

bila menyangkut hak-hak ahli waris maka hibah perlu ada batasan hal

sejalan dengan pendapat Muhammad Ibnu Hasan dan sebagian pentahkik

mazhab Hanafi yang mengemukakan bahwa tidak sah menghibahkan

semua harta, meski untuk keperluan kebaikan.

Dalam menguatkan permohonannya pemohon telah mengajukan

beberapa orang saksi. Saksi Achidat bin bagus umur 58 tahun menjelaskan

bahwa pemohon adalah anak saksi dan ketika berumur 3 tahun diminta

7 Abdul Halim, Hukum Islam Perwakafan Di Indonesia, ( Ciputat: Ciputat Press,

2005) Hlm 37 8 Muhammad Daud Ali. Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf (Jakarta: UI Pres,

1988) hlm 25

Page 87: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

oleh pak Romdo utnuk diagkat sebagai anak, karena pak Romdo tidak ada

anak, maka saksi memberikannya. Pada beberapa kesempatan pal romdo

menyampaikan kepada saksi bahwa setengah dari miliknya yang diatasnya

ada rumah diberikan kepada pemohon sebagai anak angkatnya, dan pak

Romdo hanya mempunyai seorang saudara laki-laki bernama Sukaemi,

namun ia menginggal lebih dulu dan tidak ada keturunan.

Pengangkatan anak menurut Hukum Islam adalah tidak mengubah

status hukum dan keahliwarisan terhadap anak angkat sebagaimana yang

terdapat dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 171 huruf h bahwa

pengangkatan anak hanya bertujuan untuk memelihara agar dalam

kehidupan pertumbuhan dan pendidikan lebih terjamin dalam

perkembangan kehidupan si anak tersebut.

Pada dasarnya Kompilasi Hukum Islam telah memberi kedudukan

positif kepada anak angkat untuk berhak mendapat bagian dari harta

warisan orang tua angkat, sebab tidak adanya wasiat dari orang tua angkat

dengan sendirinya menurut hukum dianggap ada wasiat. Wasiat wajibah

itu tetap terbatas sifatnya dalam arti tidak mengubah status anak angkat

menjadi anak kandung, tidak memberi kedudukan dan hak untuk mewarisi

secara keseluruhan harta warisan orang tua angkat tidak sama bagian

dengan anak kandung. Anak angkat tidak menghijab ahli waris yang lain

dan bagian anak angkat hanya 1/3 bagian.

Dalam kewarisan Islam menurut ulama fiqih ada tiga faktor yang

menyebabkan seorang saling mewarisi yakni karena hubungan

Page 88: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

kekerabatan, hubungan perkawinan yang sah dan hubungan perwalian.

Anak angkat dalam hal ini tidak termasuk dalam tiga faktor dia atas.

Dalam arti bukan suatu kerabat atau satu keturunan dengan orang tua

angkatnya, oleh karena itu antara anak angkat dengan orang tua angkat

tidak berhak saling mewarisi satu sama yang lain. Ketentuan wasiat dalam

hukum Islam adalah paling banyak 1/3 bagian dari harta warisan, dalam

hal hibah dan wasiat tidak ditentukan secara khusus kepada siapa saja yang

berhak menerimanya. Dengan demikian, bila seandainya dalam hal ini

tidak terjadi penghibahan maka kedudukan anak angkat akan memperoleh

bagian sebagaimana yang disebutkan pasal 209 ( 2 ) Kompilasi Hukum

Islam yang menyebutkan bahwa anak angkat mendapat bagian sebanyak-

banyak 1/3 dari harta warisan orang tua angkatya.

Pada penelitian ini, majelis hakim Pengadilan Agama Kendal

dalam perkara No.11/Pdt.P/ 2008/PA.Kdl tentang Pengesahan hibah,

dalam salah satu amar putusannya memutuskan mengabulkan permohonan

pemohon yang diajukan oleh pemohon dan menyatakan sah menurut

hukum, hibah yang dilakukan oleh bapak Romdo Bin Kemat kepada

pemohon ( Zaenuri bin Achidat ) yang berupa separoh dari tanah

pekarangan beserta bangunan rumah di atasnya. Majelis hakim merujuk

kepada fakta-fakta dalam persidangan dan juga dalam proses pembuktian

yang menunjukkan bahwa saksi-saksi yang diajukan oleh pemohon

mempunyai fakta hukum dalam kesaksiannya. dalam kasus ini, tidak,

berarti putusan majelis hakim menyalahi Hukum Islam karena

Page 89: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

mengesahkan hibah yang melebihi sepertiga. Dalam kasus ini, majelis

hakim mempertimbangkan bahwa si penghibah yaitu tidak mempunyai

ahli waris sama sekali, lagi pula pemohon adalah satu-satunya orang yang

merawat alm Romdo sampai akhir hayat bahkan pemohon diakui sebagai

anak angkatnya, maka hibah alm Romdo kepada pemohon yang berupa

setengah dari tanah pekarangan berikut rumah di atasnya tidak menyalahi

hukum islam atau maksud dari ketentuan pasal 210 Kompilasi Hukum

Islam.

Di antara para ulama hukum Islam ada yang berpendapat bahwa

seorang pemilik harta boleh menghibahkan semua hartanya kepada orang

lain, sedangkan ulama lain atau mazhab lain, seperti mazhab Hanafi

misalnya, melarang dengan tegas seseorang yang ingin menghibahkan

seluruh hartanya kepada orang lain meskipun dalam hal kebaikan. Mereka

beranggapan bahwa orang tersebut adalah orang yang bodoh yang harus di

batasi segala tindakannya. Untuk mengatasi adanya perbedaan mengenai

batasan pengaturan pemberian hibah tersebut, para ulama sepakat untuk

memberikan batasan mengenai jumlah harta yang boleh dihibahkan. Hasil

kesepakatan yang telah di sahkan oleh pemerintah itu terdapat dalam

Kompilasi Hukum Islam pasal 210 ayat (1): “Orang yang telah berumur

sekurang-kurangnya 21 tahun berakal sehat tanpa adanya paksaan dapat

menghibahkan sebanyak-banyaknya 1/3 harta bendanya kepada orang lain

atau lembaga di hadapan dua orang saksi untuk dimiliki.” Akan menjadi

permasalahan ketika di dalam harta hibah yang akan di berikan kepada

Page 90: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

anak angkat kemungkinan masih terdapat hak atau bagian dari ahli waris,

maka pembatasan harta hibah boleh dilakukan oleh seorang pemberi hibah

kepada anak angkatnya dengan ketentuan tidak melebihi dari 1/3

(sepertiga) harta keseluruhan yang dimilikinya. Dalam hal ini dapat di

bedakan menjadi 2 dua hal yakni, jika hibah tersebut di berikan kepada

orang lain (bukan seorang ahli waris ataupun badan hukum) maka

mayoritas pakar hukum Islam sepakat mengatakan hal tersebut perlu di

batasi, tetapi jika hibah tersebut di berikan kepada anak-anak atau ahli

waris dari pemberi hibah, maka menurut Imam Malik dan Ahlul Zahir

tidak memperbolehkannya.

Sebagaimana diketahui bahwa kompilasi hukum islam adalah hasil

kesepakatan para ulama seluruh indonesia yang perumusanya melalui

diskusi-diskusi panjang, dengan mempertimbangkan pendapat-pendapat

yang ada. Oleh sebab itu menurut penulis seharusnya peradilan agama

sebagai lembaga kekuasaan kehakiman berpedoman pada kompilasi

hukum Islam sebagaimana dimaksud dalam diktum pertama intruksi

Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 tanggal 10 juni 1991

untuk digunakan oleh intansi pemerintah dan masyarakat yang

memerlukannya untuk menyeleaikan masalah-masalah dalam bidang

perkawinan, kewarisan dan perwakafan.

Tujuan utama dirumuskanya Kompilasi Hukum Islam, adalah

menyiapkan pedoman bagi para hakim Peradilan agama dan menjadi

Page 91: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

hukum materiil yang berlaku di peradilan agama yang wajib dipatuhi oleh

seluruh bangsa Indonesia yang beragama Islam.9

Dari pendapat dan alasan-alasan yang telah dikemukan di atas,

penulis menyimpulkan meskipun ada pendapat yang memperbolehkan

menghibahkan semua hartanya. Akan tetapi ada juga yang berpendapat

perlu dipertimbangkan untuk memperoleh manfaat yang lebih besar

dengan pertimbangan firman Allah SWT Surat An-Nisa’ ayat 9

|·÷‚ u‹ø9 uρ šÏ% ©!$# öθ s9 (#θ ä.t� s? ô ÏΒ óΟÎγ Ï�ù=yz Zπ−ƒ Íh‘ èŒ $ ¸�≈ yèÅÊ (#θ èù%s{ öΝÎγ øŠn=tæ (#θ à)−Gu‹ ù=sù ©! $#

(#θ ä9θà)u‹ ø9 uρ Zωöθ s% # ´‰ƒ ωy™

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah,

yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu

hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan Perkataan yang benar.10

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun dalam

permasalahan hibah itu tidak ada batasanya akan tetapi lebih bijaksana

kalau seseorang itu memikirkan jauh ke depan, terutama kesejahteraan

anak dan ahli warisnya.

9 Ahamad Rofik, Pembaharuan Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: Gama Media,

2001) hlm. 25 10

Depag RI Al-Qur’an dan Terjemahanya, hlm. 116

Page 92: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari seluruh uraian yang telah penulis paparkan pada bab sebelumnya

dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam perkara hibah pengesahan hibah no 11/Pdt.P/2008/PA.Kdl

majelis hakim permohonan pemohon yang menyatakan sah

menurut hukum, hibah yang dilakukan Oleh Romdo bin Kemat

kepada Pemohon ( Zaenuri bin Achidat) berupa separoh dari tanah

pekarangan SHM No. 550 atau seluas 240 m2 berikut bangunan

rumah di atasnya. Dan dalam memutuskan perkara ini majlis hakim

mempunyai pertimbangan bahwa pada dasarnya hibah itu

maksimal adalah sepertiga dari milik penghibah (vide) KHI Pasal

210, dengan maksud agar ahli warisnya tidak dirugikan. Karena

alm Romdo tidak mempunyai anak atau ahli waris sama sekali dan

saudara laki-lakinya telah meninggal dan juga tidak mempunyai

anak maka hibah tidak bertentangan dengan hukum islam atau

maksud dari ketentuan Pasal 210 Kompilasi Hukum Islam tersebut.

Inilah yang dijadikan dasar penetapan hakim dengan menafsirkan

pasal tersebut.

2. Ditinjau dari hukum Islam perkara permohonan hibah ini adalah,

dalam hukum Islam dengan adanya ijab qobul yang diketahui oleh

adanya saksi maka hibah itu telah dianggap sah, pembatasan

Page 93: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

pemberian hibah dimaksudkan untuk melindungi hak-hak ahli

waris agar tidak dirugikan dalam memperoleh harta waris. Oleh

karena dalam perkara permohonan ini tidak mempengaruhi

kepentingan dan hak-hak ahli waris maka hibah dianggap sah.

B. Saran-saran

1) Majelis Hakim dituntut untuk berhati-hati dalam menetapkan putusan

agar memenuhui kualifikasi sesuai dengan apa yang digariskan oleh

Allah SWT dan berdasarkan perundang-undangan dan rujukan Hukum

Islam sehingga dalam setiap keputusan dapat diterima dan dijadikan

refrensi untuk orang muslim lainnya dan hasilnya dapat bermanfaat

bagi semua manusia muslim.

2) Masyarakat pada umumnya bahwa meskipun dalam pemberian hibah

tidak ada batasnya akan tetapi lebih bijaksana kalau seseorang itu

memikirkan jauh kedepan, terutama kesejahteraan anak dan ahli

warisnya.

3) Para pembaca hendaknya lebih semangat untuk mengetahui,

memahami, dan mengambil sari manfaat dari hasil penelitian ini,

utamanya bisa menambah cakrawala berpikir yang lebih luas dan

proporsional dalam melihat perkara.

C. Penutup

Page 94: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Walaupun penulis telah berusaha semaksimal

mungkin, namun karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki

penulis, maka karya tulis ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis

mengharap saran-saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca guna

perbaikan selanjutnya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih sebanyak-

banyaknya, kepada semua pihak yang telah membantu, terlebih kepada Bapak

dosen pembimbing. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada

khususnya dan pembaca pada umumnya. Dan teriring segala puji bagi Allah

SWT dan shalawat serta salam atas rasul-Nya, semoga kita selalu dalam

bimbingan, lindungan dan ridha-Nya. Amin ya rabbal alamin.

Page 95: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainuddin Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta : Sinar Grafika, 2006)

Azwar, Saefudin Metodologi Penelitian,,Yoyakarta: Pustaka Pelajar, 1993

Arikunto, Suharsni, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,: Jakarta,

2006)

Ali, Muhammad Daud. Sistem Ekonomi Islam, zakat dan WAkaf. UI-Press. 1988

Azizi, Ahmad Qadri Islam dan Permasalahan social, Yogyakarta: LKIS, 1997

Al- Fauzan, Saleh, Al Mulakhasul Fiqhi, Jakarta, Gema Insani, 2006

Abdurrahman Ad-Dimasyqi, Syaikh Al-Allamah Muhammad, Fiqh Empat Mazhab,

Bandung, Hasyimi Pres, 2001

,

Al-Jaziri, Abd al-Rahman, Kitab al-Fiqh ‘alâ al-Mazâhib al- Arba’ah, Beirut: Dar al-Fikr,

Juz 3, t.th.

Abdullah, Abdul Gani, Pengantar Kompilasi Hukum Islam Dalam Tatanan Hukum

Inonesia, Jakarta, Gema Insani Press, 1994

Bisri, Mustofa, Pedoman Menulis Proposal Penelitian Skripsi Dan Tesis,Panji Pustaka,

Yogyakarta,2009

Bisri, Hasan, Peradilan Agama Di Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2000

Departemen Agama, Ilmu Fiqh 3 Proyek Pembinaan Sarana Dan Prasarana IAIN, Jakarta,

1986

Dahlan , Abdul Aziz, et.al., Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT Ichtiar van Hoeve, 1996

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahanya, Disempurnakan Oleh Lajnah

Pentashih Mushaf Al-qur’an Departemen Agama RI, Sinar Baru Algensindo, Bandung

Fuad, Mahsun Hukum Islam Indonesia dari nalar partisipatoris hingga

emansipatoris,(Yogyakarta : Lkis, 2005

Fyzee, A A asaf, Pokok-Pokok Hukum Islam II, Jakarta, Tintamas, 1996

Halim, Abdul, Hukum Perwakafan Di Indonesia, Ciputat, Ciputat Pres, 2005

Harahap, Yahya, Kedudukan Kewenangan Dan Acara Peradilan Agama, Jakarta, Sinar

Grafika, 2003

Hasa, Ali, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, Jakarta, Rajagrafindo, 2003

Page 96: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

Kompilasi Hukum Islam. Citra Media Wacana. 2008

Khairi, Miftahul (Penerjemah), Ensiklopedi Fiqih Muamalah Dalam Pandangan 4

Madzhab,Yogyakarta, Maktabah Al-Hanif, 2009

Lubis, sulaikin, hukum acara perdata peradilan agama di Indonesia,Jakarta, prenada media,

2005

Manan, Abdul, Aneka masalah hukum perdata Islam di Indonesia, Jakarta, Kencana

Prenada Media Group, 2006

___________, Etika Hakim Dalam Penyelenggaraan Peradilan,Jakarta, Prenada Media,

2002

Muslim, Imam Sahih Muslim, (Surabaya: Al-hidayah, tth),

Mardani, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama Dan Mahkamah Syariah, Jakarta, Sinar

Grafika, 2009

Pasaribu, Chairuman, Hukum Perjanjian Dalam Islam,Jakarta, Sinar Grafika, 1994

Rasyid Sulaiman, Fiqh Islam Hukum Fiqh Lengkap, (Bandung: PT Sinar Baru Algensindo,

1994)

Rofiq, Ahmad, Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta : PT raja grafindo persada,1998

Ramulyo, Idris, Perbandingan Pelaksanaan Hukum Kewarisan Menurut Hukum Perdata (

BW), Jakarta, Sinar Grafika, 2000

Roihan, Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama, Jakarta, Rajawali, 1991

Sabiq,Sayyid fiqh sunnah juz 4.terjemahan, Jakarta:Pena Pundit Aksara, 2006

Saebeni, Beni Ahmad, Metode Penelitian Hukum,Bandung, Pustaka setia, 2008

syafi,i, Rachmat, Fiqh muamalah, Bandung, Pustaka Setia, 2001

Subagyo , P. Joko, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

1991)

Shaleh Al Ustaimin, Syaikh Muhammad bin, Asy-Syarhul Mumti’kitabul Waqf Wal Hibah

Wal Washiyyah, Daar Ibnil Jauzi, 2005

Syarifudin, Amir, Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam Dalam Lingkungan Adat

Minangkabau,Jakarta, Pt Gunung Agung, 1982

Page 97: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2005, Edisi III. Cet. III,

Usman, Rachmadi, Hukum Kewarisan Islam Dalam Dimensi Kompilasi Hukum Islam,

Bandung, CV. Mandar Jaya, 2009

Zein, Satria Effendi, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer Analisis

Yurisprudensi Dengan Pendekatan Ushuliyah,Jakarta, Prenada Media, 2004

Page 98: ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemberian anugerah Allah kepada utusan-utusanNya, doa-doa yang dipanjatkan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Muhamat Saehudin Anwar

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Kendal, 8 Maret 1986

Agama : Islam

Alamat Asal : RT 03 Dukuh Kalijati Merbuh Kec. Singorojo

Kab. Kendal

Alamat Sekarang : RT 03 Dukuh Kalijati Merbuh Kec. Singorojo

Kab. Kendal

Warga Negara : Indonesia

Telepon : 085640012123

Pendidikan Formal : - SD Merbuh 01 Kec. Singorojo Kab. Kendal

lulus tahun 1999

- SMPN 1 Singorojo lulus tahun 2002

- SMA PMS Kendal lulus tahun 2005

- IAIN Walisongo Semarang Fakultas Syari’ah

lulus tahun 2011

Pendidikan Non Forma : -

Demikian riwayat pendidikan ini dibuat dengan sebenarnya untuk menjadi

maklum dan periksa adanya.

Semarang, 13 Mei 2011

Muhamat Saehudin Anwar

NIM: 062111049