tutorial 1b-ni komang

Post on 19-Jan-2016

42 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Ni Komang Evie Lestari

4211121020learning issue tutorial 1B blok 12 Oral & Maxillofacial

Surgery

Overview ceseOs wanita 29 tahun• Keluhan utama :

Odem dan sakit di regio posterior mandibula sejak 3 bulan laluKeluar pus di regio mandibula dextra

• Riwayat dental :Pernah berobat ke puskesmas dengan diagnosis abses dentoalveolar kronis, diberi 3 macam obat. Salah satunya sefadroksil

• Riwayat medis : -• Pemeriksaan fisik :

Kesadaran Compos MentisT : 120/70, N : 80x/m, S : 36,6°C, R : 20x/m

• Pemeriksaan EO :Wajah asimetrisOdem dan fistula pada regio mandibula dextra 1x2x1 cm berbatas difus. Meluas dari garis ala tragus sampai ke batas bawah border mandibula. Warna lebih merah , konsistensi kerasNyeri tekan (+)Fluktuasi (-)Fistula (+)Pus (-)KGB regio submandibula dextra teraba sakit

• Pemeriksaan IO :Karies proksimal gigi 46, 47Perkusi (+)Odem gingiva regio 46, 47 berbatas tegasWarna mukosa sama dengan jar. SekitarnyaPus di marginal gigi 46, 47 (+)OH buruk

• Hasil lab :DBNPeningkatan laju endap darahGambaran shift to the left (-)

• Gambaran radiografi :Terdapat gambaran radiolucent pada regio posterior mandibula dextra

Diagnosis: Osteomyelitis Supuratif Kronis

1. Bagaimana interpretasi dari gambaran radiografi pada kasus?

• Mahkota: Radiolusen proksimal distal 46 & mesial 47• Terdapat sequestra pada tulang(radioopak) pada daerah

apikal

2. Bagaimana anatomi dari mandibula? Terutama struktur tulang(Histologi, mikrobiologi, imunologi, patklin)

Anatomi mandibula

Bagian dari maksila dan mandibula yang membentuk dan mendukung soket gigi.

Terdiri atas:1. Tulang alveolar utama (alveolar bone proper)2. Tulang trabekula.3. Tulang kortikal.

TULANG ALVEOLAR

Slide kuliah

HistologiMAKROSKOPIS

KERAS, PADAT KAKUSUBSTANTIA COMPACTA DAN SUBSTANTIA SPONGIOSA

MIKROSKOPISDISELUBUNGI PERIOSTEUM DAN ENDOSTEUMJARINGAN TULANG PRIMER

SERABUT KOLAGEN BELUM TERATURJARINGAN TULANG SEKUNDER

SERABUT KOLAGEN LEBIH TERATURKOMPONEN JARINGAN TULANG

BEBERAPA JENIS SEL SERABUT KOLAGENMATRIKS MENGALAMI PENGAPURANTERDAPAT SISTEM PEMBULUH DARAH

Bahan ajar Blok 4, modul 1, Histologi dasar, Subowo

JARINGAN TULANGSUBSTANTIA COMPACTA

SUBSTANTIA SPONGIOSA

Bahan ajar Blok 4, modul 1, Histologi dasar, Subowo

Bahan anorganik 2/3 kalsium, posfat, hidroksil, karbonat, sitrat, natrium, magnesium, fluor.

Matriks organik 1/3 kolagen tipe 1, protein morfogenik tulang, posfoprotein, proteoglikan.

Komposisi Tulang Alveolar

Mikrobiologi

• 50% sampai 60% dari kasus osteomyelitis disebabkan oleh staphylococcus aureus

• Infeksi ini sebagai komplikasi dari ekstraksi gigi, lokal anastesi, fraktur atau penyebaran dari infeksi facial, periapical atau periodontal abses, didapatkan lebih banyak pada mandibula dari maxilla

Slide kuliah dr Sayu Mikrobiologi oral

• Kokus Gram positif, tidak membentuk spora, tidak bergerak, formasi anggur. Fakultatif anaerob.

• Penyebab infeksi piogenik• Flora normal pada hidung, saluran pernafasan atas,

kulit, membran mukosa.

Slide kuliah dr Sayu Mikrobiologi oral

Imunologi

a. Respon inflamasi akut : sel radang PMN (polimorfonukleus) secara kemotaktik akan tertarik ke daerah yang terjadi inflamasi

b. Respon inflamasi kronik: sel-sel radangnya adalah limfosit, sel plasma, makrofag

Leucocyte Transmigration

Outcomes of Acute Inflammation

• Pertahanan seluler/peradanganRespon lokal dari hospes adalah peradangan.Diawali dgn dilatasi kapilerterkumpulnya cairan

udempenyumbatan limfatik oleh fibrin. Didukung oleh khemoksis fagositosis protease seluler menginduksi terjadinya lisis terhadap leukosit makrofag memfagosit debris leukositik, membuka jalan untuk pemulihan terhadap proses infeksi dan penyembuhan.

• Pertahanan humoralRespon sistemik hospes adalah pertahanan

humoral yaitu reaksi antigen-antibodi. Antibodi merupakan molekul protein yg diproduksi sel plasma/limfosit B disebut imunoglobulin menetralkan toksin bakteri, mencegah perlekatan dan mengaktifkan komplemen pengenalan hospes terhadap bakteri&memacu proses fagositosis.

Patologi Klinik

LED(Laju Endap Darah): Kecepatan sel darah merah mengendapkan darah yang tidak membeku dalam millimeter per jam. Dijumpai meningkat selama proses infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis)

Nilai normal: • Wanita 0-15 mm/jam• Pria 0-10 mm/jam• Anak < 3½ th 0-20 mm/jam• Usila > 65 th 0-20 mm/jam

3. Bagaimana farmakologi yang terdapat pada kasus?

Sefadroksil kelompok antibiotik β-laktam merupakan sefalosporin generasi pertamaBersifat bakterisid dgn jalan menghambat sintesa dinding sel bakteriObat ini merupakan derivat parahidroksi sefaleksin. Dosis:- dewasa: 0,5-1 g/h - anak: 30 mg/kg/h/ dalam 2 dosis

Farmakologi UI

Penisilin antibiotik β-laktam Menghambat sintesis dinding sel bakteri.Mekanisme kerja pada Gram Positif

Cara kerjanya dengan menghambat enzim transpeptidase, dengan kata lain β-laktam akan terikat pada enzim transpeptidase yang berhubungan dengan molekul peptidoglikan.Penisilin efektif trerhadap streptokokus dan mikroba anaerob yang biasa menyebabkan osteomielitis

Farmakologi UI

4. Diagnosis pada kasus

Osteomyelitis Supuratif Kronis

merupakan suatu kondisi peradangan pada tulang, yang dimulai sebagai infeksi rongga meduler, melibatkan sistem haversi dan meluas melibatkan periosteum dari daerah yang terkena.

Osteomyelitis kronis supuratif dengan pembentukan abses atau fistula. Gejala-gejala dan presentasi klinis mungkin kurang parah dibandingkan dengan bentuk akut, tetapi kebanyakan pasien masih dapat nyeri rahang, pembengkakan dan nanah. Biasanya tulang mengalami pembentukan sequestra dan menunjukkan perubahan yang signifikan radiografi.

Journal; Oral Implantol (Rome). Feb 2013; 6(2): 43–47.

Terbentuk pus sebagai akibat pertemuan leukosit dengan mikroorganisme. Pus menyebar ke pembuluh darah tulang, merusak aliran darah dan daerah tulang yang terinfeksi,yang dikenal sebagai sequestra sebagai pembentuk dasar dari infeksi kronis.

5. Bagaimana patogenesis dari kasus?

Proses inflamasi periodontitis

Kalahnya sel2 inflamasi & meningkatnya S.mutans

Jembatan hyalin pecah

nekrosis

Sisa sel inflamasi & koagulase S.mutans

Abses periapikal

>Drainase terus ke permukaan>resorpsi tulang di apikal & pemadatan tulang disekitar

tulang yg terresorpsi

Abses periapikal kronis

Patofisiologi Abses Periapikal Kronis

• Penumpukan jaringan parut yang disebabkan oleh infeksi dapat mengakibatkan pengembangan terowongan berongga jaringan disebut fistula atau "saluran sinus."

Pembentukan Sinus Tract

Proses yang menyebabkan osteomyelitis dimulai dari inflamasi akutmeningkatnya permeabilitas kapiler, dan infiltrasi dari granulosit. Nekrosis jaringan terjadi karena enzim proteolitik dilepaskan, destruksi bakteri, dan thrombosis vascular terjadi. Ketika pus yang terdiri dari jaringan yang nekrosis, bakteri yang mati, dan sel darah putih terbentuk, terjadi peningkatan tekanan intramedular. Hal ini berdampak pada vascular collapse,venous statis, dan ischemia (Topazian,2002).

Pus menyebar melalui saluran Haversian dan saluran nutrisi terkumpul dibawah periosteum setelah menembus lapisan tulang cortical (Peterson, 2004). Hal ini menyebabkan menurunnya suplai vascular. Penekanan pada neurovascular mengakibatkan thrombosis dan ischemia. Keadaan ini menyebabkan osteomyelitis dan disfungsi nervus alveolari nferior. Apabila pus berlanjut dan mengumpul, periosteum akan tertekan dan menyebabkan abses mukosa atau abses kutan. Selanjutnya akan terbentuk fistula sebagai jalan keluar pus yang dapat berlokasi di intraoral maupun ekstraoral (Topazian,2002).

6. Bagaimana patofisiologi dari kasus?

Nyeri

adanya rangsangan

diterima oleh reseptor nyeri (nosiseptor)serabut saraf

bermielin(dentin>) --> A delta fiber --> akut

serabut saraf tanpa mielin (pulpa>) --> C fiber --> kronik

Teory Hidrodinamik

Terjadi pembukaan kanal dan terjadi depolarisasi serta

repolarisasi

Masuk ke saraf perifer

Masuk ke medulla spinalis Batang otak

thalamus Cortex primer (sensasi)

Cortex sekunder (persepsi) NYERI

Edema

1. Penurunan konsentrasi protein plasma menyebabkan penurunan tekanan osmotic plasma. Penurunan ini menyebabkan filtrasi cairan yang keluar dari pembuluh lebih tinggi, sementara jumlah cairan yang direabsorpsi kurang dari normal; dengan demikian terdapat cairan tambahan yang tertinggal diruang ruang interstisium.

2. Peningkatan permeabilitas dinding kapiler menyebabkan protein plasma yang keluar dari kapiler ke cairan interstisium disekitarnya lebih banyak. Ketidakseimbangan ini ikut berperan menimbulkan edema lokal.

3. Peningkatan tekanan vena , misalnya darah terbendung di vena , akan disertai peningkatan tekanan darah kapiler, karena kapiler mengalirkan isinya kedalam vena.

4. Penyumbatan pembuluh limfe menimbulkan edema,karena kelebihan cairan yang difiltrasi keluar tertahan di cairan interstisium dan tidak dapat dikembalikan ke darah melalui sistem limfe. Akumulasi protein di cairan interstisium memperberat masalah melalui efek osmotiknya.

• Pertahanan seluler/peradanganRespon lokal dari hospes adalah peradangan.Diawali dgn dilatasi kapilerterkumpulnya cairan

udempenyumbatan limfatik oleh fibrin. Didukung oleh khemoksis fagositosis protease seluler menginduksi terjadinya lisis terhadap leukosit makrofag memfagosit debris leukositik, membuka jalan untuk pemulihan terhadap proses infeksi dan penyembuhan.

• Pertahanan humoralRespon sistemik hospes adalah pertahanan

humoral yaitu reaksi antigen-antibodi. Antibodi merupakan molekul protein yg diproduksi sel plasma/limfosit B disebut imunoglobulin menetralkan toksin bakteri, mencegah perlekatan dan mengaktifkan komplemen pengenalan hospes terhadap bakteri&memacu proses fagositosis.

7. Bagaimana rencana perawatan pada kasus?

• Antibiotik Penisilin • Anastesi umum• Ekstraksi gigi penyebab• Sequestertektomi bedah

8. Bagaimana komplikasi dari kasus?

• Fraktur patologis fraktur akibat lemahnya struktur tulang oleh proses patologik, seperti neoplasia, osteomalasia, osteomielitis, dan penyakit lainnya.

• Sepsis terdapatnya mikroorganisme patogen atau toksinnya didalam darah atau jaringan lain

• Scar jaringan parut, tanda yang membekas dikulit setelah terjadi penyembuhan suatu luka

Step 1

• Border Mandibula:- Border: Garis, tepi atau permukaan yang merupakan batas- Mandibula: Rahang bawah

• Fluktuasi: Suatu variasi, suatu peningkatan atau penurunan. (KKG)

• Peningkatan LED: Peningkatan kecepatan sel darah merah mengendapkan darah yang tidak membeku dalam millimeter per jam.

terimakasih....

top related