tana man gambas
Post on 19-Jan-2016
93 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
TANAMAN GAMBAS (Luffa acutangula)
Gambar 1. Tanaman gambas secara keseluruhan.
Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Luffa
Spesies : L. acutangula
Deskripsi Umum :
Gambas merupakan tumbuhan hijau yang sering ditanam secara tahunan.
Gambas termasuk jenis tanaman merambat. Tanaman ini termasuk dalam anggota
suku labu-labuan (cucurbitaceae). Akar tanaman gambas bulat, panjang 5-30 cm.
Batang tanaman gambas bersegi, permukaannya berambut halus, basah, dan
mempunyai panjang 0,5-3,0 meter. Gambas mempunyai sulur berbentuk spiral
yang keluar di sisi tangkai daun. Bila menyentuh galah maka sulur akan mulai
melingkarinya. Daun merupakan daun tunggal, letaknya berseling dan bentuknya
bulat telur lebar, ujungnya runcing dan tepinya bergerigi. Panjangnya 4-10 cm,
lebar 5-8 cm, dan warnanya hijau. Bunga tanaman gambas berumah satu.
Tanaman gambas mempunyai buah yang bulat panjang, tumbuh menggantung,
permukaannya bersegi, warnanya hijau. Buah ini panjangnya 20-30 cm dan
bagian pangkalnya terdapat sisa ovarium. Di dalam buah gambas terdapat banyak
biji yang bentuknya lonjong meruncing pipih berwarna putih pada gambas muda
sedangkan hitam pada gambas tua.
AKAR
Deskripsi Morfologi
Sistem perakaran tanaman gambas adalah tunggang.
Yaitu akar primer sebagai sumbu utama dan cabang-cabangnya disebut dengan
akar lateral atau akar sekunder.
Deskripsi Anatomi
Akar
Cabang
Xilem
Floem
endodermis
korteks
Penampang akar yang kami temukan menunjukkan pada tahap
pertumbuhan primer. Penampang sel akar menunjukkan penampakan korteks,
endodermis, berkas pengangkut dan daerah akar cabang. Epidermis tidak terlihat
pada penampang yang kami buat. Hal ini dikarenakan pada waktu kami membuat
irisan preparat terpotong, sehingga lapisan epidermis tidak terlihat. Korteks juga
terlihat sebagian saja. Pada bagian ini terdiri dari jaringan parenkim. Berkas
pengangkut yang tersusun secara radial (melingkar) dan berselang-seling antara
xilem dan floem. Perkembangan berkas pengangkutan secara eksarkh,
pertumbuhan xilem dan floem yang menuju daerah sentripetal, sehingga
protoxilem dan protofloem letaknya di daerah perifer sedangkan metaxilem dan
metafloem di dalamnya.
BATANG
Deskripsi Morfologi
Batang basah, bentuk bersegi (angularis). Permukaan batang berbulu
kasar. Arah tumbuh batang memanjat (scandens) dengan menggunakan penunjang
berupa sulur. Panjang batang 0,5-3,0 m.
Deskripsi Anatomi
A. Anatomi Batang Muda
Gambar : batang muda
Epidermis
Korteks
Berkas pembuluh
Rongga
empulur
Gambar : berkas pembuluh
Terlihat irisan melintang batang dari luar ke dalam :
Epidermis terdiri dari selapis sel yang terletak paling luar dan
mengelilingi sel secara keseluruhan. Daerah korteks terdiri dari parenkim
korteks. Parenkim dengan ciri bentuk isodiametris dan tanpa penebalan dinding.
Berkas pengangkut tipe bikolateral dengan susunan floem luar, kambium luar,
xilem, kambium dalam dan floem dalam. Pada batang muda ini berkas
pengangkutannya masih dalam bentuk struktur primer. Xylem terdiri dari trachea
(lubang yang berwarna putih), serat xilem dan parenkim xilem. Floem terdiri dari
pembuluh tapis, sel pengiring, serat floem dan parenkim floem. Terdapat keunikan
pada susunan floem luar yaitu berbentuk seperti topi. Daerah empulur terdiri dari
jaringan dasar parenkim yang bentuknya isodiametris tanpa penebalan dinding.
Floem luar
kambium
xilem
Kambium
Floem dalam
B. Anatomi Batang Tua
Terlihat irisan melintang batang dari luar ke dalam :
Peridermis adalah jaringan pengganti epidermis dari batang yang telah
mengalami pertumbuhan sekunder. Peridermis terdiri dari satu lapis sel. Daerah
korteks mengalami penyempitan daerah. Korteks terdiri dari jaringan dasar
parenkim yang isodiametris tanpa penebalan dinding. Penyempitan daerah ini
disebabkan karena adanya pertumbuhan sekunder dari batang, akibat aktivitas
kambium. Berkas pengangkut semakin lebar dan rapat akibat pertumbuhan
xylem sekunder dan floem sekunder. Tipe berkas pengangkut bikolateral. Xylem
terdiri dari trachea (lubang yang berwarna putih), serat xilem dan parenkim xilem.
Peridermis
berkas pembuluh
Korteks
Floem luar
kambium
Xilem
Floem dalam
Kambium
Daerah
Empulur
Floem terdiri dari pembuluh tapis, sel pengiring, serat floem dan parenkim floem.
Daerah empulur berisi jaringan dasar parenkim yang isodiametris tanpa
penebalan dinding.
Kesimpulan :
Melihat adanya penampakan irisan melintang batang di atas, kami dapat
mengambil kesimpulan. Bahwa batang gambas menunjukkan ciri batang dari
tanaman dikotil. Dengan alasan : tipe berkas pengangkutannya bikolateral
(terbuka) sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan sekunder pada tahap
pendewasaannya. Pada pertumbuhan sekundernya berkas pengangkut menjadi
lebih padat dan rapat yang lama-kelamaan akan mendesak sampai ke daerah
korteks yang kemudian akan mengalami penyempitan daerah. Dan apabila telah
mencapai tahap dewasa (tua) seluruh sel batang akan dipenuhi oleh berkas-berkas
pengangkut tersebut. Bagian yang bertanggungjawab atas pertumbuhan dan
perkembangan sekunder ini adalah kambium.
DAUN
Gambar permukaan daun adaksial Gambar permukaan daun abaksial
Deskripsi Morfologi
Pada tanaman gambas memiliki daun tunggal, tidak memiliki stipula (daun
penumpu). Bangun daun bulat. Daging daun seperti kertas. Permukaan daun
kasap. Tangkai daun bulat dan berambut kasar. Pangkal daun berlekuk. Tepi daun
berlekuk menjari. Ujung daun runcing. Tulang daun menjari. Filotaksis daun 3
1
yang memiliki arti bahwa daun mempunyai 1 spiral genetik dan 3 helai daun
dalam satu ortostik.
Deskripsi Anatomi
Terlihat irisan melintang daun dari luar ke dalam :
Daun gambas memiliki selapis epidermis pada sisi adaksial dan abaksial.
Epidermis daun gambas dilapisi oleh lapisan kutikula. Dinding sel epidermis
mengalami penebebalan yang tidak merata. Dinding sel epidermis yang
menghadap keluar memiliki dinding yang lebih tebal daripada dinding sel
epidermis yang menghadap dalam. Stomata tipe anisositik, mempunyai 3 atau
lebih sel tetangga, salah satu sel tetangga tersebut lebih kecil daripada sel tetangga
yang lainnya. Selain itu stomata gambas adalah stomata fanerofor. Yaitu letak sel
penutup sama tinggi dengan sel epidermis. Trikoma yang panjang dan lebih dari
1 sel (bentuk bintang). Trikoma ditemukan dalam jumlah yang banyak dan
bervariasi ukurannya di dalam epidermis. Mesofil yaitu daerah yang berada di
antara epidermis atas dan epidermis bawah. Berisi jaringan dasar yaitu jaringan
Trikoma
Epidermis
Jaringan palisade
jaringan sponsa
stomata
Berkas pembuluh
Jaringan Mesofil
parenkim (bentuk isodiametris). Jaringan parenkim pada daun gambas
mengalami difererensisai jaringan menjadi jaringan palisade dan jaringan sponsa.
Namun sayangnya, pada penampang melintang daun gambas kami tidak terlihat
dengan jelas mana bagian dari jaringan palisade maupun jaringan sponsa.
Jaringan palisade atau biasa disebut dengan jaringan tiang memiliki ciri-ciri
tersusun oleh sel-sel berbentuk batang, letaknya berderet-deret rapat tanpa ruang
antar sel. Sel ini mengandung kloroplas. Parenkim sponsa atau jaringan bunga
karang, tersusun oleh sel-sel parenkimatik yang bentuk dan susunannya tidak
teratur. Hubungan antar sel satu dengan lainnya membentuk ruang antar sel, yang
digunakan sebagai alat pertukaran gas saat fotosintesis maupun respirasi. Jaringan
sponsa biasanya berhubungan langsung dengan stomata. Ditemukan jaringan
pengangkutan yang terdiri dari xylem dan floem. Xylem terdiri dari trachea
(lubang yang berwarna abu-abu), serat xilem dan parenkim xilem. Sedangkan
Floem (berwarna putih) terdiri dari pembuluh tapis, sel pengiring, serat floem dan
parenkim floem. Vena pada penampang melintang daun gambas, tersusun
membentuk pola percabangan yang menyebar. Yaitu vena kecil merupakan
cabang dari vena yang besar atau biasa disebut dengan pola seperti jala. Berkas
pengangkutan pada daun memiliki ciri yang khas, yaitu letak xilem pada bagian
adaksial atau berada di atas floem. Pada daerah ini juga diperkuat oleh jaringan
penguat kolenkim (jaringan dasar yang mengalami penebalan dinding yang tidak
merata). Epidermis Abaksial terdiri dari 1 lapis sel yang tersusun rapi dan
terdapat banyak derivatnya (stomata tipe fanerofor dan trikoma yang berbentuk
bintang).
ALAT REPRODUKSI
(BUNGA, BUAH DAN BIJI)
Deskripsi Morfologi
Bunga tunggal, di ketiak daun, tanpa daun pelindung, bertangkai, sempurna,
zigomorf, hipogen, hermaprodit, kuning ; tangkai bunga bulat, P. 3-4 cm, hijau
kekuningan. Kelopak 5 sepal, P. 2 cm, berlekatan, terompet, berkarang, hijau
kekuningan, tidak mudah rontok. Mahkota 5 petal, P. 2-3 cm, lepas, bulat telur
terbalik, berkarang, kuning, mudah rontok, zigomorf. Benang sari 3, kepala sari
bercabang, lepas ; putik sudah tumbuh menjadi buah.
Deskripsi Morfologi
Buah bulat memanjang berbentuk silindris, permukaan bersegi, panjang 20-30 cm;
Warna buah hijau dengan karpel 3 katup,
Deskripsi Morfologi
Di dalam buah gambas terdapat banyak biji yang bentuknya lonjong meruncing
pipih berwarna putih pada gambas muda sedangkan hitam pada gambas tua,
Polen Luffa acutangula
Deskripsi
Ciri-ciri polen:
Tipe : Quinquangular obtuse convex
Bentuk : Tetrapantocolporate
Jumlah celah : 2
Pori : ada
Buluh Serbuk Sari Luffa acutangula
Larutan gula
Waktu Gambar Buluh Serbuk Sari Perbesaran Keterangan
10.58
10 x 40 Tampak
tonjolan
protoplasma
yang keluar
dari celah
buluh serbuk
sari.
11.02
10 x 40 Tidak terjadi
penambahan
tonjolan
pada celah
lain hanya
terjadi
penambahan
panjang
namun
hampir tidak
keliatan.
11.06
10 x 40 Terjadi
penambahan
panjang
tonjolan
protoplasma
namun
hanya
sedikit.
11.10
10 x 100 Pada
perbesaran
maksimal
tampak
panambahan
panjang
protopalsma.
11.14
10 x 100 Terjadi
penambahan
panjang
protoplasma
Buluh serbuk sari yang mengalami pertumbuhan di tandai
dengan adanya tonjolan protoplasma pada celah serbuk sari
dan terjadi penambahan panjang pada protoplasma tersebut.
Larutan Campuran
Waktu Gambar Buluh Serbuk Sari Perbesaran Keteran
gan
11.20
10 x 40 Terjadi
pertum
buhan
buluh
serbuk
sari,
tampak
adanya
tonjolan
protopl
asma.
11.24
10 x 40 Muncul
tonjolan
protopl
asma
baru
dan
terjadi
penamb
ahan
panjang
protopl
asma.
11.29
10 x 40 Terjadi
penamb
ahan
panjang
protopl
asma,
namun
hanya
sedikit
11.34
10 x 40 Terjadi
penamb
ahan
panjang
protopl
asma,
namun
hanya
sedikit
11.39
10 x 40 Terjadi
penamb
ahan
panjang
protopl
asma.
Media Waktu Jumlah yang
tumbuh
Pada lapang
pandang
Larutan gula 5 x 4” 2 2
Larutan
Campuran 5 x4” 3 3
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan serbuk
sari diantaranya:
� Kualitas serbuk sari dari tanaman
� Kematangan dari serbuk sari, semakin tua serbuk sari maka
pertumbuhannya akan lama
� Waktu pengamatan buluh serbuk sari, semakin lama waktu pengamatan
makan pertumbuhan dari buluh serbuk sari akan terlihat jelas.
Kesimpulan
Dari praktikum pertumbuhan buluh serbuk sari dapat disimpulkan
bahwa pertumbuhan serbuk sari lebih cepat pada larutan Campuran
daripada pada larutan gula. Hal ini disebabkan karena pada larutan
campuran terdapat beberapa senyawa yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan buluh serbuk sari. Senyawa yang terdapat pada larutan
campuran antara lain adalah sukrosa yang berfungsi sebagai nutrisi
buluh serbuk sari, senyawa H3BO3 yang berfungsi untuk sintesis
asam nukleat yang penting untuk pembelahan sel, serta CaNO3
HERBARIUM
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
Kolektor : Tri Utami Ningsih 083244025
Nina Nurul Hidayati 083244217
Famili : Cucurbitaceae
Spesies : Luffa acutangula
Nama Daerah : Gambas
Pendeterminasi : Tri Utami Ningsih & Nina Nurul Hidayati
Lokasi : Ladang Desa Setro Kecamatan Menganti, Kabupaten
Gresik
Catatan :
Batang basah, bersegi dan berambut halus. Daun tunggal bulat, berseling,
filotaksis 3
1 , permukaan kasap. Akar tunggang. Bunga tunggal, biseksual,
simetri zygomorf; kelopak 5 sepal, berlekatan, warna hijau kekuningan, bentuk
terompet; mahkota 5 petal, lepas, warna kuning, bentuk bulat telur; benang sari 3
stamen, lepas, tangkai sari : p 0,5 – 1,0 cm, kepala sari : P. 0,5– 0,7 cm warna
kuning, beruang tiga.
top related