sintesis dan karakterisasi dari campuran terner terhadap kitosan

Post on 21-Jul-2015

84 Views

Category:

Education

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

SISTESIS DAN KARAKTERISASI

DARI CAMPURAN TERNER KITOSAN

YOSI APRIYANTI

A1F012044

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pencampuran dua atau lebih polimer yang

digunakan untuk mendapatkan bahan-

bahan dengan sifat yang baru dan unik

telah menjadi salah satu topik penelitian

yang paling penting dalam bidang polimer.

Tujuan utama dari pencampuran polimer

adalah untuk mendapatkan bahan-bahan

properti tambahan tanpa mengurangi sifat

asli dari campuran polimer tersebut.

Campuran polimer tersebut juga dapat

meningkatkan banyak sifat seperti sifat

mekanik dan sifat termal.

Dalam penelitian ini dilakukan suatu cara

dalam mempersiapkan campuran terner

dengan mencampurkan pati, karboksimetil

selulosa dan kitosan dengan agen

pengikat silang glutaraldehid untuk

meningkatkan kekuatan dan stabilitas

termal suatu campuran polimer.

1.2 Rumusan Masalah

Campuran terner yang digunakan adalah

campuran CMC(karboksimetil selulosa,

pati, dan kitosan.

Anaisis karakterisasi yang digunakan

adalah analisis FT-IR, TGA, DSC, dan

XRD

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana perbandingan dari analisis FT-IR,

TGA, DSC, dan XRD terhadap campuran terner

tanpa ikat silang dengan campuran terner terikat

silang ?

1.4 Tujuan

Untuk mengetahui perbandingan dari analisis

FT-IR, TGA, DSC, XRD terhadap campuran

terner tanpa ikat silang dengan campuran terner

terikat silang ?

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Kitosan

Kitosan adalah polisakarida linear diturunkan dari

angka luar (eksoskeleton) hewan crustacean (kitin)

kitosan adalah kopolimer yang terdiri dari senyawa

glukosamin dan N-asetilglukosamin

Kitosan dibuat dari konversi kitin melalui proses

enzimatis atau deasetilasi alkali.

Proses deasetilasi ialah eliminasi gugus asetil dari

gugus fungsi amida pada rantai molekul kitin,

menghasilkan molekul (kitosan) dengan derajat

gugus amino (NH2) yang reaktif tinggi.

2.2 Ikat Silang

Crosslink (ikat silang) merupakan suatu ikatan yang

menghubungkan satu rantai polimer dengan rantai

polimer lainnya, dapat berupa interaksi kovalen

maupun interaksi non kovalen dan dapat

meningkatkan massa molekul polimer

Ikat silang dapat digunakan dengan baik dalam

polimerisasi bahan sintetik maupun polimerisasi

bahan alam.

Namun ketika suatu polimer terikat silang dengan

senyawa agen pengikat silang, maka polimer

tersebut akan kehilangan beberapa sifat yang dimiliki

oleh monomer penyusunannya.

Sifat mekanik yang dihasilkan sangat bergantung

pada densitas agen pengikat silangnya.

Dalam penelitian ini agen pengikat silang yang

digunakan adalah glutaraldehyd.

3. Metode Penelitian

3.1 Alat dan Bahan

Alat :

Seperangkat alat analisis FTIR

SPEKTROFOTOMETER 200 PERKIN

ELMER.

Seperangkat alat analisis termal PERKIN

ELMER.

Seperangkat alat analisis DSC

Seperangkat alat XRD

Bahan :

kitosan yang diperoleh dari makanan laut india

yang memiliki derajat deasetilasi sebesar 98%

asam glasial yang diperoleh dari SISCO

laboratorium PVT LTD india

karboksimetil selulosa yang diperoleh dari

THERMO FISHER SCIENTIFIC PVT LTD India

pati yang diperoleh dari HIPURE CHEM PVT LTD

India

glutaraldehid yang diperoleh dari SDFINE-CHEM

LTD India.

3.2 Prosedur Percobaan

Isolasi Kitosan

- Deproteinasi

- Demineralisasi

- Deasetilasi

Pembuatan campuran terner kitosan

Pembentukkan ikat silang dengan menggunakan

glutaraldehid

Uji karakterisasi

4. Hasil dan Pembahasan

Analisis FT-IR

Analisis TGA

Analisis DSC

Analisis XRD

Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan bahwa

adanya interaksi yang kuat antara

campuran terner CMC, Kitosan, dan Pati

(2:1:1) dengan agen pengikat silang

glutaraldehid. Hal ini dapat dilihat dari

analisis analisis yang telah dilakukan yaitu

analisis FT-IR, TGA, DSC, dan XRD.

Campuran terner dengan agen pengikat

silang menunjukkan ikatan yang lebih kuat

dan bersifat stabil dibandingkan tanpa

agen pengikat silang.

Daftar Pustaka

Joseph J., Schwab and Joseph D. Lichtenhan

(1998) Appl. Organometal. Chem. 12, 707–713.

Thomas Heinze, Tim Liebert and Andreas

Koschella (2005) Esterification of poly

saccharides.In Springer laboratory manuals in

Polymers. Springer Berlin Heidelberg New York

Huimin Lu, Xiangmin Xu, Xiaohong Li and Zhijun

Zhang (2006) Bull .Mater.Sci. 29 (5), 485-490.

Xanthos M. (1988) Polym. Eng. Sci., 28, 1392-

1404.

Cascone M.G. (1997) Polym.Int., 43, 55-69.

Fukae R., Yamamoto T., Sangen O., Saso T., Kako T. and

Kamachi M. (1990) Polym. J., 22, 636-637.

Dunn E.J., Zhang X., Sun D. and Goosen M.F. (1993)

J.Appl.Polym.Sci., 50, 353-365.

Lu J.X., Prudhommeaux F., Meunie A., Sedel L. and

Guillemin G. (1999) Biomaterials, 20, 1437-1444.

Mark H. (1942) Ind.Eng.Chem.34, 1343- 1348.

Utracki L.A. (1998) Commercial Polymer Blends,

Chapman & Hall, London.

Zhang Z., Wan M. (2002) Synth Met 128, 83– 89.

Wang D., Williams C.G., Yang F. And Elisseeff J. H.

(2004) Advanced Functional Materials, 14, 1152–1159.

TERIMA KASIH

top related