semiotika dalam arsitektur
Post on 07-Jul-2016
536 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Nicolaus Nino Ardhiansyah, ST.,M.Sc
SEMIOTIKA DALAM ARSITEKTUR
Dalam perkembangan arsitektur, semiotika mulai banyak digunakan sejak era
arsitektur post-modern yaitu era dimana para arsitek mulai menyadari adanya
kesenjangan antara kaum elite pembuat lingkungan (baca: arsitek) dengan orang
awam yang menghuni lingkungan. Dalam masyarakat tradisional, usaha
memadukan dua unsur ini tidak begitu sulit karena mereka memiliki bahasa
arsitektur yang sama. Tetapi dalam budaya pluralis seperti yang kita hadapi
sekarang ini akan lebih sukar karena latar belakang yang berlainan.
Prague, Czech Republic
Frank Gehry
Dancing House
Charles Jenks seorang tokoh pencetus lahirnya Post-Modern menyebutkan
adanya 3 alasan yang mendasari timbulnya Post-Modernisme, yaitu :
1. Kehidupan kita sudah berkembang dari dunia serba terbatas ke desa-dunia
(world village) yang tanpa batas. Perkembangan ini disebabkan oleh cepatnya
komunikasi dan tingginya daya tiru manusia (instant eclectism).
2. Canggihnya teknologi telah memungkinkan dihasilkannya produk-produk yang
bersifat pribadi (personalised production), lebih dari sekedar produksi massal
dan tiruan massal (mass production and mass repetition) yang merupakan ciri
khas dari Modernisme.
3. Adanya kecenderungan untuk kembali kepada nilai-nilai tradisional (traditional
values) atau daerah, sebuah kecenderungan manusia untuk menoleh ke
belakang.
Dengan demikian, Arsitektur Post-Modern adalah percampuran antara tradisional
dengan non-tradisional, gabungan setengah modern dengan setengah non-
modern, perpaduan antara lama dan baru. Arsitektur Post-Modern mempunyai style
yang hybrid (perpaduan dua unsur) dan bermuka ganda atau sering disebut
sebagai double coding.
Dualisme lain yang dihadapi adalah memadukan antara Elitisme (golongan
elit/minoritas) dengan Populisme (masyarakat umum)
Omahmu apik
tenan Jo
Biasa ae mas,
belum tau
rumahku yg
satune yo OPO IKI ??????
Istilah semiotika diperkenalkan pertama kali dalam dunia filsafat pada akhir abad
ke-17 oleh John Lock. Orang yang pertama-tama mempelajari semiotika adalah
Charles Sanders Peirce (1839-1914). Oleh karena itu Pierce disebut juga sebagai
perintis ilmu ini, akan tetapi pemikirannya baru dikenal lebih luas pada sekitar tahun
1930-an.
Charles Sanders Peirce• Menegaskan bahwa kita hanya dapat berpikir
dengan sarana tanda. Manusia hanya dapatberkomunikasi dengan sarana tanda.
“ Semiotics is essentially a theoritical approach to communication
in that its aim to establish widely applicable principles…”
John Fiske, 1982.
Cara memandang karya rupa sebagai bahasa
Pengamat atau Pencipta Tanda
Semiotika pada dasarnya adalah sebuah pendekatan teoritis untuk komunikasi yang
tujuannya untuk menetapkan prinsip-prinsip yang berlaku secara luas
Pada masa kini bangunan tidak hanya untuk fungsi sajamelainkan sudah mulai berkomunikasi. Komunikasi melalui
bahasa bentuk
Charles SANDERS PEIRCE
MEMBAGI TANDA BERDASARKAN KEBERADAANNYA
• QUALISIGN• SINSIGN
• LEGISIGN
QUALISIGN :
• Adalah tanda-tanda yang berdasarkan suatu sifat. • Merupakan tanda yang memiliki kualitas atau sifat
tertentu. Qua berarti Quality= Kualitas/Sifat.
• Misalnya : Warna merah berarti panas, hangat, larangan, bahaya, cinta, sosialisme dsb
• MAWAR MERAH MELAMBANGKAN CINTA ATAU KASIH SAYANG YANG MENDALAM
• MAWAR MERAH MUDA MELAMBANGKAN KASIH SAYANG
• MAWAR PUTIH MELAMBANGKAN KEBAIKAN ATAU CHASTITY (KEMURNIAN)
• MAWAR KUNING MELAMBANGKAN PERSAHABATAN
Sumber foto untuk kuliah ini diambil dari internet dan Buku Mengapa Begini-Mengapa Begitu
SINSIGN (SINGULAR SIGN) :
• Adalah tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasartampilnya dalam kenyataan
• Merupakan tanda yang bersifat individual seperti jeritanseseorang bisa berarti kesakitan, keheranan, kegembiraan,
• Kita dapat mengenal orang dari tertawanya, nada suaranyaatau suara langkah kakinya.
LEGISIGN :• merupakan tanda yang memanfaaatkan suatu keteraturan atau
kebiasaan yang dilakukakan terus menerus. Legisign berasal dari kata Legis/Lex yang berarti Hukum atau peraturan.
• Adalah tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar suatu peraturanyang berlaku secara umum atau kesepakatan berdasarkan konvensi, sebuah kode.
• Contoh : tanda-tanda lalu lintas; gerakan isyarat tradisional, seperti mengangguk, “ya”, berjabat tangan.
• Misal : Bangunan Lembaga Pemasyarakatan biasanya berpagar keliling tembok tinggi.
• Bangunan Kantor Pengadilan di Indonesia biasanya merupakan bangunan dengan Canopy bertiang tinggi dua lantai.
• Bangunan Sekolah Taman Kanak-Kanak biasanya berlantai rendah• Bangunan Kantor biasanya berlantai banyak.• Hukum-hukum keteraturan ini mempermudah orang untuk mengenali
berbagai obyek / fungsi Arsitektur suatu bangunan.
Taman kanak – kanak lapangan olahraga area outbond
Penjara kalisosok-surabaya LP Cipinang
SEMIOTIKA DALAM PENYAJIAN KARYA ARSITEKTUR
Charles SANDERS PEIRCE
MEMBAGI TANDA DITINJAU DARI RELASINYA
• IKON• INDEKS
• LAMBANG/ SIMBOL
IKON :
• adalah tanda yang mirip dengan obyek yang diwakilinya, tanda yang memiliki ciri-ciri yang sama dengan apa yang dimaksudkan.
• Misalnya : Peta adalah ikon dari wilayah yan digambarkannya
• Cap Jempol dalah ikon dari jempol seseorang
• Pas Foto adalah ikon dari orang tersebut.
INDEKS:
• merupakan tanda yang memilikihubungan sebab-akibat dari apayang diwakilinya, atau disebutjuga tanda sebagai bukti.
• Contohnya: Asap dan Api. Adanya Asap menunjukkanadanya Api.
• Jejak telapak kaki ditanahmerupakan tanda indeks adanyaorang yang melewatinya.
• Tanda tangan menunjukkankeberadaan orang tersebut.
Sumber foto untuk kuliah ini diambil dari internet dan Buku Mengapa Begini-Mengapa Begitu
SIMBOL
(Lambang) :• Merupakan tanda
berdasarkan konvensi atauperaturan atau perjanjianyang disepakati secarabersama-sama.
• Simbol tersebut barudapat dimengerti dandipahami kalau orangsudah mengerti arti yang disepakati sebelumnya.
• Contoh simbol : Gambargelas berkaki adalah simbolbarang yang mudah pecah-pesan agar hati-hatimembawa danmengririmnya.
Semiotika arsitektur mengajak kita untuk merenungkan berbagai hal yang terkait dalam
bentuk arsitektur dan susunan tata ruang. Berdasarkan semiotika, arsitektur dapat
dianggap sebagai “teks”. Sebagai teks arsitektur dapat disusun sebagai “tata bahasa”
(gramatika) sebagai berikut :
• Dari segi sintaksis dapat dilihat sebagai tanda-tanda tata ruang dan kerja sama
antara tanda-tanda tersebut
• Dari segi semantik dapat dilihat sebagai hubungan antara tanda dengan
denotatumnya atau yang menyangkut arti dari bentuk-bentuk arsitektur.
• Dari segi pragmatik dapat dilihat pengaruh (efek) teks arsitektur terhadap pemakai
bangunan.
Contoh:
Dalam kalimat berikut, B menjawab pertanyaan A dengan setidaknya tiga kemungkinan
cara untuk menyatakan ”belum” atau “tidak ingin makan”.
A : siang ini kamu sudah makan?
B(1) : saya belum makan. Tapi saya tidak ingin makan.
B (2) : saya sudah makan barusan. (berbohong)
B(3) : saya masih kenyang, kok.
Misalnya jendela-jendela yang terdapat pada fasade bangunan, fungsi utamanya sudah
jelas, namun disana terdapat unsur ritme yang secara estetika membawa nilai-nilai
tertentu. Hal tersebut disebabkan karena ritme, proporsi, dan sebagainya secara
langsung memberikan konotasi dengan merujuk nilai-nilai seperti “anggun”atau
“sederhana”
Seorang arsitek mungkin menyelipkan deretan jendela semu untuk maksud ritme
tertentu, karena demikian ia akan mencapai suatu ekspresi melalui konotasi tertentu.
Jadi jendela-jendela tersebut selain memiliki unsur fungsional tetapi juga memiliki unsur
simbol.jadi selain memiliki denotatum primer (denotasi) yaitu fungsi, karya-karya
arsitektur yang dianggap sebagai tanda juga memiliki denotatum sekunder (konotasi)
yaitu makna ataupesan yang terkandung.
Pemanfaatan semiotika dalam
arsitektur merupakan upaya
arsitek untuk mengajak
masyarakat awam memahami
karyanya dengan cara
berkomunikasi. Selain memiliki
denotatum primer (denotasi) yaitu
fungsi, karya-karya arsitektur
yang dianggap sebagai
tanda juga memiliki denotatum
sekunder (konotasi) yaitu makna
atau pesan yang
terkandung. Dalam semiotika
arsitektur pesan yang terkadung
(signified) dalam obyek
terbentuk dari hubungan antara
pemberi tanda (signifier) dan
fungsi nyata atau sifat benda.
ANALISIS SECARA
SEMIOTIKA
• Sebuah gambar dapat dianalisis secara Semiotika dalam tiga tahap:
• DENOTATIP• KONOTATIP• IDIOLOGI
Pertama : TAHAP DENOTATIP
• Yaitu tahap mencatat semua tanda visual yang ada dalam gambar tersebut.
• Contoh : • Ada gambar rumah, pohon, manusia, kursi,
sendok dsb– Teksturenya kasar, lembut atau keras– Warnanya merah, hijau, kuning
• Pada tahap ini hanya informasi data yang dapat disampaikan.
Kedua : TAHAP KONOTATIP
• Apabila dalam tahap Denotatip kita memahami yang TERSURAT maka dalam tahap Konotatip kita membaca yang TERSIRAT.
• Contoh : • Gambar yang tersenyum menunjukkan keramahan,
kegembiraan. Namun tersenyum dapat juga mengekspresikan sesuatu yang lain misalnya senyum kecut menunjukkan kekurang senangan.
• Teksur Kasar menyiratkan Emosi, Ekspresi, gerakan yang kuat. Untuk memahami makna Denotatip ini unsur-unsur lain gambar harus dipahami.
Ketiga : TAHAP IDIOLOGI
• Pada tahap ini kita memahami apa yang menjadi pandanganhidup dan nilai –nilai yang berlaku dalam masyarakat.
• Contoh:• Wajah yang tersenyum secara umum berarti keramahan,
sambutan.
Gambar kegiatan kota yang hiruk-pikuk adalah menunjukkansuatu kawasan yang sibuk, ruwet namun juga dapat dipastikan
bahwa kawasan tersebut bernilai ekonomis tinggi.
ANAK KECIL SEDANG
DUDUK DIBATAS
LANTAI MEMANDANG
KEDEPAN, INDEKS
TIDAK INGIN JAUH
DARI RUMAH, INGIN
MELIHAT DUNIA LUAR
PENINGGIAN LANTAI,
INDEKS PERBEDAAN
RUANG
LUBANG MENDEKATI
LANTAI, INDEKS
TEMPAT PINTU
MASUK
THRESHOLD , INDEKS
PEMBATAS RUANG
LUAR- DALAM ANJING, INDEKS
MEMBERIKAN
PERLINDUNGAN
GARIS
BERSILANGAN
IKON: SALIB
SIMBOL :
MASYARAKAT
KRISTEN/KATOLIK
SEPULUH BANGKU
KAPASITAS 20
ORANG INDEKS
JUMLAH JEMAAT
YANG BIASA HADIR
CAHAYA ALAMI
YANG MEREMBES
MASUK
SIMBOL
KEILAHIAN
DINDING PLAFON
POLOS, TEKSTUR
YANG DIEKSPOS
INDEKS DESAIN
MINIMALIS,
MODERN
Kajian Teks Visual
TEKS VISUAL IKON INDEKS SIMBOL
Tanda garis
bersilang vertical-
horisontal
Tanda Salib Ruang
berkumpulnya
komunitas
Kristen/Katolik
Dinding dan
permukaan
konstruksi polos
ekspos material
Kesederhanaan,
minimalis, modern
Kejujuran
Cahaya menembus
dinding
Cahaya menembus
kegelapan, Rahmat
Ilahi
Deretan 10 bangku Jumlah jemaat yang
hadir pada ibadah
Daftar Pustaka
Barthes Roland. Elements of Semiology. New York, Hill and Wang, 1985.
Broadbent, Geoffrey. Signs, Symbols, and Architecture. New York, John Willey & Sons,
1980.
Havet, Jackues (ed.). Main Trends of Research in Social and Human Science. New
York, Mouton Publisher Unesco, 1978.
Hawkes, Terence. New Accents Structuralism and Semiotics. London, Methuen & Co
Ltd.,1978.
Jenks, Charles. The Language of Post-Modern Architecture. London, Academy
Editions,1977.
Lawson, Bryan. How Designer Think. London, The Architecture Press, 1980.
Mangunwijaya, Y.B. Wastu Citra. Jakarta, Gramedia, 1988.
Zoest, Aart van. Semiotika, Pemakaiannya, Isinya, dan Apa yang Dikerjakan dengannya
(terjemahan). Bandung, Unpad, 1978.
Tugas
• Pilih sebuat obyek arsitektual yang menarikbagi anda (bebas)
• Buat analisa semiotika dari obyek tersebutBuat dalam 1 lembar kertas A4, format bebas, siapkan presentasinyadalam power point
Terima kasih atas perhatiannya !
top related