saraf dan jiwa

Post on 09-Jul-2016

237 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

schizofrenia

TRANSCRIPT

KELOMPOK 1

Ketua : Linda Kartanegara (405070124)Sekretaris : Melissa Santoso (405070077) Penulis : Liliana Kencana (405070084)Anggota : Lisa Wibowo (405070004)

Nathania K.W (405070005) Marwin Tjandra (405070006) Dewi Gotama (405070008) Marlene Sutanto (405070035) Johan Winata (405070036) Ledy Diana (405070091) Muliyaman (405070103) Evaline Pasak (405070157)

Tutor : dr. Twidy

A, berusia 27 tahun, bekerja sebagai karyawan swasta, di bawa ibunya ke UGD RS karena marah-marah dan memecahkan barang-barang di rumah setelah bertengkar dengan kakanya,

Sejak 3 bulan lalu, A bermasalah di kantor sehingga mendapat surat peringatan akan dipecat bila berbuat salah lagi dan jabatannya saat ini diturunkan satu tingkat. Sudah 2 bulan ini A tidak bekerja dan mengurung diri di kamar dan hanya keluar kamar bila ingin makan. Saat sendirian di kamar, keluarga sering mendengar ia berbicara dan marah-marah. A merasa yakin bahwa tetangganya sering menjelek-jelekkan dirinya dan iri dengan keberhasilannya. A juga sering mengeluh pusing dan sakit kepala

Selama ini keluarga tidak banyak mengetahui masalah yang dialami A karena ia seroang yang pendiam dan tidak banyak teman

Apa yang dapat kita pelajari dari kasusu A?

Mengetahui dan menjelaskan definisi gangguan jiwa Mengetahui dan menjelaskan klasifikasi gangguan jiwa Mengetahui dan menjelaskan mekanisme pertahanan diri Mengetahui dan menjelaskan teori gangguan jiwa psikotik Mengetahui dan menjelaskan tanda dan gejala gangguan jiwa

psikotik Mengetahui dan menjelaskan patofisiologi gangguan jiwa psikotik Mengetahui dan menjelaskan penegakkan diagnosis gangguan

jiwa psikotik Mengetahui dan menjelaskan pemeriksaan penunjang Mengetahui dan menjelaskan diagnosa banding Mengetahui dan menjelaskan penatalaksanaan Mengetahui dan menjelaskan komplikasi dan prognosis

AHLI TEORI KONSEPSigmund Freud Normalitas adalah suatu fiksi idealKurt Eissier Normalitas mutlak tidak dapat didapatkan karena org

normal harus secara total menyadari pikiran dan perasaannya

Melanie Klein Normalitas ditandai oleh kekuatan karakter, kemampuan untuk mengatasi emosi yang menyebabkan konflik, kemampuan untuk mengalami kesenangan tanpa klonflik, dan kemampuan untuk mencintai

Erik Erikson Normalitas adalah kemampuan untuk menguasai periode kehidupan: kepercayaan lawan ketidakpercayaan; otonomi lawan rasa malu dan ragu-ragu; inisiatif lawan rasa bersalah; industri lawan inferioritas; identitas lawan kebingungan peran; keintiman lawan isolasi; generativitas lawan stagnasi; dan integritas ego lawan putus asa pengalaman, bersikap fleksibel, dan mengadaptasi lingkungan yang berubah

Ahli Teori KonsepLaurence Kubie Normalitas adalah kemampuan belajar melalui

pengalaman bersikap fleksibel dan mengadaptasi lingkungan yang berubah

Heinz Harmann Fungsi ego yang bebas konflik mewakili potensial seseorang terhadap normalitas; derajat ego dapat mengadaptasi realitas dan bersikap otonom adalah berhubungan dengan kesehatan mental

Kart Menninger Normalitas adalah kemampuan untuk menyesuaikan dunia eksternal dengan komitmen dan menguasai tugas akulturasi

Alfred Adler Kemampuan seseorang untuk mengembangkan perasaan sosial dan untuk bersikap produktif adalah berhubungan dengan kesehatan mental; kemampuan untuk bekerja yang meningkatkan harga diri dan menyebabkan seseorang mampu untuk beradaptasi

R.E Money-Kryle Normalitas adalah kemampuan untuk mencapai tilikan kepada diri sendiri, suatu kemampuan yang tidak pernah dicapai secara lengkap

Suatu keadaan yang memungkinkan untuk terjadinya perkembangan fisik, intelektual, dan emosional individu secara optimal, sejauh perkembangan tersebut sesuai dengan perkembangan optimal individu-individu lain.

Dalam ilmu psikiatri, mekanisme pertahanan diri (self-defense mechanism) merupakan salah satu bentuk penyesuaian diri untuk melindungi seorang individu dari kecemasan, meringankan penderitaan saat mengalami kegagalan, dan untuk menjaga harga diri.

• IdentifikasiIngin menyamai figur yang diidolakan.

• IntrojeksiIa akan mengikuti norma-norma sehingga ego-nya tidak terganggu oleh ancaman dari luar (pembentukan super-ego).

ProyeksiMenyalahkan orang lain atas kesalahan atau kekurangan, keinginan, atau impuls dirinya sendiri.

RepresiSecara tidak sadar mencegah keinginan atau pikiran-pikiran yang menyakitkan masuk ke dalam kesadaran.

• RegresiKembali ke tingkat perkembangan terdahulu. Cenderung bertingkah primitif

• Reaction formationBertingkah laku berlebihan yang bertentangan dengan keinginan atau perasaan sebenarnya.

Undoing Menghilangkan pikiran atau impuls yang tidak baik, seolah-olah menghapus suatu kesalahan.

DisplacementMengalihkan emosi, arti simbolik atau fantasi sumber yang sebenarnya ke orang lain, benda ataupun keadaan lain.

SublimasiMengganti keinginan atau tujuan yang terhambat dengan cara yang dapat diterima oleh masyarakat.

Acting outLangsung menguratakan perasaan bila keinginan terhambat.

FiksasiBerhenti pada tingkah perkembangan satu aspek tertentu (emosi, tingkah laku atau pikiran) sehingga perkembangan selanjutnya terhalang.

RasionalisasiMemberi keterangan bahwa tingkah lakunya menurut alasan yang seolah-olah rasional sehingga tidak menjatuhkan harga diri.

• DenialMenolak untuk menerima atau menghadapi kenyataan yang tidak enak.

KompensasiMenutupi kelemahan dengan menonjolkan kemampuannya yang lain.

KonversiTransformasi konflik emosional ke dalam bentuk gejala jasmani.

SimbolisasiMenggunakan benda atau tingkah laku sebagai simbol pengganti suatu keadaan yang sebenarnya.

Suatu keadaan dengan adanya gejala klinis yang bermakna, berupa sindrom pola perilaku dan pola psikologik, yang berkaitan dengan adanya distress (tidak nyaman, tidak tentram, rasa nyeri), disabilitas (tidak mampu mengerjakan pekerjaan sehari-hari), atau meningkatnya resiko kematian, kesakitan, dan disabilitas.

Psikosis adalah hilangnya kontak dengan realitas, biasanya termasuk keyakinan yang salah tentang apa yang sedang terjadi atau melihat atau mendengar hal-hal yang tidak ada

• Alkohol dan obat-obatan terlarang tertentu, baik selama menggunakan dan selama penarikan

• tumor otak atau kista • Demensia (termasuk penyakit Alzheimer) • penyakit otak degeneratif, seperti penyakit

Parkinson, penyakit Huntington, dan kelainan kromosom tertentu

• HIV dan infeksi lain yang mempengaruhi otak • Beberapa obat seperti steroid dan perangsang• Beberapa jenis epilepsi • Stroke

Berpikir dan berbicara tak teratur Salah keyakinan yang tidak didasarkan pada

realitas (delusi), melihat, atau merasakan hal-hal yang tidak

ada (halusinasi) Pikiran yang "melompat" antara topik yang

tidak berhubungan

• Tujuan dari diagnosis multiaksial : – Mencakup informasi yang komperhensif (gangguan jiwa,

kondisi medik umum, masalah psikososial dan lingkungan, taraf fungsi secara global), sehingga dapat membantu dalam perencanaan terapi dan memperkirakann outcome atau prognosis.

• Aksis I : – gangguan klinis– fungsi lain yang menjadi fokus perhatian klinis

• Aksis II : – gangguan kepribadian– retardasi mental

• Aksis III : kondisi medik umum• Aksis IV : masalah psikososial dan lingkungan• Aksis V : penilaian fungsi secara global

Bagian dari pemeriksaan klinis yang menggambarkan hasil observasi pemeriksa dan kesan tentang pasien psikiatrik saat wawancara

Suatu gambaran tentang penampilan, pembicaraan, perilaku, dan pikiran pasien saat wawancara

Tes fungsi tiroidTes supresi dexamethasonTes fungsi ginjalKatekolaminTes fungsi hatiPungsi lumbar

• Seberapa baik seseorang tidak tergantung pada penyebab psikosis tersebut.

• Jika penyebabnya bisa dikoreksi, prospek sering baik, dan pengobatan dengan obat antipsikotik mungkin singkat.

• Beberapa kondisi kronis, seperti skizofrenia, mungkin memerlukan pengobatan seumur hidup dengan obat antipsikotik untuk mengontrol gejala.

• Gambaran utama perilaku:1.Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya2.Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk

akal3.Kebingungan atau disorientasi4.Perubahan perilaku; menjadi aneh atau

menakutkan seperti menyendiri, kecurigaan berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan tertawa serta marah-marah atau memukul tanpa alasan

1. Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofreniaa) Onset harus akut (dalam kurun waktu 2 minggu

atau kurang)b) Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham

yang berubah dalam jenis dan intensitasnya dari hari ke hari atau dalam hari yang sama

c) Harus ada keadaan emosional yang beranekaragamnya

d) Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak satupun dari gejala itu ada secara cukup konsisten dapat memenuhi kriteria skizofrenia atau episode manik atau episode depresif.

2. Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dengan Gejala Skizofreniaa) Memenuhi kriteria yang khas untuk gangguan

psikotik polimorfik akut.b) Disertai gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk

diagnosis Skizofrenia yang harus sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak munculnya gambaran klinis psikotik itu secara jelas.

c) Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk lebih dari 1 bulan maka diagnosis harus diubah menjadi skizofrenia.

3. Gangguan Psikotik Lir – Skizofrenia Akut Suatu gangguan psikotik akut dengan gejala

yang stabil dan memenuhi kriteria skizofrenia, tetapi hanya berlangsung kurang dari satu bulan lamanya.

Pedoman Diagnosisa) Onset psikotiknya akut (dua minggu atau kurang)b) Memenuhi kriteria skizofrenia, tetapi lamanya

kurang 1 bulan.c) Tidak memenuhi kriteria psikosis pilimorfik akut.

4. Gangguan Psikotik Akut Lainnya dengan Predominan Waham Gambaran klinis berupa waham dan

halusinasi yang cukup stabil, tetapi tidak memenuhi skizofrenia.

Sering berupa waham kejaran dan waham rujukan, dan halusinasi pendengaran.

4. Gangguan Psikotik Akut Lainnya dengan Predominan Waham Pedoman diagnostika) Halusinasi b) Wahamc) Agitasi atau perilaku aneh (bizar)d) Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)e) Keadaan emosional yang labil dan ekstrim

(iritabel)

EpilepsiIntoksikasi atau putus zat karena obat

atau alkoholFebris karena infeksiDemensia dan delirium atau keduanya Jika gejala psikotik berulang atau kronik,

kemungkinan skizofrenia dan gangguan psikotik kronik lain (mania, depresi)

Berikan obat antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik :Haloperidol 2-5 mg, 1 sampai 3 kali sehari, atau Chlorpromazine 100-200 mg, 1 sampai 3 kali sehari

Dosis harus diberikan serendah mungkin untuk mengurangi efek samping, walaupun beberapa pasien mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi

Lanjutkan obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah gejala hilang.

Obat antiansietas untuk mengendalikan agitasi akut lorazepam 1-2 mg, 1 sampai 3 kali sehari

Satu nama umum untuk sekelompok reaksi psikotis, dicirikan dengan pengunduran atau pengurungan diri, gangguan pada kehidupan emosional dan afektif, dan bergantung pada tipe dan adanya halusinasi, delusi, tingkah lagu negativistis, dan kemunduran atau kerusakan yang progresif

Kamus psikologi J.P. ChaplinGangguan yang berlangsung selama minimal 6 bulan

dan termasuk minimal 1 bulan gejala fase aktif ( dua atau lebih dari : delusi, halusinasi, bicara kacau, tingkah laku katatonik, gejala negatif)

DSM IV

• Prevalensi 1 %• Puncak onset :

– Pria : 15-25 th– Wanita : 25 – 35 th

• Gejala negatif : pria > wanita• Fungsi sosial memburuk : pria > wanita• Lebih sering lahir pada musim dingin dan awal semi• 50 % pernah mencoba bunuh diri, dan 10 %

meninggal• Lebih banyak pada sosial ekonomi lemah, dan

penduduk perkotaan.

• Model diatesis-stress– Integrasi faktor biologis (infeksi) dan faktor

psikososial (situasi keluarga yang penuh ketegangan atau kematian teman dekat) dan lingkungan

– Kerentanan spesifik (diatesis) + pengaruh lingkungan yang menimbulkan stress = memungkinkan gejala skizofrenia

– Diatesis atau stress bisa bersifat biologis atau lingkungan atau keduanya

1. Faktor genetik;2. Virus Virus atau infeksi lain selama

kehamilan yang dapat menganggu perkembangan otak janin

3. Auto antibody Menurunnya autoimun yang mungkin disebabkan infeksi selama kehamilan

4. Malnutrisi Kekurangan gizi yang cukup berat, terutama pada trimester kehamilan

• Faktor biologis– Komplikasi kelahiran

Bayi laki-laki yang mengalami komplikasi saat dilahirkan sering mengalami skizofrenia, hipoksia perinatal akan meningkatkan kerentanan seseorang terhadap skizofrenia.

– Infeksi Perubahan anatomi pada SSP akibat infeksi virus pernah dilaporkan pada orang orang dengan skizofrenia. Penelitian mengatakan bahwa terpapar infeksi virus pada trimester kedua kehamilan akan meningkatkan seseorang menjadi skizofrenia.

Faktor biologisHipotesis Dopamin

Gejala psikotik dapat diinduksi oleh transmisi sinyal di sistem dopaminergik. Berdasarkan pengamatan diatas dikemukakan bahwa gejala gejala skizofrenia disebabkan oleh hiperaktivitas sistem dopaminergik.

Struktur OtakDaerah otak yang mendapatkan banyak perhatian adalah sistem limbik dan ganglia basalis. Gambaran otak pada pendertia skizofrenia adalah ventrikel terlihat melebar, penurunan massa abu abu dan beberapa area terjadi peningkatan maupun penurunan aktifitas metabolik.

Disfungsi sosial / pekerjaan Untuk bagian waktu yang bermakna sejak

onset gangguan, satu atau lebih fungsi utama, seperti pekerjaan, hubungan interpersonal, atau perawatan diri adalah jelas dibawah tingkat yang dicapai sebelum onset ( atau jika onset pada masa anak-anak atau remaja, kegagalan untuk mencapai tingkat pencapaian interpersonal, akademik, atau pekerjaan yang diharapkan)

Durasi– Tanda gangguan terus menerus menetap selama 6 bulan– Periode 6 bulan hars termasuk sekurangnya 1 bulan

gejala (atau kurang jika pengobatan berhasil) yang memenuhi kriteria A (yaitu, gejala fase aktif) dan mungkin termasuk periode gejala prodormal atau residual

Penyingkiran gangguan skizoafektif dan gangguan mood karena : Tidak ada episode depresif berat, manik, atau campuran

yang telah terjadi bersama-sama dengan gejala fase aktif Jika episode mood telah terjadi selama gejala fase aktif,

durasi totalnya adalah relatif singkat dibandingkan durasi periode aktif dan residual

Penyingkiran zat / kondisi medis umum– Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis

langsung dari suatu zat ( misalnya obat yang disalahgunakan, suatu medikasi) atau suatu kondisi medis umum

Skizofrenia paranoidSkizofrenia hebefrenikSkizofrenia katatonikSkizofrenia tak terinciDepresi pasca Skizofrenia Skizofrenia residualSkizofrenia simpleks

• Pedoman diagnosis– Kriteria skizofrenia terpenuhi.

– Gejala tambahan:• Halusinasi yg mengancam atau memerintah pasien,atau

halusinasi audio bukan verbal, seperti suara ketawa, pluit, dengung.

• Halusinasi pembauan atau gustatorik jarang menonjol.

• Waham control, influence, dan dikejar-kejar.

• Gangguan afektif, dorongan kehendak, katatonik relatif tidak nyata/ menonjol.

• Perubahan afektif yang tampak jelas• Secara umum dapat juga ditemukan waham

dan halusinasi yang bersifat mengambang serta terputus-putus

• Manifestasi klinis– Sering disertai cekikikkan, tertawa menyeringai

atau mengibuli secara bersendau gurau– Rasa puas diri– Pembicaraan inkoheren– Kencenderungan menyendiri

• Onset umur 15-25 tahun• Prognosis buruk akibat berkembangnya

secara cepat gejala negatif• Terdapat ciri khas : perilaku tanpa tujuan dan

tanpa maksud• Pedoman diagnostik– Kriteria umum diagnostik skizofrenia terpenuhi– Pengamatan diperlukan 2 atau 3 bulan untuk

memastikan perilaku yang khas

• Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia.

• Satu atau lebih gejala di bawah ini:– Stupor.

– Gaduh-gelisah.

– Fleksibilitas cerea atau katalepsi.– Negativisme.

– Rigiditas.– Gejala lain: perseverasi/ verbigerasi, “command

automatisme”

Memenuhi kriteria diagnostik untuk skizofrenia

Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau katatonik

Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca skizofrenia

• Harus memenuhi syarat di bawah ini:– Gejala negatif yang menonjol.

– Minimal ada riwayat satu episode psikotik yg jelas di masa lalu.

– Minimal sudah melewati satu tahun, dimana intensitas & frekuensi gejala halusinasi & waham sudah berkurang.

– Tidak terdapat gangguan otak organik.

Diagnosis hanya ditegakkan jika:Pasien telah menderita skizofrenia selama 12

bln terakhir.Beberapa gejala skozifrenia masih tetap ada.Gejala-gejala depresif menonjol &

mengganggu, & telah ada minimal selama 2 minggu.

Apabila gejala skizofrenia tidak ada episode depresif.

• Gejala utama :– Kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan sub

tipe skizofrenia lainnya• Pedoman diagnostik :– Tergantung pada pemantapan perkembangan

yang berjalan perlahan dan progresif dari :• Gejala “negative” yang khas dari skizofrenia residual

tanpa didahului riwayat halusinasi,waham,atau manifestasi lain dari episode psikotik.

• Disertai perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna, kehilangan minat yang mencolok ,tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup dan menarik diri secara sosial

Terdapat 3 hal penting yang harus diperhatikan dalam penanganan penderita skizofrenia adalah :• Terapi harus disesuaikan dengan lingkungan

yang mendukung pasien• Strategis nonfarmakologik harus mengatasi

masalah-masalah nonbiologik• Terapi tunggal jarang memberi hasil yang

memuaskan, karena gangguan skizofrenia adalah suatu gangguan yang kompleks

Antipsikotik Terdapat 5 pedoman dalam penggunaan

antipsikotik pada penderita skizofrenia(1) Tentukan “target symtomps” terlebih dahulu(2) Antipsikotik yang telah berhasil dengan baik

pada masa lampau sebaiknya tetap dipergunakan(3) Pengganti jenis antipsikotik baru dilakukan

setelah jenis antipsikotik sebelumnya telah dipergunakan 4 – 6 minggu

(4) Hindari polifarmasi(5) Dosis mantenans adalah dosis efektif terendah

1. Dopamin Reseptor Antagonis Chlorpromazine, Trifluoperazine, Haloperidol

Thionidazine Kekurangannya

50 % penderita tetap tidak banyak perbaikan Efek samping yang cukup serius ( tardive

diskinesia dam neuroleptik malignan sindrom )2. Risperindon ( Risperidal )

Lebih efektif Efek samping neurologik sangat berkurang Dapat mengatasi “poitif” dan “negatif symtomps”

3. Clozapine Kekurangan : agranulositosis dan harganya mahal Kelebihannya : tidak menyebabkan tardive diskimesia

Terapi perilakuFamili terapiGrup terapiPsikoterapi individual

Prognosis baik Prognosis burukOnset lambat Onset mudaFaktor pencetus yang jelas Tidak ada faktor pencetusOnset akut Onset tidak jelasRiwayat sosial, seksual, dan pekerjaan pramorbid yang baik

Riwayat sosial, seksual, dan pekerjaan promorbid yang buruk

Gejala gangguan mood (terutama gangguan depresi)

Perilaku menarik diri, austitik

Menikah Tidak menikah, bercerai, atau janda/duda

Riwayat keluarga gangguan mood Riwayat keluarga skizofreniaSistem pendukung yang baik Sistem pendukung yang burukGejala positif Gejala negatif

Tanda dan gejala neurologisRiwayat trauma perinatalTidak ada remisi dalam tiga tahunBanyak relapsRiwayat penyerangan

• Suatu gangguan jiwa yang gejala skizofrenia dan gejala afektif terjadi bersamaan dan sama-sama menonjol.

• Onset yang tiba-tiba pada masa remaja ; fungsi pramorbid baik ; terdapat stresor yang jelas ; riwayat keluarga dan gangguan afektif.

• Prevalensi : ½ % ; lebih banyak pada wanita.

• Prognosis lebih buruk dari gangguan depresif maupun bipolar ; tetapi lebih baik dari skizofrenia.

1. Pedoman Diagnosis Gangguan Skizoafektif Gejala Skizofrenia dan gangguan afektif

sama-sama menonjol atau dalam beberapa hari sesudah yang lain, tetapi dalam satu episode penyakit (tidak memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia maupun gangguan afektif).

2. Beberapa Tipe Skizoafektif Gangguan Skizoafektif tipe Manik Gangguan Skizoafektif tipe Depresif Gangguan Skizoafektif tipe Campuran

• Skizoafektif Tipe Manik– Digunakan baik untuk skizoafektif tipe manik

tunggal maupun berulang.

– Afek harus meningkat secara menonjol atau ada

peningkatan afek sedikit dikombinasi dengan

iritabilitas/ kegelisahan yang memuncak.

– Minimal satu atau dua gejala skizofrenia yang khas.

• Skizoafektif Tipe Depresif– Digunakan baik untuk skizoafektif tipe depresif

tunggal maupun berulang.

– Afek depresif harus menonjol:• Disertai sedikitnya dua gejala khas depresif.

– Dalam episode yang sama, harus jelas ada

minimal satu atau dua gejala khas skizofrenia.

• Penanganan pasien gangguan skizoafektif meliputi : – Perawatan rumah sakit, – Medikasi,– Terapi psikososial

• Farmakoterapi– Gejala manik : antimanik– Gejala depresi : antidepresan– Gejala psikotik : antipsikotik (jangka

pendek)

Gangguan waham yg berlangsung lama.sebagai satu-satunya gejala klinis yang

khas atau paling mencolok.tidak dapat digolongkan sebagai

gangguan mental organik, skizofrenia, atau gangguan afektif.

• Pedoman diagnosis.– Waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis:

• telah ada selama minimal 3 bulan, • bersifat khas pribadi, • bukan budaya setempat.

– Gejala-gejala depresif mungkin terjadi intermiten, dengan syarat waham itu menetap.

– Tidak ada bukti adanya penyakit otak.– Tidak boleh ada halusinasi audio/ hanya kadang2

saja & sementara.– Tidak ada riwayat skizofrenia

Gangguan waham menetap yang tidak memenuhi kriteria untuk gangguan waham.

Gangguan waham dengan halusinasi yang tidak memenuhi kriteria skizofrenia

Gangguan waham menetap kurang dari 3 bulan

1. Kurang dari 25% menjadi skizofrenia

2. Kurang dari 10% menjadi gangguan afektif

3. 50% sembuh untuk waktu yang lama

4. 20% hanya penurun gejala

5. 30% tidak mengalami perubahan gejala

• Ke arah baik :– riwayat pekerjaan dan hubungan sosial yang baik– kemampuan penyesuaian yang

tinggi– Wanita– onset sebelum 30 tahun– onset tiba-tiba– lamanya sakit singkat– adanya faktor pencetus

1. Indikasi rawat nginap Menditeksi penyebab nonpsikiatrik Mengamati kemampuan mengendalikan

impuls kekerasan Menstabilkan hubungan sosial/ kerja

2. Farmakoterapi– Antipsikotik adalah obat terpilih untuk

penanganan gangguan waham menetap– Mulai dengan dosis rendah anti psikotik

(Haloperidol 2 mg) dan naikan bertahap.– Dosis maintenance biasanya rendah– Bila gagal dengan anti psikotik, maka

dihentikan

3. Psikoterapi– Terapi individual lebih efektif dari terapi kelompok– Terapi suportif berorientasi tilikan, kognitif, dan

perilaku sering afektif.– Bina hubungan dan kepercayaan– Hindari membicarakan waham pasien, dan tidak

boleh meremehkan ataupun mendukung isi waham tersebut.

4. Terapi Keluarga– Target hubungan sosial yang baik.

• Gangguan waham yang terjadi pada dua orang atau lebih, satu individu memang menderita gangguan psikotik, yang lainnya menderita waham karena terinduksi penderita pertama tadi.

• Orang-orang yang terlibat dalam waham terinduksi ini biasanya mempunyai hubungan yang sangat erat.

Pedoman Diagnosis Dua orang atau lebih mengalami waham yang

sama dan saling meyakinkan

Mereka mempunyai hubungan yang sangat erat

Terdapat bukti bahwa waham tersebut terinduksi pada orang yang pasif dari orang yang aktif.

• Pedoman Diagnosis– Onset psikotiknya akut (dua minggu atau

kurang)– Waham dan halusinasi harus sudah ada dalam

sebagian besar waktu sejak berkembangnya psikotik yang jelas.

– Tidak memenuhi kriteria skizofrenia maupun gangguan psikosis polimorfik akut.

– Lamanya sakit kurang dari 3 bulan.

CatatanKalau waham menetap lebih dari 3 bulan,

menjadi : Gangguan waham menetap.Kalau halusinasi menetap lebih dari 3 bulan,

menjadi : psikosis nonorganik lainnya.

Berdasarkan gejala, A mungkin menderita gangguan psikotik yaitu skizofrenia

Lakukan pemeriksaan status mental (wawancara) secara cermat dan teliti

Tegakkan diagnosis secara multiaxial

Departemen Kesehatan. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia III. Jakarta: Departemen Kesehatan; 1993.

Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkas PPDGJ-III. Jakarta: PT Nuh Jaya; 2001.

Maramis WS. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press, 2005

top related