presentasi bahsan tentang al – qur’an

Post on 24-Oct-2015

29 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Kelompok : Mutiara Citra A.Siti Nur A.Sriningtyas

Kodifikasi Al – Qur’an

Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam. Bagi Muslim, Al-Quran merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Al-Qur'an merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW yang sangat berharga bagi umat Islam hingga saat ini. Di dalamnya terkandung petunjuk dan pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun akhirat.

Al – qur’an

Bagian – Bagian Al – Qur’an

Al-Qur'an mempunyai 114 surat, dengan surat terpanjang terdiri atas 286 ayat, yaitu Al Baqarah, dan terpendek terdiri dari 3 ayat, yaitu Al-'Ashr, Al-Kautsar, dan An-Nashr. Sebagian ulama menyatakan jumlah ayat di Al-Qur'an adalah 6.236, sebagian lagi menyatakan 6.666. Perbedaan jumlah ayat ini disebabkan karena perbedaan pandangan tentang kalimat Basmalah pada setiap awal surat (kecuali At-Taubah), kemudian tentang kata-kata pembuka surat yang terdiri dari susunan huruf-huruf seperti Yaa Siin, Alif Lam Miim, Ha Mim dll. Ada yang memasukkannya sebagai ayat, ada yang tidak mengikutsertakannya sebagai ayat.

Untuk memudahkan pembacaan dan penghafalan, para ulama membagi Al-Qur'an dalam 30 juz yang sama panjang, dan dalam 60 hizb (biasanya ditulis di bagian pinggir Al-Qur'an). Masing-masing hizb dibagi lagi menjadi empat dengan tanda-tanda ar-rub' (seperempat), an-nisf (seperdua), dan as-salasah (tiga perempat).

Selanjutnya Al-Qur'an dibagi pula dalam 554 ruku', yaitu bagian yang terdiri atas beberapa ayat. Setiap satu ruku' ditandai dengan huruf 'ain di sebelah pinggirnya. Surat yang panjang berisi beberapa ruku', sedang surat yang pendek hanya berisi satu ruku'. Nisf Al-Qur'an (tanda pertengahan Al-Qur'an), terdapat pada surat Al-Kahfi ayat 19 pada lafal walyatalattaf yang artinya: "hendaklah ia berlaku lemah lembut".

SEJARAH TURUNYA AL – QUR’ANAl-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui berbagai cara, antara lain:1. Malaikat Jibril memasukkan wahyu itu ke dalam hati

Nabi Muhammad SAW tanpa memperlihatkan wujud aslinya. Nabi SAW tiba-tiba saja merasakan wahyu itu telah berada di dalam hatinya.

2. Malaikat Jibril menampakkan dirinya sebagai manusia laki-laki dan mengucapkan kata-kata di hadapan Nabi SAW.

3. Wahyu turun kepada Nabi SAW seperti bunyi gemerincing lonceng. Menurut Nabi SAW, cara inilah yang paling berat dirasakan, sampai-sampai Nabi SAW mencucurkan keringat meskipun wahyu itu turun di musim dingin yang sangat dingin.

4. Malaikat Jibril turun membawa wahyu dengan menampakkan wujudnya yang asli.

Setiap kali mendapat wahyu, Nabi SAW lalu menghafalkannya. Beliau dapat mengulangi wahyu yang diterima tepat seperti apa yang telah disampaikan Jibril kepadanya. Hafalan Nabi SAW ini selalu dikontrol oleh Malaikat Jibril.

Al-Qur'an diturunkan dalam 2 periode, yang pertama Periode Mekah, yaitu saat Nabi SAW bermukim di Mekah (610-622 M) sampai Nabi SAW melakukan hijrah. Ayat-ayat yang diturunkan pada masa itu disebut ayat-ayat Makkiyah, yang berjumlah 4.726 ayat, meliputi 89 surat.

Kedua adalah Periode Madinah, yaitu masa setelah Nabi SAW hijrah ke Madinah (622-632 M). Ayat-ayat yang turun dalam periode ini dinamakan ayat-ayat Madaniyyah, meliputi 1.510 ayat dan mencakup 25 surat.

CIRI – CIRI AYAT MAKKIYAH DAN MADANIYAH

AYAT AL-QUR'AN YANG PERTAMA DITERIMA NABI MUHAMMAD SAW ADALAH 5 AYAT PERTAMA SURAT AL-'ALAQ, KETIKA IA SEDANG BERKHALWAT DI GUA HIRA, SEBUAH GUA YANG TERLETAK DI PEGUNUNGAN SEKITAR KOTA MEKAH, PADA TANGGAL 17 RAMADHAN (6 AGUSTUS 610). KALA ITU USIA NABI SAW 40 TAHUN.

Makkiyah Ayat-ayatnya pendek-

pendek, Diawali dengan yaa ayyuhan-

nâs (wahai manusia), Kebanyakan mengandung

masalah tauhid, iman kepada Allah SWT, hal ihwal surga dan neraka, dan masalah-masalah yang menyangkut kehidupan akhirat (ukhrawi),

Madaniyyah Ayat-ayatnya panjang-

panjang, Diawali dengan yaa ayyuhal-

ladzîna âmanû (wahai orang-orang yang beriman).

Kebanyakan tentang hukum-hukum agama (syariat), orang-orang yang berhijrah (Muhajirin) dan kaum penolong (Anshar), kaum munafik, serta ahli kitab.

Kodifikasi Al – qur’an 

2.1 Pengertian Pengumpulan Al – Qur’an (Jam’ul Qur’an)Menurut para ulama pengertian Jam’ul Qur’an terdiri dari dua yaitu:

P Pertama :Pengumpulan dalam arti hifzuhu (menghafalnya dalam hati). Jumma’ul Qur’an artinya huffazuhu (penghafal – penghafalnya, orang yang menghafalkannya di dalam hati). Dan inilah makna yang dimaksudkan dalam firman Allah kepada nabi – Nabi senantiasa menggerak – gerakkan kedua bibir dan lidahnya untuk membaca Qur’an ketika Qur’an itu turun kepadanya sebelum Jibril selesai membacakannya, karena ingin menghafalnya : 1“Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk membaca Qur’an karena hendak cepat – cepat menguasainya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaan itu. Kemudian atas tanggungan Kamilah penjelasannya” (Al – Qiyamah [75] : 16-19).

Setelah ayat-ayat yang diturunkan cukup satu surat, Nabi SAW memberi nama surat tsb untuk membedakannya dari yang lain. Nabi SAW juga memberi petunjuk tentang penempatan surat di dalam Al-Qur'an. Penyusunan ayat-ayat dan penempatannya di dalam susunan Al-Qur'an juga dilakukan berdasarkan petunjuk Nabi SAW. Cara pengumpulan Al-Qur'an yang dilakukan di masa Nabi SAW tsb berlangsung sampai Al-Qur'an sempurna diturunkan dalam masa kurang lebih 22 tahun 2 bulan 22 hari.

Untuk menjaga kemurnian Al-Qur'an, setiap tahun Jibril datang kepada Nabi SAW untuk memeriksa bacaannya. Malaikat Jibril mengontrol bacaan Nabi SAW dengan cara menyuruhnya mengulangi bacaan ayat-ayat yang telah diwahyukan. Kemudian Nabi SAW sendiri juga melakukan hal yang sama dengan mengontrol bacaan sahabat-sahabatnya. Dengan demikian terpeliharalah Al-Qur'an dari kesalahan dan kekeliruan.

Kedua :Pengumpulan dalam arti Kitabullah kullihi (penulisan Qur’an semuanya) baik dengan memisah – misahkan ayat – ayat dan surah – surahnya, atau menertibkan ayat – ayat semata dan setiap surah ditulis dalam satu lembaran secara terpisah, ataupun menertibkan ayat – ayat dan surah – surahnya dalam lembaran – lembaran yang terkumpul yang menghimpun semua surah, sebagiannya ditulis sesudah bagian yang lain. 2

Kodifikasi atau pengumpulan Al-Qur'an sudah dimulai sejak zaman Rasulullah SAW, bahkan sejak Al-Qur'an diturunkan. Setiap kali menerima wahyu, Nabi SAW membacakannya di hadapan para sahabat karena ia memang diperintahkan untuk mengajarkan Al-Qur'an kepada mereka. Disamping menyuruh mereka untuk menghafalkan ayat-ayat yang diajarkannya, Nabi SAW juga memerintahkan para sahabat untuk menuliskannya di atas pelepah-pelepah kurma, lempengan-lempengan batu, dan kepingan-kepingan tulang.

Pertama : Pengumpulan Al-Qur`an pada masa Rasullulah S.A.W

Pengumpulan Al-Qur`an pada masa ini di bagi menjadi dua makna yang pertama yaitu “Dalam artian menghafalnya” bahwasanya Nabi besar Muhammad S.A.W adalah manusia terbaik dalam hafalan Al-Qur`an secara sempurna dan rosul merasa haus untuk mengambil dari malaikat jibril,bahkan nabi sangat ingin bersegera untuk memperoleh nya karena merasa takut akan kehilangan sedikit dari Al-Qur`an tersebut,sampai Allah menenangkan dan memberikan jaminan akan menetapkan di dalam hatinya.sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Qiyamah ayat 16-19 :

Artinya : Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur`an karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya,sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (didadamu dan membuatmu pandai)membacanya,apabila kami telah selesai membacanya maka ikutilah bacaannya,kemudian sesungguhnya atas tanggungan kamilah penjelasannya.

Syaikh Zarqony r.a berkata : “Dari sini di ketahui bahwasanya Nabi Muhammad menghafalkan Al-Qur`an didalam hatinya dan merupakan orang yang paling hafal di masa kejayaannya,serta menjadi rujukan oleh umat muslim dalam semua masalah khususnya Al-Qur`an dan Ulumul Qur`an.Jika kita berbicara tentang hafalan Rasullalah maka tentunya tidak terlepas juga tentang hafalan para sahabat terhadap Al-Qur`an karena ketika Rasullalah menerima wahyu dari Allah beliau bersegera menyampaikan kepada para sahabat dikarenakan itu merupakan perintah Allah S.W.T. Sebagaimana firman Allah S.W.T dalam surah Al-Maidah ayat : 67

Artinya : Hai rosul,sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari tuhanmu.dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu,berarti)kamu tidak menyampaikan amanahNya.

Para sahabat menerima apa yang disampaikan oleh rosul dengan baik dan menjadikannya sebagai perhatian utama,merekapun berlomba-lomba dalam menghafal Al-Qur`an agar memperoleh derajat yang tinggi disisi Allah dan rosulnya karena nabi mengutamakan mereka berdasarkan ukuran hafalan mereka terhadap Al_Qur`an dan memberitahukan kedudukan mereka di surga sesuai hafalan Al-Qur`an mereka.Disini kita temukan juga bahwasannya para sahabat meninggalkan nikmatnya tidur dan istirahat dimalam hari karena lebih memilih kenikmatan mempelajari Al-Qur`an di saat itu,Allah berfirman dalam surah Adz_Dzazriyaat ayat : 17-18

Artinya : Mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam,dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).

Walhasil,perhatian rosul terhadap sahabat dalam Al-Qur`an mendapat tanggapan yang besar dari golongan pemuda dan orang tua serta kaum hawa.Yang menguatkan akan hal ini banyak dari kalangan sahabat yang terkenal dalam hafalan Al-Qur`an di masa rosul sehingga mereka dikenal dengan julukan “AL-QURRA`”.Diantara para sahabat anshar yang hafal Al-Qur`an seperti Ubay bin Ka`ab,Muadz bin jabbal,Zaid bin Tsabit dan Abu Zaid,kemudian dari golongan wanita seperti : Aisyah,Hafsah,Ummu Salamah,Ummu Waraqah,Ummu Kaltsum.Sedangkan yang kedua Dalam artian menulisnya, Rasul memilih beberapa orang yang terbaik didalam penulisan dan bacaannya diantara para sahabat,sebagian dari mereka adalah : Abu Bakar,Umar,Utsman,Ali,Ubay dan Khalid bin Sa`id,Khalid bin Walid,Zaid bin Tsabit,Ubay bin Ka`ab,Abdullah bin Said bin Abi sara,Zubair bin Awam

Untuk sarana penulisan yang di gunakan oleh para sahabat pada masa itu tidaklah mudah untuk menemukan alat-alat tulis seperti yang ada pada zaman sekarang,sehingga mereka menulis wahyu dengan alat-alat tulis yang mudah mereka temukan pada masa itu seperti kulit,pelepah kurma,tulang dan lain sebagainya.Dan sebab-sebab adanya penulisan Al-Qur`an pada masa rosul yang pertama adalah karena adanya keterkaitan antara tulisan yang di hafal agar Al-Qur`an tersebut terjaga,untuk itu sebagian para sahabat menjadikan hafalan dan tulisan sebagai pegangan,sedangankan yang kedua adalah menjadikan penyampaian wahyu lebih sempurna karena apabila bersandarkan hanya pada hafalan para sahabat itu tentunya tidak sempurna,karena sifat manusia adalah lupa dan tentunya mati,akan tetapi tulisan akan tetap bertahan dan tidak akan hilang.

Apakah pengumpulan Al-Qur`an pada masa Rasul dalam satu mushaf ??????Pada kenyataannya hal tersebut tidak terjadi karena beberapa sebab diantaranya,Melihat banyaknya sahabat-sahabat pilihan yang menghafal Al-Qur`an dan kekonsistenan mereka terhadap talagi dari Rasullalah,Tidak mudahnya sarana-sarana penulisan seperti yang telah kita ketahui Al-Qur`an ditulis diatas kulit,tulang,pelepah kurma dan juga merupakan sebab kenapa pengumpulan Al_Qur`an pada masa rosul tidak dalam satu mushaf adalah karena Al-Qur`an tidak diturunkan langsung secara keseluruhan maka jika di tulis dalam satu mushaf akan memerlukan banyak perubahan.

Kedua : Pengumpulan Al-Qur`an dimasa Abu Bakar As Shiddiq

Sahabat yang mengajukan untuk pengumpulan Al-Qur`an pada masa ini adalah Al Farouq Umar bin Khattab yang mana beliau memiliki keistimewaan dalam kecintaan terhadap kitab Allah dan memeliharanya sebagaimana para sahabat yang lain.Al-kisah ketika perang Yamamah yang dipimpin oleh Abu Bakar melawan Musailamah Al Kadzab dan para pengikutnya,banyak dari  pasukan Abu Bakar yang juga merupakan para Huffaz Al-Qur`an gugur dalam peperangan tersebut.Disebabkan peristiwa tersebut Umar merasakan kekhawatiran akan terganggunya keeksistensian Al-Qur`an,maka Umar pun mendatangi Abu Bakar dan menceritakan tentang kekhawatirannya tersebut kemudian mengusulkan kepada Abu Bakar untuk membukukan Al-Qur`an.Abu Bakar berkata kepada Umar

bagaimana kita melakukan sesuatu yang mana hal tersebut belum pernah dilakukan oleh rosullalah,lalu Umar menjawab : demi Allah ini adalah sesuatu yang baik,kemudian umar senantiasa mendatangi Abu Bakar sehingga Allah memberiakan kelapangan dada kepada Abu Bakar untuk menerima usulan Umar tersebut.   Setelah Abu Bakar menerima usulan tersebut beliau memilih Zaid bin Tsabit untuk mengemban misi ini dikarenakan Zaid bin Tsabit memiliki akal yang cemerlang,masih muda,amanah dan berpengalaman karena pada masa turunnya wahyu dia diberi amanah oleh rosul sehingga pembukuan Al-Qur`an bukanlah hal yang baru baginya.Lalu bagaimana tata cara pembukuan Al_Qur`an pada masa Abu Bakar ini???Syaikh Abdul Wahab Ghazlani berkata: “Pengumpulan Al-Qur`an dimasa Abu Bakar dilakukan dengan menggabungkan dua metode

• pertama menukil ayat-ayat yang pernah ditulis dimasa nabi. Kemudian yang Kedua mengambil dari para huffadz,Jadi mereka tidak merasa cukup dengan hanya menyalin yang tertulis dan juga tidak merasa cukup dengan hanya mendengarkan dari para huffadz akan tetapi mereka bersandar kepada dua hal tersebut.Pembukuan Al-Qur`an dimasa Abu Bakar ini memiliki beberapa keistimewaan sebagai berikut :Pertama Terkumpulnya dalam satu mushaf sehingga mempermudah para huffadz dari kelupaan.• Kedua, Pembukuan ini didalamnya tidak di ikut sertakan ayat-ayat yang dihapus hukum-hukum dan bacaannya, ketiga, Semua yang ditulis telah cocok antara yang dihafal oleh para huffadz dan yang ditulis pada masa nabi kemudian disaksikan oleh dua orang saksi yang adil dan memenuhi syarat.• Ketiga : Pengumpulan Al-Qur`an dimasa Utsman bin Affan

Ketika Utsman bin Affan diberi mandat untuk memegang kepemimpinan sebagaimana yang telah dijanjikan oleh khalifah Umar yaitu khalifah sebelumnya ,Maka pada masa itu pula khalifah Utsman resmi menjadi khalifah.beliau mengemban amanah tersebut dengan penuh rasa tanggung jawab.Akan tetapi ketika daulah islamiyah telah tersebar ke penjuru wilayah arab dan juga telah tersebar kebeberapa wilayah dan masing-masing kaum dari wilayah tersebut memiliki jenis bacaan yang berbeda.Mereka saling mempertahankan bacaan mereka satu sama lain sehingga mereka berbeda pendapat mengenai bacaan Al-Qur`an.Hal ini terjadi disebabkan diantaranya pada saat itu sudah tidak ada lagi Nabi Muhammad SAW yang mana dapat langsung membenarkan apabila terjadi kesalahan dalam bacaan.Sampai pada masa kekahalifahan sayidina Utsman,beliau khawatir setelah mendengar penuturan dari khudaifah akan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi seperti penghapusan atau penambahan yang tidak sesuai dan dapat merubah dari makna aslinya

Kemudian mulailah beliau bersama para sahabat yang lain merumuskan dan meyusun teknis bagaimana pembenaran bacaan Al-Qur`an setelah terjadi khilaf diantara mereka.Pada akhir tahun 24 dan permulaan 25 H,beliau memulai membukukan Al-Qur`an menjadi satu mushaf,dan yang diberi amanah untuk masalah ini mereka adalah : Zaid bin Tsabit,Abdullah bin Zubair,Said ibnu Ash,dan Abdurrahman bin Alharits Hisyam.Kemudian saidina Utsman menjadikan beberapa mushaf dengan tujuan disebarkan keseluruh penjuru Negara islam,karena beliau bermaksud menyampaikan apa yang telah disepakati oleh ijma` muslim mengenai pembenaran bacaan Al-Qur`an agar tidak menjadi salah kaprah.Dinukil dari sebagian ulama diriwayatkan dari Ja`bar bahwasannya jumlah mushaf keseluruhan delapan mushaf,lima diantaranya disepakati yaitu: mushaf Al Khufi,Al Bashra,Syam,Al Madani` Am, dan Al Madani Khos dan tiga yang lainnya yang masih khilaf yaitu: Al Maki,Al Bahrain, dan Yaman.Disebutkan juga bahwa Negara mesir dikirim satu mushaf jadi jumlah keseluruhan ada sembilan mushaf. Allahhualambisowab

2.3 Al – Qur’an Pada Masa Khalifah Umar bin KhatabPada masa khalifah Umar bin Khatab kegiatan penyiaran dan dakwah Islam demikian pesat sehingga daerah khalifah Islam sampai ke Mesir dan Persia Khalifah Umar bin Khattab mengarahkan pada kegiatan dakwah tersebut. Kumpulan Al – Qur’an yang disimpan oleh Abu Bakar kemudian disimpan oleh Umar hanya disalin menjadi satu shuhuf. Hal ini dimaksudkan agar Al – Qur’an yang telah dikumpulkan itu terpelihara dalam bentuk tulisan yang original atau bersifat standarisasi. Pada masa itu masihbanyak para sahabat yang hafal Al – Qur’an yang dapat mengajarkannya kepada para sahabat yang lain.Setelah Umar wafat shuhuf itu disimpan oleh Hafsah Bin Umar denangan pertimbanga bahwa Hafsah adalah istri Nabi Muhammad saw dan putri Umar yang pandai membaca dan menulis.

2.4 Al – Qur’an Pada Masa Khalifah UsmanPada masa khalifah Usman bin Affanm timbul hal – hal yang menyadarkan khalifah akan perlunya memperbanyak naskah shuhuf dan mengirimkannya ke kota – kota besar dalam wilayah negara Islam, kesadaran ini timbul karena para huffazal Qur’an telah bertebaran ke kota – kota besar dan diantara mereka terdapat perbedaan bacaan terhadap beberapa huruf dari Al – Qur’an. Karena perbedaan dialek bahasa mereka. Selanjutnya masing – masing menganggap mereka bacaannya yang lebih tepat dan baik.Berita perselisihan itu sampai ketelinga Usman dan beliau menganggap hal itu sebagai sumber bahaya besar yang harus segera diatasi. Beliau memintan kepada Hafsah binti Umar supaya mengirimkan mushaf Abu Bakar yang ada padanya.Kemudian khalifah menugaskan : Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin Ash dan Abdurrahman bin Harits bin Hisyam untuk menyalin (membukukan) menjadi beberapa shuhuf.

Setelah selesai penghimpunannya, mushaf asli dikembalikan ke Hafsah dan tujuh mushaf yang telah disalin, masing – masing dikirimkan ke kota – kota Kufah, Bashrah, Damaskus, Mekah, Madinah dan Mesir, khalifah meninggalkan sebuah dari tujuh mushaf itu untuk dirinya sendiri. Dalam penyalinan (pembukuan) Al – QUR’an itu dimana amat teliti dan tegas, sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibnu Jarir mengatakan berkenaan apa yang telah dilakukan Usman “Ia telah menyatukan umat Islam dalam satu mushaf dan satu shuhuf, sedangkan mushaf yang lain di sobek.

Untuk Perhatiannya Kami Ucapkan Terima Kasih

wasalamu’alaikum

top related