papiloma laring
Post on 18-Oct-2015
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/14/2019 Papiloma Laring
1/23
1
BAB I
PENDAHULUAN
Papiloma laring merupakan tumor jinak proliferatif yang sering dijumpai
pada saluran napas anak. Papiloma laring pertama kali dikenal sebagai kutil di
tenggorok (warts in the throat) oleh Donalus pada abad ke-17. Mc Kenzie
memperkenalkan nama papiloma laring pada abad ke-19. Papiloma merupakan
neoplasma laring jinak pada anak tetapi dapat juga terjadi pada dewasa. Infeksi
Human Papilloma Virus (HPV) pada saluran napas merupakan penyebabpotensial papiloma laring. Mc Kenzie membedakan penyakit ini dari tumor lain
secara klinis dan menggunakan istilah "papiloma". 1
Penyakit ini cenderung kambuh sehingga disebut juga recurrent
respiratory papillomatosis, dapat tumbuh pada kedua pita suara asli dan pita suara
palsu.Papilloma ini dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas atau perubahan
suara.
Pada anak-anak angka insiden diperkirakan 4,3 kasus per 100.000 populasi
dan pada dewasa 1,8 kasus per 100.000 populasi. Menurut jenis kelamin,
perbandingan juvenile-onset recurrent respiratory papillomatosis (JORRP) pada
laki-laki dan perempuan sama banyak sedangkan adult-onset respiratory
papillomatosis (AORRP) lebih sering dijumpai pada laki-laki dengan
perbandingan 4:1. Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak-anak di bawah
usia 12 tahun yaitu juvenile-onset recurrent respiratory papillomatosis (JORRP)
dan bisa dijumpai pada usia 20-40 tahun yaitu adult-onset recurrent respiratory
papillomatosis (AORRP).2,4,5
Tujuan terapi pada papilomatosis laring adalah untuk mempertahankan
jalan nafas dan kualitas suara. Terapi papilomatosis laring meliputi terapi operasi
dan medikamentosa sebagai terapi adjuvan. Papilomatosis laring memiliki angka
rekurensi yang tinggi, yaitu sekitar 70%. Insidensi transformasi keganasan pada
papilomatosis laring adalah jarang, yaitu hanya terjadi pada 2-4% kasus.2
-
7/14/2019 Papiloma Laring
2/23
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1. ANATOMI DAN FISIOLOGI LARING
Laring merupakan bagian terbawah saluran nafas atas dan memiliki bentuk
yang menyerupai limas segitiga yang terpancung. Batas atas laring berupa aditus
laring dan batas bawah berupa batas kaudal kartilago krikoid. Batas depannya
adalah permukaan belakang epiglotis, tuberkulum epiglotik, ligamentum
tiroepiglotik, sudut antara kedua belah lamina kartilago krikoid.
2
Laring laki-laki dewasa terletak setinggi vertebra servikalis 3-6. Pada anak
dan wanita sedikit lebih tinggi. Laring dibagi atas tiga bagian yaitu: supra
glotis,glotis, dan subglotis. Supra glotis meluas dari puncak epiglotis sampai ke
ventrikel laring. Glotis melibatkan pita sura sampai 5-7 mm di bawah ligamentum
vokal, sedangkan subglotis dari bagian inferior glotis ke pinggir inferior kartilago
krikoid. Laring dibentuk oleh sebuah tulang di bagian atas dan beberapa tulang
rawan yang saling berhubungan dan diikat satu sama lain oleh otot-otot intrinsik
dan ekstrinsik.2
Gambar 1. Anatomi Laring
Tulang dan tulang rawan
-
7/14/2019 Papiloma Laring
3/23
3
1. Tulang hioid
Tulang hioid terletak paling atas berbentuk huruf U dan dengan mudah dapat
diraba pada leher bagian depan. Pada kedua sisi tulang ini terdapat prosesus
longus dibagian belakang dan prosesus brevis kearah atas bagian depan.2,3
2. Tulang rawan tiroid
Merupakan tulang rawan laring yang terbesar. Terdiri dari dua lamina yang
bersatu dibagian depan mengembang kearah belakang. Pada bagian atas
terdapat celah yang memisahkan kedua lamina yang disebut dengan thyroid
notch. 2,3
3. Tulang rawan krikoid
Terletak dibawah tulang rawan tiroid dan merupakan tulang rawan paling
bawah dari laring. Bagian depan meyempit dan bagian belakang melebar, dan
membentuk sebagian besar dinding belakang laring.2,3
4. Tulang rawan epiglotis
Merupakan tulang rawan yang berbentuk pipih seperti daun dan terdiri dari
jaringan tulang rawan fibroelastik.2,3
-
7/14/2019 Papiloma Laring
4/23
4
5. Tulang rawan aritenoid
Berbentuk piramid bersisi tiga tidak teratur. Di bagian dasar tulang rawan ini
membentuk persendian dengan bagian atas belakang krikoid.2,3
6. Tulang rawan kornikulata dan kuneiformis
Tulang rawan ini terdiri dari komponen elastik. Tulang rawan kornikulata
bersendi dengan permukaan datar apeks tulang rawan aritenoid. Tulang rawan
kuneiformis bersendi dengan tulang rawan kornikulata dan kedua tulang
rawan ini akan membentuk tonjolan pada tiap sisi posterior rima glotis.2,3
Otot-otot laring
1. Otot ekstrinsik keseluruhan laring, terdiri dari :
a. Suprahioid: M.Digastrikus, M.Geniohioid, M.Stilohioid, M.MilohioidFungsi : menarik laring kebawah
b. Infrahioid: M.Sternohioid, M.Omohioid, M.TirohioidFungsi : menarik laring ke atas
2. Otot Intrinsik gerak sendiri-sendiri pada laring, terdiri dari :
a. Bagianlateral:M.Tiroepiglotika,
M.Vocalis,
M.Tiroaritenoid,
M.Ariepiglotika, M.Krikotiroid
b. Bagian posterior: M.Aritenoid transversum, M.Aritenoid oblique,M.Krikoaritenoid posterior
Pita suara terletak didalam rongga laring, meluas dari dasar ventrikel
Morgagni ke bawah sampai setinggi kartilago krikoid dengan jarak 0,8 cm sampai
2cm. Massa pita suara berada diatas batas inferior kartilago tiroid. Secara histologi
tepi bebas pita suara diliputi oleh epitel berlapis yang tebalnya 8-10 sel dan
cenderung menipis pada prosesus vokalis.2,3
-
7/14/2019 Papiloma Laring
5/23
5
(a) (b)Gambar 2 (a) dan (b). Laring normal. Pada gambar memperlihatkan laring normal
selama fonasi.
Pita suara terdiri dari beberapa lapisan:
1. Lapisan mukosaLapisan paling luar. Terdiri dari epitel pseudostratified squamous
epithelium, menutupi permukaan superior dan inferior pita suara.
2. Lapisan sub epitel (lamina propia) terdiri dari 3 lapis:a. Lapisan superfisial: tipis dan mengandung sedikit jaringan elastis
dan kolagen disebut jugaReinkes Space.
b. Lapisan intermediate: terutama mangandung jaringan elastis danmembentuk sebagian dari ligamentum vokal.
c. Lapisan dalam: mengandung jaringan kolagen dan membentuk sisadari ligamentum vokal.
Waktu lahir pita suara panjangnya sekitar 0,7 cm, pada wanita dewasa 1,6-
2 cm dan pada laki-laki dewasa 2 - 2,4 cm. Perpanjangan pita suara disebabkan
otot krikoaritenoid dan otot tiroaritenoid. Tidak hanya panjang pita suara saja
yang mempangaruhi nada tapi juga ketegangan, elastisitas pita suara dan tekanan
udara di trakea.2,3
Perdarahan laring
Perdarahan berasal dari a. Laringis superior dan a. Laringis inferior. Keduaarteri
tersebut mendarahi mukosa dan otot-otot laring. Vena-vena pada laringberjalan
sejajar dengan arteri.2,3
-
7/14/2019 Papiloma Laring
6/23
6
Persyarafan
Laring dipersyarafi oleh cabang-cabang nervus vagus, yaitu n.Laringis superior
dan n.Laringis inferior.2,3
Pembuluh limfe
Umumnya banyak kecuali di plika vokalis. Cairan limfe dari daerah supraglotik
dialirkan melalui pembuluh limfe yang menembus daerah preepiglotik dan
membran tirohioid. daerah subglotik hanya terdapat sedikit pembuluh limfe yang
dialirkan ke bawah kelenjar limfe leher dalam. 2,3
Walaupun laring biasanya dianggap sebagai organ penghasil suara,
namun laring mempunyai tiga fungsi utama yaitu proteksi jalan nafas, respirasi,
dan fonasi. Fungsi lain dari laring yaitu fungsi sirkulasi, fungsi menelan, dan
fungsi emosi.2,3
- Fungsi proteksiDi sini laring berfungsi mencegah makanan dan benda asing masuk ke
dalam trakea dengan menutup aditus laring dan rima glottis secara
bersamaan serta adanya reflek batuk dan reflek muntah.
- Fungsi respirasiDengan adanya kontraksi M. krikoaritenoid posterior maka processus
vocalis kartilago aritenoid bergerak ke arah lateral yang menyebabkan
terjadinya pembukaan rima glotis sehingga kita bisa bernafas.
- Fungsi fonasiProduksi suara merupakan hasil dari gerakan pita suara. Pada waktu proses
fonasi kedua pita suara berdekatan, sedangkan pada ekspirasi kedua pita
suara berjauhan.
- Fungsi sirkulasiKarena laring bisa membuka dan menutup maka tekanan intratorakal bisa
meningkat atau menutup. Hal ini berhubungan dengan venous return.
- Fungsi menelanTerjadi tiga proses, yaitu penarikan laing ke ats, aditus laring tertutup,
makanan didorong ke hipofaring.
- Fungsi emosi
-
7/14/2019 Papiloma Laring
7/23
7
Manusia dapat mengekspresikan emosinya pada saat menangis, berteriak,
ataupun tertawa.
II. 2. PAPILOMA LARING
II.2.1. Defenisi
Papiloma laring adalah suatu tumor jinak pada laring yang berasal dari
jaringan epitel skuamosa. Papilloma laring merupakan tumor jinak laring yang
paling banyak dijumpai. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Human Papilloma
Virus (HPV).Papilloma tampak sebagai kutil yang berbentuk soliter atau multipel
pada pita suara, tetapi dapat juga terletak di supraglotis dan kadang-kadang di
infraglotis.3
II.2.2. Epidemiologi
Angka kejadian papiloma laring sering dijumpai anak-anak 80% pada usia
kelompok usia di bawah 7 tahun, sedangkan pada orang dewasa 20-40 tahun.
Menurut Lee, di Amerika Serikat terdapat 1500 sampai 2500 kasus baru setiap
tahunnya. Pada anak-anak angka insiden diperkirakan 4,3 kasus per 100.000
populasi dan pada dewasa 1,8 kasus per 100.000 populasi. Peneliti dari Denmark
mendapatkan angka insiden pada anak-anak sama dengan di Amerika Serikat.
Menurut jenis kelamin, perbandingan juvenile-onset recurrent respiratory
papillomatosis (JORRP) pada laki-laki dan perempuan sama banyak sedangkan
adult-onset respiratory papillomatosis (AORRP) lebih sering dijumpai pada laki-
laki dengan perbandingan 4:1.2,4,5
II.2.3. Etiologi
Penyebab papilloma laring berupa human papilloma virus (HPV) tipe
6,11 dan menginfeksi sel-sel epithel. Diperkirakan penyebaran penyakit ini adalah
pada saat lahir dari ibu yang terkena genital warts. Pada mukosa sel normal
yang berdekatan dengan papilloma, juga mengandung DNA virus yang bisa
teraktifasi menjadi lesi rekuren. Papilloma pada anak lebih sering multipel dan
kambuh daripada dewasa. Sedangkan papilloma pada dewasa biasanya tunggal
-
7/14/2019 Papiloma Laring
8/23
8
tetapi cenderung berubah menjadi ganas dengan dijumpai subtipe yang spesifik
yaitu HPV 16. Pada pasien dengan papilloma laring, mukosa normalnya terdapat
HPV pada 20% kasus, sebaliknya pada mukosa jalan nafas yang normal
ditemukan HPV pada 4% kasus.3
Teori lainnya yang dikemukakan adalah teori faktor hormonal dan
beberapa faktor penyebab papiloma laring yaitu sosial ekonomi rendah dan
hygene yang buruk. Infeksi saluran nafas kronik dan kelainan imunologis.
Papiloma laring dapat tergantung pada hormon, dimana akan beregresi saat hamil
atau pada pubertas, jika menetap hingga dewasa, cenderung kurang agresif dan
lebih lambat kambuh. Perubahan menjadi ganas tanpa radiasi adalah jarang dan
biasanya terjadi pada pasien tua dengan riwayat merokok dan papiloma yang
lama.6,7,8
II.2.4. Klasifikasi
Berdasarkan waktu terjadinya, papilomatosis laring terbagi dua:
1. Papilomatosis laring tipe juvenilis Papilomatosis laring tipe juvenilis
biasanya berupa lesi multipel dan mudah kambuh sehingga membutuhkan eksisi
yang berulang. Namun, papilomatosis tipe ini dapat regresi secara spontan pada
usia pubertas. Pada anak yang menderita papilomatosis laring di bawah usia 3
tahun, memiliki risiko sebesar 3,6 kali untuk dioperasi lebih dari 4 kali tiap
tahun.6,7,8
2. Papilomatosis laring tipe senilis Papilomatosis laring tipe senilis
biasanya berupa lesi tunggal dengan tingkat rekurensi rendah dan kurang bersifat
agresif, tetapi memiliki risiko pre kanker yang tinggi.6,7,8
II.2.5. Manifestasi Klinis
Gejala klinis yang timbul tergantung pada letak dan besarnya tumor.
Gejala yang paling sering dijumpai adalah perubahan suara. Cohen (1980)
menemukan 90% kasus terjadi perubahan suara. Suara serak merupakan gejala
dini dan keluhan yang paling sering dikemukakan apabila tumor tersebut terletak
-
7/14/2019 Papiloma Laring
9/23
9
di pita suara. Papilloma laring dapat membesar, Kadang-kadang dapat
mengakibatkan sumbatan jalan nafas yang mengakibatkan stridor dan sesak.
Timbulnya sesak merupakan suatu tanda bahwa telah terjadi sumbatan jalan nafas
bagian atas dan biasanya diperlukan tindakan trakeostomi.1,2,4
Sumbatan pada saluran nafas dapat dibagi menjadi 4 bagian menurut
kriteria jakson yaitu:
1. Jakson I ditandai dengan sesak, stridor (ngorok) inspirasi ringan,penarikan pada sela iga
2. Jakson II sesuai dengan gejala jakson I tetapi diperberat dengan retraksisupra dan infra klavikula, sianosis ringan dan pasien tampak gelisah.
3. Jakson III sesuai dengan gejala jakson II ditambah dengan retraksiinterkostal, epigastrium dan sianosis lebih berat
4. Jakson IV, sesuai dengan gejala jakson III ditambah dengan wajah yangtegang dan terkadang gagal napas.1,2,4
Papilomatosis laring memiliki manifestasi klinis berupa suara serak yang
progresif, stridor dan distres respirasi. Kebanyakan pasien terutama pada anak
datang dengan obstruksi jalan nafas dan sering salah diagnosis sebagai asma,
bronkitis kronis atau laringotrakeobronkitis. Dari penelitian yang dilakukan oleh
Poenaru M, et al gambaran klinis yang sering ditemukan pada papilomatosis
laring adalah suara serak (95,65%), sensasi mengganjal di tenggorok (78,26%),
batuk kronis (65,21%), stridor (56,52%) dan dispnea (47,82%). Penyebaran
papilomatosis laring ke ekstralaring diidentifikasi pada 13-30% anak dan 16%
dewasa. Lokasi ekstralaring yang paling sering adalah kavitas oris, trakea dan
bronkus. Kejadian papilomatosis paru adalah jarang, tetapi jika terjadi dapat
menimbulkan komplikasi yang berat seperti perdarahan dan pembentukan abses.
Papilomatosis laring pada dewasa biasanya tidak bersifat agresif dibandingkan
pada anak. Angka remisi pada papilomatosis laring tipe dewasa sulit diperkirakan.
Papilomatosis tipe ini dapat tumbuh cepat dan berbahaya terhadap jalan nafas jika
terjadi perubahan hormon, seperti pada kehamilan.1,2,4
-
7/14/2019 Papiloma Laring
10/23
10
Gambaran Makroskopis
Papiloma laring terlihat sebagai massa multinodular yang tumbuh eksofitik
(gambar 3). Tumor ini dapat berwarna merah muda atau putih. Dari penelitian
yang dilakukan oleh Gupta, et al. lokasi utama papilomatosis laring tipe senilis
adalah pada glotis (75,6%), dan supraglotis (23,6%) sebagai lokasi kedua
tersering. Poenaru M, et al menemukan papilomatosis laring tipe juvenilis
terbanyak ditemukan pada komisura anterior dan plika vokalis (78,26%), diikuti
pada komisura anterior dan posterior, plika vokalis, plika ventrikularis dan
permukaan epiglotis (13,04%) serta regio subglotik (8,69%).9
Gambar 3. Gambaran massa multinodular yang tumbuh eksofitik pada
papilomatosis laring9
Gambaran Mikroskopis
Secara histologis, papiloma laring tampak sebagai gambaran jaringan yang
berbentuk papil dengan jaringan ikat fibrovaskular dan epitel skuamosa
hiperplastik yang mengalami parakeratosis, akantosis dan koilositosis.9
-
7/14/2019 Papiloma Laring
11/23
11
Gambar 4. Proyeksi laring multipel pada papilomatosis laring9
Adanya sel-sel yang atipik merupakan petanda suatu keganasan seperti
karsinoma in situ atau karsinoma sel skuamosa invasif. Namun, untuk karsinoma
stadium awal sulit dibedakan secara histologis dengan papiloma laring.9
II.2.6. Patofisiologi
Papilomatosis laring disebabkan oleh infeksi HPV, terutama HPV tipe 6
dan 11.10,11 Tipe HPV lainnya yang berhubungan dengan papilomatosis laring
meliputi tipe 16, 18, 31 dan 33.10 Namun, HPV juga ditemukan pada mukosa
laring normal. Prevalensi HPV yang dideteksi pada mukosa laring normal adalah
sebesar 25%.12
Human papilloma virus merupakan virus DNA, tidak berkapsul dengan
kapsid ikosehedral dan DNA double-stranded. Di dalam sel yang terinfeksi, DNA
HPV mengalami replikasi, transkipsi dan translasi menjadi protein virus. Protein
ini akan membentuk virion HPV baru yang dapat menginfeksi sel lainnya. Sel
yang terinfeksi HPV akan mengalami proliferasi pada lapisan basal.10,12
Respon imun tubuh berperan dalam pathogenesis terbentuknya lesi HPV.10
Pada papilomatosis laring, nuclear factor-kappa beta (NF-) merupakan
mediator utama yang terlibat dalam regulasi respon imun selular (Th1) dan
humoral (Th2).11,13 Respon imun selular merupakan faktor yang paling penting
dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi HPV. Malfungsi respon imun selular
menyebabkan papilomatosis laring, sebaliknya defek imunitas humoral tidak
-
7/14/2019 Papiloma Laring
12/23
12
berhubungan dengan penyakit ini.11,14Rekurensi tumor dapat terjadi akibat DNA
HPV yang menetap pada mukosa normal.11
Gambar 5. Proses infeksi HPV pada Laring9
II.2.7. Histopatologi
Dikenal ada dua bentuk papilloma yang dikenal secara klinik pada laring,
yaitu "Juvenile type" yang biasanya multipel dan "Adult type" yang biasanya
tunggal. Secara histologi keduanya sulit dibedakan. Papilloma menunjukkan
cabang-cabang fibrovaskular yang ditutupi oleh lapisan "well - differentiated
stratified squamous epithelium" yang tebal yang sering parakeratotik pada
permukaannya. Mitosis dan focal keratosis sering dijumpai.17
Squamous
metaplasia, dysplasia atau squamous cell carcinoma merupakan tanda -
tanda akan adanya keganasan.9
-
7/14/2019 Papiloma Laring
13/23
13
II.2.8. Diagnosis
Diagnosis papilomatosis laring ditegakkan berdasarkan:
1. Anamnesis. Adanya suara parau sampai afonia. Suara serak merupakangejala yang paling sering dikeluhkan. Pada papilloma yang besar bisa terjadi
stridor sampai sesak nafas.2,9
2. Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan THT lengkap, meliputi laringoskopiindirek dengan kaca laring, laringoskopi direct, kaku dan serat optik. Pada
Laringoskopi indirek dan direk. Secara makroskopik dapat terlihat papiloma
laring berupa lesi eksofitik, seperti kembang kol, berwarna abu-abu atau
kemerahan dan mudah berdarah. Tipe lesi ini bersifat agresif dan mudah kambuh,
tetapi dapat hilang sama sekali secara spontan, letak dapat diadaerah glottis, sub
ataupun supraglotis.2
Gambar 6. Papilloma pada pita suara sebelah kiri
Gambar 7. Bilateral papilloma
-
7/14/2019 Papiloma Laring
14/23
14
Gambar 9. Aggressive Laringeal Papiloma
Pada anak-anak dapat dipertimbangkan pemakaian flexible fibreoptic
nasopharyngoscopy.
3. Biopsi dan pemeriksaan histopatologi. Papilloma menunjukkan cabang-cabang fibrovaskular yang ditutupi oleh lapisan "well - differentiated stratified
squamous epithelium" yang tebal yang sering parakeratotik pada permukaannya.
Mitosis dan focal keratosis sering dijumpai.Squamous metaplasia, dysplasia
atau squamous cell carcinoma merupakan tanda - tanda akan adanya
keganasan.2
4. Videolaringostroboskopi5. Analisis suara6. Pemeriksaan penunjang lain. Identifikasi HPV dapat dilakukan dengan
pemeriksaan imunohistokimia, isolasi DNA virus, teknik hibridisasi in situ dan
polymerase chain reaction (PCR).9
Gambar 8. Tampak adanya papilloma pada
lipatan pita Suara sebelah kanan, disertai
dengan papilloma dengan ukuran yang lebih
kecil diantara kedua lipatan pita suara yang
terlihat seperti tonjolan halus,pasien ini
sudah pernah melakukan operasi sebanyak 2
kali.
-
7/14/2019 Papiloma Laring
15/23
15
II.2.9. Diagnosis Banding
Diagnosis sulit terutama pada fase awal. Sering disalah diagnosis dengan :
1. Laryngitis akutPada larinyngitis akut, dijumpai adanya tanda-tanda radang umum, seperti
demam, malaise dll. Suara menjadi serak sampai afonia disertai nyeri saat
berbicara dan menelan.2
2. Nodul pita suaraNodul pita suara merupakan pertumbuhan seperti jaringan parut yang
bersifat jinak, disebabkan karena penyalahgunaan pemakaian suara dalam waktu
lama.2
Nodul ini biasanya ditemukan bilateral pada kedua pita suara, letaknya
simetris, diperbatasan antara segitiga anterior dan sepertiga tengah pita suara .1
3. Kista pita suaraKista sering ditemukan di laring, dan dapat dibagi dalam kista epidermoid,
kista retensi dan kista limfe. Dengan mikrolaringoskopi tampak warna kekuningan
melalui selaput lendir yang mengkilat, dan kadang-kadang tampak kristal
kolesterin di dalam kista itu. Penyebab belum jelas, diduga karena trauma atau
infeksi kronis.2
4. Polip pita suaraPada polip pita suara biasanya disebabkan oleh penggunaan suara yang
terlampau lama, reaksi menahun pada laring, menghirup iritan.2
Pada pemeriksaan, polip paling sering ditemukan disekitar komisura
anterior, tampak bulat, kadang-kadang berlobul, berwarna pucat, mengkilat
dengan dasarnya yang lebar di pita suara, dan tampak kapiler darah sangat
sedikit.2
II.2.10. Tatalaksana
Tujuan terapi pada papilomatosis laring adalah untuk mempertahankan
jalan nafas dan kualitas suara. Namun, tidak ada terapi yang memuaskan dalam
pengobatan papilomatosis laring. Terapi papilomatosis laring meliputi terapi
operasi dan medikamentosa sebagai terapi adjuvan. Terapi operasi berupa
-
7/14/2019 Papiloma Laring
16/23
16
ekstirpasi lesi dengan teknik mikrolaringoskopi menggunakan forsep dan laser.
Eksisi yang berulang direkomendasikan untuk menghindari tindakan trakeotomi
dan mempertahankan struktur dan fungsi pita suara. Laser dapat membantu dalam
mendestruksi jaringan secara tepat dan menjaga hemostasis selama operasi serta
dapat memperpanjang periode bebas penyakit pada beberapa kasus. Burns, et al
meneliti penggunaan laser lainnya dengan menggunakan potassium-titanil-fosfat
pada gelombang 532 nm sebagai terapi yang aman dan efektif untuk
papilomatosis laring.9
Setelah operasi, pasien harus istirahat suara total dalam minggu pertama,
bicara ringan pada minggu kedua dan secara bertahap menggunakan suara pada
minggu-minggu berikutnya. Pada minggu pertama, pasien harus membatasi diet
yaitu tidak boleh makan makanan yang pedas dan merangsang. Pemberian
inhibitor pompa proton dianjurkan, khususnya bila terjadi refluks gastroesofagus.
Antibiotik tidak secara rutin diberikan. Terapi adjuvan pada papilomatosis laring
meliputi interferon- , asam retinoat, estrogen, indole-3-carbinol, terapi
fotodinamik, cidofovir dan asiklovir. Cidofovir intralesi adalah anti virus yang
sering digunakan. Namun, penggunaan cidofovir berpotensi dalam transformasi
keganasan. Terapi adjuvan diberikan bila pasien telah menjalani operasi lebih dari
empat kali dalam satu tahun, terdapat penyebaran penyakit ke lokasi yang lebih
distal dan/atau pertumbuhan kembali lesi yang cepat disertai dengan gangguan
pada jalan nafas. Bentuk terapi lain seperti kemoterapi dan terapi hormonal belum
dapat dibuktikan tingkat keberhasilannya.9
Tujuan terapi papilloma laring selain mempertahankan jalan nafas,
memelihara kualitas suara, juga menghilangkan massa papilloma. Pengobatan
utama papilloma laring adalah surgical removal secara bedah mikrolaring
dengan alat-alat operasi yang konvensional atau alat-alat yang canggih seperti
laser CO2 dan mikrodebrider dan terapi adjuvant. Di luar negeri penggunaan laser
lebih sering dilakukan untuk mengatasi penyakit ini, karena ketepatan
pemotongan dan kontrol hemostatik yang lebih baik.15
-
7/14/2019 Papiloma Laring
17/23
17
Ada beberapa perangkat dalam tatalaksana papiloma laring, semuanya
mempunyai prinsip sama yaitu mengangkat papiloma, mengurangi sumbatan
nafas dan menghindari rekurensi.1,2
1. BedahTerapi bedah harus berdasarkan prinsip pemeliharaan jaringan normal untuk
mencegah penyulit seperti stenosis laring. Prosedur bedah ditujukan untuk
menghilangkan papiloma dan/atau memperbaiki dan mempertahankan jalan
napas.1,16
Beberapa teknik yang digunakan antara lain: trakeostomi, laringofissure,
mikrolaringoskopi langsung, mikrolaringoskopi dan ekstirpasi dengan forseps,
mikrokauter, mikrolaringoskopi dengan diatermi, mikrolaringoskopi dengan
ultrasonografi, kriosurgeri, microdebrider dan carbondioxide lasersurgery.1,16
Pada kasus papiloma laring yang berulang, terapi bedah pilihan adalah
pengangkatan tumor dengan laser CO2. Di luar negeri penggunaan laser lebih
sering dilakukan untuk mengatasi penyakit ini, karena ketepatan pemotongan dan
kontrol hemostatik yang lebih baik.2
Perawatan yang baik harus dilakukan supaya tidak merusak lapisan epitel
yang normal pada laring, karena jaringan parut pada pita suara dapat
menyebabkan suara serak yang bersifat permanen. Khusus untuk type papilloma
dewasa, saat ini telah diperkenalkan ablasi papilloma menggunakan PDL (pulsed-
dye laser). Biasanya dapat dilakukan di klinik menggunakan laryngoscope
flexible tanpa harus ke ruangan operasi. Prosedur dilakukan di atas kursi
pemeriksaan, dapat menghabiskan waktu sekitar 5-15 menit, umumnya tidak
sakit, dan dapa diulangi bila diperlukan. Resiko anastesi umum dapat dihindari.
Sinar laser yang digunakan hanya tertuju pada papilloma tanpa merusak jaringan
epitel yang normal pada laring.Penderita dapat kembali bekerja dan melakukan
aktivitas normal segera setelah prosedur selesai.17
-
7/14/2019 Papiloma Laring
18/23
18
Gambar 10. Efek penggunaan PDL, papiloma yang terkena sinar laser berubah
menjadi putih.
2. MedikamentosaPemberian obat (medikamentosa) pernah dilaporkan baik digunakan
secara sendiri maupun bersama-sama dengan tindakan bedah. Obat yang
digunakan antara lain antivirus, hormon (dietilstilbestrol), steroid, dan podofilin
topikal. Terapi medikamentosa ini tidak terlalu bermanfaat.1
Tidak dianjurkan memberikan radioterapi, oleh karena papilloma dapat
berubah menjadi ganas.2
3. ImunologisPengobatan imunologi untuk papilloma laring biasanya hanya merupakan
terapi suportif yaitu dengan menggunakan interferon.1,2,9
4. Terapi FotodinamikTerapi ini merupakan satu dari perangkat terbaru dalam tatalaksana
papilomatosis laring rekuren. Terapi ini menggunakan dihematoporphyrin ether(DHE) yang tadinya dikembangkan untuk terapi kanker. Jika diaktivasi dengan
cahaya dengan panjang gelombang yang sesuai (630 nm), DHE menghasilkan
agen sitotoksik yang secara selektif menghancurkan sel-sel yang mengandung
substansi tersebut, terapi fotodinamik efektif menghilangkan lesi endobronkial,
tetapi tidak untuk lesi parenkim.1
-
7/14/2019 Papiloma Laring
19/23
19
Pencegahan
Pencegahan infeksi HPV pada laring sulit dilakukan karena transmisi virus
yang belum diketahui secara pasti. Namun, vaksin dapat diberikan untuk
mencegah angka kekambuhan pada papilomatosis laring. Peng, et al
mengembangkan suatu vaksin baru terhadap HPV-11 E6 pada fase preklinik.9
II.2.11. Prognosis
Prognosis papiloma laring umumnya baik. Angka rekurensi (berulang)
dapat mencapai 40%. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti faktor-faktor
yang mempengaruhi rekurensi pada papiloma. Diagnosis dini dan penanganan
yang tepat diduga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap rekurensi.
Penyebab kematian biasanya karena penyebaran ke paru.1 Insidensi transformasi
keganasan pada papilomatosis laring adalah jarang, yaitu hanya terjadi pada 2-4%
kasus. Displasia relatif sering ditemukan pada kasus papilomatosis laring, tetapi
tingkat kemaknaan dari penemuan ini belum diketahui secara pasti. Transformasi
keganasan pada papilomatosis laring berhubungan dengan faktor risiko seperti
merokok dan riwayat terpapar radiasi sebelumnya. Regresi total kadang-kadang
terjadi pada saat pubertas, tetapi hal ini tidak selalu terjadi.9
II.2.11. Komplikasi
Pada umumnya papiloma laring pada anak dapat sembuh spontan ketika
pubertas; tetapi dapat meluas ke trakea, bronkus, dan paru, diduga akibat tindakan
trakeostomi, ekstirpasi yang tidak sempurna.1
Progresifitas papilloma menjadi skuamosa sel karsinoma (SCC) dapat
terjadi, tetapi hal ini jarang. Perubahan menjadi SCC ditandai juga dengan adanya
penyebaran ke paru. Komplikasi dari penyakit dan pembedahan termasuk stenosis
glottis posterior, web glottis anterior atau stenosis ( paling sering 20-30% kasus ),
stenosis subglotis atau trakea stenosis. Komplikasi intraoperatif termasuk
pneumothorak dan perasaan terbakar pada saluran nafas, yang dapat terjadi akibat
trauma pada trakea dan paru. Perbaikan pembedahan tehadap komplikasi ditunda
sampai keadaaan penyakit membaik untuk beberapa tahun.5
-
7/14/2019 Papiloma Laring
20/23
20
BAB III
KESIMPULAN
Papilloma laring merupakan tumor jinak laring yang paling banyak
dijumpai.Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV).
Papilloma tampak sebagai kutil yang berbentuk soliter atau multipel pada pita
suara, tetapi dapat juga terletak di supraglotis dan kadang-kadang di infraglotis.
Penyebab papilloma laring berupa human papilloma virus (HPV) tipe 6,11 dan
menginfeksi sel-sel epithel. Diperkirakan penyebaran penyakit ini adalah pada
saat lahir dari ibu yang terkena genital warts.
Penyakit ini cenderung kambuh sehingga disebut juga recurrent
respiratory papillomatosis, dapat tumbuh pada kedua pita suara asli dan pita suara
palsu.Papilloma ini dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas atau perubahan
suara.Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak-anak di bawah usia 12 tahun
yaitu juvenile-onset recurrent respiratory papillomatosis (JORRP) dan bisa
dijumpai pada usia 20-40 tahun yaitu adult-onset respiratory papillomatosis
(AORRP).
Berdasarkan waktu terjadinya, papilomatosis laring terbagi dua yaitu
papilomatosis laring tipe juvenilis Papilomatosis laring tipe juvenilis biasanya
berupa lesi multipel dan mudah kambuh sehingga membutuhkan eksisi yang
berulang dan papilomatosis laring tipe senilis Papilomatosis laring tipe senilis
biasanya berupa lesi tunggal dengan tingkat rekurensi rendah dan kurang bersifat
agresif, tetapi memiliki risiko pre kanker yang tinggi.
Gejala yang paling sering dijumpai adalah suara serak.
Disamping suara
serak, sesak nafas, stridor dan batuk juga dapat ditimbulkan.Pada infant, afonia
atau suara tangis yang lemah merupakan tanda pertama. Diagnosis ditegakkan
dengan anamnesis, gejala klinis dan pemeriksaan THT (laringoskopi) serta
pemeriksaan histopatologi. Diagnosis banding untuk papilomatosis laring adalah
lesi jinak lainnya pada laring seperti nodul pita suara, polip pita suara, kista pita
suara, inflamasi pada laring seperti granuloma, laringitis tuberkulosis dan
karsinoma laring stadium awal.
-
7/14/2019 Papiloma Laring
21/23
21
Tujuan pengobatan papilloma laring adalah mempertahankan jalan nafas,
memelihara kualitas suara dan menghilangkan massa papilloma. Penanganannya
berupa pengangkatan papilloma secara bedah mikrolaring dan terapi adjuvant.
Papilomatosis laring memiliki angka rekurensi yang tinggi, yaitu sekitar 70%.
Insidensi transformasi keganasan pada papilomatosis laring adalah jarang, yaitu
hanya terjadi pada 2-4% kasus.
-
7/14/2019 Papiloma Laring
22/23
22
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Supriyanto B, Amalia L, Papiloma Laring pada Anak . Bagian IlmuKesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2004.
2. Mclay JE, Assitant Profesor, Department Of Otolarnyngology. RecurrentRespiratory Papillomatosis. University of Texas Southwestern Medical
School. Are available at :www.emedicine.medscape.com
3.
Siti Hajar HT, Anastesi Umum pada Penatalaksanaan Papiloma Laringsecara Bedah Mikrolaring. Bagian Anastesiologi dan Reanimasi. Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2010. Medan.
4. Adams GL, Boies LR, Higler PA, Buku Ajar Penyakit THT, eds : EffendiH, Santoso RA, Anatomi dan Fisiologi Laring . Penerbit EGC. 1997.
Jakarta. Hal : 369-76;388
5.6. Adams GL, Boeis LR, Higler PA. Buku Ajar Penyakit THT (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology). Edisi keenam. Penerbit : EGC. Jakarta ;
1999
7. Soepardi EA, Iskandar N. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga HidungTenggorok Kepala Leher. Edisi keenam. Penerbit : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta ; 2007
8. Mansjoer A, Triyanti K. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga. Jilidpertama. Penerbit : Media Aesculapius. Jakarta ; 2001
9. Novialdi dan Rosalinda R.Diagnosis dan Penatalaksanaan PapilomatosisLaring pada Dewasa. Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala
Leher. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/ RSUP Dr. M. Djamil
Padang. 2010.
10.Ridley R. Recurrent respiratory papillomatosis. Grand RoundsPresentation. University of Texas Dept of Otolaryngology; 2008. p.1-11
http://www.emedicine.medscape.com/http://www.emedicine.medscape.com/http://www.emedicine.medscape.com/http://www.emedicine.medscape.com/ -
7/14/2019 Papiloma Laring
23/23
23
11. Louw L, Claassen A. HPV-induced recurrent laryngeal papillomatosis:Rational for adjuvant fatty acid therapy. Asia Pac J Clin Nutr
2008;17(2):187-93
12.Lee JH, Smith RJ. Reccurent respiratory papillomatosis: pathogenesis totreatment. Curr Opin Otolaryngol Head Neck Surg 2005;13:354-9
13.Pasic S, et al. Idiopathic CD4+ lymphocytopenia and juvenile laryngealpapillomatosis.Pediatric Pulm 2005;39:281-3
14. Louw L, et al. HPV-induced recurrent laryngeal papillomatosis: Fatty acidrole-players.Asia Pac J Clin Nutr 2008;17(S1):208-11
15.Haryuna S.H. Anestesi umum pada penatalaksanaan papilopa laringsecara bedah mikrolaring. Bagian Anestesiologi dan reaminasi FK USU.
2004.
16.Center for Voice and Swallowing. Laryngeal Papilloma. UC HealthDavis System, Department of Otolaryngology. Are available at :
www.ucdvoice.com
17. University of Pittsburgh Medical Center. Anatomy of The Larynx. Areavailable at :www.pitt.edu/ensen/voice/anatomy2.html
http://www.ucdvoice.com/http://www.ucdvoice.com/http://www.pitt.edu/ensen/voice/anatomy2.htmlhttp://www.pitt.edu/ensen/voice/anatomy2.htmlhttp://www.pitt.edu/ensen/voice/anatomy2.htmlhttp://www.pitt.edu/ensen/voice/anatomy2.htmlhttp://www.ucdvoice.com/
top related