laporan kerja praktek di pt. puncakjaya …e-journal.uajy.ac.id/14814/1/ti06815.pdf · laporan...
Post on 20-Aug-2018
331 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
LAPORAN KERJA PRAKTEK
DI PT. PUNCAKJAYA POWER KUALA KENCANA
Yosua Gilbert Sahuburua
12 06 06815
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2018
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kerja Praktek yang dilaksanakan di PT. Puncakjaya Power Kuala
Kencana dimulai pada 18 Desember 2017 sampai dengan 18 Februari 2018
disusun oleh :
Nama : Yosua Gilbert Sahuburua
NPM : 12 06 06815
Program Studi : Teknik Industri
Fakultas : Teknologi Industri
Universitas : Atma Jaya Yogyakarta
Laporan Kerja Praktek ini telah di periksa dan setujui oleh Dosen Pembimbing
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, General Superintendant T&D PT. Puncakjaya
Power, Superintendant Diesel Plant PT. Puncakjaya Power, Head Of Support
Services PT. Puncakjaya Power, Chief Planner PT. Puncakjaya Power, Assistant
Planner (Pembimbing Lapangan) PT. Puncakjaya Power, dan Material Planner
PT. Puncakjaya Power.
Yogyakarta, 5 Maret 2018
Disetujui Oleh,
( V. Ariyono ST., MT. )
Dosen Pembimbing
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
iii
Timika, 30 Maret 2018
Disetujui Oleh, Disetujui Oleh,
( Budi Permadi ) ( Daulat Aritonang )
General Superintendant T&D Superintendant Diesel Plant
PT. Puncakjaya Power PT. Puncakjaya Power
Disetujui Oleh, Disetujui Oleh,
( Sutay Wirawan ) ( Sabur Rusadianto )
Head Of Support Services Chief Planner
PT. Puncakjaya Power PT. Puncakjaya Power
Disetujui Oleh, Disetujui Oleh,
( Servie Bella ) ( Veranica Simopiaref )
Assistant Planner Material Planner
PT. Puncakjaya Power PT. Puncakjaya Power
iv
PT Puncakjaya Power
OB 2, Kuala Kencana
Jl. Mandala Raya Selatan No. 1
Kuala Kencana, Papua 99920,
Indonesia
PT Puncakjaya Power
Plaza 89, 5th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-7 No. 6
Jakarta 12940, Indonesia
Kuala Kencana, 17 November 2017
Kepada Yth.
Bpk. Dr.A.Teguh Siswantoro
Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Perihal : Kerja Praktek (KP) Mahasiswa
Dengan Hormat,
Merespon Surat Permohonan dari Dekan Fakultas Teknologi Industri yaitu tertanggal 06
November 2017, mengenai Kerja Praktek mahasiswa, maka dengan ini kami dapat
menerima nama tersebut dibawah ini untuk melaksanakan KP di perusahaan kami PT.
Puncakajaya Power. Perlu kami sampaikan bahwa atas keterbatasan yang ada maka
perusahaan hanya membantu menyediakan tempat untuk KP saja, serta membantu
bimbingan bagi mahasiswa tersebut. Kami tidak menyediakan kompensasi, benefit
apapun bagi Mahasiswa Kerja Praktek dan salah satu syarat bahwa mahasiswa tersebut
harus memiliki Asuransi Jiwa termasuk Kesehatan, dan Kecelakaan sebelum datang
melaksanakan kerja praktek di perusahaan kami.
No Nama Stambuk Fakultas/Prgram Studi
1 Yosua Gilbert Sahuburua 06815 / TI Teknologi Industri
Untuk Periode KP adalah 18 Desember 2017 s/d 18 Februari, 2018.
Demikian informasi ini kami sampaikan, untuk dapat dipergunakan.
Salam,
SEPTINUS OHEE
IR/Human Resources Department
CC:
- Arsip Perusahaan
v
-
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan Karunia-Nya, penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan Kerja
Praktek di Departemen Planner PT. Puncakjaya Power Kuala Kencana.
Dalam setiap keadaan apapun pasti terdapat kesulitan ataupun batasan yang
menghadang dan menghambat kehidupan ini. Hal tersebut tidak lepas dari
kegiatan kerja praktek maupun dalam penulisan laporan yang dilakukan oleh
penulis. Namun dengan kesabaran, ketekunan, dan iman semua dapat teratasi
dan terlalui. Sebagai rasa syukur atas semua hal yang telah dialami penulis
ketika melaksanakan kerja praktek maupun penulisan laporan, maka dengan
segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak V. Ariyono ST., MT. Selaku Ketua Program Studi Teknik Industri
dan juga Dosen Pembimbing Kerja Praktek.
2. Ibu Deny Ratna Yuniartha, S.T., M.T. selaku Koordinator Kerja Praktek.
3. Bapak Servie Steven Bella selaku Pembimbing Lapangan di PT.
Puncakjaya Power Kuala Kencana.
4. Bapak Rusadianto Sabur selaku Chief Planner PT. Puncakjaya Power
Kuala Kencana.
5. Ibu Veranica Simopiaref selaku Material Planner PT. Puncakjaya Power
Kuala Kencana.
6. Kedua orang tua penulis yang selalu senantiasa memberikan doa,
semangat dan motivasi.
7. Keluarga terkasih yang senantiasa memberikan dukungan.
8. Seluruh Kru dan Rekan Kerja di Divisi Transmission and Distribution yang
telah membantu dan bekerja sama di PT. Puncakjaya Power Kuala
Kencana.
9. Seluruh Kru dan Rekan Kerja di Divisi Diesel Power Plant Low Land yang
telah membantu dan bekerja sama di PT. Puncakjaya Power Kuala
Kencana.
10. Sahabat dan teman-teman terkasih yang senantiasa memberikan
dukungan.
Akhir kata, penulis meyadari penyusunan laporan hasil kerja praktek ini masih
jauh dari segala kesempurnaan yang disebabkan oleh keterbatasan ilmu,
vii
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis, oleh karena itu penulis
memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata dan informasi yang tidak
berkenan di hati pembaca. Segala kritik yang bersifat membangun, senantiasa
penulis harapkan dan terima dengan hati terbuka dan lapang dada. Semoga
laporan hasil kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Yogyakarta, ...... Maret 2018
Penulis
( Yosua Gilbert Sahuburua )
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................
ii
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ...........................
iv
SERTIFIKAT PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK .............................................
v
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI .........................................................................................................
vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................................
1
1.2. Tujuan ..........................................................................................................
3
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ...........................................
3
BAB 2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ........................................................................
5
2.2. Struktur Organisasi ...................................................................................... 6
2.3. Manajemen Perusahaan ............................................................................
14
2.3.1. Visi dan Misi Perusahaan ...............................................................
14
2.3.2. Nilai Perusahaan ............................................................................
15
2.3.3. Ketenagakerjaan ............................................................................
21
2.3.4. Sistem Pengolahan Limbah ............................................................
25
ix
2.3.5. Perawatan Mesin ............................................................................
28
BAB 3 TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN
3.1. Proses Bisnis Perusahaan .........................................................................
31
3.2. Layanan yang diberikan .............................................................................
37
3.3. Proses Operasi .......................................................................................... 43
3.4. Fasilitas Operasi ........................................................................................ 44
BAB 4 TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
4.1. Lingkup Pekerjaan ..................................................................................... 50
4.2. Tanggung jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan .................................. 52
4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan .......................................................... 55
4.4. Hasil Pekerjaan ..........................................................................................
71
BAB 5 PENUTUP ...............................................................................................
73
LAMPIRAN .........................................................................................................
74
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pengantar yang berisi penjelasan secara umum mengenai
kegiatan Kerja Praktek. Penjelasan tersebut terdiri dari latar belakang, tujuan, serta
tempat dan waktu pelaksanaan Kerja Praktek.
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan peningkatan globalisasi dan teknologi, maka perusahaan terus
melakukan pengembangan dan peningkatan kualitas baik dari sisi sumber daya
manusia maupun teknologinya. Sumber daya manusia (SDM) yang meliputi tenaga
kerja sangat berperan penting dalam suatu perusahaan sehingga banyak perusahaan
saling bersaing meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam hal ini, tenaga
kerja dituntut untuk selalu siap menghadapi tantangan di dunia kerja dan bersikap
profesional sesuai dengan bidang yang digelutinya untuk mendukung tercapainya
tujuan perusahaan dan peningkatan taraf hidup yang lebih baik. Salah satu faktor
yang mendukung kualitas tenaga kerja adalah pendidikan yang ditempuh, sebagai
contoh Universitas.
Universitas merupakan suatu lembaga pendidikan yang berperan mencetak tenaga-
tenaga profesional yang dibutuhkan oleh masyarakat maupun industri. Agar tenaga
yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik maka Universitas dituntut dapat
mendukung setiap kegiatan mahasiswanya salah satunya di luar kampus. Akan tetapi
faktanya masih banyak Universitas yang kaku terhadap kegiatan - kegiatan dalam
dunia kerja nyata dan hanya memberikan teori – teori saja. Padahal teori yang
diperoleh belum tentu sama dengan praktik kerja di lapangan. Keterbatasan waktu
dan ruang mengakibatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh masih terbatas sehingga
sangat diperlukan kegiatan kerja praktek seperti ini. Dari kegiatan kerja praktek ini
diharapkan mahasiswa mampu memperoleh pengalaman dan menerapkan teori yang
sudah didapatkan di Universitas secara langsung untuk mengatasi permasalahan –
permasalahan yang terjadi di perusahaan.
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta (PSTI UAJY) merupakan salah satu Universitas yang mendukung
2
mahasiswanya untuk melakukan kegiatan di lapangan. Fakultas ini mewajibkan
semua mahasiswanya untuk melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di
PSTI UAJY. Dalam pelaksanaannya mahasiswa memerlukan bekal ilmu yang cukup.
Syarat utama untuk melaksanakan kerja praktek ini adalah mahasiswa yang telah
menempuh kuliah minimal 5 semester dan telah mengikuti kegiatan Kunjungan
Industri. Tujuan Kunjungan Industri yaitu untuk mendukung pemahaman mahasiswa
terhadap lingkungan yang akan dihadapi ketika melaksanakan kerja praktek serta
mencari informasi awal yang dapat digunakan untuk pengajuan kegiatan kerja
praktek. Waktu dan lokasi kegiatan kerja praktek dapat dipilih sendiri oleh mahasiswa
dan kemudian diajukan ke PSTI UAJY untuk mendapatkan persetujuan dan surat
pengantar dari Fakultas Teknologi Industri UAJY kepada perusahaan tempat kerja
praktek yang dituju. Adapun syarat bagi mahasiswa untuk dapat mengajukan surat
pengantar kerja praktek tersebut adalah telah menempuh minimal 81 sks,
memperoleh nilai minimal C untuk mata kuliah Sistem Operasi, telah mengikuti
seminar (ujian) kerja praktek minimal 3 kali (dalam waktu yang berbeda), telah
mengikuti sosialisasi kerja praktek dan kegiatan kunjungan industri yang
diselenggarakan oleh PSTI UAJY.
PSTI UAJY memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa
untuk mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan,
mengembangkan, dan mensimulasikan etos kerja profesional sebagai calon sarjana
Teknik Industri. Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi
mahasiswa teknik industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama
kerja praktek mahasiswa mampu bekerja dan melakukan kegiatan perencanaan,
perancangan, perbaikan, penerapan dan pemecahan masalah. Sehingga dalam kerja
praktek kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah:
a. Mengenali ruang lingkup perusahaan
b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu
c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor
atau pembimbing lapangan
d. Mengamati perilaku sistem
e. Menyusun laporan akhir dalam bentuk tertulis
f. Melaksanakan ujian kerja praktek
3
Dalam lingkup Teknik Industri terutama perlu disadari bahwa yang dikaji adalah
kesatuan elemen sistem yang terdiri atas Manusia, Mesin, Material, Metode, Uang,
Energi, Lingkungan dan Informasi. Sehingga Sarjana Teknik Industri harus selalu
memandang aktivitasnya dalam kerangka sistem tersebut.
1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
a. Melatih kedisiplinan.
b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan
dalam perusahaan.
c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam beroperasi dan
menjalankan bisnisnya.
e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di
perusahaan.
f. Menambah wawasan mengenai sistem operasi dan sistem bisnis.
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja Praktek ini dilaksanakan terhitung mulai tanggal 18 Desember 2017 sampai
dengan 18 Februari 2018 di PT. Puncakjaya Power yang berlokasi di Kawasan
Industri Ringan LIP Kuala Kencana, Timika, Papua.
Dalam pelaksanaan kerja praktek di PT. Puncakjaya Poweri ni, penulis ditempatkan
pada Divisi Planner / Perencanaan (Departemen Transmisi dan Distribusi 50 Hz
Diesel Plant) PT. Puncakjaya Power Kuala Kencana. Pada Divisi ini Penulis berada
dibawah pengawasan Chief Planner yaitu Bapak Sabur Rusadianto, Beserta Assistant
Planner yaitu Bapak Servie Bella dan Material Planner yaitu Ibu Veranica Simopiaref.
Selama pelaksanaan kerja praktek di PT. Puncakjaya Power penulis dibimbing dan
diberikan informasi oleh Bapak Sabur Rusadianto, Bapak Servie Bella, Ibu Veranica
Simopiaref dan juga dari divisi 50 Hz Diesel Plant oleh Bapak Daulat Aritonang selaku
4
Superintendant Diesel Power Plant Kuala Kencana dan Pak Zet Payung selaku
Operations Staff Diesel Power Plant Kuala Kencana.
Gambar 1.1. Logo PT.Puncakjaya Power
5
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Bab 2 terdiri dari sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan
manajemen perusahaan. Hal tersebut merupakan tinjauan secara umum dari
perusahaan yang dipilih oleh penulis untuk lokasi kerja praktek.
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Puncakjaya Power adalah perusahaan yang beroperasi pada bidang usaha
pembangkit listrik, dengan dua jenis pembangkitan yang menghasilkan listrik yaitu
Coal Fired Power Plant dengan kapasitas maksimal unit masing-masing 76.5MW
(3x76.5 MW), dan 77 unit 4.7 MW masing-masing Diesel Engine (77x4.5MW) bagi
pengguna listrik untuk seluruh Pengoperasian Perusahaan Pertambangan PT.
Freeport Indonesia baik di Lowland, Highland, dan Grasberg. PT. Puncakjaya Power
ini sendiri memiliki jumlah karyawan sebanyak 460 Orang yang terbagi di berbagai
Divisi dalam perusahaannya. PT. Puncakjaya Power sendiri memiliki 2 Jenis frekuensi
listrik yang dihasilkan yaitu 50 Hz dan 60 Hz. Umumnya untuk Listrik dengan
Frekuensi 50 Hz digunakan di Area Low Land (Kuala Kencana, Basecamp, Mile 34,
Mile 38, LIP, dan Area Mile 32). Sedangkan untuk Listrik dengan frekuensi 60 Hz
digunakan pada Area High Land (Tembagapura dan Grasberg). PT. Puncakjaya
Power sendiri berdiri Berdiri pada Tahun 1995 dan berbasis di Tembagapura,
Indonesia.
Gambar 2.1. Kantor PT. Puncakajaya Power Departemen T&D Kuala Kencana
6
Gambar 2.2. Kantor PT. Puncakajaya Power Departemen Power Plant Kuala
Kencana
2.2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta
posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan. Menurut Hasibuan pengertian struktur organisasi
adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan
organisasi kedudukan, dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan,
garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi.
Struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan
dan dikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan
susunan perwujudan pola tetap hubungan diantara fungsi, bagian atau posisi maupun
orang-orang yang menunjukkan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-
beda dalam suatu organisasi. Kerangka kerja organisasi tersebut disebut sebagai
desain organisasi (organizational design) dan bentuk spesifik dari kerangka kerja
organisasi dinamakan dengan struktur organisasi (organizational structure). Adapun
Struktur Organisasi PT. Puncak Jaya Power Area LIP Kuala Kencana dapat dilihat
dalam Gambar 2.3 dibawah :
7
STRUKTUR ORGANISASI PT. PUNCAK JAYA POWER LIP KUALA KENCANA
ManagerSenior Manager High
Land
Senior Manager Low Land
General SuperintendantT&D
Accounting Division
Finance Division
Diesel Power Plant Superintendant
Coal Power Plant Manager
Chief Planner
SuperintendantT&D LL
Safety and Environmental Division
Assistant Planner
Human Resource Departement
Material Planner
Engineering
TDL3Crew Leader
TDL2Crew Leader
TDL1Crew Leader
TDL3Crew
TDL2Crew
TDL1Crew
Board Of Director
Officers
Departemen Head
Planner
Section Head
Crew Leader
Field Crew
General Foreman Transsmision
General Foreman Distribution
Foreman TDL1
Foreman TDL3
Foreman TDL2
Foreman CPTDL
General Superintendant Planner
SuperintendantPlanner
General Foreman
CPTDLCrew Leader
CPTDLCrew
SuperintendantT&D HL
T&D Chief Engineering T&D Engineering
Gambar 2.3. Struktur Organisasi PT. Puncakjaya Power LIP Kuala Kencana
8
Adapun Penjelasan dari Tugas Pokok, Tugas Tambahan, Wewenang, Tanggung
Jawab, dan Persyaratan yang dibutuhkan dari Struktur organisasi diatas adalah
sebagai berikut :
Dan berikut adalah penjelasan untuk fungsi masing-masing jabatan:
A. Department Head
a. Tugas Pokok
Melakukan koordinasi dengan bawahan untuk menjamin semua aktifitas di
departemen yang di pimpin berjalan sesuai standar operasional perusahan
b. Tugas Tambahan
Membantu Top Manajemen dengan gagasan dalam penetrasi bisnis.
c. Wewenang
Mengambil keputusan yang terkait dengan lini kerja seperti:
i. Melakukan penilaian karya terhadap bawahannya.
ii. Menegakkan kedisiplinan bawahannya.
iii. Menetapkan ijin cuti, ijin keluar kantor dan lembur bawahan.
iv. Memberikan keputusan-keputusan teknis dalam rangka optimalisasi
produktifitas kerja.
v. Menjaga hubungan kerja Dengan Vendor dan Customer utama
vi. Mengusulkan program pelatihan karyawan kepada Human Resource
Departement.
vii. Berwenang menyeleksi para karyawan baru (sampai level supervisor).
viii. Mengusulkan sanksi atas setiap pelanggaran terhadap perusahaan
kepada HRD.
d. Tanggung Jawab
i. Mengontrol pelaksanaan dan prosedur yang telah dibuat.
ii. Memastikan semua pelaksanaan kegiatan operasional telah mengikuti
standart operasional perusahaan yang ada.
iii. Melakukan evaluasi dan analisa seluruh kegiatan operasional secara
berkala.
iv. Melakukan pembinaan terhadap seluruh karyawan di Departemennya.
9
v. Merencanakan dan mempersiapkan semua sarana dan prasarana
demi kelancaran proses operasional.
vi. Menjamin 5S berjalan dengan baik.
vii. Memberikan Surat Peringatan kepada Karyawan yang lalai
menjalankan dan menaati kewajiban.
e. Persyaratan yang dibutuhkan
i. Minimal Pendidikan: D3
ii. Minimal Skill: Dapat Berkomunikasi dengan Atasan, Mampu
mengoperasionalkan komputer untuk mengolah data, Mengerti dan
memahami prosedur standart mutu yang berhubungan dengan standar
operasional perusahaan.
iii. Pengalaman: untuk D3 minimal 10 tahun melakukan proses dilini kerja
terkait. Sedangkan S1 minimal 5 tahun melakukan proses dilini kerja
terkait.
iv. Target Skill: Mampu menganalisa dan memberikan solusi terhadap
permasalahan yang terjadi dilini kerja terkait, Mampu mengendalikan
kepemimpinan yang menjadi tanggung jawabnya, Mampu membuat
activity plan yang efektif dan terealisasi dengan baik untuk
meningkatkan kualitas departemen yang di pimpinnya.
f. Pelatihan yang dibutuhkan:
i. Quality Awareness.
ii. Leadership.
iii. Manajemen Sumber Daya Manusia.
iv. Manajemen Operasional
g. Hubungan Kerja: Seluruh bagian yang berada dibawah Departemennya
B. Section Head / Kepala Bagian Tugas Pokok
a. Tugas Pokok
Melakukan koordinasi untuk menjamin semua aktifitas di seksi tempat dia
bekerja berjalan sesuai standar yang meliputi:
10
i. Set Up Man Power dilini kerja.
ii. Memastikan semua peralatan kerja tersedia (consumeable, Alat ukur,
dll).
iii. Koordinasi dengan departemen lain.
iv. Memeriksa laporan operasional dan memvalidasikan.
v. Mengkoordinasi kepala regu yang ada di bagian/section-nya.
vi. Memastikan semua standart proses operasi berjalan dengan baik.
vii. Memastikan pencapaian target operasi bisa berjalan dengan baik.
viii. Menjamin kelancaran proses operasi melalui perencanaan yang sudah
di buat.
b. Tugas Tambahan
i. Melakukan analisa performansi kualitas dengan departemen lain.
ii. Melakukan analisa performansi pencapaian hasil.
iii. Improvement yang berkesinambungan.
c. Wewenang
Mengambil keputusan yang terkait dengan lini kerja seperti:
i. Melakukan penilaian karya terhadap bawahannya.
ii. Menegakkan kedisiplinan bawahannya.
iii. Menetapkan ijin cuti, ijin keluar kantor dan lembur bawahan.
iv. Memberikan keputusan-keputusan teknis dalam rangka optimalisasi
produktifitas kerja
v. Mengusulkan program pelatihan karyawan kepada departemen Human
Resource
vi. Mengusulkan sanksi atas setiap pelanggaran terhadap perusahaan
kepada Departemen Human Resourve Development.
d. Tanggung Jawab
i. Mengontrol pelaksanaan dari prosedur yang telah dibuat.
ii. Memastikan semua pelaksanaan kegiatan operasional operasi telah
mengikuti standart mutu.
iii. Melakukan evaluasi dan analisa seluruh kegiatan operasi secara
berkala.
11
iv. Melakukan pembinaan terhadap seluruh karyawan operasi.
v. Merencanakan dan mempersiapkan semua sarana dan prasarana
demi kelancaran proses operasi.
vi. Menjamin 5S berjalan dengan baik.
e. Persyaratan yang dibutuhkan (Job Spesification)
vii. Minimal Pendidikan: D3 Teknik Elektro.
viii. Minimal Skill: Mampu menggunakan alat ukur Teknik, Mampu
mengoperasikan komputer untuk mengolah data, Mengerti dan
memahami prosedur standart mutu yang berhubungan dengan
Operasional kerja
ix. Pengalaman: Minimal 5 tahun melakukan proses dilini kerja terkait.
x. Target Skill: Mampu menganalisa dan memberikan solusi terhadap
permasalahan yang terjadi dilini kerja terkait, Mampu mengendalikan
kepemimpinan yang menjadi tanggung jawabnya, Mampu membuat
activityplan yang efektif dan terealisasi dengan baik untuk
meningkatkan kualitas bagian/section yang di pimpinnya.
f. Training yang dibutuhkan:
xi. Quality Awareness.
xii. Leadership.
g. Hubungan Kerja:
xiii. Intern: Planner, HRD, Foreman
xiv. Ekstern: Customer.
C. Kepala Regu
a. Tugas Pokok
Melakukan koordinasi untuk menjamin semua aktifitas di regu/area kerja
berjalan sesuai standar yang meliputi:
i. Set up Man Power dilini kerja.
ii. Memastikan semua peralatan kerja tersedia (consumeable, alat ukur
dan lain-lain).
iii. Koordinasi dengan regu dan departemen lain.
iv. Membuat laporan pencapaian operasi dan memvalidasikan.
12
v. Mengkoordinasi karyawan lapangan yang ada di regunya.
vi. Melakukan Controlling efektifitas operasional operasi berjalan dengan
baik.
vii. Memastikan semua standart proses operasi berjalan dengan baik.
viii. Memastikan pencapaian target operasi bisa berjalan dengan baik.
b. Tugas Tambahan: Improvement yang berkesinambungan.
c. Wewenang
Mengambil keputusan yang terkait dengan lini kerja seperti:
i. Stop line atas hasil kualitas produk (Maksimal 10 menit).
ii. Melakukan penilaian karya terhadap bawahannya
iii. Menegakkan kedisiplinan bawahannya.
iv. Memberikan keputusan-keputusan teknis dalam rangka optimalisasi
produktifitas kerja dan menjaga hubungan kerja.
d. Tanggung Jawab
i. Membantu menyampaikan Kebijakan Perusahaan dalam hal target
operasi kepada unit bawahan.
ii. Mengkoordinasi pelaksanaan proses operasi di divisi yang menjadi
tanggung jawabnya.
iii. Memberikan arahan tentang rencana operasi harian kepada karyawan
lapangan.
iv. Melakukan kontrol operasional mesin dan hasil operasi.
v. Memonitor, mengevaluasi dan menganalisa laporan hasil operasi.
vi. Melakukan koordinasi kerja dengan unit bawahan.
vii. Mengontrol disiplin kerja bawahan.
viii. Mengkoordinasikan dengan pihak yang terkait apabila terdapat
maslaah terhadap proses operasi.
ix. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasannya.
x. Memelihara lingkungan kerja dan keselamatan kerja.
xi. Melaksanakan program 5S berjalan dengan baik.
e. Persyaratan yang dibutuhkan (Job Specification):
i. Minimal Pendidikan: SMK Teknik / SMU.
13
ii. Minimal Skill: Mampu menggunakan alat ukur Teknik, Mampu
membaca gambar teknik.
iii. Pengalaman: Minimal 5 tahun melakukan proses dilini kerja terkait.
iv. Target Skill: Mampu menganalisa dan memberikan solusi terhadap
permasalahan yang terjadi dilini kerja terkait seperti: Analisa
penyimpangan standar kualitas, Analisa penyimpangan standar kerja,
dan Mampu mengendalikan kepemimpinan yang menjadi tanggung
jawabnya.
f. Training yang dibutuhkan:
i. Quality Awareness.
ii. Leadership.
g. Hubungan Kerja:
i. Intern: Superintendant, General Foreman, Planner
D. Karyawan Lapangan /Operasi Lapangan
a. Tugas Pokok
i. Menjalankan proses operasi sesuai Surat Perintah Kerja.
ii. Menanggapi temuan perbaikkan yang tidak masuk didalam jadwal
pekerjaan mingguan.
iii. Mengontrol stabilitas fasilitas selama operasi dan melaporkan hal-hal
yang menghambat kelancaran operasi.
b. Wewenang
i. Menghentikan operasi bila menemukan penyimpangan yang terjadi
dan melaporkan kepada atasannya.
ii. Mengisi Surat Perintah Kerja apabila pekerjaan telah selesai dikerjakan
iii. Menghubungi Planner untuk meminta material atau melaporkan status
pekerjaan
c. Tanggung Jawab
i. Melakukan operasi sesuai dengan target yang telah ditentukan.
ii. Melaporkan penyimpangan yang terjadi kepada atasannya.
14
iii. Melaporkan pencapaian hasil operasi dalam harian operasi.
iv. Mematuhi peraturan dan ketentuan yang ditetapkan perusahaan.
v. Memelihara lingkungan kerja dan keselamatan kerja.
d. Persyaratan yang dibutuhkan (Job Specification)
i. Minimal Pendidikan: SMK Teknik / SMU.
ii. Minimal Skill: i. Mampu menggunakan alat ukur teknik. ii. Mampu
membaca gambar teknik.
iii. Pengalaman: Minimal 1 tahun melakukan proses dilini kerja terkait.
iv. Target Skill: i. Mampu mengoperasikan mesin/peralatan operasi
dengan baik dan mengetahui kekurangan/ketidaklayakan mesin-mesin
yang dioperasikan. ii. Memahami secara mendalam standart kualitas
yang telah ditentukan dalam QCS (Quality Check Standart).
e. Training yang dibutuhkan:
i. Pemahaman dalam pemakaian alat operasi.
ii. Preventif Maintenance mesin.
iii. Keselamatan Kerja.
f. Hubungan Kerja:
i. Intern: Planner, Foreman, General Foreman.
2.3. Manajemen Perusahaan
Pada Sub bab ini akan membahas mengenai tinjauan sekilas mengenai
perusahaan seperti Visi-Misi perusahaan, Nilai Perusahaan, Ketenagakerjaan,
Pemasaran, Fasilitas Perusahaan, dan tinjauan lainnya dari perusahaan.
2.3.1. Visi dan misi perusahaan
a. Visi :
No Blackout Power And Reliable Power Generated For All PT. Freeport
indonesia Operation
15
b. Misi :
Menjadi Perusahaan yang setia dan terus Menerus Menyediakan Energi
Khususnya Di Bidang KelistrikanYang Dibutuhkan Bagi Kelangsungan
Operasional PT. Freeport Indonesia.
2.3.2. Nilai Perusahaan
A. Nilai 5R/5P/5S
Nilai 5R/5P/5Sadalah pemanfaatan tempat kerja yang mencakup peralatan,
dokumen, bangunan dan ruangan untuk melatih kebiasaan para pekerja dalam
usaha meningkatkan disiplin kerja.Sistem manajemen tata ruangan yang
dilakukan dalam mengelola tempat kerja (perkantoran, gudang, area kerja
bengkel, laboratorium, operasi/pembangkit, dan area pendukung lain seperti
fasilitas publik).Tempat kerja yang bersih, rapih, aman dan nyaman yang akan
menghasilkan pelayanan dengan kualitas tinggi, penekanan biaya, penyelesaian
tepat waktu, safety terjamin, moral tinggi dan lingkungan terjamin.
Dalam berbagai kasus ketika melihat potensi perbaikan tidak terlihat, memulai
dengan konsep Nilai 5R/5P/5S adalah merupakan alternatif yang tepat untuk
dilakukan. Pendekatan Nilai 5R/5P/5S secara historis berasal dari manajemen
Jepang yang awalnya diterapkan oleh Taichi Ohno dalam Toyota Production
System (TPS) yang menggunakan 5 kata dalam bahasa Jepang, berawal dari
huruf S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuka).
Sampai saat ini, hal utama yang selalu diterapkan oleh perusahaan dalam bekerja
baik di lapangan maupun area kantor adalah nilai Nilai 5S/5P/5S. Dengan tujuan
untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kerja para karyawan PT. Puncakjaya
Power. Pada tiap – tiap Divisi yang ada, terdapat bagian-bagian yang bertugas
untuk mengawasi pelaksanaan nilai tersebut. Berikut penjelasan singkat mengenai
nilai 5R/5P/SS.
a. Ringkas/Pemilahan/Seiri
Setiap lingkungan kerja tidak terhindar dari sekumpulan barang-barang yang
masih terpakai dan tidak terpakai. Kondisi tersebut memerlukan tindakan untuk
memisahkannya sehingga hanya barang-barang yang dibutuhkan saja yang
boleh ada di lokasi kerja, selebihnya harus disingkirkan.Pemahaman seiri
mengingatkan agar setiap karyawan lapangan/karyawan dalam tim kerja diminta
16
bertanggung jawab atas area kerja mereka masing-masing untuk mengidentifikasi
apa yang dibutuhkan dan apa yang tidak. Akibatnya, secara bertahap yang
bersangkutan mulai belajar mengambil tanggung jawab dilingkungan kerjanya
sehingga tindakan sederhana dalam mengidentifikasi kemudian menyingkirkan
barang-barang yang tidak dibutuhkan menjadi pilihan aktif dan komitmen setiap
orang.
Dengan memisahkan barang-barang yang diperlukan dengan barang-barang yang
tidak diperlukan, yang tidak diperlukan disingkirkan atau memisahkan segala
sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat
kerja. Mengetahui benda mana yang tidak digunakan, mana yang akan disimpan,
serta bagaimana cara menyimpan supaya dapat mudah diakses terbukti sangat
berguna bagi sebuah perusahaan.. Adapun Langkah-langkah
dalampelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1) Mengecekbarang yang berada di area masing-masing.
2) Menetapkan kategori barang-barang yang digunakan dan yang tidak
digunakan.
3) Memberi label warna merah untuk barang yang tidak digunakan
4) Menyiapkan tempat untuk menyimpan/membuang/memusnahkan barang-
barang yang tidak digunakan.
5) Memindahkan barang - barang yang berlabel merah ke tempat yang telah
ditentukan
b. Rapi/Penataan/Seiton
Seiton menyangkut hal-hal kerapihan ketertiban yang transparan dalam
organisasi. Agar semua barang mudah didapatkan ketika diperlukan maka
dibutuhkan tindakan untuk mengatur dan menyusun penyimpanan barang yang
dimaksud secara teratur, rapih dengan pemberian label identifikasi yang jelas
secara visual.
Dengan menyimpan barang sesuai dengan tempatnya. Kerapian adalah hal
mengenai sebagaimana cepat kita meletakkan barang dan mendapatkannya
kembali pada saat diperlukan dengan mudah. Perusahaan tidak boleh asal-asalan
dalam memutuskan dimana benda-benda harus diletakkan untuk mempercepat
waktu untuk memperoleh barang tersebut. Atau dapat dilakukan dengan
17
menempatkan barang-barang secara teratur sehingga mudah dilihatAdapun
Langkah-langkah dalampelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1) Rancang metode penempatan barang yang diperlukan, sehingga mudah
didapatkan saat dibutuhkan
2) Tempatkan Tools yang diperlukan ke tempat yang telah dirancang dan
disediakan
3) Beri label / stiker identifikasi untuk mempermudah penggunaan maupun
pengembalian ke tempat semula.
4) Pastikan bahwaTools, Dokumen, dan peralatan lain yang dibutuhkan
selalu ditempatkan sesuai dengan klasifikasi yang telah dibuat
c. Resik/Pembersihan/Seiso
Seiso merupakan langkah pembersihan yang dilakukan sesering mungkin.
Pemahaman ini harus didalami sebagai tindakan pemeliharaan lingkungan dan
fasilitas kerja yang ada. Membersihkan fasilitas kerja dan peralatan kerja
merupakan cara yang baik untuk menjamin umur teknis peralatan dan fasilitas
yang dimiliki sekeligus akan menunjang kualitas proses. Misalnya, langkah
pemeliharaan dan pengecekan mesin secara priodik merupakan cara terbaik yang
harus dibiasakan, sedikitnya untuk mencari kerusakan atau permasalah kecil yang
berpotensi menyebabkan kerusakan dan kegagalan dimasa depan. Tindakan
membersihkan fasilitas dan peralatan kerja secara rutin dan terjadwal merupakan
tindakan awal yang paling efektif sebagai langkah preventif.
Dengan membersihkan tempat/lingkungan kerja maka mesin, peralatan dan Tools
tidak terdapat debu dan kotoran sehingga Lifetimenya menjadi panjang.
Kebersihan harus dilaksanakan dan dibiasakan oleh setiap orang dari CEO hingga
pada tingkat pekerja kebersihan.Adapun Langkah-langkah dalampelaksanaannya
adalah sebagai berikut :
1) Penyediaan sarana kebersihan.
2) Pembersihan tempat kerja.
3) Peremajaan tempat kerja.
18
d. Rawat/Pemantapan/Seiketsu
Standarisasi menyangkut pengaturan rutinitas dan waktu yang tepat untuk
melakukan pemeliharaan sesuai aturan yang ada dan merupakan dasar dari
pekerjaan standar. Memperkenalkan lembar kerja pengontrolan 5S secara standar
merupakan cara yang efektif dalam membangun konsep kerja standar.
Dalam melaksanakan 5S perlu dilakuakan berdasarkan Standard Operating
Procedure (SOP) yang jelas dan menjadi acuan petunjuk yang harus ditaati. Salah
satu sifat manusia manusia cenderung melakukan sesuatu sesuai dengan
kehendak ketika tidak ada suatu aturan standard yang mengikat dengan beralasan
“ini adalah cara saya” yang terbaik. Oleh karena itu penggunaan metoda
pelaksanaan 5S yang standar sangatlah penting untuk menjamin konsistensi
setiap orang.
Dengan menjaga tempat kerja agar tetap Ringkas, Rapi dan Resik atau
mempertahankan hasil yang telash dicapai pada 3R sebelumnya dengan
membakukannya (standardisasi). Adapun Langkah-langkah dalam
pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1) Tetapkan standar kebersihan, penempatan, penataan
2) Komunikasikan ke setiap karyawan yang sedang bekerja di tempat kerja
e. Rajin/Pembiasaan/Shitsuke
Shitsuke adalah mendisiplinkan karyawan dalam menerapkan ke empat langkah
5S sebelumnya sebagai tindakan pembiasaan yang membudaya dalam
menjadikan area kerja yang selalu bersih, nyaman dan produktif. Memastikan
bahwa setiap orang agar terus meningkat dalam disiplin menjalankan 5S harian
adalah murni masalah sasaran utama manajemen. Hal diatas menjadi tanggung
jawab pemimpin tim, agar selalu konsisten dalam menjalankannya dengan
mengadakan sistem audit yang digunakan untuk mengukur kinerja penerapan
proses 5S. Apapun mekanisme manajemen pengawasan intinya selalu
memastikan bahwa 5S diterapkan setiap hari secara berkelanjutan sebagai wujud
konsisten setiap pekerja dalam menjalankan 5S.
Dengan selalu menaati peraturan dan ketentuan yang berlaku di perusahaan atau
terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan meningkatkan apa
yang sudah dicapai. Rajin di tempat kerja berarti pengembangan kebiasaan positif
19
di tempat kerja. Apa yang sudah baik harus selalu dalam keadaan baik setiap saat.
Adapun Langkah-langkah dalampelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1) Target Bersama.
2) Teladan atasan.
3) Hubungan/komunikasi di lingkungan kerja
B. Nilai I3 (Inisiatif, Integritas, Interaksi)
a. Inisiatif
Bertindak melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut dari pekerja, melakukan
sesuatu tanpa menunggu perintah lebih dahulu dengan tujuan untuk memperbaiki
atau meningkatkan hasil pekerjaan, menciptakan peluang baru atau untuk
menghindari timbulnya masalah.
b. Integritas
Jujur, berperilaku konsisten serta berpegang teguh pada prinsip kebenaran untuk
menjalankan apa yang dikatakan secara bertanggung jawab.
c. Interaksi
Berhubungan antar individu yang satu dengan individu yang lainnya dan usaha
bersama untuk mencapai satu tujuan.
C. Nilai Sikap Kerja
Adapun Nilai Sikap Kerja yang dimaksud adalah sebagai berikut :
i. Senantiasa memberikan pelayanan terbaik pada pelanggan.
ii. Senantiasa mengutamakan keamanan dan keselamatan dalam bekerja.
iii. Senantiasa membina kerjasama antar rekan kerja.
iv. Senantiasa meletakan barang, dan alat kerja pada tempat yang telah
ditentukan serta memelihara kebersihan lingkungan kerja.
v. Senantiasa memastikan, menerima, membuat, dan meneruskan barang yang
bagus.
vi. Senantiasa berusaha melakukan perbaikan di tempat kerja.
vii. Senantiasa menggunakan material, alat-alat dan sumber daya seefisien
mungkin.
20
D. Nilai Kebijakan Mutu Perusahaan
PT. Puncakjaya Power selalu menyediakan pelayanan yang bertujuan demi
kepuasan konsumennya PT. Freeport Indonesia melalui pemenuhan persyaratan,
perbaikan yang berkelanjutan dan usaha-usaha efisiensi yang tepat.
E. Nilai Kebijakan Mutu Lingkungan
Adapun Nilai Kebijakan Mutu Lingkungan yang di maksud pada PT. Puncakjaya
Power Kuala Kencana adalah sebagai berikut :
i. Melakukan perbaikan secara terus menerus terhadap sistem manajemen
lingkungan dengan meminimalkan aspek-aspek yang menimbulkan
pencemaran lingkungan serta mencegah terjadinya pencemaran terhadap
lingkungan.
ii. Menetapkan Tujuan dan Sasaran Lingkungan yang terkait dengan aspek
lingkungan yang berdampak penting, pembatasan pemakaian material yang
mengandung bahan-bahan berbahaya (Restriction of Hazardous Substances),
serta efisiensi penggunaan energi.
iii. Pemenuhan terhadap semua peraturan, perundang-undangan lingkungan dan
ketentuan-ketentuan lainnya yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan
serta melakukan evaluasi kepatuhan terhadap.
iv. Menggunakan sumber daya alam dan Energi secara efisien guna mengurangi
limbah dan emisi udara pada sumbernya dengan berfokus pada pencegahan
kasus-kasus lingkungan.
v. Mematuhi semua standar lingkungan dan peraturan perundang-undangan
lingkungan yang berlaku serta membina hubungan strategis untuk
meningkatkan kebijakan yang bewawasan umum.
vi. Menetapkan tujuan yang menantang dan menilai kinerja yang secara
berkelanjutan meningkatkan hasil lingkungan yang berperan pada suksesnya
usaha. Bekerja sama dengan pelanggan, pemasok, kontraktor dan mitra kerja
guna meningkatkan kinerja lingkungan hidup.
vii. Menyediakan informasi atas pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) untuk meningkatkan
kesadaran dari manajemen, karyawan, dan masyarakat.
21
2.3.3. Ketenagakerjaan
A. Sumber Daya Manusia (SDM)
Manusia adalah salah satu elemen dalam perusahaan. Tanpa adanya manusia,
proses bisnis suatu perusahaan tidak akan mungkin berjalan. Manusia yang
memiliki potensi dan kemampuan sesuai dengan kebutuhan sangat dibutuhkan
sebagai sumber daya perusahaan. PT. Puncakjaya Power memiliki 460 karyawan
terhitung hingga bulan Februari 2018 ini. PT. Puncakjaya Power hanya
menerapkan sistem karyawan tetap. Untuk karyawan lapangan yang ada di
lapangan biasanya diambil dari penyedia tenaga kerja resmi yang telah diakui oleh
PT. Freeport Indonesia yaitu BUMA dan SAS. Sedangkan kebanyakan karyawan
yang telah menduduki bagian Admin/Office biasanya merupakan Staff tetap.
B. Prosedur Perekrutan Karyawan
Sebelum seorang karyawan diterima di PT. Puncakjaya Power calon karyawan
tersebut harus mengikuti prosedur perekrutan karyawan yang ada. Berikut ini
merupakan prosedur perekruitan karyawan yang terbagi menjadi beberapa tahap,
antara lain adalah sebagai berikut:
i. Tahap pengiriman Curiculum Vitae ke Penyedia Tenaga Kerja yang sudah
diakui oleh PT. Freeport Indonesia
ii. Tahap seleksi administrasi yaitu melalui surat lamaran yang masuk.
iii. Tahap pemanggilan calon karyawan.
iv. Tahap interview dengan Departemen Human Resource.
v. Tahap interview dengan departemen yang dituju.
vi. Final interview dengan Departemen Human Resource.
C. Pembagian Jam Kerja
Di PT. Puncakjaya Power Kuala Kencana sendiri terdapat dua Departemen yaitu
Power Plant dan Transmission and Distribution (T&D). Untuk Aktivitas kerja di
lapangan dan staff diPT. Puncakjaya Power Departemen Transmission and
Distribution (T&D) dilakukan dari hari senin hingga Jumat dengan pembagian jam
kerja sebagai berikut :
I. Hari kerja : Senin - Jumat
II. Hari libur : Sabtu, Minggu dan Hari Libur Nasional (non operasi)
22
III. Jam Kerja
1. Hari Senin – Jumat:
a. Untuk bagian Lapangan :06:00 – 18:00 WIT
b. Untuk kantor : 07:00 – 17:00 WIT
2. Jam istirahat :
a. Untuk bagian lapangan :11:30 – 12:30 WIB
b. Untuk Kantor: 11:30 – 12:30 WIB
Jam operasional pada PT. Puncakjaya Power adalah selama 24 jam. Hal ini berarti
Tempat Kerja ini tergolong ke dalam continous productiondikarenakan proses
penyaluran Listrik berlangsung secara terus – menerus tanpa berhenti. Sistem
tersebut dipilih karena permintaan konsumen utama PT. Puncakjaya Power untuk
menunjang pekerjaan yang dilakukan oleh PT. Freeport Indonesia. Pada bagian
Transmisi dan Distribusi sendiri hanya terdapat 1 Shift kerja baik untuk lapangan
maupun Karyawan Kantor. Sedangkan pada Departemen Power Plant sendiri
terdapat 2 Shift Kerja. Untuk Aktivitas kerja di lapangan dan staff diPT. Puncakjaya
Power Departemen Power Plantdilakukan dari hari senin hingga Minggu dengan
pembagian jam kerja sebagai berikut :
I. Hari kerja : Senin - Minggu
II. Hari libur : Terdapat 2 Hari Libur setelah karyawan melakukan 5
Hari Kerja
III. Jam Kerja
1. Hari Senin – Minggu:
c. Untuk Shift I :06:00 – 18:00 WIB
d. Untuk Shift II: 18:00 – 06:00 WIB
Untuk pergantian shift dilakukan setiap minggunya dengan melakukan rolling shift.
Hal ini dimaksudkan agar setiap pekerja mendapatkan kesempatan shift yang
sama Hal itu mengakibatkan terjadinya pembagian shift untuk operasional.
Dengan kebutuhan 2 shift tersebut, maka PT. Puncakjaya Power harus difasilitasi
karyawan dalam jumlah yang banyak untuk memenuhi kebutuhan.
D. Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan pada PT. Puncakjaya Power dilakukan sebulan sekali pada
akhir bulan. Pengupahan dibayarkan melalui rekening bank dari masing-masing
23
karyawan. Gaji yang diterima oleh karyawan ditinjau berdasarkan tingkat jabatan,
kemampuan (skill) dari karyawan tersebut, serta pendidikan yang dimiliki oleh
karyawan tersebut. Terdapat Gaji tambahan / Bonus juga pada karyawan yang
mengikuti overtime (lembur) karena lembur dilakukan tidak pada seluruh karyawan
pada perusahaan dan juga bagi karyawan yang masuk pada hari libur nasional.
E. Fasilitas yang Diterima oleh Karyawan
Karyawan merupakan aset terpenting yang memiliki pengaruh sangat besar
terhadap kesuksesan sebuah perusahaan. Tanpa karyawan kegiatan operasi
maupun kegiatan perencanaan operasi dapat terhambat. Sehingga diperlukan
fasilitas maupun penunjang lainnya untuk memenuhi kebutuhan dan
kesejahteraan para karyawannya. Hal ini pula yang diterapkan PT. Puncakjaya
Power untuk para karyawannya. Sehingga para karyawannya merasa aman dan
nyaman bekerja di PT. Puncakjaya Power. Berikut beberapa fasilitas dan
penunjang yang diberikan kepada karyawannya :
i. Tunjangan Hari Raya (THR)
Menurut PerMen No.04/Men/1994 tentang pemberian tunjangan hari raya. Dan
diberikan selambat-lambatnya 7 hari sebelum hari raya. Perusahaan
memberikan tunjangan hari raya ini menjelang hari raya pada setiap tahun
sekali oleh perusahaan kepada seluruh karyawannya.
ii. Program Jamsostek
Perusahaan memberikan jaminan kesehatan dengan mendata para karyawan
dan mendaftarkannya dalam program Jamsostek.
iii. Poliklinik
Poliklinik ini merupakan fasilitas yang diberikan kepada para karyawan, jika
karyawan ingin memeriksa kesehatan maupun untuk pertolongan pertama
akibat kecelakaan.
iv. Bus Jemputan
Bus jemputan / antar jemput ini ini disediakan oleh PT. Puncakjaya Power
dengan rute yang telah ditentukan perusahaan untuk karyawan yang tidak
memiliki sarana transportasi untuk menuju ke tempat kerja.
v. Makan – Minum
PT. Puncakjaya Power menyediakan nasi bungkus / Mealbox untuk para
karyawannya yang disediakan oleh Divisi Katering yang ditunjuk oleh PT.
Freeport Indonesia yaitu Pangansari Utama. Selain itu disediakan pula
24
Refreshment yang diantaranya adalah air putih, kopi, danteh gratis untuk
karyawannya yang tersedia di masing-masing departemen yang terdapat pada
dispenser.
vi. Tempat ibadah
Di PT. Puncakjaya Power ini memiliki mushola bagi umat muslim yang terletak
di lantai satu berdekatan dengan Rest Room para pekerja.
vii. Alat Pelindung Diri (APD)
Di PT. Puncakjaya Power ini sangat menjunjung tinggi tingkat keselamatan
para pekerjanya sehingga perusahaan ini menyediakan Alat Perlindung Diri
sepertiSafety Helmet,Sarung TanganKevlar, Safety Glasses, Rompi yang
digunakan pada pekerjaan lapangan biasa (vest), Rompi Anti Peluru (Kevlar
vest) yang digunakan pada Area Red Zone, Ear Muff/Ear Plug bagi pekerja
yang area kerjanya berada disekitar mesin yang memiliki tingkat kebisingan
tinggi, Full Body Harness untuk pekerjaan di ketinggian dengan minimal
ketinggian 1,8 meter dari permukaan tanah, dan Safety Shoes .
viii. Kendaraan Dinas
Di PT. Puncakjaya Power juga menyediakan kendaraan dinas yang selalu
tersedia di Area parkir bagi Karyawan baik karyawan lapangan maupun
karyawan kantor apabila ingin melakukan tugas kantor atau pekerjaan
lapangan diluar area perusahaan.
ix. Toilet
Toilet tersebar dengan jumlah yang merata pada semua unit bangunan
Tempat Kerja. Toilet di fasilitasi dengan kloset jongkok (pada lantai satu),
kloset duduk (pada lantai dua), kran (sumber air), dan tisu toilet.
x. Tempat Cuci Tangan
Tak hanya toilet saja, tempat cuci tangan juga tersedia disejumlah sisi
bangunan Tempat Kerja. Tempat cuci tangan ini biasanya digunakan untuk
para pekerja untuk membersihkan diri. Tempat ini dilengkapi dengan sabun
cuci tangan dan beberapa kran (sumber air).
xi. Rest Area
PT. Puncakjaya Power menyediakan tempat-tempat teduh yang berada
dipinggir-pinggir bangunan Tempat Kerja dengan bangku taman untuk
25
digunakan sebagai Rest Area atau tempat beristirahat untuk pekerja yang ingin
istirahat tetapi tidak di kantin. Pekerja dapat tidur di area tersebut.
xii. Area parkir
Kebanyakan karyawan di PT. Puncakjaya Power menggunakan alat
transportasi pribadi (kendaraan). Hal ini disebabkan karena jauhnya jarak yang
harus ditempuh karyawan untuk menuju ke Tempat Kerja. Oleh karena itu
perusahaan menyediakan tempat parkir bagi kendaraan bermotor roda dua
dan roda empat yang disediakan dibagian depan tempat kerja.
xiii. Smoking Area / Area Khusus untuk Merokok
Di PT. Puncakjaya Power sendiri memiliki Area Khusus untuk karyawannya
yang merokok. Hal ini sendiri diperuntukkan agar area kerja menjadi lebih
nyaman.
xiv. Telephone Table
Di PT. Puncakjaya Power, karyawannya diberika fasilitas berupa Telephone
Table yang dapat digunakan untuk berkomunikasi via suara. Akan tetapi
telepon ini sendiri hanya diperbolehkan digunakan untuk area PT. Freeport
Indonesia
xv. Personal Computer
Di PT. Puncakjaya Power, kebanyakan Karyawannya diberikan fasilitas berupa
Personal Computer untuk memudahkan para karyawannya berkomunikasi
melalui email. Pada Personal Computer tersebut juga dilengkapi dengan SAP
dan Website PTFI yang menjadi sistem Informasi bagi Karyawan.
2.3.4. Sistem Pengolahan Limbah
PT. Puncakjaya Power yang merupakan perusahaan penyedia listrik tentunya juga
menghasilkan limbah dari pengoperasiannya. Limbah yang dihasilkan sendiri
merupakan limbah dengan klasifikasi Berbahaya bagi Lingkungan (Dangerous to
Environment) dikarenakan limbah yang dihasilkan merupakan Limbah buangan
Gas yang mengandung Vitriolic Acid Air atau lebih dikenal dengan Sulfur Oxidation
(Sulfur Oksida). Adapun penanganan limbah ini sendiri dengan cara Desulfurisasi
menggunakan Filter Basah (Wet Scrubber). Akan tetapi Filter Basah yang
digunakan menggunakan bahan dasar Air dan Urea sebagai Cairan penetralnya.
Prinsip kerja filter basah adalah membersihkan udara yang kotor dengan cara
menyemprotkan Urea dari bagian atas, sedangkan udara yang kotor dari bagian
bawah alat akan melewati filter basah tersebut. Pada saat udara yang berdebu
26
kontak dengan Urea, maka debu yangterkena semprotan Ureaakan berkurang
sehingga gas yang keluar melewati Wet Scrubber menjadi tidak berbahaya lagi.
Di PT. Puncakjaya Power sendiri terdapat Prosedur Pengoperasian Standar (PPS)
untuk menjalankan Wet Scrubber tersebut yang dapat diliihat dibawah ini :
PROSEDUR PENGOPERASIAN STANDAR (PPS)
PT. PUNCAKJAYA POWER
PPS No. DPOPS-SOP-
DG04
Revisi No. 2
Menggantikan (Jika ada)
MIXING UREA SOLUTION Klasif ikasi
Pekerjaan
Pengesahan : Dibuat tanggal
DEDI SUTARDI JAMES GAMGANORA
Mulai tanggal
berlaku
August 25,
2010
PPS Terkait (Jika ada)
a. TUJUAN
Memberikan pedoman kepada semua karyawan tentang Prosedur
penanganan gangguan High Cylinder Temperature Deviation pada Engine.
b. RUANG LINGKUP
Prosedur berikut ini ditetapkan untuk memastikan bahwa semua pekerjaan
penanganan gangguan High Cylinder Temperature Deviation pada Engine
dalam kondisi Power System mengalami gangguan di area Power Plant
dilaksanakan secara benar, aman dan efisien untuk menghilangkan
kemungkinan cidera pada karyawan dan mencegah terjadinya kerusakan
peralatan dan sistem.
c. APD yang DIPERLUKAN
Semua APD yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan secara selamat.
Tampilkan Pictogram jika memungkinkan. APD Berikut harus dipakai saat
melakukan tugas ini :
27
d. TINDAKAN PENCEGAHAN
a) Karyawan yang terlibat dalam pekerjaan ini dalam keadaan sehat jasmani
dan rohani.
b) Gunakan APD yang tertera pada SOP ini dan sudah diinspeksi sebelum
digunakan.
c) Foreman Shift harus melakukan pengawasan langsung pada saat
tugas/pekerjaan ini sedang dilaksanakan
d) Foreman Shift bertanggung jawab dan memastikan alat yang akan
digunakan sudah diinspeksi terlebih dahulu dan Prosedur LOTO
dilaksanakan sebelum pekerjaan dimulai.
e. PROSEDUR
No Urutan Langkah Kritis Pekerjaan/Tugas Akuntabilitas
1 Pastikan APD yang akan digunakan dalam keadaan baik
dan layak pakai.
2
Periksa Panel Control Transfer Urea Pump, Mixing Urea
Pump, dan Compressor Blowing System apakah dalam
keadaan baik dan siap untuk dioperasikan.
3
Periksa semua tanki seperti Mixing Urea Tank, Demin
Water Tank, dan Urea Tank dalam keadaan baik dan
tidak ada kebocoran.
4
Pengisian Mixing Tank dengan Demin Water dengan
cara menjalankan Pompa di Panel control sebanyak
yang dibutuhkan. Perbandingan Urea dan Demin Water
adalah 3200 : 6800.
5
Panaskan Demin Water yang sudah berada di Mixing
Tankg dengan cara menjalankan Heater di Panel Control
hinggal mencapai 50oC. Apabila Suhu Demin Water
sudah mencapai 50oC maka lampu alarm akan
menyala.
6
Setelah Suhu Demin Water mencapai 50oC, Masukkan
Urea pada Mixing Tank dengan cara menyalakan
Blowing System. Dan Supaya Urea tidak
28
menggumpal jalankan/tekan tombol Ready to Mixing
agar motor di dalam Mixing Urea berputar.
7
Transfer larutan urea yang sudah diaduk didalam Mixing
Urea Tank ke Urea Tankdengan cara menjalankan
pompa transfer urea.
8
Matikan Transfer Pump Urea dan tutup Valve transfer
pump dan amati semua tanki dalam keadaan aman dan
tidak ada kebocoran.
Tabel 2.1. Prosedur SOP PT. Puncakjaya Power
Berdasarkan SOP diatas dapat diketahui Prosedur yang dilakukan. Adapun Urea
yang digunakan pada Pengolahan limbah ini sendiri tergolong dalam High Grade
Urea dengan Bobot perkantong adalah 400 Kg. Sedangkan Air yang digunakan
sendiri merupakan Air Hujan. Pengunaan Air Hujan sendiri dipilih dikarenakan air
hujan mengandung unsur silika dan fly ash.
2.3.5. Perawatan Mesin
Kerusakan mesin merupakan salah satu yang menjadi perhatian utama bagi
semua industri yang menggunakan banyak mesin dalam proses operasinya.
Kerusakan mesin dapat mengakibatkan kegagalan dalam operasi, kegagalan
dalam pemenuhan permintaan konsumen, dan juga membengkaknya biaya-biaya
yang tak terduga. Mengatasi masalah kerusakan mesin diperlukan manajemen
perawatan secara khusus. Pada PT. Puncakjaya Power terdapat bagian khusus
yang menangani masalah perawatan mesin.Perawatan di suatu industri
merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses operasi
yang mempunyai daya saing di pasaran. Perawatan merupakan suatu kombinasi
dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang,
memperbaikinya sampai pada suatu kondisi yang dapat diterima. Merawat dalam
pengertian “suatu kondisi yang dapat diterima” antara suatu perusahaan berbeda
dengan perusahaan lainnya.Dibentuknya bagian perawatan dalam suatu
perusahaan industri dengan tujuan:
29
I. Agar mesin-mesin industri, bangunan, dan peralatan lainnya selalu dalam
keadaan siap pakai secara optimal.
II. Untuk menjamin kelangsungan operasi sehingga dapat membayar kembali
modal yang telah ditanamkan dan akhirnya akan mendapatkan keuntungan
yang besar.
Adapun Beberapa bentuk perawatan yang dilakukan PT. Puncakjaya Power untuk
menjaga kelangsungan Operasi antara lain sebagai berikut :
a. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan
(preventif). Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan
kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin
selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
b. Perawatan Korektif (Corrective Maintenance)
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang
dapat diterima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan
sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan
agar peralatan menjadi lebih baik.
c. Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam
keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan
yang harus beroperasi terus dalam melayani proses operasi.
d. Perawatan Prediktif (Predictive Maintenance)
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau
kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya
perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat
monitor yang canggih.
e. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan
untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan
tenaga kerjanya.
f. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
30
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi
kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
g. Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement)
Dengan telah ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang
baru, berarti industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan
perawatan, kecuali untuk melakukan perawatan dasar yang ringan seperti
pelumasan dan penyetelan. Ketika peralatan telah menurun kondisinya
langsung diganti dengan yang baru. Cara penggantian ini mempunyai
keuntungan antara lain, Tempat Kerja selalu memiliki peralatan yang baru dan
siap pakai.
h. Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of maintenance)
Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa dilakukan
perawatan, karena harga peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan
dengan biaya perawatannya. Atau alasan lainnya adalah apabila
perkembangan teknologi sangat cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu
yang lama, atau banyak komponen rusak tidak memungkinkan lagi diperbaiki.
31
BAB 3
TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN
Bab 3 terdiri dari Proses bisnis perusahaan atau unit usaha atau departemen,
layanan yang diberikan, proses operasi, dan fasilitas operasi. Hal tersebut
merupakan tinjauan sistem dari perusahaan yang dipilih oleh penulis untuk lokasi
kerja praktek.
3.1. Proses Bisnis Perusahaan
Proses bisnis adalah serangkaian instrumen untuk mengorganisir suatu kegiatan
dan untuk meningkatkan pemahaman atas keterkaitan suatu kegiatan (Weske,
2007). Berbeda dengan pendapat sebelumnya, Rummler dan Brache dalam
Siegel (2008) proses bisnis adalah sekumpulan kegiatan dalam bisnis untuk
menghasilkan produk dan jasa. Kegiatan proses bisnis ini dapat dilakukan baik
secara manual maupun dengan bantuan sistem informasi (Weske, 2007). Dalam
sebuah proses bisnis, harus memiliki :
a. Tujuan yang jelas
b. Adanya masukan (input) dan keluaran (output)
c. Menggunakan resource
d. Mempunyai sejumlah kegiatan yang terdiri dari beberapa tahapan
e. Dapat mempengaruhi lebih dari satu unit dalam organisasi
f. Dapat menciptakan nilai atau value bagi konsumen.
Adapun Proses Bisnis apabila User ingin membuat Work Order / Maintenance
Order dan Material Order yang terjadi di PT. Puncakjaya Power dapat dilihat pada
Gambar 3.1, Gambar 3.2, dan Gambar 3.3 dibawah ini :
32
LICENSOR(PT. FREEPORT INDONESIA)
Mulai
Membuat Notifikasi Melalui SAP. Notifikasi harus
berisikan Man Power, Work Hour, dan Date
Mengirimkan Nomor Notifikasi ke Planner
Merencanakan Maintenance Order sesuai dengan
Permintaan User kedalam SAP
Merelease Maintenance Order
USER(PT. PUNCAK JAYA POWER)
PLANNER(PT. PUNCAK JAYA POWER)
APPROVAL(PT. PUNCAK JAYA POWER)
WAREHOUSE(PT. FREEPORT INDONESIA)
SCM(PT. FREEPORT INDONESIA)
Mulai
Membuat Notifikasi Melalui SAP. Notifikasi harus
berisikan Man Power, Work Hour, dan Date
Mengirimkan Nomor Notifikasi ke Planner
Menerima Nomor Notifikasi dan Membuat Maintenance
Order
Merencanakan Maintenance Order sesuai dengan
Permintaan User kedalam SAP
Merelease Maintenance Order
Print Out Jobcards dari Maintenance Order yang sudah dibuat dan dikirim
ke User
Menerima Jobcards dan Nomor Maintenance Order
Pekerjaan tersebut memerlukan material/
tools khusus ?
Melakukan Order setelah menerima nama material,
nomor material, dan kuantitas material berdasarkan
permintaan user
Ya
Mengecek Ketersediaan Material di Warehouse melalui
ORAS atau SAP
Memulai Pekerjaan sesuai dengan Jobcards yang
tersediaTidak
Material Restricted ?
Meminta Temporary Access untuk dapat Mengorder Barang
Tersebut
Ya
Membuat Reservasi Pengorderan Barang
Membuat Tiket untuk mendapatkan Temporary
Access
Menerima Tiket Request dari Planner untuk meminta
Temporary Access agar dapat mengorder Restricted Material
Khusus tersebut
Akses Diberikan ?Ya
Akses Ditutup
Tidak
A
Pekerjaan telah diselesaikan oleh user
Mengisi Laporan di Jobcards yang sudah disediakan
sebelumnya oleh Planner
B
Gambar 3.1. Flowchart Proses Bisnis Pembuatan MO dan Pengorderan Material di PT. Puncakjaya Power
33
A
LICENSOR(PT. FREEPORT INDONESIA)
USER(PT. PUNCAK JAYA POWER)
PLANNER(PT. PUNCAK JAYA POWER)
APPROVAL(PT. PUNCAK JAYA POWER)
WAREHOUSE(PT. FREEPORT INDONESIA)
SCM(PT. FREEPORT INDONESIA)
Menerima Dokumen Reservasi untuk di Review sebelum
akhirnya di Approve atau di Reject
Reservasi Approved ?
Reservasi Rejected, Material tidak dapat diakses
dikarenakan alasan yang tidak masuk akal / logis
Dokumen Reservasi diterima Warehouse
Material Tersedia ?
Menerima info bahwa Material Tersedia dan Siap diambil
Ya
Meneruskan Info bahwa Material tersedia dan siap
diambil kepada User
Menerima Info Bahwa Material yang diperlukan telah Siap
untuk diambil di Warehouse
Reorder Point / Dues In / Dues Out / Restock Material
Tidak
Menerima Laporan Bahwa Material tidak tersedia dan
harus segera di Order
Menuju Warehouse untuk pengambilan Barang dengan membawa Nomor Reservasi
Material ditemukan ?
Menerima Reservasi dari user untuk pengambilan Material
yang sesuai
Pengambilan Material ditunda sampai material ditemukan
Tidak
Material diterima
Ya
Memulai Pekerjaan sesuai dengan Jobcards yang tersedia
Pekerjaan telah diselesaikan oleh user
Mengisi Laporan di Jobcards yang sudah disediakan
sebelumnya oleh Planner
B
C
Gambar 3.2. Flowchart Lanjutan Proses Bisnis Pembuatan MO dan Pengorderan Material di PT. Puncakjaya Power
34
C
LICENSOR(PT. FREEPORT INDONESIA)
USER(PT. PUNCAK JAYA POWER)
PLANNER(PT. PUNCAK JAYA POWER)
APPROVAL(PT. PUNCAK JAYA POWER)
WAREHOUSE(PT. FREEPORT INDONESIA)
SCM(PT. FREEPORT INDONESIA)
Melaporkan kepada Planner bahwa Pekerjaan telah selesai
dikerjakan
Menerima laporan Bahwa Pekerjaan telah selesai
Mengkonfirmasi laporan dengan cara memeriksa
Jobcards apakah telah diisi atau belum
Jobcards Terisi ?Menunggu sampai Jobcards
diisi
Melakukan TECO terhadap Maintenance Order yang telah
selesai dikerjakan
Selesai
Gambar 3.3. Flowchart Lanjutan Proses Bisnis Pembuatan MO dan Pengorderan Material di PT. Puncakjaya Power
35
Flowchart diatas merupakan Proses Bisnis yang menjelaskan bagaimana Alur
Pekerjaan yang akan dilakukan pada PT. Puncakjaya Power. Pada Flowchart
diatas pihak yang mempengaruhi dalam proses bisnis antara lain adalah User,
Planner, Warehouse, Approver, Licensor, dan SCM. Usersendiri merupakan
Karyawan Lapangan, Supervisor, atau Karyawan yang memiliki kepentingan di lini
Operasi Perusahaan. Planner sendiri merupakan bagian Perencanaan yang
memiliki otoritas untuk membuat Maintenance Order / Work Order, Melakukan
Order Material, Print-out Jobcards, Membuat jadwal pekerjaan untuk User.
Warehouse disini merupakan bagian Gudang yang bukan merupakan bagian dari
PT. Puncakjaya Power, akan tetapi PT. Puncakjaya Power diberikan otoritas oleh
PT. Freeport Indonesia untuk kelancaran operasinya. Approver sendiri merupakan
Karyawan yang memiliki jabatan tinggi dan diberikan otoritas untuk menyetujui
atau menolak suatu dokumen order yang telah dibuat Planner. Approver ini sendiri
biasanya memiliki Jabatan seperti General Manager, Senior Manager, General
Superintendant, Superintendant, dan General Foreman. Sedangkan Licensor
sendiri merupakan Departemen atau Karyawan yangbisa memberikan akses
terhadap seorang karyawan atau User untuk dapat mengorder material yang
tergolong Restricted Item. Otoritas yang diberikan oleh Licensor sendiri biasanya
hanya berdurasi 1-3 hari terhitung sejak Otoritas untuk mengorder Restricted Item
diberikan.
Berdasarkan Flowchart diatas dapat diketahui untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan terdapat hubungan yang cukup era tantara tiap departemen dengan
Planner sebagai perantara antara Karyawan Lapangan dengan Manajemen
perusahaan. Setiap Pekerjaan yang akan dilakukan oleh Karyawan Lapangan
harus selalu dilandasi oleh Maintenance Order / Work Order yang mana dibuat
oleh Planner. Langkah ini sendiri diambil agar setiap pekerjaan yang dilakukan
oleh Karyawan Lapangan memiliki Catatan Record.
Dalam Proses Pengorderan Material pun, Proses yang harus di lalui benar-benar
ketat. Biasanya ketika Planner ingin membuat Reservasi Materialdan Material
tersebut dapat langsung diakses untuk diorder, Planner harus terlebih dulu
mengecek ketersediaan Material di salah satu Warehouse milik PT. Freeport
Indonesia. Dikarenakan Lokasi tiap Warehouse PT. Freeport Indonesia tidak
berada pada satu titik saja, tetapi beberapa wilayah yang berbeda. Apabila
Material yang ingin di order berada di salah satu Warehouse terdekat dengan
lokasi Kantor PT. Puncakjaya Power di Kuala Kencana maka Karyawan dapat
36
langsung menuju ke Lokasi Warehouse tersebut untuk mengambil barang yang
sesuai dengan reservasi yang sudah dibuat. Tetapi apabila Material tersedia di
Warehouse yang jaraknya jauh dari lokasi kantor PT. Puncakjaya Power Kuala
Kencana, maka Planner akan meminta bantuan untuk Karyawan PT. Puncakjaya
Power yang berada di sekitar area Warehouse tersebut untuk mengambilnya.
Warehouse PT. Freeport Indonesia sendiri memiliki kebijakan khusus yaitu apabila
setelah 3 (tiga) hari setelah Reservasi di MIGO tidak ada yang datang untuk
mengambil Material, maka Reservasi tersebut akan tercancel otomatis oleh
sistem. Pada tahap ini, Reservasi tersebut tidak akan dilayani oleh pihak
Warehouse dan User harus membuat Reservasi baru untuk Material yang sama
apabila ingin mengambil Material tersebut.
Sedangkan untuk proses pengorderan RestrictedItem sendiri memiliki alur yang
lebih kompleks dikarenakan membutuhkan persetujuan dari Head Departement
(Senior Manager) yang memiliki otoritas untuk mengakses Material tersebut.
Restricted Item sendiri biasanya merupakan Consumable Item. Hal ini dilakukan
oleh PT. Freeport Indonesia untuk Penekanan Overcost dan Penyalah gunaan
Restricted Item tersebut sendiri. Untuk mendapatkan akses agar dapat mengorder
Material tersebut sendiri, biasanya kita akan diminta membuat Submit Ticket untuk
mendapatkan Temporary Access (TA) ke Material tersebut. Setelah Temporary
Access diberikan maka hanya user yang mendapatkan ijin tersebutlah yang bisa
mengorder barang untuk dirinya sendiri. Setelah membuat Reservasi, tiap
Reservasi akan melalui Proses Approver dari atasan yang diberikan otoritas untuk
memberikan ijin mengorder Material tersebut.
Setelah Material yang diminta tersedia, biasanya user yang meminta material
tersebut akan langsung memulai pekerjaannya. Setelah Pekerjaan selesai, user
akan mengisi Jobcards yang telah dibuat oleh Planner sebelumnyasebagai bukti
bahwa pekerjaan telah selesai dilaksanakan. Setelah itu user akan melaporkan
kepada Planner pekerjaan apa saja yang telah diselesaikan berdasarkan nomor
Maintenance Order / Work Order agar Planner segera melakukan Technicaly
Complete (TECO) terhadap Pekerjaan yang sudah selesai dikerjakan. Hal ini
sendiri wajib dilakukan agar pekerjaan tersebut tidak Outstanding dan akhirnya
muncul lagi pada saat Penjadwalan untuk Pekerjaan Minggu depan.
37
3.2. Layanan yang diberikan
Pelayanan merupakan kemampuan sebuah perusahaan penghasil jasa dalam
menggunakan input untuk menyediakan jasa dengan memenuhi ekspetasi
pelanggan. PT. Puncakjaya Power sendiri memiliki komitmen untuk selalu
menyuguhkan pelayanan yang inovatif dan terbaik bagi konsumennya yaitu PT.
Freeport Indonesia. Konsumen adalah faktor penting yang harus di prioritaskan,
dimana kepuasan pelanggan berarti keuntungan bagi perusahaan. Hal ini sendiri
harus sesuai dengan visi yang ingin di capainya yaitu “No Blackout Power And
Reliable Power Generated For All PT. Freeport Indonesia Operation”. Untuk
mewujudkan visinya ini, PT. Puncakjaya Power harus memanfaatkan semua
sumberdaya yang dimilikinya agar dapat mengutamakan pelanggan sebagai
target utama, sejalan dengan nilai-nilai yang diyakininya dan meningkatkan
kualitas pelayanan dengan standar ukuran kualitas, salah satunya yaitu memiliki
daya tanggap atau respon yang baik. Adapun layanan yang diberikan oleh PT.
Puncakjaya Power kepada PT. Freeport Indonesia selaku konsumen utamanya
adalah sebagai berikut :
3.2.1. Penyedia Jasa Listrik bagi kebutuhan Operasional PT. Freeport
Indonesia
PT. Puncakjaya Power sebagai satu-satunya badan yang
bertanggungjawab atas pelayanan jasa listrik kepada PT. Freeport
Indonesia harus memenuhi kebutuhan PT. Freeport Indonesia dengan
menyediakan energi listrik yang handal.
Puncakjaya Power adalah perusahaan Operation & Maintenance (O&M) di
lokasi proyek PTFI di Tembagapura yang menghasilkan dan
mendistribusikan tenaga listrik ke tambang dan pabrik milik PTFI. Untuk
mendukung operasi tersebut, Puncakjaya Power mengoperasikan 3 unit
pembangkit Batubara di Portsite dan beberapa unit pembangkit diesel yang
berada di beberapa lokasi yang berbeda. Dua jalur Transmisi 230 kV
menghubungkan stasiun pembangkit Batubara ke loader di Highland.
Listrik berfrekuensi 60 Hz adalah sistem yang paling dominan yang
dihasilkan oleh PJP untuk mendukung operasi PTFI.
Sistem lainnya, 50 Hz System digunakan untuk memasok daerah dataran
rendah seperti Kuala Kencana, Mile Post 38/39, Kawasan Industri Ringan
(LIP) dan Bandara Mozes Kilangin serta kawasan Base Camp termasuk
Rimba Papua Hotel.
38
a. Coal Plant
Listrik yang dihasilkan oleh pembangkit turbin uap, yang menggunakan
batubara sebagai bahan bakarnya. Batubara itu harus ditumbuk di
penggilingan sebelum masuk ke pembakar, yang kemudian
difungsikan sebagai bahan bakar dari pembakar tersebut sampai ketel
dan menghasilkan uap. Dalam urutan prosedur, uap menggerakkan
turbin dan generator pada saat bersamaan untuk menghasilkan tenaga
listrik. Untuk menjangkau pelanggan di daerah Highland sekitar satu
mil-74. Saluran ini didistribusikan dengan double lines transmisi 230 kV
. Pabrik batubara dibangun pada tahun 1997 dan selesai pada tahun
1998.
Gambar 3.4. Coal Plant Portsite
Tekanan Uap pada Boiler adalah 1625 psi atau setara 11200kpa. Suhu
uap yang dihasilkan adalah 950oF atau 510oC. Tinggi masing-masing
cerobong sendiri adalah 85 meter.
Adapun Cara kerja Power Station adalah sebagai berikut :
• Batubara dibakar di dalam sebuah tungku besar
• Dinding ruang tungku tertutup pipa dan pipa digantung ke dalam
bilik.
• Pipa-pipa ini membawa air melalui boiler dan terhubung ke drum
besar. Air di pipa dipanaskan untuk membuat tekanan tinggi dan
uap suhu tinggi
• Uap bertekanan tinggi ini kemudian dibiarkan mengalir melalui
turbin uap.
39
• Turbin uap dibangun seperti kipas besar dengan banyak bilah dan
banyak baris pisau, masing-masing baris berdiameter lebih besar
• Uap yang mengalir di atas bilah menyebabkan turbin berputar dan
turbin terhubung ke generator penghasil energi listrik
Gambar 3.5. Cara kerja Power Station
b. Diesel Plant
Ada 2 sistem pembangkit tenaga yang dioperasikan, yaitu 60 Hz
Sistem untuk daerah Highland dan 50 Hz Sistem untuk daerah
Lowland. Kedua sistem yang berbeda beroperasi secara independen
dalam dibawah sistem operasi SCADA di Mile-74 dan transmisi
dipelihara oleh tim Transmisi dan Kru yang berada di dua lokasi yang
berbeda, Highland di Tembagapura dan Lowland di LIP.
Sistem 60 Hz mencakup area yang paling luas di lokasi Freeport,
kecuali di daerah Lowland, seperti Area Industri Ringan (LIP), Kota
Kuala Kencana, Mile-38/39, Bandara Timika, Hotel Rimba Papua dan
daerah Timika tidak termasuk Kota Timika. Tanggung jawab utama PT.
Tenaga PuncakJaya untuk pembangkitan dan distribusi sistem tenaga
hanya sebatas tegangan tinggi dan menengah saja, yaitu 230 KV, 115
KV, 20 KV dan 13,8 KV.
Adapun Lokasi Operasi dan Jumlah mesin yang digunakan untuk
sistem 60 Hz adalah sebagai berikut :
40
• Pembangkit Listrik A - 10 unit EMD (9 di antaranya sedang
dibangun kembali, 1 out of service), 3 unit Wartsila, 3 unit Caterpilar
3616
• Pembangkit Listrik B - 10 unit Caterpilar 3616
• Pembangkit Listrik C - 20 unit Caterpilar 3616
• Pembangkit Listrik Situs Kota - 2 unit Caterpilar 3612, 1 unit
Caterpilar 3616
• Pembangkit Listrik Port Site - 5 unit Caterpilar 3516
Pembangkit Listrik A adalah Pembangkit Listrik tertua di lokasi
Freeport. Hanya 1 unit Caterpilar 3616 di PLTU A yang beroperasi
selama operasi normal. Unit lain digunakan untuk keadaan darurat
dikarenakan usia mesin yang telah tua. Kondisi itu juga diterapkan ke
Port Site Diesel Plant. Pembangkit Listrik B dan C biasanya berjalan
untuk mendukung produksi Pabrik dan Pertambangan di daerah
Highland selain tiga unit Coal Fired di Portsite.
Pembangkit Listrik Situs Kota dibangun untuk memasok kebutuhan
listrik ke kota Tembagapura, yang memiliki interkoneksi ke sistem
Highland melalui gardu Ridge Camp. Selain memasok listrik ke daerah
Tembagapura dan Hidden Valley, pembangkit listrik tersebut juga
memproduksi air panas untuk barak karyawan.
Adapun Lokasi Operasi dan Jumlah mesin yang digunakan untuk
sistem 50 Hz adalah sebagai berikut :
• Pembangkit Listrik Timika - 5 unit Caterpillar 3516
• LIP Power Plant - 5 unit Caterpillar 3616
Sistem 50 Hz mencakup area Mile-38/39, LIP (Area Industri Ringan),
Kota Kuala Kencana, area Sheraton Hotel, daerah Bandara, daerah
Timika tetapi tidak termasuk Kota Timika.
c. Sistem Operasi
• SCADA System & Power Dispatch
SCADA merupakan Sistem komputer berbasis Hewlett
Packard, dirancang secara unik untuk memantau dan
mengevaluasi pembangkitan dan distribusi sistem pembangkit
41
tenaga listrik di lokasi yang luas. Sistem SCADA juga
menghasilkan laporan real-time untuk pelaporan bisnis
perusahaan dan analisis teknis dan pemecahan masalah.
Interface Sistem SCADA untuk Load Shedding digunakan
sebagai stabilisasi sistem daya selama gangguan sistem daya,
dan PI (Plant Information) untuk melaporkan data historis.
Gambar 3.6. SCADA System
• Transsmision & Distribution
PT. PuncakJaya Power mempertahankan dan mengoperasikan
tiga jenis tegangan yang berbeda untuk sistem 60 Hz, yaitu
230KV, 115KV dan 13,8KV. Jalur ganda transmisi 230 KV
menghubungkan Coal Plant di Portsite ke Pembangkit Listrik C
di mil 74. Di dataran rendah, PT. PuncakJaya Power
bertanggung jawab atas sistem transmisi 20 KV. Transmisi dan
Line Crew juga melakukan perawatan rutin terhadap jalur, lines,
disconnect switch, tower, dan peralatan lainnya yang terkait
dengan transmisi dan jalur.
• System Engineering
PJP System Engineering memberikan pengawasan dan arahan
keseluruhan kegiatan yang terkait dengan sistem proteksi dan
pemeliharaan, pengujian dan kalibrasi metering, analisa dan
pengujian sistem transmisi & distribusi listrik, yang juga aspek
42
kelistrikan lainnya dari fasilitas tersebut untuk mengoptimalkan
efektivitas dan efisiensi sistem. Untuk mendukung analisis
tersebut, System Engineering menggunakan perangkat lunak
sistem pemodelan sistem tenaga listrik, seperti EDSA dan
ETAP untuk simulasi sistem tenaga wide site. System
Engineering juga mendukung departemen dan perusahaan lain
di lokasi untuk mengatur dan koordinasi relay.
3.2.2. Melakukan Ekspansi Daya
Tuntutan listrik untuk mendukung operasi situs PTFI berangsur naik tiap
tahunnya seiring dengan Ekspansi Proyek milik PT. Freeport Indonesia.
Permintaan Daya tertinggi yang pernah ada adalah 259,89MW. Untuk
melakukan Ekspansi Daya sendiri, akan dilakukan oleh PT. Puncakjaya
Power apabila terdapat permintaan dari PT. Freeport Indonesia. Setelah
mendapat permintaan dari PT. Freeport Indonesia maka PT. Puncakjaya
Power akan melakukan penambahan unit sesuai dengan kebutuhan yang
telah diminta dan sesuai dengan persetujuan PT. Freeport Indonesia.
3.2.3. Melakukan Maintenance terhadap Equipment PT. Puncakjaya Power
yang digunakan dalam menunjang pekerjaan PT. Freeport Indonesia
PT. Puncakjaya Power berkomitmen untuk memberikan layanan kelas
dunia kepada pengguna dengan melakukan prosedur perawatan yang baik
dan rutin untuk mengurangi pemadaman yang tidak terduga, seperti
melakukan layanan pengecekan reguler dengan Preventive Maintenance
Check (PM Check). PM Check ini sendiri juga dilakukan pada jalur
transmisi dan distribusi mencakup transformer dan peralatan lainnya.
Untuk mendukung komitmen PT. Puncakjaya Power sebagai perusahaan
kelas atas, PT. Puncakjaya Power terus menjaga peralatannya sebelum
rusak. Beberapa prosedur perawatan tersebut mungkin perlu mematikan
listrik di beberapa lokasi karena alasan keamanan. Untuk memberi tahu
pengguna tentang rencana perawatan ini, tim Maintenance biasanya
memberi tahu pengguna dengan memasang pengumuman di situs web
PTFI atau di jaringan televisi PTFI.
Pemadaman listrik yang tak terduga adalah salah satu masalah yang tidak
dapat diprediksi oleh siapa pun. Tim Puncakjaya Power biasanya
43
merespons pemadaman listrik tak terduga dengan cepat, aman dan
profesional untuk mengurangi downtime produksi.
3.2.4. Mengganti kerugian PT. Freeport Indonesia apabila terjadi Blackout
Power atau Gangguan Sistem milik PT. Puncakjaya Power yang
mengakibatkan Operasional PT. Freeport Indonesia terganggu
Outage listrik merupakan sesuatu yang tidak bisa di prediksi oleh siapapun.
Oleh karena itu apabila terjadi Outage listrik yang diakibatkan oleh faktor
external di PT. Puncakjaya Power dan menggangu Operasional PT.
Freeport Indonesia. Maka PT. Puncakjaya Power akan melakukan
pembayaran denda kepada PT. Freeport Indonesia sesuai dengan
perjanjian yang telah dibuat. Akan tetapi apabila Outage ini sendiri telah
terjadwalkan dan telah ada notifikasi terlebih dahulu maka PT. Puncakjaya
Power tidak perlu membayarkan denda kepada PT. Freeport Indonesia.
3.3. Proses Operasi
Berdasarkan One Line Diagram pada Gambar dibawah dapat dilihat Proses Input
dan Output di PT. Puncakjaya Power Kuala Kencana. Di Kuala Kencana sendiri
memiliki lima generator dengan Model CAT 3615 dengan masing-masing
generator mampu menghasilkan daya sebesar 4.700 kW dengan Power Factor
sebesar 0,8. Output dari setiap generator CAT 3615 11 kV (11.000 Volt). Meskipun
terdapat lima generator CAT 3615 pada Power Plant Building, tidak semua
Generator CAT 3615 beroperasi secara bersamaan, biasanya hanya tiga
generator yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan listrik konsumen. Akan
tetapi jumlah Generator yang hidup sendiri biasanya tergantung jumlah Load kV
yang tertera pada Display Control yang terletak di Control Room Power Plant
Building.
Setiap Tegangan yang keluar dari Generator akan masuk ke Bass Bar 11
kV.Setelah masuk ke Bass Bar 11 kVtegangan tadi akan menuju Trafo Step-up
untuk dinaikkan tegangannya dari 11 kV menjadi 20 kV. Setelah keluar dari Trafo
20 kV maka tegangan tadi akan masuk ke Switch Gear 20 kV. Setelah itu tegangan
akan masuk melalui Trafo Distribusi yang kemudian akan masuk ke Feeder.Pada
One Line Diagram dibawah sendiri terdapat Tie Lane yang merupakan Connector
antara area LIP Kuala Kencana Power Plant dengan Timika Power
44
Plant.Tegangan yang melalui Tie Lane ini sendiri berjumlah 20 kV yang mana
nantinya akan masuk ke beberapa Feeder yang ada di Timika Power Plant.
Pada area Timika Power Plant sendiri, terdapat Secondary Generator atau
Generator Cadangan. Generator yang digunakan merupakan Generator yang
lebih kecil dengan model CAT 3515 yang mana masing-masing Generator memiliki
Kapasitas sebesar 380 Volt 50 Hz, 700 Watt. Cara kerja Generator Cadangan ini
sendiri sama dengan cara kerja Generator CAT 3615 yang merupakan Generator
Utama.
Gambar 3.7. One Line Diagram
3.4. Fasilitas Operasi
3.4.1. Manual Transmission Forklift
Manual transmission forklift merupakan salah satu jenis forklift yang
biasa disebut hand lift. Alat ini merupakan alat yang digunakan
untuk memindahkan material dengan menggunakan 2 garpu
dibagian depan.
45
Gambar 3.8. Manual Transmission Forklift
3.4.2. CAT 3615 (Engine dan Generator)
CAT 3615 merupakan Generator dan Engine Pembangkit Listrik
utama yang digunakan di PT. Puncakjaya Power. Pada PT.
Puncakjaya Power Kuala Kencana sendiri terdapat lima Engine
CAT 3615. Akan tetapi tidak semua Engine ini di jalankan secara
bersamaan, pemakaian Engine ini sendiri biasanya tergantung
Jumlah Load kV yang muncul pada Control Display pada Control
Room.
Gambar 3.9. CAT 3615
46
3.4.3. Forklift/Loader
Forklift adalah kendaraan berjalan yang memiliki 2 garpu yang
digunakan untuk mengangkat pallet. Biasanya barang diletakkan di
pallet terlebih dahulu baru dipindahkan dengan cara diangkat.
Beberapa sumber energi yang digunakan untuk membuat forklift
beroperasi yaitu bahan bakar solar, bahan bakar gasoline, gas, dan
battery. Terdapat dua jenis forklift pada umumnya yaitu automatic
transmission forklift dan manual transmission forklift. Pada
warehouse bahan baku kedua jenis forklift ini digunakan dimana
yang membedakan automatic transmission forklift dengan manual
transmission forklift adalah terdapat 4 tuas handle yaitu naik-turun,
maju-mundur, cungkil, dan geser kiri-kanan. Forklift atau Loader
yang digunakan pada PT. Puncakjaya Power sendiri bertipe 966
CAT dengan kapasitas Bucket sebesar 3,20-7,40 m2 (4,19-9,68
yard3).
Gambar 3.10. Loader 966 CAT
3.4.4. Mixing Urea Tank
Mixing Urea Tank ini sendiri merupakan wadah tempat dimana
akan dilakukan proses pencampuran antara Urea High Grade
dengan Air Hujan. Mixing Urea Tank ini sendiri memiliki kapasitas
tampung sebesar 10.000 Liter.
47
Gambar 3.5. Mixing Urea Tank
3.4.5. Urea Tank
Urea Tank ini sendiri merupakan wadah tempat menyimpan hasil
pencampuran Air hujan dengan Urea yang telah selesai di Mixing
Urea Tank. Urea Tank ini sendiri memiliki kapasitas tampung
sebesar 20.000 Liter.
Gambar 3.6. Urea Tank
48
3.4.6. Denim Water Tank
Denim Water Tank ini sendiri merupakan wadah tempat
menyimpan Air Hujan. Denim Water Tank ini sendiri memiliki
kapasitas tampung sebesar 20.000 Liter. Denim Water Tank ini
sendiri berjumlah 2 buah.
Gambar 3.8 Denim Water Tank
3.4.7. Trafo Step Up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan
sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi
sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada
pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang
dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan
dalam transmisi jarak jauh. Trafo Step Up yang digunakan sendiri
untuk menaikkan tegangan dari 11 kV menjadi 20 kV.
3.4.8. Trafo Distribusi 3 Fasa
Sebuah transformator tiga fasa secara prinsip sama dengan
sebuah transformator satu fasa, perbedaan yang paling mendasar
adalah pada sistem kelistrikannya yaitu sistem satu fasa dan tiga
49
fasa. Sehingga sebuah transformator tiga fasa bisa dihubung
bintang, segitiga, atau zig-zag.
Transformator tiga fasa banyak digunakan pada sistem transmisi
dan distribusi tenaga listrik karena pertimbangan ekonomis.
Transformator tiga fasa banyak
sekali mengurangi berat dan lebar kerangka, sehingga harganya
dapat dikurangi bila dibandingkan dengan penggabungan tiga buah
transformator satu fasa dengan rating daya yang sama.
50
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
Bab 4 terdiri dari Lingkup Pekerjaan Penulis, Tanggung jawab dan wewenang
dalam Pekerjaan, Metodologi Pekerjaan, dan Hasil Pekerjaan Penulis. Hal
tersebut merupakan tinjauan pekerjaan yang dilakukan Penulis selama melakukan
Kerja Praktek di perusahaan.
4.1. Lingkup Pekerjaan
Pada kegiatan kerja praktek di PT. Puncakjaya Power, penulis ditempatkan di
bagian Planner. Penulis ditempatkan di bagian ini dikarenakan Divisi tersebut
merupakan Divisi yang paling sesuai dengan Ilmu terapan yang Penulis miliki.
Adapun Pelaksanaan Kerja Praktek ini sendiri Penulis ditempatkan berada di
bawah Pengawasan Khusus :
a. Bapak Sabur Rusadiantoselaku Chief Planneryang selalu memberikan
informasi dan data yang dibutuhkan penulis.
b. Bapak Servie Bella yang merupakan Assistant Planner, beliau sendiri
merupakan Karyawan yang mengajarkan Penulis untuk Proses Pekerjaan
yang diberikan serta Pembimbing Lapangan.
c. Ibu Veranica Simopiaref yang merupakan Material Planner, beliau sendiri
merupakan Karyawan yang mengajarkan Penulis untuk Proses Pekerjaan
yang diberikan.
Divisi Planner Memiliki tugas yang dibebankan oleh Perusahaan. Adapun tugas
dan tanggung jawab Divisi Planner ini sendiri antara lain :
a. Merencanakan implementasi strategi dan operasional Tempat Kerja secara
tepat sesuai strategi bisnis perusahaan.
b. Memonitor penyusunan rencana kerja harian perusahaan sesuai rencana
tahunan dan bulanan.
51
c. Memonitor dan menganalisa pencapaian produktivitas perusahaan serta
rencana operasional harian untuk pemenuhan pencapaian target yang telah
ditetapkan.
d. Mengevaluasi produktivitas serta kapasitas perusahaan untuk penentuan
pencapaian target serta penentuan target berikutnya.
e. Melakukan order Material yang diminta oleh User.
f. Memantau hasil pekerjaan Karyawan Lapangan berdasarkan Jobcards
g. Membuat Notifikasi Pekerjaan
h. Membuat Maintenance Order / Work Order
i. Membuat Jobcards
j. Melakukan Tracking Material / Barang yang sudah diorder sebelumnya
k. Meminta Approver dari Atasan terhadap permintaan Material / Barang dari
User
Selain SAP, di PT. Puncak Jaya Power ini sendiri menggunakan salah satu sistem
Informasi yang disebut PTFI WEBSITE. PTFI WEBSITE sendiri merupakan sistem
informasi terintegrasi yang hanya dipake oleh Karyawan PT. Freeport Indonesia
atau Kontraktor yang telah memiliki kerja sama resmi dengan PT. Freeport
Indonesia. PTFI WEBSITE ini sendiri memiliki beragam info mulai dari Berita
Harian, Informasi Kontraktor Resmi, dan hal hal yang berhubungan dengan PT.
Freeport Indonesia.
PTFI WEBSITE ini sendiri digunakan untuk mengorder Barang yang tidak dapat
diakses dengan alasan dibatasi penggunaannya (Restricted Item) melalui SAP.
Sistem ORAS ini sendiri terintegrasi dengan sistem SAP sehingga apabila kita
melakukan Pemesanan Barang melalui ORAS kita dapat juga melacaknya
(Tracking) Menggunakan SAP. Selain digunakan untuk mengorder Barang, ORAS
juga biasanya digunakan untuk meminta akses ke barang yang dibatasi
penggunaannya dengan melakukan Open TA (Temporary Access) kepada Pihak
atau departemen tertentu yang memang memiliki Akses untuk mengorder barang
tersebut.
52
Gambar 4.1 Tampilan PTFI WEBSITE
Gambaran 4.2. Tampilan SAP
4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan
Pada dasarnya, wewenang merupakan kesempatan yang diberikan kepada
seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan demi tercapainya tujuan. Sedangkan
tanggung jawab merupakan suatu tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepada
seseorang. Pada kerja praktek ini, penulis diberikan wewenang maupun tanggung
jawab selama dua bulan di Divisi Planner. Dimana tanggung jawab Divisi Plannerdi
PT. Puncakjaya Power yaitu :
53
a. Membuat Maintenance Order / Work Order sesuai dengan Notifikasi yang telah
dibuat oleh user sebelumnyamelalui Program SAP.
b. Mengorderkan Material / Membuatkan Reservasi Material sesuai dengan
Permintaan user.
c. Mengecek ketersediaan jumlah dan lokasi material yang diminta user
d. Mengecek Identitas Karyawan Warehouse yang Melakukan MIGO terhadap
Reservasi yang telah dibuat sebelumnya oleh Planner
e. Mengecek Lokasi Vessel
f. Menghubungi User terkait ketersediaan Material yang telah siap diambil di
Warehouse
g. Membuatkan dan Mengirimkan Jobcards sesuai dengan permintaan user
h. Menjadwalkan Pekerjaan yang akan di lakukan oleh bagian Lapangan ataupun
Kru—kru yang terdaftar di PT. Puncakjaya Power kuala kencana.
i. Meminta Akses sementara (Temporary Access / TA) terkait pengorderan
Restricted Materialkepada pihak yang memiliki otoritas.
j. Mengorderkan barang yang tidak dapat diorderkan melalui SAP lewat PTFI
WEBSITE
Sedangkan wewenang yang diberikan kepada penulis antara lain :
a. Penulis diberikan wewenang untuk membuatkan Maintenance Order / Work
Order sesuai dengan permintaan User.
b. Penulis diizinkan untuk membuatkan Jobcards yang sesuai dengan
Maintenance Order yang diminta oleh user.
c. Penulis diizinkan untuk menggunakan SAP.
d. Penulis diizinkan untuk mengamati secara langsung kegiatan atau aktivitas
yang terjadi di PT. Puncakjaya Power Kuala Kencana
e. Penulis diizinkan mengambil gambar yang diperlukan untuk kelengkapan
laporan dengan persetujuan dari pembimbing atau kepala bagian departemen.
f. Penulis diizinkan untuk berkomunikasi atau bertanya kepada pembimbing di
lapangan (kepala bagian departemen) apabila ada hal yang tidak dipahami dari
proses yang terjadi.
54
Pada minggu pertama, kegiatan dari penulis yaitu orientasi mengenai
Keselamatan Kerja yang diberikan oleh Pak Sugeng Mulyono dari Divisi QHSE
PT. Puncakjaya Power. Kegiatan ini sendiri bertujuan untuk mengenalkan
mengenai Aturan dan Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan selama
berada/bekerja di PT.Puncakjaya Power seperti Zero Tolerance. Adapun selama
Orientasi ini sendiri Penulis diberikan Alat Pelindung Diri (APD) berupa Jaket,
Safety Helmet, Sarung Tangan, Safety Glasses, dan Safety Shoes.Penulis sendirii
diberikan tanggung jawab untuk memulai magang setiap hari Senin-Jumat dari
Jam 07.00-16.00 WIB.
Setelah melakukan Orientasi Keselamatan Kerja pada minggu pertama, penulis
lalu ditempatkan di Divisi Planner dibawah Pengawasan Langsung Pak Sabur
Rusadianto dan Pak Servie Bella. Lokasi penempatan sendiri berada di Lantai 2
Kantor T&D. Selama melakukan Kerja Praktek penulis diijinkan untuk
menggunakan sebuah Personal Computer, Program SAP, dan PTFI
WEBSITE,yang telah diijinkan oleh Pak Servie Bella.
Selama melakukan Kerja praktek, penulis diijinkan juga untuk Mengikuti Bapak
Rusadianto Sabur atau Bapak Servie Bella apabila ingin mengambil Material yang
telah siap diambil di Warehouse. Permasalahan yang sering terjadi di Warehouse
sendiri adalah seringnya terjadi kesalahan dari Karyawan Warehouseyang
melakukan MIGO maka pengambilan Material akhirnya menjadi lama. Bahkan
terkadang ketika telah di MIGO, stok untuk Material yang telah siap untuk diambil
tiba-tiba kosong / tidak sesuai dengan yang tertera disistem SAP. Akan tetapi
dikarenakan Warehouse sendiri bukan merupakan milik PT. Puncakjaya Power
sehingga penulis tidak diijinkan untuk melakukan pengamatan di tempat tersebut.
Selain itu, Penulis juga tidak diberikan wewenang yang terkait dengan
Pengorderan Material ataupun Meminta Akses Sementara untuk mengorder
Restricted Item. Hal ini sendiri dikarenakan dalam hal pengorderan material
banyak departemen yang ikut terlibat dan menyangkut Keuangan
Perusahaan.Selama pelaksanaan kerja praktek, penulis juga berkesempatan
untuk menggali informasi berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan pada Divisi
Planner.
4.3. Metodologi Pekerjaan
55
Pada pelaksanaan kerja praktek di PT. Puncakjaya Power penulis melakukan
pekerjaan seperti yang dikerjakan oleh karyawan-karyawan di Divisi Planner.
Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh penulis berkaitan dengan Penjadwalan
Pekerjaan di Minggu selanjutnya, Membuatkan Jobcards, dan Menutup Pekerjaan
yang telah diselesaikan pada minggu berjalan.
4.3.1. Langkah Pembuatan Maintenance Order Berdasarkan Permintaan
User
Adapun Flowchart tahap pembuatan Maintenance Orde rberdasarkan permintaan
user dibawah ini :
USER PLANNER
MULAI
MEMBUAT NOTIFIKASI
MENGIRIMKAN NOTIFIKASI KEPADA PLANNER MELALUI EMAIL
MENERIMA EMAIL UNTUK PEMBUATAN NOTIFIKASI DARI USER
MEMBUATKAN MAINTENANCE ORDER SESUAI DENGAN NOTIFIKASI DARI USER
RELEASE MAINTENANCE ORDER YANG TELAH SELESAI DIBUAT
MENGIRIMKAN NOMOR MAINTENANCE ORDER BESERTA JOBCARDS KEPADA USER
MENERIMA NOMOR MAINTENANCE ORDER BESERTA JOBCARDS DARI PLANNER
SELESAI
56
Gambar 4.3. Flowchart proses pembuatan Maintenance Order Berdasarkan
Permintaan user
Maintenance Order / Work Order lebih dikenal sebagai Surat Perintah Kerja (SPK),
akan tetapi di PT. Puncakjaya Power lebih sering disebut sebagai Maintenance
Order / MO.Maintenance Order sendiri terbagi menjadi dua yaitu Maintenance
Order yang telah dijadwalkan per periode tertentu ataupun Maintenance Order
yang akan dikeluarkan berdasarkan permintaan user. Maintenance Order yang
dikeluarkan berdasarkan pemintaan user juga memiliki tahapan. Sebelum
meminta Planner untuk membuatkan Maintenance Order, user biasanya akan
membuatkan notifikasi yang berisi detail pekerjaan yang akan / telah dikerjakan.
Pada notifikasi ini sendiri harus berisi Lokasi Pengerjaan, Equipment apa yang
dikerjakan, Jumlah Pekerja (Man Power), Durasi Pekerjaan, dan Deskripsi
Pekerjaan yang dilakukan. Setelah membuat notifikasi, maka langkah selanjutnya
adalah mengirimkan email kepada Planner yang berisi permohonan untuk
pembuatan Maintenance Order. Pada email ini sendiri user wajib menyertakan
Nomor Notifikasi agar Planner dapat dengan mudah menemukan notifikasi yang
telah dibuat oleh user. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.4 dibawah.
Gambar 4.4. Contoh Notifikasi untuk pembuatan Maintenance Order
57
Setelah Planner menemukan nomor notifikasi yang sesuai dengan yang telah
dibuat oleh user. Maka langkah selanjutnya adalah Planner membuatkan
Maintenance Order yang sesuai dengan deskripsi yang telah dibuat User.
Adapun langkah-langkah dalam pembuatan Maintenance Order berdasarkan
permintaan user pada SAP adalah sebagai berikut :
1. Pada SAP pilih Favorites– Scheduling – Create MO, atau dapat langsung
kita akses melalui Code IW22
Gambar 4.5. Menu awal SAP setelah Login
2. Setelah itu masukkan nomor Notifikasi yang telah di buat oleh User (yang
meminta untuk pembuatan Notifikasi) pada kolom Notification.
58
Gambar 4.6. Tampilan menu Notification (IW22)
3. Setelah itu system SAP akan membuka Notifikasi yang sebelumnya telah
dibuat oleh User yang meminta untuk dibuatkan MO kedalam system SAP.
Isi dari pada Notifikasi ini sendiri sebelumnya telah dibuat oleh User untuk
di jadwalkan oleh Planner. Notifikasi ini sendiri juga merupakan sebuah
Jadwal kerja User yang sudah dikerjakan dalam minggu berjalan atau
pekerjaan yang akan dikerjakan pada Minggu depan dan belum
terschedule didalam SAP. Pada Field ini sendiri yang wajib diisi oleh User
adalah Nama Pekerjaan, Nomor Equipment, Deskripsi Pekerjaan, Kru
yang melaksanakan Pekerjaan, dan Prioritas Pekerjaan Tersebut. Dalam
hal ini Nama Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Painting Bolt Foundation
Tower #153 dengan Nomor Equipment yang akan dikerjakan adalah
600000225728 yang merupakan TOWER LINE #153A dengan Deskripsi
pekerjaan Jumlah Man Power : 4 Orang, Lama Pekerjaan : 4 Jam, dan di
rencanakan akan dikerjakan pada 25-01-2018.
59
Gambar 4.7. Tampilan Notifikasi yang telah dibuat User
4. Setelah itu pilih Lambang yang berada pada sebelah kanan Order untuk
membuat MO (Maintenance Order).
Gambar 4.8. Lokasi pada tampilan Notifikasi
5. Setelah itu maka akan muncul Central Header yang mana pada beberapa
Field sudah diisi otomatis oleh User, pada bagian ini yang akan isi adalah
pada bagian PMActType dan Person Number. Pada PMActType yang kita
harus lakukan adalah mengklasifikasikan tipe pekerjaan dengan tipe
pekerjaan yang sudah ada pada list yang sudah dibuat oleh SAP. Pada
bagian PMActType ini sendiri terdapat 23 Jenis Klasifikasi Pekerjaan.
60
Sedangkan pada Person Number yang kita isi adalah Nomor ID Karyawan
yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan tersebut.
Gambar 4.9. Tampilan menu General Maintenance
Gambar 4.10. Klasifikasi Pekerjaan pada PMActType
6. Setelah itu pilih . Pada bagian ini yang akan kita lakukan adalah
mengisi field Jumlah Man Power, Durasi Pekerjaan, dan juga status
pekerjaan tersebut (Recepient) apakah sudah dilakukan, sudah
dijadwalkan, dsb. Adapun Kode-Kode yang digunakan pada Recepient
adalah sebagai berikut :
61
a. Y : Kode ini sendiri biasanya digunakan untuk menandakan bahwa
Pekerjaan telah dijadwalkan untuk minggu depan (Next Week)
b. X : Kode ini sendiri biasanya digunakan untuk menandakan bahwa
Pekerjaan tersebut telah dilaksanakan pada minggu berjalan
c. Z : Kode ini biasanya digunakan apabila MO# dibuat pada saat
minggu berjalan atau pekerjaan telah selesai dikerjakan dan user
baru memberitahukan untuk pembuatan Notifikasi dan MO#
Pekerjaan tersebut.
d. K : Kode ini sendiri biasanya digunakan apabila pekerjaan tersebut
belum dikerjakan dan masih menunggu Item atau Part yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
e. WOP : Kode ini sendiri biasanya digunakan apabila pekerjaan
tersebut sudah dikerjakan sebagian dan masih menunggu Item
atau Part yang dibutuhkan untuk menyelesaikan Pekerjaan
tersebut.
Gambar 4.11. Tampilan Operations pada General Maintenance
7. Setelah mengisi field Jumlah Man Power, Durasi Pekerjaan, dan juga
status pekerjaan maka langkah selanjutnya adalah Membuat User Status.
Untuk membuat User Status kita akan memilih pada bagian atas. Adapun
terdapat 5 Kode pada User Status ini, antara lain :
a. INP (In-Planning), status ini sendiri biasanya diberikan apabila MO#
atau pekerjaan masih dalam tahap perencanaan dan belum di buat.
62
b. RTS (Ready To Schedule), status ini sendiri biasanya diberikan
apabila Schedule telah dibuat dan siap untuk di Release kedalam
jadwal Minggu Depan (Next Week).
c. WOP (Waiting On Material), status ini sendiri biasanya diberikan
apabila Schedule telah di Release akan tetapi pekerjaan masih
belum selesai dikarenakan harus menunggu Part atau Item yang
dibutuhkan agar pekerjaan dapat selesai.
d. SCH (Scheduled), status ini sendiri biasanya diberikan apabila
MO# telah siap untuk di Release untuk pekerjaan minggu depan.
e. CMT (Committed To Baseline), untuk status ini sendiri biasanya
diberikan apabila MO# telah selesai dikerjakan oleh user atau
Jobcards pekerjaan tersebut telah di Cetak.
Gambar 4.12. Klasifikasi User Status
8. Setelah itu Save ( ).
9. Setelah itu, buka kembali nomor nomor notification yang telah tersave tadi
untuk melakukan Print Out Jobcard. Pilih Order > Print > Order
63
Gambar 4.13. Lokasi Print pada SAP
10. Setelah itu akan muncul Menu Select Shop Papers, pada tahap ini kita
akan mengisi “LOCL” pada bagian Output Ticket. Lalu Pilih Print Preview
untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.
Gambar 4.14. Tampilan Menu Print
11. Pada tahap selanjutnya akan muncul template Jobcard yang sudah dibuat
oleh sistem SAP. Selanjutnya pilih Print atau Ctrl + P.
64
Gambar 4.15. Tampilan Menu Print Preview
12. Selanjutnya adalah mengkonversikan template Jobcards tadi kedalam PDF
yang mana kemudian akan disimpan dan dibagikan kepada kru-kru sesuai
dengan Grup yang tertera pada Jobcards tersebut.
Gambar 4.16. Tampilan Opsi pada Print
65
13. Untuk penamaan file sendiri biasanya menggunakan nomor MO# sebagai
awalan file dan kemudian diberikan nama kru yang tertera pada Jobcards
sebagai akhiran.
Gambar 4.17. Tata Penamaan Maintenance Order
4.3.2. Langkah Melakukan TECO (Technically Complete) terhadap
Maintenance Order / Work Order yang telah selesai dikerjakan.
Adapun Flowchart tahap Melakukan TECO (Technically Complete)
terhadap Maintenance Order / Work Order yang telah selesai
dikerjakandibawah ini :
66
USER PLANNER
MULAI
MENGISI JOBCARDS YANG TELAH SELESAI DIKERJAKAN
MENGIRIMKAN LIST MAINTENANCE ORDER YANG TELAH DISELESAIKAN KEPADA
PLANNER
MENERIMA EMAIL BERISI LIST TERHADAP PEKERJAAN YANG TELAH SELESAI
MENGECEK JOBCARDS SESUAI DENGAN LAPORAN DARI USER
MELAKUKAN KONFIRMASI ACTUAL HOURS
MELAKUKAN TECO
SELESAI
SUDAH DIISI ?
BELUM
YA
Gambar 4.18. Flowchart proses Melakukan TECO (Technically Complete)
terhadap Maintenance Order / Work Order yang telah selesai dikerjakan
TECO sendiri merupakan salah satu langkah yang wajib dilakukan, hal ini
bertujuan untuk menghindari OutstandingMaintenance Order yang
seharusnya sudah lama dikerjakan tapi tertunda. Planner sendiri tidak bisa
melakukan TECO tanpa konfirmasi dari user. Akan tetapi untuk
Maintenance Order Mingguan TECO wajib dilakukan oleh Planner
dikarenakan Maintenance Order tersebut akan selalu muncul setiap
minggunya. Sedangkan TECO yang tidak bisa dilakukan tanpa konfirmasi
dari user adalah Maintenance Order yang bersifat triwulan, quartal,
semester, sekali setahun, atau temuan pekerjaan dari user diluar jadwal
67
Maintenance Order Mingguan. User sendiri biasanya akan mengirimkan
daftar pekerjaan mingguannya yang telah siap untuk di tutup. Contoh
daftarnya bisa dilihat pada gambar 4.19 dibawah ini :
Gambar 4.19. Contoh Daftar pekerjaan yang telah siap di TECO salah satu Kru
di PT. Puncakjaya Power
Pada Gambar diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar pekerjaan telah
siap di TECO dan user telah meminta Planner untuk melakukan TECO
terhadap Maintenance Order dengan Note “Close” tersebut. Sedangkan
untuk Waiting Parts biasanya Maintenance Ordernya akan diubah
Statusnya sehingga tidak akan ditutup sampai Material yang diperlukan
datang dan Kru yang bersangkutan menyelesaikan pekerjaannya, dan
untuk Next Week biasanya Maintenance Ordernya akan diubah statusnya
agar muncul lagi pada jadwal pekerjaan minggu berikutnya.
Adapun langkah-langkah dalam Melakukan TECO (Technically Complete)
terhadap Maintenance Order / Work Order yang telah selesai dikerjakan
adalah sebagai berikut :
1. Buka PM Order Confirmation (IW41)
2. Pada bagian Order, isi nomor Maintenance Order sesuai dengan Maintenance
Order yang akan kita TECO
68
Gambar 4.20. Tampilan menu PM Order Confirmation
3. Setelah itu akan muncul informasi yang diminta, pada bagian ini yang wajib
diisi adalah Actual Hours, Work Center, Personnel No (Nomor ID
Supervisor/Foreman Kru yang menyelesaikan pekerjaan), Work Start, Work
Finish, Reason, Confirm Text. Pada Reason sendiri terdapat dua Short Text
yang digunakan yaitu AC dan DC. AC sendiri berarti pekerjaan telah benar-
benar diselesaikan, sedangkan DC sendiri berarti pekerjaan tidak dikerjakan
atau batalkan.
Gambar 4.21. Menu Enter PM Order Confirmations
4. Setelah itu buka Change General Maintenance (IW32)
5. Setelah itu pilih . Pada tahap ini kita akan menyamakan Actual Hours
dengan yang ada pada Jobcards.
69
Gambar 4.21. Tampilan menu Change General Maintenance
6. Setelah itu pilih ( ) untuk melakukan TECO. Akan tetapiSebelum melakukan
TECO, Jobcards yang sesuai dengan nomor Maintenance Order harus
diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan apakah telah diisi atau belum.
Apabila Jobcards telah diisi maka TECO dapat dilanjutkan, tetapi apabila
Jobcards belum diisi maka user wajib mengisinya terlebih dahulu.
Jobcards yang telah diisi sendiri biasanya memiliki tanggal pekerjaan
diselesaikan dan tanda tangan Supervisor. Contoh Jobcards yang telah diisi
bisa dilihat pada gambar 4.22 dibawah ini :
70
Gambar 4.22. Contoh Jobcards yang telah diisi
Apabila Jobcard telah diisi, maka TECO dapat dilanjutkan
7. Setelah masuk pada menu TECO, yang wajib diisi adalah Reference Date
dan Reported By. Hal ini sendiri untuk menginformasikan atasan tanggal
penyelesaian dan supervisor yang menyelesaikan pekerjaan tersebut
apabila diperiksa.
71
Gambar 4.23. Tampilan menu TECO
4.4. Hasil Pekerjaan
Hasil pekerjaan selama pelaksanaan kerja praktek di PT. Puncakjaya Power
penulis melakukan pekerjaan-pekerjaan yang biasa dilakukan oleh karyawan pada
Divisi Planner. Hasil dari pekerjaan ini tidak lain adalah dokumen reservasi yang
nantinya akan digunakan saat pengambilan material di Warehouse yang dituju.
Selain dokumen reservasi, hasil output pekerjaan lainnya adalah berupa Jobcards
yang nantinya akan diisi oleh karyawan di bagian lapangan setelah menyelesaikan
pekerjaannya. Adapun tampilan Jobcards sebagai berikut :
72
Gambar 4.24. Jobcards
73
BAB 5
PENUTUP
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan Kerja Praktek ini. Penulis
mohon maaf apabila terdapat kesalahan ataupun pernyataan yang kurang tepat
dalam laporan ini. Harapan penulis kedepan agar kegiatan Kerja Praktek ini dapat
terus ditingkatkan dan semoga laporan ini dapat berguna di kemudian hari. Terima
kasih.
74
LAMPIRAN
top related