kalibrasi sensor tekanan kelompok1 ibfix)
Post on 30-Nov-2015
206 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/ 2013
MODUL : Kalibrasi Sensor Tekanan dan Pengkondisi Sinyal (Signal Conditioning)
PEMBIMBING : Harita N. Chamidy LRSC
Oleh:
Kelompok : I
Nama : 1. Ais Aisyah :121411032
2. Aldiani Sopiandi : 121411033
3. Aldila Dewi Pantja G. : 121411034
Kelas : 1B
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
PPOLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2013
Praktikum: 24 April 2013
Penyerahan: 01 Mei 2013
(Laporan)
A. TUJUAN
1. Menghitung persamaan kurva kalibrasi dengan regresi linier dari seluruh data
pembacaan naik dan turun
2. Menghitung ketelitian (presisi) dan ketepatan (akurasi) instrumen ukur dalam persen
skala penuh
3. Menghitung nilai sesungguhnya jika pengukuran dilakukan dengan mendapatkan
pembacaan selain dari pembacaan saat kalibrasi, lengkap dengan nilai akurasinya
4. Menghitung nilai histeresis
B. DASAR TEORI
Mengkalibrasi suatu unit instrument pada hakekatnya adalah memberikan simulasi
input (yang akurat) dan melakukan penyetelan agar output sesuai dengan yang
dikehendaki. Jadi syarat utama melakukan aktivitas kalibrasi adalah membuat simulasi
input secara akurat. Itulah sebabnya ketelitian meter-meter kalibrasi dituntut jauh lebih
tinggi dari meter-meter operasi. Sebagai contoh, terdapat sebuah pressure transmitter
pneumatic dengan range 50-100psig. Output transmitter ini akan dikalibrasi 3-15 psig.
Kalibrasi itu akan dilakukan melalui tahapan langkah-langkah berikut :
1. Kalibarasi selalu dimulai dari titik zero. Zero transmitter ini adalah 50 psig. Pada
input 50 psig, output harus 3 psig. Bila output ternyata tidak 3 psig, bagian zero
adjustment harus disetel agar didapatkan output 3 psig.
2. Titik maksimum kemudian disimulasi dengan memberikan tekanan sebesar 100 psig.
Bila output tidak 15 psig, bagian span adjustment harus disetel agar didapatkan output
15 psig.
3. Pada beberapa transmitter, penyetelan span akan berpengaruh pada penyetelan zero,
atau sebaliknya penyetelan zero akan berpengaruh pada penyetelan span. Bilamana
hal itu terjadi, dikatakan bahwa terjadi interaksi (interaction) antara zero dan span.
Kalau demikian halnya, ulangilah langkah 1 dan 2 sampai didapatkan output zero dan
span yang tepat.
4. Setelah kalibrasi zero dan span didapat, perlu dilakukan pengujian linearitas. Hal itu
dilakukan dengan memberikan input 25%, 50%, dan 75%. Bila penyimpangan
linearitas masih dalam batas-batas toleransi, kalibrasi transmitter sudah bisa dianggap
selesai. Namun, bila penyimpangan cukup besar, perlu dilakukan penyetelan
linearitas.
5. Repotnya, tidak semua instrument mempunyai fasilitas penyetelan linearitas. Kalau
fasilitas penyetelan linearitas tersedia, penyetelan dapat dilakukan dengan menyetel
bagian linearitas seperti yang selalu diterangkan di dalam instruction manual
instrument. Akan tetapi, kalau penyetelan linearitas tidak tersedia, kalibrasi perlu
‘dicuri’ dengan sedikit menggeser titik zero dan span agar titik yang lain, 25%, 50%,
dan 75% juga masuk ke batas-batas toleransi linearitas.
Sebelum alat ukur digunakan, kalibrasi perli dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Kalibrasi biasanya dilakuan untuk sensor tekanan/pengondisian sinyal adalah :
Tekanan minimun = 0 psig = 0,000 volt = 4 mA
Tekanan maksimun = 8 psig = 1,000 volt = 20 mA
Pada sistem perpipaan apabila aliran udara ditutup atau tidak ada udara yang mengalir dalam pipa, maka tekanan udara di dalam sistem tersebut sama dengan tekanan atmosfer. Sehingga tekanan minimum dalam sistem sebesar 0 psig adalah tekanan atmosfer yang tidak terdapat aliran udara di dalam pipa.
Kalibrasi yang dilakukan untuk I/P conventer sesuai dengan katup pengendali pneumatik dengan karakteristik sebagai berikut :
4 mA ke converter = 3 psig dari converter di P2 (Katup pengendalian pneumatik terbuka penuh)
20 mA ke converter = 15 psig dari converter ke P2 (Katup pengendalian pneumatik tertutup penuh)
Katup pengendalian pneumatik dirancang dapat terbuka dengan sedikit udara walau pembacaan di P2 = 15 psig. Pada percobaan ini dilakukan penempatan posisi katup pengendali pneumatik dengan cara mengoperasikan secara manual terhadap keluaran daya di pengendalian proses. Proporsional band diatur ke titik selain nol, misalnya atur [prop] pada 20 %
Pada kalibrasi sensor tekanan diferensial/ pengkondisian sinyal (signal conditioning), sensor dibawa ke kondisi minimum dan maksimum sehingga diperoleh :
Aliran minimum = 0,000 volt dari keluaran pengatur
Aliran maksimum = 1,000 volt dari keluran pengatur
Ketlitian (presisi) adalah tingkat keterulangan pengukuran pada kondisi dan rentang waktu tertentu. Ketelitian menunjukan seberapa konsisten hasil pengukuran mempunyai pemacaan yang sama. Ketelitian dinyataan dengan nilai “ketidaktelitian” pengukuran.
Ketelitian instrumen ukur = ±0,1 °C. Artinya nilai ketidaktelitian instrumen ukur adalah 0,1°C diatas atau dibawah nilai pengukuran.
Penentuan ketlitian dilakukan dengan mengulang beberapa kali pengukuran. Dari beberapa kali pengukuran variabel terikat atau nilai pengukuran (y) dari satu nilai variabel beas atau nilai sebenarnya (x) diperoleh ketelitian sebagai berikut :
Ketelitian=±Syy
Ketepatan (akurasi) adalah tingkat kedekatan nilai terukur dengan nilai standar. Akurasi menujukan seberapa dekat hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya. Ketepatan dinyatakan dengan nilai “ketidaktepatan” atau “ketidakpastian”
Ketepatan instrumen ukur = ±0,1 °C. Artinyaa nilai ketidaktepatan instrumen ukur adalah 0,1°C diatas atau dibawah nilai sebenarnya.
Histeresis adalah penyimpangan terbesar yabg terjadi anatara pengukuran naik dan turun.
C. PERCOBAAN
No Alat dan Bahan
1 PCT-10 “electrical consol”
2 “Trim tool”
3 PCT-14 aksesoris pengendali tekanan
4 Kabel penghubung
5 Modul pengendali tekanan
6 Udara tekan minimal 2 bar gauge
D. DATA PENGAMATAN
Pengukuran Naik
PV (Psi)P3 (Psi) P4 (Psi)
1 2 3 1 2 3
0,7 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
1,0 1,0 0,0 1,0 0,0 1,0 0,8
2,0 2,8 2,8 2,9 2,8 2,9 2,0
3,0 4,5 3,5 4,9 3,5 4,9 3,0
4,0 6,0 3,9 6,0 3,9 6,0 3,6
5,0 7,0 5,0 6,2 5,0 6,2 4,5
6,0 7,5 5,1 6,8 5,1 6,8 5,2
7,0 7,6 6,0 8,0 6,0 8,0 6,5
8,0 8,5 7,0 9,0 7,0 9,0 7,2
9,0 9,9 8,0 9,5 8,0 9,5 8,2
10,0 10,9 9,0 10,1 9,0 10,1 9,0
Pengukuran Turun
PV (Psi)P3 (Psi) P4 (Psi)
1 2 3 1 2 3
10,0 10,9 9,0 10,1 9,0 10,1 9,0
9,0 9,8 8,0 9,4 8,0 9,4 8,0
8,0 8,9 7,5 9,0 7,5 9,0 7,1
7,0 7,0 6,2 7,9 6,2 7,9 6,0
6,0 6,0 5,0 7,0 5,0 7,0 5,4
5,0 6,0 4,5 6,0 4,5 6,0 4,8
4,0 4,9 3,2 5,1` 3,2 5,1` 3,9
3,0 4,0 2,5 4,9 2,5 4,9 3,9
2,0 3,0 1,9 2,8 1,9 2,8 2,0
1,0 0,1 0,6 1,0 0,6 1,0 0,8
0,7 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Pengukuran Naik
Pengukuran Naik
Rata-rata Sy PresisiPV (psi)
P3 (psi)
1 2 3
0,7 0,0 0,0 0,0 0,000 0,0000 0,0000
1,0 1,0 1,0 1,0 1,000 0,0000 0,0000
2,0 2,8 2,9 2,8 2,833 0,0577 0,0203
3,0 4,5 4,9 4,2 4,533 0,3511 0,0774
4,0 6,0 6,0 5,0 5,667 0,5773 0,1018
5,0 7,0 6,2 6,0 6,400 0,5291 0,0826
6,0 7,5 6,8 7,2 7,167 0,3511 0,0489
7,0 7,6 8,0 7,5 7,700 0,7514 0,0975
8,0 8,5 9,0 8,7 8,733 0,2516 0,0288
9,0 9,9 9,5 9,8 9,733 0,2081 0,0213
10,0 10,9 10,1 10,2 10,400 0,4358 0,0419
Pengukuran Naik
Rata-rata
Sy PresisiPV (Psi) P4 (Psi)
1 2 3
0,7 0,0 0,0 0,0 0,000 0,0000 0,0000
1,0 0,0 0,8 0,8 0,533 0,4618 0,8664
2,0 2,8 2,0 1,8 2,200 0,5291 0,2405
3,0 3,5 3,0 2,5 3,000 0,5000 0,1667
4,0 3,9 3,6 3,5 3,667 0,2081 0,0567
5,0 5,0 4,5 4,1 4,533 0,4509 0,0994
6,0 5,1 5,2 5,1 5,133 0,0577 0,0112
7,0 6,0 6,5 6,0 6,167 0,2886 0,0467
8,0 7,0 7,2 7,0 7,067 0,1154 0,0163
9,0 8,0 8,2 8,0 8,067 0,1154 0,0143
10,0 9,0 9,0 9,0 9,0 0,0000 0,0000
Pengukuran Turun
Pengukuran Turun
Rata – Rata
Sy PresisiPV (psi)
P3 (psi)
1 2 3
10,0 10,9 10,1 10,2 10,4 0,4358 0,0419
9,0 9,8 9,4 9,9 9,700 0,2645 0,0272
8,0 8,9 9,0 8,6 8,833 0,2081 0,0236
7,0 7,0 7,9 8,0 7,633 0,5507 0,0721
6,0 6,0 7,0 6,8 6,600 0,5291 0,0801
5,0 6,0 6,0 5,5 5,833 0,2886 0,0494
4,0 4,9 5,1 5,2 5,067 0,1527 0,0301
3,0 4,0 4,9 4,0 4,300 0,5196 0,1208
2,0 3,0 2,8 2,6 2,8 0,2 0,0714
1,0 0,1 1,0 0,5 0,533 0,4509 0,8460
0,7 0,0 0,0 0,0 0,0 0 0
Pengukuran Turun
Rata – Rata
Sy PresisiPV (psi)
P4 (psi)
1 2 3
10,0 9,0 9,0 9,0 9 0 0
9,0 8,0 8,0 8,1 8,033 0,0577 0,00718
8,0 7,5 7,1 7,1 7,233 0,2309 0,03194
7,0 6,2 6,0 6,1 6,100 0,7026 0,11519
6,0 5,0 5,4 5,1 5,167 0,2081 0,04028
5,0 4,5 4,8 4,2 4,500 0,3000 0,06667
4,0 3,2 3,9 3,3 3,467 0,3785 0,10910
3,0 2,5 3,9 2,5 2,967 0,8082 0,72740
2,0 1,9 2,0 1,7 1,867 0,1527 0,08180
1,0 0,6 0,8 0,7 0,700 0,1000 0,14285
0,7 0,0 0,0 0,0 0,000 0,0000 0,0000
Grafik Naik dan Turun
0 2 4 6 8 10 120
2
4
6
8
10
12
f(x) = 1.10438527111345 x − 0.0831145091835834R² = 0.968823389902309f(x) = 1.07031373582916 x + 0.55304771948326R² = 0.949843193578813
Pengkuran Naik dan Turun Kondisi 1 (P3)
Pengukuran Naik Kondisi 1 (P3)Linear (Pengukuran Naik Kondisi 1 (P3))Pengukuran Turun Kondisi 1 (P3)Linear (Pengukuran Turun Kondisi 1 (P3))
PV (psi)
P3 (p
si)
0 2 4 6 8 10 120
2
4
6
8
10
12
f(x) = 1.03028385622638 x + 0.528471746199139R² = 0.958774076587999f(x) = 1.02181211002724 x + 0.680460497407505R² = 0.944721196382694
Pengukuran Naik dan Turun Kondisi 2 (P3)
Pengukuran Naik Kondisi 2 (P3)Linear (Pengukuran Naik Kondisi 2 (P3))Pengukuran Turun Kondisi 2 (P3)Linear (Pengukuran Turun Kondisi 2 (P3))
PV (psi)
P3 (p
si)
0 2 4 6 8 10 120
2
4
6
8
10
12
f(x) = 1.08558748571931 x + 0.0757070041304173R² = 0.975738063705436f(x) = 1.05107654451182 x + 0.350457860971967R² = 0.973763008541594
Pengukuran Naik dan Turun Kondisi 3 (P3)
Pengukuran Naik Kondisi 3 (P3)Linear (Pengukuran Naik Kondisi 3 (P3))Pengukuran Turun Kondisi 3 (P3)Linear (Pengukuran Turun Kondisi 3 (P3))
PV (psi)
P3 (p
si)
0 2 4 6 8 10 120123456789
10
f(x) = 0.942719043852711 x − 0.373586431145091R² = 0.994525758941112f(x) = 0.895148958607962 x + 0.0400184550487746R² = 0.960466205018839
Pengukuran Naik dan Turun Kondisi 1 (P4)
Pengukuran Naik Kondisi 1 (P4)Linear (Pengukuran Naik Kondisi 1 (P4))Pengukuran Turun Kondisi 1 (P4)Linear (Pengukuran Turun Kondisi 1 (P4))
PV (psi)
P4(p
si)
0 2 4 6 8 10 120
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
f(x) = 0.88511292732226 x + 0.145382722559101R² = 0.974741063474415f(x) = 0.924334300026364 x − 0.135038228315317R² = 0.993657955446261
Pengukuran Naik dan Turun Kondisi 2 (P4)
Pengukuran Naik Kondisi 2 (P4)Linear (Pengukuran Naik Kondisi 2 (P4))Pengukuran Turun Kondisi 2 (P4)Linear (Pengukuran Turun Kondisi 2 (P4))
PV (psi)
P4 (p
si)
0 2 4 6 8 10 120
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
f(x) = 0.935354600580016 x − 0.390841022936988R² = 0.997970363267707f(x) = 0.917954126021619 x − 0.30273134721856R² = 0.996342120198909
Pengukuran Naik dan Turun Kondisi 3 (P4)
Pengukuran Naik Kondisi 3 (P4)Linear (Pengukuran Naik Kondisi 3 (P4))Pengukuran Turun Kondisi 3 (P4)Linear (Pengukuran Turun Kondisi 3 (P4))
PV (psi)
P4 (p
si)
Menentukan Nilai Akurasi
Akurasi= PresisiSl ope
Pengukuran Naik
P3
Presisi = 0,8460
a. Kondisi 1
Persamaan garis pengukuran naik yaitu y = 1,104x - 0,083
Maka diperoleh slope (m) = 1,104
Nilai akurasinya yaitu = presisislope
= 0 ,84601,104
= 0,7826
b. Kondisi 2
Persamaan garis pengukuran naik yaitu y = 1,021x + 0,680
Maka diperoleh slope (m) = 1,021
Nilai akurasinya yaitu = presisislope
= 0,84601,021
= 0,8285
c. Kondisi 3
Persamaan garis pengukuran naik yaitu y = 1,051x + 0,350
Maka diperoleh slope (m) = 1,051
Nilai akurasinya yaitu = presisislope
= 0,84601,051
= 0,8049
P4
Presisi = 0,8664
a. Kondisi 1
Persamaan garis pengukuran naik yaitu y = 0.895x + 0.04
Maka diperoleh slope (m) = 0,895
Nilai akurasinya yaitu = presisisl ope
= 0 ,86640,895
= 0,9680
b. Kondisi 2
Persamaan garis pengukuran naik yaitu y = 0.924x - 0.135
Maka diperoleh slope (m) = 0,924
Nilai akurasinya yaitu = presisislope
= 0,86640,924
= 0,9376
c. Kondisi 3
Persamaan garis pengukuran naik yaitu y = 0.918x - 0.302
Maka diperoleh slope (m) = 0,918
Nilai akurasinya yaitu = presisislope
= 0,86640,918
= 0,9437
Pengukuran Turun
P3
Presisi = 0,8460
a. Kondisi 1
Persamaan garis pengukuran turun yaitu y = y = 1.070x + 0.553
Maka diperoleh slope (m) = 1,1070
Nilai akurasinya yaitu = presisislope
= 0 ,84601,1070
= 0,7642
b. Kondisi 2
Persamaan garis pengukuran turun yaitu y = 1.030x + 0.528
Maka diperoleh slope (m) = 1,030
Nilai akurasinya yaitu = presisislope
= 0,84601,030
= 0,8213
c. Kondisi 3
Persamaan garis pengukuran turun yaitu y = 1.085x + 0.075
Maka diperoleh slope (m) = 1,085
Nilai akurasinya yaitu = presisislope
= 0,84601,085
= 0,7797
P4
Presisi = 0,8664
a. Kondisi 1
Persamaan garis pengukuran turun yaitu y = 0.942x - 0.373
Maka diperoleh slope (m) = 0,942
Nilai akurasinya yaitu = 0,86640 , 942
= 0,9197
b. Kondisi 2
Persamaan garis pengukuran turun yaitu y = 0.885x + 0.145
Maka diperoleh slope (m) = 0,885
Nilai akurasinya yaitu = 0,86640,885
= 0,9789
c. Kondisi 3
Persamaan garis pengukuran turun yaitu y = 0.935x - 0.390
Maka diperoleh slope (m) = 0,935
Nilai akurasinya yaitu = 0,86640,935
= 0,9266
Menentukan nilai hysteresis
Hysteresis = pengukuran naik – pengukuran turun
Hysteresis P3
kondisi 1 kondisi 2 kondisi 3
0,0 0,0 0,0
0,9 -0,6 0,0
-0,2 0,9 0,1
0,5 1,0 0,0
1,1 0,7 0,9
1,0 0,5 0,2
1,5 0,1 -0,2
0,6 -0,2 0,1
-0,4 -0,5 0,0
0,1 0,0 0,1
0,0 0,0 0,0
Dari pengukuran naik dan turun dari alat ukur P3 diperoleh nilai histeresis, yaitu
penyimpangan terbesar antara pengukuran naik dan turun yaitu sebesar 1,5.
Hysteresis P4
kondisi 1 kondisi 2 kondisi 3
0,0 0,0 0,0
-0,6 0,0 0,0
0,9 0,1 0,0
1,0 0,0 -0,9
0,7 0,9 -0,3
0,5 0,2 -0,3
0,1 -0,2 -0,2
-0,2 0,1 0,5
-0,5 0,0 0,1
0,0 0,1 0,2
0,0 0,0 0,0
Dari pengukuran naik dan turun dari alat ukur P4 diperoleh nilai histeresis, yaitu
penyimpangan terbesar antara pengukuran naik dan turun yaitu sebesar 1,0.
P3
Pengukuran Turun (Kondisi 3)
Pengukuran akurasi pada tekanan 6 psi saat pengukuran ketiga:
Persamaan linier dari grafik pengukuran ketiga
y = 1.085x + 0.075
Nilai hasil Pengukuran sebenarnya :
x=( y−n)
m
x=(7,0−0,075)
1,085
x = 6,3824
Nilai ketidaktepatan sebenarnya :
Δx= Δym
Δx=(7,0−6,0)
1,085
Δx = 0,9216
Nilai pengukuran sebenarnya :
6,3824 ± 0,9216
Maka dari data yang diperoleh dapat di tentukan :
Ketidaktepatan alat = 0,9216
Ketidaktelitian alat = 0,7797
Pengukuran Naik (Kondisi 3)
Pengukuran akurasi pada tekanan 6 psi saat pengukuran ketiga:
Persamaan linier dari grafik pengukuran ketiga
y = 1.051x + 0.350
Nilai hasil Pengukuran sebenarnya :
x=( y−n)
m
x=(5,2−0,350)
1,051
x = 6,1370
Nilaiketidaktepatansebenarnya :
Δx= Δym
Δx=(6,8−6,2)
1,0 51
Δx = 0,5708
Nilai pengukuran sebenarnya :
6,1370 ± 0,5708
Maka dari data yang diperoleh dapat di tentukan :
Ketidaktepatan alat = 0,5708
Ketidaktelitian alat = 0,8049
P4
Pengukuran Turun (Kondisi 3)
Pengukuran akurasi pada tekanan 6 psi saat pengukuran ketiga:
Persamaan linier dari grafik pengukuran ketiga
y = 0.935x - 0.390
Nilai hasil Pengukuran sebenarnya :
x=( y−n)
m
x=(5,4+0,390)
0,935
x = 6,1925
Nilai ketidaktepatan sebenarnya :
Δx= Δym
Δx=(5,4−4,8)
0,935
Δx = 0,6417
Nilai pengukuran sebenarnya :
6,1925 ± 0,6417
Maka dari data yang diperoleh dapat di tentukan :
Ketidaktepatan alat = 0,6417
Ketidaktelitian alat = 0,9266
Pengukuran Naik (Kondisi 3)
Pengukuran akurasi pada tekanan 6 psi saat pengukuran ketiga:
Persamaan linier dari grafik pengukuran ketiga
y = 0.918x - 0.302
Nilai hasil Pengukuran sebenarnya :
x=( y−n)
m
x=(5,2+0,302)
0,918
x = 5,9934
Nilaiketidaktepatansebenarnya :
Δx= Δym
Δx=(5,2−4,5)
0,918
Δx = 0,7625
Nilai pengukuran sebenarnya :
5,9934 ± 0,7625
Maka dari data yang diperoleh dapat di tentukan :
Ketidaktepatan alat = 0,7625
Ketidaktelitian alat = 0,9437
Menentukan Sensitivitas
K= ∆ y∆ x
Pengukuran Naik
P3
a. Pengukuran Naik Kondisi 1
K=10,9−0,010−0,7
K=1,172
b. Pengukuran Naik Kondisi 2
K=9,0−0,010−0,7
K=0,9677
c. Pengukuran Naik Kondisi 3
K=10,1−0,010−0,7
K=1,0860
P4
a. Pengukuran Naik Kondisi 1
K=9,0−0,010−0,7
K=0,9677
b. Pengukuran Naik Kondisi 2
K=10,1−0,010−0,7
K=1,0860
c. Pengukuran Naik Kondisi 3
K=9,0−0,010−0,7
K=0,9677
Pengukuran Turun
P3
a. Pengukuran Turun Kondisi 1
K=10,9−0,010−0 , 7
K=1,1720
b. Pengukuran Turun Kondisi 2
K=9,0−0,010−0 , 7
K=0 , 9677
c. Pengukuran Turun Kondisi 3
K=10,1−0,010−0 ,7
K=1,0860
P4
a. Pengukuran Turun Kondisi 1
K=9,0−0,010−0 , 7
K=0,9677
b. Pengukuran Turun Kondisi 2
K=10,1−0,010−0,7
K=1,0860
c. Pengukuran Turun Kondisi 3
K=9,0−0,010−0,7
K=0,9677
PEMBAHASAN
Kalibrasi sensor tekanan bertujuan untuk mengetahui nilai ketelitian (presisi),
ketepatan (akurasi), nilai hysteresis dan nilai sensitivitas dari instrument sensor tekanan.
Kalibrasi adalah suatu proses mencocokan atau membandingkan antara sistem pengukuran
terhadap suatu standar. Tekanan adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya per satuan luas.
Dalam praktikum ini terdapat dua jenis pengukuran yaitu pengukuran naik dan pengukuran
turun. Pengukuran naik adalah pengukuran yang dilakukan pada tekanan pada instrument
ukur mengalami penaikan (0,7-10 psi). Sedangkan pengukuran turun adalah pengukuran yang
dilakukan pada saat tekanan pada instrument ukur mengalami penurunan (10-0,7 psi).
Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali agar didapat nilai akurasi, presisi dan hysteresis dari
alat tersebut. Dari masing-masing pengukuran didapatkan hasil pengukuran yang tidak jauh
berbeda. Pada praktikum kali ini terdapat tiga instrument ukur, yaitu PV (instrument standar),
P3 dan P4. PV merupakan instrument standar yang pembacaannya dilakukan melalui suatu
software yang dihubungkan dengan alat sensor tekanan.
Pengukuran dilakukan dengan membaca nilai tekanan (psi) pada PV, P3 dan P4. Pembacaan
dilakukan setiap kenaikan atau penurunan 1 psi tekanan pada instrument ukur. Setelah
dilakukan pengukuran selama tiga kali. Data yang diperoleh dipresentasikan dalam bentuk
grafik antara tekanan pada P3 atau P4 (psi, sumbu y) dan tekanan pada PV (psi, sumbu x).
Berdasarkan pengolahan data dari pengukuran naik dan turun, didapatkan nilai presisi
terbesar pada P3 adalah 0,8460 pada pengukuran turun dengan tekanan sebesar 1 psi.
Sedangkan nilai presisi terbesar pada P4 adalah 0,8664 pada pengukuran naik dengan tekanan
1 psi. Nilai akurasi pada P3 didapatkan dari pengolahan data pengukuran yang memiliki nilai
regresi linier sebesar 0,975. Berdasarkan pengolahan datadidapatkan nilai pengukuran
sebenarnya sebesar 6,3824 ± 0,9216. Sehingga didapatkan nilai akurasi sebenarnya sebesar
0,9216. Nilai hysteresis paling besar yang dihasilkan dari kalibrasi P3 adalah 1,5 nilai
tersebut didapat dari data kondisi satu pada tekanan 6 psi. Nilai sensitivitas yang didapatkan
dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus ∆ y /∆ x adalah 1,1720. Sedangkan Nilai
akurasi pada P4 didapatkan dari pengolahan data pengukuran yang memiliki nilai regresi
linier sebesar 0,996. Berdasarkan pengolahan data didapatkan nilai pengukuran sebenarnya
sebesar 5,9934 ± 0,7625. Sehingga didapatkan nilai akurasi sebenarnya sebesar 0,7625. Nilai
hysteresis paling besar yang dihasilkan dari kalibrasi P4 adalah 1,0 nilai tersebut didapat dari
data kondisi satu pada tekanan 3 psi. Nilai sensitivitas yang didapatkan dari hasil perhitungan
dengan menggunakan rumus ∆ y /∆ x adalah 1,0860.
E. KESIMPULAN
Nilai akurasi
P3: 0,9216
P4: 0,7625
Nilai kepresisian
P3: 0,8460
P4: 0,8664
Nilai histeresis
P3: 1,5
P4: 1,0
Nilai pengukuran
sebenarnya
P3: 6,3824 ± 0,9216
P4: 5,9934 ± 0,7625
Nilai sensitivitas
P3: 1,1720
P4: 1,0860
F. DAFTAR PUSTAKA
Tim dosen. 2012. Modul Praktikum Instrumentasi & Pengukuran. Bandung: POLBAN.
Anonim. 2012. “Kalibrasi”. http://ilmukalibrasi.blogspot.com/. [27 April 2013].
top related