jejas traumatik pada gigi anak

Post on 24-Jul-2015

608 Views

Category:

Documents

10 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

JEJAS TRAUMATIK PADA GIGI ANAK

PENDAHULUAN

Anak-anak trauma gigi & orofasial >>

saat perkembangan koordinasi motorik aktivitas

Jejas traumatik fraktur,pergeseran, s/d kehilangan gigi me fungsi, estetik, psikologik

Dokter Gigi :bertanggung jawab mengetahui, mengenali & menangani jejas traumatik oral pada anak2 berdasarkan latihan, pengetahuan & pengalaman

INSIDENSI

Trauma gigi sulung > ( 4- 30 %) Usia 1,5 - 3 tahunGigi anterior >

( 71% mengenai Insisif permanen)Displacement >Overjet > fraktur insisif RA

ETIOLOGI

jatuhtindak kekerasan kecelakaanolahraga

FAKTOR PREDISPOSISI

1. Jenis kelaminGigi sulung : - laki-laki 31-40%

- perempuan 16-30%Gigi permanen : - laki-laki 12-33%

- perempuan 4-19%2. Usia

- primary dentition : rata-rata 1,5 – 2,5 thn- permanent dentition : 8 – 10 thn

3. Oklusi- jarak gigit > & protrusi >- insufficient lip closure

DIAGNOSIS

1. Riwayat medis

cardiac disease perlu profilaksis utk cegah endocarditis

gangguan perdarahan alergi thd medikasi Masalah medikasi Status vaksinasi tetanus

2. Riwayat trauma gigiWHEN berhub. dg prognosis & jenis perawatanHOW berhub dg penyebab trauma & keparahanWHERE berhub dg keparahan & penggunaan

antibiotika / profilaksis tetanus

3. Evaluasi neurologik perlu evaluasi keadaan kompleks kraniofasial

4. Pemeriksaan klinis kepala-leher- perawatan luka ekstraoral kontusi, laserasi, abrasi

(perlu rujukan ?)- Cek pergerakan rahang ada rasa sakit, deviasi dll- fraktur rahang perlu Ro foto

5. Pemeriksaan oral (Jaringan keras & lunak)

gigi goyang ok resorbsi / traumaFraktur gigi tentukan klasifikasipertimbangkan tahap pertumbuhan gigi Displacement tentukan besar luksasinyaAda / tdk fraktur alveolar / rahangTentukan derajat kegoyangan gigiCek oklusi overbite/overjet, intradentalTanda-tanda abnormalitas fraktur, perubahan

bentuk, diskolorasi

6. Pemeriksaan Radiografi

untuk diagnosis awal perawatan lanjutan dokumentasi klaim asuransi dll panoramik, oklusal, lateral, periapikal

TRAUMA PADA GIGI SULUNG

Perubahan warna gigiNekrosis pulpaObliterasi sal pulpaResorbsi akar

PENGARUH TRAUMA THD GIGI TETAP

enamel hipoplasiadilaserasi mahkotamalformasi odontomaangulasi akar vestibularangulasi gigi lateral / dilaserasikerusakan benih gigi permanengangguan erupsi

KLASIFIKASI TRAUMA GIGI

1. kegoyangan taa pergerakan gigi respon inflamasi pada ligamen periodontal gigi peka tekanan & perkusi

2. Pergerakan gigi mudah digerakkan tp tidak berpindah dari

soketnya

3. Intrusi gigi terdorong masuk kedalam soketnya ligamen periodontal tertekan fraktur pada alveolar soket

4. Ekstrusi terdorongnya gigi keluar dari soket ligamen periodontal rusak

5. Luksasi lateral gigi bergerak kearah labial, lingual / lateral lig periodontal rusak fraktur tulang alveolar

6. Avulsi gigi terlepas dari alveolus fraktur alveolus

KLASIFIKASI INJURY (menurut Ellis & Davey)

Kelas I : mengenai enamelKelas 2 : mengenai dentin (pulpa blm terlibat)Kelas 3 : mengenai dentin (pulpa terbuka)Kelas 4 : gigi non vitalKelas 5 : gigi lepasKelas 6 : fraktur akarKelas 7 : perubahan letak gigiKelas 8 : fraktur mengenai seluruh mahkota

Pulpektomi

- Degenerasi pulpa- Perforasi > 72 jam- Pertumbuhan apeks sempurna- Pengisian sal akar

- Gigi sulung dg pasta SA

- Gigi permanen muda dg gutta percha terbalik

- Root induction apeksifikasi

Fraktur mahkota berat

Mengenai CEJ (perawatan pulpa / ekstraksi)

Gingivektomi : utk keluarkan struktur gigiPulpektomiGigi permanen pengisian 1/3 akarPasang pasak + porcelain jacket crown

Fraktur Akar

pada gigi sulungApical third : tidak dirawatMiddle third : splinting & compositeCoronal third : ekstraksi

Pada gigi permanen

- pu tjd usia 11-20 th

- Akar gigi lebih tahan thd trauma

Perubahan letak gigi

a. Subluksasisplinting jangka pendek (7-10 hari) dg kawat orto kecil dilekatkan resin etsa asam

b. Ekstruded gigi sulung direposisi bila ada displacement

mahkota ringan displacement > 2mm ekstraksi untuk

mencegah infeksi periradikuler & gangguan benih permanen

Intrusimembiarkan gigi reerupsi ( 1- 6 bulan)Reposisi splint / ortoada pergerakan inisial dalam 4 minggu

bila tidak harus diekstraksi

Avulsi

replantasi namun dpt menimbulkan infeksi kronis & perubahan distropik gigi penggantinya

TRAUMA PADA GIGI PERMANEN

1. Fraktur gigi Penyebab utama trauma gigi

Termasuk dislokasi dan knocked-out teeth.Penanganan tgt tipe, lokasi dan keparahan.Segera mungkin ditangani DRG → prognosa

> Dapat di repair dgn penumptan → Full crownPada gigi belakang → fraktur cups, gigi

retak/pecahRetaknya gigi dapat melibatkan akar &

mengenai pulpa → root canal treatment

Fraktur gigi

2. Dislokasi

Gigi dapat melesak ke dlm soket Perlu reposisi & stabilisasi.Bila pulpa sehat → no additional treatment Bila pulpa terkena → root canal treatment. Medication, such as calcium hydroxide,

(placed inside the tooth)Permanent root canal Tx

Dislokasi

3. Avulsi

Gigi lepas dari soket Pegang bagian mahkota gigi ( jgn sentuh bagian

akar) Bila kotor bilas dg air (jgn gunakan sabun /

detergen)Usahakan kembalikan gigi dlm soket / tetap dlm

keadaan basah (simpan dlm tempat obat, rendam air garam / susu)

Stabilisasi dengan splintingAmati perkembangan akar gigi → root canal

treatmentBila perlu tetanus booster.

Avulsi

4. Fraktur AkarLokasi fraktur menunjukkan prognosa

pemulihanFraktur dekat ujung akar → prognosa lebih baik Fraktur tidak sampai membelah akar →

prognosa baikFraktur pada gigi dg beban kunyah >> atau

fraktur sampai memecah gigi → prognosa kurang

Kadang2 perlu splinting utk stabilisasiBila pulpa terinfeksi → root canal treatment

Fraktur akar

Apexogenesis

Penutupan apeks untuk melindungi pulpa tetap sehat

Jejas pada jaringan lunak medikasiApeks menutup, dinding saluran akar

menebalBila pulpa masih sehat tidak perlu

endodontic treatment

Apeksogenesis

Apexification

Pengambilan jaringan pulpa yg terinfeksiMedikasi dlm akar tutk membantu pertumbuhan

jar keras daerah apeks → sbg barrier utk permanent root canal filling.

KLASIFIKASI TRAUMA GIGI  Fraktur jaringan keras gigi 1. tipe 1 – Fraktur enamel

2.   Tipe II – Fraktur enamel-dentin

3. Tipe III – Fraktur dg pulpa terbuka

4. Tipe IV – Fraktur mahkota-akar

5. Tipe V – Gigi tanggal

6. Tipe VI – Fraktur akar

Trauma Jaringan Lunak

1. Kegoyangan - Trauma pada struktur penyangga gigi tanpa disertai pergeseran/kehilangan gigi- Bereaksi thd perkusi

2. Subluksasi- kerusakan pada struktur penyangga gigi tanpa disertai displacement gigi

3. Luksasi lateral displacement gigi pada arah

mesial.distal, lingual / labial umumnya diikuti dg fraktur alveolar

4. AvulsiGigi lepas dari soketnya

5. Luksasi intrusifDisplacement gigi ke arah tulang alveolar (melesak ke dalam)

6. Luksasi ekstrusifdisplacement sebagian gigi lepas dari soketnya

Perawatan fraktur pada jaringan keras

fraktur jaringan keras 60 % dari semua tipe jejas pada gigi sulung

Perawatan berdasarkan luasnya frakturPulpa terbuka endodontic treatment dg

restorasi resin / SSCPulpa terbuka luas ekstraksiPulpa belum terbuka penghalusan tepi tajam &

observasiOrangtua memantau perubahan warna / infeksiFollow up dg radiografikTrauma dg fraktur akar ambil semua segmen

fraktur tanpa merusak benih permanen

Perawatan jejas pada jaringan lunak

gigi bergerak mencapai benih permanen ekstraksi gigi sulung

intrusi arah labial

spontaneously re-eruptgigi lepas dari soket ekstraksidiet lunak selama 2 minggu

Pengaruh pada perkembangan gigi permanen

Gigi permanen yang sedang dlm perkembangan tidak erupsi sempurna

Nekrotik pulpa, trauma intrusif / over instrumentation dari saluran akar gigi sulung kerusakan gigi yg irreversibel.

Tanggal prematur sulung keterlambatan erupsi permanen

Localized enamel hypoplasia –

Trauma gigi sulung gangguan pembentukan enamel gigi permanen. 

White or yellowish-brown discoloration –

Hipokalsifikasi enamel karena infeksi periapikal

Crown or root dilaceration

Management of Permanent Teeth

1. Type I and Type II Crown Fractures  

Composite "band-aid" restoration.  Dipantau 4 minggu restorasi dengan

esthetic resin restoration. 

2. Type III Fracture

Evaluasi seberapa besar pulpa terbuka pulp capping or endodontic therapy

< 1mm direct pulp cap, > 2 mm partial / complete pulpotomy or a pulpectomy.

Evaluasi perkembangan akar pulpotomy or apexification 

3. Kegoyangan

Sensitif perkusi & tekananGangguan oklusi  Tes vitalitas  Observasi periodik dg radiografi selama 1

tahun  Diet lunak selama 2 minggu 

4. Subluxation

If minimal monitor gigi dg tes vitalitas & penyesuaian oklusi. 

If extensive flexible splint (monofilament nylon or light orthodontic wire) bonding pada gigi dg etsa asam resin 1-2 mgg. 

Evaluasi dg tes vitalitas & radiografi.

5. Intrusion Injuries

Resorbsi eksternal akar gigi & rusaknya tulang penyangga marginal

orthodontic repositioning 3-4 mgg.nekrosis pulpa orthodontic extrusion selama 2 minggu endodontic treatment Monitor dgn radiographs sampai 5 tahun Prognosis kurang baik

6. Extrusion Injuries

Evaluasi supraposisi gigi dgn Ro fotoReposisi gigi ke posisi normal & splinting

dgn splint non-rigid/ acid-etch splint selama 2-3 minggu

Monitor vitalitas pulpa tiap minggu Bila pulpa nekrosis endodontic therapy 

7. Avulsion Injuries

Prognosis dipengaruhi : Perkembangan akarStatus ligamen periodontalLamanya gigi berada di luar soket

less than 30 minutes - 90% success 30 to 90 minutes - 43% success more than 90 minutes - 7 % success

Treatment Protocol: Cuci gigi dg lar saline yg mengalir Simpan gigi dlm tmp steril 30 menit sambil evaluasi

medical/injury history & radiographic Replantasi gigi dg tekanan ringan Splinting flexible (passive splint) selama 2-3

minggu Bila foramen apikal menutup root canal Tx  

8. Fraktur akar

- ada angulasi 10-15 derajat apically/coronally. - Rigid splint sampai 6 minggu- monitor vitalitas pulpa & Ro foto- Bila pulpa nekrosis Endodontic Tx  

top related