hubungan manusia dan lingkungan akibat dinamika hidrosfer

Post on 18-Jan-2017

607 Views

Category:

Education

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Nesha Mutiara

X. MIA 4

Hubungan Manusia dan Lingkungan Akibat Dinamika

Hidrosfer

Daftar Isi• A. Siklus Air• B. Perairan Darat dan Potensinya• C. Perairan Laut dan Potensinya• D. Pemanfaatan dan Pelestarian Perairan Darat

dalam Unit Daerah Aliran Sungai ( DAS )• E. Pemanfaatan dan Pelestarian Laut secara

Berkelanjutan• F. Menunjukkan Perilaku yang Bertanggungjawab

A. Siklus Air

• 1. Pengertian Siklus Air

• Jumlah air di permukaan bumi ini secara keseluruhan relatif tetap.

• Air akan selalu ada karena mengikuti siklus hidrologi, yaitu sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi.

• a. Evaporasi / penguapan

• Terjadi akibat pemanasan oleh sinar matahari.

• Uap air dapat berasal dari transpirasi ( penguapan dari tanaman ).

• Proses semuanya itu disebut Evapotranspirasi.

• Faktor yang mempengaruhi evaporasi :• radiasi sinar matahari• suhu udara• kelembapan udara• kecepatan angin

• b. Kondensasi / pengembunan

• Proses perubahan wujud uap air menjadi titik – titik air.

• Partikel – partikel air ini kemudian berkumpul dan membentuk awan.

• Faktor yang mempengaruhi kondensasi:• tingkat kadar air dalam udara dalam suatu areaadanya udara yang dinginembun di suatu tempat di pagi hari

• c. Presipitasi

• Tetes air dari awan yang jatuh ke permukaan tanah.

• Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya presipitasi :

• adanya uap air di atmosphere• faktor-faktor meteorologis• lokasi daerah• adanya rintangan misal adanya gunung.

• d. Perkolasi

• Proses bergeraknya air melalui profil tanah karena tenaga gravitasi.

• Faktor yang mempengaruhi perkolasi adalah : • tekstur tanah • permeabilitas tanah • letak permukaan air tanah • tebal lapisan tanah bagian atas

• e. Infiltrasi

• Proses meresapnya air dari permukaan tanah melalui pori – pori tanah.

• Faktor yang memengaruhinya :• waktu dr saat hujan atau irigasitekstur dan struktur tanahpersediaan air awal(kelembaban awal) atau jumlah air yang tersedia di permukaan tanah.kemampuan tanah untuk mengosongkan air di atas permukaan tanahpenghantar hidrolikkegiatan biologi dan unsur organik, jenis dan kedalaman seresahtumbuhan bawah atau tajuk penutup tanah lainnya

• f. Intersepsi

• Proses ketika air hujan jatuh pada permukaan vegetasi di atas permukaan tanah, tertahan beberapa saat untuk kemudian diuapkan kembali ke atmosfer atau diserap oleh vegetasi yang bersangkutan.

• Faktor-faktor yang mempengaruhi intersepsi :• Tipe vegetasi• Kondisi/umur vegetasi• Intensitas hujan• Lokasi• Luas tajuk penutup vegetasi atau kerapatan

• 2. Jenis Siklus Hidrologi

• a. Siklus Pendek

• Air laut menguap, terjadi kondensasi, uap air membentuk awan, kemudian terjadi hujan, dan kembali ke laut lagi.

• b. Siklus Menengah

• Air laut menguap, terjadi kondensasi, uap air terbawa angin, dan membentuk awan di atas daratan, hujan jatuh di daratan menjadi air darat, kemudian menuju laut.

• c. Siklus panjang

• Air laut menguap, terjadi kondensasi, uap air terbawa angin, dan membentuk awan di atas daratan hingga ke pegunungan tinggi, jatuh sebagai salju, terbentuk gletser, mengalir ke sungai, selanjutnya kembali ke laut lagi.

B. Perairan Darat dan Potensinya• 1. Air Tanah

• Adalah massa air yang ada di bawah permukaan tanah.

• Hampir 98% air di daratan tersembunyi di bawah permukaan tanah.

• Hanya sekitar 2% yang terlihat sebagai air di :

• Sungai

• Danau

• Reservoir

• Berdasarkan jenisnya, air tanah dapat dikelompokkan ke dalam 7 bagian :

• a. Meteoric water ( vadose water ), yaitu air tanah yang berasal dari air hujan, dan terdapat pada lapisan tanah yang ‘tak jenuh.

• b. Connate water ( air tanah tubir ), yaitu air tanah yang terperangkap dalam rongga – rongga batuan endapan, sejak pengendapan itu terjadi, termasuk juga air yang terperangkap pada rongga – rongga batuan beku leleran sewaktu magma tersembur ke permukaan.

• c. Fossil water ( air fosil ), yaitu air yang terperangkap dalam rongga – rongga batuan dan tetap tinggal di dalam batuan tersebut sejak penimbunan itu terjadi. Kadang – kadang istilah ini disamakan dengan Connate water.

• d. Juvenile water ( air magma ) , yaitu air yang berasal dari dalam bumi ( magma ). Air ini bukan dari atmosfer atau air permukaan.

• e. Pellicular water ( air pelikular / ari ), yaitu air yang tersimpan dalam tanah karena terikan molekul – molekul tanah.

• f. Phreatic water ( air freatis ), yaitu air tanah yang berada pada lapisankulitbumi yang poreus ( sarang ). Lapisan air tersebut berada di atas lapisan yang tidak tembus air atau di antara dua lapisan yang tidak tembus air.

• g. Artesian water ( air artesis / air tekanan ), yaitu air yang berada di antara dua lapisan batuan yang kedap ( tidak tembus ) air sehingga dapat menyebabkan air tersebut dalam keadaan tertekan. Bila memperoleh jalan ke luar, baik disengaja maupun tidak, air tanah ini akan ke luar dengan kekuatan besar ke permukaan bumi dan terjadilah sumber air artesis.

• Usaha untuk melestarikan air tanah :• mengurangi penggunaan pupuk buatan yang

berlebihan dan membudidayakan pupuk kandang/pupuk organik untuk mengambilkan kesuburan tanah.

• pengendalian lahan kritis dengan melakukan reboisasi dan penghijauan

• mengurangi laju erosi tanah,misal: pembuatan terasering pada lahan miring

• mengurangi kejenuhan tanah dengan melakukan pergiliran tanaman pertanian agar kesuburan tanah tetap terpelihara

• menghindari penyedotan yang berlebihan dalam pemanfaatan air tanah

• pembuatan sumur-sumur resapan untuk mengurangi ntingginya air limpasan

• mengusahakan air sumur agar tetap bersih

• 2. Air Sungai

• Adalah aliran air tawar yang mengalir melalui terusan alami dan kedua pinggirnya dibatasi tanggul – tanggul alami yang akhirnya mengalir ke laut atau sungai induknya.

• a. Klasifikasi Sungai

• 1.) Berdasarkan sumber airnya

• Sungai hujan

• Sungai campuran ( air hujandan gletser )

• Sungai gletser / es yang mencair

• 2.) Berdasarkan pola aliran sungai

• Dendritik, anak sungainya membentuk sudut yang tidak teratur. Terdapat di daerah dataran rendah.

• Contoh : Atlantic Coastal Plain

• Pinnate, anak sungainya membentuk sudut lancip. Terdapat di daerah yang memiliki kemiringan lereng curam.

• Contoh : Sungai – sungai di bagian timur Sumatra.

• Trellis, relatif sejajar dengan anak – anak sungai yang bermuara pada sungai utama dan membentuk sudut 90 derajat. Terdapat di daerah lipatan.

• Radial sentripetal, memusat ke suatu daerah. Terdapat di daerah cekungan atau kedok.

• Annular, anak sungainya melingkar. Terdapat di daerah kubah ( dome ).

• Radial sentrifugal, menyebar dari suatu puncak ke arah lereng.

• Paralel, luas dan miring sekali.

• Rektangular, dengan struktur patahan. Pola aliran yang terbentuk adalah siku – siku.

• 3.) Berdasarkan volume /debit airnya

• Sungai ephemeral / periodik, alirannya melimpah pada waktu musim hujan dan berkurang pada waktu musim kemarau. Contoh : sungai – sungai di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara.

• Sungai Intermitten, hanya berair pada waktu hujan. Contoh : Sungai Wadi.

• Sungai Permanen ( perenial ), alirannya tetap sepanjang tahun. Contoh : sungai – sungai di Sumatra, Kalimantan, dan Papua

• 4.)Berdasarkan struktur batuan yang dilalui

• Sungai Antesedan

• Merupakan sungai yang dapat mengimbangi pengangkatan lapisan batuan yang dilaluinya.

• Contoh : Sungai Oya di Yogyakarta.

• Manfaat sungai :Untuk memenuhi kebutuhan air dalam sehari-hariSumber air bagi petani-petaniSebagai sarana transportasi Sebagai sumber air minumUntuk pembangkit listrikTempat olah ragaTempat memelihara ikan Tempat pencari ikanTempat mencuci dan mandi

• Pencemaran air dapat disebabkan oleh hal-hal berikut :

Pembuangan limbah industri ke perairanPembuangan limbah rumah tangga (domestik) ke

sungai, seperti air cucian, air kamar mandi.Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan.Penggunaan racun dan bahan peledak dalam

menangkap ikan.

• Cara menjaga kelestarian sungai :Melestarikan Hutan di Hulu SungaiTidak Buang Air di Sungai atau KaliTidak Membuang Sampah Ke SungaiMenata agar tidak banyak bangunan yang berdiri di

dekat sungaiTidak Membuang Limbah Rumah Tangga dan

Industri ke sungaiTidak melakukan pengerukan pasir yang berlebihan

di sungai

• Sungai Epigenesa

• Terus menerus mengikis batuan yang dilaluinya sehingga mencapai batuan induk.

• Contoh : Sungai Colorado, Amerika Serikat.

• 5.)Berdasarkan arah alirannya

• Sungai Konsekuen

• Alirannya searah dengan kemiringan lereng.

• Terbagi menjadi :• *sungai konsekuen lateral, yaitu arah alirannya menuruni

lereng – lereng asli yang ada di permukaan bumi

• *sungai konsekuen longitudinal, yaitu arah alirannya sejajar dengan antiklinal ( bagian puncak gelombang pegunungan )

• Sungai Subsekuen

• aliran airnya tegak lurus terhadap sungai konsekuen.

• Sungai Obsekuen

• anak sungai dari sungai subsekuen yang arah aliran airnya berlawanan dengan sungai konsekuen.

• Sungai Resekuen

• anak sungai dari sungai subsekuen yang arah aliran airnya sejajar dengan sungai konsekuen.

• Sungai Insekuen

• alirannya teratur dan tidak terikat dengan lapisan batuan yang dilaluinya.

• b. Meander dan delta

• 1.) Meander, yaitu aliran sungai yang berkelok – kelok secara teratur dengan arah pembelokan kurang lebih 180 derajat.

• Proses terbentuknya :Air tidak pernah mengalir dalam garis lurus bahkan dalam alur

sungai yang tampaknya lurus.Aliran air yang melewati batu atau penghalang lain

menimbulkan area pergerakan air yang lebih lambat dan lebih cepat.

Area yang lebih lambat ditemukan di bagian sungai yang dalam dan penuh dengan sedimen. Area ini disebut dengan pools. Sementara itu, area yang lebih cepat ditemukan di bagian sungai yang dangkal dan berada di sekitar batu. Area ini disebut dengan riffles.

Lalu, sungai mengalir pada sisi-sisi sungai yang masih relatif lurus.

Setelah itu, aliran air yang lebih cepat akan bergerak berlawanan dari arah sungai dari waktu ke waktu sehingga akan membentuk meander.

• 2.) Delta, yaitu endapan batuan,pasir, kerikil, dan lumpur yang terdapat di muara sungai.

• Delta terbentuk di mana pun sungai menemukan badan air terendah seperti danau atau samudra dan bercampur dengan badan-badan air. Penurunan tiba-tiba energi menyebabkan sungai untuk menjatuhkan beban sedimen nya. Akibatnya kapasitas dan kompetensi arus berkurang. Sebagian besar beban klastik dibawa ke mulut sungai diendapkan di area terlarang di atau dekat pantai, membentuk sebuah delta.

• Jumlah besar dari batubara, minyak, dan gas alam yang ditemukan di bawah permukaan endapan delta kuno, untuk alasan ini ahli geologi menarik dalam mempelajari lingkungan delta.Dalam berbagai penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa delta dapat terjadi pada danau dan laut dalam, tetapi terkesan yang paling penting di laut terbuka.

• Secara umum, karakteristik delta adalah sebagai berikut :• Ketika sungai mencapai hingga berhubungan dengan laut,

membawa material melebihi jumlah yang dapat didestribusikan kembali oleh air

• Delta menjadi sentral utama dari desposisi• Menurut Herodutus, nama delta berasal dari bentuk segitiga

sungai Nil• Delta memiliki system pengendapan yang sangat kompleks

termasuk fluvial, darat dan lingkungan laut• Banyak delta diakui sebagai pintu masuknya sedimen, dan

dipengaruhi oleh pasang surut, gelombang, dll• Delta secara ekonomi penting karena memiliki kandungan

Sumber Daya Alam yang tinggi• Tidak semua sedimen akan terdeposisi pada tempat yang sama,

terdapat 3 bagian utama dalam deposisi delta : Topset Beds, Foreset Beds and bottomest beds.

• c. Daerah Aliran Sungai ( DAS )

• bagian permukaan bumi yang airnya mengalir ke dalam sungai yang bersangkutan apabila hujan.

• Akibat tekanan jumlah penduduk yang meningkat pesat, pada umumnya DAS banyak mengalami penurunan fungsi.

• Hal ini dapat mengakibatkan kondisi kuantitas ( debit ) air sungai menjadi fluktuatif antara musim penghujan dan kemarau.

• Kerusakan DAS dapat menurunkan cadangan air serta meningkatkan laju sedimentasi dan erosi.

• Dampak lanjutannya adalah banjir di musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau.

• Upaya mengatasi kerusakan DAS dapat dilakukan dengan cara – cara berikut :

Penggalian pada dasar sungai yang dilakukan secara teratur untuk mengangkat sampah-sampah yang ada di dasar sungai

Pembuatan tanggul di tepian sungaiMemberikan pemahaman kepada warga setempatMembuat tempat pembuangan limbahLarangan terhadap aktivitas penambangan di daerah aliran

sungai

• 3. Danau

Adalah suatu cekungan yang digenangi air tawar dalam jumlah cukup banyak dan luas.

• Menurut proses terjadinya, danau diklasifikasikan :

• a. Danau Tektonik

• Terjadi akibat adanya tenaga tektonik, misalnya patahan. Contoh :

• Danau Poso

• Danau Tempe

• Danau Singkarak

• b. Danau Vulkanik

• Terjadi akibat erupsi gunung api. Contoh : • Danau Kalimutu

• Danau Kawah Ijen

• Danau Batur

• c. Danau Tektovulkanik

• Terjadi karena adanya proses vulkanik dan tektonik.

• Contoh : Danau Toba.

• d. Danau Karst / Dolina

• Terdapat di daerah kapur. Contoh : di daerah Gunung Kidul ( Yogyakarta ).

• e. Danau Glasial

• Terjadi karena erosi glasial pada zaman es diluvium. Contoh : Danau Michigan dan Ontario.

• f. Danau Bendungan

• Terjadi karena terbendungnya sungai oleh lava. Contoh : Tondano.

• g. Danau Buatan

• Sengaja dibuat oleh manusia, misalnya untuk irigasi dan PLTA. Contoh : Saguling dan Cirata.

• 4. Rawa

• Adalah daerah yang tergenang air, yang penggenangannya dapat bersifat musiman ataupun permanen dan ditumbuhi oleh tumbuhan.

• Hutan rawa memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya. Jenis – jenis floranya antara lain : durian burung ( Durio carinatus ), ramin ( Gonystylus sp ), terentang ( Camnosperma sp ), kayu putih ( Melaleuca sp ), sagu ( Metroxylon sp ), rotan, pandan, palem – paleman, dan berbagai jenis liliana.

• Faunanya :

• Harimau ( panthera tigris )

• Orang utan ( Pongo pygmaeus )

• Rusa ( Cervus unicolor )

• Buaya ( Crocodylus porosus )

• Babi hutan ( Sus scrofa )

• Badak

• Gajah

• Musang air

• Pembagian rawa berdasarkan sifat airnya :• rawa air asin• rawa air tawar• rawa air payau

• Peran dan manfaat hutan rawa :

• sumber cadangan air, dapat menyerap dan menyimpan kelebihan air dari daerah sekitarnya dan akan mengeluarkan cadangan air tersebut pada saat daerah sekitarnya kering.

• mencegah terjadinya banjir.• mencegah intrusi air laut ke dalam air tanah dan

sungai.• sumber energi.• sumber makanan nabati maupun hewani.

C. Perairan Laut dan Potensinya

• Hampir 71% muka bumi tertutup oleh lautan. Belahan bumi selatan ditempati sebagian besar oleh lautan, sedangkan bumi utara ditempati oleh daratan.

• 1. Jenis – Jenis Laut

• Menurut letaknya laut dapat dibedakan menjadi :

• a. Laut tepi, letaknya di sepanjang tepi benua. Contoh : Laut Cina Selatan.

• b. Laut pertengahan, terletak di antara dua benua atau daratan. Contoh L laut yang terdapat di Indonesia.

• c. Laut pedalaman, terletak di tengah – tengah benua atau dikelilingi daratan. Contoh : Laut Mati.

• Menurut terjadinya laut dapat dibedakan menjadi :

• a. Laut ingresi, adalah laut dalam yang terjadi karena adanya penurunan dasar samudra ( adanya patahan ). Contoh :

• Laut Banda

• Laut Flores

• b. Laut transgesi, adalah laut dangkal yang terjadi karena adanya genangan air pada daratan yang lebih rendah pada zaman berakhirnya zaman diluvium. Contoh :

• Laut Arafura

• Selat Sunda

• Selat Bali

• c. Laut regresi, adalah laut yang terjadi karena adanya proses penyempitan permukaan air laut, akibat sedimentasi.

• Berdasarkan kedalamannya, laut dibedakan menjadi:

• a. Zona litoral adalah zona antara garis air surut dengan air pasang.

• b. Zona niteris memiliki kedalaman < 200 m. Pada zona ini tumbuhan dan hewan berkembangbiak.

• c. Zona batial memiliki kedalaman 200 – 1.800 m.

• d. Zona abissal memiliki kedalaman > 1.800 m.

• 2. Relief Dasar Laut

• a. Wilayah bagian barat, merupakan Dangkalan Sunda ( Paparan Sunda ). Pada masa diluvium, merupakan daratan luas yang menyatu dengan Benua Asia.

• b. Bagian tengah juga disebut daerah peralihan. Wilayah ini terdiri dari laut dalam. Wilayah perairannya meliputi laut – laut yang terdapat di Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku.

• c. Bagian timur, di wilayah timur merupakan Paparan Sahul. Pada masa diluvium wilayah ini pernah bersatu dengan daratan Australia. Bukti adanya penyatuan antara wilayah bagian timur Indonesia dengan daratan Australia :

• 1.) adanya persamaan jenis binatang antara binatang yang terdapat di Papua dengan Australia.

• 2.) adanya alur sungai di dasar laut.

• 3. Arus Laut

• Adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal maupun secara horizontal.

• Faktor pembangkit arus permukaan disebabkan oleh adanya angin yang bertiup di atasnya. Oleh karena dibangkitkan angin, arah arus laut permukaan ( atas ) mengikuti arah angin yang ada.

• Selain pergerakan arah arus mendatar, angin dapat menimbulkan arus air vertikal yang dikenal dengan upwelling dan sinking di daerah – daerah tertentu.

• Proses upwelling adalah suatu proses massa air yang didorong ke atas dari kedalaman sekitar 100 – 200 m.

• Arus ini kadar oksigennya rendah dan suhunya lebih dingin.

• Walaupun sedikit oksigen, arus ini mengandung larutan nutrien seperti nitrat dan fospat sehingga banyak mengandung fitoplankton.

• Fitoplankton merupakan bahan dasar rantai makanan di lautan, dengan demikian di daerah upwelling umumnya kaya ikan.

• Gejala upwelling dipantau satelit cuaca NOAA. Melalui pengamatan, dapat diketahui kapan dimulainya musim panen ikan. Biasanya terjadi 14 hari setelah upwelling.

• Sinking merupakan proses kebalikan dari upwelling, yaitu gerakan air yang tenggelam ke arah bawah di perairan pantai.

• Faktor terjadinya arus laut :

• a.)Faktor internal• perbedaan densitas air laut, gradien tekanan

mendatar, dan gesekan lapisan air.

• b.)Faktor eksternal• gaya tarik matahari dan bulan, gaya coriolis,

perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi, gaya tektonik, dan angin.

• Beberapa arus laut di dunia :

• a. Arus Kuroshio, adalah arus panas yang mengalir dari utara Kepulauan Filipina, menyusur sebelah timur Kepulauan Jepang dan terus ke pesisir Amerika Utara ( terutama Kanada ). Arus ini didorong oleh angin barat.

• b. Arus Oyashio, adalah arus dingin yang didorong oleh angin timur dan mengalir dari Selat Bering menuju ke selatan dan berakhirdi sebelah timur Kepulauan Jepang. Di tempat ini arus tersebut bertemu dengan arus Kuroshio. Di tempat pertemuan ini terdapat daerah perikanan yang kaya, sebab plankton – plankton yang terbawa oleh arus Oyashio berhenti pada daerah pertemuan arus panas Kuroshio yang hangat dan tumbuh subur.

• c. Arus Humboldt / Arus Peru, mengalir di sepanjang barat Amerika Selatan ke arah utara. Arus ini didorong oleh angin pasat Tenggara dan termasuk arus dingin.

• d. Arus Teluk Gulfstream, merupakan arus menyimpang yang segera diperkuat oleh dorongan angin besar danmerupakan arus panas. Arus khatulistiwa utara ditambah arus khatulistiwa selatan masuk ke Laut Karibia terus ke Teluk Mexico dan ke luar dari teluk ini melalui Selat Florida ( sebagai Arus Florida ). Arus Florida bercampur dengan Arus Antillen bergerak ke arah Timur. Arus ini ke luar dari Teluk Mexico. Arus ini menyebabkan pantai barat Eropa tidak membeku ketika musim dingin.

• e. Arus Tanah Hijau Timur / Arus Greenland Timur, merupakan arus dingin yang mengalir dari laut Kutub Utara ke selatan menyusuri pantai timur Tanah Hijau. Arus ini didorong oleh angin timur yang berasal dari daerah kutub.

• f. Arus Labrador, berasal dari laut Kutub Utara yang mengalir ke selatan menyusuri pantai timur Labrador. Arus ini didorong oleh angin timur dan merupakan arus dingin. Umumnya arus ini, membawa “gunung es” yang ikut dihanyutkan.

• g. Arus Canari, merupakan arus menyimpang dan termasuk arus dingin.Arus ini merupakan lanjutan sebagian arus teluk yang mengubah arahnya setelah pengaruh daratan Spanyol dan mengalir ke arah selatan menyusur pantai barat Afrika Utara.

• h. Arus Brazilia,merupakan lanjutan arus angin barat yang mengalir ke arah selatan menyusuri pantai timur Amerika Selatan ( Brazilia ).Arus ini termasuk arus menyimpang dan merupakan arus panas.

• i. Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa yang nantinya pecah menjadi dua, yaitu Arus Maskarena dan Arus Agulhas setelah sampai di timur Madagaskar. Arus ini didorong oleh angin pasat tenggara.

• j. Arus Maskarena dan Arus Agulhas, merupakan arus menyimpang dan merupakan aruspanas. Arus ini juga merupakan lanjutan dari pecahan Arus Khatulistiwa Selatan. Arus Maskarena mengalir menuju ke selatan, menyusuri pantai Pulau Madagaskar Timur. Arus Agulhas juga mengalir menuju ke selatan menyusuri pantai Pulau Madagaskar Barat.

• 4.Gelombang Laut

• Adalah gerakan naik turunnya air laut.

• Terjadi karena angin menabrak pantai, dan gempa bumi.

• Keterangan :• a. Gelombang osilasi, yaitu gerak gelombang akibat

molekul air bergerak melingkar. Gelombang ini memiliki tinggi dan lembah gelombang. Puncak gelombang akan pecah di dekat pantai yang disebut breaker atau gelora.

• b. Gelora

• c. Gerak translasi, yaitu gelombang osilasi yang telah pecah lalu seperti memburu garis pantai, bergerak searah dengan gerak gelombang tanpa diimbangi gerakan mundur. Gelombang ini dikenal dengan istilah surf. Gelombang ini dimanfaatkan untuk olahraga surfing.

• d. Swash

• e. Back swash, berbentuk gelombang yang telah menyentuh garis pantai. Kedatangan gelombang disebut swash, sedangkan ketika kembali disebut back swash.

• f. Arus dasar

• Terbagi menjadi :

• a. Gelombang Permukaan

• biasa disebut ombak dan merupakan fenomena yang biasa ditemui ketika mengamati permukaan air laut

• b. Gelombang Internal

• Faktor yang menyebabkan terjadinya gelombang : hembusan angin dan pasang surut air laut

• 5. Pasang Surut Air Laut

• Naik atau turunnya posisi permukaan perairan atau samudra yang disebabkan oleh gaya gravitasi bulan dan matahari, sehingga sumber gaya yang berinteraksi berupa laut, matahari, dan bulan.

• Mintakat pasang wilayah pantai yang terbenam sewaktu pasang naik dan terpapar sewaktu pasang surut.

• Periode pasang laut waktu antara puncak atau lembah gelombang berikutnya. Panjang periodenya bervariasi antara 12 jam 25 menit – 24 jam 50 menit.

• Proses terjadinya :dipengaruhi oleh gaya gravitasi dengan gaya tarik bulan dan

matahari. bulan yang lebih dekat dengan bumi mempunyai pengaruh

yang lebih besar pada pasang dan surutnya air laut dibandingkan dengan pengaruh gravitasi matahari

pasang dan surut terbesar terjadi pada saat bulanbaru dan bulan purnama karena pada saat itu, matahari, bulan, dan bumi berada dalam bidang segaris

pasang terendah terjadi pada saat bulan perbani.Ketika pasang perbani, pasang terjadi serendah – rendahnya karena kedudukan matahari dan bulan terhadap matahari emmbentuk sudut 90o. Maka, gravitasi bulan dan matahari akan saling memperlemah

• perbedaan tinggi air pada saat pasang dan surut di laut terbuka mencapai 3 m

• tetapi di tempat sempit seperti selat dan muara sungai, perbedaan tinggi air ini dapat mencapai 16 m

• bumi yang diselubungi air laut akan sangat dipengaruhi oleh gaya gravitasi bulan

• akibatnya, daerah yang berhadapan dengan bulan akan mengalami pasang, sedangkan daerah yang tegak lurus terhadap kedudukan bulan akan mengalami surut

Pembagian pasang surut:Pasut semi diurnal atau pasut harian ganda (dua

kali pasang dan dua kali surut dalam 24 jam), Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit. misalnya di perairan selat Malaka

Pasut diurnal atau pasut harian tunggal (satu kali pasang dan satu kali surut dalam 24 jam), Periode pasangsurut adalah 24 jam 50 menit, misalnya di sekitar selat Karimata

Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal) merupakan pasut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tetapi terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang sangat berbeda dalam tinggi dan waktu, ini terdapat di Pantai Selatan Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat.

Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal) merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan waktu yang berbeda, ini terdapat di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia Bagian Timur

• a. Pasang Surut Purnama ( Spring Tide)

• Terjadi pada tanggal 1 dan 14 (saat bulan purnama).

• Pada kedua tanggal tersebut posisi bumi – bulan – matahari berada pada satu garis ( konjungsi ) sehingga kekuatan gaya tarik bulan dan matahari berkumpul menjadi satu, menarik permukaan bumi. Permukaan bumi yang menghadap ke bulan mengalami pasang naik besar.

• b. Pasang Perbani ( Neap Tide )

• Terjadi pada tanggal 7 dan 21 kalender bulan.

• Pada kedua tanggal tersebut posisi matahari – bulan – bumi membentuk sudut 90 derajat.

• Agar dapat memprediksi pasang laut, diperlukan data amplitudo dan beda fase dari masing – masing komponen pembangkit pasang laut – yang terdiri dari komponen tengah harian dan harian.

• Namun, karena interaksinya dengan morfologi pantai, superposisi antar komponen pasang laut utama dan faktor – faktor lainnya akan mengakibatkan terbentuknya komponen – komponen pasang laut yang baru.

Manfaat laut bagi kehidupan :Sarana transportasi laut.Sumber protein hewani (ikan laut)Sumber devisa (untuk ikan yang diekspor)Batas wilayah antar negaraSumber keanekaragaman hayatiMenjadi jalur perdagangan Internasional karena

letak geografisnya diantara 2 benua dan 2 samuderaMenghubungkan satu pulau dengan pulau yang lain

D. Pemanfaatan dan Pelestarian Perairan Darat dalam Unit Daerah Aliran Sungai

• 1. Aspek Fisik DAS

• Hujan akan mengalir dan berkumpul pada beberapa parit dan anak sungai menuju ke sebuah sungai.

• Keseluruhan daerah yang menyediakan air bagi anak sungai dan sungai – sungai disebut sebagai daerah tangkapan air ( Catchment area ) / DAS.

• Bagian DAS :

• a. Daerah hulu

• daerah terdekat dengan aliran sungai yang merupakan tempat tertinggi dalam suatu DAS.

• Ciri :arusnya deras, daya erosinya besar, arah Erosinya (terutama bagian dasar sungai) vertikal. Palung sungai berbentuk V dan lerengnya cembung (convecs), kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram dan tidak terjadi pengendapan.

• b. Daerah tengah • daerah yang terletak di antara daerah hulu dan daerah hilir.

• Ciri :arusnya tidak begitu deras, daya erosinya mulai berkurang, arah erosi ke bagian dasar dan samping (vertikal da horizonal ) palung sungai berbentuk U (konkaf), mulai terjadi pengendapan (sedimentasi) dan sering terjadi meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 180° atau lebih.

• c. Daerah hilir • daerah yang dekat dengan jalan ke luar air bagi

setiap DAS.

• Ciri : arusnya tenang, daya erosi kecil dengan arah ke samping (horizontal), banyak terjadi pengendapan, di bagian muara kadang-kadang terjadi delta serta palungnya lebar.

• DAS dibedakan menjadi :

• a. DAS gemuk, yaitu suatu DAS yang luas sehingga memiliki daya tampung air yang besar. Sungai dengan DAS seperti ini, airnya cenderung meluap bila di bagian hulu terjadi hujan deras.

• b. DAS kurus, yaitu DAS yang relatif tidak luas sehingga daya tampung airnya kecil. Sungai dengan DAS semacam ini luapan airnya tidak begitu hebat ketika bagian hulunya terjadi hujan lebat.

• 2. Aspek Sosial DAS

• Terkait dengan kondisi penduduk di sekitar DAS, di mana aktivitas penduduk sangat memengaruhi kondisi DAS.

• Lahan di sekitar DAS banyak dimanfaatkan penduduk sebagai lahan pertanian ataupun nonpertanian.

• Pemanfaatan lahan dilakukan oleh pemilik lahan ataupun oleh penyewa.

• Kondisi ini tentu harus dipahami oleh otoritas yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pelestarian DAS.

• 3. Tujuan Pengelolaan DAS

• Bertujuan membantu masyarakat mencapai kehidupan yang sejahtera. Pendekatan terhadap masyarakat harus melibatkan teknologi tepat guna dan strategi sosial. Kita mendorong masyarakat harus mengembangkan lahan agar memenuhi kebutuhan secara berkesinambungan. Kita harus menyadarkan masyarakat, agar dalam mengelola SDA tidak melupakan generasi masa depan. Pengelolaan DAS harus melibatkan masyarakat, mulai dari perencanaan, penyusunan anggaran, sampai pelaksanaan kegiatan.

• 4. Komponen Pengelolaan DAS

• a. Pengembangan sumber daya alam : lahan, hutan, dan air

• Penduduk yang tinggal di dalam DAS merupakan sumber utama. Mereka harus memiliki kesadaran dan komitmen mengenai perlindungan SDA agar saling menguntungkan. Kita harus mendorong pengembangan keahlian, kearifan, dan rasa percaya diri dalam mengelola SDA.

• b. Tindakan pengendalian untuk meminimumkan laju degradasi dan memperbaiki SDA

• Pengelolaan DAS harus mampu mengendalikan pemanfaatan lahan yang dapat ditanami, lahan tidur, aliran air, dan kelembagaan sosial. Hal ini harus juga didukung oleh perbaikan SDA.

• 5. Pengelolaan DAS Terpadu

• Indikasi kondisi DAS semakin menurun adalah meningkatnya kejadian tanah longsor, erosi, sedimentasi,banjir, dan kekeringan. Hal itu disebabkan semakin meningkatnya tuntutan kehidupan masyarakat, baik di bagian hulu maupun hilir. Kondisi ini mencerminkan kelestarian DAS ditentukan oleh pola perilaku, keadaan sosial – ekonomi, dan tingkat pengelolaan oleh masyarakat.

• Setiap pemerintah daerah, belakangan ini berlomba meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ). Hal itu salah satunya dilakukan dengan memanfaatkan SDA. Oleh karena itu, pembangunan dalam DAS perlu dilakukan secara terpadu. Pengelolaan harus mempertimbangkan faktor biofisik, sosial-ekonomi, kelembagaan, dan hukum.

• 6. Ciri Rusaknya DAS• lingkungan DAS semakin bertambah gundul• di sekitar DAS menjadi tempat pemukiman

penduduk yang padat• air laut meluap, sering terjadi banjir• akan terbentuk delta sungai• dataran pantai bertambah luas

E. Pemanfaatan dan Pelestarian Laut secara Berkelanjutan

• 1.Pengelolaan Terpadu dan Pembangunan Berkelanjutan Wilayah Pesisir dan Laut

• Wilayah laut dan pesisir ditempati oleh > 14 juta penduduk. Artinya hampir 7,5 % total penduduk Indonesia hidup di kawasan ini.

• Jika dilihat data perekonomian Indonesia, maka sekitar 26 % dari total Produk Domestik Bruto Indonesia berasal dari sumber daya laut dan pesisir.

• Pesisir adalah daerah perbatasan atau ruang tempat berubahnya dua lingkungan utama, yaitu laut dan daratan.

• Menurut Jan C. Post dan Carl G. Lundin, karakteristik khusus dari wilayah pesisir adalah :

• suatu wilayah yang dinamis dengan sering kali terjadi perubahan sifat biologis, kimiawis, dan geologis.

• mencakup ekosistem dan keanekaragaman hayatinya dengan produktivitas yang tinggi yang memberikan tempat hidup penting buat beberapa jenis biota laut.

• ciri – ciri khusus wilayah pesisir seperti adanya terumbu karang, hutan bakau, pantai, dan bukit pasir sebagai suatu sistem yang akan sangat berguna secara alami untuk menahan atau menangkal badai, banjir, dan erosi.

• - ekosistem pesisir dapat digunakan untuk mengatasi akibat – akibat dari pencemaran, khususnya yang berasal dari darat ( sebagai contoh : tanah basah dapat menyerap kelebihan bahan –bahan makanan, endapan, dan limbah buangan ).

• pesisir yang pada umumnya lebih menarik dan cenderung digunakan sebagai permukiman, maka di sekitarnya seharusnya dimanfaatkan pula sebagai sumber daya laut hayati dan nonhayati, dan sebagai media untuk transportasi laut serta rekreasi.

• Menurut hasil kajian Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah,karakteristik wilayah pesisir antara lain :

• terdiri dari habitat dan ekosistem yang menyediakan barang dan jasa bagi komunitas pesisir dan pemanfaatan lainnya.

• adanya kompetisi antara berbagai kepentingan, sebagai tulang punggung dari kegiatan ekonomi nasional.

• merupakan wilayah strategis, didasarkan atas fakta :

• 1.) garis pantai Indonesia 81.000 km pada 17.508 pulau ( terbanyak di dunia )

• 2.) penyebaran penduduk terbesar ( cikal bakal urbanisasi )

• 3.) potensi sumber daya kelautan yang kaya• 4.) sumber daya masa depan akibat ketersediaan

wilayah darat yang semakin terbatas• 5.) wilayah pertahanan dan keamanan

• Pendekatan dalam pengelolaan wilayah pesisir dikenal sebagai Pengelolaan Kawasan Pesisir secara Terpadu ( Integrated Coastal Zone Management / ICZM ) .

• Konsep ini muncul di berbagai kegiatan internasional, seperti Konvensi Hukum Laut Internasional, Konferensi PBB untuk Lingkungan Hidup dan Manusia ( Stockholm, 1972 ), Konferensi PBB untuk Lingkungan dan Pembangunan / Konferensi Bumi ( Rio de Janeiro, 1992 ), dan Konferensi Dunia untuk Pembangunan yang Berkelanjutan ( Johannesburg, 2002 ).

• 7 program pengelolaan laut yang terdapat di agenda 21 ( Konferensi Bumi 1972 ) :

• kawasan laut dan pesisir, termasuk ZEE, harus dikelola secara terpadu dan berkelanjutan

• perlindungan lingkungan hidup laut• sumber daya dan biota laut yang berada di laut bebas ( high

seas ) harus dilindungi dan dikelola secara berkelanjutan• sumber daya dan biota laut yang berada di laut nasional

( national jurisdiction ) harus dilindungi dan dikelola secara berkelanjutan

• memecahkan masalah ketidakpastian dalam mengelola lingkungan hidup laut dan perubahan iklim

• memperkuat kerja sama internasional, termasuk kerja sama dan koordinasi regional

• pulau – pulau kecil harus dibangun secara berkelanjutan

• 2. Pengelolaan Terpadu dan Pembangunan Berkelanjutan Wilayah Pesisir dan Laut di Indonesia

• Pedoman Umum Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu menetapkan bahwa wilayah pesisir adalah “ Wilayah peralihan ekosistem darat dan laut yang saling mempengaruhi di mana ke arah laut 12 mil dari garis pantai untuk propinsi dan sepertiga dari wilayah laut itu untuk kabupaten/kota dan ke arah darat batas administrasi kabupaten/kota “

• Wilayah pesisir memiliki ekosistem yang khas seperti :

• Estuaria

• Delta

• Laguna

• Pada perkembangannya, ekosistem wilayah pesisir mengalami banyak kerusakan. Penyebabnya dapat karena faktor alam dan juga aktivitas manusia.

• Oleh sebab itu, kita harus mengikuti langkah – langkah pencegahan sebagai berikut :

penilaian dampak lingkunganteknik produksi bersihdaur ulang limbahaudit dan minimalisasi limbahperbaikan fasilitas pengelolaan limbah, serta

manajemen penanganan zat berbahaya

• Degradasi lingkungan laut disumbang juga oleh aktivitas manusia berbasis laut. Hampir 600.000 ton minyak dari aktivitas pengiriman minyak mencemari laut. Bahan – bahan tersebut berasal dari : permukiman manusia, penggunaan lahan, pembangunan infrastruktur pesisir, pertanian, kehutanan, pembangunan perkotaan, pariwisata, dan industri

4. Penggunaan dan Konservasi Sumber Daya Kehidupan Laut

• Usaha – usaha untuk meningkatkan penggunaan dan konservasi sumber daya kehidupan laut:

• mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya kehidupan laut untuk memenuhi kebutuhan manusia

• populasi spesies laut harus dikembalikan pada tingkatan yang normal, supaya manusia dapat memanfaatkan sumber daya laut tanpa merusaknya

• mengembangkan penggunaan peralatan memancing yang meminimalkan limbah

• menyeleksi target tangkapan yang boleh dan tidak boleh ditangkap

• melindungi dan mengembalikan spesies laut yang terancam punah

• menggalakkan penelitian sumber daya kehidupan laut

F. Menunjukkan Perilaku yang Bertanggungjawab

• Sebagai manusia yang merupakan satu – satunya makhluk hidup di Bumi yang dapat mengelola SDA yang tersedia, kita wajib menjaga SDA berupa perairan baik di darat maupun di lautan.

• Seiring berjalannya waktu, jumlah manusia semakin bertambah banyak. Kebutuhan akan tempat tinggal juga meningkat dan mengganggu keseimbangan ekosistem, salah satunya yaitu mencemari DAS.

• Seiring berjalannya waktu, jumlah manusia semakin bertambah banyak. Kebutuhan akan tempat tinggal juga meningkat dan mengganggu keseimbangan ekosistem, salah satunya yaitu mencemari DAS.

• Tidak hanya mencemari DAS, penambahan jumlah pemukiman penduduk ini juga mencemari tanah akibat menumpuknya sampah rumah tangga yang disebabkan oleh pembuangan sampah secara sembarangan dan minimnya penampungan sampah sementara sebelum diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir ( TPA ). Penumpukan sampah ini dapat mengotori air tanah juga yang mengalir di bawah tanah.

• Pemanfaatan laut yang tidak terkendali dan tidak mematuhi peraturan juga dapat berakibat fatal pada biota yang hidup di dalamnya dan tercemarnya lautan sehingga tidak dapat lagi dimanfaatkan secara maksimal.

• Agar SDA ini masih bisa digunakan oleh para generasi seterusnya dalam kualitas yang masih baik, kita perlu melestarikannya dan berusaha untuk memperbaiki kerusakan – kerusakan yang telah dibuat oleh manusia, salah satunya dengan reboisasi, agar lahan kritis dapat menghasilkan air tanah yang melimpah lagi dan mengurangi kemungkinan terjadinya krisis air bersih.

top related