hubungan iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru...
Post on 01-Feb-2018
276 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HUBUNGAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU
DI SD GUGUS 1 KECAMATAN PADANG TIMUR
KOTA PADANG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Strata Satu (S1)
Oleh :
DEWI ALVERA
72133 / 2006
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
ABSTRAK
Judul : Hubungan Iklim Organisasi Dengan Kepuasan Kerja
Guru di SD Gugus 1 Kecamatan Padang Timur
Penulis : Dewi Alvera
Pembimbing : 1. Dr.Ahmad Sabandi, M.Pd
2. Dra.Elizar Ramli, M.Pd
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kepuasan kerja guru di SD Gugus 1
Kecamatan Padang Timur yang masih rendah, hal itu dapat dilhat dari cara kerja
pegawai dalam melaksanakan tugas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui.1).
ada tidaknya iklim organisasi di SD Gugus 1 Kecamatan Padang Timur, 2). ada
tidaknya kepuasan kerja guru di SD Gugus 1 Kecamatan Padang Timur, 3). ada
tidaknya hubungan iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru di SD Gugus 1
Kecamatan Padang Timur Kota Padang. Hipotesis penelitian yang diajukan adalah
“terdapat hubungan yang berarti antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja
guru di SD Gugus 1 Kecamatan Padang Timur”.
Jenis penelitian ini bersifat korelasional, yaitu menggambarkan tentang
hubungan iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru. Populasi penelitian ini
adalah seluruh guru yang ada di SD Gugus 1 Kecamatan Padang Timur yang
berjumlah 117 orang. Sampel diambil 25% dari jumlah populasi yang ditentukan
dengan teknik Simple Random Sampling besar sampel 30 orang. Instrumen
penelitian ini adalah angket model Skala Likert yang telah dilakukan uji Validitas
dan Reliabelitas. Data dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi product
moment.
Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa : iklim organisasi di
SD Gugus 1 Kecamatan Padang Timur berada pada kategori baik (86,43%) dan
kepuasan kerjaguru di SD Gugus 1 Kecamatan Padang Timur baik (83,43%),
serta terdapat hubungan yang berarti antara iklim organisasi dengan kepuasan
kerja guru di SD Gugus 1 Kecamatan Padang Timur dengan t sebesar 5,001 pada
taraf kepercayaan 99%.
Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
berarti antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru di SD Gugus 1
Kecamatan Padang Timur. Artinya iklim organisasi merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja guru di SD Gugus 1 Kecamatan Padang
Timur Kota Padang.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
kasih dan anugerah-Nya yang serta menyertai penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya shalawat dan salam penulis mohonkan
kepada Allah untuk disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
meninggalkan tuntunan hidup bagi manusia yaitu Al-Qur’an dan Sunnah.
Skripsi ini disusun merupakan bagian dari persyaratan untuk
meyelesaikan Studi Program Sarjana (S1) Jurusan Administrasi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang. Dalam menyelesaikan
skripsi ini, penulis telah menerima bantuan dan semangat dari berbagai pihak
tertentu, baik berupa moril maupun materil. Untuk itu penulis sepantasnya
menyampaikan terima kasih dan penghormatan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Padang.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.
3. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Administrsi Pendidikan Universitas
Negeri Padang
4. Bapak Dr. Ahmad Sabandi, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing I dan Ibu
Dra.Elizar Ramli, M.Pd selaku dosen Penasehat Akademik sekaligus sebagai
Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikiran dengan
penuh perhatian dan kesabaran dalam membimbing penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini sampai selesai.
i
5. Dosen serta karyawan/i FIP UNP yang telah memberikan bantuan dan
motivasi dalam mengikuti perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.
6. Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang yang telah memberikan bantuan dan
dukungan yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.
7. Teristimewa buat Ayahanda (Suardi) dan Ibunda (Mailis) yang telah
mengasuh, mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang
atas dukungan moril dan materil serta dorongan do’a, yang selalu memberikan
dukungan serta motivasi untuk penulis.
8. Tidak lupa kepada sahabat yang selalu memberikan bantuan dan semangat
baik secara moril maupun spiritual kepada penulis
Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari semua pihak untuk menyempurnakan tulisan ini. Mudah-mudahan skripsi ini
ada manfaatnya bagi kita semua. Amin Ya, Robbal’alamin.
Padang, April 2013
Penulis
DEWI ALVERA
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 5
C. Batasan Masalah ....................................................................... 6
D. Perumusan Masalah .................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 7
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Kepuasan Kerja ........................................................................ 8
1. Pengertian Kepuasan Kerja .................................................. 8
2. Pentingnya Kepuasan Kerja ................................................. 10
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ..... ...... 11
4. Teori Kepuasan Kerja .......................................................... 11
5. Indikator-indikator Kepuasan Kerja .................................... 13
iii
B. Iklim Organisasi ....................................................................... 16
1. Pengertian Iklim Organisasi ................................................ 16
2. Indikator Iklim Organisasi ................................................... 18
C. Hubungan antara Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja
Guru .......................................................................................... 22
D. Kerangka Konseptual ............................................................... 23
E. Hipotesis Penelitian .................................................................. 25
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ...................................................................... 26
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................. 26
C. Populasi dan Sampel................................................................. 27
D. Instrumen Penelitian ................................................................ 28
E. Teknik Analisa Data ................................................................. 31
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ........................................................................... 34
B. Pengujian Hipotesis ................................................................... 38
C. Pembahasan ............................................................................... 39
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 43
B. Saran .......................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Guru SD Gugus 1 Kecamatan Padang Timur Kec. Padang
Timur ....................................................................................................... 28
2. Distribusi Frekuensi Skor V Variabel Iklim Organisasi ......................... 34
3. Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kepuasan Kerja Guru di SD Gugus
I Kecamatan Padang Timur ..................................................................... 36
4. Tafsiran Mean Variabel Penelitian.......................................................... 38
5. Pengujian Keberartian Koefisien Korelasi Variabel X dan Variabel Y
dengan tabel uji r dan tabel uji t .............................................................. 39
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Konseptual ................................................................................. 24
2. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Variabel Iklim Organisasi .............. 35
3. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kepuasan Kerja Guru .... 37
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mutu pendidikan Indonesia dalam berbagai pandangan lapisan masyarakat
hingga sekarang ini disimpulkan dalam kategori rendah pada setiap jenjang dan
satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Timbulnya
pandangan seperti ini dipengaruhi oleh realita yang dialami masing-masing kelompok
masyarakat melalui jumlah lulusan yang belum banyak diserap pada lapangan
pekerjaan yang tersedia. Masyarakat pada dasarnya telah menyadari pada era
globalisasi sekarang ini bahwa mutu pendidikan sudah menjadi prioritas untuk dapat
diwujudkan oleh pemerintah pusat dan daerah. Banyak faktor yang mempengaruhi
mutu pendidikan salah satunya adalah guru.
Kerja guru merupakan kumpulan dari berbagai tugas untuk mencapai tujuan
pendidikan. Kepuasan dalam menjalankan tugas merupakan aspek penting bagi
kinerja atau produktivitas seseorang, ini disebabkan sebagian besar waktu guru
digunakan untuk bekerja. Pada umumnya pekerjaan guru dibagi dua yakni pekerjaan
berhubungan dengan tugas-tugas mengajar, mendidik dan tugas-tugas
kemasyarakatan (sosial). Dalam lingkungan sekolah, guru mengemban tugas sebagai
pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar, guru memberikan pengetahuan (kognitif),
sikap dan nilai (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Guru memiliki tugas dan
tanggung jawab
1
moral yang besar terhadap keberhasilan siswa, namun demikian guru bukanlah satu-
satunya faktor penunjang keberhasilan siswa. Faktor lain yang tidak kalah penting
adalah faktor perangkat kurikulum, faktor siswa sendiri, faktor dukungan masyarakat,
dan faktor orang tua, sementara sebagai pendidik, guru harus mendidik para siswanya
untuk menjadi manusia dewasa.
Guru dituntut untuk untuk bekerja dengan memberikan pelayanan sebaik-
baiknya kepada pihak sekolah seperti siswa, orang tua, dan masyarakat. Salah satu
faktor yang menunjang guru untuk bekerja dengan sebaik-baiknya yaitu kepuasan
kerja. Artinya jika guru puas terhadap pekerjaannya maka mereka akan bekerja penuh
semangat dan bertanggung jawab.
Menurut Handoko ( 2001 : 193 ) “kepuasan kerja adalah pandangan karyawan
yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap pekerjaan mereka, perasaan
tersebut akan tampak dari sikap positif karyawan terhadap pekerjaanya dan segala
sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya”. Jadi kepuasan kerja merupakan
keadaan emosional seseorang yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan
mana para karyawan memandang pekerjaan mereka sehingga setiap mereka bekerja
selalu bergairah dan tidak mengeluh melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Kepuasan kerja yang dimaksud dalam permasalahan ini adalah kepuasan yang
diperoleh guru dalam melaksanakan tugasnya, seperti adanya perasaan senag,
bergairah, dan tidak mengeluh dalam bekerja.
Berdasarkan observasi dan pengamatan penulis lakukan pada tanggal 12 Maret
sampai dengan 2 April 2012 di SD Gugus 1 Kecamatan Padang Timur Kota Padang
diperoleh kesan bahwa kurangnya kepuasan kerja guru dalam organisasi
2
3
Hal ini terlihat dari fenomena – fenomena :
1.Adanya tugas lain yang diberikan Kepala sekolah pada saat guru mengajar,
sehingga menimbulkan perasaan kurang menyenangkan.
2. Jumlah siswa yang melebihi dari kapasitas, sehingga guru tidak dapat
melaksanakan tugasnya secara maksimal.
3.Adanya sebagian guru yang merasa kurangnya sarana dan prasarana yang
mendukung pembelajaran. Misalnya kurangnya alat peraga yang dibutuhkan guru
dalam menunjang pembelajaran, sehingga menyulitkan dalam mengajar.
Fenomena di atas mencerminkan masih kurangya kepuasan guru dalam
bekerja.. Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor penting untuk
mendapatkan hasil kerja yang optimal. Oleh karena itu ketika seseorang
merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya ia akan berupaya semaksimal
mungkin dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan
tugas pekerjaannya. Dengan demikian produktivitas dan hasil kerja pegawai
akan meningkat secara optimal. Kepuasan kerja guru dipengaruhi oleh iklim
organisasi. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa para guru bekerja selain
untuk mengharapkan imbalan baik material maupun non material mereka juga
menginginkan iklim yang sesuai dengan harapan mereka seperti terdapat
kejelasan dari struktur, standar-standar, adanya tanggung jawab, penghargaan,
dukungan, dan komitmen dari sesama guru dan Kepala Sekolah.
Penciptaan iklim yang berorientasi pada prestasi dan mementingkan
pekerja dapat memperlancar pencapaian hasil yang diinginkan. Ketidakpuasan
4
guru dapat disebabkan oleh berbagai faktor, menurut Baron & Byrne
(1994:45) “ada dua kelompok faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja.
Faktor pertama yaitu faktor organisasi yang berisi pimpinan perusahaan dan
iklim organisasi. Faktor kedua yaitu faktor individual atau karakteristik
karyawan”. Dengan adanya iklim organisasi yang kondusif akan menjadikan
guru merasa senang dalam bekerja dan pekerjaannya dapat terlaksana dengan
lancar. Iklim organisasi yang kondusif akan sangat mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga hasil kerja yang
diperoleh menjadi lebih baik dan positif.
Namun kenyataannya yang kelihatan di SD Gugus 1 Kecamatan Padang
Timur Kota Padang iklim organisasinya tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan. Hal ini terlihat dari fenomena-fenomena yang muncul antara lain:
1. Masih adanya guru yang resah dan tidak tentram dengan keadaan
lingkungan.
2. Tidak tampaknya hubungan yang harmonis antar sesama guru, seperti
dalam menjalankan tugas para guru bekerja sendiri tanpa adanya bantuan
dari guru lainnya.
3. Kepala sekolah yang selalu mengawasi setiap proses belajar mengajar
menyebabkan guru tidak leluasa dalam melaksanakan pembelajaran.
Iklim organisasi seperti ini diduga mempengaruhi kepuasan guru sehingga
penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut tentang "Hubungan Iklim
Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru di SD Gugus 1 Kecamatan Padang Timur
Kota Padang”.
5
B. Identifikasi Masalah
Kepuasan kerja yang dimaksud dalam permasalahan ini adalah kepuasan kerja
yang diperoleh guru dalam melaksanakan tugasnya, seperti adanya perasaan senang,
bergairah dan tidak mengeluh dalam bekerja. Banyaknya jumlah siswa yang
melebihi kapasitas membuat tingkat kegairahan guru dalam mengajar menjadi
berkurang kemudian walaupun sarana dan prasarana yang tidak memadai, namun
para guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya tetap berjalan dengan
lancar karena didukung oleh tanggung jawab yang penuh. Iklim organisasi
merupakan hal yang mempengaruhi kepuasan kerja guru, seperti masih adanya guru
yang resah dan tidak tentram dengan keadaan lingkungan yang mengganggu
kenyamanan siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. Tidak tampaknya
hubungan yang harmonis antar sesama guru dalam menghadapi tugas mengajar
sehingga para guru bekerja sendirian tanpa ada mengharapkan bantuan dari guru
lainnya. Hal ini menyebabkan tidak berjalannya pendidikan di sekolah tersebut
secara sempurna. Kepala Sekolah yang selalu memantau, mengawasi guru setiap
pembelajaran mengganggu keleluasaan guru dalam memberikan pelajaran, hal ini
menyebabkan guru tidak sempurna dalam menjalankan tugas.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa iklim organisasi
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja guru dalam
organisasi.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat cukup banyak faktor yang mempengaruhi dan berdasarkan
fenomena di lapangan penulis membatasi penelitian ini pada masalah hubungan
6
iklim organisasi dan kepuasan kerja guru SD Gugus 1 Kecamatan Padang Timur
Kota Padang.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kepuasan kerja guru di SD Gugus 1 Kecamatan Padang
Timur Kota Padang?
2. Bagaimana iklim organisasi di SD Gugus 1 Kecamatan Padang Timur
Kota Padang?
3. Apakah terdapat hubungan yang berarti antara iklim organisasi dengan
kepuasan kerja guru di SD Guggus 1 Kecamatan Padang Timur Kota
Padang?
7
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1. Kepuasan kerja guru di SD Gugus 1 Kecamatan Padang Timur Kota
Padang.
2. Iklim organisasi di SD Gugus 1 Kecamatan Padang Timur Kota Padang.
3. Ada atau tidaknya hubungan iklim organisasi dengan kepuasan kerja
guru di SD Gugus 1 Kecamatan Padang Timur Kota Padang.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi:
1. Guru SD Gugus 1 Kecamatan Padang Timur Kota Padang sebagai bahan
masukan untuk lebih meningkatkan kepuasan kerja guru agar tercapainya tujuan
organisasi.
2. Kepala Sekolah SD Gugus 1 Kecamatan Padang Timur Kota Padang dalam
rangka menyusun kebijakan dan strategi untuk meningkatkan kepuasan kerja
guru serta menciptakan iklim organisasi yang kondusif.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kepuasan Kerja
1. Pengertian Kepuasan Kerja
Guru merupakan pelaku yang menunjang terciptanya tujuan
pendidikan dimana dia mempunyai pikiran, perasaan dan keingginan
yang dapat mempengaruhi sikap kerjanya. Sikap guru seperti kepuasan
kerja, stres, dan frustasi yang ditimbulkan pekerjaan, lingkungan, dan
iklim organisasi akan menentukan kinerja guru, bahkan dedikasi, dan
kecintaan terhadap pekerjaan yang dibebankan di pundaknya. Sikap
positif akan timbul setelah guru membandingkan antara jumlah imbalan
yang diterima dengan yang diharapkan akan dia peroleh dari hasil
kerjanya.
Menurut Sunarto (2004 : 110) “Kepuasan kerja merupakan sikap
umum seseorang individu terhadap pekerjaannya. Pekerjaan menurut
interaksi dengan rekan kerja dan atasan, mengikuti aturan dan
kebijaksanaan organisasi, memenuhi standar kinerja, hidup pada kondisi
kerja yang sering kurang dari ideal dan hal serupa lainnya”. Robbins
dalam Wibowo (2011:501) mengemukakan bahwa “kepuasan kerja
adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukkan
8
9
perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah
yang mereka yakini seharusnya mereka terima”.
Kemudian Rivai ( 2004:249) menjelaskan “kepuasan kerja adalah
penilaian dari pekerja tentang seberapa jauh pekerjaanya secara
keseluruhan memuaskan kebutuhanya”. Menurut Fraser (1992:43),
“kepuasan kerja muncul bila keuntungan yang dirasakan dari
pekerjaannya melampaui biaya marjinal yang dikeluarkan, yang oleh
karyawan tersebut di anggap cukup memadai. Namun demikian, rasa
puas ini bukan keadaan yang tetap, karena dapat di pengaruhi dan di ubah
oleh kekuatan-kekuatan baik dari dalam maupun dari luar lingkungan
kerja”.
Menurut Sopiah (2008:170) “Kepuasan kerja merupakan suatu
tanggapan emosional seseorang yang berupa perasaan puas (positif) atau
tidak puas (negatif) terhadap situasi dan kondisi kerja. Bila secara
emosional puas berarti kepuasan kerja tercapai dan sebaliknya bila tidak
maka berarti karyawan tidak puas. Kepuasan kerja dirasakan karyawan
setelah karyawan tersebut membandingkan apa yang dia harapkan akan
dia peroleh dari hasil kerjanya”. Sedangkan menurut Handoko
(2001:193) “kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional
yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para
karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan
perasaan seseorang terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi
10
di lingkungan kerjanya sehingga setiap mereka bekerja selalu bergairah
dan tidak mengeluh dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.”
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli sebagaimana
diungkapkan di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah
keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan
dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan
kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaan dan segala
sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya sehingga setiap mereka
bekerja selalu bergairah dan tidak mengeluh dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya.
2. Pentingnya Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja pegawai sangat penting diperhatikan karna akan
mempengaruhi beberapa hal : menurut Strauss dan Sayles dalam
Handoko ( 2001 : 196 ) “kepuasaan kerja penting untuk aktualisasi diri,
atau dengan kata lain dengan adanya kepuasan yang tinggi maka pegawai
dapat melakukan pengembangan diri ke arah yang lebih baik. Kepuasan
kerja dapat meningkatkan produktifitas dan prestasi kerja guru. Pada
dasarnya guru yang merasa senang dan puas terhadap pekerjaan akan
lebih disiplin dalam melaksanakan pekerjaan dan ini akan mempengaruhi
absensi guru itu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pentingnya kepuasan
kerja guru diantaranya untuk perkembangan kemampuan guru ke arah
11
yang lebih baik, untuk meningkatkan prestasi kerja dan mengurangi
tingkat absensi guru di sekolah.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Menurut Herzberg dalam Frazer (1992:46) menyatakan bahwa
“faktor- faktor penting yang terlibat dalam kepuasan kerja adalah
kemajuan, pengakuan, tanggung jawab, perkembangan karir, dan
pekerjaan itu sendiri”.
Sedangkan Hasibuan ( 2002:203 ) mengemukakan bahwa “kepuasan
kerja karyawan dipengaruhi oleh: Balas jasa yang adil dan layak,
Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian, berat ringannya
pekerjaan, suasana dan lingkungan pekerjaan, peralatan yang menunjang
pelaksanaan pekerjaan, sikap pimpinan dalam kepemimpinannya, sifat
pekerjaan monoton atau tidak”. Dari beberapa pendapat di atas,
disimpulkan bahwa faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja guru
adalah faktor yang berhubungan dengan perasaan yang terdapat dalam
diri seseorang. Perasaaan ini timbul karena adanya kesesuaian dengan
situasi dan kondisi pekerjaan yang dilakukan.
4. Teori Kepuasan Kerja
Menurut Wexley dan Yukl dalam As'ad (2002:104) “teori-teori
tentang kepuasan kerja ada tiga macam yang lazim dikenal, yaitu teori
perbedaan atau discrepancy theory, teori keseimbangan atau equity
theory dan teori dua faktor two factor theory”.
12
a. Discrepancy Theory
Teori ini pertama kali dipelopori oleh Porter pada tahun 1974
yang mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih
antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan
(difference between how much of something there should be and how
much there is now). Apabila yang didapat temyata lebih besar
daripada yang diinginkan, maka orang akan menjadi lebih puas lagi
walaupun terdapat discrepancy, tetapi merupakan discrepancy yang
positif. Sebaliknya makin jauh kenyataan yang dirasakan di bawah
standar minimum sehingga menjadi negatif discrepancy, maka
makin besar pula ketidakpuasan seseorang terhadap pekerjaan.
b. Equity Theory
Teori ini dikembangkan oleh Adams. Adapun pendahulu dari
teori ini adalah Zalezenik . Prinsip dari teori ini adalah bahwa orang
akan merasa puas atau tidak puas, tergantung apakah ia merasakan
adanya keadilan (equity) atau tidak atas situasi. Perasaan equity dan
inequity atas suatu situasi, diperoleh orang dengan cara
membandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor
maupun ditempat lain.
c. Two Factor Theory
Prinsip dari teori ini adalah bahwa kepuasan kerja dan
ketidakpuasan kerja itu merupakan dua hal yang berbeda, artinya
kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan itu tidak merupakan
13
suatu variabel yang kontinyu. Teori ini pertama kali dikemukakan
oleh Herzberg pada tahun 1959, berdasarkan hasil penelitiannya
beliau membagi situasi yang mempengaruhi sikap seseorang
terhadap pekerjaannya menjadi dua kelompok yaitu kelompok
satisfiex atau motivator dan kelompok dissatisfier atau hygiene
factors. Satisfier (motivator) adalah faktor-faktor atau situasi yang
dibuktikannya sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari
achievement, recognition, work itself, responsibility, and
advancement. Dikatakannya bahwa hadirnya faktor ini akan
menimbulkan kepuasan tetapi tidak hadirnya faktor ini tidaklah
selalu mengakibatkan ketidakpuasan. Dissatisfiers (hygiene factors)
adalah faktor-faktor yang terbukti menjadi sumber ketidakpuasan
yang terdiri dari company policy and administration, supervision
technical, salary, interpersonal relations, working condition, job
security and status. Perbaikan atas kondisi atau situasi ini akan
mengurangi atau menghilangkan ketidakpuasan, tetapi tidak akan
menimbulkan kepuasan karena ia bukan sumber kepuasan kerja.
5. Indikator-indikator Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja guru akan tinggi apabila guru senantiasa merasa
senang dalam bekerja. Perasaan senang akan tampak pada sikap positif
guru terhadap pekerjaannya yang selanjutnya akan menghasilkan
produktifitas yang tinggi. Menurut Imron (1995:209), mengemukakan
14
bahwa “ guru yang menyukai atau puas dengan pekerjaan akan bekerja
dengan sikap positifnya untuk mencapai tujuan dari pekerjaan”. Hornby
dalam Siagian (1995:116), menyatakan bahwa “kepuasan kerja
merupakan suatu keadaan dalam diri seseorang yang merasa puas, lega
dan senang karena situasi dan kondisi kerja dapat memenuhi kebutuhan,
keinginan, harapan dan ambisinya”.
Nitisemito (1994:162), mengemukakan bahwa “kurangnya gairah
kerja disebabkan karena rasa ketidakpuasan dari para pegawai”. Robbins
(2006:108), menyatakan bahwa “ketidakpuasan karyawan dapat
diungkapkan dalam sejumlah cara, misalnya dari mengundurkan diri,
karyawan dapat mengeluh, menjadi tidak patuh, mencuri properti
organisasi atau menghindari sebagian tanggung jawab mereka”.
Karyawan yang tidak mersakan kepuasan dalam bekerja, maka ia akan
mengeluh terhadap pekerjaannya. Dengan demikian karyawan yang
mersakan kepuasan kerja maka ia tidak akan mengeluh terhadap
pekerjaannya.
Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
indikator dari kepuasan kerja adalah perasaan senang dalam bekerja,
perasaan bergairah dalam bekerja, dan perasaan tidak mengeluh dalam
dalam bekerja.
15
1. Perasaan senang dalam bekerja
Menurut Kreitner dalam Wibowo (2008:300), menyatakan
bahwa “kepuasan kerja merupakan respon affective atau emosional
terhadap berbagai segi pekerjaan seseorang:. Kepuasan kerja
mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya yang di
tunjukkan oleh perasaan senang dalam bekerja. Menurut Depdiknas
(2003:1032), “senang adalah puas dan lega, tanpa rasa susah dan
kecewa”. Locke dalam Imron (1995:209), “kepuasan kerja adalah
sebuah pernyataan senang atau tidak senang seseorang pada pekerjaan
yang di bentuk oleh persepsi bahwa pekerjaannya sesuai atau tidak
sesuai dengan kebutuhannya”. Guru yang bekerja dengan senang akan
dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik karena perasaan
senang tersebut akan memacu kerjanya.
2. Perasaan bergairah dalam bekerja
Guru yang merasakan kepuasan kerja akan selalu ingin bekerja
untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan lebih giat dan
bersemangat. Tiffin dalam As`ad (1991:104), menyatakan bahwa
“kepuasan kerja berhubungan dengan sikap karyawanterhadap
pekerjaan itu sendiri, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dan
sesama karyawan”. Guru yang merasa bergairah dalam bekerja akan
bekerja dengan bersemangat, berhasrat atau sangat ingin melakukan
pekerjaan lagi. Guru yang memiliki kegairahan kerja yang tinggi
dalam melaksanakan tugas, akan terlihat dari sikapnya yang antusias,
16
bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang
diberikan kepadanya.
3. Perasaan tidak mengeluh dalam bekerja
Seseorang yang bekerja dengan gembira, bergairah dan lega tidak
akan pernah mengeluh dalam bekerja. Sikap tidak mengeluh akan
tercermin dari sikap guru yang tidak merasa terbebani dan terpeksa
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, meskipun beban
pekerjaannya banyak. Menurut Depdiknas (2003:536), “mengeluh
beraarti menyatakan susah, baik karena penderitaan, kesakitan,
kekecewaan, dan sebagainya”. Guru tidak akan pernah menyatakan
pekerjaannya susah atau terbebani dalam melaksanakan tugasnya.
B. Iklim Organisasi
1. Pengertian Iklim Organisasi
Iklim organisasi merupakan hal yang perlu mendapatkan
perhatikan seorang manajer pendidikan (kepala sekolah) karena faktor
tesebut sedikitnya ikut mempengaruhi tingkah laku guru dan pegawai.
Dengan demikian hendaknya organisasi yang berkembang secara dinamis
akan berdampak positif bagi kelangsungan dan keuntungan organisasi.
Salah satu cara dalam pengembangan organisasi adalah tercapainya iklim
organisasi yang kondusif.
17
Iklim tidak dapat disentuh namun dia dapat dirasakan seperti
udara dalam ruangan berputar dan berpengaruh terhadap kejadian
disuatu organisasi, membahas iklim organisasi, sebenarnya kita sedang
membahas sifat-sifat atau ciri yang dirasa dalam lingkungan kerja dan
timbul terutama karena dalam kegiatan yang dilakukan secara sadar atau
tidak, dan yang dianggap berpengaruh tingkah laku kemudian. Dengan
kata lain dapat dipandang “kepribadian” organisasi seperti yang dilihat
oleh para anggotanya.
Payne & Pugh dalam Muhammad (2004:83) mendefinisikan,
“iklim organisasi sebagai satu konsep yang merefleksikan isi dan
kekuatan dari nilai-nilai umum, norma, tingkah laku, dan perasaan
anggota terhadap suatu sistem. Kemudian hillrieger & Slocum
mengemukakan definisi iklim organisasi dengan
mempertimbangkan subsistem dalam organisasi. Mereka
mengatakan bahwa iklim oragnisasi suatu aset atribut organisasi
yang mungkin disebabkan oleh cara-cara organisasi atau
subsitem, terhadap anggota lainnya”.
Simamora (2004:81) mengemukakan bahwa “iklim oraganisasi
adalah lingkungan internal atau psikologi organisai iklim organisasi
dapat mempengaruhi praktik dan kebijakan sumber daya manusia yang
diterima oleh anggota organisasi. Perlu diketahui bahwa setiap organisasi
akan memiliki iklim organisasi yang berbeda”.
Sementara Wirawan (2008:122) menyatakan,
“iklim organisasi adalah persepsi anggota organisasi (secara
individual dan kelompok) dan mereka yang secara tetap
berhubungan dengan organisasi (misalnya pemasok, konsumen,
konsultan, dan kontraktor) mengenai apa yang ada atau terjadi di
lingkungan internal organisasi secara rutin, yang mempengaruhi
sikap dan perilaku organisasi dan kinerja anggota organisasi yang
kemudian menentukan kinerja organisasi”.
18
Menurut Davis & Newstrom (1996:21) menyatakan,
“Iklim organisasi adalah lingkungan manusia dimana para
pegawai melakukan pekerjaan mereka. Seperti udara dalam
ruangan, iklim organisasi mengitari dan mempengaruhi
segala hal yang terjadi dalam suatu organisasi. Pada
akhirnya, iklim dipengaruhi oleh hampir semua hal yang
terjadi dalam suatu organisasi.
Para guru merasa bahwa iklim tersebut menyenangkan apabila
mereka melakukan sesuatu yang bermanfaat dan menimbulkan perasaan
berharga. Kebanyakan mereka ingin didengarkan dan diperlukan sebagai
orang yang bernilai.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa iklim organisasi adalah keadaan lingkungan dalam organisasi
yang mempengaruhi sikap dan perilaku anggota organisasi yang
merefleksikan isi dan kekuatan dari nilai umum, norma, tingkah laku dan
perasaan anggota terhadap suatu sistem.
2. Indikator Iklim Organisasi
Menurut Stringer dalam Wirawan (2008:131) mengatakan
bahwa “untuk mengukur iklim organisasi terdapat enam dimensi yang
diperlukan yaitu: struktur, standar-standar, tanggung jawab, penghargaan,
dukungan, dan komitmen”. Kemudian Wirawan menyatakan “dimensi
iklim organisasi terdiri dari keadaan lingkungan fisik, keadaan
lingkungan sosial, pelaksanaan system manajemen, produk, konsumen
yang dilayani, kondisi fisik dan kejiwaan anggota organisasi, dan budaya
19
organisasi”. Kemudian Ekvall (2008:132) menyatakan bahwa “indikator
dari iklim organisasi adalah tantangan, kemerdekaan, dukungan,
kepercayaan, semangat, humor, debat, konflik, pengambilan resiko serta
ide dan waktu”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
indikator dari iklim organisasi adalah struktur, standar-standar, tanggung
jawab, penghargaan, dukungan dan komitmen.
1. Struktur
Stringer dalam Wirawan (2008:131) menyatakan,
“Struktur organisasi merefleksikan perasaan
diorganisasi secara baik dan mempunyai peran dan
tanggung jawab yang jelas dalam lingkungan
organisasi. Struktur tinggi jika anggota organisasi
merasa pekerjaan mereka didefenisikan secara baik.
Struktur rendah jika mereka merasa tidak ada kejelasan
mengenai siapa yang melakukan tugas dan mempunyai
kewenangan mengambil keputusan”.
Setiap organisasi harus mempunyai aturan yang baik dan
tanggung jawab yang jelas dari setiap anggota, sehingga pekerjaanya
dapat berjalan dengan baik dan jika tidak melakukan aturan yang
baik maka organisasi tersebut tidak akan berhasil dalam mencapai
tujuan organisasi. Guru yang struktur organisasinya tinggi akan
merasa pekerjaan yang dilakukannya jelas terstruktur dengan baik
dan mengetahui semua yang menjadi wewenangnya di sekolahnya.
20
2. Standar-standar
Menurut Stringer dalam Wirawan (2008:131) menyatakan :
“Standar-stadar dalam suatu organisasi mengukur
perasaan tekanan untuk meningkatkan kinerja dan
derajat kebanggan yang dimiliki oleh anggota
organisasi dalam melakukan pekerjaan dengan baik.
Standar-standar tinggi artinya anggota organisasi selalu
berupaya mencari jalan umtuk meningkatkan kinerja.
Standar-standar rendah merefleksikan harapan yang
lebih rendah untuk kinerja.”
Ukuran perasaan tekanan yang timbul pada setiap anggota
organisasi dalam meningkatkan kinerja yang lebih baik. Standar
tinggi jika anggota organisasi berusaha meningkatkan kinerja yang
lebih baik, standar rendah jika anggota organisasi mengerjakan
pekerjaannya dengan apa adanya. Guru akan bekerja sesuai sengan
pencapaian standar-standar yang telah ditetap oleh Kepala Sekolah.
3. Tanggung jawab
Menurut Stringer dalam Wirawan (2008:133) menyatakan :
“Tanggung jawab merefleksikan perasaan karyawan bahwa mereka
menjadi “bos diri sendiri” dan tidak memerlukan keputusannya
dilegitimasi oleh anggota organisasi lainnya”. Perasaan anggota
organisasi akan kemampuannya memecahkan masalah dan
mengambil keputusa sendiri. Tanggung jawab yang tinggi
menunjukkan bahwa guru merasa didorong untuk memecahkan
masalahnya sendiri, jika tanggung jawabnya rendah menunjukkan
bahwa dia tidak peduli terhadap pekerjaan.
21
4. Penghargaan
Menurut Stringer dalam Wirawan (2008:133) menyatakan
“Penghargaan mengidentifikasi bahwa anggota
organisasi merasa dihargai jika mereka dapat
menyelesaikan tugas secara baik. Iklim organisasi yang
menghargai kinerja berkarakteristik keseimbangan
antara imbalan dan kritik. Penghargaan rendah artinya
penyelesaian pekerjaan dengan baik diberi imbalan
secara konsisten”.
Anggota organisasi merasa dihargai jika mereka dapat
menyelesaikan tugasnya secara baik. Iklim organisasi yang baik
akan menyeimbangkan antara imbalan dan kritik terhadap kinerja
anggotanya. Adanya keseimbangan antara imbalan dan kritik dari
rekan sesama guru dan Kepala Sekolah akan mempengaruhi guru
dalam melaksanakan tuganya.
5. Dukungan
Menurut Stringer dalam Wirawan (2008:133),
“Dukungan merefleksikan perasaan percaya dan saling
mendukung yang terus berlangsung diantara anggota
kelompok kerja. Dukungan tinggi jika anggota organisasi
merasa bahwa mereka bagian tim yang berfungsi dengan
baik dan merasa memperoleh bantuan dari atasannya,
jika mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas.”
Koys dan De Cotiis dalam Wirawan (2008:132), “dukungan
adalah persepsi dalam toleransi perilaku anggota organisasi oleh
atasannya, termasuk membiarkan anggota belajar dari kesalahannya
tanpa ketakutan dan hukuman”. Perasaan percaya dan saling
22
mendukung yang terus berlangsung diantara anggota organisasi.
Dukungan tinggi jika anggota organisasi merasa bagian tim yang
berfungsi dengan baik dan merasa memperoleh bantuan dari
atasannya jika mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas. Guru
membutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar tidak terbebani
dalam melaksanakan tugasnya.
6. Komitmen
Menurut Stringer dalam Wirawan (2008:133) “Komitmen
merefleksikan perasaan bangga anngota terhadap organisasinya dan
derajat keloyalan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Perasaan
komitmen yang kuat berasosiasi dengan loyalitas personal”.
Komitmen merupakan suatu perasaan bangga anggota terhadap
organisasinya dan sikap keloyalan terhadap pencapaian tujuan
organisasi. Guru yang memiliki komitmen terhadap tugasnya sebagai
pendidik akan loyal terhadap sekolahnya.
C. Hubungan antara Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru
Iklim organisasi yang berkontribusi terhadap motivasi prestasi,
kepuasan, dan kinerja guru. Iklim organisasi sekolah yang dikaitkan dengan
iklim kerja dalam organisasi merupakan suasana dalam suatu organisasi yang
diciptakan oleh pola hubungan antar pribadi (interpersonal relationship). Pola
hubungan ini bersumber dari hubungan antara guru dengan guru lainnya atau
23
mungkin hubungan guru dengan pemimpin atau sebaliknya pemimpin dengan
guru. Pola hubungan guru dengan pemimpin membentuk suatu sendi
kepemimpinan (leadership style) yang diterapkan oleh pemimpin dalam
melaksanakn fungsi-fungsi kepemimpinan. Jika iklim organisasi kondusif
maka guru menjadi termotivasi untuk bekerja lebih bersemangat karena
puasnya guru terhadap organisasi. Namun sebaliknya jika iklim organisasi
tidak kondusif maka mengakibatkan guru kurang bergairah dalam bekerja. Hal
ini sesuai dengan keterangan Suyanto (2008:98) menyatakan bahwa “keadaan
banjir cukup membuat frustasi kepala sekolah, guru, siswa, maupun orang tua
yang sangat mengganggu proses belajar mengajar walaupun sekolah telah
memiliki laboratorium yang komplit”.
Kepuasan kerja guru terjadi jika guru merasa memperoleh perasaan adil
di dalam pekerjaan. Adanya iklim organisasi yang dirasa adil akan mendorong
guru untuk segera mencapai kepuasan dalam bekerja. iklim merupakan
gambaran yang objektif mengenai lingkungan kerja sedangkan kepuasan
merupakan tanggapan perasaan (negatif atau positif) mengenai lingkungannya.
Jika guru menangkap keadaan lingkungan kerja secara positif maka tanggapan
perasaan guru akan positif pula.
Menurut Wibowo (2011:505) menjelaskan “hubungan antara kepuasan
kerja dengan variabel lain dapat bersifat positif atau negatif. Kekuatan
hubungan mempunyai rentang dari lemah sampai kuat, hubungan yang kuat
menunjukan bahwa manajer dapat mempengaruhi dengan signifikan variabel
lainya dengan meningkatkan kepuasan kerja”.
24
Dengan demikian dapat diduga bahwa ada kontribusi yang positif dalam
iklim organisasi terhadap kepuasan kerja guru. Dapat dikatakan bahwa jika
iklim organisasi kondusif maka guru akan puas, tetapi jika iklim organisasi
tidak kondusif maka membuat guru jadi tidak puas.
D. Kerangka Konseptual
kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka.
Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaan dan segala
sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya sehingga setiap mereka bekerja selalu
bergairah dan tidak mengeluh dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Ada dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu faktor pertama yaitu factor
organisasi yang berisi pimpinan perusahaan dan iklim organisasi, faktor kedua yaitu
faktor individual atau krakteristik karyawan.
Iklim organisasi adalah keadaan lingkungan dalam organisasi yang
mempengaruhi sikap dan perilaku anggota organisasi yang merefleksikan isi dan
kekuatan dari nilai umum, norma, tingkah laku dan perasaan anggota terhadap suatu
sistem. Indikator dari iklim organisasi adalah struktur, standar-standar, tanggung
jawab, penghargaan, dukungan dan komitmen.
25
Kerangka Konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Konseptual Hubungan Iklim Organisasi Dengan Kepuasan
Kerja Guru Di SD Gugus 1 Kecamatan Padang Timur Kota Padang
Keterangan :
Secara konseptual penelitian ini isinya menyangkut hubungan iklim organisasi
dengan kepuasan kerja guru di SD Gugus I Kecamatan Padang Timur Kota Padang.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang
berarti antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru di SD Gugus 1
Kecamatan Padang Timur Kota Padang.
Kepuasan Kerja Guru (Y)
1. Perasaan senang dalam
bekerja
2. Perasaan bergairah
dalam bekerja
3. Perasaan tidak mengeluh
dalam bekerja
Iklim Organisasi (X)
1. Struktur
2. Standar-standar
3. Tanggung jawab
4. Penghargaan
5. Dukungan
6. komitmen
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan
analsis deskriptif korelasional yang bertujuan untuk menggambarkan suatu
keadaan atau suatu situasi tertentu sebagaimana adanya secara sistematis,
aktual, akurat kemudian ditentukan hubungan antar varaiabel yang akan
diteliti. Dalam penelitian ini yang dilihat adalah bagaimana hubungan iklim
organisasi dengan kepuasan kerja guru di SD gugus 1 Kecamatan Padang
Timur Kota Padang.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari dua variabel yaitu kepuasan kerja dan
iklim organisasi.
1. Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan
mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap
pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya
sehingga setiap mereka bekerja selalu bergairah dan tidak mengeluh dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Indikator kepuasan kerja
guru (variabel Y) adalah perasaan senang dalam bekerja, perasaan
bergairah dalam bekerja, perasaan tidak mengeluh dalam bekerja.
26
27
2. Iklim organisasi adalah keadaan lingkungan dalam organisasi yang
mempengaruhi sikap dan perilaku anggota organisasi yang
merefleksikan isi dan kekuatan dari nilai umum, norma, tingkah laku da
perasaan anggota terhadap suatu sistem. Indikator iklim organisasi
(variabel X) adalah tanggung jawab, kerja sama, imbalan, serta sarana
dan prasarana.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh guru di SD Gugus 1
Kecamatan Padang Timur Kota Padang yang berjumlah 117 orang.
2. Sampel
Melihat jumlah populasi yang cukup besar, maka penulis
mengambil sampel dari populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik Stratified Proporsional Random Sampling. Besarnya sampel adalah
25% dari populasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Hadi (1989:107)
jika jumlah populasi lebih besar dari 100 orang maka untuk sampel dapat
diambil antara 10% s/d 15% atau 20% s/d 25%, sehingga diperoleh sampel
sebanyak 30 orang. Untuk lebih jelasnya mengenai populasi dan sampel
penelitian dapat dilihat tabel 1 dibawah ini.
28
TABEL 1
JUMLAH GURU SD GUGUS 1 KECAMATAN PADANG TIMUR
KOTA PADANG
NO. NAMA SD POPULASI
SAMPEL 25%
SETELAH
DIGENAPKAN
1. SD Negeri 03 10 Orang 3 Orang
2. SD Negeri 06 12 Orang 3 Orang
3. SD Negeri 22 24 Orang 6 Orang
4. SD Negeri 23 30 Orang 8 Orang
5. SD Negeri 30 20 Orang 5 Orang
6. SD Negeri 32 21 Orang 5 Orang
J U M L A H 117 Orang 30 Orang
Sumber : UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Padang Timur Kota Padang
Tahun 2012
D. Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
model skala likert. Alternatif jawaban yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-
kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Untuk mendapatkan data yang
bersifat kuantitatif jawaban angket dipergunakan dalam bentuk skor, untuk
pernyataan yang bersifat positif jawaban Selalu (SL) diberi skor 5, Sering (SR)
diberi skor 4, Kadang-kadang (KD) diberi skor 3, Jarang (JR) diberi skor 2, dan
Tidak Pernah (TP) diberi skor 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif pemberian
skor sebaliknya (SL) Adapun langkah-langkah penyusunan angket atau instrumen
penelitian tersebut dijelaskan sebagai berikut:
29
1. Membuat kisi-kisi angket dengan cara:
a. Menentukan variabel yang akan diteliti
b. Menentukan indikator masing-masing variabel
c. Menyusun butir-butir pertannyaan berdasarkan indikator yang
ditetapkan
2. Melakukan uji coba instrumen untuk mengetahui validitas dan reliabilitas
angket tersebut. Uji coba dilakukan kepada 10 orang guru di SD luar
sampel, yang dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2013. Penelitian
dilakukan Pada Tanggal 4 – 16 Maret 2013.
3. Menganalisa data hasil uji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas
angket.
a. Validitas
Untuk menguji validitas angket digunakan rumus korelasi tata
jenjang yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:278), yaitu :
Rho )1(
61
2
2
NN
D
Keterangan :
Rho = koefisien korelasi
∑ D2 = jumlah kuadrat selisih rangking
N = banyaknya subjek
Hasil penelitian uji coba, validitas angket pada variabel iklim
organisasi didapat Rho= 0,947 sedangkan taraf kepercayaan 95%
30
dengan N= 10 adalah 0,648. Jadi r hitung (0,947) > dari r tabel (0,648),
maka instrumen penelitian tentang iklim organisasi adalah valid.
Sedangkan untuk variabel kepuasan kerja guru diperoleh Rho= 0,808
sedangkan taraf kepercayaan 95% dengan N=10 adalah 0,648. Jadi r hitung
(0,808) > dari r tabel (0,648), maka instrumen penelitian tentang kepuasan
kerja guru adalah valid.
b. Reliabilitas
Instrumen dikatakan reliable (andal) jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk uji
reliabilitas digunakan Alpha menurut Arikunto (2006:196) yaitu sebagai
berikut:
r11 =
Dimana:
r11 = Reliabilitas yang dicari
= Jumlah varian butir
= Varian total
= Jumlah butir
Hasil perhitungan reliabilitas untuk variabel iklim organisasi diperoleh
r hitung (1,03) > dari r tabel (0,794), maka instrumen penelitian tentang iklim
organisasi adalah reliabel.
31
Sedangkan hasil perhitungan untuk variabel kepuasan kerja guru
diperoleh r hitung (0,92) > dari r tabel (0,794), maka instrumen
penelitian tentang kepuasan kerja guru adalah reliabel.
E. Teknik Analisa Data
Data penelitian akan dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi
product moment. Proses analisa data hasil penelitian dilakukan sebagai
berikut;
a. Pemberian skor
Setiap item yang disebarkan, disediakan lima alternatif jawaban
yaitu, untuk pernyataan alternatif yang positif jawaban selalu (SL)
diberi bobot nilai 5, jawaban sering (SR) diberi bobot penilaian 4,
jawaban kadang-kadang (KD) diberi bobot penilaian 3, jarang (JR)
diberi bobot penilaian 2, dan jawaban tidak pernah (TP) diberi bobot
penilaian 1. Sedangkan untuk butir angket negatif alternatif jawaban
selalu (SL) diberi skor 1, sering (SR) diberi skor 2, kadang-kadang
(KD) diberi skor 3, jarang (JR) diberi skor 4 dan untuk alternatif
jawaban tidak pernah (TP) diberi skor 5.
b. Mentabulasi data dan menghitung skor rata (mean), median, modus,
dan standar deviasi
1) Data yang telah diberi skor nilai dimasukkan ke dalam distribusi
frekuensi, kemudian dicari skor rata-rata (mean), Median, Modus
dan Standar Deviasi (SD), untuk mendapatkan gambaran dari
kedua kelompok variabel.
32
2) Menentukan gambaran secara kualitatif hasil penelitian untuk
masing-masing variabel, menggunakan nilai skor ideal yaitu
perbandingan skor rata-rata (Mean) dengan skor tertinggi dan
dikalikan dengan 100% dengan menggunakan klasifikasi yang
dikemukakan Sudjana (2002:241) seperti di bawah ini:
Klasifikasi Persentase
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik
90 - 100%
80 – 89%
65 – 79%
55 – 64%
0 – 54%
c. Uji normalitas iklim organisasi dan kepuasan kerja guru dengan chi
kuadrat. Apabila X2 hitung kecil X
2 tabel maka distribusi frekuensi
berdistribusi normal. Dengan menggunakan rumus chi kuadrat,
Arikunto (2006:190).
χ2
= ∑
dengan keterangan:
χ2
= Harga chi-kuadrat yang dicari
fo = Frekuensi yang ada (frekuensi observasi atau frekuensi
sesuai dengan keadaan)
fh = Frekuensi yang diharapkan, sesuai dengan teori
33
d. Menghitung koefisien korelasi variabel X dan Y untuk mengetahui
hubungan dengan menggunakan rumus product moment, Arikunto
(2006:274).
r hit=
Keterangan:
rxy = Nilai koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X = Skor nilai variabel X
Y = Skor nilai variabel Y
N = Jumlah sampel yang digunakan
e. Menghitung keberartian korelasi dengan menggunakan rumus uji t
yang dikemukakan Sudjana (2002:149) yaitu:
21
2
r
nrThitung
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah responden
t = angka hasil uji
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Sesuai dengan variabel penelitian, maka diperoleh dua kelompok data,
yaitu data mengenai iklim organisasi dan data mengenai kepuasan kerja guru
di SD Gugus I Kecamatan Padang Timur. Deskripsi masing-masing data
tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
1. Deskripsi Data Iklim Organisasi
Skor yang diperoleh dari responden untuk variabel iklim organisasi
tersebar dari skor tertinggi 138 dan skor terendah 111, sedangkan skor
maksimal idealnya 150 dan skor minimal 30 .
Dari hasil pengolahan data secara umum, maka diperoleh skor rata-
rata (Mean) = 129,65 , Median = 126,6 , Modus = 120,5 , dan Standar
Deviasi (SD) = 6,75. Adapun distribusi frekuensi skor dan histogram data
dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 2 berikut.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Variabel Iklim Organisasi
Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
136 – 140 3 10%
131 – 135 5 17%
126 – 130 9 30%
121 – 125 7 23%
116 – 120 4 13%
111 – 115 2 7%
Jumlah 30 100%
34
35
Skor
Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Variabel Iklim
Organisasi
Berdasarkan Tabel 2 di atas, menunjukkan bahwa skor iklim
organisasi berada pada kelas interval rata-rata 30%. Di atas kelas interval
rata-rata 27%, dan dibawah skor rata-rata 43%. Tingkat pencapain skor
iklim organisasi dengan membandingkan means dengan skor maksimal
dikali 100%, maka dapat diketahui skornya 86,43% dari skor ideal.
Penilaian secara kualitatif iklim organisasi berada pada kategori baik.
Pada Gambar 2 terlihat skor tertinggi yaitu 9 berada pada skor tengah
interval 128 dan skor terendah 2 berada pada skor tengah interval 113.
2
4
7
9
5
3
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
113 118 123 128 133 138
Fre
ku
ensi
Skor Tengah Kelas Interval
36
2. Deskripsi Data Kepuasan Kerja Guru
Berdasarkan butir-butir instrumen kepuasan kerja guru yang
berjumlah 30 butir, maka secara ideal skor minimal yang dapat dicapai
adalah 83,43 dan skor maksimal 150. Skor yang diperoleh dari responden
untuk variabel kepuasan kerja guru tersebar mulai dari skor tertinggi 138
dan skor teredah 111. Dari hasil pengolahan data secara umum, maka
iklim organisasi diperoleh skor rata-rata (Mean) = 125,15, Median= 130,5,
Modus = 119,8, dan Standar Deviasi (SD) = 7,3 Secara lengkap mengenai
perhitungannya dapat dilihat pada lampiran.
Adapun distribusi frekuensi skor dan histogram data dapat dilihat
pada Tabel 3 dan Gambar 2 berikut ini:
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kepuasan Kerja Guru di SD
Gugus I Kecamatan Padang Timur
Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
136 – 140 1 3%
131 – 135 6 20%
126 – 130 8 27%
121 – 125 8 27%
116 – 120 4 13%
111 – 115 3 10%
Jumlah 30 100%
37
Skor
Gambar 3. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kepuasan
Kerja Guru
Berdasarkan Tabel 3 diatas, menunjukkan bahwa skor kepuasan
kerja guru berada pada kelas interval rata-rata 27%. Di atas kelas interval
rata-rata 23%, dan di bawah skor rata-rata 50%. Tingkat pencapaian skor
kepuasan kerja guru dengan membandingkan means dengan skor
maksimal dikali 100%, maka dapat diketahui skornya 83,43% dari skor
ideal. Penilaian secara kualitatif kepuasan kerja guru berada pada kategori
baik. Pada Gambar 3 terlihat skor tertinggi yaitu 8 berada pada skor tengah
interval 123 dan skor terendah 1 berada pada skor tengah interval 138.
34
8 8
6
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
113 118 123 128 133 138
Fre
ku
ensi
Skor Tengah Kelas Interval
38
Hasil perhitungan kedua variabel penelitian secara lebih jelas dapat
dilihat pada Tabel 4 berikut:
Tabel 4. Tafsiran Mean Variabel Penelitian
No Variabel yang diteliti Mean
Skor
maks
Skor yang
diperoleh Penafsiran
1 Iklim Organisasi 129,65 150 86,43% Baik
2 Kepuasan Kerja Guru 125,15 150 83,43% Baik
Pada pengujian di atas dapat dilihat bahwa iklim organisasi berada
pada kategori baik dan kepuasan kerja guru di SD Gugus I Kecamatan
Padang Timur berada pada kategori baik.
B. Pengujian Hipotesis
Untuk melihat koefisien korelasi variabel X dan Y digunakan rumus
Korelasi Product Moment (hasil analisis secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran). Sebelum menggunakan teknik tersebut terlebih dahulu dilakukan
uji normalitas data sebagai syarat untuk menggunakan teknik Korelasi Product
Moment, yaitu dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat (λ2). Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah data penelitian berada dalam sebaran
normal atau tidak, sehingga dapat dianalisis dengan menggunakan rumus
Product Moment.
Hasil pengujian Chi Kuadrat (λ2) untuk skor variabel Iklim Organisasi
(X) menunjukkan λ2
hitung sebesar 10,36. Ini mengandung arti bahwa data
39
variabel X berdistribusi normal karena λ2 hitung < λ
2 tabel dengan db 3 pada taraf
kepercayaan 99% = 11,3%. Sedangkan hasil pengujian Chi Kuadrat (λ2)
untuk
skor variabel kepuasan kerja guru (Y) menunjukkan λ2
hitung sebesar 3,67. Hal
ini mengandung arti bahwa variabel Y juga berdistribusi normal, karena
λ2 hitung
< λ2tabel
dengan db 3 pada taraf kepercayaan 99% = 11,3%.
Kemudian data dianalisis dengan menggunakan rumus Product
Moment untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Hasil
analisis data diperoleh nilai r hitung = 0,635 dan r tabel = 0,463 pada taraf
kepercayaan 99% dengan N = 30. Untuk melihat keberartian hubungan maka
dilakukan uji t dengan perolehan data t hitung = 4,347 dan t tabel = 2,763. Jadi
didapatkan r hitung > r tabel dan t hitung > t tabel pada taraf kepercayaan 99% (lihat
Tabel 5 di bawah ini).
Dari hasil analisis tersebut maka hipotesis yang berbunyi “terdapat
hubungan yang berarti antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru dapat
diterima.
Tabel 5. Pengujian Keberartian Koefisien Korelasi Variabel X dan Variabel
Y dengan tabel uji r dan tabel uji t
r hitung r tabel pada taraf
kepercayaan 99% t hitung
t tabel pada taraf
kepercayaan 99%
0,635 0,463 4,347 2,763
40
Berdasarkan pengujian tersebut di atas, maka disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang berarti antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja
guru di SD Gugus I Kecamatan Padang Timur Kota Padang.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian menemukan bahwa Iklim Organisasi
mempunyai hubungan yang berarti dengan Kepuasan Kerja Guru pada taraf
kepercayaan 99% dengan koefisien korelasi sebesar 0,635 dan keberartian
korelasi 4,347 dengan menggunakan uji t. Untuk lebih jelasnya berikut ini
akan diuraikan pembahasan masing-masing variabel
1. Iklim Organisasi
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden ternyata dengan
membandingkan skor rata-rata (mean) dengan skor maksimal dikali
100% dapat diketahui penilaian secara kuantitatif mengenai iklim
organisasi menunjukkan bahwa iklim organisasi berada pada kategori
baik (86,4 dari skor ideal). Hasil penelitian menunjukkan variabel iklim
organisasi sudah cukup baik, indikator yang berada pada kategori
terendah berada pada indikator struktur. Hal ini berarti iklim organisasi di
SD Gugus I Kecamatan Padang Timur Kota Padang sudah baik. Iklim
organisasi perlu diperbaiki lagi, agar terciptanya iklim organisasi yang
kondusif. Ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kejelasan dari
41
struktur, standar-standar, adanya tanggung jawab, penghargaan,
dukungan, dan komitmen dari sesama guru dan Kepala Sekolah.
2. Kepuasan Kerja Guru
Sejalan dengan pengolahan data pada iklim organisasi di atas,
maka untuk variabel kepuasan kerja guru yaitu berada pada kategori
baik (83,43% dari skor ideal). Kategori ini didapat dengan cara
membandingkan skor rata-rata (mean) dengan skor maksimal dikali
100%. Hasil penelitian menunjukkan variabel kepuasan kerja guru sudah
cukup baik, indikator yang berada pada kategori terendah berada pada
indikator perasaan bergairah dalam bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa
kepuasan kerja guru di SD Gugus I Kecamatan Padang Timur Kota
Padang sudah baik. Kepuasan Kerja Guru dapat ditingkatkan lagi bekerja
dengan senang hati, bergairah, dan tidak mengeluh terhadap
perkerjaanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Strauss dan Sayles dalam
Handoko ( 2001 : 196 ) “kepuasaan kerja penting untuk aktualisasi diri,
atau dengan kata lain dengan adanya kepuasan yang tinggi maka
pegawai dapat melakukan pengembangan diri ke arah yang lebih baik”.
3. Hubungan antara Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru
Berdasarkan hasil uji koefisien korelasi yang dilakukan pada taraf
kepercayaan 99% antara iklim organisasi dengan pelaksanaan tukepuasan
kerja guru diperoleh temuan rxy = 0,635. Ini berarti ditemukan adanya
hubungan yang berarti (signifikan) antara Iklim Organisasi dengan
Kepuasan Kerja Guru di SD Gugus 1 Kecamatan Padang Timur.
42
Menurut Wibowo (2011:505) menjelaskan “hubungan antara
kepuasan kerja dengan variabel lain dapat bersifat positif atau negatif.
Kekuatan hubungan mempunyai rentang dari lemah sampai kuat,
hubungan yang kuat menunjukan bahwa manajer dapat mempengaruhi
dengan signifikan variabel lainya dengan meningkatkan kepuasan kerja”.
Guru yang memiliki kepuasan dalam dalam bekerja akan bekerja dengan
senang hati, antusias terhadap pekerjaannya, dan tidak mengeluh dalam
melaksanakan tugasnya. Ini berarti jika semakin kondusif iklim organisasi
sekolah maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan guru terhadap
pekerjaannya. Sebaliknya jika iklim organisasi sekolah tidak kondusif
maka semakin rendah pula tingkat kepuasan guru terhadap pekerjaannya.
Karena salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja guru adalah
iklim organisasi yang ada di sekolah terrsebut.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi
mempunyai hubungan dengan kepuasan kerja guru. Kepuasan kerja guru
akan meningkat jika iklim organisasi lebih kondusif lagi.
Berdasarkan hasil penelitian juga dapat dilihat bahwa antara
fenomena dengan hasil penelitian ternyata bertolak belakang. Hal ini
disebabkan karena kurang seriusnya responden dalam mengisi angket
dan jawaban responden terhadap butir pernyataan yang diajukan tidak
sesuai dengan apa yang dirasakan.
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan antara
Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Iklim Organisasi di SD Gugus 1 Kecamatan Padang Timur berada pada
kategori baik dengan persentase skor rata-rata 86,4%.
2. Kepuasan Kerja Guru SD Gugus 1 Kecamatan Padang Timur berada
pada kategori baik dengan persentase skor rata-rata 83,43%.
3. Terdapat hubungan yang berarti antara Hubungan antara Iklim
Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru di SD Gugus 1 Kecamatan
Padang Timur. Besarnya koefisisen korelasi yang diperoleh r = 0,635
pada taraf kepercayaan 99%.
B. Saran
1. Hasil penelitian menunjukkan variabel iklim organisasi sudah cukup
baik, indikator yang berada pada kategori terendah berada pada
indikator struktur. Upaya untuk meningkatkan iklim organisasi yang
kondusif, sebaiknya pimpinan lebih memperhatikan semua guru dalam
melaksanakan tugasnya, sehingga jika ada masalah baik pada siswa,
43
44
guru itu sendiri, maupun hubungan antar sesama guru dapat diketahui
dan diselesaikan dengan baik.
2. Hasil penelitian menunjukkan variabel kepuasan kerja guru sudah
cukup baik, indikator yang berada pada kategori terendah berada pada
indikator perasaan bergairah dalam bekerja. Untuk itu diharapkan
semua guru bisa menjalin hubungan baik dan bersikap lebih terbuka
kepada Kepala Sekolah dan rekannya sesama guru.
3. Karena terdapat hubungan yang positif antara iklim organisasi dengan
kepuasan kerja guru maka diharapkan semua guru bisa meningkatkan
kepuasannya dalam bekerja, yaitu dengan meningkatkan kejelasan dari
struktur, standar-standar, adanya tanggung jawab, penghargaan,
dukungan, dan komitmen dari sesama guru dan Kepala Sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Baron & Byrne. 1994. Industrial Psychology Its Theoretical and Social
Foundation. New York: Harper & Row.
Davis, K. & Newstrom, J.W. 1996. Perilaku Organisasi Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Depdiknas. 2003.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka
Fraser. 1992. Stres dan Kepuasan Kerja.Jakarta: Sapdodadi
Handoko, T. H. 2001.Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogjakarta:BPFE
Hasibuan, Malayu S.P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi..
Jakarta: Bumi Aksara.
Imron, Ali.1995. Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya
Moh As’ad. 2002. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty
Muhammad, Arni.2004. Komunikasi Organisasi. Edisi VI. Bumi Aksara. Jakarta
Nitisemito, Alex. 1994. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia
Rivai, Veithzal. 2004. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Edisi kedua.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Robbins, Stephen P.2006.Perilaku Organisasi. Jakarta: Indeks Kelompok
Gramedia
Siagian, S. P. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Simamora, H. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Bagian
Penerbitan STIE YKPN
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi Offset
Sudjana, Nana. 2002. Metode Statistik. Bandung: Transito
Sunarto,2004.Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Amus
Suyanto. 2008. Dialog Interaktif Tentang Pendidikan. Yogyakarta: Multi
Pressindo
Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Jakarta. Raja Gravindo Persada
Wirawan. 2008. Budaya dan Iklim Organisasi. Jakarta: Salemba Empat
KISI – KISI INSTRUMEN
A. Variabel X (Iklim Organisasi)
No. Variabel Indikator Jumlah
Item
No. Item
1. Iklim organisasi 1. Struktur
2. Standar-standar
3. Tanggung jawab
4. Penghargaan
5. Dukungan
6. Komitmen
5
5
6
4
6
4
1 – 5
6 – 10
11 – 16
17 – 20
21 – 26
27 – 30
B. Variabel Y (Kepuasan Kerja)
No. Variabel Indikator Jumlah
Item
No. Item
1. Kepuasan Kerja 1. Perasaan senang
dalam bekerja
2. Perasaan
bergairah dalam
bekerja
3. Perasaan tidak
mengeluh dalam
bekerja
11
9
10
1 – 11
12 – 20
21 - 30
INSTRUMEN PENELITIAN
Judul : Hubungan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru di
SD Gugus I Kecamatan Padang Timur Kota Padang
Iklim Organisasi
No. PERNYATAAN SL SR KD JR TP
1. Saya melaksanakan tugas dengan
struktur kerja yang jelas.
2. Saya memahami setiap tugas yang
diberikan Kepala Sekolah.
3. Saya meminta bantuan Kepala Sekolah
bila mengalami kendala di sekolah.
4. Saya membantu rekan kerja yang
kurang memahami kurikulum yang
baru.
5. Saya optimis terhadap semua program
yang direncanakan sekolah dalam
meningkatkan prestasi siswa.
6. Saya bekerja mengikuti rencana
program pembelajaran.
7.
Saya mengajar siswa dengan jumlah
yang sesuai dengan ukuran kelas.
8. Saya memotivasi semua siswa agar
mampu mencapai nilai standar.
9. Saya memberikan tugas disesuaikan
dengan kemampuan siswa.
10. Saya mengajar sesuai dengan
kurikulum.
11. Saya bertanggung jawab dalam
mengatasi segala permasalahan yang
ada di kelas.
12. Saya bertanggung jawab memberikan
tambahan pelajaran bagi siswa yang
mengalami permasalahan dalam belajar.
13. Saya bertanggung jawab bersama para
guru menyelesaikan tugas dan tanggung
jawab masing-masing.
14. Saya bertanggung jawab meningkatkan
prestasi siwa.
15. Saya bertanggung jawab dalam menjaga
ketentraman siswa dalam belajar.
16. Saya bertanggung jawab menjaga
kedisiplinan siswa dalam belajar.
17.
Saya mendapatkan hadiah dari Kepala
Sekolah karena hasil ujian siswa sangat
memuaskan.
18. Saya mendapa pujian karena disiplin
dalam menjalankan tugas.
19. Saya diberi acungan jempol oleh Kepala
Sekolah pada saat saya bisa
menormalkan kedaan kelas yang kacau.
20. Saya berkata bagus pada siwa yang mau
belajar terus walaupun tugas yang
dikerjakannya salah.
21.
Saya didukung sepenuhnya oleh Kepala
Sekolah untuk meningkatkan prestasi
siswa.
22. Saya mendukung setiap sanksi yang
diterapkan oleh Kepala Sekolah.
23. Saya mendukung rekan kerja yang ingin
meningkatkan prestasi kerjanya.
24.
Saya mendukung setiap usaha guru
untuk meningkatkan kemampuan siswa
yang mengalami permasalahan dalam
belajar.
25.
Saya mendukung keaktifan guru dalam
memberikan pelajaran tambahan.
26.
Saya didukung sepenuhnya oleh Kepala
Sekolah untuk bekerja sama dengan
sesama guru dalam melaksanakan tugas.
27.
Saya bangga dengan sekolah ini karena
memiliki prestasi yang bagus ditingkat
nasional.
28.
Saya memberikan nilai sesuai dengan
kemampuan siswa tanpa terpengaruhi
oleh siapapun.
29. Saya melaksanakan semua perintah
Kepala Sekolah dengan senang hati.
30.
Saya berusaha dengan maksimal agar
prestasi siswa meningkat.
Kepuasan Kerja
No. PERNYATAAN SL SR KD JR TP
1. Saya merasa senang karena tugas yang
dilakukan dapat diselesaikan dengan
baik.
2. Saya senang mengajar walaupun ada
siswa yang nakal, karena selalu ada
tantangan yang berbeda.
3. Lingkungaan sekolah tempat saya
bekerja menjadikan saya nyaman
bekerja.
4. Saya merasa senang dengan jumlah gaji
yang saya terima, karena dapat
memenuhi kebutuhan hidup dengan
layak.
5. Saya merasa senang dengan
penghargaan yang diberikan Kepala
Sekolah atas prestasi kerja saya.
6. Saya mengajar dengan senang hati
karena sarana dan prasarana yang
diperlukan cukup lengkap menunjang
proses belajar mengajar.
7.
Saya senang mengajar bila
mendapatkan perhatian dari Kepala
Sekolah.
8. Saya merasa senang dalam bekerja
karena Kepala Sekolah memberikan
bantuan apabila saya mengalami
kesulitan dalam mengajar.
9. Saya merasa senang karena peraturan
yang berlaku dapat menunjang proses
belajar mengajar kearah yang lebih
baik.
10. Saya senang dengan kebijakan Kepala
Sekolah yang menempatkan saya tepat
sesuai dengan keahlian saya.
11. Saya senang dalam bekerja karena
bentuk disiplin kerja yang ditetapkan di
sekolah dalam meningkatkan
produktivitas kerja.
12. Saya bergairah mengajar karena siswa-
siswa saya dapat mencapai hasil yang
diharapkan.
13. Saya bersemangat dalam melaksanakan
dan memeriksa tugas siswa walaupun
menyita waktu, karena tugas yang
dinilai menjadikan siswa lebih
termotivasi dalam belajar.
14. Saya bersemangat dalam melaksanakan
tugas, walaupun honor yang saya terima
tidak sebanding dengan tugas yang saya
jalankan.
15. Saya bergairah dalam melaksanakan
tugas walaupun imbalan yang diberikan
kurang memadai.
16. Saya semakin bergairah dalam bekerja
bila mendapatkan tunjangan gaji.
17. Saya merasa bersemangat di dalam
kelas karena kondisi ruangan yang
nyaman.
18. Saya bergairah mengajar karena
pertukaran di kelas sangat bagus.
19. saya bersemangat dalam bekerja karena
setiap ada kendala Kepala Sekolah
memberikan bantuan.
20. Saya bersemangat dalam bekerja karena
kebijakan dan peraturan yang
diberlakukan secara adil bagi setiap
guru.
21.
(-)
Saya mengeluh mengadakan belajar
tambahan karena keterbatasan waktu.
22. Saya tidak mengeluh dalam menghadapi
setiap tingkah laku siswa yang
mengganggu proses belajar mengajar.
23. Saya tidak mengeluh dalam
melaksanakan tugas mengawas ujian,
walaupun tidak ada imbalannya.
24.
(-)
Saya mengeluh dalam bekerja karena
kurang lengkapnya buku sumber dan
alat peraga yang menunjang kegiatan
belajar mengajar.
25.
(-)
Saya mengeluh dalam bekerja karena
jarak sekolah dari rumah saya cukup
jauh.
26.
(-)
Saya mengeluh dalam bekerja karena
dalam meberikan bantuan, Kepala
Sekolah hanya memberikan tanggapan
berupa kritikan terhadap permasalahan
yang dihadapi guru.
27.
(-)
Saya mengeluh dalam bekerja karena
supervisi yang dilakukan oleh Kepala
Sekolah hanya membuang-buang waktu
saja.
28.
(-)
Saya mengeluh dalam bekerja karena
Kepala Sekolah kurang memperhatikan
kondisi guru yang tidak maksimal
dalam melaksanakan tugas.
29. Saya tidak mengeluh dalam bekerja
karena tata tertib dan disiplin kerja di
sekolah dapat meningkatkan prestasi
kerja saya.
30.
(-)
Saya mengeluh dalam bekerja karena
aturan dan kebijakan yang ditetapkan
oleh Kepala Sekolah sulit untuk
dipraktekkan.
Lampiran
Uji Coba Angket Iklim Organisasi
A. Menghitung Validitas
1. Melakukan analisa angket dengan memberikan skor terhadap jawaban
responden. Hasil analisis terlihat pada tabel.
2. Menghitung skor tertinggi (maksimal) yaitu 5 dari jawaban setiap
responden, kemudian untuk memperoleh X jumlah skor tersebut dikalikan
skor tertinggi (5).
3. Merangking dengan menggunakan tabel tata jenjang, berikut ini :
No X Y Rx Ry D D²
1 50 121 7,5 8,5 -1 1
2 60 122 5,5 7 -1,5 2,25
3 65 124 3,5 4 -0,5 0,25
4 70 126 2 2 0 0
5 45 118 10 10 0 0
6 60 123 5,5 5,5 0 0
7 65 125 3,5 3 0,5 0,25
8 50 121 7,5 8,5 -1 1
9 50 123 7,5 5,5 2 4
10 80 129 1 1 0 0
JUMLAH 8,75
4. Menghitung Validitas
xyrho)1(
61
2
2
NN
D
=
= 1-
= 1-0,053 = 0,947
Dari hasil perhitungan diperoleh Rho=0,947, sedangkan Rho table
pada taraf kepercayaan 95% dengan N=10 adalah 0,648. Karena r hitung
(0,947) > dari r table (0,648), maka alat pengumpul data variabel iklim
organisasi adalah valid.
B. Uji Reliabilitas dengan rumus Alpha
1. Mencari varians masing-masing item, Arikunto (2007:288)
N
N
XX
22
2
)(
Keterangan :
2 = Varians yang dicari
X = Skor jawaban masing-masing responden
N = Jumlah Responden
Contoh mencari soal nomor 1
10
10
)44(200
2
2
110
6,193200= 0,64
Untuk mencari item yang lain, langkahnya sama dengan item 1 contoh
diatas.
2. Menjumlahkan varians semua item ( i2)
i2=
0.64+0,76+0,89+0,61+0,56+0,6+0,69+0,69+0,6+0,6+0,6+0,56+0,44+0,49
+0,89+0,76+0,61+0,6+0,6+1,29+0,56+0,56+0,24+0,8+0,69+0,8+0,69+0,4
1+0,76+0,82 = 19,88
3. Menghitung Varians Total
N
N
XX
22
2
)(
2
t
2
10
10
12321518666
10
4,1517821518666
10
6,1366883
= 136688,36
4. Menghitung Reliabilitas dengan rumus Alpha :
=
=
=
= 1,03
Jadi diperoleh r hasil =1.03 sedangkan r tabel dengan N=10 pada taraf
kepercayaan 95% =0,794, karena 1,03 > 0,794, maka angket tentang iklim
organisasi adalah reliabel pada taraf kepercayaan 95%.
Uji Coba Angket Kepuasan Kerja Guru
A. Menghitung Validitas
1. Melakukan analisa angket dengan memberikan skor terhadap
jawaban responden. Hasil analisis terlihat pada table.
2. Menghitung skor tertinggi yaitu 5 dari jawaban setia responden,
kemudian untuk memperoleh X jumlah skor tersebut dikalikan skor
tertinggi(5)
3. Merangking dengan menggunakan table tata jenjang, berikut ini :
No X Y Rx Ry D D²
1 80 132 1 1 0 0
2 60 122 5 5,5 -0,5 0,25
3 70 127 2,5 2 0,5 0,25
4 45 118 7,5 9,5 -2 4
5 50 122 2,5 5,5 -3 9
6 45 119 7,5 8 -0,5 0,25
7 50 124 6 4 2 4
8 65 125 4 3 1 1
9 45 118 7,5 9,5 -2 4
10 35 121 10 7 3 9
31,75
1. Menghitung Validitas
xyrho)1(
61
2
2
NN
D
=
= 1-
= 1-0,192
= 0,808
Dari hasil perhitungan diperoleh Rho=0,808, sedangkan Rho table
pada taraf kepercayaan 95% dengan N=10 adalah 0,648. Karena r hitung
(0,808) > dari r table (0,648), maka alat pengumpul data variabel kepuasan
kerja guru adalah valid.
B. Uji Reliabilitas dengan rumus Alpha
1. Mencari varians masing-masing item, Arikunto (2007:288)
N
N
XX
22
2
)(
Keterangan :
2 = Varians yang dicari
X = Skor jawaban masing-masing responden
N = Jumlah Responden
Contoh mencari soal nomor 1
10
10
)43(191
2
2
110
9,184191= 0,61
Untuk mencari item yang lain, langkahnya sama dengan item 1 contoh
diatas.
2. Menjumlahkan varians semua item ( i2)
i2=
0,61+0,61+0,76+0,56+0,6+0,56+0,69+0,76+0,89+0,61+0,8+0,6+0,6+0,8+
0,69+0,44+0,49+1,41+0,69+0,79+0,4+0,56+0,61+0,49+0,6+0,6+6+0,69+
0,76+0,41= 25,08
3. Menghitung Varians Total
N
N
XX
22
2
)(
2
t
2
10
10
1219150972
10
1,148596150972
10
9,2375
= 237,59
4. Menghitung Reliabilitas dengan rumus Alpha :
=
=
=
= 1,03 x 0,89
= 0,92
Jadi diperoleh r hasil =0,92 sedangkan r tabel dengan N=10 pada taraf
kepercayaan 95% =0,794, karena 0,92 > 0,794, maka angket tentang kepuasan
kerja guru adalah reliabel pada taraf kepercayaan 95%.
Lampiran
PENGOLAHAN DATA HASIL PENELITIAN
A. Variabel Iklim Organisasi
1. Distribusi Frekuensi Skor Iklim Organisasi
Skor tertinggi = 138
Skor terendah = 111
Range (R) = Skor tertinggi – Skor terendah
= 138 – 111
= 27
Total range = 27 + 1
= 28
Banyak kelas / Interval (ci) = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 . 1,477
= 1 + 4,874
= 5,874
= 6 (pembulatan)
Rentangan Interval (i) =
= 4,67
= 5 (pembulatan)
Kelas Interval F cum f f f
136-140 3 30 2 6 12
131-135 5 27 1 5 5
126-130 9 22 0 0 0
121-125 7 13 -1 -7 7
116-120 4 6 -2 -8 16
111-115 2 2 -3 -6 218
Jumlah -10 58
2. Mencari Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi
a. Mean ( x ) =
= .5
= 128 + (0,33). 5
= 118 + (1,65)
= 129,65
b. Median (Mdn)
= Bb + .i
= 125,5 + . 5
= 125,5 + (0,22). 5
= 115,5 + 1,10
= 126,6
c. Modus (Mo)
= 3 Median – 2 Mean
= 3 (126,6) – 2 (129,65)
= 379,8 – 259,3
= 120,5
d. Standar Deviasi (SD)
= i 2
= 5 2
= 5
= 5
= 5
= 5 . 1,35
= 6,75
3. Uji Normalitas
N = 30 SD = 66,75
X = 129,65 db = 6-3= 3
a. Langkah pertama mencari nilai Z (Z-score)
Z =
Z1 = = 1,61
Z2 = = 0,87
Z3 = = 0,13
Z4 = = -0,61
Z5 = = -1,36
Z6 = = -2,09
Z7 = = -2,84
b. Langkah kedua mencari luas area Z
1. 0,4463 – 0,3078 = 0,1385
2. 0,3078 – 0,0517 = 0,2561
3. 0,0517 – 0,2612 = -0,2095
4. 0,2612 – 0,4131 = -0,1519
5. 0,4131 – 0,4817 = -0,0686
6. 0,4817 – 0,4977 = -0,0160
c. Langkah ketiga mencari frekuensi harapan (fh)
1. = 4,15
2. = 7,68
3. =-6,28
4. =-4,56
5. =-2,06
6. -0,48
ci Batas
area Z
Area
Z
Luas
area z fo fh fo-fh fo-fh
2
136-140 140,5 1,61 0,4463 0,1385 3 4,15 -1,15 1,32 0,32
131-135 135,5 0,87 0,3078 0,2561 5 7,68 -2,68 7,18 0,93
126-130 130,5 0,13 0,0517 -0,2095 9 6,28 2,72 7,39 1,18
121-125 125,5 -0,61 0,2612 -0,1519 7 4,56 2,44 5,95 1,30
116-120 120,5 -1,36 0,4131 -0,0686 4 2,06 1,94 3,76 1,82
111-115 115,5 -2,09 0,4817 0,0160 2 0,48 1,52 2,31 4,81
Jumlah -2,84 0,4977 30 10,36
Data Variabel (X) yang diperoleh berdistribusi normal dimana yang diperoleh
10,36 < tabel pada taraf kepercayaan 99% dengan db 3 (11.3)
B. Variabel Kepuasan kerja Guru
1. Distribusi Frekuensi Kepuasan Kerja Guru
Skor tertinggi = 138
Skor terendah = 111
Range (R) = Skor tertinggi – Skor terendah
= 138 – 111
= 27
Total range = 27 + 1
= 28
Banyak kelas / Interval (ci) = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 . (1,477)
= 1 + 4,874
= 5,874
= 6 (pembulatan)
Rentangan Interval (i) =
=
= 4,67
= 5 (pembulatan)
Kelas Interval F cum f f f
136-140 1 30 2 2 4
131-135 6 29 1 6 6
126-130 8 23 0 0 0
121-125 8 15 -1 -8 8
116-120 4 7 -2 -8 16
111-115 3 3 -3 -9 27
Jumlah 30 -17 61
2. Mencari Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi
a. Mean ( ) =
= 128 + . 5
= 128 + (-0,57). 5
= 128 + (-2,85)
= 125,15
b. Median (Mdn) = Bb + .i
= 125,5 + . 5
= 125,5 + (1) . 5
= 125,5+ 5
= 130,5
c. Modus (Mo) = 3 Median – 2 Mean
= 3 (130,5) – 2 (125,15)
= 391,5 – 250,3
= 141,2
d. Standar Deviasi (SD)
= i 2
= 5 2
= 5
= 5
= 5
= 5 . 1,26
= 6,3
3. Uji Normalitas
N = 30 SD = 5,75
X = 125,15 db = 6-3 = 3
a. Langkah pertama mencari nilai Z (Z-score)
Z =
Z1 = = 2,67
Z2 = = 1,80
Z3 = = 0,93
Z4 = = 0,06
Z5 = = -0,81
Z6 = = -1,68
Z7 = = -2,55
b. Langkah kedua mencari luas area Z
1. 0,4962 – 0,4641 = 0,03
2. 0,4641 – 0,3238 = 0,14
3. 0,3238 – 0,0239 = 0,29
4. 0,0239 – 0,2910 = 0,27
5. 0,2910 – 0,4535 = -0,16
6. 0,4535 – 0,4946= -0,04
c. Langkah ketiga mencari frekuensi harapan (fh)
1. = 0,9
2. = 4,2
3. = 8,7
4. = 8,1
5. = 4,8
6.
Kelas
interval
Batas
area Z
Area
Z
Luas
area z fo fh fo-fh fo-fh
2
136-140 140,5 2,67 0,4962 0,03 1 0,9 0,1 0,01 0,01
131-135 135,5 1,80 0,4641 0,14 6 4,2 1,8 3,24 0,77
126-130 130,5 0,93 0,3238 0,29 8 8,7 -0,7 0,49 0,06
121-125 125,5 0,06 0,0239 0,27 8 8,1 -0,1 0,01 0,00
116-120 120,5 -0,81 0,2910 -0,16 4 4,8 -0,8 0,64 0,13
111-115 115,5 -1,68 0,4535 -0,04 3 1,2 1,8 3,24 2,7
Jumlah
3,67
Data Variabel (Y) yang diperoleh berdistribusi normal dimana
yang diperoleh 3,67 < tabel pada taraf kepercayaan 99% dengan db 3
(11,3).
PENGOLAHAN DATA DENGAN RUMUS PRODUCT MOMENT
1. Koefisien Korelasi
Rumus:
r xy =
=
=
=
=
=
= 0,687
r tabel dengan α 0,001 N = 48 adalah 0.463
Jadi, uji Korelasi Product Moment diperoleh r hitung 0,687 > r tabel 0.463
pada taraf kepercayaan 99%
2. Uji Keberartian Korelasi dengan Uji t
Rumus:
t =
=
=
=
=
= 5,001
t tabel dengan derajat kebebasan = N – 2 = 30 – 2 = 28, α 0,01 adalah 2,763
Jadi, uji keberartian korelasi diperoleh t hitung 5,001 > t tabel 2,763 pada
taraf kepercayaan 99%.
top related