elektro plta
Post on 23-Nov-2015
58 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
Skripsi
PEMANFAATAN TURBIN ANGIN DUA SUDU SEBAGAI PENGGERAK
MULA ALTERNATOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
ANGIN
Diajukan dalam rangka menyelesaikan program studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh :
Nama : Hery Alamsyah
NIM : 5301402005 Program Studi : Strata I Pendidikan Teknik Elektro Jurusan : Teknik Elektro
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
-
ABSTRAK
Hery Alamsyah, 2007. Pemanfaatan Turbin Angin Dua Sudu Sebagai Penggerak Mula Alternator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Skripsi S1. Program Studi Pendidikan Teknik Elektro. Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
Kata Kunci : Turbin angin, Alternator Krisis energi yang terjadi di abad 21 ini sangat signifikan, dikarenakan exsploitasi sumber daya alam yang sangat berlebihan. Sehingga tidak adanya energi yang akan dipakai lagi untuk anak dan cucu kita. Masa depan sangat suram jika kita tidak memperbaiki mulai saat ini. Untuk itulah, pemanfaatan energi terbarukan harus segera dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mempertahankan keberlangsungan energi, demi kebutuhan manusia dimasa yang akan datang. Fokus penelitian ini adalah memanfaatkan energi yang diperbaharui yaitu energi angin. Dengan pemanfaatan turbin angin dua sudu sebagai penggerak mula alternator pada pembangkit listrik tenaga angin. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah bagi mahasiswa dapat memahami kegunaan turbin angin sebagai pembangkit listrik tenaga angin. Bagi dosen, dapat dijadikan media penelitian dengan skala yang lebih besar lagi. Bagi pemerintah, dapat dijadikan masukan referensi untuk pembangkit listrik tenega angin untuk kepentingan masyarakat indonesia. Pemanfaatan energi angin ini, dilakukan beberapa tahap, yaitu: 1) Menentukan besaran sudu 2) Membuat prosedur penelitian 3) Mencari data Angin daerah Gunung Pati 4) Mengaplikasikan alat 5) Mencatat hasi penelitian 6) Evaluasi. Sedangkan metode pengumpulan data dengan cara metode one shot case study dengan pola eksperimen, Penelitian Turbin Angin Dua Sudu ini telah diujicobakan pada Technic Research Club TIM PIMNAS Malang 2006 Fakultas Teknik Unnes. Adapun penelitian dan pengambilan data dilakukan di Lab.TRC Gedung E2 Fakultas Teknik Unnes. Dari hasil ekperimen yang telah didapatkan, hubungan antara output tegangan dan daya berbanding lurus dengan kecepatan alternator. Berdasarkan pengujian diatas menunjukan ekperimen turbin dua sudu ini terhadap alternator sudah baik dan layak digunakan sebagai referensi penelitian terhadap turbin angin dua sudu. Berdasarkan hasil penelitian, perbaikan dan pengembangan ekperimen ini sangat diperlukan, terutama pada kecepatan angin dan pengaruhnya terhadap putaran alternator yang lebih cepat. Sebaiknya pengujian yang dilakukan didaerah yang memiliki kecepatan angin yang cepat dan konstan perharinya.
-
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kapada yang maruf, mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah swt. (QS. Ali Imran : 110)
The Best of you is the most contributing for people (HR.Tirmidzi)
Yesterday is a history, Tomorrow is mistery, Today is a gift, thats why we call it present (Proverb)
Persembahan : Allah swt dan Nabi Muhammad saw sebagai bukti
cinta hamba terhadap dawah ini.
Ibunda dan Ayahanda, yang telah memberikan
cinta dan kasih sayangnya.
Kakak-kakaku tercinta Taufik S.Kom, Indra
Gunawan S.Kom. SH, dan Maria Ulfa SS. MSc.
Nurul Hasanah SH, sebagai penasihat pribadi yang
selalu mengingatkan dan memberikan motivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Teman-teman PTE 2002, thanks for everything.
-
KATA PENGANTAR
Setinggi-tinggi pujian hanya bagi Allah swt, Sang pemilik kerajaan langit
dan bumi. Sholawat serta salam dihaturkan bagi Rosululloh Muhammad Saw, dan
seluruh manusia yang menyerukan kebenaran. Syukur sebagai bukti atas nikmat
yang diberikan-Nya, sehingga penyusun diberikan izin dan kemudahan dalam
menyelesaikan skripsi dengan judul Pemanfaatan Turbin Angin Dua Sudu
Sebagai Penggerak Mula Alternator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin
dalam rangka menyelesaikan studi Strata Satu untuk mencapai gelar Sarjana
Pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Selanjutnya
penyusun menghaturkan terima kasih atas bantuan dan peran yang tidak dapat
didefinisikan satu persatu pada tahapan penyelesaian skripsi ini, kepada :
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Prof. Dr. Soesanto, M.Pd, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang.
3. Drs. Djoko Adi Widodo, M.T, Ketua jurusan Teknik Elektro Universitas
Negeri Semarang.
4. Drs. Suwadi Pembimbing I yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini, terima kasih untuk nasihat, arahan, dan bimbingannya ini.
5. Drs. Agus Suryanto, M.T Pembimbing II yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
-
6. Para Naqib dan Murobbi yang telah membinaku menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Jazakumullohu Khairon Katsiro.
7. Nuzul Setiawan S.Km My best friends dan teman seperjuangan.
8. Ikhwan dan Akhwat UNNES thanks for everything bersama kalian bikin hidup lebih hidup.
9. Fungsionaris Bem KM Unnes 2006 yang menjadi keluarga dalam
perubahan dan pergerakan didunia kampus unnes.
10. KAMMI Komisariat Universitas Negeri Semarang sebagai wadah
pergerakanku mencari identitas dalam perjuangan.
11. FUMMADA (Forum Ukhuwah Mahasiswa Muslim Angkatan 2002) perjuangan kita masih sangat panjang.
12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu
dan memberikan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.
Demikian, semoga skripsi yang telah penulis susun ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan perkembangan skripsi pendidikan.
Semarang, 1 Juli 2007
Penulis
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Energi merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat
karena hampir semua aktivitas manusia selalu membutuhkan energi.
Misalnya untuk penerangan, proses industri atau untuk menggerakkan
peralatan rumah tangga diperlukan energi listrik, untuk menggerakkan
kendaraan baik roda dua maupun empat diperlukan bensin, serta masih
banyak peralatan di sekitar kehidupan manusia yang memerlukan energi.
Sebagian besar energi yang digunakan di Indonesia berasal dari energi
fosil yang berbentuk minyak bumi dan gas bumi. Ketergantungan terhadap
bahan bakar fosil setidaknya memiliki tiga ancaman serius, yakni:
1. Menipisnya cadangan minyak bumi.
2. Kenaikan / ketidakstabilan harga akibat laju permintaan yang
lebih besar dari produksi minyak.
3. Polusi gas rumah kaca (terutama CO2) akibat pembakaran bahan
bakar fosil.
Kadar CO2 saat ini disebut sebagai yang tertinggi selama 125 tahun
belakangan, efek buruk CO2 terhadap pemanasan global telah disepakati
hampir oleh semua kalangan. Hal ini menimbulkan ancaman serius bagi
kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Oleh karena itu, pengembangan
dan implementasi bahan bakar terbarukan yang ramah lingkungan perlu
-
mendapatkan perhatian serius dari berbagai negara. Pemerintah
sebenarnya telah menyiapkan berbagai peraturan untuk mengurangi
ketergantungan terhadap bahan bakar fosil (misalnya: Kebijakan Umum
Bidang Energi (KUBE) tahun 1980 dan Keputusan Menteri Pertambangan
dan Energi No. 996.K / 43 / MPE / 1999 tentang prioritasi penggunaan
bahan bakar terbarukan untuk produksi listrik yang hendak dibeli PLN).
Namun sayang sekali, pada tataran implementasi belum terlihat adanya
usaha serius dan sistematik untuk menerapkan energi terbarukan guna
substitusi bahan bakar fosil. (Yuli Setyo : 2005)
Pemanfaatan energi angin sebenarnya bukan barang baru bagi umat
manusia. Semenjak 2000 tahun lalu teknologi pemanfaatan sumber daya
angin dan air sudah dikenal manusia dalam bentuk kincir angin (wind
mills). Selain ramah lingkungan, sumber energi ini juga selalu tersedia
setiap waktu dan memiliki masa depan bisnis yang menguntungkan. Kini
sebagian besar negara maju di Eropa dan Amerika Serikat telah
memanfaatkan sumber energi ini. Pada masa awal perkembangannya,
teknologi energi angin lebih banyak dimanfaatkan sebagai sulih tenaga
manusia dalam bidang pertanian dan manufaktur, maka kini dengan
teknologi dan bahan yang baru, manusia membuat turbin angin untuk
membangkitkan energi listrik yang bersih, baik untuk penerangan, sumber
panas atau tenaga pembangkit untuk alat-alat rumah tangga. Menurut data
dari American Wind Energy Association (AWEA), hingga saat ini telah
ada sekitar 20.000 turbin angin diseluruh dunia yang dimanfaatkan untuk
-
menghasilkan listrik. Kebanyakan turbin semacam itu dioperasikan di
lahan khusus yang disebut ladang angin (wind farm).
Di negara-negara Eropa, pemanfaatan sumber energi yang dapat
diperbaharui diperkirakan bakal mencapai 8% dari permintaan energi di
tahun 2005. Energi angin menjadi salah satu alternatif yang banyak dipilih
dan sekaligus berfungsi mengurangi emisi gas karbondioksida (CO2) yang
dihasilkan oleh perangkat sumber energi sebelumnya. Tujuh tahun
belakangan ini, kapasitas energi angin terpasang di Eropa melonjak hingga
40% per tahun dan saat ini kapasitas tersebut dapat memenuhi kebutuhan
listrik lebih dari 5 juta kepala keluarga. Industri energi tenaga angin
diperkirakan bakal memiliki kapasitas 40.000 MW (mega Watt) yang
dapat mencukupi kebutuhan listrik untuk 50 juta kepala keluarga pada
tahun 2010. Energi angin adalah energi yang relatif bersih dan ramah
lingkungan karena tidak menghasilkan karbon dioksida (CO2) atau gas-gas
lain yang berperan dalam pemanasan global, sulphur dioksida dan nitrogen
oksida (jenis gas yang menyebabkan hujan asam). Energi ini pun tidak
menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan ataupun manusia.
Meski demikian, harap diingat bahwa sekecil apapun semua bentuk
produksi energi selalu memiliki akibat bagi lingkungan. Hanya saja efek
turbin angin sangat rendah, bersifat lokal dan mudah dikelola. Di samping
itu turbin atau kincir angin memiliki pesona tersendiri dan menjadi atraksi
wisata yang menarik, seperti misalnya saja kincir-kincir angin di negeri
Belanda. (Nanang Okta : 2006)
-
B. Permasalahan
Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah mengaplikasikan turbin angin dua sudu untuk
penggerak mula alternator mobil ?
2. Berapakah daya dan tegangan yang dihasilkan oleh alternator mobil ?
C. Pembatasan Masalah
Hasil yang dicapai akan optimal jika skripsi ini membatasi
permasalahan. Permasalahan yang akan dikaji dalam skripsi ini adalah :
1. Penelitian ini hanya membahas sejauh mana kemampuan turbin untuk
menggerakan sebuah alternator mobil.
2. Penelitian ini hanya menghitung daya dan tegangan yang dihasilkan
dari jumlah putaran.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Mengetahui kemampuan turbin angin dua sudu untuk penggerak mula
alternator mobil
2. Mengetahui berapa daya dan tegangan yang dihasilkan dari alternator
-
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi Mahasiswa elektro, dapat memahami mengenai kegunaan turbin
angin sebagai pembangkit tenaga listrik.
2. Bagi Dosen, dapat dijadikan sebagai media untuk penelitian dengan
skala yang lebih besar lagi.
3. Bagi Pemerintah, dapat dijadikan sebagai masukan referensi untuk
pembangkit listrik tenaga angin dan dimanfaatkan untuk kepentingan
masyarakat Indonesia.
F. Penegasan Istilah
Penegasan istilah bertujuan untuk menghindari salah pengertian dan
memperjelas maksud penelitian dengan judul Pemanfaatan Turbin Angin
Dua Sudu Sebagai Penggerak Mula Alternator Pada Pembangkit Listrik
Tenaga Angin.
1. Turbin
Mesin atau motor yang roda penggeraknya berporos dengan sudu
(baling-baling) yang digerakan oleh aliran air, uap dan udara.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia)
2. Angin
Gerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang
bertekanan rendah. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
-
3. Sudu
Daun mekanis dari suatu roda gerak turbin yang dijalankan oleh
air, uap dan angin. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
4. Generator
Sebuah mesin listrik yang dapat mengubah daya mekanis menjadi
daya listrik. (Drs. Yon Rijono, 2002:107)
5. Alternator
Generator elektris yang digerakan untuk menghasilkan arus bolak-
balik. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memperjelas dan memudahkan penyusunan skripsi ini maka
penulis mencantumkan sistematikanya, adapun sistematika tersebut
adalah:
1. Bagian awal, terdiri dari: judul, pengesahan, motto dan persembahan,
kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel dan
daftar lampiran.
2. Bagian isi yang terdiri dari:
a. BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang, permasalahan,
pembatasan masalah, penegasan istilah, tujuan istilah, manfaat
penelitian metedologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
-
b. BAB II Landasan Teori. Dalam landasan teori akan diuraikan
mengenai prinsip pembangkit listrik, karakteristik turbin dan
prinsip kerja turbin, serta keadaan angin.
c. BAB III Metode Penelitian, bab ini akan menguraikan tentang
penentuan obyek penelitian, metode pengumpulan data, alat dan
bahan yang digunakan, prosedur penelitian serta metode analisis
data.
d. BAB IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab
ini diuraikan tentang hasil penelitian yang dilakukan dilapangan,
analisis data serta pembahasan.
e. BAB V penutup, berisi simpulan dan saran. Bagian akhir berisi
daftar pustaka serta lampiran lampiran.
-
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Turbin Angin
1. Jenis Turbin Angin
Dalam perkembangannya, turbin angin dibagi menjadi dua
jenis turbin angin Propeller dan turbin angin Darrieus. Kedua jenis
turbin inilah yang kini memperoleh perhatian besar untuk
dikembangkan. Pemanfaatannya yang umum sekarang sudah
digunakan adalah untuk memompa air dan pembangkit tenaga listrik.
Turbin angina terdiri atas dua jenis, yaitu :
a. Turbin angin Propeller adalah jenis turbin angin dengan poros
horizontal seperti baling baling pesawat terbang pada umumnya.
Turbin angin ini harus diarahkan sesuai dengan arah angin yang
paling tinggi kecepatannya.
b. Turbin angin Darrieus merupakan suatu sistem konversi energi
angin yang digolongkan dalam jenis turbin angin berporos tegak.
Turbin angin ini pertama kali ditemukan oleh GJM Darrieus tahun
1920. Keuntungan dari turbin jenis Darrieus adalah tidak
memerlukan mekanisme orientasi pada arah angin (tidak perlu
mendeteksi arah angin yang paling tinggi kecepatannya) seperti
pada turbin angin propeller.
-
Gambar 2.1 Turbin angin Propeller dan Darrieus
Kecepatan angin diukur dengan alat yang disebut anemometer.
Anemometer jenis mangkok adalah yang mempunyai sumbu vertikel
dan tiga buah mangkok yang berfungsi menangkap angin.
Gambar 2.2 Anemometer
Jumlah putaran per menit dari poros anemometer dihitung
secara elektronik. Biasanya, anemometer dilengkapi dengan sudut
angin untuk mendeteksi arah angin. Jenis anemometer lain adalah
anemometer ultrasonik atau jenis laser yang mendeteksi perbedaan
fase dari suara atau cahaya koheren yang dipantulkan dari molekul
molekul udara. ( M. Safarudin : 2003)
-
Kecepatan angin minimun untuk menggerakan sebuah turbin
angin berskala kecil (10 kW), dapat menghasilkan listrik dengan
kecepatan angin rata-rata sebesar 3 m/s. Sedangkan untuk turbin angin
berskala besar (100 kW) dapat menghasilkan listrik dengan kecepatan
angin rata-rata sebesar 5 m/s. ( Yuli Setyo : 2005)
2. Mekanisme Turbin Angin
Sebuah pembangkit listrik tenaga angin dapat dibuat dengan
menggabungkan beberapa turbin angin sehingga menghasilkan listrik
ke unit penyalur listrik. Listrik dialirkan melalui kabel transmisi dan
didistribusikan kerumah rumah, kantor, sekolah, pabrik dan
sebagainya.
Turbin angin dapat memiliki tiga buah bilah turbin. Jenis lain
yang umum adalah jenis turbin dua bilah. Jadi, bagaimana turbin angin
menghasilkan listrik? Turbin angin bekerja sebagai kebalikan dari
kipas angin. Bukannya menggunakan listrik untuk membuat angin,
seperti pada kipas angin, turbin angin menggunakan angin untuk
membuat listrik.
Angin akan memutar sudut turbin, kemudian memutar sebuah
poros yang dihubungkan dengan generator, lalu menghasilkan listrik.
Turbin untuk pemakaian umum berukuran 50 750 kilowatt. Sebuah
turbin kecil, kapasitas 50 kilowatt, digunakan untuk perumahan,
piringan parabola, atau pemompa air.
-
Sistem semula jadi pengudaraan digerakkan oleh tiga kaidah :
1. Tekanan Angin
2. Kesan Tingkat (perbedaan suhu)
3. Campuran tekanan angin & perbedaan suhu
( M. Safarudin : 2003)
3. Kontruksi Turbin Angin
Kontruksi turbin angin secara umum dijelaskan oleh Wikipedia
Indonesia, terdiri dari sudu, gearbox, break system, generator,
penyimpan energi, dan Rectifier-inverter.
a. Sudu
Sudu merupakan bagian dari sebuah kincir angin berupa pelat
yang rata. Bila sejumlah udara dengan kecepatan bergerak melalui
bidang seluas R2 (luas sudu), maka daya yang terdapat di dalam angin
dapat ditentukan dengan rumus :
P = 3 R2
P = Daya (watt)
= Kerapatan udara (Kg/m3)
v = Kecepatan angin (m/s)
R = Luas sudu (m2)
-
Energi kinetik dari satu m3 udara yang bergerak, ditentukan
dengan rumus :
E = 2
E = Energi (Joule)
= Kerapatan udara (Kg/m3)
v = Kecepatan angin (m/s)
Untuk mendapatkan hasil yang optimal maximal dari
sebuah kincir angin maka perlu diperhatikan sebagai berikut :
1. Bentuk sudu seperti sekerup atau memuntir, sehingga
aerodinamisnya semakin baik.
2. untuk mendapatkan energi yang lebih baik sayap sayap
dipasang langsung pada rotor.
3. untuk sudu yang ideal berjumlah 3 buah sudu, karena
menghasilkan pembagian gaya dan keseimbangan yang lebih
baik. ( Harm Hofman : 1987)
b. Gearbox
Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada
kincir menjadi putaran tinggi. Dalam pemeliharaannya digunakan
oli untuk menjaga permukaan harus tetap pada ukurannya, dari
waktu ke waktu harus diisi dengan oli yang baru. Agar kondisi
gearbox bisa tahan lama.
-
Gambar 2.3 Gearbox Sumber: Wikipedia indonesia
c. Brake System
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah
gearbox agar bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang
besar. Alat ini perlu dipasang karena generator memiliki titik kerja
aman dalam pengoperasiannya. Generator ini akan menghasilkan
energi listrik maksimal pada saat bekerja pada titik kerja yang telah
ditentukan. Kehadiran angin diluar akan menyebabkan putaran
yang cukup cepat pada poros generator, sehingga jika tidak diatasi
maka putaran ini dapat merusak generator. Dampak dari kerusakan
akibat putaran berlebih diantaranya : overheat, rotor breakdown,
kawat pada generator putus, karena tidak dapat menahan arus yang
cukup besar.
-
d. Generator
Generator AC dan generator DC memiliki perbedaan
prinsip. Untuk generator DC kumparan jangkar ada pada bagian
rotor dan terletak di antara kutub-kutub magnit yang tetap di
tempat, diputar oleh tenaga mekanik. Pada generator AC,
konstruksinya sebaliknya yaitu, kumparan jangkar disebut juga
kumparan stator karena berbeda pada tempat yang tetap, sedangkan
kumparan rotor bersama-sama dengan kutub magnet diputar oleh
tenaga mekanik.
Gambar 2.4 Konstruksi generator sinkron ( Yon Riyono : 2002)
Jika kumparan rotor yang berfungsi sebagai pembangkit
kumparan medan magnet yang terletak di antara kutub magnet
utara dan selatan diputar oleh tenaga air atau tenaga lainnya, maka
pada kumparan rotor akan timbul medan magnet atau fluks yang
bersifat bolak-balik atau fluks putar. Flux putar ini akan
memotong-motong kumparan stator, sehingga pada ujung-ujung
kumparan stator timbul gaya gerak listrik karena pengaruh induksi
dan flux putar tersebut. Gaya gerak listrik (ggl) yang timbul pada
-
kumparan stator juga bersifat bolak-balik, atau berputar dengan
kecepatan sinkron terhadap kecepatan putar rotor.
1. Generator AC
Pada generator AC dipakai sebuah medan magnetik
yang berputar sehingga energi listrik dan lilitan stator dapat
dikeluarkan. Arus penguatan untuk rotor dihasilkan oleh satu
atau lebih lilitan generator yang dipasang pada poros dimana
juga rotor terpasang. Listrik yang dihasilkan disearahkan
dengan bantuan dioda. Dioda adalah elemen pengantar
tanggung yang meneruskan arus listrik hanya pada satu arah.
Generator AC jenis praktis menghasilkan arus bolak-
balik tiga fase dengan frekuensi yang tergantung dan jumlah
putaran rotor. Hal ini praktis tidak memungkinkan
penghubungan jaringan (50Hz), kecuali kalau dengan
perantaraan pengaturan putaran jaringan dapat
disinkronisasikan. Jika generator ini dihubungkan dengan
sebuah jembatan perata arus, maka dapat diperoleh arus searah
dengan keuntungan yang telah disebut terdahulu.
2. Generator DC
Bekerjanya generator DC berdasarkan pengaruh timbal-
balik antara medan-medan magnetik dari stator dan rotor. Di
dalam lilitan stator, arus tiga fase yang dihubungkan
membangkitkan medan megnetik yang berputar.
-
Karena ini terjadilah medan magnetik di dalam rotor
sehingga di dalam lilitan-lilitan yang dihubungkan dengan
singkat, mengalir arus. Sebagai akibatnya arus ini mengubah
medan rotornya sedemikian rupa sehingga rotor itu berputar. Di
medan rotor dan medan stator selalu harus ada perubahan,
sebab kalau tidak begitu mesinnya tidak dapat bekerja.
Jadi, rotor itu tidak akan pernah berputar sinkron
dengan medan rotor. Kalau motornya yang berputar, rotor itu
berputar mengikuti medan stator. Perbedaan antara putaran
rotor dan medan stator disebut selip dan dinyatakan dengan
proses dan putaran sinkron. Bila rotor ini berputar lebih cepat
dan pada medan stator, maka mesinnya bekerja sebagai
generator. Juga di sini terdapat selip. Tegangan yang dihasilkan
adalah sefase dengan tegangan jaringan; variasi jumlah putaran
(dalam batas-batas tertentu) diserap oleh selip.
a. Keuntungan generator DC
1) Generator ini tidak begitu peka terhadap gangguan.
Di dalamnya tidak terdapat sikat-sikat arang, gelang-
gelang seret dan pengaturan-pengaturan yang mudah
rusak. Terutama bagi kincir angin, hal ini sangat
penting karena kincir angin tidak mudah dimasuki
untuk perawatan.
-
2) Sedikit variasi pada jumlah putaran ditampung oleh
selip, sehingga alat-alat yang mahal untuk
mengkonstarikan putaran tidak diperlukan.
3) Sebuah generator menghasilkan arus setelah diperkuat
oleh tegangan jaringan. Jadi, generator itu merupakan
suatu keseluruhan dengan jaringan.
b. Kekurangan generator DC
1) Mesinnya memerlukan arus mati jaringan. Walaupun
arus mati sebenarnya tidak membangkitkan daya di
dalam mesin, tetapi itu dapat menimbulkan kerugian
pada kawat-kawat dimulai dan sentral. Dampak ini
dapat dibatasi dengan kompensasi arus mati.
2) Arus gerak awal sangat tinggi, sehingga akibat dan
menurunnya tegangan pada saluran-saluran dapat
terjadi kelipan inisalnya pada cahaya lampu.
Sebuah varian pada generator DC adalah mesin nadi
gelang seret. Di sini lilitan rotornya tidak dihubungkan secara
singkat, tetapi dikeluarkan melalui gelang-gelang seret. Dengan
mengatur arus rotorya, beberapa variasi yang lebih besar dalam
jumlah putarannya masih dapat diserap.
-
e. Penyimpan energi
Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak
sepanjang hari angin akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik
pun tidak menentu. Oleh karena itu digunakan alat penyimpan
energi yang berfungsi sebagai back-up energi listrik. Ketika beban
penggunaan daya listrik masyarakat meningkat atau ketika
kecepatan angin suatu daerah sedang menurun, maka kebutuhan
permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu
kita perlu menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika
terjadi kelebihan daya pada saat turbin angin berputar kencang atau
saat penggunaan daya pada masyarakat menurun. Penyimpanan
energi ini diakomodasi dengan menggunakan alat penyimpan
energi. Contoh sederhana yang dapat dijadikan referensi sebagai
alat penyimpan energi listrik adalah accu mobil. Accu mobil
memiliki kapasitas penyimpanan energi yang cukup besar. Accu 12
volt, 65 Ah dapat dipakai untuk mencatu rumah tangga (kurang
lebih) selama 0.5 jam pada daya 780 watt.
Kendala dalam menggunakan alat ini adalah alat ini
memerlukan catu daya DC (Direct Current) untuk meng-
charge/mengisi energi, sedangkan dari generator dihasilkan catu
daya AC (Alternating Current). Oleh karena itu diperlukan
rectifier-inverter untuk mengakomodasi keperluan ini.
-
f. Rectifier-inverter
Rectifier berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan
gelombang sinusoidal (AC) yang dihasilkan oleh generator
menjadi gelombang DC. Inverter berarti pembalik. Ketika
dibutuhkan daya dari penyimpan energi (accu/lainnya) maka catu
yang dihasilkan oleh accu akan berbentuk gelombang DC. Karena
kebanyakan kebutuhan rumah tangga menggunakan catu daya AC ,
maka diperlukan inverter untuk mengubah gelombang DC yang
dikeluarkan oleh accu menjadi gelombang AC, agar dapat
digunakan oleh rumah tangga.
g. Jenis Menara
1) Menara Kerangka
Kontruksi menara ini terdiri dari besi besi siku yang
dibuat sedemikian rupa hingga menjadi sebuah menara,
tingginya disesuaikan dengan kebutuhan. Menara ini juga
biasa terbuat dari besi bulat atau baja, sehingga menara lebih
tahan lama.
2) Menara Pipa
Menara ini terbuat dari sebuah pipa yang mempunyai
kawat-kawat sebagai penegak tiang, dan kawat-kawat
tersebut harus diikat dengan jangkar, maka pondasinya dapat
lebih ringan. Dengan adanya kawat penegak tiang menara
-
tidak mudah tumbang, tetapi dalam pemasangan manara pipa
ini membutuhkan lahan yang cukup luas.
B. Angin
Pengertian angin adalah gerakan udara dari daerah yang bertekanan
tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia)
1. Pengudaraan Oleh Tekanan Angin
Dalam iklim panas-lembab, kelajuan angin diperlukan untuk
menyejukkan kulit. Angin yang ada perlu ditangkap dan digunakan
sepenuhnya. Kesan angin berlebihan dapat dikontrol menggunakan
kaidah manual atau otomatik. Apabila angin bertiup dan mengenai
bangunan, tekanan statik terbentuk di bangian dinding luar dan
ditentukan oleh arah angin. Penyebaran tekanan angin dipengaruhi
beberapa faktor :
a. Bentuk bangunan
b. Kelajuan angin dan arah
c. Lokasi dan lingkungan
Tekanan permukaan positif di bagian angin datang dan negatif
di bagian belakang angin. Walau bagaimanapun, tekanan pada sisi
boleh jadi negatif atau positif bergantung kepada sudut tuju angin dan
bentuk bangunan.
-
2. Keadaan angin setempat
Angin merupakan faktor penting. Angin merupakan gerakan
udara terhadap permukaan bumi. Kecepatan gerakan udara itu
dinamakan kecepatan angin . Adalah tidak mungkin untuk mengukur
kecepatan angin tiap detik dan mencatatnya sesudah 25 tahun. Hal ini
akan menjurus kepada keseluruhan yang tidak mudah dilihat
Di sini dipakai rata rata ( jumlah dari hasil pengamatan dibagi
oleh jumlah pengamatan). Biasanya kita membatasi jumlah
pengamatan itu. Untuk memperbaiki ikhtisarnya, biasanya hasil
dijadikan ke dalam apa yang disebut pembagian frekuensi dalam
bentuk tabel atau grafik. Selanjutnya beberapa hasil ke dalam interval
tertentu menjadi apa yang disebut kelas. Di sini perbedaan antara hasil
dalam data dasarnya dihapus.
Di sini diberikan sebuah ikhtisar perbandingan dari skala
meter/detik dan skala Beaufort.
Tabel 2.1 Ikhtisar perbandingan dari skala meter/detik
Uraian jelas dari angin Skala
Beaufort Skala Petersen Lazim dipakai dilaut Lazim
dipakai didarat
Kecepatan Angin (m/s)
0 Datar Suasana sunyi Tidak ada angin 0-0,2 0-1
1 Datar Lemah dan sunyi Angin lemah 0,3-1,5 2-5
2 Riakan ringan Kesejukan lemah Angin lemah 1,6- 3,3 6-11
3 Riakan sampai
bergelombang ringan Kesejukan ringan Angin sedang 3,4-5,4 12-19
-
( Harm Hofman : 1987 )
3. Metoda pendekatan untuk hasil
Pengubahan energi mekanis menjadi energi elektris dengan
bantuan mesin sinkron dari sebuah turbin angin yang dirancang adalah:
P = 3 R2
P = Daya (watt)
= Kerapatan udara (Kg/m3)
v = Kecepatan angin (m/s)
R = Luas sudu (m2)
4 Bergelombang Kesejukan sedang Angin sedang 5,5-7,9 20-28
5 Dahsyat Angin sepoi
sepoi yang segar
Angin yang
cukup kencang 8,0-10,7 29-38
6 Laut yang agak
dahsyat
Angin sepoi
sepoi yang kaku Angin kencang 10,8-13,8 39-49
7 Laut yang liar - Angin keras 13,9-17,1 50-61
8 Laut yang tinggi - Angin taufan 17,2-20,7 62-74
9 Laut yang tinggi - Taufan 20,8-24,4 75-88
10 Laut yang sangat
tinggi - Taufan berat 24,5-28,4 89-102
11 Laut yang luar biasa
tinggi - Badai 28,5-32,6 103-117
12 Dan liar - Badai > 32,6 > 117
-
Gambar 2.5 Generator Sumber: Wikipedia indonesia
C. Alternator
1. Prinsip Alternator
a. Magnet berputar di dalam kumparan
Arus listrik dibangkitkan dalam kumparan pada saat
kumparan diputarkan dalam medan magnet. Jenis arus listrik yang
dibangkitkan adalah arus bolak-balik yang arah alirannya secara
konstan berubah-ubah dan untuk merubahnya menjadi arus searah,
diperlukan sebuah komutator dan brush (sikat-sikat). ini adalah
untuk menarik arus searah yang dibangkitkan pada setiap stator
coil. Armatur dengan komutator dapat diputarkan di dalam
kumparan. Akan tetapi, konstruksi armatur akan menjadi rumit dan
tidak dapat diputarkan pada kecepatan tinggi. Kerugian yang
-
lainnya adalah bahwa arus mengalir melalui komutator dan sikat
(brush), maka keausan akan cepat terjadi karena adanya lompatan
api.
Mendapatkan arus searah dapat dilakukan dengan
menyearahkan arus bolak-balik yang dihasilkan oleh stator coil
tetap sebelum dijadikan output dengan menggunakan rectifier, atau
dengan cara mengganti putaran stator coil dengan memutarkan
magnet dalam kumparan. Semakin besar volume listrik yang
dibangkitkan di dalam kumparan, maka kumparan semakin panas
dikarenakan aliran arus. Oleh karena itu, pendinginan akan menjadi
lebih baik kalau stator coil ditempatkan di luar dengan rotor coil
berputar di dalamnya.
Untuk tujuan itulah maka alternator mobil menggunakan
kumparan pembangkit (stator coil) dengan magnet (rotor coil) di
dalamnya (perhatikan Gambar 2.6).
Gambar 2.6 Magnet berputar di dalam kumparan (Toyota-Astra Motor : 1994)
-
b. Kumparan menghasilkan elektromagnet
Biasanya, komponen - komponen kelistrikan mobil
menggunakan tegangan listrik 12 atau 24 volt dan alternator untuk
sistem pengisian harus menghasilkan tegangan tersebut.
Listrik dibangkitkan pada saat magnet diputarkan di dalam
kumparan dan besarnya tergantung pada kecepatan putaran
magnet. Jadi, melalui proses induksi elektromagnet, semakin cepat
kumparan memotong garis-garis gaya magnet semakin besar
kumparan membangkitkan gaya gerak listrik. Selanjutnya dapat
kita lihat bahwa tegangan berubah-ubah tergantung pada kecepatan
putaran magnet.
Untuk memperoleh tegangan yang tetap, maka diperlukan
putaran magnet yang tetap, ini tidak mungkin dipertahankan karena
mesin akan berputar dengan kecepatan yang tidak tetap sesuai
dengan kondisi pengemudian. Untuk mengatasi kesulitan ini,
sebagai pengganti magnet permanen maka dipakai elektromagnet
untuk mempertahankan tegangan supaya tetap (Gambar 2.7).
Elektromagnet, garis gaya magnetnya berubah-ubah sesuai dengan
putaran alternator.
Gambar 2.7 Kumparan menghasilkan elektromagnet (Toyota-Astra Motor : 1994)
-
Elektromagnet mempunyai inti besi dengan kumparan
dililitkan disekelilingnya. Pada saat arus mengalir melalui
kumparan, inti besi akan menjadi magnet. Besarnya magnet yang
dibangkitkan tergantung besarnya arus yang mengalir melalui
kumparan, jadi pada saat alternator berputar dengan kecepatan
rendah arusnya naik, sebaliknya jika alternator berputar dengan
kecepatan tinggi arusnya menurun. Arus yang mengalir melalui
elektromagnet diberikan oleh baterai dan besarnya diatur oleh
voltage regulator. Karena dalam ini, maka alternator akan
mengalirkan tegangan yang tetap meskipun putaran mesin
berubah-ubah.
c. Arus bolak-balik tiga fase
Pada saat magnet berputar di dalam kumparan akan timbul
tegangan diantara kedua ujung kumparan, ini akan memberikan
kenaikan pada arus bolak-balik.
Hubungan antara arus yang dibangkitkan dalam kumparan
dengan posisi magnet adalah seperti yang ditunjukkan pada
gambar 2.8. Arus tertinggi akan bangkit pada saat kutub N dan S
mencapai jarak yang terdekat dengan kumparan. Bagaimanapun,
setiap setengah putaran arus akan mengalir dengan arah yang
berlawanan. Arus yang membentuk gelombang sinus dengan cara
ini disebut "arus bolak-balik satu fase". Perubahan 360 pada grafik
-
berlaku untuk satu siklus dan banyaknya perubahan yang terjadi
pada setiap aetik disebut dengan "frekuensi".
Gambar 2.8 Gelombang sinus pembangkitan arus bolak-balik satu fase (Toyota-Astra Motor : 1994)
Untuk membangkitkan listrik dengan lebih efisien,
alternator mobil menggunakan tiga kumparan yang dirangkai
seperti terlihat pada gambar 2.9. Masing-masing kumparan A, B,
dan C berjarak 120. Pada saat magnet berputar diantara mereka,
akan bangkit arus bolak-balik pada masing-masing kumparan.
Gambar menunjukkan hubungan antara ketiga arus bolak-balik
dengan magnet. Listrik yang mempunyai tiga arus bolak-balik
seperti ini disebut "Arus bolak-balik tiga fase", alternator mobil
membangkitkan arus bolak-balik tiga fase.
Aru
s
Putaran magnet terhadap kumparan
-
Gambar 2.9 Pembangkitan arus bolak-balik tiga fase (Toyota-Astra Motor : 1994)
Gambar 2.10 Gelombang sinus pembangkitan arus bolak-balik tiga fase (Toyota-Astra Motor : 1994)
d. Penyearahan
Bagian-bagian kelistrikan mobil membutuhkan arus searah
untuk kerjanya dan baterai memerlukan arus searah untuk
pengisian.
Alternator menghasilkan arus bolak-balik tiga fase tetapi
sistem pengisian tidak dapat menggunakannya kecuali jika dirubah
menjadi arus searah.
Aru
s
Putaran magnet terhadap kumparan
-
Merubah arus searah disebut penyearahan. Penyearahan
dapat dilakukan dengan beberapa cara tetapi alternator mobil
menggunakan dioda yang sederhana dan efektif.
Dioda memungkinkan arus hanya mengalir pada satu arah.
Seperti terlihat pada gambar, jika dipergunakan enam buah dioda,
arus bolak-balik tiga fase tersebut dirubah menjadi arus searah
dengan jalan penyearahan gelombang penuh. Karena alternator
mobil menggunakan diode yang dipasang di dalam. Maka output
listriknya adalah searah (perhatikan Gambar 2.10 dan Gambar
2.11).
Gambar 2.11 Penyearahan dengan diode pada alternator mobil (Toyota-Astra Motor :1994)
Gambar 2.12 Grafik arus penyearahan dengan diode pada alternator mobil (Toyota-Astra Motor : 1994)
Aru
s
Putaran magnet terhadap diode
-
Dapat kita lihat bahwa arus dan masing-masing kumparan
sampai ke diode terus-menerus berubah arah pada ketiga lead wire
sehingga arah arus dan diode tidak berubah tetapi membentuk
sirkuit dengan polaritas yang tidak berubah-ubah (Perhatikan
Gambar 2.13).
Gambar 2.13 Arah arus pada kumparan sampai ke diode (Toyota-Astra Motor : 1994)
e. Pengatur Tegangan
Tegangan yang dihasilkan oleh alternator bervariasi
tergantung pada kecepatan putaran alternator dan banyaknya beban
(arus output) alternator.
Putaran mesin yang terus berubah-ubah, demikian juga
putaran alternator, selanjutnya beban (lampu-lampu, wiper, hiter,
dan lain-lain) selalu berubah-ubah mempengaruhi kondisi
pengisian baterai. Oleh karena itu, agar alternator dapat
memberikan tegangan standar yang tetap perlu dilakukan
pengaturan tegangan dengan regulator dan untuk tujuan itu maka
-
sistem pengisian pada mobil menggunakan voltage regulator
(generator regulator) bersama-sama dengan alternator.
Regulator mengalirkan arus ke elektromagnet (rotor coil)
yang menghasilkan garis gaya magnet yang diperlukan untuk
ketiga kumparan (stator coil) alternator untuk membangkitkan arus
bolak-balik tiga fase. Karena elektromagnet mempunyai inti besi
yang dililit kumparan, inti besi akan menjadi magnet dan
membangkitkan garis gaya magnet pada saat dialiri arus.
Banyaknya garis gaya magnet sebanding dengan besarnya arus
yang dilarkan pada kumparan disekeliling inti besi. Dengan kata
lain, alternator dapat menghasilkan tegangan yang tetap dengan
jalan mengalirkan arus yang besar ke rotor coil (field coil) pada
saat alternator berputar lambat atau berbeban berat dan mengurangi
arus pada saat alternator berputar cepat atau berbeban ringan.
Regulator mengatur pengaliran arus ke rotor coil dengan
menarik dan membebaskan titik kontak sesuai dengan tegangan
yang diberikan ke regulator coil. Pada saat alternator berputar
dengan rpm rendah dan tegangan stator coil lebih rendah dan
tegangan baterai, titik kontak yang bergerak akan berhubungan
dengan P1 sehingga arus dan baterai akan mengalir ke rotor coil
melalui P1.
-
Dalam hal lain, jika alternator berputar dengan rpm tinggi,
tegangan pada stator coil naik melebihi tegangan baterai, tegangan
ini dialirkan ke regulator coil sehingga oleh kekuatan tarikan yang
lebih besar maka P1 akan terputus.
Pada saat titik kontak bergerak menjauhi P1 arus yang ke
rotor coil melalui resistor R dan intensitasnya menurun. Jika arus
yang mengalir ke rotor coil berkurang, maka tegangan yang
dibangkitkan pada stator coil berkurang dan ini akan
mengakibatkan gaya tarik pada kumparan menurun sehingga
lengan titik kontak akan kembali dan berhubungan dengan P1. Hal
ini akan menaikkan arus yang mengalir pada rotor coil dan
kemudian titik kontak akan terputus lagi dan P1. Bila alternator
berputar dengan kecepatan yang lebih tinggi, tegangan yang
dibangkitakan oleh stator coil akan naik memperkuat gaya tarik
pada regulator coil sehingga menghubungkan titik kontak
berhubungan dengan P2. Akibatnya, arus yang melalui resistor
akan mengalir ke P2 dan tidak ke rotor coil.
Pada saat tidak ada arus yang mengalir ke rotor coil, stator
tidak ada arus yang mengalir ke rotor coil, stator tidak dapat
membangkitkan gaya gerak listrik sehingga tegangan alternator
turun dan hubungan titik kontak P2 terputus. Sekali lagi tegangan
alternator akan naik dan lengan kontak akan tertarik, dengan kata
lain pada saat alternator berputar dengan kecepatan rendah lengan
-
kontak akan menaikkan dan menurunkan arus yang mengalir ke
rotor coil dengan berhubungan dan memutuskan hubungannya dan
P2. pada saat alternator berputar dengan kecepatan tinggi, arus akan
dialirkan secara terputus-putus ke rotor coil tergantung apakah
lengan kontak berhubungan atau putus dengan P2.
Gambar 2.14 Rangkaian pengatur tegangan (Toyota-Astra Motor : 1994)
2. Konstruksi Alternator
Alternator berfungsi untuk merubah energi mekanik dan mesin
menjadi energi listrik. Energi mekanik dan mesin diterima melalui
sebuah pulley yang memutarkan rotor dan membangkitkan arus bolak-
balik pada stator. Arus bolak-balik ini diubah menjadi arus searah oleh
diode. Bagian-bagian utama dan alternator adalah rotor yang
membangkitkan elektromagnetik. stator yang membangkitkan arus
listrik dan diode yang menyearahkan arus. Sebagai tambahan, terdapat
pula brush yang mengalirkan arus ke rotor coil untuk memperhalus
-
putaran rotor dan fan untuk mendinginkan rotor, stator serta diode.
Semua bagian tersebut dipegang oleh front dan rear frame.
a) b)
c) d)
Gambar 2.15 Alternator
Keterangan gambar : a. Alternator tampak depan b. Alternator tampak samping c. Alternator tampak belakang d. Alternator tampak atas
-
Gambar 2.16 Bagian-bagian utama alternator (Toyota-Astra Motor : 1994)
a. Rotor
Rotor terdiri dan kutub-kutub magnit sebanyak 12 kutub
magnit, inti field winding dan slip ring, bagian-bagian ini padat
bersambungan pada sumbu rotor, field winding dihubungkan
kepada slip ring dimana brush dapat bergerak, ketika arus mengalir
melalui winding lewat sikat dan slip ring, kutub-kutub magnet
dimagnetkan dan akibatnya ada lapangan magnet disekitar rotor.
Ketegangan lapangan magnet dapat diatur dengan memberikan
arus kepada field winding.
Gambar 2.17 Rotor alternator (Toyota-Astra Motor : 1994)
-
b. Stator
Stator mempunyai tiga fase gulungan yang diisolasi kepada
stator, gulungan-gulungan itu dihubungkan satu sama lain dengan
bermacam-macam cara. Gulungan stator adalah hubungan bintang
(hubungan Y). Tipe ini disimbolkan sesuai bagan di bawah ini
yang juga menunjukkan bagaimana gulungan stator dihubungkan
kepada penyearah.
Gambar 2.18 Stator ( Daryanto : 2005 )
Gulungan stator dapat juga dihubungkan dengan "hubungan
delta" (hubungan D). Gulungan rotor (rotor field winding) dimana
satu hubungannya
Melalui termininal F lewat slip ring dan sikat, dan ujung
lain dihubungkan ke badan melalui sikat dan slip ring.
Beberapa alternator dilengkapi dengan suatu field rectifier,
alternator itu dihubungkan ke field winding yang didatangkan dan
stator winding. Ujung-ujung field winding dihubungkan ke
terminal F dan A. Stator ditempatkan antara kedua braket bantalan
dengan baut pengikat dan rectifier dipasangkan pada braket
bantalan ujung.
-
Terminal
Mengalir Tidak Mengalir
Mengalir Tidak Mengalir
Arus yang diinduksi di dalam stator winding ketika magnet
berputar disebut arus bolak-balik 3 fase, ketiga fase gulungan itu
ditempatkan agar supaya fase itu 120 berhubungan satu dengan
yang lainnya. Dengan demikian hasil tegangan dan arus lebih
banyak, kurva tegangan diatas garis nol (+) menunjukkan tegangan
yang memberikan arus pada satu arah dan kurva tegangan dibawah
garis nol (-) memberikan arus pada arah yang berlawanan. Setelah
penyearah kurva tegangan terletak diatas garis nol dan keadaan ini
arah tegangan lebih rata yang dihasilkan dan arus bolak-balik.
Tegangan yang disearahkan itu digunakan pada terminal positif (+)
dan negatif (-).
c. Diode
Pada diode holder, terdapat tiga buah diode positif dan tiga
buah diode negatif. Arus yang dibangkitkan olah alternator
dialirkan dan diode holder pada sisi positif sehingga terisolasi dan
end frame. Selama proses penyearahan, diode akan menjadi panas
sehingga diode holder bekerja meradiasikan panas ini dan
mencegah diode menjadi terlalu panas.
Gambar 2.19 Diode dan diagram pengkabelan ( Daryanto : 2005 )
-
d. Pulley
Dengan adanya pulley ratio meningkat sekitar 2,5 %,
sehingga penggunaan pulley dapat memberikan efesiensi kecepatan
tinggi yang lebih baik.
e. Bearing
Setiap kecepatan putaran dari rotor tidaklah stabil, dengan
adanya perubahan kecepatan membuat putaran rotor menjadi kasar.
Fungsi bearing dalam hal ini untuk memperhalus putaran rotor
sehingga rotor lebih tahan lama digunakan.
f. Voltage Regulator
Dengan berubah-ubahnya kecepatan alternator, output
teganganpun ikut berubah. Sehingga voltage regulator berfungsi
untuk menstabilkan tegangan alternator agar memenuhi tegangan
standard untuk melakukan pengisian di baterry/accu.
g. Fan
Fan (kipas angin) digunakan sebagai pendingin bagian-
bagian dalam alternator seperti rotor, stator, dan diode serta
komponen lainnya. Sehingga alternator tetap dalam kondisi aman
meskipun kecepatan tinggi yang membuat suhu alternator
meningkat.
-
h. Front & Rear Frame
Fungsi dari front dan rear frame adalah sebagai kerangka
luar yang memegang bagian-bagian dalam alternator, selain itu
juga mempunyai saluran udara untuk meningkatkan efesiensi
pendinginan.
D. Kerangka Berfikir
Pembangkitan energi mekanis menjadi energi elektris, dengan jalan
menggabungkan sebuah turbin propeller dengan alternator mobil.
Eksperimen disini bertujuan untuk melihat indikasi bangkitnya suatu
tegangan dari alternator yang telah dikopel dengan turbin propeller.
Kecepatan putar dari turbin propeller akan berpengaruh langsung terhadap
putaran rotor dari alternator sebagai akibat dari pengkopelan.
Mendorong sudu turbin sehingga menghasilkan kecepatan putar
sesuai yang diinginkan, dengan berputarnya turbin otomatis rotor pada
alternator juga ikut berputar. Dari putaran rotor nantinya akan didapatkan
suatu indikasi berupa munculnya tegangan, arus, dan daya, pengukuran
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar indikasi yang ditimbulkan
sebagai pengaruh dari pengopelan dua komponen tersebut. Kemudian
diadakan post test, dari hasil post test diambil kesimpulan dengan jalan
melihat rata rata hasil dan membandingkan dengan standar yang
diinginkan.
-
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kepustakaan dan
percobaan laboratorium
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian laboratories, dimana aktifitas
laboratories dilakukan pada saat pembuatan unit praktikum yang sudah
direncanakann kemudian dilakukan pengujian. Pengujian dilakukan setelah
unit tersebut selesai dibuat.
Desain penelitian yang digunakan adalah one shot case study yaitu pola
eksperimen yang dilakukan tanpa adanya kelompok pembanding atau tes
awal. Desain tersebut mempunyai pola XO, dimana X adalah perlakukan dan
O adalah tes akhir.
Perlakuan (X) Tes Akhir (O)
Kecepatan putaran alternator
Tegangan output alternator
B. Tempat Penelitian
Tempat penelitian di samping gedung E2 Fakultas Teknik dan
laboratorium Teknik Mesin UNNES pada bulan Februari sampai dengan April
2007.
-
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penlitian ini adalah
metode eksperimen. Dalam penelitian ini data yang akan diambil berupa data
tegangan output dari alternator, data tersebut diperoleh dari pengaturan
kecepatan putar alternator yang bervariasi.
Metode pengumpulan data adalah metode eksperimen adapun tahap-
tahap penyelesaian masalah dalam pemanfaatan alternator mobil dalam
pembangkit listrik tenaga angin adalah
Tabel 3.1 Penelitian
No Kecepatan Alternator
(rpm)
Tegangan Alternator
(AC)
Kecepatan Angin pada
saat (mil/jam)
Kecepatan Angin
pada saat (m/s)
Arus (Ampere) Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
-
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas
Menurut Suharsimi Arikunto, variabel bebas yaitu variabel yang
mempengaruhi suatu gejala.dalam penelitian ini yang menjadi variabel
bebas adalah putaran rotor alternator.
b. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi suatu gejala.
Dalam hal ini yang menjadi variabel terikat adalah tegangan output
alternator.
E. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah alternator mobil jenis konvensional tipe dua
titik kontak dengan tegangan output 12 volt.
F. Bahan dan Alat
Berikut daftar bahan dan alat yang digunakan dalam menunjang kegiatan
penelitian:
a. Bahan
a. Kabel NYA 1,5 mm2
b. Jumper 12 buah
-
b. Alat
a. Alternator mobil kendaraan jenis kijang
Merk = Nippo Denso
Jenis Konvensional tanpa IC
Output =12 Volt
b. Anemometer dengan 3 mangkok
Kecepatan max 40 mil/jam
c. Baterai / Accu 12 volt
d. Multimeter
Merk = Sanwa (DMM)
Tipe = CD 720E
e. Ampere meter
Merk = Sanwa (DMM)
Tipe = CD 720E
f. Tacho meter
Merk = Lutron
Tipe = DT-2236
G. Langkah Penelitian
a. Pasangkan alternator mobil dengan penggerak mula menggunakan belt.
b. Sambungkan test probe dari terminal positif amperemeter ke terminal B
alternator
c. Sambungkan negatif probe ampere meter ke resistor
-
V
A B
R E F
d. Sambungkan test probe dari terminal positif voltmeter ke terminal B
alternator
e. Sambungkan negatif probe voltmeter ke masa.
f. Mengamati gejala dari pengukuran indikasi.
g. Catat setiap gejala yang muncul pada alat ukur tadi, dengan mencatat arus
dan tegangannya.
h. Mencatat gejala yang muncul pada tiap alat ukur yang telah dipasang.
i. Menarik kesimpulan dari apa yang telah diperoleh dari hasil pengamatan
pada eksperimen.
Gambar 3.1 Skema rangkaian pengukuran tegangan dan arus
H. Analisa Data
Teknik analisis data dengan menggunakan metode analisis deskriptif
pada tiap rancangan dengan melakukan perbandingan antara karakteristik
alternator dan pengamatan atau pengukuran hasil eksperimen yang selanjutnya
dilakukan analisa. Apabila terjadi penyimpangan dilakukan identifikasi dari
Alternator
-
penyimpangan tersebut, adapun analisis yang dilakukan terhadap hasil
eksperimen adalah sebagai berikut:
1. Analisa Tegangan Normal Alternator
Tegangan yang dihasilkan berdasarkan variasi kecepatan putar alternator.
2. Analisa Aliran Arus Terhadap Variasi Kecepatan
Adapun aliran arus pengisian ini berdasarkan sistem pengaturan
regulator terhadap variasi kecepatan, yaitu pada saat putaran rendah
-
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian pada alternator
Penelitian dilaksanakan pada bulan april bertempat di kampus Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang, dengan 12 kali pengukuran data untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Tabel 4.1. Hasil penelitian
Dalam penelitian ini digunakannya resistor sebesar 15 Ohm. Jika melihat
hasil eksperimen diatas dengan berbagai macam variasi putaran kecepatan
alternator diikuti dengan hasil yang berbeda meskipun peningkatan perubahan
itu sangat sedikit. Ini menunjukan perubahan yang terjadi dipengaruhi dengan
No Kecepatan Alternator
(rpm)
Tegangan Alternator
(AC)
Kecepatan Angin pada
saat (mil/jam)
Kecepatan Angin
pada saat (m/s)
Arus (Ampere) Waktu
1 120 rpm 5,1 volt 12,5 mil/jam 5,5 m/s 0,34 Amp 15.40 wib 2 130 rpm 5,3 volt 13 mil/jam 5,7 m/s 0,35 Amp 15.55 wib 3 140 rpm 5,6 volt 13,2 mil/jam 5,8 m/s 0,37 Amp 15.55 wib 4 150 rpm 5,7 volt 13,7 mil/jam 6,0 m/s 0,38 Amp 16.20 wib 5 160 rpm 5,8 volt 13,8 mil/jam 6,1 m/s 0,38 Amp 16.45 wib 6 170 rpm 5,9 volt 13,8 mil/jam 6,1 m/s 0,39 Amp 17.10 wib 7 180 rpm 6,1 volt 13,8 mil/jam 6,1 m/s 0,4 Amp 17.15 wib 8 190 rpm 6,2 volt 14 mil/jam 6,2 m/s 0,41 Amp 17.35 wib 9 200 rpm 6,4 volt 14 mil/jam 6,2 m/s 0,42 Amp 17.35 wib 10 210 rpm 6,6 volt 14 mil/jam 6,2 m/s 0,44 Amp 17.40 wib
-
kecepatan angin yang membuat alternator tersebut bisa berputar dan
menghasilkan output.
Gambar 4.1 Grafik hubungan antara putaran alternator dengan kecepatan angin
Melihat dari gambar garfik 4.1, menunjukan bahwa kecepatan angin
sangat berpengaruh sekali terhadap putaran kecepatan alternator. Karena
setiap kecepatan angin semakin tinggi diikuti pula dengan semakin cepatnya
putaran alternator. Hal ini membuktikan bahwasannya berbanding lurus antara
kecepatan angin dengan kecepatan alternator.
5
5.2
5.4
5.6
5.8
6
6.2
6.4
120 130 140 150 160 170 180 190 200 210
Putaran alternator (rpm)
Kec
epat
an A
ngi
n (m
/s)
-
1. Analisis Data
Hasil penelitian yang dilakukan seperti pada tabel dapat di
analisis. Rata-rata untuk keluaran tegangan pembangkit listrik tenaga
angin adalah :
n
VratarataV = )(
= 5,1 + 5,3 + 5,6 + 5,7 + 5,8 + 5,9 + 6,1 + 6,2 + 6,4 + 6,6 10
= 5,87 Volt
Rata-rata untuk keluaran arus pembangkit listrik tenaga angin
dengan adalah :
n
IratarataI = )(
= 0,34 + 0,35 + 0,37 + 0,38 + 0,38+ 0,39+ 0,4+ 0,41+ 0,42 + 0, 44 10
= 0,38 Ampere
Arus rata-rata yang diperoleh oleh pembangkit listrik tenaga
angin I = 0,38 Ampere. Jika tegangan ini digunakan untuk
menghidupkan beban lampu sebesar 12 Volt / 5 Watt, dengan
perhitungan sebagai berikut :
1. Daya yang dikeluarkan adalah:
P = E x I
= 5,87 Volt x 0,38 Ampere
= 2,23 Watt
-
2. Energi yang dikeluarkan perjam adalah :
W = P x t
= 2,23 Watt x 1 jam
= 2,23 Watt jam
3. Energi yang diserap beban 12 Volt / 5 Watt adalah :
W = P x t
2,23 Watt Jam = 5 Watt x t
t = 2,23 Watt Jam 5 Watt
= 0,45 Jam
Jadi tegangan rata-rata yang dikeluarkan alternator mobil selama satu
jam menghasilkan tegangan (E) sebesar 5,87 volt dengan arus (I) sebesar
0,38 Ampere, mampu untuk menghidupkan beban lampu 12 Volt / 5 Watt
selama 0,45 jam.
B. Pembahasan
1. Hasil Penelitian Toyota
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Toyota terhadap
alternator konvensional dengan output tegangan berupa AC. Percobaan
ini dilakukan dengan beberpa variasi putaran kecepatan terhadap
alternator, dan dapat dilihat pada gambar 4.1 . menunjukan hubungan
antara kecepatan alternator dengan output tegangan.
-
Gambar 4.2 Grafik performa putaran alternator Sumber: Toyota-Astra Motor (1994)
Dari hasil penelitian oleh Toyota dijadikan sebagai referensi
terhadap penelitian yang dilakukan, dan penelitian ini hanya dalam
skala kecil yaitu dengan putaran kecepatan alternator
-
estimasi kecepatan angin rata-rata sekitar 3 m/s, turbin skala kecil
lebih cocok digunakan, meski tidak menutup kemungkinan bahwa
pada daerah yang berkecepatan angin lebih tinggi (Sumatra Selatan,
Jambi, Riau, dsb) bisa dibangun turbin skala besar. Perlu diketahui
bahwa kecepatan angin bersifat fluktuatif, sehingga pada daerah yang
memiliki kecepatan angin rata-rata 3 m/s, akan terdapat saat-saat
dimana kecepatan anginnya lebih besar dari 3 m/s, pada saat inilah
turbin angin dengan cut-in win speed 3 m/s akan bekerja. ( Yuli Setyo :
2005 )
Melihat kecepatan angin yang fluktuatif, dalam tabel 4.2 dijelaskan
antara kecepatan angin dengan kekuatan angin oleh skala Beaufort.
Tabel 4.2. Nisbah antara skala Beaufort kecepatan angin dalam meter/detik
Beaufort Meter/detik Kekuatan angin
1 4 Angin lemah
2 7 Angin sedang
3 9 Angin kuat
4 11 Angin sangat kuat
5 14 Angin ribut
6 16 Angin ribut
7 19 Badai
8 23 Badai
9 28 Badai kuat
10 33 Badai kuat
11 38 Taufan
12 43 Taufan
-
Pada semua angin yang telah ditetapkan dengan skala Beaufort,
menunjukan bahwa mekanisme turbin angin hanya mengukur
kecepatan angin dengan kekuatan angin yang tidak merusak turbin
angin. Sehingga kecepatan angin yang di atas 14 m/s tidak
diperhitungkan , karena angin itu merupakan badai dan secara praktis
tidak mempunyai arti sebagai penggerak turbin angin. ( R.Wartena :
1987 )
3. Kondisi angin
Menurut skala Beaufort mengenai kecepatan angin disana
dijelaskan bahwa setiap angin memiliki kecepatan dan kekuatan angin
yang berbeda-beda, sehingga adanya tingkatan daya kekuatan angin
tersebut. Dalam hal ini pengujian turbin angin dua sudu dilaksanakan
didaerah Gunung Pati - Fakultas Teknik Unnes, setelah kami
melaksanakan ekperimen ternyata angin yang dihasilkan untuk
menggerakan turbin angin dua sudu ini belumlah memiliki kecepatan
angin yang besar. Setelah mendapatkan data ditempat pengujian turbin
ini, ternyata daerah Gunung Pati memiliki kecepatan angin sebesar
5 m/s 6,5 m/s artinya jika disesuaikan dengan skala Beaufort daerah
Gunung Pati termasuk kategori angin berkecepatan sedang.
-
4. Skema Turbin angin
Gambar 4.3 Skema turbin angin
Keterangan:
1. Angin berhembus dengan kecepetan tertentu
2. Memutar kincir angin dua sudu
3. Perputaran roda gigi dari berkecepatan rendah menuju
kecepatan tinggi
4. Menahan kecepatan yang tidak diinginkan (over load),
sehingga sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan
5. Dengan kecepatan yang dibutuhkan menghasilkan energi yang
disimpan ke battery
Angin
Rectifier-Inverter
Baterry Alternator
Break system
Gearbox
Kincir angin
Lampu, Rumah, Pabrik dll.
-
6. Penyimpanan dengan battery ini bertujuan agar energi bisa
dipakai dalam jangka panjang.
7. Sebelum energi digunakan harus disearahkan yang tadinya
keluaran dari battery berupa DC diubah menjadi AC.
8. Setelah tegangan menjadi AC barulah bisa digunakan oleh
rumah, pabrik dll.
5. Daya dalam angin
Bila sejumlah udara dengan kecepatan bergerak melalui bidang
seluas R2 (luas sudu), maka dapat dicari daya yang terdapat dalam
angin dengan rumus :
P = 3 R2
P = Daya (watt)
= Kerapatan udara (Kg/m3)
v = Kecepatan angin (m/s)
R = Diameter sudu (m2)
Contoh jika dimasukan sebuah nilai:
1. Jika diketahui kecepatan angin di daerah Gunung Pati sebesar
5,5 m/s, dengan kerapatan udara 1 Kg/m3. Sedangkan diameter
sudu 1,5 m (sesuai dengan nilai eksperimen). Berapakah daya
yang terdapat dalam angin tersebut ?
P = 1 Kg/m3 (5,5 m/s)3 3,14 (1,5 m)2
= 1 Kg/m3 166,375 m3/s3 3,14 2,25 m2
= 587,7 Watt
-
Jika melihat hasil perhitungan tersebut, berarti dalam setiap
kecepatan angin sebesar 5,5 m/s terdapat daya didalamnya sebesar
587,7 watt.
6. Energi Kinetik dalam angin
Setiap angin yang berhembus dapat dihitung energi kinetiknya
melalui rumus :
Ek = 2
Ek = Energi kinetik (Joule)
= Kerapatan udara (Kg/m3)
v = Kecepatan angin (m/s)
Sehingga jika kecepatan angin yang melewati turbin sebesar 5,5
m/s dapat dihitung energi kinetiknya sebagai berikut:
Ek = 2
Ek = 1 Kg/m3 (5,5 m/s)2
= 1 Kg/m3 30,25 m2/s2
= 15,125 Joule
Jika melihat hasil perhitungan tersebut, berarti dalam setiap
kecepatan angin sebesar 5,5 m/s terdapat energi kinetik didalamnya
sebesar 15,125 Joule
-
7. Output dari alternator (Tegangan dan arus)
a. Hubungan antara putaran alternator dengan tegangan yang
dihasilkan.
Gambar 4.4 Grafik hubungan antara putaran alternator dengan tegangan
Melihat hasil percobaan dengan data yang ada, dapat
digambarkan melalui gambar grafik 4.4 bahwasannya setiap
kenaikan kecepatan putaran alternator diimbangi dengan kenaikan
dari tegangan. Semakin tinggi putaran alternator semakin tinggi
pula tegangan yang dihasilkan. Percobaan yang dilakukan
putarannya
-
Hubungan antara putaran alternator dengan arus yang
dihasilkan.
Gambar 4.5 Grafik hubungan antara putaran alternator dengan arus
Melihat hasil percobaan dengan data yang ada, dapat
digambarkan melalui gambar grafik 4.5 bahwasannya setiap
kenaikan kecepatan putaran alternator diimbangi dengan kenaikan
dari arus. Semakin tinggi putaran alternator semakin tinggi pula
arus yang dihasilkan. Sehingga hubungan antara putaran dengan
arus berbanding lurus.
Dalam hal ini digunakannya hambatan (resistor) sebesar
15 , dan ini juga mempengaruhi besar kecilnya arus yang keluar.
Karena semakin besar hambatannya maka semakin kecil arusnya
dan jika semakin kecilhambatannya maka jumah arusnya akan
semakin besar.
Aru
s (am
pere
)
Putaran alternator (rpm)
-
C. Kelemahan Penelitian
1. Kecepatan angin yang tidak stabil menyebabkan putaran turbin menjadi
rendah akibatnya ouput yang dihasilkanpun rendah.
2. Putaran alternator yang tidak mencapai kecepatan maksimal yaitu
6000rpm.
3. Pengambilan data hanya berada disatu lokasi, sehingga tidak memiliki
gambaran kemampuan turbin angin dua sudu.
4. Banyaknya rugi-rugi daya yang hilang terjadi dalam kontruksi turbin
angin dua sudu.
5. Kecilnya ukuran sudu mempengaruhi kecepatan dalam berputarnya
turbin angin.
-
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembahasan di atas dapat diambil suatu kesimpulan, antara lain:
1. Pengaplikasian turbin angin dua sudu dalam hal ini sebagai penggerak
mula alternator dapat digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga
angin, meskipun output yang dihasilkan dipengaruhi oleh faktor
kecepatan angin.
2. Tegangan dan daya yang dihasilkan dari alternator mobil dari hasil
penelitian sampel awal sebesar 5,1 volt dan 0,34 ampere dengan
kecepatan 120 rpm, kemudian sampel terakhir didapat tegangan
sebesar 6,6 volt dan 0,44 ampere dengan kecepatan 210 rpm. Sehingga
semakin cepat putaran alternator maka semakin besar output yang
dihasilkan.
B. SARAN
Saran yang dapat di berikan oleh penulis guna kelanjutan eksperimen
selanjutnya adalah:
1. Untuk mendapatkan output (tegangan dan daya) yang maksimal,
hendaknya pemanfaatan turbin angin dua sudu ini dilakukan didaerah
pantai dengan kecepatan angin yang besar.
2. Adanya perbaikan dan pengembangan dengan penelitian yang lebih
besar, sehingga dapat dipergunakan dalam praktek mahasiswa teknik
elektro.
-
DAFTAR PUSTAKA
Hofman, Harm. 1987. Energi Angin (Alih Bahasa Harun ): Binacipta
Suharsimi, Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Kadir, Abdul. 1995. Energi Sumber Daya Inovasi, Tenaga Listrik, dan Potensi Ekonomi. Jakarta : UI Press.
R.Wartena . 1987. Generator Angin (Alih Bahasa Harun dan Ir. Sobandi Sachri ): Binacipta
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2003. Departemen pendidikan Nasional. Jakarta
Soeparno, & Soepatah, Bambang. 1979. Mesin Listrik 2. Departeman pendidikan dan kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta
Rijono, Yon 1997. Dasar Teknik Tenaga Listrik (Edisi Revisi). Yogyakarta: Andi Offset.
Basri, Sarjoni & Syah, Djalinus. 2001. Kamus Teknik Inggris-Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Dagun, Save M. 1997. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara. Jakarta.
-. 1994. Fundamental of Electricity Step 2. PT. TOYOTA
Sumanto. 1992. Mesin-mesin Sinkron. Yogyakarta: Andi Offset.
Abdul Kadir. 1999. Mesin Sinkron. Jakarta: Djambatan.
Okta, Nanang. 2006. Menabur Angin, Menuai Energi. Yayasan Pijar Cendikiawan. Bandar lampung. Download pada tanggal 10 februari 2007 http://www.sendaljepit.wordpress.com/
Indartono, Yuli S. 2005. Krisis Energi di Indonesia. Graduate School of Science and Technology, Kobe University, Japan. Download pada tanggal 10 februari 2007 http://www.io.ppi-jepang.org/article.php?edition=5
-
Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Download pada tanggal 12 februari 2007 http://www.id.wikipedia.org/wiki/Turbin_angin http://www.id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_angin
Yuni. 2002. Minyak Mahal, Ada Angin Cuma Cuma. Download pada tanggal 12 februari 2007
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0201/19/Indonesia/index.htm
Safarudin, Mochamad. 2003. Turbin Angin sebagai Alternatif Pembangkit Listrik. Peneliti Sekolah Tinggi Teknologi Mandala, Bandung. Download pada tanggal 15 februari 2007 http://www.kompas.com/inspirasi/index.htm
Fisika LIPI, 2005. Filiphina Buka Pembangkit Tenaga Angin Terbesar. Download pada tanggal 16 februari 2007 http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2005/06/050618_philipineswind.shtml
Fisika LIPI, 2006. Amerika Beralih ke Tenaga Angin. Download pada tanggal 16 februari 2007. http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2006/02/060209_usoil.shtml
Fisika LIPI, 2004. 1000 Kincir Angin Sepanjang Jalan Anyer-Panarukan. Download pada tanggal 16 februari 2007. http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&&6
Bambang, 2004. Kali Ngrawan disedot Kincir Angin untuk Irigasi. Suara Merdeka. Download pada tanggal 20 februari 2007. http://www.suaramerdeka.com/harian/0412/02/x_slo.html
-
Lampiran 1
Turbin angin tampak samping Turbin angin tampak depan
Turbin angin dua sudu Spesifikasi : Diameter 1,5 meter V = 90 km/jam Max 400 rpm Sumber : Technic Reaserch Club - FT.Unnes
-
Lampiran 2
Anemometer dengan 3 mangkok Anemometer
Bentuk 3 mangkok penangkap angin Multimeter
Alternator tampak depan Alternator tampak samping
-
Lampiran 3
Teknik penglopelan
Roda Gigi Teknik penglopelan
-
Lampiran 4
Teknik penglopelan
Teknik penglopelan antara alternator dengan deferensial
Skripsi Oke.pdfFoto Turbin Angin.pdf
top related