daftar isi · serta menjadi solusi utama dalam pengiriman ... dimana transportasi ini merupakan...
Post on 12-Mar-2019
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DALAM ........................................................ i
HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM .............. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI .................. iii
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI .............. iv
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................... v
HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ......................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................. ix
ABSTRAK ............................................................................... ….. xii
ABSTRACK ………………………………………………………. xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 5
1.3 Ruang Lingkup Masalah ............................................................... 5
1.4 Orisinalitas Penelitian .................................................................... 6
1.5 Tujuan Penulisan .......................................................................... 8
1.5.1 Tujuan umum ......................................................................... 8
1.5.2 Tujuan khusus ........................................................................ 9
1.6 Manfaat Penulisan ........................................................................ 9
1.6.1 Manfaat teoritis ...................................................................... 9
1.6.2 Manfaat praktis ...................................................................... 10
1.7 Landasan Teoritis ......................................................................... 10
1.8 Metode Penelitian ......................................................................... 15
2
1.8.1 Jenis penelitian ...................................................................... 15
1.8.2 Jenis pendekatan ................................................................... 16
1.8.3 Sumber bahan hukum ........................................................... 17
1.8.4 Teknik pengumpulan bahan hukum ...................................... 18
1.8.5 Teknik analisis bahan hukum ............................................... 19
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN, PERJANJIAN
KEMITRAAN, DAN GO-JEK
2.1 Perjanjian ....................................................................................... 20
2.1.1 Pengertian Perjanjian .............................................................. 20
2.1.2 Syarat-syarat Perjanjian .......................................................... 21
2.1.3 Unsur-Unsur Perjanjian .......................................................... 22
2.2 Perjanjian Kemitraan ..................................................................... 23
2.2.1 Pengertian Perjanjian Kemitraan .................................. 23
2.2.2 Pola Kemitraan ............................................................. 25
2.3 Go-Jek............................................................................................ 26
BAB III ANALISIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN
TERKAIT HUBUNGAN KERJA ANTARA PT.GO-JEK
DENGAN DRIVER DITINJAU BERDASARKAN UU NOMOR
13 TAHUN 2003
3.1 Hubungan Hukum PT.Go-jek Dengan Driver Berdasarkan
Perjanjian Kerjasama Kemitraan ................................................... 34
3
3.2 Analisis Perjanjian Kerjasama Kemitraan PT.Go-jek terkait
Hubungan Kerja antara PT.Go-jek dengan Driver ........................ 38
BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM DRIVER DALAM PERJANJIAN
KERJASAMA KEMITRAAN PT.GO-JEK DITINJAU DARI
UU NOMOR 13 TAHUN 2003
4.1 Perlindungan Hukum Bagi Driver Go-jek Ditinjau dari UU
Nomor 13 Tahun 2003 .................................................................. 47
4.2 Tanggung jawab PT.Go-jek Terhadap Driver Ditinjau Dari UU
Nomor 13 Tahun 2003 .................................................................. 52
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 57
5.2 Saran .............................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 59
4
ABSTRAK
Go-Jek adalah perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi industri
transportasi ojek yang bermitra dengan para pengemudi ojek berpengalaman di
area Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Bali dan Surabaya,
serta menjadi solusi utama dalam pengiriman barang, pesan antar makanan,
berbelanja dan berpergian di tengah kemacetan. Driver go-jek melakukan
pekerjaannya di jalan raya sehingga tingkat kecelakaan yang dialami lebih tinggi.
Namun perusahaan yang melakukan perjanjian kerja kepada driver tidak
memberikan perlindungan hukum yang jelas kepada para driver. Hal ini
menyebabkan rawannya keamanan dan keselamatan driver dengan tindakan yang
melanggar norma umum maupun norma teknis. Berdasarkan uraian tersebut
adapun permasalahan yang dibahas adalah apakah perjanjian kerjasama kemitraan
go-jek dapat dikategorikan kedalam hubungan kerja dan perlindungan hukum
yang diberikan perusahaan kepada driver sesuai dengan Undang-Undang
Ketenagakerjaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan
bahan hukum primer berupa peraturan perudang-undangan, serta ditunjang dengan
bahan hukum sekunder dan tersier terkait dengan permasalahan yang dibahas dan
dikumpulkan dengan studi kepustakaan. Pendekatan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa perjanjian kerjasam kemitraan PT.Go-jek
masuk kedalam hubungan kerja karena terpenuhinya unsur-unsur hubungan kerja
yaitu,adanya upah, adanya pekerjaan, dan adanya perintah. Selain itu,
perlindungan hukum yang diberikan oleh perusahaan terhadap driver adalah
berdasarkan pada hubungan hukum akibat adanya perjanjian kerja, dimana driver
sebagai bagian dari perusahaan mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
keselamatan dan kecelakaan kerja dan perusahaan memastikan bahwa selama
bekerja yang bersangkutan akan mendapatkan perlindungan jika terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan. Belum adanya peraturan khusus mengenai perlindungan
hukum bagi driver, maka dari itu diharapkan pemerintah membentuk peraturan
khusus mengenai perlindungan hukum bagi driver demi tercapainya kepastian
hukum.
Kata kunci : Go-jek, Hukum Ketenagkerjaan, Hubungan Kerja
5
ABSTRACT
Go-Jek is a public-spirited company who lead the revolution of motorcycle
taxi transportation industry yang which partnered with experienced drivers in
areas of Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Bali and
Surabaya, also turn out as main solution for courier services, messages of foods,
shopping, and transportation in a traffic jam. Go-Jek drivers did their jobs on
roadways so that the accident risks they faced are higher. This company, however,
had their cooperation contracts with the drivers with no legal protection upon
them. This matter bring about the perilous condition of security and safety of
drivers of actions which breach general norms as well as technical norms. Build
upon the elucidation above, problems of which will be covered are, does Go-Jek’s
partnership cooperation agreement can be categorized into labor relations and
legal protection given by company to its drivers according to Labor Law. The type
used in this research called normative legal research with primary resources of
legislation, and also supported with secondary and tertiary legal materials related
to the topic covered and be gathered with literature studies. Approaches used in
this research are statute approach and conceptual approach. The results of this
research are that Go-Jek’s partnership cooperation agreements are can be
categorized as labor relations since the elements namely labor relations, wages,
the job, and command are completely fulfilled. Other than that, legal protection
given by company to its drivers are in accordance to legal relations due to labor
agreements, whereabouts driver as the part of company own the rights to secure
the safety and workplace accident protection and the company shall ascertain that
during work time, the employee will possess the protection from undesirable thing
to occur. Currently, there are no regulations concerning legal protections for
drivers, therefore it is expected for the government to establish the rules
exclusively for drivers so that the legal certainty be achieved.
Keywords : Go-jek, Labor Law, Labor Relations
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk
mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata, baik materiil
maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam pelaksanaan pembangunan nasional,
tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai
pelaku dan tujuan pembangunan. Sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga
kerja, diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk semeningkatkan kualitas
tenaga kerja dan peran sertanya dalam pembangunan serta peningkatan
perlindungan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Untuk
itulah sangat diperlukan adanya perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan
untuk menjamin hak-hak dasar pekerja/buruh dan menjamin kesamaan
7
kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apa pun untuk
mewujudkan kesejahteraan pekerja.1
Perkembangan dalam sistem pekerjaan tidak lepas dari yang namanya
Perjanjian. Dalam pembahasan masalah perjanjian, maka dewasa ini dalam
praktek kita akan menemukan salah satu bentuk perjanjian yang dibuat secara
baku. Perjanjian baku merupakan suatu bentuk perjanjian tertulis yang dibuat oleh
salah satu pihak dalam perjanjian dan pihak yang lain hanya memiliki sedikit
kesempatan untuk bernegosiasi mengubah kalusula-klausula yang sudah dibuat
oleh lawannya seperti dalam kalusula ganti kerugian dan cara penyelesaian
perselisihanyang tidak dapat ditawar lagi.
Kemudian selain adanya perjanjian secara baku, juga terdapat perjanjian
dengan pola Kemitraan yang sesuai dengan PP Nomor 44 Tahun 1997 tentang
kemitraan. “ Kemitraan adalah kerja sama usaha antara usaha kecil dengan usaha
menegah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh
usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsipp saling
memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan”, kemudian secara
lengkap Bab VII dari pasal 26 sampai dengan pasal 32 dijelaskan mengenai
kemitraan.
Bekerja merupakan hak baik bagi pria maupun wanita. Ketentuan ini
terdapat dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Pasal 5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
1Asri Wijayanti, 2009, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Penerbit Sinar Grafika,
Jakarta, h. 6.
8
Ketenagakerjaan mengatur bahwa, setiap tenaga kerja memiliki hak/kesempatan
yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan. Artinya hal ini
membuka peluang kerja bagi pria maupun wanita untuk berhak untuk
mendapatkan pekerjaan yang layak. Salah satunya dapat bekerja disektor industri
transportasi darat, dimana transportasi ini merupakan perantara dalam membantu
baik dari segi perjalanan, pemesanan makanan dan pemesanan barang yang
dimana transportasi ini sering disebut dengan Go-Jek.
Go-Jek merupakan perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi
industry transportasi ojek. Go-Jek biasanya dianggap sebagai media transportasi
yang efektif dalam segi perjalanan, pemesanan makanan, dan pemesanan barang
yang dapat diakses melalui media elektronik yaitu Handphone Android. Go-Jek
ini dapat dilakukan oleh pria maupun wanita, namun dalam kenyataannya banyak
perusahaan yang mencari Go-Jek pria, hal ini dikarenakan dari segi pekerjaan
yang menutut untuk mengeluarkan tenaga yang lebih besar dan pria lebih
memiliki daya tahan dalam mengendarai kendaraan dibanding wanita. Alat
transportasi ini kemudian lebih dikenal di masyarakat dengan sebutan Go-Jek.
Demikian pula dalam hal pengembangannya, hubungan antara Go-Jek dan
Perusahaan menggunakan Perjanjian Kerjasama Kemitraan. Dalam hal ini
Perusahaan sebagai Mitra I dan Driver Go-Jek sebagai Mitra II. Terdapat
perjanjian kerjasama kemitraan yang dilakukan oleh Mitra I dan Mitra II dalam
melakukan suatu hubungan kerja. Mitra I dan Mitra II mengadakan kerjasama
kemitraan dengan sistem bagi hasil terhitung dari awal mulai bekerja, dalam
perjanjian kerjasama kemitraan tersebut terdapat pasal-pasal yang berisi mengenai
9
hak dan kewajiban masing-masing pihak yang harus dilaksanakan ketika masa
perjanjian ini masih berlangsung.
Go-Jek merupakan alat transportasi yang bertugas sebagai media
perjalanan, pemesanan makanan, dan pemesanan barang. Pada saat
melaksananakan pekerjaannya biasanya Mitra II akan menerima pesanan melalui
media elektronik hanphone Android dimana terdapat aplikasi yang
menghubungkan antara Mitra I, Mitra II dan Customer. Customer akan
mengunakan aplikasi dalam pemesanan Go-Jek, setelah customer memesan
melalui aplikasi Go-Jek maka seterusnya Mitra II terdekat akan merespon
pemesanan customer.
Dalam bekerja Mitra II sering berada di lokasi-lokasi yang daerah
perkerjaannya rawan akan kecelakaan. Hal ini dapat menimbulkan akan adanya
kecelakaan kerja yang dialami oleh Mitra II perihal pekerjaan ini dilakukan dijalur
lalu lintas. Hal ini yang menjadi alasan mengapa perlunya perlindungan hukum
terhadap Driver Go-Jek yang mengalami kecelakaan pada saat bekerja.
Kemitraan tersebut harus disertai pembinaan UB terhadap UKM yang
memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling
menguntungkan. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh
dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan
bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Kemitraan
merupakan suatu rangkaian proses yang dimulai dengan mengenal calon
mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya, memulai
10
membangun strategi, melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi sampai target
tercapai.
Sementara perlindungan terhadap pekerja/buruh dimaksudkan untuk
menjamin hak dasar pekerja/buruh dan menjamin kesamaan serta perlakuan tanpa
diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja dan
keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.2
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dibahas
permasalahan dengan judul “Analisis Perjanjian Kerjasama Kemitraan PT.
Go-Jek Dengan Driver Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan”.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Apakah Perjanjian Kerjasama Kemitraan PT. Go-jek dapat dikategorikan
sebagai hubungan kerja ditinjau dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003?
2. Bagaimanakah bentuk perlindungan yang diberikan PT. Go-Jek terhadap
driver ditinjau dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003?
1.3. Ruang Lingkup Masalah
2 Ibid., h. 8.
11
Ruang lingkup penelitian merupakan bingkai penelitian, yang
menggambarkan batas penelitian, mempersempit permasalahan, dan membatasi
areal penelitian. Untuk mencegah agar isi dan uraian tidak menyimpang dari
pokok-pokok permasalahan, maka perlu diberikan batasan-batasan mengenai
ruang lingkup masalah yang akan dibahas.3 Adapun ruang lingkupnya, pada
permasalahan pertama akan dibahas mengenai bentuk perjanjian kerjasama
kemitraan PT.Gojek dapat dikategorikan sebagai hubungan kerja ditinjau dari
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan permasalahan kedua, yaitu akan
dibahas mengenai pertanggungjawaban yang diberikan PT.Gojek kepada driver
pada saat terjadi kecelakaan kerja.
1.4. Orisinalitas Penelitian
Penulis menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi dengan judul
“Analisis Perjanjian Kerjasama Kemitraan PT.Go-Jek Dengan Driver berdasarkan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan” ini merupakan
hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli penulis. Jika terdapat referensi
terhadap karya orang lain atau pihak lain, maka dituliskan sumber dengan jelas.
Beberapa penelitian dengan jenis yang sama yang ada dalam internet atau
perpustakaan skripsi diantaranya tentang “Implementasi Peraturan Prundang-
Undangan Dalam Kaitan Dengan Kesejahteraan Kerja Pada Queen’s Tandoor
Restaurant Seminyak, Bali” dan “Perlindungan Hukum Terhadap Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Pemandu Pariwisata Pada Perusahaan Pariwisata PT.
3Bambang Sunggono, 2007, Metodelogi Penelitian Hukum. Cet.7, PT.Raja Grafindo
Persada, Jakarta, h. 111.
12
PARADISE Bali Indah Tour ”. Dari kedua penelitian tersebut terdapat perbedaan
dengan penelitian ini karena penelitian ini berfokus pada penelitian tentang
Perlindungan Hukum bagi driver dengan menganalisis perjanjian kerjasama
kemitraan PT.Gojek berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Berikut
terlampir matrik perbedaan penelitian yang telah ada dengan penelitian ini:
TABEL I
Nomor Peneliti Judul Rumusan Masalah
1 Ledy
Rufina
100 300 5226
Fakultas Hukum
Universitas
Udayana Tahun
2014, judul
“Implementasi
Peraturan
Prundang-
Undangan Dalam
Kaitan Dengan
Kesejahteraan
Kerja Pada
Queen’s Tandoor
Restaurant
Seminyak, Bali”
1. Bagaimana penerapan
peraturan perundang-
undangan dalam
mewujudkan
kesejahteraan para
pekerja pada Queen’s
Tandoor Restaurant
Seminyak ?
2. Upaya apa yang
dilakukan oleh
Queen’s Tandoor
Restaurant Seminyak
dalam meningkatkan
kesejahteraan tenaga
kerja sesuai dengan
13
peraturan perundang-
undangan ?
2 I Gusti
Ayu
Nyoman
Diana Fitri
Astuti
101 605 1130
Fakultas Hukum
Universitas
Udayana Tahun
2015, judul
“Perlindungan
Hukum Terhadap
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Pemandu
Pariwisata Pada
Perusahaan
Pariwisata PT.
Paradise Bali Indah
Tour”
1. Bagaimanakah
pelaksanaan perlindungan
hokum pada PT. Paradisee
Bali Indah Tour dalam
menjamin Keselamatan
dan kesehatan para
pemandu pariwisatanya?
2. Faktor-faktor apakah yang
menghambat pelaksanaan
jaminan keselamatan dan
kesehatan kerja pemandu
pariwisata pada PT.
Paradise Bali Indah Tour?
1.5. Tujuan Penelitian
a. Tujuan umum :
14
1. Untuk mengetahui apakah perjanjian kerjasama kemitraan PT.Go-Jek
masuk dalam hubungan kerja berasarkan Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003.
2. Untuk mengetahui perlindungan PT. Gojek terhadap driver berdasarkan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.
b. Tujuan khusus :
1. Untuk memahami apakah perjanjian kerjasama kemitraan PT.Go-Jek
masuk dalam hubungan kerja berdasarkan Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003
2. Untuk memahami perlindungan apa yang diberikan PT. Go-Jek terhadap
driver berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.
1.6. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis :
1. Sebagai sumbangan dalam rangka pengembangan disiplin ilmu
pemikiran terutama ilmu hukum khususnya mengenai analisa perjanjian
kerjasama kemitraan PT.Go-Jek dengan driver ditinjau dari Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003.
2. Hasil penulisan ini diharapkan memberikan manfaat bagi perkembangan
Hukum khususnya mengenai analisa perjanjian kerjasama kemitraan
PT.Go-Jek dengan driver ditinjau dari Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003.
b. Manfaat praktis :
15
1. Melalui penulisan ini maka peneliti dapat mencari jawaban atas
permasalahan yang diteliti, sehingga nantinya dapat memberikan
kesimpulan dan saran sebagai akhir dari penulisan.
2. Dengan adanya hasil penulisan ini, penulis dapat mengembangkan
pemikiran, penalaran, pemahaman, tambahan pengetahuan serta pola kritis
bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam penulisan atau dalam bidang
ini.
1.7. Landasan Teoritis
Indonesia merupakan Negara Hukum. Berdasarkan hal tersebut maka sudah
pasti negara memberikan perlindungan hukum bagi setiap warga negaranya.
Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (untuk
selanjutnya disebut UUD NRI Tahun 1945) alenia ke-4 telah disebutkan bahwa
"Pemerintah negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum….". Hal ini
menunjukkan bahwa pemerintah memberikan perlindungan terhadap seluruh
rakyat Indonesia tidak terkecuali dengan para pekerja/buruh. Berdasarkan
ketentuan Pasal 1 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 ditegaskan bahwa Indonesia
adalah negara hukum, sehingga segala sesuatunya haruslah didasarkan atas hukum
begitupun dengan hal ketenagakerjaan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan pengertian
tenaga kerja adalah “orang yang bekerja atau mengerjakan suatu pekerjaan,
pegawai atau sebagainya atau juga diartikan sebagai orang yang mampu
16
melakukan pekerjaan dengan baik di dalam maupun diluar hubungan kerja”.4
Sedangkan dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan disebutkan bahwa tenaga kerja adalah “setiap orang
yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat”.
Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh
berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan
perintah.”5 Dalam Pasal 50 UU Ketenagakerjaan disebutkan bahwa hubungan
kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh.
Perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau lisan. Dengan demikian, hubungan
kerja tersebut adalah sesuatu yang abstrak, sedangkan perjanjian kerja adalah
sesuatu yang konkret atau nyata.
Menurut Philipus M.Hadjon, dimana dikemukakan bahwa perlindungan
hukum di dalam kepustakaan hukum bahasa Belanda dikenal dengan sebutan
“rechtbescheming van de burgers”.6 Jadi pendapat tersebut menunjukan kata
perlindungan hukum merupakan terjemahan dari bahasa Belanda yakni
“rechtbescherming”. Kata perlindungan hukum diartikan suatu usaha untuk
memberikan hak-hak pihak yang dilindungi sesuai dengan kewajiban yang telah
dilakukan.
4Daryanto, S.S, 2009, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Appolo, Surabaya, h. 566.
5 Adrian Sutedi, 2011, Hukum Perburuhan, Sinar Grafika, Jakarta, h. 45.
6 Philipus M.Hadjon, 1987, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Bina Ilmu Surabaya,
(Selanjutnya disebut Philipus M.Hadjon I), h. 1.
17
Kemudian Hadjon membangun sebuah konsep perlindungan hukum dari
perspektif keilmuan hukum, menurutnya perlindungan hukum mempunyai makna
sebagai perlindungan dengan menggunakan sarana hukum atau perlindungan yang
diberikan oleh hukum, ditujukan kepada perlindungan terhadap kepentingan-
kepentingan tertentu, yaitu dengan cara menjadikan kepentingan yang perlu
dilindungi tersebut ke dalam sebuah hak hukum.7
Ada dua macam perlindungan hukum, yaitu perlindungan hukum preventif
dan perlindungan hukum represif.
1. Perlindungan hukum preventif
Preventif artinya rakyat diberikan kesempatan untuk mengajukan
keberatan atau pendapatnya sebelum keputusan pemerintah mendapat bentuk
yang defmitive. Dalam hal ini artinya perlindungan hukum yang preventif ini
bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa. Perlindungan hukum yang
preventif sangat besar artinya bagi tindak pemerintah yang didasarkan pada
kebebasan bertindak karena dengan adanya perlindungan hukum yang preventif
pemerintah terdorong untuk bersikap hati -hati dalam mengambil keputusan.
2. Perlindungan hukum represif
Perlindungan hukum represif, yaitu perlindungan hukum yang diberikan
setelah adanya sengketa. Perlindungan hukum represif ini bertujuan untuk
menyelesaikan sengketeka.
7 Philipus M.Hadjon, 2008, Konstitusi Sebagai Rumah Bangsa, Penerbit Sekretariat Jenderal
dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, (Selanjutnya disebut Philipus M.Hadjon II), h. 373.
18
Menurut Zaena Asyhadie, perlindungan tenaga kerja menjadi 3 (tiga)
macam ,yaitu :
1. Perlindungan sosial, yaitu perlindungan yang berkaitan dengan usaha
kemasyarakatan yang tujuannya untuk memungkinkan pekerja
mengenyam dan khususnya sebagai anggota masyarakat dan anggota
keluarga. Perlindungan sosial ini disebut juga dengan kesehatan kerja.
2. Perlindungan teknis, yaitu suatu perlindungan yang berkaitan dengan
usaha-usaha untuk menjaga pekerja terhindar dari bahaya kecelakaan saat
bekerja. Perlindungan ini disebut sebagai keselamatan kerja.
3. Perlindungan ekonomis, yaitu suatu perlindungan yang berkaitan dengan
usaha-usaha untuk memberikan kepada pekerja suatu penghasilan yang
cukup guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ketiga perlindungan jenis
ini disebut jaminan sosial.8
Perlindungan pekerja dapat dilakukan, baik dengan jalan memberikan
tuntunan, maupun dengan jalan meningkatkan pengakuan hak-hak asasi manusia,
perlindungan fisik dan teknis serta sosial dan ekonomi melalui norma yang
berlaku dalam lingkungan kerja itu. Dengan demikian maka perlindungan kerja
ini akan mencangkup :
1. Norma keselamatan kerja yang meliputi keselamatan kerja, keadaan
tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan
8Zaena Asyhadie, 2008, Hukum Kerja Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, edisi
revisi 2, PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta, h. 20.
19
2. Norma kesehatan kerja dan heigiene kesehatan perusahaan yang meliputi
pemeliharaan dan mempertinggi derajat kesehatan pekerja, perawatan
tenaga kerja yang sakit.
3. Norma kerja yang meliputi perlindungan terhadap tenaga kerja yang
berkaitan dengan waktu bekerja, sistem pengupahan, istirahat, cuti.
4. Kepada tenaga kerja yang mendapat kecelakaan akibat pekerjaan, berhak
atas ganti rugi perawatan dan rehabilitasi akibat kecelakaan.9
Adapun asas-asas dalam suatu perjanjian, yaitu asas konsesualisme, asas
pacta sunt servanda dan asas kebebasan berkontrak.
1. Asas Konsesualisme, artinya bahwa suatu perikatan itu terjadi sejak saat
tercapainya kata sepakat antara kedua belah pihak. Berdasarkan Pasal
1320 Ayat (1) KUH Perdata, dinyatakan bahwa salah satu syarat sahnya
perjanjian adalah kesepakatan kedua belah pihak. Dimana kesepakatan
tersebut dapat dibuat secara lisan maupun tulisan.
2. Asas Pacta Sunt Servanda, artinya semua persetujuan yang dibuat secara
sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
Berdasarkan Pasal 1338 KUH Perdata.
3. Asas Kebebasan Berkontrak adalah salah satu asas yang sangat penting di
dalam hukum perjanjian, kebebasan ini adalah perwujudan dari kehendak
bebas, pancaran hak asasi manusia. Namun kebebasan kontrak tersebut
9Zainal Asikin et. Al, 2004, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, h. 96.
20
tetap dibatasi oleh tiga hal, yaitu : tidak dilarang oleh undang-undang,
tidak bertentangan dengan kesusilaan dan tidak bertentangan dengan
ketertiban umum.10
1.8 Metode Penelitian
Penelitian merupakan pencarian kembali terhadap pengetahuan yang benar
(ilmiah), karena hasil dari pencarian tersebut akan dipakai untuk menjawab
permasalahan tertentu. Metode penelitian merupakan cara-cara yang digunakan
dalam penyusunan skripsi untuk menjawab suatu permasalahan yang dibahas.
Adapun metode penelitian terdiri dari : jenis penelitian, sifat pendekatan, sumber
data, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan dan analisis data
a. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan metode normatif. Menggunakan pendekatan
normatif oleh karena sasaran dari penelitian ini adalah hukum atau kaedah.
Pada penelitian hukum jenis ini, acapkali hukum dikonsepkan sebagai apa
yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan (law in books) atau hukum
dikonsepkan sebagai kaedah atau norma yang merupakan patokan berperilaku
manusia yang dianggap pantas.11
Penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau
data sekunder belaka, dapat dinamakan penelitian hukum normatif atau penelitian
10Titik Triwulan Tutik, 2010, Hukum Perdata dan Sistem Hukum Nasional, Prenada Media
Group, Jakarta, h. 227.
11Amirudin dan H Zainal Askin, 2010, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, h. 118.
21
hukum kepustakaan (disamping adanya penelitian hukum sosiologis atau empiris
yang terutama meneliti data primer).12 Penelitian dalam skripsi ini dilakukan
dengan cara meneliti bahan pustaka, yaitu undang-undang terkait dengan
permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini, maupun literatur yang berkaitan
dengan materi untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan dengan melihat
berbagai aspek sehingga akan diketahui secara jelas tentang perlindungan hukum
bagi driver dengan menganalisis perjanjian kerjasama kemitraan PT.Go-Jek
berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.
b. Jenis pendekatan
Pendekatan-pendekatan yang digunakan di dalam penelitian hukum
umumnya dibagi menjadi 5 (lima) jenis, antara lain :
a. pendekatan Perundang-undangan (statute approach). Pendekatan undang-
undang (statute approach) dilakukan dengan menelaah semua undang-
undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang
ditangani.
b. pendekatan kasus (case approach). Pendekatan kasus dilakukan dengan
cara melakukan telaah terhadap kasus (dapat kasus yang terjadi di
Indonesia maupun di negara lain) yang berkaitan dengan isu yang dihadapi
yang telah menjadi putusan pengadilan yang telah menjadi kekuatan yang
tetap.
c. pendekatan historis (historical approach). Pendekatan historis dilakukan
dengan menelaah latar belakang apa yang dipelajari dan perkembangan
pengaturan mengenai isu yang dihadapi.
d. pendekatan komparatif (comparative approach). Pendekatan komparatif
dilakukan dengan membandingkan undang-undang suatu negara dengan
undang-undang dari satu atau lebih negara lain mengenai hal yang sama.
Kegunaan pendekatan ini adalah untuk memperoleh persamaan dan
perbedaan di antara undang-undang tersebut.
e. pendekatan konseptual (conceptual approach). Pendekatan konseptual
beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang
di dalam ilmu hukum.
12Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2011, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal 13-14.
22
f. pendekatan fakta (Fact Approach), pendekatan fakta merupakan fakta
yang terjadi di lapangan/kenyataanya di lapangan.13
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan peraturan perundang-
undangan dan pendekatan konseptual. Pendekatan perundang-undangan dilakukan
dengan menelaah peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
penelitian ini, kemudian dikaitkan dengan permasalahan yang akan dibahas.
Sedangkan pendekatan konseptual beranjak dari pandangan dan doktrinyang
berkembang didalam ilmu hukum. Dengan mempelajari pandangan dan doktrin
didalam ilmu hukum, peneliti akan memikirkan ide-ide yang melahirkan
pengertian, konsep-konsep hukum dan asas-asas hukum yang relevan dengan isu
yang dihadapi.
b. Sumber bahan hukum/data
Sumber bahan hukum yang digunakan dalam penelitian hukum normatif
adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum
sekunder dan bahan hukum tersier.
a Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang mengikat atau yang
membuat orang taat pada hukum seperti peraturan perundang–undangan, dan
putusan hakim. Bahan hukum primer yang digunakan dalam tulisan ini yakni:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.16/MEN/XI/2011 Tentang Cara Pembuatan dan Pengesahan
13Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum. Kencana Prenada Media Group, Jakarta,
h. 93.
23
Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja
Bersama
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM).
b. Bahan hukum sekunder berupa bahan-bahan yang memberikan penjelasan
terhadap bahan hukum primer yang terdiri dari buku-buku dan artikel-artikel
hasil penelitian atau pendapat pakar hukum.
c. Bahan hukum tersier (tertiary resourse) , berupa bahan-bahan hukum yang
dapat memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer
maupun bahan hukum sekunder seperti kamus hukum.14
d. Teknik pengumpulan data
Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan, yaitu dengan
studi kepustakaan dengan membaca, menelaah, dan mengklasifikasikan data-data
dari peraturan perundang-undangan serta beberapa literatur yang berkaitan dengan
permasalahan. Data dikelompokan lalu dilakukan dengan mengutip bagian-bagian
penting baik yang berupa kutipan langsung maupun tidak langsung.
e. Teknik analisis bahan data
Bahan hukum yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan secara
deskriptif kualitatif kemudian disajikan dengan deskripsi. Deskripsi berarti
14Amirudin dan H.Zainal Asikin, op.cit, h. 31.
top related