biografi sutan sjahrir
Post on 07-Jul-2018
302 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Biografi Sutan Sjahrir
1/17
Sutan SjahrirBeliau adalah seorang bertubuh kecil dengan peran yang sangat besar dalam mewujudkan
momentum kemerdekaan Indonesia bernama Sutan Sjahrir (baca: Syahrir) atau lebih akrab
dipanggil ' Bung Kecil ' oleh rekan-rekan seperjuangan.
Sutan Sjahrir, Perdana Menteri Pertama Indonesia (1909-1966)
Nah, dalam artikel ini, gua akan mengulas sosok dari Perdana Menteri pertama Indonesia ini. Buat
lo yang ingin mengenal perjuangannya, pastikan lo baca artikel ini sampai habis. Karena di sini
gua akan ceritain gimana serunya perjalanan hidup Sjahrir dari keberaniannya untuk ikut hadir
dalam peristiwa Sumpah Pemuda ketika masih berumur 18 tahun, perjuangannya menghimpun
kekuatan pemuda melalui berbagai gerakan bawah tanah, dari pengasingan hingga
penculikannya, serta akhir hidupnya yang tragis karena dipenjara tanpa proses peradilan sampai
terkena stroke dan meninggal ketika dirawat di Swiss.
http://nasional.kompas.com/read/2009/02/26/22471846/sutan.sjahrir.bung.kecil.di.mata.para.tokohhttp://www.britannica.com/biography/Sutan-Sjahrir
-
8/18/2019 Biografi Sutan Sjahrir
2/17
Perlu gua sampaikan juga, bahwa adalah mustahil untuk merangkum sebuah kehidupan
seseorang hanya dalam sebuah tulisan. Jadi mohon maklum jika ada banyak kejadian menarik
yang terlewatkan pada tulisan "singkat" ini. Walaupun masih banyak kekurangan, moga-moga
tulisan ini bisa menjadi inspirasi pembaca, terutama kaum muda untuk lebih mengenal perjuangan
serta pemikiran dari Bapak Bangsa Indonesia. Oke deh, kita langsung aja mengulas kehidupan
dan perjuangan beliau, dimulai dari masa kecil-remajanya.
Masa Kecil-Remaja (1909-1929)
Sutan Sjahrir lahir di Padang Panjang - Hindia Belanda, pada tanggal 5 Maret 1909. Ia merupakan
anak seorang Jaksa lokal yang bernama Mohamad Rasad Gelar Maharajo Sutan, dan ibu
bernama Puti Siti Rabiah. Ketika Sjahrir berusia empat tahun, ayahnya diangkat oleh Sultan Deli
untuk menjadi kepala jaksa sekaligus penasihat di Kesultanan Deli .
Pengangkatan jabatan yang sangat bergengsi ini membuat orangtua memiliki dana yang cukup
untuk menyekolahkan Sjahrir di sekolah-sekolah berkualitas di Medan dan Bandung. Di Medan,
Sjahrir mengenyam pendidikan di ELS & MULO terbaik di Medan (ELS & MULO itu istilah SD &
SMP jaman Belanda). Setelah lulus dari MULO tahun 1926, Sjahrir melanjutkan sekolahnya
ke AMS paling bergengsi di Bandung (AMS istilah SMA zaman Belanda).
Punya kesempatan besekolah di tempat bergengsi dengan kondisi finansial orangtua yang
berkecukupan gak bikin Sjahrir takabur, tapi justru dia pertanggungjawabkan dengan optimal.
Selama bersekolah, Sjahrir dianggap bintang kelas yang sangat cerdas, rajin baca buku filsafat,
dan sangat aktif dalam berbagai macam kegiatan. Dari mulai klub teater, bermain musik biola,
sampai ikut club sepak bola di Bandung.
Saat sebagian anak-anak muda Indonesia jaman sekarang males-malesan sekolah, Sjahrir
remaja malah MENDIRIKAN SEKOLAH untuk kaum miskin di Bandung pada umur 18
tahun! Sekolah rakyat ini dia kasih nama Tjahja Volksuniversiteit atau dalam bahasa Melayu
berarti “Universitas Rakyat Cahaya”. Di lembaga pendidikan ini, entah berapa banyak anak-anak
kurang mampu di Bandung yang diajari membaca dan menghitung secara gratis.
https://books.google.co.id/books?id=vzwAExNhpRQC&pg=PA43&lpg=PA43&dq=Tjahja+Volksuniversiteit&source=bl&ots=9Rmulw7r28&sig=L4iOJjKKnEZWFiq0I3AqULuIVyg&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwj01N_Qv6bLAhWHjo4KHUF0AOsQ6AEIIjAB#v=onepage&q=Tjahja%20Volksuniversiteit&f=falsehttps://id.wikipedia.org/wiki/Algemeene_Middelbare_Schoolhttps://id.wikipedia.org/wiki/MULOhttps://id.wikipedia.org/wiki/ELShttp://melayuonline.com/ind/history/dig/367http://www.padangpanjang.go.id/
-
8/18/2019 Biografi Sutan Sjahrir
3/17
Foto para
pendiri PNI yang merupakan arsip dari gedung Museum Sumpah Pemuda.
Serpak terjang Sjahrir remaja gak cuma dalam bidang sosial aja, bersama temen-temennya,
Sjahrir mendirikan sebuah klub diskusi politik untuk para pemuda di Bandung, yang
dinamakan Patriae Scientiaeque . Kegiatannya di klub diskusi itu membawa takdir pertemuan
dengan sosok aktivis lain dari klub debat tetangga ( Algemenee Studie Club ), yang dipimpinan
seorang mahasiswa Bandung Technische Hogeschool (ITB) bernama Koesno (alias Ir.Sukarno) .
Sampai akhirnya, Sukarno (26 tahun) bersama teman-temannya di klub diskusi mendirikan Partai
Nasional Indonesia (PNI) tahun 1927 . Dalam partai itu, Sjahrir (18 tahun) dipercaya untuk
mengurus organisasi pemuda PNI yang awalnya disebut Jong Indonesien, lalu berubah nama
menjadi Pemuda Indonesia. Bentuk kepercayaan yang diberikan pada Sjahrir ini ia manfaatkan
untuk membuat momentum bersejarah bersama dengan Jong Indonesien pada tahun 1928,
https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Nasional_Indonesiahttps://en.wikipedia.org/wiki/Sukarnohttps://nl.wikipedia.org/wiki/Technische_Hogeschool_Bandoenghttps://id.wikipedia.org/wiki/Algemeene_Studieclubhttps://books.google.co.id/books?id=HHwW1m0atC0C&lpg=PA36&ots=2ahvb3ocA2&dq=Patriae%20Scientiaeque&pg=PA36#v=onepage&q=Patriae%20Scientiaeque&f=false
-
8/18/2019 Biografi Sutan Sjahrir
4/17
dengan mewujudkan Kongres Pemuda Indonesia II yang menghasilkan semangat perjuangan
baru, bernama Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.
Sekarang lo bayangin sosok seperti apa Sjahrir ketika remaja? Udah mah juara kelas, doyan baca
buku, punya jiwa seni, pandai main biola, suka olahraga, rajin diskusi politik, mendirikan sekolah
untuk anak-anak miskin, hingga ikut mewujudkan momentum pemberontakan yang sangat
bersejarah bagi bangsa kita, yaitu Sumpah Pemuda. Semua itu dia lakukan ketika beliau belum
genap berumur 19 tahun! Emang sakti abis nih sang (calon) Bapak Bangsa kita!
Masa Studi di Belanda & Perjuangan Awal (1929-1935)
Setelah lulus dari AMS tahun 1929, Sjahrir melanjutkan kuliah di Eropa, tepatnya di Fakultas
Hukum Universiteit van Amsterdam . Tidak lama banget setelah keberangkatan dirinya ke
Amsterdam, pemimpin Hindia Belanda waktu itu Gubernur Jenderal Andries Cornelis Dirk de
Graeff , ngeluarin perintah buat nangkepin pemimpin-pemimpin PNI termasuk Sukarno, Gatot
Mangkupradja , dkk di tanah Hindia Belanda. Nyaris banget Sjahrir ikut ditangkep, untung keburu
kabur kuliah!
Sjahrir muda,
saat kuliah di Belanda | sumber foto : dokumentasi TEMPO
https://id.wikipedia.org/wiki/Gatot_Mangkoepradjahttps://en.wikipedia.org/wiki/Andries_Cornelis_Dirk_de_Graeffhttps://www.uva.nl/en/homehttps://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Pemudahttp://www.sejarah-negara.com/kongres-pemuda-indonesia-1-dan-2/
-
8/18/2019 Biografi Sutan Sjahrir
5/17
Pada masa awal kuliahnya, Sjahrir aktif mengikuti kegiatan sebuah klub studi yang bernama
Sociaal Democratische Studenten Club . Klub studi yang diikutin sama Sjahrir ini merupakan
bentukan dari Partai Sosialis Demokrat Belanda ( Sociaal Demokratische Arbeiderspartij - SDAP).
Pada klub inilah, Sjahrir untuk pertama kalinya membedah secara mendalam gagasan-
gagasan politik kelas dunia yang sedang bergelora saat itu, seperti pemikiran Friedrich Engels ,
Otto Bauer , Karl Marx , Rosa Luxemburg , dan filsuf kelas dunia lainnya. Mendapatkan kesempatan
pendidikan di Eropa benar-benar membuat pemikiran Sjahrir menjadi terbuka dari berbagai
macam gagasan serta situasi politik internasional yang sedang terjadi.
Sampai pada akhirnya, karena masalah keuangan keluarga, Sjahrir terpaksa harus pindah dan
tinggal di rumah ketua klub SDAP sekaligus sahabatnya, Salomon Tas . Sejak saat itu Sjahrir
pindah kuliah ke Universiteit Leiden dan mulai belajar mandiri dan bekerja di sebuah perusahaan
transportasi. Pengalaman pertamanya bekerja itu, membuat Sjahrir betul-betul merasakan
ketidakadilan bagi kaum pekerja. Pengalamannya bekerja serta aktivitasnya di serikat buruh inilah
yang membuat pemikiran Sjahrir semakin terarah pada gagasan sosialis demokratis yang
mengusung kesetaraan dan keadilan.
Sementara itu, pergerakan awal untuk membebaskan Hindia Belanda sudah dimulai oleh para
senior Sjahrir, tepatnya oleh gerakan Perhimpunan Indonesia (PI) di Rotterdam yang saat itu
diketuai oleh Mohammad Hatta . Singkat kata, Bung Hatta yang saat itu lagi ribet oleh berbagai
macam hal, memerlukan sosok pendamping. Berita tentang seorang pemuda berbakat yang
bernama Sjahrir membuat Hatta memanggilnya untuk membantu pergerakan dari Perhimpunan
Indonesia sebagai sekretaris.
Sejak saat itulah, duet maut 2 (calon) Bapak Bangsa Indonesia yang berbeda umur cukup jauh ini
dipertemukan dan mulai beradu gagasan kenegaraan demi cita-cita gila mereka untuk
memerdekakan Indonesia. Namun demikian, duet maut ini sempat mengalami kendala karena
konflik internal dalam PI, dimana sebagian besar anggotanya menginginkan perjuangan
kemerdekaan dari arah ideologi komunis, sementara Sjahrir dan Hatta lebih cenderung ke arah
sosialis & nasionalis. Akhirnya Hatta dan Sjahrir pun dikeluarin dari keanggotaan PI.
Sementara itu, keadaan perjuangan di tanah air juga sedang terhambat. Terutama pasca
penangkapan Soekarno tahun 1929 oleh de Graeff, pergerakan kemerdekaan yang tadinya
dimotori oleh PNI semakin ciut. Terlebih lagi, pecahan PNI yang membentuk partai baru bernama
Partindo malah bersikap cenderung kooperatif terhadap pemerintah Hindia-Belanda. Ketikapergerakan kemerdekaan Indonesia hampir padam sepenuhnya, Hatta & Sjahrir segera
https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesiahttps://www.zenius.net/blog/8595/biografi-mohammad-hattahttps://id.wikipedia.org/wiki/Indische_Vereeniginghttps://www.quora.com/What-is-democratic-socialismhttp://www.universiteitleiden.nl/enhttps://books.google.co.id/books?id=vzwAExNhpRQC&lpg=PA58&ots=9Rmulw8v53&dq=Salomon%20Tas%20netherlands&pg=PA58#v=onepage&q=Salomon%20Tas%20netherlands&f=falsehttps://en.wikipedia.org/wiki/Rosa_Luxemburghttps://en.wikipedia.org/wiki/Karl_Marxhttps://en.wikipedia.org/wiki/Otto_Bauerhttps://en.wikipedia.org/wiki/Friedrich_Engelshttps://en.wikipedia.org/wiki/Social_Democratic_Workers%27_Party_(Netherlands)https://books.google.co.id/books?id=vzwAExNhpRQC&lpg=PA58&ots=9Rmulw8t35&dq=Sociaal%20Democratische%20Studenten%20Club&pg=PA58#v=onepage&q=Sociaal%20Democratische%20Studenten%20Club&f=false
-
8/18/2019 Biografi Sutan Sjahrir
6/17
membentuk surat kabar yang dinamakan Daulat Ra’jat untuk terus menyuarakan suara
pemberontakan pada Hindia Belanda untuk membakar semangat pemberontakan.
Selain aktif menulis di surat kabar, Hatta dan Sjahrir yang gemas dengan gerakan lapangan
akhirnya memutuskan untuk membentuk kembali PNI-Baru tahun 1931. Berbeda dengan PNI-
Lama bentukan Sukarno yang bersifat menggalang massa secara serabutan, PNI-Baru ini lebih
bersifat ke kaderisasi yang mengutamakan pendidikan bertahap bagi para anggotanya untuk
menjadi aktivis pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kalo Sukarno fokus pada
kuantitas, Sjahrir & Hatta fokus pada kualitas. Nah, pada titik inilah Sjahrir & Hatta kembali
menegaskan bentuk perjuangan mereka bahwa cita-cita mereka bukan sekedar mendapat
kedudukan setara dengan Kerajaan Belanda sebagai anggota persemakmuran, tapi untuk
menjadikan Indonesia negara yang merdeka sepenuhnya.
Memulai pergerakan PNI-baru di Hindia (1931-1934)
Pada tahun 1931, Sjahrir memutuskan untuk sementara meninggalkan studinya dan kembali ke
Jakarta untuk terjun langsung dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia dengan tokoh-tokoh dan
aktivis nasional. Sementara Hatta masih di Belanda karena kagok ingin menuntaskan gelar
doctorandus yang tinggal sebentar lagi selesai.
Sesampainya di Batavia (nama Jakarta dulu), yang ada di kepala Sjahrir cuma satu hal, yaitu
gimana caranya ngerekrut pemuda-pemuda potensial untuk ikut gerakan kemerdekaan
(baca=gerakan pemberontakan) melawan Hindia Belanda. Tentu ini bukan hal mudah untuk
mengajak para kaum muda untuk memberontak, tapi kepiawan dan pengalaman Sjahrir sewaktu
aktif di serikat pekerja Belanda sangat membantu dalam membentuk
jaringan underground pemberontakan sampai-sampai tidak terdeteksi (setidaknya sampai 1934)
oleh polisi Hindia-Belanda.
Kaderisasi kaum muda semakin gencar terutama ketika Sjahrir didaulat menjadi ketua umum PNI-
baru pada kongres PNI-Baru Yogjakarta 1932. Gagasan yang menginspirasi Sjahrir dalam
mendidik kaum muda bermuara pada ide-ide Karl Marx yang mengusung kesejahteraan sosial,
kesetaraan, serta kemandirian ekonomi. Peristiwa ini dinilai cukup unik dalam sejarah, ketika
biasanya ide sosialisme ditanamkan di kalangan proletariat dan kaum buruh. Di tanah Hindia,
gagasan ini malah diusung oleh kaum terpelajar dan kalangan menengah atas. Akibatnya, gerakan
ini berjalan jadi jauh lebih cerdas dan terukur serta tidak mudah goyah oleh isu-isu propaganda.
Hal ini membuat Belanda semakin kewalahan dalam meredam aktivitas gerakan Sjahrir, dkk.
-
8/18/2019 Biografi Sutan Sjahrir
7/17
Sjahrir bersama para pemuda
Tahun 1933, Hatta kembali ke tanah Hindia dengan menyandang gelar dokterandus. Kedatangan
Hatta disambut baik kalangan aktivis Hindia sekaligus membuat Sjahrir menyerahkan
kepemimpinan PNI-Baru ke seniornya tersebut. Sementara itu, Sukarno yang sudah dibebaskan
dari penjara Sukamiskin juga terus berjuang melalui 'kendaraan' lain, yaitu Partindo. Pada saat itu,
Sukarno & Partindo yang fokus pada penggalangan massa secara kuantitatif mengklaim memiliki
pengikut lebih dari 20,000 orang, sedangkan PNI-Baru yang fokus pada kaderisasi dan anggota
yang terdidik, baru memiliki 1,000 anggota.
Gub Jend, de Graeff yang pensiun tahun 1931 diganti oleh Bonifacius Cornelis de Jonge . Baru aja
ngejabat, Jonkheer de Jonge ini langsung pusing menghadapi pergerakan para aktivis
kemerdekaan yang semakin terkoordinir dan memiliki basis massa. Akhirnya De Jonge mau gak
mau harus kerja extra untuk memata-matai serta menangkapi orang-orang yang terbukti terlibat
dalam gerakan pemberontakan. Salah satu tokoh yang ditangkep pertama adalah Sukarno (lagi)
tahun 1933. Khawatir dengan basis masa fans Sukarno yang banyaknya udah kelewatan di Pulau
Jawa, Sukarno dibuang jauh-jauh ke Ende, Flores . Februari 1934, giliran duet maut Sjahrir & Hatta
yang diciduk.
https://en.wikipedia.org/wiki/Ende,_East_Nusa_Tenggarahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bonifacius_Cornelis_de_Jonge
-
8/18/2019 Biografi Sutan Sjahrir
8/17
Hatta ditahan di Penjara Glodok , Batavia, sedangkan Sjahrir dijeblosin di Penjara Cipinang ,
Meester Cornelis. Awalnya, sel tempat Sjahrir ditahan cukup lumayan lah buat ukuran penjara.
Tapi dalem hati Sjahrir tau gak lama juga dia bakal senasib sama Sukarno, bakal dibuang di
tempat gak jelas! Ternyata bener dugaan dia, Desember 1934 Sjahrir, Hatta, dan banyak aktivis
lain seperti Tjipto Mangunkusumo , Iwa Kusumasumantri , dkk dibuang ke Boven Digoel , di pelosok
paling pelosok dari Pulau Papua.
Di Pembuangan Digoel & Banda Neira (1935-1942)
Nyampe di Digoel, Sjahrir bengong karena harus bikin rumah sendiri dengan nebang kayu dari
hutan lebat Papua. Boven Digoel adalah tanah pengasingan yang bener-bener gak ada apa-apa.
Kalaupun ada sedikit penduduk lokal, tetap kalah banyak jumlahnya dengan nyamuk malaria dan
buaya-buaya kelaparan di sepanjang rawa dan sungai.
Berbeda dengan Hatta yang introvert, pendiam, dan bisa dengan mudah larut berjam-jam hanya
dengan membaca buku. Sjahrir yang pembawaannya lebih extrovert, bersemangat, spontan...
merasa kesepian di tanah pengasingan. Di tanah buangan tanpa ada rumah sakit, sekolah, dan
kepastian akan masa depan. Sjahrir banyak menghabiskan waktu untuk menulis surat pada
istrinya Maria Duchateau di Belanda, yang sudah lama tidak ia temui.
http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/02/maria-duchateau-si-nyonya-belanda-pemikat-hati-sutan-sjahrirhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Boven_Digoelhttps://en.wikipedia.org/wiki/Iwa_Koesoemasoemantrihttps://en.wikipedia.org/wiki/Tjipto_Mangoenkoesoemohttps://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_Pemasyarakatan_Cipinanghttps://id.wikipedia.org/wiki/Penjara_Glodok
-
8/18/2019 Biografi Sutan Sjahrir
9/17
Sjahrir (tengah) bersama Hatta dan penduduk lokal Banda Neira | sumber foto :
dokumentasi TEMPO
Mungkin karena rindu istri, kesepian, dan stress gak bisa berkarya lebih banyak di pengasingan,
kondisi psikologis Sjahrir mengalami demoralisasi. Doi jadi sering banget nyelonong ke rumah-
rumah Hatta, dr Tjipto, dkk pas tengah malem dengan beralasan mau minta gula, garem,
pokoknya ada-ada aja deh..! Padahal sebetulnya kemungkinan Sjahrir cuma lagi kesepian pengen
ditemenin ngobrol. Menurut jurnalis senior Bang Rosihan Anwar, kalo Bung Hatta ditanyai tentang
Sjahrir, Hatta bilang "Ah si Sjahrir lagi terganggu pikirannya dan jadi agak sinting!" hehehe...
2 Januari 1936, penderitaan Sjahrir, Hatta, dkk jadi agak mendingan karena dipindahin ke Banda
Neira, Maluku . Di tempat inilah akhirnya Sjahrir menemukan kedamaian tinggal di daerah terpencil
dengan di kelilingi penduduk lokal yang bersahabat (bukan nyamuk malaria dan buaya lagi). Di
Banda Neira, Sjahrir yang extrovert dan bersemangat menyalurkan energinya untuk main sama
anak-anak dan mengajar penduduk lokal. Saking deketnya dia sama anak-anak di daerah itu, tiga
di antaranya dia angkat sebagai anak.
Sjahrir, Hatta menanti pembebasan selama 5 tahun di Banda Neira, sampai Jepang menyerang
Pearl Harbour (Desember 1941), Kepulauan Pasifik, dan Malaya. Dalam ekspansi wilayah itu,
Pulau Ambon juga kena kepungan oleh Jepang. Untung belum terlambat, pemerintahan Hindia
memutuskan memindahkan Sjahrir dan tahanan-tahanan lain ke Pulau Jawa sampai akhirnya
Jepang betul-betul menguasai Nusantara, dan membebaskan semua tawanan politik Hindia
Belanda.
Penguasaan Jepang dan Perjuangan Menuju Kemerdekaan (1942-1945)
Maret 1942, Belanda nyerah kepada Jepang. Penyerahan kekuasaan berlangsung cepet banget.
Untuk memudahkan Jepang mendapat dukungan rakyat setempat, para tokoh pemberontak
seperti Hatta, Sjahrir, dkk dibebasin gitu aja sama tentara-tentara Jepang. Menyusul bulan Juli
1942, Bung Karno juga dibebaskan dari pengasingan di Bengkulu. Setibanya di Jakarta, Sukarno
memutuskan untuk bertemu dengan Hatta dan Sjahrir di rumahnya Hatta. Pertemuan ini bisa
dibilang moment yang sangat sangat bersejarah, karena setelah berjuang masing-masing dari
tahun 1931, tiga tokoh utama kemerdekaan kita ini baru bertemu untuk pertama kalinya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Banda_Neira
-
8/18/2019 Biografi Sutan Sjahrir
10/17
dari kiri ke kanan : Sjahrir, Sukarno, Hatta | dalam proses persiapan
kemerdekaan Indonesia
Dari hasil pertemuan itu, Sukarno berpendapat bahwa untuk sementara kita perlu mengikutikeinginan Jepang, agar kemerdekaan Indonesia bisa didapatkan tanpa perlu pertumpahan darah.
Sementara itu, Sjahrir menolak bentuk perjuangan yang berkooperasi dengan Jepang dan lebih
memilih meneruskan perjuangan secara underground dengan membangun basis massa agar
semangat kemerdekaan tetap terjaga dari akar rumput. Akhirnya Sukarno & Hatta memilih jalan
untuk berkooperasi dengan Jepang dengan harapan Indonesia dapat merdeka tanpa perlu
membuang nyawa melawan tentara Jepang yang bahkan mampu memukul mundur Belanda
hanya dalam beberapa bulan.
Keputusan Bung Karno & Hatta untuk berkooperasi dengan Jepang seringkali menjadi polemik
moral yang tidak berujung dalam sejarah bangsa kita. Di satu sisi, Bung Karno & Hatta
menganggap cara yang mereka tempuh adalah "langkah yang paling taktis" agar Indonesia bisa
mendapatkan celah untuk memerdekakan diri tanpa perlu berperang melawan Jepang yang
kekuatan militernya sangat mengerikan. Sementara bagi tokoh pergerakan lapangan seperti Tan
Malaka , bahkan juga Sjahrir, Bung Karno & Hatta dinilai terlalu lembek dan pengecut untuk
melawan Jepang secara terang-terangan. Puncaknya adalah ketika Jepang memberlakukan
https://www.zenius.net/blog/7968/biografi-tan-malaka
-
8/18/2019 Biografi Sutan Sjahrir
11/17
romusha (1942-1945) bagi 4-10 juta penduduk lokal untuk membangun basis militer, terowongan,
dan pengangkutan bahan pangan bagi Jepang.
Menjelang pertengahan 1945, Jepang mengalami kekalahan beruntun di peperangan pasifik
melawan sekutu. Berdasarkan analisa Sjahrir, ini adalah saat yang paling tepat untuk menyatakan
kemerdekaan, ia lalu mendesak Bung Karno untuk segera menyatakan kemerdekaan. Akan tetapi,
Sukarno yang udah kepalang basah kerja sama dengan Jepang, memilih untuk berkonsultasi
sama Jepang dulu biar ga terjadi pertumpahan darah. Hal ini membuat Sjahrir kecewa dan
semakin gemas mendesak tokoh-tokoh besar lain untuk berani menyatakan kemerdekaan,
termasuk Bung Hatta & Tan Malaka, tapi semuanya belum berani secara terang-terangan
melangkahi kekuasaan Jepang.
Hari-hari menjelang kemerdekaan...
Setelah Bom Atom sekutu menghancurkan Hiroshima & Nagasaki (7 & 9 Agustus 1945) ,
analisa Sjahrir sejak berbulan-bulan lalu tentang kekalahan telak Jepang semakin menjadi
kenyataan. Lobby demi lobby dia terus mendesak Sukarno & Hatta untuk terus
mendeklarasikan proklamasi, tapi "nanti-nanti" terus jawabannya. Sampai hari yang dijanjikan
Sukarno akhirnya tiba (15 Agustus 1945) itulah yang sejatinya tanggal proklamasi yang
direncanakan. Tapi karena kondisi keamanan yang sangat tidak kondusif mengingat Jepang baru
aja sehari nyerah sama Sekutu, Sukarno lagi-lagi menunda kemerdekaan. Di sisi lain, Sjahrir yang
udah mengerahkan ribuan orang dari pelosok Jawa untuk datang ke Jakarta, lagi-lagi jengkel
dengan Sukarno.
Para pemuda pengikut Sjahrir ikutan jengkel karena pembatalan ini, dan mendesak Sjahrir untuk
langsung mengumumkan kemerdekaan! Walaupun jengkel dengan Sukarno, Sjahrir menolak
untuk menyatakan kemerdekaan, karena menurut dia Sukarno tetap orang yang paling layak untuk
melakukannya, terutama karena basis pendukungnya yang sangat banyak dan kharismanya yang
selangit. Sjahrir tetap bersabar, agar tidak menimbulkan perpecahan di kalangan sendiri.
https://en.wikipedia.org/wiki/Atomic_bombings_of_Hiroshima_and_Nagasakihttps://en.wikipedia.org/wiki/Romusha
-
8/18/2019 Biografi Sutan Sjahrir
12/17
Pengibaran bendera merah putih sesaat setelah proklamasi tanpa dihadiri Sjahrir
Puncak ketegangan ini memuncak ketika kelompok pemuda dari Menteng (Wikana, dkk)
menculik Sukarno & Hatta ke Rengasdengklok . Ketika dengar berita bahwa Dwitunggal beneran
diculik oleh pemuda, Sjahrir kaget setengah mati! Bayangin aja, di detik-detik yang menentukan
kemerdekaan, sekelompok remaja tanggung berdarah panas malah nyulik tokoh sentral
Indonesia!! Menurut gosipnya sih, saking marahnya Sjahrir, salah satu geng pemuda itu ditabokin
sama dia, hehehe... Akhirnya Sukarno-Hatta dijemput balik sama Ahmad Subardjo untuk menyusun teks proklamasi di
rumah Tadashi Maeda, Menteng. Keesokan harinya 17 Agustus 1945, akhirnya peristiwa
yang dimimpikan oleh para tokoh awal pergerakan Indonesia sejak tahun 1931 terjadi
juga. Indonesia akhirnya menyatakan proklamasi kemerdekaan. Sjahrir, sebagai tokoh arsitek
gerakan underground yang selalu bergerak di belakang panggung, memutuskan untuk tidak hadir
dalam momentum paling bersejarah itu.
Diplomasi cerdik Bung Kecil untuk mendapat pengakuan Internasional (1945-1949)
https://en.wikipedia.org/wiki/Achmad_Soebardjohttps://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_Rengasdengklok
-
8/18/2019 Biografi Sutan Sjahrir
13/17
Berdasarkan kacamata Indonesia, bangsa ini memang sudah merdeka, tapi masih sangat rapuh.
Untuk menjaga status kemerdekaan yang masih bayi ini, Negara Indonesia membutuhkan bentuk
sistem pemerintahan yang jelas dan terstruktur. Keesokan harinya Sukarno diangkat menjadi
presiden, sementara Hatta menjadi wakil presiden - keduanya berperan sebagai lembaga
eksekutif. Sementara itu, dibentuklah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), yang kemudian
berfungsi sebagai badan legislatif (DPR) agar jadi penyeimbang keberadaan eksekutif. Elemen
pemerintah yang krusial ini, dipercayakan kepada Sjahrir untuk menjadi ketua KNIP. Sampai pada
akhirnya,14 November 1945 Sjahrir diangkat sebagai Perdana Menteri Indonesia yang pertama
pada umur 36 tahun.
Pasca kemerdekaan, Indonesia memiliki 2 PR besar, yaitu: (1) upaya mempertahankan status
kemerdekaan dari serangan militer Belanda maupun daerah-daerah terpencil yang masih dikuasai
sisa tentara Jepang. (2) Upaya memenangkan pengakuan dunia internasional yang perlu
diperjuangkan dalam bentuk perundingan dan perjanjian.
Lagi-lagi, terdapat perselisihan cara pandang antar para Bapak Bangsa kita. Bagi Tan
Malaka dan Sudirman yang berjuang di garis depan, kita tidak perlu lagi berunding dengan pihak
luar untuk mencapai kemerdekaan yang utuh. Sementara bagi Hatta dan (terutama) Sjahrir,
kemerdekaan yang realistis sesungguhnya hanya bisa dicapai secara bertahap, rapi, dan elegan,
bukan frontal dengan angkat senjata. Setelah berbagai macam drama perselisihan antar 2 kubu
Bapak Bangsa kita. Pada akhirnya, Jendral Sudirman & Tan Malaka banyak berperan pada PR
pertama untuk meredam agresi militer. Sementara Sjahrir dan Bung Hatta fokus pada misi kedua,
mendapatkan pengakuan dunia internasional.
Dalam upaya menuntaskan misi kedua ini, ada 2 prestasi Sjahrir yang bikin dia dikenang sebagai
diplomat ulung yang sangat cerdik membaca situasi dunia internasional. Pertama adalah
keputusan cerdiknya untuk memberikan bantuan pada India yang saat itu sedang krisis pangan,
dengan mengirim 500,000 ton beras pada 20 Agustus 1946 ! India yang saat itu masih berada
dalam koloni Inggris menyambut baik bantuan itu. Inggris yang memiliki kekuatan politik yang
besar di Eropa, mulai menaruh simpatik pada Negara baru "kemarin sore" bernama Indonesia.
Dengan sambutan baik Inggris, pada Indonesia. Belanda jadi makin keki.
http://www.sejarawan.com/274-diplomasi-beras-ala-sutan-sjahrir-atomic-bomb-asia.htmlhttps://en.wikipedia.org/wiki/Sudirmanhttps://www.zenius.net/blog/7968/biografi-tan-malaka
-
8/18/2019 Biografi Sutan Sjahrir
14/17
Sjahrir
bersama Nehru (PM India)
Jeniusnya lagi, kemungkinan Sjahrir sudah meramalkan India akan segera merdeka dari kolonisasi
Inggris dan memiliki kekuatan politik yang cukup kuat. Bener aja, India merdeka dari kolonisasi
Inggris 15 Agustus 1947 . Jawaharlal Nehru , Bapak Bangsa India sekaligus Perdana Menteri
pertama masih ingat bantuan dari Sjahrir, akhirnya mengundang Indonesia berpartisipasi di
Konferensi Hubungan Negara-negara Asia di New Delhi . Di acara ini, jaringan internasional Sjahrir
makin berkembang dan akhirnya dia diundang ke berbagai negara untuk memperkenalkan
Indonesia. Inilah kenapa strategi diplomasi Sjahrir seringkali disebut "diplomasi kancil", sekali
tepuk 2 lalat coy! Setelah dari India, Sjahrir melanjutkan diplomasinya ke Kairo, Mesir, Suriah, Iran,
Burma, dan Singapura untuk membangun hubungan baik dan minta dukungan pengakuan duniakepada Indonesia. Makin keki banget deh Belanda!
http://trove.nla.gov.au/newspaper/article/56892037https://en.wikipedia.org/wiki/Jawaharlal_Nehruhttps://en.wikipedia.org/wiki/Indian_Independence_Act_1947
-
8/18/2019 Biografi Sutan Sjahrir
15/17
Prestasi kedua Sjahrir adalah trik jitu Sjahrir mensiasati hasil Perundingan Linggarjati.
Pada November 1946, delegasi Belanda siap berunding dengan delegasi Republik buat nyelesein
sengketa wilayah Indonesia. Dengan segala cara Sjahrir mengupayakan agar Belanda mau
berunding, termasuk dengan cara ngelobby temen-temen dia pas kuliah dulu yang sekarang udah
pada jadi pejabat di Belanda. Gayung bersambut, Sjahrir akhirnya berhasil ngadain Perundingan
Linggarjati . Walaupun hasil perjanjian Linggarjati dinilai merugikan wilayah Indonesia, tapi dengan
cerdiknya Sjahrir mengusulkan tambahan satu pasal, yaitu pasal perundingan tingkat PBB kalo-
kalo aja nanti ada perselisihan di kemudian hari. Tanpa pikir panjang, Belanda setuju-setuju aja
karena hasil perjanjiannya nguntungin Belanda banget.
Ujung-ujungnya, pasal tambahan usulan Sjahrir itulah yang nyelametin Indonesia ketika Belanda
ngelancarin Agresi Militer I tahun 1947 . Berkat adanya pasal ini, Belanda terbukti melanggar
perjanjian dan harus menuntaskan persengketaan wilayah ini pada sidang Internasional.
Momentum inilah yang membuat seluruh dunia melek bahwa Republik Indonesia sedang ditindas
oleh mantan penguasa koloninya. Dunia semakin berpihak pada NKRI. Belanda tersandung
keserakahannya sendiri.
Ibarat pemain catur, Sjahrir awalnya memberikan umpan yang kemudian berbalik menjadi
serangan balasan yang merontokan pertahanan politik Belanda. Namun pada akhirnya, giliran
Bung Hatta yang menjebol pertahanan terakhir Belanda dengan pukulan telak di Konferensi Meja
Bundar (23 Agustus – 2 November 1949). Skakmat! Bung Hatta pulang ke tanah air dengan
kemenangan penuh, karena telah berhasil mendapatkan pengakuan kedaulatan resmi dari
Belanda dan juga dunia internasional. Di sini kita bisa lihat, kalau bukan karena Bung Sjahrir,
Indonesia mungkin gak pernah kepikiran untuk maju lewan jalan diplomasi dan perundingan. Kalo
bukan karena kecerdikan Sjahrir juga, dukungan dunia internasional tidak akan sederas itu untuk
membela Indonesia di KMB.
Perlahan Turun dari Panggung Politik (1950-1966)
Karir diplomasi manis Sjahrir sebagai PM ternyata tidak seharum itu di mata orang-orang di
kelompok pejuang, seperti Tan Malaka, Sudirman, dkk. Begitu pula Bung Karno dan Amir
Sjarifuddin belakangan banyak berselisih pendapat dengan Sjahrir. Puncaknya ketika Sjahrir dan
Bung Karno sering cekcok beradul mulut ketika keduanya disembunyikan ke Brastagi dalam
kemelut agresi militer Belanda II. Maka dari itu, setelah era Demokrasi Liberal dimulai (1950),
Sjahrir konsentrasi untuk membangun Partai Sosialis Indonesia (PSI) untuk menghadapi pemilihanumum pertama tahun 1955 .
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_legislatif_Indonesia_1955https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Sosialis_Indonesiahttps://history1978.wordpress.com/2013/03/26/indonesia-masa-demokrasi-liberal-1950-1959/https://en.wikipedia.org/wiki/Amir_Sjarifuddinhttps://en.wikipedia.org/wiki/Dutch%E2%80%93Indonesian_Round_Table_Conferencehttps://www.zenius.net/blog/8595/biografi-mohammad-hattahttps://id.wikipedia.org/wiki/Agresi_Militer_Belanda_Ihttps://id.wikipedia.org/wiki/Perundingan_Linggarjati
-
8/18/2019 Biografi Sutan Sjahrir
16/17
Di partai ini ide-ide sosialisme demokrat Sjahrir makin diusung kepada para simpatisannya. Kalo lo
mau tau ide-ide sosialis Sjahrir yang dia tawarkan dalam PSI ini, lo tinggal lihat aja sistem
pemerintahan di Jerman, Perancis, Swedia, Belanda sekarang ini seperti apa. Pada intinya,
gagasan pemerintahan Sjahrir 66 tahun yang lalu adalah konsep yang dilakukan Eropa modern
sekarang ini.
Pemilu 1955 pun berjalan. Ide Sjahrir ini kurang dapet banyak tanggapan dari rakyat waktu itu.
Sejak saat itu, karir politik Sjahrir terus merosot dan betul-betul menghilang. Pada 7 Januari 1962,
terjadi percobaan pembunuhan terhadap Presiden Sukarno saat melewati jalan Cendrawasih
(Makassar), seseorang melemparkan granat. Granat itu meleset, Presiden Sukarno selamat.
Dalam peristiwa itu, Sjahrir dituduh mendalangi percobaan pembunuhan itu. Presiden Sukarno
yang saat itu lagi pusing banget menghadapi banyak pemberontakan dalam negeri, agak gelap
mata. Sukarno langsung menjadikan Sjahrir sebagai tersangka tanpa proses pengadilan, dan
menempatkan Sjahrir sebagai tahanan di Madiun, lalu di Kebayoran baru-Jakarta.
Walaupun selama di tahanan Sjahrir diperlakukan cukup baik, tapi keadaan fisiknya terus
menurun. Sampai akhirnya, Sutan Sjahrir terkena serangan 2x stroke hingga membuat Sjahrir
tidak mampu berbicara dan agak lumpuh tangan kanannya. Akhirnya, Sukarno memperbolehkan
Sjahrir mendapatkan perawatan di luar negeri, asalkan bukan di Belanda. Keluarga Sjahrir memilih
Zurich-Swiss, sebagai tempat pengobatannya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Upaya_pembunuhan_terhadap_Soekarno
-
8/18/2019 Biografi Sutan Sjahrir
17/17
dokumentasi foto iring-iringan pengantar jenazah Sutan Sjahrir
Bulan Juli 1965, Sjahrir beserta keluarganya terbang ke Zurich. Momen itu pula lah yang menjadi
momen terakhir Sjahrir melihat tanah air yang ia perjuangkan sepenuh jiwa-raga. Di momen ini,
kaki Sjahrir terangkat terakhir kali untuk selamanya dari Indonesia. Tidak lama setelah peristiwa
Supersemar , tepatnya 9 April 1966, Sutan Sjahrir meninggal dunia pada umur 57 tahun di Swiss.
Hatta terlihat sangat depresi karena ditinggal sahabatnya tersebut. Sampai hari pemakaman, Hatta
masih sangat kecewa dengan keputusan Sukarno yang memenjarakan Sjahrir tanpa proses
peradilan. Triumvirat Kemerdekaan Indonesia akhirnya resmi bubar.
Selama 5 hari setelah Sjahrir meninggal, Indonesia berkabung total. Beberapa bulan sebelumnya,
ternyata Presiden Sukarno telah mempersiapkan Keppres nomor 76 tahun 1966 untuk menjadikan
Sjahrir sebagai Pahlawan Nasional sekaligus permintaan agar Sjahrir dimakamkan di Taman
Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Setelah tiba di Jakarta, jenazah Sjahrir diantar oleh ratusan
ribu orang ke pemakamannya. Bayangin, rombongan paling depan udah nyampe Kalibata,
rombongan paling belakang baru sampe Bundaran Hotel Indonesia.
http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=Pahlawan&opsi=mulai-1https://en.wikipedia.org/wiki/Supersemar
top related