bab4444 hakikat dan kedudukan perkawinan · pdf filebab4444 hakikat dan kedudukan perkawinan...
Post on 01-Feb-2018
245 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BABBABBABBAB4444 Hakikat dan Kedudukan Hakikat dan Kedudukan Hakikat dan Kedudukan Hakikat dan Kedudukan
PerkawinanPerkawinanPerkawinanPerkawinan _____________________________________________________________
A. Anjuran Perkawinan
Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna
biladibandingkan dengan mahluk yang lainnya. kesempurnaan tersebut
dapat dilihat dar predikat manusia sebagai mahluk multi dimensional
atau mono pluralis artinya dalam diri manusia unsur jasmanidan rohani
yang saling berkaitan satu sama lain (Faqih: 2000: 7). Implikasi dari ini
adalah manusia mempunyai berbagai dimensi kehidupan yaitu bio-
psiko-sosio-religius. Berbagi dimensi ini menunutut pemenuhan
kebutuhan secara tepat agar manusia tumbuh menjadi manusia yang
sepempurna baik secara individu, sosial, terlebih lagi sebagai mahluk
Ciptaan Tuhan.
Menurtu gerungan (1966) dalam diri manusia terhadapa tiga
kebutuhan yang saling berhubungan yaitu biologis, sosiologis dan
teologis. Di mana hal ini didasarkan pada mahluk biologis, sosial damn
religi.
Sedangkan Moslow (1970), hieraraki kebutuhan manusia sebagai
berkut :
Konseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling Perkawinan
90
a. The physiological needs, yaitu kebutuhan-kebutuhan yang bersifat
fisologis, dan kebutuhan-kebutuhan ini merupakan kebutuhann
paling kuat, seperti makan minim dan kebutuhan seksual.
b. The safety needs, kebutuhan yang berkaitan dengan rasa aman.
c. The belonging and love needs, merupakan kebutuhan yang
berkaitan dengan kebutuhan orang lain (sosial).
d. The esteem needs, kebutuhan yang berkaitan denagn harga diri,
dan rasa dihargai.
e. The needs for self actulization, yaitu kebutuhna untuk
mengaktulisasikan diri.
Dengan demikian kebutuhan manusi apaling tidak dapat dikleompok
secara garis besar sebagai beikut ;
a. Kebutuhan fisologis yaitu kebutuhan yang berkaitan denagn
kejasmanian, seperti makan dan minum, seksual, dan udara segar.
b. Kebutahn psikologis yaitu kebutuhan berkaitan denagn psikis
amnusia, seperti rasa aman, kasih sayang, cinta, harga diri dan
aktualisasi diri.
c. Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan yang brkaitan eksistensi
amnusia sebagai mahluk soial seperti kebutuhan untuk berteman,
berorganisasi melakuakn persaingan dengan yang lain.
d. Kebutuhan religi yaitu kebutuhan yang berhubunagn diri manusia
Sebagai Mahluk ciptaan Tuhan yang mempunyai tugas
menghamba dan beribadah (Walgito, 2004 : 17).
Berdasrakan kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki manusia
tersebut, perkawinan sebagaimana yang telah diatur dalam hukum
agama maupun negara pada dasarnya merupakn satu proses kehidupan
yang pening artinya bagi eksistensi manusia itu sendiri.
Konseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling Perkawinan
91
Perkawinan pada dasarnya merupakan aktivitas hidup yang ditempuh
untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia baik secara fisiologis,
psikologis, sosial, dan religi.
Dipandang dari pemenuhuhan kebutuhan fisiologis manusia
merupakn mahluk yang memiliki naluri dan dorongna seksual yang
perlu dipenuhi. Rasa cinta dan sayang yang tumbuh pada mahluk lawan
jenis merupakan suatu fitrah kemanusian sekaligus ekspresi adanya
naluri sek tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut tentunya harus
dilakukan sesuia dengan aturan dan adab, karenanya perkawinan
menjadi kebutuhan terbaik bagi manusia untuk memenuhi hal ini
(Takariawan, 2006 : 6).
Secara Psikologis, perkawinan merupakan sarana yang dapat
memenuhi kebutuhan manusia baik terhadap ingin dilindungi, rasa
aman, cinta dan kasih sayang. Perkawinan merupakan ikatan antara
suami atau isteri yang didasari rasa sayang, cinta dan saling pengertian.
Pasangan hidup juga meerupakan tempat cuharahan hidup yang secara
otomatis mememenuhi kebutuhan manusia secara psikis.
Perkawinan juga merupakan pemenuhan kebutuhan manusia
secara sosial. Manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang
lain dalam hidupnya, ikatan pernikahan membuat antara suami dan
isteri membangun relasi yang baik dan saling melengkapi untuk
memenuhi diri sebagai mahluk sosial. Secara berbeda perkawinan
merupakan sebuah tuntutan dari masyarakat tertentu, sehingga mereka
yang sudah layak umur harus menikah dan membangun rumah tangga.
Orang-orang semacam ini akan dinilai lebih baik dari pada mereka yang
memutuskan diri melajang sampai tua ataupun adanya padangan negatif
terhadap orang yang suka kawin cerai. Jelaslah bahwa perkawinan
Konseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling Perkawinan
92
memberikan pemenuhan kebutuhan sosial yang besar artinya bagi
keberlangsunagn hidup manusia.
Perkawinan dan kebutuhan religi merupakn seuatu yang tidak
bisa dipisahkan. Secara umum semua agama membolehkan pengikunya
untuk menikah, dan semua agama mempunayi aturan dan tuntunan
hidup berumah tangga yang baik. Islam sendiri, mengajarkan dan
mesyariatkan pernikahan sebagai sesuatu yang sangat penting untuk
dilakukan sebagai seorang muslim. Selain memang membawa banyak
manfaat baginya, secara fitrah manusia memang telah memiliki jodoh
sendiri-sendiri sebagaimana yang telah ditetapkan pada awal
penciptaannya.
Anjuran untuk menikah diprioritaskan bagi mereka yang telah
cukup usia dan matang secara psikologis. Menikah juga menjadi wajib
bagi mereka yang sudah tidak mampu menahan hasrat sek sehingga
harus disalurkan dengan cara yang santun dan beradab sesuai tuntutan
agama dan mengikuti hukum negara tentunya.
Hadist riwayat Bukhori Muslim menyatakan “ wahai para
pemuda, barang siapa telah mampu di antara kalian hendaklah
melaksanakn ppenikahan, karena ia dapat menunudukkan kamu dari
pandangan dan menjaga kemaluan. Barang siapa yang tidak mampu
hendaklah ia berpuasa, ia ia menjadi benteng perlindungan”.
Menikah merupkan saran apenyaluran kebutuhan bilogis yang
dihalalkan dan menjadi penutup untuk melakukan zina dan free sex
sebagaimana banyak terjadi sekarang. Menikah juga meberikan rasa
aman, bahagia, dan ketenangan dari pada memilih hidup tanpa
menikah. Hawari (2006: 15) menyebutkan seseorang yang memilih
hidup bersama tanpa menikah sebenarnya tidak menjalankan pola hidup
Konseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling Perkawinan
93
yang selaras dengan kesehatan jiwa, palagi agama dan moral. Mereka
menganggap tidak penting lagi ikatan perkawinan yang membawa
nama agam dan konsekuensi-konsekuensi yang harus dijalani. Sehingga
mereka yang memilih hidup bersama tanpa menikah merupakan
kategori orang yang menganut paham : memntingkan diri sendiri dari
pada kebersamaan, mereka tidak menganggap perkawinan sebagai
sesautu yang suci, mereka lebih mengutamakan faktor seksual dan
percintaan dibanding rasa aman, kasoih sayang dan cinta, tidak
mempunayi rasa tanggung jawab sosial, lebih mengedepankan hak
individu atas nama HAM pola hidup yang mengutamakan rasionalisasi,
Dengan demikian benar dan patut kiranya para orang tua sellau
menganjurkan nak-anak mereka yang telah cukup dan matang untuk
melakuakn perkawinan karena memberikan banyak hikmad dan
sekaligus bagian dari melaksanakan perintah Tuhan yang berarti ibadah.
B. Hak dan Kewajiban Suami Istri
Dalam tuntutan agama Islam ada 12 butir kewajiban suami terhadap
isteri sebagaimana tercantum pada buku nikah. Ke-12 kewajiban suami
tersebut adalah :
1. Berlaku santun
2. Memberi perhatian
3. Berlaku adil
4. Berusaha meningkatkan ppengetahuan
5. Memelihara kewibawaan
6. Memberi kebebasan
7. Melarang isteri
8. Tidak memberi perintah
9. Memberi nafkah
Konseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling Perkawinan
94
10. Memenuhi kebutuhan
11. Menghormati keluarga
12. Memberi bimbingan
Kewajiban Isteri terhadap sebagaimana tercantum dalam buku nikah
adalah ;
1. Taat dan patuh
2. Berlaku sopan
3. Tidak menyiksa
4. Tidak cemburu
5. Berlaku adil
6. Berhias dan bersolek
7. Berlaku hemat
8. Berlaku sebagai ibu
9. Minta izin
10. Mengatur rumah tangga
11. Bersikap ridho
12. Membantu suami
Syafruddin (2006: 160-163), secara jelas menguraikan hak dan
kewajiban isteri dan suami maupun hak bersaam yang perludilakukan
oleh isteri dan suami dalam kehidupan rumah tangga. Secaar detail
sebaagimana berikut ;
Hak suami merupakan kewajiban bagi Istri, sebaliknya
kewajiban suami merupakan hak bagi Istri. Dalam kaitan ini ada tiga
hal:
a. Kewajiban suami terhadap istrinya, yang merupakan hak istri
dari suaminya.
Konseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling Perkawinan
95
b. Kewajiban istri terhadap suaminya, yang merupakan hak suami
dari istrinya.
c. Hak bersama suami istri.
d. Kewajiban bersama suami istri.
Adapun kewajiban suami terhadap istrinya dapat dibagi kepada
dua bagian:
1) Kewajiban yang bersifat materi yang disebut nafaqah
2) Kewajiban yang tidak bersifat materi.
Kewajiban suami yang merupakan hak bagi istrinya yang tidak
bersifat materi adalah sebagai berikut:
a) Menggauli Istrinya secara baik dan patut.
b) Menjaganya dari segala sesuatu yang mungkin melibatkannya
pada suatu perbuatan dosa dan maksiat atau ditimpa oleh sesuatu
kesulitan dan mara bahaya.
c) Suami wajib mengujudkan kehidupan perkawinan yang
diharapkan allah untuk terwujud, yaitu mawaddah, rahmah, dan
sakinah. Untuk maksud itu suami wajib memberikan rasa tenang
bagi istrinya, memberikan cinta dan kasih sayang kepada istrinya.
Kewajiban istri terhadap suaminya yang merupakan hak suami
dari istrinya tidak ada yang berbentuk materi secara langsung.yang
ada adalah kewajiban dalam bentuk nonmateri. Kewajiban yang
bersifat non materi itu adalah:
1) Menggauli suaminya secara layak sesuai dengan kodratnya. Hal
ini dapat dipahami dari ayat yang menuntut suami menggauli
istrinya dengan baik yang dikutip diatas, karena perintah untuk
menggauli itu berlaku untuk timbal balik.
Konseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling Perkawinan
96
2) Memberikan rasa tenang dalam rumah tangga untuk suaminya;
dan memberikan rasa cinta dan kasih sayang kepada suaminya
dalam batas-batas yang berada dalam kemampuannya. Hal ini
sejalan dengan bunyi surat Rum ayat 21 diatas, karena ayat itu
ditunjukkan kepada masing-masing suami istri.
3) Taat dan patun kepada suaminya selama suamiya tidak
menyuruhnya untuk melakukan perbuatan maksiat.
4) Menjaga dirinya dan menjaga harta suaminya bila suaminya
sedang tidak berada dirumah. Hal ini dapat dipahami dari firman
Allah tersebut diatas.
5) Menjauhkan dirinya dari segala sesuatu perbuatan yang tidak
disenangi suaminya.
6) Menjauhkan dirinya dari memperlihatkan kelakuan yang tidak
enak dipandang dan suara yang tidak enak didengar.
Hak bersama suami istri yang dimaksud dengan hak bersama
suami istri ini adalah hak bersama secara timbal balik dari pasangan
suami istri terhadap yang lain. Adapun hak bersama itu adalah sebagai
berikut:
1) Bolehnya bergaul dan bersenang-senag di antara keduanya. Inilah
hakikat sebenarnya dari perkawinan itu.
2) Timbulnya hubungan suami dengan keluarga istrinya dan
sebaliknya hubungan istri dengan keluarga suaminya, yang disebut
hubungan mushaharah.
3) Hubungan saling mewarisi diantara suami istri. Setiap pihak
berhak mewarisi pihak lain bila terjadi kematian.
Sedangkan kewajiban keduanya secara bersama dengan telah
terjadinya perkawinan itu adalah:
Konseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling Perkawinan
97
1) Memelihara dan mendidikan anak keturunan yang lahir dari
perkawinan tersebut.
2) Memelihara kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah,
dan warahmah
Sedangkan dalam Undang-undang Perkawinan No 1 Tahun 1074 hak
dan kewajiban suami isteri diatur dalam pasal-pasal berikut :.
Pasal 30 Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat.
Pasal 31 1. Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan
kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.
2. Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum. 3. Suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga.
Pasal 32 1. Suami istri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap. 2. Rumah tempat kediaman yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini
ditentukan oleh suami istri bersama. Pasal 33
Suami istri wajib saling cinta mencintai , hormat menghormati, setia dan memberi bantuan lahir yang satu kepada yang lain.
Pasal 34 1. Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu
keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuanya. 2. Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya. 3. Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing
dapat mengajukan gugatan kepada pengadilan.
C. Upaya Membentuk Keluarga Bahagia
Keluarga bahagia merupakan dambaan setiap pasangan suami isteri.
Keluarga bahagia atau keluarga harmonis atau dalam Islam dikenal
dengan keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah tidak dapat
terwujud begitu saja tanpa adanya komitmen dari suami isteri untuk
Konseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling Perkawinan
98
menjalankan tugas dan kewajibannya sehingga keduanya benar-benar
merasa damai dan bahagia atas pernikahan yang dijalani.
Menurut Poerwadarminta (1984: 433) keharmonisan berasal dari
“harmonis” yang artinya salaras, serasi. Kemudian kata harmonis tersebut
mendapatkan awalan “ke” dan akiran “an“ menjadi “keharmonisan” yang
artinya “Hal (keadaan)” sehingga menjadi keselarasan dan keserasian.
Sedangkan menurut Martin (1976: 191) Keharmonisan adalah
persetujuan atau kerjasama. Jadi keharmonisan ialah yang ditandai
dengan adanya persetujuan dan kerjasama yang baik. Saling menerima
antara satu sama lain, sebagai pasangan dengan komitmen untuk hidup
bersama.
Menurut Azis (1990: 13) keluarga adalah orang seisi rumah
(masyarakat terkecil) terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga dibangun
melalui perkawinan yaitu suatu ikatan kehidupan bersama antara laki-laki
dan perempuan yang dihalalkan Allah SWT untuk mendapatkan
kebahagian dan kesejahteraan serta anak keturunan yang shaleh dan
shalehah (Basri, 1999: 130).
Sebuah keluarga disebut harmonis apabila antara suami istri hidup
bahagia dengan ikatan yang didasari kerelaan dan keselarasan hidup
bersama. Dalam arti suami istri itu hidup di dalam ketenangan lahir batin
karena merasa cukup dan puas atas segala sesuatu yang ada yang telah
dicapai dalam melaksanakan tugas kerumahtanggaan, baik tugas ke
dalam maupun tugas ke luar dan pergaulan dengan masyarakat (Sahli,
1994: 148).
1. Aspek-aspek keharmonisan keluarga
Seyal ( 2007: 41) menyatakan bahwa keharmonisan keluarga itu
bisa terwujud apabila memperhatikan beberapa aspek yaitu:
Konseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling Perkawinan
99
1) Hubungan suami dan istri (kasih sayang, tanggung jawab atas
kewajiban, suka memaafkan).
2) Hubungan antara orang tua dengan anak (kasih sayang, perhatian,
pendidikan, kepatuhan).
Hubungan suami istri maupun anak menjadi baik apabila
diantara ketiganya memiliki rasa kasih sayang, yang salah satunya
bisa dibuktikan dengan memberikan perhatian. Hal ini dapat
dilakukan dengan adanya tanggng jawab atas kewajiban sebagaiman
suami menjadi pemimpin di dalam keluarga, memberikan nafkah lahir
dan batin kepada istri. Seorang istri bisa menjadi guru yang baik
untuk anak-anaknya. Sebaliknya seorang anak harus patuh kepada
orang tuanya, itu semua karena adanya timbal balik yang ada didalam
suatu keluarga (Mazhahir, 2001: 57-63).
Menurut Ramat (1994: 75) dalam menjalankan kehidupan
keluarga yang diawali oleh kegiatan perkawianan adalah wajar kalau
orang dalam berkeluarga selalu berupaya membuat perkawianan itu
menjadi berhasil atau menjadi keluarga yang harmonis. Ada sembilan
kriteria keluarga yang harmonis diantaranya:
1) Parmentasi,
Prementasi yang dimaksud disini adalah, lamanya perkawinan
yang berada dalam suasana bahagia dan sejahtera bagi suami dan
istri. Pengertian lamanya perkawinan di sini bukan dalam awet
rajet.
2) Penyesuaian dalam kehidupan seksual,
Penyesuaian dalam kehidupan seksual Kebutuhan seksual dalam
suatu perkawinan adalah penting. Jadi masalah kehidupan
Konseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling Perkawinan
100
seksual perlu mendapatkan perhatian yang wajar. Kehidupan ini
perlu dibina dengan sungguh- sungguh dan terhormat dalam nilai
manusia yang martabat sebagai manusia yang berbudi luhur
3) Penyesuaian terhadap sikap kepribadian masing-masing,
Penyesuaian terhadap kepribadian masing-masing, Kriteria ini
menyadari pada suami istri bahwa tidak ada dua manusia yang
sama dan sebangun karena setiap orang mempunyai sifat
kepribadian masing-masing. Jadi usaha mempelajari dan
menyesuaikan diri dalam lingkup adanya perbedaan merupakan
salah satu usaha untuk memahami demi mencapai suatu keluarga
yang selaras dan serasi.
4) Kepuasan hidup,
Kepuasan hidup pada setiap keluarga mempunyai ukuran yang
relatif dalam wadah perpaduan kebutuhan dan harapan diri
keluarga itu sendiri. Hal ini dapat diartikan sebagai adanya rasa
syukur akan nikmat hidup. Namun, tidaklah dapat disangkal
dalam kehidupan keluarga kepuasan biologis material turut
menentukan berhasilnya atau harmonisnya suatu keluarga,
disamping adanya kepuasaan psikologis.
5) Integrasi dan menyelesaian masalah kehidupan dan dalam
mencapai tujuan kehidupan keluarga,
Integrasi dalam menyelesaikan masalah kehidupan dan dalam
mencapai tujuan. Kehidupan keluarga maksud istilah diatas yaitu
adanya keselarasan dan perpaduan antara suami istri tentang
kehiupan emosional, keselarasan dan perpaduan hendaknya
Konseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling Perkawinan
101
tercermin dalam usaha merencanakan pendidikan anak,
kesenangan, minat tujuan hidup dan sebagainya.
6) Memenuhi harapan-harapan mayarakat dan agama,
Suatu keluarga dapat dipandang harmonis dari sudut
kepentingan masyarakat apabila keluarga itu dapat mencapai dan
dapat melaksanakan harapan dan cita-cita masyarakat serta
keluarga kebudayaan di mana keluarga itu hidup. Dan dari sudut
agama berarti keluarga didapat memberi kesempatan seluruh
anggota keluarga yang dilahirkannya untuk beriman dan takwa
sesuai dengan akidah agama yang dianut.
7) Adanya keakraban diantara anggota keluarga,
Keakraban merupakan sesuatu yang selalu didambakan oleh
setiap anggota keluarga. Betapa indahnya kalau keakraban ini
datang sebagai suatu resultan dari usaha-usaha penyelesaian
masalah kehidupan dan sebagai uasaha memahami makna
kehidupan manusia umumnya dan kehidupan keluarga
khususnya. Keharmonisan dalam keluarga akan melahirkan
keakraban yang megikat dalam suatu
8) Adanya kesempatan untuk “perkembangan kepribadian” bagi
anggota keluarga melanjutkan
Suatu keluarga yang selaras dan serasi ialah keluarga yang dapat
memberi kesempatan pada seluruh anggota keluarga untuk
melanjutkan perkembangan kepribadiannya. Ciri adannya
keberhasilan dan pekerjaanan keberhasilan dalam menjalani
kehidupan berkeluarga, mempunyai pergaulan yang luas,
Konseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling Perkawinan
102
menambah pengetahuan, bersikap positif terhadap hidup dan
lain-lain.
9) Kebahagiaan.
perasaan bahagia dalam suatu keluarga harus dapat dirasakan
oleh mereka yang sedang menjalankan kehidupan berumah
tangga. Kebahagiaan merupakan reaksi subyektif. Jadi
kebahagian dalam perkawianan itu hanya dapat dirasakan oleh
masing-masing anggota keluarga kebahagian yang dapat
dirasakan dan dihayati merupakan kriteria untuk menilai suatu
keharmonisan keluarga.
Menurut Hawari (1997: 283-286) mengemukan ada enam hal
sebagai pegangan atau ciri-ciri untuk menciptakan keluarga yang sakinah
sebagai berikut:
1) Ciptanya kehidupan beragama dalam agama.
2) Waktu untuk bersama keluarga itu tetap ada.
3) Dalam interaksi segitiga itu, keluarga harus menciptakan hubungan
yang baik antara anggota kelurga, harus ada komunikasi yang baik,
demokratis, tombal balik.
4) Harus ada saling harga-menghargai alam interksi ayah, ibu an anak.
5) Keluarga sebagai unit terkecil terdiri dari ayah, ibu, dan anak harus
erat dan kuat, jangan rapuh.
6) Menjaga keutuhan rumah tangga
2. Faktor-faktor dari keharmonisan keluarga
Sesungguhnya dalam menciptakan keluarga harmonis tidak
hanya terpenuhnya kebutuhan primer maupun sekunder saja. Tetapi
Konseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling Perkawinan
103
terletak pada erat tidaknya silaturahmi antara anggota keluarga. Akan
tetapi pada hakikatnya suatu keluarga terletak pada sampai berapa
jauhya kemampuan masing-masing pasangan untuk saling berintegrasi
dari dua kepribadian yang berbeda.
Adanya Komunikasi masing-masing pasangan dapat
berintegrasi dengan baik. Karena komunikasi mempunyai peranan
yang sangat penting dalam terciptanya keluarga yang harmonis.
Pertama, sarana untuk mengungkapkan perasaan kasih sayang.
Kedua. Sebagai media untuk menyatakan penerimaan atau penolakan
atas pendapat yang disampaikan. Ketiga, sarana untuk menambah
keakraban hubungan sesama warga dalam keluarga. Keempat menjadi
barometer bagi baik-buruknya kegiatan komunikasi dalam sebuah
keluarga.
Namun suatu keluarga ada beberapa yang dibutuhkan demi
keharmonisan dan keutuhan keluarga, kebutuhan-kebutuhan tersebut
adalah:
1) Kebutuhan vital, berupa makanan, pakaian dan tempat tinggal.
2) Kebutuhan biologis, ialah kebutuhan-kebutuhan yang menyangkut
atas terbentuknya generai-generasi yang mendatang, keturunan-
keturunannya.
3) Kebutuhan psikologis, kebutuhan ini banyak menyangkut soal-soal
emosi. Diantaranya adalah kebutuhan perlindungan, kebutuhan
hiburan, kebutuhan pendidikan, kebutuhan pribadi dan sebagainya.
Jadi pemenuhan kebutuhan tersebut besar artinya dalam mewujudkan
keluarga yang bahagia dan harmonis.
Konseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling Perkawinan
104
Nick Stinnet dan John DeFrain (1987) dalam Hawari (2006: 17-
18),dalam Studinya yang berjudul “tHe Nation Study on Family
Strenght”, mengemukakan enam hal yang menjadi pegangan atau
kreteria keluarga sehat, bahagia dan harmonis, sebagai berikut :
1) Kehidupan beragama dalam keluarga.
Ciptakan kehidupan beragama dalam keluarga, sebab dalam agama
terdapat nilai-nilai moral dan etika kehidupan. Agma merupakan
landasan yang penting dalam menjalin hubungan yang baik antar
anggota keluarga, sehingga berbagai hal negatif dapat dihindari.
2) Waktu bersama keluarga
Kebersamaan itu penting untuk semakin mempererat hubungan
antar anggota keluarga. Waktu bersama keluarga menjadi hal yang
pokok untuk diperhatikan apalagi seringkali orang tua mempunyai
kesibukan berlebihan sehingga perhatian terhadap anak minim.
3) Hubungan yang baik antar anggota keluarga
Interaksi yang baik antar anggota keluarga harus dapat tercipta.
Komunikasi yang baik, demokratis, dan hindari pemaksaan akan
membuat kesenjangan tidak tercipta namun justru perasaan saling
menghormati antar anak dan orang tua.
4) Saling menghargai antar anggota keluarga
Antar anggota keluarga harus dapt memiliki sikap menghargai
dalam hal apapun. Terlebih lagi orang tua, harus dapat belajar
menghargai anak-anak mereka, karena biasanya mereka menuntut
anak untuk bersikap begitu,namun sebaliknya tidak memberika hak
yang sama kepada anak-anak mereka.
Konseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling PerkawinanKonseling Perkawinan
105
5) Hubungan yang erat antar anggota keluarga
Keluarga merupakan satu kesatuan yang erat. Kebahagian satu
anggota keluarga merupakan kebahagian bagi yang lain. demikian
pula dengann kesedihan yang terjadi juga merupakan masalah bagi
yang lain. hal demikian akan membuat ikatan kelaurag terasa lebih
erat dan dekat satu sama lain.
6) Keutuhan keluarga.
Dalam keluarga sering terjadi berbagi masalah baik dari suami,
isteri amupun anak. Hal demiian adalah wajar dan harus
diselesaikan dengan bijaksana. Bila perlu melibatkan konsultan
profesional sehingga keutuhan tetap terjaga.
Dengan demikian utuk dapat menwujudkan keluarga yag bahagia dan
harmonis, perlu ditanamkan pada diri setiap anggota keluarga tanggung
jawab untuk melaksanakan tugas dan peran masing-masing serta tetap
perpegang teguh pada ajaran agama sebagai pedoman menjalani
kehidupan berkeluarga.
top related