asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara

Post on 08-Jan-2017

159 Views

Category:

Health & Medicine

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATANPADA GANGGUAN SISTEM

PENDENGARAN DAN BICARA

STIKep PPNI JAWA BARAT2012

ANATOMI SISTEM PENDENGARAN

KLASIFIKASI HILANG PENDENGARAN

1. Kehilangan Pendengaran KonduktifGangguan pada telinga bagian luar atau tengah

KARAKTERISTIK : Bicaranya pelan Tidak bisa mendengar suara yang rendah. Pendengaran baik pada lingkungan bising Perforasi membran timpani Tes Rinne : hantaran tulang lebih baik daripada

hantaran suara Tes Weber : lateralisasi pada telinga yang sakit Tes Swabach : hantaran tulang klien lebih lama

dibanding pemeriksa

Bisa dihilangkan dengan obat atau tindakan pembedahan

PENYEBAB KEHILANGAN PENDENGARAN KONDUKTIF DI : TELINGA LUAR Telinga luar:

Infeksi serumenBenda asingMalformasi kongenitalOtitis eksterna

PENYEBAB KEHILANGAN PENDENGARAN KONDUKTIF DI : TELINGA TENGAH

Otitis Media TM Perforation Ossicular fixation

: Otosklerosis Blocked

Eustachian Tube Reduced middle

ear pressure TM retraction Ossicular

Disarticulation Cholesteatoma

2. KEHILANGAN PENDENGARAN SENSORINEURAL Kerusakan pada struktur telinga dalam atau saraf

auditorius, bersifat permanen dan untreatable Terjadi penyimpangan pendengaran. Saraf yang berakhir di koklea rusak. Pesan tidak sampai ke otak.

KARAKTERISTIK Tinitus Pendengaran jelek pada lingkungan yang bising Membran timpani normal Tes Rinne : konduksi udara lebih baik dari konduksi

tulang Tes Weber : lateralisasi pada telinga yang tidak sakit Tes Schwabach : hantaran tulang klien lebih pendek

dari pemeriksa

PENYEBAB KEHILANGAN PENDENGARAN SENSORINEURAL Genetik/Kongenital Penyakit :

Demam, campak Meningitis

Obat ototoksik Trauma kepala Neuroma akustikus Noise Exposure:

Terpapar suara keras/bising dalam waktu yang cukup lama dapat merusak sillia-sillia yang terdapat di koklea.

3. KEHILANGAN PENDENGARAN CAMPURAN Kombinasi dari kehilangan

pendengaran konduktif dan sensorineural.

Pengobatan CHL epedrin. < 12 Th 0.5%,

> 12 Th 1 % Penyebabnya ada yang tidak

berhubungan (contohnya : TM rupture), atau yang berhubungan (contohnya : cochlear otosclerosis).

PENGKAJIAN UMUMPengkajian dimulai saat klien menjawab

pertanyaanyang diajukan, dan selama interview posisi

perawatadalah duduk berhadapan dengan klien dan

bertatap muka.Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama : suara berdengung(tinitus), nyeri telinga, cairan keluar dari telinga, kesulitan mendengar tiba-tiba/bertahap.

NB : Apabila keluhan utama sudah diperoleh, maka kembangkan riwayat kesehatan sekarang berdasarkan keluhan utama (P, Q, R, S, T)

LANJUTAN.. 1. Riwayat Kesehatan Masa Lalu Apakah pekerjaan klien ? Seringkah klien terpapar

suara gaduh, musik rock, mesin industri ? Penggunaan obat ototoksik (ex : streptomicin, obat

diuretika, dll), sudah berapa lama menggunakan obat tersebut ?

Apakah pernah terjadi infeksi telinga luar dan dalan dan apakah pernah terjadi perforasi MT ?

Apakah ada anggota keluarga yang mengalami kehilangan pendengaran ?

Apakah perna terjadi trauma kepala ? Apakah klien sering membersihkan telinga dengan

menggunakan peniti, atau penjepit rambut ?

LANJUTAN…2. Pemeriksaan Fisik Sering bertanya untuk mengulangi

pembicaraan Memiringkan atau mengedepankan kepala

saat berbicara dengan orang lain Kesalahan berespon jika tidak melihat arah

suara Sering mengulangi pertanyaan dan jawaban

yang diberikan tidak tepat Membungkuk agar mendengar jelas, muka

serius dan tegang Bersifat menunggu dan diam. Bersuara rendah/keras

LANJUTAN…3. Pemeriksaan Otoskop

Untuk mengkaji kondisi kanalis eksternal, membran timpani, dan struktur telinga tengah melalui membran timpani.

Inspeksi lubang telinga dan catat : Apakah lubang telinga terbuka Jumlah dan ciri serumen Integritas kulit lubang telinga Catatan khusus apakah ada

kemerahan, lesi/benda asing

LANJUTAN…4. Pemeriksaan Fungsi Pendengaran a. Test bicara (test suara)

Bisikan beberapa kata dengan jarak 30-60 cm, kemudian klien harus mengulang kata tsb.

b. Test arlojic. Tes garputala

Ukuran garputala 512 Hz, 341 Hz, 426 Hz, 288 Hz

d. AudiometriDigunakan utk melihat telinga luar dan membran timpani, hasilnya lebih akurat dibanding otoscope.

LANJUTAN…5. Pemeriksaan PsikososialPerubahan pada persepsi auditorius akan mengganggu kemampuanklien untuk berinteraksi dengan yang lain dan mungkin terbatas.

6. Pemeriksaan LaboratoriumTidak ada tes laboratorium yang dapat digunakan untuk mendiagnosakehilangan pendengaran. 7. Pemeriksaan Radiografik X-ray kepala diperiksa untuk mengetahui apakah OM mengenai

tulang. CT-scan menentukan jaringan yang terkena dan adanya tumor

UJI GARPUTALA 1. TES RINNE

Tujuan: membandingkan hantaran tulang dan hantaran udara pendengaran klienTehnik: - tangkai garputala yg bergetar ditempelkan pada mastoid klien (hantaran tulang) hingga bunyi tdk terdengar lagi.- penala kemudian dipindahkan kedepan liang telinga sisi yg sama(hantaran udara).Hasil :- Rinne (+) HU>HT, ditemukan pada telinga normal dan gangguan sensoneural- Rinne (-) HU<HT, ditemukan pada gangguan konduktif

2. TES WEBERTujuan: mengetahui lateralisasi pendengaran

melalui hantaran tulang telinga klienTehnik : gagang penala yg bergetar

ditempelkan ditengah dahi dan klien diminta melaporkan apakah suara terdengar ditelinga kiri, kanan atau keduanya.

Hasil: Normal : tdk ada lateralisasi pd kedua telingaGg. Dengar konduktif :Lateralisasi (+) ke

telinga yg sakitGg. Dengar Sensorineural: Lateralisasi (+) ke

telinga yg sehat

3. TES SCHWABACHTujuan: membandingkan hantaran tulang antara klien dan

pemeriksaTehnik :Gagang penala yg bergetar ditempelkan pd mastoid klien

dan jika klien mengatakan sdh tdk terdengar, maka pemeriksa memindahkan penala ke mastoidnya sendiri dan menghitung berapa lama ia masih dpt menangkap bunyi

Hasil :Normal : hantaran tulang klien dan pemeriksa samaMemanjang : hantaran tulang klien lebih lama dibanding

pemeriksa (gg. Konduktif)Memendek : hantaran tulang klien lebih pendek dari

pemeriksa (gg. Sensoneural)Syarat: pendengaran pemeriksa harus normal.

TES RINNE & WEBER

DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa Keperawatan Utama pada Klien denganKehilangan Pendengaran :1. Perubahan Persepsi Sensori : Auditori b/d adanya

obstruksi, infeksi, kerusakan pada telinga tengah atau kerusakan pada syaraf pendengaran.

2. Ansietas b/d ketidakmampuan berkomunikasi

Diagnosa Keperawatan Tambahan pada Klien denganKehilangan Pendengaran1. Kurang pengetahuan b/d perawatan dan pencegahan2. Intoleransi aktivitas b/d nyeri3. Isolasi sosial b/d nyeri dan berkurangnya pendengaran

DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa Keperawatan Tambahan pada Klien denganKehilangan Pendengaran :4. Resiko tinggi injury b/d perubahan persepsi auditorius dan

infeksi5. Nyeri b/d proses inflamasi dan adanya cairan pada telinga

tengah

RENCANA KEPERAWATAN1. Perubahan persepsi sensori :auditori b/d adanya obstruksi,

infeksi, kerusakan pada telinga tengah/kerusakan pada sarafpendengaran

Tujuan : Klien memperlihatkan peningkatan kemampuan fungsi persepsi sensori auditori

Intervensi :2. Kaji tanda awal dari kehilangan pendengaran pasien3. Keluarkan serumen yang mengeras dengan irigasi telinga4. Tingkatkan rasa nyaman klien dengan bedrest dan

meminimalkan gerakan kepala yang tiba-tiba5. Kolaborasi dengan dokter (pemberian antibiotika, analgetik,

dan antiemetik), dan penggunakan ABM serta tindakan operasi (ex : timplanoplasti)

RENCANA KEPERAWATAN2. Ansietas klien berkurang dan mampu dalam tehnik

berkomunikasi

1. Secara aktif mendemonstrasikan kemampuan komunikasi verbala. Posisi berhadapan face to face dengan klienb. Dilakukan pada tempat yang terang saat bertatap mukac. Berikan perhatian sebelum memulai percakapand. Gunakan intonasi normal saat berbicarae. Tidak boleh berteriakf. Bicara dengan jelas dan perlahang. Jika memungkinkan gunakan tempat yang khusus yang jauh dari

kebisinganh. Gunakan alat bantu yang memudahkan komunikasi : gerakan tangan,

perubahan mimik muka, sentuhan, gambar, tulisan

ALAT BANTU DENGAR

ASUHAN KEPERAWATAN TELINGA LUAR

ANATOMI TELINGA LUAR

KONDISI-KONDISI YANG MEMPENGARUHI TELINGA LUARMalformasi kogenitalTraumaInfeksi dan non infeksi pada pinna, Aurikula dan Kanalis Akustikus eksternusNeoplasma

1. PENUMPUKAN SERUMEN Serumen : hasil produksi kelenjar sebasea kelenjar serumen yang di kulit 1/3 luar telinga. Konsistensi : Lunak, kadang padat,

dipengaruhi oleh faktor keturunan, iklim, dan usia. Penumpukan serumen bisa menyebabkan

kehilangan pendengaran, nyeri, tinitus,vertigo.

Serumen tersebut bila kena air akan mengembang sehingga membuat rasa tertekan

INTERVENSI PENUMPUKAN SERUMEN Serumen cair dikeluarkan dengan cara dibersihkan

dengan kapas.

Serumen keras bisa menggunakan pengait atau kuret telinga, irigasi telinga dengan campuran air dan hydrogen peroksida.

Serumen yang tebal, kering,/keras menggunakan pelunak serumen dengan meneteskan 3 tetes gliserin pada saat tidur dan 3 tetes hydrogen peroksida 2x sehari, setelah beberapa hari, serumen dapat dikeluarkan dengan irigasi.

SPUIT UNTUK IRIGASI TELINGA

ALAT PEMBERSIH TELINGA

BIONIX

2. OTITIS EXTERNA (OE)Infeksi, inflamasi/respon alergi secara akut/kronis pada struktur kanalis auditorius eksternal/aurikel

Umumnya terjadi pada perenang/penyelam

Umumnya disebabkan oleh bakteri90% nyeri telinga (otalgia), 10% gatal

Pembesaran nodus limpatikusKlasifikasi ada 2 : OE akut, OE kronik

AGEN INFEKSI :BAKTERI & JAMUR OEa. Pseudomonas species (99%)b. Staphylococcus Aureusc. Streptococcusd. Lain-lain

ProteusEscherichia colianaerobesAspergillus (Otomycosis)

A. OTITIS EKSTERNA AKUT (AOE)Disebut juga “swimmer’s earTahap pre-inflamasiTahap inflamasi akut :

Mild / ringanModerate / sedangSevere / berat

AOEPREINFLAMMATORY STAGE Gejala : pruritas dan terasa penuh Tanda : sedikit bengkak Dimulai dengan rasa gatal

AOE: MILD TO MODERATE STAGEProgressive infectionGejala

NyeriPruritas meningkat

TandaKemerahanBengkak meningkatDischarge

AOE: SEVERE STAGENyeri bertambah hebat,

diperberat dengan adanya sentuhan pada telinga

TandaPurulent otorrheaKerusakan pada jaringan periauriculer

INTERVENSI KEPERAWATAN : AOE Pada umumnya disebabkan oleh :

Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus

4 prinsip perawatan :Membersihkan telinga dengan rutinKolaborasi : Pemberian antibiotikaMengontrol nyeriInstruksikan pada klien untuk merawat dengan benar telinga yang sakit

FURUNCULOSIS Infeksi akut Terjadi di liang telinga 1/3 luar telinga

karena pada daerah tersebut terdapat adneksa kulit (folikel rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar serumen)

Akibat infeksi bakteri Pathogen: Staphylococcus aureus dan Streptococcus albus

MANIFESTASI KLINISFURUNCULOSIS1. Nyeri lokal hebat2. Pruritas3. Kehilangan pendengaran4. Erythema5. Edema 6. Tenderness7. Ada/tidaknya cairan

INTERVENSI FURUNCULOSIS Klien diberikan antibiotik sistemik dan lokal. Lakukan kompres hangat lokal di daerah dekat telinga. Untuk mengurangi nyeri berikan obat analgetik.

CHRONIC OTITIS EXTERNA (COE) Proses peradangan kronik Tanda menetap/lebih buruk (> 2

months) Disebabkan oleh infeksi Bakterial, Jamur

yang tidak terobati

TANDA DAN GEJALA (COE)Tanda : Pruritas semakin berat Sedikit tidak nyaman Kulit liang telinga keringSigns Asteatosis Kering, flaky skin

(kulit berkerak) Hypertrophied skin Mucopurulent otorrhea (occasional)

INTERVENSI : COE1. Untuk mengurangi inflamasi, edema, dan nyeri

lakukan kompres hangat (handuk hangat kemudian bungkus dengan plastik) selama 20 menit 3 kali sehari.

2. Teteskan obat tetes telinga, jika edema mengakibatkan liang telinga menjadi obstruksi maka masukkan tampon dan obat tetes.

3. Kolaborasi pemberian antibiotik, analgetik, bahkan steroid

4. Kolaborasi rekonstruksi liang telinga melalui pembedahan

TERIMA KASIH…

top related