al-qur’an dan kepemimpinan islami, titik tolak … · khutbah iedul fithri penulis : h. fahmi...
Post on 02-Mar-2019
229 Views
Preview:
TRANSCRIPT
AL-QUR’AN DAN KEPEMIMPINAN ISLAMI,
TITIK TOLAK KEMULIAAN UMAT
Khutbah Iedul Fithri
Penulis : H. Fahmi Salim, Lc., MA.
*Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah 2015-2020 dan Sekertaris Komisi Dakwah MUI Pusat
periode 2015-2020
نه ونست غفره ون عوذ باهلل من شرور أن فسنا ومن سي النا، من ي هد اهلل فال مضل له ومن يضلل فال هادي عم ئات أ إن الحمد لله نحمده ونستعي .له دا عبده ورسوله بن عبد اهلل وعلى آله وصحبه ومن اللهم فصل وسلم على حبيبنا وشفيعنا محمد أشهد أن ال إله إال اهلل وأشهد أن محم
ها الذين ءامنوا ات قوا اهلل حق ت قاته وال تموتن إال وأنتم م سلمون يا أي وااله . ها يا أي ها الناس ات قوا ربكم الذي خلقكم م ن ن فس واحدة وخلق من را هما رجاال كثي م ريباونسآء وات قوا اهلل الذي تسآءلون به واألرحام إن اهلل كان عليك زوجها وبث من . وا وال يا أي ها الذين ءامنوا ات قوا اهلل و ول
.سديدا ر الهد عد ن يطع اهلل ورسوله ف قد فاز ف وزا عظيما. أماب يصلح لكم أعمالكم وي غفر لكم ذن وبكم وم ر الحديث كتاب اهلل، وخي ي فإن خي كل ضاللة في النار عة ضاللة و هدي محمد صلى اهلل عليه وسلم وشر األمور محدثات ها وكل محدثة بدعة وكل بد .
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaaha Ilallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil
Hamdu
Ma'asyiral muslimin, a'azzakumullah,
Pagi ini kita berkumpul di sini, merapatkan jiwa dan raga, menadahkan hati untuk cucuran rahmat Ilahi.
Pagi ini kita berkumpul di sini, bertakbir, membesarkan nama Allah, agar terpatri sampai ke relung hati
bahwa hanya Allah Yang Maha Besar, selainNya adalah kecil di hadapanNya. Permasalahan sebesar
apapun, menjadi kecil di hadapan keagungan kekuasaanNya. Musuh yang kuat, menjadi lemah di
hadapan kekuatanNya yang tiada berbatas. Mari bertakbir dengan jiwa, lisan dan raga kita.
Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum muslimin rahimakumullah,
Ketika kita bertakbir dengan penuh bahagia di sini, ternyata di tepian dunia yang lain di sana kesedihan
masih mencengkram, Di Suriah tempat bercokol rezim Alawit yang penuh kebencian, dan dengan
persekongkolan Iran, Russia, AS & China, membantai muslim Sunni tanpa perikemanusian. Tapi takbir
masih menggema di Suriah dan kamp-kamp pengungsi di sepanjang perbatasan Turki dengan optimisme
atas pertolongan Allah ‘Azza Wajalla.
Takbir pun masih menggema di Gaza, Palestina, di tengah puing reruntuhan dan di kamp-kamp
pengungsi Palestina yang tersebar di beberapa negara. Takbir pun masih terdengar walau mungkin
sedikit sayup dari tenda-tenda pengungsian muslim Rohingya di Burma dan negara muslim Asean.
Pekikan takbir pun masih terdengar nyaring di Mesir, mengatasi euforia konspirasi kaum sekuler dan
konco-konconya untuk menghancurkan kekuatan Islam di negeri kinanah. Ya, takbir masih menggema
dengan hentakan iman di dada-dada kita.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum muslimin yang berbahagia,
Kita baru saja menyelesaikan ibadah bulan Ramadhan dengan penuh hikmah dan kebersamaan, keadaan
yang terasa nikmat dibalut persatuan yang indah. Bulan suci Ramadhan memang bulannya ukhuwah
Islamiyah, persatuan dan kebersamaan.
Bangsa kita akan kuat dan terlihat elok, apabila mampu menjaga persatuan dan kebersamaan ini.
Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, dapat bersatu padu dalam menjalankan ibadah
bulan Ramadhan dan merayakan hari raya Idul Fitri, Subhanallah, momen yang sangat indah dan
mengesankan. Oleh karena itu, kita berdoa kepada Allah ‘Azza Wajalla semoga pada masa mendatang,
kita mampu menemukan solusi yang dapat menyatukan kita dalam penentuan awal momentum syiar
besar umat Islam seperti ini.
Persatuan, sangat kita butuhkan dalam menghadapi deretan permasalahan umat yang demikian
panjang, seperti maraknya aliran-aliran sesat yang semakin membodohi umat. Ditambah lagi dengan
keterpurukan ekonomi yang justru diperalat oleh tangan-tangan hitam untuk korupsi dan manipulasi,
tapi justru penanganannya yang tebang pilih menjadikan kondisi semakin memprihatinkan.
Hal lain adalah keluarga, lembaga paling penting dalam bangunan suatu masyarakat, hari ini juga
menghadapi krisis yang luar biasa. Banyak keluarga yang menghadapi kekisruhan mulai dari perpecahan
suami istri yang diliputi kabut pengkhianatan dan perselingkuhan hingga persoalan anak yang terjebak
dalam beragam penyimpangan perilaku seperti sodomi, pergaulan bebas dan tawuran remaja serta
kekerasan yang dilakukan orang tua mereka sendiri. Banyak keluarga hari ini menempati rumah ibarat
seperti hotel saja, hanya untuk bermalam, tanpa perlu peduli dengan penghuni lainnya, atau ibarat
pengunjung rumah makan yang memesan makanannya sendiri tanpa perlu berinteraksi dengan
pengunjung yang lain, atau -maaf- ibarat WC umum saja tempat buang hajat. Pun ayah di dalam
keluarga ibarat mesin ATM, ia didatangi anaknya saat dibutuhkan uangnya saja. Yang lebih mengerikan
lagi jika ayah-bunda sudah tidak perduli lagi dengan pendidikan tauhid, penguatan ibadah dan karakter
akhlak anak-anaknya, atau membiarkannya hanyut hidup tanpa panduan moral agama. Bukankah Nabi
Ibrahim menyatakan: “wajnubni wa baniyya an na’buda al-ashnaam”(jauhkanlah aku dan anak-cucuku
dari menyembah berhala), “robbana liyuqiimuu as-sholaat” (ya Tuhan kami kuatkan anak-cucuku agar
taat mendirikan shalat).
Sungguh, makna sebuah keluarga jika rumah sudah sedemikian adanya telah hilang dan sirna.
Sementara itu di tengah umat ini terjadi pula krisis ukhuwah dan persaudaraan, karena persoalan sepele
kadang meruncing hingga perseteruan berkepanjangan. Lebih miris lagi jika hal itu terjadi pada aktivis
Islam, yang sudah jelas paham akan pentingnya persaudaraan sesama muslim.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum Muslimin rahimakumullah.
Pertanyaannya kini adalah apa penyebab semua ini? Mengapa awan kelabu permasalahan yang
menumpuk masih merundung kita? Jama'ah sekalian, sesungguhnya jawabannya sangat jelas, yaitu kita
jauh dari cahaya dan pelita. Semakin kita menjauh dari cahaya dan pelita ini, maka semakin jauhlah kita
dari jalan yang benar, dan semakin dalam pula kita terjebak dalam lorong hitam kesesatan dan
kesengsaraan.
Ma’asyiral Muslimin,
Cahaya itu adalah Al-Qur'an. Pelita itu adalah As-Sunnah. Allah Ta’ala berfirman:
كم وأنزلنا إليكم نورا مبينا اس قد جاءكم برهان من رب ها الن يا أي
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Rabbmu (Muhammad
dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (al-
Qur’an).”(QS. Al-Nisa':174).
Jika seorang manusia menjauh dari cahaya dan pelita ini, maka panah-panah beracun syaithan dan hawa
nafsu akan menancap pada jiwanya begitu mudah, sehingga membuat ia kehilangan kewarasan
imaninya, menjadi gila terhadap dunia, kehilangan kendali diri dan akhirnya takut terhadap kematian,
karena membuatnya meninggalkan kenikmatan semu di dunia yang fana ini.
Kondisi inilah yang membuat musuh hilang rasa segannya kepada kita, tidak takut lagi untuk menzalimi
saudara-saudara kita. Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam bersabda:
« ثير، ولكن وم ك أنتم ذلك الي »، قالوا: من قلة بنا يومئذ؟ قال: «يوشك أن تداعى عليكم المم من كل أفق كما تداعى الكلة على قصعتها
كم، ويجعل في قلوبكم الوهن يل، تنتزع المهابة من قلوب عدو نيا وكراهية ا»، قالوا: وما الوهن؟ قال: «غثاء كغثاء الس لموت حب الد
"Hampir (tiba waktunya) seluruh bangsa akan mengepung kalian dari berbagai penjuru seperti orang-
orang yang makan mengerumuni piring makanannya.” Para sahabat bertanya: “Karena sedikitkah kami
hari itu?” Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam bersabda: “Justru jumlah kalian pada saat itu banyak.
namun kalian hanya bagaikan buih dan sampah yang dibawa oleh banjir. Rasa takut telah dicabut dari
hati musuh-musuh kalian dan di dalam hati kalian diletakkan Wahn.” Mereka bertanya: “Apa itu
Wahn?” Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam menjawab: “Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Ahmad).
Dalam hadits yang lain Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam mengingatkan kita:
« رع وتركتم الجهاد سلط للا « لى دينكم عليكم ذلا ل ينزعه حتى ترجعوا إ إذا تبايعتم بالعينة وأخذتم أذناب البقر ورضيتم بالز
"Apabila kalian telah berjual beli dengan cara al-‘Inah (riba), atau kalian (hanya) mengikuti ekor-ekor
sapi (pembajak sawah), dan telah ridha (merasa cukup) dengan semata bercocok-tanam, sehingga
kalian meninggalkan jihad, maka niscaya Allah akan menimpakan kepada kalian kehinaan yang tidak
akan Ia cabut sampai kalian kembali kepada agama kalian.” (HR. Abu Daud).
Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepadaNya pula kita bertawakkal.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamdu,
Apakah kondisi ini menyurutkan langkah kita? Apakah kondisi ini membuat kita pesimis?
Tidak, sekali lagi tidak! Justru kondisi ini seharusnya mendorong kita untuk bangkit, memacu diri kita
untuk kembali memberdayakan semua potensi umat yang tersedia. Kita tidak boleh terlena dalam
jebakan musuh-musuh Allah, justru Allah Ta'ala menyeru kita untuk bangkit berjihad melawan mereka
dengan Al-Qur’an.
Ya, langkah pertama yang harus diayunkan adalah berjihad dengan Al-Qur’an. Allah berfirman:
فل تطع الكافرين وجاهدهم به جهادا كبيرا
"Maka janganlah engkau mengikuti orang-orang kafir itu, dan berjihadlah dengannya (Al-Qur’an)
dengan jihad yang besar." (QS.Al Furqan:52)
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd
Berjihad dengan Al-Qur’an bermakna belajar membacanya dengan benar secara sungguh-sungguh,
menggelorakan semangat tilawah Al-Qur’an di segala tingkatan dan semua kalangan tanpa kecuali.
Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda:
ه يأتي يوم القيامة شفيعا لصحابه اقرءوا ا لقرآن فإن
"Bacalah Al-Qur'an, karena Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa'at bagi
orang-orang yang membacanya." (HR. Muslim).
Al-Jihad bil Qur’an bermakna melahirkan penghapal-penghapal Al-Qur’an (hafizh/hafizhah) dengan
usaha yang sungguh-sungguh, Al-Qur’an bersemayam di dalam dada mereka, terdengar dari lisan-lisan
mereka, dan berwujud dalam amalan keseharian mereka.
Allah berfirman:
نات في المون بل هو آيات بي صدور الذين أوتوا العلم وما يجحد بآياتنا إل الظ
“Sebenarnya, Al-Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu dan
tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.” (QS. al-‘Ankabut:49).
Pada kesempatan yang penuh berkah ini, kami kembali menggelorakan semangat: Gerakan Satu Rumah,
Satu Hafizh (Penghapal Al-Qur’an). Berjihad dengan Al-Qur’an bermakna usaha yang sungguh-sungguh
dan terus-menerus untuk bertadabbur Al-Qur’an, menyelami kedalaman maknanya, menghadirkan hati
ketika membacanya dengan penuh kekhusyukan. Hadir pada majelis tadabbur Al-Qur’an, menjadi salah
satu jalan dan upaya untuk ini. Tadabbur Al-Qur’an akan membebaskan jiwa dari belenggu syaithan dan
hawa nafsu. Allah Ta’ala berfirman:
رون القرآن أم على قلوب أقفالها أفل يتدب
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci?” (QS.
Muhammad:24). Tadabbur Al-Qur’an akan membuka hati dan pikiran untuk menemukan solusi dari
semua permasalahan. Allah Ta’ala mengatakan:
ر أولو اللباب روا آياته وليتذك ب كتاب أنزلناه إليك مبارك ليد
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka
memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai fikiran mendapat
pelajaran.” (QS. Shaad:29).
Al-Jihad bil Qur’an bermakna perjuangan menerjemahkan Al-Qur’an dalam kehidupan, mengamalkan
dan menegakkan hukum-hukum Allah di dalamnya. Jika lisan kita harus benar melafalkan ayat-ayatnya,
maka raga kitapun harus benar melaksanakan ayat-ayat itu. Allah berfirman:
الحات أن ر المؤمنين الذين يعملون الص لهم أجرا كبيراإن هذا القرآن يهدي للتي هي أقوم ويبش
“Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar
gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala
yang besar.” (QS. Al-Isra’:9).
Allah juga berfirman:
ا وعل ا رزقناهم سرا لة وأنفقوا مم ه نية يرجون تجارة لن تبور ليوفيهم أجورهم ويزيد إن الذين يتلون كتاب للا وأقاموا الص هم من فضله إن
غفور شكور
“Sesungguhnya orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan
sebagian rizki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka
itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan merugi. Agar Allah menyempurnakan kepada mereka
pahala mereka dan menambah kepada mereka karunia-Nya, sesungguhnya Allah maha pengampun lagi
maha mensyukuri.” (QS. Fathir:29-30).
Berjihad dengan Al-Qur’an juga bermakna dakwah dan menyampaikan ajaran Al-Qur’an kepada seluruh
umat manusia. Allah Ta’ala berfirman:
ك وإن لم تفعل فما بلغت رسالته وللا سول بلغ ما أنزل إليك من رب ها الر ل يهدي القوم ايا أي لكافرين يعصمك من الناس ن إن للا
“Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tak kamu kerjakan
(apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu
dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir.” (QS. Al-Ma’idah:67).
Berdakwah adalah jalannya para nabi dan rasul utusan Allah, berdakwah berarti menapaki jalan mereka,
menapaktilasi jalan sang Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alayhi Wasallam yang teduh di bawah naungan
Al-Qur’an.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil
Hamdu
Kaum muslimin rahimakumullah,
Berjihad dengan Al-Qur’an adalah jihad yang besar, sebab inilah yang akan mempersiapkan lahirnya
khayru ummah (umat terbaik) yang menegakkan dienul Islam dan kepemimpinan Qur’ani serta
membawa kemaslahatan dan ketentraman bukan saja bagi umat Islam, tetapi bagi seluruh alam
semesta, sebagaimana yang telah dicatat di dalam sejarah dengan tinta emas, sejak generasi sahabat
hingga berabad-abad lamanya.
Ketenteraman yang dirasakan oleh penduduk Eropa dari berbagai agama dan bangsa lebih dari 700
tahun ketika kepemimpinan dan kekuasaan di tangan kaum muslimin -khayru ummah- yang pada saat
itu berpusat di Andalus, Spanyol, menjadi contoh nyata sejarah dalam hal ini.
Perlu dicatat bahwa khayru ummah ini memiliki sifat dan karakteristik yang melekat pada diri mereka,
sebagaimana firman Allah ‘Azza Wajalla:
اس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون بالل ة أخرجت للن كنتم خير أم
“Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan
mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah”. (QS. Ali ‘Imran: 110).
Intinya adalah mereka umat yang benar-benar beriman, berilmu dan kuat sehingga dapat meraih
kepemimpinan dan kekuasaan untuk menyuruh pada kebaikan dan kemaslahatan, serta mencegah dari
kemungkaran dan kerusakan.
Umat dengan karakteristik seperti ini tidak lahir dengan sendirinya, atau bahkan tidak bisa lahir hanya
dari suatu proses pengajaran atau pendidikan yang biasa-biasa saja, sebagaimana yang umum di
kalangan umat Islam sejak beberapa abad terakhir ini. Khayru ummah lahir dari sebuah jihad bil qur’an
yang tentu saja dilakukan dengan penuh kesungguhan, intensif, menyeluruh, integral,
berkesinambungan dan tanpa batas akhir kecuali pada saat ajal menjemput. Hal ini yang dilakukan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam kepada para sahabat-sahabatnya, pembinaan dalam segala
situasi dan kondisi, kemudian dilanjutkan oleh para sahabat beliau Shallallahu 'Alayhi Wasallam dan
assalafussholeh.
Sekalipun tarbiyah Qur’ani yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam ini menjadi
sebuah mu'jizat, tetapi pelaksanaannya begitu terang benderang, sehingga dapat diterapkan pada
generasi selanjutnya di setiap zaman dan tempat. Landasan utamanya adalah firman Allah Ta'ala:
على الم يهم ويعلمهم الكتاب لقد من للا قبل لفي ضلل والحكمة وإن كانوا من ؤمنين إذ بعث فيهم رسول من أنفسهم يتلو عليهم آياته ويزك
مبين
“Sungguh, Allah telah memberi anugerah kepada orang-orang beriman ketika Dia mengutus kepada
kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayatNya kepada
mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya
benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Ali Imran: 164).
Bahkan umat Islam tidak punya pilihan jalan atau metode lain bila mereka benar-benar ingin
mewujudkan kembali khaera ummah tersebut.
"لن يصلح آخر هذه المة ال بما صلح به اولها"
“Tidak akan jaya generasi pelanjut umat ini, kecuali dengan perkara yang telah menjadikan jaya
generasi awalnya”.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil
Hamdu
Kaum muslimin hafidzakumullah.
Perlu untuk dicatat kembali bahwa tarbiyah Qur'aniyah adalah menyeluruh pada segala aspek pribadi
manusia, akal, hati dan fisiknya, sebagaimana juga menyeluruh pada segala aspek kehidupan manusia,
ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya serta pertahanan dan keamanan. Persoalan politik dalam
arti kekuasaan dan kepemimpinan Islam, menjadi salah satu aspek penting dalam tarbiyah Qur’aniyah
dan jihad bil Qur’an, bahkan menjadi persoalan yang paling penting dalam bidang mu'amalat. Landasan
dan tujuannya begitu jelas dan banyak, antara lain pada 3 poin berikut ini:
1. Kekuasaan dan kepemimpinan Islam adalah misi Nabi yang sangat ditinjolkan oleh Al-Qur'an,
sebagaimana firman Allah Ta'ala;
ين كله ولو كره المشركون هو الذي أرسل ر سوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الد
“Dialah (Allah) yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Qur’an) dan agama
yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak
menyukai”. (QS. At-Taubah: 33).
2. Kekuasaan dan kepemimpinan Islam menjadi syarat mutlak tegaknya syari’at Islam, yakni hukum-
hukum Allah Yang Maha Adil dalam bidang pidana, perdata, penistaan agama, hukum internasional,
memerangi kaum bughot atau pemberontak dan teroris yang sebenarnya, bahkan termasuk penegakan
syari'at zakat yang sekarang banyak dilalaikan oleh kaum muslimin karena tidak adanya kepemimpinan
Qur’ani yang bertanggung jawab atas hal tersebut. Tidak kalah pentingnya salah satu tugas pemimpin
Islam adalah mempersatukan umat dalam ibadah jama'iyah seperti haji, awal Ramadhan dan Idulfitri.
3. Kekuasaan dan kepemimpinan Islam bertujuan untuk melindungi eksistensi Islam dan kehormatan
umatnya serta wilayah mereka, termasuk perlindungan bagi kaum dzimmi dan siapapun yang
memerlukan perlindungan dengan memenuhi segala syarat-syaratnya.
Kesimpulannya adalah bahwa kekuasaan dan kepemimpinan Islam sangat penting bagi umat Islam, baik
dalam urusan agama mereka maupun dalam urusan dunianya. Imam al-Mawardi -rahimahullah-
menyatakan dalam kitabnya al-Ahkam al-Shulthaniyyah:
اإلمامة موضوعة لخلفة النبوة في حراسة الدين وسياسة الدنيا به وعقدها لمن يقوم بها واجب باإلجماع
“Khilafah atau Imamah adalah pengganti kenabian untuk memelihara al-Dien atau agama Islam dan
untuk mengatur urusan dunia, maka pengangkatan imam atau pemimpin Islam hukumnya wajib secara
ijma’ ulama”.
Oleh karena itu, berjihad dengan Al-Qur’an seharusnya berorientasi kepada masalah ini, berwujud
dalam semangat, cara pandang serta pembentukan pribadi dan tha’ifah (komunitas) yang terus menguat
dan membesar dari waktu ke waktu, sehingga harapan dan cita-cita kejayaan Islam akan cepat terwujud
biiznillah.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil
Hamdu
Kepada para pemimpin bangsa, kami ingatkan anda semua untuk bertakwa kepada Allah dalam
mengurus 250 juta hamba Allah di negeri ini. Dengan otoritas kekuasaan, anda dapat melakukan dan
memimpin rakyat menuju kebaikan, menjadikan negeri kita baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafuur.
Jalankan kekuasaan dengan adil, bersihkan perilaku keji dari masyarakat, berantas korupsi dengan
sungguh-sungguh dimulai dari diri & keluarga anda, lingkaran jajaran & partai anda secara totalitas, pilih
dan angkatlah pejabat yang ahli & amanah, agar rakyat kita sejahtera, bahagia dunia-akhirat. Jadikan Al-
Qur’an sebagai pedoman, As-Sunnah sebagai penerang, jika tidak maka kesengsaraan telah menanti di
dunia ini sebelum di akhirat. Bimbinglah rakyat kita ke arah yang Allah ridhai. Allah Ta’ala berfirman:
ومن أعرض عن ذكري فإن له معيشة ضنكا ونحشره يوم القيامة أعمى
“Dan siapa yang berpaling dari peringatanKu, maka baginya kehidupan yang sempit dan akan Kami
bangitkan ia pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha:124).
Kepada kaum muslimah, harapan kebaikan bangsa ini juga bertumpu kepadamu, baik dan buruknya
umat ini ada di tanganmu. Jagalah kehormatanmu, kenakanlah hijabmu yang syar'i dan benar, bukan
untuk sebatas mode (fesyen), sehingga menjadi ajang pamer aurat dalam bentuk yang lain.
Kepada anda segenap istri, jadilah pelabuhan hati bagi suami anda, tempat berlabuh, dan melipur lara.
Jadilah al-Wadud, istri yang cintanya buat suami sejati karena Allah, taatlah kepadanya dalam ketaatan
kepada Allah.
Kepada anda, wahai pemuda, harapan umat dan bangsa! Jadilah pemuda beriman yang tangguh!
Tirulah para pemuda Ashabul Kahfi, yang tidur merekapun dapat menggetarkan musuh, karena mereka
adalah:
هم وزدناهم هدى هم فتية آمنوا برب إن
“Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rab mereka, dan Kami tambah
pula untuk mereka petunjuk.”(QS. Al-Kahfi:13).
Jangan terperdaya dengan tipu daya syethan, hingga masa muda hanya diisi dengan hura-hura. Ingatlah
bahwa semua ada pertanggungjawabannya di hadapan Allah. Hiasi masa muda dengan Al-Qur’an. Baca,
telaah, hapal, dan amalkan, maka niscaya anda akan menjadi pemuda paling bahagia.
Kepada para sahabat, segenap insan media dan para pemilik media yang baik hati, anda adalah salah
satu pilar peradaban umat, kokohkan pilar itu dengan iman dan keluhuran budi, jadikan profesi anda
untuk membangun masyarakat yang cerdas dan beriman, bukan menjadi alat pembodohan, corong
penistaan agama, loud speaker liberalisme, dan kanal dekadensi moral generasi muda kita.
Kepada para ayah dan bunda kami, para abi dan ummi yang dirindu, hadirlah dalam hari- hari dan dalam
jiwa buah hati anda. Hadirlah dengan Al-Qur’an, hadirlah dengan cinta sepenuh jiwa mengantar mereka
menjadi pejuang-pejuang Islam sejati. Tahukah Anda bahwa buah hati kita kadang menangis dalam hati
karena kelakuan kita yang buruk, karena kata-kata kita pedas, atau karena tidak hadirnya kita pada saat
mereka butuh dan rindu kepada kita??
Basuhlah air mata jiwa mereka dengan senyuman. Belai hati mereka dengan tilawah Qur’an, Hidupkan
dalam sikap mereka kelembutan dan ketawadhu’an Abu Bakr As-Shiddiq. Bangkitkan pada jiwa mereka
semangat dan ketegasan Umar bin Khattab. Gelorakan pada jiwa mereka jihad Khalid bin Walid.
Cemerlangkan pikiran mereka dengan kecerdasan Ali bin Abi Thalib. Tumbuh suburkan empatinya
dengan kedermawanan Usman bin Affan. Dan, bangunlah kelembutan jiwa mereka dengan sifat hikmah
dan kebijaksanaan Abu Ubaidah bin al-Jarrah. Radhiyallahu ‘Anhum Ajma’in.
Kepada para ustadz, dan alim ulama, guru dan panutan kami, pembimbing hati dan jiwa kami,
ketahuilah bahwa kami mencintai anda sekalian hanya karena Allah semata, maka bersikap teguhlah di
jalanmu, pandulah kami dengan ilmu Allah yang dikaruniakan kepadamu, yakinlah bahwa umat berada
di belakangmu menyokong dakwah yang engkau tebarkan, dan yang paling utama, bahwa Allah di
atasMu akan selalu membimbing dan menolongmu.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil
Hamdu
Bulan Ramadhan adalah mata rantai kebaikan yang hendaknya tidak terputus dengan berakhirnya bulan
suci ini. Ramadhan ibarat kepompong bagi ulat. Ulat yang ingin berubah menjadi kupu-kupu, maka ia
pun memutuskan untuk berpuasa, dengan cara berdiam diri dalam beberapa minggu, bulu-bulunya pun
mulai rontok, berubah menjadi kepompong. Ulat yang berhasil menekuni kesunyiannya dalam
kepompong, kelak ia akan terbang menjadi kupu-kupu yang cantik dan menawan. Puasa ala ulat adalah
cermin buat kita bahwa puasa yang sejati harus melahirkan sosok muslim baru yang lebih baik,
mempesona dan menebar manfaat. Ramadhan adalah tempaan karantina khusus nan universal, di
dalamnya seorang muslim benar-benar menempa dirinya. Bila ia sukses mengikuti segala rangkaian
ibadah Ramadhan, ia terjamin istiqamah seumur hidupnya. Sikap istiqamah inilah kelak yang
menghantarkannya ke surga.
Kaum muslimin yang berbahagia, akhirnya, marilah kita semua menundukkan hati dengan penuh harap
kepada Allah, memanjatkan doa kepadaNya,
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, tempat semua keluh-kesah disampaikan, tempat semua masalah
mendapat jalan keluar. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Sang Rasul tercinta, para keluarga
dan sahabatnya, manusia-manusia terbaik yang pernah terlahir.
ا عبيدك بنوا عبيدك بنوا إمائك نواصينا بيدك ماض فينا حكمك عدل فينا ق ضاؤك اللهم إن
Ya Allah sesungguhnya kami adalah hamba-Mu, anak dari hamba-hamba Mu, ubun-ubun kami ada di
tangan-Mu. Segala takdir-Mu terhadap kami telah Engkau tetapkan, dan sungguh betapa adilnya
ketetapan itu atas kami.
يت به نفسك أو علمته أحدا من خلقك أو أنزلته فى كتابك أو استأثرت به فى ع نسألك بكل اسم هو لك لم الغيب عندك سم
Kami memohon kepada-Mu dengan semua Nama yang Engkau Miliki, yang telah Engkau Namakan
untuk Diri-Mu, atau telah Engkau ajarkan kepada salah seorang di antara makhluk-Mu, atau Engkau
Turunkan dalam Kitab-Mu, atau Engkau simpan dalam Ilmu yang Ghaib di sisi-Mu
مومناأن تجعل القرآن ربيع قلوبنا ونور صدورنا وجلء أحزاننا وذهاب ه
Kami mohon, jadikanlah Al-Qur’an sebagai penyejuk hati kami, cahaya bagi dada kami, penghapus duka
dan kesedihan kami, dan pelipur kegundahan jiwa kami.
Ya Allah, Engkau adalah Rabb kami Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau telah
menciptakan kami, dan kami adalah hambaMu dan kami selalu berusaha menepati ikrar dan janji kami
kepadaMu dengan segenap kekuatan yang kami miliki. Kami berlindung kepadaMu dari keburukan
perbuatan kami. Kami mengakui betapa besar nikmat-nikmatMu yang tercurah kepada kami dan kami
tahu dan sadar betapa banyak dosa yang telah kami lakukan. Karenanya, ampunilah kami. Tidak ada
yang dapat mengampuni dosa selain Engkau.
Ya Allah Tuhan Yang Maha Penyayang, sayangi kami, sayangi kedua orang tua kami, yang telah berpeluh
lelah merawat dan mendidik kami. Ampuni setiap kata keras kami yang pernah terlontar pada mereka,
Ya Allah. Ampuni sikap tak peduli kami atas mereka, Ya Rabb. Berikan kesempatan kami berbakti pada
mereka, Ya Allah. Lembutkan hati mereka untuk kami agar ridha mereka mengantar kami kepada
RidhaMu, Ya Allah.
Dan jika Engkau telah memanggil mereka ke haribaanMu, maka basuhlah mereka dengan kelembutan
ampunan dan rahmatMu, serta pertemukan kami dengan mereka dalam keabadian nikmat JannahMu.
Ya Allah berkatilah keluarga kami, jadikan mereka penyejuk pandangan mata dengan ketaqwaan dan
ketaatan padaMu.
Duhai Rabb kami yang Maha Penyayang, Sayangilah para ustadz, guru-guru kami, lindungi dan
bimbinglah mereka. Lapangkan rezkinya, kuatkan azamnya dan berkati jalannya.
Ya Allah bersihkan hati dan jiwa ini dari hasad dan dengki, persatukan jiwa-jiwa ini dalam cinta
karenaMu dan dalam ketaatan padaMu, jangan Engkau biarkan syaithan musuhMu menggerogoti
persaudaraan kami.
Ya Allah, berilah bimbinganMu untuk pemimpin negeri ini agar dapat berlaku adil dengan syari'atMu di
atas bumi yang tidak sejengkal pun melainkan milikMu. Wahai Rabb kami, berkahilah negeri ini dengan
ketaatan para pemimpin & penduduknya, janganlah Engkau menimpakan azab atas kami karena
kezaliman para pelaku dosa di antara kami.
Ya Allah, Rabb yang Maha Kuat, yang Maha Perkasa. Kami yakin bahwa kepongahan musuh-musuhMu
terlalu kecil di hadapan keperkasaanMu. Kami memohon kepadaMu Ya Rabb, dengan sifat ‘izzah-Mu,
luluh-lantakkanlah kesombongan rezim Syi'ah yang zalim di Suriah, tolonglah para pengikut sunnah
Nabi-Mu di sana, gembirakanlah mereka dengan runtuhnya kezaliman dan kekufuran. Ya Allah, Tuhan
Yang Maha Penyayang, sayangi dan lindungilah saudara-saudara kami di Burma, Palestina, Mesir dan di
setiap negeri kaum muslimin. Satukan hati mereka, satukan langkah mereka, dan berikanlah
kemenangan yang sejati kepada mereka.
Ya Allah, Tuhan pemilik segala kerajaan, karuniakanlah kepada kami pemimpin yang shaleh dan takut
kepadaMu, pemimpin yang berani dan cerdas, serta paham dan mengerti agamaMu, agar mereka tidak
mudah digelincirkan oleh ahlusyubuhat wasyahawat, dan sehingga dapat menuntun kami untuk tetap
berada di atas jalanMu. Karuniakanlah kepada pemimpin kami para penasehat dan pembisik yang baik
untuk mengajaknya kepada jalan kebaikan dan ketakwaan karena Rasul-Mu bersabda: “Tiada khalifah
diangkat kecuali ia akan dikelilingi dua jenis bithonah (pembisik); ada pembisik yang mengarahkan
khalifah kepada kebaikan, dan ada pembisik yang mengarahkannya kepada kejahatan. Pemimpin yang
dilindungi Allah adalah yang terpelihara dari pembisik jahat.” (HR. Ahmad)
Ya Allah, Zat Yang Maha Pengasih, masih banyak di antara kami hamba-hambaMu yang lemah dan
terpinggirkan, Engkau lebih mengetahui keadaan kami, maka anugerahkanlah kepada kami pemimpin
yang sungguh-sungguh peduli terhadap kami dan menyayangi kami sepenuhnya.
Ya Allah berkahi kami di setiap langkah yang kami ayunkan, terimalah setiap kebaikan yang kami
kerjakan, anugerahkanlah ikhlas pada setiap amal itu.
Inilah doa dan permintaan kami, Engkaulah Sang Maha Mendengar dan Maha Kuasa mengabulkan doa
hamba-hambaMu.
زكي بها عملي وتلهمني بها اللهم إني أسألك رحمة من عندك تهدي بها لبي وتجمع بها أمري وتلم بها شعثي وترد بها غائبي وترفع بها شاهدي وت رشدي وترد بها ألفتي وتعصمني بها من كل سوء
اء ومنزل الشهداء وعيش للهم إني أسألك الفوز في القضاللهم اعطني إيمانا ويقينا ليس بعده كفر ورحمة أنال بها شرف كرامتك في الدنيا واآلخرة ا السعداء والنصر على األعداء
جير بين البحور أن اللهم إني أنزل بك حاجتي وإن صر رأيي وضعف عملي وافتقرت الى رحمتك فأسألك يا اضي األمور ويا شافي الصدور كما تيتي من خير وعدته أحدا من اللهم وما صر عنه رأيي ولم تبلغه مسألتي ولم تبلغه ن تجيرني من عذاب السعير ومن دعوة الثبور ومن فتنة القبور
خلقك أو خير أنت معطيه أحدا من عبادك فإني أرغب اليك فيه وأسألكه يا رب العالمين
فين بالعهود إنك لركع السجود المو اللهم يا ذا الحبل الشديد واألمر الرشيد أسألك األمن يوم الوعيد والجنة يوم الخلود مع المقربين الشهود وا رحيم ودود وإنك تفعل ما تريد
ور بكتابك بصري اللهم بديع السموات واألرض ذا الجالل واإلكرام والعزة التي ال ترام أسألك يا اهلل يا رحمن يا رحيم بجاللك ونور وجهك أن تنبه صدري وأن تغسل به بدني ه لساني وأن تفرج به عن لبي وأن تشرحوأن تطلق به لساني وأن تفونور وجهك أن تنور بكتابك بصري وأن تطلق ب
فإنه ال يعينني على الحق غيرك وال يؤتينه إال أنت وال حول وال وة إال باهلل العلي العظيم
لوهاب رب نا ال تزغ لوب نا ب عد إذ هدي ت نا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت ٱ
ن يا حسنة وفي اآلخرة حسنة ونا عذاب النار رب نا آتنا في الد
وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
(sumber: muhammadiyah.or.id)
top related