akhlaq dalam islam hasan al banna

Post on 23-Jun-2015

214 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

AKHLAQ DALAM ISLAM

Ahmad Hasan Al Banna, S.H.I, M.IRKH

�ق� ق� جمع من خ�ل خ�ال أ

�و�ق� - خ ل�ق� ل خ ل ق – خ ال�ق� – م خ�

Budi pekerti, perangai, Tingkah laku, tabiat

Definisi Akhlaq: Imam Al Ghazali

, األفعال تصدر عنها واسحة النفس فى هيئة عن عبارة فالخلقورئية فكر إلى حاجة غير من ويسر بسهولة

“Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”

Abdul Karim Zaidanضوعها وفى النافس فى المستقرة والصفات المانى من مجموعة , عله يقدم ثم ومن أويقبح نظراإلنسان فى الفعل يحسن وميزانها

عنه أويجم“(Akhlak) adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk, untuk kemudian memiliih melakukan atau meninggalkannya”.

Sifat Akhlaq: KONSISTEN, SPONTAN, TIDAK TEMPORAR, TIDAK PERLU PEMIKIRAN/ PERIMBANGAN & DORONGAN DARI LUAR.AKHLAQ Al – Qur’an dan As-

Sunnah - Menentukan nilai baik/ buruk perbuatan manusia. - Penggunaan sering tumpang tindih.

ETIKA Pertimbangan & Akal pikiran

MORAL Adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat

Contoh : SIFAT PEMURAH SIFAT RAMAH TERHADAP TAMU

Kedudukan dan keistimewaan Akhlaq dalam Islam:

Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlaq yang mulia sebagai misi pokok Risalah Islam.

األخالق مكارم ألتمم بعثت إنما“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Baihaqi)

Akhlaq merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam, sehingga Rasulullah SAW pernah mendefinisikan agama itu dengan

akhlaq yang baik (husn al khuluq). : , وسلم عليه الله صلى الرسول فقال مالدين؟ لله يارسول

الخلق حسن “Ya Rasulullah, apakah agama itu? Beliau menjawab : “(Agama) adalah akhlaq yang baik”

sebanding dengan pendefinisian ibadah haji dengan wuquf di Arafah.

Akhlaq yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti pada hari kiamat.

من يوماالقيامة المؤمن العبد ميزان فى أثقل شيئ مامنالخلق حسن

“tidak ada setupun yang akan lebih memberatkan timbangan (kebaikan) seorang hamba mukmin nanti pada hari kiamat selain dari akhlaq yang baik …” (HR. Tirmidzi)

Dan orang yang paling dicintai serta paling dekat dengan Rasulullah SAW nanti pada hari kiamat adalah yang paling baik akhlaqnya.Abdullah Ibnu Umar berkata:

: أخبركم أال يقول وسلم عليه الله صلى الله رسول سمعتمرتين فأعادها القيامة؟ يوم مجلسا وأقربكم بأحبكم

: : خلقا. أحسنكم قال الله رسول يا نعم قالوا أوثالثا“Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Maukah kalian aku beritahukan siapa diantar kalian yang paling aku cintai dan paling dekat tempatnya denganku nanti pada hari kiamat?” beliau mengulangi pertanyaan itu dua atau tiga kali. Lalu sahabat menjawab : ‘tentu Ya Rasulullah’. Nabi bersabda :”Yaitu yang paling baik akhlaqnya diantara kalian” (HR. Ahmad).

Rasulullah SAW menjadikan baik buruknya akhlaq seseorang sebagai ukuran kualitas imannya.

خلقا أحسنهم إيمانا المؤمن أكمل“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya” (HR.Tirmidzi)

, األخر رفع أحدهما رفع فإذا جميعا قرناء وإليمان الحياء“Rasa malu dan iman itu sebenarnya berpadu menjadi satu, maka bilamana lenyap salah satunya hilang pulalah yang lain” (HR. Hamim dan Thabrani)

, أوليصمت خيرا فليقل األخر واليوم بالله يؤمن كان من , ومن جاره فليكرم اآلخر واليوم باالله يؤمن كان ومن

ضيفة فليكرم اآلخر واليوم باالله يؤمن كان“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. Barangsiapa yang berikan kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya” (HR. Bukhari dan Muslim).

Islam menjadikan akhlaq yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada Allah SWT. “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Ankabut 29:45)

, اللغو من إنماالصيام والشرب األكل من الصيام ليسصائم. إنى فقل عليك أوجهل أحد سابك فإن والرفث

“Bukanlah puasa itu hanya menahan makan dan minum saja, tapi puasa itu menahan diri dari perkataan kotor dan keji. Jika seseorang mencaci atau menjahilimu maka katakanlah

‘sesungguhnya aku sedang puasa’” (HR. Ibnu Khuzaimah) ‘Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui” (QS. At Taubah 9: 103)

“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak boleh rafats, berbuat Fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. BerbekAllah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal” (QS. Al Baqarah 2 : 197)

Nabi Muhammad SAW selalu berdoa agar Allah SWT membaikkan akhlaq beliau.

_ه� ال �ن , ف إ ق� خ�ال ح�س ن� األ� �ى أل� aه�م_ اه�د�ن اللbى , و اص�ر�ف� ع ن �ت ن �ال_ أ �ه ا إ ن ح�س ه�د�ى� أل� ي

�ت ن �ال_ أ �ه ا إ bئ ي bى س ص�ر�ف� ع ن ي _ه� ال �ن �ه ا, ف إ bئ ي س“(Ya Allah) tunjukilah aku (jalan menuju) akhlaq yang baik, karena sesungguhny atidak

ada yang dapat meberi petunjuk (menuju jalan) yang lebih baik selain Engkau. Hindarkanlah aku dari akhlaq yang buruk, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat menghindarkan dari akhlak yang buruk kecuali engkau: (HR. Muslim)

Di dalam Al Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan akhlaq.

Ciri-ciri akhlak dalam Islam

Rabbani

Manusiawi

Universal

Seimbang

Realistik

Akhlaq rabbani Bersumber dari wahyu ilahi yang termaktub dalam

al Qur’an dan sunnah. Terdapat 1.500 ayat yang mengandung ajaran

akhlaq, baik yang teoritis maupun yang praktis. Tujuannya; untuk memperoleh kebahagiaan di dunia

kini dan di akhirat nanti.

Akhlaq manusiawi Sejalan dan memenuhi tuntunan fitrah manusia. Kerinduan jiwa manusia kepada kebaikan akan

terpenuhi. Manusia yang merindukan kebahagiaan dalam arti

hakiki, Eksistensi manusia sebagai makhluk terhormat.

Akhlaq Universal sesuai dengan kemanusiaan yang universal dan

mencakup segala aspek hidup menusia,

Contoh al Qur’an menyebutkan sepuluh macam keburukan yang wajib dijauhi oleh setiap orang, yaitu menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh anak karena takut miskin, berbuat keji baik seara terbuka maupun secara tersembunyi, membunuh orang tanpa alasan yang sah, makan harta anak yatim, mengurangi takaran dan timbangan, membebani orang lain kewajiban melampaui kekuatannya, persaksian tidak adil, dan menghianati janji Allah (QS. Al An’am 6:151-152)

Akhlaq keseimbangan Manusia memiliki dua kekuatan dalam dirinya

kekuatan baik hati nurani dan akalnya dan kekuatan buruknya pada hawa nafsunya.

Akhlaq Islam memenuhi tuntutan kebutuhan manusia, jasmani dan rohani, secara seimbang, memenuhi tuntutan hidup bahagia di dunia dan akhirat secara seimbang pula.

Rasulullah SAW membenarkan ucapan Salman kepada Abu Darda : , . عليك وألهلك حقا عليك ولنفسك حقا عليك لربك إن

حقا, حقه حق ذى كل فأعط

“Sesungguhnya Tuhanmu mempunyai hak yang wajib kamu penuhi; dirimu mempunyai hak yang wajib kau penuhi, istrimu mempunyai hak yang wajib kau penuhi; berikanlah orang-orang yang mempunyai hak akan haknya” (HR. Bukhari)

Akhlaq Realistik Memperhatikan kenyataan hidup manusia. Manusia mempunyai kelebihan dan kelemahan. Manusia sangat mungkin melakukan kesalahan. memperhatikan kenyataan hidup manusia –

memperbaiki dengan bertaubat. Dalam keadaan terpaksa, Islam membolehkan

manusia melakukan sesuatu yang dalam keadaan bisa tidak dibenarkan.

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. tetapi Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Al Baqarah 2: 173)

top related