amin suma_ujrah dalam bentuk bayaran insentif berdasarkan prestasi dalam kewangan islam

8/17/2019 AMIN SUMA_Ujrah Dalam Bentuk Bayaran Insentif Berdasarkan Prestasi Dalam Kewangan Islam

http://slidepdf.com/reader/full/amin-sumaujrah-dalam-bentuk-bayaran-insentif-berdasarkan-prestasi-dalam-kewangan 1/13

UJRAH DALAM BENTUK BAYARAN INSENTIF BERDASARKAN

PRESTASI ( PERFORMANCE FEE ) DALAM KEUANGAN ISLAM1

Muhammad Amin Suma2

A. Mukadimah

Seperti dimaklumi bersama bahwa perkembangan dunia industri, tidak

terkecuali industri jasa, keuangan dan lain-lain, dewasa ini kian hari semakin

melejit bagaikan roket yang meluncur tak tertahankan oleh siapa, kapan dan di

manapun. Semakin cerdas dan cemerlang keterampilan ( skill ) seseorang dalammelakukan suatu pekerjaanjasa atau tepatnya prestasi, semakin tinggi pula

tuntutan danatau tawaranimbalanbayaran jasa -- apapun namasebutannya --

yang diminta oleh danatau ditawarkan kepadanya.

!uga tidak terbatas apalagi dibatasi bidangjenis jasaprestasinya, baik itu

dalam bidang olah raga dan seni, maupun dalam bidang yang lain-lain termasuk

jasa keuagan semisal perbankan dan asuransi. "idak terkecuali dalam lingkungan

lembaga jasa keuangan yang telah cukup lama menuntut kemungkinan

pembayaran tambahan ujrah (#ee) yang diberikan dalam bentuk insenti#bonus

berdasarkan prestasi ( performance fee). Seiring dengan itu, pembayaran

gajiupah#eesalari dan lain-lain dalam bentuk sistem remunerasi (remuneration

system) juga kini telah mulai merambah ke hampir semua dan setiap institusi yang

harus melakukan akti$itas ketenaga-kerjaanjasa dengan sistem remunerasi yang

demikian ketat dan kompetiti#. "idak terkecuali pada lembaga-lembaga keuangan

%slam atau lembaga keuangan syariah (&'%&'S) yang paling tidak sebagian

1Makalah, disajikan dalam kegiatan Muakarah endekiawan Syariah *usantara ke-+, dilaksanakan diSingapura pada tanggal 2 / Mei 2/0 M0-2/ 1ajab 0 3.24emakalah, 4ro#. 5r. Muhamad Amin Suma, adalah 5ekan 6akultas Syariah dan 3ukum 7ni$ersitas %slam *egeri (6S3 7%*) Syari# 3idayatullah !akarta, di samping sebagai 8akil 'etua 5ewan Syariah *asionalMajelis 7lama %ndonesia (5S* M7%), 'etua 7mum Majelis 4engurus *asional 3impunan %lmuwan danSarjana Syariah %ndonesia (M4* 3%SS%), dan lain-lain.

0



Muzakarah Cendekiawan Syariah Nusantara ke-7

MCSN7, 29-3 Mei 2!3

daripadanya memberlakukan sistem remunerasi di satu pihak dan pada saat yang

bersamaan juga menerapkan sistem performance fee yang dalam istilah #ikih

muamalah kontemprorer, bonus biasa disebut dengan idhafah (9:;<= ), yang juga

umum dikenal dengan sebutan ikramiyyah (9> ?@BC= ). 7ang bonus ini didasarkanatas prestasi tertentu dan diberikan dalam kurun waktu yang tertentu pula.

Sesuai dengan topiknya di atas, makalah berikut hendak mencoba

membahas persoalan ujrah ( fee) dalam bentuk bayaran insenti# berdasarkan

prestasi dalam sistem keuangan %slam. "entu dengan lebih dulu melakukan studi

kelayakankepatutan dan kepatuhan di samping studi lain-lain terhadap beberapa

aspek yang terkait dengan ihwal akad di satu pihak dan kesepakatan upah-

mengupah (ittifa"iyyah al-u#ur$ wa%e a%reement ) di pihak lain. "erutama dari

sudut pandang bentuk akad al-i#arah dan al-#i&alah yang sejatinya sangat rapat

hubungannya baik dengan spririt jual-beli maupun dengan spirit yang melandasi

upah-mengupah (al-u#rah). Dahkan, pendekatan sejarah (historical approach)

berdasarkan model kaidah syar&u man "a'lana syar&un lana, juga diharapkan

turut memperkaya pembahasan di dalam makalah ini.

B. Akad, Ujrah, Ijarah, Ji’alah/Ju’alah dan Idhafah/Ikramiyyah

Derbicara soal pemberian uang bonus, pada dasarnya terasa sulit untuk

tidak membicarakan juga tentang akad di samping u#rah, i#arah dan bahkan

#i&alah(#u&alah mengingat keterkaitannya antara yang satu dengan yang lain) 5ari

sudut pandang sejarah manusia dan kemanusiaan, terutama dari sisi pandang

sejarah kenabian, urusan upah-mengupah terkait dengan dunia ketenaga-kerjaan

baik berbentuk material maupun jasa, tampak sudah sedemikian lama waktunya.4aling tidak sejak aman *abi Musa *alaihis-salam sebagaimana yang akan

disinggung pada waktunya nanti. Dahkan, tidak tertutup kemungkinan lebih lama

lagi dari itu misalnya sejak aman nabi *uh atau bahkan sejak aman nabi %dris

*alaihimas-salam.

2



+#rah su-su dan .plikasi dalam /ewan%an slam

5i antara indikator analisisnya ialah keberadaan kisah-kisah

ketenagakerjaan dan terutama ihwal upah-mengupah yang diabadikan Al-EurFan

ke dalam beberapa surat dan ayat yang ada di dalamnya. Sebut saja misalnya ayat-

ayat 2G dan 2+ surat al-Hashsah yang dijadikan ayat induk di dalam pembahasanupah-mengupah di samping beberapa ayat pendukung atau ayat-ayat terkait

dengan persoalan upah-mengupah khususnya dan ayat-ayat ketenaga-kerjaan pada

umumnya. 5ari ayat-ayat ini pula para ulama #ikih dan usul #ikih dengan pendekatan

sejarah hukum (tarikh al-tasyri& ) dan ilmu usul #ikih, mampu mengapresiasi dan

memodi#ikasi ke dalam berbagai bentuk kaidah-kaidah #ikhiah maupun kaidah-

kaidah usuliah ("awa&id al-fii"hiyyah wa-"awa&id al-ushuliyyah) yang masih tetapeksis dan berguna hingga di era moderen sekarang ini. "ermasuk kaidah-kaidah

#ikhiah yang terkait dengan u#rah, i#arah dan #i&alah dan bahkan dengan akad

penerimaan bonus (idhafah(ikramiyyah), insenti# dan lain-lain yang semakna

dengan itu.

Degitu penting ihwal upah-mengupah ini sampai-sampai sejumlah kitab

hadis ahkam dan terutama kitab-kitab #ikih yang berukuran tebal, hampir selalu

melibatkan pembahasan tentang al-u#rah (upah-mengupah), al-i#arah (sewa-

menyewa) dan al-#i&alah (pemberian tertentu) di dalamnya. .l-i#arah ( IJ;KL) ,

terambil dari kata al-a#ru ( BKL ), yang juga sinonim dengan kata-kata al-ada&

( NL ) O penunaian, al-#aza& ) PQQR ) O imbalan (berupa reward and

punishment ), al-#uhdu ( TQUR) O kesungguhan, al-kharra# VB ? W)) O

pengeluaran, al-sa&yu (XYQQQZ) O tenaga, upaya, usaha, al-*u"ud (N[QQQ\Y) O

akadtransaksi, al-*amal (]^Y) O pekerjaanpro#esi dan al-kas'u (_Z`) O usahaekonomi, yang secara sendiri-sendiri maupun kumulati#, semuanya

mengindikasikan pada makna-makna akad di satu sisi dan makna imbalan serta

moti# ekonomi atas usahajasa (ti#arah) pada sisi yang lain. "ermasuk imbalan

3Daca, perhatikan dan renungkan misalnya surat-surat al-AnFam (G) /, al-AFra# (+) 00, 3ud (00) 0, al-SyuFara (2G) 0, asin (G) 20, al-Syura (2) 2, dan lain-ain.




MCSN7, 29-3 Mei 2!3

berbentuk bonus ( performance fee) yang didasarkan atas prestasi para pekerja

danatau yang lainnya.

.l-a#ru dan al-u#rah adalah -- sebutan bagi -- sesuatu yang merujuk

kepada imbalan atas suatu pekerjaanjasa, baik yang bersi#at duniawi maupun

ukhrawi. 'ata al-tsawa', yang sinonim dengan al-a#ru biasa diartikan dengan

pahala keakhiratan juga berasal-usul dari kata ini. 'ata al-a#ru dan al-u#rah

kemudian digunakan untuk sebutan bagi semua dan setiap sesuatu yang terbit atas

adanya akad danatau hal-hal yang disamakan dengan atau menempati posisi

akad dan itu semua selalu digunakan hanya untuk atau dalam hal-hal yang

berman#aat, tidak untuk hal-hal yang madarat (berbahaya). 5engan demikian maka

kata al-a#ru pada dasarnya adalah pembalasanimbalan atas suatu

pekerjaanjasaprestasi, dan daripadanyalah kemudian digunakan namasebutan al-

i#arah sementara al-u#rah, lebih digunakan untuk makna al-kira& 0 sewa)

5alam pada itu baik al-a#r maupun al-u#rah, dalam dunia ekonomi dan keuangan

tampaknya sangat umum dikenal dengan sebutan uang jasa atau fee di samping

yang lain-lain.

Atas dasar itu maka mudahlah dimengerti manakala kata al-a#r memiliki jangkauan atau ruang-lingkup pemaknaan yang sangat luas, misalnya mulai dari

uang jasa menyusui (a#r al-irdha& ), uang jasa menenung (a#r al-sihr ), uang jasa

pemberian minum hewan (a#r al-si"ayah), hingga uang jasa tablig danatau

dakwah (al-a#r wa-al-ta'li%h) dan lain-lain. "ermasuk dengan uang jasa dalam

bentuk imbalan dan penghindaran kesulitan (al-a#r wa-ta#annu' al-masya""ah)

yang dilakukan Musa *alahis-salam sebelum diangkat menjadi nabi dan rasul

Allah sebagaimana yang insya Allah akan diuraikan nanti di dalam makalah ini.

byek akad i#arah bisa berbentuk man#aat barang dan sewa, dan bisa

pula berbentuk man#aat jasa dan upah dengan ketentuan sebagai berikut

4Muhyi al-5in fAthiyyah, al-/asysyaf al-"tishadi li-.yat al-1ur&an al-/arim, hlm. 2+.




0. byek ijarah adalah man#aat dari penggunaan barang danatau jasa2. Man#aat barang atau jasa itu harus wajib bisa boleh dinilai dan dapat

dilaksanakan dalam kontrak.. Man#aat barang atau jasa harus mesti yang bersi#at dibolehkan (tidak

diharamkan).. 'esanggupan memenuhi man#aat harus mesti nyata dan sesuai dengan

syariah.. Man#aat barang atau jasa harus wajib dikenali secara spesi#ik sedemikian

rupa untuk menghilangkan #ahalah (ketidak-jelasan) yang akan mengakibatkan

sengketa.G. Spesi#ikasi man#aat harus wajib dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka

waktunya. Disa boleh juga dikenali dengan spesi#ikasi atau identi#ikasi #isik.

+. Sewa atau upah harus wajib disepakati dalam akad dan wajib dibayar oleh penyewa pengguna jasa kepada pemberi sewa pemberi jasa (&'S) sebagai

pembayaran man#aat atau jasa. Sesuatu yang dapat dijadikan harga (tsaman)

dalam jual-beli dapat pula dijadikan sewa atau upah dalam ijarah.. 4embayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (man#aat lain) dari jenis yang

sama dari obyek kontrak.. 'elenturan ( flei'ility) dalam menentukan sewa atau upah dapat diwujudkan

dalam ukuran waktu, tempat dan jarak.

'ata lain yang semakna benar dengan al-u#rah ialah al-#i&alah (dibaca

dengan mengkasrahkan huru# jim) atau al-#u&alah (dibaca dengan

mendhammahkan huru# jim) yang disamakan dengan payment and wa%es dalam

bahasa %nggris, atau prime dan indemnite dalam bahasa 4rancis.G 'ata #i&alah

jamaknya a#&al - adalah sesuatu yang dijadikan atau tepatnya yang ditentukan di

atas pekerjaan (ma-yu#&alu *ala al-*amal ). Menurut sebagian ahli, kata #i&alah

sesungguhnya lebih umum si#atnya daripada kata u#rah yang bersi#at spesi#ik.

.l-#i&alah artinya pengikatan penggantianimbalan yang diketahuiditentukan

(jumlahnya) terhadap pekerjaan (prestasi) tertentu dengan berdasarkan analisa

kemampuan si pekerja dan kepuasan pemesan kerjajasa. 5alam istilah teknis, kata53impunan 6atwa 5ewan Syariah *asional, i'id ., jil. 0, hlm. -G/.6Muhammad 1awas EalFah-ji, Mu&#am u%hah al-4u"aha& , hlm. 0.




MCSN7, 29-3 Mei 2!3

#u&lun bisa juga diartikan dengan komisi (*umulah) hadiah ( #a&izah) danatau tanda

jasa (mukafa&ah) dan lain-lain,+ bisa jadi termasuk bonus (idhafah(ikramiyyah.

Derkata al-Sayyid SabiH, al-#i&alah adalah akad tentang suatu man#aat

yang diduga kuat (optimistis) akan terealisir, seperti halnya orang yang

mengikatkan dirinya untuk membayarkan sejumlah uang tunai sebagai imbalan

atas pekerjaannya, sebut saja misalnya untuk membangunkan suatu bangunan,

mengajarkan ilmu pengetahuan tertentu semisal pengajaran Al-HurFan, mengobati

pasien yang sakit sampai sembuh, pengeboran sumur air, dan lain-lain yang

terlalu banyak (ramai) untuk disebutkan satu persatu.

5ewan Syariah *asional - Majelis 7lama %ndonesia (5S* M7%) dalam6atwa *o. G25S*-M7%%%2//+, mem#ormulasikan demikian !uFalah adalah

janji atau komitmen (iltiam) untuk memberikan imbalan (reward(&iwadh(#u&l )

tertentu atas pencapaian hasil (natijah) yang ditentukan. 4ihak yang menjanjikan

imbalanpembayaran disebut #a&il , orangpihak yang mengerjakan jiFalah disebut

ma#&ul lah, sedangkan obyek yang diakadkan para pihak disebut ma#&ul

*alaih(mahal al&a"d)

Akad #i&alah boleh dilakukan untuk memenuhi keperluan pelayanan jasa,

dengan ketentuan sebagai berikut

0. 5ihak jaFil harus memiliki kecakapan hukum dan kewenan%an 6 muthlaH al-

tasharru#) utuk melakukan akad2. byek jiFalah (mahal al-*a"d(ma#&ul *alaih) harus berupa pekerjaan yang tidak

dilarang oleh syariah, serta tidak menimbulkan akibat yang dilarang. 3asil pekerjaan (nati#ah)sebagaimana dimaksud harus wajib jelas dan

diketahui oleh para pihak pada saat penawaran. %mbalan #i&alah (reward(&iwadh(#u&l ) harus (wajib) ditentukan besarnya oleh

#a&il dan diketahui oleh para pihak pada saat penawaran dan

7Ali Mutahar, /amus Muthahar .ra' ndonesia, hlm. //.8Al-Sayyid SabiH, 4i"h al-Sunnah, jil. , hlm. 0.95ewan Syariah *asional M7% dan bank %ndonesia, 8impunan 4atwa ewan Syariah Nasional M+, 2/0/M02 3, jil. 2, hlm. G.

G




. "idak boleh ada syarat imbalan diberikan di muka (sebelum pelaksanaan obyek

#i&alah).0/

Deralih kepada idhafah(ikramiyyah, secara literal artinya

penghargaanpenghormatan. 5alam persepkti# #ikih muamalah kontemporer,

idhafah(ikramiyyah diartikan dengan sesuatu katakanlah uang yang

dibayarkan kepada pekerja sebagai tambahan atas gaji pokok dan tunjangan lain

yang biasa diterimakan, sebagai penghargaanpenghormatan tambahan atas

prestasi (kinerja) yang dipersembahkannya.00 "ermasuk ke dalam pengertian

idhafah adalah discount yang diberikan perusahaan kepada pihak lain yang

bermitra, di samping juga bisa diartikan dengan pengembalian uang dari

sebagian keuntungan yang diberikan kepada pihak tertentu.02 Agaknya, al-

idhafah atau al-ikramiyyah ini bisa juga diindentikkan dengan incenti:e payment (

X ? Y>R BK ) pada era modern sekarang ini.

C. Dasar Huu! U"ra# dan I"ara#

4ara ahli #ikih sering kali merangkainkan dasar hukum bermuamalah

termasuk upah-mengupah (al-i#arah) dengan Al-EurFan, Al-sunnah dan al-%jmaF.

Ayat-ayat yang terkait dengan al-i#arah di antaranya ialah surat al-*isa () 2

dan 2, al-Maidah () , al-Mumtahanah (G/) 0/, dan lain-lain, terutama surat al-

Eashash (2) 2G 2+.

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku

ambillah ia (Musa) sebagai orang yang bekerja (pada kita),

karena sesungguhnya orang yang paling baik kamu ambil untuk

10 'id, hlm. +.111amus .thlas al-Mausu&i n#lizi *.ra'i, hlm 00.12 'id)

+




MCSN7, 29-3 Mei 2!3

bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".

erkatalah dia (nabi Syu!aib): "Sesungguhnya aku bermaksud

hendak menikahkan kamu (Musa) dengan salah seorang dari

kedua anakku ini atas dasar bahwa kamu #harus$ bekerjadenganku selama delapan tahun, dan jika kamu genapkan

sepuluh tahun, maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu,

maka aku tidaklah bermaksud hendak memberatkan kamu

(Musa) dan kamu insya %llah akan mendapati aku termasuk dari

kalangan orang& orang yang saleh" (al&'ashash (28): 26-27).

Ayat di atas terkait erat dengan kisah “kontrak kera!

antara na"i #y$%ai" ata$ &atsr$ di sat$ 'ihak13 dengan $sa di

'ihak *ain. +ari ayat ini dan ayat-ayat *ain yang terkait

dengannya ses$ngg$hnya da'at di'etik "e"era'a ata$ "ahkan

se$,*ah 'e*aaran "erharga. #a*ah sat$nya yang ter'enting dan

re*ean dengan 'e,"ahasan ,aka*ah ini ia*ah "aha di antara

'ra-syarat $ta,a recruitment tenaga kera/'ekera asa

'roessiona* seak di ,asa-,asa dah$*$ ia*ah orang yang k$at*agi ter'eraya yang o*eh A*-$r%an diisti*ahkan dengan se"$atn

al&awiyy al&amin (strong and trusty ) se"agai,ana 'ernah

di,i*iki o*eh seorang 'e,$da "erna,a $sa yang ke,$dian

,enadi na"i dan ras$*.

ek$atan sik $sa "er"anding *$r$s dengan ,ini,a* 10

orang 'e,$da 'erkasa di a,annya yang di"$ktikan dengan

ke,a,'$annya ,engangkat t$t$' s$,$r (ra*+u al&shakhrah)

yang ter"$at dari "esi. en$r$t atatan searah $nt$k ,e,"$ka

t$t$' s$,$r te,'at 'e,"erian ,in$, "inatang-"inatang ternak

134embahasan lebih lanjut tentang ayat ini, baca antara lain Muhammad Amin Suma, Men%%ali .kar

Men%%ali Serat ;konomi dan /euan%an slam, 'holam 4ublishing, 2//, hlm. G +.




kh$s$snya ka,"ing di a,an it$ 'a*ing sedikit di'er*$kan

keter*i"atan 10 orang *aki-*aki yang k$at.14 h$s$s $nt$k $sa

ia ,a,'$ ,engngngkat t$t$' s$,$r di,aks$d dengan seorang

diri tan'a ,e,er*$kan "ant$an orang a'a*agi orang-orang *ain.ni ,er$'akan kek$atan yang *$ar "iasa dahsyat dan karenanya

,aka sangat*ah aar ,anaka*a orang t$a dari ked$a anak gadis

(yang diisyaratkan A*-$r%an) di atas ,enaksir dan "ahkan

"er,aks$d ,e,inang $sa $nt$k dinikahkan dengan sa*ah

seorang dari ked$a orang anak gadisnya dengan syarat $sa

har$s "ekera d$*$ yakni ,engge,"a*akan ka,"ing-ka,"ing

na"i #y$%ai"/&atsr$ se*a,a 8 10 tah$n.

ika diana*ogikan dengan d$nia kera a,an ,odern

sekarang akad dasar na"i #y$%ai" dan $sa ini "isa

dikategorikan ke da*a, akad bi&al&ujrah ($'ah-,eng$'ah) dan

sangat ,$ngkin '$*a da*a, "ent$k akad al&ijarah (sea-

,enyea). &ang e*as kontrak dasarnya ada*ah $sa "erani

,e*ak$kan 'ekeraan 'okoknya ,engge,"a*akan ka,"ing na"i#y$%ai"/&atsr$ -- se*a,a 8 tah$n sedangkan na"i #y$%ai"

a/&atsr$ "erani hendak ,enikahkan sa*ah sat$ anak gadisnya

dengan $sa. +i sa,'ing akad dasar ta,'aknya ada “akad

ta,"ahan! yait$ taaran dari na"i #y$%ai"/&atsr$ ke'ada $sa

$nt$k ,enggena'kan kera-ge,"a*anya se*a,a 2 tah$n *agi

sehingga kese*$r$hannya ,enadi 10 tah$n dengan “ani!

i,"a*an $sa "o*eh ,e,i*ih sat$ dari 2 orang anak gadis na"i

#y$a%i"/&atsr$ yang 'a*ing $sa kehendaki.

Akad (transaksi) yang di*ak$kan #y$%ai"/&atsr$ dengan

$sa di atas ta,'ak "enar-"enar ,ener,inkan 'roses

14Muhammad fAli al-Shabuni, Shafwah al-<afasir, #il) 2, hlm. 0.




MCSN7, 29-3 Mei 2!3

(negosiasi taar-,enaar) yang ,ener,inkan trans'aransi

kesetaraan dan di"ang$n atas dasar kere*aan (an taradhin) 'ara

'ihak yang "erakad ses$ai dengan ni*ai dan nor,a dasar akad

yang diahy$kan A**ah tent$nya se"agai,ana yang ke,$diandia"adikan A*-$r%an dan A*-hadis serta 'ara 'e,ikir $s*i, dan

"ahkan ke,$dian dike,"angkan o*eh h$k$, internasiona*.

;rinsi'-'rinsi' akad yang di,aks$dkan ada*ah se"agai,ana

tertera da*a, nash-nash syarak ,is*anya A*-$r%an s$rat a*-

aidah/a*-<=$d (5): 1 a*->isa% (4): 29 dan *ain-*ain. ?er,as$k

se$,*ah hadis kaidah-kaidah khiah yang karena sat$ dan *ain

ha* ter$ta,a a*asan teknis tidak diant$,kan di da*a, ,aka*ah

ini.

Ana*og dengan 'ra-syarat ketenaga-keraan yang

di*ak$kan 'ara 'ihak ,isa*nya “'er$sahaan! -- da*a, ha* ini

ke*$arga na"i #y$%ai"/&atsr$ dengan 'egaai/'ekeranya

da*a, ha* ini $sa alaihis&salam -- ked$anya ,engikatkan diri

$nt$k ,e*ak$kan akad iarah ata$ "ahkan diik$ti dengan akad ji+alah da*a, "ent$k 'e,"erian “"on$s! da*a, arti ta,"ahan

seara ti,"a*-"a*ik ses$ai dengan yang di'eranikan o*eh ked$a

'ihak. #es$ai dengan asas ke"e"asan "erkontrak yang *ai,

dian$t o*eh d$nia kera/$saha/asa se*a,a ini 'a*ing sedikit

seara teori ,e,"erikan ke,$ngkinan ke'ada 'ara 'ihak $nt$k

,e*ak$kan akad ,en$r$t yang ,ereka se'akati. ?er,as$k da*a,

'eneta'an ada-tidaknya per*ormance *ee atas dasar 'restasi.

ni*ah '$*a yang ke,d$ian ,endorong "e"era'a 'erat$ran

'er$ndang-$ndangan ,enant$,kan nor,a al&wa+du adun,-

,aks$dnya setia' 'eranian adaah akad.

15Ali Ahmad al-Salus, 4i"h al-=ay& wa-al-stitsa" wa-a-<ah'i" al-Mu&ashir, hlm. +.

0/




#$ngg$h'$n de,ikian teta' saa 'enting

di'erti,"angkan da,'ak negati (,adarat) dari ke,$ngkinan

ke"eradaan incentie payment ( @ BCDEEEFG HEEEI ) yang tidak

terkontro* se"agai,ana yang dia*a,i o*eh kas$s-kas$s tertent$ di"e"era'a ata$ ,a*ahan se$,*ah >egara tertent$. Ja,ir se,$a

dan/ata$ setia' tindakan yang "er*e"ihan "agaia,ana'$n akan

,eni,"$*kan da,'ak negatie "agi 'ena'aian ita yang "aik

seka*i'$n. +i sini*ah ter*etak arti 'enting ke"eradaan Ka,"o-

ra,"o yang 'enting dior,$*asikan $nt$k ,engarahkan

per*ormance *ee teta' "erada da*a, ikon ni*ai-ni*ai dan nor,a-

nor,a syariah.

. 4enutup

5ari pemaparan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa performance fee

atau a#run tasy#i&iyyun (incenti:e payment ), atau apaun sebutan lainnya yang

semakna dengan itu, hukumnya boleh (dibolehkan) dan bahkan wajib manakala

tercantumdicantumkan di dalam #orm akad yang dilakukan (ditanda-tangani) para

pihak. 3anya saja, tetap perlu dipertimbangkan kemungkinan ekses negati# yang

boleh jadi timbul dari kebijakan performance fee ini manakala dibebaskan tanpa

kontrol. 5i sinilah terletak arti penting dari keberadaan muakarah semacam ini

untuk secara bersama-sama memberikan kontribusi nyata dalam mengarahkan

performance fee pada khususnya dan sistem upah-mengupah (remunerasi) secara

keseluruhan pada umumnya.

5emikian makalah ini di buat dan dibentangkan di hadapan para pesertamudakarah, semoga turut andil bagi pengayaan wawasan dan menghidupkan ilmu

pengetahuan sesuai dengan kata mutiara (hikmah) lama yang masih tetap punya

makna, hayat al-*ilmi 'i-al-mudzakarah. %lmu itu akan tetap hidup dan terus

00




MCSN7, 29-3 Mei 2!3

berkembang melalui mekanisme mudakarah. Amin, semoga q >a-al-hamdu

lillahi ra'' al-*alamin ?

02




KEPUSTAKAAN

.l-1ur&an .l-/arim$

Ahmad Mushtha#a al-Maraghi, <afsir al-Mara%hi, Deirut &ubnan 5ar al-6ikr,

t.th..

*.li .hmad al-Salus, 4i"h al-=ay& wa-al-stitsa" w-al-<ah'i" al-Mu&ashir,

Amerika MajmaF 6uHahaF al-SyariFah bi-amrika (the Assembly o# Muslim

!urists in America, 02+ 32//G M.

5ewan Syariah *asional Majelis 7lama %ndonesia dan Dank %ndonesia, 8impunan 4atwa, edisi re$isi, 2//G.

Muhammad fAli al-Shabuni, Shafwah al-<afasir , Deeirut-&ubnan, 5ar al-6ikr,

t.th..

Muhammad Amin Suma, Men%%ali .kar Men%urai Serat ;konomi dan /euan%an

slam, "angerang 'holam 4ublishing, 2//.

Muhammad 1awas EalFah-ji, 3aid ShadiH Eanibi, dan Euthb Mushtha#a Sanir,

Mu&#am u%hah al-4u"aha& , Deirut &ubnan 5ar al-na#aFis, 00G

30GG M.

Muhy al-5in fAthiyyah , al-/asysyaf al-"tishadiyy li-.yat al-1ur&an, t.k. al-

MaFhad al-fAlami li al-6ikr al-%slami, t.th..

Mushtha#a 3aniyy, Mu&#am al-Mushthalahat al-"tishadiyyah wa-al-Maliyyah

*.ra'y nklizi fransi, u'nan Makta'ah u'nan, 2//.

Al-Sayyid SabiH, 4i"h al-Sunnah, Deirut &ubnan 5ar al-!ayl, 0+G.

0

amin suma_ujrah dalam bentuk bayaran insentif berdasarkan prestasi dalam kewangan islam

Documents