ali pethas-bab ii revisi paling...

36
BAB II PUASA DALAIL AL KHAIRAT DAN KECERDASAN EMOSI A. Puasa Dalail Al Khairat 1. Pengertian puasa dalail al khairat Dalail al khairat berasal dari kata ( ﺩﺍﻝ) yang berarti petunjuk. 1 dan (ﺧﲑ) yang berarti kebajikan. 2 Nama sebuah buku petunjuk kesalehan, ia merupakan kumpulan do’a-do’a dan pujian keagamaan yang didasarkan pada sembilan puluh sembilan nama Allah. 3 Adapun yang dimaksud puasa dalail al khairat adalah puasa yang disertai amalan-amalan (wirid) dalail al khairat. 2. Kandungan puasa dalail al khairat Yang paling esensial dari puasa dalail al khairat adalah mengamalkan wirid, adapun kandungan wirid tersebut terangkum sebagaimana berikut: a. Muqaddimah, berisi tentang bacaan al-Fatikhah yang di tujukan (khadrah) kepada para sanad pemberi ijazah. b. Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh sembilan nama Allah SWT. c. Membaca asma Nabi yang terdiri dari dua ratus nama nabi. d. Do’a niat e. Membaca wirid dala al khairat (shalawat dalail) f. Do’a dalail al khairat 1 Ahmad Warson Al Munawir, Kamus Arab Indonesia Almunawir, (Surabaya: Pustaka Progessif, 2002), Cet.25. hlm.417. 2 Ibid, hlm. 378 3 Cyril Glasse, Ensiklopedi Islam (Ringkas), Terj. Ghufron A. Masadi, The Concise Encyclopedia; ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), hlm.69.

Upload: hoangcong

Post on 12-Apr-2018

228 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

BAB II

PUASA DALAIL AL KHAIRAT DAN KECERDASAN EMOSI

A. Puasa Dalail Al Khairat

1. Pengertian puasa dalail al khairat

Dalail al khairat berasal dari kata ( دال) yang berarti petunjuk.1 dan

yang berarti kebajikan.2 Nama sebuah buku petunjuk kesalehan, ia (خري)

merupakan kumpulan do’a-do’a dan pujian keagamaan yang didasarkan

pada sembilan puluh sembilan nama Allah.3 Adapun yang dimaksud puasa

dalail al khairat adalah puasa yang disertai amalan-amalan (wirid) dalail al

khairat.

2. Kandungan puasa dalail al khairat

Yang paling esensial dari puasa dalail al khairat adalah

mengamalkan wirid, adapun kandungan wirid tersebut terangkum

sebagaimana berikut:

a. Muqaddimah, berisi tentang bacaan al-Fatikhah yang di tujukan

(khadrah) kepada para sanad pemberi ijazah.

b. Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh sembilan nama

Allah SWT.

c. Membaca asma Nabi yang terdiri dari dua ratus nama nabi.

d. Do’a niat

e. Membaca wirid dala al khairat (shalawat dalail)

f. Do’a dalail al khairat

1 Ahmad Warson Al Munawir, Kamus Arab Indonesia Almunawir, (Surabaya: Pustaka

Progessif, 2002), Cet.25. hlm.417. 2 Ibid, hlm. 378 3 Cyril Glasse, Ensiklopedi Islam (Ringkas), Terj. Ghufron A. Masadi, The Concise

Encyclopedia; ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), hlm.69.

Page 2: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

16

Kaifiyah (tata cara) pengamalan bacaan-bacaan tersebut sesuai yang

telah diijazahkan dari mujiz (pemberi ijazah), yang semuanya sudah tertulis

dalam kitab dalail.4

3. Tujuan dan Manfaat Menjalani Dala al Khairat

a. Tujuan

1. Taqarrub

Puasa Dalail al khairat adalah jenis puasa yang sering

dilakukan oleh kalangan santri salafiyyah. Jenis puasa ini lebih

menekankan pada amalan-amalan (wirid) yang mensyaratkan terlebih

dahulu diijazahkan (digurukan) pada shahibul ijazah (kyai).

Adapun yang menjadi tujuan utama para pelaku puasa dalail al

khairat adalah Taqarrub yakni, usaha-usaha atau kegiatan

menghampirkan diri kepada Allah SWT sehingga dapat menduduki

tempat yang terhormat dan mulia dengan jalan mematuhi perintah-

perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.5

Puasa adalah salah satu bentuk puasa yang paling ideal sebagai

pengekangan diri dari berbagai hawa nafsu. Taqwa yang menjadi

tujuan utama dalam ibadah puasa, artinya adalah penghayatan bahwa

Tuhan hadir dalam kehidupan sehari-hari kita. Tujuan puasa adalah

mendorong kita mengalami kesadaran Ketuhanan Yang Maha Hadir

itu.6

2. Tabaruk

Di antara tujuan yang lain melakukan puasa dalail al khairat

adalah mencari atau untuk mendapatkan barokah.

4 Lihat Ahmad Basir Nailu Al- Masyaraat fi Tashih Dalai al- Khairat ( Kudus: An-

Nasr, 1412 H). 5 Hamzah Yakub, Tingkat Ketenangan dan Kebahagiaan Mukmin Tasawuf dan

Taqorrub, (Jakarta: CV. Asia, 1993), hlm. 55. 6 Nur Ahmad dan Muhammad, Puasa dan Kejujuran, (Jakarta : Kompas, 2000), hlm. 19.

Page 3: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

17

Ada beberapa perkataan dan perbuatan yang mengandung

barokah dan di antara perkataan itu ialah : berdzikir, membaca al

Qur’an. Keduanya akan memberi keberkahan yang banyak kepada

seseorang.7

Pelaku puasa dalail al khairat di samping mengamalkan kedua

tersebut di atas, pelaku ibadah ini diharuskan mengamalkan beberapa

amalan wirid yang di dalam wirid tersebut sarat akan bacaan-bacaan

dzikir, shalawat do’a dan sebagainya. Mereka mengharapkan berkah

dari apa yang telah diwiridnya.

b. Manfaat

Melakukan puasa dalail al khairat adalah bagian dari jenis puasa

yang di dalamnya terdapat beragam manfaat, dan di antara manfaat

tersebut adalah sehat jasmani dan rohani.

… نرفيسالم حبال ي ها إنرفوسال تا ووبراشا وكلو31: األعراف ( .و ( “… Dan makanlah dan minumlah kamu sekalian tetapi janganlah kamu berlebih lebihan, sebab sesungguhnya Allah itu tidak suka kepada orang- orang yang berlebihan.” (Q.S. al-A’raaf : 31)

Menyedikitkan makan akan melembutkan hati, menguatkan

pemahaman, meredam nafsu dan amarah. Sedang terlalu banyak makan

akan menyebabkan hal-hal yang sebaliknya.8

Secara mudah puasa itu mengosongkan perut pada siang hari

tentunya terasa lapar. Dengan lapar bisa memperbaiki tubuh dan otak.

Atau puasa dalam Bulan Ramadlan itu demi mensucikan diri yakni suci

badan dan jiwanya. Kesucian badan dan jiwa akan membawa kesucian

7 Ali bin Nafayyi al Alyani, Mencari Berkah antara yang Disyari’atkan dan yang

Dilarang, terj. Abu Himam J, Zainudin, At Tabaruk al Masyru’ wat Tabarruk al Mamnu’, (Jakarta : Qalam, 2002), hlm. 29.

8 Ahmad Farid, Bagaimana Mensucikan Jiwa, (Solo: Media Insani Press, 2002), hlm. 39.

Page 4: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

18

berpikir, atau pikiran, perasaan dan kelakuan dalam segala ruang dan

bidang dan kesucian itu adalah mendekatkan kepada Allah.9

Puasa untuk melatih kita hidup dalam kesadaran ketuhanan, maka

dalam keseluruhan kerangka iman, puasa sebenarnya adalah bagian dari

latihan untuk “berani berada” artinya dengan pengalaman rohani yang

melingkupi puasa kita, kita berani menerima kecemasan eksistensial yang

paling mendalam kita, khususnya menyangkut kecemasan-kecemasan

akan kematian penghukuman dan akan ketiadaan arti. Dengan keberanian

hidup kita sandarkan pada Tuhan. Kita membebaskan seluruh

kecemasan itu.

Puasa seperti istilahnya dalam bahasa arab shiyam ” menahan

diri”, makna simboliknya adalah kita menahan diri, dengan berkata

“tidak” kepada dunia, tetapi sekaligus berkata “ya” kepada hidup, dalam

arti subtansial: kehidupan kerohanian yang menjadi fitrah kita. Karena

itulah hakikat puasa dari sudut keagamaan sebenarnya proses purgatorio

(penyucian). Dengan menahan hawa nafsunya lewat memberi perhatian

sepenuhnya kepada Tuhan.10

Imam al Ghazali dalam hal ini dalam kitab Ihya’-nya menjelaskan

begitu besarnya faedah lapar tehadap jiwa seseorang, di antara faidah

lapar adalah sebagai berikut :

1) Bersihnya hati, bersinar kepintaran dan tembusnya mata hati.

2) Halus dan besihnya mata hati.

3) Pecah (tawar) dan hinanya nafsu.

4) Faidah yang terbesar dari lapar adalah menghancurkan seluruh nafsu

yang menyuruh pada perbuatan jahat, karena sumber seluruh

perbuatan maksiat adalah nafsu dan syahwat tenaga.11

9 Ashadi Falih dan Cahyo Yusuf, Akhlak Membentuk Pribadi Muslim, (Semarang: Aneka

Ilmu, 1998), hlm. 70-75. 10 Nur Ahmad dan Muhammad, op. cit., hlm. 24-25. 11 Imam al Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, terj, Ismail Yakub (Singapura: Pustaka Nasional

PTELTD, t.t.), hlm. 1012-1015.

Page 5: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

19

Semua faedah tersebut tertuang dalam hadist rasulullah saw

sebagaimana berikut:

حدثنا عبد اهللا ابن مسلمة عن مالك عن أبى الزنادى عن األعرج عن أبى ضية رريرة فال هنج امقال الصي لمسه وليلى اهللا عل اهللا صوسأن ر هناهللا ع

هماتش أو لهقات ؤرإن امل وهجال يفث ور12 )رواه خبارى ... (ي

Dari Abu Hurairah r.a. Sesungguhnya Rasulullah SAW berkata: Puasa adalah benteng dari pembicaraan buruk, dan perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang bodoh ”membunuh, marah-marah”...( HR. Bukhari)

حدثنا عبدان عن أبى حمزة عن األعمش عن إبراهيم عن علقمة قال بينا ليلى اهللا عص بيالن عا مفقال كن هناهللا ع ضيد اهللا ربع عشى مأم لمسه و

لم نمج وللفر نصأحر وصللب أغض هفإن جوزتاءة فليالب طاعتن اسفقال م 13 )رواه خبارى (يستطع فعليه بالصوم فإنه له وجاء

Dari Alqomah berkata saya berjalan bersama Abdillah r.a. beliau berkata, sedangkan kami bersama rasulullah SAW, beliau berkata: Barang siapa yang mampu untuk menikah maka menikahlah, karena menikah itu lebih bisa menahan penglihatan, dan hawa nafsu. Dan barang siapa yang tidak mampu menikah maka puasalah (HR. Bukhari Muslim)

Dalail al khairat ibadah yang lengkap bermuatan aturan

sebagaimana puasa Ramadlan dari sudut perkara yang membatalkan

maupun yang menghilangkan faidah puasa, yang mana pelaku ibadah ini

harus mengamalkan beberapa auwrad (wirid) yang telah ditentukan oleh

pemberi ijazah (mujiz). Suatu kondisi ini akan memberikan arti yang

penting untuk pelaku pelaku ibadah puasa yang akan bermuara kepada

tujuan utama, yaitu meningkatkan seorang mukmin menjadi muttaqin.

12 Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al Mughirah bin

Bardudzibah al Bukhari al Ja’fiy, Shahih Bukhari, (Beirut-Libanon, Darul Arabiyah, t.th), hlm. 226.

13 Ibid., hlm. 228-229.

Page 6: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

20

Taqwa sebagai suatu usaha penguasaan dan pengendalian diri, di

mana usaha ini terlihat pula di dalam ibadah puasa berisi dua aspek,

pencegahan dan penghilangan perilaku buruk dan penumbuhan sifat,

sikap dan perilaku baik.

Dengan demikian taqwa berkaitan erat dengan sikap dan keadaan

jiwa serta pembinaan dan pengembangannya.14

Orang-orang yang bertaqwa (bertanggung jawab) adalah tipe

manusia yang selalu cenderung kepada kebaikan dan kebenaran (hanif),

mereka cenderung memiliki sifat empati dan berjiwa besar.15

Dan menurut konsep tafiyat al-nafs al Ghazali yang dikutip oleh

Abdullah Hadziq bahwa tasfiyatul al nafs memiliki relevansi yang jelas

dengan pengembangan tingkah laku psikologis yang terpuji, baik dalam

keterkaitannya dengan dataran horisontal sesama manusia dan

lingkungannya, maupun dalam dataran transendental dengan Tuhan.16

B. Kecerdasan Emosi

1. Pengertian Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi memiliki bermacam-macam definisi, adapun

definisi tersebut adalah sebagai berikut :

Reuven-Bar-on menyebutkanya bahwa : “Kemampuan kompetensi

dan kecakapan non kognitif, yang mempengarui kemampuan seseorang

untuk berhasil mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan.”

Peter Salove dan Jack Mayer, pencipta istilah kecerdasan emosi

menjelaskan sebagai kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan

membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan

14 Syahrudin Siregar, dkk., Nasihat Para Ulama Hikmah Puasa, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2000), hlm. 212-213. 15 Toto Tasmara, Kecerdasan Ruhaniah, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), hlm. 33-35. 16 Abdullah Hadziq, Kajian Psikologis Terhadap Tasfiyat al Nafs dalam Mizan al Amal

Karya al Ghazali, Jurnal Ilmu Ushuludin, Vol. 15, no. 2 Juli 2003, hlm. 235.

Page 7: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

21

dan maknanya dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga

membantu perkembangan emosi dan intelektual. Dengan kata lain

kecerdasan emosi adalah serangkaian kecakapan yang memungkinkan kita

melapangkan jalan di dunia yang rumit – aspek, pribadi sosial dan

ketahanan dari seluruh kecerdasan, akal sehat yang penuh misteri, dan

kepekaan yang penting untuk berfungsi secara efektif setiap hari.17

Sementara itu Daniel Goleman dalam bukunya Emotional

Intelligence mengatakan :18

“Emotional intellegence : abilities such as being able to motivate oneself and persists in the face of frustation : to control impulse and delay gratification; to regulate one’s mood and keep distress from swamping the ability to think; to empathize and to hope” .

Kecerdasan emosi adalah kemampuan-kemampuan seperti

kemampuan memotivasi diri sendiri dan bertahan dalam menghadapi

frustasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak berlebih-lebihan;

mengatur suasana hati dan menjaga agar tetap berpikir jernih; berempati

dan optimis.

2. Unsur-unsur Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi dirangkum kedalam lima ranah yang

menyeluruh dan 15 sub bagian atau skala. Kelima unsur tersebut adalah

sebagai berikut:19

a. Ranah intra pribadi

b. Ranah antar pribadi

c. Pengendalian stres

d. Penyesuaian diri

e. Suasana hati umum

17 Steven J. Stein, dan Howard E. Book, M.D., Ledakan EQ 15 Prinsip Dasar Meraih

Kecerdasan Emosionnal Meraih Sukses, Alih Bahasa, Trinanda Rainy Januarasari dan Yudhi Murtanto, The EQ Edge : Emotional Intelligence and Your Succes (Bandung: Kaifa, 2002), hlm. 30.

18 Daniel Goleman, Emotional Intelligence, (New York: Bantam Bok, 1996), hlm. 36 19 Ibid., hlm. 39.

Page 8: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

22

1) Ranah intra pribadi

Kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan yang korelatif,

tetapi terarah kedalam diri. Kemampuan tersebut membentuk suatu

model diri sendiri yang teliti dan mengacu pada diri serta kemampuan

untuk menggunakan model tadi sebagai alat untuk kehidupan secara

efektif.20

Kecerdasan intra pribadi meliputi hal mengenali diri anda dalam

berbagai cara: kesadaran diri emosional, keaksertifan, penghargaan diri,

kemandirian, aktualisasi diri.21

a. Kesadaran diri

Kesadaran diri ini didefinisikan sebagai kemampuan untuk

mengenal dan memilah-milah perasaan memahami hal yang sedang

dirasakan dan mengapa hal ini kita rasakan, dan mengetahui sebab

munculnya perasaan tersebut.22

Kecakapan pribadi ini memberi anda kebebasan untuk

mengenali diri anda, kemampuan untuk berbagi, dan mengungkap

kesadaran tersebut, ini berarti anda tidak terkurung dalam diri anda

sendiri di dalam emosionil tertentu. Kesadaran diri –mengenali suatu

perasaan saat ia muncul adalah kunci dari kecerdasan emosi.

Kemampuan untuk memantau perasaan-perasaan dari waktu ke

waktu adalah hal yang penting bagi pemahaman kejiwaan secara

mendalam dan pemahaman diri.

Sadar diri peka akan suasana hati mereka ketika

mengalaminya dapat dimengerti bila orang-orang ini memiliki

kepintaran tersendiri dalam kehidupan emosional mereka.

Kejernihan pikiran mereka tentang emosi boleh jadi melandasi ciri-

20 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional, Alih Bahasa : T. Haryana, Emosional

Intelegensi, (Jakarta: PT. Gramedia, 1996), hlm. 52. 21 Harry Alder, Pacu EQ dan IQ Anda, Alih Bahasa, Cristina Prianinggsih, Boost Your

Intellegence (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm. 80.

Page 9: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

23

ciri kepribadian lain: mereka mandiri dan yakin akan batas-batas

yang mereka bangun, kesehatan jiwanya bagus, dan cenderung

berpendapat positif akan kehidupan. Bila suasana hatinya sedang

jelek mereka tidak risau dan larut kedalamnya, dan mereka mampu

melepaskan diri dari suasana hati itu dengan lebih cepat. Pendek

kata, ketajaman pola pikir mereka menjadi penolong untuk mengatur

emosi.23

Orang yang tidak memiliki kesadaran diri seperti ini sering

meledak, secara emosionil jika berada di bawah tekanan. Mereka

tidak tahu apa yang terjadi pada mereka atau bagaimana menangani

perasaan-perasaan mereka.24

Mengenal diri sendiri itu penting dan banyak manfaatnya,

dengan mengenal diri sendiri maka akan terus terkontrol tindak dan

amal kita. Terkontrol dan terpelihara juga dari laku maksiat.

Pada dasarnya orang yang tidak mengenal diri sendiri, akan

mudah diombang-ambingkan oleh hawa nafsunya sendiri.25

Berikut panduan sederhana untuk memperoleh pengenalan

diri :

- Beri perhatian dan penghargaan khusus pada diri anda.

- Beri waktu untuk diri anda

- Pikirkan, renungkan perasaan anda

- Cobalah gambarkan perasaan anda.

- Ingat kembali kenangan-kesenangan yang positif dan membangun

dan perhatikan bagaimana anda sekarang merasa lebih baik.26

22 Steven J. Stein, dan Howard E. Book, M.D., op. cit., hlm. 73. 23 Daniel Goleman, op. cit., hlm. 65. 24 Harry Alder, op. cit., hlm. 80-81. 25 Hafid Sulaiman , Mutiara Kaum Sufi, (Surabaya: Putra Pelajar, 2002), Cet. 1, hlm. 177. 26 Harry Alder, op. cit., hlm. 82.

Page 10: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

24

b. Bersikap asertif

Sikap asertif ini didefinisikan sebagai ketegasan,

keberanian yang meliputi tiga komponen dasar yaitu: kemampuan

mengungkapkan perasaan, kemampuan mengungkapkan keyakinan

dan pemikiran terbuka, kemampuan mempertahankan hak-hak

pribadi.27

Sikap asertif sering disalahartikan dengan sikap agresif.

Keaksertifan adalah keterampilan emosionil itu secara bebas, tepat

mengungkapkan pikiran perasaan, pendapat dan keyakinan.28

Asertif berarti kemampuan untuk berkomunikasi dengan

jelas, spesifik, dan tidak taksa (multi tafsir), sambil sekaligus peka

terhadap kebutuhan orang lain dan reaksi mereka pada peristiwa

tertentu.29

Sementara itu sikap asertif memiliki banyak manfaat. Sikap

asertif membuka kemungkinan baru dan memang bisa membuat

anda memperoleh banyak teman dan mempengaruhi orang lain

sehingga dapat membina hubungan yang lebih akrab dan lebih

jujur dengan orang lain. Pada saat anda bersikap asertif, bahkan

dalam situasi yang sulit dan tidak menyenangkan, orang lain akan

merasa dihargai dan terima bukan diremehkan, jika anda bersikap

agresif orang akan bersikap defensif dan marah menjauhi, anda

sambil memendam perasaan yang tidak menyenangkan pada

anda.30

c. Kemandirian

27 Steven J. Stein, dan Howard E. Book, M.D., op. cit., hlm. 87. 28 Harry Alder, op. ccit., hlm. 83. 29 Steven J. Stein, dan Howard E. Book, M.D., op. cit., hlm. 89.

Page 11: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

25

Didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengarahkan dan

mengendalikan diri sendiri, berfikir dan bertindak serta tidak merasa

bergantung kepada orang lain secara emosional.

Sebagai ciri dari kecerdasan emosi ini dapat digambarken

secara lengkap sebagai berikut :

1. Orang yang mampu mengendalikan dan mengarahkan diri

sendiri.

2. Memiliki inisiatif.

3. Tampak bebas dan tidak bergantung secara emosional.

4. Bersikap dewasa.

5. Tahu bagaimana mengurus diri.

6. Percaya diri dalam membuat rencana, dapat membuat

keputusan-keputusan penting untuk diri mereka sendiri.

7. Integritas.

8. Menikmati hubungan-hubungan yang ditandai dengan

penghargaan dan tanggung jawab.

9. Tidak terpaku dengan bantuan orang lain.

10. Tidak hidup berdasarkan pendapat psikologis orang lain.31

Kemampuan untuk bisa mandiri, bisa mengarahkan diri

dalam bertindak – adalah unsur penting untuk meraih sukses. Pada

intinya, kemandirian mencerminkan keinginan yang mengakar untuk

mengatur diri sendiri.

Orang yang kurang mandiri cenderung selalu bergantung

kepada orang lain dan selalu butuh bantuan orang lain.32

d. Penghargaan diri

30 Ibid., hlm. 100. 31 Harry Alder, op. cit., hlm. 87. 32 Steven J. Stein, dan Howard E. Book, M.D., op. cit., hlm. 110-111.

Page 12: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

26

Didefinisikan sebagai kemampuan untuk menghormati dan

menerima diri sendiri sebagai pribadi yang pada dasarnya baik.

Menghormati diri sendiri intinya adalah menyukai diri sendiri apa

adanya. Dan penghargaan diri adalah kemampuan mensyukuri

berbagai aspek dan kemungkinan positif yang kita serap dan juga

menerima aspek negatif dan keterbatasan yang ada pada diri kita dan

tetap menyukai diri kita apa adanya.33

Penghargaan atau citra diri adalah karakteristik kecerdasan

emosi yang menunjukkan penilaian diri yang tinggi dan merupakan

sumber penting bagi rasa percaya diri.34

Semakin kita mengenal dan memanfaatkan kekuatan diri

sendiri, semakin bertambah pula rasa percaya diri kita dalam

melakukan antaraksi jangka panjang. Kekuatan ini akan berkembang

jika kita mampu mengendalikannya. Dengan keterampilan emosional

menyadari kelebihan kita dan berusaha untuk mengembangkannya

untuk berprestasi.

Sebaliknya kita sering melihat orang mengalami kegagalan

karena mereka mengira bisa melakukan apa saja, mereka lebih tinggi

dari sebenarnya. Orang yang benar-benar sukses mengetahui batas

kemampuan mereka. Mereka bisa menentukan apakah bisa

meningkatklan kemampuan mereka dalam bidang tertentu atau lebih

baik mempekerjakan orang lain yang dapat menutupi kelemahan

mereka.35

e. Aktualisasi diri

33 Ibid., hlm. 115. 34 Harry Alder, op. cit., hlm. 115. 35Steven J. Stein, dan Howard E. Book, M.D., op. cit., hlm. 121.

Page 13: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

27

Diartikan sebagai kemampuan untuk mengejawantahkan

kemampuan yang potensial.36 Orang-orang yang dengan kecerdasan

emosi rendah biasanya tidak tahu apa yang ingin mereka lakukan

dalam hidup ini dan tidak begitu peduli masalah peningkatan

mereka. Aktualisasi diri melebihi pemikiran rasional yang sering

menganggap rendah dan membatasi diri sendiri. Banyak orang

berbakat dan pandai yang gagal menemukan tujuan hidup mereka,

sampai segalanya terlambat. Aktualisasi diri lebih dekat daripada

kepandaian saja.37

2) Ranah antar pribadi

Adalah kemampuan untuk memahami orang lain : apa yang

memotivasi mereka, bagaimana mereka bekerja, bahu membahu

dengan mereka. Kecerdasan ini mencakup : “Kemampuan untuk

membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana hati, temperamen,

motivasi, dan hasrat orang lain.”

Dalam kecerdasan antar pribadi yang merupakan kunci menuju

pengetahuan diri, ia mencantumkan “Akses menuju perasaan-perasaan

diri seorang tersebut serta memanfaatkannya untuk menuntun tingkah

laku.38

Ranah kecerdasan emosional ini berhubungan dengan apa yang

dikenal dengan keterampilan berinteraksi. Adapun pada ranah ini

memiliki tiga skala, yaitu :

a. Empati

Kemampuan untuk menyadari, memahami dan menghargai

perasaan dan fikiran orang lain. Empati adalah menyelaraskan diri

(peka) terhadap apa dan bagaimana latar belakang perasaan dan

36 Ibid., hlm. 124. 37 Harry Alder, op. cit., hlm. 88. 38Daniel Goleman, op. cit., hlm. 52-53.

Page 14: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

28

fikiran orang lain, sebagaimana orang tersebut merasakannya dan

memikirkannya.39

Empati sebuah batu penjuru kecerdasan emosional, istilah ini

yang banyak disalahpahami, kalau orang berfikir mengenai kata

empati, mereka biasanya mula-mula berfikir mengenai simpati dan

cinta kasih. Akan tetapi, konsep mengenai empati jauh lebih luas

cakupannya ketimbang sekedar perasaan untuk atau dengan

seseorang. Empati adalah mengenai memahami apa yang diinginkan

orang dan memahami situasi orang lain. Empati adalah mengenai

mampu menerima sinyal yang dikirimkan orang lain dalam proses

diskusi.40

Memposisikan diri pada tempat orang lain memang tidak

mudah, namun perlu jika anda memerlukan kasih sayang kepada

orang lain. memahami orang lain, memperhatikan mereka, itu berarti

kita membutuhkan waktu untuk mendengarkan sebagai hal yang

dapat mempererat ikatan persahabatan dan kesediaan untuk

membantu.41

Konsekuensi yang berkaitan dengan empati adalah membuka

mata kita terhadap penderitaan orang lain setelah kita mampu

menyesuaikan diri dengan perasaan mereka, sulit rasanya untuk

tidak mengindahkan seseorang gelandangan yang menggigil, orang

tua yang kehilangan putranya dalam peperangan atau orang yang

sekarat karena aids.

Ikatan antara empati dan kasih sayang adalah jelas. Ketika

kita mengalami penderitaan orang lain, kita peduli dan ingin

mengambil tindakan. Jean Segal mengutip pendapat dari Daniel

39Steven J. Stein, dan Howard E. Book, M.D., op. cit., hlm. 139. 40Mich Antoni, Menjual dengan Kecerdasan Emosional, Alih Bahasa Alexander Sindoro

dalam Helling With Emotional Intelegence, Mitch Anthony, (Batam Centre: Interaksara, 2004), hlm. 24.

Page 15: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

29

Goleman yang dikutip dari peneliti Martin Hoffman yang

mengatakan bahwa akar dari moralitas ditemukan dalam empati,

karena dalam berbagai kesusahan seseorang, kita merasa tergerak

untuk membantu. Empati tidak hanya membuat kita lebih

memahami, mencintai, dan menyayangi orang tua, teman kekasih,

anggota keluarga, dan rekan kerja, tapi menjadikan manusia yang

lebih baik. Orang-orang yang tidak kita kenal sama sekali asing

menjadi penting karena kita melihat atau mendengar penderitaan

mereka, kita merasa ingin menanggapi dengan berbagai cara.42

Empati akan sangat bermanfaat jika kita bisa menangkap apa

yang dirasakan dan dipikirkan orang lain walaupun berbeda dengan

sudut pandang kita dan diucapkan secara lisan, sehingga orang lain

merasa dirinya dirinya dimengerti. Ini bisa meredakan ketegangan

yang terjadi antara kedua belah pihak dan menciptakan kerjasama

yang erat sehingga memudahkan kita mencapai sasaran, yaitu

menyelesaikan permasalahan dan menciptakan hubungan antara

pribadi yang sukses.43

b. Tanggung jawab sosial

Kemampuan untuk menunjukkan bahwa kita adalah anggota

kelompok masyarakat yang dapat berkerjasama, berperan,dan

konstruktif. Unsur dalam kecerdasan emosional ini meliputi :

bertindak secara bertanggung jawab, meskipun tidak mendapatkan

keuntungan apapun secara pribadi, melakukan sesuatu untuk dan

bersama orang lain, bertindak sesuasi dengan hati nurani, dan

menjunjung tinggi norma yang berlaku dalam masyarakat.

41Patricia Patton, Kecerdasan Emosional Pengembangan Sukses Lebih Bermakna,

terj.Hermes, EQ Development for Success Significance,(Jakarta: Mitra Media, 2002), hlm. 159. 42Jeane Segal, Meningkatkan Kecerdasan Emosional, Alih Bahasa Dian Paramestibahar

dalam Raising Your Emotional Intelegence, (Jakarta: Citra Aksara, 2001), hlm. 167. 43Steven J. Stein, dan Howard E. Book, M.D., op. cit., hlm. 149.

Page 16: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

30

Orang yang mempunyai rasa tanggung jawab sosial memiliki

kesadaran sosial yang sangat peduli pada orang lain. kesadaran sosial

tampak dalam kemampuannya memikul tanggung jawab hidup

bermasyarakat. Orang yang mempunyai tanggung jawab sosial

memiliki kepekaan antar pribadi dan dapat menerima orang lain,

serta dapat menggunakan bakatnya demi kebaikan bersama, tidak

hanya demi dirinya sendiri. Orang yang tidak mempunyai tanggung

jawab sosial akan menunjukkan sikap anti sosial bertindak

sewenang-wenang pada orang lain, dan memanfaatkan orang lain.44

c. Hubungan antar pribadi

Kemampuan membina dan memelihara hubungan yang saling

memuaskan yang ditandai dengan keakraban dan saling memberi

serta menerima kasih sayang. Keterampilan membina hubungan

antar pribadi yuang positif dicirikan oleh kepekaan sosial pada

sesama. Unsur kecerdasan emosional ini tidak hanya berkaitan

dengan keinginan untuk membina persahabatan dengan orang lain,

tetapi juga kemampuan merasa tenang dan nyaman berada dalam

jalinan hubungan tersebut, serta kemampuan memiliki harapan

positif yang menyangkut antaraksi sosial 45

Salah satu ciri penting dalam dalam pergaulan antar pribadi

adalah kemampuan untuk menemukan individu utama dalam sebuah

kelompok yang mampu menolongnya mencapai sasaran.

Keterampilan lain yang dianggap penting dalam mengelola

orang lain adalah “obyektivitas” yang memungkinkan anda melihat

dengan jelas perasaan orang lain tanpa terganggu oleh perasaan anda

sendiri.

44Ibid., hlm. 154-155. 45Ibid., hlm. 165.

Page 17: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

31

Komunikasi antar pribadi ini dapat dibagi menjadi empat

area: keterampilan mendengarkan, menegaskan, menyelesaikan

konflik, dan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah.

Beberapa hal pokok yang dapat mengantarkan atau menuntun

menuju efektivitas antar pribadi yang lebih besar adalah sebagai

berikut:

- Jangan mengritik, menghakimi, atau mengeluh.

- Beri penghargaan yang jujur dan tulus.

- Tunjukkan minat yang tulus terhadap orang lain.

- Tersenyumlah.

- Buat orang lain merasa penting.

- Ajukan pertanyaan, jangan memberi perintah langsung.46

Membangun dan mempertahankan dalam kecerdasan

emosional ini sangat penting karena kecerdasan emosi dalam hal ini

dapat :

- Memberi penerangan pada orang-orang mengenai dirinya sendiri,

dan orang lain dengan mengetahui keutuhan emosionalnya.

- Menjaga agar kemarahan dan luka hati kita jangan sampai

merusak perkembangan suatu hubungan.

- Memperdalam kualitas hubungan.

- Berfungsi sebagai katalis bagi pertumbuhan pribadi.

- Meperkokoh hubungan dengan menangani konflik, kesengsaraan,

dan penderitaan secara efektif.

- Memungkinkan timbulnya rasa kasih sayang.

- Menghindari trauma yang bisa menyebabkan rasa tidak hormat,

tidak percaya, kekanak-kanakan, dan kurang tanggung jawab.47

46 Thomas Armstrong, Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan

Teori Multipel Intelligence, Alih Bahasa T. Harmaya, 7 Kinds of Smart, (Jakarta: PT. Gramedia Utama, 2002), hlm. 105-107.

Page 18: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

32

3) Pengendalian stres

Ranah dalam kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan

menanggung stress tanpa harus ambruk, hancur, kehilangan kendali

atau terpuruk. Keberhasilan dalam ranah ini kita biasanya dapat tetap

tenang, jarang bersikap impulsif, dan mampu mengatasi tekanan.

Dalam ranah ini memiliki dua skala: ketahanan menanggung stress,

pengedalian impuls.48

Stress adalah penyakit kehidupan modern yang banyak

dibicarakan dalam pekerjaan, rumah tangga, dan kehidupan sosial.

Kecepatan teknologi, tingkatan dan dampak emosionil dari

pengurangan karyawan, rasa tidak aman dalam pekerjaan,

restrukturisasi dan perubahan di mana-mana semuanya berperan.

Toleransi terhadap stress adalah kemampuan untuk bertahan

terhadap peristiwa-peristiwa buruk dan situasi penuh tekanan tanpa

menjadi hancur. Ini berarti mengelola stress dengan positif dan

mengubahnya menjadi pengaruh yang baik.49

a. Ketahanan menanggung stress

Kemampuan untuk menghadapi peristiwa yang tidak

menyenangkan dan situasi yang penuh tekanan tanpa menjadi

berantakan, dengan secara aktif dan positif mengatasi stress.

Kemampuan ini didasarkan pada :

- Kemampuan menghadapi stress (banyak akal dan efektif, dapat

menemukan cara yang pas, tahu apa yang dilakukan dan

bagaimana melakukannya).

47 Patria Patton, op. cit., hlm. 82. 48 Steven J. Stein, dan Howard E. Book, M.D., op. cit., hlm. 208. 49 Harry Alder, op. cit., hlm. 119.

Page 19: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

33

- Sikap optimis menghadapi pengalaman baru dan perubahan

pada umumnya dan optimis pada kemampuan diri sendiri untuk

mengatasi masalah yang dihadapi.

- Perasaan bahwa kita dapat mengendalikan atau berperan dalam

menangani stress dengan tetap tenang dan memegang kendali.

Ketahanan menanggung stress berarti memiliki segudang

tanggapan yang sesuai untuk menghadapi situasi yang menekan.

Ketahanan dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk

tetap tenang dan sabar, serta kemampuan menghadapi kesulitan

dengan kepala dingin tanpa terbawa emosi.50

Di antara indikator dari stress pada anggota tubuh maupun

mental, yaitu merasakan cemas, gelisah merasa terjebak atau

kewalahan, sakit di punggung, leher, bahu atau sakit kepala, pusing

dan nafas pendek dan suasana hati cenderung tidak enak.

Adapun indikator pada perilaku stress dapat dikenali, baik

oleh orang yang mengalaminya maupun orang lain yang tajam

penglihatannya atau awam. Ketika mengalami stress, mungkin kita

tidak dapat duduk dengan tenang, berjalan mondar-mandir,

mengepal-ngepal tangan dan mengacak-acak rambut. Hanya bisa

melepaskan pandangan menerawang, tidur lebih awal dan menatap

kosong ke langit-langit.51

b. Pengendalian impuls

Kemampuan menolak atau menunda impuls, dorongan,

godaan untuk bertindak. Pengendalian impuls ini mencuatkan

kemampuan menampung impuls agresif, tetap sabar, dan

mengendalikan sikap agresif, permusuhan serta perilaku yang tidak

bertanggung jawab. Masalah dalam pengendalian impuls ini akan

muncul dalam bentuk sering merasa frustasi, impulsif sulit

50 Steven J. Stein, dan Howard E. Book, M.D., op. cit., hlm. 209.

Page 20: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

34

mengendalikan amarah, bertindak kasar, kehilangan kendali diri,

menunjukan perilaku yang meledak-ledak dan tak terduga.52

Orang yang mampu mengendalikan impuls akan melihat

kiri kanan dahulu sebelum melangkah, berfikir dahulu sebelum

bertindak, dan dapat menahan serta menunda dorongan untuk

bertindak secara rileks. Sebaliknya orang yang sulit

menghendalikan dan menunda impuls akan terbebani oleh

mudahnya dia menjadi frustasi dan rentan pada stress, serta

bertindak secara kompulsif, tanpa berfikir panjang dan semaunya

sendiri, mereka cenderung kasar, membabi buta dan bertindak

eksplosif.53

4) Penyesuaian diri

Ranah kecerdasan emosional ini berkaitan dengan kemampuan

kita untuk menilai dan menanggapi situasi yang sulit. Keberhasilan

dalam ranah ini mengandung arti bahwa kita dapat memahami

masalah dan merencanakan pemecahan yang ampuh, dapat

menghadapi dan memecahkan masalah keluarga serta dapat

menghadapi konflik baik di lingkungan masyarakat maupun di

lingkungan kerja.54

a. Pemecahan masalah

Kemampuan untuk mengenali dan merumuskan masalah

serta menemukan dan menerapkan pemecahan yang ampuh.

Memecahakan masalah bersifat multifase, dan mensyaratkan

kemampuan menjalani proses sebagai berikut:

- Memahami masalah dan percaya pada diri sendiri

- Menentukan dan merumuskan masalah sejelas mungkin.

51 Ibid., hlm. 212. 52 Ibid., hlm. 223. 53 Steven J. Stein, dan Howard E. Book, M.D., op. cit., hlm. 231. 54Ibid., hlm. 178.

Page 21: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

35

- Menemukan sebanyak mungkin alternatif pemecahan .

- Mengambil keputusan untuk menerapkan salah satu alternatif

pemecahan

- Menilai hasil penerapan alternatif pemecahan yang

digunakan.55

b. Uji realitas

Kemampuan menilai kesesuaian antara apa yang terjadi

yang dialami dan apa yang secara obyektif terjadi. Uji realitas

adalah “menyimak” situasi yang ada di depan kita. Uji realitas

adalah kemampuan melihat secara obyektif, sebagaimana adanya,

bukan sebagaimana yang kita inginkan atau takutkan. Memahami

lingkungan dengan jelas dan menyeluruh dapat mengantarkan kita

ke arah sukses karena pemahaman ini menghasilkan kemampuan

untuk mengenali dan menangani masalah serta menyadari dn

memanfaatkan peluang. Kemampuan ini melengkapi kesadaran

diri, yang memungkinkan kita mengukur “suhu internal” sementara

uji realitas memungkinkan kita mengukur “suhu eksternal”.56

c. Sikap fleksibel

Kemampuan menyesuaikan emosi fikiran dan perilaku

dengan perubahan situasi dan kondisi.

Unsur kecerdasan emosi ini mencakup seluruh kemampuan

kita untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tidak biasa,

tidak terduga, dan dinamis. Orang yang fleksibel adalah orang yang

tangkas, mampu bekerja sama yang menghasilkan sinergi, dan

dapat menanggapi perubahan secara luwes.

Orang yang fleksibel mempunyai kemampuan untuk

mengatasi dengan baik tuntutan yang bertubi-tubi, skala prioritas

55Ibid., hlm. 179.

Page 22: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

36

yang berubah, dan perubahan yang cepat. Kemampuan ini sangat

penting untuk meraih sukses karena membuat kita mampu

memanfaatkan informasi baru, menyesuaikan diri dengan

perubahan, dan menanggapi perubahan skala prioritas.

Orang yang tidak fleksibel akan tetap berprilaku sama

dalam situasi yang baru, meskipun perilaku tersebut sudah tidak

lagi efektif dan efisien. Mereka tidak mau menerima perubahan

gagasan baru dan tidak dapat menyesuaikan diri serta tidak siap

ketika situasi menntut cara yang baru dan berbeda.57

5) Suasana hati umum

Kemampuan emosional ini meliputi kecakapan untuk tenang,

menghilangkan kegelisahan, kesedihan atau sesuatu yang

menjengkelkan. Ini berarti tidak merasa di bawah keluasaan emosi.

Orang-orang yang kurang dalam kemampuan emosional ini terus

menerus melawan perasaan-perasaan gelisah dan penyesalan. Mereka

yang memiliki kelebihan dalam hal ini dapat kembali bersemangat

jauh lebih cepat dari rintangan-rintangan hidup. Mengatasai perasaan-

perasaan adalah sebuah kemampuan secara alami mengikuti

kemampuan menjadi perasaan kita sementara kesadaran diri adalah

sifat kunci dari intelegensi emosi.58

Ranah kecerdasan emosional ini berkaitan dengan pandangan

kita tentang kehidupan, kemampuan kita bergembira sendirian dan

dengan orang lain serta keseluruhan rasa puas dan kecewa yang kita

rasakan. Pada ranah ini memiliki dua skala :

a. Kebahagiaan

56Ibid., hlm. 190-194. 57 Ibid., hlm. 109-203. 58 Harry Alder, op. cit., hlm. 125.

Page 23: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

37

Kemampuan untuk merasa puas dengan kehidupan kita,

bergembira sendirian dan dengan orang lain, serta bersenang-

senang. Kebahagiaan adalah gabungan dari kepuasaan diri,

kemampuan secara umum, dan kemampuan menikmati hidup.

Kebahagiaan adalah produk sampingan dan atau barometer yang

menunjukkan derajat kecerdasan dan kinerja emosional kita.59

Faktor yang mempengaruhi kebahagiaan seseorang adalah

rasio antara harapan dan keberhasilan memenuhinya, mematok

sasaran memang baik, tetapi apabila kita mematoknya secara

tidak realistis, kita mungkin gagal dan merasa tidak bahagia.

Persepsi dan kemampuan orang untuk menentukan

kerangka acuan yang realistis adalah faktor kunci untuk mencapai

kebahagiaan. Jelas bahwa kebahagiaan berkaitan erat dengan uji

realitas. Orang yang bahagia dapat menikmati apa yang telah dan

dapat mereka lakukan tidak terobsesi oleh apa yang harus dan

seharusnya dilakukan. Mereka tidak menilai rendah atau

mengabaikan prestasi mereka.60

b. Optimis

Kemampuan melihat sisi terang kehidupan dan

memelihara sikap positif, sekalipun ketika berada dalam

kesulitan. Optimisme mengasumsikan adanya harapan dalam cara

orang menghadapi kehidupan. Optimisme adalah lawan

pesimisme, yang merupakan gejala umum depresi.61

Sikap optimis sangat diperlukan dalam usaha membangun

kecerdasan emosi. Sikap optimis memberi kita semangat yang

akhirnya menghasilkan stamina untuk mencapai kecerdasan

emosional. Sikap optimisme melahirkan kepercayaan diri yang

59 Steven J. Stein, dan Howard E. Book, M.D., op. cit., hlm. 237. 60 Ibid., hlm. 244-245. 61 Ibid., hlm. 252.

Page 24: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

38

dapat kita gunakan untuk meraih tujuan dalam mengatur diri.

Tanpa adanya harapan, kita akan tetap merasa tak mampu berbuat

apa-apa dan cepat frustasi. Orang yang tidak memiliki sikap

optimis akan melihat mengapa sesuatu tidak dapat dilakukan, dan

tidak melihat kemungkinan dapatnya sesuatu untuk dilakukan.

Orang yang ragu-ragu terhadap sesuatu perubahan, biasanya

merendahkan suatu nilai usahanya sendiri. Sikap merupakan

unsur penting dalam usaha perbaikan diri. Seberapapun besarnya

keinginan untuk menjadi lebih kuat dan efektif, kita tetap tidak

dapat meraihnya tanpa memiliki kecenderungan sikap yang

akhirnya memancarkan keyakinan. Optimisme itu hebat

pengaruhnya. Manusia menyukai orang yang pandangan terang

dan dapat melampaui batu sandungan yang ada di hadapan

matanya.62

Berikut di bawah ini ringkasan unsur-unsur kecerdasan

emosi yang oleh Syamsu Yusuf di rangkum dalam tabel sebagai

berikut63 :

Tabel 1

Unsur-unsur Kecerdasan Emosi

Aspek Karakteristik perilaku

1. Kesadaran diri.

2. Mengelola emosi.

a. Mengenal dan merasakan emosi sendiri. b. Memahami penyebab perasaan yang timbul. c. Mengenal pengaruh perasaan terhadap

tindakan.

a. Bersikap toleran terhadap frustasi dan mampu mengelola amarah secara lebih baik.

b. Lebih mampu mengungkapkan amarah dengan tepat tanpa berkelahi.

c. Dapat mengendalikan perilaku agresif yang merusak diri sendiri dan orang lain.

d. Memiliki perasaan yang positif tentang diri

62 Patricia Patton, op. cit., hlm. 160. 63 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Dewasa, (Bandung: PT Remaja

Rosda Karya, 2002), cet.4, hlm.113-114

Page 25: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

39

3. Memanfaatkan

emosi secara produktif.

4. Empati

5. Membina

hubungan

sendiri, sekolah dan keluarga. e. Memiliki kemampuan untuk mengatasi

ketegangan jiwa (stress). f. Dapat mengurangi perasaan kesepian dan

cemas dalam pergaulan. a. Memiliki rasa tanggung jawab. b. mampu memusatkan perhatian pada tugas

yaang dikerjakan. c. mampu mengendalikan diri dan tidak

bersifat impulsif. a. Mampu menerima sudut pandang orang lain. b. Memiliki sifat empati atau kepekaan

terhadap perasaan orang lain. c. Mampu mendengarkan orang lain.

a. Memiliki pemahaman dan untuk menganalisis hubungan dengan orang lain.

b. Dapat menyelesaikan konflik dengan orang lain.

c. Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

d. Memiliki sifat bersahabat atau mudah bergaul dengan teman sebaya.

e. Memiliki sifat tenggang rasa dan perhatian terhadap oraang lain.

f. Memperhatikan kepentingan sosial g. Bersikap senang berbagi rasa dan

bekerjasama h. Bersikap demokratis dalam bergaul dengan

orang lain.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi

Apa yang menjadikan seseorang memiliki kecerdasan emosi tinggi,

mereka adalah orang-orang yang tahu siapa dirinya, peduli kepada orang

lain, dan telah belajar rahasia menyeimbangkan emosi-emosi dengan

inteleknya untuk menghasilkan rasa keselarasan. Pernyataan ini tidak

berarti bahwa orang-orang seperti itu selalu bahagia. Mereka damai dalam

hatinya dan tahu cara mengelola kekuatan-kekuatan batin untuk mengatasi

tantangan yang muncul dalam kehidupan.

Page 26: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

40

Kecerdasan emosional bukan berarti anda tidak memerlukan orang

lain atau agama sebagai pedoman hidup. Anda harus bersikap cukup

terbuka dan jujur dengan diri sendiri untuk membereskan masalah-

masalah yang anda hadapi serta membangun hubungan dengan orang lain

yang menyenangkan dan mau diajak kerja sama.64

Faktor-faktor yang paling berperan sesorang memiliki tingkat

kecerdasan emosi tinggi adalah mereka tahu bagaimana cara :

- Memperdayakan diri sendiri dan orang lain untuk mengatasi rasa sedih

dan menderita yang melekat dalam kehidupan di dunia yang penuh

tuntutan dan tantangan.

- Menciptakan situasi menang atau menang dan membangun hubungan-

hubungan dalam proses itu.

- Mengelola emosi-emosinya sehingga mereka sungguh-sungguh bisa

mengungkapkan apa yang dirasakan.

- Mendisiplinkan diri untuk mencapai sasaran sementara masih tetap

termotivasi dalam proses itu.

- Bersikap tabah selama menghadapi konfrontasi dan kekecewaan.

- Memiliki empati dan rasa kasihan terhadap orang lain.

- Bersikap konsisten dan seimbang dalam kehidupan emosionalnya.

- Menciptakan kehidupan yang penuh gairah dan secara profesional

memuaskan.65

Di samping itu dalam jajak pendapat yang diadakan dengan

melibatkan 733 multimillioner. Ketika diminta mengurutkan beberapa

faktor yang dianggap paling berperan dalam keberhasilan seseorang, ia

menyebutkan lima faktor yaitu :

- Jujur kepada semua orang

64Ibid., hlm. 69. 65Ibid., hlm. 72.

Page 27: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

41

- Menerapkan disiplin

- Bergaul baik dengan orang lain

- Memiliki suami atau istri yang mendukung

- Bekerja lebih giat daripada kebanyakan orang.66

C. Pengaruh Puasa Dalail Al Khairat Terhadap Kecerdasan Emosi

SDM yang memiliki Kecerdasan Emosional (EQ) yang tinggi adalah

SDM yang mampu mengendalikan diri, sabar, tekun, tidak emosional, tidak

reaktif serta positif tinking. Seseorang dikatakan sehat jiwanya apabila ia

mampu mengendalikan dirinya. Pada hakekatnya pengendalian diri ini

terhadap dorongan-dorongan hawa nafsu dirinya sendiri, agar yang

bersangkutan tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan diri

sendiri atau orang lain.

Latihan untuk meningkatkan EQ antara lain dengan cara menjalankan

ibadah puasa dalam bulan Ramadhan.67

Puasa dalail al khairat adalah sebuah amalan ibadah yang memiliki

dua dimensi ibadah yaitu puasa dan amalan-amalan wirid, do’a, dzikir.

Adapun hubungannya dapat dilihat dari pengaruh amalan tersebut terhadap

kecerdasan emosi adapun pengaruhnya adalah sbagai berikut adalah sebagai

berikut :

1. Pengaruh dari puasa

a . Menumbuhkan kepekaan sosial

Puasa dalail al khairat memiliki pengaruh terhadap kecerdasan

emosi, signifikansi pengaruhnya sebagai berikut :

Puasa merupakan latihan bagi manusia dalam menanggung

kondisi prihatin dan berupaya bersabar atasnya. Dengan puasa ia

66 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power, (Jakarta: Arga,

2004), hlm. 51. 67 H. Dadang Hawari, IQ, EQ, CQ & SQ Kriteria Sumber Daya Manusia (Pemimpin)

Berkualitas), (Jakarta: FKUI, 2003), hlm. 20.

Page 28: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

42

bersiap diri menaggung beragam kondisi prihatin yang mungkin

terjadi dalam hidupnya. Kondisi prihatin yang dirasakannya membuat

dapat berempati terhadap penderitaan orang-orang fakir dan miskin,

mendorongnya untuk mengasihi mereka, mengulurkan bantuan dan

berbuat baik kepada mereka serta membantu orang-orang yang

membutuhkan di antara mereka. Dengan begitu, hubungannya dengan

manusia semakin kuat, loyalitasnya kepada jama’ah semakin kokoh.

Rasa solidaritas sosial dan kecenderungan membantu manusia juga

bertambah. Semua itu pada gilirannya membuat manusia merasakan

bahwa ia adalah anggota masyarakat yang berguna, serta

menimbulkan prasaan rela dan bahagia dalam dirinya.68

Menjalani puasa dalail al khairat adalah bagian dari

bertasawuf, karena dalam puasa ini mengajarkan pada pelaku untuk

bersikap wara’ dan zuhud.

Pada hakikatnya tasawuf adalah tashfiyat al qalbi an shifati al

madzmumah, yang berarti membersihkan hati dari sifat-sifat tercela.

Oleh karena itu yang menjadi sasaran tasawuw adalah hati, jiwa,

rohani, atau batin yang menjadi sumber segala sikap dan tingkah laku

manusia untuk menuju kebersihan hati agar memperoleh keridlaan

Allah SWT.69

Amin Syukur, dalam suatu hasil penelitianya menyebutkan

bahwa tasawuf adalah kesadaran adanya komunikasi dan dialog

langsung antara seorang Muslim dengan Tuhan. Tasawuf juga

merupakan suatu sistem latihan dengan penuh kesungguhan untuk

membersihkan, mempertinggi dan memperdalam kerohanian dalam

68 M. Utsman Najati, Belajar EQ dan SQ dari Sunah Nabi, (Jakarta: Hikmah, 2004), Cet.

7, hlm. 110-111. 69Nidlomun Ni’am, Tasawuf Sebagai Subkultural Pondok Pesantren, dalam Simuh, et. al,

(ed) Tasawuf dan Krisis, (Semarang: Pustaka Pelajar Bekerjasama dengan IAIN Walisonggo Press, 2001), hlm. 170

Page 29: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

43

rangka mendekatkan diri kepada Allah. sehingga dengan itu, maka

segala konsentrasi seseorang hanya tertuju kepada-Nya.70

Sikap wara’ yang secara terminologis berarti menahan diri dari

perbuatan maksiat dan perkara subhat merupakan maqam yang harus

dijalani seorang sufi untuk mengekang dan menahan diri dari

perbuatan yang belum jelas kehalalannya. Maqam al wara’ bertujuan

untuk menjaga kebersihan dan kesucian jiwa dari berbagai dosa yang

dapat menyelimuti (hijab).

Sikap zuhud yang secara etimologis berarti ( عدم اإلهتمام ) tidak

adanya perhatian bertujuan memalingkan jiwa dari segala inklinasi

terhadap hal-hal yang berorentasai pada kekinian (dunya) menuju hal-

hal yang berorentasi besok abadi (akhirat). Zuhud bukanlah perpaling

dari dunia dalam arti materi, tapi berpaling dari keinginan yang

berorentasi kekinian. Sebab menurut al-Tsauri, Shibli, dan al-Makki

obyek zuhud adalah syahwat dan bukan berpaling dari materi.71

Tidak dikatakan zuhud apabila seseorang meninggalkan amal

perbuatan baik, sebab orang yang zuhud juga di tuntut untuk bekerja

untuk memenuhu kebutuhan, membantu orang yang tidak mampu dan

bersedekah pada orang fakir.72

Sikap zuhud akan melahirkan sikap menahan diri dan

memanfatkan harta untuk hal-hal yang produktif. Zuhud juga akan

mendorong si pelakunya untuk mengubah harta dari semula yang

hanya sebagai aset ekonomi menjadi aset sosial (dalam arti menolong

mereka yang berada dalam kesempitan).

Beberapa penelitian ilmiah menyatakan bahwa berbagai sikap

yang tercermin dalam zuhud mampu membebaskan orang dari

70Amin Syukur, op. cit., hlm. 19. 71Abdul Muhaya , op. cit., hlm. 27. 72 Muhmmad Syakir, Waashoyaa , (Semarang: Toha Putra,1987), hlm, 41.

Page 30: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

44

berbagai problema kehidupan. R. Pieris dalam Studies in The

Sosiologi of Development, misalnya menyebutkan bahwa di India

orang Sikh berhasil merebut posisi ekonomis yang menguntungkan,

karena ajaran Sikh menggabungkan kerja keras dan kesederhanaan.

Di Jawa misalnya, menurut hasil penelitian Geetz menyebutkan

bahwa kelompok Santri relatif lebih kaya daripada kelompok

abangan. Hal ini dikarenakan oleh sikap kelompok Santri yang gemi :

berpakain sederhana, menghindari upacara mewah, dan bekerja

keras.73

Dalam sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh Amin

Syukur, menjelaskan, secara esensial ajaran tasawuf mempunyai

ajaran sosial. Dalam tasawuf dikenal dengan futuwwa dan itsar. Yang

termasuk dalam futuwwa ialah sikap berusaha menghapus rasa

keangkuhan, sabar dan tabah terhadap cobaan, dan meringankan

kesulitan orang lain, pantang menyerah terhadap kedzaliman, ikhlas

karena Allah SWT.

Sejalan dengan futuwwa ialah al-itsar, yaitu mementingkan

orang lain dari pada diri sendiri. Sifat ini di puji oleh Allah.74

والذين تبوؤ الدار واإليمان من قبلهم يحبون من هاجر إليهم وال يجدون م حاجة مما أوتوا ويؤثرون على أنفسهم ولوكان بهم ىف صدوره

) . 9: احلشر . ( ومن يوق شح نفسه فألئك هم المفلحونقلىخصاصة “Dan orang-oarang yang menempati Kota Madinah dan telah beriman

(Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari

73Amin Syukur, Masa Depan Tasawuf, op. cit., hlm. 44-45. 74Amin Syukur, “Tasawuf dan Tanggung Jawab Sosial”, dalam Puslit IAIN WS, Laporan

Penelitian 1996/1997, op. cit, hlm 97-99.

Page 31: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

45

kekikiran dirinya, merekaitulah orang-orang yang beruntung.”75 (Q.S al-Hasyr : 9)

Setiap manusia pada dasarnya diberikan kecintaan terhadap

harta benda sebagai bagian dari naluri mempertahankan diri.

Kecintaan ini memicu sifat bakhil serta individualis, mementingkan

diri sendiri dan engggan berbagi.

Di antara salah satu pengaruh puasa adalah dapat memupuk

solidaritas, kepeduliaan sesama, persamaan derajat, kasih sayang

kepedulian sesama dan kesetiakawanan sosial. Dengan hikmah dan

rahasia puasa ini manusia dilatih agar dapat meminimalisir sifat

bakhil dan individualis dalam dirinya sehingga ia mau berbagi dengan

orang lain, walaupun kesukaan tehadap harta benda sifatnya naluri.76

b. Membangun kepercayaan diri

Puasa dalail al khairat sarat dengan amalan wirid, do’a, dan

dzikir. Do’a merupakan hal yang esensial dalam Islam. Sekian banyak

ayat al Qur’an dan Hadist yang menyerukan untuk berdo’a.

Secara psikis, do’a memiliki pengaruh terhadap rohani. Senjata

orang beriman ini menjadikan jiwa yang tenang dan tabah. Do’a

memperkuat semangat juang dan mendatangkan optimisme. Dengan

do’a manusia memiliki kepercayaan diri sehingga tidak minder. Do’a

adalah terapi psikomotorik seperti takut, cemas, ragu, dan sebagainya.

Ia stabilisator jiwa terutama saat jiwa mengalami guncangan dan

tekanan berat seperti stres dan depresi.77

Dua unsur yang menciptakan pikiran harmonis adalah

optimisme dan pandangan positif terhadap hidup dan orang lain.

optimis dan prasangka positif terhadap orang sekitar merupakan

75Soenarjo, et. al.,Al Qura’n dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Al Waah, 1989), hlm. 917. 76Ahmad Syarifudin, Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis, (Jakarta: Gema Insani Press,

2003), hlm.197-198.

Page 32: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

46

jaminan kesenangan bagi orang-orang yang hidup di lapangan

kemanusiaan.

Optimisme dapat digambarkan sebaik-baiknya sebagai cahaya

dalam kegelapan, yang semakin meluas dengan semakin meluasnya

cakrawala pemikiran. Bersama itu tumbuhlah kecintaan terhadap

keramahan dalam diri manusia, sehingga membangun suatu

perkembangan baru dalam pandangannya tentang hidup. Optimisme

memungkinkan manusia melihat warna kehidupan dengan lebih indah,

sehingga memampukannya melihat semua orang dalam cahaya dan

kekuatan baru. Dengan optimis penderitaan seseorang lenyap dan

harapannya bertambah.

Juga di antara buah-buah sosial yang menonjol dari sikap

optimisme adalah keserasian, kerjasama, dan saling percaya. Lagi

pula, kedamaian dalam setiap kehidupan sosial hanya dapat dinikmati

apabila hubungan di antara anggota kehidupan itu dibangun atas dasar

cinta kasih, saling percaya, dan prasangka baik terhadap orang lain.78

c. Pengendalian diri

Puasa dalam hal ini melatih manusia mengendalikan diri selain

meningkatkan keimanan. Makan dan minum sementara dikendalikan,

diubah waktunya agar manusia terlatih untuk tidak makan dan minum

barang haram, memakan barang riba, korupsi, mencuri, dan

sebagainya.

Latihan pengendalian diri ini akan tercapai dan berhasil dengan

baik manakala puasa sampai pada tingakatan ihsan dan itqon. Lebih

dari sekedar menahan makan dan minum dan seks.79

d. Melatih kesabaran

77Ibid., hlm. 214. 78Lari, Mujtaba Musawi Sayyid, Menumpas Penyakit Hati, Terj. M. Hashem, Youth and

Moral, (Jakarta: PT. Lentera Basritama, 1998), Cet. 4, hlm 28-29. 79Ahmad Syarifuddin, op. cit., hlm. 224-225.

Page 33: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

47

Sabar dibagi menjadi tiga macam, pertama, sabar dalam

ketaatan yakni, menahan kesusahan dan kesukaran dalam

mengerjakan amal ibadah, kedua, sabar dari kemaksiatan, yaitu

menahan diri dari mengerjakan kemaksiatan dan ketiga, yaitu sabar

dalam menghadapi ujian dan cobaan yaitu tabah tidak mengeluh, serta

tidak berputus asa atas musibah dan berbagai penderitaan yang

menimpanya.

Ketiga sabar ini tampak dalam terkandung dalam aktivitas

ibadah puasa. Puasa melatih tahan derita, kuat kemauan teguh dan

tahan uji.80

e. Puasa membangun kejujuran

Puasa akan bermakna sebagai sebuah ibadah manakala

melahirkan pencerahan perilaku. Banyak orang yang berpuasa,

hasilnya hanyalah lapar dan dahaga.

Logika yang terkandung dari pesan nabi itu ialah puasa yang

ditunaikan sekedar memenuhi rukun fisik dan biologis sama sekali

tidak memberikan garansi apapun, jika tanpa secara reflektif dibarengi

dengan pemaknaan rohaniah yang melahirkan perubahan kontruktif

dalam perilaku keseharian.

Puasa itu bukan sekedar menahan diri dari makan, minum,

dan pemenuhan hasrat biologis. Puasa dalam makna yang paling

hakiki adalah menahan diri dari gelora nafsu-nafsu buruk.

Dalam konteks yang lebih luas, proses perubahan dan

pencerahan perilaku individual si shaim (orang yang berpuasa) mesti

berbanding lurus dengan transformasi horizontal pada perubahan dan

pencerahan kehidupan sosial kolektif. Pada arah horisontal ini. Puasa

menjadi hampa makna jika tidak melahirkan kesalihan sosial.

80Ibid., hlm. 230.

Page 34: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

48

Puasa pada salah satu dimensinya yang penting memang

mengajarkan makna kejujuran.puasa merupakan ibadah batin yang

paling massive, tidak sebagaimana ibadah-ibadah lainya dalam Islam.

Batas antara orang yang berpuasa sama yang tidak berpusa menjadi

sedemikian tipis, bahkan tidak mudah untuk dideteksi. Orang yang

berpuasa dapat dengan leluasa berkumur sambil menelan setetes air

segar kedalam kerongkongan tanpa diketahui sedikitpun oleh orang

lain. ‘Doping’ ringan seperti itu hanya di sadari dan diketahui oleh

orang yang bersangkutan, selain allah yang maha mengetahui dan diri

si shaim yang benar-benar mengetahui kejujuran atau kecurangan

dalam menjalankan ibadah puasa.

Pesan untuk memelihara roh kerjujuran sungguh menjadi

sangat bermakna secara subtansial dalam kehidupan keberagaman

untuk pencerahan kehidupan saat ini.

Pada saat ini, kesadaran untuk menumbuhkan roh kejujuran

sebagai dimensi reflektif dari ibadah puasa, kiranya perlu di

kembangkan sebagai bagian dari relegius kehidupan. Mula-mula pada

tataran individual. Kemudian diperluas kewilayah pemaknaan puasa

dan ibadah-ibadah lain untuk membangun mozaik kejujuran dalam

kehidupan yang lebih luas.81

f. Kesehatan emosional

Puasa erat kaitanya dengan kemampuan menahan diri (imsak).

Puasa merupakan wahana penempaan mental hingga seseoerang

mampu bertahan menghadapi ujian dan cobaan serta siap menghadapi

perjuangan pengorbanan yang lebih berat. Puasa melatih kedisiplinan

dalam mengendalikan diri. Mengendalikan diri ini luas cakupanya,

temasuk di dalamnya adalah mengendalikan dari sifat emosional.

81 Nur Ahmad dan Muhammad Ridwan, Puasa dan Kejujuran, (Jakarta: Kompas, 2000),

hlm. 57-59.

Page 35: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

49

Aktivitas puasa sangat efektif dalam upaya melatih sikap

meredam marah. Orang yang berpuasa di tuntut untuk memelihara

emosinya. Emosi tidak boleh dibiarkan lepas kontrol. Puasa itu mulia,

kemuliaan puasa tidak boleh dirusak oleh perilaku tidak beradab.

Puasa jangan membiarkan emosi tidak terkontrol jangan-jangan

menjadikan nilai puasa lenyap.82

2. Pengaruh dari Dzikir atau Wirid

Puasa dalail al khairat, yang paling esensial dalam ibadah ini

adalah amalan-amalan wirid, do’a, dan dzikirnya.

Bagi orang yang menempuh jalan spiritual antara dzikir dan doa

selalu menyatudan tidak dapat terpisahkan . membuka komunikasi

dengan sang pencipta dan memelihara komunikasi itu. Berdo’a adalah

untuk mengorientasikan diri kepada Allah, asal dan tujuan hidup

manusia.83

Dzikir dalam Islam ditegaskan dalam al Qur’an :

…ئنطمأال بذكر اهللا تب28: الرعد . ( القلو ( “. . . . Ketahuilah, dengan berdzikir kehadirat Allah hati kalian

akan menjadi tenang.” (Q.S ar-Ra’d : 28).84 Maka dzikir merupakan salah satu metode kecerdasan spiritual

untuk mendidik hati menjadi tenang dan damai. Sudah banyak dibuktikan

bahwa dzikir berkorelasi positif dengan ketenangan jiwa kematangan dan

sinar kearifan yang memancar dalam hidup kita hari-hari. Tanpa disadari

bahwa manusia spiritual adalah buah produk kecerdasan spiritual yang

sukses hati manusia menjadi benar dan bercahaya, sehingga mewujudkan

dalam perilaku yang arif dan bijak dalam kehidupan sehari-hari.

82 Ibid., hlm. 227-228. 83 Sudirman Tebba, Orientasi Sufistik Cak Nur, (Jakarta: Paramadina, 2004), hlm. 42-43. 84 Soenarjo, dkk., op. cit., hlm. 373.

Page 36: Ali Pethas-Bab II Revisi Paling Akhirlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005...Membaca asmaul husna yang terdiri dari sembilan puluh ... amalan wirid yang

50

Implikasi secara horisontal kecerdasan spiritual mendidik hati kita

kedalam budi pekerti yang baik dan moral yang beradab. Di tengah

tengah arus demoralisasi perilaku manusia akhir-akhir ini seperti sikap

destruktif dan masifikasi kekerasan kolektif, kecerdasan spiritual tidak

saja efektif untuk mengobati perilaku manusia yang destruktif seperti itu,

tetapi juga menjadi guidance manusia untuk menapaki hidup secara

sopan dan beradab.85

Amalan yang terkandung dalam puasa dalail al kairat yang sarat

dengan nilai-nilai spiritualnya, yang mana spiritualisme mampu

menghasilkan lima hal :

- Integritas dan kejujuran

- Energi dan semangat.

- Inspirasi atau ide dan inovatif

- Wisdom atau bijaksana

- Keberanian untuk mengambil resiko.86

Kesemua pengaruh baik yang ditimbukan dari puasa maupun

amalan wirid do’a dan dzikir dalam berpuasa dalail al khairat tersebut di

atas merupakan indikator dari kecerdasan emosi.

Oleh sebab itu dapat digarisbawahi bahwa puasa dalail al khairat

berhubungan positif bagi pelaku ibadah tersebut, dan dapat meningkatkan

kecerdasan emosional.

85 Sukidi, Rahasia Sukses Hidup Bahagia Kecerdasan Spiritual Mengapa SQ Lebih

Penting daripada IQ Dan EQ, (Jakarta: PT. Paramadina Pustaka Utama, 2002), hlm. 28-29. 86 Ginanjar Ari Agustian, op. cit., hlm. 5.