alat penukar kalor selongsong dan tabung

Upload: budi-suharto

Post on 14-Apr-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 Alat Penukar Kalor Selongsong Dan Tabung

    1/20

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Alat Penukar Kalor Selongsong dan Tabung

    Alat penukar kalor selongsong dan tabung umumnya banyak digunakan dalam

    industri proses, sekurang-kurangnya 60% dari semua APK yang digunakan, karena

    dapat di-disain untuk menjalankan lebih banyak tekanan dan temperatur seperti yang

    dijumpai dalam industri proses. APK ini dapat juga dikonstruksi dari bermacam-

    macam material. Tunggul [10] menjelaskan beberapa keuntungan APK selongsong

    dan tabung bahwa konstruksinya sederhana, dapat dipisah satu sama lain (tidak

    merupakan satu kesatuan yang utuh) sehingga pengangkutannya relatif mudah,

    pemakaian ruang relatif kecil, dan mudah membersihkannya.

    Farel H Napitupulu [6] melakukan kajian eksperimental efektifitas alat

    penukar kalor selongsong dan tabung (shell and tube) sebagai pemanas air dengan

    memanfaatkan energi thermal gas buang motor diesel bahwa dapat mencapai

    efektifitas tertinggi 82,496 % untuk debit air masuk konstan 5 Liter/menit.

    Gambar 2.1 : APK Selongsong dan Tabung

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Alat Penukar Kalor Selongsong Dan Tabung

    2/20

    Tipe APK selongsong dan tabung susunan yang lazim diklasifikasikan

    menurut nomenklaturTubular Exchanger Manufacturers Association (TEMA) of the

    Unated States. Salah satu tipe APK selongsong dan tabung seperti yang ditunjukkan

    pada Gambar 2.1. Alat Penukar Kalor ini mempunyai selongsong tipe E yaitu satu

    laluan selongsong (single-pass shell) dan satu laluan tabung (single-pass tube) serta

    dilengkapi dengan sekat (buffle).

    Yang dimaksud dengan laluan selongsong adalah lintasan yang dilakukan

    oleh fluida sejak masuk kedalam selongsong melalui saluran masuk (inlet nozzle),

    dan melewati bagian dalam selongsong melintasi bundel tabung, kemudian keluar

    dari saluran buang (outlet nozzle). Apabila lintasan itu dilakukan satu kali maka

    disebut satu laluan selongsong (single-pass shell), kalau terjadi dua kali disebut

    dengan dua laluan selongsong (two-pass shell).

    Untuk fluida di dalam tabung, jika fluida masuk ke dalam penukar kalor

    melalui bagian depan (front head) lalu mengalir ke dalam tabung dan langsung keluar

    dari bagian belakang (rear head), maka disebut dengan satu laluan tabung (single-

    pass tube). Apabila fluida itu membelok lagi masuk ke dalam tabung, sehingga terjadi

    dua kali lintasan fluida dalam tabung maka disebut dua laluan tabung (two-pass tube).

    Biasanya jumlah laluan selongsong (pass shell) lebih sedikit atau sama dengan

    jumlah laluan tabung (pass tube).

    Susunan tabung yang biasa digunakan adalah susunan tabung bujur sangkar

    (In-line square pitch), susunan tabung belah ketupat (rotated square pitch), susunan

    tabung segitiga (triangular pitch), dan susunan tabung layang-layang (rotated

    triangular pitch) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Alat Penukar Kalor Selongsong Dan Tabung

    3/20

    Gambar 2.2 : Bentuk Susunan Tabung

    Umumnya aliran fluida dalam selongsong adalah aksial terhadap tabung atau

    menyilang. Untuk membuat aliran fluida dalam selongsong menjadi aliran menyilang

    biasanya ditambah dengan sekat. Sekat ini juga berfungsi untuk mendukung tabung

    dan menahan vibrasi. Bentuk sekat yang lazim adalah segmental baffle, disc and

    doughnut baffle, dan orifice baffle. Tipe yang paling banyak dipergunakan adalah

    segmental baffle dengan pemotongan sekat (baffle cut) seperti pada Gambar 2.3.

    Gambar 2.3 : Sekat segmental (segmental baffle)

    Secara umum aliran dalam sisi selongsong yang menggunakan sekat sangat

    kompleks. E.S Gaddis [7] menganalisa bahwa aliran dalam sisi selongsong sebagian

    tegak lurus dan sebagian sejajar terhadap bundel tabung seperti yang ditunjukkan

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Alat Penukar Kalor Selongsong Dan Tabung

    4/20

    pada Gambar 2.4. SH merupakan aliran utama. Selain itu celah antara tabung dengan

    sekat dan celah antara sekat dengan selongsong terdapat kebocoran aliran SL.

    Demikian juga tabung tidak dapat ditempatkan sangat dekat dengan selongsong

    sehingga menyebabkan terbentuknya aliran bypass SB.

    Gambar 2.4 : Bentuk aliran dalam sisi selongsong

    Macbeth (Taborek et al [13]) juga mengamati pengaruh kebocoran aliran pada

    celah antara sekat dengan selongsong dan antara sekat dengan tabung terhadap

    koefisien perpindahan kalor konveksi dengan menggunakan pemotongan sekat (baffle

    cut) yang bervariasi antara 18,4 % sampai 37,5 % dari diameter selongsong, maka

    diperoleh hasil bahwa semakin besar celahnya semakin kecil koefisien perpindahan

    kalor konveksi.

    Yilmaz M [14] meneliti pengaruh perubahan ketinggian sekat pada setiap

    bilangan Reynold yang berbeda. Pengamatannya dilakukan dalam saluran berpenam-

    pang persegi yang menggunakan sekat. Parameter ketinggian sekat merupakan variasi

    perbandingan antara tinggi sekat dengan tinggi saluran (C/H) dengan variasi

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Alat Penukar Kalor Selongsong Dan Tabung

    5/20

    perbandingan 0,6 dan 1 serta sudut kemiringan sekat 30o, 45

    o, 60

    o, dan 90

    o. Hasil

    penelitiannya menunjukkan bahwa perpindahan panas dan faktor gesekan secara

    signifikan tergantung pada sudut kemiringan sekat, perbandingan tinggi sekat dengan

    tinggi saluran dan bilangan Reynold. Hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa

    bilangan Nusselt dan faktor gesekan meningkat dengan berkurangnya rasio C/H dan

    kenaikan sudut sekat.

    Aliran fluida yang melintas bundel tabung dalam posisi miring diamati oleh

    Zukauskas (Taborek et al [15]). Variasi sudut kemiringan sekat diamati dari posisi

    arus datang yang tegak lurus (90o) sampai kemiringan 30

    o. Hasil pengamatan

    menunjukkan bahwa semakin besar sudut arus fluida yang menuju bundel tabung

    semakin besar pula faktor koreksi terhadap sudut lintasnya. Hasil ini menunjukkan

    bahwa proses perpindahan kalor paling efektif terjadi jika menggunakan arus aliran

    yang datang tegak lurus terhadap bundel tabung.

    Pemasangan sekat pada alat penukar kalor akan mempengaruhi kecepatan

    fluida yang melintasi luas frontalnya dan akan berakibat langsung pada koefisien

    perpindahan kalor. Kern [3] mengatakan adanya pemasangan sekat adalah untuk

    mengarahkan aliran fluida dalam selongsong menjadi melintang (cross flow) terhadap

    berkas tabung, dan juga menjadikan aliran tersebut lebih turbulen. Aliran turbulen

    dapat meningkatkan perpindahan kalor.

    Dalam pengkajian eksperimental yang dilakukan oleh Li dan Kottke [1] pada

    penukar kalor selongsong dan tabung dengan susunan tabung berselang-seling

    menyimpulkan pertambahan jarak sekat dapat meningkatkan koefisien perpindahan

    kalor konveksi dan penurunan tekanan lebih tinggi, dari pada jarak sekat yang

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Alat Penukar Kalor Selongsong Dan Tabung

    6/20

    pendek. Kern [3] juga menambahkan bahwa semakin banyak jumlah sekat yang

    digunakan atau jarak antar sekat semakin pendek maka akan menambah derajat

    turbulensi aliran dan juga penurunan tekanan (pressure drop).

    Dilain pihak Tunggul [10] mengemukakan apabila jarak antar sekat dibuat

    terlalu jarang atau panjang, maka aliran fluida akan menjadi aksial sehingga tidak

    terdapat aliran yang melintang, sebaliknya jika jarak antar sekat dibuat terlalu sempit

    atau kecil, maka akan menimbulkan bocoran yang berlebihan antara sekat dengan

    selongsong. Kemudian Taborek [8] dan Kern [3] menyarankan bahwa jarak antar

    sekat dapat bervariasi antara minimum 20 % dari diameter selongsong sampai dengan

    maksimum sama dengan diameter selongsong. Soltan et al [16] menetapkan persa-

    maan korelasi untuk perhitungan jarak sekat optimum pada APK kondenser tipe E

    dan J sebagai berikut :

    Lbc = Sm/[Lbb + Dctl (1-Dt/Ltp)]

    Mukherjee [9] mengemukakan bahwa pemotongan sekat (baffle cut) yang

    ideal antara 20% sampai dengan 35% dari diameter selongsong. Jika pemotongan

    sekat diambil kurang dari 20 % dengan maksud agar koefisien perpindahan kalor

    konveksi pada sisi selongsong bertambah atau pemotongan diambil lebih dari 35 %

    dengan maksud agar kerugian tekanan berkurang, maka hasil yang diperoleh

    umumnya akan merugikan.

    Zukauskas (Yunus A. Cengel [17]) mengusulkan rumus korelasi untuk

    perhitungan koefisien perpindahan kalor konveksi aliran menyilang melintas bundel

    tabung selang-seling (staggered) seperti berikut ini :

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Alat Penukar Kalor Selongsong Dan Tabung

    7/20

    25,0

    Pr

    PrPrReNu

    ==

    s

    nmDD C

    k

    Dh

    dimana nilai konstanta C, m, dan n tergantung pada bilangan Reynolds. Persamaan ini

    berlaku untuk jumlah baris tabung N > 16 dan 0,7 < Pr < 500 serta 0 < ReD < 2 x 106.

    Bila jumlah baris tabung N < 16 maka persamaan diatas dimodifikasi dengan menga-

    likan faktor koreksi F.

    Selain itu persamaan empiris untuk koefisien perpindahan kalor konveksi

    yang banyak diterapkan pada alat penukar kalor komersil, Janna [4] merumuskan

    sebagai berikut :

    33,055,0 PrRe36,0Nu =

    Kemudian Sparrow [18] dalam penelitiannya mengemukakan bahwa persa-

    maan korelasi untuk menentukan koefisien perpindahan kalor konveksi adalah :

    36,063,0 PrRe)]K29,1[exp(453,0Nu =

    dimana faktor K menyatakan pemotongan sekat (baffle cut).

    Penurunan tekanan dalam sisi selongsong (shell) sangat dipengaruhi oleh

    faktor gesek dan laju aliran fluida. Besar faktor gesek (f) dalam sisi selongsong

    berkorelasi langsung dengan bilangan Reynolds, seperti yang dikemukakan oleh

    Pekdemir, at al [19] bahwa penurunan tekanan adalah fungsi dari bilangan Reynolds.

    Gaddis E. S dan Gnielinski V [7] merumuskan perhitungan kerugian tekanan pada

    sisi selongsong (shell) adalah sebagai berikut :

    p = (nu 1) pq + pQE + nupF + ps

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Alat Penukar Kalor Selongsong Dan Tabung

    8/20

    Demikian juga Kakac dan Liu [4] merumuskan persamaan korelasi untuk

    faktor gesek sebagai berikut :

    f = exp (0,576 0,19 ln Re)

    Selain itu Jegede [20] mengemukakan bentuk hubungan fungsional faktor

    gesek dengan bilangan Reynolds sebagai berikut :

    f = 1,79 Re-0,19

    Demikian juga menurut Jakob (Holman [21]), persamaan empiris untuk faktor

    gesek pada bundel tabung selang-seling sebagai berikut :

    16,0

    08,1Re

    118,025,0f

    +=

    d

    dSn

    Menurut Sappu [11] dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa koefisien

    perpindahan kalor dan faktor gesek terjadi pada posisi sekat (baffle) tegak lurus

    terhadap tabung. Korelasi empiris koefisien perpindahan kalor dan kerugian tekanan

    masing-masing dinyatakan dalam hubungan fungsional yaitu :

    Nu = 0,26 Re0,58

    (sin )0,91

    dan

    f = 4,2 Re-0,17

    (sin )0,52

    dimana, 18680 < Re < 53120 dan 45o 90

    o

    2.2 Landasan Teori

    Perpindahan kalor dan kerugian tekanan yang terjadi pada alat penukar kalor

    selongsong dan tabung sangat bergantung pada bentuk geometri dan dimensi dari

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Alat Penukar Kalor Selongsong Dan Tabung

    9/20

    pada tabung (tube) dan sekat (baffle), serta sifat-sifat fisik fluida dalam sisi tabung

    (tube) dan selongsong (shell).

    Analisa perpindahan kalor dalam sisi selongsong (shell) dilakukan dengan

    memperhitungkan jumlah kalor yang diserap oleh fluida dalam selongsong (shell).

    Jumlah kalor yang diserap diasumsikan sama besar dengan jumlah kalor yang

    dipindahkan oleh fluida dalam tabung (tube) secara konduksi melalui dinding tabung.

    Analisis ini juga mengasumsikan bahwa tidak terdapat kehilangan kalor melalui

    dinding selongsong (shell) ke udara luar disekitarnya.

    Laju perpindahan kalor yang diserap oleh fluida (udara) dalam selongsong

    (shell) dihitung dengan rumus :

    )()( , umukupumusoou TTcmTTAhQ && (2.1)

    dimana :

    hu = koefisien perpindahan kalor konveksi udara (W/m2

    K)

    Ao = luas dinding luar tabung (m2)

    Tso = suhu dinding luar tabung (oC)

    Tmu = (Tum+Tuk)/2 = suhu rata-rata udara (oC)

    um& = laju aliran massa udara (kg/s)

    cp,u = panas jenis udara (J/kg K)

    Tuk= suhu udara keluar selongsong (oC)

    Tum = suhu udara masuk selongsong (oC)

    Laju perpindahan kalor yang dilepaskan oleh fluida (air) dalam tabung (tube)

    dihitung dengan rumus :

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Alat Penukar Kalor Selongsong Dan Tabung

    10/20

    )()( , akamapasimaia TTcmTTAhQ && (2.2)

    dimana :

    ha = koefisien perpindahan kalor konveksi air (W/m2

    K)

    Ai = luas dinding dalam tabung (m2)

    Tsi = suhu dinding dalam tabung (oC)

    Tma = (Tam+Tak)/2 = suhu rata-rata air (oC)

    am& = laju aliran massa air (kg/s)

    cp,a = panas jenis air (J/kg K)

    Tak= suhu air keluar tabung (oC)

    Tam = suhu air masuk tabung (oC)

    Laju perpindahan kalor menyeluruh dari fluida (air) melalui dinding tabung

    (tube) ke fluida (udara) dihitung dengan rumus :

    t

    lmlms R

    T

    TAUQ

    =

    &

    (2.3)

    dimana :

    (K)logaritmikrata-ratasuhubeda= lmT

    Gambar 2.5 : Diagram Temperatur

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Alat Penukar Kalor Selongsong Dan Tabung

    11/20

    [ ])/()(ln)()(

    umakukam

    umakukamlm

    TTTT

    TTTTT

    =

    iioos AUAUAU ==

    Uo = koefisien perpindahan kalor menyeluruh berdasarkan permukaan

    luar tabung (m2)

    11

    2

    )/ln(1

    ++=

    us

    ioo

    ai

    oo

    hLk

    DDA

    hA

    AU

    1

    12

    )/ln(1

    ++=

    u

    iooT

    ai

    o

    hkDDDN

    hDD

    Ui = koefisien perpindahan kalor menyeluruh berdasarkan permukaan

    dalam tabung (m2)

    11

    2

    )/ln(1

    ++=

    uo

    i

    s

    ioi

    ai

    hA

    A

    Lk

    DDA

    hU

    11

    2

    )/ln(1

    ++=

    uo

    iioiT

    a hD

    D

    k

    DDDN

    h

    ++=

    uos

    io

    ait

    hALk

    DD

    hAR

    1

    2

    )/ln(

    1

    Ao = luas dinding luar tabung (m2)

    soTo LDNA =

    Ai = luas dinding dalam tabung (m2)

    siTi LDNA =

    hu = koefisien perpindahan kalor konveksi udara (W/m2

    K)

    ha = koefisien perpindahan kalor konveksi air (W/m2

    K)

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Alat Penukar Kalor Selongsong Dan Tabung

    12/20

    k = konduktifitas panas tabung (W/m2

    K)

    Do = diameter luar tabung (m)

    Di = diameter dalam tabung (m)

    LS = panjang tabung (m)

    NT = jumlah tabung

    Koefisien perpindahan kalor konveksi fluida (air) dalam sisi tabung dapat

    dihitung dengan rumus :

    i

    a

    i

    a

    i

    aaa

    D

    k

    D

    k

    D

    kNuh 36,4

    11

    48=== (untuk laminar Re4000) (2.5)

    dimana : ka = konduktifitas panas air (W/m2

    K)

    n = 0,4 (untuk pemanasan)

    n = 0,3 (untuk pendinginan)

    Koefisien perpindahan kalor konveksi fluida (udara) dalam sisi selongsong

    dapat dihitung dengan rumus :

    e

    uuu

    D

    kNuh = (2.6)

    dimana : ku = konduktifitas panas udara (W/m2

    K)

    De = diameter ekivalen (m)

    Kern [3] menyatakan bahwa untuk pemotongan sekat (baffle cut) 25 %, maka

    bilangan Nusselts dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Alat Penukar Kalor Selongsong Dan Tabung

    13/20

    14,0

    ,

    3/155,0 )(Pr)Re(36,0

    =

    su

    uuuuNu

    (2.7)

    dimana : u = viskositas dinamik udara (kg/m.s)

    u,s = viskositas dinamik udara pada suhu dinding (kg/m.s)

    u

    uupu

    k

    c Pr

    ,=

    uf

    eu

    u

    emaksu

    uA

    DmDV

    Re

    &==

    Af = luas aliran silang (m2)

    De = diameter ekivalen (m)

    Untuk alat penukar kalor selongsong dan tabung dengan susunan tabung belah

    ketupat (rotated square) maka definisi luas aliran dan diameter ekivalen adalah

    sebagai berikut :

    ( )

    += oT

    T

    oOTL

    OTLsBf DPP

    DDDDLA

    707,0(2.8)

    PTP1

    PT

    C1

    Do

    Gambar 2.6 : Susunan Tabung Belah Ketupat

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Alat Penukar Kalor Selongsong Dan Tabung

    14/20

  • 7/27/2019 Alat Penukar Kalor Selongsong Dan Tabung

    15/20

    dimana :

    dinginfluidapanaskapasitaslaju== pccc cmC&

    panasfluidapanaskapasitaslaju== phhh cmC &

    (kg/s)dinginfluidamassaaliranlaju=cm&

    (kg/s)panasfluidamassaaliranlaju=hm&

    Tci = suhu masuk fluida dingin (oC)

    Tco = suhu keluar fluida dingin (oC)

    Thi = suhu masuk fluida panas (oC)

    Tho = suhu keluar fluida panas (oC)

    Laju perpindahan kalor maksimum yang mungkin dalam alat penukar kalor

    adalah berdasarkan perbedaan temperatur maksimum dan laju kapasitas panas yang

    minimum, yaitu :

    )( cihiminmaks TTCQ =& (2.12)

    dimana, Cmin adalah yang lebih kecil dari Ch dan Cc.

    Selain itu dengan mensubstitusi persamaan 2.11 dan 2.12 ke persamaan 2.10

    maka efektivitas dapat dinyatakan sebagai berikut :

    )(

    )(

    )(

    )(

    cihimin

    cicoc

    cihimin

    hohih

    TTC

    TTC

    TTC

    TTC

    =

    = (2.13)

    bila Ch adalah Cmin maka :)(

    )(

    cihi

    hohi

    TT

    TT

    = (2.14)

    dan bila Cc adalah Cmin maka :)(

    )(

    cihi

    cico

    TT

    TT

    = (2.15)

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Alat Penukar Kalor Selongsong Dan Tabung

    16/20

    Apabila efektivitas dari alat penukar kalor diketahui, maka laju perpindahan

    kalor aktual dapat ditentukan sebagai berikut :

    )( cihiminmaks TTCQQ == && (2.16)

    Penurunan Tekanan (pressure drop)

    Penurunan tekanan merupakan suatu kerugian tekanan antara sisi masuk dan

    keluar dari bundel tabung yang terjadi pada aliran dalam sisi selongsong (shell).

    Penurunan tekanan ini dipengaruhi oleh bentuk geometri dari tabung dan sifat-sifat

    aliran fluida melalui bundel tabung.

    Yunus A. Cengel [17] dalam bukunya menyatakan penurunan tekanan dalam

    bundel tabung sebagai berikut :

    2

    2maksL

    VfNP

    = (2.17)

    dimana :

    P = penurunan tekanan (Pa)

    gesekfaktor=f

    koreksifaktor=

    1= untuk susunan tabung bujur sangkar dan segitiga

    NL = jumlah baris tabung

    Vmaks = kecepatan maksimum fluida (m/s)

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Alat Penukar Kalor Selongsong Dan Tabung

    17/20

    Selain itu Hewitt at al [22] dalam bukunya menyatakan penurunan tekanan

    dalam berkas tabung sebagai berikut :

    ( )2

    2maksfra

    VKnKp

    += (2.18)

    dimana :

    Ka = konstanta

    nr= jumlah baris tabung

    Kf = parameter yang tergantung Re, Vmaks dan bentuk geometri

    Demikian juga Kern [3] menyatakan penurunan tekanan aliran fluida dalam

    sisi selongsong adalah sebagai berikut :

    2

    2

    14,0 2

    )/(

    )1(4

    fe

    s

    sw

    Bs

    A

    m

    D

    DNfp

    &+= (2.19)

    dimana : Ds = diameter selongsong (m)

    =f faktor gesek

    NB = jumlah sekat

    =m& laju aliran massa fluida dalam selongsong (kg/s)

    =fA luas aliran silang (m2)

    Sidik Kakac dkk [5], menyatakan bahwa penurunan tekanan adalah fungsi

    dari jumlah segmen lintasan pada bundel tabung yang terletak diantara sekatdengan

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Alat Penukar Kalor Selongsong Dan Tabung

    18/20

    sekat (NB + 1) dan jarak lintas aliran pada setiap segmen sehingga penurunan tekanan

    dapat dihitung dari persamaan :

    2

    )1(

    2ss

    e

    sB

    V

    D

    DNfp

    += (2.20)

    dimana : p = penurunan tekanan (Pa)

    De = diameter ekivalen (m)

    Vs = kecepatan aliran fluida (m/s)

    s = massa jenis fluida (kg/m3)

    2.3 Kerangka Konsep Penelitian

    Hasil yang diperoleh dalam suatu penelitian dipengaruhi oleh variabel-

    variabel penelitian itu sendiri. Kerangka konsep penelitian diperlihatkan pada

    Gambar 2.7 dan diagram alir/urutan penelitian pada Gambar 2.8.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Alat Penukar Kalor Selongsong Dan Tabung

    19/20

    Gambar 2.7 : Kerangka Konsep Penelitian

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/27/2019 Alat Penukar Kalor Selongsong Dan Tabung

    20/20

    Gambar 2.8 : Diagram alir penelitan