akuntansi zakat, infaq dan shodaqah.docx

59
1 Definisi Dana Zakat Zakat adalah sebagian harta yang wajib dikeluarkan oleh wajib zakat (muzakki) untuk diserahkan kepada penerima zakat (mustahiq).Pembayaran zakat dilakukan apabila nisab dan haulnya terpenuhi dari harta yang memenuhi kriteria wajib zakat.Unsur dasar Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat meliputi sumber dana, penggunaan dana, penggunaan dana selama jangka waktu, serta saldo dana zakat yang menunjukkan dana zakat yang belum disalurkan pada tanggal tertentu. 1 Dalam hal ini, dana zakat tidak diperkenankan untuk menutup penyisihan kerugian asset produktif. Sumber dana zakat di bank syariah terdiri atas: 1. Zakat dari dalam entitas bank syariah 2. Dana zakat dari pihak luar entitas bank syariah (termasuk zakat dari nasabah) 1. Konsep Dasar Sistem Zakat Konsep al-Qur’an tentang zakat adalah bahwa apa yang berada dalam genggaman tangan seseorang atau sekelompok orang, pada hakekatnya adalah milik Allah SWT. dan manusia diwajibkan menyerahkan kadar tertentu daripadanya untuk kepentingan saudara-saudara mereka. Dalam berproduksi pada hakekatnya merupakan pemanfaatan materi-materi yang telah diciptakan dan dimiliki oleh 1 PSAK 101 paragraf 71-72

Upload: nizar-muhammad

Post on 22-Nov-2015

94 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1

Definisi Dana ZakatZakat adalah sebagian harta yang wajib dikeluarkan oleh wajib zakat (muzakki) untuk diserahkan kepada penerima zakat (mustahiq).Pembayaran zakat dilakukan apabila nisab dan haulnya terpenuhi dari harta yang memenuhi kriteria wajib zakat.Unsur dasar Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat meliputi sumber dana, penggunaan dana, penggunaan dana selama jangka waktu, serta saldo dana zakat yang menunjukkan dana zakat yang belum disalurkan pada tanggal tertentu.[footnoteRef:2] [2: PSAK 101 paragraf 71-72]

Dalam hal ini, dana zakat tidak diperkenankan untuk menutup penyisihan kerugian asset produktif. Sumber dana zakat di bank syariah terdiri atas:1. Zakat dari dalam entitas bank syariah2. Dana zakat dari pihak luar entitas bank syariah (termasuk zakat dari nasabah)

1. Konsep Dasar Sistem ZakatKonsep al-Quran tentang zakat adalah bahwa apa yang berada dalam genggaman tangan seseorang atau sekelompok orang, pada hakekatnya adalah milik Allah SWT. dan manusia diwajibkan menyerahkan kadar tertentu daripadanya untuk kepentingan saudara-saudara mereka. Dalam berproduksi pada hakekatnya merupakan pemanfaatan materi-materi yang telah diciptakan dan dimiliki oleh Allah SWT. Manusia dalam berproduksi hanya mengadakan perubahan, penyesuaian, atau perakitan satu bahan dengan bahan yang lain yang sebelumnya telah diciptakan Allah. Oleh karena itu Allah SWT.sebagai pemilik segala sesuatu, mewajibkan yang berkelebihan agar menyisihkan sebahagian harta mereka untuk fakir miskin.(QS. Muhammad: 37-38). Jadi zakat harta tersebut selain untuk menutupi kebutuhan fakir-miskin selama satu tahun, dan menurut Imam Syafii untuk seumur hidup.Zakat tersebut dapat pula dipergunakan sebagai modal kerja atau untuk modal berproduksi sesuai keahlian dan keterampilan masing-masing, yang ditopang oleh peningkatan kualitas.[footnoteRef:3] [3: Abdi Zulkarnain Sitepu, 2005. Pemberdayaan Masyarakat Islam Melalui Pemberdayaan Ekonomi Umat.Diakses di www.komunitas.wikispaces.com/file/view/ PEMBERDAYAAN+MASYARAKAT+ISLAM+MELALUI.pdf, tanggal 05 Juni 2012, hal 198.]

a. Pengumpulan ZakatSecara substansial, zakat dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu zakat fitrah, zakat kekayaan, zakat penghasilan dan zakat barang temuan.1) Zakat Fitrah untuk Setiap Pribadi (Badan). Zakat ini merupakan zakat yang diwajibkan untuk setiap pribadi Muslim. Disebut zakat fitrah karena zakat ini diwajibkan setelah futur (berbuka puasa) pada bulan Ramadhan, pada Hari Raya Idul Fitri. Pelaksanaan zakat fitrah tidak mensyaratkan kecuali beragama Islam dan adanya kelebihan dari makanan pada hari dan malam hari raya. Dengan demikian zakat fitrah tidak mensyaratkan nishab bagi yang mengeluarkannya. Disamping itu, zakat fitrah didasarkan pada jumlahnya, yaitu satu sha (4 kati/25 kg), baik keju, anggur, gandum, beras, kismis atau makanan pokok lainnya.[footnoteRef:4] [4: Sahri Muhammad, Mekanisme Zakat dan Permodalan Masyarakat: Pengantar untuk Rekonstruksi Kebijakan Pertumbuhan Ekonomi, Cetakan I, (Malang: Bahtera Press, 2006), hal 32.]

2) Zakat Kekayaan. a) Zakat Uang: Emas, Perak dan Kertas. Batasan tentang besarnya zakat kekayaan emas dan perak mengikuti petunjuk Rasulullah SAW, yaitu apabila barang perak sampai pada nishabnya sebesar 200 dirham (5 awaq/595 gram perak), demikian pula jika barang emas seharga nishab perak, yaitu sebesar 20 dinar (sekitar 85 gram emas), maka wajib dikeluarkan zakatnya 2,5%. Ulama lain menggunakan ukuran nishab emas sebesar 93,6 gram emas atau sebesar Rp. 7.956.000,00 atau sekitar Rp. 8.000.000,00 per tahun/ pendapatan bersih sekitar Rp. 663.000,00 per bulan. Dengan perhitungan 4 anggota rumah tangga dengan biaya hidup masing-masing Rp. 300.000,00 per bulan, maka batas kaya menurut ketentuan zakat adalah memiliki penghasilan Rp. 663.000,00 + Rp. 1.200.000,00 = Rp. 1.883.000,00 per bulan.b) Zakat Ternak. Perhitungan zakat ternak seseorang didasarkan pada persyaratan hak milik penuh, telah satu tahun dan mencapai batas pemilikan (nishab) tertentu. Disyaratkan juga digembalakan dan tidak dipekerjakan. Jika ternak tersebut digunakan untuk membajak sawah atau perhiasan dan hiburan pemiliknya, maka tidak dikenakan zakat.c) Zakat Perdagangan. Zakat perdagangan adalah serupa dengan zakat kekayaan uang, emas dan perak, yaitu dengan besaran zakat 2,5%.[footnoteRef:5] [5: Ibid., hal 34.]

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu.dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan Ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS. al-Baqarah: 267)

3) Zakat Penghasilan. a) Zakat Pertanian dan Tanaman (Biji-Bijian). Nishab zakat pertanian sebesar 5 wassaq (sekitar 653 Kg dalam keadaan kering). Jika sawah tadah hujan dikenakan zakat sebesar 10% dan untuk sawah yang diairi dikenakan zakat sebesar 5%.b) Zakat Industri. Zakat industri dikenakan atas dasar laba industri dengan nishab analog zakat pertanian dan hasil tanaman lainnya. Para Ulama berbeda pendapat dalam penetapan prosentase zakat industri, berkisar antara 2,5% (mengacu pada zakat perdagangan) dan 5% (mengacu pada zakat pertanian yang diairi).c) Zakat Pendapatam (Profesi). Upah atau gaji merupakan salah satu bentuk kekayaan. Besarnya zakat dan nishabnya sesuai dengan kekayaan emas, perak atau uang kertas dengan besaran zakat 2,5% dan dapat dikeluarkan setiap kita panen mengacu pada zakat pertanian.4) Zakat Barang Temuan. Zakat barang temuan merupakan bentuk pendapatan yang diperoleh tanpa biaya. Besaran zakat barang temuan adalah 20%.[footnoteRef:6] [6: Ibid., hal 36.]

b. Penyaluran Zakat (Delapan Ashnaf)Allah SWT telah menetukan golongan-golongan tertentu yang berhak menerima zakat, dan bukan diserahkan kepada pemerintah untuk membagikannya sesuai dengan kehendaknya. Arif Mufraini (2006:174) merumuskan bahwa zakat harus dibagikan kepada golongan-golongan yang telah ditentukan dalam ayat:

Artinya:Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. At- Taubah: 60)

Dari ayat di atas diperoleh pemahaman bahwa yang berhak menerima zakat (mustahiq) ada delapan. Fakhruddin (2008:297) memperinci dengan perincian sebagai berikut:1) Kelompok Fakir-Miskin.a) Fakir adalah orang yang tidak harta untuk keperluan hidup sehari-hari dan tidak mampu untuk bekerja dan berusaha.b) Miskin adalah orang yang berpenghasilan sehari-harinya tidak mencukupi kebutuhan hidupnya. 2) Kelompok Amil Zakat. Yang diaksud dengan amil zakat adalah semua pihak yang bertindak dan bertugas mengumpulkan, menyimpan, menjaga, mencatat dan menyalurkan harta zakat. Agar pekerjaan mulia ini dapat terealisasi dengan sempurna, Islam telah menetapkan persyaratan bagi seorang amil yang ingin mengorbankan waktu, pikiran dan tenaganya untuk Islam sebagai berikut: Muslim, Mukallaf, Amanah dan jujur, Mengerti dan paham seputar zakat dan hukumnya, serta dapat mengerjakan amal tersebut dengan sebaik-baiknya. 3) Kelompok Riqab (Budak). Budak adalah orang yang belum merdeka. Dalam sejarahnya, jauh sebelum Islam dating, riqab terjadi karena sebab tawanan perang. Oleh sebab itu, ada beberapa cara yang digunakan untuk membantu memerdekakan budak, seperti sebagai sanksi dari beberapa pelanggaran terhadap aturan Islam. Harta zakatpun diperuntukkan bagi budak yang masuk Islam untuk mendapatkan hak kemerdekaannya sebagai manusia merdeka.4) Kelompok Muallaf. Golongan muallaf terbagi menjadi tujuh golongan. Antara lain: 1) golongan yang diharapkan keislamannya atau keislaman kelompoknya atau keluarganya, 2) golongan yang dikhawatirkan perilaku kriminalitasnya, 3) pemimpin serta tokoh masyarakat yang masuk Islam dan mempunyai sahabat-sahabat orang kafir (non muslim), 4) kaum muslim akan tetapi imannya masih lemah, 5) kaum muslim yang bertempat tinggal di benteng-benteng dan daerah yang berbatasan dengan musuh, 6) kaum muslim yang membutuhkan dana untuk mengurus dan memerangi kelompok pembangkang kewajiban zakat. 5) Kelompok Gharimin. Gharim adalah orang mempunyai banyak hutang dan ia tidak mampu untuk membayarnya. Pemahaman terhadap gharim dalam sebagian besar literatur tafsir atau fiqih dibatasi pada orang yang punya hutang untuk keperluannya sendiri dan dari dana zakat diberikan untuk membebaskannya dari hutang. Namun beberapa pendapat membedakannya kepada dua kelompok, yaitu orang yang berhutang untuk kepentingannya sendiri dan orang yang berhutang untuk kepentingan orang lain. 6) Kelompok Fii Sabilillah. Sabilillah adalah orang-orang yang berjuang di jalan Allah. Pada masa awal dipahami dengan jihad fii sabilillah, namun dalam perkembangannya sabilillah tidak hanya terbatas pada jihad, akan tetapi mencakup semua program dan kegiatan yang memberikan kemaslahatan pada umat Islam, seperti mendirikan benteng, memakmurkan masjid, termasuk mengurus mayat. Bahkan termasuk di dalamnya para ilmuwan yang melakukan tugas untuk kepentingan umat Islam.7) Kelompok Ibnu Sabil. Ibnu sabil adalah orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) seperti dalam berdakwah dan menuntut ilmu. Tujuan pemberian zakat untuk mengatasi ketelantaran, meskipun di kampung halamannya ia termasuk mampu. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa Islam memberikan perhatian kepada orang yang terlantar.[footnoteRef:7] [7: Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia (Malang: UIN-Malang Press, 2008), hal 297.]

Akuntansi Dana ZakatBerikut akan disajikan ilustrasi kasus yang terkait dengan pengumpulan dan penyaluran dana zakat.[footnoteRef:8] [8: Rizal Yahya dkk, Akuntansi Perbankan Syariah: Teori dan Praktek Kontemporer. (Jakarta: Salemba Empat, 2006), hal 319-321.]

Pada laporan keuangan tahun 20XA, saldo dana zakat Bank Syariah Peduli (BSP) adalah sebesar Rp. 15.000.000. berikut adalah transaksi yang terkait dengan dana zakat pada BPS selama tahun 20XB.15 Januari 20XB diterima zakat dari bapak Rahmad secara tunai sebesar Rp. 3.000.000.13 Maret 20XB diterima zakat dari bapak Thariq secara tunai sebesar Rp. 12.000.000.17 Maret 20XB disalurkan tunai dana zakat kepada masyarakat miskin sebesar Rp. 12.000.000.1 April 20 XB diterima zakat perniagaan Bank Syariah Peduli selama tahun 20XB sebesar Rp. 50.000.000.

2 Mei 20XB diterima via rekening tabungan, zakat dari jamaah pengajian BUMN sebesar Rp. 10.000.000.7 Mei 20XB disalurkan dana zakat kepada ustadz yang berdakwah di pedalaman pulau Kalimantan sebesar Rp. 10.500.000.16 Agustus 20XB diterima dana zakat penghasilan dari nasabah Giro sebesar Rp. 20.000.000 via rekening nasabah.25 September 20XB disalurkan tunai dana zakat kepada orang miskin sebesar Rp. 65.000.000.30 November 20XB disalurkan tunai dana zakat kepada muallaf sebesar Rp. 2.000.000.15 Desember 20XB disalurkan tunai dana zakat kepada ibnu sabil sebesar Rp. 500.000.27 Desember 20XB ditransfer hononarium amil sebesar Rp. 500.000 ke rekening tabungan bapak Adi petugas penyaluran bantuan dana ZIS.

Jurnal transaksi di atas adalah sebagai berikut:TanggalRekeningDebit (Rp)Kredit (Rp)

15 Januari 20XBDb. Kas 3.000.000

Kr. Dana Zakat3.000.000

Ket: Zakat dari pihak luar

13 Maret 20XBDb. Kas12.000.000

Kr. Dana Zakat12.000.000

Ket: Zakat dari pihak luar

17 Maret 20 XBDb. Dana Zakat12.000.000

Kr. Kas12.000.000

Ket: Dibayar kepada orang miskin

1 April 20 XBDb. Zakat Bank Syariah Peduli50.000.000

Kr. Dana Zakat50.000.000

Ket: Zakat dari bank

2 Mei 20XBDb. Rekening tabungan nasabah10.000.000

Kr. Dana Zakat10.000.000

Ket: Zakat dari pihak luar bank

7 Mei 20XBDb. Dana Zakat10.500.000

Kr. Kas10.500.000

Ket: Dibayar kepada fisabilillah

16 Agustus 20XBDb. Rekening giro nasabah20.000.000

Kr. Dana Zakat20.000.000

Ket: Zakat dari pihak luar bank

25 September 20XBDb. Dana Zakat65.000.000

Kr. Kas65.000.000

Ket: Dibayar kepada orang miskin

30 November 20XBDb. Dana Zakat2.000.000

Kr. Kas2.000.000

Ket: Dibayar kepada muallaf

15 Desember 20XBDb. Dana Zakat500.000

Kr. Kas500.000

Ket: Dibayar kepada ibnu sabil

27 Desember 20XBDb. Dana Zakat500.000

Kr. Rekening tabungan- Bpk. Adi 500.000

Ket: Dibayar kepada amil

Berdasarkan transaksi di atas, maka dapat dibuat Laporan Sumber dan Dana Zakat sebagai berikut untuk tahun 20XB yang dibandingkan dengan laporan tahun sebelumnya.

Bank Syariah PeduliLaporan Sumber dan Penggunaan ZakatPeriode 1 Januari s.d 31 Desember 20XB dan 20XA

KeteranganTahun 20XBTahun 20XA

Sumber Dana Zakata. Zakat dari Bankb. Zakat dari pihak luar BankTotal Sumber Dana

Penggunaan Dana Zakata. Fakirb. Miskinc. Amild. Muallafe. Gharimf. Hamba sahaya (riqab)g. Orang yang berjihad (fisabilillah)h. Orang yang dalam perjalanan (ibnu sabil)Total Penggunaan

Kenaikan (penurunan) sumber atas penggunaan

Sumber dana zakat pada awal tahun

Sumber dana zakat pada akhir tahunRp. 50.000.000Rp. 45.000.000Rp. 95.000.000

(Rp. 0)(Rp.77.000.000)(Rp. 500.000)(Rp. 2.000.000)(Rp. 0)(Rp. 0)(Rp. 10.500.000)(Rp. 500.000)(Rp. 90.500.000)

Rp. 4.500.000

Rp. 15.000.000

Rp. 19.500.000Rp. 35.000.000Rp. 45.000.000Rp. 80.000.000

(Rp. 0)(Rp.48.000.000)(Rp. 500.000)(Rp. 4.000.000)(Rp. 0)(Rp. 0)(Rp. 1.500.000)(Rp. 30.000.000)(Rp. 84.000.000)

Rp. 4.000.000

Rp. 19.000.000

Rp. 15.000.000

Berdasarkan PAPSI (2003), sekiranya bank syariah menyalurkan dana zakat melalui pengelola zakat yang badan hukumnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang zakat dan terpisah dari badan hukum bank, maka bank dianggap telah menyalurkan dana zakat yang diterimanya secara keseluruhan berdasarkan prinsip syariah.[footnoteRef:9] Oleh karena itu, dalam laporan sumber dan penggunaan dana zakat tidak perlu merinci penyaluran dana zakat seperti di atas, tetapi cukup menyebutkan lembaga pengelolanya seperti dalam contoh berikut: [9: Slamet Wiyono, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasarkan PSAK dan PAPSI. (Jakarta: Grasindo, 2005), hal 55.]

Bank Syariah PeduliLaporan Sumber dan Penggunaan ZakatPeriode 1 Januari s.d 31 Desember 20XB dan 20XA

KeteranganTahun 20XBTahun 20XA

Sumber Dana Zakata. Zakat dari Bankb. Zakat dari pihak luar BankTotal Sumber DanaPenggunaan Dana Zakata. LAZIS Muhammadiyahb. LAZIS NUc. PKPUd. DSUQe. Rumah Zakatf. Dompet DhuafaTotal Penggunaan

Kenaikan (penurunan) sumber atas penggunaan

Sumber dana zakat pada awal tahun

Sumber dana zakat pada akhir tahunRp. xxxxxxxxRp. xxxxxxxxRp. xxxxxxxx

(Rp. xxxxxxxx)(Rp. xxxxxxxx)(Rp. xxxxxxxx)(Rp. xxxxxxxx) (Rp. xxxxxxxx)(Rp. xxxxxxxx)(Rp. xxxxxxxx)

Rp. xxxxxxxx

Rp. Xxxxxxxx

Rp. xxxxxxxx Rp. xxxxxxxxRp. xxxxxxxxRp. xxxxxxxx

(Rp. xxxxxxxx)(Rp. xxxxxxxx)(Rp. xxxxxxxx)(Rp. xxxxxxxx) (Rp. xxxxxxxx)(Rp. xxxxxxxx)(Rp. xxxxxxxx)

Rp. xxxxxxxx

Rp. xxxxxxxx

Rp. xxxxxxxx

Dana Infaq dan ShodaqahIstilah Infaq dan Shodaqoh sering digunakan secara bersamaan dalam beberapa pembahasan, seperti pembahasan mengenai pengelolaan dana Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (ZIS) sehingga muncul istilah Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (BAZIS) maupun Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (LAZIS). Padahal istilah amil hanya digunakan dalam konsep pengelolaan dana zakat. Namun demikian, praktik pengelolaan dana ZIS sudah begitu popular di Indonesia sehingga seolah-olah dana ZIS tidak ada bedanya satu dengan yang lain.Infaq merupakan harta (materi) yang disunnahkan untuk dikeluarkan dengan jumlah dan waktu yang tidak ditentukan.Penyalurannya tidak ditentukan penerimanya. Sedangkan shodaqoh adalah harta non materiil yang disunnahkan untuk dikerjakan, contoh: senyum, menyingkirkan batu/paku ditengah jalan, dan lain sebagainya. Pengertian Infaq sebenarnya sama dengan pengertian shodaqoh, termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika infaq berkaitan dengan materi, shodaqoh memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang bersifat non materi.Secara akuntansi, infaq masih mungkin untuk dihitung sedangkan shodaqoh tidak mudah melakukan kalkulasi secara tepat karena merupakan pemberian harta non materiil.[footnoteRef:10] [10: Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen, hal 300-302.]

Beberapa ayat Al-Quran dan Hadis yang menerangkan tentang infaq dan shodaqoh, antara lain:1. Surat Al baqarah: 195dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

2. Surat Al Baqarah: 215mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Dan apa saja kebaikan yang kamu b uat, Maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.

3. Surat At Taubah: 35 pada hari dipanaskan emas perakitu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.

4. Surat At Taubah: 104tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hambaNya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang?

5. Surat Al Anam: 141dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma,tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya), makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dishodaqohkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.

6. Hadis Riwayat MuslimHR Muslim dari Abu Dzar, Rasulullah menyatakan bahwa jika tidak mampu bershodaqoh dengan harta maka membaca tasbih, membaca takbir, tahmid, tahlil, berhubungan suami-istri, dan melakukan kegiatan amar maruf nahi munkar adalah shodaqoh

Jika seseorang telah berzakat tetapi masih memiliki kelebihan harta, sangat dianjurkan sekali untuk berinfaq dan bershodaqoh. Beberapa keutamaan Infaq dan Shodaqoh yang disebutkan dalam Al Quran antara lain:1. Ciri utama orang yang bertakwa (Surat Al Baqarah: 3 dan Ali Imran: 134)2. Ciri mukmin yang sungguh-sungguh imannya (Al anfal: 3-4)3. Ciri mukmin yang mengharapkan keuntungan abadi (Al Faathir: 29)4. Berinfaq untuk melipatgandakan pahala di sisi Allah (Al Baqarah: 262)

Pengelolaan Dana Infaqdan ShodaqohDalam pengelolaannya, dana Infaq khususnya, OPZIS (Organisasi Pengelola Dana Zakat, Infaq, dan Shodaqoh) memisahkannya dengan dana zakat dengan tujuan untuk memisahkan sumber dan penggunaan dananya sehingga amanah dari masyarakat bisa disampaikan sesuai dengan ketentuan syariah. Laporan keuangan yang disusun untuk memberikan informasi pengelolaan dana infaq paling tidak memberikan informasi tentang dari mana sumber dana infaq diperoleh dan kemana penyaluran dana infaq tersebut dilakukan.Dalam praktiknya, jika OPZIS menerima shodaqoh dalam bentuk barang, maka OPZIS perlu melakukan penilaian terhadap harga riil barang yang diberikan sepanjang bisa diketahui secara pasti sehingga barang tersebut kemudian dikuantifikasi dengan nilai nominal yang dicantumkan dalam laporan keuangan. Tidak jarang, dana infaq suatu ketika digunakan untuk menanggung kegiatan operasional OPZIS dikarenakan dana amil zakat yang terbatas, padahal dalam kondisi tertentu diperlukan dana operasional untuk menyelenggarakan aktivitas tertentu berkaitan dengan kegiatan penghimpunan maupun penyaluran dana ZIS. Dalam konteks ini, penggunaan dana infaq untuk kepentingan operasional diperbolehkan sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan syariah.Dalam proses pencatatannya, pengelolaan dana infaq dan shodaqoh menggunakan sistem akuntansi dana seperti halnya dana zakat. Laporan keuangan yang disajikan antara lain memuat: Pertama, sumber dana infaq dan shodaqoh baik materiil maupun non materiil. Untuk shodaqoh non materiil seperti ada seseorang yang memberikan shodaqoh berupa emas 1 gram, maka perlu dilakukan dikuantifikasi dengan merujuk pada harga pasaran emas pada saat diberikannya shodaqoh tersebut.Penekanan jenis dana infaq diketahui dari niat atau tujuan donaturnya sehingga pengelola dana ZIS perlu menanyakan kepada donator tentang tujuan diberikan dana tersebut, bahkan tidak jarang donator mengikrarkan bahwa dana infaq yang diberikan dialokasikan untuk tujuan khusus (muqayyadah) misalnya infaq untuk fakir miskin atau untuk pendidikan anak yatim. Tentunya pengelola ZIS perlu merinci sumber secara detail sehingga publik juga mengetahui tentang sumber dana yang diperoleh oleh OPZIS. Kadang-kadang pengelola dana ZIS juga menerima dana dari donator yang tidak bersedia menyebutkan identitasnya, hal ini tentunya perlu dihargai sebagai bentuk upaya menghindari adanya riya (suka memamerkan kebaikan kepada orang lain). Namun demikian, sebaiknya pengelola dana ZIS semaksimal mungkin mengupayakan adanya konfirmasi tentang identitas donatur. Paling tidak identitas tersebut hanya digunakan untuk pengendalian internal dan tidak untuk dipublikasikan.Hal ini merupakan upaya yang dilakukan pengelola ZIS untuk meningkatkan akuntabilitas lembaga.Kedua, laporan penyaluran dana infaq dan shodaqoh menyajikan informasi pemanfaatan dan pendayagunaan dana infaq dan shodaqoh. Karena sifatnya yang lebih fleksibel dibandingkan dana zakat, maka penggunaan dana infaq bisa difokuskan untuk kepentingan-kepentingan yang bukan menjadi bagian dari pendayagunaan dana zakat seperti pemanfaatan untuk pendidikan guru-guru TPA yang punya komitmen untuk mengembangkan lembaga pendidikan. Pada saat yang sama, dana zakat lebih diprioritaskan bagi fakir miskin sehingga pemanfaatan dana infaq bisa dibuat lebih inovatif. Contoh lain, pemanfaatan dana infaq untuk investasi sektor produktif untuk kepentingan pengembangan kelembagaan dengan dikombinasikan dengan wakaf produktif. Namun demikian, pengelola dana infaq perlu memprioritaskan donatur dengan akad muqayyadah (amanah untuk menyalurkan pada sektor yang ditunjuk oleh donatur). Ketiga, laporan kondisi saldo dana infaq dengan kesimpulan akhir surplus atau defisit. Informasi ini memberikan gambaran tentang efektifitas dan efisiensi pengelola dana infaq dan shodaqoh dalam penghimpunan dan penyaluran dana infaq dan shodaqoh.

A. Akuntansi Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) Ikatan Akuntan Indonesia telah menyusun Exposure Draft (ED) PSAK 109 tentang Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah sebagai bagian dari penyempurnaan transaksi pengelolaan zakat dan infak/sedekah pada Lembaga Keuangan Syariah. Secara umum, semua LKS baik komersial maupun nirlaba memiliki transaksi pengelolaan dana zakat dan infak/sedekah baik dari individu di dalam entitas maupun dari luar entitas yang diamanahkan kepada LKS.Secara khusus, LKS yang memiliki kompetensi untuk mengelola dana ZIS adalah Organisasi Pengelola Zakat yang berbentuk Badan Amil Zakat (BAZ), Lembaga Amil Zakat (LAZ), maupun Unit Pengumpul Zakat.Pada Rancangan ED PSAK 109 yang pernah disusun oleh IAI sebagai satu tahap yang dilalui menuju penyusunan PSAK terdapat usulan bahwa ruang lingkup pemberlakuan PSAK tentang Zakat dan Infak/Sedekah adalah entitas pembayar zakat, entitas pengelola (amil),dan entitas penerima zakat. Dalam terdapat masalah manakala entitas pembayar zakat diusulkan sebagai salah satu bagian yang mengikuti PSAK ini karena hakikatnya perusahaan (entitas) tidak wajib membayar zakat.Subyek yang memiliki kewajiban membayar zakat hanyalah individu saja sehingga Majelis Ulama Indonesia (MUI) menolak untuk mengeluarkan fatwa yang intinya perusahaan wajib mengeluarkan zakat seperti yang pernah diusulkan IAI. Akhirnya ED PSAK 109 tentang Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah saja atau dengan kata lain hanya untuk Organisasi Pengelola Zakat saja sedangkan entitas pembayar dan entitas penerima diharapkan mengacu pada PSAK 101 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Syariah.ED PSAK 109 dikeluarkan oleh IAI pada tanggal 26 Februari 2008 dan disosialisasikan ke publik untuk mendapatkan tanggapan dan masukan demi perbaikan PSAK tersebut. Pada bagian ini akan diuraikan ED PSAK 109 yang kemudian disimulasikan sehingga diharapkan akan diperoleh gambaran implementasi dan dampak pemberlakuan PSAK ini terhadap penyajian dan pengungkapannya.ED PSAK 109 tentang Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah, bahwa dana-dana yang dikelola oleh OPZIS adalah dana zakat, infak/sedekah, dana non halal, dan dana amil menurut ED PSAK ini keempat jenis dana tersebut perlu dilakukan pencatatan secara spesifik dan tersendiri menurut sumber penghimpunan dan peruntukannya. Berikut gambaran ED PSAK Zakat dan Infak/Sedekah yang dikeluarkan oleh IAI:1. Ruang LingkupPSAK ini berlaku untuk amil yang menerima dan menyalurkan zakat dan infak/sedekah. Amil yang menerima dan menyalurkan zakat dan infak/sedekah, yang selanjutnya disebut amil, merupakan organisasi pengelola zakat yang pembentukannya dimaksudkan untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat dan infak/sedekah.PSAK ini tidak berlaku untuk entitas syariah yang menerima dan menyalurkan zakat dan infak/sedekah, tetapi bukan kegiatan utamanya. Entitas tersebut mengacu ke PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah.a. Definisi-definisi khusus Amil adalah entitas pengelola zakat yang pembentukannya dan atau pengukuhannya diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang dimaksudkan untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat, infak/sedekah. Dana Amil adalah bagian amil atas dana zakat dan infak/sedekah serta dana lain yang oleh pemberi diperuntukkan bagi amil. Dana amil digunakan untuk pengelolaan amil. Dana infak/sedekah adalah bagian nonamil atas penerimaan infak/sedekah. Dana zakat adalah bagian nonamil atas penerimaan zakat Infak/sedekah adalah harta yang diberikan secara sukarela oleh pemiliknya, baik yang peruntukannya dibatasi (ditentukan) maupun tidak dibatasi. Mustahiq adalah orang atau entitas yang berhak menerima zakat Muzakki adalah individu muslim yang secara syariah wajib membayar (menunaikan) zakat. Nisab adalah batas minimum harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki sesuai dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya (mustahiq).b. KarakteristikZakat merupakan kewajiban syariah yang harus diserahkan oleh muzakki kepada mustahiq baik melalui amil maupun secara langsung. Ketentuan zakat mengatur mengenai persyaratan nisab, haul (baik yang periodik maupun yang tidak diperiodik), tariff zakat (qadar), dan peruntukannya.Infak/sedekah merupakan donasi sukarela, baik ditentukan maupun tidak ditentukan peruntukannya oleh pemberi infak/sedekah.Zakat dan infak/sedekah yang diterima oleh amil harus dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan tata kelola yang baik.1) Pengakuan dan Pengukuran Zakat2) Pengakuan AwalPenerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset lainnya diterima. Sedangkan zakat yang diterima dari muzakki diakui sebagai penambah dana zakat:1) Jika dalam bentuk kas maka sebesar jumlah yang diterima2) Jika dalam bentuk nonkas maka sebesar nilai wajar asset nonkas tersebut.Penentuan nilai wajar asset nonkas yang diterima menggunakan harga pasar.Jika harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan metode penentuan nilai wajar lainnya sesuai yang diatur dalam PSAK yang relevan.Zakat yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan dana zakat untuk bagian nonamil. Penentuan jumlah atau persentase bagian untuk masing-masing mustahiq ditentukan oleh amil sesuai dengan prinsip syariah dan kebijakan amil. Jika muzakki menentukan mustahiq yang harus menerima penyaluran zakat melalui amil maka asset zakat yang diterima seluruhnya diakui sebagai dana zakat. Jika atas jasa tersebut amil mendapatkan ujrah/fee maka diakui sebagai penambah dana amil.c. Pengukuran Setelah Pengakuan AwalJika terjadi penurunan nilai aset zakat nonkas, jumlah kerugian yang ditanggung harus diperlakukan sebagai pengurang dana zakat atau pengurang dana amil tergantung dari sebab terjadinya kerugian tersebut.Penurunan nilai asset zakat diakui sebagai:1. Pengurang dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalaian amil2. Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil.

2 Penyaluran ZakatZakat yang disalurkan kepada mustahiq diakui sebagai pengurang dana zakat sebesar:a. Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kasb. Jumlah tercatat, jika dalam bentuk aset nonkasc. Pengakuan dan Pengukuran Infak/Sedekahd. Pengakuan AwalInfak/sedekah yang diterima diakui sebagai dana infak/sedekah terikat atau tidak terikat sesuai dengan tujuan pemberi infak/sedekah sebesar:a. Jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kasb. Nilai wajar, jika dalam bentuk non-kasPenentuan nilai wajar aset non-kas yang diterima menggunakan harga pasar untuk aset nonkas tersebut.Jika harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan metode penentuan nilai wajar lainnya sesuai yang diatur dalam PSAK yang relevan.Infak/sedekah yang diterima diakui sebagai dana amil bagian amil dan dana infak/sedekah untuk bagian penerima infak/sedekah. Penentuan jumlah atau persentase bagian untuk para penerima infak/sedekah ditentukan oleh amil sesuai dengan prinsip syariah dan kebijakan amil.e. Pengukuran Setelah Pengakuan AwalInfak/sedekah yang dapat berupa kas atau asset nonkas.Aset nonkas dapat berupa aset lancar atau tidak lancar.Aset tidak lancar yang diterima oleh amil dan diamanahkan untuk dikelola dinilai sebesar nilai wajar saat penerimaannya dan diakui sebagai aset tidak lancar infak/sedekah. Penyusutan dari aset tersebut diperlakukan sebagai pengurang dana infak/sedekah terikat apabila penggunaan atau pengelolaan aset tersebut sudah ditentukan oleh pemberi.Amil dapat pula menerima aset nonkas yang dimaksudkan oleh pemberi untuk segera disalurkan.Aset seperti ini diakui sebagai aset lancar.Aset ini dapat berupa bahan habis pakai, seperti bahan makanan, atau aset yang memiliki umur ekonomi panjang, seperti mobil ambulance.Aset nonkas lancar dinilai sebesar nilai perolehan sedangkan aset nonkas tidak lancar dinilai sebesar nilai wajar sesuai dengan PSAK yang relevan. Penurunan nilai aset infak/sedekah tidak lancar diakui sebagai:1) Pengurang dana infak/sedekah, jika terjadi bukan disebabkan oleh kelalaian amil.2) Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil.

Dalam hal amil menerima infak/sedekah dalam bentuk aset (nonkas) tidak lancar yang dikelola oleh amil, maka aset tersebut harus dinilai sesuai dengan PSAK yang relevan.Dana infak/sedekah sebelum disalurkan dapat dikelola dalam jangka waktu sementara untuk mendapatkan hasil yang optimal. Hasil dana pengelolaan diakui sebagai penambah dana infak/sedekah.

3. Penyaluran Infak/Sedekah Penyaluran dana infak/sedekah diakui sebagai pengurang dana infak/sedekah sebesar:a. Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kasb. Nilai tercatat aset yang diserahkan, jika dalam bentuk aset nonkas.Penyaluran infak/sedekah kepada amil lain merupakan penyaluran yang mengurangi dana infak/sedekah sepanjang amil tidak akan menerima kembali aset infak/sedekah yang disalurkan tersebut.Penyaluran infak/sedekah kepada penerima akhir dalam skema dana bergulir dicatat sebagai piutang infak/sedekah bergulir dan tidak mengurangi dana infak/sedekah.

4. Pengakuan dan Pengukuran Dana Non HalalPenerimaan dana nonhalal adalah semua penerimaan dari kegiatan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, antara lain penerimaan jasa giro atau bunga yang berasal dari bank konvensional. Penerimaan dana nonhalal pada umumnya terjadi dalam kondisi darurat atau kondisi yang tidak diinginkan oleh entitas syariah karena secara prinsip dilarang.Penerimaan dana nonhalal diakui sebagai dana nonhalal, yang terpisah dari dana zakat, dana infak/sedekah dan dana amil. Aset nonhalal disalurkan sesuai dengan syariah.

5. Penyajian dan Pengungkapan Zakat dan Infak/SedekahAmil menyajikan dana zakat, dana infak/sedekah, dana amil, dan dana nonhalal secara terpisah dalam (laporan posisi keuangan).

a. ZakatAmil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi zakat, tetapi tidak pada:1) Kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas penyaluran, dan penerima.2) Kebijakan pembagian antara dana amil dan dana nonamil atas penerimaan zakat, seperti persentase pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan.3) Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan zakat berupa aset nonkas.4) Rincian jumlah penyaluran dana zakat yang mencakup jumlah beban pengelolaan dan jumlah dana yang diterima langsung mustahiq; dan5) Hubugan istimewa antara amil dan mustahiq yang meliputi:6) Sifat hubungan istimewa7) Jumlah dan jenis aset yang disalurkan8) Presentase dari aset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran selama periode

b. Infak / SedekahAmil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi infak/sedekah, tetapi terbatas pada:1) Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan unfak/sedekah berupa aset nonkas;2) Kebijakan pembagian antara dana amil dan dana nonamil atas penerimaan infak/sedekah, seperti presentase pembagian, alasan, konsistensi kebijakan;3) Kebijakan penyaluran infak/sedekah, seperti penentuan skala prioritas penyaluran, dan penerima;4) Keberadaan dana infak/sedekah yang tidak langsung disalurkan tetapi dikelola terlebih dahulu, jika ada, maka harus diungkapkan jumlah dan presentase dari seluruh penerimaan infak/sedekah selama periode pelaporan serta alasannya;5) Hasil yang diperoleh dari pengelolaan yang dimaksud di huruf (d) diungkapkan secara terpisah;6) Penggunaan dana infak /sedekah menjadi asset kelolaan yang diperuntukkan bagi yang berhak, jika ada, jumlah dan presentase terhadap seluruh penggunaan dana infak/sedekah selama periode pelaporan serta alasannya;7) Rincian jumlah penyaluran dana infak/sedekah yang mencakup jumlah beban pengelolaan dan jumlah dana yang diterima langsung oleh penerima infak/sedekah;8) Rincian dana infak/sedekah berdasarkan pembentukannya, terikat dan tidak terikat; dan hubungan istimewa antara amil dengan penerima infak/sedekah yang meliputi:a) Sifat hubungan istimewa;b) Jumlah dan jenis aset yang disalurkan; danc) Presentase dari aset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran selama periode.

Selama membuat pengungkapan tersebut diatas, amil mengungkapkan hal-hal berikut:a) Keberadaan dana nonhalal, jika ada, diungkapkan mengenai kebijakan atas penerimaan dan penyaluran dana, alasan dan jumlahnya; danb) Kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran dana zakat dan dana infak/sedekah.

Berikut merupakan transaksi yang terjadi selama bulan Oktober 2012 sebagai berikut:NoTglKeterangan

11Diterima pinjaman dari Tuan Ali sebesar Rp 10.000.000,- untuk modal kerja awal lembaga

21Diterima dari PT Karya dana zakat sebesar Rp 80.000.000,- dari infak Rp 50.000.000,-

32Membayar sewa kantor selama setahun sebesar Rp 2.400.000,-

43Membeli alat-alat tulis untuk keperluan lembaga sebesar Rp 1.000.000,-

55Menyalurkan dana zakat kepada fakir 8 orang @ Rp 150.000

66Menyalurkan dana zakat kepada orang yang kekurangan biaya perjalanan si Fulan sebesar Rp 500.000,-

78Menyalurkan dana zakat kepada seorang muallaf sebesar Rp 400.000,-

810Lembaga membuka dua rekening di Bank Syariah IQTISADUNA dg no 01.01 untuk dana zakat dan no 01.02 untuk dana zakat. Masing-masing disetor Rp 5.000.000,-

911Lembaga membuka rekening bank konvensioanal untuk lalu lintas jasa keuangan dan disetor dana sejumlah Rp 1.000.000

1012Menyalurkan zakat sebesar sebesar Rp 10.000.000,- untuk pendidikan didaerah terpencil dan terbelakanag

1112Diterima dari Ibu Rosi zakat dalam bentuk emas sebesar 80 gram. Harga pasar emas tsb Rp 250.00,-

1213Dilakukan penyaluran dalam santunan pendidikan kepada Saudara Abid sebesar Rp 5.000.000,- yang diambil dari dana infaq

1315Menyalurkan dana zakat kepada seorang yang terbelit hutang karena memenuhi kebutuhan pangannya sebesar Rp 750.000,-

1417Disalurka dana infaq sebesar Rp 5.000.000 untuk pembelian keramik bagi renovasi Masjid Al Ikhlas

1519Disalurkan dana infaq sebesar Rp 2.500.000,- untuk pengadaan buku-buku cerita anak muslim bagi pengembangan TPA

1621Diperoleh undian dari bank konvensional sebesar Rp 5.000.000,- dan pembayaran bunga bank sebesar Rp 50.000,-

1724Memberikan bantuan material untuk renovasi wc umum melalui mahasiswa KKN senilai Rp 3.000.000,- yang terdiri dari semen, pasir dan batu

1830Membayar biaya telepon dan listrik masing-masing Rp 200.000,- dan Rp 100.000,-

1930Mmembayar gaji 3 orang amil@ Rp 750.000,-

2030Mencatat transfer dana zakat dan infaq ke dana pengelola

2130Mengembalikan pinjaman kepada Tuan Ali sebesar Rp 10.000.000,-

2230Mengakui biaya sewa kantor untuk bulan juni 2008

Berdasarkan transaksi tersebut jurnal-jurnal yang dibuat oleh LAZ Amanah Ummat adalah sebagai berikut:1. Jurnal untuk mencatat pinjaman dari Tuan Ali sebesar Rp 10.000.000,- yang diakui sebagai kewajiban jangka pendek yang menjadi tanggungan amil.(Dr) Kas AmilRp 10.000.000,-

(Cr) Hutang Jangka Pendek (Amil) Rp10.000.000,-

2. Jurnal penerimaan dana zakat sebesar Rp 80.000.000,- dan dana infak Rp 50.000.000,- dibuat dalam rekening penerimaan dana untuk masing-masing jenis.(Dr) kas ZakatRp 80.000.000,-

(Cr) Penerimaan Dana Zakat Rp80.000.000,-

(Dr) kas InfakRp 50.000.000,-

(Cr) Penerimaan Dana Infaq Rp50.000.000,-

3. Jurnal pembayaran sewa kantor dimuka untuk 1 tahun kedepan sebesar Rp 2.400.00,-(Dr) Sewa Dibayar DimukaRp 2.400.000,-

(Cr) kas Rp 2.400.000,-

4. Jurnal pembelian alat-alat tulis untuk keperluan lembaga sebesar Rp 1.000.000,-(Dr) Suplies (Alat Tulis Kantor)Rp 1.000.000,-

(Cr) kas Rp 1.000.000,-

5. Jurnal penyaluran dana zakat kepada fakir sebesar 8 orang @ Rp 150.000,- sehingga total seluruhnya adalah Rp 1.200.000(Dr) Penyaluran Fakir MiskinRp 1.200.000,-

(Cr) kas Zakat Rp 1.200.000,-

6. Jurnal penyaluran dana zakat kepada orang yang keeurangan biaya perjalanan (ibnu sabil) sebesar Rp 500.000,-(Dr) Penyaluran Ibnu SabilRp 500.000,-

(Cr) kas Zakat Rp 500.000,-

7. Jurnal penyaluran dana zakat kepada orang muallaf sebesar Rp 400.000,-(Dr) Penyaluran MuallafRp 400.000,-

(Cr) kas Zakat Rp 400.000,-

8. Jurnal pembukuan dua rekening di Bank Syariah IQTISADUNA dengan no 01.01 untuk dana zakat dan no 01.02 untuk dana infaq yang masing-masing disetor Rp 5.000.000(Dr) Rek IQTISADUNA 01.01Rp 5.000.000,-

(Cr) kas Zakat Rp 5.000.000,-

(Dr) Rek IQTISADUNARp 5.000.000,-

(Cr) kas Zakat Rp 5.000.000,-

9. Jurnal pembukuan rekening bank konvesional yang disetor dana zakat sejumlah Rp 1.000.000(Dr) Rek Bank KonvesionalRp 1.000.000,-

(Cr) kas Zakat Rp 1.000.000,-

10. Jurnal penyaluran zakat sebesar Rp 10.000.000,- untuk pendidikan Dai(Dr) Penyaluran SabilillahRp 10.000.000,-

(Cr) kas Zakat Rp10.000.000,-

11. Jurnal penerimaan dana zakat dalam bentuk emas sebesar 80 gram dengan nilai Rp 20.000.000,- (80 x Rp 250.000,-)(Dr) Kas ZakatRp 20.000.000,-

(Cr) Penerimaan Dana Zakat Rp80.000.000,-

12. Jurnal penyaluran santunan pendidikan sebesar Rp 5.000.000,- yang diambil dari dana Infaq(Dr) Penyaluran untuk pendidikanRp 400.000,-

(Cr) Kas Infaq Rp 400.000,-

13. Jurnal penyaluran dana zakat kepada seorang yang terbit hutang karena memenuhi kebutuhan pangannya sebesar Rp 750.000,-(Dr) Penyaluran SabilillahRp 750.000,-

(Cr) Kas Zakat Rp 750.000,-

14. Jurnal penyaluran dana infaq sebesar Rp 5.000.000 untuk inovasi Masjid Al Ikhlas(Dr) Penyaluran UntUK PembangunanRp 5.000.000,-

(Cr) Kas Infaq Rp 5.000.000,-

15. Jurnal penyaluran dana infaq sebesar Rp 2.500.000,- untuk pengadaan buku-buku crita anak muslim bagi pengembangan TPA(Dr) Penyaluran Untuk pendidikanRp 2.500.000,-

(Cr) Kas Infaq Rp 2.500.000,-

16. Jurnal untuk pencatatan undian dari bank konvensional sebesar Rp 5.000.000,- dan pembayaran bunga bank sebesar Rp 50.000,- yang dikategorikan sebagai dana non halal(Dr) Rek Bank KonvensionalRp 5.050.000,-

(Cr) Penerimaan Dana Non Halal Rp 5.050.000,-

17. Jurnal pemberian bantuan material untuk renovasi WC umum melalui mahasiswa KKN senilai Rp 3.000.000,- yang terdiri dari semen, pasir, dan batu dengan menggunakan dana non halal(Dr) Penyaluran Dana Non HalalRp 3000.000,-

(Cr) Rek Bank Konvensional Rp 3.000.000,-

18. Jurnal pembayaran biaya telpon dan listrik masing-masing Rp 200.000,- dan Rp 100.000(Dr) Beban Listrik Dan TelponRp 300.000,-

(Cr) Kas Amil Rp 3.00.000,-

19. Jurnal pembayaran gaji 3 orang amil @ Rp 750.000,- sehingga totalnya Rp 2.250.000,-(Dr) Beban Gaji AmilRp 2.250.000,-

(Cr) Kas Amil Rp 2.250.000,-

20. Jurnal untuk mencatat transfer dana zakat dan dana infaq ke dana pengelola(Dr) Penyaluran Dana Zakat AmilRp 12.500.000,-

(Cr) Kas Zakat Rp12.500.000,-

Catatan: penerimaan kas amil dari zakat 12.5% x Rp 100.000.000,- yaitu Rp 12.500.000(Dr) Penyaluran Dana Zakat AmilRp 12.500.000,-

(Cr) Kas Infaq Rp12.500.000,-

Catatan : penerimaan kas amil dari infaq 10% x Rp 50.000.000 yaitu Rp 5.000.000(Dr) Kas AmilRp 1.5700.000,-

(Cr) Penerimaan Dana Amil Dana Zakat Rp12.500.000,-

(Cr) Penerimaan Dana Amil Dana Infaq Rp 5.000.000.-

Catatan: pencatatan pengakuan penerimaan dana amil dari dana zakat dan dana infaq perlu dirinci sehingga jelas sumber dan alokasi penggunaannya.

21. Jurnal untuk mencatat pengembalian pinjaman kepada Tuan Ali Sebesar Rp 10.000.000,- dengan dana amil.(Dr) Hutang Jangka Pendek (Amil)Rp 10.000.000,-

(Cr) Kas Infaq Rp10.000.000,-

22. Jurnal untuk mengakui biaya sewa kantor untuk bulan Juni 2008(Dr) Beban Sewa KantorRp 200.000,-

(Cr) Sewa Dibayar Dimuka Rp 200.000,-

Berdasarkan hasil penjurnalan transaksi-transaksi tersebut, maka buku besar yang dibuat oleh LAZ Amanah Ummat adalah sebagai berikut:1. Kas Dana ZakatTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

01-06-08Penerimaan PT karya80.000.00080.000.000

03-06-08Penyaluran Fakir Miskin 1.200.00078.800.000

06-06-08Penyaluran Ibnu Sabil 500.00078.300.000

08-06-08Penyaluran Muallaf 400.00077.900.000

10-06-08Setoran ke BS IQTISADUNA 5.000.00072.900.000

11-06-08Setoran ke Bank Konven 1.000.00071.900.000

12-06-08Penyaluran Sabilillah10.000.00061.900.000

12-06-08Penerimaan dari Ibu Rosi20.000.00081.900.000

15-06-08Penyaluran Gharim 750.00081.150.000

30 Juni 08Penyaluran Dana Hak Amil12.500.00068.650.000

2. Kas Dana InfakTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

01-06-08Penerimaan PT karya50.000.00050.000.000

10-06-08Setoran infaq ke Bank Syariah IQTISADUNA 5.000.00045.000.000

13-06-08Penyaluran Pendidikan 5.000.00040.000.000

17-06-08Penyaluran Pembangunan 5.000.00035.000.000

19-06-08Penyaluran Pendidikan 2.500.00032.500.000

30-06-08Penyaluran Dana Hak Amil 5.000.00027.500.000

3. Kas Dana AmilTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

01-06-08Pinjaman Tuan Ali10.000.00010.000.000

02-06-08Bayar Dimuka Sewa Kantor 2.400.000 7.600.000

03-06-08Beli Alat Tulis Kantor (ATK) 1.000.000 6.600.000

30-06-08Beban Listrik dan Telpon 300.000 6.300.000

30-06-08Beban Gaji Amil bulan Juni 2008 2.250.000 4.050.000

30-06-08Penerimaan Hak Amil21.550.000

30-06-08Pengembalian Hutang Tn. Ali 1.000.00011.550.000

4. Bank Syariah IQTISADUNA Zakat (01.01)TanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

10-06-08Setoran Zakat Dari Kas5.000.0005.000.000

5. Bank Syariah IQTASADUNA Infaq (01.02)TanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

10-06-08Setoran Infaq Dari Kas5.000.0005.000.000

6. Bank KonvensionalTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

11-06-08Setoran Zakat Dari Kas1.000.0001.000.000

21-06-08Undian dan Bunga5.050.0006.050.000

24-06-08Penyaluran Pembangunan Fasilitas Umum (Via KKN) 3.000.0003.050.000

7. Sewa Dibayar DimukaTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

02-06-08Sewa Kantor2.400.0002.400.000

30-06-08Pengakuan Sewa Bln Juni200.0002.200.000

8. SuppliesTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

03-06-08Beli Alat Tulis Kantor (ATK)1.000.0001.000.000

9. Hutang Jangka PanjangTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

01-06-08Pinjaman Tuan Ali10.000.00010.000.000

30-06-08Pengembalian hutang Tn.Ali10.000.000 0

10. Penerimaan Dana ZakatTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

01-06-08Penerimaan PT. Karya80.000.000 10.000.000

12-06-08Penerimaan dari Ibu Rosi20.000.000100.000.000

11. Penerimaan Dana InfaqTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

01-06-08Penerimaan PT Karya50.000.00050.000.000

12. Penerimaan Dana AmilTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

30-06-08Penerimaan hak amil dari dana zakat12.500.00012.500.000

30-06-08Penerimaan hak amil dari dana infaq 5.000.00017.500.000

13. Penerimaan Dana Non HalalTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

30-06-08Undian dan Bunga5.050.0005.050.000

14. Penyaluran Dana Zakat Fakir MiskinTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

03-06-08Penyaluran Fakir Miskin1.200.0001.200.000

15. Penyaluran Dana Zakat AmilTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

30-06-08Penyaluran Dana Hak Amil12.500.00012.500.000

16. Penyaluran Dana Zakat GharimTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

15-06-08Penyaluran Gharim750.000750.000

17. Penyaluran Dana Zakat SabilillahTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

12-06-08Penyaluran Sabilillah10.000.00010.000.000

18. Penyaluran Dana Zakat Ibnu SabilTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

06-06-08Penyaluran Ibnu Sabil5.00.0005.00.000

19. Penyaluran Dana Zakat MuallafTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

08-06-08Penyaluran Muallaf4.00.0004.00.000

20. Penyaluran Dana Infak PembangunanTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

17-06-08Penyaluran Pembanguna5.000.0005.000.000

21. Penyaluran Dana Infak PendidikanTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

13-06-08Santunan Pendidikan Abid5.000.0005.000.000

19-06-08Penyaluran Pendidikan2.500.0007.500.000

22. Penyaluran Dana Infak Ke AmilTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

30-06-08Penyaluran Dana Hak Amil5.000.0005.000.000

23. Penyaluran Dana Non HalalTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

24-06-08Penyaluran Pembangunan Fasilitas Umum (Via KKN)3.000.0003.000.000

24. Beban Amil Listrik dan TelponTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

30-06-08Beban Listrik dan Telpon300.000300.000

25. Beban Gaji AmilTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

30-06-08Beban Gaji Amil bulan Juni 20082.250.0002.250.000

26. Beban Sewa KantorTanggalKeteranganRefDebetKreditSaldo

30-06-08Pengakuan Sewa Bln Juni2.00.0002.00.000

Berdasarkan hasil posting transaksi-transaksi tersebut ke dalam buku besar, maka LAZ Amanah Ummat akan membuat Laporan Keuangan Bulan Juni 2008 sebagai berikut:POSISI LAPORAN KEUANGANLAZ AMANAH UMMATPer 31 Oktober 2008

KETERANGAN(Dalam Rupiah)KETERANGAN(Dalam Rupiah)

ASETKEWAJIBAN

Aset LancarKewajiban jangka pendek0

Kas dan setara kasBiaya yang harus dibayar

Kas Dana Zakat68.650.000

Kas Dana Infak/sedekah27.500.000Kewajiban jangka panjang0

Kas Dana Amil11.550.000Imbalan kerja jangka panjang

Kas Dana Non Halal0

Jumlah kewajiban

Bank

BS IQTISADUNA 015.000.000SALDO DANA

BS IQTISADUNA 025.000.000Dana Zakat74.650.000

Bank Konvensional3.050.000Dana Infak/nfak32.500.000

Dana Amil 2.050.000

Sewa Dibayar Dimuka2.200.000Dana Non Halal14.750.000

Suplies1.000.000

Jumlah Dana123.950.000

Aset Tetap0

JUMLAH ASET123.950.000JUMLAH KEWAJIBAN DAN SALDO DANA123.950.000

LAPORAN PERUBAHAN DANALAZ AMANAH UMMATUntuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2008

KETERANGAN(Dalam Rupiah)

DANA ZAKAT

PENERIMAAN100.000.000

Muzakki Individu20.000.000

Melalui UPZ Perusahaan80.000.000

Hasil Penempatan00

Bagian Amil atas Penerimaan Dana Zakat(12.500.000)(12.500.000)

Jumlah Penerimaan Dana Zakat Setelah Bagian Amil87.500.000

PENYALURAN

Fakir-Miskin(1.200.000)

Riqab0

Gharim(750.000)

Muallaf(400.000)

Sabilillah(10.000.000)

Ibnu Sabil(500.000)

Jumlah Penyaluran Dana Zakat(12.850.000)

SURPLUS (DEFISIT)74.650.000

Saldo awal 1 Juni 20080

Saldo Akhir 30 Juni 2008(a)74.650.000

DANA INFAK/ SEDEKAH

PENERIMAAN50.000.000

Infak/sedekah terikat atau muqayyadah0

Infak/sedekah tidak terikat atau mutiaqah50.000.000

Hasil Pengelolaan

Bagian Amil atas Penerimaan Dana Infak/Sedekah(5.000.000)

Dana Jumlah Penerimaan Infak/Sedekah setelah Bagian Amil45.000.000

PENYALURAN

Infak/sedekah terikat atau muqayyadah0

Infak/sedekah tidak terikat atau mutiaqah

Pendidikan(7.500.000)

Pembangunan Sarana Ibadah(5.000.000)

Jumlah Penyaluran Dana Infak/Sedekah(12.500.000)

SURPLUS32.500.000

Saldo Awal 1 Juni 20080

Saldo Akhir 30 Juni 2008(b)32.500.000

KETERANGAN(Dalam Rupiah)

DANA AMIL

PENERIMAAN

Bagian Amil dari Dana Zakat12.500.000

Bagian Amil dari Dana Infak5.000.000

Penerimaan Lainnya0

Jumlah Penerimaan Dana Amil17.500.000

PENGGUNAAN

Beban Gaji Amil(2.250.000)

Beban Listrik dan Telpon(300.000)

Beban Sewa Kantor(200.000)

Jumlah Penggunaan Dana Amil(2.750.000)

SURPLUS (DEFISIT)14.750.000

Saldo Awal 1 Juni 20080

Saldo Akhir 30 Juni 200814.750.000

DANA NON HALAL

PENERIMAAN

Bunga Bank50.000

Jasa Giro0

Undian dari Bank Konvensional50.000.000

Penerimaan Lainnya0

Jumlah Penerimaan Dana Non Halal5.050.000

PENGGUNAAN

Pembangunan Fasilitas Umun(3.000.000)

Jumlah Penggunaan Dana Non Halal(2.050.000)

SURPLUS (DEFISIT)14.750.000

Saldo Awal 1 Juni 20080

Saldo Akhir 30 Juni 2008(d)14.750.000

Jumlah Saldo Dana Zakat, Dana Infak/Sedekah, Dana Amil123.950.000

Abdi Zulkarnain Sitepu, 2005. Pemberdayaan Masyarakat Islam Melalui Pemberdayaan Ekonomi Umat.Diakses pada tanggal 05 Juni 2012, diwww.komunitas.wikispaces.com/file/view/ PEMBERDAYAAN+MASYARAKAT+ISLAM+MELALUI.pdf.Muhammad, Sahri, 2006. Mekanisme Zakat dan Permodalan Masyarakat: Pengantar untuk Rekonstruksi Kebijakan Pertumbuhan Ekonomi, Cetakan I, Malang: Bahtera Press.Fakhruddin, 2008.Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia. Malang: UIN-Malang Press.Yahya, Rizal dkk, 2006.Akuntansi Perbankan Syariah: Teori dan Praktek Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.Wiyono, Slamet, 2005. Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasarkan PSAK dan PAPSI. Jakarta: Grasindo.

Antonio, Muhammad Syafii. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Tazkia Cendikia.Dewan Syariah Nasional-MUI.2003. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional.Edisi 2. Jakarta: DSN-MUI dan Bank Indonesia.Harahap, Sofyan S dan Yusuf M. Wiroso. 2004. Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta: LPFE USAKTI.Ikatan Akuntan Indonesia.2003. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia. Jakarta: IAI.